Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SEMINAR

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB) II


DI RSUD M.M DUNDA LIMBOTO

Disusun Oleh :

NURFATMAWATY DAI
NURLATIFAH ZAKARIA
PRATIWI PUTRI DJARO
RAHMAT KADILI

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah tekanan darah dimana sistoliknya diatas 140 mmHg dan

diastoliknya diatas 90 mmHg [CITATION Placeholder1 \l 1057 ] . Hipertensi meupakan salah

satu penyakit degeneratif yang banyak diderita bukan hanya oleh usia lanjut saja,

hipertensi juga menyerang orang dewasa. Hipertensi merupakan penyakit yang sering

dijumpai di Indonesia.Penyakit ini dapat meneyerang siapa saja dari berbagai kelompok

umur dan kelompok sosial ekonomi. Dengan semakin bertambahnya usia , kemungkinan

seseorang menderita hipertensi semakin besar[ CITATION Ram182 \l 1057 ]

Menurut WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa hipertensi menyerang

22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia Tenggara . hipertensi

juga menjadi penyebab kenatian dengan angka 23,7% dari total 1,7 juta kematian di

Indonesia tahun 2016 (Anitasari, 2019).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementrian Kesehatan tahun 2018

menghasilkan peningkatan kejadian hipertensi dibandingkan hasil pada tahun 2013.

Prevelensi kejadian hipertensi berdasarkan hasil riskedas 2018 adalah 34,1%. Angka

tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka prevelensi 25,8%.

Hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah

pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas (Kementrian Kesehatan RI, 2018)

[ CITATION Har20 \l 1057 ]

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah ini adalah “Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan pada

Ny.FG dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Ruangan Cendrawasi Irina F RSUD M.M

Dunda Limboto”

C. Tujuan

Tujuan dari Laporan Seminar ini adalah mampu melakukan Asuhan keperawatan pada

Ny. FG dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Ruangan Cendrawasi Irina F RSUD M.M

Dunda Limboto

D. Manfaat

Melalui Laporan Seminar ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan serta dapat menambah wawasan mahasiswa dan

mengaplikasikan ilmu yang diterima di lahan praktik pada khususnya.


BAB II

TINJAUN TEORI

A. Tinjauan Hipertensi

1. Pengertian

Tekanan darah ialah gaya yang diberikan darah terhadap dinding pembuluh
darah yang menimbulkan desakan darah terhadap dinding arteri saat darah mulai
dipompa dari jantung menuju jaringan-jaringan. Tekanan darah paling tinggi (tekanan
sistolik) terjadi ketika ventrikel berkontraksi, dan paling rendah (tekanan diastolik)
terjadi ketika ventrikel berelaksasi.
Menurut WHO (World Health Organization) batas normal adalah 120-140
mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Sedangkan menurut lembaga-lembaga
kesehatan nasional (The National Institutes of Health) mendefinisikan hipertensi
sebagai tekanan sistolik yang sama atau diatas 140 dan tekanan diastolik yang sama
atau diatas 90 [CITATION Placeholder2 \l 1057 ].
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di
mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukan
oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada pemeriksaan tensi
darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya [CITATION Rat \l 1057 ]

2. Etiologi

Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan


hipertensi sekunder.
a. Penyebab hipertensi primer muncul ialah terdiri dari faktor genetik dan

lingkungan. Faktor keturunan dapat dilihat dari riwayat penyakit kardiovaskuler

dalam keluarga yang dapat berupa sensivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap

stres, peningkatan reaktivitas vaskular (terhadap vasokontriktor) dan resistensi

insulin. Konsumsi garam (natrium) berlebihin, stres psikis dan obesitas diyakini

sebagai penyebab hipertensi yang berasal dari lingkungan.

b. Penyebab hipertensi sekunder muncul ialah karena seseorang

mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal atau


kerusakan hormon tubuh. Jadi hipertensi sekunder dapat diartikan sebagai

hipertensi yang timbul karena adanya penyakit pencetus.

3. Klasifikasi

Tekanan darah umumnya diukur dengan manometer air raksa yang dinyatakan
sebagai rasio sistolik dan diastolik, misalnya 120/70, yang berarti tekanan sistolik
adalah 120 mmHg, dan diastolik 70 mmHg [CITATION Placeholder2 \l 1057 ]

Berikut tabel klasifikasih hipertensi menurt (JNC VII, 2003)


Tabel 2.1 Klasifikasih Hipertensi
Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
Derajat
(mmHg) (mmHg)
Normal ˂ 120 ˂ 80
Pre hipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Tabel klasifikasih hipertensi (sumber : JNC VII, 2003)

4. Patofisiologis

Kerja jantung ditentukan oleh besar curah jantung dan tahanan perifer.Curah
jantung pada penderita hipertensi umumnya normal.Dan yang mengotrol kontriksi dan
relaksasi pembuluh darah yaitu pusat vasomotor yang terletak pada medulla di otak.
Perubahan tekanan darah yang biasa terjadi pada lanjut usia disebabkan karena adanya
perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer. Perubahan
tersebut meliputi ateroklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang menyebabkan menurunnya kemampuan
distensi dan gaya regang pembuluh darah, akibatnya aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup), terjadilah penurunan curah jantung dan peningkatan tahan perifer
[ CITATION Pad17 \l 1057 ]

5. Tanda dan Gejala

Tekanan darah ringan biasanya tidak terasa dan tidak memiliki tanda dan
gejala.Namun pada umumnya tanda dan gejala hipertensi yaitu sakit kepala, pusing,
gugup, dan palpitasi.Saat pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan pada
retina, perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah.Dan
pada kasus berat bisa terjadi edema pipul (edema pada diskus optikus) dan
penglihatan kabur.Cara yang tepat untuk memastikan seseorang memiliki riwayat
hipertensi ialah dengan mengukur tekanan darahnya [CITATION Placeholder2 \l 1057 ]
Tanda dan gejala hipertensi menurut [ CITATION Rat \l 1057 ]
a. Penglihatan kabur karena keruskan retina,

b. Nyeri pada kepala,

c. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intra kranial,

d. Edema dependent,

e. Adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan perifer.

6. Penatalaksanaan

Menurut [ CITATION Wij13 \l 1057 ] penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi 2


yaitu penatalaksanaan secara farmakologis dan penatalaksanaan secara
nonfarmakologis

a. Penatalaksanaan farmakologis

1. Diuretik (Hidroklorotlazid): yang mengeluarkan cairan tubuh sehingga

volume cairan didalam tubuh berkurang dan mengakibatkan daya pompa

jantung juga berkurang atau menjadi leih ringan,

2. Penghambat Simpatetik (Metlidopa, Klonidin, dan Reserpin): yang

menghambat aktivitas saraf simpatis,

3. Betabloker (Metoprolol, Propanolol, dan Atenolol): yang menurunkan daya

pompa jantung, tidak dianjurkan pada penderita gangguan pernapasan (asma

bronkial), dan pada penderita diabetes dapat menutupi gejala hipoglikemia,

4. Vasodilator (Prasosin, Hidralasin): yang bekerja langsung pada pembuluh

darah,

5. ACE inhibitor (Catopril): yang menghammbat pembentukan zat Angiotensi II,

efek samping batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemah,


6. Penghambat Reseptor Angiotensi II (Valsartan): yang menghalangi

penempelan zat Angiotensi II pada reseptor sehingga memperinga daya

pompa jantung,

7. Antagonis kalsium (Diltiasem, dan Verapemil): yang menghambat kontraksi

jantung (kontraktilitas).

b. Penatalaksanaan nonfarmakologis

1) Mempertahankan berat badan secara ideal

Mengatasi obesitas (kegemukan) dapat dilakukan dengan menghindrai


makanan yang mengandung kolestrol namun kaya akan serat dan protein, jika
berhasil menurunkan berat badan 2,5-5 kg maka tekanan darah diastolik dapat
diturunkan sebanyak 5 mmHg).
2) Kurangi asupan natrium (sodium)

Mengurangi konsumsi garam menjadi ½ sendok teh/hari, dapat menurunkan


tekanan sistolik menjadi 5 mmHg dan tekanan diastolik 2,5 mmHg.
3) Batasi konsumsi alcohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengakibatkan meningkatkan tekanan


darah.Parah peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat
kali lenih besar dari pada orang yang tidak mengkonsumsi alcohol.
4) Makanan K dan Ca yang cukup dari diet

Konsumsi buah dan sayur dan diet rendah lemak.Buah mentimun mampu
menurunkan tekanan darah karena mentimun mengandung kalium,
magnesium, fosfor efektif mengobati hipertensi. Kalium dapat menurunkan
tekanan darah dengan menurunkan jumlah natrium yang terbuang bersam air
kencing.

5) Menghindari merokok

Nikotin pada rokok dapat membuat kerja jantung lebih keras karena
menyempitnya pembuluh darah akibatnya frekuensi denyut jantung meningkat
serta tekanan darah.
6) Penurunan stres
Stres memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap tetapi jika sering
mengalami stres dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang cukup
tinggi.
7) Terapi masase (pijat)

Pijat yang dilakukan pada pasien dengan hipertens ialah untuk melancarkan
aliran energi dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya
dapat dikurangi.Jika semua jalur energi tebuka dan aliran energi tidak lagi
terhalang maka resiko hipertensi dapat ditekan.
7. Faktor resiko

a. Genetik

Adanya faktor genetik pada keluaga akan menyebabkan individu dalam


keluarga itu mempunyai resiko dua kali lipat menderita hipertensi dibandingkan
dengan individu yang tidak mempunyai riwayat keluarga hipertensi [CITATION
Bia15 \l 1057 ].
Di negara barat orang yang berkulit hitam lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan yang berkulit putih, sehingga diperkirakan ada pengaruh
genetik terhadap penyakit hipertensi. Beberapa penelitian mengatakan terdapat
kelainan pada gen angiotensinogen tetapi mekanismenya mungkin bersifat
poligenik.[CITATION Placeholder1 \l 1057 ]
b. Usia

Yang sering mengalami hipertensi biasanya orang yang berusia diatas 60


tahun, bagi mereka yang mengalami hipertensi resiko stroke dan penyakit
kardiaovaskular yang lain akan meningkat bila tidak segera ditangani.[CITATION
Placeholder1 \l 1057 ]
c. Jenis kelamin

Pada perempuan pre-monopouse lebih jarang ditemukan penyakit hipertensi


dibandingkan pada pria.Karena pada perempuan pre-monopouse mulai kehilangan
hormon esterogen yang berfungsi untuk melindungi pembuluh darah dari
kerusakan.Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh hormon.[CITATION
Bia15 \l 1057 ]
d. Geografi dan lingkungan

Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi kelompok daerah
kurang makmur dengan daerah yang sudah maju.Dilihat dari aktivitas yang
dilakukan sehari-hari pada dua daerah yang sangat berbeda, individu di daerah
yang kurang makmur melakukan pekerjaan yang masih cukup berat dibandingkan
dengan individu di daerah yang sudah maju yang telah mengandalkan pada
perkembangan teknologi yang semakin canggih.
e. Pola hidup
Gaya hidup atau life style seseorang mempunyai peran penting terhadap
timbulnya suatu penyakit terutama hipertensi. Meraka yang memiliki tubuh
obesitas dan sering mengkonsumsi garam serta tidak melakukan banyak aktivitas
atau berolahraga akan lebih mudah terkena hipertensi.
f. Garam dapur

Mengkonsumsi garam berlebih dapat menyebabkan haus dan mendorong kita


untuk minum, akibatnya volume darah didalam tubuh menigkat yang membuat
jantung harus memompa lebih kuat sehingga tekanan darah naik. Karena masukan
atau input harus sama dengan pengeluaran atau output, dalam sistem pembuluh
darah jantung harus memompa lebih kuat dengan tekanan darah tinggi.
g. Merokok

Nikotin pada rokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah karena


nikotin akan diserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diteruskan
pada pembuluh darah hingga ke otak, kemudian otak akan bereaksi terhadap
nikotin dengan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin
(Adrenalin). Hormon ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa
jantung bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Karbon monoksida
pada asap rokok juga dapat menggantikan oksigen dalam darah, sehingga
mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa untuk
memasukan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh[CITATION
Placeholder1 \l 1057 ].
8. Komplikasi

Komplikasi hipertensi dapat tejadi pada organ-organ berikut:

a. Jantung

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan


penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi beban kerja jantung akan
meningkat, otot jantung akan mengenedor dan berkurang elastisitasnya atau
yang biasa disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi
memompa sehingga banyak cairan tertahan diparu maupun jaringan tubuh lain
yang dapat menyebabkan sesak napas dan edema.
b. Otak

Komplikasi pada otak ialah dapat menyebabkan stroke. Stroke dapat terjadi
pada pasien hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang mendarahi otak
mengalami penebalan (hipertropi) sehingga aliran darah ke sel-sel yang
diperdarihinya akan berkurang. Apabila tidak diobati resiko terkena stroke
lebih tinggi.

c. Ginjal
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakn system penyaringan didalam
ginjal akibatnya ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan
tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata

Hiprtensi mengakibatkan terjadinya retinopati dan dapat menimbulkan


kebutaan.Tekanan darah yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh
darah pada retina, semakin tinggi tekanan darah dan semakin lama penyakit
hipertensi berlangsung maka semakin berat pula kerusakan yang ditimbulkan.
[CITATION Bia15 \l 1057 ]

9. Pemeriksaan fisik
a. Pengukuran tinggi dan berat serta kalkulasi BMI (Body Mass Index) yaitu berat dalam

kg dibagi tinggi dalam m².

b. Pengukuran tekanan darah

c. Pemeriksaan system kardiovaskuler terutama ukuran jantung, bukti adanya gagal

jntung, penyakit arteri karotis, renal, dan perifer lain serta koarktasio aorta.

d. Pemeriksaan paru adanya ronkhi dan bronkhospasme serta bising abdomen,

pembesaran ginjal serta tumor yang lain.

e. Pemeriksaan fundus optikus dan system syaraf untuk mengetahui kemungkinan

adanya kerusakan serebrovaskuler.

10. Pemeriksaan diagnostik

a. CBC : Pemeriksaan hempoglobin/hemotokrit untuk menilai viskositas dan indicator

factor resiko seperti hipercoangulabity anemia

b. Kimia darah :

 BUN/creatinin: menilai perfusi/faal renal

 Glukose serum: Hiperglikemia

 Kadar kolesterol/trigliserida : pertambahan kadar mengidentifikasi predisposisi

pembentukan plaque attheromatus


 Kadar serum aldosteron

 Uric Acid

c. Elektrolit :

 Serum potassium

 Urine VMA

 Steroid urine

d. Urine :

 Analisa urine

 Urine VMA

 Steroid urine

e. Radiologi :

 Intra vena pyelografi (IVP)

 Roentgen thorax

f. ECCT : menilai adanya hypertrofi myocard, pola strain,g³ kondoksi.

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian

a.       Identitas pasien

 Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan

b.      Riwayat kesehatan

 Riwayat penyakit keluarga hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, penyakit

jantung koroner, stroke atau penyakit ginjal.

 Lama dan tingkat tekanan darah tinggi sebelumnya dan hasil serta efek sampinng

obat antihipertensi sebelumnya.


 Riwayat atau gejala sekarang penyakit jantung koroner dan gagal jantung,

penyakit serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer, diabetes mellitus, pirai,

dislipidemia, asma bronkhiale, disfungsi seksual, penyakit ginjal, penyakit nyata

yang lain dan informasi obat yang diminum.

 Penilaian faktor risiko termasuk diet lemak, natrium, dan alcohol, jumlah rokok,

tingkat aktifitas fisik, dan peningkatan berat badan sejak awal dewasa.

 Riwayat obat-obatan atau bahan lain yang dapat meningkatkan tekanan darah

termasuk kontrasepsi oral, obat anti keradangan nonsteroid, liquorice, kokain dan

amfetamin. Perhatian juga untuk pemakaian eritropoetin, siklosporin atau steroid

untuk penyakit yang bersamaan.

 Faktor pribadi, psikososial, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil

pengobatan antihipertensi termasuk situasi keluarga, lingkungan kerja, dan latar

belakang pendidikan.

Pengkajian Data Dasar

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit

serebrovaskuler

Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit,

suhu dingin

3. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor stress

multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan

yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara

4. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

5. Makanan / Cairan

Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak

dan kolesterol

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

6. Neurosensori

Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,

gangguan penglihatan, episode epistaksis

Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik

7. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri

abdomen

8. Pernapasan

Gejala :Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal

proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok

Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan,

sianosis

9. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : Episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural

10. Pembelajaran / Penyuluhan


Gejala : Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,

penyakit ginjal

2.      Diagnosa keperawatan

Dx 1: gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d resitensi pembuluh darah otak

Ditandai dengan:

 Kepala pusing

 Disorientasi

Dx 2: Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen / nutrisi ke

sel.

Ditandai dengan:

 Palpitasi,

 kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,

 ekstremitas dingin

 perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat

 ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi

Tujuan : menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat

Dx 3: Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen

Ditandai dengan:

 Kelemahan dan kelelahan

 Mengeluh penurunan aktifitas /latihan

 Lebih banyak memerlukan istirahat /tidur

 Palpitasi,takikardi, peningkatan tekanan darah,

Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas.

Dx 4: Kelenihan volume cairan berhubungan dengan edema


3.      Rencana tindakan dan rasional

Dx Tujuan dan KH Rencana Tindakan rasional


1 Setelah dilakukan
1.      Kaji tingkat nyeri klien 1.      Gunakan pengkajian

askep selama...x...jam
2.      Atur posisi klien nyeri dengan PQRST

diharapkan px dapat
3.      Ajarkan tehnik relaksasi
2.      Memberi rasa nyaman

merasa lebih nyaman dan distraksi pada klien

dengan KH: 4.      Kolaborasi perberian


3.      Dapat mengurangi rasa

         TTV dalam batas obat sesuai indikasi nyeri klien

normal 4.      Membantu

         Px merasa lebih menghilangkan/mengurangi

nyaman nyeri

         Nyeri kepala px

berkurang/menghilan

g
2 Setelah dilakukan
1. Kaji tanda-tanda vital, 1. sebagai data dasar dalam

askep selama warna kulit, membrane menentukan tindakan.

...x...jam diharapkan mukosa, dasar kuku 2. dapat membantu px

px dapat menunjukan
2. Beri posisi semi fowler merasa lebih nyaman

perfusi jaringan yang


3. Kaji nyeri dan adanya 3. nyeri indikasi adanya

adekuat dengan KH: palpitasi penekanan syaraf

         TTV dalam batas


5. Berikan O2 tambahan perifer/kekurngan suplai o2

normal sesuai dengan indikasi 5. memenuhi kebutuhan o2

         HB dan eritrosit px dan mencegah sianosis

dalam batas normal perifer

         CRT < dari 2


detik
3 Setelah dilakukan
1.      Monitor Tanda-tanda
1. Manifestasi kardiopulmonal

askep vital seperti adanya dari upaya jantung dan paru

selama....x....jam takikardi, palpitasi, untuk membawa jumlah

diharapkan terjadi takipnue, dispneu, pusing, oksigen adekuat ke

peningkantan perubahan warna kulit, jaringan.

toleransi aktivitas px dan lainya 2. Meningkatkan aktivitas secara

dengan KH: 2.      Bantu aktivitas dalam bertahap sampai normal

         TTV dalam batas toleransi dan memperbaiki tonus

batas normal 3.      Berikan aktivitas otot/stamina tanpa

         Px dapat bermain, pengalihan untuk kelemahan.

melakukan aktivitas mencegah kebosanan dan


3. Meningkatkan istirahat untuk

ringan meningkatkan istirahat menurunkan kebutuhan

4. Pertahankan posisi fowler oksigen tubuh

dan berikan terapi oksigen


4. Menurunkan regangan

5. Monitor tanda-tanda vital jantung dan paru

dalam keadaan istirahat 5. Memantau perkembangan

pasien

4 Setelah dilakukan
1.      Observasi edema umum
1.      Dapat mengindikasikan

askep tertentu gagal jantung, kerusakan

selama...x...jam 2.      Atur posisi klien semi ginjal atau vaskuler.

diharapkan fowler 2.      Membantu klien merasa

kelebihan volume
3.      Berikan HE tentang lebih nyaman

cairan dapat balance nutrisi dan cairan.3.      Menanbah pengetahuan

dipantau dengan
4.      kolaborasikan dengan klien tentang diit yang baik
KH: tim dokter dalam
4.      Membantu proses therapy

         Edema pemberian infuse dan obat klien

berkurang

         Px merasa lebih

nyaman

4.      Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan intervensi.

5.      Evaluasi

Hasil yang diharapkan ;

a. Peningkatan rasa nyaman

         TTV dipantau

         Nyeri klien berkurang/menghilang

a. Menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat

         Selama aktivitas, TTV dipantau

         Klien mampu mengatur aktivitas tanpa kelelaha

b. Peningkatan toleransi aktivitas

         TTV stabil

         Capillary refill tidak lebih dari 3 detik.

4.      Volume caiaran terkontrol

         Edema berkurang

         Pemantauan asupan cairan


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. FG

DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI

DIRUANGAN MALEO IRINA F RSUD Dr.M.M Dunda Limboto

Pengkajian dilakukan pada : Hari Senin, tanggal 05 April 2021

Di Ruangan Maleo Irina F RSUD Dr.M.M.Dunda Limboto

I. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Ny.FG

Umur : 56 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : Kayubulan,Limboto

Suku Bangsa : Gorontalo / Indonesia

Diagnosa Medis : Hipertensi

Nomor RM :-

Masuk RS : 05/April/2021
Riwayat Kesehatan
Nama :Ny.YI

Umur :34 th

Jenis kelamin :perempuan

Pekerjaan :IRT

Hubungan dengan klien :Anak

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


A. Riwayat kesehatan sekarang

1. Alasan masuk
Ny.FG masuk Rumah sakit diantar oleh keluarganya pada tanggal 5 april
2021 dengan keluhan sakit kepala,pusing,mual,muntah,demam sudah lebih dari 2
hari lalu
2. Keluhan utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 5 april 2021,pukul 15:00 diruangan
cendrawasih didapatkan data klien mengeluh nyeri kepala,dengan skala nyeri
6,nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk,durasi nyeri kurang lebih selama 3 menit

3. Kronologis keluhan
Pada saat dilakukan pengkajian klien terlihat lemas,klien mengatakan nyeri pada
bagian kepala,tengkuk,pusing,mual muntah klien mengatakan muntah sudah
2kali,klien mengatakan merasa demam
B. Riwayat kesehatan lalu

1. Penyakit yang pernah dialami


Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi ,klien mengatakan sering
mengonsumsi obat amlodipin untuk mengatasi hipertensi ,klien mengatakan
belum pernah kecelakaan sebelumnnya dan baru pertama kali masuk rumah
sakit ,klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
C. Riwayat kesehatan keluarga

GENOGRAM:
D. Riwayat psikososial
1. Orang yang terdekat dengan pasien:anak
2. Interaksi dalam keluarga:
a. Pola komunikasi:baik
b. Pembuat keputusan:anak
c. Kegiatan dalam kemasyarakatan yang berada didesa:ya
3. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga:penyakit pasien membuat keluarga
merasa cemas dan khawatir terhadap kondisi pasien
4. Adakah masalah yang mempengaruhi pasien :tidak ada
5. Mekanisme koping terhadap masalah:
- (√)pemecahan msalah
- (√)minum obat
- (√)cari pertolongan
6. persepsi pasien terhadap penyakitnya
- Hal yang dipikirkan saat ini: semoga penyakitnya cepat sembuh dan membaik
- Harapan setelah menjalani peraawatan : klien berharap semoga penyakitnya
cepat membaik dan tidak kembali lagi
- Perubahan yang dirasakan setelah sakit: klien mudah lelah,tidak nafsu
makan,mual dan muntah
7. Bagaimana hubungan pasien dengan tenaga kesehatan/keperawatan selama
dirawat : berhubungan baik dan mampu menjalin komunikasi yang baikdengan
perawat
E. Keadaan spiritual pasien
1. Siapa atau apa sumber kekuatan : anak
2. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan :senang mengikuti tadarus
qur”an
3. Keterlibatan pasien dalam organisasi keagamaan :senang mengikuti pengajian
dimasjid
4. Keyakinan /kepercayaan pasien yang berhubungan dengan kesehatan : klien
mengatakan jika sakit berdoa
5. Kegiatan agama/kepercayaan yang ingin dlakukan selama dirs: mendengar
murotal al-quran
F. Aktifitas sehari-hari
1. Nutrisi – pola metabolik
Sebelum sakit : Makan: Ny.FG mengatakan makan 3x/hari dengan nasi dan
lauk pauk dengan setengah piring.

Minum: Ny. FG mengatakan minum 8 gelas/hari.


Selama sakit : Makan: Ny. FG mengatakan selama mengalami sakit, pola
makan pasien menjadi tidak teratur dengan porsi sedikit.
Pasien hanya makan tiga sendok dan tidak mau makan
buah. Saat dikaji porsi makan pasien mulai bertambah
dengan ditandai makanan pasien sisa sedikit.

Minum: keluarga pasien mengatakan dalam sehari pasien


minum 8 gelas.

2. Pola eliminasi
a. Pola BAB
Sebelum sakit : Ny. FG mengatakan BAB 1x/hari dengan konsistensi
lunak dan warna khas.
Selama sakit : Ny. FG mengatakan selama sakit BAB tidak menentu.
b. Pola eliminasi urin
Sebelum sakit : Ny.FG mengatakan BAK 4-5x/hari dengan warna
kuning dan bau yang khas.
Selama sakit : Ny.FG mengatakan BAK 4-5x/hari dengan warna
kuning dan bau yang khas.
3. Aktifitas-pola latihan
Sebelum sakit : Ny. FG mengatakan bahwa sebelum sakit melakukan
semua aktivitas secara mandiri baik makan atau minum,
mandi, toileting, berpakaian. mobilitas, berpindah dan
ambulasi.
Selama sakit : Ny. FG mengatakan bahwa selama sakit semua aktivitas
dilakukan dengan bantuan. Penjelasan sebagai berikut:

Kemampuan dalam perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan : 0 = mandiri, 1= dengan alat, 2 = dibantu orang lain, 3 = di bantu

orang lain dan alat, 4 = tergantung total.


III. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
1. Kesadaran : COMPOSMENTIS

2. Tanda-Tanda Vital
a. Pernafasan : 22 x/menit
b. Nadi : 115 x/menit
c. Suhu : 37.80 C
d. Tekanan darah : 180/90 mmHg
3. Tinggi badan :165cm
4. Berat badan :55kg
B. Pemeriksaan sistemik
1. system penginderaan
a. Mata :konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, lapang pandang masih cukup
bagus.
b. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
c. Mulut : mukosa lembab, bibir pucat, tidak ada stomatitis.
d. Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen
2. system pernafasan
Bentuk dada simetris,batuk(+),spitum(+),konsistensi sputum cair,nyeri
tekan(-)

3. system kardiovaskuler

Tidak terdapat pembengkakan vena jugularis,nyeri dada(+),seperti ditusuk-


tusuk,hilang timbul

4. sistem pencernaan

Bentuk simetris,peristaltic usus 15x/menit,tidak terdapat pembesaran organ


tidak ada nyeri tekan

5.sistem perkemihan

Tidak ada distensi kandung kemih

6.sistem endokrin

Tidak ada poliuria,todak ada polidipsi,tidak ada polifagi


7.System musculoskeletal

Kekuatan otot 5,tidak ada nyeri sendi

8.sistem integument

Turgor kulit sedang,warna kulit sawo matang

9.sistem reproduksi

Tidak dikaji

IV. Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai