Anda di halaman 1dari 193

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 x Pertemuan)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan :
1.1 Menanggapi siaran atau informasi
1. Memahami siaran radio atau cerita dari media elektronik (berita dan
yang disampaikan secara langsung/tidak nonberita)
langsung

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Menulis isi siaran  Mandiri dan 1. siswa mampu menuliskan


radio atau televisi kreatif siaran radio/tape dengan topik
dalam beberapa tertentu dalam beberapa
kalimat dengan kalimat dengan urutan yang
urutan yang runtut runtut dan mudah dipahami;
dan mudah dipahami. 2. siswa mampu menyampaikan
2. Menyampaikan secara lisan isi berita yang
secara lisan isi berita ditulis secara runtut dan jelas;
yang telah ditulis 3. siswa mampu menyampaikan
secara runtut dan pertanyaan/tanggapan
jelas.  Mandiri berdasarkan informasi yang
3. Mengajukan didengar (menyetujui,
pertanyaan/tanggapan menolak, menambahkan
berdasarkan informasi pendapat); dan
yang didengar 4. siswa mampu menanggapi
(menyetujui, berita dengan menggunakan
menolak,  Menghargai alas an dan bahasa yang
menambahkan prestasi dan rasional dan logis.
pendapat). bersahabat/ko
munikatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Contoh Informasi
Bom Guncang Jakarta
Indonesia terperanjat dan sedih, tatkala dua hotel berbntang lima di Mega
Kuningan, Jakarta, Jumat (17/7) pagi dihantam bom. Sebanyak 9 orang meninggal
dan puluhan orang dirawat. Jakarta dinyatakan siaga satu. Korban luka barat yang
puluhan itu, jumlahnya simpang siur, mulai dari 52 sampai 61 orang. Tapi, jumlah
korban warga asing sekitar 14 orang. ”Jakarta siaga satu tetapi kondusif,” kata
Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, ketika ditemui di Rumah
Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Kuningan, Jakarta (17/7).
Korban luka, satu orang korban di Rumah Sakit Pusat Pertamina, 10 orang
di Rumah Sakit Jakarta, 29 orang di RS MMC Jakarta dan satu orang di RS
Medistra. Sementara korban tewas enam orang di Hotel JW Marriott, dua orang di
Hotel Ritz Carlton dan satu orang meninggal setelah dirawat di RS Medistra. Bom
yang meluluhlantahkan restoran kedua hotel, terjadi sekitar pukul 07.40 WIB. Bom
pertama meledak di JW Marriot, berselang dua menit kemudian, bom meledak di Ritz
Carlton. Dari penelusuran petugas, ditemukan lagi bom ketiga yang belum sempat
meledak di lantai 18, tepatnya di kamar 1808 Hotel JW Marriot.
Hingga kemarin, belum ada pihak yang menyatakan bertanggungjawab atas
aksi pengboman. Khusus JW Marriot, merupakan aksi bom kedua setelah peristiwa
serupa terjadi 2003 silam. Kepala Biro Operasi Kepolisian Daerah Metro Jaya,
Komisaris Besar Aris Wachyunadi mengatakan ledakan terjadi di tiga titik. Tiga titik
itu berada di lobi dalam dan lobi luar hotel JW Marriot, serta restoran di lantai dua
Hotel ritz Carlton. Tiga ledakan itu mengakibatkan sejumlah bagian dari hotel itu
hancur. Ledakan ini juga mengakibatkan kaca Plaza Mutiara, yang berada di antara
dua hotel itu pecah berantakan. Dua hotel yang dihantam itu, merupakan simbol
kenyamanan menginap bagi warga asing yang datang ke Indonesia. Dua hotel
tersebut terletak di jantung Jakarta, kawasan Mega Kuningan.
Semua televisi internasional menayangkan teror itu dan para pemimpin dunia
mengutuknya. Presiden SBY sendiri terlihat geram dan emosional saat memberikan
keterangan pers. Para pejabat tinggi di belakangnya terlihat tegang. Lantas,
kelompok teroris mana yang melakukan aksi peledakan bom itu? Diduga ia berinisial
NA. ”Dari daftar tamu dia sudah tinggal seminggu di hotel,” sebut seorang perwira
di Mabes Polri yang enggan disebutkan namanya di lokasi hotel JW Marriot,
Jakarta, Jumat (17/7 ). NA diduga tewas dalam kejadian itu. Kepala dan kakinya
tercampak.
Polisi mengidentifikasi NA berdasarkan bukti-bukti dan temuan benda-benda
di kamar 1808. Kini isi kamar yang bersangkutan telah dibawa penyidik untuk
diperiksa. ”Pastinya kita belum tahu apakah dia pelakunya atau orang lain. Pelaku
peledakan seorang pria,” terang perwira itu. Sementara itu, Densus 88 Mabes Polri
mengamankan dua saksi kunci peristiwa peledakan bom di JW Marriott. Saksi
tersebut mengetahui bagaimana peristiwa bom bunuh diri terjadi.
Informasi dari pihak kepoisian, menyebutkan, dua saksi itu yakni DAT dan
BT. Keduanya saat ini masih menjalani perawatan di RS Jakarta, karena menderita
luka. Kedua saksi itu ditengarai mengetahui bagaimana pria bertopi, berjaket, dan
membawa tas bisa masuk meledakkan diri di Hotel JW Marriott.
Dikutip dari Koran Singgalang, 18 Juli 2009
Contoh Isi Informasi
Telah terjadi peristiwa pemboman di Jakarta pada tanggal 17 Juli 2009.
Peristiwa tersebut menelan 9 orang korban jiwa dan luka berat puluhan orang.
Peristiwa tersebut menimpa dua buah hotel berbintang di kawasan Mega Kuningan,
Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Pada peristiwa ini belum ada yang mengaku
bertanggug jawab. Peristiwa ini disinyalir merupakan bom bunuh diri yang
dilakukan oleh seorang pria berinisial NA.
Contoh Tanggapan terhadap Informasi
Pemboman itu sungguh biadab dan tidak berprikemanusiaan. Dalam
peristiwa tersebut yang menjadi korban adalah orang-orang yang tidak berdosa. Hal
ini meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga korban. Disamping itu,
peristiwa ini juga melunturkan citra Bangsa Indonesia di dunia internasional.

Konsep
Pengertian
Informasi
Keberhasilan seseorang dalam mendengarkan informasi yang disampaikan
melalui tuturan langsung, dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, faktor psikis yaitu
kesiapan mental seseorang sewaktu dia mendengarkan informasi tersebut. Misalnya,
seseorang yang pikirannya sedang tidak terpokus akan sulit menangkap informasi
yang disampaikan oleh penutur. Kedua, situasi dan kondisi pada saaat proses
mendengarkan tersebut berlangsung. Apabila ruangan bising, proses mendengarkan
akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan pendengar salah menangkap informasi
yang disampaikan. Ketiga, kesesuaian topik dengan pengetahuan pendengar.
Pemilihan topik harus disesuaikan dengan pengetahuan audien agar topik tersebut
menarik bagi pendengar.
Isi informasi adalah inti atau hal penting, yang terdapat dalam sebuah tuturan.
Contoh informasi berupa fakta(nama orang, nama tempat,karya seseorang,dll).
Dalam penyampaian informasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Jeda, dalam menyampaikan informasi jeda sering disebut dengan
perhentian kalimat, yang berfungsi untuk menandai batas-batas satuan kalimat.
Jeda sangat diperlukan dalam pengucapan kalimat. Kejelasan penggunaan jeda,
membantu dalam menyampaikan suatu maksud. Sebaliknya, kekeliruan
penggunaan jeda, dapat menimbulkan ketidak jelasan maksud suatu kalimat.
Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan perhentian pengucapan. Bentuknya ada
yang sedang dan ada pula yang panjang. Jeda sedang ditandai dengan tanda koma
dan jeda panjang dengan tanda titikk dalam ragam tulis.
2. Lafal, berkaitan dengan cara pengucapan bunti bahasa. Misalnya,
bunyi /e/ dalam kata teras atau bunyi /f/ dalam kata lafal.
Jadi, dapat disimpulkan pesan yang disampaikan melalui siaran televisi tidak
hanya menggunakan kata-kata, tetapi juga dibantu oleh gambar dan gerak. Sedangkan
pada siaran radio intonasi sangat mempengaruhi kejelasan informasi.

Sumber informasi sangat beragam, misalnya:


1. Tuturan langsung;
2. Media cetak (koran , majalah, dll); dan
3. Media elektronik(radio, TV, internet, dll).

Pokok-pokok isi berita menyangkut hal-hal berikut:


Setiap berita mengandung pokok-pokok informasi yang penting. Dalam dunia
jurnalistik, pokok-pokok informasi itu dikenal dengan rumus 5W+1H. 5W+1H
adalah singkatan dari What, When, Where, Who, Why, dan How. Maksudnya, dalam
sebuah berita yang ditulis dengan baik dan benar di dalamnya disampaikan apa yang
terjadi? Kapan terjadi? Di mana terjadi? Siapa yang mengalami? Mengapa
terjadi? Dan bagaimana terjadi? Dapat terlihat pada pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini:
1. Tema atau nama peristiwa yan terdapat dalam berita tersebut apa (what)?
2. Orang atau pelaku yang berperan dalam berita tersebut siapa (who)?
3. Waktu yang berkaitan dengan saat terjadinya peristiwa kapan (when)?
4. Tempat terjadinya peristiwa dalam berita tersebut di mana (where)?
5. Penyebab terjadinya peristiwa dalam berita tersebut mengapa (why)?
6. Urutan terjadinya peristiwa dalam berita tersebut bagaimana (how)?
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Indikator Pencapaian Nilai Budaya dan Kewirausahaan/Ekonomi
Kompetensi Karakter Bangsa Kreatif

1. Menuliskan isi siaran Mandiri Kepemimpinan


radio/televisi dalam
beberapa kalimat
dengan urutan yang
runtut dan mudah
dipahami.

2. Menyampaikan secara Mandiri dan kreatif


lisan isi berita yang
telah secara runtut dan
jelas.

3. Mengajukan Bersahabat/komunik
pertanyaan/tanggapan atif
berdasarkan informasi
yang didengar
(menyetujui, menolak,
menambahkan
pendapat)

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Unjuk rasa
5. Ceramah
6. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran
Tatap muka Terstruktur Mandiri

1. Memahami siaran atau cerita 1. Mencari siaran 1. Siswa berlatih


yang disampaikan secara langsung dari mendeskripsikan
langsung atau tidak langsung. radio/televisi, teks siaran langsung
2. Menuliskan isi siaran yang dibacakan dari radio/televisi,
radio/televisi dengan topik atau rekaman teks yang
tertentu dalam beberapa berita/nonberita. dibacakan, atau
kalimat dengan urutan yang 2. Menanggapi berita rekaman
runtut dan mudah dipahami. dengan berita/nonberita.
3. Mengajukan menggunakan 2. Siswa menuliskan
pertanyaan/tanggapan alasan dan bahasa isi berita.
berdasarkan informasi yang yang rasional dan
didengar (menyetujui, logis.
menolak, menambahkan
pendapat).

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


NO. Kegiatan Pembelajaran Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Relegius 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran Komunikatif 5 menit
siswa
3. Guru dibantu oleh ketua kelas
Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya untuk berdoa dan
membaca asmaul husna.
4. Guru memperkenalkan
pelajaran secara menarik Bersahabat/komunikatif
5. Guru menghubungkan pokok
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif 2 menit
dengan pelajaran yang
terdahulu (apersepsi)

5 menit
2. Kegiatan Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatana eksplorasi
adalah:
a) Mendengarkan berita tentang Mandiri 5 menit
bencana alam;
b) Menyampaikan secara lisan
Kreatif dan tanggung 15 menit
isi berita secara bergantian.
2. Elaborasi jawab
Dalam kegiatan elaborasi
adalah:
a) Menuliskan isi berita dalam
beberapa kalimat; Mandiri dam kreatif 8 menit
b) Mendiskusikan isi berita;
3. Konfirmasi Bersahabat/komunikatif 10 menit
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui; Rasa ingin tahu 2 menit
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui
Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
Kerjasama, 5 menit
a) Guru menyimpulkan bersahabat/komunikatif
pelajaran bersama dengan
siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Menghargai prestasi 5 menit
tertarik pada pelajaran yang
telah diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang Bersahabat/komunikatif 10 menit
telah dilaksanakan

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
Alat : Informasi lewat tuturan langsung, radio/tape, televisi, dan CD
salinan berita atau kaset rekaman.
Sumber : Guru sebagai penutur; buku Terampil Berbahasa Indonesia,
karangan Aah Hilyati dan Fahrizal, 2006 untuk SMA kelas X;
dan Koran Singgalang, 18 Juli 2009.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian:
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
.
1. Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir B
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain C
 Kurang serius mengikuti pembelajaran K
 Tidak serius mengikuti pembelajaran
2. Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3. Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah A
ditentukan B
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan C
tetapi tugas tersebut kurang tepat K
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan

Keterangan: A = 80 – 94 B = 65 – 79 C = 55 – 64 K = 31 – 54
2. Penilaian hasil belajar
1) Teknik penilaian : Tes
2) Bentuk instrumen : Tulisan dan lisan
3) Jenis tagihan : Tugas individu
4) Contoh instrumen : a. Tulislah isi informasi yang kamu dengar?
b. Sampaikanlah isi informasi yang kamu dengar di
depan kelas?
c. Tanggapilah isi informasi tersebut dengan kalimat
yang runtut dan jelas?
Kriteria Penilaian
NO ASPEK SKOR
.
1. Menuliskan isi informasi 10—30
 Isi informasi lengkap dan tepat; 30
 Isi informasi tepat tapi kurang lengkap; 20
 Isi informasi tidak tepat. 10
2. Menyampaikan isi informasi yang didengar 10—30
 Penyampaian runtut dan jelas; 30
 Penyampaian kurang runtut dan kurang jelas; 20
 Penyampaian tidak runtut dan tidak jelas.. 10
3. Tanggapan terhadap penyampaian informasi 10—30
 Tanggapan jelas dan tepat; 30
 Tanggapan kurang jelas dan kurang tepat; 20
 Tanggapan tidak jelas dan tidak tepat. 10
Total 90

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100


Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002

Informasi
Bom Guncang Jakarta
Indonesia terperanjat dan sedih, tatkala dua hotel berbntang lima di Mega
Kuningan, Jakarta, Jumat (17/7) pagi dihantam bom. Sebanyak 9 orang meninggal
dan puluhan orang dirawat. Jakarta dinyatakan siaga satu. Korban luka barat yang
puluhan itu, jumlahnya simpang siur, mulai dari 52 sampai 61 orang. Tapi, jumlah
korban warga asing sekitar 14 orang. ”Jakarta siaga satu tetapi kondusif,” kata
Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, ketika ditemui di Rumah
Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Kuningan, Jakarta (17/7).
Korban luka, satu orang korban di Rumah Sakit Pusat Pertamina, 10 orang
di Rumah Sakit Jakarta, 29 orang di RS MMC Jakarta dan satu orang di RS
Medistra. Sementara korban tewas enam orang di Hotel JW Marriott, dua orang di
Hotel Ritz Carlton dan satu orang meninggal setelah dirawat di RS Medistra. Bom
yang meluluhlantahkan restoran kedua hotel, terjadi sekitar pukul 07.40 WIB. Bom
pertama meledak di JW Marriot, berselang dua menit kemudian, bom meledak di Ritz
Carlton. Dari penelusuran petugas, ditemukan lagi bom ketiga yang belum sempat
meledak di lantai 18, tepatnya di kamar 1808 Hotel JW Marriot.
Hingga kemarin, belum ada pihak yang menyatakan bertanggungjawab atas
aksi pengboman. Khusus JW Marriot, merupakan aksi bom kedua setelah peristiwa
serupa terjadi 2003 silam. Kepala Biro Operasi Kepolisian Daerah Metro Jaya,
Komisaris Besar Aris Wachyunadi mengatakan ledakan terjadi di tiga titik. Tiga titik
itu berada di lobi dalam dan lobi luar hotel JW Marriot, serta restoran di lantai dua
Hotel ritz Carlton. Tiga ledakan itu mengakibatkan sejumlah bagian dari hotel itu
hancur. Ledakan ini juga mengakibatkan kaca Plaza Mutiara, yang berada di antara
dua hotel itu pecah berantakan. Dua hotel yang dihantam itu, merupakan simbol
kenyamanan menginap bagi warga asing yang datang ke Indonesia. Dua hotel
tersebut terletak di jantung Jakarta, kawasan Mega Kuningan.
Semua televisi internasional menayangkan teror itu dan para pemimpin dunia
mengutuknya. Presiden SBY sendiri terlihat geram dan emosional saat memberikan
keterangan pers. Para pejabat tinggi di belakangnya terlihat tegang. Lantas,
kelompok teroris mana yang melakukan aksi peledakan bom itu? Diduga ia berinisial
NA. ”Dari daftar tamu dia sudah tinggal seminggu di hotel,” sebut seorang perwira
di Mabes Polri yang enggan disebutkan namanya di lokasi hotel JW Marriot,
Jakarta, Jumat (17/7 ). NA diduga tewas dalam kejadian itu. Kepala dan kakinya
tercampak.
Polisi mengidentifikasi NA berdasarkan bukti-bukti dan temuan benda-benda
di kamar 1808. Kini isi kamar yang bersangkutan telah dibawa penyidik untuk
diperiksa. ”Pastinya kita belum tahu apakah dia pelakunya atau orang lain. Pelaku
peledakan seorang pria,” terang perwira itu. Sementara itu, Densus 88 Mabes Polri
mengamankan dua saksi kunci peristiwa peledakan bom di JW Marriott. Saksi
tersebut mengetahui bagaimana peristiwa bom bunuh diri terjadi.
Informasi dari pihak kepoisian, menyebutkan, dua saksi itu yakni DAT dan
BT. Keduanya saat ini masih menjalani perawatan di RS Jakarta, karena menderita
luka. Kedua saksi itu ditengarai mengetahui bagaimana pria bertopi, berjaket, dan
membawa tas bisa masuk meledakkan diri di Hotel JW Marriott.
Dikutip dari Koran Singgalang, 18 Juli 2009
Soal
1. Tulislah isi informasi yang kamu dengar?
2. Sampaikanlah isi informasi yang kamu dengar di depan kelas?
3. Tanggapilah isi informasi tersebut dengan kalimat yang runtut dan jelas?

Kunci Jawaban
1.Contoh isi informasi
Telah terjadi peristiwa pemboman di Jakarta pada tanggal 17 Juli 2009.
Peristiwa tersebut menelan 9 orang korban jiwa dan luka berat puluhan orang.
Peristiwa tersebut menimpa dua buah hotel berbintang di kawasan Mega Kuningan,
Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Pada peristiwa ini belum ada yang mengaku
bertanggug jawab. Peristiwa ini disinyalir merupakan bom bunuh diri yang dilakukan
oleh seorang pria berinisial NA.
2. Menyampaikan informasi (lisan)
3. Contoh tanggapan terhadap informasi
Pemboman itu sungguh biadab dan tidak berprikemanusiaan. Dalam peristiwa
tersebut yang menjadi korban adalah orang-orang yang tidak berdosa. Hal ini
meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga korban. Disamping itu, peristiwa
ini juga melunturkan citra Bangsa Indonesia di dunia internasional.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau 1.2 Mengidentifikasi unsur sastra


cerita yang disampaikan secara (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita
langsung/tidak langsung. yang disampaikan secara langsung atau
melalui rekaman

Indikator Nilai Budaya Tujuan Pembelajaran


dan Karakter
Bangsa

1. Menentukan tema cerita  Mandiri 1. Menyampaikan unsur-unsur


yang disampaikan; intrinsik (tema, penokohan,
2. Menentukan tokoh cerita  Kreatif konflik, amanat, dan lain-lain)
yang disampaikan; yang terkandung di dalam
3. Menentukan konflik cerita yang disajikan disertai
cerita yang disampaikan;  Mandiri contoh kutipannya;
4. Menentukan amanat 2. Menyampaikan unsur-unsur
cerita yang disampaikan; ekstrinsik (nilai moral,
5. Menentukan nilai moral  Mandiri kebudayaan, agama, dan lain-
cerita yang disampaikan; lain) yang terkandung di dalam
6. Menentukan nilai budaya  Mandiri cerita yang disajikan disertai
cerita yang disampaikan; contoh kutipan; dan
7. Menentukan nilai agama 3. Menanggapi (setuju atau tidak)
cerita yang disampaikan;  Mandiri unsur-unsur intrinsik dan
dan ekstrinsik yang disampaikan
8. Menanggapi unsur  Mandiri teman dengan menggunakan
intrinsik dan ekstrinsik. bahasa yang santun dan efektif.
 Bersahabat/
komunikatif.

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Ringkasan Cerita

Seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa


Pasca Sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang
sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian dari
Dosen pembimbingnya yaitu mengenai kehidupan umat Islam di rusia pada masa
pemerintahan Stallin. Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman
lamanya David. David inilah yang mencarikan apartemen tempat tinggal untuk
Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget yang dimiliki Ayyas dan lokasi
apartemen yang strategis ternyata David hanya bisa mendapatkan sebuah apartemen
yang berbagi dengan orang lain. Parahnya teman seapartemennya itu adalah dua
orang wanita Rusia yang jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari
sini.

Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang
akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah 2 wanita yang menjadi
teman seapartemen Ayyas. Apartemen yang memiliki 3 kamar ini mengharuskan
Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang
keluarga. Sungguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang
mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim. Godaan bagi Ayyas tidak hanya
sampai di situ, dosen pembimbing yang dirujuk oleh dosennya di Delhi tidak bisa
melakukan bimbingan ke Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan tugas
bimbingan ini kepada asistennya. Dan ternyata sang asisten adalah seorang gadis
muda jelita bernama Anastasia, seorang penganut Kristen Ortodoks yang sangat
taat.

Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati
yang lebih di hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian
menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan
Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas, yaitu
menyiapkan rekayasa fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas
sebagai pelakunya. Tiga wanita inilah yang mendominasi jalannya kisah dalam Bumi
Cinta. Tidak ada konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita
temui pada sosok Fahri yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon
yang sempat terkena virus HIV. Di sini tokoh Ayyas hanya “nyaris” dipenjara
karena difitnah melakukan pengeboman di Hotel Metropole oleh Linor. Kisah ini
juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di
Sabra dan Sathila. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap
halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang
dijumpainya.

Unsur Ekstrinsik
Moral : ketabahan seoseorang dalam menghadapi segala cobaan.
Agama : kepercayaan terhadap takdir Tuhan dan kebeasaran Tuhan.
Budaya : berkelana.

Konsep
Pengertian
1. Unsur instrisik sastra
Unsur intrinsik adalah unsur yang berada di dalam suatu karya sastra, unsur-unsur
intrinsik adalah sebagai berikut:
a. tema adalah pokok persoalan yang diungkapkan pengarang dalam karya satra;
b. alur adalah jalinan peristiwa yang membentuk suatu cerita.
c. latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam cerita.
d. gaya bahasa adalah gaya pengarang menggunakan bahasa termasuk majas,
ungkapan, dan pribahasa.
e. penokohan dan perwatakan. Penokohan adalah cara pengarang menampilkan
tokoh di dalam karyanya. Contohnya: tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
Perwatakkan adalah cara pengarang menampilkan watak masing-masing tokoh
cerita. Contohnya: sombong, pemarah, angkuh, penyayang dll;
f. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam karyanya, sudut pandang terbagi
dua. Pertama, sudut pandang aku-an (orang pertama) adalah pengarang
menempatkan dirinya sebagai orang pertama, seolah-olah tokoh utama cerita.
Kedua, sudut pandang dia-an adalah apabila pengarang berada di luar tokoh-
tokoh ceritanya dan dapat pula berada di dalam cerita tetapi bukan sebagai tokoh
utama.
g. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis lewat karyanya.
h. Konflik adalah permasalahan yang terdapat dalam cerita.

2. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra, unsur-unsur
ekstrinsik adalah sebagai berikut:
a. Nilai budaya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan adat kebiasaan
masyarakat pada waktu lalu;
b. Nilai moral adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sikap dan perilaku
baik atau buruk; dan
c. nilai agama segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan kepada Sang
Pencipta.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


NO. Indikator Pencapaian Nilai Budaya dan Kewirausahaan/Ekonomi
Kompetensi Karater Bangsa Kreatif

1. Menyampaikan unsur- Mandiri Kepemimpinan


unsur ekstrinsik (nilai
moral, kebudayaan,
agama dan lain-lain).

2. Menanggapi (setuju atau Bersahabat/komunikatif


tidak) unsur-unsur dan kerjasama
intrinsik dan ekstrinsik
yang disampaikan
teman.

3. Menyampaikan unsur- Mandiri


unsur intrinsik (tema,
penokohan, konflik,
amanat, dan lain-lain).

4. Menaggapi (setuju atu Bersahabat/komunikatif


tidak) unsur-unsur dan kerjasama
intrinsik dan ekstrinsik
yang disampaikan
teman.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Unjuk kerja
5. Ceramah
6. Demonstrasi

D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

1. Memahami siaran atau 1. Mencari siaran atau 1. Siswa dapat


cerita yang disampaikan cerita yang disampai- menyampaikan unsur-
secara langsung/tidak kan secara unsur intrinsik (tems,
langsung. langsung/tidak penokohan, konflik,
2. Menyampaikan unsur- langsung. amanat, dan lain-lain)
unsur ekstrinsik (nilai 2. Menanggapi (setuju yang terkandung di
moral, kebudayaan, atau tidak setuju) dalam cerita yang
agama, dan lain-lain) unsur-unsur intrinsik disajikan disertai
dan ekstrinsik yang contoh kutipan.
disampaikan teman. 2. Siswa menyimpulkan
tentang siaran atau
cerita yang
disampaikan secara
langsung/tidak
langsung.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


NO. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Relegius 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Komunikatif 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas untuk Kerjasama 15 menit
menyiapkan teman-temannya
berdoa dan membaca asmaul husna.
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Kreatif
5. Guru menghubungkan pokok 2 menit
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif dan
dengan pelajaran yang terdahulu bersahabat/komunikatif
(apersepsi)
5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi adalah:
a) Mendengarkan cerita daerah Mandiri 10 menit
tertentu; Tanggung jawab
b) Mengidentifikasikan unsur
5 menit
intrinsik dan ekstrinsik;
c) Menyampaikan unsur intrinsik Mandiri
dan ekstrinsik. 8 menit

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi adalah:
a) Menceritakan yang disampaikan
baik secara langsung maupun Mandiri dam kreatif 10 menit
taupun melalui rekaman;
b) Diskusi dan Tanya jawab.
Kerjasama 5 menit
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-hal Rasa ingin tahu 2 menit
yang belum diketahui;
b) Menjelaskan tentang hal-hal Rasa ingin tahu 2 menit
yang belum diketahui.
3. Penutup
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama dan 5 menit
bersama dengan siswa; bersahabat/komunikatif
b) Guru mendorong siswa agar Menghargai prestasi 5 menit
tertarik pada pelajaran yang
telah diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Buku cerita/kaset
2. LKS: Tim. Bahasa Indonesia SMA X. Sukoharjo: Pustaka Firdaus.
3. Buku pendamping: Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra
Indonesia kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria Penilaian
N ASPEK YANG DINILAI NILAI
O
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
tetapi tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94
B = 65 – 79
C = 55 – 64
K = 31 – 54

2. Penilaian hasil belajar


Teknik penilaian : Tes
Bentuk instrumen : Tulisan dan Lisan
Jenis tagihan : Tugas Individu
Contoh instrumen : a. Tulislah unsur instrinsik cerita Mak Isun Kayo
( tema, tokoh, konflik dan amanat)!
b. Tulislah unsur ekstrinsik cerita Mak Isun Kayo
(moral, budaya dan agama)!
Kriteria Penilaian
NO ASPEK SKOR
.
1. Tema 10 – 30
 Tema tepat. 30
 Tema kurang tepat. 20
 Tema tidak tepat. 10
2. Tokoh 10 – 30
 Tokoh tepat. 30
 Tokoh kurang tepat. 20
 Tokoh tidak tepat. 10
3. Konflik 10 – 30
 Konflik tepat. 30
 Konflik kurang tepat. 20
 Konflik tidak tepat. 10
4. Amanat 10 – 30
 Amanat tepat. 30
 Amanat kurang tepat. 20
 Amanat tidak tepat. 10
5. Nilai moral 10 – 30
 Nilai moral tepat. 30
 Nilai moral kurang tepat. 20
 Nilai moral tidak tepat. 10
6. Nilai budaya 10 – 30
 Nilai budaya tepat. 30
 Nilai budaya kurang tepat. 20
 Nilai budaya tidak tepat. 10
7. Nilai agama 10 – 30
 Nilai agama tepat. 30
 Nilai agama kurang tepat. 20
 Nilai agama tidak tepat. 10
Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
Ringkasan Cerita

Seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa


Pasca Sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang
sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian dari
Dosen pembimbingnya yaitu mengenai kehidupan umat Islam di rusia pada masa
pemerintahan Stallin. Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman
lamanya David. David inilah yang mencarikan apartemen tempat tinggal untuk
Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget yang dimiliki Ayyas dan lokasi
apartemen yang strategis ternyata David hanya bisa mendapatkan sebuah apartemen
yang berbagi dengan orang lain. Parahnya teman seapartemennya itu adalah dua
orang wanita Rusia yang jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari
sini.

Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang
akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah 2 wanita yang menjadi
teman seapartemen Ayyas. Apartemen yang memiliki 3 kamar ini mengharuskan
Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang
keluarga. Sungguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang
mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim. Godaan bagi Ayyas tidak hanya
sampai di situ, dosen pembimbing yang dirujuk oleh dosennya di Delhi tidak bisa
melakukan bimbingan ke Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan tugas
bimbingan ini kepada asistennya. Dan ternyata sang asisten adalah seorang gadis
muda jelita bernama Anastasia, seorang penganut Kristen Ortodoks yang sangat
taat.

Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati
yang lebih di hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian
menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan
Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas, yaitu
menyiapkan rekayasa fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas
sebagai pelakunya. Tiga wanita inilah yang mendominasi jalannya kisah dalam Bumi
Cinta. Tidak ada konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita
temui pada sosok Fahri yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon
yang sempat terkena virus HIV. Di sini tokoh Ayyas hanya “nyaris” dipenjara
karena difitnah melakukan pengeboman di Hotel Metropole oleh Linor. Kisah ini
juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di
Sabra dan Sathila. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap
halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang
dijumpainya.
Soal
1. Tulislah unsur instrinsik cerita di atas (tema, tokoh, konflik dan amanat)?
2. Tulislah unsur ekstrinsik cerita di atas (moral , budaya dan agama)?

1. Unsur Intrinsik          

a. Tema
Kisah seorang pria berkewarganegaraan Indonesia yang bernama Muhammad
Ayyas yang dikisahkan menjadi seorang peneliti di MG, yang mendapat banyak
cobaan saat berada di Moskwa-Rusia.

b. Alur/ plot
1) alur maju : Di alur maju ini kang abik bercerita tentang apa yang akan di
laksanakan selama ayyas berada di rusia.
2) alur mundur : Di alur ini kang abik menceritakan tentang pada saat Ayyas masi
duduk di bangku sekolah.

c. Latar atau Setting


1) Latar Waktu
Pagi, siang, malam, musim, hari jum’at.
2) Latar Tempat
Kota Katedral, apertemen, ruangan, sofa, cermin, ruang tamu, dapur, taman,
stasiun, restoran, pasar Vietnam, mobil, Kota Berlin, masjid Prospek Mira, pesawat,
Kota Moskwa.

3) Latar Suasana
a) Kesedihan
b) Kerinduan
c) Kaget
d) Kebahagian
e) marah

4. Sudut Pandang
a) Orang pertama: Karena dalam novel tersebut pengarang banyak bercerita tentang
pengalaman dan memakai kata ganti dia.
b) Orang ketiga: Karena dalam novel tersebut menggunakan gaya nama orang.

5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan yaitu gaya bahasa ironi.

6. Penokohan
Ada 4 tokoh sentral dalam cerita ini: pertama : Muhammad Ayyas, kedua :
Anastasia Palazzo, ketiga : Yelena, keempat : Linor.

7. Amanat
a) Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hambanya maka
dari itu janganlah putus asa.
b) Sebaiknya kita tidak boleh berburuk sangka dengan orang lain belum tentu orang
itu jahat.
c) Jangan melampiaskan keputus asaan dengan masuk ke dalam dunia hitam dan free
sex.

2. Unsur Ekstrinsik
Moral : ketabahan seoseorang dalam menghadapi segala cobaan.
Agama : kepercayaan terhadap takdir Tuhan dan kebeasaran Tuhan.
Budaya : berkelana.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Berbicara: 2. Mengungkapkan pikiran, 2.1 memperkenalkan diri dan orang lain


perasaan, dan informasi melalui kegiatan di dalam forum resmi dengan intonasi
berkenalan, berdiskusi, dan bercerita. yang tepat

Indikator Nilai Budaya Tujuan Pembelajaran


dan Karakter
Bangsa

1. Mengucapkan kalimat  Mandiri dan 1. Mengucapkan kalimat


perkenalan (misalnya, Kreatif perkenalan (misalnya, sebagai
sebagai moderator atau moderator atau pembawa
pembawa acara) dengan acara resmi atau tidak resmi)
lancar dan intonasi yang dengan lancar dan intonasi
tidak monoton. yang tidak monoton;
2. Menggunakan diksi atau 2. Menggunakan diksi (pilihan
piliha kata yang tepat kata) yang tepat dan sesuai
dalam kalimat  Kreatif dengan kondisi;
perkenalan. 3. Menanggapi kekurangan yang
3. Menanggapi kekurangan terdapat pada pengucapan
yang terdapat dalam kalimat perkenalan oleh
kalimat perkenalan yang teman; dan
disampaikn teman. 4. Memperbaiki pengucapan
4. Memperbaiki pengucapan  Bersahabat/ kalimat yang kurang sesuai.
kalimat perkenalan yang komunikatif
kurang sesuai.

 Bersahabat/
komunikatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Memperkenalkan diri
Contoh memperkenalkan diri dalam forum resmi
”Selamat siang, Bapak dan Ibu Guru SMA I Singkarak, serta siswa SMA
Singkarak peserta seminar’ Bahasa dan Sastra Indonesia’ siang hari ini.Sebelum
penyaji memaparkan makalahnya sebagai moderator saya perkenalkan diri saya
terlebih dahulu. Nama saya Ermayulis, S. Pd. Saya dilahirkan di Guguk Malalo pada
tanggal 04 Mei 1973. Saya anak kedua dari empat bersaudara, dan bertempat
tinggal di Muara Ambius Guguk Malalo. Saat ini saya bekerja sebagai guru Bahasa
Indonesia di SMAN I Sigkarak. Saya mempunyai hobi menulis puisi dan membaca.
Disamping itu saya juga senang bermain voli.

Contoh memperkenalkan orang lain


”Bapak, Ibu, dan para peserta ’Diskusi Membentengi Remaja dari Pergaulan
Bebas’ yang saya hormati. Sebelum membahas topik ini, terlebih dahulu akan saya
perkenalkan pembicara pertama dalam diskusi ini. Beliau bernama, Muhamad Iqbal,
S,Sos. Lahir di Padang pada tanggal 24 April 1971. Beliau bertempat tinggal di
Jorong Kubang Gajah , Singkarak, dengan satu istri dan dua orang putri. Setelah
menamatkan SMA di Padang, melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Politik
UNAND, lulus pada tahun 1995. Sekarang bekerja di Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kabupaten Solok.
Konsep
Pengertian
Urutan Memperkenalkan Diri dan Orang Lain
Berikut ini ada tata urutan memperkenalkan diri dan orang lain:
1. Menampilkan profil pribadi secara jujur, objektif (tidak dibuat-buat),
ringkas,seperti nama, tempat dan tangga lahir, serta alamat tempat tinggal.
2. Riwayat pendidikan
3. Riwayat pengalaman riwayat lain seperti hobi/kesenangan, atau prestasi yang
pernah diraih.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


NO. Indikator Nilai Budaya dan Kewirausahaan/Ekonomi
Pencapaian Karakter Bangsa Kreatif
Kompetensi

1. Mengucapkan Mandiri Kepemimpinan


kalimat perkenalan
(misalnya, sebagai
moderator atau
pembawa acara)
dengan lancar dan
intonasi yang tidak
monoton.

2. Menggunakan diksi Kreatif


(pilihan kata) yang
tepat.

3. Menanggapi Bersahabat/komunikatif
kekurangan yang
terdapat pada
pengucapan kalimat
perkenalan oleh
teman.

4. Memperbaiki Kerjasama
pengucapan kalimat
yang kurang sesuai.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Unjuk kerja
5. Ceramah
6. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

1. Mengucapkan kalimat 1. Misalnya, sebagai 1. Siswa dapat


perkenalan dengan moderator atau memperkenalkan diri
lancar dan intonasi yang pembawa acar dan orang lain di dalam
tidak monoton. resmi dan tidak forum resmi dengan
resmi. intonasi yang tepat.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


NO. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran Disiplin 5 menit
siswa
3. Guru dibantu oleh ketua kelas
Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya
4. Guru memperkenalkan
pelajaran secara menarik Tanggung jawab
5. Guru menghubungkan pokok 2 menit
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif
dengan pelajaran yang
terdahulu (apersepsi)
5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi
adalah:
a) Mengamati moderator atau Mandiri dan disiplin 15 menit
pembawa acara dalam
diskusi atau suatu kegiatan
langsung atau tak langsung
(di lakukan di kelas, di
rumah, atau di luar kelas).
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi
adalah:
a) Berperan sebagai
moderator atau pembawa Kreatif dan tanggun 15 menit
acara untuk jawab
memperkenalkan diri
sendiri dan pembicara
dalam diskusi.
b) Menanggapi kekurangan
pada pengucapan kalimat
perkenalan yang dilakukan Bersahabat/komunikatif 8 menit
oleh teman.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui;
c) Menjelaskan tentang hal-
Rasa ingin tahu 2 menit
hal yang belum diketahui.

Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan Kerjasama 5 menit
pelajaran bersama dengan
siswa;
b) Guru mendorong siswa
Toleransi dan 5 menit
agar tertarik pada pelajaran
yang telah diterima;
c) Merefleksikan pelajaran menghargai prestasi
yang telah dilaksanakan.
Tanggung jawab 10 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Buku teks yang terkait;
2. Buku pendamping: a) LKS: Tim. Bahasa Indonesia SMA X. Sukoharjo: Pustaka
Firdaus, b) Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia Kelas
X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.
3. Media cetak/elektronik
4. Tuturan Langsung

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
.
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K

Keterangan: A = 80 – 94 B = 65 – 79 C = 55 – 64 K = 31 – 54

2. Penilaian Hasil Belajar


a) Teknik penilaian : Unjuk Kerja
b) Bentuk instrumen : Lisan dan Tulis
c) Jenis tagihan : Tugas individu dan Kelompok
d) Contoh instrumen : 1. Perkenalkan diri kamu sebagai seorang moderator
dalam forum resmi, kemudian perkenalkan teman
kamu sebagai penyaji dalam forum resmi dengan
diksi dan intonasi yang tepat.
2. Tanggapilah penyampaian kalimat perkenalan
diri dan orang lain yang disampaikan temanmu
dari segi diksi dan intonasi.
3. Perbaiki kesalahan yang terdapat dalam kalimat
perkenalan yang disampaikan temanmu.
Kriteria Penilaian
No ASPEK SKOR
.
1. Kalimat perkenalan 10 – 30
 Diksi dan intonasi tepat. 30
 Diksi dan intonasi kurang tepat. 20
 Diksi dan intonasi tidak tepat. 10
2. Tanggapan 10 – 30
 Tanggapan tepat dan jelas. 30
 Tanggapan kurang tepat dan kurang jelas. 20
 Tanggapan tidak tepat dan tidak jelas. 10
3. Perbaikan kesalahan 10-30
 Perbaikan tepat. 30
 Perbaikan kurang tepat. 20
 Perbaikan kurang tepat. 10

Total 90
Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
Contoh Perkenalan Diri
”Selamat siang, Bapak dan Ibu Guru SMA I Singkarak, serta siswa SMA
Singkarak peserta seminar’ Bahasa dan Sastra Indonesia’ siang hari ini.Sebelum
penyaji memaparkan makalahnya sebagai moderator saya perkenalkan diri saya
terlebih dahulu. Nama saya Ermayulis, S. Pd. Saya dilahirkan di Guguk Malalo pada
tanggal 04 Mei 1973. Saya anak kedua dari empat bersaudara, dan bertempat
tinggal di Muara Ambius Guguk Malalo. Saat ini saya bekerja sebagai guru Bahasa
Indonesia di SMAN I Sigkarak. Saya mempunyai hobi menulis puisi dan membaca.
Disamping itu saya juga senang bermain voli.

Soal
1. Buatlah contoh perkenalan diri pada forum resmi?
2. Tanggapilah perkenalan diri dalam forum resmi dari teman kalian?
3. Perbaikilah kata-kata yang salah disampaikan oleh teman kalian?

Kunci Jawaban
1. Contoh memperkenalka diri dalam forum resmi
”Selamat siang, Bapak dan Ibu Guru SMA I Singkarak, serta siswa SMA
Singkarak peserta seminar’ Bahasa dan Sastra Indonesia’ siang hari ini.Sebelum
penyaji memaparkan makalahnya sebagai moderator saya perkenalkan diri saya
terlebih dahulu. Nama saya Ermayulis, S. Pd. Saya dilahirkan di Guguk Malalo pada
tanggal 04 Mei 1973. Saya anak kedua dari empat bersaudara, dan bertempat tinggal
di Muara Ambius Guguk Malalo. Saat ini saya bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia
di SMAN I Sigkarak. Saya mempunyai hobi menulis puisi dan membaca. Disamping
itu saya juga senang bermain voli.

2. Contoh tanggapan
Intonasi yang digunakan monoton tidak menarik sehingga orang yang
mendengarkan bosan, diksi juga ada yang tidak tepat ,contoh penggunaan kata dia.

3. Contoh perbaikan
Kata dia sebaiknya diganti beliau karena lebih sopan dan lebih tepat.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Berbicara: 2. Mengungkapkan pikiran, 2.1 Mendiskusikan masalah (yang


perasaan, dan informasi melalui kegiatan ditemukan dari berbagai berita, artikel,
berkenalan, berdiskusi, dan bercerita. atau buku)

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Mencatat masalah dari  Mandiri 1. Mencatat masalah dari


berbagai sumber berbagai sumber;
2. Menanggapi masalah  Kreatif 2. Menanggapi masalah dalam
dalam berita, artikel, berita, artikel, dan buku;
dan buku. 3. Mengajukan saran dan
3. Mengajukan saran dan pemecahan terhadap masalah
pemecahan terhadap yang disampaikan;
masalah yang  Bersahabat/ko 4. Mendaftarkan kata-kata sulit
disampaikan munikatif dalam teks bacaan; dan
4. Mendaftar kata-kata membahas maknanya
sulit dalam bacaan
5. Membahas makna kata-  Mandiri
kata sulit.

 Bersahabat/ko
munikatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Artikel
Contoh artikel
DOSA SIAPA?
Oleh: Sepri Andy

Mungkin Tuhan mulai bosan.


Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
Dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan


Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya
Pada rumput yang bergoyang

Di atas adalah penggalan lagu yang dinyayikan Ebiet G. Ade tentang alam
dan kesalahan manusia yang sangat dalam sekali maknanya. Bahkan jika terjadi
bencana yang memporak-porandakan suatu daerah tertentu kita selalu terkenang
bait lagu tersebut hingga kita sadar dan dapat mengoreksi diri. Bencana Situ
Gintung hanyalah merupakan rentetan musibah alam sebelumnya yang menimpa
negara kita. Dalam jarak waktu yang tak terlalu jauh, terjadi juga banjir bandang di
salah satu kota di Sumatera Barat. Yang anehnya lagi, banjir bandang ini selalu
membawa kayu-kayu gelondongan sisa hasil penebangan liar dari sebagian orang
yang telah memporak porandakan hutan untuk kepentingannya sendiri, menjarah
hasil hutan tanpa pandang bulu, besar atau kecil semua ditebang.
Mengapa manusia seperti tak pernah jera dengan musibah yang bertubi-tubi
menimpanya? Akibat ulah dari segelintir oknum yang telah melakukan pengrusakan
hutan dengan ilegal loggingnya semua kita ikut-ikutan menanggung akibatnya.
Kedepan kita tidak pernah tahu tentang rahasia alam, apakah alam akan kembali
murka?
Manusia perlu mengoreksi diri bahwa jangan lagi memprlakukan alam
semena-mena. Mudah-mudahan Situ Gintung merupakan tragedi terakhir yag
menimpa negara kita.Sulit untuk mencari siapa yang harus bertanggung jawab
terhadap musibah ini. Jangan lagi kita mempersalahkan alam atas tragedi tersebut,
alam murka karena ulah kita manusia yang gemar memperlakukan alam dengan
tidak bersahabat, seperti menebang utan secara membabibuta.

Manusia yang cerdas adalah manusian yang mau dan bersahabat dengan
alam. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan menanam kembali tumbuhan dan
beraneka ragam pohon-pohon sebagai penyeimbang alam dan lingkungan agar
mampu menyerap debit air yang besar akibat dari curahan air hujan yang tinggi.
Pemerintah juga mesti cepat tanggap dalam mengantisipasi permasalahan yag
dihadapi oleh rakyatnya, jangan ikut-ikutan masa bodoh dengan kerusakan alam,
karena mereka diangkat dan digaji dari uang rakyat maka sudah semestinya mereka
bekerja keras untuk rakyat.
Bukan saatnya lagi saling lempar tanggung jawab dan menyalahkan karena
itu hanya akan memperparah penderitaan rakyat. Selain itu, jangan menjadikan
bencana yang menimpa rakyat sebagai bahan kampanye atau komoditas politik
tertentu, sebab jika hal tersebut dilakukan maka itu merupakan bentuk pelecehan
terhadap rakyat.
Jika, memang tulus membantu, jangan banyak digembar-gemborkan pada
media, bantulah seiklasnya dengan niat tulus bukan dengan embel-embel di balik
bantuan tersebut. Akhirnya mari bersama sama kita berdoa, mudah-mudahan
saudara kita yang terkena musibah bisa tabah dan sabar menghadapinya. Amin.
( Harian Umum Singgalang, 12 April 2009)

Konsep
Pengertian
Diskusi
Diskusi merupakan suatu bentuk kegiatan bertukar pikiran yang teratur dan
terarah, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Diskusi bertujuan untuk
mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu
masalah.
Aturan dalam diskusi
1. Dalam menggunakan pendapat sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan
disertai alasan dan argumen yang masuk akal.
Contoh: Dalam menghadapi pencurian di sekolah kita yang akhir-akhir ini sering
terjadi sebaiknya kita tetap berkepala dingin dan tidak menuduh siapa
pun.
2. Dalam diskusi yang ditolak adalah pendapatnya, bukan orang yang
mengemukakan pendapat.
Contoh: Sebenarnya, pendapat Anda memang masuk akal. Akan tetapi,
pelaksanaanya memerlukan biaya yang cukup banyak. Oleh karena itu
perlu dipikirkan solusi yang lebih efektif dan biaya murah.
3. Sebaiknya Anda membuang jauh rasa sentimen, kurang senang, dan jengkel
terhadap orang yang mengemukakan pendapat, apalagi jika tidak sependapat
dengan Anda.
4. Jangan sekali-kali Anda mencemooh, menghina, atau menyinggung perasaan
peserta diskusi lain.
5. Anda pun harus bersikap objektif, menunjukkan bagian yang salah dan mengakui
keunggulan peserta lain.
6. Anda pun dapat mengemukakan penolakan terhadap pendapat peserta lain melalui
moderator.

Tips memberikan persetujuan pendapat peserta diskusi lain


1. Sebaiknya persetujuan dikemukakan dengan bahasa yang baik dan sopan.
2. Persetujuan harus didukung bukti dan keterangan yang logis dan jelas
3. Komentar untuk melengkapi persetujuan tidak berlebihan .
4. Persetujuan tersebut diungkapkan secara objektif, disertai dengan fakta atau bukti
yang kongkret.
5. Kalimat harus mudah diterima dan tidak berbeli-belit.

B. Indikator Pencapaian
NO. Indikator Pencapaian Nilai Budaya dan Kewirausahaan/
Kompetensi Karakter Bangsa Ekonomi Kreatif

1. Mencatat masalah dari berbagai Mandiri Kepemimpinan


sumber

2. Menanggapi masalah dalama Bersahabat/


berita, artikel dan buku. Komunikatif

3. Mengajukan saran dan Bersahabat/


pemecahan terhadap masalah Komunikatif
yang disampaikan.

4. Mendaftarkan kata-kata sulit Mandiri


dalan teks bacaan.

5. Membahasa maknanya. Bersahabat/


komunikatif dan
bekerjasama

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi

D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

1. Mengamati teks 1. Mencari dan 1. Siswa dapat


berita, artikel, buku mengumpulkan data. mencatat masalah
yang berisi informasi 2. Mendaftarkan kata- dari berbagai
aktual. kata sulit dalam teks sumber.
2. Menuliskan kata sulit bacaan. 2. Siswa dapat
dalam teks bacaan. membahas
maknanya.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


NO. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya berdoa dan membaca
asmaul husna
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab 2 menit
5. Guru menghubungkan pokok
pelajaran yang akan dipelajari
dengan pelajaran yang terdahulu Kreatif
(apersepsi)
5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Secara bergiliran siswa Mandiri dan disiplin 10 menit
mencari artikel, atau buku
yang berhubungan dengan
lingkungan daerah masing-
masing.
b) Membaca berita, artikel atau
buku. Tanggung jawab 5 menit
c) Mengidentifikasi masalah Mandiri
dalam artikel. 8 menit
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Mendiskusikan masalah.
b) Melaporkan hasil diskusi.
Kerjasama 10 menit
3. Konfirmasi Bersahabat/komunikatif 5 menit
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui. 2 menit
b) Menjelaskan tentang hal-hal Rasa ingin tahu
yang belum diketahui. 2 menit
Rasa ingin tahu

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan Kerjasama 5 menit
pelajaran bersama dengan
siswa; 5 menit
b) Guru mendorong siswa agar
Toleransi dan
tertarik pada pelajaran yang
telah diterima; menghargai prestasi
c) Merefleksikan pelajaran yang 10 menit
telah dilaksanakan. Tanggung jawab
F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Buku cerita lucu/kaset cerita
2. Pengalaman langsung
3. Buku pendamping: Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra
Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
.
1. Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2. Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3. Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94
B = 65 – 79
C = 55 – 64
K = 31 – 54
2. Penilaian hasil belajar
a) Teknik penilaian : Unjuk Kerja
b) Bentuk instrumen : Lisan dan Tulis (laporan diskusi)
c) Jenis tagihan : Tugas Individu dan Kelompok
d) Contoh instrumen :
1. Catatlah 3 masalah yang terdapat dalam artikel tersebut!
2. Berilah tanggapan terhadap masalah yang terdapat dalam artikel tersbut!
3. Berilah saran dan pemecahan terhadap masalah yang disampaikan teman!
4. Datalah kata-kata sulit (istilah) yang terdapat dalam teks!
5. Tentukanlah makna kata-kata sulit yang terdapat dalam teks!
Kriteria penilaian
NO ASPEK SKOR
.
1. Mencatat masalah 10 – 30
 Masalah tepat. 30
 Masalah kurang tepat. 20
 Masalah tidak tepat. 10
2. Tanggapan 10 – 30
 Tanggapan tepat dan jelas. 30
 Tanggapan kurang tepat dan kurang jelas. 20
 Tanggapan tidak tepat dan tidak jelas. 10
3. Saran dan pemecahan 10-30
 Saran tepat menggunakan argumen yang logis. 30
 Saran kurang tepat tidak menggunakan argumen yang logis. 20
 Saran tidak tepat tidak menggunakan argumen yang logis. 10

4. Daftar kata-kata sulit 10-30


 Kata- kata tepat. 30
 Kata-kata kurang tepat 20
 Kata-kata tidak tepat. 10

5. Makna kata 10-30


 Makna kata tepat. 30
 Makna kurang tepat. 20
 Makna tidak tepat. 10
Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002

DOSA SIAPA?
Oleh: Sepri Andy

Mungkin Tuhan mulai bosan.


Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
Dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan


Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya
Pada rumput yang bergoyang

Di atas adalah penggalan lagu yang dinyayikan Ebiet G. Ade tentang alam
dan kesalahan manusia yang sangat dalam sekali maknanya. Bahkan jika terjadi
bencana yang memporak-porandakan suatu daerah tertentu kita selalu terkenang
bait lagu tersebut hingga kita sadar dan dapat mengoreksi diri. Bencana Situ
Gintung hanyalah merupakan rentetan musibah alam sebelumnya yang menimpa
negara kita. Dalam jarak waktu yang tak terlalu jauh, terjadi juga banjir bandang di
salah satu kota di Sumatera Barat. Yang anehnya lagi, banjir bandang ini selalu
membawa kayu-kayu gelondongan sisa hasil penebangan liar dari sebagian orang
yang telah memporak porandakan hutan untuk kepentingannya sendiri, menjarah
hasil hutan tanpa pandang bulu, besar atau kecil semua ditebang.
Mengapa manusia seperti tak pernah jera dengan musibah yang bertubi-tubi
menimpanya? Akibat ulah dari segelintir oknum yang telah melakukan pengrusakan
hutan dengan ilegal loggingnya semua kita ikut-ikutan menanggung akibatnya.
Kedepan kita tidak pernah tahu tentang rahasia alam, apakah alam akan kembali
murka?
Manusia perlu mengoreksi diri bahwa jangan lagi memprlakukan alam
semena-mena. Mudah-mudahan Situ Gintung merupakan tragedi terakhir yag
menimpa negara kita.Sulit untuk mencari siapa yang harus bertanggung jawab
terhadap musibah ini. Jangan lagi kita mempersalahkan alam atas tragedi tersebut,
alam murka karena ulah kita manusia yang gemar memperlakukan alam dengan
tidak bersahabat, seperti menebang utan secara membabibuta.

Manusia yang cerdas adalah manusian yang mau dan bersahabat dengan
alam. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan menanam kembali tumbuhan dan
beraneka ragam pohon-pohon sebagai penyeimbang alam dan lingkungan agar
mampu menyerap debit air yang besar akibat dari curahan air hujan yang tinggi.
Pemerintah juga mesti cepat tanggap dalam mengantisipasi permasalahan yag
dihadapi oleh rakyatnya, jangan ikut-ikutan masa bodoh dengan kerusakan alam,
karena mereka diangkat dan digaji dari uang rakyat maka sudah semestinya mereka
bekerja keras untuk rakyat.
Bukan saatnya lagi saling lempar tanggung jawab dan menyalahkan karena
itu hanya akan memperparah penderitaan rakyat. Selain itu, jangan menjadikan
bencana yang menimpa rakyat sebagai bahan kampanye atau komoditas politik
tertentu, sebab jika hal tersebut dilakukan maka itu merupakan bentuk pelecehan
terhadap rakyat.
Jika, memang tulus membantu, jangan banyak digembar-gemborkan pada
media, bantulah seiklasnya dengan niat tulus bukan dengan embel-embel di balik
bantuan tersebut. Akhirnya mari bersama sama kita berdoa, mudah-mudahan
saudara kita yang terkena musibah bisa tabah dan sabar menghadapinya. Amin.
( Harian Umum Singgalang, 12 April 2009)

Soal
1. Catatlah 3 masalah yang terdapat dalam artikel tersebut?
2. Berilah tanggapan terhadap masalah yang terdapat dalam artikel tersbut?
3. Berilah saran dan pemecahan terhadap masalah yang disampaikan teman?
4. Datalah kata-kata sulit (istilah) yang terdapat dalam teks?
5. Tentukanlah makna kata-kata sulit yang terdapat dalam teks?

Kunci Jawaban
1. Masalah:
a) Bencana yang terjadi di Indonesia adalah ulah oknum yang tidak bertanggung
jawab.
b) Manusia tidak pernah jera dengan musibah yang menimpanya.
c) Pemerintah hendaknya cepat tanggap terhadap persoalan yang terjadi di
masyarakat.
2. Contoh tanggapan:
Masalah yang dikemukakan kurang lengkap, hendaknya diberi penjelasan yang
lebih detail.

3. Contoh saran:
Sebaiknya pemerintah dan masyarakat bekerja sama menanggulangi bencana,
serta bekerja sama untuk mencegah bencana tersebut datang lagi.
4. Contoh kata-kata sulit
Banjir bandang
Ilegal Logging

5. Makna kata
Banjir Bandang = Banjir disertai lumpur dan kayu-kayu besar.
Ilegal Logging = Penebangan hutan secara liar untuk keperluan
Komersil.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Berbicara: 2. Mengungkapkan pikiran, 1.1 Menceritakan berbagai pengalaman


perasaan, dan informasi melalui kegiatan dengan pilihan kata dan ekspresi yang
berkenalan, berdiskusi, dan bercerita. tepat.

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Mencatat masalah dari  Mandiri 1. Menyampaikan secara lisan


berbagai sumber; pengalaman pribadi berbagai
2. Menanggapi masalah  Mandiri pengalaman (yang lucu,
dalam berita, artikel, menyenangkan,
dan buku; mengharukan) dengan pilihan
3. Mengajukan saran dan kata dan ekspresi yang tepat;
pemecahan terhadap 2. Menanggapi atau membahas
masalah yang pengalaman pribadi yang
disampaikan;  Bersahabat/ko disampaikan oleh teman
4. Mendaftar kata-kata munikatif dengan menggunakan bahasa
sulit dalam bacaan; dan yang santun dan efektif; dan
5. Membahas makna kata- 3. Menuliskan pengalaman
kata sulit.  Mandiri pribadi dengan menggunakan
kalimat efektif.

 Bersahabat/ko
munikatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Contoh Pengalaman Pribadi
Pagi itu aku bangun kesiangan. Begitu bangun aku langsung saja
menyamabar handuk dan berlari ke kamar mandi. Secepat kilat aku mandi. Aku
segera berganti pakaian. Sayang sekali hari ini aku tidak sarapan. Padahal kemarin
malam aku tidak makan malam. Aku berlari ke depan rumah dan menyambar sepeda
balapku. Kukayuh sepedaku sekuat tenaga agar tidak terlambat tiba di sekolah.
Huh.. pukul 06.55, aku belum terlambat. Masih ada 5 menit lagi. Akan tetapi,
sekolahku kok sepi? Ada apa ini? Pintu gerbangnya pun tertutup. Tidak biasanya
seperti ini! Tiba-tiba ada suara di belakangku.
”Man, ngapain kamu pergi ke sekolah? Ini kan hari Minggu?
Ha...haa...,”kata suara itu. Langsung saja aku menengok ke belakang. Ternyata
suara itu milik Badu. ”Yang benar, Du?” tanyaku. ”Walah sudah tua benar temanku
ini! Coba ingat kemain hari Sabtu, Man,” kata Badu.
Astaga benar juga. Kemarin kan hari Sabtu? Kami pun tertawa bersama-
sama. Malunya aku. Untung saja keesokan harinya badu tidak menceritakan
peristiwa memalukan itu di sekolah. Badu memang teman yang baik dan pengertian.
Konsep
Pengertian
Pengalaman Pribadi
Setiap orang pasti memiliki pengalaman yang mengesankan. Saat
menceritakan pengalaman harus diperhatikan hal-hal brikut:
1. Menggunakan pilihan kata yang menarik;
2. Menggunakan ekspresi yang sesuai;
3. Menceritakan cerita dengan runtut;
4. Menggunakan intonasi yang sesuai;
5. Menggunakan lafal yang sesuai; dan
6. Menggunakan volume suara yangsesuai.
Pokok-pokok pengalaman sebagai berikut:
1. Orang yang terlibat dalam pengalaman;
2. Peristiwa yang dialami;
3. Tempat pengalaman terjadi;
4. Waktu pengalaman terjadi;
5. Mengapa pengalaman itu terjadi; dan
6. Proses pengalaman berlangsung.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai bercerita:


1. Menentukan pengalaman yang akan diceritakan;
2. Mengumpulkan bahan-bahan dan pokok-pokok kejadian yang akan diceritakan;
3. Menentukan garis besar alur cerita atau kronologis kejadian; dan
4. Mempersiapkan refleksi atau nilai-nilai yang dapat diambil.

Secara umum struktur menceritakan pengalaman sebagai berikut:


1. Memaparkan latar belakang waktu dan tempat pengalaman serta pelaku-pelaku
kejadian;
2. Menyampaikan situasi serta kejadian yang endorong munculnya masalah;
3. Melukiskan saat-saat kritis, gawat, dan menegangkan yang menjadi klimaks;
4. Menyampaikan penyelesaian masalah pada saat akhir kejadian; dan
5. Menyampaikan refleksi atas nilai-nilai yang dapat diambil dari pengalaman.
Pada saat menceritakan pengalaman harus jujur, terbuka, saling percaya,
rendah hati, tenang dan tidk emosional, serta percaya diri. Pendengar harus
menyimak dengan kesungguhan dan penuh penghargaan. Menjaga kepercayaan yang
diberikan pencerita.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Indikator Pencapaian Nilai Budaya Kewirausahaan/
Kompetensi dan Karakter Ekonomi Kreatif
Bangsa

1. Menyampaikan secara lisan Mandiri dan Kepemimpinan


pengalaman pribadi (yang lucu, tanggung jawab
menyenangkan, mengharukan,
dan sebagainya) dengan pilihan
kata dan ekspresi yang tepat.

2. Menanggapi pengalaman pribadi Bersahabat/komu


yang disampaikan. nik-atif

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi

D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menceritakan berbagai Cerita pengalaman (yang Siswa dapat


pengalaman lucu, mengharukan, menyampaikan secara
menggembirakan) lisan pengalaman pribadi
berbagai pengalaman
(yang lucu,
menggembirakan,
mengharukan) dengan
pilihan kata dan ekspresi
yang tepat.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-temannya
berdoa dan membaca asmaul husna.
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab dan
5. Guru menghubungkan pokok kreatif 2 menit
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi)
5 menit

2. Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Menyampaikan secara lisan Mandiri dan kreatif 10 menit
pengalaman pribadi berbagai
pengalaman (yang lucu,
menggembirakan,
mengharukan) dengan pilihan
kata dan ekspresi yang tepat.
b) Menanggapi atau membahas Kreatif dan
pengalaman pribadi yang bersahabat/komunikatif 15 menit
disampaikan oleh teman
dengan bahasa yang santun
dan efektif.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Menuliskan pengalaman
pribadi dengan menggunakan
kalimat efektif.
Kreatif dan tanggung 5 menit
b) Secara bergiliran siswa siswa
bercerita pengalaman pribadi jawab
(yang lucu, menggembirakan,
mengharukan) dengan Tanggung jawab dan 5 menit
menggunakan: mandiri
1) Pilihan kata dan ekspresi
secara tepat.
2) Menggunakan kosakata
sesuai dengan situasi dan
konteks. Kreatif 2 menit
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa: Kreatif 2 menit
a) Menyimpulkan tentang hal-hal
yang belum diketahui.
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui.
Rasa ingin tahu 1 menit

Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang telah
menghargai prestasi
diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang telah
dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit

F. Sumber Belajar
1. Buku cerita/kaset langsung
2. Pengalaman langsung
3. Buku pendamping: Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra
Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
.
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94
B = 65 – 79
C = 55 – 64
K = 31 - 54

2. Penilaian hasil belajar


a) Teknik penilaian : Unjuk Kerja
b) Bentuk instrumen : Lisan dan Tulis (laporan diskusi)
c) Jenis tagihan : Tugas Individu dan Kelompok
d) Contoh instrumen :
1. Tulislah pengalaman pribadi?
Kriteria penilaian
NO ASPEK SKOR
.
1. Mencatat masalah 10 – 30
 Masalah tepat. 30
 Masalah kurang tepat. 20
 Masalah tidak tepat. 10
2. Tanggapan 10 – 30
 Tanggapan tepat dan jelas. 30
 Tanggapan kurang tepat dan kurang jelas. 20
 Tanggapan tidak tepat dan tidak jelas. 10
3. Saran dan pemecahan 10-30
 Saran tepat menggunakan argumen yang logis. 30
 Saran kurang tepat tidak menggunakan argumen yang logis. 20
 Saran tidak tepat tidak menggunakan argumen yang logis. 10

4. Daftar kata-kata sulit 10-30


 Kata- kata tepat. 30
 Kata-kata kurang tepat 20
 Kata-kata tidak tepat. 10
5. Makna kata 10-30
 Makna kata tepat. 30
 Makna kurang tepat. 20
 Makna tidak tepat. 10

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100


Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd
NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002

Contoh Pengalaman Pribadi


Pagi itu aku bangun kesiangan. Begitu bangun aku langsung saja
menyamabar handuk dan berlari ke kamar mandi. Secepat kilat aku mandi. Aku
segera berganti pakaian. Sayang sekali hari ini aku tidak sarapan. Padahal kemarin
malam aku tidak makan malam. Aku berlari ke depan rumah dan menyambar sepeda
balapku. Kukayuh sepedaku sekuat tenaga agar tidak terlambat tiba di sekolah.
Huh.. pukul 06.55, aku belum terlambat. Masih ada 5 menit lagi. Akan tetapi,
sekolahku kok sepi? Ada apa ini? Pintu gerbangnya pun tertutup. Tidak biasanya
seperti ini! Tiba-tiba ada suara di belakangku.
”Man, ngapain kamu pergi ke sekolah? Ini kan hari Minggu?
Ha...haa...,”kata suara itu. Langsung saja aku menengok ke belakang. Ternyata
suara itu milik Badu. ”Yang benar, Du?” tanyaku. ”Walah sudah tua benar temanku
ini! Coba ingat kemain hari Sabtu, Man,” kata Badu.
Astaga benar juga. Kemarin kan hari Sabtu? Kami pun tertawa bersama-
sama. Malunya aku. Untung saja keesokan harinya badu tidak menceritakan
peristiwa memalukan itu di sekolah. Badu memang teman yang baik dan pengertian.
Soal
1. Tuliskanlah pengalaman pribadi kemudian bacakan di depan kelas?

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca: 3.Memahami berbagai teks 1.1 Menemukan ide pokok berbagai teks
bacaan nonsastra dengan berbagai teknik nonsastra dengan teknik membaca cepat
membaca. (250 kata/menit).

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa
1. Membaca teks dengan  Mandiri 1. Membaca cepat teks dengan
kecepatan minimal 250 kecepatan 250 kata/menit;
kata / menit dan 2. Menemukan ide pokok dan
menjawab 3 pertanyaan ide penjelas paragraf dalam
yang berhubungan teks;
dengan teks. 3. Menemukan jenis paragraf
2. Menentukan ide pokok dan wacana; dan
setiap paragraf yang  Mandiri 4. Membuat ringkasan isi teks
terdapat dalam teks. dalam beberapa kalimat yang
3. Menulis ringkas isi runtut.
teks dalam beberapa
kalimat yang runtut.
 Mandiri

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Teks Non Sastra
Bacalah teks berikut ini!
Mengapa Semut tidak Dimangsa Si Kantong Semar?
Harun Yahya
Di dalam kantung tumbuhan ”kantung semar” Nepenthes Bicalcarata yang
hidup di sebelah India Timur, hiduplah kloni semut. Tumbuhan ini bentuknya seperti
teko danmemengsa seranga yang menghinggapinya. Meskipun demikian, semut
bebas bergerak dan mengambil sisa-sisa serangga dan bahan makanan lainya dari
tumbuhan ini.
Kerjasama ini menguntungkan kedua belah pihak, semut dan tumbuhan.
Meski semut mungkin saja dimakan Nepenthes, mereka dapat membangun sarang
pada tumbuhan ini. Sang tumbuhan juga menyisakan jaringan tertentu dan sisa-sisa
serangga untuk semut. Sebagai balasannya, semut melindungi tumbuhan dari
musuhnya. Begitulah contoh kehidupan antara tumbuhan dan semut. Bentuk anatomi
dan fisiologi semut dan tumbuhan inangnya telah dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan hubungan timbal balik antara keduanya. Meskipun para pembela teori
evolusi menyatakan bahwa hubungan antarjenis makhluk hidup berkembang secara
berangsur-angsur selama jutaan tahun, tetapi tentu saja pernyataan yang
mengatakan bahwa dua makhluk yang tidak memiliki kecerdasan ini dapat sepakat
merencanakan suatu sistem yang menguntungkan kedua belah pihak, tidak masuk
akal. Lalu, apa yang menyebabkan semut hidup pada tumbuhan?
Semut cederung tinggal pada tumbuhan karena ada cairan bernama ”nektar
tersisa ” yang dikeluarkan tumbuhan. Cairan nektar ini merupakan daya tarik bagi
semut untuk mendatangi tumbuhan. Banyak spesies tumbuhan yang terbukti
mengeluarkan cairan ini pada waktu-waktu tertentu. Misalnya pohon ceri hitam
menghasilkan cairan ini hanya tiga minggu dalam setahun. Tentu pengeluaran
cairan pada waktu ini bukan kebetulan karena waktu tiga minggu ini bertepatan
dengan satu-satunya waktu sejenis ulat menyerang pohon ceri hitam. Semut yang
tertarik pada nektar dapat membunuh ulat ini serta melindungi tumbuhan.
Hanya dengan menggunakan akal sehat, kita dapat melihat bahwa hal ini
adalah bukti hasil penciptaan. Akal sehat tidak mungkin bisa menerima bahwa
pohon ini dapat memperhitungkan kapan bahaya akan menyerang lalu memutuskan
cara terbaik untuk melindungi dirinya adalah dengan cara menarik perhatian semut
serta mengubah struktur kimianya. Pohon ceri tidak punya otak. Oleh karena itu, ia
idak dapat berpikir, memperhitungkan, maupun mengubah campuran kimianya. Bila
kita menganggap bahwa cara cerdas ini adalah sifat yang diperoleh dari suatu
kebetulan, yaitu dasar berpikir evolusi, tentu ini tidaklah masuk akal. Jelas sekali
bahwa pohon ini telah melakukan sesuatu yang didasrkan pada kecerdasan dan ilmu
pengetahuan.
Oleh karena itu, satu-satunya kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa
sifat tumbuhan ini telah terbentuk karena adanya sebuah Kehendak yang telah
enciptakannya. Bila kita merujuk kepada segala bentuk pengaturan yangtelah
dibuat-Nya, jelas sekali bahwa Dia tidak hanya berkuasa pada pohon, tetapi juga
atas semut dan ulat. Jika penelitian dilakukan lebih jauh lagi,tentu dapat diketahui
bahwa Dia berkuasa atas semesta alam dan telah mengatur setiap bagian alam
secara terpisah namun serasi dan selaras, sehingga membentuk sebuah rangkaian
sempurna yang kita sebagai ”keseimbangan ekologi”. Bila kita berpikir lebih jauh
dan meneliti bidang-bidang lain, seperti geologi dan astronomi, kita akan sampai
pada gambaran yang serupa. Ke mana pun kita melangkah, kita akan menyaksikan
berjuta sistem yang berfungsi dengan selaras dan teratur sempurna. Semua sistem
ini menunjukkan keberadaan Sang Pengatur. Meskipun demikian, tidak satu pun
unsur pembentuk alam ini yang mampu berfungsi sebagai Sang Pengatur itu. Oleh
karena itu, Sang Pengatur haruslah Dia Yang Maha Tahu dan Mahakuasa atas alam
semesta.
Sumber: http://www.harunyahya.com/indo/artikel/098.htm

Konsep
Pengertian
Membaca Cepat
Membaca cepat adalah termasuk membaca scanning, yaitu membaca secara
sekilas untuk menangkap hal-hal pokok atau penting.
Rumus membaca cepat
Jumlah kata yang dibaca X 60 = Jumlah kata permenit (kpm)
Jumlah waktu untuk membaca ( detik)

Langkah- langkah membaca cepat


a) Membaca teks dalam hati;
b) Berkonsentrasi hanya pada bacaan;
c) Tidak menggerakkan bibir untuk mengucapkan kata yang dibaca;
d) Tidak menunjuk kata demi kata;
e) Tidak menggerakkan kepala;
f) Tidak mengulang kata yang telah dibaca;
g) Tidak mengeja kata yang dibaca;
h) Tidak selalu berhenti di awal baris; dan
i) Tidak membaca dengan bersuara.
Langkah-langkah menemukan ide pokok
a) Bacalah setiap paragraf yang akan dicari ide pokoknya.
b) Cermati kalimat pertama hingga terakhir.
Langkah- langkah membuat ringkasan
a) Baca teks dengan konsentrasi.
b) Catat ide pokok masing-masing paragraf.
c) Rangkaikan ide pokok tersebut menjadi paragraf yang baru.
d) Tambahkan kata penghubung agar menjadi paragraf yang padu dan runtut.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Indikator Pencapaian Nilai Budaya dan Kewirausahaan/
Kompetensi Karakter Bangsa Ekonomi Kreatif

1. Membaca cepat teks dengan Mandiri kepemimpinan


kecepatan 250 kata/menit.

2. Menemukan ide pokok paragraf Mandiri


dalam teks.

3. Membuat ringkasan isi teks Mandiri dan kreatif


dalam beberapa kalimat runtut.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Menemukan ide pokok Membaca cepat 250 Siswa dapat menguasai
berbagai teks nonsastra. kata/menit teknik membaca cepat
dengan kecepatan 250
kata/menit.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas untuk Kerjasama 15 menit
menyiapkan teman-temannya
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab
dan kreatif 2 menit
5. Guru menghubungkan pokok
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi). 5 menit

2. Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca cepat teks sastra Mandiri dan kreatif 15 menit
dengan kecepatan 250
kata/menit.

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Menemukan ide pokok
paragraf dalam teks. Mandiri 12 menit
b) Membuat ringkasan isi teks
dalam beberapa kalimat yang Tanggungjawab 10 menit
runtut.

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
c) Menyimpulkan tentang hal-hal
yang belum diketahui.
d) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit

Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
d) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
e) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang telah
menghargai
diterima;
f) Merefleksikan pelajaran yang telah prestasi
dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Media massa/Koran/majalah/internet
2. Buku yang berkaitan dengan budaya setempat
3. Buku pendamping: Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra
Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94
B = 65 – 79
C = 55 – 64
K = 31 – 54
2. Penilaian hasil belajar
a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrumen : Tulis
c) Jenis tagihan : Tugas individu
d) Contoh instrumen :
1. Bacalah teks yang berjudul” Mengapa Semut tidak Dimangsa Si
Kantong Semar?”, kemudian jawab 3 pertanyaan yang berhubungan
dengan teks.
b. Apa nama latin tumbuhan ”kantung semar”?
c. Apa nama cairan kimia yang terdapat pada ”kantung semar”
d. Mengapa terjadi hubungan timbal baik yang selaras antara ”kantung
semar” dan semut?
2. Tulislah ide pokok masing-masing paragraf?
3. Tulislah ringkasan teks dengan kalimat yang runtut?
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1 Kecepatan membaca 10 – 30
 Kecepatan membaca memadai, jawaban tepat. 30
 Keceptan membaca memadai, jawaban kurang tepat 20
 Kecepatan kurang memadai, jawaban tidak tepat. 10
2 Ide pokok 10 – 30
 Ide pokok tepat. 30
 Ide pokok kurang tepat 20
 Ide pokok tidak tepat 10
3 Ringkasan 10-30
 Lengkap berurutan 30
 Lengkap tidak berurutan 20
 Tidak lengkap tidak berurutan 10

Total 90
Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Total skor
Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002

Mengapa Semut tidak Dimangsa Si Kantong Semar?


Harun Yahya
Di dalam kantung tumbuhan ”kantung semar” Nepenthes Bicalcarata yang
hidup di sebelah India Timur, hiduplah kloni semut. Tumbuhan ini bentuknya seperti
teko danmemengsa seranga yang menghinggapinya. Meskipun demikian, semut
bebas bergerak dan mengambil sisa-sisa serangga dan bahan makanan lainya dari
tumbuhan ini.
Kerjasama ini menguntungkan kedua belah pihak, semut dan tumbuhan.
Meski semut mungkin saja dimakan Nepenthes, mereka dapat membangun sarang
pada tumbuhan ini. Sang tumbuhan juga menyisakan jaringan tertentu dan sisa-sisa
serangga untuk semut. Sebagai balasannya, semut melindungi tumbuhan dari
musuhnya. Begitulah contoh kehidupan antara tumbuhan dan semut. Bentuk anatomi
dan fisiologi semut dan tumbuhan inangnya telah dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan hubungan timbal balik antara keduanya. Meskipun para pembela teori
evolusi menyatakan bahwa hubungan antarjenis makhluk hidup berkembang secara
berangsur-angsur selama jutaan tahun, tetapi tentu saja pernyataan yang
mengatakan bahwa dua makhluk yang tidak memiliki kecerdasan ini dapat sepakat
merencanakan suatu sistem yang menguntungkan kedua belah pihak, tidak masuk
akal. Lalu, apa yang menyebabkan semut hidup pada tumbuhan?
Semut cederung tinggal pada tumbuhan karena ada cairan bernama ”nektar
tersisa ” yang dikeluarkan tumbuhan. Cairan nektar ini merupakan daya tarik bagi
semut untuk mendatangi tumbuhan. Banyak spesies tumbuhan yang terbukti
mengeluarkan cairan ini pada waktu-waktu tertentu. Misalnya pohon ceri hitam
menghasilkan cairan ini hanya tiga minggu dalam setahun. Tentu pengeluaran
cairan pada waktu ini bukan kebetulan karena waktu tiga minggu ini bertepatan
dengan satu-satunya waktu sejenis ulat menyerang pohon ceri hitam. Semut yang
tertarik pada nektar dapat membunuh ulat ini serta melindungi tumbuhan.
Hanya dengan menggunakan akal sehat, kita dapat melihat bahwa hal ini
adalah bukti hasil penciptaan. Akal sehat tidak mungkin bisa menerima bahwa
pohon ini dapat memperhitungkan kapan bahaya akan menyerang lalu memutuskan
cara terbaik untuk melindungi dirinya adalah dengan cara menarik perhatian semut
serta mengubah struktur kimianya. Pohon ceri tidak punya otak. Oleh karena itu, ia
idak dapat berpikir, memperhitungkan, maupun mengubah campuran kimianya. Bila
kita menganggap bahwa cara cerdas ini adalah sifat yang diperoleh dari suatu
kebetulan, yaitu dasar berpikir evolusi, tentu ini tidaklah masuk akal. Jelas sekali
bahwa pohon ini telah melakukan sesuatu yang didasrkan pada kecerdasan dan ilmu
pengetahuan.
Oleh karena itu, satu-satunya kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa
sifat tumbuhan ini telah terbentuk karena adanya sebuah Kehendak yang telah
enciptakannya. Bila kita merujuk kepada segala bentuk pengaturan yangtelah
dibuat-Nya, jelas sekali bahwa Dia tidak hanya berkuasa pada pohon, tetapi juga
atas semut dan ulat. Jika penelitian dilakukan lebih jauh lagi,tentu dapat diketahui
bahwa Dia berkuasa atas semesta alam dan telah mengatur setiap bagian alam
secara terpisah namun serasi dan selaras, sehingga membentuk sebuah rangkaian
sempurna yang kita sebagai ”keseimbangan ekologi”. Bila kita berpikir lebih jauh
dan meneliti bidang-bidang lain, seperti geologi dan astronomi, kita akan sampai
pada gambaran yang serupa. Ke mana pun kita melangkah, kita akan menyaksikan
berjuta sistem yang berfungsi dengan selaras dan teratur sempurna. Semua sistem
ini menunjukkan keberadaan Sang Pengatur. Meskipun demikian, tidak satu pun
unsur pembentuk alam ini yang mampu berfungsi sebagai Sang Pengatur itu. Oleh
karena itu, Sang Pengatur haruslah Dia Yang Maha Tahu dan Mahakuasa atas alam
semesta.
Sumber: http://www.harunyahya.com/indo/artikel/098.htm

Soal
1. Bacalah teks yang berjudul ”Mengapa Semut tidak Dimangsa Si Kantong
Semar?”, kemudian jawab 3 pertanyaan yang berhubungan dengan teks.
a. Apa nama latin tumbuhan ”kantung semar”?
b. Apa nama cairan kimia yang terdapat pada ”kantung semar”?
c. Mengapa terjadi hubungan timbal baik yang selaras antara ”kantung
semar” dan semut?
2. Tulislah ide pokok masing-masing paragraf?
3. Tulislah ringkasan teks dengan kalimat yang runtut?

Kunci Jawaban
1. a. Nepenthes Bicalcarata
b. Nektar tersisa
c. Karena ada yang mngaturnya yaitu Yang Maha Pengatur,
Tuhan semasta alam.

2. 1. Di dalam kantung tumbuhan ”kantug Semar”, hidup kloni semut.


2. Kerjasama semut dan ”kantung semar” menguntungkan kedua belah
pihak.
3. Bentuk anatomi dan fisiologi semut dan tumbuhan inangnya telah
Dirancang sedemikian rupa.
4. Semut cenderung tinggal pada pada tumbuhan karena ada cairan yang
Bernama ”nektar tersisa”
5. Hubungan yang selaras antara semut dan kantung semar adalah bukti hasil
ciptaanya.
6. Oleh karena itu, dapat disimpulkan sifat tumbuhan ini telah terbentuk karena
adanya kehendak yang menciptakannya

3. Di dalam kantung tumbuhan ”kantung semar” hidup kloni semut. Kedua makhluk
ciptaan Tuhan ini bekerja sama yang saling menguntungkan. Hal ini disebabkan
karena anatomi dan fisiologi semut dan tumbuhan telah dirancang sedemikian rupa.
Semut yang cenderung tinggal pada tumbuhan ”kantung semar” karena ada cairan
”nektar tersisa” . Sehingga tercipta hubungan yang selaras antara kantung semar
dan semut, sebagai bukti hasil ciptaanya. Dapat disimpulkan bahaw sifat tumbuhan
yang menguntungkan semut ini terbentuk karena adanya kehedak yang maha
menciptakannya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca: 3.Memahami berbagai teks 3.2 Mengidentifikasi ide pokok teks


bacaan nonsastra dengan berbagai teknik nonsastra dari berbagai sumber melalui
membaca teknik membaca ekstensif.
Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran
Karakter Bangsa

1. Mengidentifikasi ide  Mandiri 1. Mengidentifikasi ide pokok


pokok tiap paragraf; dan ide penjelas tiap paragraf;
2. Menuliskan kembali isi 2. Menuliskan kembali isi
bacaan secara ringkas  Mandiri dan bacaan secara ringkas dalam
dalam beberapa kreatif beberapa kalimat buatan
kalimat; dan sendiri; dan
3. Mengidentifikasi 3. Mengidentifikasi serta
minimal dua fakta dan membedakan fakta dan opini.
dua opini dalam teks.
 Mandiri

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Teks Nonsastra
Bacalah teks berikut ini!
Warisan Pusaka Indonesia Patung Asmat
Budaya Menghormati Leluhur ynag Mendunia

Sejak tahun 1700-an, suku Asmat di Papua telah dikenal dunia dengan
keterampilan mengukirnya. Kesenian mengukir di Asmat Merupakan aktualisasi dari
kepercayaan terhadap arwah nenek moyang yang disimbolkan dalam bentuk patung
serta ukiran. Namun dalam perkembangannya, ukiran –ukiran patung khas Asmat
digemari di luar negeri.
Budaya mengukir di Asmat lahir dari upacara keagamaan. Sebagian daerah
suku Asmat melangsungkan upacara keagamaan untuk menenangkan arwah nenek
moyang, mereka membuat patung-patung yang menyerupai arwah nenek moyang
tersebut, khususnya yag datang dalam mimpi. Lambat laun, kepercayaan ini menjadi
tradisi mengukir dan memahat patung kayu. Patung-patung tersebut dibuat secara
kasar. Setelah digunakan dalam upacara agama tertentu, patung-patung tersebut
itinggalkan dalam rawa. Ini sebagai wujud para arwah yang tinggal untuk menjaga
hutan sagu dan pohon palem yang merupakan sumber makanan utama masyarakat
Asmat.
Namun demikian, kejayaan ukiran Asmat yang asli dari buah tangan putra asli
dari buah tangan putra asli secara perlahan mulai pudar bersamaan dengan
munculnya pemalsuan ukiran Asmat di sejumlah wilayah di Indonesia. Lihat saja di
Bali, Yogyakarta, Jepara, dan daerah-daerah lain. Ukiran-ukiran khas Asmat
dengan mudah dapat ditemukan. Pada masa jayanya, para turis, baik asing maupun
domestik, kolektor, seniman, dan pencinta ukiran harus mengunjungi Asmat untuk
mendapatkan ukiran atau patung asli. Namun, sejak tahun 2000-an, mereka tidak
lagi datang ke Asmat. Selain biaya yang cukup tinggi, mereka bisa mendapatkan
patung Asmat hanya datang ke Jawa dan Bali. Apalagi ukiran Asmat di daerah-
daerah tersebut sangat mirip dengan aslinya yang dibuat pengrajin dari Asmat
sendiri.
Sejak era kolonial Belanda, patung Asmat semula dinilai benda primitif dan
wujud kepercayaan terhadap arwah-arwah jahat. Akan tetapi, saat ini menjadi
terkenal dan disimpan di sejumlah museum di dunia. Nilai patung Asmat setingkat
dengan barang-barang hasil seni Eropa dan hasil kebudayaan yang tinggi dari
daerah Sungai Nil, Euphrathes, Gangga, dan Indus.
Sejak krisis ekonomi terjadi mulai 1997 hingga saat ini, nyaris tidak ada lagi
turis asing yang masuk ke Asmat untuk mencari berbagai ukiran masyarakat. Ini
menyebabkan produk ukiran dan banyak patung Asmat tidak dapat diperdagangkan.
Msyarakat lokal, turis, pngumpul, dan kolektor ukiran Asmat tidak lagi masuk ke
daerah ini. Akibatnya, semangat penduduk untuk mengukir menurun
Terkait dengan hal ini, seni ukir Asmat perlu kreativitas baru. Apalagi, ukiran-
ukiran cenderung kasar tidak akan laku di pasaran sehingga setiap bentuk ukiran
harus disesuaikan dengan selera pasar. Karena ukiran asmat saat ini sudah ditiru
oleh sejumlah daerah di Indonesia dengan tingkat kreativitas dan kualitas yang
tinggi, para pengrajin patung asmat tidak boleh lagi mengandalkan kemampuan
mengukir tradisional. Untuk itu, diperlukan renovasi, kreativitas, dan pembaruan
sehingga ukiran asmat benar-benar laku di masyarakat luas.
Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat itu sendirisudah menyentuh generasi
muda yang memiliki bakat di bidang seni ukir untuk disekolahkan di luar maupun
dalam negeri. Mereka harus diberi modal dan dorongan moral untuk tetap
mempertahankan seni ukir Asmat sebagi bagian dari hidup. Sekaligus sebagai mata
pencarian atau sumber ekonomi yang potensial. Apalagi produk ukiran , khususnya
patung asmat, merupakan salah satu produk kreatif yang diperkirakan semakin
diburu manusia-manusia di dunia mulai era 2010. Dalam hal ini, produk kreatif asal
Asmat akan bisa menjadi salah satuandalan Indonesia untuk mengisi pangsa pasar
ekonomi kreatif di dunia.
Oleh: Andrian dalam Suara Karya Online, Rabu 17 Oktober 2007 (Dikutip dalam
Intan Pariwara 2008)

Konsep
Pengertian
Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah membaca yang jangkauannya lebih luas,
pandangan mata menyeluruh ke bidang bacaan. Contoh, membaca surat kabar,
majalah,dll.
Rumus Membaca Ekstensif
Jumlah kata yang dibaca X %pemahaman bacaan = Jumlah kata permenit (kpm)
Jumlah waktu untuk membaca ( detik)

Jumlah jawaban yang benar X 100 %


Jumlah soal
Pengertian Ide Pokok
Ide pokok paragraf adalah dasar pemikiran yang mendasari terbentuknya
paragraf tersebut. Ide pokok disebut juga gagsan utama. Ide pokok berada pada
kalimat utama. Klaimat utama berada di awal, akhir, awal dan akhir, atau seluruh
paragraf.

Langkah-langkah menemukan ide pokok


a. Bacalah setiap paragraf yang akan dicari ide pokoknya;
b. Cermati kalimat pertama hingga terakhir.

Langkah- langkah membuat ringkasan


a. Baca teks dengan konsentrasi;
b. Catat ide pokok masing-masing paragraf;
c. Rangkaikan ide pokok tersebut menjadi paragraf yang baru;
d. Tambahkan kata penghubung agar menjadi paragraf yang padu dan runtut.

Fakta dan opini


Fakta adalah hal atau keadaan atau peristiwa, yang merupakan kenyataan atau
sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Pendapat (opini) adalah pikiran anggapan,
atau buah pikiran seseorang atau kelompok.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Indikator Pencapaian Nilai Budaya dan Kewirausahaan/
Kompetensi Karakter Bangsa Ekonomi Kreatif

1. Mengidentifikasi ide poko tiap Mandiri Kepemimpinan


paragraf.

2. Menuliskan kembali isi bacaan Mandiri dan kreatif


secara ringkas dalam beberapa
kalimat.

3. Mengidentifikasi fakta dan opini. Mandiri dan kreatif

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Unjuk kerja
5. Ceramah
6. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menemukan ide pokok Mengidentifikasi ide Siswa dapat menemukan


berbagai teks nonsastra. pokok tiap paragraf. fakta dan opini pada teks
nonsastra.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya berdoa dan membaca
asmaul husna.
4. Guru memperkenalkan pelajaran Tanggung jawab dan
secara menarik kreatif 2 menit
5. Guru menghubungkan pokok Kreatif
pelajaran yang akan dipelajari
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi) 5 menit

2. Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca teks berita/artikel Mandiri dan kreatif 5 menit
tentang kesenian daerah.
b) Mengidentifikasi ide pokok
Kreatif dan 5 menit
tiap paragraf
bersahabat/komunikatif
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Menulis kembali isi bacaan
secara ringkas. Kreatif dan tanggung 8 menit
b) Mendiskusikan ide pokok jawab
dan ringkasan. Bersahabat/komunikatif 5 menit

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang telah
menghargai prestasi
diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Media masa/Koran/majalah
2. Buku pendamping: Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra
Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54

2. Penilaian hasil belajar


a) Teknik penilaian : Tes , unjuk kerja
b) Bentuk instrument : Tulis, laporan diskusi
c) Jenis tagihan : Tugas kelompok, tugas individu
d) Contoh instrumen :
a. Bacalah teks yang berjudul” Warisan Pusaka Indonesia Patung Asmat
Budaya Menghormati Leluhur yang Mendunia!
b. Tentukanlah ide pokok masing-masing paragraf!
c. Tulislah ringkasan teks dengan kalimat yang runtut!
d. Tentukanlah fakta dan opini yang terdapat dalam teks tersebut!
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1. Ide pokok 10 – 30
 Ide pokok tepat. 30
 Ide pokok kurang tepat 20
 Ide pokok tidak tepat 10
2. Ringkasan 10 – 30
 Lengkap berurutan 30
 Lengkap tidak berurutan 20
 Tidak lengkap tidak berurutan 10
3. Fakta dan pendapat 10-30
 Lengkap dan tepat 30
 Lengkap tidak tepat 20
 Tidak lengkap dan tidak tepat 10

Total 90

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100


Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
Warisan Pusaka Indonesia Patung Asmat
Budaya Menghormati Leluhur ynag Mendunia

Sejak tahun 1700-an, suku Asmat di Papua telah dikenal dunia dengan
keterampilan mengukirnya. Kesenian mengukir di Asmat Merupakan aktualisasi dari
kepercayaan terhadap arwah nenek moyang yang disimbolkan dalam bentuk patung
serta ukiran. Namun dalam perkembangannya, ukiran –ukiran patung khas Asmat
digemari di luar negeri.
Budaya mengukir di Asmat lahir dari upacara keagamaan. Sebagian daerah
suku Asmat melangsungkan upacara keagamaan untuk menenangkan arwah nenek
moyang, mereka membuat patung-patung yang menyerupai arwah nenek moyang
tersebut, khususnya yag datang dalam mimpi. Lambat laun, kepercayaan ini menjadi
tradisi mengukir dan memahat patung kayu. Patung-patung tersebut dibuat secara
kasar. Setelah digunakan dalam upacara agama tertentu, patung-patung tersebut
itinggalkan dalam rawa. Ini sebagai wujud para arwah yang tinggal untuk menjaga
hutan sagu dan pohon palem yang merupakan sumber makanan utama masyarakat
Asmat.
Namun demikian, kejayaan ukiran Asmat yang asli dari buah tangan putra asli
dari buah tangan putra asli secara perlahan mulai pudar bersamaan dengan
munculnya pemalsuan ukiran Asmat di sejumlah wilayah di Indonesia. Lihat saja di
Bali, Yogyakarta, Jepara, dan daerah-daerah lain. Ukiran-ukiran khas Asmat
dengan mudah dapat ditemukan. Pada masa jayanya, para turis, baik asing maupun
domestik, kolektor, seniman, dan pencinta ukiran harus mengunjungi Asmat untuk
mendapatkan ukiran atau patung asli. Namun, sejak tahun 2000-an, mereka tidak
lagi datang ke Asmat. Selain biaya yang cukup tinggi, mereka bisa mendapatkan
patung Asmat hanya datang ke Jawa dan Bali. Apalagi ukiran Asmat di daerah-
daerah tersebut sangat mirip dengan aslinya yang dibuat pengrajin dari Asmat
sendiri.
Sejak era kolonial Belanda, patung Asmat semula dinilai benda primitif dan
wujud kepercayaan terhadap arwah-arwah jahat. Akan tetapi, saat ini menjadi
terkenal dan disimpan di sejumlah museum di dunia. Nilai patung Asmat setingkat
dengan barang-barang hasil seni Eropa dan hasil kebudayaan yang tinggi dari
daerah Sungai Nil, Euphrathes, Gangga, dan Indus.
Sejak krisis ekonomi terjadi mulai 1997 hingga saat ini, nyaris tidak ada lagi
turis asing yang masuk ke Asmat untuk mencari berbagai ukiran masyarakat. Ini
menyebabkan produk ukiran dan banyak patung Asmat tidak dapat diperdagangkan.
Msyarakat lokal, turis, pngumpul, dan kolektor ukiran Asmat tidak lagi masuk ke
daerah ini. Akibatnya, semangat penduduk untuk mengukir menurun
Terkait dengan hal ini, seni ukir Asmat perlu kreativitas baru. Apalagi, ukiran-
ukiran cenderung kasar tidak akan laku di pasaran sehingga setiap bentuk ukiran
harus disesuaikan dengan selera pasar. Karena ukiran asmat saat ini sudah ditiru
oleh sejumlah daerah di Indonesia dengan tingkat kreativitas dan kualitas yang
tinggi, para pengrajin patung asmat tidak boleh lagi mengandalkan kemampuan
mengukir tradisional. Untuk itu, diperlukan renovasi, kreativitas, dan pembaruan
sehingga ukiran asmat benar-benar laku di masyarakat luas.
Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat itu sendirisudah menyentuh generasi
muda yang memiliki bakat di bidang seni ukir untuk disekolahkan di luar maupun
dalam negeri. Mereka harus diberi modal dan dorongan moral untuk tetap
mempertahankan seni ukir Asmat sebagi bagian dari hidup. Sekaligus sebagai mata
pencarian atau sumber ekonomi yang potensial. Apalagi produk ukiran , khususnya
patung asmat, merupakan salah satu produk kreatif yang diperkirakan semakin
diburu manusia-manusia di dunia mulai era 2010. Dalam hal ini, produk kreatif asal
Asmat akan bisa menjadi salah satuandalan Indonesia untuk mengisi pangsa pasar
ekonomi kreatif di dunia.
Oleh: Andrian dalam Suara Karya Online, Rabu 17 Oktober 2007 (Dikutip dalam
Intan Pariwara 2008)

Soal
1. Bacalah teks yang berjudul” Warisan Pusaka Indonesia Patung Asmat
Budaya Menghormati Leluhur yang Mendunia”?
2. Tentukanlah ide pokok masing-masing paragraf?
3. Tulislah ringkasan teks dengan kalimat yang runtut?
4. Tentukanlah fakta dan opini yang terdapat dalam teks tersebut?

Kunci Jawaban
1. Contoh Ide Pokok
Paragraf 1 = Suku Asmat dikenal dunia dengan keterampilan mengukirnya
Paragraf 2 = Budaya mengukir di Asmat lahir dari upacara keagamaan.
Paragraf 3 = Munculnya pemalsuan ukiran Asmat di sejumlah wilayah di
Indonesia.
Paragraf 4 = Nilai patung Asmat setingkat dengan hasil seni Eropa.
Paragraf 5 = Sejak krisis ekonomi nyaris tidak ada lagi turis asing yang masuk
ke Asmat.
Paragraf 6 = Perlu kreativitas, renovasi, dan pembaharuan agar ukiran Asmat
laku.
Paragraf 7 = Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat menyekolahkan generasi
muda yang berbakat seni di dalam dan luar negeri.
2. Suku Asmat terkenal dengan budaya mengukirnya. Budaya mengukir ini lahir dari
upacara keagamaan. Seiring dengan perkembangan zaman banyak muncul
pemalsuan ukiran Asmat di sejumlah wilayah di Indonesia. Dulunya nilai patung
Asmat setingkat dngan hasil seni Eropa. Karena ukiran Asmat mudah ditemukan
di daerah lain di Indonesia, sejak krisis ekonomi nyaris tidak ada lagi turis asing
yang masuk ke Asmat. Untuk itu, perlu kreativitas, renovasi, dan pembaharuan
agar ukiran Asmat laku di pasaran. Dalam hal ini, pemerintah Daerah Kabupaten
Asmat menyekolahkan generasi muda yang berbakat seni di dalam dan luar
negeri.
3. Contoh fakta dan pendapat
Fakta : Sejak tahun 1700-an , suku Asmat di Papua telah dikena dunia
dengan keterampilan mengukirnya.
Pendapat : Kejayaaan ukiran Asmat yang asli secara perlahan-lahan mulai
pudar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis: 4. Mengungkapkan informasi 1.2 Menulis gagasan dengan


dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, menggunakan pola urutan waktu dan
deskriptif, eksposisi) tempat dalam bentuk paragraf naratif.
Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran
Karakter Bangsa

1. Mendaftar topik topik  Mandiri 1. Mendaftarkan topik-topik


yang dapat yang dapat dikembangkan
dikembangkan menjadi menjadi paragraf naratif;
paragraf naratif; 2. Menyusun kerangka paragraf
2. Menyusun kerangka naratif berdasarkan kronologi
paragraf naratif waktu dan peristiwa;
berdasarkan kronologis 3. Mengembangkan telah dibuat
waktu dan peristiwa;  Mandiri dan menjadi paragraf naratif;
3. Mengembangkan kreatif 4. Menyunting paragraf naratif
kerangka yang telah yang ditulis teman
dibuat menjadi paragraf berdasarkan kronologi, waktu,
naratif; peristiwa, dan EYD; dan
4. Menyunting paragraf 5. Menggunakan kata ulang
 Mandiri
naratif yang ditulis dalam paragraf naratif.
teman berdasarkan
kronologi waktu,
peristiwa dan EYD; dan
5. Menggunakan kata  Mandiri dan
ulang dalam paragraf kreatif
naratif.  Mandiri
A. Materi Pembelajaran
Fakta
Paragraf Naratif
Insyinyur Jantung Berbagi Pengalaman
Ir. Imam Soeharto, penderita penyakit jantung Koroner (PJK), tak ingin
menyimpan pengalam sendiri. Lewat buku berbahasa Indonesia yang sangat
informatif ia bangkitkan peduli kesehatan jantung.
Musibah itu dating saat ia jalan-jalan di sore hari di Singapura, Januari
1997. Tiba-tiba, jantungnya berdebar kencang diiringi keringat dingin dan nafas
sesak. Ada rasa cemas yang aneh bercampur dengan gagap. Imam tak pernah
merasakan hal ini sebelumnya. Akan tetapi, setelah 20 menit segalanya mereda.
Esok harinya, Imam pergi ke RS Mount Elizabeth, Singapura. Setelah
wawancara tentang sejarah keluarga, ia menempuh pemeriksaan ekokadiografi
(EKG), dooppler dilanjutkan treadmill-tes. Hasilnya membuat Imam bergidik. “Saya
mengalami angina pectoris, rasa sakit akibat jantung kurang oksigen. Tapi, bukan
serangan jantung.”
Hari berikutnya, Imam menjalani katerisasi. Melalui layar monitor, alumnus
Fakultas Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, tahun 1962 ini dapat melihat
perjalanan cairan berwarna yang dialirkan melalui kateter yang dimasukkan lewat
irisan pangkal paha. Cairan tersebut menyusuri pembuluh arteri, menuju jantung.
Menjelang tengah hari, dokter menyampaikan hasil analisisnya. Ternyata,
terdapat banyak penyumbatan di arteri koroner sehingga perlu dilakukan operasi
pintar koroner. Imam, terbayangkan betapa mengerikan operasi by-pass itu. Namun,
setengah jam kemudian, dokter kembali. Kali ini, dokter menyampaiakan bahwa esok
harinya akan dicoba operasi balon esok harinya.
Selesai “dibalon”, lalu pulang ke Jakarta, tubuh Imam tak kunjung nyaman.
Ia masih berdebar-debar dan nafsu makannya juga menurun. Ketika kembali ke RS
Mount Elizabeth pada Juni 1997, ia kembali menjalani treadmill-test. Hasilnya,
kateterisasi harus diulang karena ada penyumbatan yang tak terdeteksi pada
kateterisasi pertama. Selaian itu, balonisasi juga diulang karena di tempat itu terjadi
penyempitan lagi. Stent (semacam gorong-gorong) pun dimasukkan untuk mencegah
penyempitan ulang.
Celaka, stent melejit bergerak menabrak temat penyempitan lain,
menghambat aliran darah di situ. “Alhamdulillah, stent bias diambil tak jadi untuk
dipasang. Hamper saja merenggut nyawa saya”, suara Imam gemetar.

Konsep
Paragraf
Paragraf sering juga disebut alinea yaitu suatu kesatuan pikiran ,suatu
kesatuan yanglebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari
kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan.Senada dengan ini, Atmazaki juga berpendapat paragraf adalah sekelompok
kalimat yang membentuk suatu unuit gagasan; paragraf harus mempunyai satu
kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.

Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian. Dalam karangan atau paragraf naratif terdapat alur cerita, tokoh setting, dan
konflik. Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Paragraf ini disusun dengan
merangkaikan peristiwa yang berurutan.

Pengembangan gagasan pola urutan waktu


Penulis mengungkapkan gagasan secara kronologis atau runtut berdasarkan
waktu. Contoh: Sejak kecil aku selalu dimanja kedua orang tuaku. Apa pun yang aku
minta selalu dipenuhi. Namun, keadaan itu telah berubah. Kini aku hidup sendiri.
Aku berada di perantauan jauh dari orang tua. Sekarang aku menyadari kelalaianku
dulu.

Pengembangan gagasan pola urutan tempat


Penulis mengungkapkan gagasan dimulai dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Contoh: Mula-mula kami berlabuh dari pemukiman penduduk. Dari pantai tersebut
kami melangkah gontai menuju pemukiman penduduk. Kalau sampai di tempat
tersebut langsung saja aku minta air tawar untuk melepas dahaga. Hampir dua hari
dua malam kami tidak tersentuh segarnya air tawar. Ternyata, sampai di tempat
pemukiman penduduk sepi dan pintu-pintu rumah tertutup rapat. Rombongan kami
pun merasa kecewa karena sampai di tempat tujuan tidak ada satu orang pun yang
kami temui.
Contoh topik-topik paragraf naratif
1. Pengalaman masa kecil
2. Liburan
3. Biografi
Kata Ulang
Kata ulang adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan.
Jenis kata ulang:
3. Kata ulang murni (duduk-duduk)
4. Kata ulang berimbuhan (bersenang-senang)
5. Kata ulang berubah bunyi (bolak-balik)
6. Kata ulang sebagian (berlari-lari)
Makna kata ulang:
1. Perbuatan seenaknya (duduk-duduk)
2. Berulang kali (berteriak-teriak)
3. Saling (tembak-menembak)
4. Intensitas (hiruk-pikuk)
5. Milik (bercita-cita)
6. Banyak (pohon-pohon)

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Indikator Pencapaian Nilai Budaya dan Kewirausahaan/
Kompetensi Karakter Bangsa Ekonomi Kreatif

1. Mendaftarkan topik-topik yang Mandiri kepemimpinan


dapat.

2. Menyusun kerangka paragraf Mandiri dan kreatif


naratif berdasarkan kronologi
waktu dan peristiwa.

3. Mengembangkan kerangka yang Mandiri dan kreatif


telah dibuat menjadi paragraf
naratif.
4. Menyunting paragraf naratif yang Menghargai prestasi
tulis teman berdasarkan dan tanggung jawab
kronologi, waktu, peristiwa, dan
EYD.

5. Menggunakan kata ulang dalam Kreatif


paragraf naratif.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menulis paragraf naratif Contoh paragraph naratif Siswa menyunting paragraf


naratif yang ditulis teman
berdasarkan kronologi,
waktu, peristiwa.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab dan
5. Guru menghubungkan pokok kreatif
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif 2 menit
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi).

5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca paragraf naratif. Mandiri 10 menit
b) Mengidentifikasi struktur Tanggungjawab 5 menit
paragraf naratif.

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Menggunakan kata ulang
dalam paragraf naratif. Kreatif 8 menit
b) Menyunting paragraf naratif
yang ditulis teman. Tanggungjawab 5 menit
c) Mendiskusikan paragraf
naratif. Bersahabat/komunikatif 5 menit

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang telah
menghargai prestasi
diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit
d) Guru memberikan tugas rumah.
Disiplin 5 menit

F. Sumber Belajar
1. Buku teks yang terkait dengan naratif: Deskriptif dan Narasi, Gorys Keraf, Ende
Flores: Nusa Indah.
2. Buku Ejaan Yang Disempurnakan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Balai Pustaka.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54
2. Penilaian hasil belajar
a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrument : Tulis
c) Jenis tagihan : Tugas individu
d) Contoh instrument :
a. Tulislah 3 buah topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif?
b. Tulislah sebuah kerangka paragraf naratif?
c. Tulislah sebuah paragraf naratif yang di dalamnya terdapat kata ulang?
d. Tentukanlah kalimat yang kurang tepat dari paragraf naratif yang ditulis
teman?
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1. Topik paragraf naratif 10 – 30
 Topik tepat dan lengkap. 30
 Topik kuarang tepat dan lengkap. 20
 Topik tidak tepat dan tidak lengkap. 10
2. Kerangka paragraf naratif 10 – 30
 Kerangka tepat. 30
 Kerangka kurang tepat. 20
 Kerangka tidak tepat. 10
3. Menulis paragraf naratif 10-30
 Paragraf tepat. 30
 Paragraf kurang tepat. 20
 Paragraf tidak tepat. 10

4. Menyunting paragraf naratif 10-30


 Tanggapan tepat. 30
 Tanggapan kurang tepat. 20
 Tanggapan tidak tepat. 10

Total skor 120

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100


Skor Total
Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002

Soal
1. Tulislah 3 buah topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif?
2. Tulislah sebuah kerangka paragraf naratif?
3. Tulislah sebuah paragraf naratif yang di dalamnya terdapat kata ulang?
4. Tentukanlah kalimat yang kurang tepat dari paragraf naratif yang ditulis
teman?
Kunci Jawaban
1. Conto topik-topik paragraf naratif
a. Pengalaman masa kecil
b. Liburan
c. Biografi

2. 1. Berlabuh di pemukiman
2. Minta air tawar
3. Sampai di pemukiman pintu rumah tertutup rapat.
4. Rombongan merasa kecewa
3. Contoh: Mula-mula kami berlabuh dari pemukiman penduduk. Dari pantai
tersebut kami melangkah gontai menuju pemukiman penduduk. Kalau sampai di
tempat tersebut langsung saja aku minta air tawar untuk melepas dahaga. Hampir
dua hari dua malam kami tidak tersentuh segarnya air tawar. Ternyata, sampai di
tempat pemukiman penduduk sepi dan pintu-pintu rumah tertutup rapat.
Rombongan kami pun merasa kecewa karena sampai di tempat tujuan tidak ada
satu orang pun yang kami temui.

4 Hampir dua hari dua malam kami tidak tersentuh segarnya air tawar.
Seharusnya : Hampir dua malam kami tidak minum segarnya air tawar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis: 4. Mengungkapkan informasi 4.2 Menulis hasil observasi dalam


dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, bentuk paragraf deskriptif
deskriptif, eksposisi)

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Mendaftar topik topik  Mandiri 1. Mendaftarkan topik-topik


yang dapat yang dapat dikembangkan
dikembangkan menjadi menjadi paragraf deskriptif
paragraf deskriptif; berdasarkan hasil
2. Menyusun kerangka pengamatan;
paragraf deskriptif;  Mandiri 2. Menyusun kerangka paragraf
3. Mengembangkan deskriptif;
kerangka yang telah 3. Mengembangkan kerangka
dibuat menjadi paragraf yang telah disusun menjadi
deskriptif; paragraf deskriptif;
4. Menyunting paragraf  Mandiri dan 4. Menggunakan frasa ajektif
deskripif yang ditulis kreatif dalam paragraf deskriptif; dan
teman berdasarkan 5. Menyunting paragraf
EYD; dan deskriptif yang ditulis teman.
5. Menggunakan frasa  Mandiri dan
adjektif dalam paragraf kreatif
deskriptif.  Mandiri

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Paragraf Deskriptif
Contoh paragraf deskriptif
Kecantikan seorang gadis Manado bernama Angelina alias Angel atau enjel,
yang belum bertahun-tahun kukenal itu pun melengkapi kekagumanku. Dia memang
cantik jelita. Kulitnya cerah, yang bila berjalan bagai mentari berkelana di jalanan
plosok bumi. Alisnya hanya seluas sisa gerhana bulan. Sinar matanya selalu
menjinakkan keresahan atau kemarahan setiap orang yang bertatapan langsung
dengannya. Bibir indahnya tersapu merah muda tanpa polesan buatan manusia,
bahkan lebih mewah daripada hadiah-hadiah raja. Hidungnya yang ramping dan
ramah, segera menyapa terlebih dahulu pada siapa saja. Pipinya halus melebihi
sutra termahal, membuat siapa pun tak tega menyentuhnya. Dagunya cembung
mulus, menggantungkan pesona melelapkan . Rambutnya bak sutra hitam alami
yang indah menjalari punggungnya. Jemarinya lentik, tatapi geraknya tak pernah
genit.
Konsep
Pengertian
Paragraf
Paragraf sering juga disebut alinea yaitu suatu kesatuan pikiran ,suatu
kesatuan yanglebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari
kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan.Senada dengan ini, Atmazaki juga berpendapat paragraf adalah sekelompok
kalimat yang membentuk suatu unuit gagasan; paragraf harus mempunyai satu
kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
Paragraf Deskriptif
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan atau melukiskan
sesuatu secara mendetil untuk menciptakan gambaran yang konkret dalam pikiran
pembaca.
Ciri-ciri paragraf deskriptif
1. Merupakan gambaran atau lukisan
2. Pembaca seakan-akan melihat secara langsung objek yang digambarkan.
3. Penulis tidak menonjolkan ide dia hanya menampilkan gambaran
4. Penulis sering menggunakan majas atau gaya bahasa, seperti metafora,
personifikasi, dan hiperbola.
Pola pengembangan paragraf deskriptif
Pola pengembangan paragraf deskriptif adalah deduktif (umum-khusus),
induktif (khusus-umum) dan campuran.
Contoh topik-topik paragraf deskriptif
1. Keindahan danau Singkarak
2. Pantai Padang
Frasa
Frasa adalah dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi dalam kalimat.
Frasa terbagi tiga , frasa verbal adalah frasa yang komponen pokoknya adalah kata
kerja. Frasa nominal adalah frasa yang komponen pokoknya adalah kata benda. Frasa
ajektiv adalah frasa yang komponen pokoknya adalah kata sifat.
Frasa verbal - sedang bekerja
Frasa nominal - Buku baru
Frasa ajektif - Merah muda

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Indikator Pencapaian Nilai Budaya dan Kewirausahaan/
Kompetensi Karakter Bangsa Ekonomi Kreatif

1. Mendaftarkan topik-topik yang Mandiri Kepemimpinan


dapat dikembangkan menjadi
paragraf deskriptif berdasarkan
hasil pengamatan.

2. Menyusun kerangka paragraf Mandiri


deskriptif.

3. Mengembangkan kerangka yang Mandiri dan kreatif


telah disusun menjadi paragraf.

4. Menggunakan frasa ajektif dalam Mandiri


paragraf deskriptif.

5. Menyunting paragraf deskriptif Kreatif


yang ditulis teman.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Unjuk kerja
5. Ceramah
6. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menulis hasil observasi Contoh paragraph Siswa mengembangkan


dalam bentuk paragraf deskriptif kerangka yang telah
deskriptif. disusun menjadi paragraf
deskriptif.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab dan
5. Guru menghubungkan pokok kreatif 2 menit
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi)
5 menit
2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca paragraf Mandiri 10 menit
deskriptif.
b) Mengidentifikasi struktur
Tanggungjawab 5 menit
paragraf deskriptif.

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Menulis paragraf deskriptif.
b) Menggunakan farasa ajektif Kreatif dan mandiri 5 menit
dalam paragraf deskriptif. Kreatif 2 menit
c) Menyunting paragraf
deskriptif yang ditulis Bersahabat/komunikatif 8 menit
teman.
d) Mendiskusikan paragraf
deskriptif.
Bekerjasama 5 menit

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui.
Rasa ingin tahu 2 menit
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui.
Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang telah
menghargai prestasi
diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit
d) Guru memberikan tugas rumah.
Disiplin 2 menit
F. Sumber Belajar
1. Deskripsi dan narasi, Gorys Keraf, Ende-Flores: Nusa Indah
2. Buku pendamping: Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra
Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1. Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2. Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3. Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K

Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54

2. Penilaian hasil belajar


a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrumen : Tulis
c) Jenis tagihan : Tugas individu
d) Contoh instrument :
a.Tulislah 3 buah topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif
b. Tulislah sebuah kerangka paragraf deskriptif.
c. Tulislah sebuah paragraf deskriptiff yang di dalamnya terdapat frasa ajektif.
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1. Topik paragraf deskriptif 10 – 30
 Topik tepat dan lengkap. 30
 Topik kuarang tepat dan lengkap. 20
 Topik tidak tepat dan tidak lengkap. 10
2. Kerangka paragraf deskriptif 10 – 30
 Kerangka tepat. 30
 Kerangka kurang tepat. 20
 Kerangka tidak tepat. 10
3. Menulis paragraf deskriptif 10-30
 Paragraf tepat. 30
 Paragraf kurang tepat. 20
 Paragraf tidak tepat. 10

4. Menyunting paragraf deskriptif 10-30


 Tanggapan tepat. 30
 Tanggapan kurang tepat. 20
 Tanggapan tidak tepat. 10

Total skor 120

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100


Skor Total

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002

Soal
1. Tulislah 3 buah topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif?
2. Tulislah sebuah kerangka paragraf deskriptif?
3. Tulislah sebuah paragraf deskriptif yang di dalamnya terdapat frasa ajektif?

Jawaban
1. a. gambaran kelas
b. suasana kamar
c. keindahan pantai

2. a. gadis bernama Angelina


b. kulitnya cerah
c. hidungnya ramping
d. rambutnya bak sutra
3. Contoh paragraf deskriptif
Kecantikan seorang gadis Manado bernama Angelina alias Angel atau enjel,
yang belum bertahun-tahun kukenal itu pun melengkapi kekagumanku. Dia memang
cantik jelita. Kulitnya cerah, yang bila berjalan bagai mentari berkelana di jalanan
plosok bumi. Alisnya hanya seluas sisa gerhana bulan. Sinar matanya selalu
menjinakkan keresahan atau kemarahan setiap orang yang bertatapan langsung
dengannya. Bibir indahnya tersapu merah muda tanpa polesan buatan manusia,
bahkan lebih mewah daripada hadiah-hadiah raja. Hidungnya yang ramping dan
ramah, segera menyapa terlebih dahulu pada siapa saja. Pipinya halus melebihi
sutra termahal, membuat siapa pun tak tega menyentuhnya. Dagunya cembung
mulus, menggantungkan pesona melelapkan . Rambutnya bak sutra hitam alami
yang indah menjalari punggungnya. Jemarinya lentik, tatapi geraknya tak pernah
genit.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis : 4. Mengungkapkan informasi 4.3 Menulis gagasan secara logis dan


dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, sistematis dalam bentuk paragraf
deskriptif, eksposisi) ekspositif

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Mendaftar topik topik  Mandiri 1. Mendaftar topik-topik yang


yang dapat dapat dikembangkan menjadi
dikembangkan menjadi paragraph ekspositif;
paragraf deskriptif; 2. Menyusun kerangka paragraf
2. Menyusun kerangka ekspositif;
paragraf deskriptif; 3. Mengembangkan kerangka
3. Mengembangkan yang telah disusun menjadi
kerangka yang telah  Tanggung paragraf ekspositif dengan
dibuat menjadi paragraf jawab menggunakan kata
deskriptif; dan penghubung yang tepat;
4. Menyunting paragraf 4. Mengidentifikasi kata
deskripif yang ditulis  Mandiri dan berimbuhan dalam paragraf
teman berdasarkan kreatif ekspositif; dan
EYD. 5. Menyunting paragraf
ekspositif yang tulis teman.
 Mandiri dan
kreatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Paragraf Ekspositif
Bayar Soft Drink melalui Ponsel
Fungsi ponsel makin lama makin banyak. Tidak hanya untuk komunikasi dan
hiburan, posel juga semakin popular sebagai pendukung transaksi pembayaran. Di
negara-negara Skandiva, ponsel banyak digunakan untuk transaksi perbankkan. Di
Jepang beda lagi, di sana ponsel digunakan untuk mebayar minuman dingin (soft
drink). Coca-cola Jepang mengumumkan, sekitar 200.000 mesin penjual soft drink
yang dikelolanya di Jepang mampu menerima pembayaran melalui ponsel pada
akhir 2006. Guna mendukung transaksi pembayaran melalui ponsel tersebut, Coca-
cola bekerja dengan Felecia, layanan kartu kredit seluler yang dikembangkan
operator seluler NTT DoCoMo dan raksasas elektronik Sony Corp.
Untuk membayar minum melalui ponsel, pengguna cukup mendekatkan
ponsel ke mesin penjual minuman. Kemudian, tagihan belanja disertakan dalam
tagihan telepon bulanan. Tidak hanya memudahkan pelanggan, pembayaran melalui
ponsel juga meningkatkan efisiensi Coca-cola. Pembayaran elektronik menuntut
biaya perawatan mesin lebih murah daripada pembayaran dengan uang.
Layanan kartu kredit seluler Felicia semakin popular di antara masyarakat
Jepang. Dengan layanan itu, pengguna dapat berbelanja atau membayar tiket kartu
kredit atau uang tunai.
(Dikutip dari Seputar Indonesia, 30 September 2009)

Jenis-Jenis Paragraf Eksposisi

1. Contoh Paragraf Eksposisi Pengertian (definisi)

Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan


oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone
therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk
menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

2. Contoh Paragraf Eksposisi Penggolongan (klasifikasi)


Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan
kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut
disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan
mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat
bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan
sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa
setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.

3. Contoh Paragraf Eksposisi Proses (prosedural)

Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum
merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa
Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka
mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu
adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan.
Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.

4. Contoh Paragraf Eksposisi Ilustrasi/Ciri (identifikasi)

Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut?


Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa
takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi
situasi atau suasana tertentu. Kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi
situasi tersebut. Ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri. Keempat, setelah
timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan anda. Kelima, untuk menambah rasa
percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau
belajar sungguh-sungguh.

5. Contoh Paragraf Eksposisi Perbandingan / Pertentangan (komparasi)


Pasca gempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan
Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak.
Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan,
obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar
pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain
pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda-
tenda darurat.

Konsep
Pengertian
Paragraf Ekspositif
Karangan ekspositif adalah karangan yang isinya memaparkan atau
membeberkan suatu pokok pikiran atau persoalan sejelas-jelasnya. Umumnya,
persoalan yang dipaparkan adalah hasil-hasil yang masih terselubung atau baru
sehingga informasinya dapat memperluas wawasan pembaca. Dengan
mengungkapkan (mengekspos) suatu persoalan secara gambling dan mendudukannya
dalam persepektif yang tepat, pembaca dapat memahami suatu persoalan secara
mudah dan jelas.

ciri-ciri paragraf eksposisi adalah sebagai berikut:

1. Berisi tentang pendapat, gagasan, atau keyakinan penulis terhadap suatu masalah
bidang tertentu;
2. Uraian bersifat objektif, semata-mata hanya untuk menambah pengetahuan
pembaca tanpa didasari maksud tertentu;
3. Diperjelas dengan fakta yang dilengkapi dengan angka, peta, grafik, statistik,
gambar atau bagan sebagai ilustrasi;
4. Menggali melalui analisis dan sintesis; dan
5. Paragraf diakhiri dengan penegasan, bukan ajakan atau permintaan dukungan.
Metode Pengembangan Paragraf Ekspositif
1. Metode Pembatasan Pengertian (Defenisi)
Ciri-ciri metode ini adalah digunakan konjungsi adalah, ialah, yaitu. Dengan
metode ini, suatu istilah atau hal dijelaskan batas-batas pengertiannya dengan uraian
kata-kata secara tepat. Dalam uraian pengertian ini diungkapkan sifat-sifat hakiki,
mendasarkan, dan principal, serta unsur-unsur pokok dari hal yang jelaskan.
2. Metode Pengembangan (Klasifikasi)
Penuliskan mengelompokkan hal-hal yang sejenis atau mempunyai kesamaan
tertentu. Pengelompokkan dilakukan dengan menyatukan hal-hal sejenis dalam satu
kelompok dan memisahkan hasil pengelompokkan itu dari kelompok lainnya. Dengan
metode ini, akan tampak jelas korelasi antara hal satu dengan hal lain.
3. Metode Pengenalan Ciri (Identifikasi)
Pemaparan suatu persoalan dilakukan dengan menyebutkan cirri-ciri, sifat-
sifat khusus, atau karakteristik sesuatu secara mendetail sehingga menjadi mudah
dikenali keberadaannya.
4. Metode Pembandingan (Komparasi)
Dengan metode ini, pemaparan dilakukan dengan membandingkan hal yang
dijelaskan dengan hal lain yang berbeda, tetapi memiliki unsure kesamaan. Dengan
menempatkan secara berdampingan akan terlihat sisi-sisi persamaan dan perbedaan di
antara kedua hal tersebut.
5. Metode Proses (Prosedural)
Pemaparan dilakukan dengan menjelaskan proses, prosedur, atau tata urutan
terjadi sesuatu. Melalui metode ini, penulis berupaya memberitahukan tahap-tahap
urutan membuat atau melakukan sesuatu secara terperinci dan runtut.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Indikator Pencapaian Nilai Budaya dan Kewirausahaan/
Kompetensi Karakter Bangsa Ekonomi Kreatif

1. Mendaftarkan topik-topik yang Mandiri Kepemimpinan


dapat dikembangkan menjadi
paragraf ekspositif.

2. Menyusun kerangka paragraf Mandiri


ekspositif.

3. Mengembangkan kerangka yang Mandiri dan kreatif


telah disusun menjadi ekspositis
dengan menggunakan kata
penghubung yang tepat.

4. Mengidentifikasi kata Mandiri


berimbuhan dalam paragraf
ekspositif.

5. Menyunting paragraf ekspositif Mandir dan Kreatif


yang ditulis teman.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Unjuk kera
5. Ceramah
6. Demonstrasi

D. Strategis Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menulis gagasan secara Contoh paragraf Siswa mengembangkan


logis dan sistematis dalam ekspositif. kerangka yang telah disusun
bentuk ragam paragraf menjadi paragraf ekspositif
ekspositif. dengan menggunakan kata
penghubung yang tepat.
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Kegiatan Awal:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas untuk Kerjasama 15 menit
menyiapkan teman-temannya
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab
dan kreatif 2 menit
5. Guru menghubungkan pokok
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi) 5 menit

2. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca paragraf deskriptif. Mandiri 10 menit
b) Mengidentifikasi struktur Tanggungjawab 5 menit
paragraf deskriptif.

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Menulis paragraf ekspositif.
b) Mengidentifikasi karekteristik Kreatif dan 10 menit
paragraf ekspositif. mandiri
Kreatif 10 menit

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit

3. Kegiatan Akhir
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar tertarik Toleransi 5 menit
pada pelajaran yang telah diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang telah Tanggung jawab 10 menit
dilaksanakan.
d) Guru memberikan tugas rumah.
Disiplin 3 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Gorys Keraf, Eksposisi, Nusa Indah: Ende-Flores. 2000
2. Wisnu Sujianto, Rangkuman Bahasa dan Sastra Indonesia, Yay. Ranafaza,
Sukoharjo, 2004

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54

2. Penilaian hasil belajar


a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrumen : Tulis
c) Jenis tagihan : Tugas individu
d) Contoh instrumen :
a. Tulislah 3 buah topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
ekspositif.
b. Tulislah sebuah kerangka paragraf deskriptif.
c. Tentukanlah kalimat yang kurang tepat dari paragraf deskriptif yang ditulis
teman.
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1. Topik paragraf deskriptif 10 – 30
 Topik tepat dan lengkap. 30
 Topik kuarang tepat dan lengkap. 20
 Topik tidak tepat dan tidak lengkap. 10
2. Kerangka paragraf deskriptif 10 – 30
 Kerangka tepat. 30
 Kerangka kurang tepat. 20
 Kerangka tidak tepat. 10
3. Menulis paragraf deskriptif 10-30
 Paragraf tepat. 30
 Paragraf kurang tepat. 20
 Paragraf tidak tepat. 10

4. Menyunting paragraf deskriptif 10-30


 Tanggapan tepat. 30
 Tanggapan kurang tepat. 20
 Tanggapan tidak tepat. 10

Total skor 120


Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Skor Total

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002

Soal
1. Tulislah 3 buah topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif?
2. Tulislah sebuah kerangka paragraf ekspositif?
3. Tentukanlah kalimat yang kurang tepat dari paragraf ekspositif yang ditulis
teman.

Kunci Jawaban
1.
a. Manfaat Jejaring Sosial Facebook
b. Bagaimana perkembangan bisnis online di Indonesia
c. Manfaat lemon dan jeruk nipis

2. a) Lemon dan jeruk nipis


b) Khasiat lemon dan jeruk nipis
3. contoh paragraf eksposisi

Lemon dan jeruk nipis ternyata bisa berkhasiat sebagai penghilang jerawat.
Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk
memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara
menggunakannya yaitu dengan mencampurkan perasan lemon dengan air mawar
kemudian oleskan di wajah dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas dengan
air hangat. Penerapan terapi ini secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan
memberikan hasil yang luar biasa.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan : 5. Memahami puisi yang 5.1 Mengidentifikasikan unsur-unsur


disampaikan secara langsung/tidak bentuk suatu puisi yang disampaikan
langsung. secara langsung ataupun melalui
rekaman.

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Mengidentifikasi majas,  Mandiri 1. Mengidentifikasi majas/gaya


rima, kata-kata bahasa yang dipergunakan
berkonotasi dan oleh penyair;
bermakna lambang 2. Mengidentifikasi rima atau
dalam puisi yang persajakan akhir;
didengar; 3. Mengidentifikasi kata-kata
2. Menanggapi unsur- berkonotasi dan bermakna
unsur puisi yang lambang;
didengar; dan 4. Menanggapi unsur-unsur puisi
3. Mengartikan kata-kata yang ditemukan; dan
berkonotasi dan 5. Mengartikan kata-kata
 Bersahabat/ko
bermakna lambang. berkonotasi dan makna
munikatif
lambang.

 Mandiri dan
kreatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Contoh Puisi

Pahlawan Kehidupan
Karya : Nur Wachid

Ku lihat kau berbuat


Ku dengar kau berbicara
Ku rasakan kau merasakan
                  Mata binar tak khayal menjadi panutan
                  Sejuk terasa haluan kata – katamu
                  Menjadi sugesti pada diri kami
                  Hingga jiwa ini tak sanggup berlari
                  Menjauhi jalan hakiki
Lelah dirimu tak kau risaukan
Hiruk pikuk kehidupan mengharu biru
Itu jasa tentang pengabdian
Bukan jasa tentang perekonomian
Semangatmu menjadi penghidupan
Untuk kami menjalani kehidupan
                  Jangan pernah kau bosan
                  Jadi haluan panutan
                  Meski pertiwi dalam kesengsaraan
                  Kaulah pelita cahaya kehidupan
Terima kasih untukmu
Sang pahlawan kehidupan
Konsep
Pengertian
Puisi
Puisi adalah pegekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. ( Pradopo, 1987: 7).
Unsur-unsur puisi
1) Unsur Instrinsik
a. Tema adalah pokok persoalan yang diungkapkan pengarang dalam karya satra;
b. Latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam puisi;
c. Gaya bahasa adalah gaya pengarang menggunakan bahasa termasuk majas,
ungkapan, dan pribahasa. Macam-mavam adalah sebagai berikut:
1) Hiperbola gaya bahasa yang mengandung makna berlebih-lebihan,dengan
tujuan meningkatkan kesan;
2) Personifikasi gaya bahasa yang menggunakan sifat-sifat insani untuk
benda-benda yang tidak bernyawa;
3) Perbandingan yang menggunakan kata pembanding untuk membandingkan
dua hal. (seperti, ibarat, sebagai, umpama dll);
4) Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri atau nama hal
yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai pengganti;
5) Litotes adalah gaya bahasa mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan
untuk merendahkan diri;
6) Metafora adalah perbandingan yang implisit tampa kata pembanding;
7) Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata –kata yang
berlebihan;
8) Ironi adalah gaya bahasa berupa sindiran halus berupa pernyataan yang
maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya.
d. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam karyanya, sudut pandang terbagi
dua, yaitu: Pertama, sudut pandang aku-an (orang pertama)adalah pengarang
menempatkan dirinya sebagai orang pertama, seolah-olah tokoh utama cerita.
Kedua, sudut pandang dia-an adalah apabila pengarang berada di luar tokoh-
tokoh ceritanya dan dapat pula berada di dalam cerita tetapi bukan sebagai tokoh
utama.
e. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis lewat karyanya.
f. Nada dan suasana. Nada adalah tekanan tinggi rendah suara dalam
puisi.Sedangkan suasana adalah perasaan yang ditimbulkan oleh puisi tersebut,
seperti perasaan gembira, bahagia, marah dan lain-lain.
g. Rima adalah persajakan dalam sebuah puisi
Jenis rima menurut letak dalam bait, yaitu:
(a) Rima rangkai = (a-a-a-a )
(b) Rima kembar = (a-a-b-b )
(c) Rima peluk = (a-b-b-a )
(d) Rima silang = ( a-b-a-b)
(e) Rima patah = (a-a-a-b )
Jenis rima datar, yaitu:
(a) Asonansi = pengulangan bunyi vokal pada beberapa kata cecara.
(b) Aliterasi = Pengulangan bunyi konsonan berurutan dalam satu baris.
h. Kata-kata berkonotasi adalah kata-kata yang bermakna lambang. Seperti bunga
desa, melati putih dll
Unsur ekstrinsik
Karya Sastra juga mengandung unsur ekstrinsik. Diantaranya, budaya, moral
dan agama filsafat, idiologi, psikologi politik. Budaya adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan adat kebiasaan masyarakat pada waktu lalu. Moral adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan sikap dan prilaku baik atau buruk.
Sedangkan Agama segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan kepada
Sang Pencipta.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya dan Karakter
Bangsa
1. Mengidentifikasi (majas, rima, kata-kata) Mandiri
berkonotasi dan bermakna lambang.

2. Menanggapi unsur-unsur puisi yang telah Mandiri


ditemukan.

3. Mengartikan kata-kata berkonotasi dan Mandiri dan kreatif


makna lambang.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Unsur-unsur bentuk suatu Contoh rekaman puisi Siswa mengidentifikasi


puisi yang disampaikan atau pembacaan (majas, rima, kata-kata
secara langsung ataupun langsung. berkonotasi dan bermakna
melalui rekaman. lambang).

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab dan 2 menit
5. Guru menghubungkan pokok kreatif 5 menit
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi)
2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Mendengarkan pembacaan Menghargai prestasi 15 menit
puisi “Blues untuk Bonnie”
karya Rendra.

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Mendiskusikan unsur-unsur
bentuk puisi tersebut. Bersahabat/komunikatif 10 menit
b) Melaporkan hasil diskusi.
Tanggungjawab 10 menit

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang
menghargai prestasi
telah diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit
d) Guru memberikan tugas rumah.
Disiplin 3 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Rekaman pembacaan puisi Ballada Orang-orang Tercinta, Rendra.
2. Tuturan/pembacaan langsung

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1. Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2. Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3. Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54

2. Penilaian hasil belajar


a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrumen : Tulisan dan lisan, laporan diskusi
c) Jenis tagihan : Tugas kelompok
d) Contoh instrumen :
a. Tulislah majas yang terdapat dalam puisi yang kamu dengar?
b. Tulislah rima puisi yang kamu dengar?
c. Tulislah kata-kata berkonotasi yang terdapat puisi yang kamu dengar?
d. Tulislah tanggapan terhadap unsur puisi yang kamu dengar?
e. Tulislah arti kata-kata yang berkonotasi dalam puisi yang kamu dengar?
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1. Majas 10 – 30
 Majas tepat. 30
 Majas kurang tepat. 20
 Majas tidak tepat. 10
2. Rima 10 – 30
 Rima tepat. 30
 Rima kurang tepat. 20
 Rima tidak tepat. 10
3. Kata berkonotasi 10 – 30
 Kata berkonotasi tepat. 30
 Kata berkonotasi kurang tepat. 20
 Kata berkonotasi tidak tepat. 10
4. Tanggapan 10 – 30
 Tanggapan tepat. 30
 Tanggapan kurang tepat. 20
 Tanggapan tidak tepat. 10
5. Arti kata berkonotasi 10 – 30
 Arti kata tepat. 30
 Arti kata kurang tepat. 20
 Arti kata tidak tepat. 10
Total skor 150
Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Skor Total

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002

Pahlawan Kehidupan
Karya : Nur Wachid

Ku lihat kau berbuat


Ku dengar kau berbicara
Ku rasakan kau merasakan
                  Mata binar tak khayal menjadi panutan
                  Sejuk terasa haluan kata-katamu
                  Menjadi sugesti pada diri kami
                  Hingga jiwa ini tak sanggup berlari
                  Menjauhi jalan hakiki
Lelah dirimu tak kau risaukan
Hiruk pikuk kehidupan mengharu biru
Itu jasa tentang pengabdian
Bukan jasa tentang perekonomian
Semangatmu menjadi penghidupan
Untuk kami menjalani kehidupan
                  Jangan pernah kau bosan
                  Jadi haluan panutan
                  Meski pertiwi dalam kesengsaraan
                  Kaulah pelita cahaya kehidupan
Terima kasih untukmu
Sang pahlawan kehidupan

Soal
1. Tulislah majas yang terdapat dalam puisi yang kamu dengar?
2. Tulislah rima puisi yang kamu dengar?
3. Tulislah tanggapan terhadap unsur puisi yang kamu dengar?
Jawaban
1. Majas hiperbola
Mata binar tak khayal menjadi panutan
Sejuk terasa haluan kata-katamu
Majas personifikasi
Menjadi sugesti pada diri kami
         Hingga jiwa ini tak sanggup berlari
Menjauhi jalan hakiki

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan : 5. Memahami puisi yang 5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang
disampaikan secara langsung/tidak disampaikan ataupun melalui rekaman.
langsung.

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Menentukan tema puisi  Mandiri 1. Menyebutkan tema puisi yang


yang didengar. didengarkan;
2. Menentukan jenis puisi 2. Menyebutkan jenis puisi yang
yang didengar (balada,  Mandiri dan didengar (balada, elegy,
elegi, roman, ode, kreatif roman, ode, hymne, dan
himne, satire, dll). satire);
3. Menentukan maksud 3. Menjelaskan maksud puisi;
puisi yang didengar. dan
4. Menentukan isi puisi 4. Mengungkapkan isi puisi
yang didengar.  Mandiri dan dengan kata-kata sendiri.
kreatif
 mandiri

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Contoh Puisi

Lilin Kegelapan
Karya : Nur Wachid  

Titik air menitik


Berbaris jarum jam berdetik
Tak henti dalam putaran waktu
Menembus masuk roda itu
                  Menjadi pilar generasi penerus
                  Bermuara menjelma sebagai arus
                  Berbaris ditengah tangisan pertiwi
                  Tak buat henti langkahkan kaki
                  Baktiku hanya tuk negeri ini
                  Ku akan jadi lilin ditengah kegelapan
                  Melawan segala kemunafikan
                  Semangatku bagai pejuang 45’
                  Penerus cita – cita pahlawan kita
Wahai sang guruku
Tuntunlah aku menjadi aku
Jasamu tak tampak mata
Berwujud dalam hati sanubari
                  Titik air menitik
                  Ilmu mu kan ku petik
                  Bukan buat negara munafik

Konsep
Pengertian
Puisi
Puisi adalah pegekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama ( Pradopo, 1987: 7).
Puisi terbagi dua, adalah:
b. Puisi lama yaitu puisi yang terikat oleh syarat-syrat tertentu seperti rima, irama,
bentuk dan isi puisi. Jenis puisi lama adalah sebagai berikut:
a) Pantun
b) Seloka
c) Karmina
d) Talibun
e) Syair
f) Gurindam
c. Puisi baru yaitu puisi modern yang sudah tidak terikat lagi oleh syarat-syarat pada
puisi lama. Berdasarkan jumlah baris tiap bait, puisi baru terbagi atas:
(a) Distichon yaitu puisi yang terdiri atas 2 baris dalam satu bait;
(b) Terzina yaitu puisi yang terdiri atas 3 baris dalam 1 bait;
(c) Quatrine yaitu puisi yang terdiri atas 4 baris dalam 1 bait;
(d) Quint puisi yang terdiri atas 5 baris dalam 1 bait;
(e) Sektet yaitu puisi yang terdiri atas 6 baris dalam 1 bait;
(f) Septine yaitu puisi yang terdiri atas 7 baris dalam 1 bait;
(g) Oktaf/ Stanza yaitu puisi yang terdiri atas 8 baris dalam 1 bait; dan
(h) Soneta yaitu puisi yang terdiri atas 14 baris dalam 1 bait.
(i) Puisi bebas.

Berdasarkan isi kandungan, puisi baru terdiri atas:


(a) Ode yaitu puisi yang mengandung pujian/ sanjungan terhadap bangsa, tanah air,
karya seni nan agung.
(b) Hymne yaitu puisi yang mengandung pujaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa,
pujian terhadap pahlawan dan dewa.
(c) Elegi yaitu puisi duka nestapa yang melukiskan curahan kesedihan hatidan
kepiluan kalbu dalam menghadapi suatu peristiwa/tragedi.
(d) Epigram yaitu puisi yang ringkas dan tepat, mengandung semangat dan
perbandingan ajaran /falsafah hidup, kadang kadang berupa sindiran yang pahit.
(e) Satire yaitu puisi yang berisi ejekan atau sindiran, kecaman terhadap kepincangan
dan ketidak adilan yang terjadi dalam masyarakat.
(f) Romans yaitu puisi kasih mesrayang melukiskan keharuman , dan perasaan serba
indah terhadap kekasih, keluarga, Tuhan dan bangsa
(g) Balada yaitu puisi yang isinya menceritakan suatu peristiwa dari cerita dongeng,
sejarah atau kehidupan rakyat biasa sehari-hari.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya dan Karakter
Bangsa

1. Menyebutkan tema puisi yang didengar. Mandiri

2. Menyebutkan jenis puisi yang didengar Mandiri


(balada, elegy, roman, ode, hymne, dan
satire).

3. Menjelaskan maksud puisi. Mandiri dan kreatif

4. Mengungkapkan isi puisi dengan kata-kata Kreatif dan mandiri


sendiri.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Unsur-unsur bentuk suatu Contoh rekaman puisi Siswa mengidentifikasi
puisi yang disampaikan atau pembacaan (majas, rima, kata-kata
secara langsung ataupun langsung. berkonotasi dan bermakna
melalui rekaman. lambang).

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas untuk Kerjasama 15 menit
menyiapkan teman-temannya berdoa
dan membaca asmaul husna
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab
5. Guru menghubungkan pokok dan kreatif 2 menit
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi).
5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Mendengarkan puisi Disiplin 10 menit
b) Mengidentifikasi jenis puisi Tanggungjawab 5 menit

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Mendiskusikan isi puisi
b) Melaporkan hasil diskusi Bekerjasama 10 menit
Tanggungjawab 10 menit

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar tertarik Toleransi dan 5 menit
pada pelajaran yang telah diterima;
menghargai
c) Merefleksikan pelajaran yang telah
dilaksanakan. prestasi
d) Guru memberikan tugas rumah. Tanggung jawab 10 menit
Disiplin 3 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Rekaman puisi/tape
2. Puisi yang dibacakan

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54
2. Penilaian hasil belajar
a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrumen : Tulisan dan lisan, laporan diskusi
c) Jenis tagihan : Tugas kelompok dan tugas individu
d) Contoh instrumen :
a. Tulislah tema puisi yang kamu dengar?
b. Tulislah jenis puisi yang kamu dengar?
c. Tulislah maksud puisi yang kamu dengar?
d. Tulislah isi puisi yang kamu dengar?
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1. Tema puisi 10 – 30
 Tema tepat. 30
 Tema kurang tepat. 20
 Tema tidak tepat. 10
2. Jenis puisi 10 – 30
 Jenis tepat. 30
 Jenis kurang tepat. 20
 Jenis tidak tepat. 10
3. Maksud puisi 10 – 30
 Maksud tepat. 30
 Maksud kurang tepat. 20
 Maksud tidak tepat. 10
4. Isi puisi 10 – 30
 Isi tepat. 30
 Isi kurang tepat. 20
 Isi tidak tepat. 10
Total skor 120
Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Skor Total

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
Lilin Kegelapan
Karya : Nur Wachid  

Titik air menitik


Berbaris jarum jam berdetik
Tak henti dalam putaran waktu
Menembus masuk roda itu
                  Menjadi pilar generasi penerus
                  Bermuara menjelma sebagai arus
                  Berbaris ditengah tangisan pertiwi
                  Tak buat henti langkahkan kaki
                  Baktiku hanya tuk negeri ini
                  Ku akan jadi lilin ditengah kegelapan
                  Melawan segala kemunafikan
                  Semangatku bagai pejuang 45’
                  Penerus cita-cita pahlawan kita
Wahai sang guruku
Tuntunlah aku menjadi aku
Jasamu tak tampak mata
Berwujud dalam hati sanubari
                  Titik air menitik
                  Ilmu mu kan ku petik
                  Bukan buat negara munafik
Soal
1. Tulislah tema puisi yang kamu dengar?
2. Tulislah jenis puisi yang kamu dengar?
3. Tulislah maksud puisi yang kamu dengar?

Jawaban
1. Perjuangan dalam menuntut ilmu demi mengabdi untuk negeri ini.
2. Puisi bebas
3. Puisi ini bermaksud untuk menjelaskan bagaiman perjuangan seseorang demi
negeri ini, agar negeri ini terus maju dan berkembang, dan tidak ada lagi
pemimpin yang bermuka dua atau baisa disebut dengan munafik.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Berbicara : 6. Membahas cerita pendek 6.1 Mengemukakan hal-hal yang menarik


melalui kegiatan diskusi atau mengesankan dari cerita pendek
melalui kegiatan diskusi.

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Menentukan tema  Mandiri 1. Menceritakan kembali isi


cerpen yang dibaca; cerita pendek yang dibaca,
2. Menentukan penokohan baik oleh dirinya sendiri
cerpen yang dibaca;  Mandiri dan maupun temannya dengan
3. Menentukan alur kreatif kalimat sendiri;
cerpen yang dibaca; 2. Mengungkapkan hal-hal yang
4. Menentukan amanat menarik atau mengesankan
cerpen yang dibaca; yang terdapat dalam cerpen
5. Menentukan sudut yang dibacakan;
pandang cerpen yang  Mandiri dan 3. Mendiskusikan unsur-unsur
dibaca; kreatif intrinsik (tema, penokohan,
6. Menentukan latar  Mandiri latar, susut pandang, alur,
cerpen yang dibaca; amanat) cerita pendek yang
7. Menceritakan kembali dibaca; dan
isi cerpen yang dibaca 4. Mengidentifikasikan kalimat
dengan kata-kata langsung dan tidak langsung
sendiri;  Tanggung yang terdapat di dalam
8. Mengungkapkan jawab cerpen.
kembali hal-hal yang  Tanggung
menarik atau jawab dan
mengesankan dari kreatif
cerpen yang dibaca;  Tanggung
dan jawab dan
9. Mengidentifikasi mandiri
kalimat langsung dan
tidak langsung dalam
cerpen.
 mandiri

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Contoh Cerpen
Contoh Cerpen
SAUDARAKU KAMPUNGAN BANGET
Aaahh…, dia lagi, dia lagi…Nggak ada wajah lain apa, selain melihat
tampang katro dan culunnya yang terus saja berseliweran di rumah ini? Bikinin
kopi papa, bantuan mama menyiangi tanaman, ikut masak bersama Bi Idah di dapur,
bahkan, bantuin ngerjain PR Dony pun juga dia. Apa sih jabatan dia di rumah ini?
OB? Asisten? Guru les? Atau malah babu? Apapun namanya, yang jelas
kehadirannya di rumah ini. Bikin amarahku tambah meluap aja.
“Kamu jangan bersikap seperti itu terhadap Nuning. Biar bagaiman pun dia
itu masih saudara sepupumu,” nasehat orang tuaku setiap sikapku menunjukkan
yang tidak bersahabat kepada Nuning. Hufft, sepupu? Sepupu dari Hong-Kong? Aku
rasa semua orang juga tidak akan mau mengakui cewek seperti itu sebagai saudara.
Lihat saja penampilannya. Cukup banyak kenalan dan temanku dari kampung. Tapi,
ya ampun… Maemunah, pembantu tetanggaku masih jauh lebih keren ketimbang
Nuning. Aku ingat sekali seperti apa wujud anehnya ketika pertama kali datang ke
sini. Wajahnya polos tanpa ada polesan make-up sedikit pun di wajahnya. Belum
lagi pakainnya yang old fashion. Tubuhnya hanya berbalut kemeja lusuh dengan rok
panjang motif bunga-bunga, yang Bi Idah saja ogah untuk mamakainya pada zaman
sekarang. Dasar kampungan…
Mungkin aku tidak mempersoalkan kedatangan Nuning di rumah kami, kalau
saja papa tidak menyekolahkan di sekolah yang sama denganku, bahkan di
tempatkan dikelas yang sama denganku. Satu sekolah sudah cukup membuatku
muntah, apalagi sekelas dengannya. OMG! Papa benar-benar deh. Orang tua
Nuning, yang masih saudara sepupu jauh papa sengaja menitipkan anaknya di sini,
minta tolong ke papa untuk menyekolahkannya. Keadaan ekonomi keluarga mereka
yang tidak mungkin lagi untuk itu. Lagian mama juga sangat menginginkan anak
perempuan karena kedua anaknya, aku dan adikku Dony laki-laki.
***
Hari pertama Nuning masuk sekolah menjadi momen yang sangat buruk
sekali dalam hidupku. “Aku berangkat dulu Ma, Pa, ” pamitku, sambil mencium
tangan papa dan juga mama. “Lho, kamu kok tidak menunggu Nuning? Dia kan
belum tahu letak sekolahnya yang baru” mama menyela, membuat urat syarafku
langsung menegang. What? Apa aku tidak salah dengar? Tidak cukupkah orang
tuaku “menyengsarakan” anaknya dengan menempatkan cewek kampung itu duduk
sekelas denganku? Dan sekarang mama menitahkan padaku berboncengan dengan
cewek yang tidak enak dilihat itu. Apa kata dunia?
“Ma, dia kan bisa naik oplet. Kenapa harus boncengan denganku, sih?”
protesku ke mama. Kalau saja diizinkan, mungkin aku sudah menangis saking
jengkelnya sama mama. “Nggak bisa, Putra Perdana! Nuning baru di pontianak ini.
Apa kamu mau, mama repot bolak-balik ke kantor polisi dengan laporan anak
hilang?” mama berteoritis. “Kenapa dia nggak ikut mobil papa aja sih?” aku masih
berusaha menawarkan, walau aku itu tak akan berhasil. Lagian, papa kan ke kantor
jam Sembilan?
“Perdana…,” wajah apa yang tadi asyik menekuri Koran pagi menoleh.
Matanya menatap tajam ke arahku. Saking jengkel sama orang tuaku, Revo kupacu
dengan dengan kecepatan tinggi. Tak kuhiraukan jeritan tertahan Nuning yang
terdengar ketakutan di belakang punggungku. Membanyangkan wajahnya yang
pucat pasi membuat andrenalinku terpacu. Lalu, kutambahkan kecepatannya.
Bruuuuuumm…aku berharap dengan dengan begini, Nuning jera dan memilih naik
oplet pulangnya.
“Aih, perdana! Sudah ganti selera rupany,” jeritan Airin, mantan pacarku,
terdengar ketika kami sampai di parkiran sekolah. Dia bersama geng nggak
pentingnya baru saja memarkirkan skutik mereka tak jauh dari motorku. Aku
berusaha cuek dan pura-pura tidak mendengar. Airin mendekat, memandang ke
arahku dan Nuning secara bergantian. Kepala Nuning tertunduk menutupi menatapi
lantai parki dengan tubuh malu. Terbersit iba di hatiku melihatnya tak berdaya
seperti itu. Tapi segera kutepis. Ah, sebodoh amat! Toh gara-gara dia, aku jadi ikut-
ikutan malu.
“Jadi ini toh, mainan barumu?” Airin yang masih yang masih sakit hati
karena kuputuskan, memulai proyek balas dedamnya. “Emangnya kenapa?” dingin
suaraku sedingin tatapan yang kuhujamkan ke wajah mulusnya. “Nggak kenapa-
napa sih. Cuma excited aja, ada cowok ganteng yang yang bawa orang-orangan
sawah ke sekolah. Airin cs kemudian melangkah ringan masuk melalui pintu portal
sekolah. Kulihat wajah Nuning air mata yang mengalir di pipinya, dia pasti malu
dihina seperti tadi. Alih-alih merasa iba, aku malah membentaknya.
“Sudah, jangan menangis. Malu! Dasar kampungan!” Aku pun segera
meninggalkan arena parkir ke kelas dengan langkah lebar. Ketika aku menoleh
kebelakang. Tampak Nuning terseok-seok berusaha mengejar langkahku dengan
kibaran kemeja dan rok abu-abu lusuh yang kdodoran di tubuh ringkihnya. Tiba di
pintu kelas, aku sudah dihadang oleh kedua sahabatku, Adra dan Leo. Mereka
tersenyum menyambut kedatanganku. Sialan! Rupanya mereka telah memasang
spionase di pelataran parkir tadi.
“Nemu di mana, Dan?” si bawel Leo to the point mengiterogasiku. Matanya
tajam menatap jahil ke arah Nuning. Adra yang pendiam hanya nyengar-nyengir
mengamini ulah Leo. “Kamu lapor dulu sama guru piket. Nuning hanya mengangguk
pasrah mengiyakan berlalu. “Siapa sih dia, Dan? Tetangga, keluarga atau
pacarmu?” Leo belum puas rupanya. “Sorry, aku gak niat untuk ngebahasnya.
Nggak penting!” “Kasih tahu kenapa sih? Susah amat.” “Iya, Dan. Siapa sih cewek
itu?” Adra ikut-ikutan rese sekarang. “Tuh! Tanya tuh sama-sama mereka, siapa
tahu mereka bisa jawab,” tunjukku ke arah poster satwa langka yang di dinding
kelas. Kontan keduanya mengcak-ngacak rambut spikeku menjadi kusut, sekusut
pikiran pagi ini.
***
Sudah hampir dua bulan Nuning nebeng motorku pulang dan pergi sekolah.
Rupanya, laju motor yang ku pacu tidak menyurutkan Nuning untuk terus
berboncengan denganku. Gadis kampung itu sepertinya lebih takut tersesat
ketimbang jatuh dari motor. Dan selama itu, setiap hari selalu ada teman-teman
yang usil menggoda kamu. Aku, tepatnya! “Pegang pinggang perdana erat-erat
Ning, ntar jatuh…” “Iya Ning! Nggak usah malu-malu. Satu sekolahan juga sudah
tahu, kok. “Enak ya? Satu rumah, pulang pergi bareng lagi. Oh…so sweet.”
Grrrh…aku sebel sekali mendengar mulut-mulut ember itu berkicau.
Anehnya, kejengkelanku tidak untuk mereka-mereka yang bermulut usil, melainkan
kepada makhluk lugu yang selalu berada di belakang boncenganku, Nuning. Dan
mulai saat ini akau memutuskan tak akan pulang bersamanya lagi. Titik. Ketika aku
mulai Revo-ku di parkiran, Nuning sudah berdiri disamping motorku. Menungguku
dengan gayanya yang khas. Berdiri kaku dengan kepala yang tertunduk. Tanpa
memperdulikan dia, apalagi menyapanya. Aku langsung menyeret motor keluar dari
pelataran parkir. Dan sebelum dia naik, aku sudah memotong gerakannya dengan
kalimat.
Hari ini aku ada janji dengan Leo, ini kan dua bulan kamu tinggal disini, jadi
kamu pasti sudah tahu jalan pulang. Dengan wajah yang pucat pasi Nuning
mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Dana. “Kok Nuning tidak pulang
bersamamu? “Mama dia kan sudah dua bulan disini pasti dia tahu jalan pulang.
Sore sekitar pukul 5 Nuning baru nyampai di rumah, “Maaf Bude saya terlambat,
tadi saya naik angko tris salah jurusan bude. Ya sudah kau mandi dulu trus baru
makan. “Ya Bude”.
***
Sudah dua hari saya tidak masuk sekolah, karena flu dan demam membuatku
harus istirahat di rumah. Tapi, besok aku sudah mulai sekolah lagi, aku jadi teringat
kalau besok ada ulangan sejarah. Langsung aku buru-buru mencari buku catatan
sejarahku, namun bukuku tidak aku temukan di mana-mana, buku itu kutemukan
ketika Nuning pulang dari sekolah. Langsung dengan nada suara membentak aku
menegur Nnuning. “Jadi kamu yang membawa buku sejarahku? Kenapa ? tidak
pakai ijin lagi! Bentakku. “Maaf saya…” Eeh, dengar sejak kedatanganmu di rumah
ini dunia tersa terbalik, aku benar-benar muak dan sekarang kamu malah langcang
membawa bukuku! Nuning hanya terdiam dan menundukkan kepala dengan wajah
yang ketakutan.
“Sebenarnaya kamu harus berterima kasih kapada Nuning berkat dia kamu
tidak ketinggalan mata pelajaran, bahkan dia rela tidak keluar di saat jam keluar
maen hanya ingin menyalin catatannya ke bukumu Dana.” Mendengar penjelasan
dari Adra membuat ku menjadi maul sekaligus bersalah. Selama ini dia hanya
mendapatkan caci maki dariku. Langsung ku hidupkan motorku karena aku ingin
segera pulang ke rumah, sesampai dirumah tidak kutemukan gadis yang sering
menjadi bulan-bulanan caci makiku. Lalu mama memintaku untuk mengantar Nuning
ke bandara, langsugn hatiku terjejut. Memangnya dia mau kemana? Nuning
maafkan aku” bibirku bergetar mengucapakan kata-kata itu. “Aku telah kasar
memperlakukanmu selama ini, akau juga ingin berterima kasih berkata kamu akau
todak ketinggalan pelajaran”. Aku tak peduli sederas apa air mataku mengalir di
wajahku. “ jangan pulang Nuning! Kamu mau kan tertap tinggal bersama kami di
sini? Kali ini dengan suara yang tegas dalam kalimatku. Nuning menjadi terkejut
meliahat perubahan sikapku dan akau menatap dia penuh dengan pemohonan ada
taman persaudaraan yang yang tiba-tiba tumbuh di hati gersangku selama ini.
Kemudian Nuning tersenyum melihat kepadaku, yang mengisyaratkan kalau dia akan
tetap tinggala bersama kami.

Konsep
Pengertian
Cerpen
Cerpen adalah kisahan pendek kehidupan kehidupan tokoh yang memusat diri
dalam satu waktu, satu tempat, dan satu situasi. Kisahan yang diangkat merupakan
kisah-kisah yang menarik dan mengandung suatu fenomena kehidupan tertentu.
Persoalan kehidupan yang dialami tokoh terkadang mempresentasikan dan
merefleksikan gejala yang sedang berkembang di masyarakat.

Unsur instrinsik sastra.


a. Tema adalah pokok persoalan yang diungkapkan pengarang dalam
karya satra.
b. Alur adalah jalinan peristiwa yang membentuk suatu cerita.
c. Latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam cerita.
d. Gaya bahasa adalah gaya pengarang menggunakan bahasa termasuk majas,
ungkapan, dan pribahasa.
e. Penokohan dan perwatakan
(a) Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh di dalam karyanya.
Contohnya; tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
(b) Perwatakkan adalah cara pengarang menampilkan watak masing-masing
tokoh cerita. Contoh: sombong, pemarah, angkuh, penyayang dll.
f. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam karyanya, sudut pandang terba-gi
dua. Pertama, sudut pandang aku-an (orang pertama) adalah pengarang
menempatkan dirinya sebagai orang pertama, seolah-olah tokoh utama cerita.
Kedua, sudut pandang dia-an adalah apabila pengarang berada di luar tokoh-
tokoh ceritanya dan dapat pula berada di dalam cerita tetapi bukan sebagai tokoh
utama.
g. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis lewat karyanya.
h. Konflik adalah permasalahan yang terdapat dalam cerita.
Kalimat Langsung Dan Tak Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang merupakan petikan langsung
pembicaraan seseorang. Ciri-ciri kalimat langsung adalah sebagai berikut:
(a) Menggunakan tanda kutip di awal dan di akhir petikan.
(b) Menggunakan huruf kapital di awal petikan.
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang strukur penyampaiannya telah
diubah, bukan lagi merupakan petikan langsung pembicaraan seseorang. Ciri-ciri
kalimat tak langsung adalah sebagai berikut:
(a) Tidak menggunakan tanda kutip.
(b) Tidak menggunakan huruf kapital.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

No. Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya dan Karakter


Bangsa

1. Menceritakan kembali isi cerita pendek yang Mandiri dan kreatif


dibaca dengan kata-kata sendiri.

2. Mengungkapkan hal-hal yang menarik atau Mandiri


mengesankan.

3. Mendiskusikan unsur-unsur intrinsik (tema, Mandiri dan kreatif


penokohan, latar, susut pandang, alur,
amanat) cerita pendek yang dibaca.

4. Mengidentifikasikan kalimat langsung dan Kreatif dan mandiri


tidak langsung.
C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi

D. Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mengemukakan hal-hal Contoh naskah cerita Siswa menceritakan


yang menarik atau pendek. kembali cerita pendek yang
mengesankan dari cerita dibacakan dengan kata-kata
pendek. sendiri.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas untuk Kerjasama 15 menit
menyiapkan teman-temannya berdoa
dan membaca asmaul husna
4. Guru memperkenalkan pelajaran 2 menit
secara menarik Tanggung jawab
5. Guru menghubungkan pokok dan kreatif
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif
dengan pelajaran yang terdahulu 5 menit
(apersepsi)
2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca cerita pendek. Mandiri 10 menit
b) Membaca kembali isi cerita Tanggungjawab 5 menit
pendek yang dibaca dengan
kata-kata sendiri.
c) Mengungkapkan hal-hal yang
menarik atau mengesankan dari Kreatif 5 menit
karya tersebut.

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Mendiskusikan unsur-unsur
intrinsik (tema, penokohan, Bekerjasama 8 menit
latar, susut pandang, alur,
amanat) cerita pendek yang
dibaca.
b) Melaporkan hasil diskusi.
c) Mengidentifikasi kalimat
langsung dan tidak langsung. Tanggungjawab 5 menit
Tanggungjawab 5 menit

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-hal
yang belum diketahui.
b) Menjelaskan tentang hal-hal Rasa ingin tahu 2 menit
yang belum diketahui.
Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar tertarik Toleransi dan 5 menit
pada pelajaran yang telah diterima;
menghargai
c) Merefleksikan pelajaran yang telah
dilaksanakan. prestasi
d) Guru memberikan tugas rumah. Tanggung jawab 10 menit
Disiplin 2 menit
F. Sumber Data/Alat/Bahan
1. Buku kumpulan cerpen: Tegak Lurus denga Langit, Iwan Simatupang.
2. Media massa/internet.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1. Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2. Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3. Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54
2. Penilaian hasil belajar
a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrumen : Tulisan dan lisan, laporan diskusi
c) Jenis tagihan : Tugas kelompok
d) Contoh instrumen :
1. Tulislah hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerpen yang kamu
baca?
2. Tulislah unsur instrinsik (tema, latar, penokohan, sudut pandang, alur, dan
amanat)?
3. Identifikasi kalimat langsung dan tak langsung dalam cerpen tersebut?

Kriteria Penilaian
NO ASPEK SKOR
.
1. Tema 10 – 30
 Tema tepat. 30
 Tema kurang tepat. 20
 Tema tidak tepat. 10
2. Penokohan 10 – 30
 Penokohan tepat. 30
 Penokohan kurang tepat. 20
 Penokohan tidak tepat. 10
3. Latar 10 – 30
 Latar tepat. 30
 Latar kurang tepat. 20
 Latar tidak tepat. 10
4. Amanat 10 – 30
 Amanat tepat. 30
 Amanat kurang tepat. 20
 Amanat tidak tepat. 10
5. Alur 10 – 30
 Alur tepat. 30
 Alur kurang tepat. 20
 Alur tidak tepat. 10
6. Sudut pandang 10 – 30
 Sudut pandang tepat. 30
 Sudut pandang kurang tepat. 20
 Sudut pandang tidak tepat. 10
7. Hal-hal yang menarik 10 – 30
 Hal-hal yang menarik tepat. 30
 Hal-hal yang menarik kurang tepat. 20
 Hal-hal yang menarik tidak tepat. 10
8. Identifikasi kalimat langsung dan tak langsung 10 – 30
 Kalimat tepat. 30
 Kalimat kurang tepat. 20
 Kalimat tidak tepat. 10
Total skor 240
Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Skor Total

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
SAUDARAKU KAMPUNGAN BANGET
Aaahh…, dia lagi, dia lagi… Nggak ada wajah lain apa, selain melihat
tampang katro dan culunnya yang terus saja berseliweran di rumah ini? Bikinin
kopi papa, bantuan mama menyiangi tanaman, ikut masak bersama Bi Idah di dapur,
bahkan, bantuin ngerjain PR Dony pun juga dia. Apa sih jabatan dia di rumah ini?
OB? Asisten? Guru les? Atau malah babu? Apapun namanya, yang jelas
kehadirannya di rumah ini. Bikin amarahku tambah meluap aja.
“Kamu jangan bersikap seperti itu terhadap Nuning. Biar bagaimana pun dia
itu masih saudara sepupumu,” nasehat orang tuaku setiap sikapku menunjukkan
yang tidak bersahabat kepada Nuning. Hufft, sepupu? Sepupu dari Hong-Kong? Aku
rasa semua orang juga tidak akan mau mengakui cewek seperti itu sebagai saudara.
Lihat saja penampilannya. Cukup banyak kenalan dan temanku dari kampung. Tapi,
ya ampun… Maemunah, pembantu tetanggaku masih jauh lebih keren ketimbang
Nuning. Aku ingat sekali seperti apa wujud anehnya ketika pertama kali datang ke
sini. Wajahnya polos tanpa ada polesan make-up sedikit pun di wajahnya. Belum
lagi pakainnya yang old fashion. Tubuhnya hanya berbalut kemeja lusuh dengan rok
panjang motif bunga-bunga, yang Bi Idah saja ogah untuk mamakainya pada zaman
sekarang. Dasar kampungan…

Soal
1. Tulislah hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerpen yang kamu baca?
2. Tulislah unsur instrinsik (tema, latar, penokohan, sudut pandang, alur, dan
amanat)?
3. Identifikasi kalimat langsung dan tak langsung dalam cerpen tersebut?

Jawaban
1. Seorang gadis yang hidup dengan kesederhanaannya, meskipun dia tidak disukai
oleh saudara sepupunya sendiri. Dia tetap bersikap baik dan ramah terhadap
saudaranya.
2. Tema: kehidupan yang sederhana membuatnya menjadi orang yang dianggap
kampungan oleh saudaranya.
Latar: di rumah
Penokohan: Nuning, mama, aku, maemunah.
Alur: alur maju
Amanat: jangan pernah menilai sesorang hany dari luarnya saja.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Berbicara : 6. Membahas cerita pendek 6.2 Menemukan nilai-nilai cerita


melalui kegiatan diskusi pendek melalui kegiatan diskusi

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Menentukan nilai  Mandiri 1. Menemukan nilai-nilai dalam


budaya cerpen yang cerpen;
dibaca; 2. Membandingkan nilai-nilai
2. Menentukan nilai moral  Mandiri dan yang terdapat dalam cerita
cerpen yang dibaca; kreatif pendek dengan kehidupan
3. Menentukan nilai sehari-hari; dan
agama cerpen yang 3. Mendiskusikan nilai-nilai
dibaca;  Mandiri dan sosial dan budaya yang
4. Membandingkan nilai- kreatif terdapat cerpen.
nilai yang terdapat
dalam cerpen dengan
kehidupan sehari-hari;  Bersahaba/ko
5. Mendiskusikan nilai- munikatif
nilai yang terdapat
dalam cerpen.
 Bersahaba/ko
munikatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Contoh Cerpen

Karena Kamu Cantik Dan Mahal...

“Kenapa ya perempuan harus pake jilbab?” pertanyaannya tidak kujawab.


“Kak, gini….udah bener ?” tanya Nona lagi, adikku yang saat itu baru saja masuk
SMP. Dia berdiri di depan cermin dalam kamarku, bingung bagaimana caranya
memakai jilbab yang rapi dan benar.Aku lantas membantunya merapikan jilbab
putih itu di kepalanya. Menyematkan peniti kecil di bawah dagunya, di balik jilbab
agar tidak terlihat dari luar. Dia tampak heran bagaimana aku melakukannya
dengan cepat dan hasilnya rapi. Sementara dia kebingungan bila harus
menyembunyikan peniti kecil di balik jilbab padahal lipatan jilbab di sisi pipinya
saja belum juga bisa rapi. Tersenyum aku melihat dia bingung.
Aku jadi sangat iri. Adikku ini memutuskan sendiri akan memakai jilbab.
Dulu aku tidak begitu.Masa SMP aku habiskan di Surabaya, di sebuah sekolah islam
berasrama. Tentu saja jilbab dan baju serba panjang menjadi peraturan utama bagi
murid-murid perempuan. Mau tidak mau, dengan sangat terpaksa akupun memakai
jilbab. Bagiku saat itu, jilbab sangatlah membelenggu gerak dan peran gadis kecil
seumurku yang sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar
sekolah. Aku masih ingat, ketika mengikuti lomba paduan suara antar SMP se-
Surabaya, tim kamilah satu-satunya tim yang memakai jilbab. Atau ketika aku
mengikuti lomba membaca cerita dalam bahasa inggris yang diadakan sebuah
universitas negeri, peserta SMP yang berjilbab saat itu bisa dihitung dengan jari.
Aku merasa malu dengan jilbabku karena menjadikanku golongan minoritas.
Karena merasa kurang nyaman berjilbab, selama SMP aku sering mencuri-
curi kesempatan mencopot jilbabku. Setiap jumat (hari libur kami bukan minggu
seperti sekolah lain), aku dan teman-teman sering menggunakan kesempatan ini
untuk sekedar jalan-jalan (baca: mejeng khas anak SMP) ke Tunjungan Plaza,
Gramedia Basuki Rahmat, Plasa Surabaya dan lain-lain. Hanya untuk jalan-jalan
atau sekedar makan di Kentucky Fried Chicken karena uang saku yang tidak
berlimpah. Saat-saat itulah kami merasa sangat bebas, karena begitu berhasil keluar
dari asrama, kami langsung membuka jilbab agar merasa sama seperti anak-anak
SMP lainnya.Tiga tahun di SMP bagiku merupakan tahun-tahun hidup dalam
belenggu jilbab. Maka ketika aku mulai masuk SMA, aku ingin merasakan
perubahan. Aku memilih sekolahku sendiri, karena pada waktu SMP aku hanya
menuruti perintah orang tua. Alhamdulillah nilaiku bagus, sehingga langsung bisa
diterima di SMU Negeri 2 Kediri.
Aku mendaftar sendiri, mengambil seragam sendiri. Dan yang kuambil
adalah paket seragam putri tidak berjilbab. Ketika aku pulang, kuceritakan maksud
dan keinginanku pada Ibu. Dengan bijaksana, ibu membolehkan pilihanku meskipun
tidak mendukungnya.Aku mulai tinggal di tempat kost dekat sekolah. Hari itu
merupakan awal dari rangkaian Penataran P4 dan masa orientasi murid baru. Jalan
kaki, aku berangkat ke sekolah yang hanya berjarak kurang dari 300 meter.
Pukul 06.30 harus sudah di sekolah. Tapi pukul 06.00 aku masih bingung
menata rambutku. “Enaknya diapain ya?” pikirku. Dikepang, dikuncir dua kanan-
kiri, diikat ekor kuda, pake bando, pake jepit atau dibiarkan terurai hingga tampak
indah diterpa angin……Cepat-cepat dan agak berlari kecil aku menuju sekolah
baruku. Aku melihat ratusan murid baru yang sama denganku. Berseragam putih
abu-abu, rok span selutut. Sekejap aku merasa sangat bangga karena kini tidak lagi
berbeda, bukan lagi golongan minoritas.
Tapi semakin jauh aku melangkahkan kaki, semakin aku merasa tidak
nyaman. Tatanan rambutku rusak dan tidak rapi lagi. Telingaku terasa dingin.
Leherku geli digelitik angin. Tanganku panas disengat matahari. Betisku juga terasa
aneh karena terbuka. Kaki-kakiku jadi berat untuk melangkah. Tiba-tiba aku merasa
telanjang. Setiap ada orang yang menatap atau sekedar melirik, aku sangat merasa
bersalah seakan-akan aku sama sekali tidak memakai pakaian. Sepulang dari
sekolah, aku segera menelpon Ibu, mengatakan padanya bahwa aku ingin memakai
jilbab lagi. Ibu langsung datang dari Jombang membawakan baju-baju panjangku.
Di kamar kostku, sambil menjahit bet sekolah baruku pada seragam lengan panjang,
ibu tiba-tiba berkata “Karena kamu itu cantik, dan kalau cantik itu harus disimpan.
Gak boleh dipamer-pamerin ke orang-orang. Sembunyikan dengan pake jilbab. Pasti
aman”. ah, Ibu berkata seperti ini mungkin hanya karena aku anaknya. setiap ibu
kan merasa anaknya cantik, sejelek apapun si anak. pasti yang tercantik bagi sang
Ibu. tapi aku pikir...
Beruntung sekali aku punya Ibu seperti itu, tidak marah ketika aku
menanggalkan jilbab, dan tidak menggurui atau menghujaniku dengan ribuan
ceramah ketika aku salah langkah.Hari-hari berikutnya aku tidak lagi merasa
telanjang. Karena sejak itu, aku merasa baru berpakaian jika telah memakai jilbab..
Aku merasa sangat bebas selama duduk di dalam kelas karena teman-teman cowokku
tidak mungkin bisa mengintip celana dalamku seperti yang mereka lakukan pada
teman-teman perempuan yang memakai rok. Dan ternyata jilbab berikut baju-baju
panjang yang menyertainya, bukanlah belenggu bagi perempuan.
Aku juga merasa nyaman jika harus duduk bersila di masjid sementara
teman-temanku yang tidak berjilbab merasa repot dengan rok spannya. Maklumlah,
terlalu banyak gerak, roknya jadi semakin terangkat ke atas. Begitupun jika sedang
naik becak. Teman-temanku repot harus menata duduknya, atau harus membawa
selembar kain untuk menutupi paha dan betisnya.Aku juga merasa sangat aman dari
sengatan sinar matahari, angin dingin atau debu-debu nakal yang suka menempel di
rambut. Dan yang paling penting, Jilbab membuat kita semakin dihargai orang.
Seorang sahabatku, lelaki, yang duduk di depanku saat kelas satu SMA
mengatakan sesuatu yang membuatku merasa sangat berharga. Ketika itu, ada
teman sekelas yang membawa majalah prono bergambar cewek cewek sexy tanpa
busana. Dengan sangat sigap, seluruh penghuni kelas yang berjenis kelamin lelaki
berkumpul di pojok kelas menikmati setiap pose cewek cewek sexy dalam majalah
itu. Setelah puas, sahabatku itu kembali ke bangkunya. dan dia berkata “Beruntung
banget Sa, Kamu mahal. gak kayak cewek-cewek di majalah itu. Cuman 5000 perak,
kita semua bisa lihat body nya. Kalo kamu, hhm….harus bayar mas kawin, plus
peningset dulu, harus ada komitmen dan tanggung jawab seumur hidup, harus janji
sama Tuhan dulu…baru bisa lihat bodymu! Mahal banget kan?”
“Hey kak Elsaaa!!!! Udah bener belom nih???” teriak adikku membuyarkan
lamunanku. “Ya…ya sudah bagus” “Trus kenapa tadi perempuan harus pake jilbab
yaa?” tanyanya lagi. “Karena kamu cantik dan mahal!” Adikku terbengong-
bengong mendengar jawabanku. Aku tertawa saja, meninggalkannya di kamar,
membereskan peniti dan beberapa jilbab yang dipakai untuk belajar mengenakan jilbab.

Konsep
Pengertian
Cerpen
Cerpen adalah kisahan pendek kehidupan kehidupan tokoh yang memusat diri
dalam satu waktu, satu tempat, dan satu situasi. Kisahan yang diangkat merupakan
kisah-kisah yang menarik dan mengandung suatu fenomena kehidupan tertentu.
Persoalan kehidupan yang dialami tokoh terkadang mempresentasikan dan
merefleksikan gejala yang sedang berkembang di masyarakat.
Unsur ekstrinsik
Karya Sastra juga mengandung unsur ekstrinsik. Diantaranya, nilai budaya,
moral dan agama dan politik.
3. Nilai budaya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan adat kebiasaan
masyarakat pada waktu lalu.
4. Nilai moral adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sikap dan prilaku
baik atau buruk. Sedangkan
5. Nilai agama segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan kepada Sang
Pencipta.
6. Nilai politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebijakan politik.
Contoh:
Moral ; kepatuhan terhadap orang yang lebih tua.
Agama; Kepercayaan terhadap takdir Tuhan.
Budaya; berkelana, berburu.
Politik; Penegakkan hukum

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya dan Karakter
Bangsa

1. Menemukan nilai-nilai dalam cerpen. Mandiri dan kreatif

2. Membandingkan nilai-nilai yang terdapat Mandiri


dalam cerita pendek dengan kehidupan
sehari-hari.

3. Mendiskusikan nilai-nilai yang terdapat Mandiri dan kreatif


dalam cerpen.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi

D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menemukan nilai-nilai Contoh nilai naskah Siswa mendiskusikan nilai-


cerita pendek. cerita pendek. nilai yang terdapat dalam
cerita pendek.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya berdoa dan membaca
asmaul husna.
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab dan
5. Guru menghubungkan pokok kreatif
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif 2 menit
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi)

5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca cerita pendek. Mandiri 15 menit

2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Mendiskusikan niali-nilai
Bersahabat/komunikatif 11 menit
yang terdapat dalam cerita
pendek.
b) Melaporkan hasil diskusi.
Tanggungjawab 10 menit

3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal- Rasa ingin tahu 2 menit
hal yang belum diketahui.
b) Menjelaskan tentang hal-hal Rasa ingin tahu 2 menit
yang belum diketahui.

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang
menghargai prestasi
telah diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit
d) Guru memberikan tugas rumah.
Disiplin 2 menit

F. Sumber Data/Alat/Bahan
1. Buku kumpulan cerpen: Malam Terakhir, Leila S. Chudori, Depatemen
Pendidikan Nasional, Dirjen Sekolah Dasar dan Meengah.
2. Media massa/internet

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54

2. Penilaian hasil belajar


a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrumen : Tulisan dan lisan, laporan diskusi
c) Jenis tagihan : Tugas kelompok
d) Contoh instrumen :
1. Tentukanlah nilai budaya yang terdapat dalam cerpen yang kamu baca?
2. Tentukanlah nilai moral yang terdapat dalam cerpen yang kamu baca?
3. Tentukanlah nilai agama yang terdapat dalam cerpen yang kamu baca?
4. Tentukanlah nilai politik yang terdapat dalam cerpen yang kamu baca?
5. Bandingkanlah nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen dengan kehidupan
sehari-hari?
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1. Nilai budaya 10 – 30
 Nilai budaya tepat. 30
 Nilai budaya kurang tepat. 20
 Nilai budaya tidak tepat. 10
2. Nilai moral 10 – 30
 Nilai moral tepat. 30
 Nilai moral kurang tepat. 20
 Nilai moral tidak tepat. 10
3. Nilai agama 10 – 30
 Nilai agama tepat. 30
 Nilai agama kurang tepat. 20
 Nilai agama tidak tepat. 10
4. Nilai politik 10 – 30
 Nilai politik tepat. 30
 Nilai politik kurang tepat. 20
 Nilai politik tidak tepat. 10

5. Perbandingan nilai-nilai 10 – 30
 Perbandingan tepat. 30
 Perbandingan kurang tepat. 20
 Perbandingan tidak tepat. 10
Total skor 150

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100


Skor Total

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
Karena Kamu Cantik Dan Mahal...

“Kenapa ya perempuan harus pake jilbab?” pertanyaannya tidak ku jawab.


“Kak, gini….udah bener ?” tanya Nona lagi, adikku yang saat itu baru saja masuk
SMP. Dia berdiri di depan cermin dalam kamarku, bingung bagaimana caranya
memakai jilbab yang rapi dan benar.Aku lantas membantunya merapikan jilbab
putih itu di kepalanya. Menyematkan peniti kecil di bawah dagunya, di balik jilbab
agar tidak terlihat dari luar. Dia tampak heran bagaimana aku melakukannya
dengan cepat dan hasilnya rapi. Sementara dia kebingungan bila harus
menyembunyikan peniti kecil di balik jilbab padahal lipatan jilbab di sisi pipinya
saja belum juga bisa rapi. Tersenyum aku melihat di bingung.
Aku jadi sangat iri. Adikku ini memutuskan sendiri akan memakai jilbab.
Dulu aku tidak begitu. Masa SMP aku habiskan di Surabaya, di sebuah sekolah
Islam berasrama. Tentu saja jilbab dan baju serba panjang menjadi peraturan utama
bagi murid-murid perempuan. Mau tidak mau, dengan sangat terpaksa akupun
memakai jilbab. Bagiku saat itu, jilbab sangatlah membelenggu gerak dan peran
gadis kecil seumurku yang sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah
maupun di luar sekolah. Aku masih ingat, ketika mengikuti lomba paduan suara
antar SMP se-Surabaya, tim kamilah satu-satunya tim yang memakai jilbab. Atau
ketika aku mengikuti lomba membaca cerita dalam bahasa inggris yang diadakan
sebuah universitas negeri, peserta SMP yang berjilbab saat itu bisa dihitung dengan
jari. Aku merasa malu dengan jilbabku karena menjadikanku golongan minoritas.

Soal
1. Tentukanlah nilai budaya yang terdapat dalam cerpen yang kamu baca?
2. Tentukanlah nilai moral yang terdapat dalam cerpen yang kamu baca?
3. Tentukanlah nilai agama yang terdapat dalam cerpen yang kamu baca?
4. Tentukanlah nilai politik yang terdapat dalam cerpen yang kamu baca?
5. Bandingkanlah nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen dengan kehidupan sehari-
hari?
Jawaban
1. Nilai budaya: dalam cerpen ini menggunakan budaya wanita muslim yang
mengenakan jilbab.
2. Nilai moral: memeluk agama itu harus dari hati, seorang wanita muslim harus
mengenakan jilbab tanpa ada rasa paksaan.
3. Nilai agama: wanita muslim harus menutup aurat.
4. Nilai politik:
5. Kaitannya dengan kehidupan sehari-hari adalah wanita muslim yang pada
umumnya jarang menggunakan jilbab meskipun itu merupakan kewajiban bagi
semua wanita muslim, bahkan ada seorang wanita yang menggunakan jilbab
dikarenakan mersa terpaksa.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca : 7. Memahami wacan sastra 7.1 Membacakan puisi dengan lafal,


melalui kegiatan membaca puisi dan nada, tekanan, dan intonasi yang tepat
cerpen.

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Membaca puisi dengan  Mandiri 1. Membaca puisi dengan


memperhatikan lafal; memperhatikan lafal,
2. Membacakan puisi tekanan, ekspresi dan
dengan memperhatikan  Mandiri dan intonasi yang sesuai dengan
tekanan; kreatif isi puisi;
3. Membacakan puisi 2. Membaca puisi dengan
dengan memperhatikan menempatkan jeda yang tepat;
ekspresi;  Mandiri 3. Membahas pembacaan puisi
4. Membacakan puisi berdasrkan lafal, tekanan, dan
dengan memperhatikan  Mandiri intonasi; dan
intonasi; dan 4. Memberi saran perbaikan
5. Member tanggapan pembacaan puisi yang kurang
terhadap puisi yang tepat.
dibacakan.  Bersahaba/ko
munikatif
A. Materi Pembelajaran
Fakta
Contoh Puisi

Baca Tulis
Karya : Nur Wachid

Senja meradang kerinduan


Goresan pena menyayat kalbu
Tangisanku tak membuat pilu
Hei .. wahai pemimpinku
Pandanglah aku yang kusut ini
Duduk di sekolah ku tak bisa
Bagaimana ku tak bisa bodoh ?
Hiduppun beralas tanah
Tidurpun beratap langit
Ahhh,....
Bosan ku tak dapat membaca
Bingung ku tak dapat menulis
Seandainya ada pemimpin menangis
Pasti ku dapat baca tulis

Konsep
Pengertian
Puisi
Puisi adalah pegekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. ( Pradopo, 1987: 7).
Lafal
Lafal adalah menyangkut tentang membaca tekanan termasuk keras atau
lembutnya suara.
Intonasi
Intonasi adalah tinggi atau rendahnya suara.
Jeda
Jeda adalah penurunan tekanan suara dalam membaca atau berbicara, dalam
membaca biasanya dipakai tanda titik, ataupun koma.

Pemenggalan kata
Pemenggalan kata adalah pengelompokkan berdasarkan suku kata tersebut.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya dan Karakter
Bangsa

1. Membaca puisi dengan memperhatikan Mandiri


lafal, tekanan, dan intonasi yang sesuai
dengan isi puisi.

2. Membahas pembacaan puisi berdasarkan Mandiri


lafal, tekanan, dan intonasi.

3. Menjelaskan maksud puisi. Mandiri

4. Memberi saran perbaikan pembacaan puisi Bersahabat/komunikatif


yang kurang tepat.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi
D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Membacakan puisi dengan Contoh puisi Siswa membaca puisi


lafal, nada, tekanan, dan dengan memperhatikan
intonasi yang tepat lafal, tekanan, dan intonasi
yang sesuai dengan isi puisi.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya berdoa dan membaca
asmaul husna
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab dan
5. Guru menghubungkan pokok kreatif
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif 2 menit
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi)

5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca puisi dengan Mandiri,tanggungjawab 15 menit
memperhatikan , dan kreatif
lafal,tekanan, dan intonasi
yang sesuai dengan puisi.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
a) Membahas pembacaan
puisi berdasarkan lafal,
tekanan, dan intonasi Bekerjasama dan 5 menit
b) Memberi saran perbaikan
bersahabat
pembacaan puisi yang
kurang tepat.
c) Mendiskusikan nilai-nilai Bersahabat/komunikatif 5 menit
yang terdapat dalam puisi.
d) Melaporkan hasil diskusi. 5 menit
3. Konfirmasi Kerjasama
Dalam kegiatan konfirmasi, Tanggungjawab dan
siswa: kerjasama 5 menit
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui.
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui.
Rasa ingin tahu 2 menit

Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang
menghargai prestasi
telah diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit
d) Guru memberikan tugas rumah.
Disiplin 2 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Buku kumpulan puisi
2. Intenet/media massa
3. Puisi yang dibuat siswa
G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54
2. Penilaian hasil belajar
a) Teknik penilaian : Unjuk Kerja
b) Bentuk instrumen : Lisan dan Tulis (laporan diskusi)
c) Jenis tagihan : Tugas Individu dan Kelompok
d) Contoh instrumen :
1. Buatlah sebuah puisi?
2. Berilah tanggapan terhadap puisi yang dibuat oleh teman yang menyangkut
tentang lafal, intonasi, tekanan, dan jeda?
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1. Mencatat masalah 10 – 30
 Masalah tepat. 30
 Masalah kurang tepat. 20
 Masalah tidak tepat. 10
2. Tanggapan 10 – 30
 Tanggapan tepat dan jelas. 30
 Tanggapan kurang tepat dan kurang jelas. 20
 Tanggapan tidak tepat dan tidak jelas. 10
3. Saran dan pemecahan 10-30
 Saran tepat menggunakan argumen yang logis. 30
 Saran kurang tepat tidak menggunakan argumen yang logis. 20
 Saran tidak tepat tidak menggunakan argumen yang logis. 10

4. Daftar kata-kata sulit 10-30


 Kata- kata tepat. 30
 Kata-kata kurang tepat 20
 Kata-kata tidak tepat. 10
10
5. Makna kata 10-30
 Makna kata tepat. 30
 Makna kurang tepat. 20
 Makna tidak tepat. 10

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100


Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
Soal
1. Buatlah sebuah puisi?
2. Bacakanlah puisi yang telah dibuat?
3. Berilah tanggapan terhadap puisi yang dibuat oleh teman yang menyangkut
tentang lafal, intonasi, tekanan, dan jeda?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca : 7. Memahami wacan sastra 7.1 Menganalisi keterkaitan unsur


melalui kegiatan membaca puisi dan intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan
cerpen. sehari-hari

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

1. Menentukan tema  Mandiri 1. Mengidentifikasi unsur-unsur


cerpen yang dibaca; (tema, penokohan, dan
2. Menentukan penokohan amanat) cerita pendek yang
cerpen yang dibaca;  Mandiri telah dibacakan.
3. Menentukan amanat 2. Mengaitkan unsure intrinsik
cerpen yang dibaca; (tema, penokohan, dan
4. Mengaitkan tema  Mandiri amanat) dengan kehidupan
cerpen dengan sehari-hari.
kehidupan sehari-hari;  Mandiri
5. Mengaitkan penokohan
dengan kehidupan
sehari-hari; dan
6. Mengaitkan amanat  Mandiri dan
dengan kehidupan kreatif
sehari-hari
 Mandiri dan
kreatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Contoh Cerpen

Karena Kamu Cantik Dan Mahal...

“Kenapa ya perempuan harus pake jilbab?” pertanyaannya tidak ku jawab.


“Kak, gini….udah bener ?” tanya Nona lagi, adikku yang saat itu baru saja masuk
SMP. Dia berdiri di depan cermin dalam kamarku, bingung bagaimana caranya
memakai jilbab yang rapi dan benar.Aku lantas membantunya merapikan jilbab
putih itu di kepalanya. Menyematkan peniti kecil di bawah dagunya, di balik jilbab
agar tidak terlihat dari luar. Dia tampak heran bagaimana aku melakukannya
dengan cepat dan hasilnya rapi. Sementara dia kebingungan bila harus
menyembunyikan peniti kecil di balik jilbab padahal lipatan jilbab di sisi pipinya
saja belum juga bisa rapi. Tersenyum aku melihat di bingung.
Aku jadi sangat iri. Adikku ini memutuskan sendiri akan memakai jilbab.
Dulu aku tidak begitu.Masa SMP aku habiskan di Surabaya, di sebuah sekolah islam
berasrama. Tentu saja jilbab dan baju serba panjang menjadi peraturan utama bagi
murid-murid perempuan. Mau tidak mau, dengan sangat terpaksa akupun memakai
jilbab. Bagiku saat itu, jilbab sangatlah membelenggu gerak dan peran gadis kecil
seumurku yang sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar
sekolah. Aku masih ingat, ketika mengikuti lomba paduan suara antar SMP se-
Surabaya, tim kamilah satu-satunya tim yang memakai jilbab. Atau ketika aku
mengikuti lomba membaca cerita dalam bahasa inggris yang diadakan sebuah
universitas negeri, peserta SMP yang berjilbab saat itu bisa dihitung dengan jari.
Aku merasa malu dengan jilbabku karena menjadikanku golongan minoritas.
Karena merasa kurang nyaman berjilbab, selama SMP aku sering mencuri-
curi kesempatan mencopot jilbabku. Setiap jumat (hari libur kami bukan minggu
seperti sekolah lain), aku dan teman-teman sering menggunakan kesempatan ini
untuk sekedar jalan-jalan (baca: mejeng khas anak SMP) ke Tunjungan Plaza,
Gramedia Basuki Rahmat, Plasa Surabaya dan lain-lain. Hanya untuk jalan-jalan
atau sekedar makan di Kentucky Fried Chicken karena uang saku yang tidak
berlimpah. Saat-saat itulah kami merasa sangat bebas, karena begitu berhasil keluar
dari asrama, kami langsung membuka jilbab agar merasa sama seperti anak-anak
SMP lainnya. Tiga tahun di SMP bagiku merupakan tahun-tahun hidup dalam
belenggu jilbab. Maka ketika aku mulai masuk SMA, aku ingin merasakan
perubahan. Aku memilih sekolahku sendiri, karena pada waktu SMP aku hanya
menuruti perintah orang tua. Alhamdulillah nilaiku bagus, sehingga langsung bisa
diterima di SMU Negeri 2 Kediri.
Aku mendaftar sendiri, mengambil seragam sendiri. Dan yang kuambil
adalah paket seragam putri tidak berjilbab. Ketika aku pulang, kuceritakan maksud
dan keinginanku pada Ibu. Dengan bijaksana, ibu membolehkan pilihanku meskipun
tidak mendukungnya. Aku mulai tinggal di tempat kost dekat sekolah. Hari itu
merupakan awal dari rangkaian Penataran P4 dan masa orientasi murid baru. Jalan
kaki, aku berangkat ke sekolah yang hanya berjarak kurang dari 300 meter.
Pukul 06.30 harus sudah di sekolah. Tapi pukul 06.00 aku masih bingung
menata rambutku. “Enaknya diapain ya?” pikirku. Dikepang, dikuncir dua kanan-
kiri, diikat ekor kuda, pake bando, pake jepit atau dibiarkan terurai hingga tampak
indah diterpa angin…… Cepat-cepat dan agak berlari kecil aku menuju sekolah
baruku. Aku melihat ratusan murid baru yang sama denganku. Berseragam putih
abu-abu, rok span selutut. Sekejap aku merasa sangat bangga karena kini tidak lagi
berbeda, bukan lagi golongan minoritas.
Tapi semakin jauh aku melangkahkan kaki, semakin aku merasa tidak
nyaman. Tatanan rambutku rusak dan tidak rapi lagi. Telingaku terasa dingin.
Leherku geli digelitik angin. Tanganku panas disengat matahari. Betisku juga terasa
aneh karena terbuka. Kaki-kakiku jadi berat untuk melangkah. Tiba-tiba aku merasa
telanjang. Setiap ada orang yang menatap atau sekedar melirik, aku sangat merasa
bersalah seakan-akan aku sama sekali tidak memakai pakaian. Sepulang dari
sekolah, aku segera menelpon Ibu, mengatakan padanya bahwa aku ingin memakai
jilbab lagi. Ibu langsung datang dari Jombang membawakan baju-baju panjangku.
Di kamar kostku, sambil menjahit bet sekolah baruku pada seragam lengan panjang,
ibu tiba-tiba berkata “Karena kamu itu cantik, dan kalau cantik itu harus disimpan.
Gak boleh dipamer-pamerin ke orang-orang. Sembunyikan dengan pake jilbab. Pasti
aman”. ah, Ibu berkata seperti ini mungkin hanya karena aku anaknya. setiap ibu
kan merasa anaknya cantik, sejelek apapun si anak. pasti yang tercantik bagi sang
Ibu. tapi aku pikir...
Beruntung sekali aku punya Ibu seperti itu, tidak marah ketika aku
menanggalkan jilbab, dan tidak menggurui atau menghujaniku dengan ribuan
ceramah ketika aku salah langkah. Hari-hari berikutnya aku tidak lagi merasa
telanjang. Karena sejak itu, aku merasa baru berpakaian jika telah memakai jilbab..
Aku merasa sangat bebas selama duduk di dalam kelas karena teman-teman cowokku
tidak mungkin bisa mengintip celana dalamku seperti yang mereka lakukan pada
teman-teman perempuan yang memakai rok. Dan ternyata jilbab berikut baju-baju
panjang yang menyertainya, bukanlah belenggu bagi perempuan.
Aku juga merasa nyaman jika harus duduk bersila di masjid sementara
teman-temanku yang tidak berjilbab merasa repot dengan rok spannya. Maklumlah,
terlalu banyak gerak, roknya jadi semakin terangkat ke atas. Begitupun jika sedang
naik becak. Teman-temanku repot harus menata duduknya, atau harus membawa
selembar kain untuk menutupi paha dan betisnya. Aku juga merasa sangat aman dari
sengatan sinar matahari, angin dingin atau debu-debu nakal yang suka menempel di
rambut. Dan yang paling penting, Jilbab membuat kita semakin dihargai orang.
Seorang sahabatku, lelaki, yang duduk di depanku saat kelas satu SMA
mengatakan sesuatu yang membuatku merasa sangat berharga. Ketika itu, ada
teman sekelas yang membawa majalah poeno bergambar cewek-cewek sexy tanpa
busana. Dengan sangat sigap, seluruh penghuni kelas yang berjenis kelamin lelaki
berkumpul di pojok kelas menikmati setiap pose cewek-cewek sexy dalam majalah
itu. Setelah puas, sahabatku itu kembali ke bangkunya. dan dia berkata “Beruntung
banget Sa, Kamu mahal. gak kayak cewek-cewek di majalah itu. Cuman 5000 perak,
kita semua bisa lihat body nya. Kalo kamu, hhm….harus bayar mas kawin, plus
peningset dulu, harus ada komitmen dan tanggung jawab seumur hidup, harus janji
sama Tuhan dulu…baru bisa lihat bodymu! Mahal banget kan?”
“Hey kak Elsaaa!!!! Udah bener belom nih???” teriak adikku membuyarkan
lamunanku. “Ya…ya sudah bagus” “Trus kenapa tadi perempuan harus pake jilbab
yaa?” tanyanya lagi. “Karena kamu cantik dan mahal!” Adikku terbengong-
bengong mendengar jawabanku. Aku tertawa saja, meninggalkannya di kamar,
membereskan peniti dan beberapa jilbab yang dipakai untuk belajar mengenakan jilbab.

Konsep
Pengertian
Unsur instrisik sastra.
1. Tema adalah pokok persoalan yang diungkapkan pengarang dalam
karya satra.
2. Alur adalah jalinan peristiwa yang membentuk suatu cerita.
3. Latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam cerita.
4. Gaya bahasa adalah gaya pengarang menggunakan bahasa termasuk
majas, ungkapan, dan pribahasa.
5. Penokohan dan perwatakan
Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh di dalam karyanya.
Contohnya; tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
Perwatakkan adalah cara pengarang menampilkan watak masing-masing tokoh
cerita.
Contoh; sombong, pemarah, angkuh, penyayang dll.
6. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam karyanya, sudu pandang terbagi
dua. Pertama, sudut pandang aku-an (orang pertama)adalah pengarang
menempatkan dirinya sebagai orang pertama, seolah-olah tokoh utama cerita.
Kedua, sudut pandang dia-an adalah apabila pengarang berada di luar tokoh-
tokoh ceritanya dan dapat pula berada di dalam cerita tetapi bukan sebagai tokoh
utama.
7. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis lewat karyanya.
8. Konflik adalah permasalahan yang terdapat dalam cerita.
Mengaitkan unsur instrinsik
Sebelum kita dapat mengaitkan unsur instrinsik suatu cerpen dengan kehidupan
sehari-hari, kita harus menentukan unsur tersebut terlebih dahulu. Setelah itu barulah
kita lihat kenyataan yang kita temukan dalam kehidupan seh
ari-hari.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya dan Karakter
Bangsa

1. Mengidentifikasi unsur-unsur (tema, Mandiri dan kreatif


penokohan, dan amanat) cerita pendek yang
telah dibaca.

2. Mengaitkan unsur intrinsik (tema, Mandiri


penokohan, dan amanat) dengan kehidupan
sehari-hari.

C. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi

D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menganalisis keterkaitan Naskah cerpen : unsur Siswa membaca puisi


unsure intrinsik suatu intrinsik (tema, dengan memperhatikan
cerpen. penokohan, dan amanat) lafal, tekanan, dan intonasi
yang sesuai dengan isi puisi.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya berdoa dan membaca
asmaul husna.
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab dan
5. Guru menghubungkan pokok kreatif
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif 2 menit
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi)

5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca cerpen. Tanggungjawab 10 menit
b) Mengidentifikasi wacan Kreatif 5 menit
sastra melalui kegiatan
membaca puisi dan cerpen.
c) Melaporkan hasli diskusi
2. Elaborasi Bekerjasama dan 5 menit
Dalam kegiatan elaborasi: bersahabat
a) Mengaitkan unsur intrinsik
(tema, penokohan, dan
Kreatif 5 menit
amanat) dengan kehidupan
sehari-hari.
b) Mendiskusikan wacan sastra
melalui kegiatan membaca 5 menit
puisi dan cerpen. Kerjasama
c) Melaporkan hasil diskusi.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
10 menit
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui.
b) Menjelaskan tentang hal-hal
yang belum diketahui. Rasa ingin tahu 2 menit

Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang telah
menghargai prestasi
diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit
d) Guru memberikan tugas rumah.
Disiplin 2 menit

F. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Buku kumpulan cerpen
2. Media massa/internet

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54

2. Penilaian hasil belajar


a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrumen : Tulisan dan lisan, laporan diskusi
c) Jenis tagihan : Tugas kelompok
d) Contoh instrumen :
1. Tentukanlah tema cerpen yang berjudul ”Cinta dan Sahabat-sahabatnya”?
2. Tentukanlah perwatakan tokoh cerpen tersebut?
3. Tentukanlah amanat cerpen tersebut?
4. Tentukanlah kaitan tema cerpen tersebut dengan kehidupan sehari-hari?
5. Tentukanlah kaitan perwatakan tokoh cerpen dengan kehidupan sehari-
hari!
6. Tentukanlah kaitan amanat cerpen dengan kehidupan sehari-hari!
N ASPEK SKOR
O
1. Mencatat masalah 10 – 30
 Masalah tepat. 30
 Masalah kurang tepat. 20
 Masalah tidak tepat. 10
2. Tanggapan 10 – 30
 Tanggapan tepat dan jelas. 30
 Tanggapan kurang tepat dan kurang jelas. 20
 Tanggapan tidak tepat dan tidak jelas. 10
3. Saran dan pemecahan 10-30
 Saran tepat menggunakan argumen yang logis. 30
 Saran kurang tepat tidak menggunakan argumen yang logis. 20
 Saran tidak tepat tidak menggunakan argumen yang logis. 10

4. Daftar kata-kata sulit 10-30


 Kata- kata tepat. 30
 Kata-kata kurang tepat 20
 Kata-kata tidak tepat. 10
10
5. Makna kata 10-30
 Makna kata tepat. 30
 Makna kurang tepat. 20
 Makna tidak tepat. 10

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100


Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
Karena Kamu Cantik Dan Mahal...

“Kenapa ya perempuan harus pake jilbab?” pertanyaannya tidak ku jawab.


“Kak, gini….udah bener ?” tanya Nona lagi, adikku yang saat itu baru saja masuk
SMP. Dia berdiri di depan cermin dalam kamarku, bingung bagaimana caranya
memakai jilbab yang rapi dan benar.Aku lantas membantunya merapikan jilbab
putih itu di kepalanya. Menyematkan peniti kecil di bawah dagunya, di balik jilbab
agar tidak terlihat dari luar. Dia tampak heran bagaimana aku melakukannya
dengan cepat dan hasilnya rapi. Sementara dia kebingungan bila harus
menyembunyikan peniti kecil di balik jilbab padahal lipatan jilbab di sisi pipinya
saja belum juga bisa rapi. Tersenyum aku melihat di bingung.
Aku jadi sangat iri. Adikku ini memutuskan sendiri akan memakai jilbab.
Dulu aku tidak begitu.Masa SMP aku habiskan di Surabaya, di sebuah sekolah islam
berasrama. Tentu saja jilbab dan baju serba panjang menjadi peraturan utama bagi
murid-murid perempuan. Mau tidak mau, dengan sangat terpaksa akupun memakai
jilbab. Bagiku saat itu, jilbab sangatlah membelenggu gerak dan peran gadis kecil
seumurku yang sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar
sekolah. Aku masih ingat, ketika mengikuti lomba paduan suara antar SMP se-
Surabaya, tim kamilah satu-satunya tim yang memakai jilbab. Atau ketika aku
mengikuti lomba membaca cerita dalam bahasa inggris yang diadakan sebuah
universitas negeri, peserta SMP yang berjilbab saat itu bisa dihitung dengan jari.
Aku merasa malu dengan jilbabku karena menjadikanku golongan minoritas.
Karena merasa kurang nyaman berjilbab, selama SMP aku sering mencuri-
curi kesempatan mencopot jilbabku. Setiap jumat (hari libur kami bukan minggu
seperti sekolah lain), aku dan teman-teman sering menggunakan kesempatan ini
untuk sekedar jalan-jalan (baca: mejeng khas anak SMP) ke Tunjungan Plaza,
Gramedia Basuki Rahmat, Plasa Surabaya dan lain-lain. Hanya untuk jalan-jalan
atau sekedar makan di Kentucky Fried Chicken karena uang saku yang tidak
berlimpah. Saat-saat itulah kami merasa sangat bebas, karena begitu berhasil keluar
dari asrama, kami langsung membuka jilbab agar merasa sama seperti anak-anak
SMP lainnya. Tiga tahun di SMP bagiku merupakan tahun-tahun hidup dalam
belenggu jilbab. Maka ketika aku mulai masuk SMA, aku ingin merasakan
perubahan. Aku memilih sekolahku sendiri, karena pada waktu SMP aku hanya
menuruti perintah orang tua. Alhamdulillah nilaiku bagus, sehingga langsung bisa
diterima di SMU Negeri 2 Kediri.
Aku mendaftar sendiri, mengambil seragam sendiri. Dan yang kuambil
adalah paket seragam putri tidak berjilbab. Ketika aku pulang, kuceritakan maksud
dan keinginanku pada Ibu. Dengan bijaksana, ibu membolehkan pilihanku meskipun
tidak mendukungnya. Aku mulai tinggal di tempat kost dekat sekolah. Hari itu
merupakan awal dari rangkaian Penataran P4 dan masa orientasi murid baru. Jalan
kaki, aku berangkat ke sekolah yang hanya berjarak kurang dari 300 meter.
Pukul 06.30 harus sudah di sekolah. Tapi pukul 06.00 aku masih bingung
menata rambutku. “Enaknya diapain ya?” pikirku. Dikepang, dikuncir dua kanan-
kiri, diikat ekor kuda, pake bando, pake jepit atau dibiarkan terurai hingga tampak
indah diterpa angin…… Cepat-cepat dan agak berlari kecil aku menuju sekolah
baruku. Aku melihat ratusan murid baru yang sama denganku. Berseragam putih
abu-abu, rok span selutut. Sekejap aku merasa sangat bangga karena kini tidak lagi
berbeda, bukan lagi golongan minoritas.
Tapi semakin jauh aku melangkahkan kaki, semakin aku merasa tidak
nyaman. Tatanan rambutku rusak dan tidak rapi lagi. Telingaku terasa dingin.
Leherku geli digelitik angin. Tanganku panas disengat matahari. Betisku juga terasa
aneh karena terbuka. Kaki-kakiku jadi berat untuk melangkah. Tiba-tiba aku merasa
telanjang. Setiap ada orang yang menatap atau sekedar melirik, aku sangat merasa
bersalah seakan-akan aku sama sekali tidak memakai pakaian. Sepulang dari
sekolah, aku segera menelpon Ibu, mengatakan padanya bahwa aku ingin memakai
jilbab lagi. Ibu langsung datang dari Jombang membawakan baju-baju panjangku.
Di kamar kostku, sambil menjahit bet sekolah baruku pada seragam lengan panjang,
ibu tiba-tiba berkata “Karena kamu itu cantik, dan kalau cantik itu harus disimpan.
Gak boleh dipamer-pamerin ke orang-orang. Sembunyikan dengan pake jilbab. Pasti
aman”. ah, Ibu berkata seperti ini mungkin hanya karena aku anaknya. setiap ibu
kan merasa anaknya cantik, sejelek apapun si anak. pasti yang tercantik bagi sang
Ibu. tapi aku pikir...
Beruntung sekali aku punya Ibu seperti itu, tidak marah ketika aku
menanggalkan jilbab, dan tidak menggurui atau menghujaniku dengan ribuan
ceramah ketika aku salah langkah. Hari-hari berikutnya aku tidak lagi merasa
telanjang. Karena sejak itu, aku merasa baru berpakaian jika telah memakai jilbab..
Aku merasa sangat bebas selama duduk di dalam kelas karena teman-teman cowokku
tidak mungkin bisa mengintip celana dalamku seperti yang mereka lakukan pada
teman-teman perempuan yang memakai rok. Dan ternyata jilbab berikut baju-baju
panjang yang menyertainya, bukanlah belenggu bagi perempuan.
Aku juga merasa nyaman jika harus duduk bersila di masjid sementara
teman-temanku yang tidak berjilbab merasa repot dengan rok spannya. Maklumlah,
terlalu banyak gerak, roknya jadi semakin terangkat ke atas. Begitupun jika sedang
naik becak. Teman-temanku repot harus menata duduknya, atau harus membawa
selembar kain untuk menutupi paha dan betisnya. Aku juga merasa sangat aman dari
sengatan sinar matahari, angin dingin atau debu-debu nakal yang suka menempel di
rambut. Dan yang paling penting, Jilbab membuat kita semakin dihargai orang.
Seorang sahabatku, lelaki, yang duduk di depanku saat kelas satu SMA
mengatakan sesuatu yang membuatku merasa sangat berharga. Ketika itu, ada
teman sekelas yang membawa majalah poeno bergambar cewek-cewek sexy tanpa
busana. Dengan sangat sigap, seluruh penghuni kelas yang berjenis kelamin lelaki
berkumpul di pojok kelas menikmati setiap pose cewek-cewek sexy dalam majalah
itu. Setelah puas, sahabatku itu kembali ke bangkunya. dan dia berkata “Beruntung
banget Sa, Kamu mahal. gak kayak cewek-cewek di majalah itu. Cuman 5000 perak,
kita semua bisa lihat body nya. Kalo kamu, hhm….harus bayar mas kawin, plus
peningset dulu, harus ada komitmen dan tanggung jawab seumur hidup, harus janji
sama Tuhan dulu…baru bisa lihat bodymu! Mahal banget kan?”
“Hey kak Elsaaa!!!! Udah bener belom nih???” teriak adikku membuyarkan
lamunanku. “Ya…ya sudah bagus” “Trus kenapa tadi perempuan harus pake jilbab
yaa?” tanyanya lagi. “Karena kamu cantik dan mahal!” Adikku terbengong-
bengong mendengar jawabanku. Aku tertawa saja, meninggalkannya di kamar,
membereskan peniti dan beberapa jilbab yang dipakai untuk belajar mengenakan jilbab.

Soal
1. Tentukanlah tema cerpen yang berjudul ”Karena Kamu Cantik Mahal...”?
2. Tentukanlah perwatakan tokoh cerpen tersebut?
3. Tentukanlah amanat cerpen tersebut?
4. Tentukanlah kaitan tema cerpen tersebut dengan kehidupan sehari-hari?
5. Tentukanlah kaitan perwatakan tokoh cerpen dengan kehidupan sehari-hari?
6. Tentukanlah kaitan amanat cerpen dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
1. Jilbab tak akan menutupi kecantikan seseorang.
2. Elsa : labil, tidak mau dikekang, dan penyayang
Mama : penyayang, penyabar.
Adik : lugu, dan kritis.
3. Seorang wanita muslim harus menutup auratnya, dan dalam menutup aurat tidak
ada rasa paksaan dari siapapun harus kesadaran diri sendiri.
4. Kaitannya dengan kehidupan sehari-hari adalah wanita muslim yang pada
umumnya jarang menggunakan jilbab meskipun itu merupakan kewajiban bagi
semua wanita muslim, bahkan ada seorang wanita yang menggunakan jilbab
dikarenakan mersa terpaksa.
5. Pada umumnya wanita/remaja saat ini dapat kita lihat sendiri memang
menggunakan jilbab karena terpaksa, misalkan saja menggunakan jilbab karena
tuntutan sekolah. Dapat dilihat pada luar sekolah mereka akan menanggalkan
jilbab mereka. Seolah-olah mereka menggunakan jilbab hanya karena
keterpaksaan.
6. Amanat pada cerpen ini sangat bersar sekali kaitannya, amanat cerpen ini segala
sesuatu apa yang kita kerjakan harus didasari oleh keiklasan dari diri kita sendiri,
tanpa harus ada paksaan dari orang lain.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Enam Lingkung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis : 8. Mengungkapkan pikiran, 8.1 menulis puisi lama dengan


dan perasaan melalui kegiatan menulis memperhatikan bait, irama, dan rima.
puisi

Indikator Nilai Budaya dan Tujuan Pembelajaran


Karakter Bangsa

7. Mengidentifikasi puisi  Mandiri 1. Mengidentifikasi puisi lama


lama; (pantun, syair) berdasarkan
8. Membedakan bentuk bait, irama, dan rima;
pantun dan syair; 2. Menentukan cirri-ciri pantun
9. Menulis pantun dan dan syair;
syair dengan  Mandiri 3. Membedakan bentuk pantun
memperhatikan bait, dan syair;
irama, dan rima; dan 4. Menulis pantun/syair dengan
10. Menyunting puisi lama memperhatikan bait, irama,
yang dibuat teman. dan rima; dan
 Mandiri dan 5. Menyunting puisi lama
kreatif (pantun/syair) yang dibuat
oleh teman.
 Mandiri dan
kreatif

A. Materi Pembelajaran
Fakta
Syair

Contoh syair:
Pada zaman dahulu kala
Ada sebuah negeri aman sentosa
Dipimpin seorang raja bijaksana
Tiada satu musibah dan bahaya
Negeri tersebut berada di ujung timur
Rakyatnya hidup rukun dan makmur
Tiada negara ingin bertempur
Ingin merebut negeri bertanah subur
Pantun
Contoh pantun:
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Mari kawan sembahyang subuh
Nanti jangan ketinggalan

Konsep
Pengertian
Puisi
Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. Puisi lama
meliputi mantra, pantun, syair, bidal, talibun. Kesamaan umum yang menandai puisi
lama adalah susunan yang terikat oleh aturan aturan baku, seperti bait, banyaknya
baris, suku kata dan persamaan bunyi.mCiri-ciri puisi lama adalah:
a) Bersifat anonim, yaitu nama pengarangnya tidak dicantumkan.
b) Merupakan milik bersama masyarakat.
c) Muncul karea adat dan kepercayaan masyarakat.
d) Bersifat istana sentris, ceritanya berkisar pada lingkungan istana.
e) Dipublikasikan atau disebarkan secara lisan.
f) Menggunakan bahasa klise atau bahasa yang sifatnya tetap.

Pantun
Pantun ialah puisi lama yang terkait oleh syarat-syarat tertentu.Ciri-ciri pantun
adalah:
a) Terdiri atas empat baris (selalu genap) dan merupakan suatu kesatuan yang
disebut bait/kuplet.
b) Setiap baris terdiri atas empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata ( umumnya
10 suku kata )
c) Separuh bait pertama disebut sampiran danseparuh bait kedua disebut isi .
d) Persajakan sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab, abc-abc, abcd-abcd, aaaa-aaaa).

Syair
Syair ialah berasal dari bahasa Arab syu’ur artinya ”perasaan”. Syair
merupakan puisi lama yang terdiri atas empat baris, berisi asihat, dongeng, atau
cerita. Ciri-ciri syair adalah:
a) Setiap bait terdiri atas empat baris.
b) Setiap baris terdiri atas 4-5 kata (8-12 suku kata).
c) Terdapat persamaan bunyi atau sajak akhir sama dan sempurna.
d) Tidak ada sampiran semunya isi
e) Terdiri atas beberapa bait dan setiap bait saling berhubungan

Unsur-unsur puisi lama adalah:


1. Tone yaitu nada-nada dalam menyuarakan puisi yang dibaca.
2. Sense yaitu arti, arti ada dua macam
a. denotatif: bunga = tanaman
b. konotatif: bunga = gadis
3. Rima yaitu perulangan bunyi
4. Ritme yaitu irama dalam membacakannya: sedih, senang, haru
5. Simbol yaitu lambag
6. Amanat yaitu pesan dari penulis untuk pembaca
7. Gaya bahasa yaitu majas yang berfungsi untuk menghidupkan sebuah puisi.
8. Image yaitu kesan yang ditimbulkan oleh puisi
9. Tema yaitu pokok pesoalan dalam puisi
Jenis pantun
1. Pantun jenaka
2. pantun teka – teki
3. pantun nasihat
4. pantun adat
5. pantun dagang
6. pantun muda-mudi
Jenis rima menurut letak dalam bait
1. Rima rangkai = (a-a-a-a )
2. Rima kembar = (a-a-b-b )
3. Rima peluk = (a-b-b-a )
4. Rima silang = ( a-b-a-b)
5. Rima patah = (a-a-a-b )

Jenis rima datar


1. Asonansi = pengulangan bunyi vokal pada beberapa kata cecara berurutan dalam
satu baris.
2. Aliterasi = Pengulangan bunyi konsonan pada bbeberapa kata secara berurutan
dalam satu baris.

B. Indikator Pencapaian Pembelajaran


No. Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya dan Karakter
Bangsa

1. Mengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) Mandiri


berdasarkan bait, irama, dan rima.

2. Membedakan bentuk pantun dan syair. Mandiri

3. Menuliskan pantun/syair dengan Mandiri


memperhatikan bait, irama, dan irama.

4. Menyunting puisi lama (pantun/syair) yang Mandiri dan kreatif


dibuat.

C. Metode Pembelajaran
a. Penugasan
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Ceramah
e. Demonstrasi

D. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menulis puisi lama Contoh puisi lama Siswa menulis pantun/syair


dengan memperhatikan (pantun/syair). dengan memperhatikan bait,
bait, irama, dan rima. irama, dan irama.
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya dan Alokasi
Karakter Bangsa waktu

1. Pendahuluan:
1. Guru mengucapkan salam Religuis 1 menit
2. Guru mengecek kehadiran siswa Disiplin 5 menit
3. Guru dibantu oleh ketua kelas Kerjasama 15 menit
untuk menyiapkan teman-
temannya berdoa dan membaca
asmaul husna
4. Guru memperkenalkan pelajaran
secara menarik Tanggung jawab dan
5. Guru menghubungkan pokok kreatif
pelajaran yang akan dipelajari Kreatif 2 menit
dengan pelajaran yang terdahulu
(apersepsi)

5 menit

2. Inti:
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
a) Membaca puisi lama Mandiri 15 menit
(pantun/syair).
b) Mengidentifikasi puisi lama
Tanggungjawab 5 menit
(pantun/syair) berdasarkan
bait, rima, irama.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi
a) Menulis pantun/syair
dengan memperhatikan bait, Mandiri 10 menit
rima, dan irama.
b) Menyunting puisi lama
yang dibuat oleh teman.
Bersahabat/komunikatif 6 menit
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
siswa:
a) Menyimpulkan tentang hal-
hal yang belum diketahui.
b) Menjelaskan tentang hal-hal Rasa ingin tahu 2 menit
yang belum diketahui.
Rasa ingin tahu 2 menit

3. Penutup:
a) Guru menyimpulkan pelajaran Kerjasama 5 menit
bersama dengan siswa;
b) Guru mendorong siswa agar Toleransi dan 5 menit
tertarik pada pelajaran yang
menghargai prestasi
telah diterima;
c) Merefleksikan pelajaran yang
telah dilaksanakan. Tanggung jawab 10 menit
d) Guru memberikan tugas rumah.
Disiplin 2 menit

F. Sumber Data/Alat/Bahan
1. Buku kumpulan puisi lama: Suair Bibasari, Syair Si Pelanduk Jenaka
2. Internet/media massa.

G. Penilaian
1. Penilaian proses belajar, dilakukan saat PBM berlangsung (nontes)
Kriteria penilaian
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Kesungguhan / Keseriusan
 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai A
akhir
 Keseriusan kadang-kadang terganggu oleh aktifitas lain B
 Kurang serius mengikuti pembelajaran C
 Tidak serius mengikuti pembelajaran K

2 Keaktifan
 Terlibat secara aktif dalam pembelajaran A
 Keterlibatan kadang-kadang terganggu leh aktifitas lain B
 Kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran C
 Tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran K
3 Kecepatan
 Menyelesaikan tugas dengan tepat dalam waktu yang telah ditentukan A
 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tetapi
tugas tersebut kurang tepat B
 Menyelesaikan tugas dengan tepat tetapi melebihi waktu yang telah
ditentukan C
 Tugas yang dikerjakan kurang tepat dan melebihi waktu yang telah
ditentukan K
Keterangan: A = 80 – 94 C = 55 – 64
B = 65 – 79 K = 31 - 54
2. Penilaian hasil belajar
a) Teknik penilaian : Tes
b) Bentuk instrument : Tulis
c) Jenis tagihan : Tugas Kelompok dan individu
d) Contoh instrument :
1. Tulislah 5 buah puisi lama.
2. Identifikasi puisi tersebut berdasarkan bait, rima, dan irama.
3. Jelaskanlah perbedaan pantun dan syair?
Kriteria penilaian
N ASPEK SKOR
O
1 Menulis puisi lama 10 – 30
 Puisi yang ditulis lengkap. 30
 Puisi yang ditulis kurang lengkap. 20
 Puisi yang ditulis tidak lengkap. 10
2 Identifikasi puisi 10 – 30
 Identifikasi tepat. 30
 Identifikasi kurag tepat. 20
 Identifikasi tidak tepat. 10
3 Perbedaan pantun dan syair 10-30
 Perbedaan tepat. 30
 Perbedaa kurang tepat. 20
 Perbedaan tidak tepat.ngkap. 10

Total 90
Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh X 100
Total skor

Mengetahui, Parit Malintang, Mei 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra.NURSIDA KASIM LISA NOFRA, S.Pd


NIP. 195904041986032005 NIP. 198510112009012002
Soal
1. Tulislah 5 buah puisi lama?
2. Identifikasi puisi tersebut berdasarkan bait, rima, dan irama?
3. Jelaskanlah perbedaan pantun dan syair?

Kunci Jawaban
1. a. Burung duri burung dara
Terbang ke sisi taman kayangan
Cobalah cari wahai saudara
Makin diisi makin ringan.
b. Jawi hitam tidak bertanduk
Memakan rumput di atas munggu
Lihatlah ayam tak berinduk
Demikian hidup anak piatu
c. Untuk apa pisang emas
Jika buahnya dimakan musang
Untuk apa uang dan emas
Kalu kekasih jatuh ke orang

2. Puisi di atas tergolong pantun teka-teki

3. Pantun terdiri dari empat baris, bersajak ab ab, dua baris pertama sampiran dan
dua baris ke dua isi. Sedangkan syair, bersajak aaaa, kesemuanya merupakan isi.

Anda mungkin juga menyukai