Ringkasan
PT. Solusi Bangun Indonesia (PT.SBI) merupakan perusahaan produksi semen sekaligus
perusahaan pertambangan batugamping. PT. Solusi Bangun Indonesia berlokasi di Dusun Sodong
Limusbuntu, Desa Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
PT. SBI akan membuka lokasi penambangan baru sehingga dibutuhkan perhitungan sumberdaya dan
cadangan pada daerah tersebut.
Merujuk pada SNI 4726:2011 maka sumberdaya dan cadangan batugamping di Pulau
Nusamkambangan dapat dikategorikan sebagai sumberdaya mineral tertunjuk dan cadangan terkira.
Estimasi sumberdaya dan cadangan batugamping di PT. Solusi Bangun Indonesia ini
menggunakan metode IDW atau Inverse Distance Weight. Hal ini dilakukan agar dapat memperkirakan
sumberdaya dan cadangan batugamping sesuai dengan standar batugamping yang digunakan PT. Solusi
Bangun Indonesia dalam memproduksi semen.
Hasil estimasi menggunakan metode IDW diperoleh cadangan sebesar 29.462.500m 3 atau
67.763.750 ton batugamping yang sudah sesuai dengan standar batugamping PT. Solusi Bangun
Indonesia yaitu CaO minimum 48%, MgO maksimum 1,8% dan Al2O3 maksimum 1,5%.
Estimasi cadangan batugamping tersebut dapat menentukan umur tambang dari kuari XIII yaitu
selama kurang lebih 25 tahun.
Perhitungan cadangan mempunyai
I. PENDAHULUAN peranan yang sangat penting dalam
1.1. Latar Belakang mengevaluasi suatu proyek pertambangan.
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten Perhitungan cadangan batugamping pada
terluas di Jawa Tengah yang memiliki potensi penelitian ini dilakukan pada area tambang PT.
sumberdaya alam berupa komoditas tambang Solusi Bangun Indonesia Tbk Cilacap Plant
yang cukup besar. Salah satunya adalah yakni pada Quarry XIII yang merupakan area
batugamping yang terdapat di Pulau tambang baru. Perhitungan cadangan dilakukan
Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa karena Quarry XII yang merupakan quarry aktif
Tengah. sudah hampir habis cadangannya sehingga
PT. Solusi Bangun Indonesia diperlukan membuka area quarry baru
merupakan perusahaan yang memanfaatkan menggunakan perangkat lunak surpac versi
potensi batugamping di daerah Cilacap. PT. 6.3.2 dan dilakukan estimasi jumlah cadangan
Solusi Bangun Indonesia berlokasi di batugampingnya menggunakan metode IDW
Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten (Inverse Distance Weight) karena dapat
Cilacap dan saat ini sudah memiliki 12 lokasi mengetahui cadangan batugamping yang dapat
penambangan batugamping di Pulau terpakai sesuai dengan standar kualitas yang
Nusakambangan dan berencana membuka sudah ditetapkan oleh perusahaan.
lokasi penambangan baru.
1.2. Rumusan Masalah
1. Berapa banyak cadangan batugamping
di Quarry XIII yang sesuai dengan
standar kualitas PT. Solusi Bangun Melakukan pengamatan secara
Indonesia Tbk Cilacap Plant ? langsung terhadap masalah yang akan dibahas
2. Apa klasifikasi cadangan yang cocok di dalam penelitian, yaitu pengamatan
untuk Quarry XIII yang sesuai dengan topografi, kenampakan litologi dan jenis
SNI 4726 tahun 2011? batugamping di daerah penelitian. Hal ini
3. Berapa umur tambang batugamping dimaksudkan untuk memperoleh data yang
Quarry XIII PT. Solusi Bangun akurat yang akan digunakan dalam
Indonesia Tbk Cilacap Plant ? penyusunan laporan penelitian.
4. Pengambilan Data
1.3. Tujuan Penelitian
Pengambilan data dilakukan setelah
1. Mengestimasi sumberdaya dan
studi literatur, orientasi lapangan, dan observasi
cadangan batugamping menggunakan
lapangan setelah dilaksanakan. Data yang
metode IDW.
diambil berupa data primer dan data sekunder.
2. Menentukan klasifikasi sumberdaya
Data primer merupakan data yang diambil
mineral dan cadangan berdasarkan SNI
langsung dari pengukuran atau pengamatan di
4726 tahun 2011.
lapangan, meliputi kondisi topografi. Data
3. Menentukan umur tambang batugamping
sekunder adalah data yang diambil dari literatur
Quarry XIII PT. Solusi Bangun Indonesia
atau laporan perusahaan, meliputi profil
Tbk. Cilacap Plant berdasarkan sasaran
perusahaan, data curah hujan, peta kesampaian
produksi batugamping.
daerah, keadaan geologi regional daerah
penelitian, data lubang bor.
1.4. Batasan Masalah
5. Pengolahan Data
1. Estimasi sumberdaya dan cadangan tidak Setelah data terkumpul, selanjutnya
memperhitungan aspek ekonomi. akan dilakukan estimasi dan pengolahan
2. Metode yang digunakan untuk supaya dapat dianalisis dan ditarik
mengestimasi sumberdaya dan kesimpulan. Urutan pekerjaan yang ditempuh:
cadangan batugamping di PT. Solusi 1) Pembuatan database geologi.
Bangun Indonesia Tbk Cilacap Plant
menggunakan metode IDW(Inverse 2) Pembuatan DTM topografi.
Distance Weight).
3) Pembuatan Block Model batugamping.
1.5. Metode Penelitian 4) Mendapatkan estimasi cadangan dan
Tahap penelitian yang dilakukan adalah umur tambang dari kuari.
sebagai berikut:
1.6. Manfaat Penelitian
1. Studi Literatur
Yaitu mencari dan mempelajari teori – Manfaat dari penelitian yang dilakukan
teori yang berhubungan dengan masalah yang ini adalah sebagai berikut :
akan dibahas di lapangan melalui buku – buku
ataupun literatur – literatur yang ada. Selain 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat
itu juga dapat mempelajari penelitian yang dijadikan pedoman dalam proses Izin
pernah dilakukan sebelumnya berupa skripsi Usaha Pertambangan (IUP) PT. Solusi
dan laporan perusahaan setempat. Bangun Indonesia.
2. Bagi mahasiswa, menerapkan ilmu atau
2. Orientasi Lapangan teori yang diperoleh di bangku kuliah,
Melakukan pengamatan secara khususnya berkaitan dengan masalah
menyeluruh dengan cara mengunjungi tempat yang dibahas dan menambah wawasan
– tempat yang berada di PT. Solusi Bangun dalam hal ilmu pertambangan
Indonesia seperti, mengamati lokasi kegiatan
penambangan yaitu quarry aktif penambangan II. TINJAUAN UMUM
batugamping, kolam pengendapan, lokasi di 2.1. Lokasi Penelitian
sekitar kegiatan penambangan yaitu lokasi PT. Solusi Bangun Indonesia memiliki
pabrik produksi, dan kondisi sekitar di luar lokasi pabrik semen di Kecamatan Cilacap
area penambangan seperti jalur transportasi Tengah, Kabupaten Cilacap dan lokasi
darat dan laut menuju ke lokasi penambangan. penambangan tanah liat berada di Kecamatan
3. Observasi Lapangan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, sedangkan lokasi
penambangan batugamping PT. Solusi Bangun
Indonesia terletak di Pulau Nusakambangan,
Kabupaten Cilacap, memiliki luas wilayah
penambangan batugamping sebesar ± 998,5 Ha
dengan komulatif luasan izin yang sudah
dimanfaatkan adalah seluas 180 Ha.
PT. Solusi Bangun Indonesia memiliki
ketinggian 6 mdpl, dan termasuk ke dalam
wilayah Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah. 2.3. Kondisi Geologi
Jarak antara Universitas Pembangunan Area Nusakambangan merupakan pulau
Nasional “Veteran” Yogyakarta ke lokasi di Jawa Tengah yang berada di Selatan Pulau
penambangan batugamping PT. Solusi Bangun Jawa dan Samudra Hindia dan termasuk
Indonesia, Kabupaten Cilacap adalah 182 km Kabupaten Cilacap. Luas Pulau
dengan jarak tempuh ± 4 jam menggunakan alat Nusakambangan adalah 121km2, Pulau
transportasi darat. Nusakambangan dan Pulau Jawa dipisahkan
oleh Segara Anakan, topografi Pulau ini yaitu
pantai berkarang, hutan yang tertutup dengan
semak dan tanaman tropis. Di sebelah barat
Pulau Nusakambangan terdapat Pulau Majeti
dengan Pantai Karangbandungnya yang berpasir
putih
2.3.1. Fisiografi
Daerah Nusakambangan termasuk Zona
pegunungan Serayu Selatan, yang melampar
dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai Blambangan
Gambar 2.1 (Jawa Timur). Zona Pegunungan Serayu
Peta Daerah Penelitian Selatan merupakan sayap selatan dari antiklin
Jawa, merupakan blok kerak yang miring ke
2.2. Iklim dan Curah Hujan arah selatan beberapa derajat. Daerah ini
tersusun oleh batuan vulkanik dan batugamping
Lokasi penambangan PT. Solusi Bangun dengan banyak bentukan morfologi perbukitan
Indonesia Cilacap terletak pada daerah kecil.
beriklim tropis yang mempunyai dua musim
dalam setahun, yaitu musim kemarau dan 2.3.2. Stratigrafi
musim hujan.
Stratigrafi Pulau Nusakambangan
Musim kemarau berlangsung antara termasuk dalam Peta Geologi Lembar
bulan Juli hingga Oktober, sedangkan musim Pangandaran, yang secara regional tersusun
hujan berlangsung antara bulan November oleh beberapa formasi batuan dari tua ke muda
sampai Juni. yaitu Formasi Jampang, Formasi
Nusakambangan, Formasi Pemali, Anggota
Kondisi curah hujan digambarkan dalam
Tuff Napalan Formasi Pamutuan, Anggota
curah hujan selama 10 tahun terakhir serta
Kalkarenit Formasi Pamutuan, Formasi
curah hujan bulanan. Data curah hujan ini
Pamutuan, Formasi Kalipucang, Anggota
diperoleh dari Stasiun pengamatan desa
Batugamping Formasi Halang, Formasi Halang,
Mrayun untuk tahun 2010-2019. Curah hujan
Formasi Kumbang, Formasi Tapak, Endapan
tertinggi terjadi pada bulan Juni.
Pantai, dan Endapan Aluvial (Simandjuntak dan
Gambar 2.2 Surono, 1992).
Data Curah Hujan Rata-Rata(mm) Bulanan
Berdasarkan data dari Departemen
Kecamatan Cilacap Tengah Tahun 2010-2019
Quarry PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk,
stratigrafi pada daerah penelitian tersusun oleh
beberapa formasi batuan, yaitu Formasi Gabon,
Formasi Pamutuan, dan Formasi Kalipucang.
2.3.3. Geomorfologi
Satuan morfologi di Nusa Kambangan
dikelompokkan menjadi tiga satuan morfologi
yaitu satuan morfologi dataran, satuan 5. Gipsum sebanyak ± 1%.
morfologi perbukitan bergelombang sedang,
dan satuan morfologi perbukitan bergelombang 6. Trash (feldspar) sebanyak ± 1%.
curam (sumber: Quarry Departement PT. Solusi
Bangun Indonesia Tbk) III. DASAR TEORI
. 3.1. Tahap eksplorasi
2.4. Pentingnya Penaksiran Cadangan dan Tahapan eksplorasi (exploration stages)
Sumberdaya adalah urutan penyelidikan yang umumnya
Penaksiran cadangan pada komoditas dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut:
tambang suatu perusahaan pertambangan sangat survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan
penting karena dapat memberikan besaran eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan
kuantitas dari suatu endapan komoditas eksplorasi ini adalah untuk mengidentifikasi
tambang. Selain itu, cadangan dapat mineralisasi (mineralization), menentukan
menentukan umur tambang setelah ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas
diklasifikasikan ke dalam cadangan dan dari pada suatu cebakan mineral untuk
selanjutnya dapat menentukan urutan/tahapan kemudian dapat dilakukan analisa/kajian
penambangan. kemungkinan untuk dilakukan investasi.
Berikut adalah penjelasan tentang tahapan
Manfaat lain dari penaksiran eksplorasi:
sumberdaya dan cadangan di PT. Solusi
Bangun Indonesia adalah dapat menentukan 1. Survei Tinjau (Reconnaissance)
besaaran kuantitas semen yang dapat diproduksi 2. Prospeksi (Prospecting)
dan juga dapat menentukan besaran kebutuhan 3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
komoditas penyusun semen lainnya seperti 4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
tanah liat yang tambangnya tidak jauh dari
lokasi tambang batugamping 3.2. Macam-Macam Metode Penaksiran
2.5. Pemanfaatan Batugamping Cadangan dan Sumberdaya
Gambar 3.4
Sketsa Metode Poligon
(Hustrulid, 1995)
Tabel 4.1
Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi
Gambar 4.4
Rencana Sequence Penambangan
V. PEMBAHASAN
Pembahasan mengenai hasil eksplorasi
yang meliputi sumberdaya dan cadangan
batugamping, pada estimasi sumberdaya dan
cadangan ini menggunakan metode IDW
4.5.2.4 Sequence Penambangan (Inverse Distance Weight). Hal ini untuk
Sequence penambangan bertujuan menentukan kuantitas cadangan batugamping
untuk mengetahui estimasi atau perkiraan yang berada di daerah penelitian yang sesuai
cadangan yang akan ditambang setiap dengan kriteria batugamping yang diinginkan
tahunnya. Sequence penambangan dapat oleh PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Cilacap
mengetahui daerah mana saja yang perlu Plant.
ditambang dan bentuk pit yang harus dibuat, Estimasi sumberdaya dan cadangan
karena sudah diperhitungkan sebelumnya di dengan menggunakan metode IDW
Sequence penambangan. menggunakan software Surpac 6.3.2
dimaksudkan agar mendapatkan hasil yang
Sequence penambangan dilakukan lebih relevan dan dapat melihat kualitasnya
dengan menganalisa peta kontur yang tersedia sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan
menggunakan software Autocad . dari perusahaan tersebut.
Menggunakan target produksi sebesar 4 juta
ton per tahun, proses penambangan di Quarry 5.1. Estimasi Sumberdaya dan Cadangan
XIII dilakukan secara bertahap mengingat dengan Metode IDW
bahwa Quarry XII masih aktif berjalan sebagai Menggunakan metode IDW pada
Quarry Produksi. Software Surpac 6.3.2 memiliki keuntungan
Target produksi dari Quarry XIII yaitu dapat memproses hasil dengan cepat dan
dimulai dari 10% target produksi atau sekitar memiliki keakuratan yang cukup baik karena
400.000 ton pertahun dan pertahun target data yang dihasilkan tidak melebihi nilai
produksinya semakin lama semakin naik maksimum dan tidak kurang dari nilai
sehubungan dengan Quarry XII yang semakin minimum data sampel, sedangkan metode IDW
lama sudah habis cadangannya. Hal ini memiliki kekurangan jika data sampel yang
dilakukan karena pada tahun 2021 Quarry XII diambil tidak cukup banyak dan tersebar, maka
masih aktif beroperasi sehingga peran Quarry hasilnya kurang akan kurang akurat. Langkah
XIII hanya sebagai kuari pendukung sebelum awal adalah dengan membuat block model lalu
menjadi kuari utama pada tahun 2045. selanjutnya menggunakkan kontur sebagai batas
Kegiatan ini dilakukan beberapa tahun atas dari block model tersebut dan
sebelum Quarry XII habis dikarenakan agar menggunakan ketinggian 40 m sebagai batas
mempersiapkan Quarry XIII. bawah dari block model. Hal ini memiliki arti
bahwa akan dilaksanakan penambangan pada
Rencana Sequence penambangan kontur dari atas sampai dengan ketinggian 40 m
dilakukan sebagai acuan dalam kegiatan diatas permukaan laut dengan hasil akhir
penambangan setiap tahunnya. Terdapat faktor permukaan datar pada elevasi 40 m diatas
utama dalam melakukan Sequence permukaan laut. Pada batas atas menggunakan
penambangan yaitu faktor geologi dan alam, data topografi dari kuari XIII sehingga
faktor ketersediaan alat dan tenaga kerja, serta menghasilkan suatu bangun yang dapat dihitung
faktor biaya operasi. Sequence penambangan
volumenya. Dari hasil analisis didapatkan tahun ke 17 Quarry XIII sudah mengalami
3 penurunan produksi batugamping sehingga
bahwa cadangan sebesar 29.462.500m atau
dibutuhkan kuari baru yaitu Quarry IV yang
67.763.750 ton. Cadangan ini adalah cadangan
digunakan untuk menunjang produksi
yang sudah sesuai dengan kriteria batugamping
batugamping.
dari PT. Solusi Bangun Indonesia yang sudah
Rencana Sequence penambangan
ditetapkan.
dilakukan sebagai acuan penambangan setiap
tahunnya dengan memperhatikan 3 faktor yaitu
Berdasarkan kondisi topografi pada faktor geologi atau alam, faktor ketersediaan
areal IUP Operasi Produksi PT. Sari Bhumi alat dan tenaga kerja, serta faktor biaya operasi.
Khatulistiwa, maka metode penambangan yang Rencana penambangan dapat dilakukan tanpa
tepat menggunakan metode side hill quarry harus melakukan Blending pada hasil
type. Hal ini dikarenakan batu andesit diambil penambangan karena seluruh batugamping yang
hanya pada satu lereng bukit, dan berdasarkan ada memiliki kadar yang sesuai dengan kriteria
jalan masuk (Acces road) ke front penambangan PT. Solusi Bangun Indonesia.
termasuk jalan masuk langsung ke Rencana Sequence penambangan
penambangan. dilakukan dimulai dengan memotong bukit
sebelah timur, hal ini dilakukan karena target
5.2. Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan produksi dari tahun 1 Quarry XIII belum terlalu
Cadangan banyak sehingga memotong bukit tersebut
sudah cukup untuk memenuhi target produksi.
Klasifikasi sumbedaya mineral adalah Alasan lain memotong bukit di sebelah timur
suatu proses pengumpulan, penyaringan serta karena dari sebelah timur terdapat jalan
pengolahan data dan informasi dari suatu tambang dari Quarry XII sehingga
endapan mineral untuk memperoleh gambaran memudahkan dari segi transportasi. Tahun
yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan selanjutnya proses penambangan dilakukan di
kriteria: keyakinan geologi, dan kelayakan sekitar bukit tersebut lalu meluas ke area lain di
tambang. Kriteria keyakinan geologi didasarkan dalam Quarry XIII.
pada tahap eksplorasi yang meliputi survei
tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan VI. KESIMPULAN DAN SARAN
eksplorasi rinci. 6.1. Kesimpulan
Klasifikasi berdasarkan Spero Carras,
Berdasarkan hasil penelitian dan
batugamping termasuk golongan A yaitu simple
pembahasan yang telah dilakukan untuk
atau sederhana dan berdasarkan SNI 4726 tahun
mengetahui besar potensi sumberdaya dan
2011 didapatkan bahwa jarak antar lubang bor
cadangan batugamping di PT. Solusi Bangun
sebesar 141,4 m, maka dapat di klasifikasikan
Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai
sebagai cadangan terukur karena jarak antar
berikut:
lubang bor di bawah 500 m.
1. Penaksiran sumberdaya dan
5.3. Estimasi Umur Tambang Quarry XIII cadangan batugamping di daerah penelitian
Setelah mendapatkan cadangan dengan menggunakan metode IDW volume
batugamping di Quarry sebesar 67.763.750 ton, 3
sumberdaya sebesar 29.462.500m atau
maka dapat menentukan umur tambang dari
67.763.750 ton
Quarry XIII yaitu selama 25 tahun. Hal ini
2. Kuari XIII diklasifikasikan berdasarkan
didapatkan dengan cara mengetahui jumlah
Spero Carras dan SNI 4726 tahun 2011
produksi tahunan batugamping, tahun pertama
sebagai cadangan terbukti
dari Quarry XIII masih memproduksi dalam
3. Berdasarkan target produksi maka umur
jumlah sedikit dikarenakan Quarry XII masih
tambang Kuari XIII akan berlangsung selama
aktif beroperasi, sehingga Quarry XIII hanya
kurang lebih 25 tahun.
dijadikan sebagai quarry penunjang. Quarry
XIII baru aktif sebagai quarry utama mulai pada
6.2. Saran
tahun ke 6 karena sudah menjadi penghasil
1. Perlu dicoba melakukan estimasi
batugamping dominan dibanding Quarry XII
cadangan dengan metode lain selain
meskipun belum 100% sebagai kuari utama dari
menggunakan IDW agar dapat saling
produksi batugamping di PT. Solusi Bangun
membandingkan.
Indonesia Cilacap dan bertindak sebagai
2. Perlu dilakukan perhitungan cadangan
penghasil 100% batugamping pada tahun ke 9 .
batugamping pada calon kuari baru sedini
Keadaan ini bertahan selama 8 tahun, pada
mungkin, sebaiknya setengah umur kuari Terbuka”, Jurusan Teknik
sebelumnya sudah mulai menghitung estimasi Pertambangan Universitas
cadangan kuari baru agar dapat merencanakan Pembangunan Nasional “Veteran”
produksi ke depannya dengan baik. Yogyakarta, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA