Anda di halaman 1dari 15

ESTIMASI CADANGAN BATUGAMPING PADA KUARI XIII PT.

SOLUSI BANGUN INDONESIA KABUPATEN CILACAP


JAWA TENGAH

Kresna Bagas Setiawan (112160054)


Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta
No. Telp: 082136780505 E-mail: kresnabagassetiawan@gmail.com

Ringkasan
PT. Solusi Bangun Indonesia (PT.SBI) merupakan perusahaan produksi semen sekaligus
perusahaan pertambangan batugamping. PT. Solusi Bangun Indonesia berlokasi di Dusun Sodong
Limusbuntu, Desa Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
PT. SBI akan membuka lokasi penambangan baru sehingga dibutuhkan perhitungan sumberdaya dan
cadangan pada daerah tersebut.
Merujuk pada SNI 4726:2011 maka sumberdaya dan cadangan batugamping di Pulau
Nusamkambangan dapat dikategorikan sebagai sumberdaya mineral tertunjuk dan cadangan terkira.
Estimasi sumberdaya dan cadangan batugamping di PT. Solusi Bangun Indonesia ini
menggunakan metode IDW atau Inverse Distance Weight. Hal ini dilakukan agar dapat memperkirakan
sumberdaya dan cadangan batugamping sesuai dengan standar batugamping yang digunakan PT. Solusi
Bangun Indonesia dalam memproduksi semen.
Hasil estimasi menggunakan metode IDW diperoleh cadangan sebesar 29.462.500m 3 atau
67.763.750 ton batugamping yang sudah sesuai dengan standar batugamping PT. Solusi Bangun
Indonesia yaitu CaO minimum 48%, MgO maksimum 1,8% dan Al2O3 maksimum 1,5%.
Estimasi cadangan batugamping tersebut dapat menentukan umur tambang dari kuari XIII yaitu
selama kurang lebih 25 tahun.
Perhitungan cadangan mempunyai
I. PENDAHULUAN peranan yang sangat penting dalam
1.1. Latar Belakang mengevaluasi suatu proyek pertambangan.
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten Perhitungan cadangan batugamping pada
terluas di Jawa Tengah yang memiliki potensi penelitian ini dilakukan pada area tambang PT.
sumberdaya alam berupa komoditas tambang Solusi Bangun Indonesia Tbk Cilacap Plant
yang cukup besar. Salah satunya adalah yakni pada Quarry XIII yang merupakan area
batugamping yang terdapat di Pulau tambang baru. Perhitungan cadangan dilakukan
Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa karena Quarry XII yang merupakan quarry aktif
Tengah. sudah hampir habis cadangannya sehingga
PT. Solusi Bangun Indonesia diperlukan membuka area quarry baru
merupakan perusahaan yang memanfaatkan menggunakan perangkat lunak surpac versi
potensi batugamping di daerah Cilacap. PT. 6.3.2 dan dilakukan estimasi jumlah cadangan
Solusi Bangun Indonesia berlokasi di batugampingnya menggunakan metode IDW
Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten (Inverse Distance Weight) karena dapat
Cilacap dan saat ini sudah memiliki 12 lokasi mengetahui cadangan batugamping yang dapat
penambangan batugamping di Pulau terpakai sesuai dengan standar kualitas yang
Nusakambangan dan berencana membuka sudah ditetapkan oleh perusahaan.
lokasi penambangan baru.
1.2. Rumusan Masalah
1. Berapa banyak cadangan batugamping
di Quarry XIII yang sesuai dengan
standar kualitas PT. Solusi Bangun Melakukan pengamatan secara
Indonesia Tbk Cilacap Plant ? langsung terhadap masalah yang akan dibahas
2. Apa klasifikasi cadangan yang cocok di dalam penelitian, yaitu pengamatan
untuk Quarry XIII yang sesuai dengan topografi, kenampakan litologi dan jenis
SNI 4726 tahun 2011? batugamping di daerah penelitian. Hal ini
3. Berapa umur tambang batugamping dimaksudkan untuk memperoleh data yang
Quarry XIII PT. Solusi Bangun akurat yang akan digunakan dalam
Indonesia Tbk Cilacap Plant ? penyusunan laporan penelitian.
4. Pengambilan Data
1.3. Tujuan Penelitian
Pengambilan data dilakukan setelah
1. Mengestimasi sumberdaya dan
studi literatur, orientasi lapangan, dan observasi
cadangan batugamping menggunakan
lapangan setelah dilaksanakan. Data yang
metode IDW.
diambil berupa data primer dan data sekunder.
2. Menentukan klasifikasi sumberdaya
Data primer merupakan data yang diambil
mineral dan cadangan berdasarkan SNI
langsung dari pengukuran atau pengamatan di
4726 tahun 2011.
lapangan, meliputi kondisi topografi. Data
3. Menentukan umur tambang batugamping
sekunder adalah data yang diambil dari literatur
Quarry XIII PT. Solusi Bangun Indonesia
atau laporan perusahaan, meliputi profil
Tbk. Cilacap Plant berdasarkan sasaran
perusahaan, data curah hujan, peta kesampaian
produksi batugamping.
daerah, keadaan geologi regional daerah
penelitian, data lubang bor.
1.4. Batasan Masalah
5. Pengolahan Data
1. Estimasi sumberdaya dan cadangan tidak Setelah data terkumpul, selanjutnya
memperhitungan aspek ekonomi. akan dilakukan estimasi dan pengolahan
2. Metode yang digunakan untuk supaya dapat dianalisis dan ditarik
mengestimasi sumberdaya dan kesimpulan. Urutan pekerjaan yang ditempuh:
cadangan batugamping di PT. Solusi 1) Pembuatan database geologi.
Bangun Indonesia Tbk Cilacap Plant
menggunakan metode IDW(Inverse 2) Pembuatan DTM topografi.
Distance Weight).
3) Pembuatan Block Model batugamping.
1.5. Metode Penelitian 4) Mendapatkan estimasi cadangan dan
Tahap penelitian yang dilakukan adalah umur tambang dari kuari.
sebagai berikut:
1.6. Manfaat Penelitian
1. Studi Literatur
Yaitu mencari dan mempelajari teori – Manfaat dari penelitian yang dilakukan
teori yang berhubungan dengan masalah yang ini adalah sebagai berikut :
akan dibahas di lapangan melalui buku – buku
ataupun literatur – literatur yang ada. Selain 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat
itu juga dapat mempelajari penelitian yang dijadikan pedoman dalam proses Izin
pernah dilakukan sebelumnya berupa skripsi Usaha Pertambangan (IUP) PT. Solusi
dan laporan perusahaan setempat. Bangun Indonesia.
2. Bagi mahasiswa, menerapkan ilmu atau
2. Orientasi Lapangan teori yang diperoleh di bangku kuliah,
Melakukan pengamatan secara khususnya berkaitan dengan masalah
menyeluruh dengan cara mengunjungi tempat yang dibahas dan menambah wawasan
– tempat yang berada di PT. Solusi Bangun dalam hal ilmu pertambangan
Indonesia seperti, mengamati lokasi kegiatan
penambangan yaitu quarry aktif penambangan II. TINJAUAN UMUM
batugamping, kolam pengendapan, lokasi di 2.1. Lokasi Penelitian
sekitar kegiatan penambangan yaitu lokasi PT. Solusi Bangun Indonesia memiliki
pabrik produksi, dan kondisi sekitar di luar lokasi pabrik semen di Kecamatan Cilacap
area penambangan seperti jalur transportasi Tengah, Kabupaten Cilacap dan lokasi
darat dan laut menuju ke lokasi penambangan. penambangan tanah liat berada di Kecamatan
3. Observasi Lapangan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, sedangkan lokasi
penambangan batugamping PT. Solusi Bangun
Indonesia terletak di Pulau Nusakambangan,
Kabupaten Cilacap, memiliki luas wilayah
penambangan batugamping sebesar ± 998,5 Ha
dengan komulatif luasan izin yang sudah
dimanfaatkan adalah seluas 180 Ha.
PT. Solusi Bangun Indonesia memiliki
ketinggian 6 mdpl, dan termasuk ke dalam
wilayah Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah. 2.3. Kondisi Geologi
Jarak antara Universitas Pembangunan Area Nusakambangan merupakan pulau
Nasional “Veteran” Yogyakarta ke lokasi di Jawa Tengah yang berada di Selatan Pulau
penambangan batugamping PT. Solusi Bangun Jawa dan Samudra Hindia dan termasuk
Indonesia, Kabupaten Cilacap adalah 182 km Kabupaten Cilacap. Luas Pulau
dengan jarak tempuh ± 4 jam menggunakan alat Nusakambangan adalah 121km2, Pulau
transportasi darat. Nusakambangan dan Pulau Jawa dipisahkan
oleh Segara Anakan, topografi Pulau ini yaitu
pantai berkarang, hutan yang tertutup dengan
semak dan tanaman tropis. Di sebelah barat
Pulau Nusakambangan terdapat Pulau Majeti
dengan Pantai Karangbandungnya yang berpasir
putih

2.3.1. Fisiografi
Daerah Nusakambangan termasuk Zona
pegunungan Serayu Selatan, yang melampar
dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai Blambangan
Gambar 2.1 (Jawa Timur). Zona Pegunungan Serayu
Peta Daerah Penelitian Selatan merupakan sayap selatan dari antiklin
Jawa, merupakan blok kerak yang miring ke
2.2. Iklim dan Curah Hujan arah selatan beberapa derajat. Daerah ini
tersusun oleh batuan vulkanik dan batugamping
Lokasi penambangan PT. Solusi Bangun dengan banyak bentukan morfologi perbukitan
Indonesia Cilacap terletak pada daerah kecil.
beriklim tropis yang mempunyai dua musim
dalam setahun, yaitu musim kemarau dan 2.3.2. Stratigrafi
musim hujan.
Stratigrafi Pulau Nusakambangan
Musim kemarau berlangsung antara termasuk dalam Peta Geologi Lembar
bulan Juli hingga Oktober, sedangkan musim Pangandaran, yang secara regional tersusun
hujan berlangsung antara bulan November oleh beberapa formasi batuan dari tua ke muda
sampai Juni. yaitu Formasi Jampang, Formasi
Nusakambangan, Formasi Pemali, Anggota
Kondisi curah hujan digambarkan dalam
Tuff Napalan Formasi Pamutuan, Anggota
curah hujan selama 10 tahun terakhir serta
Kalkarenit Formasi Pamutuan, Formasi
curah hujan bulanan. Data curah hujan ini
Pamutuan, Formasi Kalipucang, Anggota
diperoleh dari Stasiun pengamatan desa
Batugamping Formasi Halang, Formasi Halang,
Mrayun untuk tahun 2010-2019. Curah hujan
Formasi Kumbang, Formasi Tapak, Endapan
tertinggi terjadi pada bulan Juni.
Pantai, dan Endapan Aluvial (Simandjuntak dan
Gambar 2.2 Surono, 1992).
Data Curah Hujan Rata-Rata(mm) Bulanan
Berdasarkan data dari Departemen
Kecamatan Cilacap Tengah Tahun 2010-2019
Quarry PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk,
stratigrafi pada daerah penelitian tersusun oleh
beberapa formasi batuan, yaitu Formasi Gabon,
Formasi Pamutuan, dan Formasi Kalipucang.
2.3.3. Geomorfologi
Satuan morfologi di Nusa Kambangan
dikelompokkan menjadi tiga satuan morfologi
yaitu satuan morfologi dataran, satuan 5. Gipsum sebanyak ± 1%.
morfologi perbukitan bergelombang sedang,
dan satuan morfologi perbukitan bergelombang 6. Trash (feldspar) sebanyak ± 1%.
curam (sumber: Quarry Departement PT. Solusi
Bangun Indonesia Tbk) III. DASAR TEORI
. 3.1. Tahap eksplorasi
2.4. Pentingnya Penaksiran Cadangan dan Tahapan eksplorasi (exploration stages)
Sumberdaya adalah urutan penyelidikan yang umumnya
Penaksiran cadangan pada komoditas dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut:
tambang suatu perusahaan pertambangan sangat survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan
penting karena dapat memberikan besaran eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan
kuantitas dari suatu endapan komoditas eksplorasi ini adalah untuk mengidentifikasi
tambang. Selain itu, cadangan dapat mineralisasi (mineralization), menentukan
menentukan umur tambang setelah ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas
diklasifikasikan ke dalam cadangan dan dari pada suatu cebakan mineral untuk
selanjutnya dapat menentukan urutan/tahapan kemudian dapat dilakukan analisa/kajian
penambangan. kemungkinan untuk dilakukan investasi.
Berikut adalah penjelasan tentang tahapan
Manfaat lain dari penaksiran eksplorasi:
sumberdaya dan cadangan di PT. Solusi
Bangun Indonesia adalah dapat menentukan 1. Survei Tinjau (Reconnaissance)
besaaran kuantitas semen yang dapat diproduksi 2. Prospeksi (Prospecting)
dan juga dapat menentukan besaran kebutuhan 3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
komoditas penyusun semen lainnya seperti 4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
tanah liat yang tambangnya tidak jauh dari
lokasi tambang batugamping 3.2. Macam-Macam Metode Penaksiran
2.5. Pemanfaatan Batugamping Cadangan dan Sumberdaya

Pemanfaatan batugamping dari hasil Penaksiran sumberdaya dan cadangan


kegiatan penambangan PT. Solusi Bangun dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Indonesia dimanfaatkan untuk konsumsi dalam Adapun metode penaksiran sumberdaya dan
negeri untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku cadangan tersebut adalah:
pembuatan semen. Selain itu batugamping a. Metode Cross Section
secara umum dapat digunakan sebagai bahan
campuran cat, kertas, dan sebagainya. Metode Cross Section adalah salah satu
Masyarakat sekitar juga memanfaatkan batu metode estimasi sumberdaya dan cadangan
gamping sebagai bahan baku konstruksi yang memiliki tahapan pokok membagi
bangunan. endapan kedalam blok-blok dengan cara
membuat suatu seksi geologi dengan interval
Semen adalah suatu jenis bahan yang tertentu yang jaraknya sama atau berbeda sesuai
memiliki sifat adhesif dan kohesif yang dengan keadaan geologi dan kebutuhan
memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen penambangan (Popoff C.,1966).
mineral lain menjadi suatu massa yang padat
(Handoko, 2016). Semen mempunyai fungsi b. Metode Isoline (Kontur)
sebagai bahan perekat antara dua atau lebih Pembuatan kontur secara interpolasi
bahan sehingga menjadi suatu bagian yang titik-titik yang telah diketahui ketinggian
kompak atau dalam pengertian yang luas adalah topografinya. Diterapkan untuk endapan
material plastis yang memberikan sifat rekat berbentuk quarry. Untuk lebih jelasnya dapat
antara batuan-batuan konstruksi bangunan. dilihat pada Gambar 3.1.
Bahan baku buatan semen merupakan
campuran dari bahan-bahan sebagai berikut
(Handoko, 2016).
1. Batugamping sebanyak ± 81%.
2. Tanah liat sebanyak ± 9%.
3. Pasir silika sebanyak ± 4%.
4. Pasir besi sebanyak ± 2%.
Gambar 3.1 geometri yang sederhana. Metode ini sering
Metode Kontur disebut dengan metoda poligon daerah
(Carras, 1984) pengaruh (area of influence). Daerah
pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak
c. Metode Blok (Grid) antara dua titik conto dengan satu garis
sumbu. Kelemahan dari metode polygon
Permodelan dengan komputer untuk adalah belum memperhitungkan tata letak
merepresentasikan endapan komoditas tambang nilai data di sekitar polygon dan tidak adanya
umumnya dilakukan dengan model blok (block batasan yang pasti sejauh mana nilai conto
model). Dimensi block model dibuat sesuai mempengaruhi distribusi ruang.
dengan desain penambangannya, yaitu
mempunyai ukuran yang sama dengan tinggi
jenjang. Semua informasi seperti jenis batuan,
kualitas, dan topografi dapat dimodelkan dalam
bentuk blok. Sketsa model blok 3D dapat dilihat
pada Gambar 3.2.

Gambar 3.4
Sketsa Metode Poligon
(Hustrulid, 1995)

3.3. Dasar Pemilihan Metode Penaksiran


Sumberdaya dan Cadangan
Gambar 3.2
Sketsa Metode Blok Metode penaksiran sumberdaya dan
(Hustrulid, 1995) cadangan memiliki kelemahan dan
kelebihannya masing-masing. Diharuskan
d. Metode Triangular Grouping
dalam penentuan metode penaksiran
Metode segitiga (triangular grouping)
sumberdaya dan cadangan harus melihat
adalah metode yang dilakukan dengan cara
penyebaran endapan secara utuh, sehingga
membagi masing-masing titik batas material
metode yang dipilih dapat mewakili sifat dan
pada lubang bor dijadikan ujung sebuah
bentuk endapan tersebut. Semakin tepat
segitiga sehingga dari gabungan
penentuan metode penaksiran yang digunakan
segitigasegitiga dan dihasilkan seam berupa
maka hasil yang diperoleh akan lebih akurat
prisma segitiga yang terdiri dari dua buah
dan representatif. Secara umum pertimbangan
segitiga yang sejajar.
penentuan metode penaksiran sumberdaya dan
cadangan mineral tergantung pada (SNI 13-
4726-1998):
1. Tujuan Penaksiran
Tujuan penaksiran sumberdaya dan
cadangan untuk mengetahui kuantitas dari
komoditas tambang.
2. Tahapan Eksplorasi
Tahapan eksplorasi yang dilakukan di
Gambar 3.3 lokasi penelitian adalah tahapan eksplorasi
Metode Metode Tringular Grouping detail. Bila tahapan eksplorasi semakin
(Hustrulid, 1995) meningkat maka tingkat kepercayaan semakin
e. Metode Poligon dapat dipercaya.

Metode poligon ini merupakan metoda 3. Metode Eksplorasi


estimasi yang konvensional. Metode ini Metode eksplorasi dapat dibagi menjadi
umum diterapkan pada endapan-endapan dua cara yaitu secara langsung dan tidak
yang relatif homogen dan mempunyai
langsung. Metode eksplorasi yang dilakukan Menganalisis galat sangat penting di
di lokasi penelitian adalah metode eksplorasi dalam estimasi yang menggunakan metode
secara langsung dengan melakukan survey dan numerik. Galat berasosiasi dengan seberapa
mengamati singkapan. dekat solusi hampiran terhadap solusi
sejatinya. Semakin kecil galatnya, semakin
4. Jenis Komoditas tambang
teliti solusi numerik yang didapatkan (Munir,
Dalam UU no. 3 tahun 2020 tentang 2006).
Pertambangan Mineral dan Batubara, 3.7. Kriteria dan Klasifikasi Sumberdaya
penggolongan komoditas tambang diatur Mineral dan Cadangan
berdasarkan pada kelompok usaha
pertambangan, sesuai pasal 34, Klasifikasi sumberdaya dan cadangan
adalah suatu proses pengumpulan, penyaringan
5. Waktu dan Biaya yang Tersedia serta pengolahan data dan informasi dari suatu
Keterbatasan waktu dan biaya menjadi cebakan mineral untuk memperoleh gambaran
faktor penting dalam penentuan metode yang ringkas mengenai cebakan itu berdasarkan
penaksiran sumberdaya dan cadangan. kriteria keyakinan geologi dan kelayakan
tambang. Kriteria keyakinan geologi
Memperhatikan beberapa hal tersebut didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi
maka metode yang digunakan untuk estimasi survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan
sumberdaya dan cadangan batu gamping di eksplorasi rinci.
daerah penelitian menggunakan metode cross
section. Klasifikasi sumberdaya dan cadangan
menurut SNI 4726 : 2011 tentang Pedoman
Pelaporan Sumberdaya, dan Cadangan Mineral
3.4. Estimasi Luas adalah:
Estimasi luas pada metode sayatan dan a. Sumberdaya Mineral (Mineral
metode kontur dilakukan dengan penggunaan Resources), adalah suatu konsentrasi
program komputer yaitu Autocad. Prinsip atau keterjadian dari material yang
dasar estimasi ini adalah dengan memiliki nilai ekonomi pada atau di
menghubungkan titik-titik ketinggian kontur atas kerak bumi, dengan bentuk,
yang berbeda ataupun ketinggian yang sama. kualitas dan kuantitas tertentu yang
3.5. Estimasi Volume memiliki keprospekan yang beralasan
untuk pada akhirnya dapat diekstraksi
Estimasi volume dapat dilakukan dengan secara ekonomis.Sumberdaya Mineral
2 rumus yaitu rumus daerah rata- rata (mean terbagi atas beberapa macam, antara
area), rumus kerucut terpancung (frustum). lain :
Berikut penjelasan mengenai kedua rumus : 1) Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred
1) Rumus Daerah Rata-Rata (Mean Area) Mineral Resources) adalah bagian dari
Rumus daerah rata-rata (mean area) sumberdaya mineral dimana kuantitas
adalah rumus yang digunakan untuk dan kuantitas diestimasi berdasarkan
mengestimasi volume dari suatu endapan. bukti-bukti geologi dan pengambilan
Rumus mean area juga merupakan rumus yang conto yang terbatas. Memiliki jarak
sangat sederhana untuk estimasi volume yang antar titik bor lebih dari 200 m dan
terletak diantara dua buah penampang yang kurang dari sama dengan 400 m.
sejajar. 2) Sumberdaya Mineral Tertunjuk
(Indicated Mineral Resources) adalah
2) Rumus Kerucut Terpancung (Frustum) bagian dari sumberdaya mineral dimana
Rumus kerucut terpancung (frustum) kuantitas, kadar atau kualitas,
adalah rumus yang digunakan untuk kerapatan, bentuk, dan karakteristik
mengestimasi volume dari suatu endapan. fisiknya dapat diestimasi dengan tingkat
keyakinan yang cukup untuk
Rumus ini digunakan apabila terdapat dua
memungkinkan penerapan faktor-faktor
penampang dengan luas S1 dan S2 dengan jarak
pengubah secara memadai untuk
R dengan ketentuan luas S1 < ½ S2. mendukung perencanaan tambang yang
3.6. Analisis Galat evaluasi kelayakan ekonomi cebakan
tersebut. Jarak antar bor lebih dari 100
m dan kurang dari sama dengan 200 m.
3) Sumberdaya Mineral Terukur bor, elevasi dan kedalaman masing-masing
(Measured Mineral Resources) adalah lubang bor. Pengeboran dilakukan dengan
bagian dari sumberdaya mineral dimana azimuth dan dip sesuai dengan ketentuan
kuantitas, kadar atau kualitas, perusahaan.
kerapatan, bentuk, karakteristik fisiknya Selanjutnya dari data bor yang diperoleh
dapat diestimasi dengan tingkat dilanjutkan dengan pengolahan untuk membuat
keyakinan yang memadai untuk basis data yang diolah menggunakan Microsoft
memungkinkan penerapan faktor-faktor excel . Pada awal pengerjaan pemodelan yang
pengubah untuk mendukung harus dilakukan adalah mengolah data-data
perencanaan tambang detail dan awal dari proses percontohan (data bor) ke
evaluasi akhir dari kelayakan ekonomi dalam suatu basis data komputer sebagai input
cebakan tersebut. Memiliki jarak antar data dalam pemodelan cadangan komoditas
bor kurang dari sama dengan 100 m. tambang secara komputasi (microsoft excel)
b. Cadangan Mineral (Mineral Reserve), untuk membuat data collar dan survey
adalah bagian dari sumberdaya mineral (disimpan dalam format csv). Data collar adalah
terukur dan/atau terunjuk yang dapat data yang menyimpan informasi dari nama titik
ditambang secara ekonomis. Cadangan bor, kedalaman maksimal lubang bor, koordinat
mineral dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : titik bor, elevasi titik bor, dan orientasi lubang
1) Cadangan Tekira (Probable Reserve), bor. Sedangkan data survey adalah data yang
adalah bagian dari sumberdaya mineral menyimpan informasi dari nama titik bor,
tertunjuk yang ekonomis untuk kedalaman maksimal lubang bor, azimuth, dan
ditambang, dan dalam beberapa dip titik bor.
kondisi, juga merupakan bagian dari
sumberdaya mineral terukur. 3.8.2. Data Geokimia
2) Cadangan Terbukti (Proved Reserve),
adalah bagian dari sumberdaya mineral Selain data lubang bor digunakan pula
terukur yang ekonomis untuk data geokimia batuan tiap lubang bor. Data
ditambang. geokimia yang digunakan merupakan data
geokimia yang diambil dari titik bor dimana tiap
titik bor memiliki nilai kimia dalam batuannya
per kedalaman lubang bor. Sampel batuan
(coring) dari tiap titik bor dilakukan analisis
geokimia untuk mengetahui kadar kimia dalam
batuan tersebut.. Perusahaan memiliki standar
yang berbeda mengenai kadar kimia komoditas
tambang, sehingga hanya komoditas tambang
yang mencapai standar batas kadar tersebut
yang akan dihitung dalam perhitungan
cadangan. Dari standar tersebut dan
dihubungkan dengan data geokimia keseluruh
sampel secara umum dan data tersebut
selanjutnya digunakan untuk membuat data
Gambar 3.5 assay dan data geology. Data assay adalah data
Hubungan antara Hasil Eksplorasi, Sumberdaya yang menyimpan kadar kimia dari sampel core,
Mineral dan Cadangan Mineral yang terdiri dari nama titik bor, kedalaman awal
lubang bor (depth from), kedalaman akhir
3.8. Pengolahan Data Bor dan Data lubang bor (depth to), kadar kandungan yang
Geokimia terdapat dalam komoditas tambang. Sedangkan
data geology merupakan data yang menyimpan
3.8.1. Data Bor litologi pada lubang bor, yang terdiri dari nama
titik bor, kedalaman awal lubang bor (depth
Data sekunder yang digunakan secara from), kedalaman akhir lubang bor (depth to),
umum dibagi menjadi data bor, data geokimia dan litologi lubang
dan data topografi. Data bor digunakan untuk
mengetahui keadaan bawah permukaan daerah IV. HASIL PENELITIAN
penelitian. Data bor ini memuat informasi
mengenai nama lubang bor, koordinat lubang
4.1. Wilayah Izin Usaha digunakan untuk mengetahui litologi daerah
Pertambangan(WIUPI Daerah penelitian secara lateral.
penelitian
Data logging bor digunakan sebagai
data yang digunakan untuk membuat
Daerah penelitian berada di Pulau
rekonstruksi bawah permukaan daerah
Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa
penelitian. Data hasil pengeboran
Tengah. Bentuk WIUP daerah penelitian
menggambarkan kondisi bawah permukaan,
berbentuk segi banyak yang memiliki 103 titik
yang meliputi data koordinat lubang bor, data
yang menjadi batas WIUP daerah penelitian.
litologi, kedalaman, azimuth, serta dip dari
Luas WIUP daerah penelitian adalah seluas 45
lubang bor. Data lubang bor yang digunakan
Ha.
berjumlah 20 titik.
Berdasarkan kondisi topografi yang
berada pada areal IUP Operasi Produksi PT. Data geokimia digunakan untuk
Sari Bhumi Khatulistiwa, maka metode menunjukkan nilai kimia dari litologi batuan
penambangan yang tepat menggunakan metode dalam data logging bor. Data geokimia ini yang
kuari (Quarry) dengan tipe Side Hill Quarry nantinya digunakan sebagai parameter yang
Type, yaitu penambangan batuan atau mineral akan digunakan dalam perhitungan cadangan
industri yang letaknya di lereng bukit atau di batugamping. Data geokimia yang dibutuhkan
satu sisi bukit. pada proses pendesainan dan perhitungan
cadangan batugamping sesuai dengan standar
4.2. Keadaan Topografi yang dikehendaki PT. Solusi Bangun Indonesia
Tbk. Kadar kimia dari senyawa yang digunakan
Daerah penelitian berada di Pulau Nusa
dalam analisis yaitu data CaO, MgO, dan
Kambangan, yaitu pada Dusun Sodong
Al2O3. Data logging bor dan data geokimia
Limusbuntu, Desa Tambakreja, Kecamatan
Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Provinsi perlu diolah kembali menggunakan microsoft
Jawa Tengah. Kontur terendah daerah excel agar dapat dianalisis dalam software
penelitian berada pada ketinggian 62 mdpl dan surpac.
kontur tertinggi daerah penelitian berada pada Data sekunder yang digunakan dalam
ketinggian 140 mdpl. Daerah penelitian yang penelitian ini yaitu data topografi yang
digambarkan melalui peta topografi yang diperoleh dari PT. Solusi Bangun Indonesia
mempunyai kontur interval 1 m. Desa Tahunan Tbk. Cilacap Plant. Data topografi digunakan
merupakan daerah dengan kontur berbukit untuk menggambarkan elevasi dari permukaan
apabila dilihat dari kondisi lapangannya. daerah penelitian yang digambarkan dengan
Pengamatan yang dilakukan secara garis-garis kontur. Data ini selanjutkan akan
visual dilapangan menunjukkan bahwa, deposit diolah ke dalam surpac. Pada penerapan sistem
batugamping yang tersingkap di PT. Solusi penambangan terbuka, dalam hal ini quarry
Bangun Indonesia menunjukkan warna putih, batugamping maka topografi harus dimasukkan
dengan penyebaran luas, dengan tekstur pada block model sebagai batas atas
beragam kasar dan halus, dengan ketebalan penambangan. Batas topografi disesuaikan
deposit komoditas tambang tersebut tidak dengan batas quarry batugamping itu sendiri.
merata. Kondisi yang lain adalah bahan galian 4.4. Pengolahan Data
gamping tersebut dibagian atas sifatnya lunak,
sedangkan makin ke arah bawah menjadi Metode analisis yang digunakan dalam
semakin keras. Di beberapa tempat terlihat penelitian ini yaitu metode analisis kuantitatif.
permukaan gamping berwarna kekuningan, hal Metode kuantitatif adalah pendekatan yang
ini disebabkan oleh adanya pengotor. dilakukan dengan cara pencatatan dan
penganalisaan data hasil penelitian secara
4.3. Pengumpulan Data eksak.
Data yang dikumpulkan pada penelitian Analisis kuantitatif yang digunakan
ini dibagi menjadi 2 (dua), data primer dan data adalah mengelompokkan data berdasarkan
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh variabel atau parameter yang digunakan pada
dari penelitian atau pengukuran langsung perencanaan tambang. Selanjutnya dilakukan
sedangkan data sekunder adalah data yang tabulasi untuk menempatkan data dalam
sudah ada, seperti data logging bor, dan data bentuk tabel dengan cara membuat tabel yang
geokimia batuan. Pengamatan lapangan berisi data yang akan dianalisis dengan
bantuan perangkat lunak yang berbasis pada
teknologi informasi yaitu menggunakan digunakan berupa data topografi Quarry XIII
Surpac versi 3.6.2. Dalam penelitian ini, dari PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Cilacap
teknologi yang digunakan adalah teknologi Plant dalam format file (.dwg) yang telah
pemodelan 3D (tiga dimensi). Data yang sudah dibuat pada perangkat lunak Auto-CAD. Data
terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan topografi menunjukkan bentukan morfologi
data sebagai berikut: dari lokasi penelitian yang akan dihitung
cadangan batugampingnya sehingga data ini
1. Pembuatan Peta Geologi Quarry XIII
digunakan sebagai batas atas perhitungan
Pembuatan peta geologi menggunakan
cadangan batugamping dari daerah penelitian.
data dari PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk. Selanjutnya dari tersebut dilakukan proses
Cilacap Plant berupa kontur, yang selanjutnya pembuatan DTM (Digital Terrain Model)
data tersebut diolah menggunakan software menggunakan pada perangkat lunak surpac.
Arcgis untuk dijadikan peta geologi. DTM merupakan bentuk pemodelan tiga
dimensi (3D) dari data topografi yang masih
2. Pengolahan Data Bor (Logging Bor)
dalam bentuk dua dimensi (garis-garis kontur)
Pengolahan data bor dimulai dengan yang berguna dalam pembuatan pemodelan
membuat suatu basis data dalam microsoft lokasi penelitian.
excel yang akan dijadikan sebagai data
5. Pembuatan Block Model
masukkan (input) kedalam perangkat lunak
Surpac untuk membuat rekonstruksi data Block Model adalah data yang
diinterpretasikan secara visual sebagai box
bawah permukaan. Data bor dibagi sesuai
atau kotak 3 dimensi. Di dalam kotak tersebut
dengan parameternya masing-masing menjadi masih terdapat kotak- kotak yang berukuran
data collar, survey, assay, dan geology. lebih kecil yang disebut sebagai blok. Setiap
blok nantinya akan diisi data yang tersimpan
3. Pembuatan Database Geologi (Geological dalam database.
Database)
Database geologi adalah database yang Pada desain quarry, block model
berisi data bor berupa data collar, survey, diperlukan untuk mengetahui daerah
assay, dan geology untuk membuat penyebaran batugamping. Ukuran dari tiap
rekonstruksi data bor tersebut. Database blok dalam suatu block model disesuaikan
geologi merupakan data awal yang digunakan dengan dimensi jenjang yang dikehendaki PT.
dalam perhitungan cadangan batugamping. Solusi Bangun Indonesia Tbk Cilacap Plant,
Pemodelan cadangan batugamping dapat yakni panjang jenjang 25 meter, lebar jenjang
terbentuk apabila data bor sudah dimasukkan 25 meter, dan tinggi jenjang 10 meter,
ke dalam perangkat lunak Surpac dalam sehingga dimensi tiap blok dalam block model
format basis data yang dapat dibaca oleh ini menunjukkan dimensi tersebut yang sesuai
Surpac. Database geologi berguna untuk dengan desain quarry yang diharapkan.
membuat rekonstruksi data bawah permukaan 6. Pembuatan Block Model Attribute
Proses pengumpulan dan penyusunan data
Attribute merupakan nilai-nilai assay atau
bor harus dilakukan dengan teliti dikarenakan
informasi dalam tiap-tiap blok yang
dalam proses input data tersebut akan dibaca
dimasukkan ke dalam block model. Sehingga
oleh Surpac dan apabila terdapat data yang
tiap blok dalam block model akan memiliki
salah (format/angka atau huruf yang tidak
nilai kadar kimia yang sesuai dengan data
sesuai) maupun kesalahan input data dalam
yang telah di-input dalam data assay dimana
Surpac maka database akan ditolak dan tidak
data tersebut akan digunakan dalam
dapat terbentuk. Pembuatan database geologi
perhitungan cadangan. Nilai dari attribute
akan menghasilkan report dalam bentuk
yang dimasukkan dalam block model
notepad yang menunjukkan data-data yang
disesuaikan dengan standar yang ditetapkan
diterima (inserted) dan ditolak (rejected).
oleh PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk yaitu
Database geologi berhasil terbentuk apabila
sudah tidak ada data yang ditolak. untuk CaO minimum 48%, MgO maksimum
1,8% dan Al2O3 maksimum 1,5%.
4. Pengolahan Data Topografi
7. Pembuatan Constraint
Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data topografi. Data Dalam pembuatan pemodelan suatu
topografi sejumlah 37.519 buah yang endapan mineral, dalam penelitian ini yakni
Quarry batugamping dibutuhkan suatu
pembatas. Pembatas ini diperlukan apabila perhitungan cadangan. Estimasi yang
dalam 1 (satu) lokasi bahan galian memiliki dilakukan pada perhitungan cadangan
beberapa karakteristik, atau untuk memisahkan batugamping ini menggunakan metode inverse
antar bagian dari 1 (satu) block model. distance weighted (idw). Inverse distance
Constraint merupakan batas atas dan batas weighted merupakan metode interpolasi
bawah dari cadangan batugamping yang akan dengan asumsi nilai interpolasi akan lebih
dihitung. Constraint ini bisa berupa surface, mirip pada data sampel yang dekat daripada
DTM, solid, closed string dan block attribute yang lebih jauh. Bobot (weight) akan berubah
value. secara linear sesuai dengan jaraknya dengan
Constrain yang dibuat menggambarkan data sampel. Dengan sifat batugamping yang
kondisi morfologi daerah penelitian sehingga homogen sehingga metode ini digunakan pada
pada constraint type dipilih file DTM topografi penelitian ini. Metode ini memiliki kelebihan
yang telah dibuat sebelumnya sebagai batas yaitu dapat mengha silkan hasil dengan cepat
atas constraint. Untuk constraint kedua yaitu dan memiliki keakuratan yang cukup baik,
sebagai batas bawah, pada PT. Solusi Bangun sedaangkan kekurangannya adalah apabila
Indonesia Tbk. Cilacap Plant menerapkan data sampel yang diambil sedikit dan tidak
maksimal penambangan pada level 10 mdpl tersebar maka akan mempengaruhi kekauratan
sehingga level 10 mdpl digunakan sebagai dari hasil.
batas bawah dari Quarry XIII yang akan
Perhitungan cadangan pada model blok
dihitung cadangan batugampingnya. Setelah
di awali dengan pembobotan dan estimasi
dilakukan pemotongan batas atas dan batas
berdasarkan kadar kimianya. Standar yang
bawah dari block model Quarry XIII
digunakan PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk.
dihasilkan block model constraint yang
merupakan hasil dari pemodelan akhir Quarry Cilacap Plant yaitu CaO minimum 48%, MgO
XIII. maksimum 1,8% dan untuk Al2O3 maksimum
1,5%, sehingga batugamping akan dihitung
8. Pembuatan Composite volumenya merupakan batugamping yang
Composite merupakan data dalam memenuhi ketiga parameter tersebut.
perangkat lunak surpac yang menunjukkan
data-data permukaan dalam bentuk string file 4.5.2 Membuat Block Model Report
maupun titik. Composite menunjukkan data Setelah proses estimasi selesai, proses
assay (data geokimia) dan survey (orientasi selanjutnya yaitu membuat block model report.
bor) yang ditampilkan dalam bentuk sebuah Block model report merupakan laporan hasil
string file. Pembuatan composite dilakukan perhitungan cadangan berdasarkan hasil
karena data ini dibutuhkan dalam proses estimasi sehingga akan diketahui jumlah
estimasi cadangan dimana string file tersebut cadangan batugampingnya. Hasil dari
akan menjadi salah satu input (masukan) yang perhitungan cadangan batugamping menjadi
digunakan dalam estimasi cadangan. acuan dari perencanaan tambang yang akan
4.5. Tahap Interpretasi Data dilakukan. Berdasarkan dari hasil perhitungan
Tahap interpretasi data dimulai dengan cadangan tersebut selanjutnya dilakukan
estimasi cadangan batugamping menggunakan perhitungan umur tambang batugamping
metode Inverse Distance Weight (IDW) Quarry XIII tersebut.
terhadap block model constraint yang 4.5.2.1 Data Bor dan Data
mempresentasikan bentuk endapan Geokimia
batugamping Quarry XIII yang divisualkan
dalam bentuk blok-blok yang dibatasi oleh data Data logging bor yang sudah
topografi sebagai batas atas dan batas bawah dipisahkan menjadi 4 (empat) data berupa
dari standar penambangan yang ditetapkan PT. tabel pada microsoft excel yang disimpan
Solusi Bangun Indonesia Tbk. Cilacap Plant dalam format csv, yang terdiri atas data collar,
yaitu pada level 40 mdpl. survey, assay, dan geology selanjutnya
dilakukan analisis menggunakan surpac. Hal
4.5.1 Melakukan estimasi tersebut dilakukan untuk membuat suatu basis
Dalam pekerjaan perhitungan cadangan data (database) logging bor dengan format
batugamping, hal yang paling penting yaitu basis data yang telah dibuat terlebih dahulu
melakukan estimasi geostatistika yang dalam perangkat lunak Surpac. Data collar
dilakukan untuk melakukan interpolasi dari berupa data koordinat bor yang memiliki data
fitur-fitur yang dikehendaki dalam proses yang terdiri atas: nama titik bor, koordinat titik
bor (x, y, z), dan kedalaman level akhir titik
bor. Data survey berupa data kemiringan bor topografi yang digunakan merupakan data
dan data kedalaman bor, serta data assay topografi aktual yang diperoleh dari
berupa data geokimia batuan dan data geology Departemen Quarry PT. Solusi Bangun
berupa data litologi batuan per kedalaman Indonesia Tbk Cilacap Plant. Data ini
lubang bor. Data collar dan survey diolah dari dibutuhkan sebagai batas atas dari model blok
data bor sedangkan data assay dan geology batugamping Quarry XIII pada pengolahan
diolah dari data geokimia dan litologi. Data program Surpac sehingga diperoleh batas atas
tersebut merupakan data awal yang akan yang valid yang menunjukkan kondisi aktual
digunakan untuk membuat database geologi lokasi penelitian yang akan dihitung cadangan
pada software Surpac yang merupakan proses batugampingnya. Data topografi yang
awal dari perhitungan cadangan batugamping digunakan berupa file dalam format perangkat
yang akan dilakukan. Data survey masing- lunak AutoCAD topografi Quarry XIII dari
masing berjumlah 20 yang menunjukkan PT. Solusi bangun Indonesia Tbk Cilacap
jumlah titik bor yang digunakan sebanyak 20 Plant.
titik, serta pada data assay dan geology Data kontur tersebut selanjutnya
masing-masing berjumlah 20 yang dikonversikan menjadi file string agar dapat
menunjukkan jumlah litologi dan kadar diolah dalam perangkat lunak surpac. Dari file
geokimia batuan per kedalaman tertentu string tersebut harus dikonversikan lagi
sebanyak 20 buah. menjadi file DTM (Digital Terrain Model).
DTM merupakan bentuk pemodelan tiga
dimensi, sehingga dari data DTM tersebut
diperoleh bentuk visual secara tiga dimensi
(3D) dari data topografi. File DTM tersebut
selanjutnya dapat digunakan sebagai variabel
untuk memotong block model untuk menjadi
batas atas pemodelan 3D cadangan
batugamping Quarry XIII Nusa Kambangan
(Lampiran G).
Gambar 4.1
Report Database Perhitungan cadangan batugamping
Quarry XIII dihitung dengan batas atas berupa
Setelah database geologi terbentuk data topografi yang menggambarkan morfologi
selanjutnya dilakukan rekonstruksi data sesungguhnya daerah penelitian dan untuk
logging bor agar dapat digunakan untuk batas bawah cadangan batugamping yang akan
membuat pemodelan titik bor. Rekonstruksi dihitung menggunakan standar dari PT. Solusi
diawali dengan visualisasi data logging bor Bangun Indonesia Tbk. Cilacap Plant yang
agar dapat diketahui secara visual persebaran menerapkan batas bawah penambangan pada
titik bor daerah penelitian. level 40 mdpl. Sehingga variabel yang
dijadikan batas bawah dari pemodelan yang
dibuat adalah nilai z pada level 40 mdpl.
4.5.2.3 Pembuatan Pemodelan Quarry
XIII
Pemodelan merupakan tahapan awal
sebelum melakukan estimasi kadar yang
berlanjut ke estimasi cadangan batugamping.
Dari database geologi yang telah terbentuk
selanjutnya dibuat pemodelan 3D
menggunakan fitur block model untuk
Gambar 4.2 memodelkan informasi-informasi geologi yang
Persebaran Titik Bor telah diinput menjadi database geologi
(geological database) ke dalam bentuk unit-
4.5.2.2 Data Topografi unit model blok yang dinamakan cell/block.
Selain data lubang bor dan data
geokimia, digunakan juga data topografi. Data Dimensi ukuran-ukuran blok pada
block model merupakan fungsi geometri
topografi merupakan data yang berisikan
tentang informasi yang menggambarkan endapan dan disesuaikan dengan sistem
penambangan yang digunakan. Unit-unit
keadaan morfologi daerah penelitian. Data
cell/block pada penelitian ini disesuaikan Metode yang digunakan dalam
dengan ukuran jenjang yang telah ditentukan estimasi cadangan batugamping pada
yaitu panjang jenjang 25 meter, lebar jenjang penelitian ini yaitu menggunakan metode IDW
25 meter, dan tinggi jenjang 10 meter sesuai (Inverse Distance Weighted). Metode ini
dengan standar yang dikehendaki PT. Solusi menggunakan asumsi nilai interpolasi akan
Bangun Indonesia Tbk Cilacap Plant, sehingga lebih mirip pada data sampel yang dekat
dihasilkan block model sebagai berikut daripada yang lebih jauh. Bobot (weight) akan
berubah secara linear sesuai dengan jaraknya
Pembuatan block model berguna dengan data sampel.
untuk mengetahui besarnya jumlah cadangan.
Pada software surpac endapan batugamping Setelah dilakukan estimasi
dianggap homogen karena sifatnya yang menggunakan IDW (Inverse Distance Weight)
menebal ke atas dan tidak diganggu oleh selanjutnya akan diperoleh hasil dalam bentuk
adanya kemunculan litologi lain yang dapat report yang ditampilkan di notepad. Hasil
dilihat dari data geokimia, tidak seperti pada estimasi merupakan hasil akhir dari proses
endapan bijih yang persebarannya setempat- pembobotan terhadap data kimia pada tiap
setempat sehingga mempermudah proses blok-blok dalam model blok Quarry XIII dan
pengolahannya. Karena dianggap homogen proses perhitungan cadangan batugamping
maka input yang dimasukan ke dalam litologi berdasarkan parameter yang telah ditentukan.
dalam data geology tidak dipisahkan antara Dalam membuat report perhitungan cadangan,
litologi batugamping dan batugamping dimasukkan nilai berat jenis (spesific gravity)
dolomitan, selama batugamping ataupun batugamping pada daerah penelitian yang
batugamping dolomitan tersebut memiliki nilai diperoleh dari data Departemen Quarry PT.
kadar CaO, MgO, dan Al2O3 yang Solusi Bangun Indonesia Tbk Cilacap Plant
dikehendaki dalam perhitungan cadangan Plant yakni sebesar 2,3. Nilai dari berat jenis
maka secara otomatis batuan tersebut akan batugamping yang dimasukkan akan
mempengaruhi hasil perhitungan cadangan
masuk ke dalam perhitungan total cadangan.
batugamping untuk menghasilkan jumlah
Setelah block model terbentuk tonase batugampingnya. Berdasarkan hasil
dilanjutkan dengan pembuatan constraint. perhitungan cadangan batugamping Quarry
Constraint adalah batas atas dan batas bawah XIII Nusa Kambangan diperoleh volume atau
dari cadangan batugamping yang akan tonase hasil perhitungan sisa cadangan dengan
dihitung. Penelitian ini menggunakan batas menggunakan surpac versi 6.3.2 pada Quarry
atas berupa data topografi Quarry XIII, 3
XIII yaitu sebesar 29.462.500 m atau
sehingga untuk membuat batas atas dari
67.763.750 ton.
pemodelan quarry batugamping daerah
penelitian dilakukan pemotongan block model
dengan atribut berupa data DTM topografi
yang telah dibuat sebelumnya. Sedangkan
untuk membuat batas bawah atribut yang
digunakan untuk membuat constraint yaitu
berupa nilai z =40 m yang sesuai dengan
standar yang dikehendaki PT. Solusi Bangun
Indonesia Tbk Cilacap Plant. Pemodelan
Quarry XIII hasil constraint ditunjukkan pada
gambar di Lampiran H.
4.5.2.4 Perhitungan Cadangan
Batugamping Quarry XIII Gambar 4.3
Report Block Model Quarry XIII
Perhitungan cadangan batugamping
dimulai dengan melakukan ektraksi data assay 4.5.2.4 Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan
ke dalam cell/block yang tiap cell/block Cadangan
tersebut akan memiliki kadar CaO, MgO, dan Klasifikasi dilakukan berdasarkan SNI
Al2O3 yang berbeda sesuai dengan nilai pada 4726 tahun 2011 tentang Pelaporan Sumberdaya
masing- masing data assay. Setelah proses dan cadangan Mineral.
ekstrak data selesai, dilanjutkan dengan proses Kuari XIII memiliki luas sebesar 40 Ha
estimasi cadangan. dan memiliki 20 lubang bor, sehingga 1 lubang
bor mewakili masing-masing 2 Ha dari total dilakukan dengan memperhatikan faktor
luas kuari. keamanan dan keselamatan kerja.
√ 20000 m2 =141,4 m. Jadi antar
lubang bor memiliki jarak 141,4 m menurut
Spero Carras, batugamping termasuk ke
golongan A yaitu simple atau sederhana.

Tabel 4.1
Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi

Gambar 4.4
Rencana Sequence Penambangan
V. PEMBAHASAN
Pembahasan mengenai hasil eksplorasi
yang meliputi sumberdaya dan cadangan
batugamping, pada estimasi sumberdaya dan
cadangan ini menggunakan metode IDW
4.5.2.4 Sequence Penambangan (Inverse Distance Weight). Hal ini untuk
Sequence penambangan bertujuan menentukan kuantitas cadangan batugamping
untuk mengetahui estimasi atau perkiraan yang berada di daerah penelitian yang sesuai
cadangan yang akan ditambang setiap dengan kriteria batugamping yang diinginkan
tahunnya. Sequence penambangan dapat oleh PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Cilacap
mengetahui daerah mana saja yang perlu Plant.
ditambang dan bentuk pit yang harus dibuat, Estimasi sumberdaya dan cadangan
karena sudah diperhitungkan sebelumnya di dengan menggunakan metode IDW
Sequence penambangan. menggunakan software Surpac 6.3.2
dimaksudkan agar mendapatkan hasil yang
Sequence penambangan dilakukan lebih relevan dan dapat melihat kualitasnya
dengan menganalisa peta kontur yang tersedia sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan
menggunakan software Autocad . dari perusahaan tersebut.
Menggunakan target produksi sebesar 4 juta
ton per tahun, proses penambangan di Quarry 5.1. Estimasi Sumberdaya dan Cadangan
XIII dilakukan secara bertahap mengingat dengan Metode IDW
bahwa Quarry XII masih aktif berjalan sebagai Menggunakan metode IDW pada
Quarry Produksi. Software Surpac 6.3.2 memiliki keuntungan
Target produksi dari Quarry XIII yaitu dapat memproses hasil dengan cepat dan
dimulai dari 10% target produksi atau sekitar memiliki keakuratan yang cukup baik karena
400.000 ton pertahun dan pertahun target data yang dihasilkan tidak melebihi nilai
produksinya semakin lama semakin naik maksimum dan tidak kurang dari nilai
sehubungan dengan Quarry XII yang semakin minimum data sampel, sedangkan metode IDW
lama sudah habis cadangannya. Hal ini memiliki kekurangan jika data sampel yang
dilakukan karena pada tahun 2021 Quarry XII diambil tidak cukup banyak dan tersebar, maka
masih aktif beroperasi sehingga peran Quarry hasilnya kurang akan kurang akurat. Langkah
XIII hanya sebagai kuari pendukung sebelum awal adalah dengan membuat block model lalu
menjadi kuari utama pada tahun 2045. selanjutnya menggunakkan kontur sebagai batas
Kegiatan ini dilakukan beberapa tahun atas dari block model tersebut dan
sebelum Quarry XII habis dikarenakan agar menggunakan ketinggian 40 m sebagai batas
mempersiapkan Quarry XIII. bawah dari block model. Hal ini memiliki arti
bahwa akan dilaksanakan penambangan pada
Rencana Sequence penambangan kontur dari atas sampai dengan ketinggian 40 m
dilakukan sebagai acuan dalam kegiatan diatas permukaan laut dengan hasil akhir
penambangan setiap tahunnya. Terdapat faktor permukaan datar pada elevasi 40 m diatas
utama dalam melakukan Sequence permukaan laut. Pada batas atas menggunakan
penambangan yaitu faktor geologi dan alam, data topografi dari kuari XIII sehingga
faktor ketersediaan alat dan tenaga kerja, serta menghasilkan suatu bangun yang dapat dihitung
faktor biaya operasi. Sequence penambangan
volumenya. Dari hasil analisis didapatkan tahun ke 17 Quarry XIII sudah mengalami
3 penurunan produksi batugamping sehingga
bahwa cadangan sebesar 29.462.500m atau
dibutuhkan kuari baru yaitu Quarry IV yang
67.763.750 ton. Cadangan ini adalah cadangan
digunakan untuk menunjang produksi
yang sudah sesuai dengan kriteria batugamping
batugamping.
dari PT. Solusi Bangun Indonesia yang sudah
Rencana Sequence penambangan
ditetapkan.
dilakukan sebagai acuan penambangan setiap
tahunnya dengan memperhatikan 3 faktor yaitu
Berdasarkan kondisi topografi pada faktor geologi atau alam, faktor ketersediaan
areal IUP Operasi Produksi PT. Sari Bhumi alat dan tenaga kerja, serta faktor biaya operasi.
Khatulistiwa, maka metode penambangan yang Rencana penambangan dapat dilakukan tanpa
tepat menggunakan metode side hill quarry harus melakukan Blending pada hasil
type. Hal ini dikarenakan batu andesit diambil penambangan karena seluruh batugamping yang
hanya pada satu lereng bukit, dan berdasarkan ada memiliki kadar yang sesuai dengan kriteria
jalan masuk (Acces road) ke front penambangan PT. Solusi Bangun Indonesia.
termasuk jalan masuk langsung ke Rencana Sequence penambangan
penambangan. dilakukan dimulai dengan memotong bukit
sebelah timur, hal ini dilakukan karena target
5.2. Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan produksi dari tahun 1 Quarry XIII belum terlalu
Cadangan banyak sehingga memotong bukit tersebut
sudah cukup untuk memenuhi target produksi.
Klasifikasi sumbedaya mineral adalah Alasan lain memotong bukit di sebelah timur
suatu proses pengumpulan, penyaringan serta karena dari sebelah timur terdapat jalan
pengolahan data dan informasi dari suatu tambang dari Quarry XII sehingga
endapan mineral untuk memperoleh gambaran memudahkan dari segi transportasi. Tahun
yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan selanjutnya proses penambangan dilakukan di
kriteria: keyakinan geologi, dan kelayakan sekitar bukit tersebut lalu meluas ke area lain di
tambang. Kriteria keyakinan geologi didasarkan dalam Quarry XIII.
pada tahap eksplorasi yang meliputi survei
tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan VI. KESIMPULAN DAN SARAN
eksplorasi rinci. 6.1. Kesimpulan
Klasifikasi berdasarkan Spero Carras,
Berdasarkan hasil penelitian dan
batugamping termasuk golongan A yaitu simple
pembahasan yang telah dilakukan untuk
atau sederhana dan berdasarkan SNI 4726 tahun
mengetahui besar potensi sumberdaya dan
2011 didapatkan bahwa jarak antar lubang bor
cadangan batugamping di PT. Solusi Bangun
sebesar 141,4 m, maka dapat di klasifikasikan
Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai
sebagai cadangan terukur karena jarak antar
berikut:
lubang bor di bawah 500 m.
1. Penaksiran sumberdaya dan
5.3. Estimasi Umur Tambang Quarry XIII cadangan batugamping di daerah penelitian
Setelah mendapatkan cadangan dengan menggunakan metode IDW volume
batugamping di Quarry sebesar 67.763.750 ton, 3
sumberdaya sebesar 29.462.500m atau
maka dapat menentukan umur tambang dari
67.763.750 ton
Quarry XIII yaitu selama 25 tahun. Hal ini
2. Kuari XIII diklasifikasikan berdasarkan
didapatkan dengan cara mengetahui jumlah
Spero Carras dan SNI 4726 tahun 2011
produksi tahunan batugamping, tahun pertama
sebagai cadangan terbukti
dari Quarry XIII masih memproduksi dalam
3. Berdasarkan target produksi maka umur
jumlah sedikit dikarenakan Quarry XII masih
tambang Kuari XIII akan berlangsung selama
aktif beroperasi, sehingga Quarry XIII hanya
kurang lebih 25 tahun.
dijadikan sebagai quarry penunjang. Quarry
XIII baru aktif sebagai quarry utama mulai pada
6.2. Saran
tahun ke 6 karena sudah menjadi penghasil
1. Perlu dicoba melakukan estimasi
batugamping dominan dibanding Quarry XII
cadangan dengan metode lain selain
meskipun belum 100% sebagai kuari utama dari
menggunakan IDW agar dapat saling
produksi batugamping di PT. Solusi Bangun
membandingkan.
Indonesia Cilacap dan bertindak sebagai
2. Perlu dilakukan perhitungan cadangan
penghasil 100% batugamping pada tahun ke 9 .
batugamping pada calon kuari baru sedini
Keadaan ini bertahan selama 8 tahun, pada
mungkin, sebaiknya setengah umur kuari Terbuka”, Jurusan Teknik
sebelumnya sudah mulai menghitung estimasi Pertambangan Universitas
cadangan kuari baru agar dapat merencanakan Pembangunan Nasional “Veteran”
produksi ke depannya dengan baik. Yogyakarta, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, “Pedoman Pelaporan


Eskplorasi, Sumberdaya, dan
Cadangan Mineral”, Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.

Anonim, 2018, “Laporan Eksplorasi PT.


Solusi Bangun Indonesia”, PT
Sinar Asia Fortuna, Kabupaten
Rembang.

Anonim, 2016, Statistik Daerah Kecamatan


Sale 2016, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Rembang, Kabupaten
Rembang.

Bargawa, W. S., 2017, Perencanaan


Tambang, Edisi ketujuh Prodi
Teknik Pertambangan, UPN
“Veteran” Yogyakarta.

Carras, S., 1984, “Sampling Evaluation And


Basic Principles Of Ore Reserve
Estimation”, Carras Mining &
Associates. Unpiblished
Hustrulid, W., dan Kutcha, M., 1995, Open Pit
Planning and Design Volume 1-
Fundamentals, A. Balkema,
Rotterdam.
Munir, R., 2006, “Kriptografi”, Informatika
Bandung, Bandung.

Popoff, C. C., 1966, “Computing Reserves of


Mineral Deposit Principles and
Conventional Methods”, US.
Department of the Interior. Bureau
of Mines.

Rauf, A., 1998, “Perhitungan Cadangan


Endapan Mineral”, Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta, Yogyakarta.

Rauf, A., 1999, “Eksplorasi Tambang”,


Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta,
Yogyakarta.

Setyowati, I., dan Widodo P., 2017, “Buku


Panduan Praktek Tambang

Anda mungkin juga menyukai