Anda di halaman 1dari 9

TANGGAPAN MATERI

Oleh:

Nama : Muhammad Harizaldo


NIM : ACB 118 018
Mata Kuliah : Telaah Kurikulum Fisika 2
Hari/tanggal : Jum’at, 07 Mei 2021
Dosen Pengampu : Dr. Andi Bustan, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2021
Materi 1: EFEK FOTOLISTRIK (JESICA SEPTIANA)

Ketika munculnya gagasan kuantisasi energi cahaya yang digagas Planck, Einstein secara
cepat mengaplikasikannya gagasan kuantisasi cahaya dalam peristiwa efek fotolistrik. Efek
fotolistrik itu sendiri menjelaskan prilaku cahaya yang dianggap sebagai pertikel ketika
bertumbukan dengan elektron-elektron dalam logam. Suatu sketsa peristiwa efek fotolistrik dapat
dilihat seperti pada gambar di bawah ini.

Ketika suatu cahaya mengenai permukaan logam, partikel cahaya yang disebut foton
mempunyai energi yang bersesuaian dengan frekuensinya akan memberikan seluruh energinya
pada elektron yang ditumbuknya. Satu foton hanya berinteraksi dengan satu elektron. Itu artinya
jika energi satu foton yang diberikan cukup untuk mengeluarkan satu elektron, satu elektron akan
keluar dari permukaan logam. Secara matematis hubungan energi tersebut dapat dituliskan:

E foton=Eambang + E K elektron

hf =h f 0 + eV

Dari persamaan di atas h menunjukkan konstanta Planck, f merupakan frekuensi cahaya yang
menyinari, fo merupakan frekuensi ambang logam yang disinari, e menunjukkan muatan
elektron, dan V menunjukkan potensial henti elektron. Potensial henti merupakan tegangan yang
diperlukaan agar elektron yang keluar dari permukaan logam terhenti geraknya. Grafik hubungan
energi elektron dengan frekuensi cahaya dapat digambarkan pada gambar di bawah ini.
Keterangan:

W0 = Energi ambang atau fungsi kerja


EKmaks
f0 = frekuensi ambang

f = frekuensi foton

E = Energi foton

EKmaks = Eneergi kinetik maksimum

Grafik (a) menjelaskan bagaimana frekuensi cahaya yang menyinari logam mempengaruhi
energi kinetik elektron. Ketika energi cahaya lebih besar dari energi ambang, pengubahan
frekuensi cahaya menjadi lebih tinggi tentunya akan meingkatkan kelajuan elektron yang keluar
dari permukaan logam karena energi kinetiknya bertambah. Grafik (a) juga menjelaskan Grafik
memotong sumbu frekuensi (f) pada frekuensi ambang ( f0 ). Jika grafik tersebut
diekstrapolasikan (garis putus-putus gradien) ke sumbu energi kinetik maksimum (EK maks),
diperoleh energi ambang W. Gradien dari grafik tersebut tidak lain adalah konstanta
Planck (h). Grafik ini juga menunjukkan bahwa efek fotolistrik terjadi untuk  f  ≥ f0 .

Pada saat frekuensi foton (f) melebihi frekuensi ambang (f0), maka elektron akan lepas.
Syarat elektron lepas yang pertama adalah frekuensi foton (f) harus lebih besar dari frekuensi
ambang (f0). Maka (f > f0).
Gradien ini kita tulis m=tan θ=kosntanta planck

Maka,
EKmaks
h=tan θ
depan
tanθ artinya depan per samping, maka

samping
E k maks
h= , maka kalau kita kalikan silang
f −f 0

h ( f −f 0 )=E k maks

E k maks=hf −h f 0

Materi 2: GELOMBANG CAHAYA (MIFTA MAHMUDAH)

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas


(spektrum optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut gelombang
elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya. Tidak ada batasan
yang eksak mengenai spektrum optik tersebut, akan tetapi mata normal manusia dapat
menerima/merasakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400
sampai 700 nm (yang kita sebut sebagai cahaya tampak).
Selain cahaya adalah gelombang, cahaya juga dapat dikatakan terdiri dari partikel yang
disebut foton. Arah getar cahaya tegak lurus terhadap arah rambatnya, jadi gelombang cahaya
dikategorikan sebagai gelombang transversal.

Dari gambar di atas, kita bisa tahu bahwa isi dari cahaya tampak adalah gelombang
elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata kita seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan
ungu. Cahaya yang memiliki Panjang gelombang terbesar adalah merah dengan Panjang
gelombang 620 nm hingga 750 nm. Sedangkan cahaya yang memiliki panjang gelombang
terkecil adalah ungu, 380 nm hingga 450 nm.

Sifat Gelombang Cahaya

Gelombang cahaya memiliki empat karakteristik utama, yaitu:

1. Dispersi Cahaya

Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi


komponennya yaitu cahaya monokromatik. Dispersi akan terjadi saat cahaya putih melewati
medan pembias. Kita dapat mengamati sifat cahaya ini dengan menggunakan prisma sebagai
medan pembias. Pada prisma, cahaya yang masuk akan mengalami pembiasa dua kali, yakni
saat masuk ke prisma dan saat keluar ke prisma.
Pelangi merupakan salah satu contoh dispersi cahaya yang dapat kita amati secara alami.
Air hujan membiaskan cahaya matahari sehingga cahaya terdispersi menjadi berbagai cahaya
tampak yang kita sebut sebagai pelangi.

2. Interferensi Cahaya

Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau


lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain. Interferensi cahaya pada celah
ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya dari cahaya yang melalui kedua celah tersebut.
Ketika sebuah sumber cahaya yang sama persis frekeuensi dan panjang gelombangnya
melewati dua buah celah, maka akan terjadi superposisi yang menyebabkan munculnya garis-
garis gelap dan terang pada layar.

Karena superposisi gelombangnya memiliki sudut interferensi, persamaannya dapat


ditulis sebagai:

d . sinθ=m . λ

Perhatikan gambar diatas, jika sudut nya sangat kecil ( ) sehingga nilai sin θ 
sebesar y/l, maka persamaannya menjadi:

Untuk pita terang:


y
d =m. λ
l

Untuk pita gelap:

y 1
d
l (
= m− . λ
2 )
Jadi isi dari cahaya tampak adalah ada warna merah, jingga, kuning, hijau, biru,
dan ungu. Dan sudut terbentuk karena superposisi gelombangnya memiliki sudut
interferensi.

3. Materi 3: GELOMBANG BUNYI (RIOS DOMINGGUS MANALU)

Dari mana dapat lambda ( λ) sama dengan ½ ( λ)?

Gelombang ransversal merupakan gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan
arah rambatnya. Gelombang transversal berbentuk bukit dan lembah. Contoh penampakan
gelombang transversal dalam kehidupan sehari-hari adalah gelombang pada air yang beriak,
gelombang ombak di laut, dan gelombang pada tali yang dimainkan. Berikut bagian-bagian
gelombang transversal.

Gambar di atas adalah sebuah gelombang transversal dengan jumlah gelombangnya satu (1).

Keterangan: A-B-C = Bukit gelombang

A-D-E = lembah gelombang


B-X = amplitudo gelombang

D-Y = amplitudo gelombang

B-X = D-Y

A-B-D = setengah (1/2) gelombang (0,5)

C-D-E = setengah (1/2) gelombang (0,5)

A-B-C-D-E = satu gelombang

jumlah gelombang biasa disimbolkan dengan huruf n (n)

Satu gelombang pada gelombang transversal adalah satu bukit dan satu lembah.

Perlu di ingat-ingat, kalau satu bukit artinya setengah gelombang demikian juga kalau satu
lembah artinya setengah gelombang.

Pembahasan

No Gambar Gelombang Keterangan


.

1 Pada gambar tersebut ada


satu bukit dan satu
lembah. Jadi ada satu
gelombang transversal.
2 Ada satu bukit, satu
lembah, dan satu bukit.
jadi setiap bukit memiliki
nilai 1/2 gelombang. Jadi
jumlah gelombangnya
ada 1 1/2 gelombang (1,5
gelombang).

3 Ada dua bukit dan dua


lembah jadi ada  2
gelombang transversal.

Anda mungkin juga menyukai