Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat atas kehadirat allah Swt. Atas rahmat dan
anugrah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“RUMAH SAKIT” ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita yakninya nabi Muhammad Saw. Yang telah
menunjukan kita jalan yang lurus berupa agama islam dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermnfaat
bagi para pembaca, kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini
agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar , makalah yang kami
buat ini masih banyak terdapat kekurangan.

Padang,11 oktober 2019

Michel hafiq
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG.............................................................................................1

1.2.RUMUSAN MASALAH........................................................................................1

1.3.TUJUAN.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1.SEJARAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA

2.2.PERKEMBANGAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT

2.3.PENGERTIAN RUMAH SAKIT

2.4.JENIS JENIS RUMAH SAKIT

2.5.TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT

2.6.KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

2.7.MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI INDONESIA

BAB III PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien
harus mengutamakan pelyanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
(undang-undang tentang kesehatan dan rumah sakit pasal 29b UU No.44/2009). Pasien
sebagai pengguna pelayanan kesehatan berhak memperoleh keaman keselamatan dirinya
selama dalam perawatan rumah sakit (undang-undang tentang kesehatan dan rumah sakit
pasal 32n UU No.44/2009).

Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting yang terkait di rumah
sakit yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas keshatan, keselamatan
bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak pada pencemaran linkungan dan
keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Lima
aspek keselamatan tersebut penting untuk di laksanakan, namaun harus diakui kegiatan
institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1.Jelaskan sejarah rumah sakit di indonesia ?


2.jelaskan perkembangan manajemen rumah sakit ?
3.apa pengertian rumah sakit ?
4.apa jenis-jenis rumah sakit ?
5.apa tugas dan fungsi rumah sakit ?
6.apa kewajiban rumah sakit ?
7.jelaskan maajemen rumah sakit di indonesia

1.TUJUAN

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah rumah sakit,
mengetahui perkembangan rumah sakit, mengetahui pengertian, tugas dan fungsi rumah
sakit. Serta megetahui manajemen rumah sakit di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA

Sejarah rumah sakit di indonesia di mulai sejak didirikannya Groot Militaire Hospital pada
tahun 1836, yang sekarang di kenal Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot
Subroto di jakarta (Jacobalis,2000). Pendidikan dokter dimuli pada tahun 1851 melalui
pendidikan dokter di Djawa atas prakarsa dari Dr.willem van den Bosh, bertempat di batavia,
dasar pendirian pendidikan Dokter di Djawa untuk mendapatkan tenaga kesehatan bagi
penaggulan penyakit menular yang mewabah di Hindia Belanda. Tahun 1898 pendidikan
Dokter di Djawa berubah menjadi Shool Tot Opleinding Van Indhische Artsen atau di kenal
sebagai STOVIA, tahun 1917, STOVIA berubah menjadi Geneskundige Hooge School
( GHS) yang merupakan sekolah tinggi kedokteran setara dengan fakultas eropa. Sejak saat
itu rumah sakit di indonesia berkembang sampai saat ini di mana rumah sakit ke dalam
beberapa tipe yaitu rumah sakit tipe A atau rumah sakit khusus atau rumah sakit tipe B, tpe
C, tipe D.

Rumah sakit sendiri merupakan institusi memberikan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat berupa tindakan preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif serta .
promotif rumah sakit saat ini berkembang dan menghadapi persaingan industri. Rumah sakit
merupakan industri yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi, dituntuntut untuk
menghasilkan produk unggulan yang berdaya saing dan dapat memanfaatkan peluang pasar,
tapi harus memeperhatikan industri pelayanan jasa kesehatan yang berlandaskan pada etika,
kode etik dan moral.

2.2.PERKEMBANGAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Manajemen rumah sakit memang semakin komplek. Makin banyak disiplin ilmu yang terlibat
didalamnya. Tidak saja profesi kedokteran, tetapi juga teknik, ekonomi, hukum, akuntan, dan
lain lian, di samping america serikat, rumah sakit dengan 160 tempat tidur sudah
menggunakan komputer.

Perkembangan itu sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, penemuan obat-obatan,


dan bahkan kebutuhan masyarakat modrn pada umumnya. Rumah sakit, seperti halnya
pelayanan kesehatan pada umumnya, makin luas jangkuannya dan bahkan menjangkau hsl-
hal dulu yang dianggap bukan masalah kesehatan. Inilah yang di namakan proses
medicalization, yang memperluas jangkauan masalah kesehatan dan merupakan satu faktor
dari kenaikan biaya kesehatan.
Meskipun demikian, kenaikan biaya itu tidak sama di berbagai negara, tergantung berbagai
faktor , antara lain:tersedianya tempat tidur, sistem pelayanan kesehatan, , organisasi rumah
sakit, manajemen / sistem keuangan dan bahkan teknologi yang di terapkan. Tetapi, kenaikan
biaya rumah sakit selalu lebih besar dibandingkan dengan komponen-komponen lain dari
biaya kesehatan.

Untuk gambaran, perkembangan sejak tahun 1950 s/d 1974 (dengan index 1950 : 100), pada
tahun 1974 (di amarika serikat) kenaikan index dari masing-masing komponen pelayanan
kesehatan mencapai: rumah sakit (665) , Dokter (273), Obat (124) (“the challenge of primary
care”, David E.Rogers, majalah daedalus,Winter,1977).

Di indonesia tenyata kenaikan itu belum seberapa apabila di bandingkan dengan amerika.
Dalam 5 tahun terakhir berdasarkan penelitian disebuah perusahaan, kenaikan biaya rumah
sakit adalah 152, Dokter 165 dan obat-obatan 132 apabila indeks tahun 1970 adalah 100. Hal
ini mungkin disebabkan karena penggunaan teknologiyang belum pesat disamping biaya
porsonel yang masih rendah. Juga mungkin di sebabkan kemampuan masyarakat untuk
memikul beban biaya rumah sakt yang belum memadai, disamping jumlah tempat tidur yang
masih kurang

Diawal pekembangan rumah sakit, dihampir semua negara, perkembangan rumah sakit
menunjukan kecendrungan yang sama.

Ada suatu priode dimana profesi kedokteran memegang peranan yang besar pada awalnya.
Manajemen rumah sakit masih sederhana, sehingga belum tandangi oleh profesi sebelumnya
lainnya. Di pihak lain, persoalan yang di hadapi rumah sakit masih sebagian besar masalah
masalah yang mengangkut medis, sehingga meskipun ada profesi yang lain, masih sekedar
bersifat penunjang. Msalah kesehatan masih merupakan beban yang besar . di indonesia
untuk beberapa tahun yang munkin masih agak lamah masih dalam periode ini.

Tahap berikutnya, sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perumahsakitan, masalah


masalah di luar kedokteran semakin banyak ikut bicara. Rumah sakit mulai harus mematuhi
kepentingan-kepentingan di luar rumah sakit. Pemerintah mulai ikut bicara . secara bertahap,
pemerintah mulai ikut mengatur ruamah sakit untuk melindungi para konsumen. Masyarakat
(sebaliknya), juga mulai inngin bicara. Dinegara-negara barat (dan juga kecendrungannya di
indonesia), masyarakat tergabung dalam badan-badan asuransi kesehatan ini, masyarakat juga
ikut menetukan jalanya rumah sakit, baik melalui pembiayaannya, kualitas pelayanan dan
bahkan prosedur pelayanannya, Rumah sakit dengan demikian akaan dihadapkan suatu
kenyataan bahwa masalah-masalah non medis akan semakin besar.

Peranan profesi lain, misalnya sarjana hukum angkutan, ahli perburuhan juga semakin di
perlukan. Akan terjadi suatu keseimbangan, mengkomodir tiga kepentingan , yaitu para
konsumen , health provider/rumah sakit, dan badan-badan asuransi kesehatan. Pemerintah,
dalam keadaan tersebut akan bertindak sebagai “wasit” melalui peraturan-peraturan/undang-
undang yang dikeluarkannya.Beberapa negara asia yang sudah maju,eropa,dan bahkan
sebagian amerika ada dalam tahap ini.bahkan ada kecenderungan akan lebih maju lagi.

Ilmu semakin lama terpecah menjadi subspesialisasi/super spesialisasi yang banyak ada
kecenderungan bahwa dokter-dokter tidak hanya puas sebagai ahli penyakit dalam,tetapi
ingin ke tingkat superspesialisasi (misalnya saja): ginjal,psikosomatik,darah,lever,danlainlain
ahli bedah tidak saja puas dengan bedah umum,tetapi meningkat ke bedah
tulang,jantung,danlainlain.

Di Indonesia,perkembangan spesialisasi ke sub-spesialisasi ini telah berlangsung sekitar 10-


15 tahun keadaan seperti ini membawa akibat dalam banyak hal. Organisasi rumah sakit
makin lama makin besar,berhubung smakin terpecah menjadi unit-unit yang kecil. Masalah
administrasi/informasi,yang sangat penting dalam menentukan pola/manajemen rumah sakit
juga semakin besar dan banyak. Teknologi yang digunakan juga semkain meningkat.rumah
sakit (dengan demikian) tidak saja menjadi proyek yang labour intensive tetapi juga
menggunakan teknologi yang tinggi. Bisa dipahami apabila biaya rumah sakit semakin
meningkat dengan cepat.Perkembangan itu akan berakibat ganda. Pendidikan dokter akan
semakin lama dan mahal. 6 tahun menjadi dokter umum,4 tahun menjadi spesialisasi dan
entah berapa tahun untuk super spesialisasi. Ini berakibat bahwa dokter-dokter makin tidak
sempat lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi,manajemen dan bahkan sayang
apabila investasi dalam pendidikan dokter yang mahal itu digunakan untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan non medis.

Sebaliknya,dengan Organisasi rumah sakit yang semakin besar, makin diperlukan


kemampuan manajemen,pengelolaan uang,sistem informasi yang semakin meningkat.peran
profesi lain semakin penting ini menimbulkan peranan yang semakin besar dari administrator
rumah sakit,dan sebaliknya menempatkan dokter-dokter sebagai “Tamu”,yaitu orang-orang
dihormati di rumah sakit meskipun masih menentukan jalannya rumah sakit. Bentuk yang
terakhir ini banyak ditemui di amerika serikat,terutama dirumah sakit swasta yang profit
making.

Rumah sakit memang mahal pemerintah sangat terbatas kemampuan dananya bagaimna ada
uang untuk mendirikan rumah sakit yang dapat dinikmati oleh masyarakat dan punya fungsi
sosisal? Inilah yang menjadi masalah utama
2.3PENGERTIAN RUMAH SAKIT

Banyak pendapat para ahli mengenai asal kata dari rumah sakit,konon katanya
Hospital/rumah sakit berakar dari kata latin Hostel yang biasa digunakan di abad pertengahan
sebagai temapat bagi para pengungsi yang sakit,menderita,dan miskin. Pendapat lain oleh
wilan (1990) mengatakan bahwa kata hospital berasal dari bahasa latin Hospitium Artinya
suatu tempat/ruangan untuk menerima tamu. Sementara itu,yu (1997) menyatan dalam istilah
Hospital berasal dari bahasa perancis kuno dan Medieval english , yang dalam kamus inggris
oxford didefinisikan sebagai :

 Tempat untuk istirahat dan hiburan


 Institusi sosial untuk mereka yang membutuhkan akomodasi,lemah dan sakit
 Institusi sosial untuk pendidikan dan kaum muda
 Institusi untuk merawat mereka yang sakit dan cidera

Rumah sakit itu adalah sebuah tempat,tetapi juga sebuah fasilitas,sebuah institusi dan sebuah
organisasi. Untuk mengetahui definisi dari rumah sakit secara jelas dapat kitalihat dari
pendapat para ahli dibawah ini :

1.Menurut UU No 44 tahun 2009 Rumah sakit adalah insititusi pelayanan kesehatan bagi
masayarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan kesehatan
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya
2.Menurut Azwar (1996) Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis
professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang di derita oleh pasien
3.Menurut American Hospital Association (1978) rumah sakit adalah suatu institusi yang
fungsi utamanya dalah untuk memberikan pelayanan kepada pasien-diagnostik dan
terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah
maupun non bedah
4.Menurut WHO (1981) Rumah Sakit didefinisikan sebagai Expert Comittee On
Organization Of Medical Care : is an integral part of social and medical organization,
the function of which is to provide for the population complete health care, both curative
and preventive and whose out patient service reach out to the family and its home
environtment ; the hospital is also a centre for the training of health workers and for
biosocial research
5.Rumah Sakit menurut Dr.Suparto Adikoesoemo (2002) Adalah bagian dari keseluruhan
sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan
dan merupakan suatu sistem sosial yang didalamnya terdapat obyek manusia sebagai
pasien
2.4 JENIS-JENIS RUMAH SAKIT

Berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit di indonesia dibedakan kedlam 2 jenis (UU


Nomor 44 Tahun 2009) yakni :

1.Rumah Sakit publik,yaitu rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah (termasuk pemerintah
daerah) dan badan hukum lain yang bersifat nirlaba.

Rumah Sakit publik meliputi :

a) Rumah Sakit milik departemen kesehatan


b) Rumah Sakit milik pemerintah daerah provinsi
c) Rumah Sakit milik pemerintah daerah kabupaten atau kota
d) Rumah Sakit milik tentara nasinal Indonesia
e) Rumah Sakit milik kepolisian republik Indonesia (polri)
f) Rumah Sakit milik departemen di luar departemen kesehatan (termasuk milik badan
usaha milik negara seperti pertamina).

2.Rumah Sakit Privat,yaitu Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero

Rumah Sakit privat meliputi :

a) Rumah Sakit milik yayasan


b) Rumah Sakit milik perusahaan
c) Rumah Sakit milik penanam modal (dalam negeri dan luar negeri)
d) Rumah Sakit milik badan hukum lain.

Di Indonesia rumah sakit dapat juga dibedakan berdasarkan jenis pelayanananya menjadi tiga
pelayanan, yaitu :

1.Rumah sakit umum

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat untuk semua jenis penyakit, mulai dari pelayanan kesehatan dsar sampai dengan
pelayanan subspesialistis sesuai dengan kemampuannya. Seperti yang dinyatakan dalam
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 51 Menkes 1 pos 17/ 2005 fungsi
rumah sakit umum adalah sebgai berikut :

a) Tempat pengobatan (medical care) bagi penderita rawat jalan maupun bagi penderita
yang dirawat inap
b) Tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan.
c) Tempat pendidikan ilmu atau latihan tenaga medis maupun para medis
d) Tempat pencegahan dan peningkatan kesehatan
2.Rumah Sakit Jiwa

3.Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat untuk jenis penyakit tertentu atau berdasarkan disiplin ilmu tertebtu.
Sebagai contoh rumah sakit khsus, yaitu rumah sakit khusus mata,
paru,kusta,rehabilitasi,jantung,kanker,dan sebagainya.

Sedangkan berdasarkan jenis kelasnya, Rumah Sakit Indonesia di bedakan menjadi 4 kelas
(kepmenkes No. 51 Menkes/SK/11/1979),yaitu :

1. Rumah Sakit Kelas A


2. Rumah Sakit Kelas B (Pendidikan dan Non Pendidikan)
3. Rumah Sakit Kelas C
4. Rumah Sakit Kelas D

Kelas rumah sakit juga dibedakan berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia. Pada rumah
sakit kelas A tersedia pelayanan spesialistik yang luas termasuk pelayanan sub-spesialistik.
Rumah sakit kelas B mempunyai pelayanan minimal pelayanan sebelas spesialistik dan sub-
spesialistik terdaftar.Rumah sakit kelas C mempunyai minimal 4 spesialistik dasar
(bedah,penyakit dalam,kebidanan,dan anak),di rumah sakit kelas D hanya terdapat pelayanan
medis dasar. Pemerintah juga berusaha dan telah meningkatkan status semua rumah sakit
kabupaten menjadi rumah sakit kelas C

2.5.TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT

Menurut undang-undang no 44 tahun 2009 tugas fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut:

1.melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis

2.melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan,

3.melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman

4. melaksanakan pelayanan medis khusus

5.melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan

6.melaksanakan pelayanan kedokteran gigi

7.melaksanakan pelayanan kedokteran sosial

8.melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan


9.melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat daruratdan rawat tinggal (observasi),
melaksanakan pelayanan rawat inap,

10.melaksanakan pelayanan administratif

11.melaksanakan pendidikan para medis

12.membantu pendidikan tenaga medis umum

13.membantu pendidikan tenaga medis spesialis

14.membantu penelitian dan pengembangan kesehatan

15.membantu kegiatan menyelidikan epidemielogi

Sedangkan tugas dan fungsi rumah sakit seperti yang tercantum dalam surat keputusan
menteri kesehatan no.134/MenKes/SK/IV/1978 adalah melaksanakan usaha pelayanan
medis,pelayanan rehabilitasi medis, usaha pencegahan penyakit, dan pemulihan kesehatan,
perawatan,sistem rujukan, pendidikan pelatihan medis serta para medis dan juga maerupakan
tempat penelitian.

2.6.KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

Ada dua kewajiban utama rumah sakit, yaitu:

1.menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan rumah sakit melalui hospital by


laws agar tercipta “good corporate governance”

2.menerapkan fungsi-fungsi manajemen klinis yang baik sesuai dengan standar pelayanan
medis dan standar oprating procedure yang telah di tetapkan sehingga tercipta ”Good Clinikal
governance”.

Kewajiban pelayanan kesehatan dirumah sakit diatur dalam undang-undang no.23.tahun


1992tentang kesehatan, dalam undang-undang tersebut menyebutkan bahwa :

1.rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan wajib melaksanakan good corporate
dan good clinical governance yaitu:

a) Mempunyai organisasi yang responisble dan akuntabel


b) Mempunyai hospital by laws dan medical staff by laws
c) Membrikan pelayanan sesuai dengan memperhatikan hak pasien, keamanan
dan keselamatan pasien
d) Melaksanakan program-program mutu dan keselamatan pasien (quality and
safety)
2.rumah sakit wajib mempunyai kemampuan pelayanan sesuai dengan kelasnya

3.rumah sakit wajib memberikan pelayanan bagi keluarga miskin, baik rumah sakit
pemerintah maupun rumah sakit swasta yang di tujuk pelayanan rawat inap kelas III secara
gratis

4.rumah sakit wajib memberikan peran sertanya dalam penurunan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian bayi (AKB)

5.rumah sakit wajib meningkatkan kesiapannya sebagai tempat perwatan dan rujukan
penyakit menular antara lain : DBD, Antraks, HIV/AID, TB, SARS, dan penyakit tidak
menular

6.Rumah sakit wajib mengantisipsi tuntunan hukum guna mengantisipasi terhadap dugaan
keselahan pelayanan

7.rumah sakit wajib melaksanakan infection prevention dan control (IPC)

8.Rumah sakit pendidikan dan rumah sakit khusus diarahkan untuk menjadi pusat unggulan
dan penapisan iptek

9.Rumah sakit wajib melaksanakan :

a) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak


b) Peningkatan pelayanan life saving
c) Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang medik (radiologi,anestasi dan
laboratorium)
d) Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia

2.7 MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI INDONESIA

Masalah manajemen sakit pada akhir-akhir ini memang banyak di sorot.Tidak saja atas
keluhan-keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit, baik
dari segi mutu,kemudahan,dan tarif,tetapi juga perkembangan zaman yang memang sudah
mendesak ke arah perbaikan-perbaikan itu

Setidak-tidaknya ada beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen


rumah sakit :

1. Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang cepat


2. Demand masyarakat yang semakin meningkat dan meluas
3. Dengan semakin luasnya bidang kegiatan rumah sakit,semakin dipelukan unsur-
unsur penunjang medis yang semakin luas pula misalnya : masalah-masalah
administrasi,pengelolaan keuangan,hubungan masyarakat dan bahakan aspek-
aspek hukum/legalitas.
A.Beberapa Masalah Pokok

Dalam hubungan ini ada beberapa masalah pokok yang perlu memperoleh perhatian

1. Hubungan yayasan/Pemilik dengan direksi rumah sakit


2. Hubungan rumah sakit dan dokter
3. Pengelola rumah sakit
Dalam hubungan ini,masalah-masalah intern rumah sakit pada lazimnya menjadi
wewenang dari pimpinan rumah sakit. Ada 6 aspek subsistem atau organisasi
a) Diagnostik/Pengobatan
b) Perawatan pasien
c) Penyediaan logistik
d) Administrasi keuangan
e) Rumah tangga
f) Perlengkapan

B. Struktur organisasi

a) Pemilik rumah sakit/yayasan/governing board


b) Direksi rumah sakit
c) Staf kedokteran

2.8 PEMAKAI JASA RUMAH SAKIT

Pemakai jasa rumah sakit khususnya di Indonesia dibedakan dalam 3 kategori :

1. Full Purchases
Pada kategori ini pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta merupakan
pelanggaran terbersar.
2. Semi Buyers
Yaitu pemakai jasa yang tidak atau belum dapat membayar penuh nota tagihan rumah
sakit.
3. Prodeo Users
Yaitu pemakai jasa yang sama sekali tidak sanggup membayar biaya perawatan
rumah sakit. Kelompok ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
a) Kelompok yang secara material tidak sanggup membayar se sen pun
b) Kelompok prodeo user “in optima forma” yang terdiri dari :
 Pasien yang meninggalkan rumah sakit tanpa izin
 Pasien yang kurang puas dengan pelayanan rumah sakit
 Pasien yang mendapat privalage social (ditanggung badan)

Anda mungkin juga menyukai