Anda di halaman 1dari 6

RESUME TM 7

ILMU DASAR KEPERAWATAN 2

AYUNDA NATHANIA
132011133138
A3

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
1. Atom, ion, dan molekul dalam tubuh
Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu ”atomos” yang berarti ”tidak dapat dibagi”.
Konsep dasar atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus (orang Yunani)pada awal abad ke-4
Sebelum Masehi. Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi bagian-
bagian yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom. Menurut
Democritus atom sepenuhnya padat, tidak memiliki struktur internal, serta ada ruang kosong antar
atom untuk memberikan ruang untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan udara, atau
fleksibilitas benda padat).
Selain itu, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat dari
material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa dan ukurannya. Berdasarkan model
atom yang dibuatnya, Democritus mampu menjelaskan bahwa semua benda terdiri dari bagian yang
lebih kecil disebut atom. Namun model Democritus ini kurang memiliki bukti eksperimental hingga
mulai tahun 1800an muncul teori-teori baru berdasarkan hasil eksperimen.
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang
menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan
positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katoda. Proses
pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan
tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh. Larutan ion adalah
jenis larutan yang mengandung ion yang dapat bergerak bebas sehingga mampu menghantarkan
arus listrik. (Lawrence, 2004).
Molekul adalah sekumpulan atom yang terikat dan merupakan kesatuan serta mempunyai
sifat-sifat fisika dan kimia yang khas.4 Berdasarkan kutipan di atas maka molekul itu ada karena
adanya atom-atom, yaitu apabila atom terasosiasi dengan sesama jenisnya atau dengan atom lain
(tak sejenis) maka terjadinya molekul. Gabungan atom ± atom sejenis dapat membentuk molekul
unsur, sedangkan gabungan unsur-unsur yang tidak sejenis dapat membentuk molekul senyawa.

2. Larutan
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam
komposisi yang bervariasi (Petrucci. 1985). Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan
disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut.
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk menyatakan
komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Khikmah, N. 2015). Untuk jumlah terlarut yang
berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan
mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada
saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada
permukaan cairan) (Wolke, 2003).

3. Keseimbangan asam basa


Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut sebagai
donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut
sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat
menerima proton yang dilepaskan.
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion bikarbonat
(HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk
asam karbonat (H2CO3). Protein- protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa
asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion
hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain
merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada proses
kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah
dan basa lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat rendah.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen. Walaupun produksi akan terus
menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hidrogen
dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.4 Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya
berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan
basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.4 Keseimbangan asam basa
dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru-paru berperan dalam
pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.

4. Cairan tubuh
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Total cairan tubuh bervariasi menurut umur, berat badan (BB) dan jenis kelamin. Jumlah
cairan tergantung pada jumlah lemak tubuh, lemak tubuh tidak berair, jadi semakin banyak lemak
maka semakin kurang cairan. Air adalah komponen tubuh yang paling utama. Air merupakan
pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan. Air
tubuh total (Total Body Water/TBW) yaitu presentase dari berat air dibandingkan dengan berat
badan total, bervariasi menurut jenis kelamin, umur, dan kandungan lemak tubuh. Pada orang
dewasa 60% dari berat badan adalah air (air dan elektrolit).
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,
cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

5. Sistem koloid
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaanya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat
larutan maupun suspensi. Secara makroskopis, koloid tampak homogen, namun secara mikroskopis
koloid bersifat heterogen.

6. Kimia karbohidrat, protein, dan lipid stuktur penggolongan dan penggunaan senyawa organik
Karbohidrat merupakan makromolekul yang penting bagi tongkat kehidupan mahluk hidup.
Senyawa karbohidrat menyumbangkan 70 – 80% sumber energi untuk aktivitas manusia. Konsumsi
rata-rata karbohidrat dalam makanan sekitar 65% dan energi yang dihasilkan dari metabolisme
selular karbohidrat tersebut akan digunakan untuk metabolisme biomolekul lainnya seperti protein,
lemak dan asam nukleat. Selain itu, lebih dari 90% komponen penyusun tumbuhan kering adalah
karbohidrat. Secara umum, karbohidrat merupakan senyawa polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon dan derivatnya dalam bentuk unit tunggal yang sederhana maupun unit kompleks.
Klasifikasi karbohidrat:
1) Monosakarida
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula yang lebih
sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis monosakarida ada dua yaitu aldosa yang
memiliki gugus fungsi aldehid dan ketosa yang memiliki gugus fungsi keton. Berdasarkan
jumlah atom karbonnya, monosakarida terdiri dari triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa.
2) Oligosakarida
Oligosakarida adalah hasil kondensasi dari dua sampai sepuluh monosakarida. Oligosakarida
dapat berupa disakarida, trisakarida dan tetrasakarida. Disakarida merupakan hasil kondensasi
dua unit monosakarida. Contohnya adalah laktosa, maltosa dan sukrosa. Trisakarida merupakan
hasil kondensasi tiga unit monosakarida dan tetrasakarida terdiri dari empat unit monosakarida.
3) Polisakarida
Polisakarida merupakan hasil kondensasi dari lebih dari lebih dari dua puluh unit monosakarida.
Polisakarida terdiri dari homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homopolisarida adalah
polisakarida yang terdiri dari unit monosakarida yang sama sedangkan heteropolisakarida terdiri
dari unit monosakarida yang berbeda.

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang tersusun atas atom
nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa asam amino yang mengandung sulfur (metionin, sistin, dan
sistein) yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Dalam mahluk hidup protein berperan sebagai
pembentuk struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologis (Bintang, 2010).

Menurut fatciyah, dkk (2011), protein dapat dikelompokkan menjadi tida struktur, yaitu:
1) struktur polimer
Struktur polimer menggambarkan sekuens linier residu asam amino dalam sustu protein.
Sekuens asam amino selalu dituliskan dari struktur sekunder, tersier, dan kuartener. Faktor yang
menentukan untuk menjaga atau menstabilkan ketiga tingkat struktur tersebut adalah ikatan
kovalen yang terdapat dalam struktur primer.
2) Struktur sekunder
Struktur sekunder dibentuk arena adanya skatan hidrogen antara hidrogen amida dan oksigen
kerbonil dari rangka peptida. Struktur sekunder utama meliputi α-heliks dan β-strands.
3) Struktur tersier
Struktur tersier menggambarkan rantai polipeptida yang mengalami folded sempurna yang
kompak. Beberapa polipeptida folded terdiri dari beberapa protein glubar yang berbeda
dihubungkan oleh residu asam amino. Unit tersebut dinamakan domain. Struktur tersier
distabilkan oleh interaksi antara gugus R yang terletak tidak bersebelahan pada rantai
polipeptida. Pembentukan struktur tersier membuat struktur primer dan sekunder menjadi saling
berdekatan.
4) Struktur kuartener
Struktur kuartener melibatkan asosiasi dua tau lebih rantar polipeptida yang membentuk multi
subunit tau protein oligomeric. Rant polipeptida penyusun protein oligomeric dapat sama tau
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Sabarni. 2014. Atom dan Molekul Berdasarkan Ilmu Kimia dan Perspektif Al-Qur’an. Lantanida
Journal, Vol. 2 No. 2. https://media.neliti.com/media/publications/287703-atom-dan-molekul-
berdasarkan-ilmu-kimia-ad6631f7.pdf. Diakses pada 25 Maret 2021.
Topayung, Daud. 2011. Pengaruh Arus Listrik dan Waktu Proses Terhadap Ketebalan dan Massa
Lapisan Yang Terbentuk Pada Proses Elektroplating Pelat Baja. Jurnal Ilmiah Sains, Vol. 11 No.
1. https://media.neliti.com/media/publications/288456-pengaruh-arus-listrik-dan-waktu-proses-
t-9d058a06.pdf. Diakses pada 26 Maret 2021.
Supriadi, Bambang, dkk. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu
Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 2. https://core.ac.uk/download/pdf/
291838096.pdf. Diakses pada 26 Maret 2021.
Viswanatha, Putu Aksa. 2017. Keseimbangan Asam Basa. https://simdos.unud.ac.id/uploads/
file_penelitian_1_dir/5a1f9a2d9b46df3dbcb67e6d3b70f19b.pdf. Diakses pada 25 Maret 2016.
Wahyudi, Andri Setiya. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit. https://www.researchgate.net/publication/311455903_Ilmu_Keperawatan_Dasar.
Diakses pada 26 Maret 2021.
UII. 2018. Modul Karbohidrat. https://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/1.-
KARBOHIDRAT-2.pdf. Diakses pada 25 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai