Organel
Sel
2. SiO2
3. Na2CO3
Hitunglah jumlah masing-masing atom pada
senyawa dengan rumus molekul di bawah
ini:
a. (NH4)2SO4 b. Ba(PO4)2
c. C3H5(OH)3
Jawaban:
a. 2 atom N, 8 atom H, 1 atom S, dan 4 atom O
Ag + Cl2 AgCl
Fe + H2O Fe3O4 + H2
Jawaban:
Reaksi Reduksi
B + e B-
Senyawa B menerima atau menangkap elektron
menjadi B-
Reaksi Reduksi-Oksidasi
A + B A+ + B-
A teroksidasi menjadi A+
B terreduksi menjadi B-
Dalam reaksi redoks satu molekul memberikan
elektron (elektron donor) dan yang lain menerima
elektron (akseptor elektron. Donor elektron
mengalami oksidasi dan akseptor elektron
mengalami reduksi.
Pada kebanyakan reaksi redoks, pemindahan
elektron seringkali bersamaan dengan ion
hidrogen (H+) atau ion hidrida (2H+)
CHOH CO
COOH COOH
DPN DPNH + H+
Asam Laktat Asam Piruvat
Elektron dalam bentuk ion H+ yang dilepaskan ditangkap
oleh DPN atau sebaliknya, elektron yang dibutuhkan
berasal dari DPNH2.
Reaksi kimia dapat berlangsung melalui proses
kimia biasa atau dapat pula berlangsung dengan
bantuan enzim. Reaksi kimia melalui bantuan
enzim disebut REAKSI BIOKMIA
Daftar Pustaka:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A
Synopsis) Terj. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
ENERGI BIOKIMIA
Salah satu ciri hidup adalah kemampuan untuk
mengekstraksi energi dari lingkungannya.
H+
ADP Pi H+ ATP
Sel juga memiliki trifosfat nukleosida mengandung energi
tinggi yang lain, seperti Guanosin Trifosfat (GTP),
Uridin Trifosfat (UDP) dan Sitidin Trifosfat (CTP)
O2 Nutrisi KERJA
KERJAMEKANIK
MEKANIK
BIOSINTESA
BIOSINTESA KERJA
KERJA
TRANSFER
TRANSFER
ADP
Istilah metabolisme mengacu pada seluruh rangkaian
reaksi kimia di dalam sel atau organisme hidup
A. Katabolisme Karbohidrat:
1. Glikogenolisis, pengubahan menjadi Glikogen menjadi
Glukosa
2. Glikolisis pengubahan glukosa menjadi Asam piruvat dan
ATP
3. Jalur Pentosa fosfat, Pembentukan NADPH dari Glukosa
B. Katabolisme Protein menjadi Asam Amino
C. Katabolisme Lemak menjadi Asam Lemak
D. Respirasi Aerobik:
D. 1. Transpor elektron
E. 2. Fosforilasi oksidatif
E. Repirasi Anaerobik:
2. 1. Fermentasi Asam Laktat
3. 2. Fermentasi Alkohol
Contoh Katabolisme:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + 36 ATP
Karbohidrat terurai menjadi senyawa yang lebih
sederhana yaitu air dan karbondioksida
2. Anabolisme. Jalur anabolik ini
mengakibatkan sintesis molekul organik
kompleks dari komponen yang lebih kecil
atau lebih sederhana. Anabolisme
memerlukan asupan energi kimia, energi
disimpan di dalam molekul organik
Contoh Anabolisme:
Radiasi Matahari
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Smith AL (Ed) et al. 1997. Oxford dictionary of biochemistry and
molecular biology. Oxford University Press.
1. Setiap aktivitas sel merupakan reaksi kimia.
Untuk memulai reaksi diperlukan masukan
energi yang disebut energi aktivasi.
2. Enzim adalah protein yang dapat mengurangi
energi aktivasi yang diperlukan misalnya
dengan cara menciptakan suasana yang
kondusif untuk berlangsungnya suatu reaksi
3. Enzim bertindak sebagai Biokatalisator yaitu
mempercepat reaksi tanpa turut mengalami
perubahan
4. Tanpa Enzim reaksi kimia di dalam sel
berlang-sung sangat lambat yang dapat
menyebabkan kematian sel
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa turut bereaksi) dalam suatu reaksi bio kimia
Molekul awal yang disebut substrat (S) akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk
(P).
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah
lintasan metabolisme yang telah ditentukan.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul
substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat
(kompleks Enzim-Substrat: ES) melalui suatu reaksi
biokimia yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah.
Dengan energi aktivasi rendah maka percepatan reaksi
biokimia dapat terjadi karena reaksi kimia dengan energi
aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Sifat kimia enzim baru diketahui pada awal
abad ke 20 meskipun penggunaannya telah
ada sejak zaman pra sejarah seperti
pembuat an wine dan dadih.
Mulai tahun 1960-an penggunaan enzim
berkembang pesat baik dalam skala kecil
maupun skala industri
Enzim berasal dari kata Enzyme dari bahasa
yunani yang artinya di dalam
Saat ini enzim sudah dapat dipisahkan atau
diisolasi dalam bentuk ekstraks murni
enzim
Enzim adalah sebuah senyawa protein yang
khusus disintesa untuk mengkatalis reaksi
kimia yang berlangsung di dalam sel.
Struktur senyawa enzim merupakan rantai
polipeptida asam amino yang berlipat-lipat
membentuk gumpalan disebut globula
Pada globula terdapat celah tempat substrat
yang akan dikatalis masuk dan bersifat
komplementer.
Substrat yang masuk harus benar-benar pas
dan cocok dengan celahnya
ENZIM + SUBSTRAT
SUBSTRAT
ENZIM
SUBSTRAT LAIN
PRODUK
ENZIM
Enzim terdiri dari dua bagian: Bagian protein
disebut Apoenzim dan bagian yang bukan protein
yaitu gugus prostetik yang terdiri dari Koenzim
(jika berupa senyawa organik) dan Kofaktor (jika
berupa ion logam). Sedangkan secara keseluruh-
an disebut Holoenzim
Koenzim berupa senyawa organik yang umumnya
berupa vitamin misalnya B1, B2 dan NAD
sedangkan Kofaktor adalah gugus an organik yang
biasanya berupa ion-ion logam.
Fungsi khusus enzim:
1. Menurunkan energi aktivasi
2. Mempercepat reaksi
3. Mengendalikan reaksi
Ada beberapa cara penamaan enzim diantara
nya adalah:
1. Berdasarkan nama substrat yang dikatalis-
nya misalanya: Sukrase, Glukose, Selulase
2. Berdasar nama organisme yang menghasil-
kannya, misalnya Papain dan Pisin
3. Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisnya
misalnya: Reduktase, Karboksilase, Trans-
ferase, Fosforilase dan Dehidrogenase
Di dalam biokimia disepakati penamaan enzim
dilakukan dengan cara:
Nama substrat + Jenis reaksi +
akhiran “ase”
Contoh:
Perubahan Asam laktat menjadi Asam piruvat
Substrat yang akan dikatalis: Asam Laktat
P
I S E E+I Nonaktif
I S E E+S+I Nonaktif
I TANPA INHIBITOR
S + E SE P + E
S = Substrat E = Enzim
I = Inhibitor P = Produk
Beberapa literatur memasukan jumlah substrat dan
produk ke dalam faktor yang mempengaruhi enzim.
Menurut Kebutuhan:
A. Makronutrien, diperlukan dalam jumlah yang relatif
cukup banyak
B. Mikronutrien, diperlukan dalam jumlah yang sedikit
DISAKARIDA (C6H12O6)2
Disusun oleh 2 gugus sakarida, berasa manis dan
mudah larut dalam air. Contoh dari disakarida adalah:
1. Maltosa dibentuk oleh 2 glukosa
2. Sakarosa dibentuk oleh glukosa dan fruktosa
3. Laktosa disusun oleh glukosa dan galaktosa
POLISAKARIDA (C6H12O6)n
Dibentuk oleh > 10 gugus sakarida, tidak berasa dan
tidak mudah larut dalam air. Amilum adalah
polisakarida yang terdapat pada tumbuhan sebagai
cadangan makanan, sedangkan pada hewan dan
manusia adalah Glikogen
SAKARIDA SEDERHANA
Glukosa
DIMER
MONOMER
POLIMER
Contoh lain dari polisakarida antara lain: Pektin,
Kitin, Lignin dan Selulosa yang tersusun dari >
1000 gugus gula dengan tambahan senyawa
lain.
Selulosa adalah polisakarida yang tidak dapat
dicerna oleh manusia karena manusia tidak
memiliki enzim Selulase yang dapat memecah
selulosa
Fungsi Karbohidrat:
1. Penyedia bahan bakar atau sumber
energi
2. Sebagai pembangun struktur tubuh
3. Sebagai pelindung dan pertahanan tubu
Karbohidrat baru dapat dimanfaatkan oleh sel setelah
dicerna menjadi satuan-satuan senyawa sakarida yang
lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Pencernaan karbohidrat secara mekanis terjadi di rongga
mulut dimana karbohidarat di hancurkan menjadi
bagian-bagian kecil,
Secara kimiawi (enzimatis), karbohidrat mengalami
hidrolisis oleh air dengan bantuan enzim Ptialin (α-
amilase) yang disekresi oleh Kelenjar Parotis. 3 – 5 %
karbohidrat telah terhidroisis. Kerja ptialin masih
berlangsung hingga 1 jam setelah makanan masuk
lambung.
Di usus 12 jari (duodenum) pencernaan karbohidrat
berlanjut oleh enzim α-amilase yang disekresikan
bersama getah pankreas
Hasil akhir pencernaan karbohidrat adalah senyawa
monosakarida diantaranya: Glukosa, Fruktosa,
Galaktosa dan beberapa disakarida sederhana
Lemak adalah senyawa kompleks yang dibentuk
oleh beberapa Asam lemak yang melekat pada
kerangka dasarnya.
B. Senyawa sederhana
1. Terpena, rangka dasarnya Isoprena
2. Steroid, dengan rangka dasar Asam asetat
Di dalam sistem pencernaan, lemak dihidrolis
oleh air dengan bantuan enzim lipase yang
berlangsung didalam usus halus (intestinum).
Lemak dihidrolisis menjadi Asam lemak-asam
lemak bebas dan kerangka dasarnya.
Asam lemak bebas yang dihasilkan kemudian
diserap melalui lapisan mukosa usus halus.
Di mulut dan lambung tidak terjadi pemecahan
lemak karena tidak ada enzim pemecah lemak
di organ tersebut.
Fungsi lemak:
1 Komponen struktural membran sel
2 Pelarut dan pembawa beberapa jenis nutrisi
3 Sumber energi cadangan yang besar
4 Bahan pembentuk hormon dan pelindung
tubuh dari suhu rendah
R—CH2—CH2—CH2—CH2--COOH
1. Sebagai enzim.
Semua reaksi biologis dikatalisis oleh senyawa protein
yang disebut Enzim. Oleh karena itu, protein besar
peranannya dalam perubahan-perubahan kimia dalam
sistem biologis.
Fungsi air
1. Pengangkut dan pelarut senyawa nutrisi
2. Menjaga tekanan osmotik sel
3. Pelarut senyawa buangan (Ekskresi)
4. Media berbagai macam reaksi biokimia
5. Menjaga keseimbangan panas tubuh
Sebagai zat pelarut yang sangat baik
(pelarut universal) disebabkan karena
dua sifat molekul air, yaitu:
1. Molekul air bersifat Bipolar, unsur
Oksigen merupakan kutub yang
bermuatan negatif, dan unsur Hidrogen
adalah kutub yang lebih bermuatan
positif
2. Molekul air mudah sekali berdisosiasi
H2O H+ + OH-
Disosiasi molekul air akan membentuk ion
hidroksil (OH)- dan ion hidronium (H3O)+
2H2O (H3O)+ + (OH)-
METABOLISME NUTRISI
Tujuan Instruksional Umum:
Mengetahui dan mempelajari lintasan metabolisme nutrisis sebagai
bahan bakar
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mampu menjelaskan tahapan reaksi dalam Respirasi Aerob
Glukosa serta energi yang dihasilkannya.
2. Mampu menjelaskan tahapan reaksi katabolisme senyawa lemak
sebagai sumber energi.
3. Mampu menjelaskan tahapan reaksi katabolisme senyawa asam
amino sebagai sumber energi
4. Mampu menerangkan reaksi-reaksi mana yang menghasilkan
energi dan jumlah ATP yang dihasilkan pada setiap lintasan
katabolisme bahan bakar.
5. Dapat menerangkan proses ekskresi limbah senyawa bernitrogen
melalui urinasi.
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Hasil dari pencernaan ekstra seluler adalah sebagai
berikut:
Karbohidrat menghasilkan senyawa monosakarida
terutama Glukosa, Fruktosa, Galaktosa dan
disakarida sederhana’
Protein menghasilkan Asam-asam amino bebas dan poli
peptida sederhana.
Lemak menghasilkan Asam-asam lemak bebas dan se-
nyawa lipida sederhana
Senyawa-senyawa sederhana tersebut kemudian didistri-
busikan melalui sistem sirkulasi masuk ke pusat
kegiatan metabolisme yaitu Sel. Proses metabolisme
dari senyawa-senyawa sederhana tersebut berlangsung
sesuai dengan fungsi utamanya:
Monosakarida dan disakarida sederhana akan
masuk ke jalur Katabolisme sesuai dengan
fungsi utamanya sebagai sumber energi. Jika
berlebih akan masuk jalur anabolisme untuk
disintesa sebagai sumber energi cadangan.
Asam lemak dan asam amino bebas akan masuk
jalur anabolisme untuk disintesa sebagai
bahan struktural dan fungsional pembentuk
sel dan jaringan tubuh.
Jika sumber energi langka (kekurangan karbo-
hidrat), Asam amino dan asam lemak akan
masuk ke jalur katabolisme untuk dioksidasi
menghasilkan energi.
Monosakarida Asam Amino Asam Lemak
GLIKOLISIS
β OKSIDASI
KATABOLIK DEAMINASI
ANABOLIK
SIKLUS
KREBS
Asetil-koA
ATP ADP + P
Ikatan berenergi tinggi
Metabolisme bahan bakar mencakup sejumlah reaksi
oksidasi, dimana elektron dipindahkan dari
senyawa satu ke lainnya.
Pemindahan elektron dapat berupa elektron sendiri
(e), bagian dari atom hidrogen (H++e) atau sebagai
atom hidrida (2H++2e). Elektron yang dipindahkan
tersebut dinamakan Ekuivalen pereduksi.
Pada organisme aerobik, O2 bertindak sebagai
penangkap elektron terakhir. Tetapi bahan bakar
tidak langsung dioksidasi O2. Elektron (ekuivalen
pereduksi) dipindahkan terlebih dahulu ke 3
Koenzim. Yaitu:
- NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida)
- FAD (Flavin Adenin Dinukleotida)
- NADP (Nikotinamid Adenin Dinukleotida
Phosphat).
ALUR METABOLISME BAHAN BAKAR
K. HIDRAT MONOSAKARIDA
NAD dan NADP masing-masing menangkap satu
ion hidrogen menjadi NADH dan NADPH
sedangkap FAD menangkap 2 atom hidrogen
menjadi FADPH2
1. GLIKOLISIS
4. β OKSIDASI
Gliseraldehidefosfat
Dihidroksiasetonfosfat
2 X Gliseraldehide
fosfat
2 X Asam Piruvat
Glucose
ATP
Glucose 6-phosphate
Fructose 6-phosphate
ATP
Glucose 1.6-diphosphate
ATP
NADH
ATP
ATP
2 X PYRUVATE ACID
1. Fase pertama membutuhkan 2 ATP
2 ATP 2 ADP
C6H12O6 2 C3H6O3-Fosfat
Glukosa(heksosa) 2 Triosafosfat
Koenzim-A
Dari 1 mol Glukosa melalui Glikolisis dihasilkan 2 mol Asam piruvat dan
dilanjutkan oleh Piruvat Dehidrogenasi menghasilkan:
2 mol Asetil-koA + 2 NADH.
NAD
Asam Malat Isositrat
NAD
H+
GDP NADH
GTP
Asam Fumarat α Ketoglutarat
PO4
H+ H+ NADH
FAD
Suksinat Suksinil-koA
NAD
FADH2
Perhitungan ATP yang dihasilkan dari katabolisme
Lintasan Asam Trikarboksilat (Siklus Krebs)
- Glikolisis ( + O2 ) 6 ATP
- Piruvat dehidrogenasi (+O2) 6 ATP
- Siklus Krebs ( + 4 O2) 24 ATP
+
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O 36 ATP
O O
2 ATP 2ADP
R—C---OH KoA R—C---KoA
Asam lemak Koenzim A Asil-koenzim A
Aspartat Oksalasetat
α ketoglutarat + NH2 Glutamat
α Aminoglutarat α Ketoglutarat
COOH-CH2-CH2O-COOH COOH-CH2—C---COOH
O
H2O NH3
NH3
Deaminasi non oksidatif
Dalam reaksi pelepasan gugus amina ini tidak ada proses
oksidasi (pelepasan ion H+), misalnya perubahan Asam
amino Serin menjadi Asam Piruvat oleh enzim Serin
hidratase
Catatan:
Pada reaksi pelepasan gugus amina dari asam amino melalui
reaksi Deaminasi dikeluarkan senyawa bernitrogen (NH3).
Senyawa ini bersifat toxis (meracuni) bagi tubuh dan harus
dikeluarkan.
Asam amino yang akan dioksidasi melalui siklus Krebs
sebagai sumber energi cadangan, harus terlebih
dahulu dihilangkan gugus aminanya (--NH2 atau
NH3) melalui reaksi Transaminasi atau Deaminasi
Reaksi Transaminasi/Amino transferasi memindahkan
gugus amina suatu asam amino ke senyawa lainnya.
Reaksi Deaminasi melepaskan gugus amina suatu asam
amino sebagai senyawa bebas yang mengandung
Nitrogen (NH2 dan NH3).
Senyawa bebas yang mengandung Nitrogen bersifat
racun bagi tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh
melalui urin dalam bentuk Urea yang mudah larut
dalam air.
Perhitungan jumlah ATP yang dihasilkan terkandung dari
mana rantai karbon asam tersebut masuk ke Siklus
Krebs.
NADH
NADH
FADH2
NADH
GTP α Ketoglutarat
Untuk menghitung jumlah ATP yang dihasilkan tergantung dari
jenis Asam aimino apa yang dioksidasi dan melalui jalan/pintu
mana masuk ke Siklus Krebs.
Misalkan Arginin, Glisin, Histidin, Glutamat dan Prolin masuk ke
Siklus Krebs melalui pintu α Ketoglutarat. Dari α Keto-
glutarat sampai ke Oksalasetat dihasilkan ekuivalent
pereduksi: 1GTP, 1 FADH2 dan 2 NADH.
Branching
UDP enzyme
UDP
Glikogen-
sintetase
GLIKOGEN
Glikogen
Fosforilase
GLIKOGEN Transferase
GLUKOSAFOSFAT
Branching
Enzim
GLIKOGEN
Faktor penting dalam siklus penyimpanan dan pemanfaatan
bahan bakar adalah kebutuhan jaringan tertentu akan
glukosa, misalnya Sel Darah Merah.
Sel darah merah tidak memiliki mitokondria oleh karena itu
hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar.
Dalam keadaan normal, otak juga memerlukan suplai
glukosa yang kontinyu. Untuk itu kadar glukosa darah harus
tetap berada dalam kisaran normal.
Kadar glukosa darah normal berada dalam kisaran 3 – 7 mmol /
liter (80 – 100 mg /dl).
Mempertahankan kadar glukosa dalam darah agar tetap pada
kisaran normal disebut HOMOESTASIS GLUKOSA DARAH
dimana Insulin dan Glukagon memainkan peranan penting
dalam hal ini.
Suplai glukosa melalui makanan bersifat diskontinyu.
Beberapa saat setelah makan sangat banyak glukosa
yang masuk sistem sirkulasi dan akan berkurang
hingga masuk waktu makan berikutnya.
Hasil akhir dari proses pencernaan yang diabsorpsi darah
tidak boleh tetap berada di sistem sirkulasi dalam
waktu yang lama karena akan menaikkan viskositas
darah. Untuk itu tubuh menyimpannya sebagai sumber
energi cadangan untuk sementara waktu.
Penyimpanan dilakukan dalam tiga bentuk: Glikogen,
Trigliserida dan Protein. Masing-masing senyawa
tersebut akan dikatabolisme kembali guna menghasil-
kan energi.
Pada manusia, Glikogen dan Trigliserida dipakai sebagai
sumber energi cadangan sedangkan Protein dipakai
untuk karier, reseptor, katalisator dan komponen
struktural dan fungsional jaringan tubuh.
Hasil akhir pencernaan, khususnya glukosa diserap dari
usus masuk ke sistem peredaran darah (sirkulasi) dan
didistribusikan ke sel-sel jaringan tubuh yang
memerlukan. Beberapa saat setelah kadar glukosa
darah meningkat.
Pankreas memonitor kadar glukosa dalam darah melalui
sekresi hormon Insulin dan Glukagon.
Jika kadar glukosa darah tinggi, pankreas mengsekresi
hormon insulin. Hormon insulin bersifat anabolik,
merangsang sintesis makro molekuler glukosa darah
menyebabkan penyimpanan glukosa yang berlebih
kedalam bentuk glikogen.
Jika kadar glukosa turun di bawah normal, pangkreas
mengsekresi hormon glukagon. Hormon glukagon
bersifat katabolik menyebabkan pembatasan sintesa
makromolekuler dan merangsang pemakaian bahan
bakar yang disimpan (Glikogenolisis).
GULA DARAH 80 mg – 100 mg /dl NORMAL
Beberapa alasan penting menjaga agar kadar glukosa
darah tetap dalam kisaran normal:
PIRUVAT
PIRUVAT DE-
HIDROGENASE
PIRUVAT KAR-
BOKSILASE
OKSAL-
ASETAT
ASETIL-KOA
Tujuan Instruksional Umum:
1. Mengetahui dan mempelajari Biosintesa senyawa senyawa asam
lemak, Trigliserida dan Kholesterol.
2. Mengetahui dan mempelajari proses pengaturan metabolisme dan
transpor senyawa lemak.
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mampu menjelaskan biosintesa senyawa asam lemak dari glukosa.
2. Mampu menjelaskan biosintesa Trigliserida (triasil gliserol) dan
Kholesterol serta pengendaliannya.
3. Mampu menyebutkan macam partikel lipoprotein yang berperan
dalam mekanisme transpor senyawa lemak.
4. Mampu menerangkan lintasan dimana glukosa makanan di ubah
menjadi asam lemak dan disimpan sebagai trigliserida dalam
jaringan adiposa.
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Sintesa asam lemak dilakukan di sitoplasma sel
jaringan adiposa hati.
Bahan dasar atau substrat asal sintesa asam lemak
adalah Asetil-koA yang berasal dari pemecahan
parsial glukosa dan asam amino
Hasil utama sintesa asam lemak pada manusia
adalah Asam Palmitat yaitu asam lemak jenuh
dengan 16 atom C atau Asam heksa dekanoat
CH3—[CH2]14—COOH
Asam Palmitat disintesa oleh enzim Asam lemak
sintetase berturut-turut dari asam lemak 2 C
(Asetil-koA)
Asam lemak sintetase merupakan kompleks
enzim yang dibentuk dari 2 rantai polipeptida
yang identik. Masing-masing polipeptida
menyertakan semua aktifitas enzim yang
diperlukan.
Selama sintesis asam lemak, substrat terikat
pada enzim melalui dua gugus sulfihidril yaitu
gugus Sistein (Sis) dan Phosphopantetein
(Pan).
1 Gugus Asetil dari Asetil-koA terikat pada rantai
samping Lemak sintetase Fosfopantetein (Pan)
kemudian berpindah ke rantai samping Sistein
(Sis) oleh enzim transverase.
2. Gugus Malonil kemudian terikat pada rantai
samping Pan dan kedua substrat tersebut
berkondensasi membentuk Asetoasil (dengan 4 -
C). Satu atom karbon dari Malonil dikeluarkan
melalui reaksi dekarboksilasi sebagai CO2.
3. Asam β Ketoasil yang baru terbentuk kemudian
mengalami beberapa tahapan reaksi yaitu:
reduksi, dehidrasi dan reduksi kembali, maka
terbentuklah Asam lemak jenuh dengan jumlah
atom karbon 4 (Metilena / Asam Butanoat.)
4. Asam lemak ini dipindahkan ke gugus Sis untuk
kemudian berkondensasi kembali dengan
Malonil-koA yang terikat kembali pada gugus
Pan, untuk membentuk asam lemak yang
beratam C = 6 (Heksanoat) kemudian
dipindahkan ke rantai samping Sis. Rantai
samping Pan mengikat kembali Malonil-koA.
5. Demikian seterusnya hingga diperoleh Asam
lemak jenuh beratom C 16 (Asam Palmitat).
Asam Palmitat yang bebas selanjut dibentuk
menjadi berbagai asam lemak lainna dengan
enzim perpanjangan rantai.
Hasil akhir dari sintesa asam lemak adalah Asam
lemak Palmitat: (CH3[CH2]14COOH).
Diasil Diasil
Gliserolfosfat H2O Gliserol
SITRAT
GLIKOLISIS
SITOPLASMA
PIRUVAT MITOKONDRIA
SITRAT
OKSALASETAT
SITOPLASMA
ASAM AMINO
Lipid bersifat non polar, maka harus ditranspor dalam
sirkulasi oleh pengangkut yang larut dalam air.
Lipid diangkut oleh Protein, Albumin serum dan
Lipoprotein.
Albumin serum:
1. Mengangkut asam lemak bebas dari yang diserap
usus ke jaringan adiposa dan otot.
2. Membawa asam lemak yang dilepaskan jaringan
adiposa ke otot dan hati.
3. Mentranspor Bilirubin dan Isolesitin.
Trigliserida dan Kholesterol ditranspor oleh beberapa
lipoprotein yaitu: Kilomikron, Very Low Density
Lipoprotein (VLDL), Low Density Lipoprotein
(LDL), dan High Density Lipoprotein (HDL).
Kilomikron:
Membawa Trigliserida makanan kejaringan
periper dan membawa kholesterol makanan ke
hati
BIOSINTESABIOSINTESA
ASAM AMINOASAM AMINO
Tidak semua jenis asam amino dapat disintesa oleh tubuh
manusia, hanya asam amino yang bersifat non esensial
saja. Asam amino esensial hanya dapat diperoleh dari
nutrisi yang mengandung asam amino tersebut.
Biosintesa Asam Amino dikendalikan oleh DNA karena
merupakan unit penyusun protein yang menentukan sifat
genetik suatu organisme.
Yang bertanggung jawab dalam sintesa asam amino
adalah RNA tepatnya mRNA dengan urutan basa-
basa nitrogennya yaitu: Adenin (A), Sitosin (C),
Guanin (G) dan Urasil (U).
mRNA membawa pesan dari DNA untuk mensandi
jenis asam amino yang akan disintesa melalui
urutan 3 basa nitrogennya dan Ribosom dapat
membacanya. Urutan 3 basa nitrogen (triplet)
tersebut dinamakan Kode genetik atau Kodon.
Kodon akan dikopi dari DNA oleh mRNA dan dibawa
ke luar inti sel untuk diterjemahkan sehingga
Ribosom dapat membacanya.
Urutan 3 basa nitrogen tersebut menentukan jenis
Asam Amino apa yang akan disintesanya.
U C A G
Phenilalanin Serin Tirosin Sistein U
Phenilalanin Serin Tirosin Sistein C
U Leusin Serin S T O P S T O P A
Leusin Serin S T O P Triptopan G
Leusin Prolin Histidin Arginin U
Leusin Prolin Histidin Arginin C
C Leusin Prolin Glisin Arginin A
Leusin Prolin Glisin Arginin G
Isoleusin Treonin Asparagin Serin U
Isoleusin Treonin Asparagin Serin C
A Isoleusin Treonin Lisin Arginin A
Metionin Treonin Lisin Arginin G
Valin Alanin Aspartat Glisin U
Valin Alanin Aspartat Glisin C
G Valin Alanin Glutamin Glisin A
Valin Alanin Glutamin Glisin G
Satu jenis Asam Amino dapat disandi oleh
lebih dari satu kodon:
Polipeptida
dan Protein
SITOPLASMA
Tujuan Instruksional Umum:
1. Mengetahui dan mempelajari Biosintesa Asam Nukleat,
Katabolisme Nukleotida dan penyelamatan serta mekanisme
pengendaliannya.
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mampu menyebutkan komponen-komponen nukleotida dan jenis-
jenis asam nukleat
2. Mampu menjelaskan proses katabolisme senyawa nukleotida dan
proses penyelamatannya.
3. Mampu menerangkan proses pengendalian katabolisme nukleotida
secara umpan balik.
4. Mampu menerangkan bagaimana katabolisme nukleotida
berhubungan dengan Hiperurikemia dan Gout
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Asam nukleat adalah senyawa-senyawa kecil
yang mengandung Nitrogen sangat berperan
penting pada proses-proses biologi.
Peran atau fungsi Asam nukleat diantaranya:
1. Sebagai karier metabolisme energi, misalnya:
ATP, UTP dan GTP.
2. Sebagai substrat sintesa DNA dan RNA
3. Sebagai komponen enzim dan koenzim, misal-
nya NAD dan NADP.
4. Sebagai pengatur mekanisme kerja enzim
Asam nukleat merupakan senyawa polimer,
disebut Polinukleotida yakni terdiri dari
beberapa senyawa mononukleotida.
Asam nukleat dapat dibedakan:
1. Asam Ribo Nukleat (RNA)
2. Asam Dioksiribo Nukleat (DNA)
Nukleotida terdiri dari 3 komponen senyawa:
1. Basa Nitrogen,
2. Gula ribosa,
3. Asam Fosfat
NAMA UNSUR NUKLEOTIDA
BASA NUKLEOSIDA (Nukleosida terfosforilasi)
RIBONUKLEOTIDA
Adenin Adenosin Adenosin trifosfat (ATP)
Guanin Guanosin Guanosin trifosfat (GTP)
Sitosin Sitidin Sitidin trifosfat (CTP)
Urasil Uridin Uridin trifosfat (UTP)
DIOKSIRIBONUKLEOTIDA
Adenin Dioksiadenosin Dioksiadenosin trifosfat (dATP)
Guanin Dioksiguanosin Dioksiguanosin trifosfat (dGTP)
Sitosin Dioksisitidin Dioksisitidin trifosfat (dCTP)
Timin Dioksitimidin Dioksitimidin trifosfat (dTTP)
Biosintesa Nukleotida memiliki beberapa lintasan.
Ribonukleotida dibentuk dari hasil degradasi Asam
nukleat atau dari produk-produk metabolisme
lainnya. Jika berlebih akan didegradasi baik untuk
metabolisme lain atau dikeluarkan (ekskresi)
Nukleotida Purin dan Pirimidin disintesa dari: Asam
amino, CO2 yang dibawa oleh enzim folat, dan
Ribosafosfat.
Prekursor perantara dari gula atau substrat sintesa
Ribonukleotida adalah Fosfo-Ribosil-Piro-phosphat
(PRPP) yang diaktifkan dari Ribosafosfat oleh ATP.
Sedangkan Dioksiribonukleotida untuk sintesis DNA
dibentuk dari reduksi PRPP oleh enzim
Ribonukleotida reduktase dan koenzim NADPH2
Aktivasi Ribosa fosfat oleh ATP
ATP AMP
Ribosafosfat
Ribosa Phosfat
Phosphorilase
PRPP
Dioksi
Phosfo Ribosil
Piro Phosfat
Ribonukleotida
Ribonukleotida Difosfat
Reduktase
PRPP
Pemecahan DNA dan RNA menghasilkan nukleotida, ter-
utama dalam bentuk Nukleotida monofosfat.
Selanjutnya Nukleotida didegradasi kembali menjadi
Nukleosida, atau basa Purin dan Pirimidin bebas.
Sebagian dari produk-produk tersebut akan dikatabolisme
dan sebagian lagi akan diselamatkan untuk digunakan
kembali.
Penyelamatan Nukleosida tersebut penting karena:
1. Penyelamatan akan membantu mengatur besar
pool Nukleotida.
2. Nukleotida yang dihasilkan dapat dipakai oleh sel
lain-nya yang tidak mampu mensintesis Nukleotida
KATABOLISME ANABOLISME
PENYELAMATAN NUKLEOSIDA
DAN TRANSPOR DAN BASA
INTRASELULAR
KATABOLISME
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Hormon:
Zat pengontrol, pengendali proses-proses
fisiologi sel yang disekresikan seke-
lompok sel atau kelenjar tanpa saluran
khusus (duktus).
Korpus
Estrogen Luteum
Progestreon
Hipopisis Lobus
Posterior
Dilihat dari struktural molekul senyawa penyusunnya
hormon dapat dibedakan:
1. Hormon Polipeptida, disusun oleh 3 - >200 Asam
amino. Sebagian besar hormon pada Manusia adalah
dari jenis polipeptida, contohnya : Insulin dan
Glukagon yang berperan dalam Homoestasis
Glukosa Darah.
2. Hormon Katekolamin, hormon yang disekresi oleh
Kelenjar adrenalin yaitu Epineprin dan Norepineprin.
Kedua hormon ini memerantarai respon flight or
fight (lari atau melawan). Respon yang ditimbulkan
berupa: Perangsangan susunan saraf, peningkatan
aliran darah pada otot dan peningkatan metabolisme
energi.
3. Hormon Tiroid, disintesa oleh kelenjar Tiroid dan
Paratiroid bekerja pada kebanyakan jaringan
untuk mengatur kecepatan metabolisme dan
perkembangan jaringan. Disebut pula sebagai
hormon pertumbuhan (Growth hormone), jika
kekurangan dapat menyebabkan kegagalan
pertumbuhan dan keterbelakangan mental,
sedangkan jika berlebih akan menyebabkan
pertumbuhan yang terlalu cepat (Gigantisme).
4. Hormon Steroid, adalah hormon yang sebagian
besar disusun oleh senyawa lemak yaitu Steroid.
Hormon ini banyak mengatur proses fisiologis sel,
misalnya: Hormon Glukokortikoid, Mineralo-
kortikoid dan Seks steroid misalnya Androgen,
Estrogen, Testoteron dan Progesteron.
HORMON REPRODUKSI PADA WANITA
1. FSH (Folicle Stimulating Hormone), disekresikan
oleh Hipopisis Anterior dengan sel target Ovarium,
merangsang perkembangan Sel Folikel.
2. LH (Leutenizing Hormone), dari Hipopisis Anterior
dengan target Ovarium merangsang perkembangan
Korpus Luteum untuk mensekresikan Estrogen.
3. Estrogen, dihasilkan oleh ovarium merangsang
perkembangan karakteristik seks sekunder dan
perkembangan dinding endometrium.
4. Progesteron, disekresikan ovarium dengan target
Uterus untuk mempertahankan ketebalan dinding
endometrium selama kahamilan dan perkembangan
kelenjar mammae
HORMON REPRODUKSI PRIA
1. FSH (Folikel Stimulating Hormone),
disekresikan oleh Hipopisis Anterior dengan sel
target Testes, merangsang perkembangan
Tubulus seminiferus dan kelangsungan
Spermatogenesis.
2. LH (Leutenezing Hormone), dari Hipopisis
Anterior dengan target Testes merangsang Sel
intertitial Leydzig mensekresi hormon Testoteron.
3. Hormon Testoteron, dikeluarkan oleh Sel
Leydzig pada testes. Pada masa perkembangan
fetus berfungsi merangsang penurunan testes ke
dalam skrotum. Pada pria dewasa hormon ini
memberikan karakteristik sekunder pria dan
proses spermatogenesis.
Mekanisme kerja hormon:
Hormon mengatur aktivitas sel atau jaringan
sasaran dengan dua cara:
1. Mengatur aktivitas protein yang sudah ada
pada sel sasaran, biasanya berlangsung cepat
hanya beberapa menit saja.
2. Mengatur sintesi protein atau degradasi
protein yang sudah ada, berlangsung lambat
dapat berlangsung beberapa hari
1. Spesialisasi sasaran.
1. Hormon yang dikeluarkan berikatan dengan
reseptor sel target menyebabkan perubahan
fisiologis sel tersebut. Perubahan sering kali
termasuk pengaktifan gen tertentu dan induksi
sintesa protein.
2. Letak Reseptor Hormon.
Letak reseptor hormon pada sel target dapat
terletak pada Membran sel, Plasma sel atau di
dalam inti sel.
3. Pengangkutan dan pembuangan. Hormon
didegradasi di Hati dan dikeluarkan melalui Ginjal
bersama urin.
Sistem Koordinasi atau sistem pengaturan
mengatur mekanisme kerja organ-organ tubuh
dapat berjalan selarah dan teratur
Sistem Koordinasi pada manusia terdiri atas:
1. Sistem Saraf, bersama-sama dengan sistem
hormon berfungsi untuk memelihara dan
mengatur fungsi organ tubuh, misalnya:
kontraksi otot dan perubahan fisiologi organ
tubuh.
2. Sistem Indera. Berfungsi mengenali
perubahan lingkungan luar melalui reseptor-
reseptor panca indera
3. Sistem Hormon (endikrin) berfungsi mengatur
dan mengendalian perubahan fisiokogis
fungsi sel organ dan jaringan.
Hormon adalah senyawa organik yang
berfungsi sebagai pengontrol dan
pengendali proses-proses fisiologi sel,
jaringan atau organ. endokrin
Hormon disekresikan oleh sekelompok sel
atau kelenjar endokrin tanpa saluran
khusus (duktus). Diangkut oleh sistem
sirkulasi menuju sel target atau organ-
organ tertentu.
Kelenjar atau sekelompok sel yang
mensekresi hormon diantaranya: Kelenjar
Hipofisis, Tiroid, Paratiroid, Pankreas,
Adrenal, dan Kelenjar Kelamin.
Ciri-ciri hormon:
1. Disekresikan oleh kelenjar endokrin dalam
jumlah yang relatif sedikit.
2. Diangkut oleh darah melalui sistem sirkulasi
menuju sel atau jaringan target.
3. Hanya berinteraksi dengan reseptor khusus
pada sel target.
4. Memberikan efek dengan mengaktifkan enzim
atau protein khusus atau tertentu.
5. Dapat pula mempengaruhi beberapa sel
target yang berlainan.
6. Hormon bekerja atas perintah dari sistem
saraf.
Kelenjar Endokrin meliputi: Kelenjar
Hipofisis, Tiroid, Paratiroid, Adrenal,
Testes, Ovarium dan Pankreas.
Hormon-hormon yang disekresi oleh kelenjar
Hipofisis lobus anterior diantaranya:
1. Andrenocorticotropic hormone (ACTH), berfungsi
dalam mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan aktivitas kulit, ginjal dan
merangsang kelenjar Adrenal untuk mensekresi
hormon Glukokortikoid.
2. Thyroid Stimulating hormone (TSA), merangsang
kelenjar Tiroid mensekresi hormon Tiroksin.
3. Prolaktin hormone (PRL), merangsang korpus
luteum untuk mensekresi hormon Progesteron
dan perkembangan kelenjar susu.
4. Folicle Stimulating hormone (FSH), dan Luteinizing
hormone(LH), merangsang perkembangan sel
Folikel dan merangsang sel Folikel mensekresi
hormon Estrogen dan Progesteron.
Hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar Hipofisis
lobus anterior dan sel, jaringan atau organ targetnya.
Kelenjar Hipofisis posterior menghasilkan
hormon-hormon diantaranya:
1. Oksitosin, yang berperan dalam
merangsang otot polos yang terdapat di
uterus dan sel-sel yang menyelubungi
saluran kelenjar susu.
2. Antidiuretik hormone (ADH) atau
Vasopresin berpengaruh pada proses
reabsorpsi urin sehingga mencegah
pengeluaran urin terlalu banyak.
Hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar Hipofisis
lobus posterir dan sel, jaringan atau organ targetnya.
Kelenjar Tiroid menghasilkan hormon Tiroksin (T4)
dan Triyodotironin (T3) yang berperan dalam pada
kebanyakan jaringan untuk mengatur kecepatan
metabolisme dan perkembangan jaringan.
Batas-batas diagnosis:
Jika terdapat gejala Diabetes yang nyata
1. Pada orang dewasa:
- Kadar glukosa darah: >11mmol/l (200mg/dl) dan saat
puasa: >140mg/dl positif DM
- Kadar glukosa darah: < 140mg/dl dan saat puasa: <
100mg/dl negatif DM
2. Kadar glukosa darah 2 jam setelah diberikan 75 gram
glukosa setelah puasa 1 malam:
- Kadar glukosa darah > 200mg/dl positif DM
- Kadar glukosa darah < 140mg/dl normal
- Kadar glukosa darah 140 – 200mg/dl disebut Toleran
Glukosa Terganggu (TGT).
1. Adanya DM pada silsilah keluarga
1. Riwayat kehamilan abnormal, misalnya abortus
berulang-ulang, lahir mati, BB bayi > 4000
Gram dan Glukosuria.
2. Obesitas dengan famili DM
3. Arterosklerosis prematur, jantung koroner dan
bisul dan jerawat tidak sembuh (sering kumat)
4. Problema mata misalnya refraksi yang
bervariasi, katarak, dan pendarahan retina
mata.
5. Tanda-tanda glukosurea misalnya
hiperurinsemia, hiperkholesterolemia dan
poliuri (diuresis sampai 3 – 4 liter per hari).
Protein sangat dibutuhkan tubuh. Gangguan
metabolisme protein dapat menyebabkan
ketidak-seimbangan zat-zat di dalam tubuh.
Salah satu akibat gangguan metabolisme protein
dijelaskan dengan ditemukannya penyakit
yang terjadi karena kekurangan protein.
Kekurangan protein hampir selalu disertai
dengan terjadinya kekurangan Energi
Hubungan antara kekurangan Protein dan Energi
dapat terjadi karena protein merupakan salah
satu sumber utama penghasil energi. Jika
makanan yang kita makan kurang
mengandung energi, maka protein akan lebih
banyak diambil untuk dijadikan sumber energi.
Penyakit yang terjadi karena kekurangan energi
dari protein ini biasa dikenal dengan sebutan
penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Pada umumnya penyakit ini diderita anak balita
serta ibu hamil. KEP dapat juga diderita oleh
orang dewasa, misalnya pada orang yang
mengalami kelaparan dalam waktu yang lama
atau menderita penyakit kronis.
Ketika seorang anak mengalami Penyakit Kurang
Energi Protein maka akan muncul gejala-gejala
seperti Marasmus (kekurangan energi) dan
Kwashiorkor (kekurangan protein).
Pada penderita Marasmus pertumbuhan berat
badan dan tinggi badan terganggu, penderita
sangat kurus, adanya perbesaran hati, kulit
tampak keriput, pada bagian muka terdapat
kulit yang berlipat–lipat sehingga muka anak
seperti muka orang tua yang sudah keriput,
mudah terserang diare, infeksi saluran
pernafasaan dan batuk rejan.
Pada penderita kwashiorkor ciri-ciri yang terjadi
adalah adanya gangguan pertumbuhan pada
berat badan dan tinggi badan, lemah, kurus,
apatis (tidak peduli terhadap lingkungan), kulit
tampak kering, rambut tipis atau jarang,
kehilangan nafsu makan, diare, adanya
pembesaran hati, dan anemia (kurang darah).
Fenilketonuria (Phenylketonuria, PKU) adalah
gangguan desakan autosomal genetis yang
dikenali dengan kurangnya enzim fenilalanin
hidroksilase (PAH).
Enzim fenilalanin hidroksilase (PAH) ini sangat
penting dalam mengubah asam amino fenilalanin
menjadi asam amino tirosin. Jika tubuh
kekurangan PAH, fenilalanina akan mengumpul
dan berubah menjadi fenilketon yang bisa
dideteksi dari urin.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menimbulkan
masalah dalam perkembangan otak, menyebabkan
fungsi mental menurun drastis dan gangguan-
gangguan lainnya.
Meski demikian, PKU merupakan salah satu dari
sedikit penyakit genetis yang bisa dikendalikan
melalui diet. Pasien yang diet rendah fenilalanin
dan tinggi tirosin hampir berhasil sembuh
Homosisteinurea. Adalah gangguan metabolisme
asam amino yang disebabkan oleh defisiensi
enzim Sistationin sintase, suatu enzim yang
membentuk sebagian lintasan sistein.
Gangguan ini ditandai dengan kadar homosistein
yang tinggi di dalam urin, yaitu suatu substrat
hasil dari kerja enzim yang terganggu.
Gangguan metabolisme ini dapat diatasi dengan
vitamin B6 dosis tinggi dan dengan membatasi
intake metionin, menyediakan sistein dalam
makanannya,
Ketonurea. Juga dikenal sebagai Penyakit Urin
Sirop Maple (maple syrup urine disease).
Ketonurea disebabkan oleh gangguan enzim
asam α–keto dekarboksilase yang berperan
pada katabolisme asam amino leusin, valin dan
isoleusin.
Penyakit ini dimanifestasikan oleh: muntah-
muntah, letargia dan kerusakan hebat.
Beberapa bayi dapat hidup sampai usia satu
tahun.
Hubungan antara gangguan metabolisme yang
ditemukan dengan gejala-gejala yang
ditimbulkan belum banyak diketahui.
Haemoglobin S (Sabit, Sickles)
Haemoglobin S (Sabit, Sickles) adalah perubahan
sifat haemoglobin karena defisiensi salah satu
asam amino pada rantai beta Haemoglobin. Pada
keadaan ini dioksihaemoglobin S mengalami
agregasi berbentuk seperti bulan sabit.
Haemoglobin S berbentuk bulan sabit ini sukar
masuk ke dalam jaringan periper, mengalami
penuaan dini dan lebih cepat dihancurkan atau
dibuang dari sirkulasi.
Penderita Haemoglobin S ini akan mengalami
kekurangan sel darah merah yang hebat (Anemia
akut)