Anda di halaman 1dari 298

Definisi Biokimia Menurut Para Ahli

Biokimia adalah Proses-proses kimia yang terjadi


pada mahluk hidup dan menjadi ciri
kehidupan.” (Webster’s dictionary)
Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan
proses-proses yang terjadi dalam tubuh
mahluk hidup; sebagai upaya untuk memahami
proses kehidupan dari sisi kimia. (WebNet
dictionary)
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang
peranan berbagai molekul dalam reaksi-reaksi
kimia dan proses yang berlangsung
(metabolisme) dalam makhluk hidup.
Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas sesuai
dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya
mempelajari proses yang berlangsung dalam
tubuh manusia, ilmu Biokimia juga
mempelajari berbagai proses pada organisme
mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
Pemahaman bentuk dan fungsi biologis dari
sudut pandang kimia, bertujuan untuk
memahami interaksi molekul-molekul tak hidup
yang menghasilkan fenomena kompleks dan
efisien yang menjadi ciri-ciri kehidupan serta
menjelaskan keseragaman kimia dari
kehidupan yang beragam.
Dulu merupakan cabang atau bagian dari Ilmu Kimia
Organik atau Ilmu Fisiologi Kesehatan. Pada tahun
1940 berkembang dengan pesat sehingga dapat
menerangkan fenomena biologis secara kimiawi,
sehingga disepakati sebagai ilmu yang berdiri sendiri.

Tiga alasan yang mendasari:


1. Pengakuan atas sistem multi enzim pada jalur
metabolisme
2. Pada proses metabolisme terjadi perpindahan
energi
3. Fenomena biologis yang fundamental. Misalnya:
Diferensiasi sel, asal mula kehidupan, evolusi dan
tingkah laku serta daya ingat mahluk hidup
ternyata dapat dijelaskan secara kimiawi
Teori Evolusi Kimia
TEORI EVOLUSI KIMIA
(J. Oparin, H. Urey, dan S. Miller)
J. OPARIN. H. UREY S. MILLER
Organisme hidup pertama diperkirakan muncul 4000 juta
tahun yang lalu melalui evolusi kimia. Proses ini diduga
melalui 4 tahapan evolusi kimia:

1. Sintesis abiotik: Bahan organik disintesa dari materi


anorganik primitif yang tersedia di atmosfer dan laut dari
bumi seperti metan, air, amoniak dan hidrogen

2. Pembentukan polimer organik: Bahan organik ter-hubung


satu sama lain membentuk polimer organik

3. Pembentukan Protobion: Polimer organik terkumpul


membentuk tetesan kehidupan (Protobion) yang memiliki
sifat-sifat sel hidup, misalnya metabolisme.

4. Evolusi: Evolusi hereditas dimulai dengan asal mula


informasi genetik yang diwariskan menuju ke proses
spesiasi.
CH3 H2O H2 N2 PO34
Senyawa dasar (Protobion)

Mono Gula Asam Asam Senyawa


Nukleotida sederhana amino lemak penyusun

Asam Poli MAKRO


Nukleat sakarida Protein Lipida MOLEKUL

Organel

Sel

Organ MAHLUK HIDUP


Mikromolekul Makromolekul
1 Mononukleotida Asam nukleat
2 Monosakarida Polisakarida
3 Asam Amino Protein
4 Asam lemak Lemak/Lipida
M. Hidup Air Karbohidrat Protein Lemak Abu
Manusia 59 Sedikit 18 18 4
Ayam 56 Sedikit 21 19 3
Beras 76 20 2 0,7 1,3
Jagung 12 80 7 0,3 0,4
Bayam 93 3 2 0,3 1,5
Ragi 72 13 12 1 2

Hewan adalah mahluk hidup yang kaya protein,


sedangkan tumbuhan kaya akan karbohidrat.

Lebih dari 50% mahluk hidup terdiri dari air


Oksigen 65 Kalsium 1,50
Karbon 18 Phosphor 1,00
Hidrogen 10 Kalium 0,35
Nitrogen 3 Sulfur 0,25
Khlor 0,200 Natrium 0,15
Besi 0,006 Magnesium 0,05
Seng 0,003
Tembaga 0,001

Senyawa yang menyusun mahluk hidup sebagian besar


adalah senyawa yang mengandung unsur C, H , O dan N
Karena kerangka utama dari makromolekulnya adalah C
dan H maka disebut senyawa Hidrokarbon (hidrat arang)
Materi:
Materi adalah segala sesuatu yang menempati
ruang (volume) dan memiliki masa
Materi dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Zat tunggal, adalah suatu zat yang komposisinya
terdiri atas zat-zat dengan sifat-sifat kimia yang
sama (homogen).
b. Unsur, adalah zat tunggal yang paling sederhana
dari materi.
c. Senyawa, adalah zat-zat yang terbentuk dari
unsur-unsur melalui berbagai reaksi kimia.
d. Campuran, adalah gabungan dari beberapa zat
tanpa melakukan atau tanpa melalui reaksi kimia.
Zat-zat yang membentuk campuran tersebut masih
mempunyai sifat aslinya.
Setiap unsur diberi lambang huruf awal dari
nama unsur tersebut yang berasal dari bahasa
latin.
Lambang unsur satu huruf harus memakai huruf
besar. Jika ada dua atau lebih nama unsur
yang mempunyai huruf awal yang sama
dibedakan dengan huruf kedua dengan huruf
kecil.
Misalnya: Carbon dan Chlor masing-masing
diberi lambang C dan Cl, Magnesium dan
Mangan masing-masing diberi lambang Mg
dan Mn.
Pemberian lambang huruf pada unsur-unsur
kimia diusulkan oleh John Jacob Berzelius
berkebangsaan Swedia pada tahun 1813.
Senyawa dibedakan menjadi dua golongan besar:
Senyawa organik dan senyawa anorganik.

Senyawa Organik, adalah senyawa yang dibentuk atau


merupakan hasil dari reaksi kimia yang dilakukan atau
terjadi di dalam mahluk hidup. Umumnya berupa rantai
karbon (C) dengan beberapa unsur tertentu misalnya,
hidrogen (H), Oksigen (O) dan Nitrogen (N).
Contohnya: Karbohidrat, Lemak dan Protein.

Senyawa Anorganik, adalah senyawa yang bukan


merupakan hasil dari reaksi yang terjadi di dalam
mahluk hidup. Umumnya dibentuk oleh semua unsur
kecuali karbon (C), misalnya H2O, NaCl dan CuSO4.
Campuran yang komposisinya sama disebut campuran
homogen misalnya larutan gula atau garam dalam air.
Jika dibentuk oleh beberapa jenis senyawa disebut
campuran heterogen, misalnya larutan tanah liat dalam
air.
Karena campuran dibentuk oleh zat yang masih mem-
punyai sifat aslinya maka campuran dapat dipisahkan.
Campuran dapat dipisahkan melalui:
Filtrasi, pemisahan campuran melalui proses penyaringan
(Filter). Hasil dari penyaringan disebut filtrat.
Sublimasi, pemisahan campuran berdasarkan perubahan
wujud zat dari padat ke gas tanpa melalui fase cair,
misalnya pemisahan kamfer atau iodine dari kotoran.
Kristalisasi, cara memisahkan zat pada yang
terlarut di dalam air dengan proses penguapan
atau pendinginan.
Destilasi, adalah cara untuk memisahkan dua
atau lebih cairan yang bercampur dan
mempunyai titik didih yang berbeda.
Ekstraksi, adalah cara pemisahan suatu zat dari
campuran dengan cara melarutkan zat
tersebut pada larutan yang sesuai.
Adsorpsi, adalah penarikan suatu zat terhadap zat
lain oleh suatu zat yang memiliki daya tarik
lebih kuat, misalnya zat karbon aktif.
Khromatografi, adalah cara pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan kecepatan bergerak
bersama pelarutnya pada suatu benda
penyerap.
Materi disusun oleh partikel-partikel yang dapat berbentuk
atom, molekul atau ion. Dua atau lebih atom yang sama
atau berbeda bergabung membentuk molekul.
Molekul yang dibentuk oleh atom yang sama disebut
molekul unsur, sedangkan yang dibentuk oleh atom
yang berbeda disebut molekul senyawa.
Contoh molekul unsur:
H + H H2
O + O O2
Contoh molekul senyawa:
O + 2H H2O
H + Cl HCl
Ion adalah atom atau kompulan atom yang bermuatan
listrik. Atom yang bermuatan positif disebut Kation
sedangkan yang bermuatan negatif disebut Anion
Model Atom Ritherford
1. Atom tersusun dari:

a. Inti atom yang bermuatan positif dan


b. elektron-elektron yang bermuatan negatif
mengelilingi inti.
2. Semua proton berkumpul dalam inti atom
menyebabkan inti bermuatan positif
3. Sebagian besar dari volume atom adalah
ruang kosong
4. Jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah
elektron yang mengelilinginya sehingga atom
bersifat netral
Rumus kimia menyatakan jenis dan jumlah relatif
atom-atom yang terdapat di dalam suatu senyawa
kimia. Angka yang menyatakan jumlah atom suatu
unsur dalam rumus kimia disebut angka indeks.

Rumus kimia suatu senyawa dapat berupa:


1. Rumus Molekul, adalah rumus yang menyatakan
jumlah dari atom-atom yang menyusun suatu
senyawa kimia. Misalnya Karbon dioksida (CO2)
terdiri dari 1 atom C dan 2 atom O.
2. Rumus Empiris, adalah rumus yang menyatakan
jenis dan perbandingan jumlah atom dalam suatu
senyawa. Misalnya Kalium Klorida adalah senyawa
ion yang terdiri dari ion K+ dan ion Cl- dengan
perbandingan 1 : 1. Rumus kimia Kalium Klorida
adalah KCl
Contoh soal:
Tuliskan rumus molekul dari:
1. Butana yang terdiri dari 4 atom karbon dan 10
atom hidrogen
2. Pasir yang dibentuk oleh atom Silikon dan 2
atom oksigen
3. Senyawa soda yang dibentuk oleh 2 atom
Natrium, atom karbon dan 3 atom oksigen
Jawaban:
1. C4H10

2. SiO2

3. Na2CO3
Hitunglah jumlah masing-masing atom pada
senyawa dengan rumus molekul di bawah
ini:
a. (NH4)2SO4 b. Ba(PO4)2
c. C3H5(OH)3

Jawaban:
a. 2 atom N, 8 atom H, 1 atom S, dan 4 atom O

b. 1 atom Ba, 2 atom P dan 8 atom O

c. 3 atom C, 8 atom H, dan 3 atom O


Persamaan reaksi adalah suatu persamaan yang
menyatakan perubahan materi dalam suatu reaksi
kimia.
Contoh:
C + O2 CO2
Zat disebelah kiri tanda panah disebut reaktan dan yang
disebelah kanan tanda panah disebut produk (hasil).
Jumlah atom/zat disebelah kiri tanda panah harus sama
dengan yang disebelah kanan tanda panah. Jika
belum sama, harus disetarakan dengan dengan
menambahkan angka koefisien reaksi di depan rumus
kimia zat tersebut.
Contoh:
2 H2 + O2 2 H 2O
Angka 2 didepan H2 dan H2O adalah koefisien reaksi
Untuk menyeratakan persamaan kimia yang rumit dapat
menggunakan metode abjad yaitu dengan
memisalkan koefisian reaksi dengan abjad.
Contoh:
a HNO3 + b H2S c NO + d S +
e H2O
Karena jumlah atom sebelah kiri tanda panah harus
sama dengan yang terdapat di kanan tandah panah
maka untuk:
Atom H: a + 2b = 2e
Atom N: a =c
Atom S: b =d
Atom O: 3a =c+e
Jika a = 1 maka: c = 1, e = 2, b = 1,5 dan d = 1,5.
Koefisien reaksi haruslah bilangan bulat, jadi nilai-nilai
tersebut di atas harus dikalikan dengan 2 sehingga a
= 2, b = 3, c = 2, d = 3 dan e = 4 maka:
2HNO3 + 3H2S 2NO + 3S + 4H2O
Setarakanlah persamaan reaksi di
bawah ini:

C3H 5 + O 2 CO2 + H2O

HNO3 + HBr NO + Br2 + H2O

Ag + Cl2 AgCl

C2H 4 + O2 CO2 + H2O

Fe + H2O Fe3O4 + H2
Jawaban:

4C3H5 + 17O2 12CO2 + 10H2O

2HNO3 + 6HBr 2NO +3Br2+4H2O

2Ag + Cl2 2AgCl

C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O

3Fe + 4H2O Fe3O4 + 4H2


Seluruh rangkaian reaksi di dalam sel
(metabolisme) melibatkan reaksi pemindahan
elektron berenergi tinggi

Reaksi tersebut merupakan reaksi biokimia yang


pada umumnya merupakan reaksi Reduksi-
Oksidasi (Redoks).

Reduksi terjadi pada saat senyawa mendapat


atau menerima elektron

Oksidasi terjadi pada saat senyawa organik


kehilangan atau memberikan elektron
Reaksi Oksidasi:
A A+ + e
Senyawa A menjadi A+ setelah melepaskan elektron

Reaksi Reduksi
B + e B-
Senyawa B menerima atau menangkap elektron
menjadi B-

Reaksi Reduksi-Oksidasi
A + B A+ + B-
A teroksidasi menjadi A+
B terreduksi menjadi B-
Dalam reaksi redoks satu molekul memberikan
elektron (elektron donor) dan yang lain menerima
elektron (akseptor elektron. Donor elektron
mengalami oksidasi dan akseptor elektron
mengalami reduksi.
Pada kebanyakan reaksi redoks, pemindahan
elektron seringkali bersamaan dengan ion
hidrogen (H+) atau ion hidrida (2H+)

X-H2 + NAD X + NADH2

X-H2 teroksidasi menjadi X dengan melepaskan 2H+


NAD terreduksi menjadi NADH2 dengan menerima
atau menangkap 2H+
(C6H12O6) n + 6 O2 6CO2 + 6H2O
Karbohidrat teroksidasi menjadi CO2 sedangkan O2
(Oksigen) tereduksi menjadi H2O

Reaksi Redoks baru dapat berlangsung jika ada yang


dapat menangkap (Akseptor) dan melepaskan
(Donor) elektron.
Dalam reaksi biokimia yang bertindak sebagai
Akseptor atau Donor elektron adalah suatu senyawa
yang disebut Koenzim
DPN DPNH + H+
CH3 CH3

CHOH CO

COOH COOH
DPN DPNH + H+
Asam Laktat Asam Piruvat
Elektron dalam bentuk ion H+ yang dilepaskan ditangkap
oleh DPN atau sebaliknya, elektron yang dibutuhkan
berasal dari DPNH2.
Reaksi kimia dapat berlangsung melalui proses
kimia biasa atau dapat pula berlangsung dengan
bantuan enzim. Reaksi kimia melalui bantuan
enzim disebut REAKSI BIOKMIA

Reaksi dengan bantuan enzim dapat


berlangsung 1020 kali lebih cepat dari kecepatan
reaksi kimia biasa
REAKSI BIOKIMIA REAKSI KIMIA BIASA
1. Terjadi degradasi 1. Substrat awal dirom-
substrat sebelum bak secara langsung
mencapai hasil akhir untuk menghasilkan
2. Energi yang produk
dihasilkan dapat 2. Energi yang dihasil-
ditangkap dan kan umumnya tidak
disimpan di gunakan lagi
3. Enzim menurunkan (entropi)
energi aktivasi yang 3. Membutuhkan energi
diperlukan serendah aktivasi yang lebih
mungkin tinggi
Sebagai perbandingan:
Sebagai perbandingan:
Reaksi pemecahan 1 mol H2O2
Tanpa enzim dibutuhkan energi 18.000 Kal.
Dengan koloid Pt dibutuhkan 11.700 Kal.
Dengan enzim Katalase hanya 5.500 Kal.
Reaksi inversi 1 mol Sukrosa
Dengan H+ dibutuhkan energi 26.000 Kal.
Dengan ragi invertase hanya 11.500 Kal.
Hidrolisa 1 mol Etil Butirat
Dengan H+ dibutuhkan energi 13.600 Kal.
Dengan enzim Lipase hanya 4.200 Kal.
Tujuan Instruksional Umum:
Pemahaman tentang efisiensi energi di dalam reaksi-
reaksi biokimia dan tentang Siklus ATP (Ademosin Tri
Phosphat ) di dalam sel mahluk hidup

Tujuan Instruksional Khusus


1 Siswa memahami tentang proses ekstraksi energi oleh
mahluk hidup, perubahan serta penyimpanannya
dalam bentuk ATP
2 Siswa memahami ATP sebagai senyawa yang
mengandung energi tinggi serta proses transfer
energi yang diperankan nya dalam metabolisme sel

Daftar Pustaka:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A
Synopsis) Terj. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
ENERGI BIOKIMIA
Salah satu ciri hidup adalah kemampuan untuk
mengekstraksi energi dari lingkungannya.

Sel (organisme) Autotrofik mensintesis energi


dari sinar matahari dan senyawa anorganik
(Fotosintesis).

Sel (organisme) heterotrofik mengekstraksi


energi dari senyawa organik yang terkandung
dalam makanannya (Respirasi)

Energi yang diperoleh dari lingkungannya


tersebut diubah dan disimpan dalam bentuk
Adenosin Tri Phosphat (ATP)
Adenosin trifosfat (ATP) adalah suatu nukleotida yang
dalam biokimia dikenal sebagai “unit molekuler"
pertukaran energi intraselular, artinya, ATP dapat
digunakan untuk penyimpanan dan mentranspor
energi kimia dalam sel.

ATP juga berperan penting dalam sintesis asam


nukleat .

Molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan energi


yang dihasilkan tumbuhan dalam respirasi seluler.

ATP yang berada di luar sitoplasma atau di luar sel


dapat berfungsi sebagai agen signaling yang
mempengaruhi pertumbuhan dan respon terhadap
perubahan lingkungan.
ATP terdiri dari Adenosin dan tiga gugus
Fosfat.

Rumus empirisnya adalah C10H16N5O13P3


Rumus kimianya adalah:
C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H

Bobot molekul 507.184 u


Gugus fosforil pada ATP disebut gugus Alfa,
Beta, and Gamma fosfat.
Terbentuk dari pemecahan Glukosa melalui
respirasi aerob dan fermentasi Glukosa
menjadi Asam Laktat dan Alkohol.

ATP dapat dihasilkan dari fosforilasi


oksidatif ADP dan AMP (Adenosin Mono/
difosfat).

ATP dapat dihidrolisis menjadi ADP dan AMP


ATP + H2O ADP + P
AMP + 2 P
ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular,
namun seringnya dijumpai di mitokondria melalui
proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim
pengkatalisis ATP sintetase.

Pada tumbuhan, proses ini lebih sering dijumpai di dalam


kloroplas melalui proses fotosintesis.

Bahan bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam


lemak. Mula-mula, glukosa dipecah menjadi asam
piruvat di dalam sitoplasma melalui reaksi glikolisis.

Dari satu molekul glukosa melalui glikolisis akan dihasil-


kan dua molekul ATP.

Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria


dan menghasilkan total 36 ATP.
FADH2 NADH2 H+ FAD NAD

H+

ADP Pi H+ ATP
Sel juga memiliki trifosfat nukleosida mengandung energi
tinggi yang lain, seperti Guanosin Trifosfat (GTP),
Uridin Trifosfat (UDP) dan Sitidin Trifosfat (CTP)

Energi dapat dengan mudah di transfer ke ATP melalui


trifosfat-trifosfat tersebut melalui ADP

GTP + ADP GDP + ATP


UTP + ADP UDP + ATP
CTP + ADP CDP + ATP

Belakangan ini banyak dibicarakan kemungkinan


menggunakan ATP sebagai sumber energi untuk nano
teknologi dan implan sehingga peralatan seperti alat
pacu jantung buatan tidak lagi memerlukan baterai.
Bahan makanan yang disintesa oleh tumbuhan dari CO2 dan H2O
melalui proses fotosintesis diekstraksi di dalam sel melalui
proses respirasi dan disimpan dalam bentuk ATP

ATP yang terbentuk masuk ke pusat kegiatan metabolisme (sel)

Energi yang terkandung dalam ATP secara umum dipakai untuk:


1. Biosintesa senyawa organik
2. Kerja mekanik sel dan jaringan
3. Kerja transfer (transpor materi)

Akibatnya ATP terhidrolisis menjadi ADP + P


 ADP kembali menjalani fosforilasi oksidatif melalui proses
respirasi menjadi ATP kembali
Energi yang terkandung dalam ATP diguna-
kan untuk seluruh aktivitas sel seperti:
1. Reaksi-reaksi anabolik sel seperti
a. Penggabungan asam amino yang dibawa RNA
transfer dalam sintesis asam amino.
b. Pembentukan nukleotida untuk sintesis DNA dan RNA
c. Biosintesa senyawa polisakarida (Glikogen)
d. Biosintesa senyawa lemak

2. Transpor aktif molekul dan ion inter-intra seluler


3. Pengaturan volume sel melalui osmosis
4. Penambahan fosfat pada reaksi fosforilasi
5. Kontraksi sel/jaringan otot
6. Pergerakan silia atau flagela, misalnya pada sel
Spermatozoa
Peran ATP yang paling utama pada manusia adalah
sebagai pembawa energi, dalam bentuk yang
tertukar sebagai ATP dan ADP. Fungsi ini
berlangsung di berbagai kompartemen sel, tetapi
kebanyakan terjadi di dalam sitoplasma.
Sebagai pembawa energi, ATP juga banyak dijumpai
pada mitokondria.
Jumlah total ATP dalam tubuh manusia berkisar pada
0,1 mol.
Energi yang digunakan oleh sel manusia untuk
melakukan hidrolisis dapat berjumlah 200 hingga
300 mol ATP per hari. Artinya, setiap molekul ATP
didaur ulang sebanyak 2000 hingga 3000 kali
setiap hari.
ATP tidak dapat disimpan, karenanya sintesis harus
segera diikuti dengan penggunaan.
ATP
ATP ADP + P
H2 O CO2
* *
RESPIRASI
RESPIRASI P P *
P

O2 Nutrisi KERJA
KERJAMEKANIK
MEKANIK

BIOSINTESA
BIOSINTESA KERJA
KERJA
TRANSFER
TRANSFER

ADP
Istilah metabolisme mengacu pada seluruh rangkaian
reaksi kimia di dalam sel atau organisme hidup

Metabolisme adalah karakteristik esensial untuk semua


mahluk hidup

Reaksi metabolisme terjadi di dalam suatu rangkaian atau


jalur. Pada jalur metabolik, hasil reaksi 1 akan menjadi
reaktan di reaksi 2 dan seterusnya. Banyak jalur yang
bercabang karena molekul tertentu memasuki lebih
dari satu reaksi alternatif.

Setiap reaksi pada jalur metabolisme diatur dan dikatalis


oleh enzim yang berbeda. Pengaturan enzim
mengontrol jalur yang terlibat dalam suatu reaksi dan
tujuannya
Semua perubahan kimia dan energi yang menyertainya
yang terjadi di dalam sel disebut METABOLISME

Metabolisme meliputi kegiatan:


1. Ekstraksi energi serta perubahannya ke bentuk energi
lainnya
2. Mengubah senyawa yang terdapat dalam makanan
menjadi senyawa lain yang dibutuhkan
3. Mengurai dan membentuk senyawa kimia yang
diperlukan

Terdapat dua jenis umum jalur metabolik pada sel hidup:


1. Katabolisme. Jalur katabolik ini mengakibatkan
dekomposisi atau penyederhanaan molekul organik
yang lebih kompleks menjadi komponen yang lebih
sederhana. Katabolisme melepaskan energi kimia
yang tersimpan di dalam ikatan kimia molekul organik.
Katabolisme yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa
sederhana mencakup:

Respirasi sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam


bentuk ATP danNADPH) dari molekul-molekul bahan bakar
(Karbohidrat, Lemak dan Protein).

Jalur-jalur metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan


makanan

A. Katabolisme Karbohidrat:
1. Glikogenolisis, pengubahan menjadi Glikogen menjadi
Glukosa
2. Glikolisis pengubahan glukosa menjadi Asam piruvat dan
ATP
3. Jalur Pentosa fosfat, Pembentukan NADPH dari Glukosa
B. Katabolisme Protein menjadi Asam Amino
C. Katabolisme Lemak menjadi Asam Lemak
D. Respirasi Aerobik:
D. 1. Transpor elektron
E. 2. Fosforilasi oksidatif
E. Repirasi Anaerobik:
2. 1. Fermentasi Asam Laktat
3. 2. Fermentasi Alkohol

Contoh Katabolisme:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + 36 ATP
Karbohidrat terurai menjadi senyawa yang lebih
sederhana yaitu air dan karbondioksida
2. Anabolisme. Jalur anabolik ini
mengakibatkan sintesis molekul organik
kompleks dari komponen yang lebih kecil
atau lebih sederhana. Anabolisme
memerlukan asupan energi kimia, energi
disimpan di dalam molekul organik
Contoh Anabolisme:
Radiasi Matahari

6 CO2 + 6 H2O C6H12O6


+ 6 O2
Anabolisme
Jalur anabolisme yang membentuk senyawa-
senyawa dari prekursor sederhana
mencakup:
1. Glikogenesis pembentukan glikogen dari
glukosa.
2. Glukoneogenesis pembentukan glukosa
dari senyawa organik lain.
3. Biosintesa Triasilgliserol / Trigliserida
4. Biosintesa Kholesterol
5. Biosintesa senyawa organik lainnya
Tujuan Intruksional Umum:
Mempelajari mekanisme kerja enzim, pengaturan aktivitas enzim
dan peranan koenzim dalam reaksi biokimia.

Tujuan Intruksional Khusus:


1. Mengetahui apa arti permukaan aktif (active site) suatu enzim
menurut reaksi dan spesifisitas substrat.
2. Mampu menerangkan perbedaan model lock and key dan induced
fit dari spesifisitas enzim
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
4. Dapat menjelaskan fungsi, peranan dan macam-macam koenzim.

Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Smith AL (Ed) et al. 1997. Oxford dictionary of biochemistry and
molecular biology. Oxford University Press.
1. Setiap aktivitas sel merupakan reaksi kimia.
Untuk memulai reaksi diperlukan masukan
energi yang disebut energi aktivasi.
2. Enzim adalah protein yang dapat mengurangi
energi aktivasi yang diperlukan misalnya
dengan cara menciptakan suasana yang
kondusif untuk berlangsungnya suatu reaksi
3. Enzim bertindak sebagai Biokatalisator yaitu
mempercepat reaksi tanpa turut mengalami
perubahan
4. Tanpa Enzim reaksi kimia di dalam sel
berlang-sung sangat lambat yang dapat
menyebabkan kematian sel
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa turut bereaksi) dalam suatu reaksi bio kimia
Molekul awal yang disebut substrat (S) akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk
(P).
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah
lintasan metabolisme yang telah ditentukan.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul
substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat
(kompleks Enzim-Substrat: ES) melalui suatu reaksi
biokimia yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah.
Dengan energi aktivasi rendah maka percepatan reaksi
biokimia dapat terjadi karena reaksi kimia dengan energi
aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Sifat kimia enzim baru diketahui pada awal
abad ke 20 meskipun penggunaannya telah
ada sejak zaman pra sejarah seperti
pembuat an wine dan dadih.
Mulai tahun 1960-an penggunaan enzim
berkembang pesat baik dalam skala kecil
maupun skala industri
Enzim berasal dari kata Enzyme dari bahasa
yunani yang artinya di dalam
Saat ini enzim sudah dapat dipisahkan atau
diisolasi dalam bentuk ekstraks murni
enzim
Enzim adalah sebuah senyawa protein yang
khusus disintesa untuk mengkatalis reaksi
kimia yang berlangsung di dalam sel.
Struktur senyawa enzim merupakan rantai
polipeptida asam amino yang berlipat-lipat
membentuk gumpalan disebut globula
Pada globula terdapat celah tempat substrat
yang akan dikatalis masuk dan bersifat
komplementer.
Substrat yang masuk harus benar-benar pas
dan cocok dengan celahnya
ENZIM + SUBSTRAT

SUBSTRAT
ENZIM

SUBSTRAT LAIN

PRODUK
ENZIM
Enzim terdiri dari dua bagian: Bagian protein
disebut Apoenzim dan bagian yang bukan protein
yaitu gugus prostetik yang terdiri dari Koenzim
(jika berupa senyawa organik) dan Kofaktor (jika
berupa ion logam). Sedangkan secara keseluruh-
an disebut Holoenzim
Koenzim berupa senyawa organik yang umumnya
berupa vitamin misalnya B1, B2 dan NAD
sedangkan Kofaktor adalah gugus an organik yang
biasanya berupa ion-ion logam.
Fungsi khusus enzim:
1. Menurunkan energi aktivasi
2. Mempercepat reaksi
3. Mengendalikan reaksi
 Ada beberapa cara penamaan enzim diantara
nya adalah:
1. Berdasarkan nama substrat yang dikatalis-
nya misalanya: Sukrase, Glukose, Selulase
2. Berdasar nama organisme yang menghasil-
kannya, misalnya Papain dan Pisin
3. Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisnya
misalnya: Reduktase, Karboksilase, Trans-
ferase, Fosforilase dan Dehidrogenase
Di dalam biokimia disepakati penamaan enzim
dilakukan dengan cara:
Nama substrat + Jenis reaksi +
akhiran “ase”

Contoh:
Perubahan Asam laktat menjadi Asam piruvat
 Substrat yang akan dikatalis: Asam Laktat

 Jenis reaksi: Pelepasan elektron dalam


bentuk ion hidrogen (Dehidrogenasi)
Maka nama enzim yang mengkatalis adalah:
Laktat Dehidrogenase
Mekanisme kerja Enzim dapat dijelaskan
dengan dua cara:
1. Lock and Key theory dimana kerja enzim
terjadi karena adanya kesesuaian bentuk
yang tepat antara enzim dan substrat
sehingga dapat membentuk kompleks
enzim-substrat.
2. Induced Fit theory reaksi antara enzim
dan substrat berlangsung karena induksi
substrat terhadap gugus aktif enzim
sehingga keduanya merupakan struktur
yang komplementer.
SIKLUS KATALITIK ENZIM
Perkaitan Substrat: Substrat berkaitan dengan
enzim pada celah membentuk kompleks
enzim substrat
Induced Fit: Ikatan dengan substrat menginduksi
enzim sehingga lebih pas berkaitan
Katalitis: Ketika reaksi dikatalisis substrat
berubah dengan cara yang spesifik misalnya
pemutusan atau penggabungan yang berlipat
ganda
Pelepasan Produk: Hasil reaksi dilepaskan
sebagai produk dan enzim tetap berada
dalam bentuk aslinya
Beberapa sifat kimia enzim diantaranya:
1. Sebagai protein enzim bersifat thermolabil
2. Enzim bersifat Eksklusif/Spesifik
3. Berfungsi sebagai katalis tanpa ikut
bereaksi
4. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit
5. Kerja enzim bersifat reversible (dapat
balik)
6. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti Temperatur, pH dan Zat
penghambat.
Suhu: Peningkatan suhu ringan dapat mempercepat kerja
enzim, sebaliknya penurunan suhu memper-lambat
bahkan dapat menonaktifkan enzim. Suhu yang
terlalu tinggi menyebabkan enzim terdenaturasi
pH: Umumnya enzim bekerja optimal pada pH netral.
Ada beberapa enzim yang bekerja pada pH rendah.
Lingkungan yang terlalu asam atau terlalu basa dapat
mendenaturasi enzim
Inhibitor (zat penghambat): Suatu molekul yang dapat
berkaitan dengan enzim dan menghambat kerja
enzim.
1. Inhibitor kompetitif menyerupai bentuk substrat
dan bersaing dengan substrat untuk menempel pada
enzim
2. Inhibitor nonkompetitif berkaitan pada enzim
sehingga enzim tidak dapat mengikat substrat.
 S E E +S E

P
I S E E+I Nonaktif

 I S E E+S+I Nonaktif
I TANPA INHIBITOR
S + E SE P + E

II. INHIBITOR KOMPETITIF


I + S + E EI Non aktif

III. INHIBITOR NON KOMPETITIF


S + I + E EI + S Non aktif
S + I + E SIE Non aktif

S = Substrat E = Enzim
I = Inhibitor P = Produk
Beberapa literatur memasukan jumlah substrat dan
produk ke dalam faktor yang mempengaruhi enzim.

Semakin tinggi konsentrasi substrat pada awalnya akan


mempercepat kerja enzim hingga mencapai kecepatan
tetap, setelah itu kenaikan konsentrasi substrat tidak
akan lagi mempengaruhi kerja enzim.

Demikian halnya dengan produk. Kecepatan pelepasan


produk akan terus meningkat hingga kecepatan kerja
enzim mencapai titik konstan. Setelah itu kecepatan
pelepasan produk akan konstan.

Karena reaksi biokimia umumnya bersifat reversible


(dapat balik), di dalam reaksi biokimia, peranan enzim
dikendalikan secara umpan balik oleh konsentrasi
substrat dan produk
 Banyak enzim di dalam tubuh manusia
berada dalam keadaan tidak aktif. Bentuk
tidak aktif tersebut dikenal sebagai PRO
ENZIM atau ZIMOGEN.
Lokasi Bentuk Aktif Proenzim / Zimogen
Lambung Pepsin Pepsinogen
Pankreas Tripsin Tripsinogen
Kimotripsin Kimotripsinogen
Karboksi peptidase Prokarboksi peptidase
Elastase Proelastase
Usus Lipase Prolipase
 Koenzim dan kofaktor adalah senyawa yang terdapat/
menempel pada bagian protein enzim. Dapat berupa
senyawa organik atau unsur logam
 Koenzim berfungsi sebagai pembawa elektron
 Misalnya DPN (difosfo piridin nukleotida) dalam
reaksi perubahan Asam laktat menjadi Asam piruvat:
CH3 DPN DPNH2 CH3
Dehidrogenasi
HCOH CO
Hidrogenasi
OCOH HOCO
DPN DPNH2
Asam Laktat Asam Piruvat
Dalam reaksi ini akseptor elektron adalah koenzim
DPN, dan sebagai donor elektron adalah DPNH2
Sifat Kimia Koenzim diantaranya adalah:
1. Senyawa organik spesifik dengan berat molekul
rendah
2. Relatif lebih tahan panas
3. Mudah berdisosiasi
4. Mudah dipisahkan dari enzimnya dengan reaksi
dialisis

Kerja Koenzim diantaranya:


1. Sebagai donor dan akseptor elektron dalam
reaksi reduksi-oksidasi
2. Reaksi pembentukan ikatan kovalen suatu
senyawa produk
3. Reaksi transfer gugus fungsional dan isomerasi
Koenzim-A
Sebagian besar Koenzim adalah merupakan
golongan vitamin B misalnya: Asam Lipoat,
Biotin, Asam Folat, B1, B6 dan B12 serta
dari derivatnya misalnya: Niasin, Asam
Pantotenat dan Riboplafin.

Golongan vitamin lain yang berfungsi sebagai


koenzim yaitu Vitamin C dan Vitamin K

Koenzim yang bukan dari golongan vitamin


adalah Koenzim-A dan Koenzim-Q
1. Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD)
2. Flavin Mononukleotida (FMN)
3. Difosfo Piridin Nukleotida (DPN ) Sebagai
pembawa elektron dalam reaksi dehidrogenasi
4. Tiamin Piro Fosfat (TPP) Vitamin B1 yang
berfungsi dalam reaksi transpor gugus asil
5. Piridoksal Fosfat (PP) Vitamin B6 yang berfungsi
dalam reaksi transfer gugus amin
6. Koenzim A merupakan senyawa asam pentatonat
berfungsi dalam reaksi transfer gugus asil
7. Biositin lebih dikenal sebagai Biotin berfungsi
dalam reaksi Karboksilasi
Zn2+ berperan pada reaksi Alkohol
Dehidrogenasi
Fe2+ terdapat pada enzim Sitokrom
katalase
K+ pada enzim piruvat fosfokinase
Mg2+ terdapat pada enzim fosfattrans
ferase
Na2+ melekat pada enzim Plasma ATP-ase
Cu2+ terdapat pada enzim Tirokinase
Tujuan Intruksional Umum:
Mengetahui dan mempelajari jenis-jenis nutrisi dan fungsinya dalam
metabolisme sel dalam tubuh manusia
Tujuan Intruksional Khusus:
1. Dapat menjelaskan jenis-jenis nutrisi dan fungsinya bagi manusia
2. Mengetahui perbedaan proses percernaan ekstra seluler setiap jenis
nutrisi dan enzim yang berperan dalam proses tersebut.
3. Mengetahui struktur molekul dan sifat kimia setiap jenis nutrisi.
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj. EGC
Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
N U T R I S I
FUNGSI:
1. Penyedia bahan bakar atau sumber energi
2. Pembangun struktur jaringan tubuh, pertumbuhan dan
pergantian sel.
3. Pelindung dan pertahanan tubuh.

Menurut Kebutuhan:
A. Makronutrien, diperlukan dalam jumlah yang relatif
cukup banyak
B. Mikronutrien, diperlukan dalam jumlah yang sedikit

Menurut Jenis Senyawa:


A. Nutrisi Organik: Karbohidrat, Lemak, Protein dan
Vitamin
B. Nutrisi Anorganik: Mineral dan Air
Nutrisi organik adalah jenis makanan yang di bentuk
atau terdiri dari senyawa-senyawa organik, yaitu
jenis senyawa yang umumnya terdapat, dibuat
atau berasal dari mahluk hidup.

Organisme heterotrofik (hewan, termasuk juga


manusia) memperoleh makanan dengan cara me-
makan mahluk hidup lainnya. Organisme auto-
trofik memperoleh makanan dengan mensintesa
senyawa anorganik melalui Fotosintesis.

Nutrisi organik bagi manusia adalah: Karbohidrat,


Lemak, Protein dan Vitamin.
Karbohidrat merupakan senyawa polimer yang
disusun oleh banyak Monosakarida.

Berdasar jumlah momomer:


a. Monosakarida, satu buah monomer
b. Oligosakarida, terdiri dari 2–10 monomer
c. Polisakarida, dibentuk oleh >10 monomer

Di alam karbohidrat merupakan hasil sintesa CO2


dan H2O oleh organisme autotrofik dengan
bantuan sinar mata hari (fotosintesis).
Manusia dan hewan tingkat tinggi memperoleh
karbohidrat ini dengan cara memakan organisme
lain yang mengandung karbohidrat.
MONOSAKARIDA (C6H12O6)
Senyawa karbohidrat dengan satu gugus gula
(sakarida). Monosakarida mengandung 3 – 7 atom C,
tetapi yang paling umum mengandung 6 atom C
(Heksosa). Rasanya manis dan mudah larut dalam air.
Diantaranya: Glukosa, Fruktosa, dan Galaktosa.

DISAKARIDA (C6H12O6)2
Disusun oleh 2 gugus sakarida, berasa manis dan
mudah larut dalam air. Contoh dari disakarida adalah:
1. Maltosa dibentuk oleh 2 glukosa
2. Sakarosa dibentuk oleh glukosa dan fruktosa
3. Laktosa disusun oleh glukosa dan galaktosa

POLISAKARIDA (C6H12O6)n
Dibentuk oleh > 10 gugus sakarida, tidak berasa dan
tidak mudah larut dalam air. Amilum adalah
polisakarida yang terdapat pada tumbuhan sebagai
cadangan makanan, sedangkan pada hewan dan
manusia adalah Glikogen
SAKARIDA SEDERHANA

Glukosa
DIMER
MONOMER

POLIMER
Contoh lain dari polisakarida antara lain: Pektin,
Kitin, Lignin dan Selulosa yang tersusun dari >
1000 gugus gula dengan tambahan senyawa
lain.
Selulosa adalah polisakarida yang tidak dapat
dicerna oleh manusia karena manusia tidak
memiliki enzim Selulase yang dapat memecah
selulosa

Fungsi Karbohidrat:
1. Penyedia bahan bakar atau sumber
energi
2. Sebagai pembangun struktur tubuh
3. Sebagai pelindung dan pertahanan tubu
Karbohidrat baru dapat dimanfaatkan oleh sel setelah
dicerna menjadi satuan-satuan senyawa sakarida yang
lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Pencernaan karbohidrat secara mekanis terjadi di rongga
mulut dimana karbohidarat di hancurkan menjadi
bagian-bagian kecil,
Secara kimiawi (enzimatis), karbohidrat mengalami
hidrolisis oleh air dengan bantuan enzim Ptialin (α-
amilase) yang disekresi oleh Kelenjar Parotis. 3 – 5 %
karbohidrat telah terhidroisis. Kerja ptialin masih
berlangsung hingga 1 jam setelah makanan masuk
lambung.
Di usus 12 jari (duodenum) pencernaan karbohidrat
berlanjut oleh enzim α-amilase yang disekresikan
bersama getah pankreas
Hasil akhir pencernaan karbohidrat adalah senyawa
monosakarida diantaranya: Glukosa, Fruktosa,
Galaktosa dan beberapa disakarida sederhana
Lemak adalah senyawa kompleks yang dibentuk
oleh beberapa Asam lemak yang melekat pada
kerangka dasarnya.

Berdasarkan kerangkanya, senyawa lemak dapat


dibedakan:
A. Senyawa lemak kompleks:
1. Triasil gliserol atau Trigliserida. rangkanya
Gliserol
2. Fosfolipida, rangka dasarnya Gliserolfosfat
3. Spingolipida, rangka dasarnya Spingosin
4. Lilin, dengan rangka dasar Alkohol

B. Senyawa sederhana
1. Terpena, rangka dasarnya Isoprena
2. Steroid, dengan rangka dasar Asam asetat
Di dalam sistem pencernaan, lemak dihidrolis
oleh air dengan bantuan enzim lipase yang
berlangsung didalam usus halus (intestinum).
Lemak dihidrolisis menjadi Asam lemak-asam
lemak bebas dan kerangka dasarnya.
Asam lemak bebas yang dihasilkan kemudian
diserap melalui lapisan mukosa usus halus.
Di mulut dan lambung tidak terjadi pemecahan
lemak karena tidak ada enzim pemecah lemak
di organ tersebut.
 Fungsi lemak:
1 Komponen struktural membran sel
2 Pelarut dan pembawa beberapa jenis nutrisi
3 Sumber energi cadangan yang besar
4 Bahan pembentuk hormon dan pelindung
tubuh dari suhu rendah

Di dalam sistem pencernaan, lemak dihidrolis oleh air


dengan bantuan enzim lipase yang berlangsung
didalam usus halus (intestinum).
Lemak dihidrolisis menjadi Asam lemak-asam lemak
bebas dan kerangka dasarnya.
Asam lemak bebas yang dihasilkan kemudian diserap
melalui lapisan mukosa usus halus.
Di mulut dan lambung tidak terjadi pemecahan lemak
karena tidak ada enzim pemecah lemak di organ
tersebut.
Asam lemak merupakan senyawa hidrokarbon rantai
panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya.

R—CH2—CH2—CH2—CH2--COOH

Fungsi utama Asam lemak:


- Unit penyusun senyawa lemak penting
misalnya Fosfolipid dan Glikolipid
- Ikatan kovalen memodifikasi banyak protein.
- Merupakan molekul bahan bakar yang
disimpan dalam bentuk Triasilglisrol.
- Derivat asam lemak berperan sebagai hormon
Misalnya Triasil Gliserol:
O O
H2C--C--C--R1 H2C--OH R1—C--OH
O H2 O O
HC--C--C--R2 HC—OH R2—C--OH
O Lipase O
H2C--C--C--R3 H2C—OH R3—C—OH
Triasil Giliserol Gliserol 3 Asam lemak

Gliserol adalah rangka dasar dari Triasil Gliserol. Asam lemak


bebas yang dihasilkan dapat sama R1=R2=R3 atau tidak sama
R1≠R2≠R3
Penamaan Asam lemak didasari oleh jumlah atom c pada
rantai karbonnya:
No Atom C Rumus molekul Nama Ilmiah Nama Dagang

1 4 C3H7COOH As. Butanoat Asam Asetat


2 5 C4H9COOH As. Pentanoat Asam Butirat
3 10 C9H19COOH As. Dekanoat Asam Kaproat
4 16 C15H31COOH As. Heksadekanoat Asam Palmitat
5 18 C17H35COOH As. Oktadekanoat Asam Arakidonat
Asam lemak esensial merupakan sebutan
dari golongan asam lemak yang tidak
dapat dibuat sendiri atau tidak mencukupi
kebutuhan minimal suatu organisme.

Bagi manusia, asam lemak esensial sebagian


besar berupa asam lemak tak jenuh ter-
utama dari golongan asam lemak Omega-3
(misalnya: asam α linolenat, EPA dan DHA)
dan Omega-6 (misalnya: asam linoleat).
Protein adalah senyawa polimer yang disusun oleh >
1000 Asam amino dari 20 jenis Asam amino yang
saling berikatan dengan ikatan peptida
Secara umum fungsi protein adalah:
Sebagai bahan pembangun dan pelindung tubuh.

Menurut jenis fungsinya:


A. Protein Struktural, protein yang berkaitan dengan
pembentukan sel, penyusunan jaringan atau
organ. Umumnya berikatan dengan senyawa lain.
B. Protein Fungsional, protein yang berkaitan
dengan fungsi metabolisme sel misalnya enzim,
hormon, antibodi dan sel darah merah.
Protein mempunyai peranan penting dalam hampir semua
proses-proses biologis, diantaranya adalah:

1. Sebagai enzim.
Semua reaksi biologis dikatalisis oleh senyawa protein
yang disebut Enzim. Oleh karena itu, protein besar
peranannya dalam perubahan-perubahan kimia dalam
sistem biologis.

2. Sebagai alat pengangkut dan penyimpan.


Banyak jenis mikromolekul dan ion-ion disimpan dan
dipindahkan oleh protein, misalnya Haemoglobin,
Myoglobin dan Transferin dalam plasma darah.

3. Sebagai pengatur pergerakan.


Gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran, yaitu Aktin dan Miosin.
4. Sebagai pemberi tunjangan mekanis.
Kekuatan dan daya tahan kulit dan tulang disebabkan
adanya lapisan Kolagen. Suatu protein berbentuk bulat
panjang dan mudah membentuk serabut yang
memberikan kekuatan dan daya tahan.

5. Sebagai pertahanan tubuh/imunisasi.


Berbentuk sebagai Antibodi, protein ini dapat
mengenal, menempel dan mengikat benda-benda asing
yang masuk seperti bakteri, virus atau sel-sel asing
lainnya.

6. Sebagai media perambatan impuls syaraf.


Protein yang berfungsi seperti ini biasanya dalam
bentuk Reseptor. Misalnya Rodopsin yang bertindak
sebagai reseptor warna atau cahaya pada sel-sel mata.
Di Lambung protein dipecah oleh enzim-enzim
Proteilisis, misalnya: Pepsin menjadi protein
yang lebih sederhana diantaranya Proteosa,
Pepton, dan polipeptida sederhana.

Enzim Tripsin dan Kemotripsin memecah protein


lebih lanjut menjadi senyawa polipeptida
sederhana yang berukuran lebih kecil

Senyawa polipeptida tersebut diuraikan oleh


enzim Polipeptidase menjadi satuan-satuan
penyusun protein yaitu Asam Amino bebas.
Asam amino adalah suatu senyawa organik yang
memiliki gugus Karboksil (-COOH) dan gugus
Amina (-NH2).
Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Oki dalam bentuk
larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu
cenderung bersifat asam dalam pada larutan basa
dan cenderung bersifat basa pada larutan asam.
Pada pH tertentu, asam amino memiliki titik isolistrik
dimana gugus karboksil lebih bermuatan negatif
(δ - ) dan gugus amina bermuatan lebih positif (δ+).
Dalam keadaan ini disebut sebagai Zwitter ion.
Yang membedakan asam amino satu dengan lainnya
adalah rantai sampingnya (-R)
Menurut nilai gizinya Asam amino dapat dibedakan
menjadi:

A. Asam Amino Essensial, yaitu asam amino yang tidak


dapat disintesa oleh tubuh manusia. Diperoleh hanya
dari jenis nutrisi yang mengandung asam amino
essensial tersebut.
B. Asam Amino Nonessensial, yaitu jenis asam amino
yang dapat disintesa oleh sel tubuh manusia.

Asam amino essensial: Leusin, Isoleusin, Lisin, Valin,


Fenilalanin, Histidin, Treonin, Triptopan dan Arginin.

Asam amino nonessensial: Alanin, Asparagin, Aspartat,


Glisin, Sistein, Prolin, Serin, Tripsin, Glutamat dan
Glutamin.

Protein hewani dianggap sebagai protein sempurna karena


umumnya mengandung asam amino essensial yang
relatif lengkap. Sedangkan protein nabati tidak
sempurna kecuali protein pada beberapa tumbuhan
kacang-kacangan (Leuguminoceae)
1. Penyusun Protein termasuk enzim
dan protein karier.
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa
penting dalam metabolisme,
terutama Vitamin, Hormon dan asam
Nukleat.
3. Pengikat ion logam penting yang
diperlukan dalam reaksi
metabolisme, misalnya Koenzim dan
Kofaktor.
VITAMIN
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang
dibutuhkan tubuh manusia dalam jumlah yang
relatif sedikit.
Bersifat essensial karena kecuali vitamin D dan
K, semua jenis vitamin tidak dapat disintesa
oleh tubuh.
Secara umum fungsi vitamin adalah
mengoptilmalkan proses-proses metabolisme
sel tubuh
Kekurangan vitamin sering disebut Avitaminosis
Kekurangan atau kelebihan vitamin dapat
menyebabkan gangguan pada proses meta-
bolisme. Umumnya jika kelebihan vitamin
akan dikeluarkan bersama urin
 Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuh. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C,
D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam
pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan
folat).

 Walau memiliki peranan yang sangat penting,


tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan
vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak
aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan
vitamin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi.

 Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki


kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut
sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain
dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Berdasarkan sifat kelarutannya:
A. Vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini
meliputi vitamin A, D, E dan K yang lebih tahan
panas dan dapat disimpan dalam tubuh yaitu
pada jaringan lemak (adiposa) dan sel hati.
B. Vitamin yang dapat larut dalam air. Meliputi
golongan vitamin B dan vitamin C. Tidak
tahan terhadap suhu yang tinggi, dan tidak
dapat disimpan dalam tubuh.

Vitamin termasuk Mikronutrien karena diperlukan


dalam jumlah yang relatif sedikit dan vitamin
tergolong ke dalam nutrisi organik.
Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di
dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati.
Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan
diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.
Beberapa jenis vitamin ini hanya dapat disimpan
beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan
jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan
lamanya di dalam tubuh.
Vitamin yang larut dalam air hanya dapat disimpan
dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera
hilang bersama aliran makanan.
Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin
yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah
dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila
tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang
tubuh bersama urin.
Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan
vitamin larut air (B dan C) secara terus-menerus
Untuk menghasilkan energi, makhluk hidup memerlukan
bantuan berbagai substansi, salah satunya adalah oksigen.
Sebagai produk sampingannya, oksigen dilepaskan dalam
bentuk yang tidak stabil. Molekul inilah yang dikenal dengan
nama radikal bebas (free radicals). Sumber radikal bebas
lainnya adalah asap rokok, polusi lingkungan, dan sinar
ultraviolet.
Oksigen yang tidak stabil memiliki elektron bebas yang tidak
berpasangan sehingga bersifat reaktif. Kereaktifan oksigen
ini sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat mengoksidasi
dan merusak DNA, protein, karbohidrat, asam lemak, dan
membran sel di dalam tubuh.
Tubuh memiliki beberapa mekanisme pertahanan terhadap
senyawa radikal bebas ini untuk menetralkan efek
negatifnya. Kebanyakan diantaranya adalah senyawa
antioksidan alami, seperti enzim.
Antioksidan sendiri berarti senyawa yang dapat
mencegah terjadinya peristiwa oksidasi atau
reaksi kimia lain yang melibatkan molekul oksigen
(O2).
Beberapa jenis vitamin telah terbukti memiliki
aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Contoh
vitamin yang banyak berperan sebagai senyawa
antioksidan di dalam tubuh adalah vitamin C dan
vitamin E.
Vitamin E dapat membantu melindungi tubuh dari
oksidasi senyawa radikal bebas. Vitamin ini juga
mampu bekerja dalam kondisi kadar senyawa
radikal bebas yang tinggi sehingga mampu dengan
efisien dan efektif menekan reaksi perusakan
jaringan di dalam tubuh melalui proses oksidasi.
Vitamin C berinteraksi dengan senyawa radikal
bebas di bagian cairan sel. Selain itu, vitamin
C juga dapat memulihkan kondisi tubuh akibat
adanya reaksi oksidasi dari berbagai senyawa
berbahaya.
Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh menjadi
sangat berlebih dan tidak lagi dapat
diantisipasi oleh senyawa antioksidan maka
akan timbul berbagai penyakit kronis, seperti
kanker, artero-sklerosis, penyakit jantung,
katarak, alzhemeir, dan rematik.
Bagi orang yang memiliki sejarah penyakit kronis
tersebut dalam garis keturunannya, dianjurkan
untuk mengkonsumsi banyak makanan dan
suplemen yang mengandung vitamin C dan E
sebagai sumber senyawa antioksidan.
Asupan vitamin yang cukup akan membantu
tubuh mengurangi efek penuaan dini sel
oleh radikal bebas
Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam
menyokong sistem imun yang baik
sehingga risiko terkena berbagai penyakit
degeneratif dan penyakit lainnya dapat
ditekan, terutama pada manula.
Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin
yang cukup dan seimbang dapat
menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan
berumur panjang.
MINERAL
Mineral merupakan unsur non organik yang umumnya
berupa ion logam yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah yang relatif sedikit.
Secara umum fungsi mineral adalah: bersama
dengan vitamin mengoptimalkan proses-proses
metabolisme tubuh. Sebagian besar bertindak
sebagai Koenzim atau Kofaktor suatu enzim.
Menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh:
I. Mineral makro (macro element). Dibutuhkan lebih
dari 100 mg perhari. Diantaranya adalah:
Calcium, Phosphor, Kalium, Natrium dan Sulfur.
II. Mineral mikro (thrash element). Dibutuhkan
kurang dari 100 mg per hari. Diantaranya adalah:
Zn, Fe, Cu, Iodium, Selenium dan Mangan (Mn).
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia
H2O satu molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen.
Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada
tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 °C).
Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas
dan banyak macam molekul organik lainnya.
Senyawa yang sangat penting bagi tubuh dan
merupakan konponen utama sitoplasma.

Lebih dari 50% tubuh manusia adalah air

Air sangat berperan dalam metabolisme sel.

Fungsi air
1. Pengangkut dan pelarut senyawa nutrisi
2. Menjaga tekanan osmotik sel
3. Pelarut senyawa buangan (Ekskresi)
4. Media berbagai macam reaksi biokimia
5. Menjaga keseimbangan panas tubuh
Sebagai zat pelarut yang sangat baik
(pelarut universal) disebabkan karena
dua sifat molekul air, yaitu:
1. Molekul air bersifat Bipolar, unsur
Oksigen merupakan kutub yang
bermuatan negatif, dan unsur Hidrogen
adalah kutub yang lebih bermuatan
positif
2. Molekul air mudah sekali berdisosiasi
H2O H+ + OH-
 Disosiasi molekul air akan membentuk ion
hidroksil (OH)- dan ion hidronium (H3O)+
2H2O (H3O)+ + (OH)-

Kesepakatan para ahli, ion hidronium


dinyatakan
secara sederhana sebagai H+ maka disosiasi air
menjadi:
H2O (H)+ + (OH)-
BIOENERGETIKA

METABOLISME NUTRISI
Tujuan Instruksional Umum:
Mengetahui dan mempelajari lintasan metabolisme nutrisis sebagai
bahan bakar
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mampu menjelaskan tahapan reaksi dalam Respirasi Aerob
Glukosa serta energi yang dihasilkannya.
2. Mampu menjelaskan tahapan reaksi katabolisme senyawa lemak
sebagai sumber energi.
3. Mampu menjelaskan tahapan reaksi katabolisme senyawa asam
amino sebagai sumber energi
4. Mampu menerangkan reaksi-reaksi mana yang menghasilkan
energi dan jumlah ATP yang dihasilkan pada setiap lintasan
katabolisme bahan bakar.
5. Dapat menerangkan proses ekskresi limbah senyawa bernitrogen
melalui urinasi.
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Hasil dari pencernaan ekstra seluler adalah sebagai
berikut:
Karbohidrat menghasilkan senyawa monosakarida
terutama Glukosa, Fruktosa, Galaktosa dan
disakarida sederhana’
Protein menghasilkan Asam-asam amino bebas dan poli
peptida sederhana.
Lemak menghasilkan Asam-asam lemak bebas dan se-
nyawa lipida sederhana
Senyawa-senyawa sederhana tersebut kemudian didistri-
busikan melalui sistem sirkulasi masuk ke pusat
kegiatan metabolisme yaitu Sel. Proses metabolisme
dari senyawa-senyawa sederhana tersebut berlangsung
sesuai dengan fungsi utamanya:
Monosakarida dan disakarida sederhana akan
masuk ke jalur Katabolisme sesuai dengan
fungsi utamanya sebagai sumber energi. Jika
berlebih akan masuk jalur anabolisme untuk
disintesa sebagai sumber energi cadangan.
Asam lemak dan asam amino bebas akan masuk
jalur anabolisme untuk disintesa sebagai
bahan struktural dan fungsional pembentuk
sel dan jaringan tubuh.
Jika sumber energi langka (kekurangan karbo-
hidrat), Asam amino dan asam lemak akan
masuk ke jalur katabolisme untuk dioksidasi
menghasilkan energi.
Monosakarida Asam Amino Asam Lemak
GLIKOLISIS
β OKSIDASI

KATABOLIK DEAMINASI
ANABOLIK
SIKLUS
KREBS
Asetil-koA

ATP Protein Senyawa Lemak


Trigliserida
Struktural
CO2 Fosfolipid
Fungsional
H2O Kholesterol
Energi yang disediakan dari katabolisme bahan bakar dan
reaksi biokimia yang menghasilkan energi tidak langsung di
berikan pada reaksi biokimia yang memerlukan energi, tetapi
digunakan untuk mensintesa senyawa yang berfungsi se-
bagai karier energi yaitu ATP.
ATP mempunyai 3 komponen: Basa Adenin, Gula Ribosa dan 3
gugus fosforil.
Yang terpenting dari ATP adalah 2 ikatan fosfohidrida. Peme-
cahan ikatan ini diikuti oleh pelepasan energi yang banyak.
Oleh karena itu ATP berperan sebagai penghubung antara
proses yang menghasilkan energi dan yang memerlukan
energi.
ATP melepaskan energi ke reaksi yang memerlukan energi
dengan memutuskan ikatan fosfohidridanya

ATP ADP + P
Ikatan berenergi tinggi
Metabolisme bahan bakar mencakup sejumlah reaksi
oksidasi, dimana elektron dipindahkan dari
senyawa satu ke lainnya.
Pemindahan elektron dapat berupa elektron sendiri
(e), bagian dari atom hidrogen (H++e) atau sebagai
atom hidrida (2H++2e). Elektron yang dipindahkan
tersebut dinamakan Ekuivalen pereduksi.
Pada organisme aerobik, O2 bertindak sebagai
penangkap elektron terakhir. Tetapi bahan bakar
tidak langsung dioksidasi O2. Elektron (ekuivalen
pereduksi) dipindahkan terlebih dahulu ke 3
Koenzim. Yaitu:
- NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida)
- FAD (Flavin Adenin Dinukleotida)
- NADP (Nikotinamid Adenin Dinukleotida
Phosphat).
ALUR METABOLISME BAHAN BAKAR

LEMAK ASAM LEMAK

PROTEIN ASAM AMINO


Asetil- Siklus Rantai trans
koA Krebs por elektron

K. HIDRAT MONOSAKARIDA
NAD dan NADP masing-masing menangkap satu
ion hidrogen menjadi NADH dan NADPH
sedangkap FAD menangkap 2 atom hidrogen
menjadi FADPH2

Ekuivalen pereduksi yang dibawa NAD dan FAD


dipakai untuk sintesa ATP sedangkan NADP
dipakai sebagai cadangan energi yang
dibutuhkan dalam sintesa ATP

Reoksidasi NADH dan FADH2 oleh oksigen untuk


sintesa ATP berlangsung di membran bagian
dalam Mitokondria melalui lintasan Rantai
Transpor Elektron
RANTAI TRANSPOR ELEKTRON
NADH + O2 NAD + H2O + 3 ATP

FADH2 + O2 FAD + H2O + 2 ATP

NADPH + O2 NADP + H2O + E

Ekuivalen pereduksi dari NAD dan FAD


dipakai untuk sintesa ATP sedangkan
NADP digunakan sebagai cadangan energi
Untuk menghasilkan energi, hasil dari proses
pencernaan ekstra seluler harus dioksidasi.
Glukosa, Asam lemak dan Asam amino tidak
langsung dioksidasi oleh O2 tetapi harus melewati
beberapa tahapan reaksi dan melalui lintasan
katabolik yang berbeda.

Monosakarida, seperti Glukosa harus melalui lintasan


katabolik Glikolisis sebelum masuk ke Siklus
Krebs, sedangkan Asam lemak melalui lintasan
Beta Oksidasi terlebih dahulu.

Asam amino harus dihilangkan gugus aminanya


melalui reaksi Transaminasi atau Deaminasi
kemudian masuk ke Siklus Krebs dan Transpor
elektron
GLUKOSA.FRUKTOSA.GALAKTOSA ASAM LEMAK

1. GLIKOLISIS
4. β OKSIDASI

NADH Asam Piruvat


ATP NADH FADH2
2. PRV. DEHIDROGENENASI
Asetil-koA NH3 NH4+
NADH
5.DEAMINASI
H2O
3. SIKLUS
KREBS ASAM AMINO
GTP
C2O
NADH FADH2
5. RANTAI TRANS
POR ELEKTRON
O2
H2O
ATP
Tahap pertama lintasan katabolik
monosakarida seperti Glukosa, adalah
GLIKOLISIS. Glukosa di-ubah menjadi
Asam piruvat kemudian mengalami
metabolisme lebih lanjut menjadi Asetil-koA
dan dihasilkan NADH.
Asam lemak pertama dikatabolisme melalui
lintasan β OKSIDASI dan menghasilkan NADH,
FADH2 dan Asetil-koA.
Asam amino mengalami Deaminasi dan
Transaminasi dan sisa rantai karbonnya
masuk ke Siklus Krebs.
Asetil-koA yang dihasilkan masuk ke Lintasan
Asam Trikarboksilat (SIKLUS KREBS) dan
menghasilkan FADH2, NADH dan CO2.

Ekuivalen pereduksi yang dihasilkan (NADH dan


FADH2) akan mengalami reoksidasi melalui
Rantai Transpor Elektron atau reaksi
Fosforilasi Oksidatif untuk menghasilkan
sejumlah ATP.

CO2 dan H2O dikeluarkan sebagai hasil akhir dari


katabolisme.
GLIKOLISIS
Glikolisis adalah lintasan awal katabolisme Glukosa yang
terjadi di sitoplasma. Semua sel pada jaringan
manusia dapat melakukan glikolisis karena enzim-
enzim glikolisis terdapat pada sitoplasma.
Glikolisis memecah 1 mol Glukosa menjadi 2 mol Asam
Piruvat dan dihasilkan 6 ATP
Lintasan katabolik Glikolisis terdiri dari 2 fase:
1. Fase yang membutuhkan energi. Pada fase ini
dibutuhkan 2 ATP untuk merubah Glukosa menjadi 2
triosa terfosforilasi yaitu Gliseraldehid fosfat dan
Dihidroksi aseton fosfat.
2. Fase yang menghasilkan energi. Pada fase ini 2 mol
triosa fosfat tersebut dioksidasi menghasilkan 2 mol
Asam Piruvat. Energi yang dibebaskan dipergunakan
untuk fosforilasi ADP menjadi ATP dan mereduksi NAD
menjadi NADH
NADH akan direoksidasi melalui rantai transpor elektron
untuk menghasilkan ATP
1 Mol Glukosa

Gliseraldehidefosfat
Dihidroksiasetonfosfat
2 X Gliseraldehide
fosfat

2 X Asam Piruvat
Glucose

ATP
Glucose 6-phosphate

Fructose 6-phosphate
ATP
Glucose 1.6-diphosphate

ATP
NADH

ATP

ATP
2 X PYRUVATE ACID
1. Fase pertama membutuhkan 2 ATP
2 ATP 2 ADP
C6H12O6 2 C3H6O3-Fosfat
Glukosa(heksosa) 2 Triosafosfat

2. Fase kedua menghasilkan 2ATP dan 2NADH


2 ADP 2 ATP
2 Triosafosfat 2 Asam Piruvat
2 NAD 2 NADH

3. NADH direoksidasi melalui rantai transpor elektron


menghasilkan 6 ATP
2 NADH + O2 2NAD + H2O + 2 X 3 ATP

Jumlah ATP yang dihasilkan adalah:


––2 ATP + 2 ATP + 6 ATP = 6 ATP
Piruvat dehidrogenasi adalah tahapan lintasan katabolisme glukosa
sebelum masuk Lintasan Asam Trikarboksilat (Siklus Krebs) Pada
lintasan ini Asam piruvat mengalami reaksi dehidrogenasi menjadi
Asetil-koA. Elektron yang dilepaskan mereduksi NAD menjadi NADH.
NADH yang dihasilkan masuk rantai transpor elektron untuk dire-
oksidasi menghasilkan ATP.

Koenzim-A

Asam piruvat Asetil-koA


NAD NADH

Dari 1 mol Glukosa melalui Glikolisis dihasilkan 2 mol Asam piruvat dan
dilanjutkan oleh Piruvat Dehidrogenasi menghasilkan:
2 mol Asetil-koA + 2 NADH.

ATP yang dihasilkan dari reoksidasi 2 NADH melalui


rantai transpor elektron adalah 2 x 3 ATP = 6 ATP
Dinamakan Lintasan Asam Trikarboksilat (LAT)
karena dalam siklus ini merupakan perubahan
asam trikarboksilat satu ke yang lainnya. Sesuai
dengan penemunya maka dinamakan juga Siklus
Krebs. Sebagian lagi menyebutnya Siklus Asam
Sitrat
Merupakan siklus lanjutan dari lintasan katabolik
yang berlangsung di Mitokondria Glukosa dimana
Asetil-koA yang dihasilkan akan mengalami
beberapa kali tahapan oksidasi untuk
menghasilkan ATP atau Ekuivalen Pereduksi.
1 mol Asetil-koA yang masuk dalam lintasan ini akan
menghasilkan: 3 NADH + FADH2 dan GTP.
NADH dan FADH2 akan masuk rantai transfor elektron
untuk direoksidasi menghasilkan ATP sedangkan
GTP langsung dihidrolisis menghasilkan 1 ATP.
I. Kondensasi Oksalasetat
Asetil-koA dari pemecahan parsial Glukosa (juga dari Beta
Oksidasi Asam lemak) berkondensasi dengan Oksalasetat
membentuk Asam sitrat oleh enzim Sitrat sintase.

II. Interkonversi Asam sitrat


Dengan bantuan enzim Akonitase Asam sistrat mengalami
interkonversi menjadi Asam isositrat.

III. Dehidrogenasi Asam isositrat


Asam isositrat mengalami reaksi dehidrogenasi sekaligus
dekarboksilasi menjadi Asam α Ketoglutarat. Ion H+ yang
dilepaskan ditangkap oleh NAD menjadi NADH dan dilepaskan
CO2

IV. Oksidasi Asam α Ketoglutarat


Koenzim A dan enzim α Ketoglutarat dehidrogenase mengoksidasi
asam tersebut menjadi Asam Suksinil-koA, dilepaskan CO2 dan ion
H+ mereduksi NAD mejadi NADH.
V. Tiokinasi Suksinil-koA
Disebut reaksi fosforilasi tingkat substrat karena energi pada Ko-A
dipakai untuk fosforilasi GDP menjadi GTP.

VI. Dehidrogenasi Asam Suksinat


Asam suksinat mengalami dehidrogenasi menjadi Asam Fumarat.
Ion hidrida yang dilepaskan mereduksi FAD menjadi FADH2

VII Hidrasi Asam Fumarat


Enzim fumerase menghidrasi Fumarat menjadi Asam Malat

VIII. Dehidrogenasi Asam Malat


Asam malat terdehidrogenasi menjadi Asam Oksalasetat dan
mereduksi NAD menjadi NADH

Terbentuknya Asam Oksalasetat berarti Asetil-koA telah terkatabolis


me menjadi CO2 dan H2O yang artinya siklus telah selesai. Oksal
Asetat siap kembali berkondensasi dengan Asetil-koA berikutnya.
Asam Piruvat Asetil-koA

Oksalasetat Asam Sitrat


NADH
H+

NAD
Asam Malat Isositrat
NAD
H+
GDP NADH
GTP
Asam Fumarat α Ketoglutarat
PO4
H+ H+ NADH
FAD
Suksinat Suksinil-koA
NAD
FADH2
Perhitungan ATP yang dihasilkan dari katabolisme
Lintasan Asam Trikarboksilat (Siklus Krebs)

1 mol Asetil-koA dioksidasi menjadi CO2 dan H2O


melalui Siklus Krebs menghasilkan: 3 mol NADH +
1 mol FADH2 dan 1 mol GTP

Reoksidasi 3 mol NADH melalui rantai transpor


elektron menghasilkan 3 x 3 mol ATP = 9 ATP dan re-
oksidasi FADH2 menghasilkan 2 ATP. Sedangkan
GTP dihidrolisis menghasilkan 1 mol ATP. Jadi 1 mol
Asetil-koA menghasilkan 12 ATP

1 mol Glukosa menghasilkan 2 mol Asetil-koA maka


jumlah ATP yang dihasilkan dari Siklus Krebs adalah
2 x 12 ATP = 24 ATP
Secara keseluruhan katabolisme Glukosa melalui
Glikolisis, Piruvat Dehidrogenasi dan Siklus Krebs
dan reoksidasi ekuivalen pereduksinya melalui
Rantai transpor elektron adalah sebagai berikut:

- Glikolisis ( + O2 ) 6 ATP
- Piruvat dehidrogenasi (+O2) 6 ATP
- Siklus Krebs ( + 4 O2) 24 ATP
+
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O 36 ATP

Ekstraksi energi dari Glukosa melalui lintasan


lintasan katabolik tersebut dikenal dengan sebutan
RESPIRASI AEROB GLUKOSA
Dikenal sebagai reaksi Fermentasi yaitu proses
sintesa energi tanpa Oksigen. Banyak dilakukan
oleh mikroorganisme misalnya Khamir (ragi).
Pada manusia respirasi anaerob berlangsung
manakala sel kekurangan suplai oksigen, misalnya
ketika berolahraga atau melakukan aktivitas fisik
yang berat. Akibatnya terjadi kondisi anaerob.
Dalam keadaan ini, Asam piruvat (hasil dari Glikolisis)
tidak dirubah menjadi Astil-koA untuk masuk ke
siklus Krebs tetapi direduksi menjadi Asam laktat.
Penimbunan Asam laktat inilah yang menyebabkan
rasa lelah, pegal atau kejang pada otot.
Dalam respirasi Anaerob ini dihasilkan 2 ATP:
GLUKOSA + 2 ADP As. LAKTAT + 2 ATP
Hasil akhir dari pencernaan ekstraseluler senyawa Lemak
adalah Asam lemak bebas.

Susuai dengan peruntukannya, seharusnya asam lemak masuk


ke jalur Anabolisme untuk disintesa menjadi senyawa lemak
yang dibutuhkan. Atau disimpan sebagai sumber energi
cadangan dalam bentuk Trigliserida / Triasilgliserol.

Dalam kodisi kelangkaan sumber energi (Karbohidrat), Asam


lemak masuk ke jalur katabolisme untuk dioksidasi dalam
upaya memenuhi kebutuhan energi.

Jalur katabolisme lemak adalah: Lintasan β Oksidasi, Siklus


Krebs dan Rantai transpor elektron.

Senyawa lemak akan memberikan jumlah ATP yang jauh lebih


banyak dari pada Karbohidrat. 1 mol Glukosa menghasilkan
36 ATP sedangkan Asam lemak Palmitat melalui jalur
katabolisme yang sama menghasilkan 129 ATP.
Lintasan β oksidasi asam lemak berlangsung di dalam
matrik Mitokondria. Oleh karena itu asam lemak
membutuhkan energi untuk masuk ke dalam
mitokondria.

Aktivasi asam lemak dilakukan oleh Koenzim A yang


membutuhkan 2 ATP:

O O
2 ATP 2ADP
R—C---OH KoA R—C---KoA
Asam lemak Koenzim A Asil-koenzim A

Asam lemak yang sudah aktif (Asil-koA) akan diikat oleh


protein karier yaitu Karnitin masuk ke dalam
mitokondria dan setelah masuk kemudian dilepaskan
kembali untuk memulai oksidasi.
1. Asam lemak bebas yang telah aktif (Asil-koA) diikat
oleh Karnitin masuk ke Mitokrondria kemudian
dilepaskan kembali.
2. Asil-koA di dalam mitokondria dioksidasi oleh enzim
Asil-koA dehidrogenasi menghasilkan ikatan rangkap
pada atom C nomor 2 dan 3 pada rantai karbonnya.
3. H+ yang dilepaskan mereduksi FAD menjadi FADH2.
4. Ikatan rangkap mengalami hidrasi dan atom C nomor
3 teroksidasi membentuk Ketoasil-koA.
5. H+ yang dilepaskan mereduksi NAD menjadi NADH.
6. Dengan enzim Tiolase Ketoasil-koA melepaskan
Asetil-koA dari rantai Asil-koA nya.
7. Asil-koA menjadi lebih pendek atau kehilangan 2 atom
C pada rantai karbonnya dan kemudian mengulangi
siklus β oksidasinya.
Satu kali siklus, lintasan β Oksidasi asam lemak akan
melepaskan 1 Asetil-koA yaitu suatu senyawa asam lemak
dengan 2 atom C (CH3—CO≈koA). Sehingga asam lemak
yang teroksidasi akan kehilangan atau mengalami
perpendekan rantai karbon sebanyak 2 atom C.
Dalam satu kali siklus tersebut dihasilkan 1 ekuivalen
pereduksi FADH2 dan 1 NADH + H+.
Ekuivalen pereduksi tersebut akan masuk dalam rantai
transpor elektron untuk direoksidasi oleh O2 dan dihasilkan
ATP.
ATP yang dihasilkan adalah:
NADH+H+ + O2 NAD + H2O + 3ATP
FADH2 + O2 FAD + H2O + 2ATP
Jumlah ATP yang dihasilkan dari satu kali siklus = 5 ATP
Pada sel manusia, hasil akhir dari biosintesa asam lemak
adalah Asam Palmitat, suatu asam lemak jenuh yang
mempunyai 16 atom C pada rantai karbonnya.
Demikian pula asam lemak yang dioksidasi melalui
lintasan β oksidasi adalah Asam Palmitat.
Dengan demikian asam palmitat akan selesai teroksidasi
setelah menjalani 7 kali siklus β oksidasi menghasil
kan 8 Asetil-koA.
Maka jumlah ATP yang dihasilkan adalah 7 X 5 ATP =
35 ATP.
8 buah Asetil-koA yang dihasilkan selanjutnya masuk
ke Lintasan Asam Trikarboksilat atau Siklus Krebs
untuk dioksidasi kembali.
1 Asetil-koA dioksidasi menjadi CO2 melalui Siklus Krebs
akan menghasilkan 12 ATP.
Maka 8 Asetil-koA yang dioksidasi melalui Siklus Krabs
akan menghasilkan 8 X 12 ATP = 96 ATP.
Jumlah seluruh ATP yang dihasilkan dari
oksidasi Asam Palmitat melalui lintasan β
oksidasi dan Siklus Krebs adalah:

Aktivasi asam palmitat membutuhkan 2 ATP


Oksidasi melalui β oksidasi menghasilkan 7 x
5ATP = 35 ATP
Asetil-koA yang dihasilkan dioksidasi melalui
Siklus Krebs menghasilkan 8 X 12ATP =
96ATP

Jumlah keseluruhan adalah=


- 2ATP + 35ATP + 96ATP = 129 ATP.
Seperti halnya asam lemak, Asam amino juga dapat
dioksidasi untuk menghasilkan energi dalam bentuk
ATP. Oksidasi asam amino hanya dilakukan melalui
Siklus Krebs.
Asam amino adalah asam karboksilat yang salah satu ion
hidrogennya diganti dengan gugus Amina (---NH2).
Sehingga hampir semua asam amino dapat dioksidasi
melalui Siklus Krebs.
Untuk dapat masuk ke Siklus Krebs, Asam amino harus
dihilangkan terlebih dahulu gugus aminanya,
kemudian kerangka karbonnya diubah menjadi
senyawa antara Siklus Krebs sebagai pintu masuk.
Reaksi pelepasan gugus amina dari asam amino
dilakukan dengan reaksi:
1. Transaminasi / Aminotransferasi
2. Deaminasi.
Transaminasi adalah reaksi pelepasan gugus
amina (--NH2) dengan cara memindahkannya ke
senyawa lain.
Misalkan perubahan asam amino Aspartat menjadi
Oksalasetat. Dalam reaksi ini gugus amina dari
Aspartat dipindahkan ke Asam α ketoglutarat.

Aspartat Oksalasetat
α ketoglutarat + NH2 Glutamat

Dalam reaksi ini Aspartat berubah menjadi


Oksalasetat dengan melepaskan gugus amina,
gugus amina tersebut ditangkap oleh α
ketoglutarat membentuk Glutamat.
Enzim yang mengkatalis reaksi ini adalah Aspartat
Transaminase.
Deaminasi Oksidatif
Suatu reaksi pelepasan gugus amina melalui proses
reaksi oksidasi.
Contoh: Perubahan Glutamat menjadi α Ketoglutarat oleh
enzim Glutamat dehidrogenasi dankoenzim NAD atau
NADP.
Glutamat α Aminoglutarat
COOH-CH2-CH2OH-COOH COOH-CH2-CH2O-COOH

NH2 NAD NADH NH

α Aminoglutarat α Ketoglutarat
COOH-CH2-CH2O-COOH COOH-CH2—C---COOH
O
H2O NH3
NH3
Deaminasi non oksidatif
Dalam reaksi pelepasan gugus amina ini tidak ada proses
oksidasi (pelepasan ion H+), misalnya perubahan Asam
amino Serin menjadi Asam Piruvat oleh enzim Serin
hidratase

SERIN ASAM PIRUVAT + NH3

Oksal asetat, Ketoglutarat, dan asam Piruvat merupakan rangka


karbon dalam bentuk asam trikarboksilat yang dapat masuk
ke Siklus Krebs untuk dioksidasi.
Ekuivalen pereduksi yang dihasilkan kemudian direoksidasi di
Rantai Transpor Elektron untuk menghasilkan ATP.

Catatan:
Pada reaksi pelepasan gugus amina dari asam amino melalui
reaksi Deaminasi dikeluarkan senyawa bernitrogen (NH3).
Senyawa ini bersifat toxis (meracuni) bagi tubuh dan harus
dikeluarkan.
Asam amino yang akan dioksidasi melalui siklus Krebs
sebagai sumber energi cadangan, harus terlebih
dahulu dihilangkan gugus aminanya (--NH2 atau
NH3) melalui reaksi Transaminasi atau Deaminasi
Reaksi Transaminasi/Amino transferasi memindahkan
gugus amina suatu asam amino ke senyawa lainnya.
Reaksi Deaminasi melepaskan gugus amina suatu asam
amino sebagai senyawa bebas yang mengandung
Nitrogen (NH2 dan NH3).
Senyawa bebas yang mengandung Nitrogen bersifat
racun bagi tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh
melalui urin dalam bentuk Urea yang mudah larut
dalam air.
Perhitungan jumlah ATP yang dihasilkan terkandung dari
mana rantai karbon asam tersebut masuk ke Siklus
Krebs.
NADH

NADH
FADH2
NADH
GTP α Ketoglutarat
Untuk menghitung jumlah ATP yang dihasilkan tergantung dari
jenis Asam aimino apa yang dioksidasi dan melalui jalan/pintu
mana masuk ke Siklus Krebs.
Misalkan Arginin, Glisin, Histidin, Glutamat dan Prolin masuk ke
Siklus Krebs melalui pintu α Ketoglutarat. Dari α Keto-
glutarat sampai ke Oksalasetat dihasilkan ekuivalent
pereduksi: 1GTP, 1 FADH2 dan 2 NADH.

GTP + ADP GDP + 1 ATP


2NADH + O2 2NAD + 2 X 3 ATP
FADH2 + O2 FAD + 2 ATP

Jumlah ATP yang dihasilkan adalah:


1 ATP + 6 ATP + 2 ATP = 9 ATP
Tujuan Instruksional Umum:
1. Mengetahui dan mempelajari Biosintesa senyawa sakarida pada
manusia serta peranan enzim yang menyertainya.
2. Mengetahui dan mempelajari proses-proses metabolisme dalam
mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran normal
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mampu menjelaskan biosintesa Glikogen, tahapan proses
Glikogenolisis dan Glukoneogenesis serta enzim-enzim yang
berperan di dalamnya.
2. Mampu menjelaskan proses homoestasis kadar glukosa darah
serta peranan hormon-hormon yang menyertainya.
3. Mampu menerangkan bagaimana aktivitas glikogenolosis dan
glukoneogenesis diatur oleh keadaan nutrisi tubuh.
4. Mampu menjelaskan gangguan metabolisme karbohidrat pada
penderita Defisiensi Insulin dan Diabetes mellitus.
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Di alam, biosintesa Karbohidrat dilakukan oleh Organisme
Autotrof dari senyawa anorganik (CO2 dan H2O) melalui
proses Fotosintesis. Organisme Heterotrofik hanya dapat
mengurai dan mendapatkan karbohidrat dari makanannya
Glikogen adalah bentuk lain dari karbohidrat yang disintesa
oleh organisme heterotrofik dari glukosa. Glikogen
adalah bentuk penting sebagai bahan bakar cadangan
karena dapat langsung dihidrolisis menjadi glukosa.
Biosintesa glikogen adalah proses yang membutuhkan
energi yang secara tidak langsung disediakan ATP, tetapi
sumber yang lebih cepat adalah dari UTP (Uridin Tri
Phosphat.
Substrat atau bahan dasar sintesa glikogen adalah glukosa
aktif yaitu UDP-Glukosa (Uridin difosfat glukosa).

UDP-Glukosa dibentuk dari Fosforilasi glukosa oleh enzim


Glukokinase di hati atau Heksokinase jika di otot.

Penggabungan UDP-Glukosa dilakukan oleh 2 enzim yaitu


Glikogen sintetase dan Branching enzime.

Glikogen sintetase mengaitkan glukosa ke ujung-ujung


polimer glikogen.

Branching enzime memindahkan beberapa unit glukosa


membentuk cabang-cabang polimer.
UTP Fosforilasi Glukosa
GLUKOSA
Glukokinase
Heksokinase

Branching
UDP enzyme

UDP
Glikogen-
sintetase

GLIKOGEN

GLIKOGEN KINASI GUGUS GLUKOSA


Glukosa pada manusia dan hewan tingkat tinggi hanya
diperoleh dari pemecahan Karbohidrat atau dari
penguraian Glikogen.
Penguraian glikogen menjadi glukosa melalui reaksi
hidrolisis disebut Glikogenolisis
Glikogenolisis pada Manusia terutama berlangsung di sel
Hati dan Otot.
Glikogenolisis pada sel hati ditujukan untuk mensuplai
glukosa jika kadar glukosa darah turun.
Sel otot melakukan glikogenolisis hanya untuk kebutuhan
sintesa ATP guna mensuplai energi untuk kontraksi
jaringan otot.
Jika Glikogen hati dan otot mulai langka maka hati akan
mensintesa Glukosa baru dari asam lemak dan asam
amino sebagai substrat.
Biosintesa Glukosa baru oleh hati dari asam lemak atau
asam amino sebagai substrat disebut Glukoneogenesis
Glukosa fosfat

Glikogen
Fosforilase

GLIKOGEN Transferase

GLUKOSAFOSFAT
Branching
Enzim
GLIKOGEN
Faktor penting dalam siklus penyimpanan dan pemanfaatan
bahan bakar adalah kebutuhan jaringan tertentu akan
glukosa, misalnya Sel Darah Merah.
Sel darah merah tidak memiliki mitokondria oleh karena itu
hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar.
Dalam keadaan normal, otak juga memerlukan suplai
glukosa yang kontinyu. Untuk itu kadar glukosa darah harus
tetap berada dalam kisaran normal.
Kadar glukosa darah normal berada dalam kisaran 3 – 7 mmol /
liter (80 – 100 mg /dl).
Mempertahankan kadar glukosa dalam darah agar tetap pada
kisaran normal disebut HOMOESTASIS GLUKOSA DARAH
dimana Insulin dan Glukagon memainkan peranan penting
dalam hal ini.
Suplai glukosa melalui makanan bersifat diskontinyu.
Beberapa saat setelah makan sangat banyak glukosa
yang masuk sistem sirkulasi dan akan berkurang
hingga masuk waktu makan berikutnya.
Hasil akhir dari proses pencernaan yang diabsorpsi darah
tidak boleh tetap berada di sistem sirkulasi dalam
waktu yang lama karena akan menaikkan viskositas
darah. Untuk itu tubuh menyimpannya sebagai sumber
energi cadangan untuk sementara waktu.
Penyimpanan dilakukan dalam tiga bentuk: Glikogen,
Trigliserida dan Protein. Masing-masing senyawa
tersebut akan dikatabolisme kembali guna menghasil-
kan energi.
Pada manusia, Glikogen dan Trigliserida dipakai sebagai
sumber energi cadangan sedangkan Protein dipakai
untuk karier, reseptor, katalisator dan komponen
struktural dan fungsional jaringan tubuh.
Hasil akhir pencernaan, khususnya glukosa diserap dari
usus masuk ke sistem peredaran darah (sirkulasi) dan
didistribusikan ke sel-sel jaringan tubuh yang
memerlukan. Beberapa saat setelah kadar glukosa
darah meningkat.
Pankreas memonitor kadar glukosa dalam darah melalui
sekresi hormon Insulin dan Glukagon.
Jika kadar glukosa darah tinggi, pankreas mengsekresi
hormon insulin. Hormon insulin bersifat anabolik,
merangsang sintesis makro molekuler glukosa darah
menyebabkan penyimpanan glukosa yang berlebih
kedalam bentuk glikogen.
Jika kadar glukosa turun di bawah normal, pangkreas
mengsekresi hormon glukagon. Hormon glukagon
bersifat katabolik menyebabkan pembatasan sintesa
makromolekuler dan merangsang pemakaian bahan
bakar yang disimpan (Glikogenolisis).
GULA DARAH 80 mg – 100 mg /dl NORMAL
Beberapa alasan penting menjaga agar kadar glukosa
darah tetap dalam kisaran normal:

A. Jika kadar glukosa darah dibawah normal:


1. Suplai bahan bakar ke otak tidak cukup, akibatnya ATP otak
menurun menyebabkan fungsi otak terganggu. Dapat
menyebab kan koma bahkan kematian.
2. Darah merah juga akan kekurangan glukosa jika konsentrasi
glukosa di sirkulasi menurun, sel darah merah akan cepat
tua dan rusak.

B. Kadar glukosa darah diatas normal:


1. Viskositas (kekentalan darah meningkat) menyebabkan
dehidrasi jaringan dan menyebabkan penuaan dini protein
dan kerusakan jaringan diantaranya Haemoglobin, Protein
kolagen lensa mata dan jaringan periper.
2. Darah yang terlalu kental menyebabkan tekanan yang lebih
besar pada jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
Hipertensi.
Suplai glukosa yang berasal dari glikogen hati dan
otot sangat terbatas, untuk itu diperlukan suplai
baru dari sistem pencernaan makanan.
Jika suplai makanan terhambat, dalam keadaan
puasa atau kelaparan, maka tidak ada suplai
glukosa. Disisi lain kadar glukosa darah harus
tetap berada dalam kisaran normal.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, Hati akan
mensintesa glukosa dari sumber lain, yaitu Asam
laktat, Asam lemak atau Asam amino sebagai
substrat. Proses ini disebut sebagai
Glukoneogenesis.
Glukoneogenesis adalah proses biosintesa glukosa
baru yang dilakukan oleh hati dengan mengguna-
kan asam lemak, atau asam amino sebagai
substrat untuk menaikan kadar glukosa darah.
Karena Hati dapat membuat glukosa melalui
glukoneogenesis dan juga menggunakan glukosa
melalui glikolisis maka harus ada suatu sistem untuk
mengatur proses ini.
Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara
terkoordinasi melalui perubahan kadar insulin dan
glukagon dalam sirkulasi darah.
Jika kadar glukosa darah dan insulin turun, aktivitas β
oksidasi meningkat makan kadar Asetil-koA dalam hati
meningkat dan konsentrasi asam amino di otot juga
meningkat.
Peningkatan asetil-koA, asam amino dan asam lemak
mengarahkan substrat menuju Glukoneogenesis, dan
mencegah substrat digunakan oleh Siklus Krebs.
Asetil-koA mengaktifkan Piruvat karboksilase dan
menghambat Piruvat dehidrogenase sehingga
menyebabkan piruvat tidak menjadi asetil-koA
kembali tetapi menjadi Asam Oksalasetat.
Kemudian diubah menjadi Fosfoenol Piruvat (PEP)
yang diarahkan menuju Glukoneogensis.
Jika kadar glukosa darah dan insulin meningkat,
Glukosa darah akan ditangkap oleh protein karier
glukosa maka metabolisme meningkat dan
glukosa darah disintesa menjadi Glikogen untuk
disimpan.
Turunnya kadar Glukagon menyebabkan aktivitas
Glikolisis meningkat dan Glukoneogenesis
dihentikan.
ENZIM-ENZIM
FOSFOENOL GLUKONEOGENESIS
PIRUVAT (PEP) GLUKOSA

PIRUVAT ASAM LEMAK


KINASE ASAM AMINO

PIRUVAT
PIRUVAT DE-
HIDROGENASE

PIRUVAT KAR-
BOKSILASE
OKSAL-
ASETAT
ASETIL-KOA
Tujuan Instruksional Umum:
1. Mengetahui dan mempelajari Biosintesa senyawa senyawa asam
lemak, Trigliserida dan Kholesterol.
2. Mengetahui dan mempelajari proses pengaturan metabolisme dan
transpor senyawa lemak.
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mampu menjelaskan biosintesa senyawa asam lemak dari glukosa.
2. Mampu menjelaskan biosintesa Trigliserida (triasil gliserol) dan
Kholesterol serta pengendaliannya.
3. Mampu menyebutkan macam partikel lipoprotein yang berperan
dalam mekanisme transpor senyawa lemak.
4. Mampu menerangkan lintasan dimana glukosa makanan di ubah
menjadi asam lemak dan disimpan sebagai trigliserida dalam
jaringan adiposa.

Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Sintesa asam lemak dilakukan di sitoplasma sel
jaringan adiposa hati.
Bahan dasar atau substrat asal sintesa asam lemak
adalah Asetil-koA yang berasal dari pemecahan
parsial glukosa dan asam amino
Hasil utama sintesa asam lemak pada manusia
adalah Asam Palmitat yaitu asam lemak jenuh
dengan 16 atom C atau Asam heksa dekanoat
CH3—[CH2]14—COOH
Asam Palmitat disintesa oleh enzim Asam lemak
sintetase berturut-turut dari asam lemak 2 C
(Asetil-koA)
Asam lemak sintetase merupakan kompleks
enzim yang dibentuk dari 2 rantai polipeptida
yang identik. Masing-masing polipeptida
menyertakan semua aktifitas enzim yang
diperlukan.
Selama sintesis asam lemak, substrat terikat
pada enzim melalui dua gugus sulfihidril yaitu
gugus Sistein (Sis) dan Phosphopantetein
(Pan).
1 Gugus Asetil dari Asetil-koA terikat pada rantai
samping Lemak sintetase Fosfopantetein (Pan)
kemudian berpindah ke rantai samping Sistein
(Sis) oleh enzim transverase.
2. Gugus Malonil kemudian terikat pada rantai
samping Pan dan kedua substrat tersebut
berkondensasi membentuk Asetoasil (dengan 4 -
C). Satu atom karbon dari Malonil dikeluarkan
melalui reaksi dekarboksilasi sebagai CO2.
3. Asam β Ketoasil yang baru terbentuk kemudian
mengalami beberapa tahapan reaksi yaitu:
reduksi, dehidrasi dan reduksi kembali, maka
terbentuklah Asam lemak jenuh dengan jumlah
atom karbon 4 (Metilena / Asam Butanoat.)
4. Asam lemak ini dipindahkan ke gugus Sis untuk
kemudian berkondensasi kembali dengan
Malonil-koA yang terikat kembali pada gugus
Pan, untuk membentuk asam lemak yang
beratam C = 6 (Heksanoat) kemudian
dipindahkan ke rantai samping Sis. Rantai
samping Pan mengikat kembali Malonil-koA.
5. Demikian seterusnya hingga diperoleh Asam
lemak jenuh beratom C 16 (Asam Palmitat).
Asam Palmitat yang bebas selanjut dibentuk
menjadi berbagai asam lemak lainna dengan
enzim perpanjangan rantai.
Hasil akhir dari sintesa asam lemak adalah Asam
lemak Palmitat: (CH3[CH2]14COOH).

Tahapan selanjutnya asam lemak tersebut akan


mengalami perpanjangan rantai karbon (oleh
enzim perpanjangan rantai) atau percabangan
(oleh enzim percabangan) rantai karbon.

Untuk membentuk jaringan atau untuk dapat


disimpan, asam lemak tersebut berikatan dengan
senyawa lain membentuk senyawa lemak
kompleks, misalnya:
1. Triasilgliserol atau Trigliserida
2. Fosfolipida
3. Spingolipida
4. Kholesterol
Asam lemak hasil dari biosintesa sel harus di
ubah terlebih dahulu menjadi senyawa
lemak kompleks untuk dapat disimpan.
Umumnya penyimpanan lemak di dalam tubuh
manusia adalah dalam bentuk Trigliserida
atau Triasil Gliserol.
Triasilgliserol merupakan cadangan energi
yang sangat besar dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein. Menyimpan energi
6 kali lebih banyak dari pada Glikogen
Bersifat netral (non polar) sehingga tersimpan
dalam bentuk senyawa anhidrat
Triasil gliserol dibentuk oleh 3 asam lemak
yang terikat dengan ikatan ester pada
gugus hidroksil Gliserol.

Biosintesis Triasil gliserol berlangsung di sito


plasma dan menggunakan Gliserol fosfat
sebagai sumber rangka karbonnya.

Asam lemak diaktifkan terlebih dulu oleh


Koen-zim A agar dapat dikaitkan.
Asam lemak + Koenzim A Asil-koA
Gliserol Asil Monoasil
fosfat Koenzim-A Gliserolfosfat

Monoasil Asil Diasil


Gliserolfosfat Koenzim-A Gliserolfosfat

Diasil Diasil
Gliserolfosfat H2O Gliserol

Diasil Asil Triasil


Gliserol Koenzim-A Gliserol
Pada manusia, kholesterol diperoleh dari makanan
yang dikonsumsinya dan yang disintesa oleh hati.
Sintesis kholesterol menggunakan 3 unit Asetil-koA
sebagai substrat untuk membentuk Hidroksi
metil glutaril-koA.
Hidroksi metil glutaril-koA mengalami reduksi
membentuk Asam mevalonat.
6 unit Asam mevalonat melalui beberapa tahapan
reaksi membentuk Lanosterol.
Lanosterol dimodifikasi membentuk Kholesterol.
Sintesis Kholesterol dikendalikan oleh mekanisme
umpan balik. Kosentrasi yang tinggi di sistem
sirkulasi akan menghambat sintesis oleh hati.
Kholesterol diubah menjadi Ester kholesterol
sebelum ditranspor atau disimpan.
Sintesa asam lemak tergantung pada suplai Asetil-koA
sitoplasma yang disediakan dari pemecahan parsial
Karbohidrat dan Asam amino yang berlebihan.
Asal substrat: Glukosa
Asam piruvat hasil dari Glikolisis, masuk ke
mitokondria dan diubah menjadi Asetil-koA kemudian
masuk ke Siklus Krebs untuk membentuk Asam sitrat,
dan keluar dari mitokondria.
Asal substrat: Asam Amino
Asam amino mengalami Deaminasi untuk masuk ke
Siklus Krebs dan membentuk Asam sitrat, kemudian
Asam sitrat keluar dari mitokondria.
Di sitoplasma Asam sitrat tersebut terdegradasi
membentuk Oksalasetat dan Asetil-koA, dan Asetil-
koA siap masuk ke siklus Biosintesa Asam Lemak.
Asam
GLUKOSA lemak
OKSALASETAT
BIOSINTESA
ASAMLEMAK
ASETIL-KOA

SITRAT
GLIKOLISIS
SITOPLASMA

PIRUVAT MITOKONDRIA
SITRAT

OKSALASETAT

ASETIL-KOA ASETIL-KOA SIKLUS KREBS

SITOPLASMA
ASAM AMINO
Lipid bersifat non polar, maka harus ditranspor dalam
sirkulasi oleh pengangkut yang larut dalam air.
Lipid diangkut oleh Protein, Albumin serum dan
Lipoprotein.
Albumin serum:
1. Mengangkut asam lemak bebas dari yang diserap
usus ke jaringan adiposa dan otot.
2. Membawa asam lemak yang dilepaskan jaringan
adiposa ke otot dan hati.
3. Mentranspor Bilirubin dan Isolesitin.
Trigliserida dan Kholesterol ditranspor oleh beberapa
lipoprotein yaitu: Kilomikron, Very Low Density
Lipoprotein (VLDL), Low Density Lipoprotein
(LDL), dan High Density Lipoprotein (HDL).
Kilomikron:
Membawa Trigliserida makanan kejaringan
periper dan membawa kholesterol makanan ke
hati

Very Low Density Lipoprotein (VLDL):


Membawa Trigliserida hati ke jaringan periper

Low Density Lipoprotein (LDL):


Membawa Kholesterol hati ke jaringan periper

High Density Lipoprotein (HDL):


Memerantarai transpor sentripetal Kholesterol
dan membawa kholesterol ke hati untuk di
hancurkan
ESTER KHOLESTELOR
Tujuan Instruksional Umum:
1. Mengetahui dan mempelajari Biosintesa Asam amino dan Protein
serta peranan DNA dan RNA yang menyertai proses tersebut.
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mampu menerangkan peranan basa nitrogen DNA dan RNA dalam
biosintesa asam amino dalam bentuk kode genetik.
2. Mampu menjelaskan proses transkripsi dan translasi dalam proses
biosintesa protein.
3. Mampu menyebutkan macam-macam kodon untuk setiap jenis
asam amino, kodon start dan kodon yang menandakan biosintesa
protein selesai.
4. Mampu menerangkan bahwa biosintesa asam amino dan
proteindikendalikan oleh Gen yang terdapat pada Kromosom, dan
kelainan pada proses metabolisme tersebut bersifat genetis
(inborn error)
Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Protein adalah senyawa organik dengan berat molekul tinggi,
bersifat heteropolimer karena disusun oleh sejumlah asam
amino dari beberapa jenis.
Jumlah Asam amino yang menyusun, jenis, maupun urutan
asam aminonya menentukan perbedaan jenis protein yang
satu dengan protein lainnya.
Biosintesa protein dilakukan di Ribosom yang diawali oleh
sintesi asam amino yang merupakan unit penyusunnya.

BIOSINTESABIOSINTESA
ASAM AMINOASAM AMINO
Tidak semua jenis asam amino dapat disintesa oleh tubuh
manusia, hanya asam amino yang bersifat non esensial
saja. Asam amino esensial hanya dapat diperoleh dari
nutrisi yang mengandung asam amino tersebut.
Biosintesa Asam Amino dikendalikan oleh DNA karena
merupakan unit penyusun protein yang menentukan sifat
genetik suatu organisme.
Yang bertanggung jawab dalam sintesa asam amino
adalah RNA tepatnya mRNA dengan urutan basa-
basa nitrogennya yaitu: Adenin (A), Sitosin (C),
Guanin (G) dan Urasil (U).
mRNA membawa pesan dari DNA untuk mensandi
jenis asam amino yang akan disintesa melalui
urutan 3 basa nitrogennya dan Ribosom dapat
membacanya. Urutan 3 basa nitrogen (triplet)
tersebut dinamakan Kode genetik atau Kodon.
Kodon akan dikopi dari DNA oleh mRNA dan dibawa
ke luar inti sel untuk diterjemahkan sehingga
Ribosom dapat membacanya.
Urutan 3 basa nitrogen tersebut menentukan jenis
Asam Amino apa yang akan disintesanya.
U C A G
Phenilalanin Serin Tirosin Sistein U
Phenilalanin Serin Tirosin Sistein C
U Leusin Serin S T O P S T O P A
Leusin Serin S T O P Triptopan G
Leusin Prolin Histidin Arginin U
Leusin Prolin Histidin Arginin C
C Leusin Prolin Glisin Arginin A
Leusin Prolin Glisin Arginin G
Isoleusin Treonin Asparagin Serin U
Isoleusin Treonin Asparagin Serin C
A Isoleusin Treonin Lisin Arginin A
Metionin Treonin Lisin Arginin G
Valin Alanin Aspartat Glisin U
Valin Alanin Aspartat Glisin C
G Valin Alanin Glutamin Glisin A
Valin Alanin Glutamin Glisin G
 Satu jenis Asam Amino dapat disandi oleh
lebih dari satu kodon:

 Arginin, Leusin, dan Serin : 6 Kodon


 Isoleusin memiliki : 3 Kodon
 Metionin dan Triptopan : 1 Kodon

 Kodon UAA, UAG dan UGA tidak dapat


diterjemahkan oleh Ribosom tetapi
memberikan signal STOP untuk biosintesa
Protein

 Kodon AUG untuk Asam amino Metionin juga


memberikan arti dimulainya biosintesa
Protein, disebut juga sebagai Kodon START
Protein tersusun oleh banyak asam amino
dengan derajat polimerasi yang tinggi,
maka kombinasi yang dibentuk untuk suatu
jenis protein menjadi sangat banyak. Untuk
itu diperlukan suatu pola dalam mensintesa
suatu jenis protein.
Pola tersebut adalah pola urutan basa
nitrogen sebagai kodon yang
mencerminkan informasi genetik mRNA
yang diperoleh dari DNA untuk diteruskan
dalam biosintesa protein.
Sintesa protein berlangsung di Ribosom,
terjadi melalui dua tahapan utama:
Transkripsi dan Translasi.

Transkripsi merupakan proses penyalinan


kode genetik dari DNA oleh mRNA.
Sedangkan Translansi merupakan
penterjemahan kode genetik pada mRNA
oleh tRNA.
Biosintesa protein sangat rumit dan sangat
kompleks serta mempunyai kecepatan yang
sangat tinggi. Tahapan biosintesa protein secara
ringkas sebagai berikut:

1. Kode genetik dari DNA disalin melalui transkripsi


membentuk mRNA yang kemudian menuju
sitoplasma untuk bergabung dengan Ribosom.
2. Asam amino yang ada di sitosol diaktifkan oleh
ATP dan akan terikat dengan tRNA. Setiap tRNA
yang telah membawa asam amino yang spesifik
kemudian menuju ke ribosom.
3. Antikodon pada tRNA akan berpasangan dengan
kodon yang dibawa mRNA. Kodon pertama adalah
AUG untuk asam amino Metionin sekaligus
sebagai signal START atau tanda dimulainya
sintesa protein. tRNA kemudian melepaskan asam
amino yang dibawanya ke ribosom dan kembali
kesitoplasma untuk membawa asam amino lainnya
sesuai pesanan
4. tRNA akan membawa asam amino berikutnya ke
ribosom, begitu seterusnya, sesuai dengan urutan
kodon yang diberikan mRNA. Asam asam amino
tersebut akan bergabung dengan asam amino
lainnya sesuai dengan urutannya untuk membentuk
senyawa polipeptida.
5. Rantai polipeptida ini panjangnya dapat
mencapai ratusan hingga ribuan asam
amino. Perpanjangan rantai atau
penambahan asam amino baru berhenti ketika
mencapai kodon STOP yaitu UAA, UAG atau
UGA.

6. Rantai polipeptida ini yang masih berbentuk


linear dan akan menjalani proses pelipatan
dan pengolahan lebih lanjut untuk menjadi
protein struktural maupun fungsional.
MEMBRAN
PLASMA Transkip
INTI SEL DNA
Kromosom tRNA
Menjadi
mRNA
Aktivasi
mRNA
Asam Amino
Ribosom
Translasi

Polipeptida
dan Protein
SITOPLASMA
Tujuan Instruksional Umum:
1. Mengetahui dan mempelajari Biosintesa Asam Nukleat,
Katabolisme Nukleotida dan penyelamatan serta mekanisme
pengendaliannya.
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mampu menyebutkan komponen-komponen nukleotida dan jenis-
jenis asam nukleat
2. Mampu menjelaskan proses katabolisme senyawa nukleotida dan
proses penyelamatannya.
3. Mampu menerangkan proses pengendalian katabolisme nukleotida
secara umpan balik.
4. Mampu menerangkan bagaimana katabolisme nukleotida
berhubungan dengan Hiperurikemia dan Gout

Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Asam nukleat adalah senyawa-senyawa kecil
yang mengandung Nitrogen sangat berperan
penting pada proses-proses biologi.
Peran atau fungsi Asam nukleat diantaranya:
1. Sebagai karier metabolisme energi, misalnya:
ATP, UTP dan GTP.
2. Sebagai substrat sintesa DNA dan RNA
3. Sebagai komponen enzim dan koenzim, misal-
nya NAD dan NADP.
4. Sebagai pengatur mekanisme kerja enzim
Asam nukleat merupakan senyawa polimer,
disebut Polinukleotida yakni terdiri dari
beberapa senyawa mononukleotida.
Asam nukleat dapat dibedakan:
1. Asam Ribo Nukleat (RNA)
2. Asam Dioksiribo Nukleat (DNA)
Nukleotida terdiri dari 3 komponen senyawa:
1. Basa Nitrogen,
2. Gula ribosa,
3. Asam Fosfat
NAMA UNSUR NUKLEOTIDA
BASA NUKLEOSIDA (Nukleosida terfosforilasi)

RIBONUKLEOTIDA
Adenin Adenosin Adenosin trifosfat (ATP)
Guanin Guanosin Guanosin trifosfat (GTP)
Sitosin Sitidin Sitidin trifosfat (CTP)
Urasil Uridin Uridin trifosfat (UTP)
DIOKSIRIBONUKLEOTIDA
Adenin Dioksiadenosin Dioksiadenosin trifosfat (dATP)
Guanin Dioksiguanosin Dioksiguanosin trifosfat (dGTP)
Sitosin Dioksisitidin Dioksisitidin trifosfat (dCTP)
Timin Dioksitimidin Dioksitimidin trifosfat (dTTP)
Biosintesa Nukleotida memiliki beberapa lintasan.
Ribonukleotida dibentuk dari hasil degradasi Asam
nukleat atau dari produk-produk metabolisme
lainnya. Jika berlebih akan didegradasi baik untuk
metabolisme lain atau dikeluarkan (ekskresi)
Nukleotida Purin dan Pirimidin disintesa dari: Asam
amino, CO2 yang dibawa oleh enzim folat, dan
Ribosafosfat.
Prekursor perantara dari gula atau substrat sintesa
Ribonukleotida adalah Fosfo-Ribosil-Piro-phosphat
(PRPP) yang diaktifkan dari Ribosafosfat oleh ATP.
Sedangkan Dioksiribonukleotida untuk sintesis DNA
dibentuk dari reduksi PRPP oleh enzim
Ribonukleotida reduktase dan koenzim NADPH2
Aktivasi Ribosa fosfat oleh ATP
ATP AMP

Ribosafosfat
Ribosa Phosfat
Phosphorilase
PRPP

Reduksi Fosfo Ribosil Piro Fosfat (PRPP)


NADPH2 NADP

Dioksi
Phosfo Ribosil
Piro Phosfat
Ribonukleotida
Ribonukleotida Difosfat
Reduktase
PRPP
Pemecahan DNA dan RNA menghasilkan nukleotida, ter-
utama dalam bentuk Nukleotida monofosfat.
Selanjutnya Nukleotida didegradasi kembali menjadi
Nukleosida, atau basa Purin dan Pirimidin bebas.
Sebagian dari produk-produk tersebut akan dikatabolisme
dan sebagian lagi akan diselamatkan untuk digunakan
kembali.
Penyelamatan Nukleosida tersebut penting karena:
1. Penyelamatan akan membantu mengatur besar
pool Nukleotida.
2. Nukleotida yang dihasilkan dapat dipakai oleh sel
lain-nya yang tidak mampu mensintesis Nukleotida
KATABOLISME ANABOLISME

ASAM NUKLEAT ASAM NUKLEAT

PENYELAMATAN NUKLEOSIDA
DAN TRANSPOR DAN BASA
INTRASELULAR

KATABOLISME

Karena Nukleotida mengalami fosforilasi dan


tidak dapat menembus membran plasma, maka
lalu lintas Purin dan Pirimidin intra seluler
berlang sung pada tingkat nukleosida.
Penyelamatan purin dan pirimidin dilakukan
dengan menghidrolisis menjadi nukleosida.
Nukleosida dapat digunakan kembali oleh sel yang
sama atau ditranspor ke sel lain yang
membutuhkan.
Nukleosida yang tersisa akan dipecah oleh enzim
Purin nukleosida fosforilase menjadi Hipoxantin
dan Guanin.
Enzim Hipoxantin-Guanin fosforibosil transferase
(HGPRT-ase) menyelamatkan Hipoxantin dan
Guanin untuk sintesa menjadi GMP dan IMP dan
masuk kembali ke pool Nukleotida.
Sebagian Hipoxantin dan Guanin didegradasi
menjadi Xantin, dan selanjutnya menjadi Asam
Urat yang sukar larut dalam air.
Xantin merupakan hasil akhir degradasi
Nukleosida yang tidak dapat diselamatkan lagi
dan disekresikan bersama urin.
Xantin sering kali mengalami proses metabolisme
lebih lanjut menjadi Asam Urat yang sangat
sukar larut dalam air.
Jika kadar Asam urat dalam darah tinggi, asam
urat dapat mengendap sebagai kristal Natrium
Urat yang dapat menyebabkan peradangan.
Alopurinol digunakan sebagai obat Hiperurikemia
karena dapat menghambat pembentukan
Asam urat. Sehingga hasil akhir degradasi
Nukleotida adalah Xantin atau Hipoxantin yang
mudah larut dalam air.
Tujuan Instruksional Umum:
1. Mengetahui dan mempelajari jenis-jenis hormon berdasarkan jenis
senyawa kimianya serta pengaruhnya terhadap proses fisiologi sel

Tujuan Instruksional Khusus:


1. Mampu menyebutkan jenis-jenis hormon berdasarkan jenis
senyawa kimianya, kelenjar yang mensekresi, serta fungsi-fungsi
fisiologisnya
2. Mampu menjelaskan mekanisme kerja hormon terhadap proses
fisiologi sel target
3. Mampu menerangkan mekanisme kerja hormon-hormon
reproduksi pada laki-laki dan perempuan.

Daftar Acuan:
Colby, D. S. 2002. Harper Biokimia (Biochemistry A Synopsis). Terj.
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Kusumo, Hendro. 1988. Pengantar Biokimia, Surakarta, UNS Press
Sumanto. 1992. Kimia Organik. Surakarta, UNS Press.
Hormon:
Zat pengontrol, pengendali proses-proses
fisiologi sel yang disekresikan seke-
lompok sel atau kelenjar tanpa saluran
khusus (duktus).

Diangkut oleh sistem sirkulasi menuju sel


target (sasaran).

Kelenjar atau sekelompok sel yang men-


sekresi hormon diantaranya: Kelenjar
Hipofisis, Tiroid, Paratiroid, Pankreas,
Adrenal, dan Kelenjar Kelamin.
Hipopisis
Sel Folikel FSH
LH
Ovarium

Korpus
Estrogen Luteum
Progestreon

Jaringan Tubuh Kelenjar Air Susu Organ-organ


(Pertumbuhan) (Mammae) Reproduksi
Hipopisis Lobus
Anterior

Hipopisis Lobus
Posterior
Dilihat dari struktural molekul senyawa penyusunnya
hormon dapat dibedakan:
1. Hormon Polipeptida, disusun oleh 3 - >200 Asam
amino. Sebagian besar hormon pada Manusia adalah
dari jenis polipeptida, contohnya : Insulin dan
Glukagon yang berperan dalam Homoestasis
Glukosa Darah.
2. Hormon Katekolamin, hormon yang disekresi oleh
Kelenjar adrenalin yaitu Epineprin dan Norepineprin.
Kedua hormon ini memerantarai respon flight or
fight (lari atau melawan). Respon yang ditimbulkan
berupa: Perangsangan susunan saraf, peningkatan
aliran darah pada otot dan peningkatan metabolisme
energi.
3. Hormon Tiroid, disintesa oleh kelenjar Tiroid dan
Paratiroid bekerja pada kebanyakan jaringan
untuk mengatur kecepatan metabolisme dan
perkembangan jaringan. Disebut pula sebagai
hormon pertumbuhan (Growth hormone), jika
kekurangan dapat menyebabkan kegagalan
pertumbuhan dan keterbelakangan mental,
sedangkan jika berlebih akan menyebabkan
pertumbuhan yang terlalu cepat (Gigantisme).
4. Hormon Steroid, adalah hormon yang sebagian
besar disusun oleh senyawa lemak yaitu Steroid.
Hormon ini banyak mengatur proses fisiologis sel,
misalnya: Hormon Glukokortikoid, Mineralo-
kortikoid dan Seks steroid misalnya Androgen,
Estrogen, Testoteron dan Progesteron.
HORMON REPRODUKSI PADA WANITA
1. FSH (Folicle Stimulating Hormone), disekresikan
oleh Hipopisis Anterior dengan sel target Ovarium,
merangsang perkembangan Sel Folikel.
2. LH (Leutenizing Hormone), dari Hipopisis Anterior
dengan target Ovarium merangsang perkembangan
Korpus Luteum untuk mensekresikan Estrogen.
3. Estrogen, dihasilkan oleh ovarium merangsang
perkembangan karakteristik seks sekunder dan
perkembangan dinding endometrium.
4. Progesteron, disekresikan ovarium dengan target
Uterus untuk mempertahankan ketebalan dinding
endometrium selama kahamilan dan perkembangan
kelenjar mammae
HORMON REPRODUKSI PRIA
1. FSH (Folikel Stimulating Hormone),
disekresikan oleh Hipopisis Anterior dengan sel
target Testes, merangsang perkembangan
Tubulus seminiferus dan kelangsungan
Spermatogenesis.
2. LH (Leutenezing Hormone), dari Hipopisis
Anterior dengan target Testes merangsang Sel
intertitial Leydzig mensekresi hormon Testoteron.
3. Hormon Testoteron, dikeluarkan oleh Sel
Leydzig pada testes. Pada masa perkembangan
fetus berfungsi merangsang penurunan testes ke
dalam skrotum. Pada pria dewasa hormon ini
memberikan karakteristik sekunder pria dan
proses spermatogenesis.
Mekanisme kerja hormon:
Hormon mengatur aktivitas sel atau jaringan
sasaran dengan dua cara:
1. Mengatur aktivitas protein yang sudah ada
pada sel sasaran, biasanya berlangsung cepat
hanya beberapa menit saja.
2. Mengatur sintesi protein atau degradasi
protein yang sudah ada, berlangsung lambat
dapat berlangsung beberapa hari
1. Spesialisasi sasaran.
1. Hormon yang dikeluarkan berikatan dengan
reseptor sel target menyebabkan perubahan
fisiologis sel tersebut. Perubahan sering kali
termasuk pengaktifan gen tertentu dan induksi
sintesa protein.
2. Letak Reseptor Hormon.
Letak reseptor hormon pada sel target dapat
terletak pada Membran sel, Plasma sel atau di
dalam inti sel.
3. Pengangkutan dan pembuangan. Hormon
didegradasi di Hati dan dikeluarkan melalui Ginjal
bersama urin.
Sistem Koordinasi atau sistem pengaturan
mengatur mekanisme kerja organ-organ tubuh
dapat berjalan selarah dan teratur
Sistem Koordinasi pada manusia terdiri atas:
1. Sistem Saraf, bersama-sama dengan sistem
hormon berfungsi untuk memelihara dan
mengatur fungsi organ tubuh, misalnya:
kontraksi otot dan perubahan fisiologi organ
tubuh.
2. Sistem Indera. Berfungsi mengenali
perubahan lingkungan luar melalui reseptor-
reseptor panca indera
3. Sistem Hormon (endikrin) berfungsi mengatur
dan mengendalian perubahan fisiokogis
fungsi sel organ dan jaringan.
Hormon adalah senyawa organik yang
berfungsi sebagai pengontrol dan
pengendali proses-proses fisiologi sel,
jaringan atau organ. endokrin
Hormon disekresikan oleh sekelompok sel
atau kelenjar endokrin tanpa saluran
khusus (duktus). Diangkut oleh sistem
sirkulasi menuju sel target atau organ-
organ tertentu.
Kelenjar atau sekelompok sel yang
mensekresi hormon diantaranya: Kelenjar
Hipofisis, Tiroid, Paratiroid, Pankreas,
Adrenal, dan Kelenjar Kelamin.
Ciri-ciri hormon:
1. Disekresikan oleh kelenjar endokrin dalam
jumlah yang relatif sedikit.
2. Diangkut oleh darah melalui sistem sirkulasi
menuju sel atau jaringan target.
3. Hanya berinteraksi dengan reseptor khusus
pada sel target.
4. Memberikan efek dengan mengaktifkan enzim
atau protein khusus atau tertentu.
5. Dapat pula mempengaruhi beberapa sel
target yang berlainan.
6. Hormon bekerja atas perintah dari sistem
saraf.
Kelenjar Endokrin meliputi: Kelenjar
Hipofisis, Tiroid, Paratiroid, Adrenal,
Testes, Ovarium dan Pankreas.
Hormon-hormon yang disekresi oleh kelenjar
Hipofisis lobus anterior diantaranya:
1. Andrenocorticotropic hormone (ACTH), berfungsi
dalam mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan aktivitas kulit, ginjal dan
merangsang kelenjar Adrenal untuk mensekresi
hormon Glukokortikoid.
2. Thyroid Stimulating hormone (TSA), merangsang
kelenjar Tiroid mensekresi hormon Tiroksin.
3. Prolaktin hormone (PRL), merangsang korpus
luteum untuk mensekresi hormon Progesteron
dan perkembangan kelenjar susu.
4. Folicle Stimulating hormone (FSH), dan Luteinizing
hormone(LH), merangsang perkembangan sel
Folikel dan merangsang sel Folikel mensekresi
hormon Estrogen dan Progesteron.
Hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar Hipofisis
lobus anterior dan sel, jaringan atau organ targetnya.
Kelenjar Hipofisis posterior menghasilkan
hormon-hormon diantaranya:
1. Oksitosin, yang berperan dalam
merangsang otot polos yang terdapat di
uterus dan sel-sel yang menyelubungi
saluran kelenjar susu.
2. Antidiuretik hormone (ADH) atau
Vasopresin berpengaruh pada proses
reabsorpsi urin sehingga mencegah
pengeluaran urin terlalu banyak.
Hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar Hipofisis
lobus posterir dan sel, jaringan atau organ targetnya.
Kelenjar Tiroid menghasilkan hormon Tiroksin (T4)
dan Triyodotironin (T3) yang berperan dalam pada
kebanyakan jaringan untuk mengatur kecepatan
metabolisme dan perkembangan jaringan.

Kelenjar Paratiroid menghasilkan Parathormone yang


berfungsi mengatur konsentrasi ion Kalsium dan
Fosfor dalam cairan ekstraseluler dengan cara
mengatur
1. Absorpsi Kalsium dari Usus
2. Ekskresi Kalsium oleh Ginjal, dan
3. Pelepasan Kalsium dari tulang
Kelenjar Pankreas merupakan sekelompok sel yang
terletak pada pankreas yang dikenal dengan
sebutan Pulau Langerhans.
Kelenjar ini menghasilkan hormon Insulin oleh sel-sel
α dan hormon Glukagon oleh sel-sel β yang bekerja
saling berlawanan untuk mengatur kadar Glukosa
dalam darah.
Hormon Insulin bersifat anabolik yakni merangsang
pengikatan glukosa darah oleh sel otot dan hati
untuk disimpan dalam bentuk Glikogen,
sedangkan:
Hormon Glukagon bersifat katabolik yakni
merangsang pemecahan Glikogen oleh sel otot
dan hati menjadi glukosa.
Kedua hormon tersebut bersifat antagonis satu sama
lainnya.
Hormon yang dihasilkan oleh Ovarium:
1. FSH (Folicle Stimulating Hormone), disekresikan
oleh Hipopisis Anterior dengan sel target
Ovarium, merangsang perkembangan Sel Folikel.
2. LH (Leutenizing Hormone), dari Hipopisis Anterior
dengan target Ovarium merangsang
perkembangan Korpus Luteum untuk
mensekresikan Estrogen.
3. Estrogen, dihasilkan oleh ovarium merangsang
perkembangan karakteristik seks sekunder dan
perkembangan dinding endometrium.
4. Progesteron, disekresikan ovarium dengan target
Uterus untuk mempertahankan ketebalan dinding
endometrium selama kahamilan dan
perkembangan kelenjar mammae
Hormon yang disekresikan oleh Testes diantaranya:
1. FSH (Folikel Stimulating Hormone), disekresikan
oleh Hipopisis Anterior dengan sel target Testes,
merangsang perkembangan Tubulus seminiferus
dan kelangsungan Spermatogenesis.
2. LH (Leutenezing Hormone), dari Hipopisis
Anterior dengan target Testes merangsang Sel
intertitial Leydzig mensekresi hormon Testoteron.
3. Hormon Testoteron, dikeluarkan oleh Sel Leydzig
pada testes. Pada masa perkembangan fetus
berfungsi merangsang penurunan testes ke
dalam skrotum. Pada pria dewasa hormon ini
memberikan karakteristik sekunder pria dan
proses spermatogenesis.
Kelainan metabolik dapat didefinisikan sebagai suatu
kelainan dari proses metabolisme tertentu yang
tidak searah atau tidak menghasilkan produk yang
semestinya.
Kelainan metabolik dapat disebabkan karena tidak
adanya hormon atau enzim yang berperan dalam
proses metabolisme tersebut. Keadaan ini dapat
pula bersifat genetik.
Contoh:
A. Kelainan metabolisme Glukosa:
1. Defisiensi Insulin
2. Diabetes Melitus
B. Kelainan metabolisme Asam Amino:
1. Phenilketonurea (PKU)
2. Haemoglobin S (Sickles)
Suplai glukosa melalui makanan bersifat diskontinyu.
Beberapa saat setelah makan sangat banyak
glukosa yang masuk sistem sirkulasi dan akan
berkurang hingga masuk waktu makan berikutnya.
Hasil akhir dari proses pencernaan yang diabsorpsi
darah tidak boleh tetap berada di sistem sirkulasi
dalam waktu yang lama karena akan menaikkan
viskositas darah. Untuk itu tubuh menyimpannya
sebagai sumber energi cadangan untuk sementara
waktu.
Penyimpanan dilakukan dalam tiga bentuk: Glikogen,
Trigliserida dan Protein. Masing-masing senyawa
tersebut akan dikatabolisme kembali guna
menghasilkan energi.
Pada manusia, Glikogen dan Trigliserida dipakai
sebagai sumber energi cadangan sedangkan
Protein dipakai untuk karier, reseptor,
katalisator dan komponen struktural dan
fungsional jaringan tubuh.
Hasil akhir pencernaan, khususnya glukosa
diserap dari usus masuk ke sistem peredaran
darah (sirkulasi) dan didistribusikan ke sel-sel
jaringan tubuh yang memerlukan. Beberapa
saat setelah kadar glukosa darah meningkat.
Pankreas memonitor kadar glukosa dalam darah
melalui sekresi hormon Insulin dan Glukagon.
Jika kadar glukosa darah tinggi, pankreas
mensekre-si hormon insulin. Hormon
insulin bersifat anabo-lik, merangsang
sintesis makro molekuler glukosa darah
menyebabkan penyimpanan glukosa yang
berlebih kedalam bentuk glikogen.
Jika kadar glukosa turun di bawah normal,
pangkreas mengsekresi hormon glukagon.
Hormon glukagon bersifat katabolik
menyebabkan pembatasan sinte-sa
makromolekuler dan merangsang
pemakaian bahan bakar yang disimpan
(Glikogenolisis).
Kelainan pada metabolisme Glukosa dapat disebabkan karena
tidak adanya hormon Insulin yang dikeluarkan oleh
Pankreas (Defisiensi Insulin). Pankreas mensekresi sangat
sedikit atau tidak mensekresi insulin.
Penderita ini akan memiliki kadar glukosa darah yang tidak
normal (di atas normal). Tidak adanya insulin menyebabkan
kadar glukosa darah akan meningkat cepat disebabkan
oleh:
1. Kecepatan pengikatan glukosa darah oleh jaringan
menurun.
2. Kecepatan penambahan glukosa ke dalam sirkulasi
meningkat melalui penyerapan glukosa dari makanan,
penambahan glukosa oleh hati melalui glikogenolisis dan
glukoneogenesis.
Karena transpor glukosa ke dalam jaringan memerlukan insulin
maka defisiensi insulin mengganggu pemasukkan glukosa
ke dalam jaringan.
Rendahnya konsentrasi Insulin juga menyebab-
kan peningkatan sekresi Glukagon oleh Pankreas
yang selanjutnya mengaktifkan Glikogenolisis
dan Glukoneogenesis oleh hati

Akibat dari defisiensi Insulin:


1. Kadar glukosa darah tinggi
2. Viskositas darah meningkat
3. Jaringan mengalami kerusakan akibat
dehidrasi
4. Sebagian glukosa dibuang melalui urin
5. Jaringan kekurangan energi.
I. Diabetes Melitus:
- Gejala diabetes nyata dan kadar glukosa
darah tinggi
- Glukosa darah puasa >140mg/dl lebih dari
satu kali
- Glukosa darah >200mg/dl 2 jam setelah
pemberian glukosa, jika kadar puasa tidak
tinggi

II. Toleran Glukosa Terganggu:


Istilah ini digunakan untuk pasien dengan
kadar glukosa darah puasa: 140-200mg /dl
III. Diabetes Kehamilan
Istilah ini dipakai untuk wanita dengan
diabetes yang mulai atau baru diketahui
pada waktu hamil. Setelah kehamilan
berakhir harus di nilai kembali kadar
glukosa darahnya.
IV. Pada kebanyakan wanita dengan diabetes
kehamilan, setelah kehamilan berakhir dan
dinilai kembali kadar glukosa darahnya,
umumnya kadar glukosa darahnya kembali
normal, sehinggan dimasukan dalam
klasifikasi Pot. ATG (Potensi Abnormal
Toleransi Glukosa)
Diabetes Melitus adalah penyakit yang dalam tingkat yang
nyata memperlihatkan gangguan metabolisme
karbohidrat sehingga didapati Hiperglikemi dan
Glukosuria.

Batas-batas diagnosis:
Jika terdapat gejala Diabetes yang nyata
1. Pada orang dewasa:
- Kadar glukosa darah: >11mmol/l (200mg/dl) dan saat
puasa: >140mg/dl positif DM
- Kadar glukosa darah: < 140mg/dl dan saat puasa: <
100mg/dl negatif DM
2. Kadar glukosa darah 2 jam setelah diberikan 75 gram
glukosa setelah puasa 1 malam:
- Kadar glukosa darah > 200mg/dl positif DM
- Kadar glukosa darah < 140mg/dl normal
- Kadar glukosa darah 140 – 200mg/dl disebut Toleran
Glukosa Terganggu (TGT).
1. Adanya DM pada silsilah keluarga
1. Riwayat kehamilan abnormal, misalnya abortus
berulang-ulang, lahir mati, BB bayi > 4000
Gram dan Glukosuria.
2. Obesitas dengan famili DM
3. Arterosklerosis prematur, jantung koroner dan
bisul dan jerawat tidak sembuh (sering kumat)
4. Problema mata misalnya refraksi yang
bervariasi, katarak, dan pendarahan retina
mata.
5. Tanda-tanda glukosurea misalnya
hiperurinsemia, hiperkholesterolemia dan
poliuri (diuresis sampai 3 – 4 liter per hari).
Protein sangat dibutuhkan tubuh. Gangguan
metabolisme protein dapat menyebabkan
ketidak-seimbangan zat-zat di dalam tubuh.
Salah satu akibat gangguan metabolisme protein
dijelaskan dengan ditemukannya penyakit
yang terjadi karena kekurangan protein.
Kekurangan protein hampir selalu disertai
dengan terjadinya kekurangan Energi
Hubungan antara kekurangan Protein dan Energi
dapat terjadi karena protein merupakan salah
satu sumber utama penghasil energi. Jika
makanan yang kita makan kurang
mengandung energi, maka protein akan lebih
banyak diambil untuk dijadikan sumber energi.
Penyakit yang terjadi karena kekurangan energi
dari protein ini biasa dikenal dengan sebutan
penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Pada umumnya penyakit ini diderita anak balita
serta ibu hamil. KEP dapat juga diderita oleh
orang dewasa, misalnya pada orang yang
mengalami kelaparan dalam waktu yang lama
atau menderita penyakit kronis.
Ketika seorang anak mengalami Penyakit Kurang
Energi Protein maka akan muncul gejala-gejala
seperti Marasmus (kekurangan energi) dan
Kwashiorkor (kekurangan protein).
Pada penderita Marasmus pertumbuhan berat
badan dan tinggi badan terganggu, penderita
sangat kurus, adanya perbesaran hati, kulit
tampak keriput, pada bagian muka terdapat
kulit yang berlipat–lipat sehingga muka anak
seperti muka orang tua yang sudah keriput,
mudah terserang diare, infeksi saluran
pernafasaan dan batuk rejan.
Pada penderita kwashiorkor ciri-ciri yang terjadi
adalah adanya gangguan pertumbuhan pada
berat badan dan tinggi badan, lemah, kurus,
apatis (tidak peduli terhadap lingkungan), kulit
tampak kering, rambut tipis atau jarang,
kehilangan nafsu makan, diare, adanya
pembesaran hati, dan anemia (kurang darah).
Fenilketonuria (Phenylketonuria, PKU) adalah
gangguan desakan autosomal genetis yang
dikenali dengan kurangnya enzim fenilalanin
hidroksilase (PAH).
Enzim fenilalanin hidroksilase (PAH) ini sangat
penting dalam mengubah asam amino fenilalanin
menjadi asam amino tirosin. Jika tubuh
kekurangan PAH, fenilalanina akan mengumpul
dan berubah menjadi fenilketon yang bisa
dideteksi dari urin.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menimbulkan
masalah dalam perkembangan otak, menyebabkan
fungsi mental menurun drastis dan gangguan-
gangguan lainnya.
Meski demikian, PKU merupakan salah satu dari
sedikit penyakit genetis yang bisa dikendalikan
melalui diet. Pasien yang diet rendah fenilalanin
dan tinggi tirosin hampir berhasil sembuh
Homosisteinurea. Adalah gangguan metabolisme
asam amino yang disebabkan oleh defisiensi
enzim Sistationin sintase, suatu enzim yang
membentuk sebagian lintasan sistein.
Gangguan ini ditandai dengan kadar homosistein
yang tinggi di dalam urin, yaitu suatu substrat
hasil dari kerja enzim yang terganggu.
Gangguan metabolisme ini dapat diatasi dengan
vitamin B6 dosis tinggi dan dengan membatasi
intake metionin, menyediakan sistein dalam
makanannya,
Ketonurea. Juga dikenal sebagai Penyakit Urin
Sirop Maple (maple syrup urine disease).
Ketonurea disebabkan oleh gangguan enzim
asam α–keto dekarboksilase yang berperan
pada katabolisme asam amino leusin, valin dan
isoleusin.
Penyakit ini dimanifestasikan oleh: muntah-
muntah, letargia dan kerusakan hebat.
Beberapa bayi dapat hidup sampai usia satu
tahun.
Hubungan antara gangguan metabolisme yang
ditemukan dengan gejala-gejala yang
ditimbulkan belum banyak diketahui.
Haemoglobin S (Sabit, Sickles)
Haemoglobin S (Sabit, Sickles) adalah perubahan
sifat haemoglobin karena defisiensi salah satu
asam amino pada rantai beta Haemoglobin. Pada
keadaan ini dioksihaemoglobin S mengalami
agregasi berbentuk seperti bulan sabit.
Haemoglobin S berbentuk bulan sabit ini sukar
masuk ke dalam jaringan periper, mengalami
penuaan dini dan lebih cepat dihancurkan atau
dibuang dari sirkulasi.
Penderita Haemoglobin S ini akan mengalami
kekurangan sel darah merah yang hebat (Anemia
akut)

Anda mungkin juga menyukai