Anda di halaman 1dari 72

OTOMATISASI TATA KELOLA

HUMAS DAN KEPROTOKOLAN

Untuk SMK
Administrasi Perkantoran
Kelas XI/ Semester 1 dan 2

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga saya bisa meyelesaikan tugas membuat Modul. Saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Semoga Modul ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa calon guru


Administrasi Perkantoran yang akan melaksanakan Praktek Ketrampilan
Mengajar dalam mengelola pembelajaran sehingga memberikan ruang yang amat
luas bagi peserta didiknya untuk mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan proses, keterampilan sosial, dan mewujudkan perilaku berkarakter.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam Modul ini, karena


keterbatasan yang ada. Oleh karena itu Saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 23 Juli 2019

Sarah Lasha Layla

NIM.8105164901

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 2


MATERI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN
Materi Semester Gasal Kelas XI
Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran

BAB I
RUANG LINGKUP KEHUMASAN

A. Sejarah Humas/PR (Public Relations)


Dilihat dari perkembangan sejarahnya, berkomunikasi untuk mempengaruhi cara
pandang dan perilaku seseorang sudah dimulai sejak dahulu kala. Pada
perkembangannya konsep dasar Public Relations mulai diperkenalkan di Amerika yang
dipelopori oleh Ivy Ledbetter Lee yang pada tahun 1906, Ivy berhasil menanggulangi
kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat akibat pemogokan kaum
buruh. Pemogokan kaum buruh ini memunculkan ide atau gagasan dari Lee untuk
menengahi dengan bagi keuntungan antara kedua belah pihak yakni pihak indutriawan
dan pihak pekerja.
Pemikiran Ivy dalam melakukan pekerjaannya dinamakan "The Declaration
of Principles" (Deklarasi Azas-Azas) yang pada hakikatnya menyatakan bahwa
keberadaan public tidak bisa dianggap enteng oleh indutri dan dianggap tidak bisa apa-
apa oleh pers. Atas upayanya ini Ivy Ledbetter Lee dianggap sebagai "The father of
Public Relations". Public Relations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1950,
seiring perkembangan politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah
Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala perkembangan
yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan kehumasan mulai dilembagakan
dengan nama hubungan masyarakat karena kegiatan yang dilakukan, lebih banyak untuk
ke luar organisasi. Hubungan masyarakat atau dikenal juga dengan istilah Public
Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh Pertamina, sebuah
perusahaan minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak digunakan
baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep Public Relations
dipahami dan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan berbagai macam pemahaman
dan berbagai macam bentuk implementasinya.
Perkembangan humas di Indonesia terus bergulir seiring dengan perkembangan
humas yang ada di Asia, bahkan dunia. Sebagai contoh, humas digunakan untuk
kepentingan usaha dalam ajang seperti Olimpiade, suatu event international yang sampai
saat ini masih menjadi pusat perhatian dunia sebagai ajang membuka pasar dunia untuk
memasarakan produk-produknya.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 3


B. Definisi Humas/PR
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja
dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian
antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Hubungan masyarakat
(Humas) merupakan sebuah seni berkomunikasi dengan publik untuk membangun saling
pengertian, menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi, sekaligus membangun citra
positif lembaga. Humas merupakan seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa
kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan
institusi/lembaga dan melaksanakan kegiatan humas secara terencana yang dapat
memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang
terkait.
Humas merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang
sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta,
merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah
dicapainya. Sebagai sebuah profesi seorang petugas Humas bertanggung jawab untuk
memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima
sebuah situasi.
Menurut Majalah Public Relations News, Humas adalah fungsi manajemen yang
menilai sikap masyarakat, mengidentifikasi karsa dan perilaku individu ataupun suatu
organisasi terhadap kepentingan umum, untuk kemudian merencanakan dan
melaksanakan program humas aksi untuk mendapatkan pengertian dari masyarakat
dengan tujuan agar diterima masyarakat.
Menurut “The International Public Relations Assosiation” (IPRA), Humas
adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi
dan lembaga swasta atau public untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan
dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini
diantara mereka.
Menurut The British Institute of Public Relations, Humas adalah suatu usaha yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara terus-menerus untuk menciptakan dan
memelihara saling pengertian antara suatu organisasi dengan masyarakatnya
Menurut Frank Jeffkins, Humas adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk
komunikasi berencana baik ke dalam maupun ke luar antara organisasi dengan publiknya
untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian bersama.
Menurut Edward L. Bernays, Humas memiliki tiga pengertian :
1) Memberi penerangan kepada masyarakat.
2) Pembujukan langsung terhadap masyarakat guna mengubah sikap dan tindakan.
3) Usaha-usaha mengintegrasikan sikap dan tindakan dari permasalahan dengan
masyarakat dan dari masyarakat terhadap permasalahannya.
Jadi, dapat disimpulkan bawha Humas adalah aktivitas komuniksi dua arah antara
organisasi/lembaga dengan publik, yang bertujuan untuk menumbuhkan saling
pengertian, saling percaya, saling membantu/kerjasama, menghindari kesalahpahaman
dan membangun citra positif lembaga/organisasi.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 4


C. Fungsi Humas
Fungsi humas menurut IHUMASA
Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association
(IHUMASA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi
HUMAS/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu:
1) Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah humasilaku manusia.
2) Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi
institusi.
3) Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta
memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
4) Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan
informasi yang utuh
5) Mencegah konflik dan salah pengertian
6) Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
7) Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
8) Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
9) Memperbaiki hubungan industrial
10) Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
11) Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan
anggota untuk keluar dari institusi.· Memasyarakatkan humasoduk atau layanan
12) Mengusahakan perolehan laba yang maksimal
13) Menciptakan jadi diri institusi
14) Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
15) Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi

D. Aspek-aspek Humas
1. Aspek Layanan
Aspek layanan dalam kegiatan Humas untuk mengatur, mengotomatisasi, dan
sinkronisasi proses-prinsipnya bisnis penjualan kegiatan, tetapi juga orang untuk
pemasaran, layanan pelanggan, dan dukungan teknis. Tujuan keseluruhan adalah
untuk menemukan, menarik dan menang klien baru, memelihara dan mempertahankan
orang-orang perusahaan sudah memiliki, menarik mantan klien kembali ke flip, dan
mengurangi biaya pemasaran dan pelayanan klien. Contoh: Pada sebuah perusahaan
dibutuhkan layanan yang baik agar klien tertarik dan bertahan pada perusahaan
tersebut
2. Aspek Komunikasi
Perubahan dengan memasukan aspek komunikasi atau hubungan dua arah (two-
way communications). Definisi mengenai humas kemudian memasukkan kata-kata
seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling) dan between (antara). Dengan
demikian pengertian humas sudah mengandung pengertian aksi timbal balik
(interaktif). Contoh: Sebelum para karyawan perusahaan melakukan unjuk rasa
kenaikan gaji, public relations harus melibatkan semua staff perusahaan yang
bersangkutan untuk mencegah aksi dan umpan balik. Public relations menggunakan
informasi untuk mengembangkan sebuah rencana aksi dirancang untuk

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 5


meminimalkan resiko unjuk rasa dan kemudian melaksanakan rencana terbaik
sebelum terjadi unjuk rasa oleh karyawan perusahaan.
3. Aspek Kesetiaan
Mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling
berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi ,sikap dan
opini untuk mencapai suatu kesuksesan sebuah perusahaan dimana dia berada.
Contoh: menjaga suatu rahasia perusahaan oleh pegawai dan karyawan demi
kelancaran jalannya perusahaan
4. Aspek Produktivitas
Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia
karena makna produktivitas adalah keinginan (the will) dan upaya (effort) untuk selalu
meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan disegala bidang. Pandangan yang
lebih mengandung arti filosofi itu memberi arti filosofi dan spirit yang cukup
mendalam dan memungkinkan setiap orang yang memahaminya memandang
kerja,baik secara individual atau kelompok dalam suatu organisasi sebagai suatu
keutamaan dalam hal mengutamakan bekerja dengan mengacu kepada unsur efisiensi
dan efektivitas yang merupakan penjabaran secara teknis dari konsep produktivitas.
Menurut dewan produktivitas Nasional Indonesia 1983, dikatakan bahwa
produktivitas mengandung pengertian sikap mental (attitude of mind) yang selalu
mempunyai pandangan: “Mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin,dan
esok lebih baik dari hari ini.” Secara umum produktivitas mengandung pengertian
perbandingan terbalik antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber
daya yang digunakan (input) (Sedarmayanti, 2009:197). Dapat dikatakan bahwa
kinerja sebagai suatu hasil yang atau output dari suatu proses pelaksanaan tugas akan
berpengaruh terhadap produktivitas/kerja. Semakin baik kinerja seorang pegawai
berarti pegawai tersebut juga semakin produktif atau produktivitasnya semakin
meningkat. Contoh: Merancang iklan yang menarik dan berbeda dengan yang lain
sehingga menarik klien untuk bergabung sehingga dapat meningkatkan produktivitas
di perusahaan.
5. Aspek Etika Moral
Public relation adalah merupakan salah satu profesi yang memiliki kode etik.
Dalam public relation kode etik disebut sebagai kode etik public relation atau kode
etik kehumasan atau etika profesi humas. Professional Humas (Public relation Officer
by professional) berfungsi untuk menghadapi dan mengantisipasi tantangan kedepan
yaitu pergeseran sistem pemerintah otokratik menuju sistem reformasi yang lebih
demokratik dalam era globalisasi yang ditandai dengan munculnya kebebasan pers,
mengeluarkan pendapat, opini dan berekspresi yang terbuka, serta kemampuan untuk
berkompetitif dalam persaingan pasar bebas, khususnya di bidang jasa teknologi
informasi dan bisnis lainnya yang mampu menerobos batas-batas wilayah suatu
negara, sehingga dampaknya sulit dibendung oleh negara lain sebagai target
sasarannya. Contoh: tidak menggunakan cara atau sistem yang menyinggung klien
dalam proses berjalannya perusahaan.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 6


E. Proses Humas
Untuk melaksanakan kegiatan Humas dengan baik, maka diperlukan proses.
Mengingat, kegiatan Humas tidak hanya mementingkan hasil akhir, namun juga cara
yang ditempuh untuk memperoleh hasil akhir tersebut. Dalam memahami dan
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan kerja, seorang praktisi Humas
harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Ada empat proses Humas
public relations. Proses tersebut bersifat dinamis, sehingga setiap unsur yang ada pun
berkesinambungan. Keempat proses tersebut adalah:
1. Penelitian (research)
Seorang praktisi Humas harus mengenal gejala dan penyebab permasalahan. Oleh
sebab itu, praktisi Humas perlu melibatkan dirinya dalam penelitian dalam
pengumpulan fakta. Ia perlu memantau dan membaca tentang pengertian, opini, sikap,
dan perilaku orang-orang yang berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan
perusahaan. “What’s happening now?” merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap
ini. Seorang praktisi Humas harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat sangkut
pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh
selengkap mungkin.
Dalam tahap mendefinisikan penelitian, seorang praktisi Humas harus mengolah
data faktual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan pertimbangan, dan
menghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan ketelitian dari data
faktual yang telah didapat. Proses Humas tidak sesederhana pengumpulan data dan
fakta, namun juga harus mengedepankan pengolahan, penelitian, pengklasifikasian,
dan penyusunan data sedemikian rupa sehingga memudahkan pemecahan masalah
nantinya. Penelitian dalam pencarian data ini dapat dilakukan dengan cara-cara: survei
dan poling, wawancara, focus group discussion, wawancara mendalam, dan walking
around research.
2. Perencanaan (planning)
Tahap berikutnya setelah penelitian dan pencarian data, adalah
tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi Humas melakukan penyusunan masalah.
Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan menentukan orang-orang yang
akan menangani masalah tersebut nantinya. Perencanaan ini tidak boleh diabaikan,
namun harus dipikirkan secara matang karena turut menentukan suksesnya pekerjaan
Humas secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas data dan fakta yang telah
diperoleh, bukan berdasarkan keinginan Humas. Berdasarkan pada rumusan masalah,
dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program
humas kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan
kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini adalah, “What should we do and why?”
3. Aksi dan komunikasi (Action and Communication)
Pada pelaksanaannya, praktisi humas sering kali melakukan komunikasi
berdasarkan hasil pendapat sendiri. Akibatnya, tindakan tersebut terkadang membawa
hasil yang buruk dan tidak disarankan karena akan berisiko pada citra
perusahaan/instansi. Tahap ini perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban
pertanyaan, “How do we do it and say it”.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 7


Tujuan dan objektivitas yang spesifik harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan
komunikasi yang akan dilakukan oleh praktisi Humas. Ia harus mampu
mengkomunikasikan pelaksanaan program humas sehingga dapat mempengaruhi
sikap publiknya yang kemudian mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan
program humas tersebut. Selain itu, ia juga harus melakukan aksi dan melakukan
kegiatan Humas sebaik-baiknya. Kegiatan aksi ini merupakan kegiatan komunikasi,
selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi
organisasional.
4. Evaluasi (Evaluation)
Cara untuk mengetahui apakah sebuah kegiatan prosesnya sudah selesai atau
belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil.
Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasan proses secara
keseluruhan. Pada tahap ini, dituntut untuk teliti dan seksama demi keakuratan data
dan fakta yang telah ada. Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak
menutup kemungkinan untuk mendapatkan masalah baru lagi. Dengan demikian,
tahap ini juga sebagai acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata, “How did
we do?” menjadi acuan dalam tahap ini. Peranan humas dapat dibedakan menjadi 2
yakni peranan manajerial dan peran teknis. Peranan manajerial dapat diuraikan
menjadi 4 peranan, yakni expert pereciber communication, problem solving process
facilitator dan communicatoin facilitator.
Keempat peran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Expert pereciber communication
Petugas Humas dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati pimpinan
perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter
dan pasien.
2) Problem solving process facilitator
Yakni petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap
manajemen/krisis. Dia menjadi anggota tim bahkan bila tidak memungkinkan
menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
3) Communicatoin facilitator
Petugas humas sebagai fasilitator atau jembatan komunikasi antara publik
dengan perusahaan sebagai media atau penegah bila ada misscommunication.
4) Technician Communication
Petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang
menyediaka layanan di bidang humas.
Ada 3 tugas humas dalam organisasi yang berhubungan erat dengan tujuan dan
fungsi humas yakni :
1. Menginterpretasikan , menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku
publik,kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan
kebijakan organisasi.
2. Mempetemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik.
3. Mengevaluasi program humas-program humas organisasi/lembaga,khususnya
yang berkaitan dengan publik.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 8


F. Manfaat Humas
Ada beberapa manfaat dari adanya humas dalam organisasi/lembaga yang
berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi humas. Manfaat tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Memahami, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik.
Kecenderungan perilaku publik diklasifikasikan oleh Frank Jeffkins menjadi
empat situasi yang dihadapi oleh humas, yakni tidak tahu, apatis, prasangka dan
memusuhi. Dalam hal tersebut tugas humas dapat mengubah publik yang tidak tahu
menjadi tahu, yang apatis menjadi peduli, yang berprasangka menjadi menerima, dan
yang memusuhi menjadi simpati.
2. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan public
Kepentingan organisasi/lembaga dapat jauh berbeda dengan kepentingan publik
dan sebaliknya. Dalam kondisi yang manapun, tugas humas adalah mempertemukan
kepentingan ini menjadi saling dimengerti, dipahami, dihormati, dan dilaksanakan.
Bila kepentingannya berbeda, maka humas dapat bertugas untuk
menghubungkannya.
3. Mengevaluasi program humas organisasi/lembaga, khususnya yang berkaitan dengan
publik.
Humas disini bertugas untuk senantiasa memonitor semua program humas,
karena tugas tersebut dapat berarti humas memiliki wewenang untuk memberi nasihat
apakah suatu program humas sebaiknya diteruskan atau dihentikan.

BAB II
REGULASI BIDANG KEHUMASAN

A. Regulasi Bidang Kehumasan


Humas dalam perusahaan memiliki kaitan yang erat dengan berbagai fungsi
manajemen yang telah berlaku dalam perusahan. Humas dalam suatu perusahaan
memiliki tanggung jawab yaitu membangun dan juga mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat yang terjadi antara perusahaan dengan publik, hal tersebut
dilakukan karena bertujuan untuk kesuksesan suatu perusahaan. Sehingga dalam suatu
perusahaan humas memilki peranan yang penting. Sehingga dibutuhkan suatu pemaha
mengenai regulasi dari humas. Regulasi kehumasan memiliki berbagai kode etk yang
harus sebagai pedoman yang bertujuan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik.
1. Hakikat Regulasi Kehumasan
Seluruh unsur yang berlangsung dalam kehidupan manusia harus memiliki berbagai
macam peraturan yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai kebijaksanaan dan
peningkatan kualitas utu dari seluruh unsur yang berlangsung dalam kehidupan ini.
Begitu juga dalam aktifitas kehumasan yang dilakukan sebagai sebuah profesi dan
didasarkan pada keahlian dalam bidang kellmuan kehumasan. Dengan menyadari penuh
bahwa humas merupakan sebuah bidang keilmuan yang didalamnya terdapat nilai-nilai
dasar yang menjadi acuan oleh para praktisi humas dalam menjalankan pekerajaannya

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 9


dan membentuk batasan-batasan dalam setiap perilaku dan keputusan yang diambil oleh
praktisi humas.
Kode etik dan regulasi, dua unsur yang dianggap menjadi terlebih kaitannya dengan
kinerja humas yang merupakan sebuah profesi yang berkaitan langsung dengan
masyarakat yang dinamis dan kelangsungan perjalanan sebuah organisasi maupun
perusahaan, yang menjadi wadah bagi praktisi humas dalam menjalankan tugas dan tan
jawabnya.
a) Pengertian regulasi buah profesi yang berkaitan langsung
Regulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mengendalikan
perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan regulasi dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk termasuk dalam profesi humas. Regulasi adalah
mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan.
Regulasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk misalnya pembatasan hukum di
umumkan oleh otoritas pemerintah regulasi pengaturan diri oleh suatu industri
seperti melalui asosiasi perdagangan regulasi sosial misalnya norma coregulasi dan
pasar.
Seseorang dapat mempertimbangkan regulasi dalam tindakan perilaku
misalnya menjatuhkan sanksi seperti denda. Tindakan hukum administrasi atau
menerapkan regulasi hukum dapat dikontraskan dengan hukum undang-undang atau
kasus.
b) Keterkaitan regulasi dan perilaku praktisi humas.
Dalam hal ini regulasi dan perilaku praktisi public relation sangat berkaitan
karena dengan adanya regulasi sendiri dapat memberikan batasan-batasan terhadap
praktisi public relation untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai seorang humas
sedangkan perilaku public relation adalah respon yang terjadi setelah regulasi itu
sendiri dijalankan sebagai bentuk dari segala sesuatu yang telah dikerjakan dan
dilaksanakan oleh praktisi public relation.
c) Dampak regulasi dan perilaku praktisi humas
Dampak yang terjadi dengan adanya regulasi dan perilaku praktisi public
relation mungkin akan membuat kualitas dan kinerja praktisi public relation untuk
menjadi baik lagi dan ketika humas bekerja di bidang yang dinamis regulasi akan
menjadi sangat penting dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh praktisi public
relation. Dengan adanya regulasi yang menjadi sangat penting dalam setiap
perubahan perubahan yang terjadi di masyarakat jadi regulasi berperan sangat aktif
dan merupakan bagian hal penting dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
praktisi public relation.
Di Indonesia perhimpunan humas perhumas telah membuat satu kode etik
kode etik ini menggariskan berbagai permasalahan yang patut dilakukan dan
dipatuhi ditaati oleh para praktisi humas dalam membina hubungan dengan public
public nya baik dengan klien atasan media massa masyarakat teman sejawat dan
sebagainya yang terdiri dari 4 pasal sedangkan asosiasi perusahaan public relation
Indonesia (APPRI) memiliki kode etik yang terdiri dari 17 pasal. Kedua kode etik
tersebut berisi tentang hal-hal yang harus dipatuhi dan dilarang untuk dilakukan oleh
praktisi humas.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 10


Titik berat kode etik ini ialah tentang pentingnya para praktisi humas
mengamalkan sifat tanggung jawab adil dan jujur semasa menjalankan tugas.
Misalnya dalam pasal 1 tentang norma-norma perilaku profesional dinyatakan
bahwa dalam menjalankan kegiatan profesionalnya Seorang anggota wajib
menghargai diri setiap anggota masyarakat menjadi tanggung jawab pribadinya
untuk bersikap adil dan jujur terhadap klien baik mantan maupun sekarang dan
terhadap sesama anggota asosiasi anggota media komunikasi serta masyarakat luas
seperti pula dijabarkan dalam pasal 4-5 sebagai berikut seorang anggotanya tidak
akan melibatkan dirinya dalam kegiatan apapun yang secara sengaja bermaksud
memecah belah atau menyesatkan.
Seorang anggota berkewajiban untuk menjaga agar kepentingan sejati
Organisasi yang menjadi mitra kerja nya benar-benar terlaksana dengan baik.
Seorang anggota (kecuali apabila diperintahkan oleh aparat hukum yang berwenang)
tidak akan menyampaikan atau memanfaatkan informasi yang diberikan kepadanya
atau yang diperolehnya, secara pribadi dan atas dasar kepercayaan atau yang bersifat
rahasia kliennya baik di masa lalu kini atau masa depan demi untuk memperoleh
keuntungan pribadi atau untuk keuntungan lain tanpa persetujuan jelas dari yang
bersangkutan. Sedangkan dalam perhumas pasal IV dikatakan bahwa bila ada
sejawat yang bersalah karena melakukan tindakan yang tidak etis yang melanggar
hukum atau yang tidak jujur termasuk melanggar kode etik kehumasan Indonesia
maka bukti-bukti wajib disampaikan kepada dewan kehormatan perhumas.

2. Kode etik kehormatan berdasarkan internasional relation association yaitu


sebagai berikut.
1) Integritas pribadi dan profesional reputasi yang sehat ketaatan pada konstitusi
dan kode IPRA
2) Perilaku kepada klien dan karyawan
a. Perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan
b. Tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa persetujuan
c. Menjaga kepercayaan kelainan dan karyawan
d. Tidak menerima upah, kecuali dari klien atau majikan lain.
e. Tidak menggunakan metode yang menghina kelayan atau majikan lain
f. Menjaga kompensasi yang bergantung pada pencapaian suatu hasil tertentu.
3) Perilaku terhadap publik dan media
a. Memperhatikan kepentingan umum dan harga diri seseorang
b. Tidak merusak integritas media komunikasi
c. Tidak menyebarkan secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan
d. Memberikan gambar yang dapat dipercaya mengenai organisasi yang
dilayani
e. Tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk
melayani kepentingan pribadi yang terbuka.
4) Perilaku terhadap teman sejawat
a. Tidak melukai secara sengaja reputasi profesional atau praktek anggota lain
b. Tidak berupaya mengganti anggota lain dengan kliennya

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 11


c. Bekerja sama dengan anggota lain dalam menjunjung tinggi dan
melaksanakan kode ini.

3. Kode Etik Kehumasan Pemerintah


Setiap pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah untuk bersikap, berperilaku
serta ber-kepribadian Pancasila dan mengkomunikasikannya secara komunikatif dan
professional dalam rangka menunjang pelaksanaan kebijakan Pemerintah. Kode etik
bagi pengelola anggota Kehumasan Pemerintah juga dimaksudkan sebagai
perwujudan dan jati diri dari profesi kehumasan pemerintah yang terbuka dan
komunikatif, sebagai bagian integral dari fungsinya sebagai abdi pemerintah dan
masyarakat.
a) Hubungan kerja
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hubungan kerja.
1) Kewajiban
a) Ke dalam organisasi
(1) Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah harus loyal kepada
instansinya, memiliki kinerja berkomunikasi dan integritas moral
secara efektif, baik dalam jalur formal maupun informal dengan para
pegawai instansi tempat pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah.
(2) Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah sebagai aparat
pemerintah di bidang kehumasan di samping berfungsi untuk
membantu memaksimalkan upaya organi- sasi instansi yang
diwakilmya dalam rangka menjaga dan meningkatkan citra organi-
sasi yang baik, juga berkewajiban menyebarluaskan kebijakan
Pemerintah dan mem- bina hubungan antara Pemerintah dengan
imasyarakat agar dapat berjalan secara lancar dan harmonis.
b) Ke luar organisasi
(1) Dengan sesama aparat Humas
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib memelihara
hubungan kerja sama setiap yang baik dan menciptakan komunikasi
yang efektif serta harmonis dengan aparat humas, antara lain sebagai
berikut.
(a) Menyajikan informasi yang lengkap, akurat dan komprehensif
dan terpadu.
(b) Tukar menukar informasi sehingga setiap pengelola/anggota
Kehumasan Pe merintah dapat mengetahui suatu kebijakan dari
tangan pertama.
(c) Aktif berpartisipasi dalam forum komunikasi dan forum
kehumasan serta kegiatan lainnya.
(d) Menyebarluaskan informasi, kepada masyarakat umum melalui
media yang tersedia.
(2) Dengan media massa
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib menjalin
kerjasama dan mencip- takan iklim kerja yang harmonis dengan

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 12


media massa sebagai salah satu mitra kerjanya, dengan
menyediakan dan memberikan pelayanan yang jujur dan terbuka
guna memperlancar tugas fungsi media massa sesuai dengan kondisi
dan situasi yang ada pada instansi tempat kerjanya.
(3) Dengan rekan seprofesi
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib menunjunjung
tinggi profesi kehumasan dan berupaya terus menerus meningkatkan
pengetahuan dan ketram- pilan serta motivasi kerja baik secara
perorangan maupun kelompok serta bertekad memajukan profesi
kehumasan di Indonèsia.
(4) Dengan masyarakat umum
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib inewujudkan citra
yang baik dan positif dari permerintah atau instansinya dengan
menampilkan seikap, perilaku dan kepribadian yang diterima oleh
masyarakat.
2) Larangan
a) Pengelolalanggota Kehumasan Pemerintah dilarang memberikan
informasi yang bersifat rahasia
b) Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah tidak akan melibatkan dirinya
dapatkan dengan cara seolah-olah ingin memajukan suatu kepentingan
tertentu padahal sebaliknya.
c) Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah tidak akan mewakili
kepentingan-kepentingan apapun yang saling bersaing antar kehumasan
pemerintah tanpa persetujuan yang jelas dari pihak-pihak yang
bersangkutan denagn terlebih dahulu mengemukakan fakta-fakta terkait.
d) Dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat,
pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah tidak akan menerima
pembayaran baik tunai ataupun dalam bentuk memajukan kepentingan
pribadinya sehubungan dengan jasa-jasa tersebut.
e) Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah, tidak dengan itikad buruk
mencemarkan nama baik atau praktek kehumasan, instansi atau
organisasi lain.

b) Tanggung jawab Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah


Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dalam batas kewenangannya
mempunyai tang- gung jawab untuk menyajikan informasi berdasarkan data dan
fakta yang telah diolah untuk d- sebarluaskan kepada masyarakat.
c) Hak jawab dan hak koreks
Apabila ada informasi yang tidak benar atau menyesatkan, setiap
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dapat memanfaatkan hak jawab dan
hak koreksi guna meralat dan meluruskan informasi tersebut, sebagaimana diatur
dalam undang-undang

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 13


BAB III
KHALAYAK HUMAS

A. Definisi Khalayak
Kegiatan eksternal public relation ini ditujukan untuk public eksternal
organisasi/perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di luar perusahaan, yaitu
keseluruhan elemen yang berada di luar perusahaan yang tidak berkaitan secara langsung
dengan perusahaan, seperti masyarakat sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen,
pesaing, dan lain sebagainya.
1. Pengertian Khalayak Humas
Khalayak (public) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi
dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Istilah Public
Relation merupakan khalayak dari kegiatan public relations. Public itu disebut juga
stakeholders, yakni kumpulan dari orang-orang atau pihak-pihak yang berkepentigan
terhadap perusahaan. Unsur-unsur dalam stakeholders dalam hubungannya dengan
khalayak humas sebagai berikut.
1) Masyarakat luas
Segmen masyarakat yang menjadi khalayak bagi suatu organisasi jelas
berbeda dengan khalayak organisasi yang lain. Khalayak pasar swalayan, pemda,
instalasi nuklir, panrik, laboratorium riset, hotel, bandara udara, pelabuhan laut,
lembaga pendidikan, rumah sakit, penjara umum, barak militer, dan markas besar
polisi jelas berlainan satu sama lain.
2) Calon pegawai atau anggota
Tidak akan adanya ketertarikan untuk melamar menjadi anggota atau pegawai
suatu organisasi apaila mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh
organisasi itu, serta sejauh mana potensinya sebagai majikan yang baik.
3) Pegawai atau anggota
Pegawai atau anggota suatu organisasi meliputi suatu orang yang bekerja pada
atau menunjang suatu organisasi, yakmi mulai dari pucuk pimpinan (pihak
manajemen) dan para eksekutif, petgas gudang, pabrik dan laboratorium, staf
kantor atau administrasi umum, staf divisi pelayanan dan penjualan, staf
transportasi, dan sebagainya.
4) Pemasok
Ada dua jenis pemasok, yakni yang memasok jasa-jasa seperti air bersih dan
energy, serta pemasok berbagai macam bahan baku serta komponen produksi.
5) Masyarakat keuangan
Kesediaan untuk membeli saham dari suatu perusahaan emiten didasarkan
pada pengetahuan (calon) pembeli mengenai latar belakang, kinerja dan prospek
ekonomis dari perusahaan emiten yang bersangkutan. Jika suatu perusahaan gagal
memberi informasi yang benar, harga sahamnya bisa merosot secara tajam . kalau
hal seperti ini terjadi dan dibiarkan berlarut-larut, maka kepemilikannya segera
terancam akan diambil alih oleh pihak-pihak lain.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 14


6) Distributor
Distributor adalah mereka yang menangani fungsi perantara antara produsen
dan konsumen.
7) Konsumen dan pemakai
Adapun yang disebut konsumen dan pemakai produk bukan hanya rumah
tangga, tetapi juga perusahaan pembeli dalam partai besar yang lazim disebut
sebagai “pemasok sekunder”
8) Pimpinan pendapat umum
Mereka sangat berpengaruh karena merekalah para pencipta atau pemimpin
pendapat umum. Jika mereka mengatakan sesuatu itu baik atau buruk, masyarakat
luas akan mempercayai dan mengikutinya.

2. Fungsi Khalayak Humas


Terdapat beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus
mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi khalayaknya sebagai
berikut:
1) Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat
untuk dijadikan sasaran suatu program kehumasan.
2) Untuk menciptakan skala prioritas, sehubungan dengan adanya keterbatasan
anggaran dan sumber-sumber daya lainnya.
3) Untuk memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai.
4) Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah
diterima.

3. Akibat Tidak Ditetapkannya Khalayak


Seorang PR organisasi atau perusahaan perlu menetapkan khalayak sasaran yang
akan dituju. Jika seorang PR tidak menetapkan khalayak maka akan mengakibatkan
beberapa masalah dalam menyusun kegiatan PR. Masalah yang timbul akibat tidak
ditetukannya khalayak antara lain sebagai berikut.
1) Segenap usaha dan dana akan terpecah belah akibat terlalu luasnya khalayak yang
dtuju.
2) Pesan yang dikirimkan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana mestinya,
karena pesan itu tidak sesuai dengan karakteristik khalayak yang menerimanya.
3) Total kegiatan tidak akan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga
penggunaan jam kerja, materi serta peralatan menjadi tidak ekonomis.
4) Tujuan yang hendak serta dicapai walaupun telah ditargetkan tidak akan tercapai.
5) Pihak manajemen atau perusahaan klien merasa tidak puas dengan hasil yang ada.

B. Macam-Macam Khalayak
1. Klasifikasi Khalayak Humas
Beberapa pembagian (klasifikasi) mengenai oublic atau khalayak, sebagai berikut:

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 15


1) Public internal dan public eksternal
Public internal adalah public yang berada didalam perusahaan. Misalnya, para
karyawan, satpam, penerima telepon, supervisor, manajer, para pemegang saham,
dan sebagainya. Sedangkan public eksternal adalah mereka yang berkepentingan
terhadap perusahaan dan berada diluar perusahaan. Misalnya, penyalur, pemasok,
bank, pemerintah, komunitas dan pers.
2) Public primer, sekunder, dan marjinal
Tidak semua elemen dalam stakeholder perlu diperhatikan perusahaan.
Perusahaan perlu menyusun suatu kerangka prioritas. Yang paling penting disebut
public primer, yang kurang penting disebut public sekunder, dan yang dapat
diabaikan adalah public marjinal. Urutan-urutan dan prioritas public setiap
perusahaan berbeda, sekalipun industrinya sama. Urutan-urutan tersebut
memungkinkan untuk berubah dari tahun ke tahun.
3) Public tradisional dan public masa depan
Karyawan dan konsumen adalah public tradisional, sedangkan mahasiswa,
peneliti, konsumen potensial, pejabat pemerintah (madya) adalah public masa
depan.
4) Proponents, opponents, dan uncommitted
Diantara public terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents),
yang memihak (proponents) dan ada yang tidak pedli (uncommitted). Perusahaan
perlu mengenal public yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat
permasalahan.
5) Silent majority dan vocal minority
Dilihat dari aktivitas public dalam mengajukan complaint atau mendukung
perusahaan, dapat dibedakan antara yang vocal (aktif) dan yang silent (pasif).
Public penulis disurat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif
menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tidak banyak. Sedangkan mayoritas
pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.

2. Khalayak Kehumasan (Public Relation) Eksternal


Hubungan dengan public di luar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak.
Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan
perusahaan yang lain. Karena itu perusahaa harus menciptakan hubungan yang
harmonis dengan public-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya
dengan melakukan komunikasi dengan public ekstern secara informative dan
persuasive. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti, dan sempurna
berdasarkan fakta yang komunikan (public) sehingga timbul rasa tertarik.
Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external public relations meliputi
bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya
kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari public maupun
masyarakat, memelihara hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan
pendapat public maupun masyarakat, memelihara hubungan baik dengan public dan
para pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai rasa
simpatik dan kepercayaan dari public dalam masyarakat.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 16


a. Hubungan distributor-dealer
Kebanyakan perusahaan besar memasarkan produknya melalui grosir
(wholesaler) dan pengecer (retailer) yang mencakup public. Perusahaan tidak
dapat maju tanpa organisasi dealer yang berhasil. Begitu pula seorang dealer
tidak akan berhasil jika tidak menjual produk-produk yang dibuat oleh
perusahaan yang berhasil. Panitia hubungan dealer terdiri dari ketua bagian
hubungan dengan dealer meliputi div ektur penjualan atau dirěktur hubungan
dealer, manajer akunting, penagihan, kredit, pengaturan Iatu lintas dan
pelayanan. Pelaksanaan hubungan distributor-dealer merupakan tanggung jawab
bagian pemasaran, yang mempertahankan kesinambungan hutungan dengan
para grosir dan pengecer. Para penjaja, manajer penjualan serta pelaksana
periklanan dan promosi penjualan yang sering berhubungan dengan para
distributor dan dealer, merupakan komunikator utama dengan organisasi dealer
tersebut Tujuan dari hubungan distributor-dealer, sebagai berikut.
1) Menentukan sikap para distributor dan dealer sebagai dasar kebijaksanaan,
pelaksanaarn dan komunikasi hubungan dealer.
2) Menciptakan suatau pengertian yang lebih baik dengan para distributor dan
dealer melalui penjelasan kebijaksaan dan pelaksanaan manajemen.
3) Memberikan kepercyaan kepada distibuier aan dealer.
4) Membantu distributor dan dealer meningkatkan penjualannya.
5) Membantu distributor dan dealer dalam periklanan.
6) Mengawasi manajemen periklanan, efektivitas rencana program perusahaan
sepanjang berkenaan dengan hubungan para dealernya.
7) Menerima keluhan dealer tentang penjualan.
8) Membiasakan para pelaksana perusahaan menghadapi berbagai masalah
dengan dealer berkaitan dengan kebijaksanaan dan hubungan perusahaan.
9) Mempertimbangkan gagasan, saran, keluhan yang mungkin diajukan oleh
para dealer.
10) Memeriksa penghentian persetujuan monopoli dealer dan memutuskan
apakah penghentian akan efektif.
11) Membantu distributor dan dealer mengembangkan metode manajemen.
12) Membantu distributor dan dealer memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada para pemakai.
13) Mempergunakan kebijaksanaan distribusi yang disusun untuk mendapatkan
itikad baik dan loyalitas distrutor dan dealer.
14) Memberikan pelayanan keuangan konsumen kepada para dealer yang tidak
mampu menjual volume barang yang maksimal kepada konsumen.
15) Merangsang distributor dan dealer agar tertarik dan tetap setia pada produk
perusahaan serta membentuk suatu kemitraan dagang
b. Hubungan pemasok
Ketergantungan para pengusaha kepada para pemasok (supplier) komponen
produk meningkat selama bahan dan proses yang semakin khusus menjadi
terlihat dalam produksi- produksi teknis yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan industri, militer, dan publik konsumen meningkat. Dalam hubungan

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 17


ini, kedudukan pemasok semakin bertambah penting Para pengusaha pabrik
percaya kepada para pemasok bahan mentah, suku cadang, aksesoris perkakas,
dan mengoperasikan perbekalan untuk produksi dan operasi. Para pemasok
makanan obat-obatan, perangkat keras, pakaian, perabot rumah, bahan bakar,
dan beribu-ibu peroduk lainnya untuk dijual kembali kepada konsurmen utama
Tujuan dari program hubungam pemasok sebagai berikut.
1) Membina kepentingan bersama antara pemasok dan pembeli
2) Menunjukkan kepada para pemasok bagaimana mereka dapat meningkatkan
metode diproduksinya sehingga meningkatkan pengembalian bersih
mereka.
3) Menentukan apakah para pemasok memikirkan kebijaksanaan dan
kebiasaan perusahaan.
4) Menjadikan perusahaan sebagai mitra yang baik, yang bekerja sama dengan
sungguh.
5) Mêmpertahankan hubungan yang baik dengan para pemasok melalui
perlakuan yang adil.
6) Melengkapi materi dan saran guna mengembangkan hubungan pemasok
dengan stat sungguh dalam menyelesaikan masalah produksi dan
persediaan dan terbuka pemerian, penerimaan, penga wasan, akunting dan
bagian lainnya yang bekerja dengan para pemasok.
c. Hubungan komunitas
Komunitas adalah sekolempok arang yang hidup ditempa! yang sama, dan
mempunyai a kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun-temurun. Orang
hidup dalam komunitas dengan an lembaga-lembaganya yang membuat mereka
saling bergantung satu sama lainnya. Mereka Ka tidak dapat menikmati
kehidupan yang baik tanpa lembaga-lembaga tersebut. Begitu juga a lembaga
itu hanya dapat hidup dengan izin mereka. Organisasi bisnis ada dianatar
lembaga- lambaga komunitas yang lebih penting Bisinis membantu komunitas
yang lebih penting. Bisnis S membantu komunitas dengan menyediakan
pekerjaan tetap, gaji yang layak, dan keuntungan financiai, dengan membeli
barang-Darang dan jasa dari para pemasok lokal, dengan membayar pajak untuk
kelangsungan pemerintah setempat dengan menyumbangkan proyek sosia! dann
kebudayaan. Dengan demikian, lembaga bsnis yang maju berada pada posisi
untuk me- ningkatkan kesejahteraan komunitas tersebut (Moore 2004 415).
Tujuan hubungan komunitas, sebagai berikut.
1) Memberi informasi kepada komunitas tentang kebijaksanaan, kegiatan, dan
masalah perusahaan.
2) Memberi informasi kepada para karyawan yang berhubungan dengan
perusahaan mengenai jalannya perusahaan dan mendorong karyawan
menyampaikan kepada teman- nya dan tetangganya dalam komunitas.
3) Menjawab kritık dan membantah serangan dari tekanan kelompok setempat
yang salah paham mengenai perusahaan.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 18


4) Menjadikan perusahaan sebagai faktor penting dalam kehidupan komunitas
melalui bantuan kepada lembaga-lembaga setempat dan masalah
lingkungan.
5) Mengetahui apakah komunitas memikirkan dan membicarakan perusahaan
beserta kebijak- sanaan dan operasionalisasinya.
6) Meningkatkan kesejahteraan komunitas dengan meningkatkan potensi
setempat.
7) Membina kepemimpinan kebudayaan dengan menggalakan apresiasi yang
lebih besar dalam seni, musik, dan drama.
8) Membantu peternakan atau pertanian.
9) Meningkatkan kesehatan komunitas.
10) Mendukung kegiatan olahraga dan rekreasi.
11) Menyumbang kepada program pemberantasan kenakalan remaja di dalam
komunitas.
12) Meningkatkan pengertian yang lebih baik tentarg masalah politik dan
ekonomi.
13) Bekerja sama dengan perusahaan dalam meningkatkan pengertian system
bisnis dan ekonomi.
14) Menunjukkan kepada komunitas bahwa suatu perusahaan merupakan warga
dan majikan yang baik.
15) Meyakinkan bahwa sebuah pabrik local bukan hanya cabang perusahaan
besar, melainkan sebuah bisnis lokal yang memenuhi kepentingan dan
kewajibannya di tempat operasinya perusahaan itu.
16) Menjaga hubungan yang harmonis dengan para pemuka komunitas dalam
semangat kebersamaan yang tinggi.
17) Menciptkan iklim bisnis yang menghasilkan kegiatan yang efesien dan
ekonomis, serta perusahaan sebagai tempat yang baik untuk bekerja di mata
calon karyawannya.
d. Hubungan pemerintah
Suatu perkembangan penting dalam PR adalah terjadinya hubungan yang
lebih erat antara perusahaan, asosiasi dan perserikatan dengan pemerintah, serta
semakin meluasnya keterlibatan lembaga-lembaga swasta dalam permasalahan
masyarakat (di mana selama ini permasalahan masyarakat lebih banyak
ditangani pemerintah). Kepentingan bisnis pemerintah menjadi satu serta saling
menguntungkan, dan kalangan bisnis tidak menganggap lagi pemerintah sebagai
lawan, tetapi sebagai mitra kerja.
Hampir setiap jalannya bisnis dipengaruhi oleh pemerintah, yang
menentapkan dan memaksakan peraturan untuk mengatur bisnis dan
menentukan iklim di mana bisnis harus berfungsi. Untuk melindungi
kepentingan snis dan melayan kepentingan umum, para per- wakilan bisnis dan
melayani kepentingan umum, para perwakilan bisnis harus turut dalam
penyusunan peraturan dan mengambil bagian dalam penentuan iklim politik.
Mereka mempunyai suara pada saat undang undang itu dibuat dan berperan
dalam menentukan kebikasanaan fisikal serta perpajakan pemerintah secara

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 19


langsung maupun dengan kerja sama, melalui program hubungan pemerinta
yang konstruktif.
Terdapat suatu peningkatan pengenalan atas bagian eksekutif bisnis
mengenai pentingnya mengembangkan suatu kerja sama yang efektif dengan
pemerintah. Pendekatan ini mernyarankan agara sebagai mitra, pemerintah dan
bisnis mempunyai tujuan dasar yang sama dan agar masing-masing sebaiknya
berusaha membentuk suatu pengertian yangjelas mengenai nya m menghadapi
perbedaan itu tetapi tetap mempertahankan pandangan yang konstruktif, baik
pemerintah maupun bisnis menjadi bagian dari pemecahan peranannya. Dengan
keberanian daripada bagian dari permasalahan.
Kerjasama bisnis pemerintah terancam oleh biaya tak terduga di mana
pemerintah tidak mendorong perusahaan bebas, dan menghacnurkan blsnis
melalul peraturan dan undang undang diskriminasi dan perpajakan yang
mencekik. Yang sama merusaknya adalah tuntutan dari pejabat pemerintah
tertentu-bahwa para pemimpin bisnis menentang sebagalan besar undang-
undang yang diajukan tanpa memberikan suatu alternatif. Mereka tidak
memikirkan permasalahan nasional dan kepentingan sosial tetapi mereka cuma
mencari keuntungan dan menyenangkan para pemegang saham.
Terlalu banyak eksekutif, sama sekali tidak mempengaruhi Capitol Hill
(bukit tempat berdirinya gedung DPR Amerika), mengabalkan hubungan
kongres-bisnis dan perhatian setiap tindakan kongres-hingga sangat terlambat
sebagal masalah orang lain; atau memuaskan diri mereka sendiri melulu dengna
keluhan tentang apa yang dilakukan korgres. Akibatnya, pemerintah, dalam
beberapa hal, telah bertindak tanpa nasihat dan caranya yang seharusnya tidak
perlu merusak kepentingan bisnis, soal penting yang dihadapi para pelaksana
bisnis adalah apakah pemerintah tersebut akan bekeja dengan atau tanpa
bantuan bisnis.
e. Hubungan dengan pers
Hubungan pers (press relations) adalah usaha 'untuk mencapal publikasi
penylaran yang suatu pesan atau informasl humas dalam rangka menciptakan
pengetahuan maksimum atas dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau
perusahaan yang bersangkutan.
1) Cara menciptakan hubungan pers yang baik.
Selain memasok berbagai materi yang layak diterbitkan, semua praktisi
humas juga ar atau majalah itu diterbitkan serta bagaimana pula caranya
memproduksi program-program siaran radio dan televise. Sebagian
pengetahuan tersebut dapat memahami suatu media hanya dengan
mengamatinya saja. periu memahami bagaimana surat kab caranya
memproduksi program-program tersebut dapat dipelajari hanya dengna
mengamatinya saja. Untuk itu, adakanlah kunjungan-kunjungan kesejumlah
penerbitan, stasiun radio dan studio televisi. Kadang-kadang humas
mengaukan berbagai pertanyaan yang relevan kepadanya, seperti kapan hari
terakhir dari satu minggu atau pada jam berapa dalam satu hari suatu
naskah humas sudah harus untuk mengetahui segala sesuatunya selengkap

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 20


mungkin kalau ia mungkin akan menyodorkan naskah ke redaksi setelah
majalah atau surat kabarnya dicetak.
2) Hal-hal pokok perihal pers
Berikut ini adalah sebuah ringkasan atau rangkuman atas hal-hal
terpenting perihal pers atau media yang harus diketahui oleh seorang
praktisi humas sebagai berikut.
a) Kebijakan editorial
b) Frekuensi penerbitan
c) Jangkauan pembaca
d) Tánggal penerbitan
e) Metode distribusi
f) Proses percetakan
g) Daerah sirkulasi
3) Tugas praktisi humas dalam hubungannya dengan pers
Tanggung jawab yang utama dari seorang praktisi humas tertuju
kepada perusahaa induk (untuk departemen humas internal) atau
perusahaan kliennya (untuk.konsultasi humas eksternal), selama hal itu
tidak bertentangan dengan kode etik kehumasan, segala peraturan hukum
yang berlaku, kepentingan umum.
Tugas pokok seorang praktisi humas adalah menjalankan program-
program humas yang telah direncanakan serta disetujui sebeiumnya, dengan
tujuan memaksimalkan pengetahuan dan pemahaman khalayak atas produk,
sosok keseluruhan atau aspek-aspek lainnya dari organisasi atau perusahaan
induk dan atau klien.
f. Hubungan dengan konsumen
Selain untuk memperoleh citra perusahaan yang balk (posiltif) dimata
publiknya, praktk PR juga dilakukan untuk memperoleh cltra produk dari
konsumennya, yang terdiri dari laki-laki, wanita dan anak-anak yang
membentuk suatu masyarkat atau komunitas konsumen.
Konsumen itu sendiri yang menentukan suatu keberhasilan atau kegagalan
setiap industri dan perusahaan. Sasaran utama bisnis sebaiknya merencanakan
kegiatan dengan konsumen yang jelas, dan perusahaan benar-benar menganggap
bahwa mereka konsumen bukan sebaliknya. istilah lainnya, perusahaan harus
bersikap dan berperilaku menjemput bola, bukan menunggu bola. Kalau perit,
lari tanpa bola, jangan terjebak off side sehingga dapat menjebol gawang
konsumen (diadaptasi dari Moore). Konsumen yang ekstrem sosial. dianggap
sebagai penekan bisnis dan acapkali disebut suatu keretakan dalam reformasi
Timbul suatu tuntutan akan hak-hak konsumen dalam setiap hubungan bisnis,
keamanan produk, kejujuran dalam iklan, dan jaminan penuh, semuanya dengan
dukungan pemerintah. Pengembangan hubungan konsumen yang lebih baik dan
sangat luas merupakan satu tugas penting perusahaan besar.
Tujuan hubungan konsumen sebagai berikut.
1) Menentukan apakah para konsumen memikrikan dan membicarakan
kebijakasanaan, tindakan, produk, atau pelayanan perusahaan.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 21


2) Memahami apakah semua pemyataan yang dibuat untuk para konsumen
mengenai harga, pelayanan, dan kualitas berdasarkan kenyataan dan tidak
dibuat-buat.
3) Meningkatkan pelayanan konsumen dengan penanganan yang lebih
memuaskan atas dasar keluhan, dengan analisis keluhan untuk mengetahui
penyebabnya; dan dengan memperbaiki kekurangan dalam operasi,
prosedur, atau kebijaksanaan untuk mencegah timbulnya keluhan-keluhan
tersebut.
4) Memperoleh penerimaan tentang produk dan pelayanan suatu perusahaan
oleh public pemakai.
5) Mendidik para karyawan untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat,
sopan, pribadi.
6) Menyebarluaskan informasi kepada public pemakai tentang produk,
pelayanan, kebijaksanaan dan praktik perusahaan.
7) Menjawab pertanyaan konsumen yang behubungan dengan perusahaan,
produk, pelayanan, dan manfaatnya.
8) Menghasilkan produk atau pelayanan yang lebih memuaskan kepada
konsumen melalui penelitian dan pemahaman produk.
9) Memberi nama produk dengan istilah yang bisa dipahami sehingga
konsumen dapat mengetahui mutu dan sifat-sifat produk, membuat
tingkatan atau standar mutu prcduk untuk membantu konsumen memlilih
dan memannfaatkan produk tersebut.
10) Menetapkan harga serendah mungkin sesuai dengan mutu melalui
peniadaan limbalh produksi, distribusi, dan meneruskannya kepada
konsumen penghematan atau efisiensi vang lebih besar.
11) Bekerja sama dengan kelompok konsumen untuk memberikan informasi
dan mendidik.
12) Memelihara dan meningkatkan hubungan dengan para guru ekonomi rumah
tangga, agen.
13) Mempersiapkan dan menyebarluaskan petunjuk, konsep, resep, dan buku-
buku tentang penggunaan produk sehingga konsumen akan memperoleh
kepuasan maksimal dalam pemakaian produk.

3. Strategi membangun hubungan khalayak eksternal


Hubungan dengan publik di luar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak.
Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan
perusahaan yang lain harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-
publik Karena itu perusahaan khususnya dan masyarakat umumnya.
Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara
informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan
sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat
dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul
rasa tertarik.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 22


Masałah yang pertu dipecahkan dalam kegiatan external public relationsmeliputi
bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya
kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari publik maupun
masyarakat, memelihara hubungan báik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan
pendapat publik terhadap perusahaan, me melihara hubungan baik dengan pers dan
para opinion leader, memelihara hubungan bak dengan publik dan para pomasok yang
berhubungan dengan operasional perusahaan dan in mencapai rasa simpatik dan
kepercayaan dari publik dalam masyarakat.
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan external public relations sebagai
berikut.
1) Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi kebijaksanaan
pimpinan perusahaan dalam menggerakkan pegawainya dan menerapkan
metodenya
2) Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan purusahaan, terutama kegiatan
yang mendapat sorotan atau kritikan public.
3) Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur dan objektif
agar publik kejelasan tetap memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan
perkembangan perusahaan.
4) Ikut membantu pimpinan dalam hal menyusun alau memperbaiki formasi staf ke
arah yang efektif.
5) Mengadakan penyelidikan atau penelitian tentang kebutuhan, kepentingan dan
selera publik akan barang-barang yang dihasilkan perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu strategi membangun
hubungan dengan khalayak eksternal, dengan adanya program ini sebuah perusahaan
berperan sebagai wujud tanggungjawab dan kepedulian sosial. Namun demikian,
perlu disadari bahwa CSR bukan semata program sosial yang menjadikan perusahaan
sebagai sebuah "lembaga amal" ataupun "bagian dari departemen sosial milik
pemerintah".
Sehingga, CSR memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi sebagai program
kepedulian sosial, sementara di sisi lain merupakan bagian dari perusahaan yang
bertujuan mencari keuntungan. Tantangan yang harus dijawab terkait hal tersebut
adalah bagaimana membangun konsep CSR yang benar-benar efektif dalam
menjalankan fungsi sosial, namun tidak melupakan tujuan perusahaan untuk mencari
keuntungan. Selain itu, bagaimana membangun konsep CSR yang memiliki dampak
positif terhadap peningkalan keuntungan berarti "kemasan tanggungjawab dan
kepedulian sosial.
Perlu diketahui, tidak semua perusahaan memiliki program CSR. Bahkan tidak
semua perusahaan memiliki divisi Public Relation (PR) atau divisi lain yang biasanya
diberikan tugas khusus untuk mengurusi permasalahan CSR. Kalaupun
mengagendakan , itu hanya dirangkap oleh divisi lain yang memiliki kedekatan fungsi
dalam mencapai untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan
perusahaan tujuan perusahaan misalnya diyisi pemasaran (marketing).
Alasan bagi perusahaan yang mengambil langkah ini, selain untuk efektifitas
anggaran, perusahaan yang seperti ini biasanya memiliki orientasi yang terfokus

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 23


kepada penjualan dan memperoleh keuntungan semata. Selain itu, ada juga diantara
perusahaan tersebut yang hanya membuat program CSR sebagai langkah taktis untuk
mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Bagi perusahaan seperti ini, PR atau CSR dianggap sebagai divisi dan program
yang sekadar "menghabiskan uang perusahaan" saja. Selain lemah secara
tanggungjawab dan kepedulian sosial, mereka belum menyadari arti penting program
jangka panjang untuk keberlangsungan dan peningkatan keuntungan perusahaan di
masa akan datang. Dengan kata lain, mereka belum menyadari CSR sebagai sebuah
program investasi jangka panjang perusahaan.
Sementara itu terkait strategi sebuah perusahaan yang melakukan program CSR
semata untuk mendongkrak perjualan dan meningkatkan keuntungan, langkah seperti
ini memang ada benarnya juga. Tidak sedikit program-program CSR yang dilakukan
perusahaan inemiliki dampak secara langsung karena memang sengaja diarehkan
untuk mendongkrak penjualan dan peningkatan keuntungan perusahaan.
Program CSR "dadakan" ini biasanya dilakukan dengan disertai publikasi yang
diarahkan kepada menarik simpati publik sehingga terdorong untuk membeli produk.
Selain itu, ada juga perusahaan yang menerapkan strategi keikutsertaan publik
program CSR dengan membeli produk tertentu. Namun demikian, langkah 'instan
mengagendakan program CSR untuk meraup keun-tungan seperti ini tidak akan
memberikan dampak positif yang bertahan lama. Selain anggaran yang akan terus
membengkak, pogram CSR yang memang tidak direncanakan untuk jangka panjang
akan menjadikan menurunnya kualitas kinerja divisi yang dibebani pekerjaan yang
bukan merupakan tugas utamanya.
Persoalan lain yang akan munculketika perusahaan yang menjadi kompetitor
menggunakan strategi tandingan yang hampir sama, sama, bahkan dengan teknik yang
lebih mutakhir Penghancuran karakater perusahaan di mata masyarakat dan para
konsumen tentunya akan sangat berpengaruh kepada penjualan dan penghasilan
perusahaan. Halyang juga perlu diingat yaitu kondisi masyarakat dan konsumen saat
iniyang sudah cerdas. Mereka dapat memb mana perusahaan yang benar-benar
melakukan program CSR dan mana perusahaan yang melakukan program CSR hanya
untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan perusahaan semata.
Tingkat kecerdasan masyarakat dan konsumen ini akan menentukan pilihan
mereka untuk membeli sebuah produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Selain itu,
bagian ini juga yang biasanya dijadikan landasan strategi bagi pihak perusahaan
kompetitor untuk menjatuhkan perusahaan saingannya. Untuk membangun program
CSR yang benar-benar berguna bagi masyarakat dan memiliki dampak positif
terhadap penjualan dan peningkatan keuntungan perusahaan, dibutuhkan pemberian
program yang memiliki manfaat jangka panjang yang sekaligus dikelola dengan
melibatkan masyarakat dan stake holder terkait lain secara ber kesinambungan.
Program CSR bermanfaat jangka panjang yang dimaksud yaitu program-program
yang memiliki dampak positif untuk kemajuan masyaraka: dan relasi antara
masyarakat dengan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang, bahkan kalau
memungkinkan dapat menciptaan sebuah hubungan psikologis seumur hidup.
Program ini dikelola akat dan mengedepankan kemandirian masyarakat untuk

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 24


mengurusi kebertanjutan program tersebut. Peran yang diambil perusahaan, dalam hal
ini divisi yang sebaiknya berlaku sebagai pendamping masyarakat, yang
menjembatanı komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat dan sebaliknya.
dengan mengikutsertakan membidangi program CSR.
Namun demikian, yang perlu diperhatkan dalam proses pengelolaan program
CSR yang berbasis masyarakat ini adalah jangan sampai mencampuradukkan antara
programCSR dengan program lain dari perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan
meningkatkan keuntungan. Internalisasi" produk perusahaan terhadap masyarakat
atau komunitas yang menjadi target program CSR sebaiknya dibiarkan berlangsung
secara alami.
Dengan kata lain, akan lebih bijak dan akan sangat menguntungkan bagi
perusahaan ketka masyarakat atau komunitas yag menjadi target program CSR
nantinya akan menjadi PR bagi produk-produk maupun kebijakan yang dikeluarkan
oleh perusahaan. Dengan demiian, perusahdan akan sangat diuntungkan dengan
memiliki tenaga" dan "sumber daya' yang tumbuh berkembang dari masyarakat yang
nota bene merupakan bagian dari target pemasaran produk-produk perusahaan.

BAB IV
ETIKA DAN KODE ETIK PROFESI HUMAS

A. Pengertian Etika dan Kode Etik Profesi Humas


1. Pengertian Etika
Secara etimologis, etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang memiliki
arti adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika merupakan suatu ilmu mengenai apa
yang baik dan apa yang buruk dan juga tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga
dapat diartikan sebagai suatu kumpulan nilai atau asas yang memiliki kaitan dengan
akhlak dan juga nilai benar dan salah yang dianut dalam suatu masyarakat.

2. Pengertian Kode Etik dan Profesi Humas


a. Pengertian Kode Etik
Kode etik adalah bentuk dari aturan tertulis yang secara sistematis dibuat dengan
sengaja yang didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat
dibutuhkan mampu difungsikan sebagai suatu alat untuk menghakimi berbagai
bentuk tindakan yang dilakukan dengan logika rasional umum yang dinilai telah
melanggar atau menyimpang dengan kode etik. Sehingga dapat disimpulkan jika
kode etik adalah suatu refleksi yang juga disebut “self control”. Hal tersebut
dikarenakan segala sesuatunya dibuat dan kemudia diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok social tersebut.
b. Pengertian dan Ciri-Ciri Profesi Humas
1) Pengertian Profesi Humas
Secara etimologis, profesi berasal dari Bahasa Latin yaitu “Professues” yang
memiliki arti suatu kegiatan atau juga pekerjaan yang dihubungkan dengan
janji dan sumpah yang memiliki sifat religious. Sehingga dapat disimpulkan,

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 25


jika secara historis pemakaian istilah “Profesi” tersebut, seseorang yang
mempunyai profesi yaitu orang yang memiliki ikatan batin dengan pekerjaan
yang digelutinya. Apabila terjadi suatu pelanggaran dari sumpah jabatan maka
dianggap telah menodai “kesucian” dari profesi yang dikerjakannya. Artinya,
kesucian” dari profesi tersebut harus dipertahankan dan yang bersangkutan
tidak akan melakukan pengkhianatan atas profesinya.
Dalam praktiknya di lapangan dikenal dua jenis bidang profesi sebagai
berikut.
1. Profesi khusus
Profesi khusus ialah para professional yang melaksanakan profesi secara
khusus untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan tertentu sebagai tujuan
pokoknya. Misalnya, profesi di bidang ekonomi, politik, hukum, kedokteran,
pendidikan, teknik, humas (public relations), dan sebagai jasa konsultan.
2. Profesi luhur
Profesi luhur ialah para professional yang melaksanakan profesinya, tidak
lagi untuk mendapatkan nafkah sebagai tujuan utmanya, tetapi sudah
merupakan dedikasi atau jiwa pengabdiannya semata-mata. Misalnya, kegiatan
profesi di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, budaya, dan seni.

2) Ciri-Ciri Profesi Humas


Terdapat dari beberapa ciri dari profesi humas, yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki skill atau kemampuan, pengetahuan tinggi oleh orang umum
lainnya, apakah itu diperoleh dari hasil pendidikan atau pelatihan yang di
perolehnya dan ditambah dengan pengalaman secara bertahun-tahun
yangtelah ditempuhnya sebagai profesional.
b. Mempunyai kode etik dan merupakan standar modal moral bagi setiap
profesi yang dituangkan secara formal, tertulis, dan normatif dalam suatu
bentuk aturan main, dan perilaku ke dalam “Kode etik” yang merupakan
standar atau komitmen moral kode perilaku (code of conduct) dalam
pelaksanaan tugas dan kewajiban selaku by profession dan by funcion
yang memberikan bimbingan, arahan serta memberikan jaminan dan
pedoman bagi profesi yang bersangkutanuntuk tetap taat dan mematuhi
kode etik tersebut.
c. Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi yang tiggi baik
terhadap dirinya sebagai penyandang profesi humas/PR, maupun terhadap
publik, iklim, pimpinan organisasi perusahaaan, penggunaan media massa
hingga menjaga martabat serta nama baik bangsa dan negaranya.
d. Memiliki jiwa pengabdian kepada publik atau masyarakat dan dengan
penuh dedikasi profesi luhur yang disandanginya yaitu dalam pengambilan
keputusan adalah meletakkan kepentingan oribadinya demi menjaga
kepentingan masyarakat, bangsa dan negaranya.
e. Otomatisasi organisasi profesional yaitu memiliki kemampuan untuk
mengelola organisasi atau PR humas yang mempunyai kemampuan dalam

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 26


menjalankan operasional, peran dan fungsinya pihak terkait, dapat di
percaya dalam menjalankan operasional, peran dan fungsinya.
f. Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk
menjaga eksistensinya,mempertahankan kehormatan dan menertibkan
perilaku standar profesi sebagai tolak ukur agar tidak dilanggar.

3. Pengertian Kode Etik Profesi


Menurut Berten K. (1994), menjelaskan bahwa kode etik profesi adalah suatu
norma yang susah ditetapkan dan juga telah diterima oleh suatu kelompok profesi
dan untuk memberikan atau mengarahkan petunjuk pada para anggotanya, yaitu
“bagaimana seharusnya” berbuat dan juga sekaligus turut menjamin kualitas
moral profesi yang bersangkutan yang ada di mata masyarakat dengan tujuan agar
mampu meraih tanggapan yang positif.
Pada dasarnya, kode profesi adalah suatu pedoman yang dibuat untuk dirinya
sendiri (self imposed) untuk pihak yang bersangkutan. Hal tersebut merupakan
suatu wujud yang berasal dari etika yang hakiki dan tidak dapat dipaksakan dari
pihak luar. Kode etik profesi mampu berlaku dengan efektif jika dijiwai dengan
nilai-nilai dan cita-cita luhur yang hidup dalam lingkungan profesi tersebut. Kode
etik adalah suatu perumusan dari norma moral yang dijadikan sebagai acuan atau
tolok ukur bagi kode perilaku (code of conduct) dari kelompok profesi yang
bersangkutan.
Sehingga dapat disimpulkan, kode etik profesi adalah suatu kumpulan asas
atau nilai moral yang dijadikan sebagai norma perilaku.

B. Etika dan Kode Etik dalam Profesi Humas


1. Prinsip Etika Profesi Kehumasan
Menurut pendapat Keraf, terdapat lima prinsip utama dalam etika profesi
kehumasan, yaitu sebagai berikut.
a) Tanggung Jawab
Pada dasarnya, dalam setiap penyandang profesi harus mempunyai rasa
tanggung pada profesi. Terdapat hasil dan dampak yang ditimbulkan dari
tanggung jawab, yaitu sebagai berikut:
1. Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsional. Hal ini
memiliki arti jika keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut
harus baik dan mampu dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar
profesi, efektif dan efisien.
2. Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat yang berasal dari tindakan
dari pelaksanaan profesi terhadap dirinya, profesi dan rekan kerja,
perusahaan/organisasi dan juga masyarakat umum lainnya, serta keputusan
atau hasil pekerjaan tersebut mampu memberikan suatu manfaat yang
berguna baik bagi dirinya sendiri dan juga untuk pihak lain. Pada
dasarnya, seorang professional harus mampu berbuat baik dan tidak
dibolehkan untuk melakukan suatu perbuatan kejahatan.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 27


b) Kebebasan
Pada dasarnya, seorang professional harus memiliki suatu kebebasan dalam
menjalankan profesinya tanpa adanya rasa takut dan ragu-ragu, akan tetapi
seorang professional harus memiliki suatu komitmen dan memiliki tanggungg
jawab dalam batas aturan yang telah ditentukan oleh kode etik yang dijadikan
sebagai standar dari perilaku professional.
c) Kejujuran
Seorang professional harus memiliki sifat jujur, merasa terhormat dengan
profesi yang disandangnya dan juga setia, tidak sombongm serta terus
berupaya untuk mengembangkan diri dalam mencapai kesempurnaan dalam
bidang keahlian dan profesinya dengan cara menempuh Pendidikan,
pengalaman, dan juga pelatihan. Selain itu, tidak akan merendahkan
profesinya dengan tujuan yang tidak dipertanggungjawabkan demi
kepentingan materi atau untuk kepentingan secara sepihak.
d) Keadilan
Seorang professional dalam menjalankan profesinya dituntut untuk tidak
melakukan pelanggaran terhadap hak atau mengganggu milik orang lain,
organisasi atau Lembaga, hingga mencemarkan nama baik bangsa dan negara.
Selain itu, professional harus mampu mengharagai berbagai hak-hak, nama
baik, menjaga kehormatan, martabat dan juga hak milik bagi pihak lain. Hal
ini dilakukan dengan tujuan agar terciptanya sikap saling menghargai,
menghormati dan mampu menciptakan keadilan yang objektif dalam
kehidupan masyarakat
e) Otonomi
Pada dasarnya, setiap professional dituntut untuk memiliki suatu kebebasan
secara otonom dalam menjalankan profesinya yang sesuai dengan
pengetahuan, keahlian dan juga kemampuan yang dimilikinya. Departemen
atau organisasi yang dipimpin harus melakukan suatu kegiatan operasional
atau suatu kerja sama yang mampu terbebas dari campur tangan pihak lain.
Hal apapun yang dilakukan adalah konsekuensi dari tanggung jawab profesi.
Kebebasan otonom adalah suatu hak dan kewajiban yang harus dimiliki oleh
seorang professional.

2. Kualifikasi kemampuan profesi humas


Berikut adalah beberapa kualifikasi kemampuan dari profesi humas
a) Kemampuan untuk kesadaran etis (ethical sensibility).
Kemampuan kesadaran etis merupakan landasan kesadaran yang utama
bagi seorang professional untuk lebih sensitive dalam memperhatikan
kepentingan profesi, bukan untuk subjektif, tetapi ditujukan untuk kepentingan
yang lebih luas (objektif).
b) Kemampuan berpikir secara etis (ethical reasoning)
Kemampuan berpikir secara etis maksudnya memiliki kemampuan
berwawasan dan berpikir secara etis, dan mempertimbangkan tindakan profesi

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 28


atau mengambil keputusan harus berdasarkan pertimbangan rasional, objektif
dan penuh integritas pribadi serta tanggung jawab yang tinggi.
c) Kemampuan untuk berperilaku secara etis (etichal conduct)
Kemampuan untuk berperilaku secara etis maksudnya kemampuan atau
memiliki perilaku etika moral, dan tata karma (etiket) yang baik (good moral
and good manner) dalam bergaul atau berhubungan dengan pihak lain (social
contact). Termasuk didalamnya memperhatikan hak-hak pihak lain dan saling
menghirmati pendapat atau menghargai martabat orang lain.
d) Kemampuan untuk kepemimpinan yang etis (ethical leadership)
Kemampuan untuk kepentingan yang etis maksudnya kemampuan atau
memiliki jiwa untuk memimpin secara etis, diperlukan untuk
mengayomi,membimbing,dan membina pihak lain yang dipimpinnya.
Termasuk menghargai pendapat dan kritikan dari orang lain demi tercapainya
tujuan dan kepentingan bersama.

3. Pedoman Bagi Perilaku Profesi Humas


Berikut adalah pedoman perilaku profesi humas menurut kode Etik Humas
Internasional (IPRA), yang kemudian dikenal dengan “Kode Athena”.
a) Selalu mengingatkan bahwa karena hubungan profesi dengan khalayaknya,
maka tingkah lakunya walaupun seacara pribadi akan berpengaruh terhadap
penghargaan pada pelaksanaan profesinya.
b) Menghormati pelaksanaan tugas profesinya, prinsip-prinsip moral, peraturan-
peraturan dalam “deklarasi hak-hak asasi manusia”.
c) Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia dan mengakui hak-hak
setiap pribadi untuk menilai.
d) Menumbuhkan komunukasi moral, psikologi, dan intelektual untuk berdialog
yang terbuka dan sempurna, dan mengakui hak-hak orang yang terlibat untuk
menyatakan persoalannya atau menyatakan pendapatnya.
e) Professional selalu bertingkah laku dalam keadaan apapun sedemikian rupa
sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan orang-orang yang berhubungan
dengannya.
f) Bertindak dalam keadaan apapun untuk memperhatikan kepentinga pihak-
pihak yang terlibat,baik kepentingan organisasi tempat ia bekerja maupun
kepentingan publik yang harus dilayani.
g) Melaksanakan tugasnya dengan bermartabat, menghindari penggunaan bahasa
yang samar-samar atau dapat menimbulkan kesalah pahaman, dan tetap
menjaga loyalitas pelanggannya atau perusahaan tempat iya bekerja, baik yang
sekarang maupun yang telah lalu.
h) Profesional Humas akan selalu menghindari hal-hal seperti:
1. Menutup-nutupi kebenaran apa pun alasannya
2. Menyiarkan informasi dan berita yang tidak didasari fakta yang aktual,
kenyataan, dan kebenaran;
3. Mengambil bagian dalam usaha yang tidak etis dan tidak jujur yang akan
dapat merusak martabat dan kehormatannya;

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 29


4. Menggunakan segala macam cara dan teknik yang tidak disadari serta
tidak dapat dikontrol sehingga tindakan individu itu tidak lagi didasarkan
pada keinginan pribadi yang bebas dan bertanggung jawab.
i) Menciptakan pola komunikasi dan saluran komunikasi yang dapat lebih
mengukuhkan arus bebas informasi yang penting, sehingga setiap anggota
masyarakat merasakan bahwa mereka selalu mendapatkan informasi yang
dipercaya dan juga memberikan kepadanya suatu kesadaran akan keterlibatan
pribadinya serta tanggung jawab dan solidaritasnya dengan para anggota
masyarakat lainnya.

4. Contoh Kode Etik Profesi Humas


Berikut adalah contoh kode etik antara perusahaan dengan pelanggan nya dari
perusahaan Telkom sebagai berikut.
a) Komitmen terhadap pelanggan
Setiap direksi dan karyawan wajib bersikap;
1) Proaktif terhadap segala kebutuhan pelanggan dan berusaha untuk
memenuhi harapan pelanggan
2) Sensitif terhadap kebutuhan dan permintaan pelanggan
3) Responsif dan melayani pelanggan secara tulus dan profesional
b) Produk dan kualitas pelanggan
Untuk menjaga nama baik Telkom, kualitas produk, proses layanan, dan
dalam rangka upaya membangun hubungan yang harmonis dalam jangka
panjang dengan pelanggan maka diperlukan kejujuran dan integritas dari
masing-masing direksi dan karyawan.
c) Data dan informasi pelanggan
Seluruh dan segala data dan informasi mengenai pelanggan pada dasarnya
adalah rahasia dan bersifat sensitif. Oleh karenanya Telkom berkewajiban
menjaga seluruh dan segala kerahasiaan data dan/atau informasi mengenai
pelanggan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Telkom akan
membatasai pemberian data dan informasi mengenai pelanggan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan sebatas apabila pemberian data dan informasi
tesebut adalah untuk kepentingan negara sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

5. Sanksi Pelanggaran Kode Etik


Berikut adalah sanksi yang diberikan pada pelaku pelanggaran kode etik.
1. Mendapat peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapat peringatan halus, misal jika
seseorang menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah
tingkatannya) bisa saja akan menerima email yang berisi peringatan, jika tidak
diklarifikasi kemungkinan untuk berlanjut ke tingkat selanjutnya, seperti
peringatan keras apapun lainnya.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 30


2. Pemblokiran
Mengupdate status yang berisi SARA, mengupload data yang
menagandung unsur pornografi baik berupa gambar maupun video, seorang
progammer yang mendistribusikan malware. Hal tersebut adalah contoh
pelanggaran dalam kasus yang sangat berbeda beda, kemungkinan untuk kasus
tersebut adalah pemblokiran akun dimana si pelaku melakukan aksinya. Misal,
sebuah akun pribadi sosial yang dengan sengaja membentuk grup yang
melecehkan agama, dan ada pihak lain yang merasa tersinggung karenanya,
ada kemungkinan akun tersebut akan dideactived oleh server. Atau dalam
web/blog yang terdapat konten porno yang mengakibatkan pemblokiran
web/blog tersebut .
3. Hukum pidana/perdata
“Setiap penyelenggara negara, orang,badan usaha, atau masyarakat
dirugikan karena penggunaaan nama Domain secara tanpa hak oleh orang
lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan nama domain dimaksud “
(Pasal 23 ayat 3)
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
tindakan apa pun yang berakibat terganggunya sistem elektronik dan atau
mengakibatkan sistem elektronik tidak bekerja sebagaimana mestinya “ (pasal
33 ) .
“Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan“(Pasal 39)
Sebagaimana dari UUD RI NO 11 tahun 2008 tentang informasi dan
transaksi elektronik (UU IT) yang terdiri dari 54 pasal. Sudah sangat jelas
adanya hukum yang mengatur tentang informasi dan transaksi yang terjadi di
dunia maya. sama hal nya jika kita mengendarai motor lalu melakukan
pelanggaran misal dengan tidak memiliki SIM jelas akan mendapat sanksi
nya. begitu oun pelanggaran yang terjadi dalam dunia maya yang telah
dijelaskan dimulai dari ketentuan umum, perbuatan yang dilarang,
penyelesaian sengketa, hingga ke penyuelidik dan ketentuan pidananya tekah
diatur dalam UU ITE ini.

6. Pengembangan Profesinalisme Humas


Professional pada dasarnya memiliki suatu kemampuan operasional dan teknis
yang diterapkan secara optimal dalam batas-batas etika dari profesi. Terdapat
syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengembangan profesionalisme, yaitu
sebagai berikut.
1) Pengakuan
Perlu memperoleh pengakuan terhadap kemampuan dan keberaadaan
seseorang sebagai professinalisme secara serius, resmi yang telah memperoleh
ketrampilan, keahlian, pengalaman, pengetahuan tentang bidangnya.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 31


2) Organisasi
Butuhnya wadah untuk menyalurkan keprofessionalisme di bidangnya
sekaligus dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilan bagi seorang
yang dinyatakan profesional
3) Kriteria
Pelaksanaan tugas, peranan, kewajiban, serta kemampuan profesionalisme
harus sesuai dengan kriteria standar profesi.
4) Kreatif
Seorang yang profesinal harus memiliki kemampuan untuk
mengembangkan ide dan gagasan yang kaya dengan buah ide pikiran yang
cemerlang untuk kemajuan dirinya dan lembaga tentunya
5) Konseptor
Seorang yang profesioanl setidaknya dapat membuat, menciptakan, konsep
kerja ataupun manajemen humas yang jelas.

BAB V
PELAYANAN PRIMA

A. Hakikat Pelayanan Prima Kepada Pelanggan


1. Hakikat dan Prinsip Pelayanan Prima
a. Hakikat Pelayanan Prima
1) Pengertian Pelayanan Prima
Excellent service atau disebut juga pelayanan prima adalah melakukan
pelayanan sebaik mungkin kepada para pelanggan,sehingga pelanan menjadi
merasa puas. Atau definisi pelayanan prima yaitu melakukan pelayanan sebaik
mungkin kepada para pelanggan atau konsumen sehingga menimbulkan rasa
yang puas. Secara umum tujuan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan
sehingga bisa memenuhi dan memuaskan para pelanggan sehingga perusahaan
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Manfaat dari pelayanan prima salah satunya untuk upaya meningkatkan
kualitas pelayanan perusahaan ataupun pemerintah kepada para pelanggan
atau masyarakat,serta dapat menjadi acuan untuk pemgembangan penyusunan
standar pelayanan. Standar pelayanan dapat diartikan sebagai tolak ukur atau
patokan yang digunakan untuk melakukan pelayanam dan juga sebagai acuan
untuk menilai kualitas suatu pelayanan. Pelayanan disebut prima jika
pelanggan sudah merasa puas dan sesuai dengan harapan pelanggan.
2) Jenis-jenis Pelayanan Prima
Berikut adalah jenis-jenis pelayanan prima.
a) Core service
Core service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan yang
merupakan produk utamanya, misalnya untuk hotel adalah penyediaan
kamar.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 32


b) Facilitating service
Facilitating service adalah fasilitas pelayanan plus kepada pelanggan,
misalnya pelayanan front office pada hotel.
c) Supporting service
Supporting service merupakan pelayanan tambahan atau pendukung untuk
meningkatkan nilai pelayanan atau untuk membedakan dengan pelayanan-
pelayanan dari pihak pesaing nya, misalnya hotel dan restoran pada satu
tempat.
3) Penyedia dan Penerima Layanan
Dalam proses pelayanan prima terdapat penyedia dan penerima layanan.
Berikut penyedia dan penerima layanan.
a) Penyedia layanan
Penyedia layanan adalah pihak yang dapat memberikan suatu layanan
tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan
barang atau jasa.
b) Penerima layanan
Penerima layanan adalah mereka yang disebut sebagai konsumen atau
pelanggan yang menerima layanan dari para penyedia layanan. Penerima
layanan bisa disebut dengan konsumen. Penerima layanan dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok, sebagai berikut.
1. Konsumen internal
Konsumen internal adalah orang-orang yang terlibat dalam proses
penyediaaan jasa atau proses produk barang sejak dari perencanaan
sampai dengan pemasaran, penjualan dan pengadministrasian.
2. Konsumen eksternal
Konsumen eksternal adalah semua orang yang berada di luar
perusahaan, yang menerima layanan penyerahan barang atau jasa dari
perusahaan.
4) Bentuk Layanan Prima
Bentuk layanan prima merupakan pemberian pelayanan oleh penyedia
pelayanan kepada pihak yang dilayani. Berikut adalah bentuk-bentuk
pelayanan prima.
a) Pemeberian hanya berupa jasa.
b) Pelayanan yang berkaitan dengan penyediaan dan distribusi barang saja.
c) Layanan yang berkaitan dengan barang dan jasa.
5) Tujuan Layanan Prima
Adapun beberapa tujuan pelayanan prima diantaranya sebagai berikut ini:
a) Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para pelanggannya.
b) Membantu pelanggan untuk mengambil keputusan, supaya membeli
barang atau jasa yang ditawarkan
c) Menumbuhkan rasa percaya pelanggan terhadap barang ataupun jasa yang
ditawarkan penjual
d) Menumbuhkan kepercayaan dan kepuasan kepada para pelanggan

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 33


e) Untuk menghindari terjadinya sebagai macam tuntutan atau aduan dari
pelanggan kepada penjual terhadap produk atau jasa yang dijualkan
f) Supaya konsumen atau pelanggan merasa diperhatikan dan diperlakukan
secara baik
g) Untuk menumbuhkan dan mempertahankan loyalitas konsumen, supaya
tetap membeli barang atau jasa yang dijual

b. Konsep Dasar Pelayanan Prima


Pelayanan Prima berlaku bagi setiap institusi/organisasi atau perusahaan yang
memiliki pelanggan internal maupun eksternal. Oleh karena itu pelayanan prima
ini mutlak harus diplejari dan diterapkan demi kemajuan perusahaan itu sendiri.
Berikut adalah konsep dasar pelayanan prima.
1) Konsep kemampuan/ability
Aspek kemampuan adalah kemampuan yang meliputi kemampuan
dalam bidang kerja yang ditekuni dan dibutuhkan untuk menunjang
program layanan prima. Misalnya, melakukan suatu komunikasi yang
efektif, mampu mengembangkan motivasi serta mengembangkan humas
sebagai alat untuk membina, baik hubungan ke dalam maupun keluar
perusahaan/organisasi.
2) Konsep sikap/attitude
Sikap yang harus dimiliki diantaranya sikap ramah, penuh perhatian,
dan memiliki rasa bangga terhadap perusahaan. Diharapkan para pegawai
pada suatu perusahaan harus mencerminkan perusahaan itu sendiri. Karena
para pegawai yang melayani konsumen akan mencerminkan citra
perusahaan. Para konsumen atau pelanggan akan memmberikan kesan
pertama saat berhubungan langsung dengan orang yang yang terlibat dalam
perusahaan tersebut salah satunya yaitu pegawainya yang memberikan
pelayanan.
Kesuksesan suatu perusahaan jasa pelayan akan sangat bergantung
pada orang-orang yang terlibat dalam menjalankan perusahaan tersebut.
Beberapa sikap yang diharapkan seperti sikap yang memiliki rasa bangga
terhadap pekerjaan yang dilakukan, mengabdi pada pekerjaan yang
dilakukan, selalu menjaga citra perusahaan dan lain-lain. Tentunya pada
konsep sikap ini pegawai pelayanan harus memiliki pengetahuan yang
berhubungan dengan pekerjaannya, memiliki kemampuan atau
keterampilan yang sesuai dengan pekerjaannya, dan bisa berkomunikasi
dengan baik. Dan yang harus diperhatikan juga pegawai harus
berpenampilan menarik dan sopan sesuai peraturan perusahaan.
3) Konsep penampilan/appearance
Dalam aspek fisik pada dasarnya merujuk pada penampilan fisik atau
nonfisik yang biasanya merefleksikan kredibilitas perusahaan melalui
karyawan terhadp pelanggan.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 34


4) Konsep perhatian/attention
Saat melakukan pelayanan kepada konsumen, maka perlu
memperhatikan dan mencermati keinginan konsumennya. Jika konsumen
sudah menunjukan minat untuk membeli suatu barang atau jasa yang telah
ditawarkan maka segera layani dan tawarkan bantukan yang dia perlukan
sehingga konsumen merasa diperhatikan, dan keinginannya dapat terpenuhi.
Beberpa ahal yag dapat diperhatikan pada konsep ini seperti mengucapkan
salam saat memulai pembicaraan bertanya apa saja yang diinginkan
konsumen, memahami keinginan konsumen, melakukan pelayanan dengan
ramah, tepat dan cepat serta harus menempatkan kepentingan konsumen
menjadi yang paling utama, karena konsumen adalah raja.
5) Konsep tindakan/action
Dalam konsep tindakan, misalnya seorang pegawai pada bagian
pelayanan harus memperhatikan dan mencermati apa yang menjadi
keinginan konsumen. Jika peanggan sudah menunjukan minat untuk
membeli produk, maka segera layani pelanggan tersebut dan tawarkan
bantuan yang mungkin dia butuhkan supaya pelanggan merasa puas
terhadap pelayanan tersebut. Beberapa bentuk pelayanan pada konsep ini
mislanya seperti mencatat pesanan yang diinginkan pelanggan, menegaskan
atau mengecek kembali yang dipesan pelanggan, menyelesaikan transaksi
pesanan pelanggan, dan bisanya jika sudah melayani mengucapkan
terimakasih kepada pelanggan.
6) Konsep tanggung jawab/accountability
Tanggung jawab adalah suatu keberpihakan yang ditujukan kepada
pelanggan yang dilakukan sebagai bentuk kepedulian. Hal ini dilakukan
dengan tujuan guna meminimalkan ketidakpuasan dari pelanggan atau
konsumen.

c. Standar Pelayanan
Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu
pembakuan pelayanan yang baik. Standar pelayanan mengandung baku mutu
pelayanan. Pengertian mutu menurut Goetsch dan Davis (Sutopo dan suryanto,
2003:10) merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak
yang menginginkannya. Dalam teori pelayanan publik, pelayan prima dapat
diwujudkan jika ada standar pelayanan minimal (SPM), SPM adalah tolak ukur
yang di pergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan
penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari penyelenggara
negara kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.
Dalam rancangan undang-undang pelayanan publik (Republik Indonesia 2007:
7) standar pelayanan ini setidak-tidaknya berisi tentang dasar hukum, persyaratan,
prosedur pelayanan,waktu penyelesaian, biaya pelayanan, produk pelayanan,
sarana dan prasarana, kompetensi petugas pemberi pelayanan, pemgawasan
intern, penanganan pengaduan, saran dan masukan dan jaminan pelayanan. Jika

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 35


suatu instansi belum memiliki standar pelayanan, maka pelayanan disebut prima
jika mampu memuaskan pelanggan atau sesuai harapan pelanggan. Instansi yang
belum memiliki standar pelayanan perlu menyusun standar pelayanan sesuai
tugas dan fungsinya agar tingkat keprimaan pelayanan dapat diukur.
Kepuasan masyarakat ini merupakan salah satu ukuran berkualitas atau
tidaknya pelayanan publik yang diberikan oleh aparat birokrasi pemerintah.
Bersandarkan pada SPM ini, seharusnya pelayanan publik yang di berikan
(pelayana prima) oleh birokrasi pemerintah memiliki ciri sebagaimana
dirumuskan dalam kebijakan strategis melalui keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (PAN) Nomor 63/kep/M.PAN/7/2003 (Menpan, 2003:2) tentang
pedoman umum penyelengaraan pelayanan publik yang meliputi kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan
sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan,dan keramahan
serta kenyamanan.

2. Kebutuhan Pelanggan
a. Pengertian dan Jenis-jenis Kebutuhan Pelanggan
Pada dasarnya, perusahaan dapat mengidentifikasi pasar sasaran, akan tetapi
gagal dalam memahami mengenai kebutuhan dari pelanggan. Tugas dari humas
bukan hanya mampu dalam melakukan identifikasi pasar, melainkan juga
memahami mengenai kebutuhan pasar. Memahami kebutuhan dan juga keinginan
pelanggan bukan hal yang mudah. Terdapat beberapa pelanggan yang memiliki
kebutuhan yang tidak kita sadari atau tidak mau mengungkapkannya. Misalnya
dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar jika banyak pembeli yang
menginginkan untuk mempunyai barang yang murah, menarik dan cepat.
Sehingga apa arti dari murah, menarik dan cepat, hal inilah yang dimaksud
dengan kebutuhan pelanggan.
Pada dasarnya, kebutuhan pelanggan dapat dibedakan menjadi lima jenis,
yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan yang diutarakan, misalnya pelanggan atau konsumen
menginginkan sebuah kendaraan yang memiliki harga yang tidak mahal
2. Kebutuhan nyata, misalnya pelanggan atau konsumen menginginkan
kendaraan yang memiliki biaya operasi yang rendah bukan harga beli yang
murah atau terjangkau
3. Kebutuhan yang tidak diutarakan, misalnya pelanggan atau konsumen
memiliki harapan pelayanan yang baik yang diberikan oleh penyalur
4. Kebutuhan kegembiraan, misalnya pelanggan atau konsumen membeli
kendaraan dan mendapatkan hadiah untuk pergi jalan-jalan ke tempat
wisata
5. Kebutuhan rahasia, misalnya pelanggan atau konsumen tidak ingin
dipandang public sebagai konsumen cerdas berorientasi nilai.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 36


b. Harapan Pelanggan
Harapan pelanggan dapat dipercaya memiliki peran yang sangat besar dalam
menentukan kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Pada hakikatnya harapan
pelanggan merupakan hubungan erat antara penentuan kualitas dan kepuasan
elanggan. Dalam mengevalusai suatu produk, pelanggan akan menggunakan
harapannya sebagai harapan atau standar. Oleh karena itu, harapan pelangganlah
yang menjadi dasar mengapa dua perusahaan dalam bisnis yang sama bisa
memperoleh niai yang berbeda dari pelanggannya.
Pada dasarnya faktor – faktor yang menentukan harapan pelanggan adalah
kebutuhan pribadi, pengalaman masa ampau, rekomendasi dari mulut ke mulut,
dan iklan, seorang ahli dalan bidang ini yaitu Zeithaml (19993) melakukan
sebuah peneliyian khusus dalam sektor jasa dan menemukan bahwa harapan
pelanggan terhadap kualitas suatu jasa terbentuk oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut.
a. Enduring service intensifiers
Faktor enduring service intensifiers merupakan faktor yang memiliki sifat
stabil serta mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensivitasnya terhadap
suatu jasa. Faktor ini mencakup harapan yang diakibatkan oleh orang lain serta
filosofi pribadi terhadap suatu jasa. Faktor ini mencakup harapan yang
diakibatkan oleh orang lain serta filosofi pribadi seseorang mengenai jasa yang
bersangkutan. Pelanggan akan berharap bahwa dirinya pantas untuk dilayani
dengan baik jika pelanggan yang lain juga dilayani dengan baik oleh pemberi
jasa yang bersangkutan. Selain itu, filososi individu mengenai bagaimana
memberikan pelayan yang benar akan menentukan harapannya pada pemberi
layanan tersebut.
b. Personal needs
Kebutuhan yang dirasakan oeh seseorang yang mendasar bagi
kesejahteraannya akan sangat menentukan dalam penciptaan harapannya.
Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisik, kebutuhan sosial, dan
kebutuhan psikologis.
c. Transitory service intensifiers
Faktor transitory service intensifiers adalah faktor individual yang
memiliki sifat sementara (jangka pendek) yang bisa meningkatkan sensivitas
pelanggan atas suatu jasa. Faktor ini mencakup, sebagai beriku,
1) Situasi darurat saat pelanggan sangat membutuhkan jasa serta
menginginkan perusahaan untuk bisa membantunya (misalnya jasa
asuransi kendaran pada saat mengalami kecelakaan lalu lintas)
2) Jasa terakhir yang dipakai oleh pelanggan bisa juga menjadi acuan
pelanggan untuk menentukan baik atau buruk jasa berikutnya.
d. Perceived service alternativies
Perceived service alternativies adalah persepsi yang dimiliki pelanggan
atas derajat atau tingkat pelayanan perusahaan laik yang sejenis. Apabila
pelanggan mempunyai beberapa alternatif pilihan, maka harapannya terhadap
sebuah jasa akan semakin besar.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 37


e. Self perceived service roles
Faktor self perceived service roles merupakan persepsi pelanggan
mengenai derajat atau tingkat keberhasilan dakam mempengaruhi jasa yang
diterimanya. Apabila pelanggan terlibat dalam proses pemberian jasa, lalu jasa
yang terjadi ternyata tidak terlalu baik, maka pelanggan tidak bisa
memberikan kesalahan sepenuhnya pada pemberi jasa. Oleh sebabt itu,
persepsi mengani derajat keterlibatannya tersebut akan mempengaruhi tingkat
jasa atau pelayanan yang bersedia Ia terima.
f. Situational factors
Faktor ini terdiri dari segala kemungkinan yang dapat mempengaruhi
kinerja jasa dan berada di luar kendali penyedia jasa itu sendiri, misalnya
diawal bulan umumnya sebuah bak ramai dipenuhi nasabahnya dan hal ini
membuat nasabah menjadi lebih lama menunggu. Oleh karena itu sementara
waktu, nasabah tersebut akan menurutkan tingkat minimal pelayanan yang
bersedia Ia terima karena keadaan tersebut bukanlah kesalahan dari penyedia
jasa.
g. Explicit service promises
Faktor explicit service promises ialah pernyataan (secara personal ataupun
non personal) oleh perusahaan mengenai jasanya kepada pelanggan.
Pernyataan tersebut bisa berupa perjanjian, iklan, ataupun komunikasi dengan
karyawan perusahaan tersebut.
h. Implicit services promises
Faktor implicit services promises menyangkut petunjuk yang berhubungan
dengan jasa, yang memberikan kesimpulan bagi pelanggan mengenai jasa
yang akan diberikan dan yang seharusnya. Petunjuk yang memberikan
gambaran jasa tersebut mencakup biaya untuk mendapatkannya (harga) serta
alat–alat pendukung jasanya. Pelanggan umumnya menghubungkan harga dan
peralatan (tangible assets) pendukung jasa tersebut dengan kualitas jasa. Harga
yang mehal secara positrf dihubungkan dengan kualitas yang tinggi. Misalnya,
angkutan umum yang sudah tua dan kotor dianggap cocok untuk masyarakat
kelas bawah yang lebih mementingkan tujuan daripada kenyamanan dalam
perjalanan.
i. Word of mouth (rekomendasi dari orang lain)
Faktor ini adalah penyataan (secara personal ataupun non personal) yang
disampaikan oleh orang lain selain perusahaan (service provider) kepada
pelanggan. Word of mouth biasanya akan cepat diterima oleh pelanggan
karena yang menyampaikannya merupakan mereka yang menurutnya dapte
dipercaya, seperti seorang ahli, keluarga, teman, serta publikasi media massa.
Selain itu, word of mouth cepat diterima juga sebagai referensi, hal ini
disebabkan karena pelanggan jasa biasanya sulit untuk mengevaluasi jasa yang
belum dia beli atau belum Ia rasakan sendiri.
j. Past experience
Past experience mencakup hal – hal yang suadh dipelajari atau diketahui
oleh pelanggan dari yang pernah diterimanya dimasa lalu.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 38


B. Prinsip dan Strategi untuk Memberikan Pelayanan Prima pada Pelanggan
1. Prinsip Pelayanan Prima
Menurut pendapat Lovelock (dalam Widodo, 2001) pelayanan prima memiliki 5
prisip yang harus di perhatikan dalam memberikan pelayanan prima, terutama kepada
pelayanan publik kelima prinsip tersebut sebagai berikut.
a. Tangiable (terjamah)
Dalam hal ini, aspek tangiable menyangkut kemampuan fisik, peralatan, personil
dan komunikasi dari pernyataan layanan. Contohnya, saat bertemu dengan
pelanggan, seorang pegawai harus berpakaian rapi dan profesional.selain itu, jika
ingin bertemu di rungan kerja, tatalah barang-barang dengan rapi supaya
pelanggan memberikan kesan baik terhadap perusahaan.
b. Reliable (Handal)
Handal disini maksudnya adalah kemampuan membentuk pelayanan yang di
janjikan dengan tepat dan akurat. Contohnya, saat kita berlangganan TV kabel
atau parabola. Perusahaan penyedia layanan tersebut harus mampu meberikan
pelayanan yang sesuai dengan apa yang mereka iklankan.
c. Responsives (Pertanggung jawaban)
Aspek pertanggung jawaban adalah rasa tanggung jawab terhadap mutu
pelayanan dan juga kemampuan untuk memberikan pelanggan pelayanan yang
cepat. Seorang pegawai harus selalu menampilkan sifat positif dan juga
mengambil langkah cepat untuk membantu dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
d. Assurance (jaminan)
Dalam hal ini, aspek assurance menyangkut pada pengetahuan, perilaku, dan
kemampuan pegawai. Dalam prinsip ini, sebagai perusahaan juga harus mampu
memberikan sesuatu yang dapat dipercaya oleh pelanggan.
e. Empathy (empati)
Empati adalah sikap pengertian perorangan kepada pelanggan. Dalam hal ini,
sebagai pegawai harus mampu mendengarkan pesan yang disampaikan
pelanggan. Selain itu, pegaawai harus juga bisa menemptakan dirinya dalam
posisi pelanggan serta merespon untuk segera memenuhi kebutuhan pelanggan.

Dalam upaya menerapkan pelayanan prima kepada para pelanggan, ada banyak
poin yang wajib diperhatikan dan dilaksanakan, satu diantaranya adalah menjalankan
konsep A4, sebagai berikut.
a. Attitude
Dalam menjalankan konsep pelayanan prima kepada para pelanggan,sikap
atau attitude merupakan poin yang utama. Sikap yang ramah dan sabar dalam
melakukan pelayanan kepada konsumen,baik itu pelanggan kelas atau maupun
kecil harus di terapkan degan seimbang. Untuk menciptakan kesan attitude yang
baik dimata konsumen, maka para pegawai yng berinteraksi langsung dengan
konsumen wajib menggunakan bahasa sopan, cekatan dalam menangani
keluhanan, da menjadikan pelanggan sebagai seorang raja.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 39


b. Attention
Attention atau perhatian adalah tindakan untuk memperhatikan keinginan
pelanggan serta fokus dalam menciptakan kepuasan konsumen. Atensi tersebut
dapat diwujudkan dengan berbagai cara, misalnya mencermati karakter konsumen
yang datang, memahami kepentingan dan kebutuhan pelanggan, serta mampu
memberikan nasihat kepada pelanggan jika diperlukan.
c. Action
Setelah anda memulai pelayanan ke konsumen dengan attitude yang bagus dan
kemudian memperhatikan segala hal yang menjadi keinginan konsumen
(attention), maka langkah berikutnya adalah segera melakukan tindakan (action)
guna mewujudkan apa yang diharapkan oleh konsumen. Action yang dilakukan
hendaknya memenuhi prinsip cepat, tepat, hemat dan selamat. Misalnya dalam
usaha jasa reparasi komputer, pelanggan yang datang tentu berharap agar
komputer yang ingin di pebaiki bisa segera cepat selesai dengan diagnosa
masalah yang tepat, niaya yang hemat serta di reparasi dengan selamat.
d. Anticipation
Sebagai back up terakhir dari usaha melakukan pelayanan prima kepada para
konsumen adalah menyiapkan solusi dari segala kemungkinan yang terjadi dalam
bisnis anda. Hal tersebut dikenal dengan istilah antisipasi bisnis. Antisipasi yang
perlu dipersiapkan dalam pelayanan prima tentu yang menyangkut dengan
kepentingan konsumen. Misalnya dalam jasa laundry pakaian, pelanggan akan
diberikan uang pengganti atau pakaian sejenis ketika hasil cucian terjadi
kecacatan atau robek. Untuk itulah diperlukan antisipasi yang berupa dana
antisipasi atau lainnya demi menjamin kepuasan dan loyalitas para pelanggan.

Keputusan Menpan nomor 63 tahun 2003 (Menpan, 2003:3) menjelaskan prinsip-


prinsip layanan prima.
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
b. Kejelasan
1) Persyaraatam teknis dan administratif pelayanaan public.
2) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran
c. Kepastian waktu
Pelaksaanaan pelayanan publik dapat diselesaikan data diselesaikan dalam
kurun waktu yang sudah ditentukan
d. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah
e. Keamanan
Proses dan produk layanan publik memebrikan rasa aman dan kepastian
hokum

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 40


f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditujuk
bertanggung jawab atas penyelengaraan pelayanan dan penyelesiaan keluhan/
persoalan dalam pelayanan public.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasaraan kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika(telematika).
h. Kemudahaan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau
oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan
informtika.,
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberi pelayanan haras bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah , serta
memberikan pelayanan dengan ikhlas.
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapih, lingkungan indah dan sehat serta dilengkapi dengan,
fasilitas pendukung layanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

2. Strategi Pelayanan Prima pada Pelanggan


Dalam menerapkan strategi pelayanan prima terdapat hal-hal yang perlu digunakan
dalam mengembangkan strategi pelayanan prima.
a. Penyusunan standar pelayanan
Standar pelayanan merupakan suatu tolak ukur yang dipergunakan untuk
acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak
penyedia pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas (LAN: 2003). Selain itu, standar pelayanan menurut Kemenpan
merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan public
yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan (KepMen PAN
63/2003)
b. Penyusunan SOP
Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaia kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indicator-indikator teknis, administrasif dan
prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja
yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitmen mengenai apa
yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkan
good governance.
c. Pengukuran kinerja pelayanan
Pengukuran kinerja merupakan sarana manajemen untuk memperbaiki
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Sistem pengukuran inerja harus dapat
memperhitungkan hasil-hasil kegiatan pecapaian program dibandingkan dengan
maksud yang diharapkan untuk itu.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 41


Penilaian terhadap kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu
organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat juga dijadikan
input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam
institusi pemerintah khususnya, penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai
kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan, memotivasi para birokrat pelaksana,
melakukan penyesuaian anggaran, mendorong pemerintah agar lebih
memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menuntun perbaikan
dalam public.
d. Pengelolaan pengaduan
Hal ini dimaksudkan agar adanya partisipasi dari pelanggan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan masukan atau informasi.
Dalam rangka menyelesaikan pengaduan public, pimpinan pihak praktisi
kehumasan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyusun prioritas dalam penyelesaian pengaduan
2) Penentuan pejabat yang menyelesaikan pengaduan
3) Menetapkan prosedur penyelesaian pengaduan
4) Membuat rekomendasi penyelesaian pengaduan
5) Pemantauan dan evaluasi penyelesaian pengaduan kepada pimpinan
6) Pelaporan proses dan hasil pengaduan kepada pimpinan

BAB VI
TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF BIDANG KEHUMASAN

A. Definisi dan Peran Komunikasi dalam Kehumasan


1. Definisi Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi berasal dari Bahasa Inggris “communication”.
Komunikasi secara etimologis, berasal dari Bahasa Latin “communicatus” dan berasal
dari kata ”communis”. Kata “communis” memiliki makna berbagi atau menjadi milik
Bersama, yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Sehingga dengan kata lain, komunikasi adalah suatu proses sharing berbagai pesan
yang terjadi antara pihak yang melakukan suatu aktivitas komunikasi
Kegiatan public relation pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi. tetapi
berbeda dengan kegiatan jenis-jenis kegiatan komunikasi lainnya. Kegiatan
komunikasi dalam public relation yaitu bersifat timbal balik (two-way traffic).
Komunikasi yang sifatnya timbal balik ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam
keiatan public relation dan terciptanya feedback merupakan tujuan pokok dalam
public relation.
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan
antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan mudah.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman
dan peneriman berita atau pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan yang
dimaksud bisa dipahami.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 42


2. Elemen-Elemen Komunikasi
Terdapat beberapa elemen yang terdapat dalam suatu komunikasi, yaitu sebagai
berikut:
a) Sumber
Sumber merupakan orang yang membuat suatu keputusan untuk melakukan
kegiatan komunikasi. Sumber juga sering disebut pengirim, komunikator,
pembicara atau penyandi.
b) Pesan
Pesan merupakan apa yang sedang dikomunikasikan oleh sumber pada penerima
pesan. Pesan adalah seperangkat yang berisi symbol verbal ataupun nonverbal
yang meliputi ide, sikap dan nilai komunikatif. Pesan pada umumnya memiliki
tiga komponen, yaitu makna, symbol yang digunakan untuk menyampaikan suatu
makna, dan bentuk atau juga organisasi pesan.
c) Saluran
Saluran merupakan suatu alat atau juga disebut sebagai wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesan pada penerima pesan dalam melakukan
komunikasi pesan.
d) Hambatan
Hambatan merupakan suatu factor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu
kesalahan pemaknaan pesan yang komunikator sampaikan pada penerima.
Hambatan ini dapat berasal dari pesan, saluran, dan juga pendengar.
e) Feedback
Feedback merupakan suatu respon atau juga reaksi pendengar atas komunikasi
yang dilakukan oleh komunikator. Feedback pada dasarnya berupa komentar
yang langsung ataupun tertulis, surat maupun public opinion polling. Dalam hal
ini, feedback memiliki peran sebagai pengatur. Feedback mengatur atau
mengontrol aksi dari komunikasi yang terjadi.
f) Situasi
Situasi merupakan suatu elemen penting dalam suatu proses komunikasi dengan
pidato. Keadaan atau situasi pada saat melakukan suatu komunikasi juga akan
berpengaruh pada mood pembicara ataupun pendengar, saluran atau media yang
digunakan, dan juga feedback dari pendengar.

3. Jenis-Jenis Komunikasi
Komunikasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut aspeknya, yaitu sebagai
berikut:
a) Komunikasi menurut cara penyampaian
Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karna
anusia selain mahkluk individu juag sekaligus ahkluk sosial yang memiliki
kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang
dapat secara trampil dalam berkounikasi, oleh karena itu perlu dikenali berbagai
cara penyampaian informasi. Menurut cara penyampaian informasi dapat
dibedakan dalam beberapa macam yaitu sebagai berikut:

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 43


1. Komunikasi lisan
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak
dibatasi oleh jarak, yang artinya komunikasi bentuk ini dilakukan antara kedua
belah pihak secara bertatap muka.
2. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah salah satu bentuk kounikasi yang berupa tulisan,
komunikasi ini biasanya berupa beberapa maca yaiyu sebagai berikut.
a. Dibuat dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan suatu
berita yang singkat, jelas, dan dipandang perlu untuk ditulis dengan aksud
tertentu
b. Naskah, naskah biasanya dipergunakan untuk mengirim berita yanf
sifatnya komplek.
c. Blangko, blangko dipergunakan untuk mengirimkan suatu berita dala
bentuk daftar
d. Gambar dan foto, komunikasi dalam bentuk ini biasanya karena hal yang
ingin disampaikan tidak dapat dilukiskan denga kata kata atau kalimat.
e. Spanduk, spanduk biasanya digunakan untuk menyampaikan sebuah
informasi massa yang sasarannya adalah orang banyak.
b) Komunikasi menurut perilaku
Komunikasi jenis ini merupakan hasil dari pembelajaran manusia secara
otodidak dan dipengaruhi oleh perilaku ataupun jabatan orang tersebut berikut
adalah jenis-jenis perilaku berdasarkan perilaku
1. Komunikasi secara formal
Komunikasi ini terjalin antara anggota organisasi atau di sebuah
perusahaan yang etikanya telah diatur secara sengaja oleh perusahaan
2. Komunikasi secara informal
Komunikasi yang ini terjalin di dalam suatu organisasi atau di sebuah
perusahaan yang tidak dibatasi oleh jabatan atau dengan kata lain komunikasi
ini dilakukan oleh sesama karyawan yang memiliki jabatan yang setara
3. Komunikasi secara nonformal
Komunikasi ini terjalin di kehidupan sehari-hari dengan sesama atau
dengan umur yang sebaya
c) Komunikasi menurut ruang lingkup
Komunikasi ini terjalin berdasarkan batasan dari jenis komunikasi atau dapat
dikatakan komunikasi ini terbatas dan sesuai dengan jangkauan komunikasi ini
berikut adalah jenis komunikasi berdasarkan ruang lingkup.
1. Komunikasi internal
Komunikasi ini terjadi hanya dalam ruang lingkup sebuah organisasi atau
sebuah perusahaan saja komunikasi ini memiliki tiga jenis yaitu secara vertikal
yang terjadi karena interaksi antara atasan dengan bawahan nya horizontal
adalah bentuk komunikasi yang terjalin dengan sesama karyawan yang
memiliki jabatan yang sama dan yang terakhir adalah komunikasi diagonal ini
terjalin karena interaksi antara atasan dan bawahan tetapi tidak satu bagian
atau satu divisi

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 44


2. Komunikasi eksternal
Komunikasi ini terjadi ketika sebuah organisasi atau sebuah perusahaan
berinteraksi dengan masyarakat atau orang luar selain yang berada di luar
organisasi atau perusahaan contohnya adalah ketika pameran promosi
launching jumpa pers radio televisi kegiatan bakti sosial dan kegiatan CSR
atau corporate social responsibility

4. Teknik-Teknik Komunikasi
Teknik dalam komunikasi digunakan agar komunikasi yang terjadi antarmanusia
dapat berjalan dengan efektif. Terdapat beberapa Teknik dari komunikasi, yaitu
sebagai berikut:
a. Informative communication (Komunikasi Informatif)
Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan pada orang
mengenai hal-hal yang baru diketahuinya. Teknik informative communication
mampu memberikan dampak kognitif. Hal tersebut karena komunikan hanya
mengetahui saja. Komunikasi informatif seperti dalam penyampaian berita dalam
media elektronik ataupun media cetak, dalam Teknik informatif berlaku
komunikasi satu arah, pesan bersifat umum.
b. Persuasive communication (Komunikasi Persuasif)
Komunikasi persuasive adalah jenis komunikasi yang memiliki tujuan untuk
mengubah suatu pendapat, sikap, serta perilaku dari komunikan yang menekan
pada sisi psikologis dari komunikan. Dalam hal ini, penekanan dilakukan dengan
tujuan agar mampu mengubah pendapat, sikap atau perilaku
c. Coersive/Instruktive communication (Komunikasi bersifat Perintah)
Komunikasi instruktif adalah jenis komunikasi yang bersifat perintah, sanksi
atau ancaman yang memiliki sifat paksaan, sehingga orang yang dijadikan
sebagai komunikan melakukan secara terpaksa. Pada dasarnya, komunikasi ini
memiliki sifat fear arousing atau komunikasi yang dilakukan untuk menakut-
nakuti. Komunikasi ini dapat dilakukan oleh atasan pada bawahannya yang
menuntut adanya suatu perilaku disiplin kerja pada karyawannya.
d. Human relations (Hubungan Manusia)
Pada dasarnya, hubungan manusia dilakukan dengan tujuan untuk menghapuskan
berbagai hambatan yang ada dalam komunikasi, menghapuskan adanya salah
pengertian dan juga untuk mengembangkan tabiat dari manusia. Dalam hal ini
untuk melakukan hubungan manusia pada dasarnya menggunakan beberapa
Teknik pendekatan meliputi pendekatan social budaya dan juga pendekatan
emosional.

5. Proses Komunikasi
Untuk memahami proses komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur yang
berkaitan dengan siapa pengirimnya (komunikator), apa yang dikatakan atau
dikirimkan (pesan), saluran komunikasi apa yang digunakan (media), ditujukan untuk
siapa (komunikan), dan apa akibat yang akan ditimbulkannya (efek). Dalam proses
komunikasi tersebut, kewajiban seorang komunikator adalah mengusahakan agar

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 45


pesan-pesannya dapat diterima oleh komunikasi tersebut, kewajiban seorang
komunikator adalah mengusahakan agar pesan-pesannya dapat diterima oleh
komunikan sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi secara
umum dapat memberikan gambaran kepada pengelola prganisasi, bagaimana
mempengaruhi atau mengubah sikap anggota/stakeholder nya melalui desain dan
implementasi komunikasi.
Suatu pesan, sebelum dikirim, terlebih dahulu disandikan (encoding) ke dalam
symbol-simbol yang dapat menggunaan pesan yang sesungguhnya ingin disampaikan
oleh pengirim. Apapun symbol yang dipergunakan, tujuan utama dari pengirim adalah
menyediakan pesan dengan suatu cara yang dapat memaksimalkan kemungkinan
dimana penerima dapat menginterpretasikan maksud yang diinginkan pengirim dalam
suatu cara yang tepat. Pesan dari komunikator akan dikirimkan kepada penerima
melalui symbol-simbol, selanjutnya akan diinformasikan kembali (decoding) menjadi
bahasa yang dimengerti sesuai dengan pikiran penerima sehingga menjadi pesan yang
diharapkan (perceiver message)
Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi yakni supaya tindakan
ataupun perubahan sikap penerima sesuai dengan keinginan pengirim. Akan tetapi
makna suatu pesan dipengaruhi bagaimana penerima merasakan pesai itu sesuai
konteksnya. Oleh sebab itu, tindakan atau perubahan sikap selalu didasarkan atas
pesan yang dirasakan. Adanyya umpan balik menunjukkan bahwa proses komunikasi
terjadi dua arah, artinya individu atau kelompok dapat berfungsi sebagai pengirim
dapat memantau seberapa baik pesan-pesan yang dikirimkan dapat diterima atau
apakah pesan yang disampaikan telah ditafsirkan secara benar sesuai yang diinginkan.
Dalam kaitan ini sering digunakan kegaduhan (noise) untuk menunjukkan bahwa
ada semacam hambatan dalam proses komunikasi yang bisa saja terjadi pada
pengirim, saluran, penerima atau umpan balik. Dengan kata lain, semua unsur-unsur
atau elemen proses komunikasi berpotensi menghambat terjadinya komunikasi yang
efektif. Hambatan tersebut diuraikan dalam hambatan-hambatan dalam komunikasi.

6. Peran Komunikasi dalam Kegiatan Bidang Kehumasan


Kegiatan kehumasan selalu berkutat pada aspek komunikasi. Dengan kata lain,
komunikasi merupakan esensi dari kegiatan kehumasan. Oleh karena pentingnya
aspek komunikasi dalam kegiatan kehumasan, maka kita bisa mengambil peran-peran
komunikasi di dalam praktek kehumasan. Berikut adalah peran-peran komunikasi di
dalam praktek kehumasan.
a. Komunikasi merupakan titik sentral
b. Dalam setiap proses komunikasi, hubungan kemanusiaan merupakan proses yang
menyangkut kepribadian, sikap, dan tingkah laku yang terjadi pada orang-orang
yang terlibat.
c. PR dalam komunikasinya melakukan komunikasi peruasive dua arah disemua
bidang kegiatan dengan maksud memberi motivasi kerja, bertanggung jawab, dan
produktif.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 46


d. Atas dasar pengertian tersebut terlihat bahwa komunikasi timbal balik dalam PR
merupakan proses integrasi antar manusia yang bersifat manusiawi, bukan hanya
hubungan antar manusia saja.

7. Ruang Lingkup Komunikasi dalam Bidang Kehumasan


Terdapat beberapa ruang lingkup komunikasi dalam bidang kehumasan yang
perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Komunikasi internal
Sasaran kehumasan adalah publik internal dan publik eksternal. Publik internal
merupakan orang orang yang tercakup dalam organisasi, sedangkan publik
eksternal adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang memiliki
hubungan dan diharapkan ada hubungannya dengan organisasi terseut.
Kegiatan kehumasan juga merupakan komunikasi dua arah atau timbal balik.
Jadi kegiatan komunikasi dengan kehumasan ditujukan kepada masyarakat yang
ada di organisasi maupun di luar organisasi.
Terdapar beberapa jenis komunikasi internal, antara lain sebagai berikut:
a) Komunikasi Dengan Rekan Sekerja
Komunikasi dengan temaan sekerja akan efektif apabila dilakukan secara
terbuka dilakukan dengan cara vertikal, horizontal, dan diagonal. Keterbukaan
dan disiplin merupakan budaya yang harus diterapkan bersama-sama.
Kejujuran, integritas, dan loyaritas merupakan persyaratan mental seorang PR
dalam komunikasi.
b) Arus Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah lebih bersifat satu arah. Hal tersebut karena dalam
komunikasi saru arah terdapat sangat sedikit kesempatan untuk memberikan
feedback. Oleh sebab itu, komunikasi dua arah PR sangatlah tepat dalam
membangun relasi yang baik.
c) Arus Komuniukasi Ke Atas
Manfaat yang dapat dicapai dengan saluran komunikasi ke atas adalah
bahwa karyawan dapat mengerti pesan yang disampaikan pimpinan.
Disamping itu bisa menjadi refleksi atas dirinya apakah dalam membawakan
pesan tersebut sudah baik, menggunakan teknik dan media komunikasi yang
tepat dan lain-lain.
d) Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan lingkup silang yang didasarkan pada
struktur organisasi seperti staf ke arah bawahan yang tidak langsung, namun
ada hubungan kerja, karena ada spesialisasi, tanggung jawab terhadap
pelaksanaan pekerjaan tertentu.
2. Komunikasi eksternal
Komunikas eksternal dilakukan menurut kelompok sasaran berdasarkan relasi
yang harus dibangun dan harus dibina secara terus-menerus, antara lain:
a) Hubungan Dalam Lingkungan
b) Hubungan Dengan Instansi Pemerintah
c) Hubuingan Dengan Pers

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 47


B. Komunikasi yang Efektif dalam Pelayanan Bidang Kehumasan
Komunikasi efektif di pandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks.
Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis, politik misalnya) yang
terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara cepat,
munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi serta
beragam kepentingan yang ikut muncul.
Stephen covey meningkatkan konsep kesalingketergantungan (interdependency)
untuk menjelaskan antar manusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi
bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau apa yang kita katakan tetapi lebih pada
karakter kita dan dimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-
kata atau tulisan kita di bangun dengan teknik hubungan manusia yang dangkal (etika
kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter, maka pandai
melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dari komunikasi efektif yaitu
karakter yang kokoh yang di bangun dengan pondasi integrasi pribadi yang kuat
1. Hambatan dalam Melakukan Komunikasi Efektif
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau
mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat
mempesulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap
pesan yang di kirim serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang
sesuai. Berikut adalah hambatan yang ditemui dalam melakukan komunikasi
dalam bidang kehumasan :
a. Status effect
Adanya perbedaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.
Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan
patuh apapun perintah yang di berikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak
dapat atau takt mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya .
b. Sematic problems
Faktor sematik menyangkut bahasa yang di pergunakan komunikator sebagai
alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi
kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau
kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(minundrestanding) atau penafsiran (mininterpretation) yang pada gilirannya
bisa menumbulkan salah komunikasi (miscomunication), misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran sebagai pengucapan demonstrasi
menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dll.
c. Percaptual distrosion
Percaptual distrosion dapat di sebabkan karena perbedaan cara pandangan
yang sempit pada diri sendiri dan perbedaan cara berfikir serta cara mengerti
yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi beberapa
perbedaan persepsi atau wawasan serta cara pandang antar satu dengan
lainnya.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 48


d. Curtural differences
Hambatan yang terjadi karena di sebabkan adanya perbedaan kebudayaan,
agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku,
ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki
arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh kata “jangan” dalam nahasa indonesia
artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu
jenis makanan berupa sup.
e. Physical distraction
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Contohnya suara riuh orang-orang atau
kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas
f. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang diepergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
sambungan telephone yang terputus-putus, suara radip hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televise, huruf ketikan yang buram pada
surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
g. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver
tetap tidak adanya respond an tanggapan dari receiver maka yang terjadi
adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Contohnya seorang manajer
menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam
penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau
repon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

2. Fungsi Komunikasi Efektif


Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian
dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat
penting, yaitu sebagai berikut.
a. Fungsi informasi
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud
komunikan dapat memahaminya.
b. Fungsi Ekspresi
Sebagai wujud ungkapan perasaan/pikiran komunikator atas apa yang dia
pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
c. Fungsi Kontrol
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan
berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
d. Fungsi Sosial
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan antara komunikator dan
komunikan.
e. Fungsi Ekonomi
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial,
barang dan jasa.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 49


3. Kemampuan Dasar dalam Komunikasi Efektif
Berikut adalah kemempuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang humas
sehingga mampu berkomunikasi secara efektif.
a. Kemampuan menulis
Praktisi kehumasan haruslah orang yang memiliki kemampuan lebih dalam
halkepenulisan. Dalam kegiatan kehumasan kita akan di hadapkan pada hal-
hal yang berkaitan dengan kepenulisan, seperti, membuat press release,
biografi, isi website dan artikel. Selain itu, kemampuan kepenulisan bisa
menunjang praktisi kehumasan dalam membuat deskripsi perusahaan dengan
bahasa-bahasa yang menarik.
b. Komunikasi verbal
Komuniksi verbal adalah hal penting di dalam praktek kehumasan, terutama
ketika seorang praktisi kehumasan bertindak sebagai penyambung lidah antara
perusahaan dengan pihak luar. Bahkan, kalaupun bukan berfungsi sebagai
penyambung lidah, praktisi Kehumasan diuntut untuk mengusai komunikasi
verbal agar presentasi yang dilakukan kepada pihak-pihak lain yang
berkepentingan dapat dilakukan secara efektif. Menilik dan kesimpulan
tersebut, kita bisa melihat bahwa komunikasi verbal merupakan salah satu
syarat agar praktisi kehumasan dapat berkomunikasi secara efektif
c. Komunikasi interpersonal
Kegiatan kehumasan selalu berkutat dengan pembinaan hubungan dengan
pihak lain. Dengan kata lain, kemampuan interpersonal merupakan sesuatu
yang sangat dibutuhkan dalam melakukan pelayanan kehumasan. Seorang
humas harus mampu berkomunikasi dengan beragam pihak.
d. Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal bisa dijadikan sebagai pembantu dalam komunikasi
verbal. Bahkan, komunikasi non verbal bisa dijadikan pengganti komunikasi
verbal. Bahasa tubuh, seperti kontak mata dan cara berdiri merupakan pesan
non verbal yang dapat mempengaruhi pihak penerima pesan.

BAB VII
TEKNIK PENYUSUNAN PESAN DALAM BIDANG KEHUMASAN

A. Proses Penulisan Pesan dalam Bidang Kehumasan


1. Perencanaan Pesan Bisnis
Perencanaan pesan bisnis dapat dibagi menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut:
a. Analisis situasi
Analisis situasi adalah cara untuk merumuskan suatu tujan. Sebagai seorang
humas anda harus mampu mengembangkan profil audiens yang akan membaca
pesan.
b. Pengumpulan informasi
Setelah memastikan mengenai tujuan dan juga profil dari audiens, seorang humas
kemudian menetapkan berbagai bentuk kebutuhan dari audiens. Selanjutnya

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 50


mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna memuaskan kebutuhan dari
konsumen.
c. Memilih media yang tepat
Dalam hal ini, setelah informasi terkumpul. Tahap selanjutnya yaitu humas
memilih media yang baik untuk menyampaikan pesan. Seperti apakah pesan ini
cukup disampaikan dengan lisan, tertulis atau perlu menggunakan media
elektronik.
d. Mengorganisasikan informasi
Kemudian setelah melakukan tiga tahap tersebut, tahapan selanjutnya yaitu
melakukan pengorganisasian informasi. Caranya dengan merumuskan gagasan
utama, memilih pendekatan langsung ataupun tidak langsung, membatasi
cakupan, serta membuat suatu outline atau jabaran pokok dari kontennya.

2. Penulisan Pesan Bisnis


Tahapan setelah perencanaan pesan yang akan disampaikan selesai, humas kemudian
melakukan adaptasi dengan public atau audiens. Caranya dengan kepekaan,
keterampilan, dan gaya dalam berhubungan dengan para audiens.
Sebagai seorang humas harus selalu bersikap peka pada kebutuhan public atau
audiens, antara lain dengan mengadopsi sikap yang santun dan menggunakan Bahasa
yang mudah dimengerti serta menekankan pada aspek sensitive. Seorang humas harus
membangun hubungan yang kuat dengan public atau audiens. Caranya dengan
menetapkan kredibilitas humas dan juga memproyeksikan citra dari perusahaan.
Sehingga, seorang humas harus mampu mengendalikan gaya dengan menggunakan nada
yang akrab dan Bahasa yang sederhana dengan suara yang pas.

3. Penuntasan Pesan Bisnis


Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam penuntasan pesan yang
akan disampaikan pada public, yaitu sebagai berikut:
a. Merevisi pesan
Setelah proses penulisan rancangan pertama selesai, anda mencoba melakukan
revisi pesan tersebut dengan cara melakukan evaluasi pada konten, melakukan
peninjauan kembali kemudahan dibaca, serta mengedit dan menulis pesan sampai
benar dan jelas. Tata Bahasa dari pesan benar, formatnya harus efektif dan tanda
bacanya tepat.
b. Memproduksi pesan
Dalam hal ini, anda memakai unsur desain yang efektif dan tata letak perwajahan
yang tepat. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar tampilan pesan menarik,
professional, dan bersih.
c. Periksa dahulu pesan sebelum menyampaikan
Dalam tahapan ini, pesan harus diperiksa ulang untuk menghindari kesalahan
dalam perwajahan, pengejaan, maupun adanya permasalahan teknis lainnya.
d. Mendistribusikan pesan

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 51


Penyampaian pesan dengan menggunakan media yang telah dipilih, anda harus
memastikan seluruh file dan dokumen yang relevan telah disampaikan pada
public.

B. Menulis Pesan dalam Bidang Kehumasan


1. Penulisan Press Release
Presss Release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public
Relation (HUMAS) suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan kepada pengelola
pers/redaksi media massa (TV, radio, surat kabar, majalah) untuk dipublikasikan
dalam media massa tersebut Thomas Blivins dalam bukunya Handbook for Repulic
Relation Writing menyebutkan bahwa press release adalah informasi yang disiarkan
untuk pers, biasanya media massa cetak.
a) Basic Press Release/Basic Publicity Release
Mencakup berbagai informasi yang teradpat didalam suatu
organisasi/perusahaan yang memeiliki berbagai nilai berita (news value) untuk
media local, regional, ataupun nasional.
b) Product Release
Mencakup transaksi tentang target suatu produk khusus/produk regular lainya
untuk suatu publikasi perdagangan dalam suatu industrasi.
c) Finansial Release
Digunakan terutama dalam membina hubungan dengan pedagang saham.
Umumnya banyak media local, regional dan nasional menyoroti masalah dengan
masalah keuangan Press Release atau News Release (pemberitaan,pers)
merupakan kegiatan penulisan yang paling banyak dilakukan oleh praktisi PR
untuk publikasi melalui media massa cetak (surat kabar dan majalah) dan media
massa elektrik (TV dan radio).

2. Penulisan Feature/Tuturan/Karangan Khas


Sama dengan Press Release, isinya lebih kuat berupa menyampaikan informasi
yang perlu diketahui masyarakat, dan bukan promosi. Badan-badan dunia seperti
UNICEF, WEP, WHO dan UNDP lebih banyak menyampaikan informasinya kepada
media massa lewat tulisan feature. Bentuknya macam-macam, baik berupa tulisan dan
foto untuk untuk konsumsi media massa cetak Pita video untuk penyiaran televisi dan
pita aiduo untuk penyerian radio. Biasanya dibuat lebih dari satu, yang isinya saling
berkaitan. Dengan tujuan redaksi bias memilih mana yang cocok dan pas untuk
memilahnya yang juga dilengkapi dengan ilustrasi seperti gambar,audo,dll.
Slamet Soesano, dalam bukunya Teknik Penulisan Ilmiah Populer , menyebutkan
struktur penulisan feature berbeda sekali dengan tulisan news yang disusun sperti
piramida terbalik yang hanya terdiri atas lead, tubuh, dan penutup. Feature disusun
seperti kerucut terbalik yang terdiri atas lead jembatan diantara lead dan tubuh, tubuh
tulisan dan penutup.
Lead feature berisi hal yang penting untuk mengarahkan perhatian pembaca pada
suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimulainya tulisan. Jembatan bertugas
sebagai perantara antara lead dan tubuh, yang dengan lead masih terkait, tetapi

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 52


ketubuh tulisan sudah mulai masuk lah semata-mata melukiskan identitas dan situasi
dan hal yang akan dituturkan nanti. Tubuh feature berisi situasi dan proses, disertai
penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimananya.
Soeseno mengelompokkan feature menjadi tiga yaitu, news feauture, feauture
pengetahuan dan human interest. News feauture, bentuk penulisan ini tumbuh sebgaia
hasil sampingan dari penulisan hard news. Feaytyre membicarakan sisi kehidupan
orang yang sedang menjadi pelaku berita, pada news feauture yang dibicarakan adalah
kejadiannya berikut proses timbulnnya kejadian yang berbentuk interpretative news
kurang memadia. Gagasan untuk menulis timbul setelah ada peristiwa menjadi news.
Ciri feature pengetahuan yang jelas ialah kedalaman pembahasan materi dan
keobjektifan pandangan yang dikemukakan. Tulisan tidak hanya mengemukakan
mengapa dan bagaimananya suatu fakta tetapi juga mengapa dan bagaimana proses,
disertai penjelasan ilmiahnya yang ketemu nalar. Feature pengetahuan yang diberi
penjelasan ilmiah ini disebut juga feature ilmiah. Karena ditulis dengan bahsa
populer, ia disebut feature ilmiah populer.
Jenis penyajian pada garis besarnya ada tiga jenis penyajian tulisan ilmiah populer
yang berbeda-beda kedalam materinya sebagai berikut.
a. Penyajian deskriptif yang hanya memberi suatu pengetahuan sebagai kumpulan
fakta bagaimana adanya.
b. Penyajian deskriptif, tetapi yang diserati penjelasan tentang jalannya proses
pembentukan, riwayat penemuan, atau sejarah terjadinya hal, penjelasan mengapa
sampai begitu, dan bagaimana duduk perkaranya.
c. Jenis penyajian deskriptif yang disertai proses terjadinya, berikut alasan mengapa
bisa terjadi, dan bagaimana duduk peerkaranya, ditambah degan masalah yang
berkaitan dengannya, berikut bagaimana jaln keluar atau pemecah masalah itu.
Jenis penyajian tulisan media massa yang tulisannya dipakai sebagai sumber
informasi bagi penyusunan naskah feature ilmiah populer akan dapat kita susun
nantinya. Umar Nur Zain dalam bukynta Penulisan Features, mengatakan bahwa
features dalam arti luas adalah tulisan-tulisan diluar berita, biasanya berupa tulisan
ringan, tulisan berat, tajuk rencana, tulisan opini, sketsa, laporan pandang mata dan
sebagainya. Sedangkan dalam sempit, feature adalah tulisan khas yang sifatnya bisa
menghibur, mendidik, memberi informasi dan sebagainya mengenai aspek kehidupan
dengan gaya yang bervariasi (Zain, 1992:190).
Sebagai seorang yang berprofesi Humas (Public Relations) sebaiknya mampu pula
menulis feature, disamping menulis press release. Selain feature untuk dikirim ke
media massa, juga bisa dimanfaatkan kemampuan menulis feature ini untuk mengisi
rubrik-rubrik dalam media Publi Relations dalam bentuk House Journal, atau nama
lain House in Journal adalah company newspaper, in house megazine atau employee
newspaper.

3. Penulisan Artikel
Setelah profesi tulis-menulis berkembang, mulailah dibedakan antara tulisan
berisi fakta, peristira, dan proses (yang disebut feature), tulisan berisi pendapat (yang
disebut kolom opini) dan tulisan berisi sikap atau pendirian subjektif mengenai

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 53


masalah yang sedang dibahas (yang disebut artikel). Sejak tahun 1980, para jurnalis
Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel itu bagi tulisan yang terutama berisi
sikap atau pendirian subjektif, yang disertai alasan dan bukti yang mendukung
pendirian itu.
Sebelum berkenalan lebih erat dengan tubuh artikel, ada baiknya lebih mengenal
kolom opini terlebih dahulu yang berisi pendapat. Jadi lebih mudah membedakan
tulisan artikel yang berisikan sikap atau pendirian, dari tulisan opini yang berisikan
pendapat. Tulisan opini tidak mempunyai struktur tertentu. Ia tidak mempunyai lead
dan jembatan. Langsung saja berisi tubuh, yang mengemukakan apa masalah yang
menjadi pokok bahasan, diikuti langsung oleh pendapatan penulis mengenai masalah
itu, Dalam surat kabar, kolom opini disajikan dalam berbagai bentuk. Bentuk kolom
oleh kolumnis, sentilan pokok atau karikatur oleh seorang staf redaksi media massa
cetak itu sendiri, tejauk rencana oleh redaktur senior yang menyuarahkan pendapat
koran itu mengenai masalah yang sedang dibahas.
Artikel sebaiknya, sebuah tulisan yang isinya fakta berikut masalah (yang tidak
hanya satu tetapi beberapa sekaligus yang saling berkaitan), diikuti pendirian subjektif
yang disertai argumentasi berdasarkan teori keilmuan dan bukti berupa data statistik
yang mendukung pendirian itu. Hal itu dipandang bukan opini atau esai lagi, tapi
sudah dikembangkan sebagai artikel.
Seperti tulisan opini, tulisan artikel pun tidak mempunyai struktur. Penulisannya
bebas menuangkan masalah yang sedang dibahasnya, kemudian menyambungnya
dengan pendiriannya yang subjektif. Asal jelas dan dapat ditangkap isinya. Seperti
halnya kemampuan menulis feature, penulisan artikel dan opini pun sebaliknya
dimiliki oleh mereka yang berprofesi Humas.

4. Penulisan Advertorial (Pariwira)


Kemampuan menulis yang harus dimiliki seseorang yang berprofesi Humas
(Publik Relations), tidak hanya dalam bentuk Press Release, feature, kolom opini dan
artikel, juga mampu menulis Advertorial (pariwara). Menurut Hutabarat, pada
dasarnya pariwara tidak banyak berbeda dengan feature. Beda nyatanya, pariwara
lebih banyak bobot promosinya ketimbang informasi umumnya. Selain itu volumenya
jauh lebih besar. Untuk itu perlakuannya lain sekali. Koran takkan memberikan
tempatnya gratis begitu saja. Tempat ini harus dibayar sebagaimanan layaknya tempat
untuk iklan. Pariwara bisa digunakan untuk membangun citra. Penjelasannya amat
detil, sehingga memerlukan tempat yang luas (untuk mencetak). Dam waktu yang
lebih lama untuk televisi maupun radio.
Kata pariwira merupakan padanan kata advertorial dari bahasa inggris.
Sedangkan kata advertorial itu sendiri merupakan gabungan dari advertising dan
editorial. Jadi advertorial merupakan gabungan antara iklan dan tajuk. Iklan jelas
mempromosikan sesuatu, sedangkan tajuk membentuk opini. Jadi bisa dibayangkan
bila keduanya digabungkan akan memberikan daya dukung yang kuat dalam
membentuk opini publik, terutama membentuk citra yang baik atas subjek tulisan
tersebut di mata publik (Hutabarat; 1993: 141).

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 54


Banyak iklan obat-obatan, profil perusahaan, promosi perguruan tinggi swasta,
produk baru dan lain sebagiannya, bentuk pemasangan iklannya tidak seperti iklan
biasa yang bersifat “straight news” (berita langsung), tetapi cenderung bersifat tajuk
rencana, dengan muatan promosi lebih banyak, sehingga iklan yang media massa
cetak surat kabar ada yang mengisi seperempat,setengah atau satu halaman penuh,
juga di majalah ada yang satu halaman atau beberapa halaman. Bila sepintas lalu iklan
tersebut mirip tulisan feature atau artikel, sehingga pembaca tertarik membacanya,
tetapi setelah usai membaca ternyataitu hanyalah sebuah advertorial (pariwara).
Bentuk suplemen dalam majalah.
Jika advertorial ini diserahkan kepada perusahaan jasa PR, perusahaan jasa PR itu
harus mampu menyerap berbagai aspirasi dan keinginan perusahaan yang ingin
memuat advertorial. Sebaiknya advertorial itu dibuat sendiri oleh bagian PR, apalagi
ditunjang dengan kemampuan menulis Press Release, feature, kolom opini dan artikel,
akan sangat membantu dalam menulis advertorial yang sesuai dengan misi pemuatan
advertorial tersebut.

5. Penulisan Surat atau Komentar Pembaca


Dalam upaya memelihara citra positif suatu perusahaan di mata publiknya, bagian
Humas/Publik Relations suatu perusahaan akan selalu memantau umpak balik publik
yang kemungkinan besar akan ditulis media massa cetak dalam bentuk surat pembaca
atau komentar pembaca di surat kabar atau majalah yang berbentuk opini berupa
saran, kritikan, keluhan, meminta infomasi atau tanggapan terhadap suatu masalah.
Dalam rubik surat pembaca/komentar pembaca itu bias saja menyangkut suatu
perusahaan/organisasi, yang bila tidak ditanggapi opini publik dalam rubik tersebut
hanya bias mempengaruhi citra positif perusahaan/organisasi. Dibagian Humas ada
staf Humas yang selalu memantau rubik ini, dan bilamana menyangkut perusahaan
dimana Humas itu bekerja, secepatnya menanggapinya danmemberi jawaban dengan
menulis surat pembaca pula di media massa dimana tulisan itu tertera. Bilaman ada
suatu surat pembaca yang mengeluh tentang produk yang dijual, bagian Humas harus
segera mengumpulkan data dan konfirmasi sebagian produk setelah itu melaporkan ke
pihak manajemen (kalau perlu top manajemen) untuk segera menjawab masalah ini.
Dalam menanggapi surat pembaca atau komentarpembaca itu, pelajarilah dengan
seksama apa makna atau isi pokok yang terkandung dalam surat pembaca itu. Setelah
itu kumpulkan data dan konfirmasi kepada bagian fungsi manajemen yang terkait
dengan masalah itu agar jawaban yang dibuat lebih komprehensif dan bias
menetralisir opini public yang cenderung negative.
Tulislah surat pembaca itu dengan penuh simpatik dan tidak emosional, kendali
surat pembaca itu terkesan emosional. Berilah sesuai dengan tuturan yang menggugah
dia si pembiuat surat pembaca, juga menggugah pembaca lainnya. Cara simpatik
semacam inilah yang harus dimiliki oleh Humas dalam menetralisir opini yang ada
dalam surat pembaca. Runic ini bias saja digunakan baguan Humas, bukan karena ada
tulisan negative surat pembaca tentang perusahaan , tapi juga hal-hal yang perlu
disampaikan menyangkut kepentingan public banyak, tidak hanya mengandalkan
press release, feature atau artikel. Bilamana kemampuasn menulis Press Release,

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 55


Feature, kolom opini atau artikel sudah dimiliki Humas, surat pembaca yang ditulis
akan mengundang simpati publik.

6. Penulisan Naskah Pidato/Sambutan


Seseorang yang berprofesi Humas di lembaga pemerintahan atau perusahaan
swasta dalam peristiwa-peristiwa tertentu dituntut untuk bias menulis naskah pidato
untuk alasannya. Sistematika naskah pidato, pada dasarnya terdiri dari beberapa hal
yaitu sebagai berikut.
a. Pendahuluan (berisi penjelasan singkat dan latar belakang tentang tujuan
substansi yang dipidatokan supaya terbentuk hubungan berpikir dengan khalayak
pendengar)
b. Inti matreri pidato (uraian yang berisi argumentasi yang mengacu kepada topik
pidato yang telah dipilihnya dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan)
c. Kesimpulan (berisi searipati dari keseluruhan materi yang dipidatokan).
Jalauddin Rakhmat, dalam bukunya Retorika Modern, menyebutkan banyak cara
menyusun pesan pidato, tetapi semuanyaharus didasari dengan tiga prinsip komposisi.
Prinsip-prinsip ini mempengaruhu seluruh organisasi pesan. Prinsip-prinsip ini yaitu
sebagai berikut.
a) Kesatuan (unity)
Kesatuan, komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utu. Ini
meliputi kesatuan isi, tujuan dan sifat (mood). Isi harus memuat gagasan tunggal
yang mendominasi seluruh uraian, yang menentukan dalam pemilihan bahan-
bahan penunjang. Komposisi harus mempunyai satu macam tujuan. Satu di antara
yang tiga menghibur, memberitahukan dan mempengaruhiharus dipilih. Kesatuan
juga harus tampak dalam sifat pembicaraan (mood). Sifat ini mungkin serius,
informasi, formal, anggun atau bermain-main. Untuk mempertahankan kesatuan
ini bukan saja diperlukan ketajaman pikiran, tetapi juga kemauan kuat untuk
membuang hal-hal mubazir.
Seringkali orang digoda untuk memasukan bahan yang menarik, walaupun
kurang berfaedah.kurangnya kesatuan akan menyebabkan pendengar menggerutu,
“ngawur” bertele-tele, tidak jelas apa yang dibicarakan, “meloncat-loncat”.
b) Pertautan (coherence)
Pertautan, menunjukan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain.
Pertautan menyebabkan perpindahan dari pokok yang satu kepada pokok yang
lainnya berjalan lancar. Sebaiknya hilangnya pertautan menimbulkan gagasan
yang tersendat-sendat atau khalayak tidak mampu menarik gagasan pokok dari
sebuah pembicaraan. Ini biasanyadisebabkan oleh perencanaan yang tidak
memedai, pemikiran yang ceroboh dan penggunaan kata-kata yang jelek.
c) Titik berat (emphasis)
Bila kesatuan dan pertautan membantu pendengar untuk mengikuti dengan
mudah jalannya pembicaraan menunjukkan ada bagian – bagian penting yang
patut diperhatikan. Hal – hal yang harus dititikberatkan bergantung kepada isi
komposisi pidato, tetapi pokok – pokoknya hampir sama.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 56


Gagasan utama (central ideas), intisari uraian, pemikiran baru, perbedaan pokok,
hal yang harus dipikirkan khalayak adalah contoh – contoh bagian yang harus
dititikberatkan atau ditekankan. Titik berat dalam tulisan dapat dinyatakan dengan
tanda garis bawah, huruf miring, atau huruf besar. Dalam uraian lisan, ini dinyatakan
dengan hentian, tekanan suara yang dinaikkan, perubahan nada, isyarat, dan
sebagainya. Dapat pula didahului dengan keterangan penjelasan seperrti “Akhirnya
sampailah kepada inti pembicaraan saya.” “Saudara–saudara, yang terpenting bagi
kita ialah … dan sebagainya.”
Secara singkat, prinsip–prinsip komposisi adalah kesatuan, pertautan dan titik
berat. Kesatuan berarti satunya isi, tujuan dan sifat. Tetappi kesatuan tanpa susunan
gagasan yang teratur akan menimbulkan kebingungan. Karena itu diperlukan syarat
kedua: pertautan. Setelah itu bebrapa gagasan harus ditonjolkan, yang lain
dikebelakangakan, sebagian ditekankan dan sebagian lagi diuraikan sambil lal. Inilah
yang kta sebut titik berat (Rakhmat, 2000:31-34)

7. Penulisan Annual Report (Laporan Tahunan)


Annual report (laporan tahunan) adalah sangat penting, sangat luas cakupan
bacaannnya dan sebagai publikasi yang sangat mahal yang dibuat oleh bagian
Humas/Public Relations. Penekanan kepengtingan nya tidak bisa terlalu tajam karena
laporan tahunan ini juga dibuat untuk berbagai fungsi dan diperuntukkan bagi banyak
publik yang berbeda. Untuk para karyawan, para pemegang saham dan potential
shareholders (pemegang saham potensial saham publik), laporan tahunan ini
memberikan gambaran secara luas bagaimana perkembanngannya dan mengapa
perusahaan itu adcole, dalam bukunya (Cole, 1981:122)
Robert S. Cole, dalam bukunya Public Relations, menyebutkan terdapat berbagai
faktor dalam pembuatan laporan tahunan yang meliputi anggaran, alokasi sumber
daya manusia, dan kendala yang akan dihadapi, mengiangat ada beberapa hal yaitu
sebagai berikut.
a. Publikasi laporan tahunan menceritakan kepada banyak publikm akan gambaran
keseluruhan tentang perusahaan yang telah lau, yang sekaramg dan yang akan
datang.
b. Sangat sulit laporan tahunan untuk memnuhi kebutuhan banyak publik yang
berlainan akan informasi perusahaan. Karakteristik sejumlah pembaca adalah ahli
hukum, akunting, orang yang bergerak di sektor industri. Banyak lagi perbedaan
publik dari yang sedikit sampai yang ekstrim.
c. Pengelola perusahaan menyadari bahwa memproduksi laporan sangat tidak
mendatangkan profit. Kebanyakan laporan tahunan ini diterbitkan pada bulan
Maret atau April. Kompetisi merebut perhatian dengan suatu publikasi yang harus
sesuai dengan peraturan ya ng dikeluarkan pemerintah (yang mana hasilnya berisi
sejumlah keseragaman) yang menimbulkan tantangan untuk berkreativitas,
kadang–kadang meemui kegagalan–kegagalan justru memunculkan sangat kreatif
nya orang–orang.
d. Tekanan batasan waktu selesainya laporan bisa menjadi sangat ketat, beberapa
pekerjaan sudah dimulai satu tahun sebelumnya. Misalnya pengumpulan

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 57


khoreografi gambaran keuangan pada akhir tahun, data tugas daripemerintah fakta
yang berkaitan lainnya dan gambaran yang dimiliki sendiri bertujuan untuk
membaginya dengan kemampuan secara organisasional menyangkut keperluan
publik, kepemimpinan, dan kendala.
e. Menjaga berbagai kepentingan dalam pembuatan laporan tahunan.
Perencanaan tahap pertama pembuatan laporan tahunan, mengacu kepada
beberapa pertanyaan yang perlu diperhatikan untuk memberikan fasilitas dalam
proses identifikasi kemungkinan menjadi pokok bahasan, sebagai berikut.
1. Apa kepribadian yang dimiliki oleh perusahaan kita
2. Apa reputasi yang dimiliki perusahaan
3. Apa kekuatan dan kelemahan perusahaan kita
4. Mana publik yang dianggap sangat penting untuk kita tahun ini dan apa
yang kita ingin ceritakan kepada mereka.
5. Apa tahapan yang sangat penting diambil dalam meningkatkan pendapatan
di masa yang akan datang?
6. Apa perkembangan Yang terjadi di luar perusahaan yang akan
mempengaruhi kemampuan kita untuk mencapai tujuan perusahaan
7. Bagaimana riset kita jalankan?
8. Bagaimana meningkatkan citra perusahaan kita di mata publik dan apa yang
harus kita lakukan?
9. Apa keberhasilan yang paling besar dicapai tahun lalu?
10. Berapa banyak pinjaman yang kita perlukan untuk pengembangan usaha.

Dalam membuat laporan perlu membuat scheduling (rencana/daftar kerja) yang


terdiri dari perencanaan laporan penugasan kerja dan pengumpulan bahan membuat
copy sampel gambar grafik peta dan artwork lainnya. Selain itu dalam pembuatan
laporan tahun lalu perlu menghitungkan budgeting anggaran yakni dalam penentuan
anggaran adalah untuk memutuskan apa yang ingin kita kerjakan menyangkut limit
waktu.
laporan tahunan berisi unsur unsur yang mencakup beberapa hal yaitu sebagai
berikut.
1) Laporan keuangan periode dua tahun sebelumnya. suatu penjelasan apakah ada
selisih antara laporan keuangan dengan catatan laporan keuangan bentuk lainnya.
2) Suatu ringkasan analisis dan operasional manajemen periode lima tahun yang lalu
3) Memperkenalkan jabatan jabatan penting pimpinan perusahaan
4) Informasi pasar bursa dan dividend periode dua tahun belakang
5) Suatu penjelasan singkat tentang kegiatan bisnis dan penyimpangannya dalam
audited footnote.
6) Adanya suplemen tambahan dalam financial accounting
Sudah menjadi kebiasaan, malahan wajib rasanya bagi perusahaan bessar
membuat laporan tahunan atas usahanya selama satu tahun lalu. laporan tahunan ini
diperkenalkan terutama untuk dibagikan kepada pemegang saham. menurut hutabarat,
segala kemajuan dibandingkan tahun sebelumnya yang dialami perusahaan ditulis
dalam laporan keuangan perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan yang telah

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 58


audit oleh akuntan publik. dari neraca keuangan publik bisa dilihat berapa aset
perusahaan, berapa laba dan rugi yang dialami perusahaan, serta prospek tahun
mendatang.
Lebih jauh. Ia menyebutkan perusahaan besar biasanya menugaskan Humas nya
melakukan penulisan laporan tahunan ini, bagian PR karena telah terlalu sibuk dengan
pekerjaan rutin nya, biasa nya menyewa konsultan PR atau publish House. Tapi walau
demikian, bagian humas biasa nya bersama bagian administrasi keuangan bekerja
sama memberikan pengarahan dalam penulisan buku laporan tahunan. Tak jarang dari
praktek nya, tim humas, tim administrasi keuangan, serta Konsultan PR yang di
tunjuk melaksanakan pekerjaan duduk di meja rapat besar membahas apa yang akan
di tulis dalam buku berdasarkan perkembangan terakhir perusahaan. Setiap
perusahaan memiliki format dan gaya tersendiri dalam membuat buku laporan
tahunanya. Semua itu di sesuaikan dengan corporate indentily. Tapi yang jelas, dari
tahun ke tahun pasti ada perubahan yang tidak cocok.
Jika alokasi sumber daya memadai, sebaiknya laporan tahunan ini di tulis sendiri
oleh bagian gumas, karena lebih mengetahui dibandingkan dengan konsultan PR
tentang mekanisme, filosofi, dan visi misi perusahaan itu sendiri. Keterampilan
menulis lain nya seperti press release feature dan artikel sangat menunjang dalam
menulis laporan yang lebih komunikatif.

8. Prospektus (selebaran)
Prospektus (selebaran) dibuat dan dirancang oleh PR. Berikut macam macam
bentuk selebaran:
a. Leatflet asal kata dari leaf (daun) yaitu selebaran satu yang tidak dilipat
b. Folder, selebaran yang terdiri dari sejumlah halaman dilipat, dapat dimasukkan
kedalam amplop atau mudah dibawa dalam saku.
c. Brochures dan Booker, selebaran berbentuk buku kecil dijepit atau dijahit
d. Broadsheet, jenis lain folder tidak dilipat, ukuran nya mirip halaman surat kabar.
Poster dengan gaya ini.
e. Catalogues, brosur yang menggambarkan dan mengilustrasikan produk yang
ditawarkan dan tertera harga produk tersebut
f. Time tables, seperti brosur pada umumnya, ukuran seperti airline time tables
(daftar jadwal penerbangan) atau lebih kecil dari folder jasa pelayanan bis dan
kereta api. Kini selebaran jasa kereta api dan penerbangan sudah beralih dalam
bentuk buku.
g. Picture postcard, kartu pos bergambar ini merupakan salah satu publisitas yang
banyak diminati pelanggan. Seperti, hotel, pesawat, dan kapal laut. Banyak juga
orang yang mengoleksi kartu pos bergambar ini.
h. Hotel stationery, blangko surat dan amplop yang ditempatkan diruang hotel.
Tidak hanya dipakai sebagai bentuk pelayanan, tapi juga digunakan sebagai
sarana iklan
i. Stuffer, sejumlah leatflet yang dimasukkan dalam bentuk kemasan. Biasanya,
berisi instruksi atau bagaimana menggunakan suatu produk , dan bisa juga
digunakan sebagai iklan produk jenis lainnya.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 59


j. Diaries, agenda yang diterbitkan setahun sekali
k. Telephone number reminder, catatan nomor telepon berupa kartu gantung atau
buku pencatat pesan seukuran saku
l. Swing tags, kartu berisikan macam macam produk dan memberikan petunjuk
bagaimana cara menggunakan produk itu dan cara memelihara nya
m. Guarante cards, kartu guarante pembelian suatu produk
n. Price list and order form, daftar harga dan formulir pemesanan produk, tetapi
dirancang agar memudahkan memperoleh informasi akurat tentang produk yang
lengkap, sejumlah barang dan pembayaran nya

BAB VIII
MEDIA KOMUNIKASI HUMAS

A. Hakikat Media Komunikasi Humas


Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat
saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari hari dirumah tangga, tempat
kerja, pasar, masyarakat atau dimanapun manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak
terlibat dalam komunikasi. Dalam pelayanan kehumasan, media komunikasi dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu pelayanan kehumasan.

1. Pengertian Media Humas


Media Humas (PR Media) adalah segala bentuk media (sarana/saluran/channel)
yang digunakan oleh seorang praktisi humas dalam pekerjaannya dengan tujuan
mempublikasikan secara luas dengan tujuan agar produk atau jasa yang humas
pasarkan lebih dikenal oleh masyarakat. Media humas bersifat kepada publikasi dan
komunikasi. Media komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam
kemitraannya dengan media pers(hubungan media) atau press relations (hubungan
pers).

2. Macam-macam Media Humas yang digunakan dalam Pelayanan Kehumasan


Menyadari potensi yang dimiliki oleh media massa dalam menyebarkan informasi
dan berita, maka diperlukan pemikiran tentang pemilihan media dan informasi,
sehingga segala kegiatan promosi yang dilakukan oleh Humas benar-benar dapat
dipublikasikan secara efektif dan efisien.
a. Media Pers (press)
Media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang beredar di masyarakat secara
umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional,
Koran-koran gratis, majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun
hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu, buku-buku petunjuk
khusus, buku-buku tahunan dan laporan tahunan dari berbagai lembaga yang
sengaja dipublikasikan untuk umum.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 60


b. Audio-visual
Media ini terdiri dari slide dan kaset video,film-film documenter.
c. Radio
Kategori ini meliputi semua jenis radio,mulai dari yang berskala local,nasonal
hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang dikemas
secara khusus.
d. Televisi
Televisi sebagai media PR tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga
televisi internasional, termasuk pula system-sistem teletex.
e. Pameran
Pameran adalah presentasi produk produk tertentu didalam suatu galeri atau aula
pertunjukan. Pameran dapat menjadi media humas karna sifatnya yang menarik
minat khalayak umum.
f. Bahan-bahaan cetakan (printed material)
Bahan bahan cetakan yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat
mendidik,informaatif,dan menghibur yang disbarkan dalam berbagai bentuk guna
mencapai tujuan humas tertentu.
g. Penerbitan buku khusus (sponsored books)
Isi buku ini bisa macam macam,misalnya saja mengenai seluk-beluk
organisasi,petunjuk lengkap mengenai cara penggunaan produk-pruduknya atau
bisa juga mengenai keterangan tentang berbagai aspek yang berkenaan dengan
produk atau organisasi itu sendiri.
h. Surat langsung (direct mail)
Surat PR seperti ini tidak saja ditunjukan kepada tojkoh atau pribadi pribadi
tertentu saja,tetapi juga kepada berbagai macam lembaga yang sekiranya
relevan,atau untuk dipajang di tempat-tempat umum.
i. Pesan- pesan lisan (spoken words)
Penyampaian pesan PR juga bisa dilakukan melalui komunikasi langsung atau
tatap muka.
j. Pemberian sponsor (sponsorship)
Suatu organisasi atau perusahaan bisa pula menjalankan kegaiatan PR nya
melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelengaraan suatu acara
seni, olahraga, ekspedisi, beasiswa universitas, sumbangan amal, dan
sebagainya..kegiatan penyediaan sponsor ini juga sering dilakukan dalam rangka
melancarkan suatu iklan atau mendukung usaha-usaha pemasaran.
k. Jurnal organasasi (house journals)
Suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat
dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khalayaknya.
l. Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporate identity)
Bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung pada bentuk dan karakter
organisasinya. ciri khas organisasi atau identias perusahaan ini sengaja diciptakan
untuk mengingatkan khlayak atas keberadaan dari organisasi yang bersangkutan.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 61


m. Bentuk-bentuk media humas lainya
Bentuk bentuk media humas lain dapat ditemui dalam bentuk kegiatan pesan
social yang disisipkan oleh suatu perusahaan pada kemasan produknya agar
khalayak mengetahui bahwa mereka bukanlah peursahaan yang semata-mata
mengejar keuntungan,namun juga memperhatikan aspek moraliktas dan etika.

3. Jenis Media Humas dalam Kaitannya dengan Pihak Lain


Jenis media humas jika dilihat dari kaitan dengan pihak lain dibagi menjadi dua
yaitu media humas internal dan media humas eksternal.
a. Media humas internal
Media humas internal adalah suatu sarana penyampaian dan penerimaan
informasi di kalangan publik internal perusahaan dan biasanya bersifat non-
komersial. Penerimaan maupun pengirim informasi adalah orang dalam atau
orang dalam atau orang publik internal, terdiri atas pimpinan, anggota, pegawai,
maupun unit-unit kerja yang ada di dalam perusahaan tersebut. Berikut adalah
media Humas internal yang perlu kalian ketahui.
1. Jurnal Internal
Jurnal internal adalah diterbitkan oleh suatu lembaga, biasanya memuat
informasi mengenai segala sesuatu yang terjadi di dalam lembaga dan khusus
diperuntukkan anggota lembaga tersebut.
2. Papan Pengumuman
Papan pengumuman dapat memudahkan pegawai yang sama dalam waktu
yang bersamaan
3. Kaset Video
Media ini menghadirkan komunikasi tatap muka secara artificial (seolah-
olah yang ditonton dapat saling berkomunikasi secara langsung) yang
berpotensi besar untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih baik antara
pihak manajemen terhadap pegawai.
4. Stasiun radio sendiri
Media ini untuk menghubungkan antara atasan dan bawahan dengan
memasang sejumlah pengeras suara di atas setiap mesin yang mampu
menyiarkan program-program radio yang dibuat sendiri oleh perusahaan.
5. Jaringan telepon internal
Jaringan telepon internal adalah media untuk menyampaikan gagasan
pegawai sebagai hal melalui telepon.
6. Kotak saran
Kotak saran adalah untuk menampung keluhan dan saran para anggota
karyawan, sehingga bisa diketahui apa kelebihan dan kekurangan yang ada
pada perusahaan tersebut
7. Intensif bicara
Intensif bicara adalah metode untuk memperoleh umpan balik dari para
pegawai perusahaan dengan membuka nomor telepon khusus sehingga setiap
pegawai dapat menghubungi pemimpin perusahaan secara langsung tanpa
harus menempuh lika-liku birokrasi perkantoran.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 62


8. Siaran umum
Suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan pihak manajemen kepada
segenap pegawainya dengan menggunakan suara.
9. Obrolan langsung
Salah satu acara yang paling efektif untuk memperlihatkan sikap terbuka
pihak manajemen dengan melakukan pembicaraan tatap muka secara pribadi
dan langsung.
10. Dewan pekerja
Salah satu metode dalam pembina hubungan baik antara pemimpin dan
bawahan melalui pembentukan dewan pekerja (dilengkapi dengan sejumlah
komite spesifik) yang memiliki akses pengaruh ke pihak manajemen.

b. Media humas eksternal


Media Humas Eksternal merupakan suatu kegiatan humas yang diarahkan
kepada khalayak di luar perusahaan.Fokus dari humas eksternal adalah dengan
media,media eksternal sangat berpengaruh besar dalam publisitas suatu organisasi
yang bersangkutan.
1) Jurnal eksternal
Jurnal eksternal tidak harus diartikan semata-mata sebagai suatu bentuk
terbitan tentang suatu perusahan yang dibagikan kepada pihak-pihak
luar.Pihak tidak akan tertarik dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh
suatu organisasi.Apabila dewasa ini pilihan bcaan sudah begitu
banyak,termasuk majalah-majalah prestisius.Majalah-majalah seperti itu jelas
lebih menarik untuk dibaca daripada sekedar terbitan yang mengisahkan
berbagai keributan yang terjadi di suatu organisasi.Jadi sama halnya dengan
majalah atau terbitan umum,jurnal ekstenal harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat menjangkau khalayak yang dituju.
2) Media Audiovisual
Media Audiovisual adalah salah satu kemajuan penting di dunia media
yang harus diperhatikan oleh para praktisi humas.Tidak seperti pers,radio,dan
televisi,perangkat audiovissual adalah suatu media yang bercangkupan
terbatas yang dimiliki dan sepenuhnya dikendaliakn oleh pihak tertentu yang
diarahkan kepada khalayak yang bersifat terbatas pula.Penerapan sistem ini
memerlukan sejumlah lembaga pendukung,seperti perputakaaan film(dalam
kaset-kaset video) yang sanggup menyimpan,memelihara,serta
mendistribusikan kaset-kaset rekaman tersebut kepada khalayak.
3) Literatur Edukatif
Berbeda dari literatur penjualan,literatur edukatif adalah semua bahan
cetakan yang dibuat untuk menjelaskan atau mendorong digunakannya suatu
produk atau jasa pelayanan,atau berbagai manfaat dan nilai dari produk tadi.
4) Komunikasi Lisan
Penyampaian suatu uraian secara lisan,mungkin juga dengan didukung oleh
peralatan audiovisual,merupakan salah satu kegiatan humas yang
penting.Beberapa oranganisasi bahakan telah mempekerjakan para pembicara

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 63


secara permanen dan diserahi tugas khusus untuk menyampaikan penjelasan
mengenai organisasainya di berbagai klub dan perkumpulan masyarakat.Ada
pula perusahaan yang menyewa pembicara dari luar secara freelance.Tapi
akan lebih baik jika pembicara tersebut merupakan salah satu seorang pegawai
atau orang dalam organisasi yang benar-benar mengetahui seluk beluknya.
5) Pameran
Humas pameran adalah pelaksana fungsi-fungsi humas melalui
penyelenggaraan pameran atau ekshibisi.Pada umumnya,pameran dagang atau
pameran-pameran yang terbuka untuk umum merupakan salah satu media
iklan,karena tujuan penyelenggaraan pameran tersebut adalah untuk
memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat agar mereka lantas
tertarik,kemudian membelinya.Sebenarnya,kegiatan humas juga dapat
memanfaatkan acara pameran untuk mencapai tujuan-tujuannya.Dan yang
tidak kalah pentingnya adalah hal yang sebaliknya,yakni kegiatan-kegiatan
humas tersebut juga bermanfaat menunjang keberhasilan dari suatu
penyelenggaran pameran atau ekshibisi,Acara promosi lewat pameran akan
lebih berhasil memikat para konsumen jika acara itu disertai program humas.
Dengan demikian,terdapat keterkaitan yang sangat erat antara kegiatan
humas dan acara pameran.Pameran juga merupakan satu-satunya media
periklanan yang menyentuh semua pancaindra,mata,telinga,hudung,lidah,dan
kulit.
6) Seminar
Guna menunjang penggunaan berbagai media yang telah diuraikan di
atas(misalnya audiovisual atu komunikasi lisan),ada baiknya jika suatu
perusahaan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk
khalayak.Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau
konfirmasi.Penyelenggaraan suatu konferensi kehumasan mirip dengan
penyelenggaraan resepdi pers.Bedanya,waktu penyelenggaraan konferensi
humas lebih lama (paling tidak satu hari penuh),melibatkan lebih banyak
peserta atau tamu,programnya lebih ekstensif (melibatkan sejumlah pembicara
dan harus dan harus didukung dengan peralatan audiovisual yang baik),dan
tentu saja memerlukan biaya yang begitu banyak.Pos pengeluaran yang cukup
besar antara lain harus dialokasikan untuk penyewaan ruangan atau gedung
yang cukup refresentatif dan untuk pembayaran katering.
7) Sponsor
Sponsor adalah penyedia dukungan financial untuk suatu acara,subjek
,kegiatan, lembaga, atau individu yang dianggap memang pantas
menerimanya.Cikal bakalnya bermula dari patronage,yakni perlindungan serta
penyediaan bantuan dana oleh para bangsawan dan hartawan kepada para artis
dan musisi.

B. Teknik Pemilihan Media Komunikasi Humas


Dalam menggunakan media untuk sarana komunikasi dalam bidang kehumasan
diperlukan suatu teknik untuk memilih media mana yang dianggap pas dan juga harus

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 64


mengetahui kelbihan dan kekurangan media yang akan dipakai untuk sarana komunikasi
di bidang kehumasan.
1. Struktur dan Ciri Media Komunikasi yang Digunakan Humas
Media komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam kemitraannya
dengan media pers (cetak atau elektronik).Dengan demikian struktur dan ciri-ciri pers
harus dikuasai oleh para praktisi humas.Perlu pula dipahami bahwa media cetak yang
terdiri dari badan/penerbitan pagi dan sore masing-masing mempunyai ciri-cirinya
tersendiri seperti waktu penerbitan,cara kerjasamanya dengan redaksi.Oleh karena itu
penting dipahami pula sejumlah pedoman siaran pers (F.P Seitel),dan prinsip
hubungan pers yang baik (Frank Jefkins).
Ciri-ciri media pers lainnya adalah siaran berita (news release) pada media cetak
maupun elektronik,kelayakan berita,artikel,foto yang kesemuanya harus sesuai
dengan persyaratan redaksional dan beritanya sampai siap cetaknya.Oleh karena itu
pula baik praktisi humas maupun wartawan perlu menghayati dan saling meghormati
kode etik pers dan etika profesi masing-masing bahkan peaturan hukum pers.
Di samping siaran pers bentuk dan ciri-ciri lain adalah tiga kegiatan acara temu
pers yang diselenggarakan sebagai kelengkapan informasi untuk siaran berita humas
kadang-kadang dilengkapi pula dengan pelayanan buku petunjuk mengenal feautures
daftar majalah mingguan daerah,daftar perusahaan.Ada pula tiga bentuk sponsor
melalui media elektronik (isu olahraga pendidikan,pendukung,iklan,pemasaran).Di
samping itu ciri-ciri umumnya melalui berkala intern media film dokumenter
merupakan bentuk dan ciri media humas yang penting tidak kurang pentingnya juga
ciri media komunikasi tatap muka langsung dengan publik.Kadang-kadang dengan
alat bantunya berupa pertunjukan kesenian rakyat,cermah,dan beraneka ragam
pameran.

2. Teknik dan Cara Pemilihan Media Komunikasi yang sesuai dengan Lingkungan
Humas
Teknik dan cara pemilihan media komunikasi humas adalah yang sesuai dengan
publiknya.Kapan publik dicapai,biayanya dan tergantung pula pada empat faktor cara
pendekatan keterampilan petugas humas,anggaran,dan kebijaksanaanannya.
Tahap pertama pemilihan media berita adalah persiapan dan penyiaran berita
pada media cetak dan elektronik pagi kelompok publik kecil dalam suatu organisasi
dipilih media komunikasi (jurnal) iternal yang berjenis-jenis secara teratur dengan
beberapa variasi. Perlu diperhitungkan disini cakupan pembaca, kuantilas, frekuensi,
kebijakan, judulnya, dan proses percetakannya, gaya dan format, langganan, ilkan,
serta distribusinya.
Komunikasi tatap muka kadang-kadang dipilih dalam komunikasi ke atas
dengan pimpinan manaje dan komunikasi sejajar antara karyawan.Media dan teknis
humas hendaknya dibedakan antara media untuk periklanan dan untuk humas.Oleh
karena itu Frank Jetkins mengemukakan daftar pilihan media utama bagi kegiatan
humas yang meliputi tiga belas jenis dengan bentuk dan cirinya masing-masing.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 65


3. Keunggulan dan Kelemahan Beberapa Media Komunikasi Humas
Seperti kita ketahui,media adalah suatu alat yang menghubungkan kita dengan
dunia luar. Tanpa media,kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di sekeliling
kita.Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media adalah sumber informasi utama
bagi semua orang di dunia. Media dapat digolongkan menjadi tiga menurut
jenisnya,yaitu media cetak yang terdiri dari koran, majalah, dan lain-lain, media
elektronik terdiri dari televisi dan radio,dan yang masih tidak jelas statusnya yaitu
media dengan perangkat internet. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan beberapa
media komunikasi humas
a. Radio
1) Kelebihan radio
a) Penyampaian gagasan sederhana dan langsung
b) Teks luwes (mudah di koreksi)
c) Punya public khusus
2) Kekurangan radio
a) Dialoc dan materi kurang variasi
b) Fakta tak bias dibeberkan lengkap
c) Melelahkan (suara dan waktu terbatas)
d) Hanya bias didengarkan sekali
b. Siaran televisi
1) Kelebihan siaran televisi
a) Jangkau masyarakat luas
b) Audio visual
2) Kekurangan siaran televisi
a) Biaya mahal
b) Komunikasi satu arah
c) Siaran cepat
d) Daya beli mahal
c. Surat kabar
1) Kelebihan surat kabar
a) Menjangkau semua lapisan masyarakat
b) Murah
2) Kekurangan surat kabar
Penyampaian berita tergantung penulis (isi sudah benar? Mudah
dimengerti dan dicerna awam?)
d. Media online
1) Kelebihan media online
a) Trending (terutama media social dan blog)
b) Menjangkau seluruh lapisan masyarakat
c) Menjangkau seluruh dunia (internasional)
d) Dapat diakses kapan dan di mana saja
e) Terdokumentasi
2) Kekurangan media online
a) Butuh akses internet

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 66


b) SDM bidang media online masih terbatas
c) Butuh ketrampilan khusus mengelola dan menulis di media online
(internet)

BAB IX
PEMBUATAN PROFIL ORGANISASI/PERUSAHAAN

A. Hakikat dan Cara Membuat Profil Organisasi/Perusahaan


1. Definisi Profil Perusahaan
Profil perusahaan adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan mengenai
berbagai hal penting tentang perusahaan, baik keunggulan dari produk, potensi
investasi, maupun perkembangan usaha proses investasi yang disajikan dengan baik
secara visual ataupun verbal. Pembuatan profil perusahaan memiliki berbagai
manfaat, seperti untuk menginformasikan berbagai kelebihan dari perusahaan.
Pada dasarnya, profil perusahaan yang dibuat dengan baik dapat dijadikan sebagai
sasaran dalam pemasaran. Bentuk dari media profil perusahaan dapat berupa suatu
teks yang diberi gambar dengan wujud buku, media presentasi, misalnya aplikasi web,
power point, maupun video profil dari perusahaan atau organisasi. Berbagai jenis
media dapat digunakan untuk presentasi mengenai produk dan perusahaan dengan
tujuan untuk menarik para investor, memaparkan pada klien, dan juga berbagai
kegiatan promosi lainnya. Sehingga, makin lengkap media yang digunakan maka
dampaknya akan semakin luas penyebaran informasinya.

2. Cara Membuat Profil Perusahaan/Organisasi


Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam membuat profil perusahaan
yang baik, yaitu sebagai berikut:
1) Membuat profil perusahaan harus singkat, padat dan jelas
Dalam memaparkan suatu produk ataupun perusahaan/organisasi pada
pemangku kepentingan akan lebih baik apabila dilakukan dengan efisien dan
efektif, yaitu tidak terlalu banyak membuang waktu, akan tetapi mampu menyita
perhatian public agar selalu focus pada informasi yang disampaikan.
Apabila profil suatu perusahaan dalam bentuk teks maka sebaik mungkin tidak
lebih dari dua halaman kertas folio, akan lebih baik apabila profil disajikan dalam
satu halaman saja. Apabila profil perusahaan dibuat dengan video, anda
mengusahakan dengan durasi dibawah 10 menit, tetapi berisi berbagai poin-poin
yang penting. Video profil perusahaan yang disampaikan dengan durasi yang
Panjang akan menimbulkan suatu kejenuhan bagi penonton, sehingga para public
akan lupa dengan inti yang disampaikan dalam video.
2) Langsung ke pokok persoalan
Dalam pembuatan profil perusahaan yang dibuat dengan basa-basi akan
berdampak pada kejenuhan bagi pembaca. Hal tersebut dikarenakan profil terlalu
bertele-tele. Sehingga dalam pembuatan profil perusahaan, anda harus
menggunakan kalimat yang efektif. Hal-hal yang tidak perlu dapat dihapus

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 67


sehingga pembaca bisa langsung menangkap pokok persoalan yang disampaikan.
Jadi, anda menyajikan aspek-aspek utama yang dianggap penting untuk
ditampilkan.
Pada dasarnya, editor naskah maupun editor video memiliki peran yang sangat
penting dalam proses pembuatan profil perusahaan agar mampu menyajikan suatu
materi yang bisa langsung ke dalam pokok persoalan. Editor memiliki peran yag
akan memilah setiap kata dan juga persediaan gambar yang memang benar-benar
layak untuk disajikan atau dipublikasikan.
3) Menggunakan data yang akurat
Dalam proses pembuatan profil suatu perusahaan sebaiknya sampaikan data
yang akurat dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan semua pihak yang
berkepentingan. Dengan menggunakan data yang akurat dan valid, mereka yang
akan melakukan penelusuran, penelitian ke lapangan langsung, maupun
mengonfirmasi informasi yang ada dalam suatu perusahaan tidak akan merasa
dibohongi atau ditipu.
Pada dasarnya, dalam penyampaian profil perusahaan harus berdasarkan fakta
yang ada. Hal tersebut karena ini adalah kunci sukses dalam membangun suatu
komunikasi melalui profil perusahaan. Jika terdapat suatu kekurangan dan tidak
layak untuk diutarakan, lebih baik tidak disampaikan dalam profil perusahaan
tersebut agar public tidak merasa dibohongi.
4) Informasi yang terbaru dan update
Dengan adanya perkembangan waktu, pada dasarnya perusahaan akan
mengalami berbagai bentuk perubahan. Sehingga dalam pembuatan suatu profil
perusahaan harus memuat informasi yang terbaru dan terkini. Update informasi
dalam suatu profil perusahaan dapat dilakukan paling minim 6 bulan sekali, atau
pada saat terjadi perubahan yang mendasar pada perusahaan sehingga mampu
memengaruhi kegiatan operasional dari perusahaan. Dengan memperbarui profil
perusahaan yang dilakukan secara berkala, para pemangku kepentingan dan
public akan mengetahui berbagai bentuk perkembangan yang terbaru mengenai
perusahaan atau organisasi tersebut.
5) Disajikan secara kreatif
Dalam menampilkan atau menyajikan profil perusahaan harus dilakukan
dengan baik dan kreatif menjadi salah satu cara untuk meningkatkan image atau
citra dari suatu perusahaan. Profil perusahaan pada dasarnya dibuat untuk
memberi kesan professional sehingga akan sesuai dengan kepentingan bisnis.
Dalam hal ini penggunaan Bahasa yang visual atau Bahasa verbal yang
mampu membangkitkan minat, memberi kesan positif sehingga mampu menjadi
suatu pusat perhatian dan mampu memberi suatu inspirasi. Dalam hal ini profil
perusahaan yang disajikan harus kreatif maka akan lebih diterima dengan mudah
dan baik oleh para pembaca atau oleh public yang melihat video.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 68


B. Sistematika dan Isi Profil Perusahaan
Berikut penjelasan mengenai sistematika dan isi dari profil perusahaan.
1. Nama dan logo perusahaan
Pada dasarnya, nama atau logo perusahaan adalah suatu hal yang penting dan harus
ada dalam suatu profil perusahaan. Hal tersebut dikarenakan nama dan logo adalah suatu
identitas dari perusahaan. Logo dari perusahaan dapat mewakili visi, prinsip bisnis, dan
juga image produk yang dibuat oleh perusahaan. Sehingga, logo bagi perusahaan
menjadi suatu elemen yang penting atau sacral dan selalu ditempatkan pada tempat yang
layak.
2. Sejarah berdirinya perusahaan
Dalam proses pembuatan profil perusahaan, para pelaku usaha akan menyampaikan
penjelasan singkat tentang latar belakang dan sejarah dari berdirinya perusahaan. Hal ini
bertujuan untuk memberi suatu gambaran pada pihak lain dan juga khalayak mengenai
landasan dan juga alasan mengenai pendirian dari perusahaan. Sehingga dengan adanya
sejarah perusahaan dalam profil perusahaan, pembaca atau penonton dapat diajak untuk
turut berpartisipasi dalam merasakan proses Panjang sebuah perusahaan dapat terbentuk
dan mampu mendapat suatu kepecayaan dari klien atau public.
3. Visi dan misi perusahaan
Dalam profil perusahaan hendaknya dilengkapi dengan visi perusahaan, sehingga
pembaca atau audience mengetahui mengenai cita-cita atau tujuan besar dari perusahaan
yang ingin dicapai dalam jangka Panjang. Adapun misi perusahaan adalah gambaran
mengenai berbagai bentuk upaya yang telah dilakukan dan yang akan terus dilakukan
oleh suatu perusahaan dalam menggapai berbagai bentuk cita-cita dan tujuan dari
perusahaan.
4. Kegiatan dan kinerja perusahaan
Penjelasan tentang kegiatan dan kinerja dari perusahaan adalah suatu poin penting
yang wajib untuk disampaikan melalui suatu profil perusahaan. Terdapat beberapa hal
yang terkait dengan kegiatan dan kinerja dari perusahaan, yaitu sebagai berikut:
a) Jenis produk yang ditawarkan
Produk dalam hal ini, baik barang maupun jasa adalah suatu poin yang penting
mengenai fungsi dan kegunaan dari produk, keunggulan produk jika
dibandingkan dengan produk pesaing dan berbagai hal penting lainnya.
b) Target pasar perusahaan
Dalam hal ini penyampaian target penjualan harus dengan jelas segmen manakah
yang akan dijadikan target utama pasar dari produk yang dibuat sehingga mampu
memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini penting karena untuk mengetahui
apakah produk yang ditawarkan pada public sesuai dengan pembaca atau
audience.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 69


BAB X
PERENCANAAN PROGRAM KEHUMASAN

A. Hakikat dan Rencana Program Kerja Kehumasan


1. Pengertian Perencanaan Program Kerja Humas
Perencanaan adalah suatu proses dasar yang dapat digunakan untuk memilih tujuan
dan juga untuk menentukan cakupan pencapaian. Pada dasarnya, merencanakan memiliki
arti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
bertujuan untuk mencapai tujuan. Rencana program kehumasan memiliki arti, yaitu
beberapa prosedur dan juga kegiatan yang akan dilakukan sebagai suatu persiapan dalam
melaksanakan tanggung jawab sebagai profesi kehumasan.

2. Prosedur Kerja Kehumasan


Pada dasarnya, prosedur kerja humas dalam hubungannya dengan public sangat
memengaruhi keberhasilan atau kegagalan dari sebuah perusahaan atau organisasi.
Proses kehumasan dapat dilaksanakan dengan penelitian yang mengevaluasi sikap atau
pendapat public dan juga kecenderungan social, serta mengomunikasikannya pada
manajemen dan pimpinan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Tata cara, kegiatan dan juga kebijaksanaan diperhitungkan dengan sikap dan pendapat
public dan juga kecenderungan dari social. Apabila diperlukan, tata cara, kegiatan dan
juga kebijaksanaan tersebut dapat diubah atau juga dimodifikasi. Hal tersebut karena jika
tidak sesuai dengan kepentingan public atau secara social tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Bagian atau divisi kehumasan yang memiliki tanggung jawab
pada proses ini selanjutnya akan melaksanakan program yang telah direncanakan yang
terdiri dari tindakan kegiatan dan komunikasi terhadap public dengan tujuan agar
menghasilkan suatu pengertian, itikad baik, dan juga penerimaan. Pemantauan terhadap
keefektikan humas dilakukan dengan cara penelitian dengan berbagai metode evaluative
yang mendemonstrasikan berhasil tidaknya program dan juga proses humas dalam
melayani sebuah perusahaan atau organisasi.
Terdapat beberapa tahapan kinerja bagian kehumasan atau yang disebut dengan public
relations, yaitu sebagai berikut.
a. Fact finding
Fact finding adalah suatu langkah pertama yang begitu penting bagi suksesnya
program humas. Fact finding adalah suatu tahapan pencarian fakta, data dan juga
informasi yang bertujuan untuk mendukung program humas. Dalam tahapan ini, seorang
praktisi mampu melakukan analisis mengenai data dan informasi yang telah tersedia,
baik dalam jurnal, buku, majalah maupun berbagai sumber data atau informasi lainnya.
b. Planning decision
Planning decision adalah suatu perencanaan dalam memberikan suatu keputusan.
Memberikan suatu opini, sikap, reaksi dan ide yang memiliki kaitan dengan berbagai
bentuk kebijaksanaan yang erat hubungannya dengan tahap kedua ini. Dalam tahapan
planning decision dilakukan suatu penetapan program kerja perusahaan yang sejalan

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 70


dengan berbagai bentuk kepentingan atau keinginan pihak yang berkepentingan dalam
suatu perusahaan atau organisasi.
c. Communication
Communication adalah tahapan yang dilakukan dengan tujuan agar dalam
pelaksanaannya diperoleh suatu hasil yang diharapkan. Sehingga, prinsip-prinsip dalam
komunikasi sangat perlu untuk diperhatikan. Supaya proses komunikasi mampu berjalan
dengan baik maka terdapat hal yang perlu diperhatikan keterkaitan, kredibilitas,
kejelasan, isi, keberlanjutan, saluran/media, konsistensi, serta kemampuan dari khalayak.
d. Evaluation
Pada umumnya pelaksanaan kegiatan humas harus dievalusi dengan tujuan agar
berbagai bentuk permasalahan dan juga hambatan yang ada dapat dipecahkan. Dalam
tahapan evaluasi ini, praktisi humas wajib memiliki keterampilan dalam menelaah hasil-
hasil yang diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk alat bantu. Contohnya, riset
mengenai perilaku, riset mengenai pendapat umum, analisis, motivasi dan sebagainya.

B. Penyusunan Rencana Program Humas


1. Dasar Kinerja Kehumasan
Dalam penyusunan program kehumasan terdapat lima dasar kinerja kehumasan yang
dilaksanakan yaitu sebagai berikut.
a. Customer relations
Customer relations adalah melakukan hubungan baik dengan pihak luar. Dalam
hal ini humas perusahaan harus menjalin hubungan baik antara perusahaan
dengan khalayak/masyarakat dan juga menjaga hubungan baik dengan
konsumen.
b. Employee relations
Employee relations adalah suatu cara untuk membangun hubungan yang terjadi
antara pimpinan dengan melalui kerja sama dan juga komunikasi yang baik yang
terjadi antara bawahan dengan atasan.
c. Community relations
Community relations adalah membangun hubungan baik dengan pihak yang
selama ini sudah melakukan kerja sama dengan perusahaan dari humas, serta
menjaga hubungan baik dengan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan
dan juga dengan komunitas masyarakat tertentu.
d. Government relations
Government relations adalah melakukan hubungan yang baik antara perusahaan
dengan pemerintah.
e. Media relations
Media relations adalah humas perusahaan melakukan hubungan baik dengan
media. Hal tersebut dikarenakan kerja dari humas, baik perusahaan maupun
organisasi tidak mampu berhasil tanpa adanya bantuan dan kerja sama yang baik
dengan media. Sehingga, hubungan dengan media harus dijaga dengan baik. Hal
tersebut agar tidak ada satu pun baik dari perusahaan dan media ada yang merasa
dirugikan.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 71


2. Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan dalam Bidang Kehumasan
Pada dasarnya, dalam kehumasan terdapat hal yang tidak dapat dilakukan yaitu
sebagai berikut.
a) Melakukan penyalahgunaan kepercayaan. Hal ini dapat berupa tindakan
korupsi, pembocoran rahasia perusahaan dan sebagainya.
b) Memberikan informasi yang tidak berdasarkan fakta dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan serta tidak memiliki sumber yang jelas
c) Mengadakan suatu bentuk kerja sama, baik individu maupun kelompok yang
dapat merugikan individu lainnya. Misalnya dalam segi material, moral
ataupun dari segi lainnya.
d) Menerapkan cara, metode, dan Teknik manipulasi yang dapat berdampak pada
seseorang akan kehilangan kebebasannya dalam bertindak sebagai respon dari
tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN 72

Anda mungkin juga menyukai