Anda di halaman 1dari 161

11 Fakta Era Google

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi


Kekayaan Kultural Milik Bersama

Denny JA

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 1
11 Fakta Era Google
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi
Kekayaan Kultural Milik Bersama

Denny JA

Editor: Anick HT
Penerbit: ….

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama I
11 FAKTA ERA GOOGLE
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak
Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama

Denny J.A

Editor : Anick HT
Design : Alip Noor
Layout : Ryansntrs

Cetakan Pertama, Januari 2021

Diterbitkan Oleh

Cerah Budaya Indonesia


Menara Kuningan lt. 9G
Jalan HR. Rasuna Said Kav V Blok X-7, Jakarta Selatan
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Pengantar
11 Fakta Baru dan Lama Mengubah Pemahaman Agama

Peradaban Era Google. Peradaban Revolusi Industri Keempat.


Semua akan mencapai buah yang paling lezat, ketika semakin
terjadi pergeseran kesadaran.
Yaitu, pergeseran kesadaran dari “Agamaku satu-satunya
kebenaran mutlak” menjadi “Agama atau Tidak Beragama
adalah kekayaan kultural milik kita bersama. Ayo hormati. Ayo
nikmati.”
Saat itu dunia akan lebih harmonis. Kultur semakin kaya.
Keberagaman didukung oleh kesadaran kolektif.
Sebelas fakta di bawah ini sedang bekerja. Sebelas fakta ini,
baru, sangat baru, dan lama, akan menjadi hukum besi yang
semakin menggeser kesadaran itu.
Saya ringkaskan 11 fakta itu. Dalam esai selanjutnya masing
masing dari 11 fakta itu akan lebih dieksplorasi.
Di era google, di era revolusi industri keempat, banyak riset
mendalam dikerjakan. Banyak hal diukur dan dibuat indeksnya.
Banyak ranking bisa dikonstruksi.
Tingkat keberagamaan banyak negara bisa diukur melalui survei
opini publik. Tingkat korupsi banyak negara juga bisa disusun
berdasarkan judgement para ahli.
Tingkat kebahagiaan warga negara bisa diindekskan. Tingkat
kecerdasan individu, juga bisa diperingkat.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama III
Khusus soal dunia agama, ketika aneka indeks, measurement,
dan peringkat itu diuji silang, kita pun terpana.
Aha! Wah! Kok begini?!

-000-

Ini sebelas fakta dan temuan di era Google, yang akan mengubah
cara kita memahami agama.
Pertama, di negara yang indeks kebahagiaannya tinggi (World
Happiness Index), umumnya level beragama masyarakatnya
rendah. (1)
Negara yang paling mampu membuat warganya bahagia,
sebagaimana diukur oleh World Happines Index, populasi di
negara itu cenderung menganggap agama tak lagi penting
dalam kehidupan mereka (diukur dari religiosity index).
Kedua, di negara yang tingkat beragamanya tinggi (Religiosity
Index), pemerintahannya cenderung korup.(2)
Banyak negara yang lebih dari 90 persen populasinya
menyatakan agama sangat penting dalam hidupnya. Di negara
itu, tingkat korupsi pemerintahannya juga sangat tinggi (diukur
dengan The Corruption Perception Index).
Ketiga, di negara yang pembangunan manusianya tinggi
(Human Development Index), tingkat beragama masyarakatnya
cenderung rendah.(3)
Human Development Index (HDI) mengukur kemajuan negara
dengan aneka dimensi, mulai dari kesejahteraan, kesehatan,
hingga pendidikan. Itu hal penting yang membangun manusia.

IV 11 Fakta Era Google


Top 10 negara yang tertinggi HDI-nya, cenderung masyarakatnya
tak menganggap agama sebagai hal yang penting dalam
hidupnya.
Keempat, pada masyarakat yang tingkat beragamanya tinggi,
memiliki kecerdasan rata-rata (Cognitive Test Measurement)
lebih rendah dibandingkan masyarakat yang tingkat
beragamanya lebih rendah.(4)
University of Rocherter secara khusus mengukur hubungan
antara tingkat IQ dan agama. Hasil temuan itu diterapkan untuk
teritori dunia.
Sedangkan di bawah ini juga fakta yang semakin bisa diakses di
era Google.
Kelima, dua agama paling besar: Islam dan Kristen, meyakini
dua fakta yang bertolak belakang. Mustahil dua fakta ini benar.
Salah satunya pasti salah.
Publik luas menyaksikan. Fakta yang salah pun bisa diyakini oleh
lebih dari satu miliar manusia, dan lebih dari 1000 tahun.
Kristen meyakini fakta bahwa Yesus (Nabi Isa) wafat disalib.
Islam meyakini fakta sebaliknya: Yesus (Nabi Isa) tidak wafat
disalib.
Kristen meyakini yang akan dikorbankan oleh Nabi Ibrahim
adalah Ishak. Islam meyakini yang akan dikorbankan oleh Nabi
Ibrahim adalah Ismail.(5)
Dari kasus dua fakta itu, mustahil dua-duanya benar. Jika Nabi
Isa (Yesus) wafat disalib, mustahil fakta Nabi Isa tak wafat disalib
benar. Begitu pula sebaliknya.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama V
Jika fakta yang “akan dikorbankan Nabi Ibrahim adalah Ismail,”
mustahil fakta “Ishak yang akan dikorbankan” benar. Begitu
pula sebaliknya.
Pasti ada yang salah di antara dua keyakinan itu. Toh fakta yang
salah bisa diyakini oleh begitu banyak manusia. Begitu lama.
Inilah kenyataan agama. Bahkan ini terjadi pada salah satu dari
dua agama terbesar di atas.
Keenam, arkeolog, antropolog, dan ilmuwan menemukan
banyak fakta. Menurut temuan mereka, beberapa nabi itu
bukan tokoh sejarah: Musa, Nuh, Adam.
Arkeolog juga menemukan betapa beberapa kisah nabi itu
menyerupai kisah rakyat dari era peradaban yang lebih tua dari
usia kitab suci.
Temuan ini juga mengubah cara kita memahami masa lalu di
era kitab suci diriwayatkan.
Kisah Nabi Musa misalnya. Bahwa, Nabi Musa ketika bayi
dibuang di sungai, diletakkan dalam keranjang, lalu ditemukan
di negeri lain oleh petugas kerajaan. Kemudian ia dibesarkan di
istana. Lalu ia kembali ke tanah asal, menjadi pemimpin.
Kisah Nabi Musa di atas sama persis dengan kisah Raja Sargon
dari Summeriah/Mesopotamia, yang dokumennya lebih tua
dibandingkan Bible.(6)
Ketujuh, kebijakan publik top 10 negara paling sejahtera, paling
bahagia, paling membangun manusia, tak lagi merujuk kitab
suci.
Hukum yang disusun di parlemen. Temuan ilmu di labolatorium.

VI 11 Fakta Era Google


Perkembangan bisnis di dunia modern. Keputusan politik
pemangku kebijakan. Semua diambil dengan semakin tidak
merujuk pada kitab suci.(7)
Kedelapan. Kini hidup 4.300 agama yang berbeda. Peradaban
menyaksikan pertarungan para fanatik mengklaim berbagai
kebenaran mutlak yang saling tak identik.(8)
Sebuah renungan untuk melihat betapa perbedaan itu terjadi
pada isu dan pokok masalah yang tak bisa difalsifikasi. Tak ada
pegangan objektif untuk mengetahui yang mana yang benar.
Kesembilan, setelah pendiri agama tiada, (penerima wahyu
seperti yang diyakini penganutnya) wafat, yang tersisa hanya
perbedaan tafsir para ahli.(9)
Para pendeta, ulama, biksu berbeda beda memahami dan
beropini mulai dari hal yang esensial hingga hal teknis.
Di agama Islam, misalnya, soal siapa pengganti Nabi
Muhammad selaku pemimpin masyarakat? Haruskah pengganti
itu keturunan nabi atau pemimpin yang dipilih?
Perbedaan itu bahkan terjadi di kalangan generasi pertama
muslim. Beda sikap bahkan sudah ada pada mereka yang
mengenal nabi.
Perbedaan ini telah membelah agama Islam menjadi Sunni
versus Syiah. Hingga masa kini, pembelahan itu terus hidup.
Bahkan soal teknis, kapan lebaran dimulai, Muhammadiyah
dan NU memiliki metode yang berbeda. Hasilnya pun, kapan
lebaran terjadi, juga acap berbeda.
Hal yang serupa terjadi pada agama lain.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama VII
Kesepuluh, perayaan hari besar agama, seperti Natal, juga mulai
dirayakan penganut agama lain. Bagi mereka, Natal adalah
peristiwa kultural yang cukup syahdu untuk ikut dirayakan
walau mereka tak meyakini agama Kristen.(10)
Pew Research Center mencatat betapa banyak sekali penganut
agama lain, juga yang tak beragama, di Amerika Serikat tak
hanya hadir. Mereka juga menjadi tuan rumah perayaan Natal.
Kesebelas, hak asasi manusia menghargai kebebasan beragama
ataupun tak beragama. Apapun tafsir, dan keyakinan soal Tuhan,
agama, dan kebenaran, itu diserahkan kepada pilihan individu.
Keyakinan itu dilindungi sejauh tak ada pemaksaan dan
kekerasan kepada pihak lain.
Kini mereka yang tak meyakini agama apapun adalah segmen
terbesar nomor tiga di dunia, setelah penganut Kristen dan
Islam.(11)

-000-

Sengaja saya berikan tautan sumber pustaka untuk sebelas fakta


di atas. Ini juga buah era Google. Hasil riset yang dulu eksklusif
dinikmati segelintir akademisi, kini bisa diakses, dibaca, dan
direnungkan publik luas.
Kita memasuki peradaban yang sama sekali baru.
Disrupsi perubahan mendasar tak hanya terjadi pada teknologi,
dengan datangnya Internet of Everythings. DNA yang bisa diedit.
Hewan dan organ manusia bisa di-cloning, di-fotocopy.
Perubahan tak hanya terjadi di dunia bisnis. Pasar online pelan-

VIII 11 Fakta Era Google


pelan menghancurkan ritel tradisional.
Perubahan juga hanya terjadi di dunia media. Koran cetak
terkemuka tutup dan berganti online. Perlahan aneka jaringan
TV tradisional juga bangkrut. Semua akan hadir di handphone.
Tak hanya politik yang berubah. Begitu banyak masalah yang
semakin tak bisa diselesaikan hanya oleh satu negara nasional,
tapi harus kerja sama regional, bahkan global.
Itu seperti isu lingkungan hidup. Internet. Perlombaan nuklir.
Dan isu pandemi. Semua harus global.
Kini dunia agama pun berubah.
Tentu tetap hidup kesadaran yang meyakini “hanya agamaku
saja yang asli dari Tuhan Alam Semesta. Hanya tafsirku saja
yang merupakan satu-satunya kebenaran mutlak.”
Sikap beragama itu tetap hadir. Pola keyakinan itu tetap
dihormati untuk berlanjut.
Tapi semakin banyak yang menikmati agama lebih sebagai
kekayaan kultural milik semua manusia. Mereka lebih rileks
bahkan untuk ikut menikmati perayaan hari besar berbagai
agama.
Zaman memang berubah. Telah datang era melihat agama (dan
tidak beragama) sebagai kekayaan kultural milik kita semua.
Karena itu, bersama kita hormati. Bersama kita nikmati.*
Januari 2021

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama IX
1. Indeks kebahagiaan sudah diukur dan digunakan PBB:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/World_Happiness_
Report
Esai ini mencoba menghubungkan tingkat kebahagiaan
dengan tingkat beragama: http://www.humanreligions.
info/happiness.html
2. Indeks beragama juga sudah disusun melalui survei Gallup
Poll: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_
religion_by_country
Pun Corruption Perception Index yang mengukur level
korupsi sudah dirumuskan: https://en.m.wikipedia.org/
wiki/Corruption_Perceptions_Index
3. Indeks pembangunan manusia (Human Development
Index) sudah pula diterapkan: https://en.m.wikipedia.org/
wiki/List_of_countries_by_Human_Development_Index
4. Korelasi kecerdasan dan agama juga telah diriset: https://
philebersole.wordpress.com/2013/08/13/religion-and-iq-
country-comparisons/amp/
5. Islam dan Kristen meyakini fakta yang mustahil dua duanya
benar: Yesus (Nabi Isa) wafat disalib versus tak wafat
disalib: https://crcs.ugm.ac.id/the-crucifixion-of-yesus-a-
theological-debate-between-christians-and-muslims/
Soal yang dikurbankan, Ishak atau Ismail: https://
themaydan.com/2018/06/depicting-abrahams-sacrifice-
differing-biblical-islamic-textual-traditions/
6. Banyak temuan arkeologi yang menyimpulan Nabi Musa
bukan tokoh sejarah. Ia tokoh yang diciptakan untuk ajaran

X 11 Fakta Era Google


moral:
h t t p s : / / w w w. ny t i m e s . c o m / 2 0 0 7 / 0 4 / 0 3 / w o r l d /
africa/03exodus.html
h t t p s : / / w w w. ny t i m e s . c o m / 2 0 0 7 / 0 4 / 0 3 / w o r l d /
africa/03iht-moses.4.5130043.html
7. Public policy negara modern tak lagi bergantung pada kitab
suci: https://www.nytimes.com/2012/04/15/opinion/
sunday/sunday-dialogue-what-is-the-role-of-faith-in-
public-policy.html
8. Kini hadir 4.300 agama. Begitu banyak klaim kebenaran
yang berbeda beda satu sama lain: https://www.
thetravelalmanac.com/religions/
9. Ulama, pendeta, biksu saling menafsir agama secara
berbeda-beda: https://en.m.wikipedia.org/wiki/
Shia%E2%80%93Sunni_relations
10. Natal pun kini dirayakan oleh yang bukan Kristen: https://
www.pewresearch.org/fact-tank/2013/12/23/christmas-
also-celebrated-by-many-non-christians/?amp=1
11. Jumlah mereka yang tak beragama adalah nomor tiga
terbanyak di dunia: https://www.washingtonpost.com/
national/on-faith/unbelief-is-now-the-worlds-third-la
rgestreligion/2012/12/19/1db89f74-4a06-11e2-8af9-
9b50cb4605a7_story.html

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama XI
Daftar Isi

Pengantar
11 Fakta Baru dan Lama Mengubah Pemahaman Agama ~ III
Bab 1
Data dan Fakta Baru ~ 1
1. Mengapa di Top 10 Negara yang Warga Negaranya
Paling Bahagia, Mayoritas Menganggap Agama Tak Lagi
Penting? ~ 2
2. Mengapa di Top 10 Negara yang Pemerintahannya
Paling Bersih Korupsi, Mayoritas Menganggap Agama
Tak Lagi Penting? ~ 12
3. Mengapa di Top 10 Negara yang Warga Negaranya
Paling Sejahtera, Mayoritas Menganggap Agama Tak
Lagi Penting? ~ 21
Bab 2
Kearifan Memahami Penemuan Arkeolog ~ 32
4. Nabi Musa Bukan Tokoh Sejarah? ~ 33
5. Tak Ada Banjir Besar Nabi Nuh? ~ 41
6. Wajah Yesus Menurut Science ~ 47
7. Kisah Kurban Nabi Ibrahim ~ 55
8. Mekkah atau Petra sebagai Awal Islam? ~ 62
9. Natal Juga Dirayakan Oleh Non-Kristen ~ 69

XII 11 Fakta Era Google


Bab 3
Zaman Baru Perlu Kearifan Baru ~ 76
10. Wanita Arab Saudi Mulai Menonton Bola di
Stadium ~ 77
11. Bukan Kafir Tapi The Otherness ~ 85
12. Menghidupkan Dokumen Tua Toleransi ~ 93
Bab 4
Empati pada Agama sebagai Dokumen Filsafat Hidup ...... 100
13. Menemukan Intisari Agama ~ 101
14. 10 Mutiara Kitab Suci ~ 109

Epilog
Di Era Google, Ketika Agama Menjadi Kekayaan Kultural Milik
Bersama ~ 125
Referensi ~ 134

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama XIII
Bab 1
Data dan Fakta Baru

BAB 1
Data dan Fakta Baru
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 1
Mengapa di Top 10 Negara yang Warga
Negaranya Paling Bahagia, Mayoritas
Menganggap Agama Tak Lagi Penting?

Bagaimana menjelaskan pertanyaan yang menjadi judul esai di


atas?
Itulah hal ihwal berulang-ulang saya renungkan. Dua data
lengkap lebih dari seratus negara baru selesai dibaca.
Dua set data ini hasil dari lembaga riset kredibel. Jejak lembaga
tersebut diketahui dan dipuji kalangan akademisi.
Yang satu dikerjakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
sendiri, melalui Sustainable Development Solution Network
(SDSN). Sudah terbit ranking 153 negara berdasarkan
kebahagiaan warga negara, tahun 2020.
Dalam menyusun ranking ini, SDSN menggunakan data survei
dunia Gallup World Poll dan World Values Survey.
Satu lagi set data juga dari Gallup Poll, tahun 2009. Data ini
membuat daftar negara berdasarkan pertanyaan “seberapa
penting agama dalam hidupmu?”
Dua set data itu berdiri sendiri-sendiri. Yang satu tidak untuk
menjelaskan yang lain.
Tapi jika kita periksa hasilnya, dan dipadukan, Wow! Top 10
negara yang warganya paling bahagia tak lagi menganggap
agama itu penting dalam hidupnya.
Benarkah?

2 11 Fakta Era Google


Baiklah kita mulai dengan dua riset itu dahulu.

-000-

Sejak tahun 2012, PBB melalui SDSN memulai cara lain


mengukur pertumbuhan satu negara.
Manusia tak hanya hidup dari roti. Sangat tidak komprehensif
jika mengukur kemajuan sebuah negara semata dari kemajuan
ekonomi.
Juga sudah dikembangkan Human Development Index (HDI).
Ukuran pertumbuhan negara dilihat lebih multi-dimensional.
Tak hanya sisi ekonomi yang dinilai, tapi juga kesehatan,
pendidikan, bahkan kualitas pemerintahan.
Di tahun 2012, HDI pun dianggap belum memadai. Fokus harus
lebih kepada kebahagiaan warga negara. Apa guna semua
pembangunan jika warga tak bahagia? Bukankah kebahagiaan
adalah makna hidup terdalam?
Dan biarlah warga negara itu sendiri yang menilai kebahagian
melalui self claim. Jangan para ahli yang mengklaim.
Mereka pun ditanya: bapak ibu, saudara-saudari, apakah anda
merasa bahagia atau tidak bahagia? Mereka pun diberikan
skala 0-10. Angka 10 untuk bahagia paripurna. Angka 0 untuk
tak bahagia yang total.
Lalu para ahli berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosiologi,
pendidikan, hingga psikologi memperkaya temuan itu.
Sejak tahun 2012, daftar dan laporan yang diberi nama World
Happiness Report sudah dipublikasikan. Di tahun 2020, ini

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 3
adalah laporan tahunan ke-delapan.
Sebanyak 153 negara dinilai dan dibuatkan rangking. Indonesia,
misalnya, berada di ranking ke-84, dengan nilai rata rata skor:
5.286.
Top 10 negara yang warga negara bahagia tahun 2020, dan
skornya sebagai berikut: (1)
1. Finlandia (7.809)
2. Denmark (7.646)
3. Switzerland (7.560)
4. Iceland (7504)
5. Norway (7488)
6. Netherlands (7449)
7. Sweden (7353)
8. New Zealand (7300)
9. Austria (7294)
10. Luxembeg (7238)
Sepuluh negara paling bahagia didominasi oleh negara
Skandinavia (Nordic countries).

-000-

Data set kedua sama sekali berbeda. Data ini dari Gallup Poll
untuk kategori seberapa penting agama itu dalam persepsi
warga.

4 11 Fakta Era Google


Pertanyaannya sederhana saja: Apakah agama itu penting
dalam hidupmu sehari-hari? Is religion important in your daily
life?
Jawabannya hanya Yes atau No. Namun ada pula yang tak
menjawab, atau menjawab tak tahu.
Berdasarkan jawaban itu, di tahun 2009, Gallup Poll menyusun
daftar negara berdasarkan persentase Yes.
Maka tersusunlah daftar 149 negara, dalam berbagai kategori.
Yang paling puncak, di atas 90 persen warga negara menyatakan
agama penting dalam hidupnya sehari-hari.
Yang paling rendah, di bawah 40 persen menyatakan agama
itu penting dalam hidupnya sehari- hari. Alias mayoritas
menganggap agama tak lagi penting dalam kehidupan sehari-
hari.
Kita pun mendapatkan peta dunia di era Google. Di negara
mana saja yang penduduknya menganggap agama itu penting,
di atas 50 persen? Bahkan di atas 90 persen?
Contoh daftar negara yang menyatakan agama itu penting
90 persen ke atas, misalnya India, Arab Saudi, Mesir, Filipina,
Indonesia.
Contoh daftar negara yang tak menganggap agama penting, di
bawah 40 persen, misalnya Jepang, Hongkong, Perancis, Inggris
dan Australia.

-000-

Sekarang kita padukan dua data di atas. Untuk Top 10 negara

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 5
yang warganya paling bahagia (World Happines Report, 2020),
apakah penduduk di negara itu menganggap agama penting
dalam hidup mereka sehari hari (Important of Religion by
Countries, Gallup Poll, 2009)?(2)
Di bawah ini adalah ranking top 10 negara yang warganya paling
bahagia. Di sampingnya persentase seberapa penting agama
bagi hidup sehari-hari mereka.
1. Finlandia (28 persen)
2. Denmark (19 persen)
3. Switzerland (41 persen)
4. Iceland (tak ada data)
5. Norway (22 persen)
6. Netherlands (33 persen)
7. Sweden (15 persen)
8. New Zealand (33 persen)
9. Austria (55 persen)
10. Luxemburg (39 persen)
Delapan dari sembilan negara yang warganya paling bahagia,
mayoritas warganya tak menganggap agama hal yang penting
dalam hidupnya. Hanya satu, di Austria saja, yang di atas 50
persen warga menganggap agama penting.
Di Swedia bahkan hanya 15 persen populasi menganggap agama
itu penting. Juga di Denmark, hanya 19 persen menganggap
agama itu penting.

6 11 Fakta Era Google


Jika dibuat rata rata negara di atas hanya 31.6 persen dari
penduduk di berbagai negara itu menganggap agama penting.
Dengan kata lain, mayoritas warga negara yang paling bahagia
di dunia, tak menganggap agama penting dalam hidup mereka
sehari-hari.
Bagaimana dengan negara yang menganggap agama penting
di atas 90 persen? Bagaimana tingkat kebahagiaan warga di
negara itu?
Saya ambil contoh pusat agama yang berbeda-beda. Dalam
tanda kurung, masing-masing nama agama mayoritas. Di
sampingnya data berapa persen warga menganggap agama
penting di negara itu. Di sampingnya lagi, bagaimana ranking
negara tersebut berdasarkan kebahagiaan warga negara.
1. India (Hindu, 90 persen, 144)
2. Philipines (Katolik, 96 persen, 52)
3. Arab Saudi (Islam, 93 persen, 27)
4. Thailand (Budha, 97 persen, 54)
5. Indonesia (Islam, 99 persen: 84)
Untuk negara yang mayoritas penduduknya menganggap agama
penting, di atas 90 persen populasi, baik agama Islam, Katolik,
Hindu, hingga Budha, kebahagian warga negaranya sedang-
sedang saja hingga buruk.
Di India, 90 persen warga menganggap agama itu penting
(mayoritas Hindu). Ranking bahagia negara itu berada di papan
bawah: 144 dari 153 negara yang disurvei.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 7
Di Indonesia, 99 persen warga mengganggap agama penting
(mayoritas Islam), ranking bahagia warga ada di paruh papan
tengah ke bawah: rangking 84 dari 153 negara yang disurvei.
Bagaimana menjelaskan fenomena ini? Mengapa warga negara
yang paling bahagia di ruang publiknya tak lagi menganggap
agama penting?

-000-

Tiga kunci menjadi penentu: Social trust. Freedom to make life


choice. Dan Social support.
Social trust dapat dipahami sebagai keakraban warga negara.
Jika sesama warga negara terbina kehangatan, saling percaya,
perkawanan, terlepas apapun latar belakang identitas warga,
itulah ekosistem ruang publik yang membuat nyaman.
Social trust akan rusak jika sebaliknya yang terjadi. Semangat
kebencian, permusuhan, dinding yang tinggi, menjadi pemisah
warga negara.
Manusia kemudian tidak dinilai dari katakter dan perilakunya,
tapi dari agama yang dipeluk, bahkan dari tafsir agamanya. Jika
ini yang menjadi warna, keakraban warga negara sirna.
Ruang publik yang sektarian, yang diwarnai social hostilities, itu
buruk untuk menciptakan social trust.
Di samping banyak sisi baiknya, perilaku beragama di kalangan
yang fanatik, dengan kaca mata kuda, yang memonopoli Tuhan
dan surga seolah hanya milik kelompoknya semata, yang
mengembangkan spirit permusuhan, kebencian bagi yang
berbeda tafsir dan agama, merusak social trust itu.

8 11 Fakta Era Google


Fanatisme dan separatisme agama menjadi unsur yang
memperburuk social trust. Semakin agama dalam semangat
sempit di atas semakin tak berperan, semakin baik social trust
itu.
Kedua, freedom to make life choice. Setiap warga dewasa akan
nyaman jika ia dibiarkan “Be yourself,” sejauh ia tak melakukan
pemaksaan dan tindakan kriminal.
Soal bagaimana life style yang dipilih, konsep Tuhan mana yang
ia yakini dari 4.300 agama yang ada, itu sepenuhnya urusan ia
pribadi.
Apa yang akan terjadi di akhirat nanti, jika ia percaya, itu
konsekuensi pribadi pula. Tak ada yang dapat mengambilh
tanggung jawabnya ke Tuhan. Tidak ulama/pendeta. Tidak
ormas. Tidak juga negara.
Ruang publik yang dipenuhi oleh ormas agama fanatik acapkali
seolah-olah menjadi juru bicara Tuhan, main hakim sendiri,
membakar atau menyegel rumah ibadah dari pemeluk tafsir
agama yang berbeda. Ini yang merusak Freedom to make life
choice.
Sebaliknya, ruang publik yang semakin tidak diwarnai ormas
agama yang main hakim sendiri, yang membebaskan individu
untuk “Be yourself,” ia lebih sesuai dengan zaman yang beragam.
Ketiga, social support. Setiap warga negara akan lebih nyaman
jika ada dukungan dari lingkungan. Ini terutama menyangkut
program kesejahteraan warga negara yang diupayakan
pemerintah.
Itu mulai dari program kesehatan, pendidikan, hingga tunjangan

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 9
bagi ekonomi lemah.
Social support ini lebih bisa diberikan oleh negara yang
berpenghasilan tinggi. Ini lebih ke dimensi ekonomi.
Tapi memang pada negara yang kuat ekonominya, yang tumbuh
karena industri, umumnya warga tak lagi menganggap agama
itu penting.
Tiga variabel di atas menjelaskan, mengapa justru pada negara
yang ruang publiknya tak lagi diwanai agama, yang mayoritas
warga menganggap agama tak lagi penting dalam hidupnya,
mereka justru paling bahagia.

-000-

Lalu burukkah pengaruh agama di ruang publik berdasarkan


data di atas?
Jawaban saya: itu tergantung dari bagaimana agama ditafsirkan.
Yang buruk itu adalah tafsir agama yang “main hakim sendiri,”
membenarkan elemen kekerasan, dan menyebar sentimen
permusuhan.
Tapi agama seperti yang dikembangkan Jalaluddin Rumi, itu
justru membawa kedalaman.
Salah satu renungan Jalaludin Rumi “Agamaku adalah cinta.
Setiap hati itu rumah suciku.”
Jika agama yang dominan dipeluk ditafsir dengan spirit Rumi,
justru spirit agama itu tak hanya memperkuat social trust
dan freedom to make life choice. Ia juga membawa kita pada
kebahagiaan otentik.*

10 11 Fakta Era Google


Catatan:
1. World Happiness Report 2020 di berbagai negara dapat
dilihat di sini: https://worldhappiness.report/ed/2020/
2. Gallup Poll 2009 soal list negara berdasarkan pentingnya
agama: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_
religion_by_country

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 11
Mengapa di Top 10 Negara yang Pemerintahannya
Paling Bersih Korupsi, Mayoritas Menganggap
Agama Tak Lagi Penting?

Data dunia itu kembali menyentak.


Top 10 negara yang paling bersih korupsi diukur dengan CPI
(Corruption Perception Index) tahun 2019 (terbit tahun 2020),
mayoritas warganya tak menganggap agama penting dalam
hidupnya (diukur dengan Gallup Poll, 2009).
Sementara negara yang mayoritas warganya menganggap
agama sangat penting justru berujung para pemerintahan yang
tinggi level korupsinya.
Dua pertanyaan penting lahir sekaligus.
Pertama, mengapa agama tak menjadi variabel penting
mengikis korupsi? Bukankah agama banyak bicara soal moral?
Bukankah korupsi itu sejelas-jelasnya pelanggaran moral publik?
Pelanggaran amanah jabatan publik?
Kedua, mengapa untuk kasus negara yang berhasil membuat
pemerintahannya bersih, mayoritas publik tak menganggap
agama penting dalam hidupnya? Apakah ada sumber moralitas
yang lebih modern dan mengakar di luar agama?

-000-

Kita mulai dengan data. Analisa harus bersandar pada data.


Sejak tahun 1993, sebuah lembaga bernama Transparancy

12 11 Fakta Era Google


International mendedikasikan diri perang melawan korupsi.
Elite bisnis, civil society, dan pemerintahan menjadi kunci
perang suci ini.
Lembaga ini mendefinisikan korupsi sebagai “the misuse of
public power for personal gain.” Disalahgunakannya jabatan
publik untuk keuntungan personal.
Buruknya efek korupsi bagi kemajuan bangsa sangatlah jelas.
Dana untuk kemajuan bersama, dana milik publik, diselewengkan
oleh korupsi berjemaah yang hanya memperkaya sekompok
orang. Mereka mengkhianati kepercayaan publik karena
merugikan orang banyak.
Oleh sebagian negara, korupsi bahkan dianggap sebagai
extraordinary crime. Kriminal apa lagi yang lebih jahat dari
penyelewengan yang merusak kesejahteraan orang banyak?
Sejak tahun 1995, Transparancy International mempublikasi
riset atas ranking korupsi aneka negara di dunia.
Metodologi penilaian korupsi terus diperbarui. Ketika esai ini
ditulis, laporan Transparancy International mutakhir diterbitkan
di tahun 2020.
Formula ranking korupsi disusun berdasarkan indeks yang
disebut Corruption Perception Index (CPI). Ini gabungan dari
expert judgement, penilaian ahli, dan survei opini publik.
Di tahun 2020, lembaga ini mendayagunakan data sekunder 12
lembaga. Antara lain: Economist Intelligence Unit, World Bank,
World Economic Forum, Freedom House, dan World Justice
Project.
Untuk perbandingan, hasil dari indeks itu adalah angka 0

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 13
hingga 100. Semakin mendekati 100, negara itu semakin bersih.
Semakin mendekati 0, negara itu semakin korup.

-000-

Laporan tahun 2020, Transparancy International mengeluarkan


ranking korupsi untuk 179 negara.
Di bawah ini adalah daftar Top 10 negara paling bersih dari
korupsi, berikut skornya:
1. New Zealand (87)
2. Denmark (87)
3. Finland (86)
4. Singapore (85)
5. Switzerland (85)
6. Sweden (84)
7. Norway (82)
8. Netherland (82)
9. Luxembourgh (80)
10. Germany (80)

Kembali lagi,negara yang dominan bersih, sebagaimana negara


yang warganya paling bahagia (World Happiness Report), adalah
negara Skandinavia (Nordic Countries).

-000-

14 11 Fakta Era Google


Kini data korupsi dunia itu, kita padukan dengan data persepsi
pentingnya agama bagi warga negara.
Dalam esai sebelumnya, sudah diterangkan, Gallup Poll 2009
membuat riset untuk 149 negara.
Riset itu hanya mengeksplorasi satu pertanyaan saja: “apakah
agama itu penting dalam hidupmu sehari-hari? Is religion
important in your daily life?
Jawabnya pun hanya Yes or No. Sebagian sangat kecil responden
tak menjawab.
Maka tersajilah peta negara dunia berdasarkan seberapa
penting agama bagi warga negara.
Ada negara yang 90 persen atau lebih warganya menganggap
agama itu penting dalam hidupnya. Ada negara yang hanya 20
persen atau kurang warganya yang menganggap agama penting
dalam hidupnya.

-000-

Sekarang kita padukan data itu. Untuk Top 10 negara paling


bersih dari korupsi, seberapa penting agama itu bagi warga
negara di sana.
Di bawah ini daftar Top 10 negara yang paling bersih korupsi.
Dalam tanda kurung adalah persentase pentingnya agama
dalam hidup mereka.
1. New Zealand (33 persen)
2. Denmark (19 persen)

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 15
3. Finland (28 persen)
4. Singapore (70 persen)
5. Switzerland (41 persen)
6. Sweden (15 persen)
7. Norway (22 persen)
8. Netherland (33 persen)
9. Luxembourgh (39 persen)
10. Germany (40 persen).
Wow! Aha! Bagaimana bisa?
Pada negara yang paling bersih korupsi, warga negara di sana
tak menganggap agama penting. Bahkan di Swedia, hanya 15
persen warganya yang mengangap agama penting.
Satu-satunya negara dalam Top 10 negara di atas hanya
Singapura: 70 persen, yang mayoritas warganya menganggap
agama penting.
Jika dibuat rata- rata, di Top 10 negara tersebut, hanya 34 persen
warganya yang menganggap agama penting. Jauh lebih banyak
menganggap agama tak lagi penting dalam hidupnya.
Bagaimana dengan level korupsi negara yang mayoritas warga
menganggap agama penting?
Di bawah ini daftar negara itu. Dalam kurung berturut
nama agama mayoritas. Lalu berapa persen warga negara
yang menganggap agama penting. Kemudian, data ranking
kebersihan pemerintahannya.

16 11 Fakta Era Google


1. India (Hindu, 90 persen, 80)
2. Philipines (Katolik, 96 persen, 113)
3. Arab Saudi (Islam, 93 persen, 51)
4. Thailand (Budha, 96 persen, 101)
5. Indonesia (Islam, 97 persen, 85)
Dari 179 negara yang diukur, lima negara di atas hanya
nangkring di papan tengah, hingga papan tengah bawah.
Baik yang mayoritas Hindu, Katolik, Budha, Islam, kebersihan
pemerintahannya buruk.
Di India, misalnya, asal agama Hindu, yang 90 persen warganya
menganggap agama penting dalam hidupnya, level korupsinya
di level 80 dari 179 negara yang diukur.
Philipina, yang 96 persen penduduknya merasa agama sangat
penting, korupsinya di level 111.
Tak besar efek keyakinan agama kepada moralitas publik seperti
korupsi, dapat dilihat untuk kasus Indonesia. Di negara kita, 99
persen warganya menganggap agama penting dalam hidup.
Korupsinya di level 85.
Bahkan ditengarai, Departemen Agama di Indonesia justru
departemen paling korup.(3) Bagaimana bisa? Kementerian
untuk menyampaikan pesan agama yang suci justru paling
korup?
Bahkan tiga menteri agama Indonesia era reformasi dipenjara
karena korupsi.(4)

-000-

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 17
Bagaimana menjelaskan fenomena di atas? Apa yang dapat kita
pelajari dari data yang membuka mata?
Pertama, moral publik di pemerintahan TIDAK ditentukan oleh
banyak atau sedikitnya mereka yang meyakini agama. Tapi
korupsi lebih ditentukan oleh manajemen modern.
Manajemen modern untuk korupsi itu berdiri di atas prinsip:
kontrol internal pemerintahan yang efektif. Hadirnya lembaga
pelacak korupsi. Bebasnya investigasi oleh media dan civil
society. Rule of law dan sanksi hukum kepada koruptor. Dan
kuatnya etik pemerintahan.
Manajemen modern, bukan agama, yang membuat
pemerintahan bersih. Jika ingin menegakkan moralitas publik,
rekomendasinya: tambahkan dosis manajemen modern. Bukan
tambahkan dosis agama di ruang publik.
Kedua, agama bukanlah satu-satunya sumber moralitas
publik. Apalagi agama yang ditafsir secara sempit, yang ingin
memonopoli surga hanya bagi kelompoknya.
Apalagi kini hadir 4.300 agama pula yang berbeda-beda.
Terbukti 9 dari top 10 negara paling bersih tingkat korupsinya,
mayoritas menganggap agama tak lagi penting dalam hidupnya.
Lalu jika bukan agama, apa sumber moralitas itu?
Homo sapiens sudah berusia 300 ribu tahun. Agama dominan
masa kini hanya berusia paling jauh 3.000 tahun.
Sebesar 300 ribu tahun dikurangi 3.000 tahun, artinya 99
persen dari usia homo sapiens sudah hidup tanpa agama yang
ada sekarang.

18 11 Fakta Era Google


Renungan baik dan buruk dalam rangka survival sudah hidup
dalam DNA manusia sejak lama. Bahkan sebelum agama yang
dominan sekarang hadir.
Prinsip baik dan buruk itu tersimpan lebih kuat dalam akal budi
manusia modern. Walau tak meyakini agama, prinsip benar dan
salah itu tetap menyala.
Fakta menunjukkan itu. Di Denmark, atau Swedia, hanya di
bawah 20 persen warganya menganggap agama penting dalam
hidupnya. Toh mereka berhasil menegakkan pemerintahan
yang bersih korupsi. Ini ruang publik yang sangat bermoral.
Apakah ini berarti peran agama tak lagi penting di zaman
modern? Jawabnya: tergantung bagaimana agama itu
ditafsirkan.
Jalaluddin Rumi sangat populer di dunia barat karena ia
menafsirkan agama secara universal. Tafsirnya menyatukan
manusia, bukan membelah. Tafsirnya mengajak pada
kedalaman: mengontrol kebersihan perilaku dari dalam.
Tafsir agama jenis Jalaluddin Rumi ini tak hanya membawa
kebahagiaan otentik bagi individu. Tapi tafsir ini juga fungsional
bagi ruang publik di dunia modern, yang semakin netral dari
dominasi satu agama.*

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 19
Catatan:

1. Data dunia tentang level korupsi: https://en.m.wikipedia.


org/wiki/Corruption_Perceptions_Index
2. Data dunia tentang pentingnya agama bagi warga negara:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_religion_
by_country
3. Departemen agama di Indonesia justru yang
paling korup: https://amp.kompas.com/nasional/
read/2011/11/29/02410859/Kementerian.Agama.
Terkorup
4. Bahkan tiga menteri agama dipenjara karena korupsi:
https://m.merdeka.com/peristiwa/sudah-dua-menteri-
agama-di-indonesia-terjerat-kasus-korupsi.html

20 11 Fakta Era Google


Mengapa di Top 10 Negara yang Warga Negaranya
Paling Sejahtera, Mayoritas Menganggap Agama
Tak Lagi Penting?

Datangnya revolusi industri keempat, apakah membawa


pula perubahan mendasar pada sebagian masyarakat dalam
memahami dan memaklumi agama?
Renungan ini datang seketika selesai membaca data dunia.
Sebuah badan di bawah PBB, United Nation Development
Program, di tahun 2020, kembali merilis laporan perkembangan
kesejahteraan 189 negara di seluruh dunia.
Sejahtera yang diukur dalam laporan itu tak hanya meliputi
dimensi ekonomi: Gross National Income. Tapi termasuk juga
kualitas hidup yang diukur dengan pendidikan (Education Index)
dan Kesehatan (Life Expectancy).
Daftar Top 10 negara yang paling sejarahtera berdasarkan
Human Development Index sudah pula terpilih.
Ketika data ini dipadukan dengan data lain, paduan data itu
lebih berbunyi. Mayoritas warga di Top 10 negara itu, tak lagi
menganggap agama penting.
Wow! Benarkah agama tak lagi penting? Bagaimana
menjelaskannya?

-000-

Kita mulai dengan mengeksplorasi sumber data.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 21
Mahbub Ul Haq dikenal sebagai arsitek dari cara baru mengukur
perkembangan pembangunan sebuah negara. Ia pernah
menjabat sebagai Menteri Keuangan (1985-1988), di bawah
presiden Zia Ul Haq.
Pendidikan ekonomi awal Ia dapatkan dari Government College
Lahore Pakistan. Tapi pendidikan lanjut bidang ekonomi,
Mahbub jalani di Cambridge University (S2) dan Yale University
(S3). Juga ia melanjutkan Post Doctoral Program di Harvard
Kennedy School.
Di tahun 1995, Mahbub Ul Haq mengarang buku yang
berpengaruh: Reflections on Human Development. Buku ini
disebut oleh ekonom dunia Amartya Sen sebagai pembawa
perubahan besar dalam memahami bagaimana pembangunan
seharusnya.
Menurut Mahbub, selama ini pembangunan terlalu dinilai
pada dimensi ekonomi belaka, seperti GNP per kapita. Padahal
pembangunan yang paling penting itu justru dimensi kualitas
manusia. Seharusnya manusia atau rakyat yang menjadi pusat.
Mahbub Ul Haq ikut menyusun cara baru menilai pembangunan.
Kesejahteraan manusia tak lagi hanya dilihat dari sisi kemajuan
ekonomi. Harus pula dimasukkan variabel pendidikan dan
kesehatan.
Sejak tahun 1990, UNDP mengeluarkan HDI Report: Human
Development Index Report. Laporan HDI tahun 2020 juga
menandai 30 tahun lahirnya cara mengukur baru kesejahteraan
satu negara.

-000-

22 11 Fakta Era Google


Tahun 2020, HDI Report mempublikasi score dan ranking 189
negara berdasarkan kesejahteraannya (Indeks Pembangunan
Manusia).(1)
Di bawah ini adalah daftar Top 10 Negara Paling Sejahtera
dengan nilainya:
1. Norway (0.957)
2. Ireland (0.955)
3. Switzerland (0.955)
4. Hongkong (0.949)
5. Iceland (0.949)
6. Germany (0.947)
7. Sweden (0.945)
8. Australia (0.944)
9. Netherland (0.944)
10. Denmark (0.940)
Kembali berbagai negara Skandinavia (Nordic countries)
mendominasi top 10 negara yang paling berhasil membangun
manusia.

-000-

Sudah dijelaskan dalam esai sebelumnya, di tahun 2009, Gallup


Poll juga mengukur seberapa penting agama bagi manusia era
masa kini.(2)

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 23
Sebanyak 149 negara di seluruh dunia dilibatkan dalam riset
global. Setiap individu yang dipilih secara random dalam riset
ditanya satu pertanyaan singkat: Apakah agama itu penting
dalam hidupmu sehari-hari? Is Religion important in your daily
life?
Jawabnya pun singkat saja: Yes atau No. Walau disediakan juga
ruang yang tak menjawab Yes or No.
Hasilnya peta dunia baru. Ini peta dunia berdasarkan daftar
negara yang menganggap agama maha penting (di atas
90 persen populasi negara itu), hingga daftar negara yang
menganggap agama tak lagi penting (yang menganggap agama
penting bahkan hanya di bawah 20 persen populasi).

-000-

Ketika dua data di atas dipadukan, kita pun terpana. Mayoritas


warga dari Top 10 negara yang paling sejahtera, yang paling
berhasil membangunan manusia berdasarkan Human
Development Index, tak lagi menganggap agama penting dalam
hidupnya.
Di bawah ini adalah daftar Top 10 negara paling tinggi. Dalam
tanda kurung adalah data persentase warga negara yang
menganggap agama penting.
1. Norway (22 persen)
2. Ireland (54 persen)
3. Switzerland (41 persen)
4. Hongkong (24 persen)

24 11 Fakta Era Google


5. Iceland ( Tak ada data)
6. Germany (40 persen)
7. Sweden (15 persen)
8. Australia (32 persen)
9. Netherland (33 persen)
10. Denmark (19 persen)
Tak ada data pentingnya agama untuk negara Iceland. Hanya
satu negara saja: Ireland, yang mayoritas populasinya (54
persen) menganggap agama penting dalam hidupnya.
Tapi 8 dari 9 negara di atas, mayoritas warga menganggap
agama tak lagi penting. Hanya 22 persen populasi di Norwegia
menganggap agama itu penting dalam hidupnya.
Bahkan di Denmark, hanya 19 persen dari warganya yang
menganggap agama penting.
Jika kita buat rata-rata, dalam Top 10 negara paling sejahtera,
paling mampu membangun manusia, yang HDI-nya paling
tinggi, rata rata hanya 31 persen warganya yang menganggap
agama itu penting. Mayoritas populasi menganggap agama tak
lagi penting dalam hidupnya.
Bagaimana dengan list negara yang menganggap agama itu
penting? Bagaimana keberhasilan negara itu dalam membangun
manusia?
Di bawah ini list negara, yang di atas 90 persen populasinya
anggap agama penting. Sengaja dipilihkan berbagi negara dari
mayoritas agama yang beragam: Hindu, Budha, Katolik, dan

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 25
Islam. Juga disertakan Indonesia.
Di bawah ini, di samping nama negara, berturut di dalam kurung
nama agama mayoritas. Kemudian data persentase warga yang
menganggap agama penting. Juga data ranking negara dalam
daftar HDI tersebut.
1. India (Hindu, 90 persen, 131)
2. Arab Saudi (Islam, 91 persen, 40)
3. Philipines (Katolik, 96 persen, 108)
4. Thailand (Budha, 97 persen, 79)
5. Indonesia (Islam, 99 persen, 107).
Sekitar 90 persen warga India menganggap agama penting.
Mayoritas warga di sana penganut Hindu. Posisi negara itu
dalam Human Development Index berada di ranking 131 dari
189 negara.
Di Indonesia, sekitar 99 persen warga menganggap agama itu
penting. Mayoritas warga beragama Islam. Posisi Indonesia
dalam Human Devopment Index berada di ranking 107 dari 189
negara.
Negara yang mayoritas warganya menganggap agama penting
umumnya hanya menduduki ranking papan tengah, hingga
papan tengah bawah. Itu terjadi baik pada agama yang
mayoritasnya Islam, Hindu, Budha, hingga Katolik.
Keyakinan pada agama tak menjadi variabel kuat bagi ruang
publik untuk berhasil membangun manusia sejahtera, yang
diukur dari gabungan kemajuan ekonomi, pendidikan, dan

26 11 Fakta Era Google


kesehatan.
Justru negara yang berhasil membangun manusia, mayoritas
warganya menganggap agama tak lagi penting dalam hidup.
Bagaimana menjelaskan realitas itu?

-000-

Tiga variabel ini dapat direnungkan.


Pertama, telah lahir moralitas publik yang baru. Moralitas
baru itu justru lahir sebagai reaksi atas praktik buruk penganut
agama dalam sejarah.
Paham moral hak asasi manusia justru bereaksi atas praktik
fanatisme agama yang melahirkan konflik berdarah.
Dulu, meyakini agama atau interpretasi agama yang berbeda
dapat berujung pada diskriminasi yang berdarah. Pindah agama
bahkan dihukum.
Kini individu dibebaskan dan dilindungi untuk meyakini apa
saja, beragama ataupun tidak, memilih satu interpretasi agama,
pindah agama, menikah dengan yang berbeda agama, dan
sebagainya.
Paham moral feminisme juga bereaksi atas praktik agama yang
menjadikan wanita warga kelas dua.
Paham moral LGBT juga bereaksi atas praktik agama yang
mendiskriminasi bahkan mengutuk kaum LGBT.
Kaum LGBT kini dilindungi bukan oleh paham agama. Tapi
mereka dilindungi oleh aneka asosiasi keilmuan, mulai dari

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 27
psikologi, psikiatris, dan dokter.
Asosiasi itu menyatakan LGBT bukan penyimpangan. Itu semata
perbedaan orientasi seksual.
Tak hanya manusia yang mempraktikkan homoseksual karena
sesuatu di DNA. Bahkan ada 450 spesies di dunia hewan yang
juga mempraktikkan homoseksual.(3)
Kedua, lahirnya kearifan baru memaklumi agama.
Kini semakin banyak manusia modern tidak melihat agama
sebagai kebenaran mutlak milik satu golongan manusia saja.
Agama mulai dipandang sebagai kekayaan kultural milik
bersama.
Perkembangan beberapa hal menjadi penyebab pergeseran itu.
Kini hadir 4.300 agama yang berbeda. Setiap agama besar
bahkan terpecah menjadi berbagai aliran. Ada Katolik dan
Protestan di agama Kristen. Sunni, Syiah, dan Ahamdiah di
Islam. Juga terjadi beda aliran pada internal agama Hindu dan
Budha.
Bagaimana pula menemukan kebenaran mutlak di antara ribuan
agama yang berbeda itu? Bukankah masing-masing pemeluk
fanatik pasti mengklaim kebenaran mutlak untuk agamanya
atau interpretasinya masing-masing?
Belum lagi dua agama terbesar yang ada memberi contoh yang
sangat telanjang. Bahwa kita bisa meyakini fakta yang salah.
Pasti ada yang salah di antara fakta besar dua agama itu.
Penganut Kristen meyakini Yesus (Nabi Isa) mati disalib.
Penganut Islam meyakini Nabi Isa tidak mati disalib.

28 11 Fakta Era Google


Penganut Kristen meyakini yang akan dikurbankan Nabi Ibrahim
adalah Ishak. Penganut Islam meyakini yang akan dikurbankan
oleh Nabi Ibrahim adalah Ismail.
Pasti ada yang salah dari dua fakta itu. Tapi sejarah menunjukkan
keyakinan yang bersandar pada fakta yang salah bisa menjadi
agama yang sangat besar.
Arkeologi dan ilmu sejarah pula menemukan kisah nabi yang
berbeda. Nabi Musa itu, berdasarkan riset arkeologi bukan
tokoh sejarah. Kisah eksodus dan membelah laut itu bukan
kisah faktual.
Bahkan kisah Nabi Musa yang masa kecilnya dibuang di sungai,
lalu ditemukan oleh pekerja istana, itu sama persis dengan
kisah Raja Sargon dari Sumariah, dari peradaban yang lebih tua.
Tak pernah ada pula dalam sejarah banjir bandang Nabi Nuh
yang menenggelamkan dunia. Air di alam semesta ini tak cukup
untuk bisa menenggelamkan puncak Himalaya.
Semua kejadian di atas memberikan pengertian baru soal
agama. Kini agama justru dihormati dan dinikmati oleh sebagian
sebagai kekayaan kultural saja, milik semua. Bukan sebagai
kebenaran faktual, tapi inspirasi moral.
Ketiga, lahirnya teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai obor
penggerak zaman.
Ini era ketika kehidupan publik semakin dibentuk oleh kemajuan
teknologi dan ilmu. Jalannya teknologi dan ilmu tak lagi dituntun
oleh doktrin agama.
Bahkan apa yang membuat bahagia dan hidup bermakna, aneka
riset ilmu pengetahuan dapat memberikan daftar mindset dan

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 29
habit.
Apakah agama akan menghilang dari peradaban? No! Tidak!
Nehi!
Agama memiliki seribu nyawa. Semua tergantung tafsir. Ada
pemeluk yang menafsir agama sebagai kekuatan reaktif saja
atas kemajuan. Tak henti, mereka mengeluarkan panduan
daftar halal dan haram atas aneka kemajuan itu.
Tapi ada juga tafsir yang menjadikan agama sebagai kedalaman
reflektif yang berlaku universal. Tafsir agama jenis ini yang lebih
fungsional dan lebih sesuai dengan zaman yang terus berubah.*

30 11 Fakta Era Google


Catatan:

1. Daftar Human Development Index 2020: https://


en.m.wikipedia.org/wiki/Human_Development_Index
2. Daftar negara berdasarkan pentingnya agama bagi warga:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_religion_
by_country
3. Perilaku homoseksual bahkan ditemukan juga dalam
450 spesies hewan: https://en.m.wikipedia.org/wiki/
Homosexual_behavior_in_animals

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 31
Bab 1
Data dan Fakta Baru

Bab 2
Kearifan Memahami Penemuan
Arkeolog

BAB 2
Kearifan Memahami Penemuan Arkeolog

32 11 Fakta Era Google


Nabi Musa Bukan Tokoh Sejarah?

Washington Post, 10 Desember 2014, menurunkan tulisan


yang provokatif: Apakah Nabi Musa itu benar-benar ada dalam
sejarah? “Was Moses Real?”(1)
Apakah Nabi Musa adalah tokoh yang keberadaannya memang
dapat dilacak dalam dokumen sejarah? Dan kisahnya dibenarkan
oleh riset para arkeolog?
Tulisan itu merespons Hollywood yang membuat film tentang
Nabi Musa. Yang terbaru saat tulisan itu dibuat, film dibintangi
Christian Bale. Judulnya Exodus: Gods and Kings, 2014.
Sebelumnya yang paling fenomenal: Ten Commandment yang
dibintangi Charlton Heston dan Yul Breynner di tahun 1956.
Banyak lagi film layar lebar dan mini seri TV soal Nabi Musa di
luar itu.
Tulis Washington Post, kisah Nabi Musa hanya ditemukan
di kitab suci saja. Namun tak ada dokumen sejarah ataupun
temuan arkeolog yang membenarkan keberadaan Nabi Musa.
Baik para sejarawan dan arkeolog melacak figur Nabi Musa
dari dokumen di luar kitab suci. Diselidiki kisah nabi Musa pada
sejarah Firaun yang memang ada.
Dari aneka kisah kitab suci, Nabi Musa diduga hidup di era
Firaun Ramses II, sekitar tahun 1303-1203 Sebelum Masehi. Ini
era seribu tahun sebelum lahirnya Nabi Isa (Yesus). Atau sekitar
1800 tahun sebelum lahirnya Nabi Muhammad.
Dokumen sejarah memang menemukan figur Ramses II. Juga

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 33
ditemukan pula kisah Firaun sebelum dan sesudahnya. Namun
tak ada sedikitpun catatan mengenai tokoh Nabi Musa. Agak
mengherankan jika tokoh sebesar Nabi Musa, dan peristiwa
sebesar eksodus yang begitu mengguncangkan, tak tercatat
dalam dokumen sejarah di luar kitab suci.
Para arkeolog mencari kisah eksodus dengan menggali situs.
Eksodus penduduk Yahudi dari Mesir, yang dipimpin Nabi Musa
menuju laut merah, dapat dilacak aneka rutenya. Itu perjalanan
panjang dan menyertakan begitu banyak orang.
Rute itu digali. Namun tak ditemukan jejak bahwa rute itu
pernah dilalui begitu banyak orang di tahun sebelum seribu
masehi. Tak ada bekas peninggalan, misalnya tempat makanan,
tempat berteduh, atau benda lain.
Puluhan tahun arkeolog mencari. Puluhan riset sudah dilakukan.
Begitu banyak penggalian sudah dibuat.
Para arkeolog berkesimpulan, Musa bukanlah figur sejarah. Ia
hanya tokoh yang tercatat dalam kitab suci sebagai kisah untuk
pengajaran moral saja. Kisah eksodus itu tak pernah terjadi.
Data sejarah dan riset arkeologi tak mendukung keberadaan
kisah eksodus dan Nabi Musa.

-000-

Tentu saja kesimpulan aneka ekspedisi para arkeolog itu


kontroversial. Terjadi pro dan kontra tak hanya terjadi di
kalangan ilmuwan. Jauh lebih banyak pihak yang kontra datang
dari para agamawan.
Kisah Nabi Musa itu sangat sentral tak hanya bagi pemeluk

34 11 Fakta Era Google


Yudaisme. Tapi juga diyakini sebagai bagian dari iman kaum
Kristen dan Islam. Pro dan kontra berlanjut hingga hari ini.
Saya pun teringat perjalanan saya ke Mesir, tahun 2002. Ketika
melakukan perjalanan itu, saya baru saja selesai sekolah lulus
Ph.D di Amerika Serikat. Dengan kuliah S2 di Pittsburgh dan
S3 di Columbus, Ohio, total tujuh tahun saya hidup di negeri
Paman Sam.
Selama masa itu, sudah lama saya juga membaca aneka kisah
Biblical Archeology. Banyak buku di perpustakaan universitas di
Amerika Serikat menulis kisah itu. Tentu saja buku serupa tak
pernah saya temukan ketika di Indonesia.
Apa itu Biblical Archeology? Ini jenis ilmu arkeologi yang khusus
meneliti sisi sejarah dari aneka kisah di Injil. Tulisan provokatif
yang diturunkan Washington Post itu sudah pernah saya baca.(2)
Sungguh tergetar hati saya ketika tiba di Kairo. Dari Kairo saya
menuju Piramida (The Great Pyramid of Giza), berjarak sekitar
23-24 km. Jarak tempuh dengan kendaraan mobil sekitar
setengah jam.
Saya tergetar karena imajinasi saya sendiri. Saya seolah napak
tilas salah satu peradaban paling tua dalam sejarah.
Piramida itu bukan saja bagian paling kuno dari tujuh keajaiban
dunia. Bukan saja ia pernah menjadi bangunan paling tinggi
yang dibuat manusia sebelum berdirinya gereja Lincoln di
Inggris tahun 1311.
Tapi piramida itu ikut memulai kisah soal alam gaib dan kematian.
Bangunan itu berdiri tahun 2580-2560 Sebelum Masehi.
Para raja, kaum cerdik, dan leluhur di sana sudah mewacanakan

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 35
makna hidup 2.000 tahun sebelum para filsuf generasi Socrates,
Plato, dan Aristoteles di Yunani lahir. Mereka sudah menyentuh
fenomena yang gaib, 2.500 tahun sebelum lahirnya Nabi Isa dan
3.000 tahun sebelum lahirmya Nabi Muhammad.
Dari kejauhan ketika bangunan itu nampak mata, getaran di hati
saya semakin berdegub. Inilah kuburan paling tinggi yang pernah
dibuat sejarah. Inilah ritual kematian yang paling fenomenal
yang pernah ditemukan. Bangunan sebesar ini didirikan dengan
motif mengabadikan jasad Firaun.
Tinggi piramida Giza 146.7 meter. Lebar sekitar 230.34 meter.
Ia dibangun dari 2.3 juta batu. Jika ditimbang, berat total batu
untuk piramida itu sekitar 5,9 juta ton. Diperkirakan piramida
Giza dibangun sekitar 20 tahun. Satu hari dikerahkan begitu
banyak pekerja memindahkan dan menumpuk batu sekitar
rata-rata 800 ton.
Ketika menatap Piramida, saya merenung. Cucu dari Firaun
yang dimakamkan di piramida itu, di kemudian hari dikisahkan
bersentuhan dengan Nabi Musa.

-000-

Tak hanya menatap langsung piramida itu yang berkesan dalam.


Namun percakapan selama perjalanan pulang dan pergi dari
Kairo menuju piramida itu juga sangat mengesankan. Beruntung
saya ditemani pemandu yang sangat fasih bicara soal Firaun dan
sejarahnya.
Kami bercakap soal historicity kisah Firaun dan Nabi Musa. Kami
mendiskusikan pula efek temuan arkeologi dengan iman agama.

36 11 Fakta Era Google


Yang menarik, kisah Nabi Musa ketika bayi ada kemiripan dengan
Raja Akkadian dari peradaban Sumariah bernama Sargon. Raja
itu hidup di era 2.000 tahun sebelum masehi. Raja Sargon hidup
sebelum masa Nabi Musa. Cerita soal Sargon ditemukan dalam
dokumen sejarah kuno Sumariah.(3)
Ibu Sargon dikisahkan adalah seorang putri istana. Tapi ia
hamil di luar pernikahan. Lahirlah Sargon. Ia disembunyikan
dan diselamatkan dalam sebuah keranjang. Lalu keranjang itu
dihanyutkan ke dalam sungai.
Bayi itu ditemukan dan diselamatkan oleh seorang perawat
kebun bunga, bernama Akki di kota Kish. Dewa Ishtar tergugah.
Aneka peristiwa ajaib diciptakan agar Sargon pada akhirnya
menjadi Raja.
Terjadi silang pendapat antara ilmuwan. Apakah kisah bayi Raja
Sargon ini memberi inspirasi kepada penulis kitab suci Taurat
dan Perjanjian Lama?
Era Google membuat semua dokumen itu mudah dilacak dan
dibaca. Yang mana yang akhrinya diyakini, itu sepenuhnya
kesunyian masing-masing individu.
Akankah penemuan ilmiah menghancurkan agama? Saya
meyakini agama memiliki seribu nyawa. Ia tak bisa dibunuh
oleh temuan ilmiah sehebat apapun.
Katakanlah jika semua arkeolog bersepakat tak ada Nabi Musa
dalam sejarah. Katakanlah semua sejarawan dengan metodologi
ilmu sejarah menyimpulkan tak ditemukan bukti dokumen soal
figur Nabi Musa. Agama tetap hidup di hati sebagian manusia.
Keyakinan agama bagi pemeluk setianya tidak dibangun oleh

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 37
fondasi kebenaran sejarah. Keyakinan agama adalah lompatan
iman ke alam metafisika. Ilmu pengetahuan tak pernah sampai
ke sana. Alam metafisika tak bisa difalsifikasi.
Tapi memang sisi sejarah dari kitab suci dapat diuji. Hal yang
layak direnungkan jika memang kesimpulan ilmu pengetahuan
soal sisi sejarah yang ditulis kitab suci ternyata berbeda.
Bagi mereka yang memilih tetap beriman pada agama, dan
tetap juga percaya pada ilmu pengetahuan, dapat mengubah
interpretasinya atas sisi sejarah agama saja. Keyakinan
metafisika atas agama tetap kokoh.

-000-

Kini di tahun 2019, banyak sudah perjalanan peradaban yang


saya lakukan. Lima benua sudah saya datangi.
Perjalanan ke Mesir tetap tersimpan di ruang khusus memori
saya. Bukan saja karena ia perjalanan yang membuat saya
bersentuhan dengan sisa peradaban paling tua (2.500
tahun Sebelum Masehi). Namun ia menjadi simulasi untuk
merenungkan titik simpang antara imam agama dan riset ilmu
pengetahuan soal kisah sejarah.
Saya pribadi tetap memilih menjadi manusia spiritual. Namun
juga membuka mata dan merenungkan aneka temuan ilmu
pengetahuan.
Seperti yang dikatakan pepatah: “Spritualitas berurusan dengan
makna tertinggi kehidupan. Ilmu pengetahuan berurusan
dengan pembuktian ranting-ranting kehidupan. Spiritualitas
tak memerlukan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tak

38 11 Fakta Era Google


memerlukan spiritualitas. Tapi manusia yang utuh memerlukan
keduanya.”
Saya ada hidup dalam pepatah itu.*

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 39
Catatan:
1. Washington Post menurunkan tulisan soal Nabi Musa yang
bukan tokoh sejarah, berdasarkan penelitian arkeologi:
www.nytimes.com › World › AfricaIn Sinai desert, no trace
of Moses - The New York Times
www.nytimes.com › World › AfricaDid the Red Sea Part?
No Evidence, Archaeologists Say - The New ...
2. Biblical Archeology menelusuri kisah para Nabi yang
tertulis di kitab suci (Bible). Acapkali riset itu menemukan
kisah para Nabi itu banyak diinspirasi oleh cerita rakyat
yang berkembang dalam peradaban yang lebih tua:
en.m.wikipedia.org › wiki › Biblical...Web result with site
linksBiblical archaeology - Wikipedia
3. Kisah Nabi Musa yang ketika bayi dibuang di sungai, lalu
ditemukan oleh pekerja istana. Kemudian Nabi Musa
dibesarkan di istana, lalu pulang ke negeri asal menjadi
pemimpin. Kisah ini menyerupai Raja Sargon dari Akkad,
Mesopotamia/Sumariah. Dokumen ini usianya lebih tua
dari kisah Nabi Musa: en.m.wikipedia.org › wiki › Sargon...
Sargon of Akkad - Wikipedia

40 11 Fakta Era Google


Tak Ada Banjir Besar Nabi Nuh?

BBC tahun 2003 membuat video dokumen kisah Nabi Nuh.


Judulnya Noah Ark: The Real Story.
Video ini menarik kita eksplorasi karena memberi pandangan
soal sejarah peradaban, dan evolusi kesadaran homo sapiens.
Sebuah peristiwa yang mungkin sama, tapi dinarasikan berbeda-
beda, mulai dari era mitologi, era wahyu, era ilmu pengetahuan.
Video ini diawali dengan memaparkan kisah Nabi Nuh yang ada
di kitab suci. Juga dipaparkan kisah yang menyerupai Nabi Nuh
dalam dokumen yang lebih tua, di luar kitab suci.
Aneka analisa ilmiah pun diberikan. Cukup mengagetkan tapi
juga mencerahkan.
Pertama, mustahil pernah terjadi banjir dunia yang bisa
menenggelamkan semua, termasuk puncak Himalaya. Video ini
memberikan alasan.
Untuk bisa menenggelamkan bumi hingga puncak Himalaya
ikut terendam, diperlukan jumlah air tiga kali lipat dari seluruh
samudra yang ada. Bahkan jika ditambah dengan potensi air
yang didapatkan dari alam semesta, melalui hujan, jumlah air
yang ada tetap tak cukup.
Bagaimana bisa menenggelamkan Himalaya jika volume air di
alam semesta tak cukup untuk itu?
Kedua, mustahil pula mengumpulkan hewan sepasang-sepasang
yang ada di seluruh dunia. Saat itu, sekitar 5 ribu tahun lalu, ada
30 juta spesies yang hidup.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 41
Bagaimana pula bisa membuat 30 juta spesies itu datang satu
persatu berkumpul di perahu. Bahkan jika tersedia tenaga
yang cukup untuk menangkap 30 juta spesies itu, dan mampu
mengarahkan mereka ke satu titik, butuh waktu 30 tahun.
Ketiga, katakanlah sejumlah 30 juta spesies itu bisa dikumpulkan
di satu titik, mustahil pula menciptakan perahu yang bisa
menampung jumlah hewan sebanyak itu.
Dibutuhkan kapal yang jauh lebih besar dari Titanic. Para ahli
konstruksi menyatakan untuk membuat kapal sebesar Titanic,
mustahil dibangun hanya dengan kayu.
Dibutuhkan kerangka besi yang tak tersedia di abad itu.
Keempat, aneka riset yang mengklaim menemukan jejak Nabi
Nuh ikut pula diriset. Tak ada yang meyakinkan dari temuan itu.
Cukup dianalisa melalui metode carbon dating, misalnya, kayu
yang dianggap fosil perahu Nabi Nuh, ternyata berusia muda.
Kayu itu berasal dari zaman ribuan tahun setelah era Nabi Nuh.
Singkat kata, berdasarkan telaah ilmu pengetahuan, baik dari
sisi banjir yang bisa menenggelamkan dunia, jumlah hewan
yang ada, dan teknologi perkapalan, kisah nabi seperti di kitab
suci, menurut video ini, mustahil terjadi di alam nyata.

-000-

Lalu kisah bagaimana yang mungkin terjadi?


Sebuah dokumen ditemukan di Mesopotamia. Dokumen itu
lebih tua bahkan dibandingkan Taurat dan Perjanjian Lama
sekalipun.

42 11 Fakta Era Google


Ia disebut Epic of Gilgamesh. Salah satu kisah dalam Epic itu
mirip seperti kisah Nabi Nuh.
Yang mengirim banjir adalah dewa dewi (Bukan Tuhan Yang
Maha Esa). Tokoh yang dikontak dewa dewi adalah Utnapisthim
(bukan Nabi Nuh).
Sisa cerita lainnya sama.
Mengapa ada kesamaan antara kisah Nabi Nuh dengan Epic of
Gilgamesh?
Video ini mengeksplorasi temuan lebih jauh. Ini kesimpulannya.
Pertama, memang pernah ada banjir besar di Mesopotamia.
Tapi ini banjir lokal saja. Memang ada tokoh yang membuat
perahu. Besar kemungkinan, tokoh ini adalah pengusaha, yang
mengangkut kargo.
Ia memang membawa serta hewan, tapi secukupnya. Ia
memang membuat perahu, tapi kecil saja sesuai kemampuan
teknologi zaman itu.
Dibandingkan banjir lain, banjir saat itu memang jauh
lebih besar dan jauh lebih mengerikan. Karena itu banjir ini
didokumentasikan dalam Epic of Gilgamesh. Namun kisah itu
ditangkap dalam perspektif mitologi. Ditambahkanlah bumbu
dewa dewi.
Rabi Yahudi yang datang dari zaman belakangan, menuliskan
kisah ini dalam kitab suci. Tapi kisah ini dibuat dalam rangka
teologi. Banjir lokalpun menjadi banjir yang menenggelamkan
seluruh dunia. Hewan ala kadarnya yang dibawa perahu itu,
dimassifkan menjadi begitu banyak hewan.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 43
Kisah alam menjadi kisah moral.

-000-

Di era Google ini, terhidang di hadapan kita kisah banjir yang


sama. Tapi kisah itu disampaikan dalam tiga narasi besar yang
berbeda.
Versi yang mana yang sebenarnya terjadi? Versi mitologi kah?
Versi wahyu kah? Versi ilmu pengetahuankah?
Dalam versi ilmu pengetahuan, setidaknya yang
didokumentasikan oleh BBC, kisah Nabi Nuh bukan kisah
sejarah. Itu kisah metafor dalam rangka pengajaran moral.
Pengajaran moral bisa diberikan tanpa harus melalui kisah
sejarah.
Inilah asyiknya kita yang hidup di era hak asasi manusia. Kita
bisa dan boleh percaya yang mana saja.
Versi mitologi sudah kehilangan legitimasi. Tapi versi wahyu dan
versi ilmu pengetahuan masing-masing bisa tetap kokoh berdiri.
Dua versi ini memiliki komunitasnya masing-masing.
Bagaimanapun kini kisah sejarah dalam kitab suci bisa juga
dilacak dan difalsifikasi oleh ilmu pengetahuan.
Kini berkembang ilmu yang disebut Biblical Archeology. Ini
cabang ilmu yang meneliti kisah sejarah kitab Injil dari sisi
arkeologi. Di dunia Islam berkembang gerakan Revisionisme.
Ini cabang studi Islam yang menelaah historicity Islam melalui
metodologi dan sumber informasi di luar Quran.
Temuan arkeologi dan historicity dari agama memang bisa

44 11 Fakta Era Google


membuat tercengang mereka yang tak terbiasa dengan
pembalikan narasi.
Akankah temuan ilmu pengetahuan membuat agama memudar?
Jawabnya tidak. Agama mempunyai seribu nyawa. Keyakinan
atas wahyu tak bisa dibantah oleh temuan ilmu pengetahuan,
walau persepsi kita soal sejarah agama dan kisah sebagian nabi
bisa saja berubah.*
Juni 2020

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 45
Catatan:

1. Bagi yang berminat mengeksplorasi kisah Nabi Nuh


yang dilaunching BBC, silahkan klik: https://youtu.
be/6x3UWQQrUXs
Link: https://www.facebook.com/322283467867809/
posts/2980382615391201/?d=n

46 11 Fakta Era Google


Wajah Yesus Menurut Science

Tiga Channel TV yang besar bekerja sama di tahun 2001: BBC,


France 3 dan Discovery Channel. Salah satu targetnya membuat
film dokumenter kehidupan figur yang paling sering dibicarakan
dalam sejarah: Jesus Kristus (Nabi Isa).
Namun tiga TV ini akan memotret Jesus dari sisi historisitasnya,
sisi kesejarahan. Bukan Jesus as a faith tapi Jesus as a man,
Jesus of history. Walaupun judul resmi yang dipakai produksi
bersama ini: Son of God.(1)
Tak lupa dalam produksi ini ingin digambarkan berdasarkan
pendekatan ilmiah: bagaimana sebenarnya wajah Jesus?
Tengkorak dari individu Yahudi yang hidup di abad satu, abad
kelahiran Jesus sudah tersedia. Ciri-ciri penduduk suku Yahudi
di era itu, di wilayah itu, juga sudah dimatangkan. Tak lupa
dihadirkan seorang pelukis profesional.
Dari dokumen sejarah sudah terkumpul bagaimana komunitas
di zamannya melukiskan Jesus. Gambar yang paling tua, diduga
berasal dari abad 1 dan 2 ditemukan di sebuah dinding gua.
Tergambar seseorang sedang menyembah figur yang disalib.
Namun figur yang disalib itu berwajah domba.
Lukisan ini dianggap grafiti anti Kristen paling tua tentang Jesus
yang ditemukan. Ia disebut Alexamenos Grafitto. Diduga lukisan
ini dibuat oleh tentara Romawi yang menggambarkan umumnya
mood pemerintahan Romawi era itu: melecehkan timbulnya
agama baru. Wajah Jesus pun digambarkan sebagai domba.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 47
Terdapat pula gambar Jesus sebelum agama ini diadopsi oleh
Raja Constantine sebelum abad ke 4. Tergambar Jesus sebagai
rakyat biasa yang sedang menggembala domba.
Tapi setelah agama Kristen disahkan oleh Raja Constantine
sebagai agama negara, mulai muncul lukisan Jesus yang lain. Itu
lukisan dari abad ke 5: Jesus dengan pakaian kebesaran militer,
menampakkan sosok sebagai raja.
Dalam dua abad mulai terasa perubahan penggambaran Jesus
dari berwajah domba, menjadi gembala biasa, lalu menjadi
figur sejenis raja, raja kerajaan surga.
Ketika agama Kristen menyebar ke seluruh dunia, gambar Jesus
semakin beragam. Di Eropa dan Amerika Serikat, Jesus nampak
berkulit putih dengan rambut gondrong, dengan jambang dan
jenggot. Ini citra layaknya orang tampan asal Eropa. Lukisan
dengan citra Eropa mulai muncul di abad pertengahan hingga
masa kini.
Sementara di Etiopia, muncul gambar Jesus yang berbeda. Ia
nampak berkulit gelap, dengan rambut lebih pendek dan ikal,
selayaknya tokoh dari Afrika. Itu lukisan yang ditemukan dari
abad ke 18.
Hal yang sama dengan di China. Lukisan Jesus di tahun 1879,
di Beijing, nampak Jesus dalam figur yang lebih tua dengan
kearifan puncak. Namun bentuk janggutnya yang panjang dan
juga pakaiannya, mengesankan ia orang China.

-000-

Demikianlah aneka komunitas memotret Jesus sesuai dengan

48 11 Fakta Era Google


persepsi dan corak budaya lokal masing-masing. Tiga channel
TV itu kini menggunakan pendekatan ilmiah menggambar
wajah Jesus yang sebenarnya, yang real dalam sejarah.
Gambar yang dihasilkan setidaknya oleh ahli forensik dinilai
sesuai dengan ciri generasi abad pertama kaum Yahudi
Palestina. Jesus hidup di sana. Jesus juga dibatasi dan diwarnai
oleh warna kulit, jenis rambut, bentuk tengkorak, dan struktur
wajah masyarakatnya.
Hasil lukisan Jesus versi ilmu pengetahuan pun selesai. Nampak
wajah figur yang tak pernah terbayangkan sebelumnya sebagai
wajah Jesus. Tak ada satu pun lukisan yang pernah dibuat soal
Jesus yang mirip dengan hasil forensik itu.(2)
Saya ikut lama menikmati lukisan ilmiah itu. Kulit Jesus agak
gelap, jauh lebih kemerahan dan sedikit hitam dibandingkan
kulit sawo matang Indonesia. Rambutnya lebih pendek, dan ikal
keriting kecil.
Saya amati lagi foto itu: inikah Jesus? Inikah Nabi Isa?

-000-

Namun Jesus bersama Bunda Maria pernah pula diwujudkan,


tak hanya di lukisan, tapi di patung, yang berwarna sangat
hitam. Hitam sekali. Inilah patung Jesus dan Bunda Maria yang
berkulit paling hitam pekat yang pernah dibuat.
Dalam patung itu, Jesus masih sangat kecil. Ia dipangku oleh
Bunda Maria. Patung itu sangat terkenal dengan sebutan The
Virgin of Montserrat.(3)
Montserrat adalah wilayah pegunungan di dekat Barcelona,

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 49
Catalonia. Menurut kisah, Christopher Columbus di tahun 1493
memberikan nama pegunungan itu: Montserrat. Wilayah ini
kini menjadi taman nasional.
Saya berkunjung ke Barcelona tahun 2017. Sejak awal saya
sudah minta kepada pemandu tur agar saya dibawa untuk
melihat The Virgin of Montserrat. Dari Barcelona, satu jam saya
menggapai gunung itu, dengan kendaraan.
Sungguh Monserrat itu pegunungan batu yang indah sekali.
Bentuk batu, dan warnanya itu karya agung dari alam. Pastilah
ini hasil kikisan ratusan tahun hujan, angin, panas, badai yang
memahat batu. Di Montserrat, saya menyaksikan alam memang
pelukis terbaik. Kanvas yang dilukis seluas pengunungan
Montserrat itu.
Mungkin yang tinggal di area sini lebih banyak pendeta dan
biarawati ketimbang penduduk biasa, ujar pemandu. Di antara
batu batuan raksasa terdapat banyak bangunan tua.
Kami pun ikut antri panjang masuk ke monestry. Gereja di
Monstreat itu sudah menjadi museum. Pelancong dari aneka
negara datang dari jauh, bersama ingin melihat karya itu:
patung bunda Maria dan Jesus berkulit hitam.
Sampailah saya berhadap-hadapan dengan patung itu: The
Virgin of Montserrat.
Patung itu menampakkan sosok Bunda Maria. Ia juga
memangku anaknya Jesus (Nabi Isa). Baik Bunda Maria ataupun
Jesus berkulit sangat hitam. Tinggi patung hanya 95 cm saja.
Ia diletakkan di pusat altar gereja. Terasa suasana religius.
Pengunjung datang umumnya untuk berdoa.

50 11 Fakta Era Google


Pemandu meminta saya juga untuk khidmat, mengamati tanpa
suara. Suasana di ruangan sangat hening.
Patung ini dianggap suci karena sudah diberkati oleh Pope Leo
XIII di tahun 1881. Ia memperoleh status Canonical Coronation.
Itu semacam pengesahan keagamaan tingkat tinggi.
Aneka info berkembang soal patung Bunda Maria dan bocah
Jesus berkulit hitam. Pemandu saya menceritakan, penduduk
setempat meyakini patung ini dibuat di abad pertama ketika
gereja sudah dibentuk. Namun riset menyatakan, model patung
seperti ini datang dari abad ke 12.

-000-

Apa yang menyebabkan patung Bunda Maria dan bocah Jesus


itu berkulit hitam, bahkan hitam sekali?
Marie Durant (1937), Marie Salliens (1945), dan Jacque Huynens
(1972) menelitinya. Tiga pendapat ini menonjol sebagai
jawaban.
Ada kemungkinan patung Jesus dan Bunda Maria itu awalnya
berkulit putih, atau setidaknya coklat. Namun karena cuaca
dan waktu, bahan material patung dan lukisan mengalami
perubahan pigmentasi. Tanpa disengaja warna putih atau
coklatpun menjadi hitam. Alam secara gradual mengubahnya.
Tapi ada kemungkinan Bunda Maria dan Jesus dipersepsikan
oleh seniman atau teolog saat itu (dari komunitas dan zaman
yang beda) memang berkulit hitam. Yaitu ketika baik Bunda
Maria atau Yesus (Nabi Isa) belum diubah oleh orang Eropa
menjadi berkulit putih seperti orang Eropa sendiri.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 51
Persepsi itu masih diyakini oleh sebagian kecil pembuat patung
atau pelukis Yesus dan Bunda Maria hingga kini. Menjadi hitam
itu bukan perubahan pigmen warna patung atau lukisan secara
gradual, tapi itu warna patung sejak awal.
Namun ada pula kemungkinan yang lebih politis. Seniman
pembuatnya atau pemimpin/pemikir yang memengaruhi sang
seniman sengaja memfiksikan Jesus dan Bunda Maria. Mereka
tahu Jesus dan Bunda Maria tak berkulit hitam seperti orang
Afrika. Namun mereka perlu memfiksikan Jesus dan Bunda
Maria berkulit hitam agar lebih mudah bagi ajaran Kristen
diterima komunitas di luar kulit putih.
Dalam hal ini, menghitamkan kulit Jesus dan Bunda Maria
adalah bagian dari “marketing tools” menyebarkan agama
Kristen untuk komunitas berkulit hitam dan bewarna.
Yang mana yang benar? Untuk urusan agama agaknya tak
penting yang mana yang menurut sejarah benar. Dengan
sentimen agama yang tinggi, umumnya publik akan memilih
apa yang sejak semula diyakininya saja. Hanya para ahli yang
menyibukkan diri pada apa dan mana yang benar.

-000-

Sepanjang jalan sekembali dari Montserrat, banyak hal menjadi


perenungan. Sambil tetap menikmati keindahan batu alam,
dari jendela mobil, pikiran saya lebih banyak melayang ingin
memahami hal ihwal.
Begitulah sejarah sudah menunjukkan, bahkan persepsi soal
warna kulit Jesus saja bisa beragam. Apalagi persepsi atas
gagasan dan ajarannya. Hal yang sama berlaku untuk ajaran

52 11 Fakta Era Google


agama lain. Siapa yang mampu menyetop keberagaman
persepsi? Mengapa pula perlu diseragamkan?
Jika di era Google ini masih ada gerakan yang ingin
menyeragamkan persepsi agama, kelompok ini halal versus
itu haram, pastilah ini kelompok sedang tertidur selama 1000
tahun. Mereka tak menyadari zaman sudah meninggalkan era
“kuda gigit besi.”*

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 53
Catatan:

1. Para peneliti menemukan dua kisah berbeda tentang


Yesus. Ini acapkali disederhanakan sebagai Jesus of history
versus Jesus of faith. Yesus yang diyakini dalam iman
kristiani sekarang berbeda dengan Yesus sebenarnya yang
hidup dalam sejarah: www.jstor.org › stableThe Christ of
Faith and the Jesus of History – Jstor
2. Para ahli mencoba mengkonstruksi wajah Yesus secara
ilmiah. Dihasilkanlah gambar yang sama sekali berbeda
dengan kebanyakan gambar Yesus yang kini dikenal: www.
ancient-origins.net › reconstru...Web resultsReconstructing
Jesus: Using Science to Flesh out the Face of Religion |
Ancient ...
3. Bunda Maria oleh sebagian penganutnya juga digambarkan
berkulit hitam: Black Madonna: https://en.m.wikipedia.
org/wiki/Black_Madonna

54 11 Fakta Era Google


Kisah Kurban Nabi Ibrahim

Sehari setelah Iduladha 2020, saya membaca empat berita dan


esai. Empat tulisan itu mewakili empat sikap yang berbeda atas
kurban hewan secara massal untuk ritual agama.
Pertama, berita dari PP Muhammadiyah.(1) Saran itu langsung
datang dari Ketua Umum Muhammadiyah yang beredar di
media.
Ujar saran itu, bagi yang memiliki sumber daya terbatas,
sebaiknya kurban hewan diganti dengan uang sedekah. Alasan
yang digunakan adalah situasi ekonomi akibat Covid 19.
Sedekah uang itu lebih bermanfaat bagi penduduk luas, yang
serba kekurangan. Publik juga terhindar dari kerumunan jika
bersama menyaksikan hewan yang menjadi kurban. Kerumunan
berbahaya di era Covid-19.
Ini sikap pertama: fleksibel. Untuk kondisi tertentu, hewan
kurban dapat diganti uang sedekah. Tapi itu hanya untuk kondisi
tertentu saja.

-000-

Kedua, berita dari MUI.(2) Ini suara resmi MUI melalui komisi
fatwa. Menurut MUI, kurban hewan itu tak bisa diganti oleh
uang atau barang lain. Tak ada perkecualian untuk prinsip ini.
Seandainya pun ada isu Covid-19, penyembelihan hewan dapat
diatur hanya dilakukan di area tertentu. Dan dilakukan oleh
lembaga atau tenaga profesional.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 55
Ini sikap kedua: tidak fleksibel. Kurban hewan, penyembelihan
hewan tak bisa ditafsir lain.
Ketiga, esai dari Shahid ‘Ali Muttaqi. Judulnya: An Islamic
Perspective Against Animal Sacrifice.(3)
Esai ini menafsir ulang kisah Ibrahim. Menurut penulisnya,
Muttaqi, perintah Ibrahim untuk mengurbankan anak itu bukan
instruksi Tuhan. Perintah itu hanya vision yang datang dari
mimpi.
Penulis itu mengedepankan Human Reason. Dalam Ten
Commandement, Tuhan sudah menyatakan jangan membunuh.
Mustahil Tuhan meminta Ibrahim membunuh anaknya sendiri.
Itu hanya mimpi Ibrahim. Karena ia mengira mimpi itu perintah
Tuhan, dan ia manusia yang tunduk pada Tuhan, loyalitas
Ibrahim mengalahkan cinta pada anak.
Tapi kemudian, pembunuhan atas anak sendiri batal. Dan itu
diganti dengan kurban hewan. Itulah awal dari tradisi turun
temurun kurban hewan untuk Tuhan.
Tapi Ali Muttaqi juga mengutip ayat Quran: 22:37:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridaan) Allah.
Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah
Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.
Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat
baik.”

56 11 Fakta Era Google


Melalui surat itu, Ali Muttaqi menyatakan, yang mencapai Allah
bukan daging atau darah kurban. Yang mencapai Allah adalah
ketakwaan.
Muttaqi menganjurkan korban hewan di Iduladha ditafsir ulang.
Di zaman modern, dengan animal rights, kurban hewan massal,
tak lagi sesuai. Yang penting dalam kurban bukan hewannya,
tapi sikap ketakwaan.
Ini sikap ketiga: mempromosikan untuk tak lagi berkurban
hewan massif dalam rangka ritual agama. Alasannya diambil
dari tafsir atas surat Quran sendiri.
Berita keempat dari media The Sun. Judulnya rada-rada serem:(4)
“Blood in the Street. Eid Al adha animal sacrifice festival sees
road turn red with blood as cow beheaded.”
(Darah di Jalan. Festival kurban hewan Iduladha: jalan berubah
merah dengan darah saat sapi dipenggal).
Berita ini dari kaca mata dunia modern non Islam. Ia
menggambarkan betapa anak-anak menyaksikan begitu banyak
hewan meronta kesakitan dibunuh atas nama Tuhan.
Ini sikap keempat: mengkritik kurban hewan di publik yang
disaksikan anak-anak. Seraya mempertanyakan apakah kurban
hewan secara massif itu higienis? Sehat? Dan masih tepat untuk
zaman ini?

-000-

Itulah empat sikap yang berbeda soal kurban hewan secara


massif saat Iduladha. Bagaimana pemerintah harus bersikap

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 57
atas empat sikap itu?
Tiga sikap di atas harus dibiarkan sebagai hak pemeluk menafsir
agama. Negara tak boleh ikut campur urusan tafsir publik.
Sikap MUI yang menyatakan kurban hewan tak bisa diganti
uang, harus dihormati. Sikap Muhammadiyah yang menyatakan
untuk situasi khusus kurban hewan dapat diganti uang, juga
harus dihormati.
Sementara sikap seperti Ali Muttaqi, yang berdasarkan tafsir
atas ayat Quran, meyakini kurban hewan perlu ditafsir ulang, ini
pun hak pemeluk agama menafsir agamanya sendiri.
Sikap Muttaqi lebih radikal ketimbang sikap Muhammadiyah.
Jika Muhummadiyah menyatakan kurban hewan dapat diganti
uang sedekah, hanya untuk kondisi tertentu saja. Muttaqi lebih
jauh, kurban hewan dapat diganti untuk semua kondisi karena
zaman berubah.
Biarkan tiga pandangan itu hidup. Bebaskan publik memilih
yang mana yang mereka ingin ikuti.
Tapi sikap keempat, pemotongan hewan di jalan, atau di
public area, yang tak hiegenis, apalagi tak dilakukan oleh yang
profesional, ini yang perlu ditertibkan pemerintah.
Alasan penertiban bukan tafsir agama. Namun semata-mata
kepentingan kesehatan publik.

-000-

Mengapa pemerintah sebaiknya tak usah ikut campur dalam


perbedaan tafsir agama, sejauh tak ada yang melanggar hukum

58 11 Fakta Era Google


kriminal?
Setelah Nabi wafat. Setelah pendiri agama tiada. Yang tersisa
hanya para penafsir. Sang penafsir, sehebat apapun tingkat
keulamaan, kependetaan, dan kecendekiaannya, ia bukan nabi.
Setelah Nabi tiada, semua kita sama tak pasti apa sebenarnya
kesejatian prinsip agama. Perbedaan tafsir tak terhindari.
Untuk kisah Ibrahim, bahkan terjadi pula perbedaan fakta
keras. Awalnya kisah ini tertulis dalam Torah dan Perjanjian
lama. Mereka meyakini, putra yang akan dikurbankan Ibrahim
bernama Ishak.
Quran datang 600 tahun kemudian. Melalui proses waktu, di
kalangan Islam meyakini fakta yang berbeda. Bahwa yang akan
dikurbankan bernama Ismail.(5)
Kini penganut dua agama terbesar, Kristen dan Islam, meyakini
fakta yang berbeda untuk peristiwa yang sama. Ishak versus
Ismail.
Secara fakta, mustahil dua-duanya benar. Pastilah ada keyakinan
yang salah di antara dua keyakinan besar itu. Jika tak Ishak pasti
Ismail. Tak mungkin dua-duanya benar.
Tapi yang mana pun yang salah secara fakta kita menyaksikan.
Keyakinan atas fakta yang salah itu bertahan ribuan tahun. Dan
dipeluk oleh lebih dari satu miliar manusia.
Toh dua agama ini dibiarkan tumbuh dengan keyakinan fakta
yang berbeda. Alasannnya sederhana. Agama itu masalah
keyakinan. Bukan masalah fakta.
Tak heran hingga saat ini, berkembang dan tumbuh 4.300

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 59
agama. Semua tumbuh dengan keyakinannya masing masing.
Jika perbedaan fakta saja dibiarkan, maka perbedaan tafsir soal
kurban hewan atau uang sedekah, sebaiknya juga dibiarkan
pemerintah.
Biarkan publik memilih percaya yang mana. Pada waktunya,
tafsir yang lebih sesuai dengan semangat zaman, itu yang akan
bertahan panjang. Ini sejenis survival of the fittest yang terjadi
dalam dunia tafsir agama.*

60 11 Fakta Era Google


Catatan:

1. PP Muhammadiyah menyatakan untuk era Covid 19,


kurban hewan dapat diganti uang sedekah: https://m.
mediaindonesia.com/read/detail/323894-ini-alasan-
muhammadiyah-ganti-sedekah-hewan-kurban-pakai-uang
2. MUI menyatakan kurban hewan tak dapat diganti uang
sedekah atau barang lain: https://m.mediaindonesia.com/
read/detail/328421-mui-kurban-tidak-bisa-diganti-uang-
atau-barang-lain
3. Esai yang menafsir ulang kisah Ibrahim, dan
merekomendasikan tak lagi menggunakan hewan sebagi
kurban agama: https://www.animalsinislam.com/islam-
animal-rights/sacrifice-eid-al-adha/
4. Berita yang mengkritik kurban hewan di jalan: https://www.
google.co.id/amp/s/www.thesun.co.uk/news/7074173/
eid-al-adha-2018-animal-sacrifice-cows-beheaded/amp/
5. Dua pemeluk agama besar berbeda soal fakta. Yang
dikurbankan itu Ishak atau Ismail?: https://themaydan.
com/2018/06/depicting-abrahams-sacrifice-differing-
biblical-islamic-textual-traditions/
Link: https://www.facebook.com/322283467867809/
posts/3092025654226896/?d=n

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 61
Mekkah atau Petra sebagai Awal Islam?

Mekkah atau Petra? Di mana sebenarnya awal kelahiran Islam?


Benarkah data sejarah, yang dikuatkan oleh temuan arkeologi,
menyimpulkan awal kelahiran Islam sebenarnya di Petra?(1)
Teknologi tinggi seperti satelit dan GPS membawa efek yang
lebih besar dibandingkan yang kita duga. Ia tak hanya menjadi
fasilitas masa kini dan masa depan yang memudahkan kita
membuat peta dan menjadi pedoman arah. Ia juga dapat
menemukan masa silam yang mengejutkan.
Sebuah studi, salah satunya menggunakan satelit dan GPS,
membantu menemukan dan memetakan sekitar 63 mesjid
yang berdiri di era 250 tahun pertama Islam (622- 877). Lokasi
mesjid menyebar mulai dari Saudi Arabia hingga ke China.
Aneka mesjid itu memencar mulai dari Jordania, Irak, Yaman,
Suriah, Mesir, hingga India.
Seratus tahun pertama berdirinya Islam, aneka mesjid itu
mempunyai arah kiblat yang sama. Ketika mesjid itu dipetakan,
ia mengarah ke satu kota. Dan kota itu ternyata bukan Mekkah,
bukan Jerusalem. Kota itu adalah Petra di Jordania!
Namun mesjid yang dibangun setelah seratus tahun pertama
berdirinya Islam, jauh lebih banyak kiblatnya ke Mekkah. Terjadi
perubahan kiblat setelah seratus tahun Islam menyebar: dari
Petra ke Mekkah.
Temuan itu, ditambah bukti arkeologis dan dokumen sejarah
lainnya, melahirkan sebuah hipotesis, bahkan klaim. Bahwa
awal kelahiran Islam itu bukan di Mekkah tapi di Petra.

62 11 Fakta Era Google


Sekelompok scholar dan akademisi berada di belakang gerakan
itu. Nama gerakannya: Revisionist School of Islamic Studies.
Gerakan ini mulai menjamur sejak tahun 1970an. Berbeda
dengan sebelumnya, gerakan ini lebih banyak meneliti awal
kelahiran Islam dengan menggunakan bukti di luar kitab suci.(2)
Khusus untuk isu Petra sebagai awal kelahiran Islam, bukan
Mekkah, tokoh yang sangat menonjol adalah Dan Gibson. Ia
melakukan riset sepanjang tiga puluh tahun. Hasil riset itu sudah
ia abadikan dalam tiga buku: The Nabatians (2004), Quranic
Geography (2011), dan Early Islamic Qiblas (2017).
Dan Gibson juga sudah membuat film dokumenter berjudul
The Sacred City (2017). Ia juga membuat enam seri video untuk
menjawab kritik. Aneka video tersebut bisa kita tonton di
Youtube.(3)

-000-

Ada empat argumen yang diberikan Dan Gibson. Aneka argumen


itu berlandaskan bukti dokumen sejarah dan temuan arkeologis
bahwa awal kelahiran Islam adalah di Petra, bukan Mekkah.
Yang paling baru adalah data arah kiblat mesjid di aneka wilayah
dunia yang berdiri seratus tahun pertama datangnya Islam.
Semua kiblat mesjid itu mengarah ke Petra, bukan Mekkah.
Juga dokumen dari biografi paling awal soal Nabi Muhammad
yang ditulis Ibnu Hisyam. Termasuk juga beberapa sumber dari
Hadis Imam Bukhari. Dokumen itu menjelaskan bagaimana
suasana tempat Nabi Muhammad lahir.
Dijelaskan di sana, tempat kelahiran Muhammad tersedia

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 63
lembah, air yang mengalir, dan berbagai tumbuhan dan buah-
buahan. Studi arkeologi dan kadar tanah dilakukan di Mekkah.
Tak ada jejak di Mekkah yang tandus, yang bisa menumbuhkan
tanaman dan buah. Itu berbeda dengan Petra yang subur.
Hingga abad ke-8, nama Mekkah tak dikenal. Ia tak ada dalam
peta zaman itu. Ia juga tidak masuk dalam lintasan karavan.
Kondisi itu tak sesuai dengan gambaran tempat kelahiran Nabi
Muhammad yang digambarkan sebagai tempat perdagangan.
Sementara Petra memang salah satu pusat perdagangan di era
itu.
Tempat kelahiran Nabi Muhammad pula digambarkan menjadi
ziarah aneka penduduk. Sebelum kedatangan Islam, begitu
banyak berhala. Tak tak ditemukan bukti arkeologi bahwa
Mekkah di era itu pernah menjadi tempat ziarah. Sementara di
Petra, bukti ziarah dan aneka berhala ditemukan.
Lalu mengapa akhirnya Petra ditinggalkan dan kiblat pindah ke
Mekkah? Masih menurut Dan Gibson, terjadi bencana alam dan
perang sesama muslim. Petra hancur. Kiblat pun dipindahkan ke
Mekkah.
Benarkah temuan dan klaim Dan Gibson di atas? Akan
berubahkah keyakinan mayoritas Umat Muslim soal Mekkah
sebagai awal kelahiran Islam?

-000-

Hal yang biasa dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan, terjadi


pembalikan kesimpulan. Penemuan baru membatalkan
kesimpulan lama. Tapi penemuan baru juga dapat menghasilkan
interpretasi yang berbeda, yang tak harus menumbangkan

64 11 Fakta Era Google


kesimpulan lama.
Kita sudah sampai di era kebebasan akademis. Tak ada yang bisa
melarang riset dan kesimpulan apapun. Tak ada lagi wilayah
suci yang terlarang bagi masuknya dunia riset.
Kita sudah pula sampai di era Google dan Youtube. Temuan
apapun bahkan yang sangat kontroversial secepat kilat bisa
menyebar melalui google atau youtube. Para peminat di mana
pun segera memiliki akses untuk membaca.
Akankah temuan itu mengubah keyakinan mayoritas umat Islam
bahwa Mekkkah, bukan Petra, yang menjadi awal kelahiran
Islam?”
Jawab saya: Tidak! Nehi! Mungkin ia hanya memengaruhi
sekelompok kecil saja yang memang skeptis.
Agama adalah lompatan iman yang menyeluruh. Bagi penganut
agama yang yakin, bahkan fakta sejarah yang salah tidaklah
mengganggu.
Marilah kita ambil contoh yang sederhana, yang sudah hidup
lama di ruang publik. Agama Kristen menyakini Yesus (Nabi Isa)
disalib. Agama Islam meyakini, yang disalib itu bukan Nabi Isa,
tapi sosok yang disamarkan seperti Nabi Isa.
Secara faktual berdasarkan sejarah, mustahil dua keyakinan
itu benar. Pastilah hanya satu yang benar-benar terjadi: Nabi
Isa disalib atau Nabi Isa tidak disalib. Tak mungkin dua-duanya
benar: Nabi Isa disalib sekaligus Nabi Isa tidak disalib.
Tapi toh kedua agama itu tetap hidup. Ia diyakini lebih dari
seribu tahun. Ia dipeluk oleh lebih dari satu miliar manusia.
Data sejarah yang salah tidak mengganggu keyakinan.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 65
Hal yang sama untuk kasus Nabi Ibrahim. Siapa anak yang
rencana akan dikorbankan Nabi Ibrahim? Agama Kristen
meyakini, itu anaknya bernama Ishak. Agama Islam meyakini,
itu anaknya bernama Ismail.
Sekali lagi, secara faktual berdasarkan sejarah, pasti ada yang
salah. Hanya satu kemungkinan anak yang akan dikorbankan:
Ishak atau Ismail. Mustahil satu anak itu adalah Ishak yang juga
Ismail.
Tapi toh dua agama ini, Kristen dan Islam, tetap hidup, tetap
memberikan keyakinan dan keharuan kepada pemeluknya. Itu
sama sekali tak diganggu oleh kenyataan bawa data sejarah
yang diyakininya salah.

-000-

Saya sudah empat kali mengunjungi Mekkah, melaksanakan


umroh, di tahun 1997, 2005, 2009 dan 2012. Setiap kali berada
di tanah suci, saya pastilah menatap Kabah dan melakukan
tawaf. Berjalan dan berlari kecil dari Safa ke Marwah, bolak-
balik (ibadah Sa’i). Pernah pula saya naik ke Gua Hira.
Di tahun 2012, sengaja saya pergi sendiri saja. Saat itu saya
sudah membaca temuan dan kesimpulan para scholar dan
akademisi soal awal kelahiran Islam. Saya ingin tahu seberapa
informasi baru itu mengganggu sifat khusyuk dari ibadah saya.
Temuan ini saya bawa di kepala: bahwa bukan Mekkah itu yang
awalnya menjadi kiblat, tapi bangunan yang ada di di Petra.
Bahwa bukan Safa dan Marwah di Mekkah itu yang awalnya
tempat ritual, tapi lokasi yang ada di Petra. Bukan Gua Hira itu
tempat Nabi Muhammad menyepi, tapi Gua yang ada di Petra.

66 11 Fakta Era Google


Ternyata temuan itu tak mengganggu keharuan saya. Mungkin
karena saya sudah memisahkan antara pengalaman spiritual
dan penemuan ilmiah.
Acapkali menatap Kabah, atau belari kecil antara Safa dan
Marwah, atau ketika menatap Gua Hira, ketika hati berzikir: LA
ILAHA ILLALLAH, air mata menetes. Rasa hening bertahta. Suasa
hati itu sama seperti dulu, seperti sebelum saya membaca
temuan The Revisionist School of Islamic Studies.*

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 67
Catatan:
1. Para ilmuwan mulai pula menggali masa silam Islam. Salah
satunya menemukan bukti dan berargumen bahwa Islam
tidak lahir di Mekkah tapi di Petra: understandingislam.
today › is-mecc...Web resultsIs Mecca or Petra Islam’s true
birthplace? - Understanding Islam
2. Revisionist School of Islamic Studies adalah nama dari school
of thought yang memiliki metodologi dan hasil berbeda
soal masa awal kelahiran Islam: https://en.m.wikipedia.
org/wiki/Revisionist_school_of_Islamic_studies
3. Dan Gibson secara khusus meneliti aneka mesjid di awal
kelahiran Islam. Mesjid itu tak menghadap ke Mekkah tapi
ke Petra: www.fetelina.com › the-sacred-city-...The Sacred
City by Dan Gibson: Is Mecca Really the Birthplace of Islam?
| History ...

68 11 Fakta Era Google


Natal Juga Dirayakan oleh Non-Kristen

Revolusi Peradaban keempat tak hanya mengubah dunia


bisnis, teknologi, politik, dan jurnalisme. Ia juga mengubah
pengalaman beragama.
Pew Research Center melaporkan. Di samping dirayakan oleh
umat kristiani, kini Natal juga dirayakan oleh 81 persen umat
non-Kristen di Amerika Serikat.(1)
Yang dimaksud non-Kristen di sini, tak hanya pemeluk agama
Budha, Hindu, Bahai, juga Islam. Tapi juga mencakup mereka
yang tak lagi percaya pada agama. Bahkan mereka yang tak lagi
percaya pada konsep Tuhan yang dibawa oleh banyak agama
besar.
Dengan suka cita umat non-Kristiani ikut menyanyikan lagu
Natal. Mereka menghias ruang tamu dengan pucuk pohon
pinus.
Mereka sekeluarga merayakan Natal, walau tak percaya Yesus
lahir 25 Desember. Mereka menikmati bersama Hari Natal,
walau tak percaya ada manusia bisa lahir dari Bunda yang
perawan.
Tapi mereka menyatu dengan populasi besar. Ikut berbahagia.
Menyanyikan lagu Natal. Kadang saling bertukar hadiah.
Bagi mereka Natal adalah peristiwa dan pengalaman kultural.
Asyik untuk ikut tenggelam dan pengalaman rohani yang massif,
khidmat, dan sangat unik itu.
Pew Research Center menguraikan data itu lebih detail. Sekitar

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 69
76 pesen Asia-Amerika penganut Budha merayakan Natal.
Sekitar 73 persen Amerika-Hindu juga merayakan Natal.
Riset itu juga melaporkan. Sebanyak 32 persen Yahudi, dan tak
sedikit keluarga muslim di Amerika juga merayakan Natal.
Sebuah paper juga ditulis: “Mengapa Muslim Asia Tenggara juga
Merayakan Natal: Sebuah Acculturation Trade-Off.”(2)
Ani Zonneveld, seorang muslimah tokoh Muslim Progresive
Values, bahkan menjadi tuan rumah mengundang para tamu
merayakan Natal. Mereka bernyanyi lagu Natal bersama.
Dengan akrab mereka menikmati hidangan dan membagi kasih
sayang.
Hussein Allouch, tokoh muslim di Denmark, juga mengundang
para sahabat dari berbagai keyakinan datang ke rumahnya,
merayakan Natal.
Bagaimana menjelaskan fenomena itu?

-000-

Ada dua hal yang sedang terjadi dan menyebabkan disrupsi


pemahaman agama.
Pertama, di sebagian segmen masyarakat post-modern kini
sudah melampaui tahap kritis, skeptis, dan anti agama. Mereka
mengambil sisi positif hari besar agama sebagai pengalaman
kultural belaka.
Sebagian tetap tak percaya agama Kristen. Bahkan tak percaya
pada agama mana pun. Tapi agama tak lagi mereka dekati
dengan pendekatan benar atau salah. Tahap itu sudah mereka

70 11 Fakta Era Google


lampaui.
Mereka mendekati agama sebagai kekayaan budaya saja. Dan
kekayaan budaya itu milik semua manusia.
Ini kesadaran yang sudah melampaui era skeptisisme agama
yang tumbuh sejak 1960-an dengan dominannya penemuan
dalam Biblical Archeology.
Di masa itu, di masa awal dominannya Biblical Archeology, mata
dunia banyak terbuka karena penemuan aneka riset arkeologi.
Di era itu mulai dikenal pemisahan Yesus of Faith and Yesus of
History. Betapa Yesus yang hidup di dunia nyata sangat berbeda
dengan yang dikembangkan dalam dunia keyakinan.(3)
Para arkeolog juga menyimpulkan. Nabi Musa dan eksodus itu
bukan tokoh dan peristiwa sejarah. Itu hanya kisah mitologi,
yang dikarang Rabi Yahudi.(4)
Kisah kelahiran Nabi Musa, yang ketika bocah dibuang ke sungai,
lalu ditemukan oleh seorang pekerja Istana. Lalu ia diangkat
menjadi anak Raja. Dan akhirnya kembali ke tanah kelahiran
menjadi Nabi.
Kisah Nabi Musa itu menurut arkeolog meniru kisah yang lebih
tua, yang tersimpan dalam dokumen lebih tua. Itu kisah Sargon
of Akad, Raja peradaban paling tua Sumariah, sekitar 2.300-
2.500 sebelum masehi.
Kisah Raja Sargon dari Akad, juga serupa. Ia ketika bocah
dibuang di sungai, ditemukan oleh pegawai istana lain. Ia
diadopsi menjadi anak. Kemudian ketika dewasa kembali ke
tanah kelahirannya menjadi Raja.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 71
Terlalu banyak kesamaan kisah Nabi Musa dengan Sargon of
Akad. Masalahnya, dokumen Sargon of Akad hadir terlebih
dahulu dibandingkan Bible.
Termasuk pula kisah Nabi Nuh. Ilmu membuktikan tak pernah ada
banjir bandang seluruh dunia yang mampu menenggelamkan
semua. Untuk menenggelamkan Himalaya, jumlah air yang ada
di semesta tak cukup.
Kisah Nabi Nuh juga menyerupai kisah yang berasal dari
dokumen lebih tua: kisah tokoh bernama Utnapishtim. Ia
tercantum dalam dokumen lebih tua dibanding Bible: Epic of
Gilgamesh yang hadir sejak 5.000 tahun lalu.(5)
Aneka penemuan itu menimbulkan skeptisisme di kalangan
sebagian ahli. Bahwa banyak kisah Nabi dalam Taurat dan Injil
sebenarnya ditulis ulang oleh Rabi Yahudi, berdasarkan kisah
rakyat dari dokumen yang lebih tua.
Komunitas belakangan hari lalu menambahkan bumbu “wahyu”
dalam kisah Nabi itu.
Bahkan sudah pula ditelusuri soal Who Wrote the Bible.(6)
Tapi kini era skeptisime atas agama itu bagi sebagian sudah
berlalu. Apalagi ini zaman hadir sebanyak 4.300 agama. Setiap
agama mengembangkan konsep Tuhan, ritual, dan kisah masa
lalunya yang saling berbeda.
Datangnya era Hak Asasi Manusia mengubah yang skeptis atas
agama menjadi bertoleransi. Bahkan lebih jauh, bersimpati dan
ikut menikmati pengalaman agama sebagai kekayaan kultural
belaka.
-000-

72 11 Fakta Era Google


Kedua, bangkitnya persepsi akan pentingnya komunitas,
kebersamaan, persahabatan, dan perayaan.
Banyak temuan dari studi mengenai happiness menekankan
itu. Hubungan personal antar-individu, yang hangat, yang saling
menghargai, itulah sila pertama kebahagiaan.
Bukan harta. Bukan kekuasaan. Bukan jabatan. Yang membuat
bahagia adalah hubungan interpersonal.
Bangkit kembali penghargaan atas komunitas. Tapi apa daya.
Ini era yang majemuk. Setiap individu hidup di dalam lingkaran
budaya dan agamanya sendiri.
Akulturasi budaya, bahkan akulturasi agama terjadi. Semua
bercampur saling mempengaruhi.
Terjadi disrupsi dalam pengalaman beragama pada sebagian
komunitas. Mereka beragama atau mereka tidak beragama
secara rileks saja.
Bersama mereka merayakan Tahun Baru. Bersama merayakan
Thanks Giving Day. Bersama merayakan Gong Xi Fat Chai.
Bersama pula merayakan Natal. Pada waktunya, bersama pula
merayakan Hari Raya Idul Fitri dan Bulan Ramadan.
Bagi komunitas di level kesadaran ini, semua agama adalah
kekayaan peradaban milik semua. Nikmatilah. Bersahabatlah.
Bahkan: Rayakanlah.

-000-

Tentu saja komunitas yang beragama dan tak beragama secara


rileks, tak hadir sendirian.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 73
Di zaman ini juga hadir penganut fanatik 4.300 agama. Setiap
agama juga melahirkan penganut militannya, dengan mindset
yang sama sekali berbeda.
Sebagian mereka percaya hanya agamanya yang benar. Ajaran
agamanya harus murni, tak boleh bercampur dengan tradisi kafir
(apapun definisi kafir ini). Bahkan mereka bersedia melakukan
bom bunuh diri untuk keyakinan agama.
Kaum fanatik itu sah pula untuk hadir. Prinsip negara modern
sudah pula menggariskan, sejauh tidak melakukan kekerasan,
tidak memaksakan kehendak, semua bebas percaya apapun
soal akhirat sana.
Zaman sudah berubah. Warna kesadaran publik semakin luas.
Ada kelompok non-Kristen yang masih semangat soal halal atau
haram mengucapkan Natal.
Tapi ada pula yang unik lain. Ketika terdengar lagu Natal,
sebagian komunitas yang bukan Kristen, bahkan tak percaya
agama, ikut bersenang, menyanyi bersama, hadir dengan hati
yang penuh.
Selamat Natal bagi yang merayakan*
24 Desember 2020

74 11 Fakta Era Google


Catatan:

1. Pew Research Center melaporkan betapa penganut non-


Kristen di Amerika Serikat ikut merayakan Natal: https://
www.google.co.id/amp/s/www.pewresearch.org/fact-
tank/2013/12/23/christmas-also-celebrated-by-many-
non-christians/%3famp=1
2. Sebuah paper mengeksplorasi mengapa Muslim ikut
merayakan Natal di wilayah ketika mereka minoritas:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/
S0148296317303181
3. Dimulainya studi mengenai Yesus of Faith versus Yesus of
History: https://www.jstor.org/stable/3154962
4. Beberapa temuan yang menyatakan Nabi Musa itu bukan
tokoh sejarah, dan kemiripannya dengan kisah rakyat
yang lebih tua: The Sargon of Akad: https://www.nytimes.
com/2007/04/03/world/africa/03exodus.html
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Sargon_of_Akkad
5. Temuan yang menyatakan kisah Nabi Nuh menyerupai dan
dramatisasi kisah rakyat dari dokumen yang lebih tua: Epic
of Gilgamesh: https://time.com/44631/noah-christians-
flood-aronofsky/?amp=true
6. Aneka kisah Nabi itu tertulis di Bible. Tapi sebenarnya,
siapa yang menulis Bible?
https://allthatsinteresting.com/who-wrote-the-bible

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 75
Bab 1
Data dan Fakta Baru

Bab 2
Kearifan Memahami Penemuan
Arkeolog

BAB 3
Zaman Baru Perlu Kearifan Baru
76 11 Fakta Era Google
Wanita Arab Saudi Mulai Menonton Bola di
Stadion

Sebuah peristiwa yang seolah biasa, sebenarnya adalah jendela


melihat dunia. Itulah yang terjadi soal wanita Arab Saudi
menonton bola di stadion.
Di dunia barat, bahkan di Indonesia itu hal yang biasa. Tapi di
Arab Saudi, wanita menonton bola di stadium itu berita besar.
Itu sebuah sejarah.
Dunia memberitakannya. Okaz, koran Arab Saudi mempublikasi
foto para wanita pertama kali duduk di stadiun, langsung
menonton pertandingan sepak bola. Dinyatakan di aneka berita:
pertama kali dalam sejarah!(1)
Itu terjadi hari Jumat 12 Januari 2018 di Stadion King Abdullah.
Dua tim sepak bola bertanding: Al Ahli versus Al Batin. Sekitar
300 wanita Arab Saudi merasakan pengalaman pertama. Areej
Al Ghamdi, wanita penggemar sepak bola mengekspresikan
rasa riangnya.
“Ternyata jauh lebih seru menonton langsung di stadion. Selama
ini seumur hidup saya menonton tim sepakbola favorit hanya
dari televisi di rumah.
Kisah berubahnya aturan di Arab Saudi adalah sesuatu yang
besar. Ini negara tempat bermukimnya Kabah, Mekkah, dan
Medinah. Ini tempat lahirnya Nabi Muhammad.
Apa yang abadi dan apa yang bisa berubah dari aturan agama?
Ketika aturan itu melarang wanita menonton bola di stadion,

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 77
lalu kini membolehkannya, ini aturan agamakah?
Ataukah ini hanya interpretasi saja dari agama? Atau ini hanya
kultur lokal saja? Atau ini hanya aturan pemerintah yang tak
ada hubungan dengan agama? Atau ini hanya cabang kecil dari
aturan agama yang boleh berubah? Lalu apa inti dari agama
yang tak boleh berubah?

-000-

Melihat “Islam in action” di era Google atau yang lebih umum


lagi, “agama in action,” kita segera menyadari dua hal paling
pokok.
Pertama, tak bisa terhindari bahwa masalah agama adalah
masalah interpretasi. Dua ahli yang sama-sama mengerti kitab
suci, yang sama-sama meyakini satu agama, yang sama-sama
berniat tulus menjalankan agama karena tanggung jawab
individu pada Tuhan, bisa berakhir dengan interpretasi yang
berseberangan.
Kedua, bagaimana pula memisahkan agama dengan kultur
lokal setempat ketika sudah bercampur dalam praktik budaya
yang panjang? Itu agamakah? Itu kulturkah? Itu gabungan
keduanyakah? Itu bolehkah dari kaca mata doktrin agama?
Ambil saja soal peran wanita yang bercampur dengan lelaki
di tempat umum (gender segregation). Dua ahli Islam, yang
hidup di era yang relatif sama bisa tak hanya beda pendapat.
Tapi pandangan mereka bertentangan dan mengklaim merujuk
pada kitab suci yang sama.
Said Ahmad Kutty, dianggap satu dari 500 muslim dunia paling

78 11 Fakta Era Google


berpengaruh. Ia tamat ranking pertama dan berijazahkan
pendidikan Islam (tradisional Islamic science).
Ia selesaikan pendidikannya di University of Madinah, Saudi
Arabia dengan predikat terbaik di tahun 1972. Menurutnya,
pemisahan lelaki dan perempuan di tempat umum (gender
segregation) tak diatur sama sekali dalam agama Islam. Lelaki
dan perempuan bercampur di tempat umum tanpa pemisahan,
bahkan di era Nabi Muhammad.
Lain lagi pandangan Abdul Rahman Al Barak. Ia juga seorang
ulama di Arab Saudi yang dihormati kalangannya. Ia bahkan
mengeluarkan pandangan (fatwa) hukuman mati bagi siapapun
yang membolehkan bercampurnya lelaki dan perempuan di
tempat umum.
Nabi Muhammad memang hanya satu. Kitab suci Quran memang
hanya satu. Islam memang hanya satu. Namun ketika ia masuk
dalam peradaban dan pikiran manusia, tak terhindari tercipta
spektrum. Semua agama, bahkan semua paham dan ideologi
terkena hukum besi itu. Selalu ada perbedaan interpretasi
(bahkan schism) dengan spektrum ultra moderat sampai ultra
konservatif.
Yang mana yang benar-benar mewakili kitab suci, nabi, dan
agama? Mengapa dua spektrum itu tak hanya beda, namun
bahkan bertentangan?
Arab Saudi menjadi contoh nyata. Ia dulu melarang
bercampurnya lelaki dan perempuan (bagian dari gender
segregation). Begitu ketatnya aturan itu hingga wanitapun
dilarang menonton sepak bola di stadion. Kini negara yang sama,
secara bertahap membolehkan wanita bercampur dengan pria

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 79
di stadion menonton bola.
Masalah kedua adalah bercampurnya doktrin agama dan kultur
lokal. Bolehkah? Bagaimana pula memisahkannya?
Kembali kita lihat “agama in action.” Dalam praktik salat bersama
di banyak negara, wanita duduk terpisah dengan lelaki. Dalam
ritual agama yang dihadiri lelaki dan perempuan untuk umum,
tidak diperkenankan pula wanita menjadi imam bagi salat dan
pemberi khotbah Jumat.
Namun situasi berbeda terjadi pada komunitas progressive
muslim di Amerika Serikat. Dalam ritual agamanya, kaum lelaki
dan wanita bercampur. Imam salat dan pemberi khotbahnya
seorang wanita.
Tahun 2005, bulan Maret, di New York. Dr. Amina Wadud
memimpin salat bersama. Awalnya, kegiatan ini mengundang
kontroversi pemeluk agama Islam lainnya. Namun kini sudah
menjadi ritual rutin komunitas Muslim Progresif.(2)
Dalam dekade ini, wanita menjadi imam salat meluas pula ke
Eropa. Di Inggris, tahun 2010, seorang muslimah wanita Raheel
Razza pertama kali memimpin salat bersama dan memberi
khotbah pula. Jemaahnya lelaki dan perempuan hikmat
mengikuti.
Di Denmark, Agustus 2016, Sherin Kankan menjadi wanita
pertama memimpin salat di sana. Di mesjid Kopenhagen,
Mariam Mosque, ia juga memberikan khotbah.
Bahkan berdiri banyak mesjid di Amerika dan juga Eropa, yang
juga friendly dengan kaum LGBT (Lesbian, Gender, Bisexual,
Transgender). Dengan resminya 20 negara melegalkan LGBT, itu

80 11 Fakta Era Google


akan pula mempengaruhi praktek agama di sana.(3)
Apakah ini bagian dari praktik agama? Apakah itu agama yang
bercampur dengan kultur lokal? Bolehkah? Ketika wanita
muslim dilarang menyetir mobil tanpa muhrim di Arab Saudi,
itu agamakah? Atau kulturkah? Ketika wanita menjadi imam
salat di Amerika, itu agamakah? Atau kultur liberalkah?

-000-

Pertanyaan berikutnya, bagaimana sebaiknya pemerintah


di era Google ini merespons beragamnya tafsir dan praktik
agama? Haruskah pemerintah menyeragamkannya? Haruskah
pemerintah memihak satu interpretasi dan melarang
interpretasi lainnya?
Siapa pula yang merasa punya hak mengklaim tafsirnya paling
benar? Bersediakah kita jika tafsir agama kita dilarang karena
pemerintah harus memihak tafsir yang benar? Dari mana pula
pemerintah tahu itu tafsir yang benar ketika para ulamapun tak
satu suara?
Demokrasi dan prinsip hak asasi manusia di era Google sudah
sampai ke tahap itu. Pemerintah hanya boleh melarang
kejahatan kriminal, semacam penipuan dan kekerasan. Tapi
bagi hak asasi manusia sebagaimana yang sudah digariskan oleh
PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), itu bukan kriminal. Negara
modern harus bertoleransi dua hal itu.
Yaitu bertoleransi atas hak hidup beragam tafsir agama dari
spektrum moderat hingga konservatif. Bertoleransi pula atas
bercampurnya praktik agama dan kultur lokal setempat.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 81
Biarlah masing-masing individu mempertanggungjawabkan
pilihan interpretasi atas agama langsung pada Tuhan. Itu
bukan urusan pemerintah. Tapi tentu semua pihak dibolehkan
mendakwahkan yang mana yang benar, sesuai tafsir masing-
masing. Yang tak boleh hanya kekerasan, pemaksaan, termasuk
hate speech.
Biarlah evolusi kesadaran pribadi setiap warga memilihnya
secara bebas dan suka rela apa yang ingin diyakininya sepenuh
hati. Biarlah waktu yang bicara agar setiap individu sampai
pada keyakinan, sesuai dengan tahap kesadaran dan evolusi
personalitasnya.
Riset sudah menunjukkan. Kesadaran suka rela atas dasar
ikatan batin agama adalah samudra kebahagian yang tak
tergantikan oleh pencapaian sekuler lain. Namun tafsir agama
yang dipaksakan kepada individu, apalagi dengan kekerasan,
hanya melahirkan ketidakbahagian dan hipokrasi.
Apakah dengan cara ini lalu agama menjadi subordinasi prinsip
hak asasi manusia? Tidak sama sekali. Prinsip hak asasi manusia
hanyalah ruang publik bersama agar keberagaman dapat
berjalan.
Karena Anda tak ingin cara berpikir Anda diseragamkan, orang
lain juga punya hak yang sama untuk dilindungi. Hak asasi
manusia hanya syarat minimal yang harus ada hidup bernegara
di era Google.
Jika hak asasi manusia adalah syarat minimal, apakah yang
maksimal bagi individu? Jika aturan yang dipengaruhi agama
boleh berubah, apakah yang abadi dalam agama?
Pertanyaan ini pun bebas dijawab dan dipilih oleh setiap

82 11 Fakta Era Google


individu. Saya pribadi menyadari dan memilih: La ilaha illallah
adalah prinsip hidup paling dahsyat untuk membebaskan batin
manusia.
Dengan menyatakan “tak ada tuhan selain Allah,” kita berhenti
mempertuhankan tuhan-tuhan palsu. Uang, kuasa, harta,
pemimpin, itu sesuatu yang perlu diraih tapi tidak dipertuhankan.
Kita menolak mengalahkan harkat manusia dikorbankan untuk
tuhan kecil itu.
Itu pula yang abadi dalam agama (Islam). Saya meyakini sikap
hidup La ilaha illallah itu yang layak diabadikan, bersifat
universal, bisa dipraktikkan manusia di semua zaman, usia,
ragam agama, dan ragam etnik.
Demikianlah memang sebuah peristiwa bisa menjadi jendela
dunia. Dimulai dengan membaca berita “untuk pertama kali
wanita di Arab Saudi menonton bola di stadion,” kitapun sampai
pada renungan soal agama di era Google. *

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 83
Catatan:
1. Pertama kali wanita di Arab Saudi diperkenankan
menonton bola di stadion: www.bbc.com › news › world-...
Web resultsSaudi Arabia allows women at football game
for first time - BBC News - BBC.com
2. Wanita pun mulai menjadi imam salat bahkan bagi lelaki:
Woman Leads Muslim Prayer Service in New York - The
New York Times
3. Mesjid di Eropa mulai membuka diri bagi LGBT: fr.reuters.
com › article › lgbt-fri...LGBT-friendly Berlin mosque
deradicalizes Muslim youth | Reuters

84 11 Fakta Era Google


Bukan Kafir Tapi The Otherness
Sebuah rekomendasi yang dapat mengubah sejarah. Itulah
respons pertama yang lahir ketika saya merenungkannya.
Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 melahirkan rekomendasi
yang menjadi pembicaraan luas. Sidang Komisi Bahtsul Masail
Maudluiyyah menyatakan sebutan kafir tak tepat diberlakukan
untuk warga non-muslim hari-hari ini.(1)
Ujar Said Aqil Siraj, Ketum PBNU, ketika Nabi Muhammad di
Mekkah, kata kafir itu digunakan untuk warga yang menyembah
berhala, tidak memiliki kitab suci, dan tak punya agama yang
benar.
Tapi ketika Nabi ke Madinah, tak ada istilah kafir bagi warga
Madinah. Padahal di sana ada tiga suku besar yang bukan umat
Nabi Muhammad. Nabi menyebut mereka non-muslim, bukan
kafir.
Bagi NU, kata kafir dihindari untuk masa kini karena konotasi
buruk yang akan dilekatkan. Ia mengandung kekerasan teologis.
Namun tentu saja tak ada maksud NU menghapus kata kafir
itu dari Alquran. Ini hanya penggantian istilah untuk praktik
kenegaraan, di ruang publik saja.
Seketika saya teringat tiga hal. Pertama video pendek yang
dipublikasi oleh Andrea Gardners: The Power of Words. Kedua,
buku yang ditulis oleh Eric R Shlereth (2013), An Ages of Infidel:
The Politics of Religious Controversy in the Early United States.
Ketiga, buku yang ditulis Andrew Wheatcroft (2015): Infidels: A
History of The Conflict Between Christendom and Islam.

-000-

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 85
Video Power of Words pesannya sangat sederhana. Digambarkan
seorang pengemis buta. Ia duduk seharian di pinggiran jalan. Di
depannya ada alas kertas untuk mereka yang lewat memberikan
bantuan atau derma. Di samping pengemis itu ada karton
bertuliskan: Saya buta. mohon dibantu.
Namun berjam-jam ia di sana. Sedikit sekali yang memberikan
receh. Satu ketika lewat seorang gadis yang nampak terpelajar.
Ia berhenti agak lama di depan pengemis itu. Sang pengemis
terpana. Mengapa gadis itu berhenti agak lama. Ia sentuh
sepatu gadis itu untuk mengenali. Ia dengar tapi tak tahu, gadis
itu mengubah tulisan di karton. Lalu gadis itu pergi.
Tak lama kemudian, mereka yang lalu lalang memberikan reaksi
yang berbeda. Begitu banyak yang kini memberikan derma
dan dana di hadapan pengemis. Sang pengemis pun heran.
Rejekinya berlimpah.
Kemudian gadis penolong itu datang lagi dan berhenti di
depannya. Kembali sang pengemis menyentuh sepatu. Seketika
ia tahu, ini gadis yang menyebabkan perubahan rejeki. Dengan
senang sang pengemis bertanya: Apa yang sudah kamu lakukan?
Sang gadis menjawab sederhana: Saya menyatakan hal yang
sama. Tapi dengan kata yang berbeda. Kamera menunjukkan
karton sang pengemis itu berubah tulisan dari: “Saya buta.
Mohon dibantu,” menjadi “Ini hari yang indah. Tapi saya tak
bisa melihat.”
Video ditutup dengan pesan: Dengan mengubah kata, kita
mengubah dunia!
Betapa kata menjadi jembatan dari ekspresi. Satu kata
dapat memberikan efek yang netral saja. Dapat pula kata

86 11 Fakta Era Google


itu menimbulkan efek yang merendahkan, kemarahan,
atau diskriminasi. Atau kata itu memberikan suasana
positif, menyentuh dan menggerakkan orang lain untuk
mengekspresikan kasih sayang.
Itulah kekuatan kata!
Kata kafir dalam tradisi Islam, atau infidel dalam tradisi Kristen,
atau kofer dalam tradisi Yudaisme, Hebrew, punya jejak
sejarah yang panjang. Apapun arti asli dari kitab suci masing-
masing, namun sejarah menunjukkan: kata kafir itu sering
menjadi pembenaran teologis bukan saja untuk menyatakan
diri pihak lain lebih rendah. Ia bahkan memberikan alasan
untuk diskriminasi kebijakan, bahkan alasan untuk memerangi,
memusnahkan.
Dengan sendirinya kata kafir atau infidel atau kofer menjadi
beda nuansanya jika berganti kata non-muslim, non-Kristen,
non-Yahudi. Walau sama-sama menyatakan yang mana yang IN
dan yang mana yang OUT. Walau sama mengekspresikan “the
Otherness,” mereka yang bukan kita. Kata kafir, infidel dan kofer
lebih bernuansa negatif. Sementara non-muslim, non-Kristen,
non-Yahudi itu “the Otherness” yang lebih netral.

-000-

Jejak sejarah buruknya efek kata kafir dan infidel dicatat dalam
sebuah buku. Eric R Shlereth (2013) menyaksikan sulitnya masa
awal pertumbuhan demokrasi di Amerika Serikat. Warga di
sana datang dari latar agama yang beragam. Tak hanya agama
Kristen. Tapi juga agama lain. Bahkan dalam agama Kristenpun
banyak pula aliran yang berbeda.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 87
Kultur yang berkembang di abad 18 itu masih didominasi oleh
“otherness” yang bermusuhan. Kata infidel, atau kafir untuk
kelompok “mereka yang lain” menyulitkan prinsip demokrasi.
Kata infidel itu bukan saja menyiratkan siapa yang masuk surga
dan neraka, siapa yang salah dan siapa yang benar, siapa yang
superior dan inferior. Masing-masing penganut agama merasa
“pihak lain” adalah penghuni neraka. Masing-masing agama
merasa “pihak lain” perlu diselamatkan dari keyakinan yang
berbeda, walau harus dengan kekerasan.
Padahal Amerika Serikat boleh disebut negara modern
pertama yang mempunyai dan memilih presiden. Yang ingin
dikembangkan di sana adalah konsep warga negara. Tak bisa
tidak, warga negara harus memiliki perlindungan hukum yang
sama, hak yang sama, kewajiban yang sama. Dan sama-sama
menghormati pilihan bebas.
Harus pula tumbuh kultur di masyarakat menerima kesetaraan
itu. Begitu banyak lobi yang dibuat, di masa awal Amerika,
banyak pula resistensi, yang menolak kesetaraan itu.
Ujar yang menolak, bagaimana kok kita umat Tuhan disamakan
haknya dengan mereka yang kafir? Bagaimana mungkin
kesempatan yang dimiliki sama antara calon penghuni surga
dan neraka?
Namun masa sulit awal berdirinya Amerika Serikat akhirnya
dilalui. Konsep kewargaan, ruang publik bersama, kesetaraan
warga, semakin mengakar. Bahkan penulis ini mencatat kata
infidel atau sejenis kafir itu semakin jarang digunakan. (2)
Tak hanya di ruang publik, bahkan di ruang agama sekalipun,
untuk dialog yang lebih sehat, lebih banyak pemuka agama

88 11 Fakta Era Google


menggunakan kata non-Kristen saja ketimbang infidel atau kafir.

-000-

Buku Wheatcroft (2015) mengupas lebih jauh. Ia masuk ke


dalam sejarah abad pertengahan. Betapa kata kafir, kofer,
infidel turut menjadi pembenaran teologis untuk berperang.
Dalam semua agama bahkan kata kafir juga diterapkan untuk
kelompok agama yang sama, yang beda aliran saja.
Perang yang sudah brutal menjadi lebih berdarah. Namun
seolah semua itu disucikan karena menjadi perang antara umat
Tuhan melawan para orang kafir, kofer, infidel. Seolah ada misi
suci di balik pembunuhan, bahkan pembantaian.
Untuk tradisi Islam misalnya, terjadi perluasan aplikasi konsep
kafir itu. Awalnya ia hanya digunakan untuk penyembah berhala.
Tapi Kristen dan Yahudi tidak dianggap kafir melainkan sesama
“Peole of the Book.” Sesama orang beriman.
Sejarah berkembang. Kaum Yahudi pun mulai dikafirkan
karena dianggap tak meyakini kebenaran ayat Tuhan dan Nabi
Muhammad. Kristen juga dikafirkan karena mulai meyakini
Trinity, bukan Tauhid.
Lebih jauh lagi konsep kafir juga diterapkan oleh sesama
muslim, antara muslim Sunni terhadap Syiah dan Ahmadiyah.
Lebih jauh lagi, bahkan dalam kelompok Sunni, sebagian kaum
Wahabi yang keras, juga mengkafirkan Sunni yang lain.
Apapun asal muasal arti kata kafir, infidel, dan kofer sebenarnya,
tapi kata itu sudah penuh jejak sejarah. Dan itu jejak sejarah
yang berdarah, diskriminatif, dan penuh kekerasan teologis.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 89
Jejak sejarah yang tak lagi sesuai dengan peradaban baru yang
beragam, harmonis, serta setara.
-000-
Dua perubahan besar yang kemudian mengubah frekuensi
semakin jarang digunakannya kosa kata infidel.
Pertama, lahirnya negara nasional dengan konsep demokrasi.
Umat bergama bergabung bersama menjadi warga negara.
Untuk ruang publik, infidel, kafir, dan kofer tak lagi relevan. Ia
diganti oleh kata warga negara saja: non-muslim, non-Kristen,
dan non lainnya. Itu label “the otherness” yang lebih setara dan
sesuai dengan konsep kewarganegaraan.
Kata infidel, kafir, atau kofer semakin tersingkir di bilik pribadi,
di ruang komunitas agama masing-masing saja.
Kedua, lahirnya hak asasi manusia. Kebebasan berkeyakinan
itu dijamin. Setiap individu dihormati pilihan bebasnya untuk
berevolusi bahkan pindah keyakinan.
Mereka yang pindah agama dari Kristen ke Islam atau sebaliknya,
dari Judaisme ke Kristen atau sebaliknya, atau agama Hindu,
Budha, bahkan tak beragama sekalipun, itu sepenuhnya ruang
pribadi. Negara tak boleh ikut campur.
Konsep kafir, infidel, kofer pun akibatnya semakin tak lagi
bergaung. Konsep itu semakin tersingkir ke kalangan pemeluk
agama garis keras saja. Apalagi Gereja Katolik sangat maju
dengan mengatakan: Bahkan ada keselamatan di luar gereja.

-000-

90 11 Fakta Era Google


Kembali ke laptop. Rekomendasi NU di tahun 2019 itu agar tak
lagi menggunakan kata kafir untuk non-muslim menemukan
momentumnya. Pihak Kristen akan baik pula melakukan hal
yang sama. Tak lagi menggunakan kata infidel untuk non-Kristen.
Tentu saja ini tak berarti menghilangkan kata kafir, infidel, atau
kofer dari kitab suci. Itu mustahil. Itu juga bukan maksud NU.
Namun penggantian istilah itu hanya untuk kepentingan
bersama di ruang publik. Kata warga negara non-muslim, non-
Kristen, non-Budha, non-Hindu, dan lain-lain menjadi “the
Otherness” yang lebih netral.
Seperti dalam video yang disebut di atas. Dengan mengubah
kata (word), pelan pelan kita akan melihanya hasilnya. Ternyata
perubahan kata dapat berujung pada perubahan dunia (world)*

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 91
Catatan:
1. NU selaku ormas Islam terbesar Indonesia, bahkan dunia,
membuat rekomendasi bahwa kata kafir (infidel) tak lagi
tepat diberlakukan kepada penganut non-Islam masa kini:
www.jawapos.com › 2019 › has...Web results Hasil Munas
Alim Ulama-Konbes NU: Nonmuslim Jangan Lagi Disebut
Kafir.
2. Juga di agama lain, mulai pula tak nyaman kata kafir
(infidel) yang melihat penganut agama lain inferior dari
sisi kebenaran Ilahiah: www.upenn.edu › pennpress ›
bookAn Age of Infidels | Eric R. Schlereth - University of
Pennsylvania

92 11 Fakta Era Google


Menghidupkan Dokumen Tua Toleransi

Saya membaca kembali salah satu dokumen sejarah paling


tua soal toleransi. Tak tanggung, ini dokumen sejarah tahun
612 yang dibuat langsung oleh Nabi Muhammad. Dalam
dokumen itu, nampak cap tangan yang disebut cap tangan Nabi
Muhammad sendiri.
Dokumen ini disebut sebagai Ashtiname of Muhammad. Juga
disebut The Oath of Prophet Muhammad to the Followers of
Nazarenes. Terjemahan dokumen itu kedalam bahasa Inggris
sudah dilakukan oleh Anton F Haddad di tahun 1902.(1)
Isinya sungguh sangatlah modern dan maju, bahkan jika diukur
dari nilai peradaban masa kini.
Surat itu ditujukan kepada semua penganut Islam oleh Nabi
Muhammad sendiri. Surat itu diperuntukkan untuk melindungi
agama Kristen. Antara lain bunyi dokumen itu;
“Surat ini dikeluarkan oleh Muhammad, Ibnu Abdullah
Surat ini ditujukan kepada para penganut Islam, sebagai
perjanjian yang diberikan kepada para pengikut Yesus
orang Nazaret di Timur dan Barat, yang jauh dan dekat,
orang Arab dan orang asing, yang dikenal dan tidak dikenal.
Kapan saja para bhikkhu, bhakta, dan peziarah berkumpul,
baik di gunung atau lembah, atau di dataran, atau di
gereja, atau di rumah-rumah ibadah, sesungguhnya kita
di belakang mereka. Kita akan melindungi mereka, dan
properti serta moral mereka.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 93
Saya akan membebaskan mereka dari apa yang dapat
mengganggu mereka;
Mereka tidak boleh tersinggung, atau terganggu, atau
dipaksa. Hakim-hakim mereka tidak boleh diubah atau
dicegah untuk mencapai jabatan mereka, atau para
bhikkhu tidak boleh diganggu dalam menjalankan perintah
agama mereka.
Tidak seorang pun diizinkan menjarah orang-orang Kristen
ini, atau menghancurkan atau merusak gereja mereka, atau
rumah ibadah, atau mengambil barang-barang yang ada
di dalam rumah-rumah ini dan membawanya ke rumah-
rumah Islam.
Pada musim panen, mereka dapat diberi bagian sebagai
bekal untuk mereka. Tidak ada yang berhak mengatakan
kepada mereka ‘ini terlalu banyak’, atau minta mereka
membayar pajak apa pun.
Jika ada wanita Kristen yang menikah dengan seorang
muslim, pernikahan seperti itu tidak boleh terjadi kecuali
ia sendiri menyetujuinya.
Tapi wanita itu tidak boleh dicegah untuk pergi ke gerejanya
untuk berdoa. Gereja-gereja mereka harus dihormati.
Mereka tidak boleh dipaksa untuk membawa senjata
atau batu. Kaum muslim harus melindungi mereka dan
membela mereka terhadap orang lain.
Sangatlah penting bagi setiap pengikut Islam untuk menaati
sumpah ini hingga Hari Kebangkitan dan akhir dunia.”
Wow! Luar biasa! Berkali-kali saya terkagum membaca

94 11 Fakta Era Google


pernyataan Nabi Muhammad dalam dokumen itu. Pernyataan
itu hanya mungkin lahir dari manusia yang sudah mencapai
perjalanan spiritual yang teramat tinggi.
Keaslian dokumen ini memang masih dipersoalkan. Tapi isi
ajaran soal toleransi tersimpan pula dalam Al-Quran. Surat Al-
An’am ayat 108, berbunyi:
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan
yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti
akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa
pengetahuan.
Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik
pekerjaan mereka.
Kepada Tuhan mereka kembali. Lalu Tuhan memberitakan
kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”

-000-

Sejarah mencatat konflik agama maha dahsyat. Perang salib


antara agama Islam dan Kristen berlangsung lebih dari 200
tahun dari tahun 1095-1303. Lebih dari 500 ribu manusia mati
termasuk anak-anak.(2)
Bahkan perang antara mazhab di dalam satu agama itu sendiri
tak kalah berdarah. Perang antara Katolik versus Protestan
di Eropa, 1618-1648, selama 30 tahun. Korban berjatuhan
sebanyak 800 ribu manusia.
Juga perang antara penganut Islam sendiri: antara Sunni versus
Syiah, di Lebanon, 1975-1990. Perang sipil berlangsung 15
tahun. Korban manusia termasuk anak-anak sejumlah 150 ribu

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 95
orang.
Siapa yang bersedia kembali ke era itu? Lahirlah kemudian
aneka kebijakan hak asasi manusia, yang melindungi kebebasan
beragama. Dihidupkan pula kultur toleransi untuk hidup
menerima perbedaan dalam harmoni, dan saling menghormati.
Kita pun sudah tahu bahwa beragama bukan soal benar dan
salah. Itu semata soal keyakinan yang dibolehkan sejauh tidak
melakukan tindakan kriminal semata.
Jika soal benar dan salah yang ditekankan, dua agama paling
besar itu: Kristen dan Islam akan terus beperang.
Apa mau dikata? Injil menyatakan yang disalib itu Yesus (Nabi
Isa). Quran menyatakan yang disalib itu bukan Nabi Isa. Dua
kitab suci yang diyakini pemeluknya berbeda soal data sejarah.
Tentu saja mustahil dua-duanya benar. Pasti salah satu salah.
Tapi itulah fakta. Data sejarah yang salah sekalipun dapat
diyakini oleh miliaran manusia, selama lebih dari seribu tahun.
Itulah yang kita lihat dalam sejarah.
Di dunia saat ini ada 4.300 agama. Pastilah tak semua benar jika
data sejarah yang dijadikan basis untuk menilai aneka keyakinan
itu.
Toleransi justru berangkat dari pemahaman itu. Manusia
dibolehkan meyakini apapun yang sebenarnya salah berdasarkan
data sejarah. Itu sudah menjadi bagian dari hak asasi.
Tentu apa yang benar dapat disampaikan. Namun penyampaian
harus dalam lingkup yang tidak melecehkan.
Kitapun sudah sampai pada era datangnya negara nasional.

96 11 Fakta Era Google


Negara modern mengubah konsep umat menjadi warga negara.
Tak bisa tidak, setiap warga negara harus diperlakukan sama,
apapun agamanya. Soal agama itu harus menjadi wilayah
kebebasan warga itu sendiri.
Di dunia saat ini, sebanyak 16,3 persen populasi dunia
menyatakan diri tak berafiliasi dengan agama manapun. Jumlah
mereka bahkan lebih besar dibandingkan penganut agama
Hindu (15 persen) dan agama Budha (7,1 persen). Keyakinan
tak bisa dipaksa.
Jika ingin hidup harmonis dalam negara yang plural, toleransi
dan saling menghormati keyakinan agama menjadi satu-satunya
pilihan, selucu apapun keyakinan itu.

-000-

Setiap individu terus berevolusi. Selalu mungkin ia berpindah


keyakinan. Baik berpindah dari beragama menjadi tidak
beragama. Atau dari tidak beragama menjadi beragama. Atau
dari satu agama memeluk agama lain.
Apalagi di zaman internet seperti sekarang. Siapa yang bisa
menahan aneka informasi yang masuk dalam internet?
Segala hal sudah ada di sana. Tersaji dakwah aneka agama, mulai
dari yang vulgar hingga yang teduh. Tersaji pula riset arkeologi
yang menunjukkan kisah sebagian Nabi itu (tak semua) ternyata
hanyalah mitologi belaka.
Seperti bunyi iklan. “Semua ada. Selanjutnya, terserah Anda.”
Walau sangat mungkin the Ashtiname of Muhammad tidak asli,
tapi kerinduan dan keperluan atas toleransi itu asli datang dari

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 97
hati banyak manusia.

98 11 Fakta Era Google


Catatan:
1. Satu naskah toleransi agama paling tua justru dibuat
dan ditandatangani oleh Nabi Muhammad sendiri: the
Ashtiname of Muhammad. Keaslian dokumen ini memang
masih kontroversial. Lihat “Ashtiname of Muhammad” -
Wikipedia
2. Salah satu perang paling lama dalam sejarah manusia
adalah perang agama: perang salib, berlangsung berkali-
kali, lebih dari seratus tahun: en.m.wikipedia.org › wiki ›
CrusadesCrusades - Wikipedia

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 99
BAB 4
Empati pada Agama sebagai Dokumen Filsafat Hidup

100 11 Fakta Era Google


Menemukan Intisari Agama

JIka samudra Karibia menyimpan harta karun sebesar itu, apa


yang bisa kita temukan dalam samudra agama?
Bulan Agustus 2015, Presiden Columbia Juan Manuel Santos
mengumumkan. Tim di bawah pemerintahannya menemukan
bangkai kapal San Jose di lantai Samudra Karibia.
Kapal itu, yang disebut kapal San Jose, sudah tenggelam sejak
300 tahun lalu. Bersama kapal, ditemukan harta karun yang
alang kepalang besar.
Total harta karun diduga bernilai USD 17 miliar. Dengan kurs
1 dolar sama dengan 14 ribu rupiah, total harta karun yang
ditemukan senilai sekitar 240 triliun rupiah. Harta karun itu
berupa logam emas, perak, dan perhiasan lain.(1)
Dunia tercengang! Inilah penemuan harta karun terbesar di
bawah laut dalam sejarah. Betapa di masa lalu, kapal yang
tenggelam, membawa harta karun begitu banyak. Tak heran
di banyak negara berdiri satuan khusus yang fokus memburu
harta karun kapal yang tenggelam.

-000-

Sejak 30 puluh tahun sebelumnya, di tahun 1981, Armada


pemburu harta karun, yang bermarkas di Amerika Serikat yang
pertama menemukan Kapal San Jose. Mereka, Sea Search
Armada (SSA) mengumumkan hasil riset panjang itu kepada
CNN.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 101
Namun tidak terjadi kesepakatan dengan pemerintah Columbia.
Padahal SAA yang menemukan lokasi tenggelamnya kapal San
Jose di samudra Karibia.
Kapal yang tenggelam itu kapal Spanyol. Ia tenggelam di
lokasi yang kini secara hukum berada dalam kawasan Negara
Columbia. SSA meminta izin untuk mengangkat harta karun
itu dengan komisi 35 persen. Sementara pemerintah Columbia
hanya bersedia memberikan fee 5 persen saja.
Kesepakatan tidak terjadi. Sejarawan pun mengungkap kisah di
balik tenggelamnya kapal San Jose.
Tanggal 8 Juni 1708, kapal Spanyol itu berlayar di Samudra
Karibia. Sekitar 36 kilometer lagi mereka sampai ke pantai
Cartagena.
Namun ini bukan kapal biasa. Ia membawa serta harta karun
begitu besar. Harta yang dibawa bukan pula semata untuk
perdagangan. Itu harta untuk kepentingan politik kerajaan
Spanyol.
Saat itu, di tahun 1708, sedang terjadi kisruh suksesi kerajaan
Spanyol. Cucu Raja Louis XIV dari Perancis menduduki tahta
kerajaan Spanyol.
Inggris bersama Jerman, Belanda, Portugis, dan Belanda
berseberangan dengan Spanyol dan Perancis. Mereka
berkepentingan dengan siapa yang memerintah Spanyol dan
pengaruhnya untuk geopolitik Eropa.
Inggris dan sekutu sudah mendapatkan informasi. Sebuah kapal
yang diberi nama San Jose, membawa harta begitu besar. Itu
injeksi ekonomi untuk Spanyol, yang dapat mengubah kekuatan

102 11 Fakta Era Google


politik Eropa.
Inggris dan Sekutu sepakat. Demi dominasi pengaruh mereka di
Eropa, kapal itu harus direbut, ditaklukkan, atau ditenggelamkan.
Terjadilah pertempuran di laut. Walau membawa 600 armada,
perlawanan kapal San Jose dapat dipatahkan. Dengan dentuman
meriam berkali-kali, kapal itu pun tenggelam. Bersama kapal
itu, tenggelam pula semua harta kartun.
Berita tenggelamnya kapal San Jose sudah menjadi perburuan
harta karun sejak 300 tahun lalu. Hanya saja teknologi saat itu
belum mampu menemukan dan menyelam ke dasar laut.
Di tahun 2015, akhirnya bangkai kapal itu ditemukan. Itu bukan
kapal milik Columbia. Namun itu menjadi keberuntungan
negara Columbia karena kapal itu tenggelam di wilayah lautnya.
Rejeki alang kepalang bagi Negara Columbia di era modern.
Betapa samudra Karibia menyimpan harta karun begitu besar
dari kapal zaman baheula.

-000-

Jika samudra Karibia menyimpan harta karun yang begitu besar,


harta karun apa yang disimpan oleh samudra spiritualitas?
Harta karun di samudra Karibia berupa emas, logam, perhiasan.
Sedangkan harta karun di samudra spiritualitas berupa prinsip
kesadaran, habit dan mindset, yang memberi makna serta
kebahagiaan otentik kepada umat manusia.
Selalu ada pemburu harta karun yang tenggelam di samudra
Karibia, Atlantik, ataupun Pasifik. Juga selalu ada pemburu
harta karun di samudra spiritualitas, sepanjang 200 ribu tahun

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 103
usia homo sapiens.
Sejarah homo sapiens juga sejarah pencarian makna hidup.
Begitu banyak agama dan kepercayaan yang dilahirkan.
Sebagian juga sudah terkubur karena tak lagi sesuai dengan
kesadaran zaman.
Kini hadir sebanyak 4.300 agama. Apakah kesamaan prinsip
hidup di antara banyak agama dan aliran itu? Apa harta karun
yang menjadi irisan semua agama?
Para pemburu harta karun spiritualitas itu memberi banyak
istilah: trancendental unity of all religion. Atau perennial
philosophy of all spirituality. Atau compassion from all religions.
Saya memilih tiga harta karun, tiga berlian biru, yang menjadi
pokok dan irisan banyak agama serta kepercayaan. Sengaja saya
sebut berlian biru karena itulah batu termahal yang ada di bumi.
Pertama adalah prinsip The Golden Rule. Prinsip kebajikan.
Prinsip utama moralitas. Lakukan pada orang lain serbagaimana
yang kau harap orang lain lakukan padamu. Atau, jangan lakukan
pada orang lain apapun yang kau tak ingin orang lain lakukan
padamu.
Prinsip ini tertulis di semua kitab suci agama besar.(2) Bahkan
prinsip kebajikan juga menjadi ajaran utama Stoic Philisophy,
yang sudah ada tiga ratus tahun sebelum kelahiran agama
Kristen, dan 900 tahun sebelum kelahiran agama Islam.
Kebajikan adalah satu-satunya nilai yang berharga. Nilai lain
hanya punya arti jika dilihat dari efeknya bagi kebajikan. Semua
harta, kekuasaan, pengetahuan, tindakan menjadi berarti jika ia
membawa kebajikan. Jika membawa keburukan dan kejahatan,

104 11 Fakta Era Google


maka harta, kuasa dan pengetahuan malah menjadi berbahaya.
Kedua adalah prinsip Power of Giving. Berikan apa yang kau bisa
untuk menolong orang lain, untuk menumbuhkan orang lain,
untuk membahagiakan orang lain. Lakukan prinsip ini terutama
kepada mereka yang tak beruntung.
Ini harta karun lain yang ada di semua agama besar. Dirimu hidup
dari apa yang kau ambil. Tapi dirimu bahagia dari apa yang kau
beri. Derma atau pemberian tak selalu berarti materi. Tapi yang
utama adalah dedikasi untuk ikut menumbuhkan orang lain.
Prinsip ini juga ada di begitu banyak agama dan aliran
spiritualitas.
Ketiga adalah prinsip The Oneness. Prinsip segala hal itu satu.
Prinsip saling keterkaitan satu sama lain.
Sesama manusia itu satu. Di balik perbedaan identitas sosial,
lebih mendasar persamaannya sesama homo sapiens. Melukai
satu manusia itu sama dengan melukai bagian tubuh kita sendiri.
Antara manusia dan lingkungan sekitar juga satu. Sungai, pohon,
udara, mereka semua bagian dari keluarga manusia. Rawatlah
lingkungan sebagaimana kita merawat keluarga sendiri.
Antara manusia dan alam semesta juga satu. Bumi hanya setitik
debu saja. Tapi ia bagian tak terpisahkan dari keluasan alam
semesta.
Apakah kita meyakini Tuhan itu ada atau tidak, apakah Tuhan
itu dalam bentuk personal God, impersonal God, para dewa,
atau kita memahami dengan perspektif Deisme, Panteisme,
Agnostisisme. Semua keyakinan itu tak bisa membantah bahwa
ada sesuatu di luar kita yang maha luas, dan maha misteri.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 105
Terhadap yang maha dan misteri itu, kekaguman dan rasa
religiositas lahir. Rasa itu bisa diekspresikan dengan 4.300 jenis
ritual yang dibawa oleh 4.300 agama. Ataupun ia bisa pula
dirasakan melalui kontemplasi yang hening.

-000-
Ilmu pengetahuan pun datang. Dengan aneka prosedur
yang ketat, ilmu mengeksplorasi banyak hal. Termasuk yang
dieksplorasi adalah hubungan tiga prinsip spiritualiatas di atas
dengan kebahagiaan dan hidup bermakna.
Begitu banyak riset yang dilakukan. Berulang dan sah terbukti
betapa prinsip kebajikan itu membuat hidup manusia menjadi
bahagia dan bermakna.(3)
Riset juga membuktikan. Betapa power of giving, hidup yang
bersedekah, berderma, membuat hidup lebih bahagia dan
bermakna.(4)
Riset juga membuktikan. Betapa rasa bersatu (the Oneness)
dengan lingkungan juga membuat hidup bahagia dan bermakna.
Betapa ritual agama, seperti ke gereja, ke mesjid, ke kuil,
meditasi, kontemplasi, sejauh yang dibayangkan itu yang Maha
Kasih, yang Maha Sayang, juga membuat hidup lebih bahagia
dan bermakna.(5)
Inilah tiga berlian biru yang ditemukan dalam samudra
spiritualitas. Ribuan agama, aliran filsafat dan sudah pula diriset
oleh ilmu pengetahuan bertemu di tiga berlian biru itu.
Saya menyebut tiga harta karun di samudra spritual itu sebagai
“Spiritual Blue Diamonds.”
-000-

106 11 Fakta Era Google


Sebagaimana ditemukan harta karun di samudra Karibia, dapat
pula ditemukan harta karun di samudra spiritualitas. Tiga
berlian biru itu dalam pandangan subyektif saya adalah harta
karun yang paling mahal.
Samudra spritualitas itu tidak di mana-mana. Ia berada di dalam
diri kita sendiri.
Seperti yang diekspresikan Jalaluddin Rumi: “Seluruh alam
semesta itu berada dalam dirimu.” Atau “Dirimu bukanlah
setetes air dalam samudra. Tapi seluruh samudra dalam setetes
air.” Atau “Arungi harta karun di dalam dirimu sendiri.”*

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 107
Catatan:
1. Kisah kapal San Jose bisa dibaca di sini: https://www.google.
co.id/amp/s/www.history.com/.amp/news/legendary-
billion-dollar-shipwreck-found-off-colombian-coast
2. Pencarian kesamaan prinsip banyak agama menjadi subjek
riset sendiri: https://www.google.co.id/amp/s/lifehacker.
com/seven-important-lessons-from-world-religions-
everyone-s-1613615832/amp
3. Riset soal efek kebajikan kepada hidup yang bahagia
dan bermakna. Antara lain: https://www.academia.
edu/4230387/A_Virtuous_Cycle_The_Relationship_
Between_Happiness_and_Virtue
4. Riset soal efek Power of Giving atas hidup yang bahagia
dan bermakna. Antara lain: https://www.researchgate.
net/publication/23547473_The_Happiness_of_Giving_
The_Time-Ask_Effect
5. Riset soal efek rasa The Oneness kepada rasa bahagia dan
bermakna antara lain: https://www.forbes.com/sites/
alicegwalton/2019/04/18/a-sense-of-oneness-may-be-a-
key-to-happiness/amp/

108 11 Fakta Era Google


10 Mutiara Kitab Suci

Di era Google, kisah Bhagavat Gita juga akan dialami buku


suci agama lain. Bagi penganut yang percaya, Bhagavad Gita
dianggap karya Dewa Ganesha. Tapi bagi yang tak percaya,
Bhagavad Gita tetap asyik dinikmati sebagai renungan hidup
yang sastrawi.
Ini kasus Bhagavad Gita. Ia kitab suci bagi yang percaya. Tapi bagi
yang tak percaya, Ia dianggap semata dokumen lama sastrawi
yang inspiratif.
Berita itu cukup mencolok. Pertama kalinya, anggota Konggres
di Amerika Serikat dilantik dan disumpah dengan menggunakan
Bhagavad Gita.(1)
Pramila Jayapal, wanita keturunan India-Amerika di tahun 2017
terpilih sebagai anggota Konggres. Ia mewakili negara bagian
Washington, dari Partai Demokrat.
Foto itu beredar luas. Ia disumpah meletakkan tangannya di
atas kitab suci Bhagavad Gita.
Bagi banyak penganut Hindu, Bhagavad Gita itu karya langsung
dari Dewa Ganesha. Ia dewa yang berkepala gajah. Dalam satu
momen, Ganesha mematahkan satu gadingnya. Ia menuliskan
buku suci itu dengan gadingnya.(2)
Tapi bagi yang tak percaya, kisah Mahabarata, pertarungan
Baratayudha dalam kitab Mahabarata dan Bhagavad Gita itu
karya seorang atau beberapa pemikir saja.
Bahkan wayang soal Pandawa Lima, dalam pertempuran

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 109
Kurusetra melawan Kurawa dapat diikuti banyak orang
Indonesia hingga begadang tengah malam.
Kisah ksatria dalam wayang itu, tentang karakter yang
memegang amanah, teguh dengan janji dan kebajikan, walau
harus berkorban, sungguh inspiratif.
Mereka, apapun agamanya, Islam, Kristen, Budha, bahkan tak
beragama, dapat menikmati kisah Mahabarata dengan rileks
saja. Bagi mereka, itu semata karya sastra. Walau bagi yang
percaya, itu adalah kitab suci karya Dewa.
Begitu banyak buku suci agama tersedia. Di samping Bible,
Bhagavad Gita dan Quran, juga ada Kitab-i-Aqdas (Agama
Baha’i), Tripitaka (Budha), Jain Agamas (Jain), Torah (Hebrew),
Kojiki (Shinto), Guru Granth Sahib (Sikh), Tao te Ching (agama
Tao), dan Zend Avesta (Agama Zoroaster).
Kini hadir 4.300 agama dengan buku sucinya masing masing.

-000-

Hal serupa mulai juga terjadi pada kitab suci agama lain:
Perjanjian Lama. Old Testament. Kisah para Nabi: Musa, Ibrahim,
Nuh, Adam, pertama kali dituliskan dalam Old Testament.
Sama dengan Bhagavad Gita. Bagi yang meyakini, kisah para
nabi itu ditulis oleh Nabi Musa melalui “wahyu” dari Tuhan
pemilik semesta.
Namun para ahli menelusuri Old Testament itu. Dari tata bahasa
dan grammar, terasa ia tidak ditulis oleh satu orang. Terasa pula
ia tidak ditulis dari satu zaman. Ini karya beberapa orang dari
rentang ratusan tahun yang berbeda.

110 11 Fakta Era Google


Seperti halnya Bhagavad Gita, bagi yang percaya, Old Testament
tetap dipeluk sebagai kitab suci. Tapi bagi yang tak percaya,
kitab itu dianggap karya para rabi Yahudi, tapi tetap penuh
dengan renungan inspiratif.
Untuk kisah beberapa nabi, para rabi Yahudi menuliskan ulang
berdasarkan kisah tokoh lain dalam cerita rakyat dari zaman
sebelumnya.
Riset mengenai “Who wrote the Bible,” hingga kini tetap
melahirkan pro dan kontra.(3)
Kita memasuki era baru dalam memahami agama. Google
menyediakan begitu banyak hasil riset. Informasi yang awalnya
hanya beredar di kalangan kecil akademisi, kini bisa diakses
publik luas.
Kearifan baru ini justru positif bagi harmoni pemeluk agama.
Berbagai kitab suci dianggap kekayaan kultural milik bersama.
Aneka kitab itu tetap inspiratif.
Hanya berbeda penekanan saja. Bagi yang percaya dan hak
itu sepenuhnya dihormati, kitab suci adalah wahyu Tuhan.
Bagi yang tak percaya, kitab suci tetap bisa dinikmati sebagai
renungan hidup sastrawi.

-000-

Moralitas apa yang dapat kita petik dari banyak kitab suci
agama?
Saya mulai dengan kasus Alquran. Ini sepuluh mutiara yang
saya temukan selama menyelami 30 Juz Alquran sepanjang 30
malam Ramadan.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 111
Bagi saya pribadi, 10 mutiara ini sudah cukup menjadi pedoman
hidup selaku individu, atapun sebagai aktivis yang memiliki cita-
cita sosial. 10 mutiara ini sudah mampu membuat hidup saya
bermakna, berbahagia, dan berjuang.
MUTIARA PERTAMA, Prinsip Tauhid: Bebaskan Diri dari Tuhan-
tuhan Kecil
Surah Ali Imran Ayat 18.
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan
Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para
malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Evolusi tertinggi seorang individu, ia tumbuh menjadi manusia
yang mulia. Itu hanya terjadi jika ia tak lagi menghamba kepada
tuhan-tuhan kecil. Harta, kuasa, tokoh, ideologi dapat menjadi
tuhan-tuhan kecil jika kita kalahkan prinsip kemanusiaan untuk
mencapainya.
Dengan prinsip Tauhid, kita hanya berorientasi pada Tuhan yang
serba maha, yang adil (Maha Adil), yang penuh kasih (Maha
kasih), yang berpengetahuan (Maha Tahu), yang mampu (Maha
kuasa), dan sebagainya.
Inilah perjalanan tertinggi rohani seorang individu. Ia mencoba
mendapatkan percikan sinar ilahi agar dalam hidupnya juga
menjadi adil, kasih, berpengetahuan, mampu mengelola
perjalanan diri, dan amanah.

-000-

112 11 Fakta Era Google


MUTIARA KEDUA, Tegakkan Keadilan, Walau Langit Runtuh
Surah An-Nisaa: 135.
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah,
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan.
Ini perintah keras untuk adil bahkan terhadap orang dekat
sekalipun. Tak ada pengaruh yang lebih kuat dibandingkan spirit
orang banyak agar ditegakkannya prinsip keadilan.
Sejarah mencatat. Begitu banyak super power, kekuasaan
raksasa, pada waktunya hancur berantakan. Itu terjadi jika ada
kezaliman, ada ketidakadilan terjadi.
Di mana pun dan kapan pun kita hidup, jika terasa ada
ketidakadilan di sana, siapa pun penyebabnya, walau langit
runtuh, bersiaplah untuk katakan: TIDAK!

-000-

MUTIARA KETIGA, Toleransi: Jangan Ada Paksaan dalam Agama


Surah Al Maidah Ayat 48.
Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 113
kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu.
Surah Al Baqarah Ayat 256.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barang siapa ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Saya garis bawahi dari dua ayat itu: manusia memang diciptakan
untuk beragam. Berlomba dalam kebaikan. Dan tak ada paksaan
dalam agama.
Semakin modern sebuah zaman, semakin ia beragam. Langkah
selanjutnya bukan menyeragamkan, tapi mencari titik temu
untuk hidup bersama dalam damai.
Itu hanya terjadi jika ada keikhlasan menerima keberagaman.
Tentu dakwah tentang kebajikan bukan saja dibolehkan tapi
sangat direkomendasikan. Tapi tak boleh ada paksaan dalam

114 11 Fakta Era Google


meyakini sesuatu.
Hanya hukum nasional yang boleh dipaksakan. Dan paksaan
itu hanya persoalan kriminal saja. Berpikir berbeda, punya cita-
cita sosial yang berbeda, punya keyakinan berbeda, itu bukan
kriminal.

-000-

MUTIARA KEEMPAT: Derma, Sedekah: Bantu Mereka yang


Lemah
Surah Ali Imran Ayat 92.
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.
Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.
Surah Al Baqarah Ayat 215.
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
“Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan
apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahuinya.
Ini sudah menjadi hukum besi sejarah. Di mana pun, kapan pun;
sistem apapun yang diterapkan, selalu lahir mereka yang lemah
dan tak beruntung.
Setiap individu juga mahluk sosial. Ia punya kuasa, sekecil
apa pun untuk ikut membentuk lingkungan sosialnya. Pada

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 115
gilirannya lingkungan sosial itu ikut membentuknya kembali.
Berderma, bersedekah, membantu mereka yang kurang
beruntung, satu-satunya cara masyarakat secara bersama untuk
survive. Akan lebih tinggi lagi kualitas bantuan itu jika dilakukan
atas kesadaran sendiri, yang dilandasi rasa kasih sayang.

-000-

MUTIARA KELIMA: Bersatulah Orang-Orang Saleh, Cari Titik


Temu
Surah Al Baqarah Ayat 62.
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di
antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian, dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala
dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.
Surah Al Maidah Ayat 8.
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena
Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Surah Al Mumtahanah Ayat 8.
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil

116 11 Fakta Era Google


terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama
dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
Surah Al Kafirun Ayat 6.
“Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku”.
Empat kutipan surat di atas sudah cukup terang benderang. Tak
ada larangan bekerja sama dengan siapa pun selama mereka
tidak memerangi kita karena agama dan tak pula mengusir kita
dari negeri.
Sudah jelas pula, bagimu agamamu, bagiku agamaku. Tapi kita
hidup dalam ruang publik yang sama. Kita harus mencari cara
hidup bersama. Dunia modern menemukan konstitusi sebagai
pedoman hidup bersama. Orang-orang saleh dari setiap agama
bersatulah, bekerja sama dalam batas yang digariskan konstitusi
negara

-000-

MUTIARA KEENAM: Berdakwahlah dengan Teladan


Surah Fushshilat Ayat 33.
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
menyerah diri”?
Surah Asy Syuara Ayat 109.
Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-
ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 117
Surah Ali Imran Ayat 104.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.
Surah An Nahl Ayat 125.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya. Dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Menjadi pendakwah kebaikan itu bukan profesi. Itu anjuran
agar setiap individu menyebarkan apa yang benar, dan apa
yang jangan. Ini dikerjakan bukan karena upah, tapi kesadaran
membangun masyarakat secara bersama.
Namun dakwah bagaimana yang paling efektif? Yang paling
menyentuh jika tak hanya kata, tapi perilaku sehari-hari yang
menjadi teladan. Bahkan tanpa mengutip satu ayatpun, jika
perilaku sehari-hari begitu menyentuh orang banyak, ia justru
menjadi virus yang menularkan kebaikan.

-000-

MUTIARA KETUJUH: Rekomitmen pada Jalan yang Lurus, Lagi


dan Lagi
Surah Al Fatihah Ayat 6 dan 7.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,

118 11 Fakta Era Google


(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.
Surah Ar Ra’du Ayat 28.
(yaitu) orang-orang yang beriman, dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.
Surah Al Ankabut Ayat 45.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Alkitab
(Alquran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah
dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Komitmen pada kebaikan itu harus terus menerus diperbarui.
Godaan dan tantangan datang setiap saat. Komitmen untuk
tidak tergoda dan hanya ingin jalan yang lurus harus pula
ditetapkan terus menerus.
Mengingat Allah secara rutin menjadi cara untuk rekomitmen
(berkomitmen lagi dan lagi). Setiap individu perlu punya
mekanisme (salat) yang dilakukan terus menerus, agar semakin
ingat dan semakin mendalami, pilihan untuk hidup lurus.

-000-

MUTIARA KEDELAPAN: Bersyukurlah


Surah Luqman Ayat 12.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 119
....”Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Realitas apapun yang tersaji di hadapan kita, ia adalah sinergi
dan hasil saling pengaruh puluhan variabel. Bahkan jauh lebih
banyak hadir variabel yang di luar kontrol. Kita lahir, menjadi
pria atau wanita, lahir dari orang tua tertentu, di lingkungan
dan zaman tertentu, itu bukan kita yang pilih.
Rasa bersyukur atas realitas apa pun yang datang itu pilihan
cerdas agar kita berdamai dengan realitas. Terus berjuang
untuk yang lebih baik di depan, bukan penghalang bagi kita
untuk bersyukur atas apa yang sudah ada.
Apalagi sudah banyak riset dalam positive psychology yang
menunjukkan betapa rasa bersyukur itu membuat hidup lebih
bahagia.

-000-

MUTIARA KESEMBILAN: Maafkan dan Move On


Surah Asy Syura Ayat 43.
Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh
(perbuatan) yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.
Dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, tak terhindari kadang
terjadi perbedaan pandangan dan kepentingan, persaingan
kalah dan menang. Kadang terjadi pula tindakan yang salah.
Namun hidup terus berjalan. Masa kini dan masa depan terus

120 11 Fakta Era Google


datang. Agar tak berat melangkah, problem di masa silam
jangan kita pikul dibawa ke mana-mana. Lepaskan masa silam
itu dengan cara minta maaf dan memaafkan.
Kesalahan baik dari diri sendiri atau orang lain justru harus
dilihat secara positif. Kesalahan itu justru menjadi cara setiap
individu untuk semakin tumbuh dengan cara mengambil
hikmah dari kesalahan itu.

-000-

MUTIARA KESEPULUH: Jujur dan Jaga Amanah


Surah Al Baqarah Ayat 42.
Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang
bathil. Dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang
kamu mengetahui.
Surah Al Mukminun Ayat 8.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya.
Dengan pengetahuan, bisa kita bedakan mana yang benar
mana yang salah. Dengan empati, bisa kita rasakan mana yang
adil dan mana yang tidak.
Beranilah untuk jujur membedakannya. Setiap individu yang
diberi pengetahuan, sekaligus juga diberi amanah untuk
mendayagunakannya. Setiap individu yang dititipkan kuasa,
juga dititipkan amanah untuk menjaga kuasa bagi menyebarnya
kebaikan.
-000-

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 121
Sepuluh mutiara ini yang saya temukan ketika intens menyelami
samudra Alquran. Individu lain sangat mungkin menemukan
mutiara yang berbeda. Bisa pula mereka menemukan mutiara
yang sama tapi berbeda dalam memberi makna.
Aneka mutiara juga dapat dipetik dari aneka kitab suci ini.
Kitab-i- Aqdas (Agama Baha’i), Tipitika (Budha), Jain Agamas
(Jain), Torah (Hebrew), Kojiki (Shinto), Guru Granth Sahib (Sikh),
Tao te Ching (agama Tao), dan Zend Avesta (Agama Zoroaster).
Bagaimana di era Google cara kita hidup harmoni dengan
hadirnya begitu banyak kitab suci? Hidup dengan 4.300 agama?
Kita bebas meyakini yang mana yang kita anggap wahyu dari
Tuhan, jika memang ada panggilan ke sana. Jika tidak, atau sisa
kitab suci lainnya dapat dinikmati sebagai renungan hidup yang
sastrawi.*

122 11 Fakta Era Google


Catatan:

1. Pertama kali anggota Konggres Amerika Serikat dilantik


dengan Bhagavad Gita: https://www.google.co.id/amp/s/
indiacurrents.com/bhagavad-gita-used-historic-swearing-
ceremony-us-congress/amp/
2. Oleh penganut yang percaya, Bhagavad Gita ditulis
langsung oleh Dewa Ganesha yang berkepala gajah. Ia
mematahkan gadingnya untuk menulis Bhagavad Gita:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Bhagavad_Gita
3. Siapa yang menulis Bible, terutama Old Testament? Riset
ini menemukan Ia tidak ditulis oleh Nabi Musa, tapi oleh
banyak rabi Yahudi dalam rentang waktu yang panjang:
https://allthatsinteresting.com/who-wrote-the-bible

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 123
EPILOG
124 11 Fakta Era Google
Era Google: Ketika Agama Menjadi Kekayaan
Kultural Milik Bersama

Di era Google. Di era revolusi industri keempat. Di era ketika


disrupsi dan perubahan mendasar terjadi pada teknologi,
bisnis, politik, dan media massa.
Disrupsi dan perubahan mendasar juga terjadi pada cara kita
memandang dan menikmati dunia agama.
Fenomena ini akan semakin sering kita saksikan. Ia akan
melanda pada semakin banyak dan semakin beragam manusia.
Hari Natal datang. Sinterklas juga tiba. Hari besar ini tak hanya
dirayakan oleh pemeluk agama Kristen. Pemeluk agama lain,
bahkan yang tak beragama sekalipun ikut merayakan.(1)
Mereka menikmati kehangatan komunitas. Tukar menukar
hadiah. Menghiasi ruang tamu dengan pohon terang. Bahkan
ikut menjadi tuan rumah acara, walau sepenuhnya mereka tak
percaya Yesus lahir tanggal 25 Desember.
Mereka ikut membagi kasih sayang dalam perayaan itu, walau
mereka tak percaya ada manusia yang bisa lahir dari ibu yang
perawan.
Bulan Ramadan tiba. Buka puasa. Bunyi bedug bertalu-talu.
Momen satu bulan itu, dan hari raya di ujungnya, tak hanya
dirayakan oleh penganut Islam. Penganut agama lain, dan
bahkan yang tak beragama ikut merayakannya.(2)
Mereka ikut menikmati keunikan berpuasa, berlapar berhari-
hari, walau mereka tak percaya konsep surga hanya untuk orang

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 125
muslim. Mereka ikut merasakan kehangatan bermaaf-maafan,
walau tak percaya Quran itu wahyu dari Tuhan pemilik semesta.
Hari menyepi tiba. Malam dibiarkan gelap gulita. Merenung
masuk ke dalam diri. Momen ini ikut dinikmati oleh mereka
yang tidak beragama Hindu, bahkan yang tidak beragama.(3)
Mereka ikut menikmati keunikan tahun baru Saka, walau tak
percaya hadirnya dunia dewa-dewa. Mereka bahkan bersedia
datang dari jauh ke Bali, menikmati momen ini, walau sama
sekali tak percaya Bhagavad Gita itu karya Dewa Ganesha.
Mereka bisa semalam suntuk mendengar wayang. Itu kisah
perang Baratayudha. Itu kisah Pandawa Lima.
Mereka ambil pelajaran moral kisah itu, walau tak percaya,
dewa Ganesha itu makhluk sakti berwajah gajah.
Mereka menikmati kisah Nabi Musa membelah laut. Walau
mereka tak percaya ini benar benar terjadi dalam sejarah.
Mereka ambil hikmah kisah Nabi Nuh, walau tak meyakini ada
banjir besar yang bisa menenggelamkan seluruh bumi. Air yang
ada di seluruh semesta tak cukup untuk bisa menenggelamkan
puncak gunung Himalaya.
Itu kisah Nabi Ibrahim yang mengurbankan anaknya, mereka
ikut menyelami dan menikmati filosofinya. Dan mereka tak
terlalu peduli siapakah anak yang dikurban Nabi Ibrahim itu?
Ishak kah seperti yang diyakini umat Kristen? Atau Ismail kah
seperti yang diyakini umat Islam?
Mereka juga tak peduli kok bisa penganut dua agama besar
meyakini dua fakta yang berbeda, dan tetap diyakini lebih dari
satu miliar manusia, dan lebih dari seribu tahun?

126 11 Fakta Era Google


Itulah ilustrasi ketika dunia agama menjadi kekayaan kultural
milik bersama. Agama tak lagi mereka dekati sebagai doktrin
benar dan salah. Tapi agama mereka hidupi sebagai dokumen
peradaban.
Mereka yang meyakini agamanya sebagai satu-satunya
kebenaran mutlak tetap hadir, keyakinan “hanya agama saya
yang benar,” itu tetap tumbuh dan dihormati.
Tapi mereka yang tak lagi percaya pada agama itu, tetap
menikmati agama itu sebagai kekayaan kultural belaka. Sama
seperti mereka menikmati kekayaan adat istiadat.
Inilah kearifan baru yang akan semakin banyak di era Google:
memandang, menghormati, dan menikmati agama sebagai
kekayaan kultural milik bersama.
Tak hanya sebanyak 4.300 agama yang kini ada dihormati, dan
dianggap kekayaan kultural milik bersama. Tapi juga puluhan
ribu aliran kepercayaan, mulai dari yang diyakini suku Aborigin
di Australia, hingga suku terasing di pedalaman Afrika.

-000-

Mengawali disrupsi dan perubahan besar dalam memahami


agama, terjadi lebih dahulu dua tren besar.
Pertama, tren menetralkan ruang publik dari dominasi satu
agama. Kedua, tren menjadikan intisari ajaran agama sebagai
inspirasi.
Apa itu tren ruang publik yang dinetralkan dari dominasi satu
agama?

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 127
Negara nasional yang modern bertumpu pada konsep
kewarganegaraan. Sudah menjadi hukum besi semua negara
modern: semua warga negara memiliki kedudukan hukum yang
setara, apapun keyakinan agamanya.
Ruang publik negara nasional itu milik bersama yang harus bisa
dinikmati oleh semua warga negara, tanpa diskriminasi.
Tiga alasan yang membuat negara modern menetralkan ruang
publik dari dominasi satu agama saja.
Alasan pertama: solusi jalan tengah.
Penganut agama A tak ingin agama B, atau agama C, atau
agama D, dan agama lainnya yang mendominasi ruang publik.
Penganut agama B juga tak ingin agama A, agama C, agama D
dan agama lainnya yang mendominasi.
Sementara kini ada 4.300 agama.(4) Di setiap agama besar juga
ada aneka aliran yang berbeda pula. Di Kristen, ada Protestan,
Katolik dan ratusan denominasi di dalamnya.
Di Islam: ada Sunni, Syiah, Ahmadiyah, dan lainnya. Perbedaan
aliran internal lain juga terjadi pada agama besar lain.
Ruang publik yang dinetralkan dari dominasi satu agama
menjadi solusi jalan tengah. Jika tidak, akan terjadi pertarungan
tiada henti, bahkan berdarah, berebut menjadi agama penguasa
tunggal ruang publik.
Alasan kedua: alasan faktual.
Sudah ditulis dalam esai sebelumnya. Data menunjukkan. Top
10 negara yang paling membuat warga bahagia. Top 10 negara
yang pemerintahannya paling bersih. Top 10 negara yang paling

128 11 Fakta Era Google


sejahtera. Pada semua negara itu, warga menganggap agama
tak lagi memainkan peran penting dalam hidupnya.(5)
Bukankah negara ideal harus membuat warga negara bahagia,
sejahtera, dan pemerintahannya bersih dari korupsi?
Semua contoh faktual yang ada menunjukkan di berbagai
negara Top 10 itu, ruang publiknya netral dari dominasi satu
agama. Itu memang fakta. Itu data. Itu realita. Itu kenyataan!
Fakta lebih kuat daripada kepercayaan.
Alasan ketiga, alasan esensial.
Dunia agama adalah dunia kepercayaan. Kristen percaya Yesus
(Nabi Isa) mati disalib. Islam percaya Nabi Isa tak mati disalib.
Kepercayaan atas dua fakta yang bertolak belakang itu masing-
masing dihormati.
Tapi ruang publik, tapi public policy, tapi roda ekonomi, tapi roda
politik, tapi roda teknologi, adalah dunia perdebatan. Itu ruang
saling berbantah untuk mendapatkan solusi lebih baik untuk
lebih banyak warga negara. Itu ruang yang selalu berubah.
Ruang perdebatan adalah ruang riset empirik. Ruang itu tak bisa
disandarkan kepada kepercayaan belaka. Justru ruang publik itu
harus menghidupkan keraguan.
Itu sebabnya, semakin ruang publik dinetralkan dari dominasi
satu agama, ia akan lebih mudah bahkan untuk membuat lebih
banyak warga negara lebih bahagia.

-000-

Apa itu tren intisari agama menjadi inspirasi?

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 129
Ini era post materialism. Era ketika data menunjukkan lebih
banyak orang mati karena kebanyakan makan ketimbang
kekurangan makan.
Data menunjukkan lebih banyak orang mati karena bunuh diri
ketimbang karena korban terorisme plus perang plus bencana
alam.
Ini era kebutuhan meaning of life. Sebanyak 4.300 agama yang
ada plus puluhan ribu aliran kepercayaan lain adalah samudra
inspirasi untuk meaning of life.
Tiga intisari terpenting dunia agama dan kepercayaan adalah
kebajikan, power of giving dan kesatuan manusia (oneness).
Kebajikan atau virtue dianggap satu-satunya nilai esensial.
Semua hal lain hanya bernilai positif jika ia membawa kebajikan.
Kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan hanya positif jika ia
membawa kebajikan. Tapi jika membawa keburukan, kekuasaan
dan kekayaan, bahkan pengetahuan menjadi negatif.
Power of giving adalah intisari dunia agama berikutnya. Kapan
pun, di mana pun, pasti selalu ada segmen masyarakat yang
jauh lebih lemah.
Tradisi memberi, menolong, berbagi, kini tak hanya dianggap
penting. Berbagai riset menunjukkan power of giving menjadi
satu mindset dan habit yang menimbulkan kebahagiaan otentik.
Kesatuan manusia menjadi tema sentral banyak agama. Karena
Tuhan satu, alam semesta juga satu, maka manusia juga satu.
Bahkan rasa satu (oneness) antara sesama manusia, manusia
dan alam, juga menimbulkan tak hanya happiness. Ia juga

130 11 Fakta Era Google


positif bagi lingkungan hidup karena pohon, sungai dan udara
dianggap bagian dari keluarga.
Di era post materialism, justru peran dunia agama sebagai
samudra inspirasi bagi meaning of life menjadi penting.
-000-
Inilah intisari buku ini. Bersama dengan revolusi industri
keempat, terjadi pula disrupsi dan perubahan mendasar dalam
cara kita memandang agama.
Yaitu bergesernya pemahaman agama di era Google, dari
Kebenaran Mutlak menjadi kekayaan kultural milik bersama.
Dua tren besar memulainya: menetralkan ruang publik dari
dominasi satu agama. Dan tren mengambil intisari agama untuk
meaning of life.
Di balik dua tren besar itu, berkerja 11 fakta baru dan lama,
yang semakin lama semakin kuat. Antara lain ilmu pengetahuan
dan teknologi yang kini menjadi kekuatan kreatif peradaban.
Sebelas fakta (baru dan lama) di era Google menjadi hukum
besi, yang perlahan tapi pasti, mendorong kita menghormati
dan menikmati dunia agama yang kini jumlahnya 4.300 itu
sebagai kekayaan kultural milik bersama.(6)
Seorang rekan menyebutkan pernyataan “Sebelas Fakta di Era
Google yang akan mendorong kita menghormati dunia agama
sebagai kekayaan kultural milik bersama” itu adalah Denny JA’s
Law on the Future of Religions. Saya hanya tersenyum.
Agama memang sumbu peradaban paling dalam. Sebanyak
4.300 agama yang ada, dan puluhan ribu kepercayaan yang

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 131
hadir layak kita hormati sebagai kekayaan kultural milik kita
bersama.*
Januari 2021

132 11 Fakta Era Google


Catatan:
1. Natal mulai dirayakan bahkan oleh mereka yang bukan
Kristen: www.pewresearch.org › fact-tankChristmas also
celebrated by many non-Christians | Pew Research Center
2. Bulan puasa juga dinikmati oleh mereka yang bukan
muslim: www.havehalalwilltravel.com › ram...8 Meaningful
Things I’ve Learnt This Ramadan As A Non-Muslim
3. Menyepi di Bali dinikmati oleh banyak turis asing yang
bukan Hindu: bali.idntimes.com › News › Bali585 Ribuan
Turis Asing Terbang ke Bali Menjelang Nyepi - IDN Times
Bali
4. Kini hadir dalam peradaban revolusi industri keempat
sebanyak 4.300 agama: World Religion Guide - The Travel
Almanac
5. Data menunjukkan Top 10 negara paling membuat warga
bahagia, sejahtera, pemerintahannya bersih, mayoritas
warga tak anggap agama penting dalam hidupnya:
htt ps : / / w w w.fa c e b o o k . co m / 3 2 2 2 8 3 4 6 7 8 6 7 8 0 9 /
posts/3534719996624124/?d=n
htt ps : / / w w w.fa c e b o o k . co m / 3 2 2 2 8 3 4 6 7 8 6 7 8 0 9 /
posts/3539649596131164/?d=n
htt ps : / / w w w.fa c e b o o k . co m / 3 2 2 2 8 3 4 6 7 8 6 7 8 0 9 /
posts/3532483093514481/?d=n
6. Sebelas Fakta era Google yang mengubah persepsi atas
agama: https://www.facebook.com/322283467867809/
posts/3523122224450568/?d=n

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 133
REFERENSI
134 11 Fakta Era Google
Referensi

Indeks kebahagiaan sudah diukur dan digunakan PBB: https://


en.m.wikipedia.org/wiki/World_Happiness_Report
Esai ini mencoba menghubungkan tingkat kebahagiaan dengan
tingkat beragama: http://www.humanreligions.info/
happiness.html
Indeks beragama juga sudah disusun melalui survei Gallup Poll:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_religion_
by_country
Corruption Perception Index yang mengukur level korupsi sudah
dirumuskan: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Corruption_
Perceptions_Index
Indeks pembangunan manusia (Human Development Index)
sudah pula diterapkan: https://en.m.wikipedia.org/wiki/
List_of_countries_by_Human_Development_Index
Korelasi kecerdasan dan agama juga telah diriset: https://
philebersole.wordpress.com/2013/08/13/religion-and-iq-
country-comparisons/amp/
Islam dan Kristen meyakini fakta yang mustahil dua duanya
benar: Yesus (Nabi Isa) wafat disalib versus tak wafat
disalib: https://crcs.ugm.ac.id/the-crucifixion-of-yesus-a-
theological-debate-between-christians-and-muslims/
Soal yang dikurbankan, Ishak atau Ismail: https://themaydan.
com/2018/06/depicting-abrahams-sacrifice-differing-
biblical-islamic-textual-traditions/

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 135
Banyak temuan arkeologi yang menyimpulan Nabi Musa
bukan tokoh sejarah. Ia tokoh yang diciptakan untuk
ajaran moral: https://www.nytimes.com/2007/04/03/
world/africa/03exodus.html dan https://www.nytimes.
com/2007/04/03/world/africa/03iht-moses.4.5130043.
html
Public policy negara modern tak lagi bergantung pada kitab suci:
https://www.nytimes.com/2012/04/15/opinion/sunday/
sunday-dialogue-what-is-the-role-of-faith-in-public-policy.
html
Kini hadir 4.300 agama. Begitu banyak klaim kebenaran
yang berbeda beda satu sama lain: https://www.
thetravelalmanac.com/religions/
Ulama, pendeta, biksu saling menafsir agama secara
berbeda-beda: https://en.m.wikipedia.org/wiki/
Shia%E2%80%93Sunni_relations
Natal pun kini dirayakan oleh yang bukan Kristen: https://www.
pewresearch.org/fact-tank/2013/12/23/christmas-also-
celebrated-by-many-non-christians/?amp=1
Jumlah mereka yang tak beragama adalah nomor tiga terbanyak
di dunia: https://www.washingtonpost.com/national/on-
faith/unbelief-is-now-the-worlds-third-largestreligion/201
2/12/19/1db89f74-4a06-11e2-8af9-9b50cb4605a7_story.
html
World Happiness Report 2020 di berbagai negara dapat dilihat
di sini: https://worldhappiness.report/ed/2020/

136 11 Fakta Era Google


Gallup Poll 2009 soal list negara berdasarkan pentingnya agama:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_religion_
by_country
Data dunia tentang level korupsi: https://en.m.wikipedia.org/
wiki/Corruption_Perceptions_Index
Data dunia tentang pentingnya agama bagi warga negara:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_religion_
by_country
Departemen Agama di Indonesia justru yang paling korup: https://
amp.kompas.com/nasional/read/2011/11/29/02410859/
Kementerian.Agama.Terkorup
Bahkan tiga menteri agama dipenjara karena korupsi: https://m.
merdeka.com/peristiwa/sudah-dua-menteri-agama-di-
indonesia-terjerat-kasus-korupsi.html
Daftar Human Development Index 2020: https://en.m.wikipedia.
org/wiki/Human_Development_Index
Daftar negara berdasarkan pentingnya agama bagi warga:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_religion_
by_country
Perilaku homoseksual bahkan ditemukan juga dalam 450 spesies
hewan: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Homosexual_
behavior_in_animals
Washington Post menurunkan tulisan soal Nabi Musa yang
bukan tokoh sejarah, berdasarkan penelitian arkeologi:
www.nytimes.com › World › AfricaIn Sinai desert, no trace
of Moses - The New York Times, www.nytimes.com › World
› AfricaDid the Red Sea Part? No Evidence, Archaeologists

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 137
Say - The New ...
Biblical Archeology menelusuri kisah para Nabi yang tertulis
di kitab suci (Bible). Acapkali riset itu menemukan
kisah para Nabi itu banyak diinspirasi oleh cerita rakyat
yang berkembang dalam peradaban yang lebih tua:
en.m.wikipedia.org › wiki › Biblical...Web result with site
linksBiblical archaeology – Wikipedia
Kisah Nabi Musa yang ketika bayi dibuang di sungai, lalu
ditemukan oleh pekerja istana. Kemudian Nabi Musa
dibesarkan di istana, lalu pulang ke negeri asal menjadi
pemimpin. Kisah ini menyerupai Raja Sargon dari Akkad,
Mesopotamia/Sumariah. Dokumen ini usianya lebih tua
dari kisah Nabi Musa: en.m.wikipedia.org › wiki › Sargon...
Sargon of Akkad – Wikipedia
Bagi yang berminat mengeksplorasi kisah Nabi Nuh
yang dilaunching BBC, silahkan klik: https://youtu.
be/6x3UWQQrUXs, Link: https://www.facebook.
com/322283467867809/posts/2980382615391201/?d=n
Para peneliti menemukan dua kisah berbeda tentang Yesus. Ini
acapkali disederhanakan sebagai Jesus of history versus
Jesus of faith. Yesus yang diyakini dalam iman kristiani
sekarang berbeda dengan Yesus sebenarnya yang hidup
dalam sejarah: www.jstor.org › stableThe Christ of Faith
and the Jesus of History – Jstor
Para ahli mencoba mengkonstruksi wajah Yesus secara ilmiah.
Dihasilkanlah gambar yang sama sekali berbeda dengan
kebanyakan gambar Yesus yang kini dikenal: www.ancient-
origins.net › reconstru...Web resultsReconstructing Jesus:

138 11 Fakta Era Google


Using Science to Flesh out the Face of Religion | Ancient ...
Bunda Maria oleh sebagian penganutnya juga digambarkan
berkulit hitam: Black Madonna: https://en.m.wikipedia.
org/wiki/Black_Madonna
PP Muhammadiyah menyatakan untuk era Covid 19,
kurban hewan dapat diganti uang sedekah: https://m.
mediaindonesia.com/read/detail/323894-ini-alasan-
muhammadiyah-ganti-sedekah-hewan-kurban-pakai-uang
MUI menyatakan kurban hewan tak dapat diganti uang sedekah
atau barang lain: https://m.mediaindonesia.com/read/
detail/328421-mui-kurban-tidak-bisa-diganti-uang-atau-
barang-lain
Esai yang menafsir ulang kisah Ibrahim, dan merekomendasikan
tak lagi menggunakan hewan sebagi kurban agama: https://
www.animalsinislam.com/islam-animal-rights/sacrifice-
eid-al-adha/
Berita yang mengkritik kurban hewan di jalan: https://www.
google.co.id/amp/s/www.thesun.co.uk/news/7074173/
eid-al-adha-2018-animal-sacrifice-cows-beheaded/amp/
Dua pemeluk agama besar berbeda soal fakta. Yang dikurbankan
itu Ishak atau Ismail?: https://themaydan.com/2018/06/
depicting-abrahams-sacrifice-differing-biblical-islamic-
textual-traditions/, Link: https://www.facebook.
com/322283467867809/posts/3092025654226896/?d=n
Para ilmuwan mulai pula menggali masa silam Islam. Salah
satunya menemukan bukti dan berargumen bahwa Islam
tidak lahir di Mekkah tapi di Petra: understandingislam.

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 139
today › is-mecc...Web resultsIs Mecca or Petra Islam’s true
birthplace? - Understanding Islam
Revisionist School of Islamic Studies adalah nama dari school of
thought yang memiliki metodologi dan hasil berbeda soal
masa awal kelahiran Islam: https://en.m.wikipedia.org/
wiki/Revisionist_school_of_Islamic_studies
Dan Gibson secara khusus meneliti aneka mesjid di awal
kelahiran Islam. Mesjid itu tak menghadap ke Mekkah tapi
ke Petra: www.fetelina.com › the-sacred-city-...The Sacred
City by Dan Gibson: Is Mecca Really the Birthplace of Islam?
| History ...
Pew Research Center melaporkan betapa penganut non-
Kristen di Amerika Serikat ikut merayakan Natal: https://
www.google.co.id/amp/s/www.pewresearch.org/fact-
tank/2013/12/23/christmas-also-celebrated-by-many-
non-christians/%3famp=1
Sebuah paper mengeksplorasi mengapa Muslim ikut
merayakan Natal di wilayah ketika mereka minoritas:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/
S0148296317303181
Dimulainya studi mengenai Yesus of Faith versus Yesus of
History: https://www.jstor.org/stable/3154962
Beberapa temuan yang menyatakan Nabi Musa itu bukan
tokoh sejarah, dan kemiripannya dengan kisah rakyat
yang lebih tua: The Sargon of Akad: https://www.nytimes.
com/2007/04/03/world/africa/03exodus.html, https://
en.m.wikipedia.org/wiki/Sargon_of_Akkad

140 11 Fakta Era Google


Temuan yang menyatakan kisah Nabi Nuh menyerupai dan
dramatisasi kisah rakyat dari dokumen yang lebih tua: Epic
of Gilgamesh: https://time.com/44631/noah-christians-
flood-aronofsky/?amp=true
Aneka kisah Nabi itu tertulis di Bible. Tapi sebenarnya, siapa
yang menulis Bible? https://allthatsinteresting.com/who-
wrote-the-bible
Pertama kali wanita di Arab Saudi diperkenankan menonton
bola di stadion: www.bbc.com › news › world-...Web results
Saudi Arabia allows women at football game for first time
- BBC News - BBC.com
Wanita pun mulai menjadi imam salat bahkan bagi lelaki:
Woman Leads Muslim Prayer Service in New York - The
New York Times
Mesjid di Eropa mulai membuka diri bagi LGBT: fr.reuters.com ›
article › lgbt-fri...LGBT-friendly Berlin mosque deradicalizes
Muslim youth | Reuters
NU selaku ormas Islam terbesar Indonesia, bahkan dunia,
membuat rekomendasi bahwa kata kafir (infidel) tak lagi
tepat diberlakukan kepada penganut non-Islam masa kini:
www.jawapos.com › 2019 › has...Web results Hasil Munas
Alim Ulama-Konbes NU: Nonmuslim Jangan Lagi Disebut
Kafir.
Juga di agama lain, mulai pula tak nyaman kata kafir (infidel) yang
melihat penganut agama lain inferior dari sisi kebenaran
Ilahiah: www.upenn.edu › pennpress › bookAn Age of
Infidels | Eric R. Schlereth - University of Pennsylvania

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 141
Satu naskah toleransi agama paling tua justru dibuat dan
ditandatangani oleh Nabi Muhammad sendiri: the
Ashtiname of Muhammad. Keaslian dokumen ini memang
masih kontroversial. Lihat “Ashtiname of Muhammad” –
Wikipedia
Salah satu perang paling lama dalam sejarah manusia adalah
perang agama: perang salib, berlangsung berkali-kali,
lebih dari seratus tahun: en.m.wikipedia.org › wiki ›
CrusadesCrusades – Wikipedia
Kisah kapal San Jose bisa dibaca di sini: https://www.google.
co.id/amp/s/www.history.com/.amp/news/legendary-
billion-dollar-shipwreck-found-off-colombian-coast
Pencarian kesamaan prinsip banyak agama menjadi subjek
riset sendiri: https://www.google.co.id/amp/s/lifehacker.
com/seven-important-lessons-from-world-religions-
everyone-s-1613615832/amp
Riset soal efek kebajikan kepada hidup yang bahagia
dan bermakna. Antara lain: https://www.academia.
edu/4230387/A_Virtuous_Cycle_The_Relationship_
Between_Happiness_and_Virtue
Riset soal efek Power of Giving atas hidup yang bahagia dan
bermakna. Antara lain: https://www.researchgate.net/
publication/23547473_The_Happiness_of_Giving_The_
Time-Ask_Effect
Riset soal efek rasa The Oneness kepada rasa bahagia dan
bermakna antara lain: https://www.forbes.com/sites/
alicegwalton/2019/04/18/a-sense-of-oneness-may-be-a-
key-to-happiness/amp/

142 11 Fakta Era Google


Pertama kali anggota Konggres Amerika Serikat dilantik
dengan Bhagavad Gita: https://www.google.co.id/amp/s/
indiacurrents.com/bhagavad-gita-used-historic-swearing-
ceremony-us-congress/amp/
Oleh penganut yang percaya, Bhagavad Gita ditulis langsung
oleh Dewa Ganesha yang berkepala gajah. Ia mematahkan
gadingnya untuk menulis Bhagavad Gita: https://
en.m.wikipedia.org/wiki/Bhagavad_Gita
Siapa yang menulis Bible, terutama Old Testament? Riset ini
menemukan Ia tidak ditulis oleh Nabi Musa, tapi oleh
banyak rabi Yahudi dalam rentang waktu yang panjang:
https://allthatsinteresting.com/who-wrote-the-bible
Natal mulai dirayakan bahkan oleh mereka yang bukan Kristen:
www.pewresearch.org › fact-tankChristmas also celebrated
by many non-Christians | Pew Research Center
Bulan puasa juga dinikmati oleh mereka yang bukan muslim:
www.havehalalwilltravel.com › ram...8 Meaningful Things
I’ve Learnt This Ramadan As A Non-Muslim
Menyepi di Bali dinikmati oleh banyak turis asing yang bukan
Hindu: bali.idntimes.com › News › Bali585 Ribuan Turis
Asing Terbang ke Bali Menjelang Nyepi - IDN Times Bali
Kini hadir dalam peradaban revolusi industri keempat sebanyak
4.300 agama: World Religion Guide - The Travel Almanac
Data menunjukkan Top 10 negara paling membuat warga
bahagia, sejahtera, pemerintahannya bersih, mayoritas
warga tak anggap agama penting dalam hidupnya:
htt ps : / / w w w.fa c e b o o k . co m / 3 2 2 2 8 3 4 6 7 8 6 7 8 0 9 /

Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 143
posts/3534719996624124/?d=n, https://www.facebook.
com/322283467867809/posts/3539649596131164/?d=n,
htt ps : / / w w w.fa c e b o o k . co m / 3 2 2 2 8 3 4 6 7 8 6 7 8 0 9 /
posts/3532483093514481/?d=n, Sebelas Fakta
era Google yang mengubah persepsi atas agama:
htt ps : / / w w w.fa c e b o o k . co m / 3 2 2 2 8 3 4 6 7 8 6 7 8 0 9 /
posts/3523122224450568/?d=n

144 11 Fakta Era Google


Denny Januar Ali atau Denny JA adalah
entrepreneur intelektual atau intelektual
entrepreneur. Ia banyak membuat
terobosan di dunia akademik, politik, media
sosial, sastra, dan budaya di Indonesia.
Pria kelahiran Palembang, 4 Januari 1963 ini, sejak masih duduk
di bangku SMA, sudah menyukai buku karya Michael Heart,
berjudul The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in
History. Ia menyelesaikan S1-nya di FakultasHukum, Universitas
Indonesia. Kemudian, ia meraih gelar Master of Public
Administration dari Pittsburgh University, Amerika Serikat saat
berusia 31 tahun. Sementara itu, gelar doktornya didapatkan
pada 2001 dari Ohio University, Amerika Serikat.
Pada tahun 2015, Denny J.A. dinobatkan TIME Magazine
sebagai salah satu dari 30 orang paling berpengaruh di Internet.
Ia bersanding dengan Presiden aAmerika Serikat Barack Obama,
Perdana Menteri India Narendra Modi, dan sejumlah selebriti
dunia seperti Shakira, Justin Bieber dan Kim Kardashian. Dalam
Vote yang dibuat TIME Magazine, Denny J.A. berada di posisi
nomor satu.

146 11 Fakta Era Google

Anda mungkin juga menyukai