Denny JA - Bergesernya Pemahaman Agama - 11 Fakta Era Google
Denny JA - Bergesernya Pemahaman Agama - 11 Fakta Era Google
Denny JA
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 1
11 Fakta Era Google
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi
Kekayaan Kultural Milik Bersama
Denny JA
Editor: Anick HT
Penerbit: ….
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama I
11 FAKTA ERA GOOGLE
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak
Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama
Denny J.A
Editor : Anick HT
Design : Alip Noor
Layout : Ryansntrs
Diterbitkan Oleh
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama III
Khusus soal dunia agama, ketika aneka indeks, measurement,
dan peringkat itu diuji silang, kita pun terpana.
Aha! Wah! Kok begini?!
-000-
Ini sebelas fakta dan temuan di era Google, yang akan mengubah
cara kita memahami agama.
Pertama, di negara yang indeks kebahagiaannya tinggi (World
Happiness Index), umumnya level beragama masyarakatnya
rendah. (1)
Negara yang paling mampu membuat warganya bahagia,
sebagaimana diukur oleh World Happines Index, populasi di
negara itu cenderung menganggap agama tak lagi penting
dalam kehidupan mereka (diukur dari religiosity index).
Kedua, di negara yang tingkat beragamanya tinggi (Religiosity
Index), pemerintahannya cenderung korup.(2)
Banyak negara yang lebih dari 90 persen populasinya
menyatakan agama sangat penting dalam hidupnya. Di negara
itu, tingkat korupsi pemerintahannya juga sangat tinggi (diukur
dengan The Corruption Perception Index).
Ketiga, di negara yang pembangunan manusianya tinggi
(Human Development Index), tingkat beragama masyarakatnya
cenderung rendah.(3)
Human Development Index (HDI) mengukur kemajuan negara
dengan aneka dimensi, mulai dari kesejahteraan, kesehatan,
hingga pendidikan. Itu hal penting yang membangun manusia.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama V
Jika fakta yang “akan dikorbankan Nabi Ibrahim adalah Ismail,”
mustahil fakta “Ishak yang akan dikorbankan” benar. Begitu
pula sebaliknya.
Pasti ada yang salah di antara dua keyakinan itu. Toh fakta yang
salah bisa diyakini oleh begitu banyak manusia. Begitu lama.
Inilah kenyataan agama. Bahkan ini terjadi pada salah satu dari
dua agama terbesar di atas.
Keenam, arkeolog, antropolog, dan ilmuwan menemukan
banyak fakta. Menurut temuan mereka, beberapa nabi itu
bukan tokoh sejarah: Musa, Nuh, Adam.
Arkeolog juga menemukan betapa beberapa kisah nabi itu
menyerupai kisah rakyat dari era peradaban yang lebih tua dari
usia kitab suci.
Temuan ini juga mengubah cara kita memahami masa lalu di
era kitab suci diriwayatkan.
Kisah Nabi Musa misalnya. Bahwa, Nabi Musa ketika bayi
dibuang di sungai, diletakkan dalam keranjang, lalu ditemukan
di negeri lain oleh petugas kerajaan. Kemudian ia dibesarkan di
istana. Lalu ia kembali ke tanah asal, menjadi pemimpin.
Kisah Nabi Musa di atas sama persis dengan kisah Raja Sargon
dari Summeriah/Mesopotamia, yang dokumennya lebih tua
dibandingkan Bible.(6)
Ketujuh, kebijakan publik top 10 negara paling sejahtera, paling
bahagia, paling membangun manusia, tak lagi merujuk kitab
suci.
Hukum yang disusun di parlemen. Temuan ilmu di labolatorium.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama VII
Kesepuluh, perayaan hari besar agama, seperti Natal, juga mulai
dirayakan penganut agama lain. Bagi mereka, Natal adalah
peristiwa kultural yang cukup syahdu untuk ikut dirayakan
walau mereka tak meyakini agama Kristen.(10)
Pew Research Center mencatat betapa banyak sekali penganut
agama lain, juga yang tak beragama, di Amerika Serikat tak
hanya hadir. Mereka juga menjadi tuan rumah perayaan Natal.
Kesebelas, hak asasi manusia menghargai kebebasan beragama
ataupun tak beragama. Apapun tafsir, dan keyakinan soal Tuhan,
agama, dan kebenaran, itu diserahkan kepada pilihan individu.
Keyakinan itu dilindungi sejauh tak ada pemaksaan dan
kekerasan kepada pihak lain.
Kini mereka yang tak meyakini agama apapun adalah segmen
terbesar nomor tiga di dunia, setelah penganut Kristen dan
Islam.(11)
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama IX
1. Indeks kebahagiaan sudah diukur dan digunakan PBB:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/World_Happiness_
Report
Esai ini mencoba menghubungkan tingkat kebahagiaan
dengan tingkat beragama: http://www.humanreligions.
info/happiness.html
2. Indeks beragama juga sudah disusun melalui survei Gallup
Poll: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Importance_of_
religion_by_country
Pun Corruption Perception Index yang mengukur level
korupsi sudah dirumuskan: https://en.m.wikipedia.org/
wiki/Corruption_Perceptions_Index
3. Indeks pembangunan manusia (Human Development
Index) sudah pula diterapkan: https://en.m.wikipedia.org/
wiki/List_of_countries_by_Human_Development_Index
4. Korelasi kecerdasan dan agama juga telah diriset: https://
philebersole.wordpress.com/2013/08/13/religion-and-iq-
country-comparisons/amp/
5. Islam dan Kristen meyakini fakta yang mustahil dua duanya
benar: Yesus (Nabi Isa) wafat disalib versus tak wafat
disalib: https://crcs.ugm.ac.id/the-crucifixion-of-yesus-a-
theological-debate-between-christians-and-muslims/
Soal yang dikurbankan, Ishak atau Ismail: https://
themaydan.com/2018/06/depicting-abrahams-sacrifice-
differing-biblical-islamic-textual-traditions/
6. Banyak temuan arkeologi yang menyimpulan Nabi Musa
bukan tokoh sejarah. Ia tokoh yang diciptakan untuk ajaran
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama XI
Daftar Isi
Pengantar
11 Fakta Baru dan Lama Mengubah Pemahaman Agama ~ III
Bab 1
Data dan Fakta Baru ~ 1
1. Mengapa di Top 10 Negara yang Warga Negaranya
Paling Bahagia, Mayoritas Menganggap Agama Tak Lagi
Penting? ~ 2
2. Mengapa di Top 10 Negara yang Pemerintahannya
Paling Bersih Korupsi, Mayoritas Menganggap Agama
Tak Lagi Penting? ~ 12
3. Mengapa di Top 10 Negara yang Warga Negaranya
Paling Sejahtera, Mayoritas Menganggap Agama Tak
Lagi Penting? ~ 21
Bab 2
Kearifan Memahami Penemuan Arkeolog ~ 32
4. Nabi Musa Bukan Tokoh Sejarah? ~ 33
5. Tak Ada Banjir Besar Nabi Nuh? ~ 41
6. Wajah Yesus Menurut Science ~ 47
7. Kisah Kurban Nabi Ibrahim ~ 55
8. Mekkah atau Petra sebagai Awal Islam? ~ 62
9. Natal Juga Dirayakan Oleh Non-Kristen ~ 69
Epilog
Di Era Google, Ketika Agama Menjadi Kekayaan Kultural Milik
Bersama ~ 125
Referensi ~ 134
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama XIII
Bab 1
Data dan Fakta Baru
BAB 1
Data dan Fakta Baru
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 1
Mengapa di Top 10 Negara yang Warga
Negaranya Paling Bahagia, Mayoritas
Menganggap Agama Tak Lagi Penting?
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 3
adalah laporan tahunan ke-delapan.
Sebanyak 153 negara dinilai dan dibuatkan rangking. Indonesia,
misalnya, berada di ranking ke-84, dengan nilai rata rata skor:
5.286.
Top 10 negara yang warga negara bahagia tahun 2020, dan
skornya sebagai berikut: (1)
1. Finlandia (7.809)
2. Denmark (7.646)
3. Switzerland (7.560)
4. Iceland (7504)
5. Norway (7488)
6. Netherlands (7449)
7. Sweden (7353)
8. New Zealand (7300)
9. Austria (7294)
10. Luxembeg (7238)
Sepuluh negara paling bahagia didominasi oleh negara
Skandinavia (Nordic countries).
-000-
Data set kedua sama sekali berbeda. Data ini dari Gallup Poll
untuk kategori seberapa penting agama itu dalam persepsi
warga.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 5
yang warganya paling bahagia (World Happines Report, 2020),
apakah penduduk di negara itu menganggap agama penting
dalam hidup mereka sehari hari (Important of Religion by
Countries, Gallup Poll, 2009)?(2)
Di bawah ini adalah ranking top 10 negara yang warganya paling
bahagia. Di sampingnya persentase seberapa penting agama
bagi hidup sehari-hari mereka.
1. Finlandia (28 persen)
2. Denmark (19 persen)
3. Switzerland (41 persen)
4. Iceland (tak ada data)
5. Norway (22 persen)
6. Netherlands (33 persen)
7. Sweden (15 persen)
8. New Zealand (33 persen)
9. Austria (55 persen)
10. Luxemburg (39 persen)
Delapan dari sembilan negara yang warganya paling bahagia,
mayoritas warganya tak menganggap agama hal yang penting
dalam hidupnya. Hanya satu, di Austria saja, yang di atas 50
persen warga menganggap agama penting.
Di Swedia bahkan hanya 15 persen populasi menganggap agama
itu penting. Juga di Denmark, hanya 19 persen menganggap
agama itu penting.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 7
Di Indonesia, 99 persen warga mengganggap agama penting
(mayoritas Islam), ranking bahagia warga ada di paruh papan
tengah ke bawah: rangking 84 dari 153 negara yang disurvei.
Bagaimana menjelaskan fenomena ini? Mengapa warga negara
yang paling bahagia di ruang publiknya tak lagi menganggap
agama penting?
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 9
bagi ekonomi lemah.
Social support ini lebih bisa diberikan oleh negara yang
berpenghasilan tinggi. Ini lebih ke dimensi ekonomi.
Tapi memang pada negara yang kuat ekonominya, yang tumbuh
karena industri, umumnya warga tak lagi menganggap agama
itu penting.
Tiga variabel di atas menjelaskan, mengapa justru pada negara
yang ruang publiknya tak lagi diwanai agama, yang mayoritas
warga menganggap agama tak lagi penting dalam hidupnya,
mereka justru paling bahagia.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 11
Mengapa di Top 10 Negara yang Pemerintahannya
Paling Bersih Korupsi, Mayoritas Menganggap
Agama Tak Lagi Penting?
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 13
hingga 100. Semakin mendekati 100, negara itu semakin bersih.
Semakin mendekati 0, negara itu semakin korup.
-000-
-000-
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 15
3. Finland (28 persen)
4. Singapore (70 persen)
5. Switzerland (41 persen)
6. Sweden (15 persen)
7. Norway (22 persen)
8. Netherland (33 persen)
9. Luxembourgh (39 persen)
10. Germany (40 persen).
Wow! Aha! Bagaimana bisa?
Pada negara yang paling bersih korupsi, warga negara di sana
tak menganggap agama penting. Bahkan di Swedia, hanya 15
persen warganya yang mengangap agama penting.
Satu-satunya negara dalam Top 10 negara di atas hanya
Singapura: 70 persen, yang mayoritas warganya menganggap
agama penting.
Jika dibuat rata- rata, di Top 10 negara tersebut, hanya 34 persen
warganya yang menganggap agama penting. Jauh lebih banyak
menganggap agama tak lagi penting dalam hidupnya.
Bagaimana dengan level korupsi negara yang mayoritas warga
menganggap agama penting?
Di bawah ini daftar negara itu. Dalam kurung berturut
nama agama mayoritas. Lalu berapa persen warga negara
yang menganggap agama penting. Kemudian, data ranking
kebersihan pemerintahannya.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 17
Bagaimana menjelaskan fenomena di atas? Apa yang dapat kita
pelajari dari data yang membuka mata?
Pertama, moral publik di pemerintahan TIDAK ditentukan oleh
banyak atau sedikitnya mereka yang meyakini agama. Tapi
korupsi lebih ditentukan oleh manajemen modern.
Manajemen modern untuk korupsi itu berdiri di atas prinsip:
kontrol internal pemerintahan yang efektif. Hadirnya lembaga
pelacak korupsi. Bebasnya investigasi oleh media dan civil
society. Rule of law dan sanksi hukum kepada koruptor. Dan
kuatnya etik pemerintahan.
Manajemen modern, bukan agama, yang membuat
pemerintahan bersih. Jika ingin menegakkan moralitas publik,
rekomendasinya: tambahkan dosis manajemen modern. Bukan
tambahkan dosis agama di ruang publik.
Kedua, agama bukanlah satu-satunya sumber moralitas
publik. Apalagi agama yang ditafsir secara sempit, yang ingin
memonopoli surga hanya bagi kelompoknya.
Apalagi kini hadir 4.300 agama pula yang berbeda-beda.
Terbukti 9 dari top 10 negara paling bersih tingkat korupsinya,
mayoritas menganggap agama tak lagi penting dalam hidupnya.
Lalu jika bukan agama, apa sumber moralitas itu?
Homo sapiens sudah berusia 300 ribu tahun. Agama dominan
masa kini hanya berusia paling jauh 3.000 tahun.
Sebesar 300 ribu tahun dikurangi 3.000 tahun, artinya 99
persen dari usia homo sapiens sudah hidup tanpa agama yang
ada sekarang.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 19
Catatan:
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 21
Mahbub Ul Haq dikenal sebagai arsitek dari cara baru mengukur
perkembangan pembangunan sebuah negara. Ia pernah
menjabat sebagai Menteri Keuangan (1985-1988), di bawah
presiden Zia Ul Haq.
Pendidikan ekonomi awal Ia dapatkan dari Government College
Lahore Pakistan. Tapi pendidikan lanjut bidang ekonomi,
Mahbub jalani di Cambridge University (S2) dan Yale University
(S3). Juga ia melanjutkan Post Doctoral Program di Harvard
Kennedy School.
Di tahun 1995, Mahbub Ul Haq mengarang buku yang
berpengaruh: Reflections on Human Development. Buku ini
disebut oleh ekonom dunia Amartya Sen sebagai pembawa
perubahan besar dalam memahami bagaimana pembangunan
seharusnya.
Menurut Mahbub, selama ini pembangunan terlalu dinilai
pada dimensi ekonomi belaka, seperti GNP per kapita. Padahal
pembangunan yang paling penting itu justru dimensi kualitas
manusia. Seharusnya manusia atau rakyat yang menjadi pusat.
Mahbub Ul Haq ikut menyusun cara baru menilai pembangunan.
Kesejahteraan manusia tak lagi hanya dilihat dari sisi kemajuan
ekonomi. Harus pula dimasukkan variabel pendidikan dan
kesehatan.
Sejak tahun 1990, UNDP mengeluarkan HDI Report: Human
Development Index Report. Laporan HDI tahun 2020 juga
menandai 30 tahun lahirnya cara mengukur baru kesejahteraan
satu negara.
-000-
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 23
Sebanyak 149 negara di seluruh dunia dilibatkan dalam riset
global. Setiap individu yang dipilih secara random dalam riset
ditanya satu pertanyaan singkat: Apakah agama itu penting
dalam hidupmu sehari-hari? Is Religion important in your daily
life?
Jawabnya pun singkat saja: Yes atau No. Walau disediakan juga
ruang yang tak menjawab Yes or No.
Hasilnya peta dunia baru. Ini peta dunia berdasarkan daftar
negara yang menganggap agama maha penting (di atas
90 persen populasi negara itu), hingga daftar negara yang
menganggap agama tak lagi penting (yang menganggap agama
penting bahkan hanya di bawah 20 persen populasi).
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 25
Islam. Juga disertakan Indonesia.
Di bawah ini, di samping nama negara, berturut di dalam kurung
nama agama mayoritas. Kemudian data persentase warga yang
menganggap agama penting. Juga data ranking negara dalam
daftar HDI tersebut.
1. India (Hindu, 90 persen, 131)
2. Arab Saudi (Islam, 91 persen, 40)
3. Philipines (Katolik, 96 persen, 108)
4. Thailand (Budha, 97 persen, 79)
5. Indonesia (Islam, 99 persen, 107).
Sekitar 90 persen warga India menganggap agama penting.
Mayoritas warga di sana penganut Hindu. Posisi negara itu
dalam Human Development Index berada di ranking 131 dari
189 negara.
Di Indonesia, sekitar 99 persen warga menganggap agama itu
penting. Mayoritas warga beragama Islam. Posisi Indonesia
dalam Human Devopment Index berada di ranking 107 dari 189
negara.
Negara yang mayoritas warganya menganggap agama penting
umumnya hanya menduduki ranking papan tengah, hingga
papan tengah bawah. Itu terjadi baik pada agama yang
mayoritasnya Islam, Hindu, Budha, hingga Katolik.
Keyakinan pada agama tak menjadi variabel kuat bagi ruang
publik untuk berhasil membangun manusia sejahtera, yang
diukur dari gabungan kemajuan ekonomi, pendidikan, dan
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 27
psikologi, psikiatris, dan dokter.
Asosiasi itu menyatakan LGBT bukan penyimpangan. Itu semata
perbedaan orientasi seksual.
Tak hanya manusia yang mempraktikkan homoseksual karena
sesuatu di DNA. Bahkan ada 450 spesies di dunia hewan yang
juga mempraktikkan homoseksual.(3)
Kedua, lahirnya kearifan baru memaklumi agama.
Kini semakin banyak manusia modern tidak melihat agama
sebagai kebenaran mutlak milik satu golongan manusia saja.
Agama mulai dipandang sebagai kekayaan kultural milik
bersama.
Perkembangan beberapa hal menjadi penyebab pergeseran itu.
Kini hadir 4.300 agama yang berbeda. Setiap agama besar
bahkan terpecah menjadi berbagai aliran. Ada Katolik dan
Protestan di agama Kristen. Sunni, Syiah, dan Ahamdiah di
Islam. Juga terjadi beda aliran pada internal agama Hindu dan
Budha.
Bagaimana pula menemukan kebenaran mutlak di antara ribuan
agama yang berbeda itu? Bukankah masing-masing pemeluk
fanatik pasti mengklaim kebenaran mutlak untuk agamanya
atau interpretasinya masing-masing?
Belum lagi dua agama terbesar yang ada memberi contoh yang
sangat telanjang. Bahwa kita bisa meyakini fakta yang salah.
Pasti ada yang salah di antara fakta besar dua agama itu.
Penganut Kristen meyakini Yesus (Nabi Isa) mati disalib.
Penganut Islam meyakini Nabi Isa tidak mati disalib.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 29
habit.
Apakah agama akan menghilang dari peradaban? No! Tidak!
Nehi!
Agama memiliki seribu nyawa. Semua tergantung tafsir. Ada
pemeluk yang menafsir agama sebagai kekuatan reaktif saja
atas kemajuan. Tak henti, mereka mengeluarkan panduan
daftar halal dan haram atas aneka kemajuan itu.
Tapi ada juga tafsir yang menjadikan agama sebagai kedalaman
reflektif yang berlaku universal. Tafsir agama jenis ini yang lebih
fungsional dan lebih sesuai dengan zaman yang terus berubah.*
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 31
Bab 1
Data dan Fakta Baru
Bab 2
Kearifan Memahami Penemuan
Arkeolog
BAB 2
Kearifan Memahami Penemuan Arkeolog
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 33
ditemukan pula kisah Firaun sebelum dan sesudahnya. Namun
tak ada sedikitpun catatan mengenai tokoh Nabi Musa. Agak
mengherankan jika tokoh sebesar Nabi Musa, dan peristiwa
sebesar eksodus yang begitu mengguncangkan, tak tercatat
dalam dokumen sejarah di luar kitab suci.
Para arkeolog mencari kisah eksodus dengan menggali situs.
Eksodus penduduk Yahudi dari Mesir, yang dipimpin Nabi Musa
menuju laut merah, dapat dilacak aneka rutenya. Itu perjalanan
panjang dan menyertakan begitu banyak orang.
Rute itu digali. Namun tak ditemukan jejak bahwa rute itu
pernah dilalui begitu banyak orang di tahun sebelum seribu
masehi. Tak ada bekas peninggalan, misalnya tempat makanan,
tempat berteduh, atau benda lain.
Puluhan tahun arkeolog mencari. Puluhan riset sudah dilakukan.
Begitu banyak penggalian sudah dibuat.
Para arkeolog berkesimpulan, Musa bukanlah figur sejarah. Ia
hanya tokoh yang tercatat dalam kitab suci sebagai kisah untuk
pengajaran moral saja. Kisah eksodus itu tak pernah terjadi.
Data sejarah dan riset arkeologi tak mendukung keberadaan
kisah eksodus dan Nabi Musa.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 35
makna hidup 2.000 tahun sebelum para filsuf generasi Socrates,
Plato, dan Aristoteles di Yunani lahir. Mereka sudah menyentuh
fenomena yang gaib, 2.500 tahun sebelum lahirnya Nabi Isa dan
3.000 tahun sebelum lahirmya Nabi Muhammad.
Dari kejauhan ketika bangunan itu nampak mata, getaran di hati
saya semakin berdegub. Inilah kuburan paling tinggi yang pernah
dibuat sejarah. Inilah ritual kematian yang paling fenomenal
yang pernah ditemukan. Bangunan sebesar ini didirikan dengan
motif mengabadikan jasad Firaun.
Tinggi piramida Giza 146.7 meter. Lebar sekitar 230.34 meter.
Ia dibangun dari 2.3 juta batu. Jika ditimbang, berat total batu
untuk piramida itu sekitar 5,9 juta ton. Diperkirakan piramida
Giza dibangun sekitar 20 tahun. Satu hari dikerahkan begitu
banyak pekerja memindahkan dan menumpuk batu sekitar
rata-rata 800 ton.
Ketika menatap Piramida, saya merenung. Cucu dari Firaun
yang dimakamkan di piramida itu, di kemudian hari dikisahkan
bersentuhan dengan Nabi Musa.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 37
fondasi kebenaran sejarah. Keyakinan agama adalah lompatan
iman ke alam metafisika. Ilmu pengetahuan tak pernah sampai
ke sana. Alam metafisika tak bisa difalsifikasi.
Tapi memang sisi sejarah dari kitab suci dapat diuji. Hal yang
layak direnungkan jika memang kesimpulan ilmu pengetahuan
soal sisi sejarah yang ditulis kitab suci ternyata berbeda.
Bagi mereka yang memilih tetap beriman pada agama, dan
tetap juga percaya pada ilmu pengetahuan, dapat mengubah
interpretasinya atas sisi sejarah agama saja. Keyakinan
metafisika atas agama tetap kokoh.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 39
Catatan:
1. Washington Post menurunkan tulisan soal Nabi Musa yang
bukan tokoh sejarah, berdasarkan penelitian arkeologi:
www.nytimes.com › World › AfricaIn Sinai desert, no trace
of Moses - The New York Times
www.nytimes.com › World › AfricaDid the Red Sea Part?
No Evidence, Archaeologists Say - The New ...
2. Biblical Archeology menelusuri kisah para Nabi yang
tertulis di kitab suci (Bible). Acapkali riset itu menemukan
kisah para Nabi itu banyak diinspirasi oleh cerita rakyat
yang berkembang dalam peradaban yang lebih tua:
en.m.wikipedia.org › wiki › Biblical...Web result with site
linksBiblical archaeology - Wikipedia
3. Kisah Nabi Musa yang ketika bayi dibuang di sungai, lalu
ditemukan oleh pekerja istana. Kemudian Nabi Musa
dibesarkan di istana, lalu pulang ke negeri asal menjadi
pemimpin. Kisah ini menyerupai Raja Sargon dari Akkad,
Mesopotamia/Sumariah. Dokumen ini usianya lebih tua
dari kisah Nabi Musa: en.m.wikipedia.org › wiki › Sargon...
Sargon of Akkad - Wikipedia
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 41
Bagaimana pula bisa membuat 30 juta spesies itu datang satu
persatu berkumpul di perahu. Bahkan jika tersedia tenaga
yang cukup untuk menangkap 30 juta spesies itu, dan mampu
mengarahkan mereka ke satu titik, butuh waktu 30 tahun.
Ketiga, katakanlah sejumlah 30 juta spesies itu bisa dikumpulkan
di satu titik, mustahil pula menciptakan perahu yang bisa
menampung jumlah hewan sebanyak itu.
Dibutuhkan kapal yang jauh lebih besar dari Titanic. Para ahli
konstruksi menyatakan untuk membuat kapal sebesar Titanic,
mustahil dibangun hanya dengan kayu.
Dibutuhkan kerangka besi yang tak tersedia di abad itu.
Keempat, aneka riset yang mengklaim menemukan jejak Nabi
Nuh ikut pula diriset. Tak ada yang meyakinkan dari temuan itu.
Cukup dianalisa melalui metode carbon dating, misalnya, kayu
yang dianggap fosil perahu Nabi Nuh, ternyata berusia muda.
Kayu itu berasal dari zaman ribuan tahun setelah era Nabi Nuh.
Singkat kata, berdasarkan telaah ilmu pengetahuan, baik dari
sisi banjir yang bisa menenggelamkan dunia, jumlah hewan
yang ada, dan teknologi perkapalan, kisah nabi seperti di kitab
suci, menurut video ini, mustahil terjadi di alam nyata.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 43
Kisah alam menjadi kisah moral.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 45
Catatan:
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 47
Terdapat pula gambar Jesus sebelum agama ini diadopsi oleh
Raja Constantine sebelum abad ke 4. Tergambar Jesus sebagai
rakyat biasa yang sedang menggembala domba.
Tapi setelah agama Kristen disahkan oleh Raja Constantine
sebagai agama negara, mulai muncul lukisan Jesus yang lain. Itu
lukisan dari abad ke 5: Jesus dengan pakaian kebesaran militer,
menampakkan sosok sebagai raja.
Dalam dua abad mulai terasa perubahan penggambaran Jesus
dari berwajah domba, menjadi gembala biasa, lalu menjadi
figur sejenis raja, raja kerajaan surga.
Ketika agama Kristen menyebar ke seluruh dunia, gambar Jesus
semakin beragam. Di Eropa dan Amerika Serikat, Jesus nampak
berkulit putih dengan rambut gondrong, dengan jambang dan
jenggot. Ini citra layaknya orang tampan asal Eropa. Lukisan
dengan citra Eropa mulai muncul di abad pertengahan hingga
masa kini.
Sementara di Etiopia, muncul gambar Jesus yang berbeda. Ia
nampak berkulit gelap, dengan rambut lebih pendek dan ikal,
selayaknya tokoh dari Afrika. Itu lukisan yang ditemukan dari
abad ke 18.
Hal yang sama dengan di China. Lukisan Jesus di tahun 1879,
di Beijing, nampak Jesus dalam figur yang lebih tua dengan
kearifan puncak. Namun bentuk janggutnya yang panjang dan
juga pakaiannya, mengesankan ia orang China.
-000-
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 49
Catalonia. Menurut kisah, Christopher Columbus di tahun 1493
memberikan nama pegunungan itu: Montserrat. Wilayah ini
kini menjadi taman nasional.
Saya berkunjung ke Barcelona tahun 2017. Sejak awal saya
sudah minta kepada pemandu tur agar saya dibawa untuk
melihat The Virgin of Montserrat. Dari Barcelona, satu jam saya
menggapai gunung itu, dengan kendaraan.
Sungguh Monserrat itu pegunungan batu yang indah sekali.
Bentuk batu, dan warnanya itu karya agung dari alam. Pastilah
ini hasil kikisan ratusan tahun hujan, angin, panas, badai yang
memahat batu. Di Montserrat, saya menyaksikan alam memang
pelukis terbaik. Kanvas yang dilukis seluas pengunungan
Montserrat itu.
Mungkin yang tinggal di area sini lebih banyak pendeta dan
biarawati ketimbang penduduk biasa, ujar pemandu. Di antara
batu batuan raksasa terdapat banyak bangunan tua.
Kami pun ikut antri panjang masuk ke monestry. Gereja di
Monstreat itu sudah menjadi museum. Pelancong dari aneka
negara datang dari jauh, bersama ingin melihat karya itu:
patung bunda Maria dan Jesus berkulit hitam.
Sampailah saya berhadap-hadapan dengan patung itu: The
Virgin of Montserrat.
Patung itu menampakkan sosok Bunda Maria. Ia juga
memangku anaknya Jesus (Nabi Isa). Baik Bunda Maria ataupun
Jesus berkulit sangat hitam. Tinggi patung hanya 95 cm saja.
Ia diletakkan di pusat altar gereja. Terasa suasana religius.
Pengunjung datang umumnya untuk berdoa.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 51
Persepsi itu masih diyakini oleh sebagian kecil pembuat patung
atau pelukis Yesus dan Bunda Maria hingga kini. Menjadi hitam
itu bukan perubahan pigmen warna patung atau lukisan secara
gradual, tapi itu warna patung sejak awal.
Namun ada pula kemungkinan yang lebih politis. Seniman
pembuatnya atau pemimpin/pemikir yang memengaruhi sang
seniman sengaja memfiksikan Jesus dan Bunda Maria. Mereka
tahu Jesus dan Bunda Maria tak berkulit hitam seperti orang
Afrika. Namun mereka perlu memfiksikan Jesus dan Bunda
Maria berkulit hitam agar lebih mudah bagi ajaran Kristen
diterima komunitas di luar kulit putih.
Dalam hal ini, menghitamkan kulit Jesus dan Bunda Maria
adalah bagian dari “marketing tools” menyebarkan agama
Kristen untuk komunitas berkulit hitam dan bewarna.
Yang mana yang benar? Untuk urusan agama agaknya tak
penting yang mana yang menurut sejarah benar. Dengan
sentimen agama yang tinggi, umumnya publik akan memilih
apa yang sejak semula diyakininya saja. Hanya para ahli yang
menyibukkan diri pada apa dan mana yang benar.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 53
Catatan:
-000-
Kedua, berita dari MUI.(2) Ini suara resmi MUI melalui komisi
fatwa. Menurut MUI, kurban hewan itu tak bisa diganti oleh
uang atau barang lain. Tak ada perkecualian untuk prinsip ini.
Seandainya pun ada isu Covid-19, penyembelihan hewan dapat
diatur hanya dilakukan di area tertentu. Dan dilakukan oleh
lembaga atau tenaga profesional.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 55
Ini sikap kedua: tidak fleksibel. Kurban hewan, penyembelihan
hewan tak bisa ditafsir lain.
Ketiga, esai dari Shahid ‘Ali Muttaqi. Judulnya: An Islamic
Perspective Against Animal Sacrifice.(3)
Esai ini menafsir ulang kisah Ibrahim. Menurut penulisnya,
Muttaqi, perintah Ibrahim untuk mengurbankan anak itu bukan
instruksi Tuhan. Perintah itu hanya vision yang datang dari
mimpi.
Penulis itu mengedepankan Human Reason. Dalam Ten
Commandement, Tuhan sudah menyatakan jangan membunuh.
Mustahil Tuhan meminta Ibrahim membunuh anaknya sendiri.
Itu hanya mimpi Ibrahim. Karena ia mengira mimpi itu perintah
Tuhan, dan ia manusia yang tunduk pada Tuhan, loyalitas
Ibrahim mengalahkan cinta pada anak.
Tapi kemudian, pembunuhan atas anak sendiri batal. Dan itu
diganti dengan kurban hewan. Itulah awal dari tradisi turun
temurun kurban hewan untuk Tuhan.
Tapi Ali Muttaqi juga mengutip ayat Quran: 22:37:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridaan) Allah.
Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah
Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.
Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat
baik.”
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 57
atas empat sikap itu?
Tiga sikap di atas harus dibiarkan sebagai hak pemeluk menafsir
agama. Negara tak boleh ikut campur urusan tafsir publik.
Sikap MUI yang menyatakan kurban hewan tak bisa diganti
uang, harus dihormati. Sikap Muhammadiyah yang menyatakan
untuk situasi khusus kurban hewan dapat diganti uang, juga
harus dihormati.
Sementara sikap seperti Ali Muttaqi, yang berdasarkan tafsir
atas ayat Quran, meyakini kurban hewan perlu ditafsir ulang, ini
pun hak pemeluk agama menafsir agamanya sendiri.
Sikap Muttaqi lebih radikal ketimbang sikap Muhammadiyah.
Jika Muhummadiyah menyatakan kurban hewan dapat diganti
uang sedekah, hanya untuk kondisi tertentu saja. Muttaqi lebih
jauh, kurban hewan dapat diganti untuk semua kondisi karena
zaman berubah.
Biarkan tiga pandangan itu hidup. Bebaskan publik memilih
yang mana yang mereka ingin ikuti.
Tapi sikap keempat, pemotongan hewan di jalan, atau di
public area, yang tak hiegenis, apalagi tak dilakukan oleh yang
profesional, ini yang perlu ditertibkan pemerintah.
Alasan penertiban bukan tafsir agama. Namun semata-mata
kepentingan kesehatan publik.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 59
agama. Semua tumbuh dengan keyakinannya masing masing.
Jika perbedaan fakta saja dibiarkan, maka perbedaan tafsir soal
kurban hewan atau uang sedekah, sebaiknya juga dibiarkan
pemerintah.
Biarkan publik memilih percaya yang mana. Pada waktunya,
tafsir yang lebih sesuai dengan semangat zaman, itu yang akan
bertahan panjang. Ini sejenis survival of the fittest yang terjadi
dalam dunia tafsir agama.*
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 61
Mekkah atau Petra sebagai Awal Islam?
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 63
lembah, air yang mengalir, dan berbagai tumbuhan dan buah-
buahan. Studi arkeologi dan kadar tanah dilakukan di Mekkah.
Tak ada jejak di Mekkah yang tandus, yang bisa menumbuhkan
tanaman dan buah. Itu berbeda dengan Petra yang subur.
Hingga abad ke-8, nama Mekkah tak dikenal. Ia tak ada dalam
peta zaman itu. Ia juga tidak masuk dalam lintasan karavan.
Kondisi itu tak sesuai dengan gambaran tempat kelahiran Nabi
Muhammad yang digambarkan sebagai tempat perdagangan.
Sementara Petra memang salah satu pusat perdagangan di era
itu.
Tempat kelahiran Nabi Muhammad pula digambarkan menjadi
ziarah aneka penduduk. Sebelum kedatangan Islam, begitu
banyak berhala. Tak tak ditemukan bukti arkeologi bahwa
Mekkah di era itu pernah menjadi tempat ziarah. Sementara di
Petra, bukti ziarah dan aneka berhala ditemukan.
Lalu mengapa akhirnya Petra ditinggalkan dan kiblat pindah ke
Mekkah? Masih menurut Dan Gibson, terjadi bencana alam dan
perang sesama muslim. Petra hancur. Kiblat pun dipindahkan ke
Mekkah.
Benarkah temuan dan klaim Dan Gibson di atas? Akan
berubahkah keyakinan mayoritas Umat Muslim soal Mekkah
sebagai awal kelahiran Islam?
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 65
Hal yang sama untuk kasus Nabi Ibrahim. Siapa anak yang
rencana akan dikorbankan Nabi Ibrahim? Agama Kristen
meyakini, itu anaknya bernama Ishak. Agama Islam meyakini,
itu anaknya bernama Ismail.
Sekali lagi, secara faktual berdasarkan sejarah, pasti ada yang
salah. Hanya satu kemungkinan anak yang akan dikorbankan:
Ishak atau Ismail. Mustahil satu anak itu adalah Ishak yang juga
Ismail.
Tapi toh dua agama ini, Kristen dan Islam, tetap hidup, tetap
memberikan keyakinan dan keharuan kepada pemeluknya. Itu
sama sekali tak diganggu oleh kenyataan bawa data sejarah
yang diyakininya salah.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 67
Catatan:
1. Para ilmuwan mulai pula menggali masa silam Islam. Salah
satunya menemukan bukti dan berargumen bahwa Islam
tidak lahir di Mekkah tapi di Petra: understandingislam.
today › is-mecc...Web resultsIs Mecca or Petra Islam’s true
birthplace? - Understanding Islam
2. Revisionist School of Islamic Studies adalah nama dari school
of thought yang memiliki metodologi dan hasil berbeda
soal masa awal kelahiran Islam: https://en.m.wikipedia.
org/wiki/Revisionist_school_of_Islamic_studies
3. Dan Gibson secara khusus meneliti aneka mesjid di awal
kelahiran Islam. Mesjid itu tak menghadap ke Mekkah tapi
ke Petra: www.fetelina.com › the-sacred-city-...The Sacred
City by Dan Gibson: Is Mecca Really the Birthplace of Islam?
| History ...
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 69
76 pesen Asia-Amerika penganut Budha merayakan Natal.
Sekitar 73 persen Amerika-Hindu juga merayakan Natal.
Riset itu juga melaporkan. Sebanyak 32 persen Yahudi, dan tak
sedikit keluarga muslim di Amerika juga merayakan Natal.
Sebuah paper juga ditulis: “Mengapa Muslim Asia Tenggara juga
Merayakan Natal: Sebuah Acculturation Trade-Off.”(2)
Ani Zonneveld, seorang muslimah tokoh Muslim Progresive
Values, bahkan menjadi tuan rumah mengundang para tamu
merayakan Natal. Mereka bernyanyi lagu Natal bersama.
Dengan akrab mereka menikmati hidangan dan membagi kasih
sayang.
Hussein Allouch, tokoh muslim di Denmark, juga mengundang
para sahabat dari berbagai keyakinan datang ke rumahnya,
merayakan Natal.
Bagaimana menjelaskan fenomena itu?
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 71
Terlalu banyak kesamaan kisah Nabi Musa dengan Sargon of
Akad. Masalahnya, dokumen Sargon of Akad hadir terlebih
dahulu dibandingkan Bible.
Termasuk pula kisah Nabi Nuh. Ilmu membuktikan tak pernah ada
banjir bandang seluruh dunia yang mampu menenggelamkan
semua. Untuk menenggelamkan Himalaya, jumlah air yang ada
di semesta tak cukup.
Kisah Nabi Nuh juga menyerupai kisah yang berasal dari
dokumen lebih tua: kisah tokoh bernama Utnapishtim. Ia
tercantum dalam dokumen lebih tua dibanding Bible: Epic of
Gilgamesh yang hadir sejak 5.000 tahun lalu.(5)
Aneka penemuan itu menimbulkan skeptisisme di kalangan
sebagian ahli. Bahwa banyak kisah Nabi dalam Taurat dan Injil
sebenarnya ditulis ulang oleh Rabi Yahudi, berdasarkan kisah
rakyat dari dokumen yang lebih tua.
Komunitas belakangan hari lalu menambahkan bumbu “wahyu”
dalam kisah Nabi itu.
Bahkan sudah pula ditelusuri soal Who Wrote the Bible.(6)
Tapi kini era skeptisime atas agama itu bagi sebagian sudah
berlalu. Apalagi ini zaman hadir sebanyak 4.300 agama. Setiap
agama mengembangkan konsep Tuhan, ritual, dan kisah masa
lalunya yang saling berbeda.
Datangnya era Hak Asasi Manusia mengubah yang skeptis atas
agama menjadi bertoleransi. Bahkan lebih jauh, bersimpati dan
ikut menikmati pengalaman agama sebagai kekayaan kultural
belaka.
-000-
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 73
Di zaman ini juga hadir penganut fanatik 4.300 agama. Setiap
agama juga melahirkan penganut militannya, dengan mindset
yang sama sekali berbeda.
Sebagian mereka percaya hanya agamanya yang benar. Ajaran
agamanya harus murni, tak boleh bercampur dengan tradisi kafir
(apapun definisi kafir ini). Bahkan mereka bersedia melakukan
bom bunuh diri untuk keyakinan agama.
Kaum fanatik itu sah pula untuk hadir. Prinsip negara modern
sudah pula menggariskan, sejauh tidak melakukan kekerasan,
tidak memaksakan kehendak, semua bebas percaya apapun
soal akhirat sana.
Zaman sudah berubah. Warna kesadaran publik semakin luas.
Ada kelompok non-Kristen yang masih semangat soal halal atau
haram mengucapkan Natal.
Tapi ada pula yang unik lain. Ketika terdengar lagu Natal,
sebagian komunitas yang bukan Kristen, bahkan tak percaya
agama, ikut bersenang, menyanyi bersama, hadir dengan hati
yang penuh.
Selamat Natal bagi yang merayakan*
24 Desember 2020
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 75
Bab 1
Data dan Fakta Baru
Bab 2
Kearifan Memahami Penemuan
Arkeolog
BAB 3
Zaman Baru Perlu Kearifan Baru
76 11 Fakta Era Google
Wanita Arab Saudi Mulai Menonton Bola di
Stadion
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 77
lalu kini membolehkannya, ini aturan agamakah?
Ataukah ini hanya interpretasi saja dari agama? Atau ini hanya
kultur lokal saja? Atau ini hanya aturan pemerintah yang tak
ada hubungan dengan agama? Atau ini hanya cabang kecil dari
aturan agama yang boleh berubah? Lalu apa inti dari agama
yang tak boleh berubah?
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 79
di stadion menonton bola.
Masalah kedua adalah bercampurnya doktrin agama dan kultur
lokal. Bolehkah? Bagaimana pula memisahkannya?
Kembali kita lihat “agama in action.” Dalam praktik salat bersama
di banyak negara, wanita duduk terpisah dengan lelaki. Dalam
ritual agama yang dihadiri lelaki dan perempuan untuk umum,
tidak diperkenankan pula wanita menjadi imam bagi salat dan
pemberi khotbah Jumat.
Namun situasi berbeda terjadi pada komunitas progressive
muslim di Amerika Serikat. Dalam ritual agamanya, kaum lelaki
dan wanita bercampur. Imam salat dan pemberi khotbahnya
seorang wanita.
Tahun 2005, bulan Maret, di New York. Dr. Amina Wadud
memimpin salat bersama. Awalnya, kegiatan ini mengundang
kontroversi pemeluk agama Islam lainnya. Namun kini sudah
menjadi ritual rutin komunitas Muslim Progresif.(2)
Dalam dekade ini, wanita menjadi imam salat meluas pula ke
Eropa. Di Inggris, tahun 2010, seorang muslimah wanita Raheel
Razza pertama kali memimpin salat bersama dan memberi
khotbah pula. Jemaahnya lelaki dan perempuan hikmat
mengikuti.
Di Denmark, Agustus 2016, Sherin Kankan menjadi wanita
pertama memimpin salat di sana. Di mesjid Kopenhagen,
Mariam Mosque, ia juga memberikan khotbah.
Bahkan berdiri banyak mesjid di Amerika dan juga Eropa, yang
juga friendly dengan kaum LGBT (Lesbian, Gender, Bisexual,
Transgender). Dengan resminya 20 negara melegalkan LGBT, itu
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 81
Biarlah masing-masing individu mempertanggungjawabkan
pilihan interpretasi atas agama langsung pada Tuhan. Itu
bukan urusan pemerintah. Tapi tentu semua pihak dibolehkan
mendakwahkan yang mana yang benar, sesuai tafsir masing-
masing. Yang tak boleh hanya kekerasan, pemaksaan, termasuk
hate speech.
Biarlah evolusi kesadaran pribadi setiap warga memilihnya
secara bebas dan suka rela apa yang ingin diyakininya sepenuh
hati. Biarlah waktu yang bicara agar setiap individu sampai
pada keyakinan, sesuai dengan tahap kesadaran dan evolusi
personalitasnya.
Riset sudah menunjukkan. Kesadaran suka rela atas dasar
ikatan batin agama adalah samudra kebahagian yang tak
tergantikan oleh pencapaian sekuler lain. Namun tafsir agama
yang dipaksakan kepada individu, apalagi dengan kekerasan,
hanya melahirkan ketidakbahagian dan hipokrasi.
Apakah dengan cara ini lalu agama menjadi subordinasi prinsip
hak asasi manusia? Tidak sama sekali. Prinsip hak asasi manusia
hanyalah ruang publik bersama agar keberagaman dapat
berjalan.
Karena Anda tak ingin cara berpikir Anda diseragamkan, orang
lain juga punya hak yang sama untuk dilindungi. Hak asasi
manusia hanya syarat minimal yang harus ada hidup bernegara
di era Google.
Jika hak asasi manusia adalah syarat minimal, apakah yang
maksimal bagi individu? Jika aturan yang dipengaruhi agama
boleh berubah, apakah yang abadi dalam agama?
Pertanyaan ini pun bebas dijawab dan dipilih oleh setiap
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 83
Catatan:
1. Pertama kali wanita di Arab Saudi diperkenankan
menonton bola di stadion: www.bbc.com › news › world-...
Web resultsSaudi Arabia allows women at football game
for first time - BBC News - BBC.com
2. Wanita pun mulai menjadi imam salat bahkan bagi lelaki:
Woman Leads Muslim Prayer Service in New York - The
New York Times
3. Mesjid di Eropa mulai membuka diri bagi LGBT: fr.reuters.
com › article › lgbt-fri...LGBT-friendly Berlin mosque
deradicalizes Muslim youth | Reuters
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 85
Video Power of Words pesannya sangat sederhana. Digambarkan
seorang pengemis buta. Ia duduk seharian di pinggiran jalan. Di
depannya ada alas kertas untuk mereka yang lewat memberikan
bantuan atau derma. Di samping pengemis itu ada karton
bertuliskan: Saya buta. mohon dibantu.
Namun berjam-jam ia di sana. Sedikit sekali yang memberikan
receh. Satu ketika lewat seorang gadis yang nampak terpelajar.
Ia berhenti agak lama di depan pengemis itu. Sang pengemis
terpana. Mengapa gadis itu berhenti agak lama. Ia sentuh
sepatu gadis itu untuk mengenali. Ia dengar tapi tak tahu, gadis
itu mengubah tulisan di karton. Lalu gadis itu pergi.
Tak lama kemudian, mereka yang lalu lalang memberikan reaksi
yang berbeda. Begitu banyak yang kini memberikan derma
dan dana di hadapan pengemis. Sang pengemis pun heran.
Rejekinya berlimpah.
Kemudian gadis penolong itu datang lagi dan berhenti di
depannya. Kembali sang pengemis menyentuh sepatu. Seketika
ia tahu, ini gadis yang menyebabkan perubahan rejeki. Dengan
senang sang pengemis bertanya: Apa yang sudah kamu lakukan?
Sang gadis menjawab sederhana: Saya menyatakan hal yang
sama. Tapi dengan kata yang berbeda. Kamera menunjukkan
karton sang pengemis itu berubah tulisan dari: “Saya buta.
Mohon dibantu,” menjadi “Ini hari yang indah. Tapi saya tak
bisa melihat.”
Video ditutup dengan pesan: Dengan mengubah kata, kita
mengubah dunia!
Betapa kata menjadi jembatan dari ekspresi. Satu kata
dapat memberikan efek yang netral saja. Dapat pula kata
-000-
Jejak sejarah buruknya efek kata kafir dan infidel dicatat dalam
sebuah buku. Eric R Shlereth (2013) menyaksikan sulitnya masa
awal pertumbuhan demokrasi di Amerika Serikat. Warga di
sana datang dari latar agama yang beragam. Tak hanya agama
Kristen. Tapi juga agama lain. Bahkan dalam agama Kristenpun
banyak pula aliran yang berbeda.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 87
Kultur yang berkembang di abad 18 itu masih didominasi oleh
“otherness” yang bermusuhan. Kata infidel, atau kafir untuk
kelompok “mereka yang lain” menyulitkan prinsip demokrasi.
Kata infidel itu bukan saja menyiratkan siapa yang masuk surga
dan neraka, siapa yang salah dan siapa yang benar, siapa yang
superior dan inferior. Masing-masing penganut agama merasa
“pihak lain” adalah penghuni neraka. Masing-masing agama
merasa “pihak lain” perlu diselamatkan dari keyakinan yang
berbeda, walau harus dengan kekerasan.
Padahal Amerika Serikat boleh disebut negara modern
pertama yang mempunyai dan memilih presiden. Yang ingin
dikembangkan di sana adalah konsep warga negara. Tak bisa
tidak, warga negara harus memiliki perlindungan hukum yang
sama, hak yang sama, kewajiban yang sama. Dan sama-sama
menghormati pilihan bebas.
Harus pula tumbuh kultur di masyarakat menerima kesetaraan
itu. Begitu banyak lobi yang dibuat, di masa awal Amerika,
banyak pula resistensi, yang menolak kesetaraan itu.
Ujar yang menolak, bagaimana kok kita umat Tuhan disamakan
haknya dengan mereka yang kafir? Bagaimana mungkin
kesempatan yang dimiliki sama antara calon penghuni surga
dan neraka?
Namun masa sulit awal berdirinya Amerika Serikat akhirnya
dilalui. Konsep kewargaan, ruang publik bersama, kesetaraan
warga, semakin mengakar. Bahkan penulis ini mencatat kata
infidel atau sejenis kafir itu semakin jarang digunakan. (2)
Tak hanya di ruang publik, bahkan di ruang agama sekalipun,
untuk dialog yang lebih sehat, lebih banyak pemuka agama
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 89
Jejak sejarah yang tak lagi sesuai dengan peradaban baru yang
beragam, harmonis, serta setara.
-000-
Dua perubahan besar yang kemudian mengubah frekuensi
semakin jarang digunakannya kosa kata infidel.
Pertama, lahirnya negara nasional dengan konsep demokrasi.
Umat bergama bergabung bersama menjadi warga negara.
Untuk ruang publik, infidel, kafir, dan kofer tak lagi relevan. Ia
diganti oleh kata warga negara saja: non-muslim, non-Kristen,
dan non lainnya. Itu label “the otherness” yang lebih setara dan
sesuai dengan konsep kewarganegaraan.
Kata infidel, kafir, atau kofer semakin tersingkir di bilik pribadi,
di ruang komunitas agama masing-masing saja.
Kedua, lahirnya hak asasi manusia. Kebebasan berkeyakinan
itu dijamin. Setiap individu dihormati pilihan bebasnya untuk
berevolusi bahkan pindah keyakinan.
Mereka yang pindah agama dari Kristen ke Islam atau sebaliknya,
dari Judaisme ke Kristen atau sebaliknya, atau agama Hindu,
Budha, bahkan tak beragama sekalipun, itu sepenuhnya ruang
pribadi. Negara tak boleh ikut campur.
Konsep kafir, infidel, kofer pun akibatnya semakin tak lagi
bergaung. Konsep itu semakin tersingkir ke kalangan pemeluk
agama garis keras saja. Apalagi Gereja Katolik sangat maju
dengan mengatakan: Bahkan ada keselamatan di luar gereja.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 91
Catatan:
1. NU selaku ormas Islam terbesar Indonesia, bahkan dunia,
membuat rekomendasi bahwa kata kafir (infidel) tak lagi
tepat diberlakukan kepada penganut non-Islam masa kini:
www.jawapos.com › 2019 › has...Web results Hasil Munas
Alim Ulama-Konbes NU: Nonmuslim Jangan Lagi Disebut
Kafir.
2. Juga di agama lain, mulai pula tak nyaman kata kafir
(infidel) yang melihat penganut agama lain inferior dari
sisi kebenaran Ilahiah: www.upenn.edu › pennpress ›
bookAn Age of Infidels | Eric R. Schlereth - University of
Pennsylvania
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 93
Saya akan membebaskan mereka dari apa yang dapat
mengganggu mereka;
Mereka tidak boleh tersinggung, atau terganggu, atau
dipaksa. Hakim-hakim mereka tidak boleh diubah atau
dicegah untuk mencapai jabatan mereka, atau para
bhikkhu tidak boleh diganggu dalam menjalankan perintah
agama mereka.
Tidak seorang pun diizinkan menjarah orang-orang Kristen
ini, atau menghancurkan atau merusak gereja mereka, atau
rumah ibadah, atau mengambil barang-barang yang ada
di dalam rumah-rumah ini dan membawanya ke rumah-
rumah Islam.
Pada musim panen, mereka dapat diberi bagian sebagai
bekal untuk mereka. Tidak ada yang berhak mengatakan
kepada mereka ‘ini terlalu banyak’, atau minta mereka
membayar pajak apa pun.
Jika ada wanita Kristen yang menikah dengan seorang
muslim, pernikahan seperti itu tidak boleh terjadi kecuali
ia sendiri menyetujuinya.
Tapi wanita itu tidak boleh dicegah untuk pergi ke gerejanya
untuk berdoa. Gereja-gereja mereka harus dihormati.
Mereka tidak boleh dipaksa untuk membawa senjata
atau batu. Kaum muslim harus melindungi mereka dan
membela mereka terhadap orang lain.
Sangatlah penting bagi setiap pengikut Islam untuk menaati
sumpah ini hingga Hari Kebangkitan dan akhir dunia.”
Wow! Luar biasa! Berkali-kali saya terkagum membaca
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 95
orang.
Siapa yang bersedia kembali ke era itu? Lahirlah kemudian
aneka kebijakan hak asasi manusia, yang melindungi kebebasan
beragama. Dihidupkan pula kultur toleransi untuk hidup
menerima perbedaan dalam harmoni, dan saling menghormati.
Kita pun sudah tahu bahwa beragama bukan soal benar dan
salah. Itu semata soal keyakinan yang dibolehkan sejauh tidak
melakukan tindakan kriminal semata.
Jika soal benar dan salah yang ditekankan, dua agama paling
besar itu: Kristen dan Islam akan terus beperang.
Apa mau dikata? Injil menyatakan yang disalib itu Yesus (Nabi
Isa). Quran menyatakan yang disalib itu bukan Nabi Isa. Dua
kitab suci yang diyakini pemeluknya berbeda soal data sejarah.
Tentu saja mustahil dua-duanya benar. Pasti salah satu salah.
Tapi itulah fakta. Data sejarah yang salah sekalipun dapat
diyakini oleh miliaran manusia, selama lebih dari seribu tahun.
Itulah yang kita lihat dalam sejarah.
Di dunia saat ini ada 4.300 agama. Pastilah tak semua benar jika
data sejarah yang dijadikan basis untuk menilai aneka keyakinan
itu.
Toleransi justru berangkat dari pemahaman itu. Manusia
dibolehkan meyakini apapun yang sebenarnya salah berdasarkan
data sejarah. Itu sudah menjadi bagian dari hak asasi.
Tentu apa yang benar dapat disampaikan. Namun penyampaian
harus dalam lingkup yang tidak melecehkan.
Kitapun sudah sampai pada era datangnya negara nasional.
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 97
hati banyak manusia.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 99
BAB 4
Empati pada Agama sebagai Dokumen Filsafat Hidup
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 101
Namun tidak terjadi kesepakatan dengan pemerintah Columbia.
Padahal SAA yang menemukan lokasi tenggelamnya kapal San
Jose di samudra Karibia.
Kapal yang tenggelam itu kapal Spanyol. Ia tenggelam di
lokasi yang kini secara hukum berada dalam kawasan Negara
Columbia. SSA meminta izin untuk mengangkat harta karun
itu dengan komisi 35 persen. Sementara pemerintah Columbia
hanya bersedia memberikan fee 5 persen saja.
Kesepakatan tidak terjadi. Sejarawan pun mengungkap kisah di
balik tenggelamnya kapal San Jose.
Tanggal 8 Juni 1708, kapal Spanyol itu berlayar di Samudra
Karibia. Sekitar 36 kilometer lagi mereka sampai ke pantai
Cartagena.
Namun ini bukan kapal biasa. Ia membawa serta harta karun
begitu besar. Harta yang dibawa bukan pula semata untuk
perdagangan. Itu harta untuk kepentingan politik kerajaan
Spanyol.
Saat itu, di tahun 1708, sedang terjadi kisruh suksesi kerajaan
Spanyol. Cucu Raja Louis XIV dari Perancis menduduki tahta
kerajaan Spanyol.
Inggris bersama Jerman, Belanda, Portugis, dan Belanda
berseberangan dengan Spanyol dan Perancis. Mereka
berkepentingan dengan siapa yang memerintah Spanyol dan
pengaruhnya untuk geopolitik Eropa.
Inggris dan sekutu sudah mendapatkan informasi. Sebuah kapal
yang diberi nama San Jose, membawa harta begitu besar. Itu
injeksi ekonomi untuk Spanyol, yang dapat mengubah kekuatan
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 103
usia homo sapiens.
Sejarah homo sapiens juga sejarah pencarian makna hidup.
Begitu banyak agama dan kepercayaan yang dilahirkan.
Sebagian juga sudah terkubur karena tak lagi sesuai dengan
kesadaran zaman.
Kini hadir sebanyak 4.300 agama. Apakah kesamaan prinsip
hidup di antara banyak agama dan aliran itu? Apa harta karun
yang menjadi irisan semua agama?
Para pemburu harta karun spiritualitas itu memberi banyak
istilah: trancendental unity of all religion. Atau perennial
philosophy of all spirituality. Atau compassion from all religions.
Saya memilih tiga harta karun, tiga berlian biru, yang menjadi
pokok dan irisan banyak agama serta kepercayaan. Sengaja saya
sebut berlian biru karena itulah batu termahal yang ada di bumi.
Pertama adalah prinsip The Golden Rule. Prinsip kebajikan.
Prinsip utama moralitas. Lakukan pada orang lain serbagaimana
yang kau harap orang lain lakukan padamu. Atau, jangan lakukan
pada orang lain apapun yang kau tak ingin orang lain lakukan
padamu.
Prinsip ini tertulis di semua kitab suci agama besar.(2) Bahkan
prinsip kebajikan juga menjadi ajaran utama Stoic Philisophy,
yang sudah ada tiga ratus tahun sebelum kelahiran agama
Kristen, dan 900 tahun sebelum kelahiran agama Islam.
Kebajikan adalah satu-satunya nilai yang berharga. Nilai lain
hanya punya arti jika dilihat dari efeknya bagi kebajikan. Semua
harta, kekuasaan, pengetahuan, tindakan menjadi berarti jika ia
membawa kebajikan. Jika membawa keburukan dan kejahatan,
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 105
Terhadap yang maha dan misteri itu, kekaguman dan rasa
religiositas lahir. Rasa itu bisa diekspresikan dengan 4.300 jenis
ritual yang dibawa oleh 4.300 agama. Ataupun ia bisa pula
dirasakan melalui kontemplasi yang hening.
-000-
Ilmu pengetahuan pun datang. Dengan aneka prosedur
yang ketat, ilmu mengeksplorasi banyak hal. Termasuk yang
dieksplorasi adalah hubungan tiga prinsip spiritualiatas di atas
dengan kebahagiaan dan hidup bermakna.
Begitu banyak riset yang dilakukan. Berulang dan sah terbukti
betapa prinsip kebajikan itu membuat hidup manusia menjadi
bahagia dan bermakna.(3)
Riset juga membuktikan. Betapa power of giving, hidup yang
bersedekah, berderma, membuat hidup lebih bahagia dan
bermakna.(4)
Riset juga membuktikan. Betapa rasa bersatu (the Oneness)
dengan lingkungan juga membuat hidup bahagia dan bermakna.
Betapa ritual agama, seperti ke gereja, ke mesjid, ke kuil,
meditasi, kontemplasi, sejauh yang dibayangkan itu yang Maha
Kasih, yang Maha Sayang, juga membuat hidup lebih bahagia
dan bermakna.(5)
Inilah tiga berlian biru yang ditemukan dalam samudra
spiritualitas. Ribuan agama, aliran filsafat dan sudah pula diriset
oleh ilmu pengetahuan bertemu di tiga berlian biru itu.
Saya menyebut tiga harta karun di samudra spritual itu sebagai
“Spiritual Blue Diamonds.”
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 107
Catatan:
1. Kisah kapal San Jose bisa dibaca di sini: https://www.google.
co.id/amp/s/www.history.com/.amp/news/legendary-
billion-dollar-shipwreck-found-off-colombian-coast
2. Pencarian kesamaan prinsip banyak agama menjadi subjek
riset sendiri: https://www.google.co.id/amp/s/lifehacker.
com/seven-important-lessons-from-world-religions-
everyone-s-1613615832/amp
3. Riset soal efek kebajikan kepada hidup yang bahagia
dan bermakna. Antara lain: https://www.academia.
edu/4230387/A_Virtuous_Cycle_The_Relationship_
Between_Happiness_and_Virtue
4. Riset soal efek Power of Giving atas hidup yang bahagia
dan bermakna. Antara lain: https://www.researchgate.
net/publication/23547473_The_Happiness_of_Giving_
The_Time-Ask_Effect
5. Riset soal efek rasa The Oneness kepada rasa bahagia dan
bermakna antara lain: https://www.forbes.com/sites/
alicegwalton/2019/04/18/a-sense-of-oneness-may-be-a-
key-to-happiness/amp/
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 109
Kurusetra melawan Kurawa dapat diikuti banyak orang
Indonesia hingga begadang tengah malam.
Kisah ksatria dalam wayang itu, tentang karakter yang
memegang amanah, teguh dengan janji dan kebajikan, walau
harus berkorban, sungguh inspiratif.
Mereka, apapun agamanya, Islam, Kristen, Budha, bahkan tak
beragama, dapat menikmati kisah Mahabarata dengan rileks
saja. Bagi mereka, itu semata karya sastra. Walau bagi yang
percaya, itu adalah kitab suci karya Dewa.
Begitu banyak buku suci agama tersedia. Di samping Bible,
Bhagavad Gita dan Quran, juga ada Kitab-i-Aqdas (Agama
Baha’i), Tripitaka (Budha), Jain Agamas (Jain), Torah (Hebrew),
Kojiki (Shinto), Guru Granth Sahib (Sikh), Tao te Ching (agama
Tao), dan Zend Avesta (Agama Zoroaster).
Kini hadir 4.300 agama dengan buku sucinya masing masing.
-000-
Hal serupa mulai juga terjadi pada kitab suci agama lain:
Perjanjian Lama. Old Testament. Kisah para Nabi: Musa, Ibrahim,
Nuh, Adam, pertama kali dituliskan dalam Old Testament.
Sama dengan Bhagavad Gita. Bagi yang meyakini, kisah para
nabi itu ditulis oleh Nabi Musa melalui “wahyu” dari Tuhan
pemilik semesta.
Namun para ahli menelusuri Old Testament itu. Dari tata bahasa
dan grammar, terasa ia tidak ditulis oleh satu orang. Terasa pula
ia tidak ditulis dari satu zaman. Ini karya beberapa orang dari
rentang ratusan tahun yang berbeda.
-000-
Moralitas apa yang dapat kita petik dari banyak kitab suci
agama?
Saya mulai dengan kasus Alquran. Ini sepuluh mutiara yang
saya temukan selama menyelami 30 Juz Alquran sepanjang 30
malam Ramadan.
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 111
Bagi saya pribadi, 10 mutiara ini sudah cukup menjadi pedoman
hidup selaku individu, atapun sebagai aktivis yang memiliki cita-
cita sosial. 10 mutiara ini sudah mampu membuat hidup saya
bermakna, berbahagia, dan berjuang.
MUTIARA PERTAMA, Prinsip Tauhid: Bebaskan Diri dari Tuhan-
tuhan Kecil
Surah Ali Imran Ayat 18.
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan
Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para
malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Evolusi tertinggi seorang individu, ia tumbuh menjadi manusia
yang mulia. Itu hanya terjadi jika ia tak lagi menghamba kepada
tuhan-tuhan kecil. Harta, kuasa, tokoh, ideologi dapat menjadi
tuhan-tuhan kecil jika kita kalahkan prinsip kemanusiaan untuk
mencapainya.
Dengan prinsip Tauhid, kita hanya berorientasi pada Tuhan yang
serba maha, yang adil (Maha Adil), yang penuh kasih (Maha
kasih), yang berpengetahuan (Maha Tahu), yang mampu (Maha
kuasa), dan sebagainya.
Inilah perjalanan tertinggi rohani seorang individu. Ia mencoba
mendapatkan percikan sinar ilahi agar dalam hidupnya juga
menjadi adil, kasih, berpengetahuan, mampu mengelola
perjalanan diri, dan amanah.
-000-
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 113
kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu.
Surah Al Baqarah Ayat 256.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barang siapa ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Saya garis bawahi dari dua ayat itu: manusia memang diciptakan
untuk beragam. Berlomba dalam kebaikan. Dan tak ada paksaan
dalam agama.
Semakin modern sebuah zaman, semakin ia beragam. Langkah
selanjutnya bukan menyeragamkan, tapi mencari titik temu
untuk hidup bersama dalam damai.
Itu hanya terjadi jika ada keikhlasan menerima keberagaman.
Tentu dakwah tentang kebajikan bukan saja dibolehkan tapi
sangat direkomendasikan. Tapi tak boleh ada paksaan dalam
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 115
gilirannya lingkungan sosial itu ikut membentuknya kembali.
Berderma, bersedekah, membantu mereka yang kurang
beruntung, satu-satunya cara masyarakat secara bersama untuk
survive. Akan lebih tinggi lagi kualitas bantuan itu jika dilakukan
atas kesadaran sendiri, yang dilandasi rasa kasih sayang.
-000-
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 117
Surah Ali Imran Ayat 104.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.
Surah An Nahl Ayat 125.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya. Dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Menjadi pendakwah kebaikan itu bukan profesi. Itu anjuran
agar setiap individu menyebarkan apa yang benar, dan apa
yang jangan. Ini dikerjakan bukan karena upah, tapi kesadaran
membangun masyarakat secara bersama.
Namun dakwah bagaimana yang paling efektif? Yang paling
menyentuh jika tak hanya kata, tapi perilaku sehari-hari yang
menjadi teladan. Bahkan tanpa mengutip satu ayatpun, jika
perilaku sehari-hari begitu menyentuh orang banyak, ia justru
menjadi virus yang menularkan kebaikan.
-000-
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 119
....”Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Realitas apapun yang tersaji di hadapan kita, ia adalah sinergi
dan hasil saling pengaruh puluhan variabel. Bahkan jauh lebih
banyak hadir variabel yang di luar kontrol. Kita lahir, menjadi
pria atau wanita, lahir dari orang tua tertentu, di lingkungan
dan zaman tertentu, itu bukan kita yang pilih.
Rasa bersyukur atas realitas apa pun yang datang itu pilihan
cerdas agar kita berdamai dengan realitas. Terus berjuang
untuk yang lebih baik di depan, bukan penghalang bagi kita
untuk bersyukur atas apa yang sudah ada.
Apalagi sudah banyak riset dalam positive psychology yang
menunjukkan betapa rasa bersyukur itu membuat hidup lebih
bahagia.
-000-
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 121
Sepuluh mutiara ini yang saya temukan ketika intens menyelami
samudra Alquran. Individu lain sangat mungkin menemukan
mutiara yang berbeda. Bisa pula mereka menemukan mutiara
yang sama tapi berbeda dalam memberi makna.
Aneka mutiara juga dapat dipetik dari aneka kitab suci ini.
Kitab-i- Aqdas (Agama Baha’i), Tipitika (Budha), Jain Agamas
(Jain), Torah (Hebrew), Kojiki (Shinto), Guru Granth Sahib (Sikh),
Tao te Ching (agama Tao), dan Zend Avesta (Agama Zoroaster).
Bagaimana di era Google cara kita hidup harmoni dengan
hadirnya begitu banyak kitab suci? Hidup dengan 4.300 agama?
Kita bebas meyakini yang mana yang kita anggap wahyu dari
Tuhan, jika memang ada panggilan ke sana. Jika tidak, atau sisa
kitab suci lainnya dapat dinikmati sebagai renungan hidup yang
sastrawi.*
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 123
EPILOG
124 11 Fakta Era Google
Era Google: Ketika Agama Menjadi Kekayaan
Kultural Milik Bersama
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 125
muslim. Mereka ikut merasakan kehangatan bermaaf-maafan,
walau tak percaya Quran itu wahyu dari Tuhan pemilik semesta.
Hari menyepi tiba. Malam dibiarkan gelap gulita. Merenung
masuk ke dalam diri. Momen ini ikut dinikmati oleh mereka
yang tidak beragama Hindu, bahkan yang tidak beragama.(3)
Mereka ikut menikmati keunikan tahun baru Saka, walau tak
percaya hadirnya dunia dewa-dewa. Mereka bahkan bersedia
datang dari jauh ke Bali, menikmati momen ini, walau sama
sekali tak percaya Bhagavad Gita itu karya Dewa Ganesha.
Mereka bisa semalam suntuk mendengar wayang. Itu kisah
perang Baratayudha. Itu kisah Pandawa Lima.
Mereka ambil pelajaran moral kisah itu, walau tak percaya,
dewa Ganesha itu makhluk sakti berwajah gajah.
Mereka menikmati kisah Nabi Musa membelah laut. Walau
mereka tak percaya ini benar benar terjadi dalam sejarah.
Mereka ambil hikmah kisah Nabi Nuh, walau tak meyakini ada
banjir besar yang bisa menenggelamkan seluruh bumi. Air yang
ada di seluruh semesta tak cukup untuk bisa menenggelamkan
puncak gunung Himalaya.
Itu kisah Nabi Ibrahim yang mengurbankan anaknya, mereka
ikut menyelami dan menikmati filosofinya. Dan mereka tak
terlalu peduli siapakah anak yang dikurban Nabi Ibrahim itu?
Ishak kah seperti yang diyakini umat Kristen? Atau Ismail kah
seperti yang diyakini umat Islam?
Mereka juga tak peduli kok bisa penganut dua agama besar
meyakini dua fakta yang berbeda, dan tetap diyakini lebih dari
satu miliar manusia, dan lebih dari seribu tahun?
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 127
Negara nasional yang modern bertumpu pada konsep
kewarganegaraan. Sudah menjadi hukum besi semua negara
modern: semua warga negara memiliki kedudukan hukum yang
setara, apapun keyakinan agamanya.
Ruang publik negara nasional itu milik bersama yang harus bisa
dinikmati oleh semua warga negara, tanpa diskriminasi.
Tiga alasan yang membuat negara modern menetralkan ruang
publik dari dominasi satu agama saja.
Alasan pertama: solusi jalan tengah.
Penganut agama A tak ingin agama B, atau agama C, atau
agama D, dan agama lainnya yang mendominasi ruang publik.
Penganut agama B juga tak ingin agama A, agama C, agama D
dan agama lainnya yang mendominasi.
Sementara kini ada 4.300 agama.(4) Di setiap agama besar juga
ada aneka aliran yang berbeda pula. Di Kristen, ada Protestan,
Katolik dan ratusan denominasi di dalamnya.
Di Islam: ada Sunni, Syiah, Ahmadiyah, dan lainnya. Perbedaan
aliran internal lain juga terjadi pada agama besar lain.
Ruang publik yang dinetralkan dari dominasi satu agama
menjadi solusi jalan tengah. Jika tidak, akan terjadi pertarungan
tiada henti, bahkan berdarah, berebut menjadi agama penguasa
tunggal ruang publik.
Alasan kedua: alasan faktual.
Sudah ditulis dalam esai sebelumnya. Data menunjukkan. Top
10 negara yang paling membuat warga bahagia. Top 10 negara
yang pemerintahannya paling bersih. Top 10 negara yang paling
-000-
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 129
Ini era post materialism. Era ketika data menunjukkan lebih
banyak orang mati karena kebanyakan makan ketimbang
kekurangan makan.
Data menunjukkan lebih banyak orang mati karena bunuh diri
ketimbang karena korban terorisme plus perang plus bencana
alam.
Ini era kebutuhan meaning of life. Sebanyak 4.300 agama yang
ada plus puluhan ribu aliran kepercayaan lain adalah samudra
inspirasi untuk meaning of life.
Tiga intisari terpenting dunia agama dan kepercayaan adalah
kebajikan, power of giving dan kesatuan manusia (oneness).
Kebajikan atau virtue dianggap satu-satunya nilai esensial.
Semua hal lain hanya bernilai positif jika ia membawa kebajikan.
Kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan hanya positif jika ia
membawa kebajikan. Tapi jika membawa keburukan, kekuasaan
dan kekayaan, bahkan pengetahuan menjadi negatif.
Power of giving adalah intisari dunia agama berikutnya. Kapan
pun, di mana pun, pasti selalu ada segmen masyarakat yang
jauh lebih lemah.
Tradisi memberi, menolong, berbagi, kini tak hanya dianggap
penting. Berbagai riset menunjukkan power of giving menjadi
satu mindset dan habit yang menimbulkan kebahagiaan otentik.
Kesatuan manusia menjadi tema sentral banyak agama. Karena
Tuhan satu, alam semesta juga satu, maka manusia juga satu.
Bahkan rasa satu (oneness) antara sesama manusia, manusia
dan alam, juga menimbulkan tak hanya happiness. Ia juga
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 131
hadir layak kita hormati sebagai kekayaan kultural milik kita
bersama.*
Januari 2021
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 133
REFERENSI
134 11 Fakta Era Google
Referensi
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 135
Banyak temuan arkeologi yang menyimpulan Nabi Musa
bukan tokoh sejarah. Ia tokoh yang diciptakan untuk
ajaran moral: https://www.nytimes.com/2007/04/03/
world/africa/03exodus.html dan https://www.nytimes.
com/2007/04/03/world/africa/03iht-moses.4.5130043.
html
Public policy negara modern tak lagi bergantung pada kitab suci:
https://www.nytimes.com/2012/04/15/opinion/sunday/
sunday-dialogue-what-is-the-role-of-faith-in-public-policy.
html
Kini hadir 4.300 agama. Begitu banyak klaim kebenaran
yang berbeda beda satu sama lain: https://www.
thetravelalmanac.com/religions/
Ulama, pendeta, biksu saling menafsir agama secara
berbeda-beda: https://en.m.wikipedia.org/wiki/
Shia%E2%80%93Sunni_relations
Natal pun kini dirayakan oleh yang bukan Kristen: https://www.
pewresearch.org/fact-tank/2013/12/23/christmas-also-
celebrated-by-many-non-christians/?amp=1
Jumlah mereka yang tak beragama adalah nomor tiga terbanyak
di dunia: https://www.washingtonpost.com/national/on-
faith/unbelief-is-now-the-worlds-third-largestreligion/201
2/12/19/1db89f74-4a06-11e2-8af9-9b50cb4605a7_story.
html
World Happiness Report 2020 di berbagai negara dapat dilihat
di sini: https://worldhappiness.report/ed/2020/
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 137
Say - The New ...
Biblical Archeology menelusuri kisah para Nabi yang tertulis
di kitab suci (Bible). Acapkali riset itu menemukan
kisah para Nabi itu banyak diinspirasi oleh cerita rakyat
yang berkembang dalam peradaban yang lebih tua:
en.m.wikipedia.org › wiki › Biblical...Web result with site
linksBiblical archaeology – Wikipedia
Kisah Nabi Musa yang ketika bayi dibuang di sungai, lalu
ditemukan oleh pekerja istana. Kemudian Nabi Musa
dibesarkan di istana, lalu pulang ke negeri asal menjadi
pemimpin. Kisah ini menyerupai Raja Sargon dari Akkad,
Mesopotamia/Sumariah. Dokumen ini usianya lebih tua
dari kisah Nabi Musa: en.m.wikipedia.org › wiki › Sargon...
Sargon of Akkad – Wikipedia
Bagi yang berminat mengeksplorasi kisah Nabi Nuh
yang dilaunching BBC, silahkan klik: https://youtu.
be/6x3UWQQrUXs, Link: https://www.facebook.
com/322283467867809/posts/2980382615391201/?d=n
Para peneliti menemukan dua kisah berbeda tentang Yesus. Ini
acapkali disederhanakan sebagai Jesus of history versus
Jesus of faith. Yesus yang diyakini dalam iman kristiani
sekarang berbeda dengan Yesus sebenarnya yang hidup
dalam sejarah: www.jstor.org › stableThe Christ of Faith
and the Jesus of History – Jstor
Para ahli mencoba mengkonstruksi wajah Yesus secara ilmiah.
Dihasilkanlah gambar yang sama sekali berbeda dengan
kebanyakan gambar Yesus yang kini dikenal: www.ancient-
origins.net › reconstru...Web resultsReconstructing Jesus:
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 139
today › is-mecc...Web resultsIs Mecca or Petra Islam’s true
birthplace? - Understanding Islam
Revisionist School of Islamic Studies adalah nama dari school of
thought yang memiliki metodologi dan hasil berbeda soal
masa awal kelahiran Islam: https://en.m.wikipedia.org/
wiki/Revisionist_school_of_Islamic_studies
Dan Gibson secara khusus meneliti aneka mesjid di awal
kelahiran Islam. Mesjid itu tak menghadap ke Mekkah tapi
ke Petra: www.fetelina.com › the-sacred-city-...The Sacred
City by Dan Gibson: Is Mecca Really the Birthplace of Islam?
| History ...
Pew Research Center melaporkan betapa penganut non-
Kristen di Amerika Serikat ikut merayakan Natal: https://
www.google.co.id/amp/s/www.pewresearch.org/fact-
tank/2013/12/23/christmas-also-celebrated-by-many-
non-christians/%3famp=1
Sebuah paper mengeksplorasi mengapa Muslim ikut
merayakan Natal di wilayah ketika mereka minoritas:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/
S0148296317303181
Dimulainya studi mengenai Yesus of Faith versus Yesus of
History: https://www.jstor.org/stable/3154962
Beberapa temuan yang menyatakan Nabi Musa itu bukan
tokoh sejarah, dan kemiripannya dengan kisah rakyat
yang lebih tua: The Sargon of Akad: https://www.nytimes.
com/2007/04/03/world/africa/03exodus.html, https://
en.m.wikipedia.org/wiki/Sargon_of_Akkad
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 141
Satu naskah toleransi agama paling tua justru dibuat dan
ditandatangani oleh Nabi Muhammad sendiri: the
Ashtiname of Muhammad. Keaslian dokumen ini memang
masih kontroversial. Lihat “Ashtiname of Muhammad” –
Wikipedia
Salah satu perang paling lama dalam sejarah manusia adalah
perang agama: perang salib, berlangsung berkali-kali,
lebih dari seratus tahun: en.m.wikipedia.org › wiki ›
CrusadesCrusades – Wikipedia
Kisah kapal San Jose bisa dibaca di sini: https://www.google.
co.id/amp/s/www.history.com/.amp/news/legendary-
billion-dollar-shipwreck-found-off-colombian-coast
Pencarian kesamaan prinsip banyak agama menjadi subjek
riset sendiri: https://www.google.co.id/amp/s/lifehacker.
com/seven-important-lessons-from-world-religions-
everyone-s-1613615832/amp
Riset soal efek kebajikan kepada hidup yang bahagia
dan bermakna. Antara lain: https://www.academia.
edu/4230387/A_Virtuous_Cycle_The_Relationship_
Between_Happiness_and_Virtue
Riset soal efek Power of Giving atas hidup yang bahagia dan
bermakna. Antara lain: https://www.researchgate.net/
publication/23547473_The_Happiness_of_Giving_The_
Time-Ask_Effect
Riset soal efek rasa The Oneness kepada rasa bahagia dan
bermakna antara lain: https://www.forbes.com/sites/
alicegwalton/2019/04/18/a-sense-of-oneness-may-be-a-
key-to-happiness/amp/
Bergesernya Agama dari Kebenaran Mutlak Menjadi Kekayaan Kultural Milik Bersama 143
posts/3534719996624124/?d=n, https://www.facebook.
com/322283467867809/posts/3539649596131164/?d=n,
htt ps : / / w w w.fa c e b o o k . co m / 3 2 2 2 8 3 4 6 7 8 6 7 8 0 9 /
posts/3532483093514481/?d=n, Sebelas Fakta
era Google yang mengubah persepsi atas agama:
htt ps : / / w w w.fa c e b o o k . co m / 3 2 2 2 8 3 4 6 7 8 6 7 8 0 9 /
posts/3523122224450568/?d=n