Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 8

Astrin Callista
Candra Mada
Dina Aulya
Efita Fitriani

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Fatimah kelompok 7
Jika ingin menjadi atlet sumo apakah harus berbadan besar saja?apakah
ada pelatihannya?

Jawaban :
Seorang pemain sumo harus berbadan gemuk, serta mempunyai tinggi
minimal 173 cm dan mempunyai berat minimal 75 kg. Persyaratan ini sangat
ketat, dan mengakibatkan beberapa orang rela membenturkan kepalanya supaya
terdapat benjolan di kepala yang bisa membuatnya setidaknya bertambah tinggi.
Selain itu, terdapat juga orang yang sengaja minum air yang banyak untuk
menambah berat badan mereka supaya dapat memenuhi persyaratan berat badan.
Para pemain sumo profesional memiliki tinggi dan berat badan yang lebih
daripada persyaratan minimal. Tinggi rata-rata dari pemain sumo adalah lebih
dari 180 cm, dengan berat badan rata-rata lebih dari 100 kg.
Pegulat sumo harus menjalani latihan yang ketat setiap harinya ereka harus
mondok di padepokan selama pelatihan. Pukul 7 pagi, mereka berangkat
ke dohyō (ring sumo) untuk latihan. Tempatnya berada di sebuah gedung yang
dikelilingi pegunungan Alpen Jepang. Di sana, mereka saling membantu
temannya mengencangkan mawashis (sabuk yang juga berfungsi sebagai celana),
dan menghapal kalimat dalam resital yang harus diucapkan selama latihan dan
bertanding. Saat memasuki dohyō, mereka harus membungkukkan badan untuk
menghormati para dewa dan mulai berkonsentrasi. Latihannya memakan waktu
tiga jam. Mereka saling mendorong lawannya sejauh mungkin selama
latihan.dijepang saat ini terdapat sekitar 54 pusat pelatihan sumo (heya)
KESIMPULAN

Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa sumo merupakan seni bela diri tertua di negara
Jepang yang pada awalnya sumo hanya sebuah tarian-tarian untuk menghormati
dewa yang sudah memberikan hasil panen yang melimpah untuk petani-petani
saat itu dan seiring bejalannya waktu sumo berubah menjadi sebuah permainan
hingga berkembang menjadi olahraga yang sangat khas di Jepang. Sumo awalnya
muncul pada zaman Yamato. Pada zaman ini sumo sudah menjadi ritual
kepercayaan Shinto dan sumo mulai dijadikan turnamen jamuan pada zaman
Heian dan menjadi permainan bagi kelas samurai. Namun setelah banyak samurai
kehilangan tuan nya atau disebut ronin. Sumo menjadi salah satu permainan yang
mengandung kekerasan sehingga pada zaman Edo yang dinamakan pertunjukan
sumo jalanan yang disebut tsuji-zumo. Sehingga sumo dilarang tampil di depan
publik. sumo melakukan berbagai macam ritual yang bertujuan untuk
melancarkan jalannya pertarungan kedua pesumo. Ritual yang dilakukan pesumo
bertujuan untuk menghilangkan ketidak beruntungan, menjauhkan pesumo dari
cidera serius dan untuk menghormati para dewa. Ritual-ritual yang ada pada sumo
adalah shiko,sonkyo, chiri-chozu, shiomaki, shikiri, tachiai, yagura-daiko, dohyo-
iri, dohyo-iri yokozuna, yumitori-shiki, dan danpatsu-iri. Tingkatan pada sumo
juga membedakan pakaian yang dikenakan dan penampilan pesumo, pendapatan
yang diterima,dan perlakuan yang diterima dalam dunia sumo. Peringkat pesumo
terdapat enam divisi serta sebelas tingkat, enam divisi itu adalah makuuchi, juryo,
makushita, sandame, jonidan, jonokuchi. Dan makuuuchi terbagi lagi atas lima
tingakatan yaitu yokozuna, ozeki, sekiwake, komusubi, maegashira.Dalam
setahun ada enam turnamen besar yang disebut Grand Tournaments. Grand
Tournaments ini dilaksanakan 3 kali di Tokyo yaitu bulan Januari, Mei dan
September dan masing-masing sekali di Osaka pada bulan Maret, Nagoya pada
bulan Juli dan di Fukuoka pada bulan November. Lamanya tiap turnamen adalah
15 hari yang dimulai pada hari Minggu dan diakhiri pada hari Minggu pula.
Rikishi (pesumo/ pegulat) pada tingkatan makunouchi dan juryo bertanding 15
kali dengan lawan yang berbeda sekali dalam sehari, sedangkan rikishi pada
tingkatan yang lebih rendah yaitu yang berada di tingkat makushita, sandanme,
jonidan dan jonokuchi hanya bertanding sebanyak 7 kali (sekali dalam sehari
dengan lawan yang berbeda-beda pula).

Para rikishi tinggal di sebuah institusi yang berada dekat dengan arena


pertandingan sumo. Institusi ini disebut dengan heya yang secara harfiah berarti
kamar. Heya ini dilengkapi dengan fasilitas hidup dan latihan yang terdiri dari
ruang tidur, dapur, ofuro, ruang pertemuan, dojo (ruang latihan) dan ruang tamu.
Saat ini di Jepang ada sekitar 30 heya tempat para rikishi dididik memahimi
etiket, disiplin dan sportifitas. Jika seorang rikishi keluar dari heya dan pergi ke
ruang publik, rikishi dapat langsung dikenali dari pakaian yang mereka pakai
karena rikishi biasanya memakai kimono (pakaian tradisional
Jepang). Rikishi yang berada di tingkatan jonidan dan tingkatan yang lebih
rendah diperbolehkan memakai yukata (pakaian tradisional tipis), meski di
musim dingin sekalipun. Mereka juga dibolehkan memakai geta yang
menimbulkan bunyi ‘tak tak’ ketika berjalan di luar ruangan. Rikishi  di
tingkatan sandanme dan makushita diperbolehkan memakai mantel pendek dan
sendal zori (sendal jerami). Sedangkan sekitori dibolehkan memakai pakaian
yang mereka sukai,  tapi tetap saja memakai pakaian yang relevan dengan
kegiatan yang mereka lakukan.

Anda mungkin juga menyukai