Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu negara dapat diukur dari sebuah persentase peningkatan


sektor industri yang terus tumbuh dari tahun terdahulu, negara akan mendapatkan
profitibilitas dari kemajuan sektor industri yang terus berkembang selain dari
kemampuan negara mendatangkan calon investor tentu negara akan semakin
berkembang menjadi negara maju dikarenakan sektor industri yang semakin meluas
dan berkembang, memperkuat pertumbuhan industri, pemerintah harus memperkuat
basis industri dalam negeri dengan mengurangi impor (Aviliani, 2012). Kebutuhan
energi akan semakin meningkat seiring adanya pembangunan berbagai industri
sesuai dengan amanah Perpres 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.
Hingga saat ini sektor industri merupakan sektor yang mendominasi konsumsi energi
di Indonesia. Oleh karena itu, ketersediaan energi yang memadai akan menentukan
keberhasilan dalam pengembangan industri nasional ke depan. Sektor industri hingga
saat ini merupakan sektor yang mendominasi konsumsi energi di Indonesia, di mana
porsinya mencapai 49,4 persen dari total konsumsi energi nasional (Kementerian
ESDM, 2012). Dalam sektor industri itu sendiri, terdapat beberapa industri yang
dinilai paling padat menggunakan energi, baik yang digunakan sebagai bahan bakar
ataupun yang digunakan sebagai bahan baku. Diantaranya adalah industri baja,
industri semen, industri pupuk, industri keramik, industri pulp dan kertas, industri
tekstil dan industri pengolahan kelapa sawit. Jika dibandingkan dengan faktor input
yang lain, biaya energi pada tujuh (7) industri tersebut bahkan lebih besar dari biaya
tenaga kerja, serta menempati peringkat kedua setelah biaya bahan baku. hasil
analisis menunjukkan bahwa pada 2012 dari 7 industri yang menjadi fokus kajian,
industri pupuk merupakan subsektor industri yang paling padat menggunakan energi.
Diikuti dengan industri pulp dan kertas, industri tekstil, industri semen, industri baja,
industri keramik, dan industri pengolahan kelapa sawit. Jika skenario akselerasi dan
akselerasi disertai efisiensi dapat dilakukan maka pada 2025 industri pupuk tetap
menjadi pengkonsumsi energi terbesar, namun urutan kedua ditempati industri tekstil
dan ketiga industri pulp dan kertas, untuk peringkat keempat industri lain urutannya
tetap. Industri pupuk menjadi pengguna energi yang terbesar karena lebih banyak

1
2

menggunakan gas sebagai bahan baku. Sementara Industri pengolahan kelapa sawit
menjadi pengguna energi terkecil karena sebagian besar energi yang dibutuhkan
dipenuhi dari biomassa. Dari sekian banyak bahan bakar energi yang digunakan oleh
industri-industri tersebut, BBM (solar), listrik dan batubara merupakan jenisbahan
bakar yang paling banyak digunakan. Namun, belakangan gas telah menjadi jenis
bahan bakar yang semakin banyak digunakan oleh industri. Tetapi dalam
mendapatkan gas tersebut, industri masih menghadapi berbagai kendala dalam
mengakses bahan bakar gas tersebut. Karawang merupakan daerah yang berkembang
pesat karena perkembangan pada sektor industri dalam skala besar ( kawasan industri
), sedang dan kecil ( zona industri ). Luas lahan industri dikabupaten karawang,
seluruhnya berjumlah ±19.005,1 Ha terdiri dari : kawasan industri 5.837,5 Ha, Kota
industri 8.100 Ha, Zona industri 5,117,6 Ha. Adanya alokasi lahan industri dengan
jumlah yang cukup besar tersebut menjadi daya Tarik bagi masuknya investor dan
tenaga kerja dari dalam maupun luar daerah kabupaten karawang. Perekonomian
tangerang didominasi oleh industri pengolahan, perdagangan, hotel, dan restoran.
Kabupaten tangerang adalah salah satu pusat industri Indonesia. Terutama karena
keberadaaanya memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah dalam wilayah
Jabodetabek. Di sektor pertanian, tangerang dikenal sebagai lumbung padi. Namun
setelah lahan-lahan persawahan berubah menjadi lahan industri dan pemukiman,
produksi pertanian dikembangkan dengan penerapan teknologi budidaya dan industri
pengolahan hasil tepat guna. Selanjutnya kawasan industri yang lain adalah Bekasi.
Bekasi adalah daerah yang memiliki kawasan industri yang terkait dengan jaringan
kawasan industri seperti Kawasan Industri Jababeka, EJIP ( East Jakarta Industrial
Park ), MM2100, Delta Sillicon Industrial Park, Hyundai Industrial Park, BIIE (
Bekasi International Industrial Estate ) dan beberapa kawasan industri yang lebih
kecil. Dengan adanya begitu banyaknya potensi perkembangan lingkungan industri
yang begitu luas maka potensi permintaan akan enerji sebagai bagian dari kebutuhan
operasional industri seperti bahan bakar minyak solar industri semakin besar untuk
didapatkan oleh perusahaan transportir bahan bakar minyak untuk mendapat
pendapatan yang lebih banyak mengingat pertumbuhan perusahaan yang cukup
besar.
PT.BERDIKARI CITRA SEJAHTERA yang bergerak pada bidang
transportir bbm industri yang berkerja sama dengan pihak patraniaga selaku penyedia
bbm industri, adalah perusahaan yang menyalurkan bbm industri kepada pihak
3

industri. Penyaluran dilakukan dengan rit yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dengan pihak pembeli(industri) dengan menggunakan kendaraan angkutan berjenis
hino.
PT Berdikari Citra Sejahtera atau yang disingkat PT. BCS.Tbk adalah sebuah
perusahaan yang beroperasi sebagai penyalur minyak yang diperjual-belikan di PT.
Patra Niaga selaku anak perusahaan dari PT. Pertamina ( Persero ). Dalam
perkembangannya PT. Berdikari Cita Sejahtera mendapatkan kepercayaan dari PT.
Pertamina sebagai sebuah perusahaan yang ditunjuk oleh Pertamina sebagai
Transportir BBM Sektor Industri Pertamina. Dan kemudian juga menjadi Agen
Resmi Pertamina untuk seluruh produk Bahan Bakar Minyak Pertamina hingga
mampu mencapai 10 besar Agen Pertamina di UPMS III.
Selain itu pula PT. Berdikari Cita Sejahtera mendapatkan kepercayaan menjadi Agen
Resmi Bahan Bakan Minyak dari PT. Patra Niaga yang merupakan anak perusahaan
dari PT. Pertamina dengan misi mengembalikan pelanggan PT. Pertamina yang telah
beralih kepada kompetitor dengan program Wind Back Pertamina. Kondisi
perusahaan yang dimiliki oleh PT. BCS dikategorikan cukup memadai dengan
tersedianya Kantor dan lahan parkir yang dimiliki sendiri dengan luas area lebih dari
24.812 meter persegi, serta armada transportir truk tangki minyak pada tahun 2001
sampai 2007 sebanyak 36 unit armada. Namun dengan syarat yang diajukan oleh
patra niaga bahwa kendaraan yang diperbolehkan beroperasi berumur selama 10
tahun lamanya, sedangkan kendaraan yang telah habis masa berlakunya berjumlah 23
armada tersisa sebanyak 12 armada truk tangki minyak yang siap melakukan
pengiriman minyak untuk periode 2010 sampai dengan 2012 dan pada tahun 2013
sampai 2014 tersisa hanya 6 unit armada. Tentu hal ini merugikan PT. BCS
dikarenakan kekurangan daya operasional karena tersisa hanya 6 unit armada untuk
tahun 2014. Agar dapat bersaing tentunya PT. BCS harus melakukan pengembangan
fasilitas yaitu dengan melakukan penambahan kendaraan operasional pengangkut
minyak yang memadai demi tercapainya target operasional yang ditetapkan oleh
PT.BCS maka dari itu diperlukan sebuah perencanaan yang terencana dan terukur
agar perusahaan tidak mengalami kerugian dalam penamambahan armada
transportasi. Dapat dilihat data historic PT.Berdikari Citra Sejahtera yang dimulai
dari tahun 2010 s.d 2013 terdapat perubahan jumlah truk, jumlah penjualan (liter) per
tahun, biaya perbaikan, Jumlah order yang dipenuhi, serta jumlah order yang tidak
bisa dipenuhi oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera sebagai acuan dalam menentukan
4

rencana penambahan armada transportasi truk karoserin sebagai media pengangkut


bahan bakar minyak solar dari patraniaga ke end-user.

Tabel 1.1 : Data Historic PT.BCS

TAHUN 2010 2011 2012 2013


JUMLAH TRUK 12 12 6 6
JUMLAH PENJUALAN 1,106,900 1,123,300 791,300 1,071,600
(LITER) PER TAHUN
BIAYA PEMELIHARAAN Rp. 6,000,000 Rp. 7,440,000 Rp. 4,320,000 Rp. 5,100,000
TRUK
JUMLAH ORDER YANG 138 140 98 133
BISA DIPENUHI
JUMLAH ORDER YANG 10 8 15 12
TIDAK BISA DIPENUHI
Sumber : PT. BCS ( diolah ) tahun 2014

Dilihat dari data tabel 1.1 adanya penurunan penjualan yang terjadi dalam
kurun waktu 4 tahun penurunan terbesar terjadi pada tahun 2012 yang kehilangan
jumlah penjualan liter sebanyak 332,000 liter dibandingkan dengan penjualan di
tahun 2011. Dari biaya pemeliharaan truk dapat dilihat untuk kurun waktu 2010 s.d
2013 terjadi peningkatan biaya terjadi antara tahun 2010 s.d 2011 dan setelah terjadi
pemotongan jumlah armada transportasi menjadi 6 kendaraan juga terjadi
peningkatan biaya pemeliharaan truk di tahun 2012 s.d 2013 yang dikarenakan
jumlah kendaraan semakin tua sehingga membutuhkan biaya penambahan untuk
melakukan pemeliharaan terhadap truk. Dari jumlah order terdapat order yang tidak
dapat dipenuhi oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera dari tahun 2010 s.d 2013
dikarenakan ketidakmampuan kendaraan operasional yang bekerja secara maksimal
terpaut dengan usia kendaraan yang sudah mendekati masa habis pakai operasional
selama 10 tahun, yang dimana hal ini menyebabkan hilangnya order yang seharusnya
bisa dilaksanakan oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera selaku perusahaan transportir
bahan bakar minyak solar industri.

Tabel 1.2 : Jumlah kehilangan pendapatan potensial PT.BCS

TAHUN Order yang ditolak Jumlah order Margin Pendapatan potensial yang
( liter ) hilang
2010 10 160,000 Rp. 550 Rp. 88,000,000
2011 8 128,000 Rp. 550 Rp. 70,400,000
2012 15 240,000 Rp. 550 Rp. 136,000,000
2013 12 192,000 Rp. 550 Rp. 105.600.000
Sumber : PT. BCS ( diolah ) tahun 2014
5

Dilihat dari tabel 1.2 dalam kurun waktu 4 tahun PT.Berdikari Citra Sejahtera
kehilangan pendapatan potensial sebesar Rp. 400.000.000 atau sama dengan setiap
tahunnya PT. Berdikari Citra Sejahtera kehilangan pendapatan potensial sebesar Rp.
100.000.000 jumlah ini akan diprediksikan bertambah dengan seiringnya jumlah
kendaraan yang sudah mulai menunjukan penurunan kemampuan daya operasi dan
kendaraan yang mendekati masa akhir tahun operasional kendaraan. Sehingga
potensi peningkatan order yang ditolak perusahaan akan bertambah seiring dengan
kurangnya kemampuan kendaraan operasional saat ini yang beroperasi di PT.
Berdikari Citra Sejahtera.

Oleh karena itu studi kelayakan investasi di PT.BCS dalam penambahan


jumlah armada transportasi pengangkut minyak perlu dilakukan untuk menentukan
apakah langkah menginvestasikan dana dalam penambahan jumlah armada
transportasi sudah layak dilakukan atau tidak layak dilakukan sehingga beralih
kepada peminjaman kendaraan transportir dari pihak lain, dikarenakan banyaknya
surat penawaran yang ditolak dan diberikan kepada perusahaan pesaing dikarenakan
kurangnya kemampuan dalam melakukan pengiriman bmm. Berdasarkan latar
belakang yang telah penulis ungkapkan. Maka penulis ingin melakukan penelitian
yang dituangkan ke dalam skripsi yang berjudul “ ANALISIS KELAYAKAN
INVESTASI TERHADAP PENAMBAHAN ARMADA TRANSPORTASI
PADA PT.BERDIKARI CITRA SEJAHTERA “

1.2 FORMULASI MASALAH

Berdasarkan atas akan dilaksanakannya sebuah rencana investasi dalam penambahan


jumlah armada transportasi di PT.BCS maka masalah yang akan dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang dimiliki PT.Berdikari Citra Sejahtera yang


mendukung investasi penambahan armada transportasi?
2. Bila menggunakan kriteria-kriteria di dalam studi kelayakan bisnis apakah
penambahan armada transportasi dapat direkomendasikan?
6

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Analisis faktor-faktor pasar dan pemasaran, manajamen dan operasi, analisis


dampak lingkungan hidup (amdal), hukum, ekonomi dan sosial, operasional
dan keuangan untuk studi kelayakan investasi penambahan armada
trasnportasi di PT. Berdikari Citra Sejahtera.
2. Menentukan rekomendasi kelayakan investasi penambahan armada
transportasi di PT. Berdikari Citra Sejahtera.

1.4 RUANG LINGKUP

1. Tujuan penelitian ini hanya untuk rencana perusahaan yaitu penambahan


armada transportasi
2. Faktor-faktor yang dianalisis adalah faktor-faktor pasar dan pemasaran,
manajemen dan operasional, analisis dampak lingkungan hidup (amdal),
hukum, ekonomi dan sosial, operasional, dan keuangan. Kecuali faktor politik
karena diasumsikan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan investasi
penambahan armada transportasi
3. Penelitian memfokuskan kepada penjualan utama yaitu solar industri
4. Area industri penelitian meliputi Depotabek.
7

1.5 STATE OF THE ART

Nama Judul Jurnal Hasil penelitian


Pengarang
ANALISIS Analisis kelayakan investasi dapat
Febri KELAYAKAN digunakan untuk membuktikan usulan
penggantian mesin produksi yang baru
INVESTASI memberikan manfaat lebih bagi
Muhammad
PENAMBAHAN perusahaan. Perusahaan dapat menekan
Rachadian, MESIN FRAIS BARU waktu produksi sehingga produktivitas
PADA CV.XYZ perusahaan meningkat. Perusahaan
Ereika Arie mendapatkan keuntungan karena biaya
J@TI Undip, Vol VIII,
untuk produksi serta perawatan mesin lebih
Agassi, murah.
No 1,Januari 2013
Wahyudi Sutopo Perusahaan dapat mempertimbangkan
alternatif penggantian mesin baru dengan
(Jurnal Utama) mengusulkan skim pembiayaan yang
sesuai. Setelah dilakukan penggantian
mesin, perusahaan dapat memperbaiki
sistem operasi dengan mengacu pada mesin
baru yang dibeli. Dengan menggunakan
metode perhitungan finansial IRR, PI, NPV
Jonny ANALISIS KELAYAKAN Perhitungan analisis kelayakan
INVESTASI PERLUASAN
PABRIK investasi menggunakan metode
DENGAN METODE COST- perhitungan menggunankan analisis
VOLUME-PROFIT DAN
INCREMENTAL cvp dan metode perhitungan net
PADA PT XYZ, JAKARTA
present value atau ( NVP)
ComTech Vol.3 No. 1 Juni
2012: 524-532
Michael Poff, Feasibility Study Analysis Sebuah kelayakan rinci dilakukan
untuk mengevaluasi pertambangan
P.E, Aaron Bass, for Riverine Sand Mining/
dan pengangkutan pasir dari Sungai
Rachel Scofield Island. Journal Of Mississippi untuk memulihkan
pulau Scofield, sebuah pulau di
Sweeney, Coastal Research, Special
Louisiana. Proyek ekosistem yang
Kenneth Issue, No. 59, pp 235-245. diusulkan meliputi proyek restorasi
termasuk merekonstruksi pantai dan
Bahlinger, West Palm Beach
bukit pasir melampaui kerangka
Naury Chatellier (Florida), ISSN 0749-0208 pulau yang tersisa dan menutup
pelanggaran yang ada dengan pasir
(2011)
sungai

Anda mungkin juga menyukai