PENDAHULUAN
1
2
menggunakan gas sebagai bahan baku. Sementara Industri pengolahan kelapa sawit
menjadi pengguna energi terkecil karena sebagian besar energi yang dibutuhkan
dipenuhi dari biomassa. Dari sekian banyak bahan bakar energi yang digunakan oleh
industri-industri tersebut, BBM (solar), listrik dan batubara merupakan jenisbahan
bakar yang paling banyak digunakan. Namun, belakangan gas telah menjadi jenis
bahan bakar yang semakin banyak digunakan oleh industri. Tetapi dalam
mendapatkan gas tersebut, industri masih menghadapi berbagai kendala dalam
mengakses bahan bakar gas tersebut. Karawang merupakan daerah yang berkembang
pesat karena perkembangan pada sektor industri dalam skala besar ( kawasan industri
), sedang dan kecil ( zona industri ). Luas lahan industri dikabupaten karawang,
seluruhnya berjumlah ±19.005,1 Ha terdiri dari : kawasan industri 5.837,5 Ha, Kota
industri 8.100 Ha, Zona industri 5,117,6 Ha. Adanya alokasi lahan industri dengan
jumlah yang cukup besar tersebut menjadi daya Tarik bagi masuknya investor dan
tenaga kerja dari dalam maupun luar daerah kabupaten karawang. Perekonomian
tangerang didominasi oleh industri pengolahan, perdagangan, hotel, dan restoran.
Kabupaten tangerang adalah salah satu pusat industri Indonesia. Terutama karena
keberadaaanya memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah dalam wilayah
Jabodetabek. Di sektor pertanian, tangerang dikenal sebagai lumbung padi. Namun
setelah lahan-lahan persawahan berubah menjadi lahan industri dan pemukiman,
produksi pertanian dikembangkan dengan penerapan teknologi budidaya dan industri
pengolahan hasil tepat guna. Selanjutnya kawasan industri yang lain adalah Bekasi.
Bekasi adalah daerah yang memiliki kawasan industri yang terkait dengan jaringan
kawasan industri seperti Kawasan Industri Jababeka, EJIP ( East Jakarta Industrial
Park ), MM2100, Delta Sillicon Industrial Park, Hyundai Industrial Park, BIIE (
Bekasi International Industrial Estate ) dan beberapa kawasan industri yang lebih
kecil. Dengan adanya begitu banyaknya potensi perkembangan lingkungan industri
yang begitu luas maka potensi permintaan akan enerji sebagai bagian dari kebutuhan
operasional industri seperti bahan bakar minyak solar industri semakin besar untuk
didapatkan oleh perusahaan transportir bahan bakar minyak untuk mendapat
pendapatan yang lebih banyak mengingat pertumbuhan perusahaan yang cukup
besar.
PT.BERDIKARI CITRA SEJAHTERA yang bergerak pada bidang
transportir bbm industri yang berkerja sama dengan pihak patraniaga selaku penyedia
bbm industri, adalah perusahaan yang menyalurkan bbm industri kepada pihak
3
industri. Penyaluran dilakukan dengan rit yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dengan pihak pembeli(industri) dengan menggunakan kendaraan angkutan berjenis
hino.
PT Berdikari Citra Sejahtera atau yang disingkat PT. BCS.Tbk adalah sebuah
perusahaan yang beroperasi sebagai penyalur minyak yang diperjual-belikan di PT.
Patra Niaga selaku anak perusahaan dari PT. Pertamina ( Persero ). Dalam
perkembangannya PT. Berdikari Cita Sejahtera mendapatkan kepercayaan dari PT.
Pertamina sebagai sebuah perusahaan yang ditunjuk oleh Pertamina sebagai
Transportir BBM Sektor Industri Pertamina. Dan kemudian juga menjadi Agen
Resmi Pertamina untuk seluruh produk Bahan Bakar Minyak Pertamina hingga
mampu mencapai 10 besar Agen Pertamina di UPMS III.
Selain itu pula PT. Berdikari Cita Sejahtera mendapatkan kepercayaan menjadi Agen
Resmi Bahan Bakan Minyak dari PT. Patra Niaga yang merupakan anak perusahaan
dari PT. Pertamina dengan misi mengembalikan pelanggan PT. Pertamina yang telah
beralih kepada kompetitor dengan program Wind Back Pertamina. Kondisi
perusahaan yang dimiliki oleh PT. BCS dikategorikan cukup memadai dengan
tersedianya Kantor dan lahan parkir yang dimiliki sendiri dengan luas area lebih dari
24.812 meter persegi, serta armada transportir truk tangki minyak pada tahun 2001
sampai 2007 sebanyak 36 unit armada. Namun dengan syarat yang diajukan oleh
patra niaga bahwa kendaraan yang diperbolehkan beroperasi berumur selama 10
tahun lamanya, sedangkan kendaraan yang telah habis masa berlakunya berjumlah 23
armada tersisa sebanyak 12 armada truk tangki minyak yang siap melakukan
pengiriman minyak untuk periode 2010 sampai dengan 2012 dan pada tahun 2013
sampai 2014 tersisa hanya 6 unit armada. Tentu hal ini merugikan PT. BCS
dikarenakan kekurangan daya operasional karena tersisa hanya 6 unit armada untuk
tahun 2014. Agar dapat bersaing tentunya PT. BCS harus melakukan pengembangan
fasilitas yaitu dengan melakukan penambahan kendaraan operasional pengangkut
minyak yang memadai demi tercapainya target operasional yang ditetapkan oleh
PT.BCS maka dari itu diperlukan sebuah perencanaan yang terencana dan terukur
agar perusahaan tidak mengalami kerugian dalam penamambahan armada
transportasi. Dapat dilihat data historic PT.Berdikari Citra Sejahtera yang dimulai
dari tahun 2010 s.d 2013 terdapat perubahan jumlah truk, jumlah penjualan (liter) per
tahun, biaya perbaikan, Jumlah order yang dipenuhi, serta jumlah order yang tidak
bisa dipenuhi oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera sebagai acuan dalam menentukan
4
Dilihat dari data tabel 1.1 adanya penurunan penjualan yang terjadi dalam
kurun waktu 4 tahun penurunan terbesar terjadi pada tahun 2012 yang kehilangan
jumlah penjualan liter sebanyak 332,000 liter dibandingkan dengan penjualan di
tahun 2011. Dari biaya pemeliharaan truk dapat dilihat untuk kurun waktu 2010 s.d
2013 terjadi peningkatan biaya terjadi antara tahun 2010 s.d 2011 dan setelah terjadi
pemotongan jumlah armada transportasi menjadi 6 kendaraan juga terjadi
peningkatan biaya pemeliharaan truk di tahun 2012 s.d 2013 yang dikarenakan
jumlah kendaraan semakin tua sehingga membutuhkan biaya penambahan untuk
melakukan pemeliharaan terhadap truk. Dari jumlah order terdapat order yang tidak
dapat dipenuhi oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera dari tahun 2010 s.d 2013
dikarenakan ketidakmampuan kendaraan operasional yang bekerja secara maksimal
terpaut dengan usia kendaraan yang sudah mendekati masa habis pakai operasional
selama 10 tahun, yang dimana hal ini menyebabkan hilangnya order yang seharusnya
bisa dilaksanakan oleh PT.Berdikari Citra Sejahtera selaku perusahaan transportir
bahan bakar minyak solar industri.
TAHUN Order yang ditolak Jumlah order Margin Pendapatan potensial yang
( liter ) hilang
2010 10 160,000 Rp. 550 Rp. 88,000,000
2011 8 128,000 Rp. 550 Rp. 70,400,000
2012 15 240,000 Rp. 550 Rp. 136,000,000
2013 12 192,000 Rp. 550 Rp. 105.600.000
Sumber : PT. BCS ( diolah ) tahun 2014
5
Dilihat dari tabel 1.2 dalam kurun waktu 4 tahun PT.Berdikari Citra Sejahtera
kehilangan pendapatan potensial sebesar Rp. 400.000.000 atau sama dengan setiap
tahunnya PT. Berdikari Citra Sejahtera kehilangan pendapatan potensial sebesar Rp.
100.000.000 jumlah ini akan diprediksikan bertambah dengan seiringnya jumlah
kendaraan yang sudah mulai menunjukan penurunan kemampuan daya operasi dan
kendaraan yang mendekati masa akhir tahun operasional kendaraan. Sehingga
potensi peningkatan order yang ditolak perusahaan akan bertambah seiring dengan
kurangnya kemampuan kendaraan operasional saat ini yang beroperasi di PT.
Berdikari Citra Sejahtera.