Anda di halaman 1dari 4

KLASIFIKASI KITAB KUNING BERDASARKAN FAN ILMU

DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

RIZKI ANANDA
Program Studi Teknologi Informasi
Universitas Malikussaleh
rizki.ananda.aceh@gmail.com

Abstrak: Kitab kuning adalah faktor penting yang menjadi karakteristik pesantren. Kitab
kuning yang diajarkan di pasantren di Indonesia sangat banyak bentuk dan jenisnya, ada
berbagai jenis kitab kuning yang ada dan diklasifikasikankan berdasarkan fan ilmu yang
berbeda-beda. Dalam satu fan ilmu terdiri dari berbagai kitab kuning yang berbeda-beda
penjelasan nya dan berbeda-beda pula penulis kitabnya. Dalam satu fan ilmu bisa terdiri dari
puluhan kitab kuning. Dikarenakan permasalahan ini merupakan permasalahan yang
kompleks, dilakukan pembatasan pada lingkup kitab kuning yang ditangani. Kitab kuning
yang digunakan sebagai data latih merupakan kitab-kitab yang diajarkan di pasantren daerah
Aceh dengan alasan ketersediaan data kitab. Jenis fan ilmu yang akan menjadi keluaran
(output) merupakan kitab-kitab dasar (tasawuf, tauhid, dan fiqih) yang biasa dipelajari oleh
santri di pesantren. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa arsitektur yang memberikan
hasil rata-rata terbaik yaitu dengan menggunakan 20 neuron di hidden layer. Hasil terbaik
yaitu akurasi 99,84%, presisi 99,58% dan recall 99,76%. Dengan menggunakan 17 training
function, hampir semua training function memberikan hasil mencapai 100%.
Keyword: Kitab kuning, fan ilmu, Jaringan Syaraf Tiruan

A. INTRODUCTION ajaran keduanya. Kepercayaan bahwa kedua


Kitab kuning adalah faktor penting yang kitab itu merupakan wahyu Allah menimbulkan
menjadi karakteristik pesantren. Kitab kuning kesan bahwa Al-Qur’an dan Hadits tidak boleh
difungsikan oleh kalangan pesantren sebagai diperlakukan dan dipahami sembarangan. Cara
referensi yang kangdungannya sudah tidak perlu paling aman untuk memahami kedua sumber
dipertanyakan lagi. Kenyataan bahwa kitab utama itu agar tidak terjerumus dalam kesalahan
kuning yang ditulis sejak lama dan terus dipakai dan kekeliruan adalah mempelajari dan
dari masa ke masa menunjukkan bahwa kitab mengikuti kitab kuning. Sebab, kandungan kitab
kuning dipandang sebagai pemasok teori dan kuning merupakan penjelasan yang siap pakai
ajaran yang sudah sedemikian rupa dirumuskan dan rumusan ketentuan hukum yang bersumber
oleh ulama-ulama dengan bersandar pada Al- dari Al-Qur’an dan Hadits yang dipersiapkan
Qur’an dan Hadits Nabi. uleh para mujtahid di segala bidang. Kitab
Menjadikan kitab kuning sebagai referensi kuning sangatlah penting bagi pesantren untuk
tidak berarti mengabaikan kedua sumber itu, memfasilitasi proses pemahaman keagamaan
melainkan justru pada hakikatnya mengamalkan yang mendalam sehingga mampu merumuskan
penjelasan yang segar tetapi tidak ahistoris (2018) dengan artikelnya yang berjudul Metode
mengenai ajaran Islam, Al-Qur’an, dan Hadits Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok
Nabi. Kitab kuning mencerminkan pemikiran Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib
keagamaan yang lahir dan berkembang Bangkinang.
sepanjang sejarah peradaban Islam. Berdasarkan lebih lanjut penelitian tersebut
Kitab kuning yang diajarkan di pasantren di terdapat dua poin yang memengaruhi
Indonesia sangat banyak bentuk dan jenisnya, pengklasifikasian kitab kuning (1) ilmu-ilmu
ada berbagai jenis kitab kuning yang ada dan syari’at. Kelompok jenis ilmu-ilmu syari’at,
diklasifikasikankan berdasarkan fan ilmu yang yang sangat dikenal ialah kitab-kitab ilmu fikih,
berbeda-beda. Dalam satu fan ilmu terdiri dari tasawuf, tafsir, hadits, tauhid (‘aqaid), dan tarikh
berbagai kitab kuning yang berbeda-beda (terutama sirah nabawiyah, sejarah hidup nabi
penjelasan nya dan berbeda-beda pula penulis Muhammad Saw.). (2) ilmu non-syari’at, yang
kitabnya. Dalam satu fan ilmu bisa terdiri dari banyak dikenal ialah kitab-kitab nahwu sharf,
puluhan kitab kuning. Misalkan dalam satu fan yang mutlak diperlukan sebagai alat bantu untuk
ilmu Tasawuf, bisa terdapat sepuluh atau memperoleh kemampuan membaca Kitab
bahkan lebih kitab kuningnya dan dengan Kuning (kitab gundul).
penulis yang berbeda-beda pula.
Maka dalam hal itu pada artikel ini penulis C. METHODS
tertarik untuk mengaklasifikasikan beberapa Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan
kitab kuning kedalam fan ilmunya masing- salah satu representasi buatan dari otak manusia
masing dengan pengklasifikasian menggunakan yang selalu mencoba untuk mensimulasikan
metode jaringan syaraf tiruan (JST). proses pembelajaran pada otak manusia
Dikarenakan permasalahan ini merupakan tersebut. Istilah buatan digunakan karena
permasalahan yang kompleks, dilakukan jaringan syaraf ini diimplementasikan dengan
pembatasan pada lingkup kitab kuning yang menggunakan program komputer yang mampu
ditangani. Kitab kuning yang digunakan sebagai menyelesaikan sejumlah proses perhitungan
data latih merupakan kitab-kitab yang diajarkan selama proses pembelajaran.
di pasantren daerah Aceh dengan alasan Pada tahap ini dilakukan identifikasi
ketersediaan data kitab. Jenis fan ilmu yang masalah penelitian mengenai klasifikasi kitab
akan menjadi keluaran (output) merupakan kuning melalui citra fan ilmu menggunakan
kitab-kitab dasar (tasawuf, tauhid, dan fiqih) metode jaringan syaraf tiruan.
yang biasa dipelajari oleh santri di pesantren. 1. Pengumpulan Data
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan
B. LITERATURE REVIEW data yang diperlukan berkaitan dengan
Secara garis besar studi literarur dilakukan penelitian yang akan dikerjakan yaitu berupa
terhadap teori kitab kuning serta beberapa jenis kitab kuning yang biasa dipelajari santri di
penelitian terkait. Penelitian yang relasi dekat pesantren berdasarkan 3 fan ilmu (tasawuf,
dengan penelitian ini namun dengan metode dan tauhid, tasawuf) yang bisa dilihat pada tabel 1
objek yang berbeda, yaitu metode field research dibawah ini.
penelitian Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail
4. Model
Tabel 1: Jumlah Citra Jenis Kitab Kuning Pada tahapan ini pemilihan arsitektur JST
Jumlah menggunakan arsitektur multi layer network
Citra dimana arsitektur JST terdiri dari satu lapisan
No Fan Ilmu
Kitab
hidden layer. Multi layer network menggunakan
Kuning
data inputan sebanyak 4 neuron dengan hidden
1 Tasawuf 8 layer dan menghasilkan 3 output. Model
2 Tauhid 5 arsitektur JST disimpan dalam bentuk net,
kemudian net tersebut akan digunakan pada
3 Fiqih 10
tahap proses pengujian menggunakan data uji.
Jumlah 23 Setelah dilakukan pengujian pada data uji dari
proses pengujian tersebut akan menghasilkan
2. Data Latih dan Data Uji confusion matrix
Data latih terdiri dari data berupa nilai yang
digunakan untuk mengidentifikasi kelas yang D. RESULT AND DISCUSSION
cocok dimana akan dilakukan pelatihan JST 1. Implementasi Model JST
sedangkan data uji akan digunakan pada proses Pada tahap implementasi model JST
pengujian namun pada data uji tidak dilakukan menggunakan train tool pada MATLAB R2019a
pelatihan JST seperti data latih. Jumlah data terhadap hasil ekstraksi GLCM yang disimpan
citra yang digunakan pada data latih dan data uji dengan nama “data_latih” sehingga JST mampu
dapat dilihat pada Tabel 2. untuk mengenali data latih. Kemudian untuk
nilai target pada data latih disimpan dengan
Tabel 2: Jumlah Data Uji dan Data Latih nama “goal”, dapat dilihat pada Tabel 3.
Data Data
No Fan Ilmu
Latih Uji Tabel 3: . Nilai Target Data Latih
1 Tasawuf 4 4 Tasawuf Tauhid Fiqih
2 Tauhid 3 2 1 0 0
3 Fiqih 5 5 0 1 0
Jumlah 12 11 0 0 1

3. Pelatihan JST Pada Gambar 1 menunjukkan arsitektur


Pada tahapan ini, data latih digunakan pada jaringan syaraf tiruan yang telah dilakukan
JST agar dapat mengenali objek untuk proses pelatihan jst dan disimpan dengan nama
dilakukan data pengujian. JST akan dilatih “jstlatih”. Source code yang digunakan untuk
menggunakan nilai dari ekstraksi ciri GLCM. pelatihan jst di train tool sebagai berikut :
JST yang sudah dilatih kemudian disimpan
sebagai model.
99,42% dan recall yang diperoleh sebesar
99,46%. Pada neuron 20 rata-rata akurasi yang
diperoleh sebesar 99,84%, presisi yang
diperoleh sebesar 99,58% dan recall yang
diperoleh sebesar 99,76%.

E. CONCLUSION (KESIMPULAN)
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
arsitektur yang memberikan hasil rata-rata
terbaik yaitu dengan menggunakan 20 neuron di
hidden layer. Hasil terbaik yaitu akurasi
99,84%, presisi 99,58% dan recall 99,76%.
Dengan menggunakan 17 training function,
hampir semua training function memberikan
hasil mencapai 100%. Untuk 5 neuron hanya
training function traingd dan traingdm yang
tidak mencapai 100%. Dengan menggunakan 10
neuron training function yang tidak mencapai
Gambar 1: Pelatihan Model JST
100% yaitu trainlm, trainbfg, traingd, traingdm
dan trainoss. Dengan menggunakan 20 neuron,
2. Hasil Pengujian JST Menggunakan
training function yang tidak mencapai 100%
Training Function
Tabel: Penentuan Hidden Layer pada training function
yaitu trainb dan trains.

F. REFERENCES
Akbar, A. and Ismail, H. (2018) ‘Metode
Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok
Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib
Bangkinang’, Al-Fikra : Jurnal Ilmiah
Keislaman, 17(1), p. 21. doi:
10.24014/af.v17i1.5139.
Kusumaningtyas, S. and Asmara, R. A. (2016)
‘Identifikasi Kematangan Buah Tomat
Berdasarkan Warna Menggunakan Metode
Jaringan Syaraf Tiruan (Jst)’, Jurnal
Informatika Polinema, 2(2), p. 72. doi:
Berdasarkan Tabel 4 hasil pengujian JST 10.33795/jip.v2i2.59.
Al Rivan, M. E., Rachmat, N. and Ayustin, M.
menggunakan 17 training function pada neuron
R. (2020) ‘Klasifikasi Jenis Kacang-Kacangan
5 ratarata akurasi yang diperoleh sebesar Berdasarkan Tekstur Menggunakan Jaringan
99,44%, presisi yang diperoleh sebesar 99,15% Syaraf Tiruan’, Jurnal Komputer Terapan, 6(1),
dan recall yang diperoleh sebesar 99,67%. Pada pp. 89–98.
neuron 10 rata-rata akurasi yang diperoleh Suryono, B. (1999) ‘Aplikasi Model Amtsilati
sebesar 99,55%, presisi yang diperoleh sebesar dalam Pembelajaran Kitab Kuning’, pp. 1–14.

Anda mungkin juga menyukai