Anda di halaman 1dari 2

Pada praktikum pengukuran arus galvanik, dua logam yang telah terhubung dengan

rangkaian listrik yang telah dilengkapi dengan multimeter dimasukkan ke dalam 250 ml
saliva buatan sehingga mengakibatkan timbulnya arus listrik.

Elektrolisis merupakan suatu peristiwa yang terjadi akibat dua logam yang berbeda
potensial dimasukkan dalam larutan elektrolit. Sel elektrokimia terdiri dari tiga komponen
penting yaitu anoda, katoda, dan elektrolit. Elektrolit sebagai baterai karena elektrolit
memproduksi arus dan voltase diantara kedua elektroda. Sebagai contoh, anoda berupa
restorasi amalgam, katoda berupa restorasi logam campur emas dan saliva sebagai elektrolit.
Anoda mewakili permukaan atau daerah pada permukaan dimana ion-ion positif terbentuk,
yaitu jika permukaan terkorosi, reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :

M0  M+ + e-

Terbentuk elektron bebas (e-); sehingga kadang-kadang disebut juga sebagai reaksi oksidasi
(Annusavice,2003).

Ketika larutan terlarut dengan ion logam, akan terjadi reaksi bolak-balik dan reaksi
reduksi dapat terjadi. Permukaan katoda dengan bagian dimana ion logam tersimpan dari
larutan yang terlarut dan menghabiskan elektron bebas yang dihasilkan oleh anoda. Beberapa
reaksi reduksi bergantung terhadap lingkungannya. Contohnya, ion logam dapat dihilangkan
dari larutan untuk membentuk atom logam, ion hidrogen dapat dikonversikan menjadi gas
hidrogen atau terbentuknya ion hidroksil. Proses ini disebut sebagai reaksi reduksi
(Annusavice,2003).

Di antara kombinasi logam satu dan logam yang lainnya didapati hasil arus galvanik
yang berbeda-beda. Menurut Combe (1992), semakin besar perbedaan potensial listrik antara
kedua logam maka semakin besar kecenderungan terjadinya reaksi galvanik. Teori ini
menjelaskan mengapa dapat terjadi perbedaan arus galvanik di antara kombinasi logam satu
dan yang lain. Dari teori tersebut dapat dikatakan bahwa perbedaan arus galvanik disebabkan
karena perbedaan potensial listrik yang dimiliki setiap kombinasi dua logam yang berbeda.

McCabe dan Walls (2008) memaparkan bahwa saliva adalah cairan elektrolit yang
baik. Jika saliva bereaksi dengan dua logam yang berbeda jenis, terjadilah reaksi sel
elektrolisis di dalam rongga mulut. Apabila voltmeter diletakkan diantara keduanya, dapat
terukur perbedaan potensial yang menyebabkan ada aliran arus. Kondisi demikian lama
kelamaan dapat menyebabkan korosi. Korosi terjadi pada logam yang bertugas sebagai
anoda. Hal ini disebabkan logam tersebut memiliki potensial elektroda yang lebih negatif
sehingga terjadi pelepasan material yang lebih banyak akibat dari reaksi oksidasi yang
melepas elektron. Selanjutnya, korosi sendiri dapat menyebabkan kekuatan dari logam
menjadi berkurang juga secara estetik juga berkurang karena terjadi perubahan warna.
Jika aliran arus listrik mengenai pulpa maka akan terasa sakit atau nyeri dari restorasi
di dalam kavitas. Tiap pasien memiliki ambang rasa nyeri yang berbeda- beda. Pada

umumnya pasien merasa nyeri antara 20 A hingga 50 A bahkan ada yang merasa nyeri

pada 10 A sampai 110 A (Sakaguchi and Powers,2012).

KESIMPULAN

PEMBAHASAN

 Dua jenis logam yang berbeda dalam larutan elektrolit dapat menyebabkan timbulnya
arus galvanik.
 Perbedaan besar arus galvanik pada setiap kombinasi logam yang berbeda disebabkan
karena perbedaan potensial listriknya.
 Arus galvanik dalam rongga mulut dapat menyebabkan nyeri dan korosi pada
tumpatan logam.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K. J., 2003, Phillips’ Science of Dental Materials, Eleventh Edition, Elsevier,
China, Hal. 58-59.
Combe, E. C., 1992, Notes on Dental Material,6th Edition, Churchill Livingstone, UK.

McCabe, J.F., dan Walls, A. W. G., 2008, Applied Dental Materials, Ninth Edition,
Blackwell Publishing, Singapore, Hal. 29.
Sakaguchi, R. L., dan Powers, J. M., 2012, Craig’s Restorative Dental Materials, Tenth
Edition, Mosby, Philadelphia, Hal. 76.

Anda mungkin juga menyukai