Alat Peraga Matematika Sederhana Untuk S
Alat Peraga Matematika Sederhana Untuk S
UNTUK
SEKOLAH DASAR
1
PENGANTAR
2
ALAT PERAGA MATEMATIKA SEDERHANA
UNTUK SEKOLAH DASAR
I. PENDAHULUAN
3
II. ALAT PERAGA
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI ALAT PERAGA
1. Defenisi
Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran yang diartikan sebagai semua
benda (dapat berupa manusia, objek atau benda mati) sebagai perantara di mana digunakan
dalam proses pembelajaran. Tujuan pada prinsip dasar penggunaan media pembelajaran
yakni memperjelas instrumen yang disampaikan, dapat merangsang pikiran, perhatian, dan
kemampuan siswa, harus dapat meningkatkan efektifitas dan kelancaran proses belajar,
terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari, sehingga pada akhirnya mempercepat
proses perubahan tingkah laku pada siswa. Dengan demikian media pembelajaran
mempunyai fungsi penting dalam:
1. Memberikan pengalaman yang kongkrit dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Memperkenalkan, memperjelas, memperdalam, dan memperkaya pengertian
tentang konsep yang bersifat abstrak
3. Merangsang kegiatan lanjutan yang perlu dilaksanakan
2. Fungsi
Media pembelajaran dapat berupa alat peraga dan sarana yang memiliki fungsi :
a. Alat peraga
(Elly E, 1994).Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau
membawa ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Karena alat peraga merupakan bagian dari
media pembelajaran, maka fungsinya juga sama dengan media pembelajaran. Alat peraga
pada matematika memiliki fungsi khusus yaitu :
memberikan motivasi
memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan pengertian konsep dan fakta
mempermudah abstraksi
memberikan varias pengajaran sehingga siswa tidak bosan dengan teori
selalu
efisiensi waktu dalam mengajar karena siswa lebih mudah mengerti
mengembangkan suatu topik
4
menunjangkan matematika diluar kelas untuk menunjukkan penerapan
matematika dalam keadaan sebenarnya.
b. Sarana Pembelajaran
Fungsi utama sarana pembelajaran adalah alat untuk melakukan pembelajaran
misalnya OHP, jangka, timbangan, computer, alat tulis, busur. Tetapi terkadang sarana
pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat peraga misalnya anak timbangan sebagai contoh
ukuran berat dan busur untuk contoh setengah lingkaran dan besar sudut.
Perlu diingat bahwa tidak semua materi atau topik dalam pembelajaran matematika
dapat dibuat alat peraganya, dan jika diperagakan justru akan mempersulit siswa dalam
memahaminya. Contoh alat peraga untuk pembelajaran perpangkatan
5
2. Kriteria Alat Peraga
Alat peraga yang tidak memenuhi kriteria dapat menyebabkan kegagalan dalam
penggunaannya.untuk itu perlu diketahui kriteria yang harus dipenuhi dalam penggunaan
alat peraga:
a. Tujuan, yaitu tujuan dari pengajaran matematika itu sendiri, apakah untuk
penanaman konsep, pemahaman konsep atau pembinaan ketrampilan
b. Materi Pelajaran, Pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan
pendekatan-pendekatan spiral.Sifat pendekatan tersebut memungkinkan suatu
materi diajarkan pada tingkat berikutnya dengan ruang lingkup dan taraf kesukaran
yang lebih. Ini menyebabkan menjadi prasyarat bagi materi lainnya.
c. Strategi Belajar mengajar, alat peraga yang digunakan dapat mendukung strategi
belajar mengajar, contohnya mencari volume balok akan lebih dimengert siswa jika
ditampilkan dengan alat peraga balok.
d. Kondisi, perlu diperhatikan kondisi lingkungan, ruang kelas, luar kelas, jumlah
siswa
e. Siswa, jika memiliki beberapa pilihan alat peraga untuk 1 materi, harus disesuaikan
dengan keinginan siswa
o o o o
0 0 273 32
6
b. Kegunaan :
Dapat menunjukkan perbandingan suhu dari skala yang yang berbeda
dengan sekali proses tampa membawa keempat jenis alat pengukur suhu.
Sebagai alat sederhana yang dapat membuktikan kepada siswa bahwa
perbandingan suhu yang dilakukan dengan perhitungan akan menunjukkan
nilai yang sama pada pengukur suhu sebenarnya.
Mempermudah siswa dalam memahami konsep perhitungan perbandingan
suhu antara skala derajat yang satu dengan yang lain
Siswa mengetahui dasar perhitungan mencari.
c. Cara Pemakaian
Untuk mengetahui derajat suhu yang ditanya, tarik tali yang terdapat diatas sehingga
jarum menunjukkan derajat suhu yang diketahui. Maka suhu yang segaris (sejajar) dengan
derajat suhu yang diketahui adalah nilai suhu yang diinginkan. Kemudian tarik kembali tali
yang terdapat dibawah agar posisi jarum kembali kesemula.
2. Permainan Kartu Pecahan
a. Bentuk Kartu
Permainan kartu bilangan merupakan permainan yang berbentuk kartu dimana setiap
kartu berisi hal-hal yang berkaitan dengan bilangan. Disini ada dua kartu permainan
yang disajikan yaitu kartu permainan persen-pecahan dan pecahan senilai. Setiap kartu
memiliki dua bagian yang berisi soal-soal yang harus diselesaikan oleh pemain. Jumlah
kartu dapat disesuaikan dengan jumlah kartu donimo atau kartu lainnya.
b. Kegunaan :
Ada dua jenis permainan kartu pecahan yaitu :
Kartu Permainan Persen-Pecahan
25 % 1/5
Kegunaan kartu ini untuk melatih pemain (siswa) dalam mengubah persen ke pecahan
dan sebaliknya. Setiap kartu terdiri dari bagian persen dan pecahan.
7
Kartu Permainan Pecahan Senilai
1/4 2/5
Kartu ini berguna sebagai alat untuk melatih pemain dalam mencari nama-nama lain
dari suatu pecahan yang sama nilainya atau berbeda nilainya disamping membuat
mereka tidak cepat bosan.
c. Cara memainkan
Permainan ini dimainkan oleh 2, 3 atau 4 orang. Kartu dikocok terlebih dulu lalu dibagi
kepada pemain masing-masing sebanyak 5 atau 6 kartu. Buka satu kartu dari tumpukan
kartu yang sisa. Selanjutnya secara bergantian pemain menyambung susunan kartu,
misalnya untuk kartu pecahan biasa disambung dengan persen yang sesuai, dan sebaliknya.
Atau kartu pecahan campuran disambung dengan nilai pecahan desimal yang sesuai, dan
sebaliknya. Penyusunan kartu seperti gambar.
+ -
Lingkaran positip (+) Lingkaran negatip (-)
b. Kegunaanya
Lingkaran positip negatip dapat mempermudah siswa dalam memahami penjumlahan
dan pengurangan bilangan positip dan bilangan negatip, dimana umumnya siswa
merasa sulit dalam melakukan operasi terhadap bilangan tersebut.
8
c. Aturan pemakaian
Setiap 1 lingkaran positip (+) direkatkan dengan 1 lingkaran (-). Nilai 1 lingkaran
positip (+) dan 1 lingkaran negatip (-) yang direkatkan adalah 0 (nol). Misalnya siswa
disuruh menjumlahkan +3 dan -2 maka diambil lingkaran (+) sebanyak 3 keping dan
(-) sebanyak 2 keping. Lalu 1 (+) direkatkan dengan dengan 1 (-) sampai habis
berpasangan. Sisa yang tidak memiliki pasangan merupakan hasil penjumlahan.
D. LANGKAH MENYUSUN ALAT PERAGA MATEMATIKA SEDERHANA
Dalam menyusun alat peraga matematika, seorang guru tidak terlepas dari ketentuan
syarat dan kriteria yang telah dipaparkan diatas. Diputuskan seorang guru perlu atau tidak
membuat alat peragabdapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
Pokok bahasan
tidak
Studi Pustaka
Memilih bahan
9
III. PENUTUP
10
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Marsudi Rahardjo, Drs,.M.Sc.Ed, Alat Peraga Matematika SMA, P3G Matematika,
Yogyakarta, 2005
2. Pujiati, Dra,.M.Ed, Pembuatan Alat Peraga Matematika Sederhana, P3G
Matematika, Yogyakarta, 2005
3. Piran Wiroatmojo, DR dan Sasonoharjo, Drs, Media Pembelajaran, Lembaga
Administrasi Negara RI, Jakarta, 2002
4. Theresia Widyantini, Dra, M.Si, Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika, P3G Matematika, Yogyakarta, 2005
11