4. Shabib muslim
a. isi shahih muslim nilainya.
Shahih muslim ialh, kitab yang disusun oleh muslim ibnul hajjah an-naisabury,
yang mengumpul hadits yang shahih saja. Kitab ini terletak sesudah shahih al-
bukhari.
Muslim dalam menyusun shahihnya menempuh jalan yang sistematis yang
menyebabkan kita mudah menemukan hadits yang kita perlukan; karena muslim
mengumpulkan hadits yang bersesuaian satu sama lain di suatu tempat, dengan
menyebut jalan-jalan hadits itu dan sanad-sanadnya , serta lafadz-lafadz yang
berbeda-beda.
Muslim menerangkan dipendahuluan jami’nya (shahihnya), bahwa beliau membagi
hadits kedalam tiga bagian :
Pertama: yang diriwayatkan oleh para huffadh yang ahli.
Kedua: yang diriwayatkan oleh orang yang tidak diketahui keadaan nya, yang
sederhana hafadhannya dan kedlabitannya.
Ketiga : yang diriwayatkan oleh orang-orang yang lemah yang tidak diambil hadits-
hadits nya
Beliau mengatakan, bahwa apabila beliau telah selesai daripada bagian pertama,
beliau inginkan dengan bagian kedua. Sedang bagian yang ketiga tidak disebut.
Shahih muslim diterbitkan menurut bab fiqh. Akan tetapi muslim tifak menyebut
judul-judulnya. Judul-judul ini dibuat oleh pensyarah-pensyarahnya. Sebaik-baik
pensyarah yang telah membuat judul hadits-hadits muslim, ialah an-nawawi.
7) sunan at-turmudzy
Kitab ini terkenal dengan nama: jami’ut turmudz. Kadang-kadang dikatakan pula
as-sunnan.
At-turmudzy menyusun kitab jami’nya menurut bab fiqih dan diisikan dengan
hadits-hadits yang shahih, yang hasan, yang dla’if dengan diterangkan derajat
masing-masingnya dam sebab-sebab kedla’ifannya, sebagaimana at-turmudzy
menyebut madzab-madzab sahabat, tabiin dan fuqaha. At-turmudzymeringkaskan
jalan jalan hadits dengan menyebut sebuah sanad saja dan mengisyaratkan kepada
lainnya. Diakhir kitab diterangkan iilat-illat hadits.
Dengan demikian kitab ini mengandung faedah fiqih dan faedah-faedah hadits.
Ibnu shalah berkata: “kitab abu isa at-turmudzy adalahdasar untuk mengetahui
hadits hasan. Dan at-turmudzilah orang-orang yang mula-mula mengumandangkan
istilah hadits hasan dan banyak menyebutnya didalam jami’nya.
Menurut ibnu rajjab hadits-hadits at-turmudzy ada yang shahih, ada yang
hasan,ada yang gharib, yang sebgagiannya munkar walaupun kerap kali diterangkan
yang demikian.
Perbandingan antara jami’at at-turmudzy, sunan abu daud dan an-nasaiy:
Diterangkan oleh ibnu abu ja’far ibnu zubair, bahwa keistimewaan sunan abu daud,
adlah dalam bidang mengumpulkan hadits-haditis hukum , yang tidak dapat
dikumpul oleh orang lain. Keistimewaan sunan at-turmudzy adalah dalam
mengemukakan masalah yang berhubungab dengan hadits. Dan an-nasai menempuh
jalan yang lebih sukar daripada jalan-jalan itu dan lebih bernilai.
Adz-dzahaby berkata : martabat jamiat at-turmudzy lebih rendah dari sunan
abu daud dan sunan an-nasai, karena at-turmudzy meriwayatkan hadits-hadits dari al
mashlub al-kalby dan yang sepertinya.
Al-hazimy menerangkan bahwasan nya abu daud dan an-nasai tidak melampaui
tabaqhot ketiga dan abu isa at-turmudzy tudak melampaui tabaqhot yang keempat.
Namun demikian aoabila at-turmudzy meriwayatkan hadits dhaif, atau diriwayatkan
oleh orang-orang tabaqhot yang keempat, niscaya diterangkan kelemahannya .
hadits itu diriwayatkan adalah untuk syawahid dan muta’baah.oleh karena ituat-
turmudzy mengambil hadits-hadits dari tabaqhat keempat, maka syarat at-turmudzy
terletak dibawah syarat abu daud.