A. Kitab Al Jami’
Al-Jami‟, yaitu literatur hadis yang memuat bab dari berbagai dimensi keagamaan, seperti
aqidah, hukum, akhlak, sejarah, manaqib, bahkan juga gambaran tentang akhir zaman.
1. Kitab Hadis Jamius Shahih karya Imam Bukhari
Dari sekian banyak karya Imam al-Bukhari, yang paling terkenal di antaranya adalah kitab
Sahih al-Bukhari. Judul lengkap kitab tersebut adalah al-Jami‟ al-Musnad al-Sahih al-
Mukhtasar min Umur Rasulillah wa Sunanih wa Ayyamih. Kitab ini disusunnya dalam
kurun waktu lebih kurang 16 tahun. Imam al-Bukhari mulai membuat kerangka
penulisan kitab tersebut pada saat ia berada di Masjidil Haram, Mekkah, dan secara terus
menerus dia menulis kitab tersebut sampai kepada draft terakhir yang dikerjakannya di
Mesjid Nabawi di Madinah.
Kitab tersebut berisikan hadis-hadis shahih semuanya, berdasarkan pengakuan
beliausendiri, ujarnya : “Saya tidak memasukkan dalam kitabku ini kecuali shahih
semuanya.”
a. Jumlah Hadis
Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah Hadis yang terdapat dalam
Sahih Bukhari. Menurut penelitian Azami, ada 9.082 Hadis yang dimuat Imam al-
Bukhari ke dalam kitab Sahih-nya, dan apabila dihitung tanpa memasukkan Hadis yang
berulang, maka jumlahnya adalah 2.602 Hadis. Jumlah ini tidak termasuk di dalamnya
Hadis Mauquf dan Hadis Maqtu‟. Sementara itu, menurut Ibnu Shalah dan Imam an-
Nawawi, kitab ini memuat 7.275 buah Hadis, dengan adanya pengulangan, dan bila tidak
diulang jumlahnya hanya 4.000 buah.
Dalam menyeleksi Hadis-hadis yang akan dimuat dalam kitabnya, Bukhari sangat
cermat dan teliti, sehingga dari 600.000 Hadis yang ia dapatkan hanya 4.000 saja
yang dimuat. Diriwayatkan bahwa karena kehati-hatiannya, setiap kali hendak menulis
Hadis al-Bukhari selalu mandi dulu dan shalat istikharah dua raka‟at untuk meyakinkan
bahwa Hadis yang akan ditulisnya itu benar-benar Sahih. Hal tersebut terlihat dari
pernyataan al-Bukhari sendiri, sebagai berikut:
(Ibrahim berkata: “Saya mendengar dia (Bukhari) berkata: Saya tidak masukkan ke dalam
kitab Sahihku kecuali Hadis yang sahih”
Muhammad ibn Ismail (al-Bukhari) berkata:” Aku tidak akan memasukkan satu Hadis pun
kedalam kitab sahihku kecuali setelah aku mandi dan shalat dua rakaa ‟at sebelumnya.”)
Menurut Bukhari, sebuah Hadis baru dikatakan sahih apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Perawinya harus Muslim, sadiq, berakal sehat, tidak mudallis, tidak mukhtalit, adil,
sehat panca indra, tidak suka ragu-ragu dan memiliki „itikad yang baik dalam
meriwayatkan Hadis;
2) Sanadnya bersambung sampai kepada Nabi saw; dan
3) Matannya tidak syaz dan tidak mu‟allalah
Selain memiliki kualitas pribadi seperti tersebut diatas, menurut Bukhari, perawi
Hadis harusmu‟asirah (satu masa), liqa‟ (bertemu) dan subut simaihi (mendengar
langsung secara pasti) dengan gurunya. Berdasarkan hal diatas maka Imam Bukhari adalah
seorang ulama yang paling ketat dalam mengajukan syarat-syarat kesahihan sebuah
Hadis, dan ia juga sangat teliti dalam meriwayatkan Hadis, sehingga para ulama Hadis
belakangan menempatkan kitab Sahih Bukhari pada peringkat yang pertama dalam
urutan kitab-kitab yang muktabar.
C. Kitab Al Mustadrak
Mustadrak, yaitu kitab hadis yang ditulis dimana kriteria penerimaan hadisnya
berdasarkan kriteria imam hadis lainnya.
Kitab Al Mustadrak karya Imam al Hakim
Kitab ini telah dihasilkan oleh al-Imam, al-Hafiz, al-Allamah, Muhammad bin Abdullah
bin Muhammad al-Dhabiyyi, al-Naisaburi, al-Hakim Abu Abdullah, juga terkenal dengan
gelaran singkat Ibn al-Bayyi‟ atau al-Hakim al-Naisaburi. Beliau dilahirkan di Naisabur,
Iranpada tahun 321H dan mempelajari hadis sejak kecil daripada bapa dan juga bapa
saudaranya.
Al Hakim berpegang kepada mazhab Fiqh al-Syafii daripada gurunya Abu Sahl al-
Sa‟luki dan Abu Ali bin Abu Hurairah. Beliau juga merupakan salah seorang pakar Qiraat
yang mempelajarinya daripada Muhammad bin Abu Mansur al-Saram dan Abu al-Naqar al-
Kufi. Tujuan al-Hakim menyusun kitab al-Mustadrak adalah untuk menghimpun hadis-hadis
sahih berdasarkan syarat al-Bukhari dan Muslim, atau salah seorang daripada mereka, yang
tidak ditulis dalam kitab sahih masing-masing. Al-Hakim telah menghimpun
sebanyak 8,803 hadis di dalamnya dan mensahihkannya mengikut beberapa tahap:
1. Hadis yang sahih mengikut syarat al-Bukhari dan Muslim.
2. Hadis yang sahih mengikut syarat salah seorang daripada mereka sama ada syarat al-
Bukhari atau mengikut syarat Muslim.
3. Hadis yang sahih tanpa disandarkan kepada al-Bukhari atau Muslim iaitu hadis sahih
mengikut syarat al-Hakim sendiri.
4. Hadis yang tidak diberi apa-apa darjat. Kemungkinan al-Hakim bermaksud untuk
menilainya setelah siap menyusun kitab al-Mustadrak tetapi dia tidak sempat untuk
menunaikan maksudnya.
D. Kitab Al Mustakhraj
Al-Mustakhraj adalah suatu kitab hadis yang ditulis oleh seorang ulama‟ dengan
mentakhrijkan (menuliskan riwayat) hadis-hadis yang sudah dibukukan di dalam suatu kitab
hadis dengan sanadnya yang sama tetapi dari jalan yang lain dari pengarang kitab
mustakhraj „alaih (yang dimustakhrajkan), lalu periwayatan mereka bertemu pada gurunya
(penulis kitab yang dimustakhrajkan) atau guru yang lebih tinggi, sampai kepada shahabat.
Sejumlah ulama‟ yang berminat untuk menuliskan al-Mustakhrajantara lain;
1. Mustakhraj al-Isma‟ily,
2. Mustakhraj al-Ghithrify,
3. Mustakhraj Ibnu Abi Dzuhal.
Ketiga kitab tersebut adalah mustakhraj kitab Shahih al-Bukhari.Adapun kitab-kitab
Mustakhraj untuk Shahih Muslim adalah;
1. Mustakhraj Abu Awanah,
2. Mustakhraj al-Hairy,
3. Mustakhraj Abu Hamid al-Harawy.
Dan di antara kitab Mustakhraj kedua kitab Shahih, adalah;
1. Mustakhraj Abu Nu‟aim al-Ashbahany,
2. Mustakhraj Ibnu al-Akhram,
3. Mustakhraj Abu Bakar al-Barqany
Contoh; Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitabShahihnya j.1,
h.222, Kitab ath-Thaharah, Bab Khishol al-Fithrah : “Telah menceritakan kepadaku, Abu
Bakar bin Ishaq, Telah memberitahukan kepada kami Ibnu Abi Maryam, telah memberitakan
kepada kami Muhammad bin Ja ‟far, telah memberitakan kepadaku al-„Ala ‟ bin
Abdurrahman bin Ya‟qub, maula al-Hirqah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata,
Rasulullah saw bersabda; cukurlah brengos dan panjangkanlah jenggot, dan berrbedalah
dengan arang-prang Majusi.”
Hadis ini dikeluarkan oleh Abu Awanah dalam kitab al-Mustakhraj „ala Shahih Muslim j.1,
h.188, dan dalam sanadnya terjadi pertemuan dengan sanad Imam Muslim pada guru
beliau, yakni Ibnu Abi Maryam. Bandingkan hadis tersebut dengan hadis berikut ini :
“Telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq ash-Shaghani, ia berkata;
Telah memberitahukan kepada kami Ibnu Abi Maryam, telah memberitakan kepada kami
Muhammad bin Ja‟far, telah memberitakan kepadaku al-„Ala ‟ bin Abdurrahman bin
Ya‟qub, maula al-Hirqah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw
bersabda; cukurlah brengos dan panjangkanlah jenggot, dan berrbedalah dengan arang-
prang Majusi.”
Pernyataan diatas sama persis antara matan (teks hadis) yang ada di dalam kitab al-
Mustakhraj dengan matan yang ada di dalam kitab ash-Shahih (yang disebut juga al-
mustakhraj „alaih), sebagaimana yang terlihat di dalam contoh di atas. Tetapi kadang-
kadang hadis di dalam kitab alMustakhraj ada ziyadah (tambahan) matan, tidak
sebagaimana yang tertulis di dalam kitab ash-Shahih. Untuk itu apabila di dalam al-
Mustakhraj salah satu kitab ash-shahihain terdapat ziyadah, kita tidak secara otomatis
menganggap tambahan matan itu sahih sehingga diadakan peninjauan terhadap sanadnya.
E. Kitab Al Musnad
Yaitu, literatur-literatur kitab hadis yang ditulis di mana hadis-hadisnya
dikelompokan berdasarkan sahabat yang meriwayatkan. Atau dapat juga dimengerti sebagi
kitab yang disusun oleh pengarangnya dengan mengurutkan daftar nama shahabat, lalu
ditampilkan hadis-hadis yang periwayatannya sampai kepadanya, dari seorang shahabat
tertentu di dalam musnad shahabat tersebut, kemudian shahabat lain di dalam musnad
shahabat lainnya. Demikianlah kitab ini disusun, dengan mengesampingkan tema hadis.
Musnad Imam Ahmad bin Hambal
Kitab musnad yang paling terkenal, paling luas, paling banyak manfaatnya adalah Musnad
Imam Ahmad bin Hanbal. Ada yang mengatakan, kitab ini memuat sekitar 40.000 hadis, ada
yang menyebutkan 30.000 hadis, atau mendekati angka tersebut. Sesungguhnya naskah
Musnad Imam Ahmad yang sudah dicetak berulang-ulang kandungan hadisnya mencapai
27.688 buah hadis.Allahu A‟lam bish-Showab.
Kitab ini memuat hadis sahih, hasan dan da‟if, bahkan di dalamnya terdapat pula beberapa
hadis maudlu‟, meskipun hanya sedikit, tidak seperti pengakuan sebagian orang yang
menyangka tiada hadis maudlu‟ di dalam kitab ini. Kitab ini merupakan salah satu kodifikasi
hadis yang sangat diperlukan, oleh ummat Islam. Penyusun memulai kitabnya dengan
musnadnya 10 orang shahabat yang telah dijanjikan sorga, didahulukan Abu Bakar ash-
Shiddiq, Umar, Utsman, Ali, kemudian shahabat yang lainnya yang termasuk sepuluh itu.
F. Kitab Al Mu’jam
Dalam terminologi Ilmu Hadis, kitab mu'jam adalah kitab-kitab hadis yang disusun
berdasarkan musnad-musnad sahabat, guru-gurunya, negara atau lainnya, dan
umumnya susunan nama-nama sahabat itu berdasarkan urutan huruf hija'iyyah. Menurut
Hasbi ash-Shiddieqy, kitab mu‟jam ialah kitab yang di dalamnya disebut hadis menurut
nama guru (syaikh hadis), atau menurut negeri tempat guru yang meriwayatkan hadis
atau menurut kabilah dan disusun secarahuruf abjad.
Kitab Mu’jam al Shaghir karya Imam Thabrani
Nama lengkap beliau adalah Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Muthair al-Lakhmi al-
Yamani al-Thabrani. Kunyahnya Abu al-Qasim. Beliau dilahirkan di Akka pada tahun 260 H,
bulan shofar, ditengah-tengah keluarga yang terhormat, dari kabilah Lakhm suku Yaman
yang berimigrasi ke Quds (Palestina) dan menetap di sana. Sedangkan ibunya termasuk
suku Akka.
Kitab Al-Mu‟jam al-Shagir karya al-Thabarani ini dicetakmenjadi dua juz oleh Penerbit
Dar a1-Fikr Beirut, cetakan keduapada tahun 1981 M atau 1401 H. Kitab ini terdiri dari
279 halaman untuk juz I, dan bagian akhir yang merupakan juz II terdiri dari 222 halaman
termasuk lima tema tambahan, yaitu: Risalah Ganiyyah al-Alma'i oleh „Al amah al-Hafid Abi
al-Tayyib Syams al-Haq al-„Adim Abadi; al-Tuhfah al-Mardliyyah fi Hill Ba'dh d-Musykilat
al-Hadisiyyaholeh „Allamah al-Muhaddis al-Qadhi al-Syaikh Husain bin Muhsin al-Anshari
al-Yamani; Sunniyyah Raf‟ al-Yadain fi al-Du'a ba ‟d al-Shalawat al-Maktubah liman
Sya'a; Risalah al-Kasyf lil Imam al-Suyuti fi Bayan al-Khuruj al-Mahdi; dan Taqrid al-
Adib oleh al-„Allamah Yusuf Husain ibn Muhammad al-Khanifari.
Kitab ini di-tashhih oleh „Abdurrahman Muhammad 'Utsman dengan judul al-
Mu'jam al-Shagirlil Tabarani lil Hafid Abi al-Qasim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub al-Lakhmi
al-Thabarani.
Menurut informasi dalam muqaddimah kitab ini, kitab ini disusun berdasarkan
periwayatan muridnya yaitu al-Syaikh Abu Bakar Muhammad bin Abdillah bin Zaid,
sehingga menjadi sebuah kitab yang sampai kepada kita.
Berdasar informasi yang dikemukakan Abu Zahw jumlah jalur hadis dalam kitab
al-Mu‟jam al-Shagir ini sebanyak 1500 hadis, sebagian ulama mengatakan kitab ini ternyata
hanya memuat 1159 jalur periwayatan, dengan rincian juz 1 memuat 745 jalur
periwayatan, dimulai dengan huruf alif sampai huruf kaf. Sedangkan juz II memuat 410 jalur
periwayatan dimulai dari huruf lam sampai huruf ya', ditambah perawi dengan nama kunyah
dan perawi perempuan.
Berikut ini contoh rincian kitab al-Mu‟jam al-Shagir juz I :
Bab al-Alif, halaman 7-108
1. Rawi yang diawali dengan nama Ahmad, sebanyak 198 orang
2. Rawi yaag diawaii dengan nama Ibrahim sebanyak 50 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Isma'il sebanyak 12 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Ishaq, sebanyak 16 orang dan seterusnya
‘Abdul „Aziz al-Khuli di dalam kitab Miftah al-Sunnahmenjelaskan bahwa kitab al-
Mu‟jam al-Thabarani merupakan kitab hadis yang memuat hadis shahih, hasan dan da‟if.
Ia mempunyai banyak guru dalam periwayatan hadis kira-kira 1000 orang guru, dan ia juga
seorang hafid hadis. Dalam upaya mencari hadis ia sering berkelana dari satu negeri ke
negeri lain, kemudian hadis yang ia peroleh disusun dan dikumpulkan menjadi sebuah kitab
hadis yang sampai ada sekarang.
Seorang orientalis, Sezgin mengatakan bahwa kebanyakan karya al-thabarani
kurang mendapat tempat pada awal kemunculannya. Sedangkan menurut Azami, kitab al-
Mu‟jam al-Shagir banyak terdapat kesalahan dan kitab ini tidak menarik perhatian para
ulama modern. Namun Azami tidak menjelaskan letak kesalahan dan alas an-alasan
tentang ketidak tertarikan para ulama modern tersebut.
SOAL PILIHAN GANDA
1. Ada contoh Hadits Shahih Bukari yang menerangkan tentang mandi pada hari
Jum‟at, maka
bagaimana menurut Rasulullah hukumnya tentang mandi pada hari jum‟atbagi
orang yang
sudah baligh……….
a. Sunnah c. Sunnah Muakkad e. Haram
b. Wajib d. Mubah
2. Siapa nama orang yang menyebutkan suatu manuskrip kitab Jami‟ yang
mu‟tamad yang
berlebihan……….
a. Al-Jami‟ Al-Kabir c. Al-Jami‟ Al-Shohir 109
b. Al-Jami‟ Al-Basir d. Al-Jami‟ Al-Shohih
e. Al-Jami‟
Daftar Pustaka
Marshall G. S. Hodgson, The Venture of Islam Imam dan Sejarah Dalam Peradapan Islam Masa
Klasik Islam (Paramadina Jakarta Selatan 2002)
Fatchur Rahman, Ikhtishar Mushthalahul hadist,(Bandung PT Al Ma‟arif: Pertama, 1974)
Silahuddin, Makalah Ulumul Hadist (Pasca Sarjana S2 IAIN Syarif Hidayat, 2000)
Khudzori Beik, Tarik Tsri Al Islami, Darul Ihya Kutubil „Arobiyyah
Bakry, Nazar fiqh dan Usul Fiqh. (Jakarta Utara, PT Raja Gravindo Persada).
Amir Syarifudin, Usul Fiqh. (Jakarta Timur, Zikrul Hakim : 2004)
Muhammad „Ajaj Al Khotib, Ushul Al Hadits (Jakarta, GNP. 2007) Cet 1
Abul Harits Muhammad bin Ibrahim As Salafy Al-Jazairi, Penjelasan Al-Mandhumah
Al-
Baiquniyah, terj. Abu Hudzaifah, Jakarta:Maktabah Al-Ghuroba‟, Cet.II, 2008
Mahmud Thahhan, Taisir Musthalah Hadits, terj. Zainul Muttaqin, Bandung: Titian Ilahi
Press,
Cet. II, 1999
Al A‟zami, Memahami Ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005
Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya, 2001
Syekh Manna Al-Qaththani, Pengantar Studi Ilmu Hadits, terj. Mifdhol Abdurrahman,
Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, cet. IV, 2009
Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Hadis, Bandung: Bumi Aksara, 2002
Badri Khaeruman, Otentisitas Hadits, Studi Kritis atas Kajian Hadits Kontemporer, Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2004
Azami, Muhammad Musthaf. Studies in Hadith Methodology and literature. Diterjemahkan oleh A.
Yamin dengan judul Metodologi Kritik Hadis. Cet. II. Bandung: Pustaka Hidayah,
19960.
Ismail, M. Syuhudi. Kaedah kesahihan sanad hadis. Cet. 11. Jakarta: Bulan Bintang, 1995.
110