Anda di halaman 1dari 4

Nama : M Yoga Pangestu

NIM : 11950314886
Kelas : Sistem Informasi’C 19
Matkul : Studi Hadits

Tugas !
Jelaskan nama pengarang dan pengertian dari kitab-kitab tersebut !

1. Kitab Jami’
Pengertian kitab Jami’.
Kata al-jami’ secara etimologi berarti menghimpun, mengumpulkan, dan mencakup. Boleh jadi kata
al-jami’ dimaksudkan kitab yang mengcakup, menghimpun / mengumpulkan segala permasalahan.
Secara terminologi diartikan :
“Al-jami’ adalah kitab hadis yang memuat seluruh bab-bab hadis meliputi 8 masalah yaitu masalah
kaidah (aqa’id), hukum (Fikih), perbudakan (riqaq), adab makan minum, tafsir, sejarah dan riwayat
hidup, sifat-sifat akhlak (syama’il), berbagai fitnah (fitan), dan kisah-kisah (manaqib).”
Buku hadis al-jami’ adalah ragam pembukaan hadis yang paling lengkap, karena ia mencakup segala
permasalahan sebagaimana di atas, tidak hanya terfokus satu masalah saja.Kelebihan kitab ini sangat
jelas, karena memiliki daya tampung yang sangat luas terhadap berbagai topik. Hadis dapat dicari
berdasarkan tema yang melingkupi nya. Misalnya jika ingin mencari hadis tentang shalat, tinggal
membuka bab shalat.
Contoh kitab al-Jami’
1. Al-Jami’ li al-Imam `Abd al-Razzaq bin Hammam as-San`ani karya al-San’ani (w.211 H)
2. Al-Jami’ as-Sahih li al-Bukhari karya Imam al-Bukhari (w.206 H)
3. Al-jami’ as-Sahih li Muslim karya Imam Muslim (w.261 H)
4. Al-jami’ al-Tirmuzi karya at-Tarmizi (w.279 H)

2. Kitab Shahih
Pengertian kitab Shahih

Kata sahih berasal dari kata sahhun yasihhun adalah merupakan bentuk izim fa’il yang berarti
yang benar, yang tepat. Sedangkan menurut istilah, para ulama hadis memberikan pengertian
yang tersandar dan tersepakati secara umum, meskipun masih ada kritikan dalam beberapa
sisi, antara lain:

Menurut ibn salah dalam Muqadimmaeh menyebutkan:

“hadis sahih adalah hadis yang bersambung sanadnya, yang di riwayatkan oleh rawi yang
adil dan dhabit dari rawi lain yang (juga) adil dan dabit sampai akhir sanad, dan hadis itu
tidak janggal serta tidak mengandung cacat (illat)”
Menurut Imam Nawawi dalam Takriib Ar-Raawii Fii Syarh Ta-Qriib-Nawawi menyatakan:
”Hadis sahih adalah hadis yang bersambung sanadnya muttasil (bersambung) melalui
(periwayatan) orang-orang yang adil lagi dhabit tanpa syadz dan illataa”

Menurut taahir Al-Jazaa’ iri ad-Dimansyqii, dalam kitab Taujiih An-Ranadza Ilaa Usuul Al-
Atsar, menyatakan:

“Hadis sahih adalah hadis yang sanadnya barsambung dari awal sanad sampai akhir sanad,
yang di riwayatkan orang adil dan dabit dari perawi semisalnya, tanpa syaz dan illat”

3. Kitab Sunan
Pengertian kitab as-Sunan
Secara etimologi kata sunan merupakan bentuk jama’ dari kata sunnah yang diartikan at-tariqah
berarti jalan / al-sirah berarti perjalanan hidup / sejarah. Secara terminologi sunah adalah segala
sesuatu yang datang dari Nabi Saw. baik perkataan, perbuatan, dan persetujuan (taqrir), sama dengan
hadis. Dalam sunan tidak menyebutkan hadis mauquf dan hadis maqthu. Dalam kita al-Risalah al-
Mustat rafah disebutkan bahwa kitab sunan adalah sebagai berikut :
“Kitab hadis yang tersusun berdasarkan bab-bab fiqih, dari bab iman, bersuci, shalat, zakat, dan
seterusnya. Di dalam kitab ini tidak ada hadis mauquf, karena hadis mauquf tidak dinamakan sunahh
dalam istilah mereka tetapi dinamakan hadis.”
Contoh kitab Sunan
1. Sunan Abi Dawud karya Abu Dawud (w.275 H)
2. Sunan al-Nasa’i, karya al-Nasa’i (w.303 H)
3. Sunan Ibn Majah, karya Ibn Majah (w.273 H)

4. Kitab Al-Mushannaf
Pengertian kitab Al-Mushannaf

Kitab Musannaf secara etimologi diartikan sesuatu yang tersusun. Musannaf adalah
perkembangan pembukuan Hadis abad ke-2 H tentunya lebih maju dari pada ṣuḥuf atau
sahifah pada abad sebelumnya yang hanya penghimpunan hadis saja tanpa menyebutkan bab
perbab. Az-Zahrani menyebutkan pengertian musannaf adalah:
“Adalah penghimpunan hadis-hadis yang relevan dalam satu bab kemudian dihimpun
sejumlah dari beberapa bab atau beberapa kitab itu ke dalam sebuah Musannaf.”
Musannaf adalah teknik pembukuan hadis secara perbab pada masa abad kedua ini pada
umumnya penyusunanya didasarkan pada klasifikasi hukum fikih dan di dalamnya tercampur
antar hadis marfu`, mauquf, dan maqthu` atau masih campur antara hadis Nabi dan fatwa
sahabat dan tabi’in.

Contoh kitab Al-Mushannaf


 Al-Musannaf karya Hammad bin Salamah (w. 167 H)
 Al-Musannaf karya Syu’bah bin Hajjaj (w. 160 H)
 Al-Musannaf karya Sufyan bin Uyaynah (w. 198 H)
 Al-Musannaf karya al-Layś bin Sa’ad (w. 175 H)
 Al-Musannaf karya Abu Bakar Abdur Razaq bin Hammam As-San’ani (w. 211 H)
 Al-Musannaf , karya Abū Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah al-Kufi
(w. 235)
 Al-Mussannaf, karya Baqiy bin Makhlad al-Qurtubi (w. 276H)

5. Kitab Musnad
Pengertian kitab Musnad

Kata Musnad secara etimologi diartikan sandaran / yang disandari. Dalam periwayatan hadis
harus disertai sandaran (sanad), dari siapa seorang rawi menerima sebuah hadis. Dalam
sejarah penghimpunan dan pengkodifiksian, hadis didasarkan pada hafalan dan ingatan para
ulama. Sandaran ini sebagai pedoman dan pegangan dalam periwayatan, sehingga penetapan
sah atau tidaknya suatu hadis sangat bergantung pada sanad ini. Dalam pembukuan hadis,
musnad ini dijadikan nama teknik pembukuan yang secara terminologi studi hadis diartikan
sebagai berikut:
“Kitab Musnad adalah kitab yang mentakhrij (mengeluarkan ) hadis -hadisnya didasarkan
pada nama-nama sahabat dan penghimpunan beberapa hadis pada masingmasing sahabat
sebagian kepada sebagian.”
Sistematika penghimpunan Hadis didasarkan pada nama para sahabat yang meriwayatkannya
tanpa memperhatikan permasalahan / topik hadis serta kualitasnya. Misalnya semua hadis
Nabi yang diperoleh seorang periwayat melalui `Aisyah dikelompokkan pada bab hadis-hadis
Aisyah, hadis-hadis yang didapatkan seorang periwayat dari seorang sahabat `Abdullah bin
`Abbas dikelompokkan pada bab hadis-hadis `Abdulah bin `Abbas, dan seterusnya tanpa
melihat topiknya.

Contoh kitab Musnad


 Musnad Abu Bakar Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi (w. 219 H)
 Musnad Abu Dawud Sulaiman bin Dawūd At -Tayalisi (w. 204 H)
 Musnad Asad bin Musa Al-Umawi (w. 212H)
 Musnad Musaddad bin Musarhad al-As'adi al-Basrī (w.228 H)
 Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H)

6. Kitab Mustadrak
Pengertian kitab Mustadrak
Kata mustadrak secara etimologi adalah susulan dari yang ketinggalan / menambah yang kurang,
secara terminologi yang digunakan oleh ulama hadis, kitab mustadrak adalah :
“Adalah menghimpun beberapa hadis yang sesuai dengan persyaratan salah seorang penyusun
tetapi belum ditakhrij di dalam kitabnya.”
Kitab mustadrak menghimpun hadis-hadis yang telah memenuhi persyaratan sebuah kitab, tetapi
belum dimasukkannya. Seakan-akan kitab mustadrak sebagai susulan / penambahan terhadap
kandungan kitab lain yang telah memenuhi persyaratannya. Sebagaimana mustadraknya Imam al-
Hakim telah menghimpun beberapa hadis shahih yang belum disebutkan dalam kitab al-Bukhari dan
Muslim dan menurutnya telah memenuhi persyaratan keduanya.
Jenis-jenis kitab Mustadrak

 Menampilkan ragam hadis yang secara sengaja maupun tidak diabaikan oleh para penulis
kitab sebelumnya
 Menampakkan adanya penuturan yang berbeda terhadap matan hadis tersebut
 Menunjukkan transmisi hadis tertentu yang secara subjektif dinilai sahih oleh penulis
mustadrak
Kitab jenis mustadrak yang populer meskipun banyak mendapat kritik dari para pembelajar hadis
adalah al-Mustadra `ala as-Sahih lain yang ditulis oleh Abi Abdillah al-Hakim al-Naisaburi (w.405
H).

7. Kitab Mustakhraj
Pengertian kitab mustakhraj
Mustakhraj secara etimologi dari kata (kharaja) yang berarti keluar, (istakhraja) berarti mengeluarkan.
Teknik pembukuan mustakhraj secara terminologi diartikan :
“Yaitu seorang hafiz bermaksud mengeluarkan hadis-hadis dari sebuah kitab hadis Sahih li al-
Bukhari / Sahih Muslim dan / yang lain dengan menggunakan sanad sendiri yang bukan sanad kitab
tersebut, maka bisa bertemu pada sanad itu pada syaikhnya / orang di atasnya walaupun pada
sahabat serta memelihara urutan, matan dan jalan sanadnya.”
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa mustakhraj ialah seorang penghimpun hadis mengeluarkan
beberapa buah hadis dari sebuah buku hadis seperti yang diterima dari gurunya sendiri dengan
menggunakan sanad sendiri, maka akan terjadi pertemuan pada syaikhnya / orang diatasnya.
Jenis-jenis kitab Mustakhraj

 Al-Mustakhraj `ala al-Sahihain :


a. karya Abu Nu`aim al-Asbahani (w.430 H)
b. karya Ibn al-Akhram (w.344 H)
c. karya Abu bakr al-Barqani (w.378 H)
 Al-Mustakhraj `ala al-Jami` li al-Bukhari :
a. karya al-Isma`ili (w.371 H)
b. karya al-Gatrifi (w.377 H)
c. karya Ibn Abi Duhl (w.378 H)
 Al-Mustakhraj `ala al-Sahih li Muslim
a. karya Abu`Awanah al-Asfarayaini (w.310 H)
b. karya al-Hayiri (w.311 H)
c. karya Abu Hamid al-Harawi (w.425 H)
d. Al-Mustakhraj`ala Sunan Abi Dawud, karya Qasim Ibn Asbag
 Al-Mustakhraj `ala Kitab al-Tauhid li Ibn Khuzaimah, hasil kerja Abu Nu`aim al-Ashbahani

Anda mungkin juga menyukai