Laporan Pembuatan Larutan Kimdas 2
Laporan Pembuatan Larutan Kimdas 2
ACARA 8
PEMBUATAN LARUTAN
Oleh :
Fika Puspita (A1M012001)
Rombongan 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan
menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat
bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh
wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas
– padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang
terjadi ada 3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan
sejati. Dua jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan
seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat
dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai
campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan dapat
berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak
yang luas (Sukardjo, 1997)
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat
yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut
(solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam
air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan
larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan cairan dengan
cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat berupa padat dan
gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam
campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada; larutan, contoh terbaik larutan
adalah udara (Karyadi, 1994)
Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam
mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain
air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak
disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya.
Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran
gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan
melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah
air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan
dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul
dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu
disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-
kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak
daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut.
Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang
dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur
konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,
molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung
banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang
mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner
yaitu pelarut dan zat terlarut.
Contoh larutan biner
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platina
Cair Cair Alcohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air
Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan
konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap
satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat
terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal
ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas,
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume
(Baroroh, 2004).
Satuan konsentrasi
Lambang Nama Definisi
Satuan Fisika
% w/w Persen berat
Satuan kimia
X Fraksi mol
F Formal
M Molal
N Normal
M Molar
(Achmad, 2001)
1. Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen
dengan jumlah total mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang
mengandung 1 mol alkohol dan 3 mol air, maka fraksi mol alkohol adalah
¼ dan air ¾ (syukri, 1999). Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut
+ fraksi mol pelarut) sama dengan 1
2. Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan
biasanya dinyatakan dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis
6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl
pada air yang cukup dan kemudian volume larutan dibuat menjadi satu
liter.
3. Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram
solvent. Molalitas biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m
HCl dibaca 6,0 molal, dan menyatakan suatu larutan yang dibuat dengan
menambahkan 6,0 mol HCl pada satu kilogram air.
4. Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter
larutan. Biasanya ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N
KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan menyatakan larutan yang mengandung
0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat per liter larutan.
Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume.
Sebagai contoh, 3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan.
Sedangkan 12% volulme adlah suatu larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan
solvent ditambahkan hingga volume menjadi 100 ml (syukri, 1999).
Pengenceran
Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya
disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua
atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent
(pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Larutan encer adalah larutan
yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute
(Anonim, 2008).
METODE PRAKTIKUM
Bahan :
Alat :
- Gelas kimia
- Labu Volumetric
- Pipet Volume
- Gelas Ukur
- Kaca Arloji
- Batang Pengaduk
- Neraca Analitik
- Corong Kaca
Bahan :
Alat :
- Gelas kimia
- Labu Volumetric
- Pipet Volume
- Gelas Ukur
- Kaca Arloji
- Batang Pengaduk
- Neraca Analitik
- Corong Kaca
B. Prosedur
A. Hasil
Gambar pengenceran
Perhitungan
Nacl
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 x 0,01 = M2 x 0,1
0,001 = 0,1 M2
M2 = 0,01 M
C11H22O11
M1 x V1 = M2 x V2
0,02 x 0,01 = M2 x 0,1
0,0002 = 0,1 M2
M2 = 0,002 M
C6H1206
M1 x V1 = M2 x V2
0,2 x 0,01 = M2 x 0,1
0,002 = 0,1 M2
M2 = 0,02 M
B. Pembahasan
A. KESIMPULAN
Saran