Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


AKUNTANSI
Makalah ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
oleh :
Ari Muhamad Sakri : 030118002
Indah Sri Damayanti : 030118016

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

DR.KHEZ MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem Informasi

Akuntansi. Dan juga kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang ikut serta

membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu mohon

maaf apabila ada kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari anda selalu kami tunggu,

agar kedepannya kami bisa lebih baik dalam penyusunan makalah. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya.

Purwakarta, 22 Juni 2021

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi sistem informasi akuntansi saat ini telah berkembang sangat
pesat. Akan tetapi, para manajer sering menemui hambatan dalam sistem informasi
akuntansi. Hambatan tersebut muncul karena sistem informasi akuntansi bukanlah proses
yang cepat dan mudah. Sebab, sistem informasi tersebut memiliki proses yaitu harus
direncanakan, diimplementasikan, dan harus digunakan dengan semestinya.
Teknologi sistem informasi akuntansi berkembang dan memiliki pengaruh yang besar
terhadap perusahaan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional, dan
kesejahteraan masyarakat. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi akan
berpengaruh bagi para pemakai.
Sistem informasi dapat berubah kapan saja. Diharapkan para pemakai dapat mengikuti
perubahan tersebut dan mengikuti perkembangan teknologi. Para pemakai harus
meningkatkan pandangan untuk menerima perubahan dan mengurangi pandangan untuk
menolak perubahan.
Mardiana, dkk., (2014) menjelaskan bahwa penggunaan sistem informasi akuntansi
sebagai salah satu sistem paling penting yang dimiliki organisasi telah mengubah cara
mengangkap, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi. Keberhasilan sistem
informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem tersebut dijalankan, kemudahan
sistem bagi para pemakainya dan pemanfaatan teknologi yang digunakan, sehingga sistem
informasi akuntansi sebagai salah satu fasilitas utama perusahaan untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas dan sekaligus menjadi salah satu strategi bisnis bagi perusahaan.
Perusahaan akan memiliki daya saing yang tinggi jika dapat memanfaatkan informasi
sebagai sumber utama untuk melakukan segala aktivitas bisnis. Suatu perusahaan penting
menilai kinerja Sistem Informasi Akuntansi untuk membentuk keberhasian pengembangan
sistem itu sendiri, sehingga dapat memberikan nilai tambah. Pengukuran kinerja dapat diukur
melalui sisi pemakai (user) menggunakan dua bagian yaitu bagian kepuasaan dari pemakai
sistem informasi akuntansi menunjukkan seberapa jauh pemakai merasa senang dan
terpercaya terhadap sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang

2
tepat waktu sedangkan pemakai sebuah sistem informasi apabila frekuensi penggunanya
sering maka sistem itu dikatakan baik (Arini, 2017).
Penerapan sistem informasi dalam perusahaan bisa mengalami kegagalan dan
kesuksesan. Pada dasarnya perusahaan menggunakan sistem informasi mengharapkan
kesusksesan dari sistem informasi tersebut. Apabila sistem informasi menemukan tujuannya,
maka bisa dikatakan sistem informasi dalam perusahaan tersebut telah sukses.
Perusahaan telah mengalami kesulitan-kesulitan ketika mengembangkan sebuah sistem
informasi akuntansi (SIA) sebagai berikut:
1. Permintaan pengembangan ada banyak sehingga proyek menumpuk selama bertahun-
tahun.
2. Para pengguna merasa bahwa SIA yang baru tidak memenuhi kebutuhannya.
3. Pengembangan berlangsung sangat lama, sehingga sistem tidak lagi memenuhi kebutuhan
perusahaan.
4. Para pengguna tidak mampu memspesifikasikan kebutuhan mereka karena mereka tidak
mengetahui hal sebenarnya mereka butuhkan atau mereka tidak dapat
mengkomunikasikan kebutuhan ke para pengembang sistem.
5. Perubahan sulit dibuat setelah persyaratan dibekukan. Jika para pengguna terus
mengubah persyaratan, SIA mungkin tidak akan pernah selesai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pengembangan sistem informasi akuntansi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan sistem informasi akuntansi

3
BAB II
PEMBAHASAN

Ada beberapa alasan para  akuntan yang mengalami berbagai kesulitan dalam
mengembangkan SIA, antara lain :
a) Permintaan atas sumber daya pengembangan begitu banyak hingga proyek SIA dapat
terlambat hingga beberapa tahun.
b) SIA yang baru didesain tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan para pemakainya.
c) Proses pengembangan dapat memakan waktu begitu lama hingga system tersebut tidak
lagi dapat memenuhi kebutuhan perusahaan
d) Para Pemakai tidak dapat menspesifikasikan kebuthan mereka dengan tepat.
e) Perubahan SIA seringkali sulit untuk dibuat setelah persyaratan telah ditetapkan menjadi
spesifikasi.

Untuk mendapatkan sistem informasi yang baru, terdapat tiga cara yaitu dengan :
1. Membeli Software   
Software missal (canned software) dibuat oleh perusahaan pengembang software dan
dijual di pasar terbuka untuk berbagai lapisan pemakai yang memiliki persyaratan yang hampir
sama. Kelebihan membeli software kemudahan ketersediaan software dan biaya yang lebih
murah. Dan diperkirakan 80% perusahaan saat ini yang memasang komputer, menggunakan atau
mempertimbangkan untuk menggunakan software missal. Sistem terima jadi (turnkey system),
perusahaan menggabungkan software dan hardware, serta menjual keduanya sebagai satu paket.
Contohnya pada restoran, supermarket, dan perbaikan mobil/ bengkel.
 Penyedia jasa aplikasi (application serice providers-ASPs) menyediakan Web-based
software pada komputer mereka dan mengirim software ke klien melalui internet.  Dalam hal, ini
perusahaan tidak harus membeli, memasang, dan mempertahankan software masal. Melainkan
perusahaan “menyewa” software yang mereka butuhkan dari ASPs.  Keuntungan dari cara ini
adalah pengurangan biaya software dan overhead administrasi, pembaruan software secara
otomatis, penyesuaian skal dengan pertumbuhan bisnis, akses global ke informasi, akses ke
personel ahli TI, dan kemungkinan untuk memfokuskan pada kompentensi keuangan inti, bukan

4
pada persyaratan TI. Masalah utama dengan software masal adalah sering kali software tersebut
tidak memenuhi semua kebutuhan informasi atau pemrosesna data diperusahaan.

Pembelian Sofware dan SDLC


Perusahaan yang membeli, bukan mengembangkan software SIA, masih harus mengikuti
proses SDLC sebagai berikut :
a) Analisis system.  Perusahaan harus melakukan penyelidikan awal, survey system, dan
survey kelayakan.  Perusahaan juga harus menetapkan persyaratan SIA.
b) Desain Konseptual Sistem. Bagian yang penting dari desaian konseptual adalah
menetapkan apakah software yang memenuhi persyaratan SIA telah tersedia.
c) Desain Fisik. Beberapa tahap desain fisik, seperti pendesaian dan pengkodean program
dapat dihilangkan, sedangkan mendesain output, input, file, dan prosedur pengendalian
tetap dilakukan.
d) Implementasi dan perubahan.  Perusahaan harus merencanakan implementasi dan
perubahan aktivitas, memilih dan melatih personel, memasang dan menguji hardware dan
software, mendokumentasikan  prosedur, dan mengubah dari system yang lama ke SIA
yang baru.  Tidak menguji modul software atau dokumen program computer itu sendiri.
e) Operasi dan Pemeliharaan.  SIA dioperasikan seperti software lainnya.  Dan vebdornya
biasanya melakukan pemeliharaan atas software tersebut.                     

Memilih Vendor
Memutuskan untuk membuat atau membeli software dapat dilakukan secara terpisah dari
keputusan untuk mendapatkan hardware, perbaikan, pemeliharaan, dan sumber daya SIA
lainnya.
Vendor dapat ditemukan dengan mencari dari buku telepon, mendapatkan referensi,
mencari dalam majalah computer atau perdagangan, menghadiri konferensi, atau menggunakan
organisasi pencari, dan yang penting selektif dalam memilih vendor.

Mendapatkan Hardware dan Sotfware

5
 Perusahaan yang membeli system yang besar dan rumit akan mengirimkan permintaan
proposal (Request For Proposal – RFP), yang mengundang para vendor untuk mengusulkan
sebuah system pada tanggal yang telah ditentukan. Pendekatan formal untuk mendapatkan
system, seperti RFP, keunggulannya sebagai berikut :
a) Menghemat Waktu.  Informasi yang sama diberikan ke semua vendor, meniadakan
pengulangan tinjauan dan pertanyaan.
b) Menyederhanakan proses pengambilan keputusan. Semua respons diberikan dalam
format yang sama dan informasi yang terkait telah dicantumkan dalam bentuk tertulis.
c) Mengurangi Kesalahan.  Peluang mengabaikan factor-faktor yang penting atau
berkurang.
d) Menghindarkan dari potensi ketidaksesuian.  Kedua pihak memiliki perkiraan yang
sama dan informasi yang terkait telah dicantumkan dalam bentuk tertulis.
e) Makin banyak informasi yang diberikan perusahaan kepada vendor, makin baik
peluang perusahaan untuk menerima system yang dapat memenuhi persyaratan
perusahaan (aplikasi input/output, file serta database yang dibutuhkan, frekwensi dan
metode untuk pembaruan file dan permintaan, serta karakteristik atau persyaratan unik
lainnya)

Mengevaluasi Proposal dan Memilih Sistem


Proposal yang kehilangan informasi yang penting, akan gagal untuk memenuhi
persyaratan minimum atau tidak jelas sehingga harus dieliminasi. Proposal yang dapat melalui
pemeriksaan awal ini harus dengan hati-hati dibandingkan dengan persyaratan SIA yang
diusulkan untuk menetapkan apakah:
a. Proposal tersebut memenuhi semua persyaratan wajib.
b. Berapa banyak persyaratan yang diinginkan dapat dipenuhi
2. Pengembangan Sistem Oleh Departemen Sistem Informasi
Banyak organisasi yang mengembangkan software mereka sendiri karena kebutuhan
perusahaan unik atau karena ukuran perusahaan dan keunikannya membuthkan software
khusus. Software khusus biasanya dikembangkan dan ditulis sendiri atau melibatkan perusahaan
luar. Ketika mengontrak organisasi luar, perusahaan harus mempertahankan pengendalian atas
proses pengembangan, dengan memperhatikan hal-hal berikut :

6
a) Memilih pengembang dengan hati-hati.  Pengembang luar harus memiliki
pengalaman dalam industri perusahaan, pemahaman yang baik atas bisnis secara umum
dan pemahaman mendalam tentang bagaimana perusahaan melakukan bisnisnya.
b) Menandatangani Kontrak. Kontrak harus menempatkan tanggung jawab untuk
memenuhi persyratan dari perusahaan ke pengembang dan memungkinkan
menghentikan proyek jika kondisi-kondisi utama tertentu tidak dipenuhi.
c) Rencanakan dan awasi setiap langkah.  Semua aspek dari proyek harus didesain
secara terinci, dan harus ada pemeriksaan untuk mengawasi proyek.
d) Menjaga Komunikasi Yan Efektif.  Hubungan antara pengembang dan perusahaan
harus disebutkan secara menyelutuh dan jelas.
e) Kendalikan Semua Biaya.  Biaya harus dikendalikan dengan ketat dan arus kas harus
diminimalkan hingga proyek tersebut telah selesai dan diterima.    
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengembangkan system
sesuai kebutuhan dari perusahaan pengembang system yang telah memberi izin.
Pengembang Software oleh Pemakai Akhir EUC (End-User-Computing) adalah
pengembangan, penggunaan, dan pengendalian aktif atas sistem informasi berbasis komputer
oleh para pemakai (orang yang menggunakan TI untuk memenuhi kebutuhan informasinya
sendiri daripada tergantung pada ahli-ahli sistem). Pengembangan pemakai akhir (end user
development- EUD) terjadi ketika para pemakai informasi, seperti para manajer, akuntan, dan
auditor internal mengembangkan aplikasi mereka sendiri dengan menggunakan spesialis
komputer sebagai penasihat.  Berikut ini adalah contoh-contoh yang perkembangan oleh pemakai
akhir yang tepat :
a) Menarik informasi dari database perusahaan untuk menghasilkan laporan sederhana atau
untuk menjawab permintaan yang tidak rutin.
b) Melakukan sensivitas “what if” atau analisis statistic.
c) Mengembangkan aplikasi dengan menggunakan software yang telah jadi, seperti
spreadsheets, atau system database.
d) Mempersiapkan jadwal dan daftar, seperti jadwal depresiasi, dafar jatuh tempo piutang
usaha, dan amortisasi pinjaman.

Manfaat dan Resiko dari End-User Computing

7
Manfaat Resiko
a) Para pemakai mengendalikan proses a) Sistem buatan pemakai lebih mungkin
pengembangan dan memutuskan system berisi kesalahan atau disengaja salah
apa yang dibuat dan diimplementasikan melalui cara-cara tertentu (kesalahan
b) Sistem yang dikembangkan lebih dapat logika dan pengembangan)
memenuhi kebutuhan para pemakai. b) Sistem diimplementasikan walaupin belum
c) Sistem dikembangkan ketika dibutuhkan diuji secara memadai.
d) Sumber daya sistem dapat bebas untuk c) Sistem cenderung tidak efisien atau
tugas lainnya. menggunakan lebih banyak sumber daya
e) Sistem biasanya mudah digunakan dan dari yang seharusnya.
diubah. d) Sistem seringkali dikendalikan dan
didokumentasikan secara kurang baik.
e) Sistem cenderung tidak sesuai dengan
sistem lainnya dalam organisasi .
f) Semakin besarnya peluang dibuatnya
sistem ganda atau tersia-sianya sumber
daya organisasi.
g) Seringkali berakibat timbulnya biaya
sistem keseluruhan yang makin besar.

Mengelola dan Mengendalikan End – User Computing


Cara terbaik adalah memberikan petunjuk dan standar yang cukup agar dapat secara
memadai mengendalikan sistem tetapi tetap memungkinkan mendapatkan fleksibilitas yang
mereka butuhkan.  Contohnya, adalah help desk (dapat mendorong, mendukung,
mengkoordinasikan dan mengendalikan berbagai aktivitas pemakai akhir, kewajiban help desk
termasuk hal-hal berikut ini :
a) Memberikan bantuan 24 jam untuk membantu mengatasi masalah.
b) Bertindak sebagai penjelas informasi, koordinasi, dan pemberi bantuan.
c) Melatih pemakai akhir tentang bagaimana menggunakan hardware atau software
tertentu, dan meyediakan pemeliharaan dan dukungan yang memadai.
d) Mengevaluasi produk hardware dan produk software pemakai akhir yang baru.

8
e) Membantu pengembangan aplikasi.

Mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai standar untuk :


a) Pembelian hardware dan software untuk memastikan kesesuaian .
b) Mendokumentasikan dan menguji aplikasi
c) Mengendalikan maslah-masalah keamanan seperti penipuan, pembajakan software dan
virus.

Mengendalikan data perusahaan agar


a) Para pemakai akhir yang sah dapat mengakses dan berbagi data.
b) Data tidak di duplikasi
c) Akses ke data yang rahasia di batasi.

3. Melakukan Outsourcing Untuk Sistem


Outsource adalah mengontrak perusahaan luar untuk menangani semua bagian dari data
aktivitas pemrosesan organisasi. Outsource mainframe, penyedia layanan membeli semua
komponen klien dan mempekerjakan semua atau sebagian besar pegawai klien. Penyedia layanan
tersebut kemudian mengoperasikan dan mengelola keseluruhan sistem dilokasi klien atau
memindahkan sistem tersebut ke computer penyedia layanan.

Keuntungan dan Kerugian dari Outsourcing


Keuntungan Kerugian
a. Merupakan solusi untuk bisnis dan juga a) Kontrak outsourcing tidak terlalu fleksible
sistem informasi . karena jangka waktunya.
b. Memungkinkan perusahaan menggunakan b) Perusahaan dapat kehilangan kendali atas
dengan lebih baik asset dan sumber daya sistem dan data mereka.  Hal ini dapat

9
langka milikinya. mengakibatkan penyalahgunaan, seperti
c. Memberikan akses keahlian yang lebih data rahasia di bagi kepara pesaing.
besar dan tekhnologi yang lebih canggih. c) Sejalan dengan waktu, perusahaan dapat
d. Dapat menurunkan biaya sistem informasi kehilangan pandangan atas kebutuhan
keseluruhan perusahaan. informasinya dan bagaimana sistem tersebut
e. Dapat menghasilkan pengembangan sistem dapat memberi perusahaan keunggulan
yang lebih cepat dan lebih efisien. komparatif.
f. Membantu meniadakan puncak kepadatan d) Merupakan hal yang mahal dan susah untuk
dan kejarangan penggunaan sistem. mengubah keputusan outsourcing dan
g. Memfasilitasi pengecilan ukuran perusahaan mengganti hardware, software dan orang-
orangnya.
e) Banyak tujuan dan manfaat outsourcing
yang tidak pernah terwujud.
f) Layanan yang diberikan oleh beberapa
pihak pemberi layanan kurang baik.

Sedangkan untuk mempercepat atau meningkatkan proses pengembangan, ada tiga cara
yaitu dengan :
1. Rekayasa Ulang Proses Bisnis
Rekayasa Ulang Proses Bisnis adalah analisis menyeluruh pendesain ulang yang lengkap
atau proses bisnis dan system informasi untuk mencapai peningkatan kinerja yang dramastis
(Proses Revolusioner yang menantang struktur organisasi, peraturan, asumsi, aliran kerja,
deskripsi kerja, prosedur manajemen, pengendalian, dan nilai serta budaya organisisasi.

Tujuh Prinsip Perekayasaan ulang:


a) Mengatur hasil, bukan tugas (Pekerjaan setiap didesain,diseputar tujuan atau hasil
menyelesaikan proses.
b) Membuat pemakai output melakukan proses (Departemen yang memesan
perlengkapan adalah departemen yang benar-benar menggunakannya).
c) Membuat mereka yang mengahasilkan informasi memproses informasi tersebut.
d) Memusatkan dan menyebarkan data.

10
e) Mengintegrasikan aktivitas pararel.
f) Memberdayakan para pekerja, menggunakan pengendalian internal, dan membuat
struktur organisasi menjadi lebih datar.
g) Mengumpulkan data saat itu juga di sumbernya .

Tantangan Yang Dihadapi Dalam Usaha Rekaya Ulang


Agar dapat berhasil menyelesaikan proses rekayasa ulang, perusahaan harus menghadapi
dan mengatasi hambatan-hambatan berikut ini :
a) Tradisi.  Cara-cara lama untuk melakukan segala sesuatu seringkali tidak dapat
ditinggalkan dengan mudah, terutama praktik yang berhubungan dengan budaya
perusahaan.
b) Penolakan.  Para manajer harus memastikan, membujuk, dan memberi dukungan bagi
mereka yang terkena dampak perubahan agar perubahan yang diperlukan dapat berjalan.
c) Persyaratan waktu. Proses yang panjang, memakan waktu lebih dari dua tahun.
d) Biaya.  Merupakan hal yang mahal untuk menemukan cara yang lebih cepat dan efisien
untuk beroperasi.
e) Kurangnya dukungan pihak manajemen.  Manajemen sistem informasi kekurangan
kekuasaan dan pengaruh untuk mendorong proyek rekayasa ulang agar dapat berhasil
baik.
f) Resiko. Berhasil dipuja, gagal dibuang.
g) Skeptisme. Rekayasa ulang tidak dapat dilakukan.
h) Pelatihan kembali. Karena merubah cara pekerjaan dilakukan. Para pegawai harus
dilatih kembali, yang memakan waktu dan mahal.
i) Pengendalian. Jika pengendalian mengalami rekayasa ulang hingga keluar dari system,
pengendalian harus di bangun ke dalam sistem yang akan menggantikan.

2. Pembuatan Protipe
Pendekatan ke desain sistem yang mengembangkan model kerja yang disederhanakn dari
sistem. Rancangan awal ini, dapat dengan cepat dan murah untuk di bangun dan diberikan pada
para pemakai untuk diuji. Para pemakai dapat mencoba aplikasi yang sesungguhnya, mereka

11
dapat memberikan tanggapan atas apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai atas aplikasi
tersebut. (tidak hanya diagram, gambar, dan penjelasan verbal, atau dokumnetasi yang tebal).

Langkah-Langkah Dalam Mengembangkan Protipe


a) Langkah ke 1
Mengidentifikasi persyartan sistem melalui pertemuan dengan para pemakai
untuk menyepakati ukuran dan lingkup sistem, dan untuk memutuskan sistem apa yang
harus dimasukkan dan dikeluarkan.
b) Langkah ke 2
Mengembangkan protipe awal yang memenuhi persyaratan yang telah
disetujui.  Pekenannya pada :
1) Kecepatan dan biaya rendah daripada efisiensi operasional.
2) Implementasikan protipe dalam periode singkat, mungkin beberapa hari atau
minggu.
3) Ketika protipe selesai, pengembang mengembalikannya kepada para pemakai dan
mendemontrasikan sistem tersebut.
4) Para pemakai diperintahkan untuk bereksperimen dengan sistem tersebut dan
memberikan komentar atas apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai dari isi
dan kinerja sistem tersebut.
c) Langkah ke 3
Adalah proses berulang dengan para pemakai mengidentifikasi perubahan,
pengembang membuat perubahan, dan sistem tersebut sekali lagi dikembalikan pada para
pemakai untuk dievaluasi dan dicoba.  Proses berulang ini terus berlanjut hingga para
pemakai merasa puas dengan sistem tersebut.  Pembuatan protipe umumnya akan melalui
empat hingga enam perulangan.
d) Langkah ke 4
Adalah menggunakan sistem yang disetujui oleh para pemakai.  Protipe yang
telah disetujui biasanya digunakan dalam satu dari dua cara yaitu :
1) Protipe operasional, setengah dari keseluruhan protipe diubah menjadi sistem yang
berfungsi penuh.

12
2) Protipe non operasional (buangan), protipe disingkirkan (tidak dipakai), protipe
yang dibuang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem yang baru.

Dalam siklus hidup pengembangan sistem tersebut, protipe berfungsi sebagai model


untuk pengembangan. Kondisi yang mendukung penggunaan protipe, sebagai berikut :
1) Para pemakai kurang pemahamannya atas kebutuhan mereka, atau kebutuhan
mereka berubah dengan cepat.
2) Persyaratan sistem sulit ditetapkan.
3) Input dan output sistem belum diketahui.
4) Tugas yang harus dilakukan tidak terstruktur dan semi terstruktur.
5) Para pendesaian tidak pasti akan apa yang digunakan.
6) Sistem yang dikembangkan sangatlah penting dan sangat dibutuhkan.
7) Resiko yang berkaitan dengan pengembangan sistem yang salah tinggi. 
8) Reaksi para pemakai atas sistem yang baru adalah pertimbangan penting dalam
pengembangan.
9) Banyak strategi desain yang harus diuji.
10) Pegawai pengembangan memiliki pengalaman dengan alat protipe lainnya.
11) Pegawai pengembangan memiliki pengalaman dengan alat protipe lainnya.
12) Pegawai pengembangan memiliki sedikit pengalaman dalam mengembangkan
sistem atau aplikasi yang dipertimbangkan.
13) Sistem akan jarang digunakan ( dan karenanya efisiensi pemrosesan bukanlah hal
utama)

Keuntungan dan Kelemahan Pembuatan Protipe


Keuntungan Kelemahan
a. Biasanya menghasilkan pemahaman yang a. Membutuhkan banyak waktu pemakai
lebih baik atas kebutuhan pemakai daripada b. Jalan pintas yang digunakan untuk
pendekayan lainnya. mengembangkan protipe dapat
b. Keterlibatan pemakai dan kepuasan pemakai mengakibatkan sistem yang tidak efisien.
yang lebih besar serta lebih sedikitnya risiko c. Dapat tidak mengarah pada tujuan analisa
sistem tersebut tidak akan digunakan. kebutuhan yang menyeluruh dan

13
c. Sistem dapat dikembangkan dengan jauh komprehensif.
lebih cepat. d. Para pengembang dapat menyimpangkan
d. Kesalahan cenderung dapat dideteksi dan proses pengujian dan dokumentasi .
ditiadakan. e. Dapat mengakibatkan sejumlah reaksi
e. Para pemakai dapat melihat  dan keperilakuan negative.
menggunakan sistem tersebut dan punya f. ·        Perulangan dan revisi tanpa akhir dapat
peluang untuk membuat perubahan. diajukan karena perubahan begitu untuk
f.  Lebih murah daripada pendekatan lain nya dilakukan.
      
3. Compuetr –Aided Software Engineering (CASE)
CASE adalah pengembang software yang mengembangkan software untuk orang lain,
namun tidak membuat software untuk mempermudah pekerjaan mereka. Alat Case tidak
menggantikan desainer terampil, melainkan menyediakan sekumpulan alat terpadu yang
mendukung para pengembang secara efektif untuk semua tahpana SDLC. Software pada
umumnya memiliki alat-alat yang perencanaan strategis, manajemen sistem dan proyek, desain
database, tampilan layar dan laoran, dan pembuatan kode secara otomatis.

Keuntungan dan Kerugian Teknologi CASE


Keuntungan Kelemahan
a) Perbaikan produktivitas a) Tidak kompatibel.  Beberapa alat CASE
b) Perbaikan kualitas program tidak berinteraksi secara efektif dengan
c) Penghematan biaya sistem yang lain.
d) Perbaikan prosedur pengendalian b) Biaya. Harga tekhnologi CASE (Mahal)
e) Penyederhanaan dokumentasi. c) Harapan yang tidak terpenuhi. 

14
BAB III

KESIMPULAN

SIA yang baru didesain tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan para pemakainya.
 Proses pengembangan dapat memakan waktu begitu lama hingga system tersebut tidak lagi
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan
Para Pemakai tidak dapat menspesifikasikan kebuthan mereka dengan tepat.

Software
Software missal dibuat oleh perusahaan pengembang software dan dijual di pasar terbuka untuk
berbagai lapisan pemakai yang memiliki persyaratan yang hampir sama. Kelebihan membeli
software kemudahan ketersediaan software dan biaya yang lebih murah. Dan diperkirakan 80%
perusahaan saat ini yang memasang komputer, menggunakan atau mempertimbangkan untuk
menggunakan software missal.

Memilih Vendor
Vendor dapat ditemukan dengan mencari dari buku telepon, mendapatkan referensi, mencari
dalam majalah computer atau perdagangan, menghadiri konferensi, atau menggunakan
organisasi pencari, dan yang penting selektif dalam memilih vendor.

Protipe
Pendekatan ke desain sistem yang mengembangkan model kerja yang disederhanakn dari
sistem. Para pemakai dapat mencoba aplikasi yang sesungguhnya, mereka dapat memberikan
tanggapan atas apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai atas aplikasi tersebut. Biasanya
menghasilkan pemahaman yang lebih baik atas kebutuhan pemakai daripada pendekayan
lainnya. Keterlibatan pemakai dan kepuasan pemakai yang lebih besar serta lebih sedikitnya
risiko sistem tersebut tidak akan digunakan
Jalan pintas yang digunakan untuk mengembangkan protipe dapat mengakibatkan sistem yang
tidak efisien. Dapat tidak mengarah pada tujuan analisa kebutuhan yang menyeluruh dan
komprehensif. Harga tekhnologi CASE Harapan yang tidak terpenuhi.

15

Anda mungkin juga menyukai