Anda di halaman 1dari 9

KETERAMPILAN DASAR KONSELING: LAPORAN TES DAN LANGKAH

BERIKUTNYA

Nurbaity Bustamam
Bimbingan dan Konseling Departemen, Universitas Syiah Kuala
Email: nurbaitybustamam@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Keterampilan dasar konseling adalah modal awal bagi mahasiswa calon konselor untuk dapat
mengembangkan kemampuan kerjanya terutama dalam layanan konseling baik konseling
individu maupun konseling kelompok secara berkelanjutan. Oleh karena itu penguasaan
keterampilan ini merupakan salah satu tujuan inti dalam program pendidikan sarjana
bimbingan dan konseling selain penguasaan berbagai teori dalam konseling dan praktis
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling dalam seting sekolah dan luar sekolah.
Artikel ini melaporkan hasil pengukuran aspek kognitif keterampilan dasar konseling dari
205 mahasiswa dan alumni Program Studi Bimbingan dan Konseling di Aceh. Temuan-
temuan positif dan negatif dijabarkan secara hati-hati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penguasaan konsep attending, questioning, observing dan responding masih belum
memuaskan. Masih banyak poin-poin konsep yang hanya dipahami oleh sejumlah kecil
peserta tes. Hal ini menunjukkan bahwa pengajar dalam mata kuliah yang mengajarkan
kemampuan ini harus lebih memberikan penekanan terhadap pemahaman konseptual
daripada hanya langkah-langkah prosedural saja. Pengajar juga diajak untuk memeriksa
kembali konsep awal pelatihan keterampilan dasar konseling agar dapat digunakan di dalam
pembelajaran mata kuliah yang terkait dengan pengembangan keterampilan dasar konseling
ini.

Kata Kunci: Keterampilan dasar konseling, tes aspek kognitif

PENGANTAR

Konseling merupakan salah satu profesi dari dan memberikan penguatan (McLeod,
banyak profesi lain yang berupaya 2007). Keberhasilan hubungan ini
memberikan pertolongan bagi orang lain tergantung pada kualitas sikap konselor,
atau sering juga disebut helping profession. kualitas pribadinya dan keterampilan dalam
Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan membangun hubungan (Timulak, 2011).
konseling perlu membangun jenis hubungan Salah satu tujuan dari pendidikan
tertentu yang akan memungkinkan terutama konselor adalah mengajar mahasiswa untuk
orang yang dibantu untuk tumbuh lebih memiliki sikap dan keterampilan konselor
baik. Konseli datang untuk berbicara dalam membangun hubungan
tentang masalah mereka dan berharap terapeutik. Untuk alasan ini, pendidik
konselor dapat memahami dan menerima konselor harus yakin bahwa metode yang
perasaan mereka sehingga konseli dapat mereka gunakan dalam mengajar sikap dan
melakukan pengungkapan diri dengan keterampilan akan efektif. Pendidik harus
nyaman. Konselor diharapkan dapat memusatkan perhatian mereka pada kondisi
memberikan kondisi tertentu dalam belajar dan mengajar yang akan mendukung
interaksi ini yaitu membiarkan konseli pencapaian maksimal sikap dan
untuk berbicara, menghormati perbedaan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mereka, serta menumbuhkan kepercayaan bekerja sebagai konselor yang profesional.

27
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016
Keterampilan konseling dasar besar melaporkan bahwa apa yang telah
diyakini sebagai keterampilan inti dan dasar mereka pelajari di universitas tidak dapat
dari profesi konseling. Tanpa keterampilan ditransfer dengan mudah di lapangan
ini konselor tidak dapat melakukan dengan konseli sesungguhnya.
perannya sebagai konselor dengan Atas dasar ini, universitas perlu
baik. Tanpa keterampilan ini konselor tidak memiliki dan terus mengadaptasikan
akan dapat membantu konseli dan akan kurikulum. Dosen harus menemukan format
berkinerja buruk dalam pekerjaannya pengajaran yang tepat, desain pembelajaran
sehari-hari. Perhatian pada pelatihan yang baik untuk membantu mahasiswa
keterampilan ini harus diberikan baik dalam mengembangkan profesionalisme yang
pendidikan untuk mahasiswa calon konselor sesuai. Sementara berencana untuk
atau disebut juga pendidikan pra-layanan meningkatkan pembelajaran, dosen perlu
(pre-service) maupun pendidikan bagi mengumpulkan sebanyak mungkin
konselor yang sudah bekerja atau disebut informasi tentang kekuatan dan kelemahan
pendidikan dalam-layanan (in-service). dari efek pembelajaran mereka yang telah
Pelatihan keterampilan dasar lalu. Tulisan ini bertujuan untuk
konseling di Indonesia saat ini khususnya memberikan informasi tentang pengetahuan
berfokus pada mata kuliah mikro dan keterampilan yang ditampilkan oleh
konseling. Mata kuliah ini biasanya menjadi mahasiswa senior dan alumni Program
prasyarat sebelum mahasiswa mengambil Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas
mata kuliah konseling individu. Mata kuliah Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
mikro konseling biasanya berbeda dari mata Syiah Kuala, pada tes keterampilan dasar
kuliah lain dalam hal jumlah peserta kuliah. konseling yang mereka ikuti dengan
Jumlah peserta kelas ini cukup kecil untuk harapan untuk memberikan deskripsi
memungkinkan mereka memiliki cukup tentang apa yang telah mereka kuasai dan
waktu untuk berlatih setiap apa yang tidak mereka kuasai dalam hal
keterampilan. Teknik yang biasa digunakan keterampilan dasar konseling.
di dalam kelas adalah bermitra, siswa akan
mengambil peran sebagai konselor dan KETERAMPILAN DASAR
konseli secara bergantian. Kadang-kadang KONSELING
rekaman video digunakan untuk membantu Keterampilan dasar konseling adalah
mahasiswa melakukan review atas keterampilan dasar dan utama dalam
keterampilan yang telah mereka tunjukkan. konseling yang harus mampu dikuasai oleh
Rekaman video juga biasanya digunakan mahasiswa selama tahun-tahun belajar
sebagai alat penilaian akhir mahasiswa. mereka. Kata "dasar" menunjukkan bahwa
Laporan menunjukkan bahwa guru ada beberapa keterampilan "lanjutan" yang
bimbingan dan konseling di sekolah juga harus dimiliki oleh
memberikan layanan konseling dalam mahasiswa. Keterampilan konseling
kondisi yang tidak cukup baik. Kusmaryani lanjutan (advance) terkait dengan spesifik
(2010) melaporkan bahwa personil teori atau model konseling tertentu yang
konseling sekolah memberikan konseling berbeda dengan teori atau model lain,
dengan keterampilan minimum, atau tidak sedangkan keterampilan dasar merupakan
melakukan proses konseling sama sekali dasar dari semua teori tersebut. Banyak ahli
dalam pekerjaan sehari-hari menyarankan bahwa mata kuliah
mereka. Laporan diri dengan nada yang keterampilan dasar konseling penting
sama juga ditemukan hampir di setiap terlepas teori atau model yang akan diikuti
kegiatan pelatihan in-service, atau dalam (misalnya Carkhuff, 1979; Kuntze, 2009;
diskusi dan pembicaraan di media Reiter, 2008 dan Timulak, 2011).
sosial. Konselor sekolah atau guru Para ahli percaya bahwa
bimbingan dan konseling di Aceh sebagian perkembangan konsep dan pelatihan
Nurbaity [Keterampilan dasar konseling ...]
keterampilan dasar konseling berdasarkan menyelidik, meringkas, menantang dan
pada teori Carl Rogers. Smaby dan Maddux negosiasi. “Keterampilan dasar” merupakan
(2010) menyebut bahwa pendekatan istilah yang digunakan Geldard & Geldard
Rogerian merupakan bentuk pelatihan (2011) sebagai istilah yang melingkupi
keterampilan konseling modern bergabung (joining) dan mendengarkan,
dibandingkan dengan pelatihan melakukan parafrase, mencerminkan
keterampilan konseling atau psikoterapi perasaan dan isi, mempertanyakan,
sebelum era Rogerian. Mereka menyatakan meringkas, pencocokan bahasa dan
bahwa pendekatan ini lebih mengutamakan metafora dan menciptakan pendekatan yang
pemahaman hubungan antara konselor dan nyaman. Istilah keterampilan dasar juga
konseli daripada pemahaman kepribadian digunakan oleh Bayliss (2001) dan Hough
konseli. Theron (2009) menyatakan bahwa (2010). Bayliss (2001) menjelaskan bahwa
usulan Rogers mengenai kondisi dasar yang “keterampilan dasar” yang diperlukan untuk
harus disediakan dalam konseling menjadi secara aktif mendengarkan konseli adalah
awal dukungan terhadap pengembangan dan perhatian (attending) (termasuk penyiapan
pelatihan keterampilan dasar diri dan tempat/seting, serta penggunaan
konseling. Reiter (2008) mengemukakan komunikasi non-verbal), mengamati,
bahwa pengembangan hubungan dengan mendengarkan, dan merespons (termasuk
konseli lebih penting daripada latar penggunaan pertanyaan yang tepat,
belakang teoritis konselor. Pernyataan ini parafrase, refleksi dan meringkas). Hough
sesuai dengan tujuan dari teori Rogers. (2010) menyatakan “keterampilan dasar”
Keterampilan dasar konseling juga sebagai alat untuk melakukan komunikasi
dinyatakan dalam istilah lain oleh para interpersonal secara efektif dengan konseli.
ahli. Brems (2001) menggunakan istilah Termasuk di dalamnya perhatian dan
"keterampilan untuk memfasilitasi mendengarkan, parafrase, meringkas,
komunikasi" ketika menjelaskan perhatian, mengajukan pertanyaan, mendorong konseli
pertanyaan, tanggapan dan keterampilan untuk lebih spesifik, mencerminkan
menunjukkan empati. Ivey, Ivey & perasaan, menjelaskan pikiran, fokus dan
Zalaquett (2009) menggunakan istilah menawarkan bentuk-bentuk tantangan bila
“keterampilan mikro” sebagai dasar dari diperlukan.
wawancara yang disengaja (intentional Ahli lain juga menggambarkan hal
interviewing) yaitu termasuk perilaku yang kurang lebih sama tentang
atending, sekuens mendengar dasar, keterampilan dasar dalam konseling. Reiter
konfrontasi, fokus, refleksi makna dan (2008), Cormier, Nurius dan Osborn (2009)
interpretasi, dan keterampilan dan Timulak (2011) menjelaskan bahwa
mempengaruhi. Selanjutnya Ivey memperhatikan, mendengarkan dan
dkk. (2009) menekankan bahwa menanggapi dengan tepat adalah
keterampilan sentral dalam melakukan “keterampilan inti” yang dapat membantu
wawancara termasuk perilaku atending dan konseli mengeksplorasi dan memahami
sekuens mendengar dasar yaitu bertanya, kekhawatiran mereka. Keterampilan dasar
mengobservasi konseli, mendorong, ini akan efektif dalam membantu beberapa
parafrase, meringkas dan refleksi konseli apabila digunakan secara tepat,
perasaan. Egan (2009: 128) menyatakan karena keterampilan ini akan membantu
bahwa penolong atau helper membutuhkan konseli untuk menggali dan memahami apa
berbagai “keterampilan komunikasi” untuk yang terjadi dan bagaimana mereka
membantu konseli terlibat sepenuhnya menangani masalah mereka, sedangkan
dalam proses menolong. Keterampilan yang untuk beberapa konseli lain keterampilan
dijelaskan oleh Egan (2009) adalah tuning dasar saja tidak cukup sehingga konselor
in, mendengarkan secara aktif, menanggapi perlu memiliki keterampilan lanjutan.
dengan empati, memeriksa pemahaman,

29
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016
MENGAJAR KETERAMPILAN keterampilan dasar konseling. Penekanan
DASAR KONSELING terhadap konsep mengapa konselor perlu
McLeod (2009) dan Smaby & Maddux melakukan langkah tertentu sepertinya
(2010) melihat pelatihan konselor sebagai masih mendapatkan sedikit perhatian.
sejarah periode waktu. Ada periode waktu Sementara belajar adalah proses
awal dan periode waktu modern. Para ahli perkembangan. Mahasiswa harus menyadari
ini setuju bahwa periode waktu modern mengapa mereka belajar hal tertentu dan
dalam pelatihan konselor merupakan apa kegunaan dari hal yang mereka pelajari
periode yang dibawa oleh Carl dalam pekerjaan profesional sehingga
Rogers. McLeod (2009) menggambarkan mereka dapat menguasai keterampilan
saat ini sebagai "featured a more open and konseling dengan baik. Berkenaan dengan
multifaceted approach to learning hal ini, McLeod (2009) menjelaskan bahwa
technique, and the introduction of other selain kerangka teoritis dan keterampilan
means of facilitating self-awareness (e.g. konseling, penekanan yang sama juga harus
encounter groups), rather than a reliance diberikan terhadap pengetahuan diri dan
solely on personal therapy." (Hal. kesadaran diri. Calon konselor juga perlu
620). Rogers membawa pendekatan yang diberi kesempatan untuk belajar menangani
lebih terbuka dan teknik pembelajaran yang masalah profesional dan belajar untuk
lebih beragam serta memberi penekanan melakukan penelitian agar dapat memberi
pada memfasilitasi kesadaran diri. informasi terhadap praktek yang mereka
Sementara itu Smaby & Maddux (2010) lakukan. Sementara itu Dryden dan Feltham
menunjukkan bahwa zaman modern ini (1994) menyarankan institusi yang melatih
ditandai dengan pendekatan yang lebih jelas calon konselor untuk memberikan perhatian
mendeskripsikan pengajaran keterampilan penuh pada pemakaian metode pelatihan,
konseling. Mereka jelas terkesan bahwa pelatihan keterampilan, teori yang akan
terapi non-direktif atau person-centered dipakai, pengembangan pribadi trainee dan
yang dibawa oleh Rogers telah membawa pengawasan trainee. Pada pelatihan
pengaruh penting bagi pelatihan konselor. keterampilan Dryden dan Feltham (1994)
Para ahli percaya bahwa pelatihan menyarankan lembaga untuk berfokus pada
keterampilan konseling saat ini telah pemahaman peserta terhadap setiap
dipengaruhi oleh pendekatan lama dan keterampilan tertentu yang dipelajari,
baru. Beberapa pendekatan yang memiliki sehingga mereka akan mengetahui fitur atau
pengaruh pada pelatihan keterampilan seluk-beluk dari setiap keterampilan.
konseling adalah: (1) Pengembangan Mahasiswa juga harus memiliki waktu,
Sumber Daya Manusia (Human Resource kondisi yang tepat dan kesempatan untuk
Development), yang dikembangkan oleh berlatih masing-masing
Robert Carkhuff; (2) Interpersonal Process keterampilan. Pandangan ini jelas
Recall, yang dikembangkan oleh Norman mendukung bahwa untuk menguasai
Kagan; (3) Microcounseling, yang keterampilan konseling mahasiswa bukan
dikembangkan oleh Alan Ivey; dan (4) hanya perlu dilatih untuk mengetahui
Skilled Helping, yang dikembangkan oleh langkah demi langkah dalam melakukan
Gerard Egan (Larson, 1984; McLeod, 2009; keterampilan spesifik tetapi juga perlu
Smaby & Maddux, 2010). Pelatihan memahami mengapa konselor harus
keterampilan dasar konseling di Indonesia melakukan keterampilan tertentu.
juga telah dipengaruhi oleh campuran
berbagai pendekatan ini. TES KETERAMPILAN DASAR
Pelatihan keterampilan dasar yang KONSELING
telah diterapkan selama ini tampaknya lebih Tes Keterampilan Dasar Konseling (Basic
menekankan kepada penguasaan tahapan- Counseling Skills Test) adalah tes pilihan
tahapan prosedural dalam pelaksanaan ganda yang dikembangkan untuk mengukur
Nurbaity [Keterampilan dasar konseling ...]
aspek kognitif dari keterampilan dasar hati untuk memeriksa penguasaan yang baik
konseling yang pada umumnya mencakup dan penguasaan yang buruk pada tiap butir
apa, bagaimana, kapan dan kapan tidak keterampilan ini. Para peserta dalam
melakukan keterampilan tertentu, dan apa penelitian ini adalah 205 mahasiswa dan
yang mungkin terjadi sebagai akibat dari alumni (fresh graduate) dari Program Studi
praktek baik atau buruk setiap keterampilan Bimbingan dan Konseling di
ini. Butir keterampilan yang diukur di dalam Aceh. Persentase akan digunakan untuk
tes ini dikelompokkan ke dalam menjelaskan kondisi peserta.
keterampilan atending, keterampilan
bertanya, keterampilan mengamati dan HASIL
keterampilan menanggapi. Tes terdiri dari Peserta tes keterampilan dasar
20 butir soal, masing-masing soal memiliki konseling ini adalah 205 mahasiswa dan
empat pilihan jawaban. Format untuk setiap alumni Program Studi Bimbingan dan
item adalah respon ganda atau pilihan ganda Konseling di Aceh. Tidak ada dari 205
dengan lebih dari satu jawaban yang benar peserta tersebut yang mencapai skor
(Nurbaity, 2013). Format tes tersebut maksimal yang mungkin diperoleh. Hal ini
diyakini mudah untuk dilaksanakan dan menunjukkan bahwa penguasaan konsep
mudah untuk diperiksa, namun berpotensi mengenai keterampilan dasar konseling
lebih kompleks karena mengurangi masih belum cukup baik.
kemungkinan menebak dan juga Hasil kinerja peserta ditampilkan
menghargai pengetahuan parsial (McAlpine dalam dua tabel di bawah ini. Persentase
& Hesketh, 2003; University of Leeds, digunakan untuk menggambarkan kondisi
2008). pengetahuan peserta tentang keterampilan
dasar konseling secara teoritis dan praktis.
METODE Hasilnya dibedakan antara temuan positif
Artikel ini bertujuan untuk melaporkan dan temuan negatif. Tabel 1 menunjukkan
kinerja peserta dalam pengujian temuan positif tentang pengetahuan yang
keterampilan dasar konseling. Data diungkapkan oleh peserta dalam tes
kuantitatif (p-value setiap butir soal dan tersebut.
pilihan jawabannya) dianalisis dengan hati-

Tabel 1. Temuan Positif


Konsep Keterampilan Dasar Konseling yang dinilai Persentase
Attending: mempersiapkan diri (seting/tempat, fokus dan penampilan)
1. Tujuan sebenarnya dari mempersiapkan seting/tempat adalah untuk 96.6
memfasilitasi pengungkapan diri
2. Mengetahui cara mempersiapkan diri agar dapat fokus
a. Pengaturan waktu yang lebih baik untuk membantu konseli 58.5
b. Cara agar dapat fokus 28.3
3. Mengetahui konsep penampilan konselor
a. Menampilkan nilai konselor 57.1
b. Kenyamanan konseli 31.7
Attending: menunjukkan minat verbal dan non verbal serta penerimaan
1. Mengetahui cara melakukan atending tubuh (non verbal) 34.1
2. Mengetahui cara melakukan atending non verbal secara umum 67.3
3. Mengetahui cara mendengarkan tanpa menghakimi 41.0
Pertanyaan
1. Pertanyaan untuk membantu membuka percakapan

31
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016

a. Menggunakan percakapan umum & pertanyaan terbuka 78.5


b. Menggunakan atending verbal dan mendorong keterlibatan 38.5
2. Jenis pertanyaan membantu untuk mendorong konseli
a. Menanyakan makna 24.9
b. Menanyakan contoh 39.0
3. Jenis pertanyaan berbahaya
a. Menghindari pertanyaan yang mendorong konseli untuk membela 20.5
diri
b. Menghindari pertanyaan "mengapa anda melakukan itu?" 21.5
Mengamati
1. Fungsi: mengenali kenyamanan-ketidaknyamanan 42.9
2. Fungsi: membantu mendengar keseluruhan cerita, membantu 61.0
menanggapi
3. Mengamati diri sendiri
a. Fungsi: menghindari perbedaan antara kata-kata dan bahasa tubuh 59.5
b. Fungsi: mengontrol kata-kata dan bahasa yang tubuh yang sesuai 36.6
dengan konseli
c. Fungsi: mengenali penolakan terhadap nilai konseli dan menahan 22.9
kekontrasan
4. Hasil pengamatan yang baik
a. Mengenali perbedaan 67.8
b. Mengenali minat atau penekanan 44.9
c. Mengenali makna dan nilai 22.0
Responding
1. Fungsi
a. Mengungkapkan cerita secara lengkap 56.6
b. Merefleksikan konseli 24.4
2. Mengenal cara melakukan melakukan responding
a. Mengutip kata kunci 22.0
b. Parafrase – mengklarifikasi 25.9
c. Mendorong 42.0
3. Mengenal cara melakukan parafrase yang baik 23.4
4. Mengenal cara melakukan refleksi perasaan 34.1
5. Mengenal cara melakukan ringkasan 20.5

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa konselor dapat menunjukkan nilai yang


terdapat variasi pengetahuan yang dimiliki oleh konselor; mengetahui cara
ditunjukkan oleh peserta tes. Pada melakukan atending non verbal secara
umumnya peserta tes mengetahui bahwa umum. Dapat dikatakan bahwa sebagian
tujuan sebenarnya dari mempersiapkan besar peserta menguasai sebagian konsep
seting/tempat adalah untuk memfasilitasi atending.
pengungkapan diri konseli. Sementara Sementara mengenai konsep
sebagian besar peserta mengetahui bahwa bertanya (questioning), konsep keterampilan
mereka perlu melakukan pengaturan waktu dasar yang dikuasai oleh sebagian besar
yang baik agar dapat fokus membantu peserta tes adalah bahwa mereka dapat
konseli; mengetahui bahwa penampilan menggunakan percakapan umum &
Nurbaity [Keterampilan dasar konseling ...]
pertanyaan terbuka untuk membantu lebih setengah peserta tes. Dapat dilihat
membuka percakapan. Hanya sedikit peserta pada tabel di atas bahwa kurang dari
tes yang memiliki pengetahuan mengenai setengah bahkan hanya sedikit peserta tes
konsep-konsep lain seperti jenis pertanyaan yang mengetahui konsep-konsep penting
yang dapat membantu pengungkapan diri lainnya dalam keterampilan dasar konseling.
dan jenis pertanyaan yang berbahaya. Hasil temuan negatif pada Tabel 2
Pada aspek keterampilan dasar mengungkapkan banyak kesalahpahaman
mengamati, konsep yang dikuasai oleh lebih konsep yang juga masih dialami oleh
dari setengah peserta tes adalah mengenai peserta tes. Dapat dilihat bahwa masih
fungsi pengamatan untuk membantu banyak peserta tes yang menganggap bahwa
mendengar keseluruhan cerita, membantu mereka harus selalu tersenyum dan
menanggapi, menghindari perbedaan antara menunjukkan perilaku “akrab” ketika
kata-kata dan bahasa tubuh baik pada diri melayani konseli; mendengarkan cerita
sendiri maupun pada konseli. konseli dengan tujuan memeriksa
Pada aspek keterampilan dasar kesesuaian cerita konseli dengan cerita
responding, hanya konsep fungsi orang lain; menggunakan jenis pertanyaan
responding yaitu untuk mengungkapkan berbahaya; serta tidak mengetahui cara
cerita secara lengkap yang dipahai oleh melakukan responding dengan baik.

Tabel 2. Temuan Negatif


Pengetahuan yang menilai Persentase
Attending: menunjukkan minat verbal dan non verbal serta penerimaan
1. Selalu menunjukkan wajah tersenyum dan bahasa tubuh yang 57.6
menunjukkan keakraban
2. Mendengarkan untuk memeriksa kesesuaian antara cerita konseli dan 54.1
cerita orang lain
Pertanyaan
1. Jenis pertanyaan berbahaya: menggunakan "Bukankah ...?" untuk 60.0
memperjelas
Responding
1. Mendorong: mengatakan "saya tahu bagaimana rasanya ..." 40.0
2. Tidak mengetahui cara melakukan parafrase 76.6
3. Tidak mengetahui cara melakukan refleksi perasaan 65.9
4. Tidak mengetahui cara meringkas 79.5

PEMBAHASAN
Hasil penelitian di atas menunjukkan aspek kognitif, bukan hanya tahapan-
kondisi yang tidak memuaskan mengenai tahapan prosedural saja, tetapi ada alasan
penguasaan konsep mengenai keterampilan yang mendasari setiap langkah prosedural
dasar konseling pada mahasiswa dan alumni ini. Kedua, para ahli juga telah menjelaskan
Program Studi Bimbingan dan Konseling. bahwa ada dasar pengetahuan yang juga
Hasil tersebut memberi implikasi bahwa harus mengiringi pelatihan keterampilan
penekanan terhadap pengetahuan dan dasar ini (Mcleod, 2009; Dryden &
kesadaran diri perlu lebih ditekankan oleh Feltham, 1994). Ketiga, setiap orang
dosen dalam pembelajaran keterampilan memiliki gaya pribadi masing-masing.
dasar konseling. Hal ini penting karena Bahkan konseli datang dengan beragam
beberapa hal. Pertama, pelatihan pemikiran, perilaku, sikap, bahkan budaya.
keterampilan apapun memang memiliki Akan sulit sekali menyesuaikan konselor

33
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016
yang juga memiliki gaya kepribadiannya kondisi ini di dalam pelayanan konseling,
sendiri dengan beragam gaya konseli bila bahkan tidak memahami cara menyediakan
konselor hanya berpegang pada tahapan- kondisi-kondisi ini, maka tentu ada yang
tahapan keterampilan dasar konseling. tidak lengkap pada pelatihan keterampilan
Boleh jadi hal ini yang menyebabkan dasar konseling yang telah diterapkan
profesi konseling belum menunjukkan selama ini. Oleh karena itu pengajar perlu
perkembangan yang cukup memuaskan baik mempertimbangkan untuk melengkapi
di bidang pendidikan maupun di luar bidang pembelajaran dengan penekanan terhadap
pendidikan. Oleh karena itu program studi konsep awal dalam pelatihan keterampilan
yang mendidik calon konselor atau guru dasar konseling. Mahasiswa perlu didorong
bimbingan dan konseling perlu melihat untuk menguasai konsep dan tata cara dasar
kembali kepada teori membangun hubungan dalam membangun hubungan baik dengan
baik antara konselor dengan konseli. beragam konseli. Apabila hal ini telah
Truax dan Carkhuff (2007) mereka kuasai, maka ini merupakan modal
menekankan bahwa walaupun banyak aliran awal bagi mahasiswa untuk
yang telah mewarnai dunia konseling dan mengembangkan kepribadian konselor
psikoterapi, namun ada sifat-sifat umum mereka sendiri yang sesuai dengan keunikan
yang mendasari berbagai teori ini. Truax pribadinya masing-masing.
dan Carkhuff (2007: 25) menyatakan hal
berikut: “In one way or another, all have KESIMPULAN DAN SARAN
emphasized the importance of the Hasil penelitian menunjukkan bahwa
therapist’s ability to be integrated, mature, peserta tes telah menguasai beberapa konsep
genuine, authentic or congruent in his dengan baik, sementara konsep-konsep yang
relationship to the patient. They have all lain masih perlu ditekankan di dalam
stresses also the importance of the perkuliahan agar mahasiswa lain di masa
therapist’s ability to provide a depan menjadi lebih baik dalam penguasaan
nonthreatening, trusting, safe or secure aspek kognitif dalam keterampilan dasar
atmosphere by his acceptance, konseling ini. Pengetahuan menjadi
nonpossessive warmth, unconditional landasan bagi perilaku yang lebih baik, oleh
positive regard, or love.” Melihat pada karena itu perhatian terhadap penguasaan
kondisi-kondisi yang disebutkan oleh Truax konsep-konsep penting dalam keterampilan
dan Carkhuff ini, tidak berlebihan bila dasar konseling ini perlu lebih difokuskan
dikatakan bahwa inilah konsep yang agar mahasiswa dapat melakukan proses
ditekankan oleh Rogers yang kemudian konseling dasar dengan lebih baik dan dapat
menjadi dasar pelatihan keterampilan dasar mengembangkan gaya konselingnya sendiri
konseling. Namun bila pelatihan sesuai dengan keunikan pribadinya.
keterampilan dasar konseling tidak mampu
membuat konselor menyediakan kondisi-

DAFTAR PUSTAKA

Bayliss, J. (2001). Introduction to Carkhuff, R. R. (1979). The Skills of


counseling skills dalam S. Aldridge Helping: An Introduction to
& S. Rigby (Editor), Counseling Counseling Skills. Oxford, England:
Skills in Context. London, England: Human Resource Development
Hodder Education. Press.
Brems, C. (2001). Basic Skills in Cormier, S., Nurius, P. S. & Osborn, C. J.
Psychotherapy and Counseling. (2009) Interviewing and Change
Belmont, CA, USA: Strategies for Helpers: Fundamental
Wadsworth/Thompson Learning. Skills and Cognitive Behavioral
Nurbaity [Keterampilan dasar konseling ...]
Intervention (6th ed.). Belmont, CA: Skills: Skilled Counselor Training
Brooks/Cole Publishing Company. Model. Belmont, CA: Brooks/Cole.
Dryden, W. & Feltham, C. (1994). Theron, M. J. (2009). A manual for basic
Developing Counsellor Training. relational skills training in
London, England: SAGE psychotherapy. (Dotoral
Publication . Disertation), University of South
Egan, G. (2009). The Skilled Helper: A Africa. Retrieved from
Problem-Management and http://uir.unisa.ac.za/xmlui/handle/1
Opportunity-Development Approach 0500/2554
to Helping (9th Ed.). Belmont, CA: Timulak, L. (2011). Developing your
Brooks/Cole Publishing Company. counseling and psychotherapy:
Geldard, D. & Geldard, K. (2011). Basic Skills and practice. Los Angeles,
Personal Counselling (7th Ed.). CA: Sage Publications.
Australia: Pearson Truax, C. B. & Carkhuff, R. (2007). Toward
Hough, M. (2010). Counseling Skills and effective counseling and
Theory (3rd Ed.). London, England: psychotherapy: Training and
Hodder Education. practice. New Jersey, NJ: Aldine De
Ivey, A. E., Ivey, M. B. & Zalaquett, C. P. Gruyter.
(2009). Intentional Interviewing and University of Leeds. (2008). Writing
Counseling: Facilitating Client multiple response questions.
Development in a Multicultural Questionmark Perception. Retrieved
Society. Belmont, CA: Brooks/Cole Feb. 2, 2013, from
Publishing Company http://www.leeds.ac.uk/perception/v
Kuntze, A.J. (2009). Assessing progress in 4_mrq.html
mastery of counseling
communication skills. Erasmus
University Rotterdam.
Kusmaryani, R. E. (2010). Penguasaan
Keterampilan Konseling Guru
Pembimbing di Yogyakarta. Jurnal
Kependidikan (Penerbit: Lembaga
Penelitian UNY), 40(2), 175-188.
McAlpine, M. & Hesketh, I. (2003).
Multiple response questions –
Allowing for chance in authentic
assessment. Paper presented at the
7th International CAA Conference,
Leicestershire, United Kingdom.
McLeod, J. (2007). Counselling skill.
Berkshire, England: Open university
press.
McLeod, J. (2009. An introduction to
counselling (4th Ed.). Berkshire,
England: Open university press.
Reiter, M. D. (2008). Therapuetik
interviewing: Essential skills and
contexts of counseling. Boston, MA:
Pearson/Allyn and Bacon.
Smaby, M. H. & Maddux, C. D. (2010).
Basic and Advance Counseling

35

Anda mungkin juga menyukai