Kepada :
Diajukan oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
A. Latar Belakang
pasien di ruang rawat inap, sebab dengan klasifikasi tersebut pasien merasa
lebih di hargai sesuai dengan haknya serta bisa dikenal bagaimana keadaan
serta beban kerja perawat di masing– masing ruang perawatan. Keadaan serta
beban kerja diruang rawat inap butuh dikenal supaya bisa didetetapkan
kebutuhan kuantitas serta mutu tenaga perawat yang dibutuhkan dalam ruang
rawat inap sehingga tidak terjalin beban kerja yang tidak cocok yang
( ASSE) Kesehatan serta Keselamatan Kerja( K3) yang berkaitan dengan area
serta suasana kerja ialah sesuatu bidang aktivitas yang bertujuan untuk
pasien rawat inap berkisar antara 3 hingga 16% . di new zaeland KTD
dilaporkan berkisar 12,9 % “dari angka rawat inap, di inggris KTD dilaporkan
10,8 %, dan sekitar 7,5% di Kanada (Boker,2004 dalam Renoningsih, dkk 2018).
Dari tahum 2014 hingga juli 2017, 28 insiden terkait keselamatan pasien
ruang rawat Inap RSUD Tugrejo Jawa Tengah, beban kerja perawat diruang
oleh jumlah pasien, kondisi pasien dan system kerja perawat. Fenomena
terkait beban kerja di beberapa negara adalah bahwa sebagian perawat tidak
perawat (Africia,2017).
Penelitian yang dilakukan oleh PPNI kurang lebih 50, 9% perawat yang
bekerja di 4 propinsi alami tekanan pikiran kerja, kerap pusing, tidak dapat
istirahat sebab beban kerja sangat besar serta menyita waktu, dan pendapatan
rendah tanpa diikuti intensif yang memadai, namun kondisi yang sangat
mempengaruhi stress perawat ialah kehidupan kerja (PPNI, 2008 dalam Desima,
2013).
Maret 2018 terdapat 49 perawat dengan jumlah rata-rata pasien per bulan
perawat yang ada diruangan. Permasalahan beban kerja perawat dapat dilihat
dari banyaknya kegiatan perawat yang harus beralih ke profesi lain, seperti
mengantar resep, dan mengambil obat, membawa pasien ke radiologi dan
Bersumber pada hasil riset yang dilakukan oleh Kifly Franco Barahama, Mario
Katuuk, serta Wenda Meter 0roh. melalui hasil observasi serta wawancara dengan
Manado pada bulan Februari 2018, di dapatkan informasi jika jumlah perawat
sebanyak 58 orang perawat. Banyak pasien pada tiga bulan terakhir yakni
bulan November 2017 sampai dengan Januari 2018 berjumlah 1065 orang
orang ketua tim perawat primer serta enam orang anggota tim, tiap perawat
keluhan dari sebagian perawat mengenai agenda shift ataupun lembur yang
tidak menentu serta beban kerja yang lumayan besar dialami oleh perawat
Apabila dikontekskan pada tenaga medis yang lagi bekerja dalam pandemi
COVID- 19, gejala kelebihan beban kerja dapat tampak jelas dari tuntutan
yang tidak sesuai dengan realita yang ada. Bersumber pada data World Bank
yang dilansir Jayani( 2020) dalam katadata. co. id yakni sebesar 0, 4 yang
berarti bila dalam mengatasi 10. 000 penduduk hanya ditangani oleh 4 dokter.
Tidak jauh berbeda dengan para dokter, rasio perawat yakni sebesar 2, 1 per
1000 penduduk, dimana hanya ada dua perawat untuk mengatasi 1000
perawat dimana mereka tharus melakukan shift lebih dari umumnya. Mereka
pula harus senantiasa waspada dan memakai APD sepanjang 10 jam ( BBC
Indonesia- detik News, 2020).
pasien (pasien safety) ialah keluhan meningkatnya beban kerja. Beban kerja
keserasian dan produktifitas yang tinggi, apabila beban kerja perawat yang
Interna yang terdiri dari tiga ruangan yaitu klabat, metuari dan tumatenden.
orang per bulan. Sebelum melakukan wawancara terlihat dengan jelas bahwa
perawat di rumah sakit tersebut hanya memakai APD level satu yaitu nurse
cup, masker dan juga handscoon karena bisa saja beresiko saat melakukan
perawatan. Selain itu saya melihat para perawat tidak melakukan sterilisasi
penerapan pasien safety seperti yang kita ketahui bahwa pada masa pandemic
COVID-19 APD yang lebih lengkap dan sterilisasi sangat diperlukan
pasien.
harus bekerja selama 12 jam/hari. Dari hasil observasi terlihat sering kali
perawat tidak berada di ruang nurse station karena sibuk melayani pasien,
keruang radiologi. Hal itu membuat beban kerja mereka menjadi meningkat.
Perawat juga mengatakan beban kerja yang meningkat sering kali membuat
terkadang cuaca yang sangat panas juga menjadi satu factor pendukung, di
menerapkan pasien safety seperti pasien total care, resiko jatuh tinggi. (RSUD,
Maria Walanda Maramis Minahsa Utara, 2021).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang telah ditemukan pada latar belakang tersebut, maka
rumusan masalah dalam usulan penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan
Beban Kerja Fisik dan Mental Perawat Dengan Penerapan Pasien Safety Pada
Minasaha Utara”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Apakah ada Hubungan Beban Kerja Fisik Dan Mental
2. Tujuan Khusus
Utara.
beban kerja fisik dan mental perawat dengan penerapan pasien safety.
kerja fisik dan mental perawat dengan penerapan pasien safety di rumah
Maka baik pasien dan juga perawat bisa mendapatkan jaminan kesehatan
3. Bagi Peneliti
4. Bagi Responden
Keperawatan, dan juga bisa menjadi referensi untuk mahasiswa yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beban kerja perawat adalah sebagai adalah suatu keadaan dimana seorang
dalam jangka waktu tertentu. Pekerjaan yang terlalu sering banyak dapat
kerja memililiki dampak yang besar dan harus menjadi perhatian bagi
dikerjakan.
kritis.
berkualitas.
kondisi terminal.
kerja, adalah:
f. Keterampilan bekerja
fisik otot manusia sebagai sumber energi. Dalam beban kerja fisik,
vitalitas fisik otot manusia sebagai sumber tenga atau kekuatan. Beban
suatu beban kerja fisik. Hal ini bukan di akibatkan oleh aktivitas fisik
secara langsung, akan tetapi di akibatkan olehkerja otak kita (Sugiono et all
2018).
Beban kerja fisik perawat seperti merapikan tempat tidur pasien,
otak untuk total tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban
kerja mental yang dirasakan perawat yaitu bekerja shift atau bergiliran,
pasien yang akan melakukan operasi atau dalam kondisi kritis, bekerja
buruk lainnya seperti lupa dalam menjalankan suatu aktivitas kritis atau
memperhatikan hal-hal yang terjadi disekeliling kita. Hal itulah yang akan
setiap tahun.
langsung.
akibat demonstrasi.
6) Ekonomi yaitu situasi ekonomi yang ada saat ini. adanya krisis
tidak bisa mengikuti maka otomatis tidak akan bisa masuk bursa
bekerja. Semakin berat beban kerja maka semakin banyak tenaga yang
mahal.
liter oksigen sama dengan 4, 7– 5 Kkal ( McCormick, 1993 dalam Sugiono et all,
maka tubuh akan memperoleh 4,8 energi yang menjadi nilai kalori dari
beban kerja fisik yang di alami seorang perawat. Selain itu dapat
berupa alat yang memiliki sumber cahaya yang berkedip makin lama
makin cepat hingga pada suatu saat sukar untuk diikuti oleh mata biasa.
NASA Task Load Index ialah salah satu metode penilaian beban kerja
sebagainya.
pekerjaan tersebut.
model multi dimensional dari beban kerja, yang terdiri atas tiga
dimensi atau faktor yaitu beban waktu (time load), beban mental
tinggi.
1. Definisi Perawat
pendidikan dasar untuk perawat dan telah dikonfirmasi oleh lembaga yang
paling utama di antara yang lain . Perawat adalah seseorang yang telah
melewati instruksi yang lebih tinggi dalam perawatan, baik dalam negeri
2. Peran Perawat
c. Pencegahan penyakit
d. Pendidik
e. Konseling
f. Kolaborasi
h. Peneliti
meliputi:
e. Kenyamanan rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau
nyeri terkontrol.
discharge planning.
adalah :
masyarakat
internasional adalah:
efektif)
3) Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan
a. Hak pasien.
pasien.
yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari kejadian tidak diharapkan,
kepada pasien.
pasien yang menerima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul
telah diberikan suatu obat dengan dosis lethal, segera dietahui secara
dii lalu 19 diberikan antidotumnya sehingga tidak menimbulkan cedera
berat).
medis. Contoh KTD yaitu pasien yang diberikan obat A dengan dosis
lebih kareba kesalahan saat membaca dosis obat pada resep sehingga
atau tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pasien Safety
Beban kerja perawat merupakan faktor predisposisi peningkatan KTD.
(Nursalam,2016). Menurut Bogaert & Clarke (2018), beban kerja dapat menimbulkan
pasien. Penelitian Liu, Lee, Chia, Chi & Yin (2012) mendapati bahwa rasio perawat
pasien jatuh. Penelitian Salmasi, Khan, Hong, Ming & Wong (2015) di enam negara
bahwa kekurangan staf atau beban kerja yang tinggi memiliki kontribusi besar
terhadap kesalahan perawatan. Dapat diartikan, semakin berat beban kerja yang
Pasien.
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori Beban Kerja Fisik dan Mental Perawat dengan Penerapan
Pasien Safety
Beban Kerja
1. Aktivitas Pekerjaan
Fisik 2. Kegiatan yang dilakukan
Beban Kerja
3. Pengunaan waktu kerja
Beban Kerja
1. Kebutuhan Fisik (KF)
Mental 2. Kebutuhan Mental (KM)
3. Performansi (P)
Faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Usaha (U)
Faktor Internal : 5. Tingkat Stres (TF).
1. Jumlah pasien
2. Kondisi atau tingkat
ketergantungan pasien
3. Rata – rata hari perawatan pasien Pasien Safety
4. Pengukuran tindakan keperawatan
langsung dan tidak langsung
5. Frekuensi tindakan keperawatan
6. Rata – rata waktu perawatan a. Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar.
langsung dan tidak langsung b. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif.
c. Meningkatkan Keamanan Obat- obatan yang
Faktor Eksternal : harus diwaspadai.
1. Masalah komunitas d. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar,
2. Disaster Prosedur yang benar, pembedahan pada pasien
3. Hukum atau uu dan kebijakan yang benar.
4. Politik e. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan
5. Pengaruh cuaca kesehatan.
f. Mengurangi risiko cedera pasien akibat
\
F. Peneliti Terkait
1. Penelitian ini di lakukan oleh Tri Widiyanti tahun 2020 dengan judul
“Hubungan beban kerja fisik dan mental perawat dengan penerapan pasien
Hanura Kec. Teluk Pandan Kab. Pesawaran” dalam penelitian ini peneliti
2. Penelitian ini dlakukan oleh Desiana Yudi tahun 2019 demgan judul
Patient Safety Di Igd Dan Icu Rsu Gmim Pancaran Kasih Manado’’
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2018.
Dalam penelitian ini populasi adalah perawat pelaksana di IGD dan ICU
cross sectional. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square pada
penerapan patient safety (nilai p 0,023 ; α 0,05) dan tidak signifikan untuk
3. Penelitian ini dilakukan oleh Yunita Sari Purba pada tahun 2015 dengan
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
dirumuskan” oleh peneliti setelah membaca berbagai teori yang ada setelah itu
Hauri Anggita, 2018). Berikut adalah kerangka konsep dalam penelitian ini :
Pasien Safety
Gambar 3.1 kerangka konsep beban kerja fisik dan mental perawat dengan penerapan pasien
safety
B. Hipotesis Penelitian
tidak dinilai benar ataupun salah. Melainkan diuji apakah valid atau tidak
(suyanto & siswanto, 2018).
Ha :
1. Ada. Hubungan Beban Kerja Fisik Dengan Penerapan Pasien Safety Pada
H0:
Minahasa Utara.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Mental Perawat.
2. Variabel Dependen
D. Definisi Operasional
Tabel 3.1: definisi operasional beban kerja fisik dan mental perawat dengan penerapan
pasien safety.
1. Ringan
2 Beban Kerja Kondisi dimana tekanan 1. Mental deman Kuesioner Ordinal
skor
Mental pekerjaan yang dirasakan (Kebutuhan jawaba
perawat saat melayani Mental) n = 28-
pasien sehingga 2. Phsical Demand( 55
mempengaruhi konsentrasi Kebutuhan Fisik) 2. Sedang
perawat dalam melakukan 3. Temporal skor
tindakan keperawatan yang jawaba
Demand
bisa berdampak pada n = 56-
kualitas peyananan kepada (Kebutuhan 83
pasien. Waktu) 3. Berat
4. Performance skor
(Performansi) jawaba
5. Effort (Usaha) n =84-
6. Frustration Level 112
(Frustasi)
Penerapan keselamatan
Dependen Kuesioner Ordinal
3 pasien merupakan suatu 1. Kurang
Pasien Safety 1. Identifikasi
pelayanan yang harus baik
diterapkan seorang perawat pasien =17-33
dirumah sakit sebagai 2. Peningkatan 2. Cukup
jaminan keselamatan dan komunikasi yang Baik =
kesehatan pasien agar tidak efektif. 34-50
terjadi insiden berupa : 3. Peningkatan 3. Baik=
(kejadian potensial cedera,, keamanan obat 51-68
kejadian nyaris cedera,,dan 4. Kepastian tepat
kejadian tidak diharapkan.) lokasi, tepat
Misalnya resiko jatuh, prosedur, tepat
infeksi nosocomial, pasien
kesalahan dalam pemberian 5. Pengurangan
obat. Dengan cara risiko
melakukan 6 sasaran pasien infeksi..akibat
safety dengan benar. perawatan
kesehatan.
6. Pengurangan
risiko jatuh
pasien.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
data yang dilakukan dalam satu waktu (Imas Masturoh, Nauri Anggita, 2018).
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
(sugiyono,2016).
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah total
Utara. Jadi sampel yang dapat di gunakan dalam penelitian ini berjumlah
perawat 30 perawat.
3. Kriteria Sampel
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu yang memenuhi
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
(Nursalam, 2015).
1) Kepala Ruangan.
1. Variabel Independen
termasuk beban kerja fisik berat, 26-38 beban kerja sedang, 39-52
2. Variabel Dependen
1. Prosedur Administratif
tujuan.
2. Prosedur Teknis
tujuan.
sebagai responden.
3. Pengelolaan Data
sebagai berikut :
a. Kelengkapan jawaban
b. Ketrbacaan tulisan
c. Relefansi. jawaban
interpretasi analisis.
F. Analisis Data
1. Analisa Univariat
f
p= x 100
n
Keterangan :
P = Presentasi
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariate merupakan sebuah analisa yang di lakukan lebih
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah
tujuan riset yang akan dilakukan. Jika responden bersedia untuk diteliti
3. Confidentiality (kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA
Africia, f. (2017). Hubungan beban kerja perawat dengan kinerja perawat. Jurnal
kesehatan.https://jurnal.stikesganeshahusada.ac.id/index.php/juke/article/v
iew/76/59 Vol. 1 No.1 di akses tanggal 5 juni 2021 jam 12.05 wita.
Arini, T. (2018). Budaya Keselamatan Pasien Berbasis Pemberdayaan Struktural
Dengan Kepuasan Kerja Perawat. Thesis. Fakultas Ilmu Keperawatan.
Universitas Airlangga Surabaya.
BBC Indonesia - detikNews. (2020, April 1). Cerita BBC Indonesia - detikNews:
https://news.detik.com/bbc-world/d4960635/cerita-tenaga-medis yang
jauh-dari-keluarga-dan-harus-gunakan-apd-10-jam di akses tanggal 12 juni
2021 jam 17.20 wita.
Bogaert, P. V., & Clarke, S. (2018). The Organizational Context of Nursing
Practice: Concepts, Evidence, and Interventions for Improvement. Cham
Switzerland: Springer International Publishing.
Cahyono, J.B.S. (2012). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek
kedokteran. Yogyakarta: Kanisius. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta gunakan APD.
Desima. R. 2013.Tingkat stres kerja perawat dengan perilaku caring perawat.
Jurnal keperawatan.
Gita Tri Puspitasari, 2012 Hubungan Beban. Kerja Fisik Dan Mental Dengan
Stres Kerja Pada Perawat Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Dr.
Haryoto Lumajang. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Jember.
Imas, M & Nauri Anggita, T. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta
Selatan: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
Jayani, D. H. 2020. Rasio dokter Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/04/02/rasio-dokter
indonesia-terendah-kedua-diasia-tenggara di akses tanggal 14 juni 2021,
jam 19.30 wita
Kasmarani, M. K. 2012. Pengaruh beban kerja. fisik dan mental terhadap stres
kerja pada perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro, 1(2), 18807.
Kifly Brangko Barahama, Kifly Franco Barahama, Mario Katuuk, dan Wenda M.
Oroh 2019. Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di
Ruangan Perawatan Dewasa Rsu Gmim Pancaran Kasih Manado. e-
journal Keperawatan (e-Kp) Vol: 7. No. 1.
Kurniadi, A. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, S. 2016. Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2015. Metodologi ilmu keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nurasalam. 2017. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Peraturan Mentri Kesehatan. 2017. Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
Renoningsih, D. P., Kandou, G. D., & Porotu’o, J. 2016. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Penerapan Patient Safety pada Perawat di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado.
Community Health, 1(3) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Sam Ratulangi Manado. (E-jounrnal).
Salmasi, S., Khan, T. M., Hong Y. H., Ming L. C., & Wong T. W. 2015.
Medication Errors in the Southeast Asian Countries: A Systematic Review.
Journal Plos ONE. 10 (9).
Sugiono., Putro, W.W & Sari, S.I.K. 2018. Ergonomi Untuk Pemula : Prinsip
Dasar & Aplikasinya. Malang : UB Press
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian-Kuantitatif dan Kualitatif.Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Suyanto,Siswanto. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran.
Yogyakarta: Bursa Ilmu. tenaga medis yang jauh dari keluarga dan harus
Utami, A. R. D. 2012. Hubungan Antara Beban Kerja Dan Intensitas Kebisingan
Dengan Kelelahan Pada Tenaga Kerja Pemeliharaan Jalan Cisalak
Kotabima Cv Serayu Indah Cilacap. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Negeri Semarang
Virginia V. Runtu, Linni Pondaag, Rivelino Hamel. 2018. Hubungan Beban Kerja
Fisik Dengan Stres Kerja Perawat Diruang Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado. e-Journal Keperawatan
(eKp) Vol. 6 No.4
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
(Penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian)
Kepada Yth
Bapak / Ibu ……………….
Di –
Tempat
Bapak / Ibu yang saya hormati
Saya mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan Muhammadiyah Manado yang
sementara ini dalam proses penyelesaian tugas akhir dan akan melakukan
penelitian. Olehnya, mohon kiranya kesediaan bapak/ibu agar bisa menjadi subjek
dalam penelitian yang akan saya lakukan.
Partisipasi dalam penelitian ini dan atau informasi yang didapat tidak akan
digunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan bapak/ibu. Keseharian identitas
bapak/ibu akan dijamin, dalam laporan hanya akan ditulis kode nomor saja.
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, atas nama sendiri menyatakan
setuju dan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden penelitian.
Tanda tangan di bawah ini menunjukan bahwa saya telah diberi penjelasan
dan menyatakan setuju dan bersedia menjadi responden.
Responden
Lampiran 3
LEMBAR KUISIONER
Hari/Tanggal pengisian :
No. Responden :
A. LEMBAR KUISIONER
Nama (Inisial) :
Ners
Petunjuk Pengisisan:
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i
NO PERTANYAAN PILIHAN
N BEBAN
1 2 4
3
1 Melakukan observasi pasien selama jam
kerja.
2 Banyak jenis pekerjaan yang harus
dilakukan demi keselamatan pasien.
3 Beragamnya jenis pekerjaan yang harus
dilakukan demi keselamatan pasien.
4 Kontak langsung perawt dengan pasien
diruangan secara terus menerus.
5 Kurangnya tenaga perawat di ruangan
dibandingkan dengan jumlah pasien.
6 Kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki tidak mampu mengimbangi tuntuan
pekerjaan
7 Harapan pimpinan rumah sakit terhadap
pelayanan yang berkualitas.
8 Tuntutan keluarga terhadap keselamatan
pasien.
9 Setiap saat dihadapkan pada keputusan
yang tepat.
10 Tanggung jawab dalam melaksaanakan
perawatan klien.
11 Setiap saat menghadapi klien dengan
karakteristik. yang berbeda-beda.
12 Tugas pemberian obat-obatan. yang
diberikan secara intensif .
13 Tindakan-penyelamatan pasien.
(Nursalam,2017)
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i
TS = TIDAK SETUJU
KS = KURANG SETUJU
S = SETUJU
SS = SANGAT SETUJU
NO PERTANYAAN PILIHAN
(TS) (KS) (S) (SS)
1 2 3 4
1 Ketelitian yang- saya perlukan saat melakukan
perawatan pada pasien.
2 Ketelitian yang saya perlukan saat melakukan
tindakan. penyelamatan pasien
3 Rasa lelah yang saya alami setelah
memberikan perawata total kepada pasien.
4 Kecepatan kerja saya dalam melakukan
tindakan perawatan pada pasien.
5 Kecepatan kerja dan berfikir saya dalam
pengambilan keputusan yang harus tepat dan
cepat.
6 Kecepatan kerja saya dalam melaksanakan
perawatan pasien yang terlalu bannyak
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i
Pilihan Jawaban :
NO PERTANYAAN PILIHAN
TP JR SR SL
1 2 3 4
1 Saya selalu menggunakan minimal 2 cara klasifikasi
pada setiap pasien (nama dan nomor rekam medik)
2 Identifikasi pasien selalu saya lakukan saat sebelum
melakukan pemberian obat,darah,maupun produk
darah lainnya.
3 Sebelum pemberian obat, saya sudah mengetahui
jenis obat, khasiat efek samping, kontra indikasi,
dosis umum, dan cara pemberian obat.
4 Saya menjelaskan kepada pasien tentang jenis obat,
efek samping, kontra indikasi, dosis umum, dan cara
pemberian obat.
5 Identifikasi pasien dilakukan perawat sebelum
melakukan pengambilan darah dan spesimen lain
untuk uji klinis.
6 Setiap kondisi pasien sebelum dan sesudah tindakan,
perawat mendokumentasikan pada lembar grafik dan
catatan perkembangan integritas.
7 Saya memperkenalkan perawat pengganti kepada
pasien saat overan dinas.
8 Saya menulis instruksi melalui verbal atau lewat
telepon.
9 Saya melakukan prosedur pemberian obat kepada
pasien sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan
rumah sakit.
10 Penyimpanan obat yang beresiko tinggi dilakukan
terpisah dan diberi label merah.
11 Saya selalu melakukan verifikasi terhadap
konsentrasi obat yang diberikan pada pasien
12 Tim menggunakan suatu tanda yang mudah dikenali
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan
pasien saat pemberian tanda tersebut
13 Sebelum pasien dioperasi saya melakukan preoprasi
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien.
14 Saya melakukan cuci tangan enam langkah sebelum
dan sesudah bersentuhan dengan pasien.
15 Sebelum dan sesudah terkontaminasi dengan cairan
tubuh pasien saya segera mencuci tangan.
16 Setiap pasien yang baru masuk rawat inap perawat
selalu mengkaji menggunakan form pengkajian
pasien resiko jatuh.
17 Sebelum meninggalkan pasien saya selalu
memastikan lingkungan pasien aman (rem tempat
tidur terkunci, pagar tempat tidur terpasang, lantai
tidak basah dan penerangan cukup).
(Dian Mardiani,2017)
Lampiran 4
Lampiran 5
Nirm : 1701076
Pembimbing I
LEMBAR KONSULTASI USULAN PENELITIAN
Nirm : 1701076
Pembimbing II