Anda di halaman 1dari 14

PERAN BANK SAMPAH DALAM EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SAMPAH

(STUDI KASUS BANK SAMPAH MALANG)

The Significance of Waste Bank in Waste Management Effectiveness


(A Case Study of MalangWaste Bank)

Anih Sri Suryani


Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI
Kompleks DPR MPR RI Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta

Naskah diterima: 14 Februari 2014


Naskah dikoreksi: 1 Mei 2014
Naskah diterbitkan: Juni 2014

Abstract: Waste Bank is one of many alternatives of waste management in Indonesia. Malang Waste Bank (Bank
Sampah Malang - BSM) is a sample of Waste Bank that has been well established and widely used as a pilot
project. This research conducted with qualitative method to analyse the effectiveness of waste management in
BSM from the waste management perspective. From institutional perspective, cooperative system is considered
to be quite effective in making BSM independent and self-sufficient. There are still many obstacles experienced in
terms of financing, while in terms of regulation, a regulatory support is necessary to strengthen the performance
of BSM. To date, public participation play significant role, although it has not been at its best. This is because
knowledge and understanding on waste bank are not evenly distributed. Operational technique aspect has been
carried out effectively, although location is still a major problem
Keywords: Solid waste management, Malang Waste Bank, public participation.

Abstrak: Bank Sampah merupakan salah satu alternatif pengelolaan sampah di Indonesia. Bank Sampah Malang
(BSM) merupakan salah satu Bank Sampah yang telah berdiri dengan mapan dan banyak dijadikan percontohan.
Penelitian kualitatif digunakan untuk melihat efektivitas pengelolaan sampah di BSM dari sudut pandang aspek
pengelolaan sampah. Dari aspek kelembagaan, koperasi dinilai cukup efektif membuat BSM bisa mandiri dan
berdikari. Hambatan masih banyak dialami dari segi pembiayaan, sedangkan dari segi regulasi masih diperlukan
regulasi pendukung untuk memperkuat kinerja BSM. Selama ini, peran serta masyarakat sudah cukup baik,
tetapi belum optimal. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan pemahaman yang belum merata. Aspek teknik
operasional sudah berjalan dengan efektif namun kendala tempat menjadi masalah utama.
Kata Kunci: Pengelolaan sampah, Bank Sampah Malang, peran serta masyarakat.

Pendahuluan Indonesia (2012), jumlah sampah yang muncul di


Salah satu permasalahan besar yang dialami seluruh Indonesia mencapai 38,5 juta ton per tahun
kota-kota besar di Indonesia adalah persampahan. dengan dominan sampah tersebut berada di Pulau
Sampah dapat diartikan sebagai konsekuensi Jawa (21,2 juta ton per tahun).
adanya aktivitas kehidupan manusia.Tidak dapat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
dipungkiri, sampah akan selalu ada selama aktivitas Pengelolaan Sampah serta Peraturan Pemerintah
kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya, Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya
dapat dipastikan volume sampah akan selalu perubahan paradigma yang mendasar dalam
bertambah seiring dengan pola konsumerisme pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul–
masyarakat yang semakin meningkat. Kementerian angkut–buang, menjadi pengolahan yang bertumpu
Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk pada pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu
hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan
Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan dan diganti dengan paradigma baru. Paradigma
kondisi lingkungannya.1 Menurut Statistik Sampah yang menganggap sampah sebagai sumber daya
“Indonesia Hasilkan 625 Juta Liter Sampah Sehari”,
1 yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat
http://www.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/ dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos,
Indonesia-Hasilkan-625-Juta-Liter-Sampah-Sehari, diakses pupuk, dan bahan baku industri. Pengelolaan
tanggal 2 Februari 2014.

Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 71
sampah dapat dilakukan dengan pendekatan yang Social Responsibility (CSR)Perseroan Terbatas
komprehensif. Dimulai dari hulu, yaitu sejak suatu Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) Distribusi
produk yang berpotensi menjadi sampah belum Jawa Timur. BSM didirikan sebagai wadah untuk
dihasilkan. Dilanjutkan sampai ke hilir, yaitu pada membina, melatih, mendampingi, serta membeli dan
fase produk sudah digunakan, sehingga menjadi memasarkan hasil kegiatan pengelolaan sampah dari
sampah, yang kemudian dikembalikan ke media hulu/sumber masyarakat Kota Malang. Tujuannya
lingkungan secara aman. agar dapat mengurangi sampah di TPS/TPA dan
Kegiatan pengurangan sampah bertujuan agar mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat,
seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia melaluipemanfaatan sampah dengan program 3R.
usaha, maupun masyarakat luas; melaksanakan Menjadi pertanyaan kemudian, bagaimana
kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran peran bank sampah dalam efektivitas pengelolaan
ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang sampah? Dalam Kajian ini akan diuraikan
lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan efektivitas peran bank sampah dalam pengelolaan
Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien sampah, ditinjau dari lima aspek pengelolaan
dan terprogram. Meskipun demikian, kegiatan sampah, yakni: kelembagaan, teknik operasional,
3R ini masih menghadapi kendala utama, yaitu regulasi, pembiayaan dan peran serta masyarakat.
rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah Kajian ini merupakan hasil penelitian kelompok
sampah. dengan topik “Implementasi Perubahan Paradigma
Sebagai salah satu solusi untuk mengatasi Pengelolaan Sampah di Indonesia”, yang dilakukan
masalah tersebut, Kementerian Lingkungan pada 27 Mei sampai dengan 2 Juni 2013. Penelitian
Hidup melakukan upaya pengembangan Bank dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
Sampah. Kegiatan ini bersifat social engineering dan teknik pengumpulan data melalui wawancara
yang mengajarkan masyarakat untuk memilah mendalam. Studi kasus dilakukan terhadap Bank
sampah, sekaligus menumbuhkan kesadaran Sampah Malang, dengan mewawancarai pengelola
masyarakat dalam pengolahan sampah secara Bank Sampah dan instansi terkait di Kota Malang.
bijak. Harapannya akan dapat mengurangi jumlah
sampah yang diangkut ke TPA. Pembangunan bank Pengelolaan Sampah
sampah ini merupakan momentum awal dalam Menurut Azwar (1990:53), sampah adalah
membina kesadaran kolektif masyarakat untuk sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak
mulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus
sampah. Hal ini penting, karena sampah mempunyai dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola
nilai jual dan pengelolaan sampah yang berwawasan dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa, sehingga
lingkungan dapat menjadi budaya baru Indonesia. hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai
Peran Bank Sampah menjadi penting dengan terjadi. Kodoatie (2003) mendefinisikan sampah
terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 adalah limbah atau buangan yang bersifat padat atau
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah setengah padat, yang merupakan hasil sampingan
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan
Tangga. PP tersebut mengatur tentang kewajiban manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
produsen untuk melakukan kegiatan 3R dengan Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan
cara menghasilkan produk yang menggunakan (refuse) sebenarnya hanya sebagian dari benda atau
kemasan yang mudah diurai oleh proses alam; hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai,
yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin; tidak disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa,
menggunakan bahan baku produksi yang dapat sehingga tidak menganggu kelangsungan hidup.
didaur ulang dan diguna ulang; dan/atau menarik Menurut SK SNI T-13-1990 F, yang dimaksud dengan
kembali sampah dari produk dan kemasan produk sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari
untuk didaur ulang dan diguna ulang. Dengan zat organik dan anorganik.
adanya Bank Sampah, maka produsen dapat Menurut Hadiwiyoto (1983), berdasarkan
melakukan kerja sama dengan Bank Sampah yang lokasinya, sampah dapat diklasifikasikan menjadi
ada agar dapat mengolah sampah dari produk yang dua, yaitu: sampah kota (urban), yaitu sampah
dihasilkannya sesuai dengan amanat PP tersebut. yang terkumpul di kota-kota besar dan sampah
Bank Sampah Malang (BSM) yang berdiri pada daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-
bulan Agustus 2011 merupakan salah satu pionir daerah di luar perkotaan, misalnya di desa, di daerah
Bank Sampah yang ada di Indonesia. BSM adalah permukiman dan di pantai.
lembaga yang berbadan hukum koperasi bekerjasama Pengelolaan sampah merupakan bagian
dengan Pemerintah Kota Malang dan Coorporate dari pengelolaan kebersihan. Pengertian bersih

72 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


sebenarnya bukan hanya berarti tidak adanya pengelolaan persampahan harus meliputi berbagai
sampah, melainkan juga mengandung pengertian sistem. Adapun aspek-aspek tersebut, yaitu: aspek
yang mengarah ke tinjauan estetika. Terdapat tiga kelembagaan, pembiayaan, pengaturan, peran serta
hal yang menjadi perhatian utama dan yang harus masyarakat, dan teknik operasional (lihat Tabel. 1).
dipertimbangkan secara matang dalam pengelolaan Menurut SK SNI T-13-1990-F, pada dasarnya
sampah,2 yaitu: identifikasi kondisi sistem sistem pengelolaan sampah perkotaan dilihat
pengelolaan sampah yang telah ada; definisi baik sebagai komponen-komponen subsistem yang
dan benar dalam hal pengelolaan sampah; dan pola saling mendukung, saling berinteraksi, dan saling
kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan. berhubungan satu sama lain. Kelima aspek tersebut
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan merupakan prasyarat awal agar manajemen
yang dilakukan untuk menangani sampah sejak persampahan dapat terlaksana dengan baik. Satu
ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara aspek dengan aspek lainnya terkait erat dan saling
garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi: mendukung. Kelembagaan berfungsi sebagai
pengendalian timbulan sampah, pengumpulan penggerak dan pelaksana, sehingga seluruh sistem
sampah, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan bisa beroperasi dengan baik. Pembiayaan yang
akhir (Sejati, 2004). meliputi anggaran dan sumber dana, utamanyadapat
Penanganan sampah tidaklah mudah, melainkan menyokong kebutuhan operasional.
sangat kompleks, karena mencakup aspek teknis, Sementara itu, masyarakat selaku penghasil
ekonomi dan sosiopolitis. Pengelolaan sampah sampah, berperan dalam mengurangi timbulan
adalah usaha untuk mengatur atau mengelola sampah sampah maupun dalam penyediaan dana. Dan yang
dari proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan, tak kalah pentingnya adalah dukungan regulasi
pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan yang menjadi payung hukum agar sistem dapat
akhir (DPU Cipta Karya, 1993). Sistem pengelolaan mencapai sasarannya secara efektif. Pengesahan
sampah adalah proses pengelolaan sampah yang Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
meliputi lima aspek. Kelima aspek tersebut Pengelolaan Sampah, merupakan langkah utama
berkaitan erat satu dengan yang lainnya membentuk dalam penerapan manajemen persampahan,
satu kesatuan, sehingga upaya untuk meningkatkan terutama dalam aspek pengaturan.
Tabel 1. Aspek-aspek Manajemen Persampahan3
No. Aspek Peran Pokok Keterangan
1 Aspek menggerakan, Terdiri dari:
Kelembagaan mengaktifkan dan -- Bentuk dan pola kelembagaan
mengarahkan sistem -- Sistem manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
untuk jenjang strategis, teknik maupun operasional)
2 Aspek merupakan komponen struktur pembiayaan terdiri dari:
Pembiayaan sumber dalam arti supaya -- anggaran
sistem mempunyai kinerja -- alternatif sumber pendanaan
yang baik
3 Aspek komponen yang menjaga Fungsi dari peraturan:
Pengaturan pola/dinamika sistem agar -- Sebagai landasan pendirian instansi pengelola (Dinas,
(dasar dapat mencapai sasaran Perusahaan Daerah dan lainnya)
hukum) secara efektif. -- Sebagai landasan pemberlakuan struktur tarif
-- Sebagai landasan ketertiban umum (masyarakat) dalam
pengelolaan persampahan
4. Aspek komponen yang tidak Bentuk peran serta masyarakat dalam:
Peran Serta bersifat subsistem tapi -- Teknis operasional pengumpulan sampah dari mulai sumber
Masyarakat terikat erat sebagai sampai pembuangan akhir
penyediaan kapasitas kerja -- Pendanaan
maupun pendanaan.
5. Aspek Teknik komponen yang paling Terdiri dari sarana, prasarana, perencanaan, dan tata cara teknik
Operasional dekat dengan obyek operasional pengelolaan sampah untuk kegiatan:
pengelolaan sampah -- Pewadahan
-- Pengumpulan
-- Pengangkutan
-- Pembuangan akhir

“Dasar Pengelolaan Sampah Kota”, dari http://www.


2

docstoc.com/docs/34499795/Dasar-Pengelolaan-Sampah-
Kota, diakses tanggal 2 Februari 2014. 3
Ibid

Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 73
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dan memasarkan sampah tersebut perlu suatu
Kastaman (2004) dalam Koesrimardiyati wadah. Disinilah dapat dilihat pentingnya Bank
(2011) mendefinisikan pengelolaan sampah Sampah sebagai sarana bagi masyarakat untuk
berbasis masyarakat sebagai suatu pendekatan menabung, meningkatkan sosio-ekonomi, sekaligus
pengelolaan sampah yang didasarkan pada memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan
partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah dan sampah.
lembaga lainnya hanyalah sebagai motivator dan Menurut Aryenti (2011), Bank Sampah
fasilitator. Douglas, dkk. (1994) menyatakan adalah tempat menabung sampah yang telah
bahwa pengelolaan lingkungan hidup memerlukan terpilah menurut jenis sampah. Cara kerja Bank
adanya fasilitasi dan implementasi upaya berbasis Sampah pada umumnya hampir sama dengan bank
masyarakat sebagai suatu strategi pemberdayaan lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan
dan peningkatan akses mereka kepada sumber daya manajemen pengelolaannya. Apabila dalam bank
lingkungan hidup yang penting, terutama tanah, umum yang disetorkan nasabah adalah uang, akan
infrastruktur, dan pelayanan. tetapi dalam Bank Sampah yang disetorkan adalah
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat sangat sampah yang mempunyai nilai ekonomis.
penting, karena kegiatan tersebut dilakukan oleh Bank sampah sebaiknya dikelola oleh
anggota komunitas itu sendiri. Mereka mengambil orang yang kreatif dan inovatif, serta memiliki
keputusan yang terkait dengan kehidupan mereka jiwa kewirausahaan, agar dapat meningkatkan
sendiri. Hal ini akan menjadi lebih tepat guna jika pendapatan masyarakat. Sistem kerja Bank
disesuaikan dengan kebutuhan lokal serta prioritas Sampah dilakukan berbasis rumah tangga, dengan
dan kapasitas mereka (Sutandyo-Buchholz, 2005 memberikan reward kepada yang berhasil memilah
dalam Koesrimardiyati, 2011). dan menyetorkan sejumlah sampah.
Anschütz (1996) secara spesifik menyebutkan Konsep Bank Sampah mengadopsi menajemen
bahwa program pengelolaan sampah berbasis bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana
masyarakat seringkali gagal karena rendahnya untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan
partisipasi rumah tangga. Apabila pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan
sampah tidak dianggap sebagai suatu kebutuhan, gemar menabung untuk masyarakat dan anak-
maka akan berimbas pada partisipasi dan anak. Metode Bank Sampah juga berfungsi untuk
kesediaan membayar yang rendah. Sementara memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap
itu Koesrimardiyati (2011) menyatakan bahwa kebersihan.
kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat
dapat terus berlanjut apabila terjadi perubahan Bank Sampah di Indonesia
perilaku warga yang mengelola sampahnya Strategi nasional kebijakan penanganan
secara mandiri, dengan disertai pengorganisasian sampah melalui program 3R adalah: pengurangan
masyarakat yang berpusat pada perempuan di sampah, penanganan sampah, pemanfaatan
tingkat komunitas, yang salah satu unitnya adalah sampah, peningkatan kapasitas pengelolaan, dan
Rukun Warga. pengembangan kerja sama. Sedangkan UU No.
Pendekatan pengelolaan sampah 3R membuka 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
pandangan dan wawasan baru bagi masyarakat mengatakan bahwa pengelolaan sampah rumah
dalam mengelola sampah. Sampah tidak lagi tangga, terdiri dari pengurangan sampah sampah
dipandang barang tidak berguna, akan tetapi dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang
melalui pendekatan 3R, sampah dapat dijadikan dimaksud, meliputi: pembatasan timbulan sampah,
sesuatu yang bernilai tambah. Oleh karena itu, daur ulang sampah dan pemanfaatan kembali
keterlibatan masyarakat untuk berperan serta sampah.
dalam kegiatan daur ulang sangat diperlukan, Pengelolaan sampah di tingkat komunitas
baik sebagai produsen, maupun sebagai anggota melalui Bank Sampah, pertama kali dilakukan
masyarakat penghasil sampah. sejak 2008 lalu di Desa Badegan Kabupaten
Sampah akan memiliki nilai ekonomis Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
apabila berada dalam jumlah mencukupi untuk dengan nama Bank Sampah Gemah Ripah.4 Ide
diperdagangkan atau diproses lebih lanjut sebagai pendiriannya tercetus karena banyaknya kasus
barang-barang ekonomi, baik sebagai bahan demam berdarah di Bantul, dan kasusnya meningkat
baku (daur ulang) maupun sebagai komoditas tajam seiring dengan banyaknya tumpukan
perdagangan. Apabila masyarakat selaku
“Bank Sampah Ubah Sampah Jadi Uang, ”http://www.
4
penghasil sampah melakukan peran serta dalam bbc.co.uk/indonesia/majalah/ 2012/07/ 120710_ trashbank.
pengelolaan sampah, misal 3R; maka menampung shtml, diakses tanggal 3 Februari 2014.

74 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


sampah.5 Setelahnya, daerah-daerah lain juga turut menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang
mendirikan Bank Sampah, dan dari waktu ke waktu sehat, rapi, dan bersih. Bank Sampah juga didirikan
perkembangannya makin meningkat. untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang
Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk
konsep Bank Sampah di berbagai provinsi. Statistik kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.
perkembangan pembangunan Bank Sampah di Bank sampah adalah tempat untuk mengumpulkan
Indonesia pada bulan Februari 2012 menunjukkan berbagai macam sampah yang telah dipisah-
sebanyak 471 Bank Sampah telah berjalan. Dengan pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan
jumlah penabung sebanyak 47.125 orang dan jumlah ke tempat bengkel kerja lingkungan, hasil setoran
sampah yang terkelola adalah 755.600 kg/bulan dengan sampah akan ditabung dan dapat diambil atau
nilai perputaran uang sebesar Rp1.648.320.000,00 dicairkan dalam jangka waktu tertentu dengan
perbulan. Pada Mei 2012, angka statistik ini meningkat mengadopsi prinsip perbankan, jadi penyetor
menjadi 886 Bank Sampah, dengan jumlah penabung sampah akan mendapat buku tabungan.9
sebanyak 84.623 orang dan jumlah sampah yang Bank Sampah memiliki beberapa manfaat bagi
terkelola sebesar 2.001.788 kg/bulan serta menghasilkan manusia dan lingkungan hidup, seperti membuat
uang sebesar Rp3.182.281.000,00 perbulan.6 lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat
Sampai dengan tahun 2013 telah berdiri akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah
1.443 Bank Sampah di 56 kota, yang tersebar di menjadi barang ekonomis. Manfaat lain Bank
19 provinsi. Lebih dari dua juta kilogram sampah Sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah
per bulan yang berhasil diolah dengan adanya penghasilan masyarakat karena saat mereka
Bank Sampah. Sebagai penabung, masyarakat menukarkan sampah mereka akan mendapatkan
pun langsung memperoleh keuntungan ekonomi. imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam
Ada beberapa aktivitas pengurangan sampah yang rekening yang mereka miliki.
telah dikembangkan di Indonesia sebagai proyek Masyarakat dapat sewaktu-waktu mengambil
percontohan 3R di beberapa provinsi. Kementerian uang pada tabungannya saat tabungannya sudah
Pekerjaan Umum telah membangun kurang lebih terkumpul banyak.Imbalan yang diberikan kepada
525 fasilitas pengolahan sampah 3R pada periode penabung tidak hanya berupa uang, tetapi ada pula
2010-2014.7 yang berupa bahan makanan pokok seperti gula,
Bank Sampah berdiri karena adanya sabun, minyak dan beras;10 pembelian pulsa telepon
keprihatinan masyarakat akan lingkungan hidup gemgam, listrik, pembayaran jasa layanan air
yang semakin lama semakin dipenuhi dengan bersih; bahkan biaya sekolah, kredit kepemilikan
sampah, baik organik maupun anorganik. Semakin barang, dan asuransi kesehatan.11
banyak sampah, akan menimbulkan semakin Sampah-sampah yang disetorkan ke bank
banyak masalah. Oleh karenanya, diperlukan sampah dibedakan menjadi beberapa jenis,
pengolahan seperti membuat sampah menjadi misalnya: sampah organik, seperti potongan
bahan yang berguna. Pengelolaan sampah dengan sayuran atau sisa masakan; mapun nonorganik
sistem Bank Sampah ini diharapkan mampu seperti plastik, besi, dan lainnya. Bank Sampah
membantu pemerintah dalam menangani sampah menetapkan harga beli untuk masing-masing jenis
dan eningkatkan ekonomi masyarakat.8 sampah tersebut.
Tujuan utama pendirian Bank Sampah adalah Sampah yang masih dapat di daur ulang seperti
untuk membantu menangani pengolahan sampah bahan organik dapat dimanfaatkan untuk kompos
di Indonesia. Tujuan selanjutnya adalah untuk ataupun biogas. Sedangkan bahan nonorganik
didaur ulang menjadi berbagai perabotan seperti tas,
5
“Indonesia Pencetus Pertama Bank Sampah di Dunia,” sendal, dan lainnya. Ada beberapa Bank Sampah
http://www.teknopreneur.com/dinamika/teknopreneur- yang mempunyai alat pengolah sendiri seperti
indonesia-pencetus-pertama-bank-sampah-di-
dunia-11-11-2013-1522, diakses tanggal 3 Februari 2014. 9
“Pengertian Bank Sampah,” http://bplh.egref.com/index.
6
Buku: Profil Bank Sampah Indonesia 2013 http://www. php/wastebank/59-pengertian-bank-sampah, diakses
menlh.go.id/profil-bank-sampah-indonesia-2013/, diakses tanggal 4 Februari 2014.
tanggal 2 Februari 2014. 10
”Bank Sampah, Bersama Membangun Ekonomi Rakyat,”
7
“Forum Pertemuan 3R Asia Pasifik di Buka – Bahas http://blhkotabengkulu.web.id/index.php?option=com_
Pemecahan Sampah,” http://www.menlh.go.id/forum- content&view=article&id=194:bank-sampah, diakses tanggal
pertemuan-3r-asia-pasifik-di-buka-bahas-pemecahan- 4 Februari 2014, diakses tanggal 4 Februari 2014.
sampah/, diakses tanggal 3 Februari 2014. 11
“Dokter Gamal Penggagas Asuransi Kesehatan Sampah,”
8
“Latar Belakang Berdirinya BSM,” http://banksampah.org/ http://news.liputan6.com/read/2026824/dokter-gamal-
home.php?page=visi_misi/latar_belakang, diakses tanggal penggagas-asuransi-kesehatan-sampah, diakses tanggal 4
4 Februari 2014. Februari 2014.

Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 75
komposter, alat pembuat pelet plastik, dsb, sehingga merupakan sampah yang dibuang dengan cara yang
merekadapat menjual barang daur ulang dengan tidak semestinya, misal membuang ke sungai, lahan
harga yang lebih tinggi. Meskipun demikian, ada kosong, dan lainnya (jawaban tertulis dan wawancara
juga Bank Sampah yang hanya berfungsi sebagai dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
pemasok bagi pengepul. Mereka bekerja sama Kota Malang).
dengan pengepul yang rutin mengambil sampah Jumlah timbulan yang diangkut ke Tempat
bernilai ekonomis untuk didaur ulang. Pemrosesan Akhir (TPA) setiap harinya sebanyak
Alur kerja Bank Sampah dapat dilihat pada 420,98 ton yang bersumber dari aktivitas di lima
Gambar 1. kecamatan yang ada di Kota Malang. Ini berarti,

Gambar 1. Alur Kerja Bank Sampah


Bank Sampah dalam pelaksanaanya dapat sampah yang menjadi target pewadahan, pengumpulan,
mengurangi tingginya angka sampah di masyarakat pemindahan, dan pengangkutan yang menjadi tugas
dan di tempat pembuangan akhir (TPA). Dampaknya, DKP sehari-harinya adalah 420,98 ton atau ±68%
volume sampah yang ada di masyarakat dan TPA dari potensi timbulan yang ada. Sebanyak 186,46 ton/
dapat berkurang. Pengelolaan Bank Sampah juga hari atau 30% potensi timbulan dikelola di tingkat
mengikuti kaidah-kaidah yang terdapat dalam masyarakat dengan perlakuan, sebagai berikut:
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang dikompos 58,01 ton/hari (±9,35%), diolah pada tingkat
Pengelolaan Sampah, yang berprinsip 3R. Program rumah tangga (menjadi kerajinan) atau lapak (dijual)
pengelolaan sampah mandiri melalui Bank Sampah 110,95 ton/hari (±17,9%), diurug di halaman oleh
dewasa ini menjadi salah satu alternatif solusi masyarakat 15 ton/hari (±2,4%), dan diolah oleh Bank
bagi pemerintah maupun masyarakat, untuk Sampah Malang 2,5 ton/hari (±0,4%)(lihat Gambar 2).
POTENSI TIMBULAN
620 ton/hari
TIMBULAN TERTANGANI
607,44 ton/hari

TPA SUPIT URANG SWADAYA MASYARAKAT


420,98 ton/hari 186,46 ton/hari

Dikompos Bank Sampah Lapak dan Kerajinan Diurug langsung


58,01 ton/hari 2,5 ton/hari 110,95 ton/hari 15 ton/hari

Gambar 2. Neraca pengelolaan sampah Kota Malang


(Diolah dari dari: Presentasi DKP Kota Malang, 28 Mei 2013)

mengurangi terus meningkatkanya volume sampah Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa
yang semakin tidak terkendali. persentase sampah yang dikelola oleh Bank
Sampah masih relatif kecil dibanding dengan
Bank Sampah Malang (BSM) total timbulan sampah yang dihasilkan. Meskipun
Dengan penduduk sebanyak 895.838 jiwa Kota demikian, kecilnya persentase bukan satu-satunya
Malang memiliki potensi sampah 620 ton/hari. indikator untuk mengukur efektivitas pengelolaan
Sementara itu, dengan sistem yang ada, timbulan sampah. Diperlukan kajian terhadap aspek-aspek
sampah yang ditangani adalah 607,44 ton/hari manajemen persampahan, untuk mengkaji secara
atau ±98% dari potensi timbulan yang ada. Kurang lebih mendalam mengenai peran bank sampah
dari 2% sampah saja yang tidak terdeteksi sistem dalam mengatasi permasalahan sampah, khususnya
pengelolaannya. Kemungkinan sampah tersebut di Kota Malang.

76 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


Sejarah Pendirian Lingkungan Hidup pada tanggal 15 November
Gagasan pengembangan Bank Sampah di 2011.
Kota Malang muncul dari Bank Sampah “Gemah Bentuk kelembagaan BSM sudah sesuai
Ripah” di Badegan, Bantul yang didirikan oleh dengan aturan yang berlaku, meskipun Peraturan
Bapak Bambang Suwerda. Ide tersebut kemudian Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012
dipelajari dan dikaji oleh DKP untuk kemungkinan tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan
diterapkan di Kota Malang. Penerapannya Recycle melalui Bank Sampah baru dikeluarkan
dilakukan dengan menggunakan strategi yang oleh Pemerintah pada tanggal 7 Agustus 2012.
disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Kota Lembaga ini dibentuk atas keprihatinan DKP Kota
Malang. Malang (selaku instansi daerah yang bertanggung
Awalnya pemerintah kota telah memiliki jawab terhadap masalah sampah), Kader
Paguyuban Kader Lingkungan yang dibentuk Lingkungan Kota Malang, dan Tim Penggerak
oleh DKP, pada bulan Desember tahun 2010. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Paguyuban ini telah ikut membantu melakukan Kota Malang. Secara bersama-sama, mereka
sosialisasi tentang lingkungan kepada masyarakat, segera turun ke masyarakat, untuk mengajak dan
terutama dalam hal pengelolaan sampah. menumbuh kembangkan kepedulian sosial terhadap
Sosialisasi dilakukan masih sebatas himbauan dan lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah
penyadaran, belum sampai tahap implementasi dan penghijauan.
secara menyeluruh. Para kader lingkungan telah BSM didirikan atas kerjasama antara
memperkenalkan metode 3R dalam pemilahan Pemerintah Kota Malang dan CSR dari PT.
sampah kepada masyarakat. Dalam satu tahun PLN Distribusi Jawa Timur. BSM diharapkan
pertama telah terhimpun 16.000 kader. dapat menjadi wadah untuk membina, melatih,
Selanjutnya, pemerintah kota dan kader mendampingi, serta membeli dan memasarkan hasil
lingkungan mendirikan BSM yang berbentuk kegiatan pengelolaan sampah dari hulu (sumber),
koperasi fungsional kader lingkungan. Dengan dalam rangka pengurangan sampah di TPS/TPA;
bentuk koperasi dan memiliki AD/ART, lembaga dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan
lebih fokus pada misi sosial. Jumlah personil memanfaatkan sampah dengan 3R (reduce, reuse,
BSM adalah 21 orang yang terdiri dari lima orang recycle); serta perubahan perilaku masyarakat
dari DKP dan 16 orang dari masyarakat, dengan menuju lingkungan Kota Malang yang bersih,
periodisasi kepengurusan selama tiga tahun. sejuk, dan manfaat.
Untuk mengetahui sejauh mana manfaat Adapun struktur organisasi BSM adalah
dan keuntungan sampah dengan adanya BSM, sebagai berikut:
maka DKP membentuk tim untuk melakukan BSM terdiri dari unit-unit BSM yang tersebar
need assesment ke masyarakat pada bulan April di masyarakat, instasi pemerintah, individu,
2011.12 Tim ini pun aktif mengikuti rapat kerja maupun sekolah-sekolah. Sampai dengan April
nasional bank sampah, seperti di Kota Yogyakarta 2013, terdapat: 282 Unit BSM Masyarakat (yang
dan sempat magang di Kota Surabaya selama aktif 90%), 169 Unit BSM Sekolah (yang aktif
tiga hari. Belajar dari survei dan kunjungan kerja 60%), 24 Instansi (aktif), 434 Individu (aktif)
tersebut, BSM menyepakati 77 jenis sampah yang dan lapak/pengepul 5 unit.13 Sedangkan, total
harus diterima oleh BSM. Dengan mengetahui dan jumlah nasabah sampai Juli 2013 sebesar + 22.000
mempelajari aspek-aspek teknis dari beberapa Bank nasabah.14
Sampah terdahulu, maka pada tanggal 12 Agustus Berdasarkan paparan di atas, terlihat bahwa
2011 Bank Sampah Malang resmi berdiri. secara kelembagaan, BSM merupakan lembaga
masyarakat yang berdiri atas inisiatif tiga pihak,
Aspek Kelembagaan yakni masyarakat, pemerintah dan juga pihak
BSM merupakan lembaga masyarakat swasta. Masyarakat merupakan kader lingkungan,
berbentuk Koperasi, dengan akte notaris atas nama ibu-ibu PKK mempunyai kepedulian terhadap
Yudo Sigit Riswanto, SH, Nomor 9 Tahun 2011 pengelolaan sampah, sedangkan pemerintah (dalam
tanggal 12 Agustus 2011 dan pengesahan Walikota hal ini DKP Kota Malang) turut menginisiasi
Malang Nomor 518/18/35.73.112/2011 tanggal 16 pendirian BSM, mengingat tupoksinya sebagai
Agustus 2011. Kemudian diresmikan oleh Menteri instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
sampah di Kota Malang. Sementara itu, pihak
12
“PengelolaanSampah Kota Malang Melalui Bank Sampah“,
http://www.yipd.or.id/en/environment/pengelolaan- 13
Ibid.
sampah-kota-malang-melalui-bank-sampah, diaksestanggal 14
“Kata Pengantar,” http://banksampah.org/home.php?page=
5 Februari 2014. visi_misi/kata_pengantar, diakses tanggal 2 Februari 2014.

Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 77
PEMBINA
PEMKOT MALANG & CSR PLN

Gambar 3. Struktur Organisasi Bank Sampah Malang


(“TeknisManajemen Bank Sampah: Studi pada Bank Sampah Malang di Kota Malang” Direktur BSM, makalah
yang dipresentasikan di kantor BSM tanggal 30 Mei 2013)
swasta, dalam hal ini PLN Distribusi Jawa Timur, Jika dilihat pada Gambar 3, Pemerintah dan
turut serta memberikan fasilitas pendanaan di pihak swasta (PLN) berperan sebagai pembina.
awal, untuk mendukung modal awal berdirinya Dalam hal ini, Pemerintah turut mendukung agar
bank sampah ini. Selanjutnya, masyarakat yang secara organisasi, BSM dapat berjalan dengan baik.
kemudian berperan besar dalam berdirinya BSM. Sementara itu, pihak swasta mendukung secara
BSM berjalan sebagai lembaga masyarakat,yang operasional, dengan memberikan dana di awal
memiliki perangkat, dan berbadan hukum koperasi. untuk mempersiapkan kelengkapan teknis.
Prinsip kegiatannya berlandaskan pada gerakan BSM memiliki nasabah berupa individu,
ekonomi rakyat, dengan asas kekeluargaan. Salah kelompok binaan, dan supplier/lapak, dengan
satu prinsip koperasi, yaitu keanggotaan yang persyaratan masing-masing berbeda. Untuk nasabah
bersifat sukarela dan terbuka, serta pengelolaan individu/perorangan, syaratnya menyerahkan
yang dilakukan secara demokrasi. fotokopi KTP, memilah (mengelompokkan sampah
Koperasi mempunyai tujuan untuk sesuai standar BSM), dan membawa sampahnya ke
menyejahterakan masyarakat pada umumnya dan BSM.
anggota pada khususnya. Oleh karena itu, sebagai Untuk nasabah kelompok binaan, ada dua
usaha meningkatkan kesejahteraan anggotanya, bentuk, yaitu kelompok sekolah dan kelompok
koperasi berusaha semaksimal mungkin untuk masyarakat. Untuk kelompok binaan yang
bersifat dan berlaku adil. Koperasi juga menerapkan merupakan kelompok masyarakat, syaratnya
prinsip kemandirian, dengan tidak berada di bawah membentuk pengurus unit yang terdiri dari Ketua,
naungan organisasi lain, dan tidak bergantung, serta Sekretaris, dan Bendahara; memiliki anggota
mengandalkan organisasi lain. Koperasi berdiri kelompok minimal 17 anggota atau 20 anggota
sendiri dengan membentuk struktur organisasi termasuk pengurus yang bertempat tinggal
sendiri,untuk mengelola dan menjalankan kegiatan dalam 1 wilayah; mempunyai komitmen untuk
usahanya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mengumpulkan, memilah dan menjual (menabung)
kesejahteraan anggota dan masyarakat. sampah ke BSM; dan sampahnya diambil di tempat
Apabila BSM dapat menerapkan sepenuhnya dan diberikan batasan, misalnya minimal 50 kg per
prinsip-prinsip koperasi dalam menjalankan pengambilan.
organisasnya, maka secara kelembagaan, BSM Untuk kelompok binaan yang merupakan
dapat dinilai sebagai lembaga yang turut serta sekolah, persyaratannya sama seperti di atas, kecuali
mengelola persampahan, sekaligus melakukan jumlah anggota minimalnya adalah 37 anggota (5
upaya pemberdayaan masyarakat (dalam hal ini kelas) atau 40 anggota termasuk pengurus. Selain itu,
anggotanya). diharapkan setiap kelompok/unit binaan memiliki
sarana dan prasarana sebagai berikut:

78 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


a) Timbangan; memberikan PAD ke Pemerintah Kota Malang
b) buku induk, untuk pencatatan jumlah sampah +Rp.250 juta per tahun. Tetapi, anggaran dari
dan nominal tabungan dari anggota kelompok; APBD tidak dimungkinkan memberikan bantuan
c) nota, untuk bukti transaksi pembelian sampah secara rutin kepada BSM, dikarenakan bentuk
yang disetor oleh anggota kelompok; kelembagaan BSM adalah Koperasi. Jika mengacu
d) buku tabungan untuk mencatat transaksi pada UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian,
keuangan anggota, baik penyetoran sampah, APBN atau APBD dimungkinkan diberikan kepada
berdasarkan nota maupun penarikan tabungan, koperasi sebagai modal dalam bentuk pinjaman
e) alat angkut (gerobak) apabila dibutuhkan (Pasal 66 ayat (2)).
untuk mengangkut sampah jika jarak gudang Jika BSM menjadi Perusahaan Daerah,
dengan lokasi pengambilan sampah oleh BSM Anggaran APBD dimungkinkan digunakan secara
jauh; dan rutin dalam bentuk penyertaan modal. Tetapi, hal
f) gudang, untuk mengumpulkan, memilah dan ini tidak disarankan, karena menurut Peraturan
menyimpang sampah dari anggota sebelum Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012
dilakukan pengambilan oleh BSM. tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse,
dan Recylce melalui Bank Sampah, kelembagaan
Sedangkan, untuk nasabah supplier/lapak,
bank sampah hanya dapat berbentuk koperasi atau
syaratnya mempunyai komitmen untuk bekerjasama
yayasan.
dan menyediakan serta menjual sampah dengan
Dari aspek pembiayaan, salah satu
spesifikasi khusus kepada BSM.
permasalahan yang dialami oleh BSM, yaitu nilai
Pengurus dari kelompok binaan, yakni ketua,
rupiah sampah yang masih rendah dan sebagian
sekretaris, dan bendahara, mempunyai tugas
masyarakat hanya menilai dari segi ekonomi saja,
dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Ketua,
sehingga masih sedikit masyarakat golongan
bertanggung jawab terhadap kegiatan unit/kelompok
ekonomi menengah ke atas yang menjadi nasabah
dan mengkoordinir seluruh anggota kelompok.
Bank Sampah. Berdasarkan data di BSM, untuk
Sekretaris, bertanggungjawab melakukan proses
unit BSM pada kelompok masyarakat hampir 80%,
penimbangan dan pencatatan nota dan administrasi
berasal dari kelompok masyarakat dengan status
kegiatan kelompok. Bendahara, bertanggung
sosial ekonomi menengah ke bawah. Pada tataran
jawab melakukan pencatatan transaksi pembelian
kelompok masyarakat kelas menengah ke atas,
sampah pada buku induk dan tabungan anggota.
masih sulit untuk melaksanakan kegiatan Bank
Termasuk menyimpan dan melakukan pembayaran
Sampah secara berkelompok atau membentuk
atas pembelian sampah, serta penarikan tabungan
unit. Mereka lebih cenderung melakukan secara
anggota kelompok. Meskipun demikian, dalam
individu, membawa sampah langsung ke BSM
kegiatan penimbangan dan pemilahan, selain
dengan menggunakan kendaraannya.
melakukan tugas utamanya, hendaknya seluruh
Permasalahan lainnya, yaitu terkait dengan
pengurus terlibat dan saling membantu.
harga sampah yang fluktuatif, mengikuti harga
pasar. Harga ditentukan atas permintaan bahan
Aspek Pembiayaan
baku dari sampah oleh perusahaan-perusahaan, di
Dari kegiatan BSM ini, jumlah sampah yang
dalam maupun luar negeri. Fluktuasi harga juga
terambil BSM rata-rata perhari adalah ± 2,5 ton (±
disebabkan karena masih banyaknya impor sampah
2 ton dari nasabah BSM dan ± 0,5 ton dari lapak/
yang masuk ke wilayah Indonesia.
pengepul). Jumlah total transaksi rata-rata per
Sementara itu, persaingan tidak sehat yang
hari ± Rp. 4 juta. Saat ini, penerimaan penjualan
terjadi antarlapak, terjadi karena lapak berbisnis
sampah dari sampah yang dicacah/giling maupun
secara murni, sebaliknya bank sampah –yang
yang tidak dicacah sebesar ±150 juta, dengan
mempunyai kedudukan minimal harus sama dengan
keuntungan ± 30 juta per bulan (wawancara dengan
lapak/pengepul dalam pembelian sampah– bukan
Direktur BSM, 30 Mei 2013).
murni kegiatan bisnis.
Meskipun demikian, keuntungan tersebut
Nasabah yang paham mengenai harga sampah,
masih lebih kecil, jika dibandingkan dengan
seringkali membandingkan harga sampah di Bank
pengeluaran yang harus ditanggung BSM untuk
Sampah dengan harga di lapak sekitarnya. Apabila
operasionalisasinya. BSM berharap dapat
harga beli di lapak lebih tinggi, nasabah memilih
memperoleh bantuan secara rutin dari pemerintah
menjualnya ke lapak daripada ke Bank Sampah.
daerah, untuk menutupi biaya operasional. Apabila
Kondisi ini menjadi salah satu kendala bagi BSM,
biaya operasional dapat ditangani oleh dana
karena harus menetapkan harga dengan berpatokan
pemerintah daerah, BSM memprakirakan dapat
pada harga lapak.

Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 79
Informasi mengenai sampah yang bernilai persampahan. Volume sampah yang ditangani
ekonomis masih dirahasiakan oleh sebagian pemerintah Kota Malang mencapai 607 ton per
besar lapak/pengepul. Jenis sampah tertentu yang hari. Sekitar 420 ton di antaranya diangkut ke TPA
mempunyai nilai tinggi, kadangkala disamakan Supit Urang, sisanya sekitar 186 ton dikelola oleh
dengan sampah yang mempunyai nilai rendah. masyarakat.15 Ini artinya, lebih dari 30% timbulan
Misalnya:blowingyang disamakan dengan plastik sampah di Kota Malang dikelola melalui program-
kertas. Bahkan, Bank Sampah dianggap sebagai program yang berbasis masyarakat.
pesaing baru oleh pebisnis lapak. Oleh karena itu, Bank Sampah merupakan salah satu program
Bank Sampah harus memiliki segmen baru yang pemberdayaan masyarakat di bidang persampahan.
tidak sama dengan lapak. Bank Sampah Malang yang pada mulanya diinisiasi
oleh DKP Kota Malang dan selanjutnya tumbuh
Aspek Pengaturan berkembang menjadi lembaga mandiri, dinilai oleh
Dalam aspek kebijakan/hukum, Pemerintah Kementerian Lingkungan Hidup cukup berhasil
Daerah Kota Malang telah menerbitkan Peraturan menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi
Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2010 tentang dalam pengelolaan sampah di Kota Malang.
Pengelolaan Sampah. Hal ini menunjukkan adanya BSM memiliki nasabah berbentuk individu,
komitmen tegas Pemerintah Kota Malang dalam kelompok binaan, dan supplier/lapak dengan
mengelola sampah sesuai dengan kaidah yang benar. persyaratan masing-masing berbeda. Nasabah
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kelompok binaan terdiri dari dua bentuk yaitu
kelembagaan BSM berbentuk koperasi. Secara kelompok sekolah dan kelompok masyarakat.
hukum, BSM telah memiliki akte, SIUP, TDP, HO Untuk kelompok masyarakat disyaratkan untuk
dan Ijin Usaha Industri (IUD). BSM pun sedang membentuk pengurus unit yang terdiri dari Ketua,
merintis pembentukan paguyuban lapak-lapak Sekretaris, dan Bendahara; memiliki anggota
dengan harapan agar terbentuk etika dalam usaha. kelompok minimal 17 anggota atau 20 anggota
Paguyuban lapak tersebut merupakan wahana termasuk pengurus yang bertempat tinggal
untuk mengatur agar BSM dapat bekerja sama lebih dalam 1 wilayah; mempunyai komitmen untuk
profesional dengan para pengepul. Dalam hal ini, mengumpulkan, memilah dan menjual (menabung)
BSM bisa menjadi produsen sekaligus konsumen sampah ke BSM; dan sampahnya diambil di tempat
bagi lapak-lapak tersebut. Adanya aturan formal dan diberikan batasan, misalnya minimal 50 kg
misalnya perjanjian kerja sama, atau setidaknya per pengambilan. Sementara untuk kelompok
nota kesepahaman, antara BSM dengan lapak- binaan yang merupakan sekolah, persyaratan
lapak merupakan langkah yang baik, agar dapat sama kecuali jumlah anggota minimalnya adalah
melakukan kerja sama yang saling menguntungkan. 37 anggota (5 kelas) atau 40 anggota termasuk
Dalam menjalankan kegiatannya, BSM pengurus. Selain itu, diharapkan setiap kelompok/
membuat aturan internal, antara lain: unit binaan memiliki sarana dan prasarana sebagai
1) Syarat-syarat menjadi nasabah BSM; berikut: timbangan, buku induk untuk pencatatan
mekanisme pendaftaran menjadi kelompok/ jumlah sampah dan nominal tabungan dari anggota
unit binaan; kelompok, nota untuk bukti transaksi pembelian
2) Surat pernyataan komitmen menjadi anggota sampah yang disetor oleh anggota kelompok,
binaan BSM; buku tabungan untuk mencatat transaksi keuangan
3) Mekanisme penyetoran; anggota baik penyetoran sampah berdasarkan nota
4) Manajemen tabungan; maupun penarikan tabungan, alat angkut (gerobak)
5) Penjadwalan dan pengambilan sampah dari apabila dibutuhkan untuk mengangkut sampah jika
kelompok binaan; dan jarak gudang dengan lokasi pengambilan sampah
6) Pencatatan transaksi pembelian sampah dan oleh BSM jauh, serta gudang untuk mengumpulkan,
mekanisme kerja unit BSM dengan BSM. memilah dan menyimpang sampah dari anggota
sebelum dilakukan pengambilan oleh BSM.
Aturan tersebut dibuat oleh BSM dan
Sedangkan untuk nasabah supplier/lapak syaratnya
disosialisasikan ke nasabah dan unit/kelompok
mempunyai komitmen untuk bekerjasama dan
binaan.
menyediakan serta menjual sampah dengan
spesifikasi khusus kepada BSM.
Aspek Peran Serta Masyarakat
Pengurus dari kelompok binaan, yakni ketua,
Hal lain yang menarik untuk dijadikan pelajaran
sekretaris, dan bendahara mempunyai tugas
dari Kota Malang, yaitu adanya peran serta
masyarakat yang sangat tinggi dalam pengelolaan
15
Ibid.

80 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Ketua masih rendah, yakni baru 2% dari total jumlah
bertanggungjawab terhadap kegiatan unit/kelompok penduduk. Hal ini menjadi bukti bahwa belum
dan mengkoordinir seluruh anggota kelompok. semua kalangan dapat diakses atau mengakses BSM.
Sekretaris bertanggungjawab melakukan proses Bedasarkan wawancara dengan DKP Kota Malang,
penimbangan dan pencatatan nota dan administrasi kesadaran masyarakat untuk memilah sampah supaya
kegiatan kelompok. Bendahara bertanggungjawab mempunyai nilai ekonomis masih rendah. Apalagi
melakukan pencatatan transaksi pembelian sampah di BSM jenis sampah yang harus terpilah terdapat
pada buku induk dan tabungan anggota, serta 70 jenis sampah. Sehingga untuk melakukannya
menyimpan dan melakukan pembayaran atas diperlukan kecermatan, ketelitian dan waktu yang
pembelian sampah dan penarikan tabungan anggota lama, hal in menjadi kendala tersendiri terutama
kelompok. Meskipun demikian, dalam kegiatan bagi masyarakat yang belum terbiasa melakukan
penimbangan dan pemilahan seyogyanya semua pemilahan. Untuk itu perlu ada pendampingan.
pengurus terlibat dan saling membantu selain tugas Nilai rupiah sampah rendah dan sebagian
utamanya. masyarakat hanya menilai dari segi ekonomis saja
Kelompok binaan ini menjadi unit-unit BSM. sehingga untuk masyarakat golongan ekonomi
Sampai bulan April 2013 nasabah BSM mencapai menengah k eatas yang menjadi nasabah Bank
±21.000 (+2% dari penduduk Malang yang Sampah masih sangat sedikit. Berdasarkan data di
berjumlah +82.000 jiwa) nasabah yang terdiri dari BSM untuk unit BSM pada kelompok masyarakat
282 unit BSM masyarakat (yang aktif 90%), 169 hampir 80% berasal dari kelompok masyarakat
unit BSM sekolah (yang aktif 60%), 24 instansi dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah.
(aktif), 434 individu (aktif), 5 unit lapak/pengepul Pada kelompok masyarakat kelas menengah ke
(wawancara dengan Direktur BSM, 30 Mei 2013). atas kesulitan untuk melaksanakan kegiatan Bank
Dengan banyaknya masyarakat yang menjadi Sampah secara berkelompok atau membentuk unit.
nasabah BSM dan serta terlibat aktif di dalamnya Tetapi mereka lebih cenderung melakukan secara
menunjukkan partisipasi warga dalam pengelolaan individu dengan membawa langsung sampahnya ke
sampah sudah cukup baik. Unit BSM yang berada BSM dengan menggunakan kendaraan pribadinya.
di sekolah merupakan salah satu hal yang bisa Hambatan lainnya adalah belum adanya
menjadi percontohan adanya peran serta sektor pemahaman yang sama antara masyarakat, tokoh-
pendidikan dalam pengelolaan sampah. BSM telah tokoh masyarakat, RT/RW dan pemerintah terutama
memberdayakan semua unsur masyarakat di tingkat pada tingkat kelurahan terkait dengan manfaat
keluarga (bapak/ibu, anak-anak) sampai di tingkat dari Bank Sampah. Masih adanya pemahaman
RT/RW dalam pengelolaan sampah rumah tangga. bahwa Bank Sampah sama dengan pekerjaan
Muncul kesadaran masyarakat untuk memilah lapak atau pemulung, merupakan pekerjaan hina
sampahnya, mendaur ulang sampah anorganiknya atau rendahan, dan bahwa kegiatan apapun terkait
menjadi barang-barang kerajinan (produk daur ulang), sampah pasti bau termasuk kegiatan Bank Sampah.
mengolah sampah organiknya menjadi kompos. Kendala seperti hal tersebut perlu ditangani
Lebih lanjut lagi, BSM juga melengkapi dengan terus menerus melakukan sosialisasi
kegiatan pengelolaan sampah di Kampung Zero dan pembuktian bahwa BSM benar-benar dapat
Waste sehingga kegiatan pengelolaan sampah juga memberikan manfaan bagi masyarakat. Tidak
dapat memberi keuntungan secara ekonomis bagi hanya dari aspek lingkungan tetapi juga ekonomis.
masyarakatnya. Kampung Zero Waste merupakan
kampung hijau di Kota Malang yang telah mampu Aspek Teknik Operasional
meminimalisir sampah yang dihasilkannya dengan Mekanisme yang diberlakukan di BSM, yaitu
melakukan 3R dan mengembangkan unit BSM. dengan memilah sampah, masyarakat langsung
Di kampong Zero Waste ini sampah anorganik mendapatkan keuntungan ekonomi, yang dapat
dipilah melalui mekanisme manajemen BSM diakses melalui beberapa program tabungan, antara
sebagai nasabah unit BSM dengan jenis tabungan lain:
lingkungan. Selain itu sampah anorganik juga diolah 1. Tabungan Regular, diambil sewaktu-waktu,
kembali menjadi kerajinan yang pemasarannya minimal dalam jangka waktu satu bulan;
di antaranya dilakukan melalui BSM (Presentasi 2. Tabungan Lebaran, diambil pada waktu
Walikota Malang yang berjudul “Pengelolaan menjelang lebaran untuk kebutuhan saat
Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Malang” merayakan hari raya;
pada Adipura Kencana 2013.) 3. Tabungan Sekolah, diambil pada waktu ajaran
Apabila dilihat secara kuantitas, persentase sekolah untuk kebutuhan tahun ajaran baru
masyarakat Malang yang menjadi nasabah BSM siswa;

Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 81
4. Tabungan Sembako, diambil bukan dalam mengurangi peningkatan volume sampah yang
bentuk uang tetapi dalam bentuk sembako semakin tidak terkendali. Sosialisasi pengelolaan
sesuai dengan nilai tabungan; sampah mandiri melalui Bank Sampah, sampai
5. Tabungan Lingkungan, yaitu tabungan dibentukan saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah
dalam berupa sarana untuk lingkungan seperti kota maupun kabupaten. Selain memberikan
tong sampah, tanaman, komposter, gerobak, dll; dampak positif bagi lingkungan, dalam proses
dan pengelolaannya, bank sampah memiliki mekanisme
6. Tabungan Sosial, yaitu nilai tabungan akan relasi dan jaringan sosial yang bernilai ekonomis.
disalurkan kepada Panti Asuhan, Pondok BSM dapat berperan sebagai dropping point
Pesantren, dan Lembaga sosial lainnya sesuai bagi produsen untuk produk dan kemasan produk
dengan permintaan nasabah. yang masa pakainya telah usai. Sebagian tanggung
jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah,
Pengambilan sampah perhari dari 15 lokasi
menjadi tanggungjawab pelaku usaha pula. Dengan
kelompok, dengan menggunakan tiga armada
menerapkan pola ini, volume sampah yang dibuang
mobil pick up, rata-rata kapasitas sampah mencapai
ke TPA diharapkan dapat berkurang. Aspek-aspek
hingga +1 ton. Jumlah ini akan terus bertambah,
manajemen persampahan apabila diterapkan dengan
seiring dengan meningkatnya keaktifan kelompok-
optimal di BSM akan turut membantu pengelolaan
kelompok yang saat ini masih tahap pembelajaran
sampah di Kota Malang. Penerapan prinsip 3R
pemilahan.16
sedekat mungkin dengan sumber sampah juga
Kegiatan BSM juga mampu menarik kalangan
diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah
swasta untuk terlibat di dalamnya melalui kegiatan
secara terintegrasi dan menyeluruh, sehingga tujuan
Corporate Social Responsibility (CSR). Partisipasi
akhir kebijakan Pengelolaan Sampah Indonesia
dalam berbagai macam bentuk mulai dari pemberian
dapat dilaksanakan dengan baik.
dana cash sampai dengan bantuan hadiah-hadiah
dalam penyelenggaraan lomba kebersihan yang
Saran
dilaksanakan oleh BSM. Adapun perusahaan
Dalam rangka pengembangan bank sampah ke
swasta dan BUMD yang telah berpartisipasi di
depan, diperlukan adanya teknologi persampahan
antaranya: PT. PLN, Indo Maret, Bank Indonesia,
yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.
Bank Mandiri, Bank Danamon, dsb. Pihak Bank
Hal ini penting untuk menjaga kestabilan harga
Sampah juga mengembangkan kerjasama dengan
dan memotivasi nasabah dengan memberikan
PLN Jawa Timur, dimana pembayaran rekening
harga yang lebih tinggi terhadap sampahnya.
listrik dapat menggunakan sampah.17
Selain itu, diperlukan pula dukungan dan peran
Sementara itu, terkait dengan teknik
dari pemerintah daerah. Terutama dalam bentuk
operasional, BSM mengalami kendala mengenai
sosialisasi, pemberian dana hibah atau pinjaman
gudang/penyimpanan. Gudang yang biasa
modal, dan pelibatan pihak swasta, melalui
digunakan sebagai tempat menampung sampah
Corporate Social Responsibility (CSR), untuk
sementara yang ada di unit-unit BSM masih belum
membantu pengembangan Bank Sampah.
memadai. Sebagian besar masih menggunakan
garasi/teras rumah, kantor RW, pos kamling, atau
bangunan kosong di wilayahnya. Padahal gudang
untuk menampung sampah di unit bank sampah
DAFTAR PUSTAKA
ini merupakan prasarana yang harus ada dan
mempunyai peranan vital untuk menjaga kualitas
sampah.
Buku
Penutup
Aryeti. 2011. Peningkatan Peranserta Masyarakat
Simpulan Melalui Gerakan Menabung pada Bank Sampah
Program pengelolaan sampah mandiri melalui di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong
Bank Sampah, telah menjadi salah satu alternatif Bandung. Jurnal Permukiman, Vol. 6 No. 1 April
solusi bagi pemerintah dan masyarakat. Solusi untuk 2011: 40-46.
16
“Profil Bank Sampah Indonesia 2012”, Asisten Deputi Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu Lingkungan.
Pengelolaan Sampah Deputi Pengelolaan B3, Limbah B3 Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
dan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup, 2012.
17
“Di Malang Bayar Listrik Bisa Pakai Sampah”, http:// Crememisinoff, Nicholas P. 2003. Handbook of Solid
regional.kompas.com/read/2012/11/02/17210372/, diakses Waste Management and Waste Minimization
pada 11 Maret 2013. Technology, Amsterdam: Butterwoth-Heinemann.

82 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


Douglas, M., Lee, Y.S., dan K. Lowry. 1994. Urban Rahmat Hidayat, Direktur Bank Sampah Malang,
Poverty and Environmental Management in Asia. “Teknis Manajemen Bank Sampah: Studi pada
Asian Journal of Environmental Management 2(1). Bank Sampah Malang di Kota Malang,” makalah
yang dipresentasikan di kantor BSM tanggal 30
Hadiwiyoto, Soewedo. 1983. Penanganan dan
Mei 2013.
Pemanfaatan Sampah. Jakarta: Yayasan Idayu.
SK SNI S-04-1993-03 tentang Spesifikasi Timbulan
Hartanto. Widi. 2006. Kinerja Pengelolaan Sampah
Sampah untuk Kota Besar dan Kota Sedang.
Di Kota Gombong Kabupaten Kebumen.
Thesis. Program Pascasarjana Magister Teknik Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan
Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Kota Sedang di Indonesia: SK SNI-S 04-1993-03,
Diponegoro Semarang. Yayasan LPMB Bandung, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Inoguchi, Takashi, Edward Newman, Glen Paoletto.
2003, Kota dan Lingkungan Pendekatan Baru Statistik Indonesia Tahun 2001, Biro Pusat Statistik.
Masyarakat Berwawasan Ekologi, Jakarta: Pustaka
Statistik Persamapahan Indonesia Tahun 2008,
LP3ES.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik
Kodoatie, Robert J. 2003. Manajemen dan Rekayasa Indonesia.
Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman: SK
Nag, A. Vijayakumar. 2005. Environmental Education SNI-T 12-1994-03, Yayasan LPMB Bandung,
and Solid Waste Management, New Delhi: New Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Age International Publisher.
Tata Cara Teknik Pengelolaan Sampah Perkotaan:
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel SK SNI-T 13-1990-F, Yayasan LPMB Bandung,
Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu, Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Yogyakarta: Kanisius. Sampah.
Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku
Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka. Internet
Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan Kota Tinjauan ”Bank Sampah, Bersama Membangun Ekonomi Rakyat,”
Regional dan Lokal. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan. http://blhkotabengkulu.web.id/index.php?
option=com_content& view=article&id=194:bank-
Suriawiria. U. 1980. Sampah Krisis Baru di Tahun sampah, diakses tanggal 4 Februari 2014, diakses
2000-an. Jurnal Widyapura No. 4 Tahun III. KP2L. tanggal 4 Februari 2014.
Jakarta.
“Bank Sampah Ubah Sampah Jadi Uang”, http://www.
Tchobanoglous, H.H, Theisen & S.A. Vigil. 1993. bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/07/120710_
Integrated Solid Waste Management. New York: trashbank. shtml, diakses tanggal 3 Februari 2014.
McGraw-Hill International Edition.
“Dasar Pengelolaan Sampah Kota”, dari http://www.
Widyatmoko, Sintorini. 2002. Menghindari, Mengolah docstoc.com/docs/34499795/Dasar-Pengelolaan-
dan Menyingkirkan Sampah. Jakarta: Abadi Tandur. Sampah-Kota, diakses tanggal 2 Februari 2014.
“Di Malang Bayar Listrik Bisa Pakai Sampah”, http://
Dokumen regional.kompas.com /read/2012/11/02/17210372/,
Anschütz, J. 1996. Community-based Solid Waste diakses pada 11 Februari 2013.
Management and Water Supply Projects: Problems
“Di Malang Bayar Listrik Bisa Pakai Sampah”, http://
and Solutions Compared – a survey of the literature.
regional.kompas.com /read/2012/11/02/17210372/,
Urban Waste Expertise Programme (UWEP)
diaksespada 11 Februari 2013.
Nieuwehaven. UWEP Working Document 2.
“Dokter Gamal Penggagas Asuransi Kesehatan
Modul Pelatihan Manajemen Persampahan, Ditjen Cipta
Sampah,” http://news.liputan6. com/read/2026824/
Karya Departemen Pekerjaan Umum, hal. 199.
dokter-gamal-penggagas-asuransi-kesehatan-
Presentasi Walikota Malang yang berjudul “Pengelolaan sampah, diakses tanggal 4 Februari 2014.
Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Malang”
“Forum Pertemuan 3R Asia Pasifik Dibuka Bahas
pada Adipura Kencana 2013.
Pemecahan Sampah,” http://www. menlh.go.id/
Profil Bank Sampah Indonesia 2012, Asisten Deputi forum-pertemuan-3r-asia-pasifik-di-buka-bahas-
Pengelolaan Sampah Deputi Pengelolaan B3, pemecahan-sampah/, diakses tanggal 3 Februari
Limbah B3 dan Sampah, Kementerian Lingkungan 2014.
Hidup, 2012.

Anih Sri Suryani, Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah | 83
“Indonesia Hasilkan 625 Juta Liter Sampah Sehari”http:// “Pengelolaan Sampah Kota Malang Melalui Bank
www.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/ Sampah“, http://www.yipd.or.id/en/environment/
Indonesia-Hasilkan-625-Juta-Liter-Sampah- pengelolaan-sampah-kota-malang-melalui-bank-
Sehari, diakses tanggal 2 Februari 2014. sampah, diakses tanggal 5 Februari 2014.
“Indonesia Pencetus Pertama Bank Sampah di “Pengertian Bank Sampah,” http://bplh.egref.com/
Dunia” http://www.teknopreneur. com/dinamika/ index.php/wastebank/59-pengertian-bank-sampah,
teknopreneur-indonesia-pencetus-pertama-bank- diakses tanggal 4 Februari 2014.
sampah-di-dunia-11-11-2013-1522, diakses tanggal
“Profil Bank Sampah Indonesia 2013” http://www.
3 Februari 2014.
menlh.go.id/profil-bank-sampah-indonesia-2013/,
“Kata Pengantar” http://banksampah.org/home.php? diakses tanggal 2 Februari 2014.
page=visi_misi/kata_pengantar, diakses tanggal 2
“Profil Bank Sampah Indonesia 2013”, buku terbitan
Februari 2014.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik
“Latar Belakang Berdirinya BSM” http://banksampah. Indonesia, http://www.menlh.go.id/profil-bank-
org/home.php?page=visi_misi/latar_belakang, sampah-indonesia-2013/, diakses tanggal 2
diakses tanggal 4 Februari 2014. Februari 2014.

84 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai