Anda di halaman 1dari 23

UNIVERSITAS INDONESIA

Isu-Isu Strategis Pada Sektor Publik


Mata Kuliah - Perencanaan Stratejik Sektor Publik (Kelas A)

Kelompok 11

Mira Restiana (1706052422)


Nurul Septiyanti Pratiwi (1706976125)
Rienditha Rivani Putri (1706052284)
Shalimar (1706052435)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
DEPOK
2020
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
A. Isu-Isu Strategis Pada Sektor Publik................................................................................4
Isu-isu Strategis dalam Sektor Publik di Dalam Negeri.....................................................4
Pengurangan Kemiskinan............................................................................................4
Kedaulatan Pangan dan Energi....................................................................................5
Tata Kelola Pemerintahan...........................................................................................6
Isu Strategis dalam Sektor Publik di Luar Negeri.............................................................7
Pergeseran Peran Ekonomi Kawasan Asia Pasifik dalam Perekonomian Global............7
Bantuan Kemanusiaan dan Tanggap Bencana..............................................................7
Kejahatan Lintas Negara Baru dan Berkembang.........................................................8
B. Masalah atau Kendala Strategis dalam Sektor Publik.......................................................8
Masalah Strategis di Dalam Negeri...................................................................................8
Masalah Ekonomi........................................................................................................8
Masalah Kedaulatan Pangan dan Energi......................................................................9
Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia........................................................10
Masalah Strategis di Luar Negeri...................................................................................11
Masalah Kemiskinan.................................................................................................11
Masalah Pemenuhan Gizi dan Pangan.......................................................................11
Masalah Ketahanan Energi........................................................................................12
C. Perkembangan Isu Strategis dalam Sektor Publik...........................................................12
Perkembangan Isu Strategis dalam Sektor Publik (Dalam Negeri)..................................12
Kemiskinan...............................................................................................................12
Kedaulatan Pangan dan Energi..................................................................................13
Tata Kelola Pemerintahan.........................................................................................14
Perkembangan Isu Strategis dalam Sektor Publik (Luar Negeri).....................................14
Globalisasi dan Perkembangan Teknologi..................................................................14
Perekonomian...........................................................................................................15
Kelaparan................................................................................................................. 15
D. Capaian Terkini Isu Strategis dalam Sektor Publik.........................................................16
Capaian Terkini Isu Strategis dalam Sektor Publik dalam Negeri...................................16
Kemiskinan...............................................................................................................16
Kedaulatan Pangan dan Energi..................................................................................16

2
Tata Kelola Pemerintahan.........................................................................................17
Capaian Terkini Isu Strategis dalam Sektor Publik Luar Negeri.....................................18
Kemiskinan...............................................................................................................18
Pangan dan Gizi........................................................................................................19
Energi....................................................................................................................... 19
Daftar Referensi.................................................................................................................... 22

3
A. Isu-Isu Strategis Pada Sektor Publik
Isu strategis berasal dari berbagai permasalahan yang sedang dihadapi, tantangan dan
juga potensi pembangunan yang dapat dikembangkan. Dalam hal merumuskan isu strategis
melewati berbagai pertimbangan diantaranya hal yang memiliki pengaruh besar terhadap
pencapaian sasaran nasional. Isu strategis yang dimiliki sektor publik dapat dicontohkan yang
ada di dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 dan Rancangan Teknokratik RPJMD
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023. Isu strategis merupakan tugas dan tanggung jawab
dari Pemerintah dalam hal ini contohnya Pemerintah Daerah Jawa Tengah, isu strategi dapat
berdampak terhadap daerah dan masyarakat, sehingga dengan adanya isu strategis seharusnya
dapat mempermudah dalam melakukan pengelolaan dan menentukan prioritas dari daerah.
Isu strategis yang akan dibahas dalam paper ini adalah kemiskinan, kedaulatan pangan dan
energi, serta tata kelola pemerintahan.

Tabel 1. Perkembangan Isu-Isu Strategis dalam RPJMD Jawa Tengah

RPJMD Jawa Tengah Tahun 2013-2018 RPJMD Jawa Tengah Tahun 2018-2023

Pengurangan Kemiskinan Kemiskinan

Pengurangan Pengangguran Daya Saing Ekonomi

Pembangunan Infrastruktur Kualitas dan Daya Saing SDM

Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan dan Energi

Kedaulatan Energi Kesenjangan Wilayah

Tata Kelola Pemerintahan, Demokratisasi, Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup


dan Kondusivitas Daerah

Tata Kelola Pemerintahan


Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2020

1. Isu-isu Strategis dalam Sektor Publik di Dalam Negeri


 Pengurangan Kemiskinan
Isu kemiskinan sampai dengan saat ini masih tetap menjadi isu yang belum dapat
teratasi dengan selesai. Dalam fenomena empiris, secara historis mengemukakan bahwa akar
dari permasalahan kemiskinan terletak dalam hubungan-hubungan kekuasaan yang terbentuk
dari cara produksi – konsumsi manusia terhadap sumber daya strategis, diantaranya seperti
tanah, air, udara. Serta akses pembangunan seperti, keterlibatan masyarakat dalam

4
pengambilan keputusan publik juga ruang dan waktu. Kemiskinan adalah permasalahan dari
pembangunan yang bersifat multidimensi dan menjadi hal sangat penting untuk diselesaikan
melalui pelibatan atau dukungan seluruh aktor yang terlibat. Diketahui bahwa jumlah
penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah masih cukup banyak dan jika dilihat dari progres
penurunannya cenderung lambat. Sehingga upaya penanggulangan kemiskinan seharusnya
lebih didorong melalui peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terutama dalam
aspek pangan, pendidikan, kesehatan, air minum, sanitasi dan perumahan. bersama dengan
hal tersebut, maka diperlukan adanya pemberdayaan ekonomi masyarakat, perkuatan
kelembagaan penanggulangan kemiskinan dan pendayagunaan sumber daya potensial,
pengembangan jejaring kemitraan, serta upaya untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan para penduduk miskin supaya mampu keluar dari lingkaran kemiskinan secara
mandiri.

 Kedaulatan Pangan dan Energi


Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Dalam usaha
mewujudkan kedaulatan pangan, terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan
pemerintah yaitu ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Berdasarkan skor Pola
Pangan Harapan berada dibawah angka 100 dan cakupan konsumsi masyarakat Jawa Tengah
tertinggi adalah beras, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi pangan masyarakat Jawa
Tengah belum beragam, dan memiliki ketergantungan pada beras. perkembangan produksi
pertanian di Jawa Tengah mampu mencukupi kebutuhan pangan dari masyarakatnya, hingga
mampu berkontribusi terhadap produksi beras untuk nasional. Berbeda dengan dengan hasil
produksi pertanian lainnya seperti kedelai dan jagung, yang masih perlu ditingkatkan.
Pemerintah harus memperhatikan mutu dan keamanan pangan, karena saat ini mulai banyak
ditemukan produk pangan yang diindikasi tidak terjamin mutu dan keamanannya. Tantangan
lainnya dalam isu ini adalah menyiapkan produk pangan yang berorientasi ekspor, dan
mampu bersaing di pasar global nasional, baik dalam produk pangan mentah maupun olahan
dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi petani.
Kebutuhan energi saat ini menjadi hal yang cukup penting untuk mendukung
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Namun hal ini menyebabkan meningkatnya
ketergantungan energi baik pada level nasional maupun daerah yang bersumber pada energi
fosil. Di Jawa Tengah kebutuhan energi memiliki kecenderungan dan pola yang sama dengan
nasional. Ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang masih cukup tinggi terjadi di
Jawa Tengah, sementara pemanfaatan potensi sumber energi non fosil, terutama sumber EBT

5
di Jawa Tengah masih belum optimal. Sedangkan potensi sumberdaya yang dimiliki Jawa
Tengah yang dapat dikembangkan sebagai sumber energi alternatif baru cukup besar seperti
panas bumi, air, serta potensi lahan yang cukup luas sebagai area pengembangan sumber
energi baru terbarukan. Isu ini menjadi salah satu kunci kebijakan pemerintah Jawa Tengah,
untuk menemukan inovasi baru dalam pengadaan energi, yang didukung dengan
pengembangan teknologi tepat guna sehingga secara bertahap ketergantungan terhadap energi
fosil dapat tereduksi dan menggeser paradigma pemanfaatan energi tak terbarukan menjadi
pemanfaatan energi baru terbarukan. Upaya penanganan isu strategis kedaulatan energi ini
bukan merupakan upaya jangka pendek maupun menengah, tetapi merupakan upaya jangka
panjang yang harus dirintis sejak saat ini, sebelum ketergantungan terhadap energi fosil
semakin tak terkendali. Upaya utama yang dapat dilakukan guna memenuhi kebutuhan energi
di Jawa Tengah adalah dengan mengembangkan energi alternatif berbasis gas, sumberdaya
energi baru terbarukan, maupun bahan bakar nabati, yang dikelola secara mandiri di level
lokal, sesuai dengan kapasitas sumberdaya yang dimiliki Jawa Tengah.

 Tata Kelola Pemerintahan


Pemerintahan yang bersih dan baik saat ini menjadi isu nasional yang juga dibawa Jawa
Tengah. Salah Satu upaya dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik serta
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, maka tata kelola pemerintahan
yang bersih dan baik merupakan kunci utama yang harus dipenuhi. Upaya dalam
mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik meliputi kualitas dan profesionalisme aparatur,
akuntabilitas kinerja pembangunan, serta pelayanan publik yang prima. Aparatur sebagai
pelayan publik dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan prima.
Keterbukaan dan transparansi informasi serta komunikasi menjadi penting dalam
membangun bentuk pelayanan publik yang prima. Ruang pengaduan masyarakat harus lebih
semakin terbuka, guna meningkatkan nilai aparatur sebagai pelayan bagi masyarakat. Maka
pengembangan teknologi menjadi hal cukup penting sebagai instrumen komunikasi antara
pemerintah dan masyarakat. Selain itu pelayanan perizinan, kemudahan berusaha, pelayanan
administrasi kependudukan, hingga pelayanan pendidikan dan kesehatan juga harus
ditingkatkan. Akuntabilitas kinerja pembangunan juga menjadi hal penting sebagai satu
kriteria menuju tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

6
2. Isu Strategis dalam Sektor Publik di Luar Negeri
 Pergeseran Peran Ekonomi Kawasan Asia Pasifik dalam Perekonomian Global
Kawasan Asia Pasifik pada saat ini mulai mengalami pergeseran gravitasi
perekonomian global, hal ini sebabkan kurang lebih 41% penduduk dunia berada di kawasan
ini dan 50% melakukan transaksi dunia terjadi di kawasan ini. Selain itu, dalam beberapa
tahun terakhir, perekonomian Asia Pasifik mulai menjadi pulih dan membaik. Pertumbuhan
kawasan akan terus ditopang oleh permintaan domestik yang kuat, termasuk dari publik dan
investasi swasta. Tren ini akan ditopang oleh kenaikan ekspor secara bertahan, seiring dengan
pemulihan perekonomian yang berkembang. Berbagai kerjasama lintas negara Asia Pasifik
yang dibangun dalam beberapa tahun ini menempatkan posisi kawasan Asia Pasifik sebagai
kawasan ekonomi perdagangan yang semakin kuat. Beberapa kerjasama tersebut antara lain
Trans Pacific Partnership (TPP), ASEAN Regional Forum (ARF), Shanghai Cooperation
Organization (SCO), East Asia Summit (EAS), serta Expand ASEAN Maritime Forum
(EAMF) (Rancangan Teknokratik RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023, 2018).

 Bantuan Kemanusiaan dan Tanggap Bencana


UNOCHA melaporkan bahwa kasus krisis kemanusiaan global yang terjadi di berbagai
belahan dunia di sepanjang tahun 2017, tercatat bahwa hampir 140 juta orang terkena dampak
akibat krisis atau meningkat dua kali lipat dibandingkan 10 tahun yang lalu. Kebutuhan
pendanaan untuk bantuan kemanusiaan meningkat menjadi sebesar USD 24 miliar dollar.
Berbagai consolidated appeals yang dilakukan OCHA sepanjang tahun 2017 hanya mampu
memenuhi sekitar 52% dari total kebutuhan pendanaan untuk bantuan kemanusiaan. Krisis
kemanusiaan di tingkat global dan kawasan juga berakibat kepada Indonesia. Desember 2017
tercatat lebih dari 13,800 pengungsi dan pencari suaka berada di Indonesia dan diperkirakan
jumlah tersebut akan terus meningkat. Pada isu kebencanaan, Asia Pasifik masih menjadi
kawasan dengan jumlah wilayah rentan bencana terbanyak di dunia. Menurut UNISDR dalam
satu dasawarsa terakhir lebih dari 2,600 bencana terjadi di kawasan Asia Pasifik dengan
mengakibatkan korban mencapai 385,000 jiwa, dan 1,7 juta jiwa yang terdampak. Kerugian
ekonomi yang disebabkan bencana di kawasan Asia Pasifik di sepanjang tahun 2016
mencapai USD 77 miliar. Penelitian UNESCAP mengidentifikasi bahwa dalam periode
2015-2030, dari total kerugian ekonomi global yang disebabkan oleh bencana alam, sekitar
40% nya berasal dari kawasan Asia Pasifik. Indonesia juga merupakan salah satu negara
paling rawan bencana di kawasan dengan potensi bencana alam yang cukup tinggi. BNPB
mencatat sepanjang 2017 telah terjadi lebih dari 2.000 bencana alam di Indonesia, seperti

7
banjir, angin puting beliung, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, abrasi air laut, dan
gunung meletus (kemlu.go.id, 2019).

 Kejahatan Lintas Negara Baru dan Berkembang


Pada tahun 2010, Conference of States Parties (CoSP) UNTOC telah mengidentifikasi
beberapa Kejahatan Lintas Negara Baru dan Berkembang (New and Emerging Crimes),
antara lain cybercrime, identity-related crimes, perdagangan gelap benda cagar budaya,
kejahatan lingkungan, pembajakan di atas laut, dan perdagangan gelap organ tubuh.
Kejahatan Lintas Negara Baru telah menjadi perhatian dari dunia internasional mengingat
jumlah kejadiannya semakin meningkat dan dengan cara yang semakin beragam. Kerugian
yang dihasilkan dari kejahatan jenis ini juga sangat besar. Indonesia hingga saat ini terus
menerus berusaha untuk mendorong pengarusutamaan kejahatan lintas negara baru melalui
berbagai forum internasional seperti dengan melakukan pemeliharaan keamanan siber,
perlindungan benda dan cagar budaya dari perdagangan ilegal, kejahatan perikanan, serta
kejahatan kehutanan dan perdagangan satwa liar. Hal ini dilakukan mengingat kejahatan
lintas negara baru belum banyak mendapat perhatian khusus dari dunia internasional, serta
belum memiliki studi, definisi dan kriminalisasi yang mencukupi. Kerja sama internasional
juga dilakukan dalam rangka menanggulangi kejahatan-kejahatan tersebut. Indonesia
memiliki kepentingan besar supaya kejahatan lintas negara baru dapat diatur secara lebih
komprehensif mengingat kerugian besar yang ditimbulkan dari kejahatan tersebut, termasuk
dengan cara kerja sama dalam rangka peningkatan kapasitas penegak hukum dan pertukaran
informasi (kemlu.go.id, 2019).

B. Masalah atau Kendala Strategis dalam Sektor Publik


1. Masalah Strategis di Dalam Negeri
 Masalah Ekonomi
Bila dilihat dari sisi perekonomian, Provinsi Jawa Tengah masih mengalami
permasalahan yang berkaitan dengan kemiskinan. Berdasarkan data yang tertera pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Periode 2018-2024 Provinsi Jawa
Tengah, jumlah penduduk yang kurang mampu, baik yang tinggal di perkotaan maupun
perdesaan masih tinggi. Diketahui pada tahun 2016, masyarakat miskin di Jawa tengah
mencapai angka 13,19 persen, sementara pada tahun 2017 angka kemiskinan di Jawa Tengah
mengalami penurunan hingga menjadi 12,23 persen atau sebanyak 4.197,49 ribu jiwa.
Walaupun menurun, jumlah masyarakat miskin di Jawa tengah masih berada di atas rata-rata

8
garis kemiskinan nasional yang sebesar 10,12 persen. Hal ini diperjelas dengan masih
banyaknya jumlah pengangguran di antara masyarakat, karena adanya keterbatasan lapangan
kerja. Selain jumlah ketersediaan kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan tenaga kerja
yang ada, banyak dari para tenaga kerja tersebut belum memiliki kualifikasi pendidikan yang
sesuai dengan yang ditetapkan pasar kerja. Ditambah lagi, masalah perekonomian terjadi
disebabkan masih kurang optimalnya keberadaan koperasi dan UMKM yang memiliki peran
sebagai salah satu penyangga dan penggerak laju perekonomian daerah, baik dari sisi akses
pasar dan modalnya, SDM, kelembagaan, dan kualitas yang dihasilkan oleh suatu produk.

 Masalah Kedaulatan Pangan dan Energi


Berdasarkan data pada Rancangan Teknokratik RPJMD Provinsi Jawa Tengah periode
2018-2024, diketahui bahwa daerah masih memiliki tingkat kecenderungan yang tinggi
terhadap pemanfaatan energi fosil. Selain itu, penyediaan jaringan listrik juga belum tersebar
secara merata di seluruh daerah di Jawa Tengah. Pada tahun 2017, rasio elektrifikasi di Jawa
Tengah telah mencapai 96,3 persen. Walaupun dinilai cukup baik, upaya pemerataan
penyediaan listrik di seluruh daerah di Jawa Tengah perlu untuk terus dilakukan. Selain itu,
pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga perlu memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan
energi baru yang terbarukan yang masih rendah untuk meningkatkan jumlah pasokan listrik
ke seluruh daerah. Selanjutnya, bila dikaji dari sisi ketahanan pangan, upaya untuk memenuhi
kebutuhan pangan bagi masyarakat di Jawa Tengah dari segi ketersediaan, distribusi, dan
diversifikasi dinilai belum sepenuhnya berjalan dengan optimal. Bila dilihat dari sisi
ketersediaan, sebenarnya secara statistik Provinsi Jateng telah mampu memenuhi kebutuhan
pangan masyarakatnya melalui produksi beras, bahkan memengaruhi jumlah produksi beras
nasional. Akan tetapi produksi pangan tidak dapat berjalan maksimal apabila tidak dibarengi
dengan jenis produksi pangan lainnya seperti jagung dan kedelai yang harus ditingkatkan
jumlah panennya. Selain itu, di samping karena faktor bencana alam, di Jawa Tengah terjadi
penyempitan lahan pertanian yang disebabkan meningkatnya kebutuhan lahan untuk
kepentingan sektor industrial dan pembangunan permukiman warga. Hal ini mendorong
terjadinya penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian yang akhirnya menyebabkan
jumlah persediaan dan produksi pangan yang terus menurun. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik Jawa Tengah, sejumlah lahan pertanian di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah
mengalami penyempitan lahan hingga 6.484 hektar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Contohnya di lahan pertanian di Rembang yang terjadi alih fungsi lahan menjadi pabrik
semen (mongabay.co.id, 2014).

9
 Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia
Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat di Provinsi Jawa Tengah masih tergolong
rendah. Hal ini telah dinyatakan pada Rancangan Teknokratik RPJMD Provinsi Jawa Tengah
periode 2018-2024 yang menyatakan bahwa rata-rata penduduk dengan usia 25 tahun tidak
pernah menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau hanya
sampai di kelas I atau II. Selain itu, diketahui bahwa rata-rata lama sekolah dan harapan lama
sekolah para penduduk di Jawa Tengah hanya sebesar 7,15 tahun pada tahun 2016 dan
merupakan angka yang cukup rendah dibandingkan daerah lain di Pulau Jawa. Tingkat
pendidikan yang rendah akan memengaruhi kualitas dan daya saing sumber daya manusia
pada sektor ketenagakerjaan. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah akan sulit
untuk memasuki ranah pekerjaan karena kualifikasi yang kurang memadai. Oleh karena itu
perlu peningkatan kompetensi dan produktivitas para tenaga kerja tersebut.Rata-rata tingkat
pendidikan masyarakat di Provinsi Jawa Tengah masih tergolong rendah. Hal ini telah
dinyatakan pada Rancangan Teknokratik RPMJD Provinsi Jawa Tengah periode 2018-2024
yang menyatakan bahwa rata-rata penduduk dengan usia 25 tahun tidak pernah
menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau hanya sampai
di kelas I atau II. Selain itu, diketahui bahwa rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah
para penduduk di Jawa Tengah hanya sebesar 7,15 tahun pada tahun 2016 dan merupakan
angka yang cukup rendah dibandingkan daerah lain di Pulau Jawa. Tingkat pendidikan yang
rendah akan memengaruhi kualitas dan daya saing sumber daya manusia pada sektor
ketenagakerjaan. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah akan sulit untuk
memasuki ranah pekerjaan karena kualifikasi yang kurang memadai. Oleh karena itu perlu
peningkatan kompetensi dan produktivitas para tenaga kerja tersebut.
Selanjutnya, masalah kesehatan juga menjadi salah satu hal yang berkaitan dengan
kualitas hidup manusia. Walaupun Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu daerah dengan
angka harapan hidup yang baik, daerah tersebut masih menghadapi sejumlah masalah pada
angka kesakitan dan kematian. Data RPJMD tersebut menunjukkan bahwa derajat kesehatan
masyarakat di Provinsi Jawa Tengah masih tergolong rendah, khususnya pada masalah-
masalah yang menyebabkan kematian pada ibu dan bayi, lalu para balita yang mengalami gizi
buruk, dan adanya penyakit yang menular dan tidak menular di antara sebagian masyarakat.
Kemudian, mutu dan jangkauan imunisasi yang diberikan kepada setiap anak juga termasuk
ke dalam prioritas peningkatan derajat kesehatan. Berdasarkan pernyataan dari Kepala Dinas
Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, angka kematian ibu yang terjadi pada masa kehamilan,
bersalin, dan nifas berkisar antara 80 per 100 ribu per kelahiran hidup. Walaupun angka

10
tersebut masih jauh di bawah rasio nasional yang sebanyak 300 per 100 ribu kelahiran hidup,
masalah tersebut masih menjadi fokus dari Pemerintah Daerah Jateng. Selain itu, pihak
pemerintah daerah juga berupaya untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit TBC, Demam Berdarah, bahkan HIV/AIDS (jateng.antaranews.com, 2019).

2. Masalah Strategis di Luar Negeri


 Masalah Kemiskinan
World Bank atau Bank Dunia diketahui telah memperingatkan sejumlah negara yang
terletak di Asia Timur dan Pasifik bahwa terdapat perkiraan meningkatnya risiko penurunan
pertumbuhan pada kawasan tersebut. Perkiraan ini ditimbulkan karena peristiwa perang
dagang yang terus berlanjut antara Cina dengan Amerika Serikat yang menyebabkan negara-
negara di kawasan yang dimaksud terus tertekan di bidang ekspor. Bank Dunia memberikan
proyeksi persentase pelemahan pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan tersebut,
mulai dari tahun 2018 sebesar 6,3 persen, kemudian pada tahun 2019 menjadi 5,8 persen,
hingga pada tahun 2020 dan 2021 masing-masing menurun hingga 5,7 persen dan 5,6 persen.
Perwakilan Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik menyatakan bahwa salah satu dampak
yang akan terjadi akibat peristiwa tersebut adalah meningkatnya angka kemiskinan
(bisnis.tempo.com, 2020).

 Masalah Pemenuhan Gizi dan Pangan


Pemenuhan gizi anak menjadi persoalan yang bersifat global. The United Nations
Children's Fund (UNICEF) memberikan perhatiannya pada anak-anak yang mengalami
kekurangan gizi dan nutrisi yang dapat berdampak pada kualitas manusia di masa mendatang.
UNICEF menyatakan bahwa dari seluruh balita yang ada di dunia, sepertiganya atau yang
berjumlah sekitar 200 juta jiwa mengalami kekurangan gizi dan kelebihan berat pada
tubuhnya. Hal ini dinilai dapat berdampak negatif pada potensinya untuk tumbuh dan
berkembang secara maksimal. Kemudian UNICEF juga mengungkapkan bahwa hampir dua
per tiga anak dengan kisaran usia enam bulan hingga dua tahun tidak mendapatkan asupan
makanan sehingga menghambat pertumbuhan tubuh dan otak mereka, sementara gizi dan
nutrisi merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak agar tubuh dan otak
bertumbuh dan berkembang secara optimal (suara.com, 2019).

11
 Masalah Ketahanan Energi
Pada tahun 2019, IEA atau Badan Energi Internasional mengungkapkan bahwa energy
global mengalami peningkatkan permintaan hingga 2,3 persen. Jumlah persentase tersebut
melebihi ekspansi energy yang terbarukan dan diyakini dapat mendorong rekor emisi gas
rumah kaca. Kemudian, Badan Energi Global dan Laporan Status Karbondioksida
mengatakan bahwa selama dua tahun ini, hampir 70 persen dari pertumbuhan permintaan
energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Bila dibandingkan dengan tahun 2017, terjadi
peningkatan emisi karbondioksida global hingga 1,7 persen ke rekor 33 miliar ton tahun lalu.
Energi batu bara merupakan bahan bakar yang paling intens untuk memicu peningkatan
karbon. Walaupun sudah dilakukan pemanfaatan energi yang terbarukan atau menggunakan
pembangkit listrik tenaga surya dan angin, hal tersebut belum cukup mampu untuk memenuhi
permintaan listrik yang meningkat. Berdasarkan data pada laporan IEA, negara-negara di
Asia seperti India, China, Indonesia, Filipina, Malaysia dan Vietnam merupakan negara yang
mengalami kenaikan konsumsi batubara global pada tahun 2018. Perwakilan IEA
menambahkan bahwa dengan adanya peningkatan permintaan energi global yang juga turut
meningkatkan emisi global, perlu digencarkannya upaya di semua bidang untuk mengatasi
perubahan iklim (m.harnas.co, 2019).

C. Perkembangan Isu Strategis dalam Sektor Publik


1. Perkembangan Isu Strategis dalam Sektor Publik (Dalam Negeri)
 Kemiskinan
Pertama, kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah mengalami
penurunan dari tahun ke tahun, pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin adalah 4.863 ribu
jiwa (14,98%), kemudian di tahun 2017 berjumlah 4.197 ribu jiwa (12,23%). Pada periode
lima tahun yaitu tahun 2013-2017, menunjukkan bahwa terdapat laju penurunan jumlah
penduduk miskin, yaitu sebesar 2,21% atau dengan rata-rata per tahun terjadi penurunan
sebesar 0,55%. Namun, penurunan angka kemiskinan yang terjadi cenderung lambat.
Kemudian, untuk persebaran penduduk miskin di Jawa Tengah dalam dua periode masih
didominasi oleh penduduk yang tinggal di wilayah pedesaan dibandingkan penduduk di
perkotaan. Kondisi nyata yang dihadapi oleh penduduk miskin di wilayah Jawa Tengah yaitu
rendahnya akses pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, pangan terjangkau, dan akses
rumah layak. Lemahnya pengembangan kehidupan berlandaskan asas ekonomi berkelanjutan
juga menjadi salah satu penyebab kemiskinan, dimana kemampuan masyarakat untuk

12
mengakses pekerjaan, usaha, modal, pasar, askes produksi, keterampilan, dan produktivitas
masih terbilang rendah. Selain itu, kemiskinan yang terjadi juga didukung oleh dimensi sosial
masyarakat dan munculnya gejala kultur komodifikasi data di masyarakat.

 Kedaulatan Pangan dan Energi


Kedua, kedaulatan pangan dan energi, pangan adalah kebutuhan dasar bagi manusia
untuk menjalankan kehidupannya. Pada RPJMD 2013-2018 disebutkan bahwa Jawa Tengah
berada pada tataran konstruksi ketahanan pangan. Data statistik menunjukkan bahwa Provinsi
Jawa Tengah mengalami surplus komoditas pangan dan menjadi salah satu kontributor
pangan nasional. Sampai periode selanjutnya yaitu pada tahun 2018-2023, masalah mengenai
distribusi pangan lokal masih menjadi persoalan terbesar dalam pemenuhan kebutuhan
pangan. Pemerintah belum mampu membangun kemampuan pangan lokal yang berdaulat,
yang dapat dilakukan dengan mendukung regenerasi petani, menyediakan alat produksi dan
tanah, menyediakan jaringan informasi tepat guna, penguatan jaringan pergudangan,
penguatan sistem kelembagaan koperasi, serta pendampingan yang keseluruhannya harus
dilakukan secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Upaya yang dilakukan oleh Pemda
Jawa Tengah untuk mewujudkan kedaulatan pangan diaplikasikan ke dalam empat pilar
yaitu: (1) reformasi agraria dengan melindungi dan melakukan penataan ulang pada sumber
produksi pangan; (2) mewujudkan pertanian berkelanjutan dengan melakukan pemeliharaan
dan pengembangan pertanian berbasis bahan baku, sumberdaya, dan kearifan lokal; (3)
membuat cadangan pangan dan melakukan perdagangan pangan yang adil; serta (4)
mengembangkan pola konsumsi dan diversifikasi produk aneka pangan lokal.
Saat ini, kebutuhan akan energi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Pada tahun 2012 rasio elektrifikasi di Jawa
Tengah mencapai 79,98% dan pada tahun 2017 berhasil mencapai angka 96,3%,
permasalahan yang dihadapi adalah belum meratanya distribusi jaringan di seluruh
kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sampai dengan periode 2018-2023, pemanfaatan energi
terbarukan di Jawa Tengah belum dilakukan secara optimal, padahal sejak tahun 2012 Pemda
Jawa Tengah telah mengembangakan beberapa sumber energi non fosil dan energi terbarukan
yaitu solar cell, biomassa, Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH), dan biogas. Selain itu,
masyarakat di Jawa Tengah juga belum mampu untuk menerapkan budaya hemat energi.

13
 Tata Kelola Pemerintahan
Ketiga, tata kelola pemerintahan, dalam upaya mencapai sasaran strategis pemerintahan
diperlukan tata kelola yang baik dan bersih. Keberhasilan perencanaan strategis di suatu
daerah dapat dilihat melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP).
Pada tahun 2017 nilai SAKIP yang diperoleh Provinsi Jawa Tengah adalah BB (sangat baik)
dengan nilai 75,94 (Jatengprov.go.id). Kemudian, pada tahun 2019 berhasil memperoleh nilai
A (memuaskan) dengan keseluruhan nilai hasil evaluasi yaitu 81,56 (Jatengprov.go.id, n. d.).
Keberhasilan Pemprov Jawa Tengah dalam mengembangkan tata kelola pemerintahannya ini
dikarenakan adanya konsistensi dan komitmen bersama dari seluruh ASN di Jawa Tengah
untuk mewujudkan misi bersama yaitu kesejahteraan masyarakat berdikari.

2. Perkembangan Isu Strategis dalam Sektor Publik (Luar Negeri)


 Globalisasi dan Perkembangan Teknologi
Globalisasi merupakan fenomena dimana terjadi akselerasi hubungan sosial yang
menghubungkan orang-orang dari berbagai belahan di dunia untuk berinteraksi melalui satu
jaringan yang sifatnya global. Informasi dapat masuk begitu saja dengan mudah dan cepat,
dimana setiap orang dapat mengaksesnya dimana saja dan kapan saja tanpa mengenal batas
geografis. Perkembangan yang terjadi memberikan dampak langsung bagi kehidupan
bermasyarakat di suatu negara seperti kemudahan dalam mengakses informasi dan
berkomunikasi, bertransaksi secara online, penyediaan layanan publik, serta dalam menjalin
hubungan dengan dunia internasional. Perkembangan dan kemajuan seperti ini merupakan
salah satu bentuk perubahan yang harus dihadapi oleh setiap orang. Selain memberikan
dampak positif, globalisasi juga dapat menjadi ancaman jika penerapannya tidak diikuti
dengan proteksi yang kuat dari negara yang bersangkutan.
Arus perkembangan globalisasi berkaitan erat dengan pemanfaatan teknologi dan
informasi. Dalam sistem pemerintahan, globalisasi memberikan dampak yang besar dalam
peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. Salah satunya yaitu terwujudnya sistem
pemerintahan digital atau biasa disebut dengan electronic government atau e-government.
Sistem pemerintahan digital ini juga dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dari
pemerintah kepada masyarakat mengenai kebijakan dan program kerja yang dijalankan.
Contohnya adalah penerapan digital society oleh Kabupaten Banyuwangi, yang dikenal
dengan nama Banyuwangi Digital Society (B-DiSo). B-DiSo merupakan salah satu bentuk
reformasi yang dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi untuk mewujudkan pengelolaan kota
yang praktis dan efisien dengan mengintegrasikan beberapa bidang pelayanan dalam satu

14
jaringan (Kompas.com, 2013). Selain itu, juga terdapat aplikasi-aplikasi yang mendukung
pelaksanaan B-DiSo itu sendiri seperti e-budgeting, e-village, dan e-health.

 Perekonomian
Isu strategis global yang saat ini menjadi perhatian seluruh negara di dunia adalah
perekonomian yang terkena dampak dari terjadinya pandemi global Covid 19. Perdagangan
dunia diperkirakan akan turun antara 13% dan 32% pada tahun 2020 karena pandemi Covid
19, hal ini dikarenakan wabah ini mengganggu aktivitas ekonomi normal dan kehidupan di
seluruh dunia (wto.org, 2020). Sebelum munculnya Covid-19, arus perdagangan di tahun
2019 sudah mengalami penurunan, diikuti dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan
ketegangan pada arus perdagangan internasional. Perdagangan barang dagangan dunia
mencatat terjadi sedikit penurunan pada tahun ini yaitu sebesar -0,1% dalam hal volume,
setelah naik sebesar 2,9% pada tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai dolar ekspor barang
dagangan dunia pada 2019 turun 3% menjadi US $ 18,89 triliun. Sebaliknya, perdagangan
jasa komersial dunia meningkat pada 2019, dengan ekspor dalam dolar meningkat 2%
menjadi US $ 6,03 triliun. Dampak dari wabah Covid-19 pada perdagangan internasional
belum terlihat di sebagian besar data perdagangan, tetapi beberapa indikator mungkin sudah
menghasilkan petunjuk tentang tingkat perlambatan dan bagaimana perbandingannya dengan
krisis yang pernah terjadi sebelumnya. Indeks pesanan ekspor baru yang berasal dari
Purchasing Managers' Indices (PMI) sangat berguna dalam hal ini. J.P.Morgan Global
Composite PMI untuk bulan Maret menunjukkan pesanan ekspor dalam manufaktur turun ke
43,3 relatif terhadap nilai dasar 50, dan bisnis ekspor jasa baru turun menjadi 35,5, hal ini
menunjukkan penurunan yang parah dalam perdagangan internasional.

 Kelaparan
Saat ini, keanekaragam hayati di dunia mengalami degradasi dengan sangat cepat.
Selain itu, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap sumber daya yang diandalkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Risiko banjir, kekeringan, dan kelaparan
menjadi isu permasalahan global yang mendapatkan perhatian luas dari seluruh dunia. Hal ini
juga tertuang dalam Sustainable Development Goals nomor 2 yaitu Zero Hunger. Pada tahun
2017, diperkirakan ada 821 juta jiwa yang mengalami kekurangan gizi. Mayoritas orang-
orang yang kelaparan di dunia berada di negara berkembangan, dengan 12,9% dari populasi
mengalami kekurangan gizi. Negara-negara di Sub-Saharan Africa, menjadi wilayah dengan
prevalensi kelaparan tertinggi. Kemudian, nutrisi yang buruk juga menyebabkan 45%

15
kematian pada anak-anak (balita) setiap tahunnya (un.org, n. d.). Target utama dari SDGs
Nomor 2 ini adalah menghentikan kelaparan dan memastikan semua orang (khususnya
masyarakat miskin dan orang-orang dengan situasi rentan) mendapatkan makanan yang
aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun, pada tahun 2030.

D. Capaian Terkini Isu Strategis dalam Sektor Publik


1. Capaian Terkini Isu Strategis dalam Sektor Publik dalam Negeri
 Kemiskinan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan
konsep kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk mengukur angka kemiskinan di
Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan ini menilai kemiskinan berdasarkan aspek ekonomi untuk
pemenuhan kebutuhan dasar yang diukur dari sisi pengeluaran, di mana penduduk miskin
merupakan penduduk dengan rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis
kemiskinan. Kebutuhan dasar yang dimaksud meliputi kebutuhan pangan yang disetarakan
dengan 2100 kilokalori perkapita perhari dan non-pangan yang meliputi perumahan, sandang,
pendidikan, dan kesehatan (jateng.bps.go.id, n.d.). Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ganjar
Pranowo, menargetkan angka kemiskinan di Jawa Tengah berkisar pada 10,4-9,93% pada
tahun 2018. Target tersebut didukung dengan upaya pemberdayaan rumah tangga miskin
melalui UMKM melalui pendampingan dan pelatihan, kemudahan akses permodalan dengan
suku bunga rendah, serta memfasilitasi akses pelayanan pemasaran (jatengprov.go.id, n.d.).
Pada tahun 2018 persentase penduduk miskin di Provinsi Jateng menurut data BPS masih
berada pada angka 11.32%. Meskipun mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya,
namun angka tersebut masih belum sesuai dengan yang ditargetkan oleh Gubernur Jawa
Tengah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan persentase kemiskinan berada pada
angka 9,81% pada tahun 2020 (bappeda.jateng.prov.go.id, 2020). Hingga tahun 2019,
menurut data BPS Provinsi Jawa Tengah persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa
Tengah masih berada pada angka 10,8% sehingga masih memerlukan upaya untuk mencapai
target yang telah ditetapkan. Secara garis besar, Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi yang
berhasil menurunkan angka kemiskinan periode Maret-September 2019 (jatengprov.go.id,
n.d.)

 Kedaulatan Pangan dan Energi


Secara umum, kondisi ketahan pangan Provinsi Jateng berada dalam kondisi baik. Hal
ini didukung oleh data ketersediaan pangan Provinsi Jawa Tengah pada angka tetap tahun

16
2018. Ketersediaan besar mencapai 5.651.792 ton, angka ini berada dalam keadaan surplus
sejumlah 2.437.246 ton. Sedangkan ketersediaan jagung mencapai 3.244.161 ton dan
mengalami surplus sejumlah 3.202.772 ton. Sedangkan berdasarkan harga di pasar, kondisi
harga pangan dikatakan relatif stabil dengan data sebagai berikut (rata-rata harga sampai
November 2019) :
a. Beras medium Rp10.169/kg
b. Jagung pipilan Rp6.203/kg
c. Kedelai Rp8.480/kg
d. Bawang merah Rp25.492/kg
e. Bawang putih Rp28.407/kg
f. Cabai merah keriting Rp26.128/kg
g. Cabai rawit merah Rp34.990/kg
h. Daging sapi Rp113.212/kg
i. Daging ayam ras Rp32.853/kg
j. Telur ayam ras Rp21.198/kg
k. Gula pasir Rp12.470/kg
l. Minyak goreng Rp10.622/kg
Meskipun dalam keadaan stabil, namun pemerintah tetap mengupayakan untuk menjaga
stabilitas keadaan pangan Provinsi Jawa Tengah dengan menjaga ketersediaan dan intervensi
subsidi (rri.co.id, 2019).
Pada bidang ketahanan energi, Provinsi Jawa Tengah memiliki target rasio
elektrifikasi 94% pada tahun 2018. Target tersebut berhasil tercapai dengan persentase
sebesar 98,52% dan termasuk dalam rata-rata capaian yang dinilai sangat baik. Capaian
tersebut merupakan upaya Pemprov Jateng dalam meningkatkan akses masyarakat untuk
pemenuhan energi listrik. Melalui pendanaan APBD, pada tahun 2018 Pemprov Jateng
mengalokasikan anggaran yang digunakan untuk pemasangan instalasi listrik gratis yang
diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu. Pemprov Jateng juga melakukan pembangunan
listrik energi baru terbarukan seperti PLTMH dan PLTS. Peran swasta maupun BUMN dan
BUMD juga didorong oleh Pemprov Jateng untuk mendorong pendanaan instalasi listrik
gratis untuk masyarakat melalui program CSR (ppid.esdm.jatengprov.go.id, 2019).

17
 Tata Kelola Pemerintahan
Pada bidang tata kelola pemerintahan, salah satu aspek yang ditekankan adalah
akuntabilitas kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) serta instansi pemerintahan. Pencapaian
hal tersebut diwujudkan dalam penerimaan nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan (SAKIP) Pemprov Jateng yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Pada tahun 2019 Pemprov Jawa
Tengah menjadi salah satu dari empat pemerintah daerah yang menerima predikat A dalam
penilaian SAKIP Wilayah III (kemenpan.go.id, 2019). Skor yang diperoleh yaitu 81.56 dan
mengalami peningkatan dari tahun 2018 yang mendapat skor 80.18. Meskipun demikian,
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyatakan bahwa Pemprov Jateng masih perlu
meningkatkan tata kelola pemerintahan, dan menetapkan target nilai AA pada penilaian
SAKIP tahun 2020 (jateng.antaranews.com, 2020).

2. Capaian Terkini Isu Strategis dalam Sektor Publik Luar Negeri


 Kemiskinan
Isu kemiskinan juga menjadi perhatian pada tingkat internasional. Pengentasan
kemiskinan termasuk dalam salah satu poin Sustainable Devlopment Goal’s (SDG’s).
Laporan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dirilis tahun 2019 menggambarkan
berbagai kemajuan global dalam pengentasan kemiskinan. Di satu sisi, tingkat kemiskinan
global diukur sebagai proporsi orang yang hidup di bawah garis kemiskinan internasional
yaitu $1,90 per hari terus menurun. Pada 2018, diperkirakan 8,6% populasi dunia hidup
dalam kemiskinan. Hal tersebut mengalami penurunan sekitar 28% persen pada tahun 2000
dan 16% pada tahun 2010. Penurunan tersebut disebabkan oleh kemajuan pesat yang dicapai
di Asia Timur dan Asia Selatan. Cina dianggap telah berhasil menurunkan kemiskinan
selama tiga dekade terakhir, sementara India juga telah membuat langkah besar, terutama
sejak awal 2000-an. Di sisi lain, kemajuan global sangat tidak merata. Di sub-Sahara Afrika,
lebih dari 40% populasi masih hidup dengan kurang dari $ 1,90 per hari dan jumlah total
angka kemiskinan lebih tinggi dari dua dekade lalu. Laju kemajuan dalam pengentasan
kemiskinan mengalami kelambatan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut perkiraan UN
DESA pada Mei 2019, jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan meningkat di beberapa
negara Afrika sub-Sahara, di mana tingkat kemiskinan sudah sangat tinggi. Negara-negara ini
termasuk Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, Mozambik dan Nigeria. Tingkat
kemiskinan juga meningkat di beberapa bagian Amerika Latin dan Karibia, termasuk di

18
beberapa ekonomi terbesar di kawasan ini seperti Argentina, Brasil dan Venezuela (un.org,
2019).

 Pangan dan Gizi


Isu pangan dan gizi tertuang dalam Sustainable Development Goal’s (SDG’s) pada poin
dua yaitu Zero Hunger. Pada tahun 2018 diperkirakan 820 juta orang tidak memiliki cukup
makanan. Kelaparan meningkat di sejumlah negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggal,
terutama di negara-negara berpenghasilan menengah dan negara-negara yang sangat
bergantung pada perdagangan komoditas primer internasional. Laporan tahunan PBB juga
menemukan bahwa kelaparan meningkat sejalan dengan peningkatan ketimpangan
pendapatan di sejumlah negara. Hal ini mempersulit rumah tangga miskin, rentan, atau
terpinggirkan untuk mengatasi perlambatan ekonomi dan penurunan ekonomi (who.int,
2019). Peningkatan kasus kelaparan banyak terjadi di sejumlah negara seperti Afrika Tengah,
Chad, Madagaskar, Yaman, Zambia, serta negara-negara rawan konflik. Bahkan di sejumlah
negara yang tampak berhasil menangani permasalahan kelaparan dan gizi pun masih
memiliki potensi terjadinya kasus kelaparan (reliefweb.int, 2019).

 Energi
Pada 2017, 89% populasi dunia memiliki akses terhadap fasilitas listrik. Antara tahun
2010 dan tahun 2017, populasi global yang belum menikmati akses listrik turun dari 1,2
miliar menjadi 840 juta. Laju listrik mengalami peningkatan sejak tahun 2015, dengan rata-
rata pertambahan 153 juta orang dapat menikmati fasilitas listrik setiap tahunnya. Keadaan
konteks dan kondisi setiap negara yang berbeda-beda menjadi tantangan tersendiri dalam
pendistribusian fasilitas listrik global. 92% populasi global yang diproyeksikan akan
memiliki akses listrik pada tahun 2030 (sustainabledevelopment.un.org, 2019).

19
Gambar 1. Persentase Populasi Global yang Mendapatkan Akses Listrik
Sumber:Tracking SDG7 Reports, 2019
Penurunan jumlah populasi yang belum mendapatkan akses fasilitas listrik banyak
terjadi di Asia Tengah, Asia Selatan, dan Afrika Sub-Sahara. Penurunan sejumlah 45 juta
populasi terjadi di Asia Tengah dan Selatan didorong dengan kemajuan yang terjadi di India
dan Bangladesh terkait dengan akses fasilitas listrik (sustainabledevelopment.un.org, 2019).

20
Daftar Referensi
Publikasi Lembaga
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (n.d.). Kemiskinan.
https://jateng.bps.go.id/subject/23/kemiskinan.html#subjekViewTab1. Diakses, 5 Mei
2020.
Bappeda Provinsi Jawa Tengah. (2013). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018.
Bappeda Provinsi Jawa Tengah. (2018). Rancangan Teknokratik RPJMD Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2018-2023.
Bappeda Provinsi Jawa Tengah. (2020). Target Kemiskinan Satu Digit dari Pemprov Jateng.
Mei 5, 2020. http://bappeda.jatengprov.go.id/target-kemiskinan-satu-digit-dari-
pemprov-jateng/.
Department of Economic and Social Affairs United Nations. (2019). World Economic
Situation And Prospects: October 2019 Briefing, No. 131. April 5, 2020.
https://www.un.org/development/desa/dpad/publication/world-economic-situation-and-
prospects-october-2019-briefing-no-131/
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. (2019). Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2018. Mei 5, 2020.
https://ppid.esdm.jatengprov.go.id/dokumen/kegiatan-kinerja/LKjIP-2018.pdf
Diskominfo Jateng. (n. d.). Akuntabilitas Kinerja Pemprov Jateng, Menpan RB Kembali Beri
Nilai A. Jatengprov.go.id. Mei 5, 2020. https://jatengprov.go.id/publik/akuntabilitas-
kinerja-pemprov-jateng-menpan-rb-kembali-beri-nilai-a/
Humas Jateng. (n.d.). Angka Kemiskinan Ditarget 10,40 %. Mei 5, 2020.
https://jatengprov.go.id/publik/angka-kemiskinan-ditarget-1040/
Humas Jateng. (n. d.). Jateng Kembali Raih Predikat BB Hasil Evaluasi SAKIP.
Jatengprov.go.id. Mei 5, 2020. https://jatengprov.go.id/publik/jateng-kembali-raih-
predikat-bb-hasil-evaluasi-sakip/
Humas Jateng. (n.d.). Tertinggi Nasional Turunkan Penduduk Miskin, Ganjar : Masih Harus
Digenjot. Mei 5, 2020. https://jatengprov.go.id/publik/tertinggi-nasional-turunkan-
penduduk-miskin-ganjar-masih-harus-digenjot/
International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank. (2019). 2019
Tracking SDG7 Report. Mei 5, 2020.

21
https://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/2019_Tracking_SDG7_Repo
rt.pdf
Kementerian Luar Negeri RI. (2019). Kejahatan Lintas Negara.
https://kemlu.go.id/portal/id/read/89/halaman_list_lainnya/kejahatan-lintas-negara.
Diakses, 05 Mei 2020.
Kementerian Luar Negeri RI. (2019). Isu Isu Kemanusiaan.
https://kemlu.go.id/portal/id/read/88/halaman_list_lainnya/isu-isu-kemanusiaan.
Diakses, 05 Mei 2020.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI. (2019). Pertama
dan Satu-satunya, Pemprov DIY Raih Nilai SAKIP AA. Mei 5, 2020.
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/pertama-dan-satu-satunya-pemprov-diy-
raih-nilai-sakip-aa.
Reliefweb. (2019). 2019 Global Hunger Index: The Challenge of Hunger and Climate
Change. Mei 5, 2020.
https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/2019%20Global%20Hunger
%20Index.pdf
World Health Organization. (2019). World Hunger is Still Not Going Down After Three
Years and Obesity is Still Growing – UN Report. Mei 5, 2020.
https://www.who.int/news-room/detail/15-07-2019-world-hunger-is-still-not-going-
down-after-three-years-and-obesity-is-still-growing-un-report
World Trade Organization. (2020). Trade Set to Plunge as COVID-19 Pandemic Upends
Global Economy. wto.org. Mei 5, 2020.
https://www.wto.org/english/news_e/pres20_e/pr855_e.htm

Berita Elektronik
Apriando, Tommy. (2014, September 27). Inilah Ancaman Alih Fungsi Lahan Pertanian di
Jateng dan Yogyakarta. Portal Berita Lingkungan Mongabay. Mei 5, 2020
https://www.mongabay.co.id/2014/09/27/inilah-ancaman-alih-fungsi-lahan-pertanian-
di-jateng-dan-yogyakarta/.
A.N, Wisnu. (2019, September 1). Sejumlah permasalahan kesehatan jadi prioritas
penanganan Dinkes Jateng. Portal Berita Antara News Jawa Tengah. Mei 5, 2020.
https://jateng.antaranews.com/berita/260082/sejumlah-permasalahan-kesehatan-jadi-
prioritas-penanganan-dinkes-jateng.

22
Arbayanto, D. N. (2019, November 29). Secara Makro Ketahanan Pangan di Jawa Tengah
Dalam Kondisi Mantap. Mei 5, 2020. https://rri.co.id/semarang/info-publik/ruang-
publik/752666/secara-makro-ketahanan-pangan-di-jawa-tengah-dalam-kondisi-mantap
Cahyaningrum, S. Y. (2013, Februari 12). Proyek Digital Society dimulai dari Banyuwangi.
Kompas.com. Mei 5, 2020.
https://regional.kompas.com/read/2013/02/14/13470545/Proyek.Digital.Society.Dimula
i.dari.Banyuwangi.
Nugroho, W. A. (2020, Februari 24). Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali raih nilai A
pada SAKIP 2019. Mei 5, 2020.
https://jateng.antaranews.com/berita/293934/pemerintah-provinsi-jawa-tengah-
kembali-raih-nilai-a-pada-sakip-2019
Pebrianto, Fajar. (2019, Oktober 10). Bank Dunia: Ekonomi Dunia Melambat, Kemiskinan
Meningkat. Portal Berita Tempo. Mei 5, 2020.
https://bisnis.tempo.co/read/1258061/bank-dunia-ekonomi-dunia-melambat-
kemiskinan-meningkat/full&view=ok
Purwanto, Didik. (2019, Oktober 18). Permintaan Energi Global Melonjak. Portal Berita
Harian Nasional. Mei 5, 2020. http://m.harnas.co/2019/03/26/permintaan-energi-
global-melonjak
Sulaiman, M. Reza. (2019, Maret 27). UNICEF Soroti Ketimpangan Masalah Gizi Anak-
anak di Dunia. Portal Berita Suara. Mei 5, 2020.
https://www.suara.com/health/2019/10/18/200154/unicef-soroti-ketimpangan-masalah-
gizi-anak-anak-di-dunia

23

Anda mungkin juga menyukai