Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MODEL MEMBRAN DAN TRANSPOR MEMBRAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Biologi Sel“ dengan dosen
pengampu Bapak Dr. H. Saefudin, M.Si.

Oleh :
ADINDA AZZAHRA (2003432)
FADIA FIRDAUS (2002825)
INDRI NURAIDA (2007031)
KINANTI KHARISMA MEISYAH (2008146)
NADIA DIFA’I MUTMAINAH S (2004157)
RIZKA NURFARIDA MUKTI (2001458)
SARAH (2008675)
SHABRINA (2001784)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Membran Plasma .................................................................................... 6
2.2 Model-Model Membran Plasma ............................................................................... 6
2.3 Komponen Penyusun Membran Plasma ................................................................. 10
2.4 Fungsi Membran Plasma......................................................................................... 13
2.5 Sifat-Sifat Membran Plasma ................................................................................... 14
2.6 Transpor yang Melalui Membran ..................................................................... 18
BAB III ............................................................................................................................. 22
PENUTUP ........................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 22
3.2 Saran ....................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb.

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada pencipta alam semesta Allah
SWT. Atas izin, berkat dan rahmat-Nya makalah ini bisa selesai dengan tepat
waktu. Tak lupa solawat beserta salam penulis haturkan kepada jungjungan alam
Nabi Muhammad SAW.

Penulisan makalah berjudul “Model Membran dan Transpor Membran “ ini


ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Biologi Sel yang
diampu oleh, Dr. H. Saefudin, M.Si. Pada makalah ini diuraikan berbagai
penjelasan mengenai membran plasma mulai dari pengertian, model, komponen
penyusun, fungsi, sifat dan transpor. Makalah ini dibuat dengan cukup lengkap
karena diharapkan bisa menjadi salah satu bahan ajar pada mata kuliah Biologi Sel.

Selama proses penyusunan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dari


keluarga dirumah yang selalu memberikan dukungan agar tetap semangat dalam
belajar. Oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasih banyak. Penulis menyadari
makalah ini masih banyak kesalahan. Penulis berharap kepada pembaca untuk
memberikan masukan dan kritikan untuk makalah ini. Semoga tulisan ini
bermanfaat untuk banyak pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum.wr.wb.

Bandung, 23 Februari 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan unit struktural dan fungsional dasar dari semua makhluk
hidup. Penyebutan sel berasal dari bahasa Latin ‘cella’ yang berarti ruangan yang
kecil, dan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli mikroskop yang meneliti
struktur gabus.Setiap sel memiliki keistimewaan, antara lain memiliki membran
yang merupakan batas dari sel dan bagian internalnya yang bervariasi. Setiap sel
pasti memiliki sitoplasma, membran sel mengelilingi dan membungkus isi
sitoplasma dan nukleoplasma. Membran sel memisahkan sel dari cairan interstitial
di sekitarnya. Membran sel adalah jenis membran plasma.

Karena peran membran sel yang sangat penting bagi keberlangsungan


makhluk hidup, maka patutlah bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mengetahui
lebih banyak mengenai membran sel. Baik dari segi definisi, struktur, model-model,
sifat, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu membran plasma?

b. Seperti model membran plasma itu?

c. Komponen apa saja yang menyusun membran plasma?

d. Apa fungsi dari membran plasma?

e. Bagaimana sifat-sifat membran plasma itu?

f. Transpor apa saja yang terjadi pada membran plasma?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu membran plasma
2. Untuk mengetahui model-model membran plasma
3. Untuk mengetahui struktur dan komponen membran
4. Untuk mengetahui fungsi membran plasma
5. Untuk mengetahui sifat-sifat membran plasma
6. Untuk mengetahui transpor yang terjadi pada membran plasma
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Membran Plasma

Membran plasma merupakan tepi kehidupan, perbatasan yang memisahkan


sel hidup dari lingkungan sekelilingnya. Lapisan luar biasa yang tebalnya hanya 8
nm memerlukan 8.000 membran plasma untuk menyamai ketebalan halaman ini-
mengontrol lalu-lintas keluar-masuk sel yang diselubunginya. Membran plasma
menunjukkan permeabilitas selektif (selective permeability), artinya
memungkinkan beberapa zat untuk menembus membran tersebut secara lebih
mudah daripada zat-zat lain (Campbell, et all, 2008).

2.2 Model-Model Membran Plasma

.1. Model Membran Plasma Overton dan Langmuir

Suatu lipida terdiri dari molekul yang


memiliki bagian polar (hidrofilik) dan non-polar
(hidrofobik), apabila diteteskan pada air, maka lipida
tersebut meluas membentuk palisan monomolekul.
Bagian hidrofilik setiap molekul mengarah pada air
sedangkan bagian hidrofobiknya menjauhi air. Gambar 1: Model membran plasma
Overton dan Langmuir)

2. Model Membran Menurut Plowe


Lapisan luar protoplasma pada sel tumbuhan adalah suatu lapisan elastis
yang berbeda dari bagian lain di sitoplasma yang disebut dengan plasmalemma atau
membran plasma yang merupakan suatu satuan fisik yang memiliki suatu organisasi
molekul yang dapat memisahkan membran plasma dari bagian lain sel.
3. Model Membran Menurut Gortel dan
Grendel
Pada tahun 1925, ketika E. Gorter dan
F. Grendel menerbitkan hasil penelitiannya
pada organisasi lipid dalam membran sel darah
merah. Penelitian mereka diperoleh dari darah
berbagai mamalia termasuk anjing, biri-biri,
kelinci, babi Guinia, kambing dan manusia. Gambar 2: Model membran Gortel dan
Grendel
Gorter dan Grendel menyimpulkan bahwa
membran sel dibentuk dengan lembar lipid bimolekuler. Mereka menyatakan
bahwa ujung polar dari salah satu lapisan molekul lipid menghadap ke luar (ke
lingkungan plasma) dan ujung polar dari lapisan lipid yang lainnya menghadap ke
dalam. Kemudian bagian nonpolar pada akhir hidropobik akan saling berhadapan
satu sama lain. Model Goster dan Grendel tidak dapat menjelaskan bagaimana zat-
zat yang tidak dapat larut dalam lemak dapat menembus membran.

4. Model Membran Menurut J.F. Danielli dan E. N. Harvey


Membran plasma terdiri atas dua fase, yaitu fase cair dan fase minyak.
bagian lipida yang hidrofobik berorientasi ke arah fase cair. protein terhidrasi
bekerja sebagai suatu buffer diantaranya kepala lipida yang hidrofilik dan fase cair.

Gambar 3: Model Membran Danielli & Harvey


5. Model Membran Menurut Danielli dan Davson
Pada tahun 1938 Davson dan Danielli mengemukakan bahwa membran
plasma tersusun dari dua lapisan lipida, ujung hidrofobiknya saling 1.28 Biofisika
l berhadapan seperti susunan misel yang dapat larut dan berikatan bersama dengan
interaksi hidrofobik. Sedangkan ujung yang berlawanan (kutub lainnya),
menghadap ke luar, berhubungan langsung dengan lapisan monomolekul dan
protein. Struktur Davson dan Danielli disebut model kue sandwich.

Gambar 4: Model membran Danielli dan Davson

6. Model Membran Menurut Robertson

Pada tahun 1957 J.D. Robertson mengemukakan bahwa membran tertentu


dengan osmium tetraoksida membentuk lapisan Trilaminar yang karakteristik.
Trilaminar terdiri dari dua lapisan gelap di luar yang paralel (osmiophilic) dan
lapisan terang di bagian pusat (osmiobhic). Lapisan osmiophilic biasanya memiliki
ukuran ketebalan 2,0 − 2,5 nm. Menurut Robertson lapisan gelap di luar yang
paralel dianggap terdiri dari molekul protein dan lemak yang polar, sedangkan
lapisan terang di bagian pusat terdiri dari bagian molekul lemak yang non polar.
Belakangan, pada tahun 1965, Robertson mengubah pendapatnya. Ia menganggap
bahwa lapisan luar bukan protein dan lemak yang polar tetapi mukopolisakarida
dan lemak yang polar.

Gambar 5: Model membran Robertson.

7.Model Membran Menurut Singer dan Nicolson


S.J. Singer dan Nicolson, pada tahun 1972,
mengajukan model cairan mozaik bagi
plasmalemma. Model yang mereka usulkan pada
dasarnya menggambarkan bahwa membran
merupakan larutan dua dimensi yang terdiri atas
lipid dan protein globuler yang terarah.
Karakteristik model ini adalah sebagian besar dari
Gambar 6: Model membran Singer &
seluruh molekul fosfolipid dan glikolipid Nicolson.
membran tersusun sebagai dwilapis. Dwilapis ini
memegang peran ganda; pertama, sebagai pelarut protein membran yang integral
dan kedua, sebagai sawar membran tertentu dan mungkin diperlukan untuk
aktivitasnya. Protein membran dapat bebas berdifusi lateral dalam matrik lipid,
kecuali bila ada pembatasan oleh interaksi yang khusus, namun tidak bebas untuk
berputar dari satu sisi membran ke sisi lainnya. Model membran mozaik cair adalah
model membran yang digunakan pada saat ini karena mampu menjawab masalah
lalu lintas zat yang melewati membran permeabilitas. Sebagian kecil lipid membran
berinteraksi secara khas dengan protein.
2.3 Komponen Penyusun Membran Plasma
1. Lipid
Komponen utama membran sel terdiri atas
fosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid seperti
sfingomielin, kolesterol, dan glikolipida.Fosfolipid
berperan untuk membentuk membran sesuai dengan
struktur molekulnya. Secara alami di alam fosfolipid
akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai
bola) atau membran lipid 2 lapis. Misel adalah contoh Gambar 7: Lipid pada membran
struktur dimana daerah hidrofobik dilindungi dari air, plasma.

sementara gugus hidrofilik terendam pada gugus


hidrofilik.
Karena strukturnya yang dinamis maka komponen fosfolipid pada membran
dapat melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi
antara lain adalah pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan
tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe
pergerakan trans bilayer).
Dari dua kelas fosfolipid pembentuk membran, fosfogliserida adalah yang
paling umum ditemukan. Fosfogliserida atau gliserofosfolipid terdiri dari tulang
punggung berupa gliserol dimana terikat dua asam lemak melalui ikatan ester dan
alkohol terfosforilasi. Kelas fosfolipid kedua adalah sphingolipid Sphingolipid
merupakan bagian penting pada membrane jaringan sel saraf

2. Protein

Gambar 8: Letak protein pada membran plasma.


a) Protein Integral (Protein Intrinsik)
Protein integral adalah protein yang merentangi lapisan lipid dwilapis.
Protein membran integral mengandung daerah hidrofilik dan hidrofobik.
Bagian hidrofilik protein berinteraksi dengan ujung polar molekul lipid pada
masing-masing permukaan selebaran bimolekuler.
Protein membran integral berinteraksi luas dengan daerah hidrokarbon pada
fosfolipid dwilapis (bilayer). Hampir semua protein membran integral yang
sudah dikenal, merentang pada dwilapis lipid. Protein membran perifer
berikatan pada permukaan protein membran integral.
b) Protein Periferal (Protein Ekstrinsik)
Umumnya terikat longgar pada membran protein yang kaya akan asam
amino dengan rantai samping hidrofilik yang menyebabkan interaksi
dengan lingkungan air dan dengan permukaan polar lipid dwilapis.
Adapun fungsi protein membran adalah sebagai berikut:

Gambar 9: Fungsi-fungsi protein membran plasma.

a) Transpor: Suatu protein yang membentang di kedua sisi membran dapat


menyediakan saluran hidrofilik melintasi membrane yang bersifat selektif
untu zat terlarut tertentu.
b) Aktivasi Enzimatik: Protein yang tertanam dalam membrane mungkin
berupa enzin dengan sisi aktifnya menghadap ke zat-zat dalam larutan
disekeliling membran. Pada beberapa enzim dalam membran terorganisasi
sebagai tim yang melaksanakan langkah-langkah berurutan dalam suatu
jalur metabolisme.
c) Reseptor: Protein membran (rseptor) mungkin memiliki tempat pengikatan
dengan bentuk spesifik yang sesuai dengan bentuk pembawa pesan kimiawi,
misalnya hormon pembawa pesan eksternal (molekul persinyalan) bisa
menyebabkan perubahan bentuk pada protein yang melerai pesan itu ke
bagian dalam sel, biasanya melalui pengikatan protein ke sitoplasma.
d) Tranduksi Sinya/ Penanda Spesifik: Beberapa glikoprotein berperan sebagai
label identifikasi yang dikenali secara spesifik oleh protein membran sel
lain.
e) Adhesi/ Penghubung Antar Sel: Protein membran pada 2 sel yang
bersebelahan mungkin saling mengait dalam berbagai macam sambungan,
misalnya sambungan celah atau sambungan ketat.
f) Pelekatan ke Sitoskeleton dan Matriks Ekstra Seluler (MES): Mikrofilamen
atau unsur lain dari sitoskeleton mungkin berikatan secara nonkovalen
dengan protein membran, fungsi yang membantu mempertahankan bentuk
sel dan menstabilkan lokasi protein membran tertentu. Protein yang
biasanya berikatan dengan molekul MES dapat mengkoordinasi perubahan
ekstra selular dan intraselular.

3. Karbohidrat

Gambar 10: Karbohidrat pada membran plasma.

Karbohidrat pada membran plasma terikat pada lipid atau protein dalam
bentuk glikolipid dan glikoprotein. Glikolipid merupakan kumpulan berbagai jenis
unit-unit monosakarida yang berbeda seperti gula-gula sederhana D-glukosa, D-
galaktosa, D-manosa, L-fruktosa, L-arabinosa, D-xilosa, dan sebagainya.
Karbohidrat ini memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas sel, salah
satunya dalam sistem kekebalan. Karbohidrat pada membran plasma merupakan
hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan membran membentuk glikokaliks

2.4 Fungsi Membran Plasma

Membran plasma mempunyai fungsi yang sangat kompleks, membran


bukan sekadar kulit inert yang membungkus sel dan bukan pula struktur statis yang
tetap karena membran menjalankan banyak fungsi dinamis yang kompleks.
Membran bersama organel-organel sel lainnya menjalankan banyak fungsi yang
dinamis. Secara umum fungsi membran adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pembatas antara lingkungan di dalam sel dengan lingkungan di luar sel
dan diantara lingkungan dalam organel dengan lingkungan dalam sitoplasma.

b. Mengatur permeabilitas membran terhadap senyawa-senyawa atau ion-ion yang


melewatinya. Permeabilitas terutama diatur oleh protein integral.

c. Sebagai protein pengenal atau reseptor molekul-molekul khusus seperti hormon,


antigen metabolisme maupun agensia khas seperti bakteri atau virus. Selain itu
selaput sebagai suatu kelompok molekul juga dapat berfungsi sebagai reseptor
terhadap perubahan suhu, intensitas cahaya dan lain-lain.

d. Sebagai jalan untuk keluar masuknya zat dari luar ke dalam sel atau sebaliknya.
Bagian transpor ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian berikutnya.

e. Penyedia enzim karena membran plasma berfungsi sebagai sebuah sarana


terselenggaranya aktivitas seluler yang terorganisasi. Sebagai contoh, enzim
sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari membran
mitokondria.

f. Berperan dalam transduksi energi. Perubahan satu jenis energi ke bentuk yang
lain (transduksi) merupakan hal yang penting dalam aktivitas makhluk hidup, dan
membran secara langsung berhubungan dengan hal ini. Contoh pada tumbuhan di
mana kemampuan sel tumbuhan untuk menangkap energi matahari dan
merubahnya dalam bentuk energi kimia yang terkandung dalam karbohidrat.

2.5 Sifat-Sifat Membran Plasma

1. Selektif Permeabel

Gambar 11: selektif permiabel

Sifat permeabel membran dipengaruhi oleh lapisan ganda lipid maupun


proteinnya. Molekul-molekul non polar, seperti hidrokarbon, karbon dioksida, dan
oksigen bersifat hidrofobik sehingga dapat larut dalam lapisan ganda membran dan
melintasinya dengan mudah tanpa bantuan protein membran. Namun, inti
hidrofobik membran menghalangi ion dan molekul polar yang bersifat hidrofilik
untuk melintasi langsung melalui membran, sehingga molekul lain seperti glukosa
dan gula lainnya hanya bisa lewat dengan lambat melalui lapisan ganda lipid, dan
bahkan air, molekul polar yang sangat kecil tidak bisa menyebrang terlalu cepat.
Lapisan ganda lipid hanya salah satu aspek dari sistem penjagaan yang
menyebabkan sel bersifat permeabel selektif. Protein dalam membran memainkan
peran kunci dalam regulasi transport. Oleh karena itu, tidak semua zat atau molekul
dari luar sel dapat masuk melalui membran plasma. Hal ini karena struktur dasar
membran sebagian besar terdiri atas lipid yang hanya dapat dilewati oleh molekul-
molekul tertentu.
2. Sifat Fluiditas Membran

Gambar 12: Fluiditas membran.

Membran bukan merupakan lemparan yang diam terikat kuat di tempatnya.


Keutuhan membran dijaga oleh interaksi hidrofobik, yang jauh lebih lemah dari
ikatan kovalen. Sifat fluiditas membran ditentukan oleh faktor-faktor berikut:

a) Pergerakan fosfolipid
Sebagian fosfolipid dapat berpindah secara acak dalam bidang
membrannya. Fosfolipid bergerak untuk menjaga fluiditas membran. Fosfolipid
bergerak sepanjang bidang membran dengan cepat, kira-kira 2 μm seukuran
panjang sel bakteri. Pergerakan Fosfolipid ini ada dua macam; pergerakan lateral
(dalam dua dimensi/pada satu lapisan saja) dan pergerakan flip flop/bertukar tempat
(dari lapisan luar ke dalam dan sebaliknya). Akan tetapi jarang terjadi suatu molekul
bertukar tempat secara melintang melintasi membran, yang beralih dari satu lapisan
fosfolipid ke lapisan yang lainnya karena untuk melakukan hal itu, sebagian
hidrofilik lapisan tersebut harus melintasi inti hidrofobik membrannya.

b) Ketidakjenuhan asam lemak

Membran tetap bersifat koloid fluid ketika suhu menurun hingga akhirnya
fosfolipid-fosfolipid tersusun sangat rapat dan membran menjadi padat. Suhu saat
membran memadat tergantung kepada tipe lipid penyusunnya. Membran tetap fluid
pada suhu rendah jika banyak mengandung fosfolipid dengan ekor hidrokarbon tak
jenuh. Hal ini disebabkan oleh adanya kekusutan di tempat ikatan rangkapnya.
Dengan kata lain adanya ikatan rangkap dapat menyulitkan letak rantai-rantai
karbon agar tersusun padat, sehingga dapat menghambat proses pembekuan
membran pada saat suhu rendah. Lebih besar jumlah ikatan rangkap pada
hidrokarbon fosfolipid maka membran akan bersifat semakin cair. Untuk
mempertahan fluiditasnya membran sel-sel yang hidup pada suhu rendah
mempunyai proporsi asam lemak yang lebih tinggi. Bukti lain mengemukakan
bahwa sel dapat mengubah kesetimbangan asam lemak jenuh dan tak jenuh dalam
membran menjadi suatu adaptasi terhadap pergantian suhu.

c) Adanya Kolesterol

Pada suhu yang relatif lebih tinggi, kolestrol membuat membran kurang
fluid dengan cara menghambat pergerakan fosfolipid. Akan tetapi, karena
kolesterol juga menghalangi pengemasan rapat fosfolipid, kolesterol menurunkan
suhu yang dibutuhkan oleh membran untuk memadat. Kolestron bisa dianggap
sebagai ‘bufer suhu bagi membran, menahan fluiditas membran yang dapat
disebabkan oleh perubahan suhu.

d) Keterikatan protein pada filamen sitoskeleton

Protein ada yang terikat pada filamen sitoskeleton sehingga dapat


mempertahankan bentuk membran meskipun bersifat cair. Pelekatan ini
berkombinasi untuk memberi kerangka luar yang lebih kuat daripada yang dapat
diberikan oleh membran plasma itu sendiri.

3. Dinamis
Yang dinamis dari selaput plasma adalah molekul-molekul dari selaput
plasma yaitu fosfolipid dan protein. Fosfolipid pada suhu normal (misal 37°C pada
prokaryota) akan berada dalam kondisi normal, tetapi pada suhu yang lebih tinggi
fosfolipid akan menjadi mudah bergerak demikian juga bila lebih pendek asam
lemaknya maka akan makin mudah bergerak.
Gambar 13: Sifat membran dinamis dan asimetris.

4. Asimetris
Molekul-molekul lipid penyusun lapisan bagian luar selaput plasma berbeda
dengan penyusun bagian dalamnya. Demikian pula molekul-molekul peptide dan
karbohidratnya. Sebagian besar karbohidrat terdiri dari glikolipid, glikoprotein, dan
proteoglikan. Karbohidrat-karbohidrat ini hanya ada pada permukaan luar membran
plasma, karena itu pada begian luar susunannya lebih kompleks. Hal ini untuk
mendukung fungsinya sebagai reseptor molekul-molekul khusus maupun agensia
khas seperti virus dan bakteri. Selain itu juga dapat sebagai reseptor terhadap
perubahan lingkungan seperti suhu, intensitas cahaya dan lain-lain.

Gambar 14: Sifat membran asimetris.


5. Membran sebagai mosaic
Membran plasma disebut mosaik karena letak komponen (protein) yang
tidak teratur. Hal ini memudahkan transporasi zat. Membran plasma dan membran
berbagai macam organel masing-masing memiliki koleksi protein yang unik.
Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari 50 jenis protein dalam membran plasma
yang tersusun dengan pola yang tidak teratur.

Gambar 15: Sifat membran sebagai mozaik.

2.6 Transpor yang Melalui Membran

1. Transpor Pasif
1. Pengertian Transpor Pasif
Transpor pasif adalah
pergerakan zat melintasi membran sel
tanpa memerlukan energi. Transpor
pasif dapat terjadi dikarenakan adanya
perbedaan konsentrasi dari luar dan
dalam sel sehingga molekul bergerak
melewati membran plasma atau Gambar 16: Transpor pasif pada membran.

membran sel.

2. Jenis Transpor Pasif

A. Difusi

Difusi merupakan pergerakan zat menuruni gradien konsentrasinya,


dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang lebih rendah. Difusi
termasuk ke dalam hasil gerak termal (panas atau kalor). Proses difusi
terjadi secara spontan karena difusi menurunkan energi bebas. Difusi zat
terlarut meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang lebih
acak daripada ketika terdapat konsentrasi zat terlarut yang terlokalisir.

Gambar 17: Difusi zat terlarut melintasi membran. (a) Difusi satu zat
terlarut, (b) Difusi dua zat terlarut.

Difusi termasuk transpor pasif, karena sel tidak memerlukan energi


saat peristiwa berlangsung. Setiap zat yang berdifusi menuruni gradien
konsentrasinya sendiri. Gradien konsentrasi tersebut merepresentasikan
energi potensial dan dapat berdifusi.

Difusi memiliki dua subtipe yaitu sebagai berikut:

a) Difusi yang telah dijabarkan di atas disebut difusi sederhana. Difusi


sederhana adalah pergerakan molekul dan ion melewati membran dengan
menembus lipid bilayer secara langsung. Kecepatan difusi ditentukan oleh
jumlah substansi, kecepatan gerak kinetik bahan, jumlah, dan pori-pori
pada membran. Contoh difusi sederhana yaitu pada saat penyerapan
oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2) pada peristiwa
respirasi seluler.

b) Difusi terfasilitasi atau difusi dipermudah adalah pergerakan molekul


dan ion melewati membran melalui protein transpor transmembran.
Sebagian besar protein transpor sangat spesifik karena protein
mentranspor beberapa zat tetapi tidak meloloskan zat yang lain.

B. Osmosis
Difusi air melewati membran permeabel selektif mengakibatkan
terjadinya perbedaan konsentrasi. Peristiwa ini disebut Osmosis. Osmosis
adalah pergerakan molekul zat pelarut dari wilayah yang berkonsentrasi
rendah ke daerah yang berkonsentrasi lebih tinggi. Pergerakan air
melewati membran sel dan keseimbangan air antara sel dengan
lingkungannya bersifat krusial.

Dalam osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan dengan zat


terlarut yang berkonsentrasi tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan zat
terlarut yang berkonsentrasi rendah), dan larutan isotonik (dua larutan
yang memiliki konsentrasi sama). Osmosis tidak akan terjadi jika dua
larutan sudah setara konsentrasinya.

Gambar 18: Osmosis

Osmosis pada larutan hipertonik, hanya sedikit air yang dapat


melewati membran dikarenakan molekul air terikat oleh molekul gula atau
zat terlarut, sedangkan osmosis pada larutan hipotonik, akan lebih banyak
air yang melewati membran dikarenakan molekul air lebih bebas dan
sedikit yang terikat.
3. Faktor yang mempengaruhi

1) Difusi

Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi sebagai berikut.

- Suhu, semakin tinggi suhu maka difusi semakin cepat.

- Berat molekul, semakin besar molekul maka difusi semakin lambat.

- Kelarutan dalam medium, semakin besar kelarutan maka difusi semakin


cepat.

- Beda potensial kimia, semakin besar beda maka difusi semakin cepat.

2) Osmosis

Faktor yang mempengaruhi osmosis sebagai berikut.

- Suhu

- Zat terlarut, semakin banyak zat pelarut maka osmosis semakin cepat.

- Luas Permukaan

- Jarak zat terlarut dan pelarut,

- Tebal membran, Semakin tebal membran, maka semakin lambat


terjadinya osmosis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Membran plasma merupakan tepi kehidupan, perbatasan yang memisahkan
sel hidup dari lingkungan sekelilingnya. Model-model membran terdiri atas model
membran plasma menurut Overton dan Langmuir, Plower, Gortel dan Grendel, J.F.
Danielli dan E. N. Harvey, Danielli dan Davson, menurut Robertson, dan menurut
Singer dan Nicolson.
Komponen penyusun membran plasma sel terdiri atas lipid, protein yang
terdiri atas protein integral dan protein perifer, juga karbohidrat. Lipid merupakan
Komponen utama membran sel yang terdiri atas fosfolipid. Protein integral adalah
protein yang merintangi lapisan lipid dwilapis sedangkan protein perifer umumnya
terikat longgar pada membran protein yang kaya akan asam amino dengan rantai
samping hidrofilik. Karbohidrat pada membran plasma terikat pada lipid atau
protein dalam bentuk glikolipid dan glikoprotein.
Fungsi membran plasma adalah sebagai pembatas antara lingkungan di
dalam sel dengan lingkungan di luar sel, Mengatur permeabilitas membran, Sebagai
protein pengenal atau reseptor molekul khusus, Sebagai jalan untuk keluar
masuknya zat dari luar ke dalam sel atau sebaliknya, Penyedia enzim, dan Berperan
dalam transduksi energi.
Membran plasma mempunyai sifat-sifat yaitu selektif permeabel
yang dipengaruhi oleh lapisan ganda lipid maupun proteinnya, mempunyai sifat
fluiditas membran yang ditentukan oleh Pergerakan fosfolipid, Ketidakjenuhan
asam lemak, adanya Kolesterol, dan Keterikatan protein pada filamen sitoskeleton.
Dinamis, asimetris dan membran sebagai mosaic karena letak komponen (protein)
yang tidak teratur.
Transpor yang melalui membran ada transpor aktif yaitu pergerakan zat
melintasi membran sel tanpa memerlukan energi dan transpor pasif yang
mempunyai berbagai jenis yaitu difusi yang merupakan pergerakan zat menuruni
gradien konsentrasinya, dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang
lebih rendah dan osmosis yaitu pergerakan molekul zat pelarut dari wilayah yang
berkonsentrasi rendah ke daerah yang berkonsentrasi lebih tinggi.

3.2 Saran
Dalam mempelajari materi model membran dan transport membran
sebaiknya dilakukan dengan sangat teliti bahkan sangat dianjurkan untuk
melakukan bimbingan dengan orang yang ahli pada bidang biologi, sebab materi
yang dibahas sangat beragam dan mengalami beberapa kemiripan sehingga
pengkajiannya perlu teliti agar tidak terjadi miskonsepsi.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Jane B Reece. (2010). Biologi: Edisi 8 Jilid 1. Terjemahan oleh
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Rahmadina, R. (2020). Modul Ajar Biologi Sel Dan Peranannya Dalam Kehidupan.
UINSU.ac.id

Rosana, D. Biofisika: Struktur dan Fungsi Sel. Modul 1.


Prasetya, E. (2017). Perkembangan Model Membran Sel. [Online]. Diakses dari
https://inovasibiologi.com/perkembangan-model-membran-sel/

Anda mungkin juga menyukai