Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MEMBRAN SEL DAN TRANSPOR ANTAR MEMBRAN

OLEH :

KELOMPOK 1

ABT HERLINA 51422011090

ISMI APRIANI ISLAMUDDIN 51522011114

SARNAWIAH SALEHUDDIN 51622011025

NOVIRA FISTIATI FAISAL 51622011026

ULFAH HIDAYAH YASIR 51622011027

RISMA DAMAYANTI 51622011033

C1 KONVERSI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI

MAKASSAR

2023
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biologi

Sel sesuai waktunya.

Terwujudnya makalah ini atas berkat dan bantuan dari pihak yang telah

meluangkan waktunya serta referensi yang kami dapatkan.

Penyusun menyadari bahwa makalah yang kami susun inimasih belum

sempurna dan masih terdapat kesalahan, untuk itu kami sebagai penyusun sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi mencapai

kesempurnaan laporan selanjutnya.

Makassar, 2023

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB 1 PEMDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Defenisi.........................................................................................................4
B. Fungsi Membran Sel.....................................................................................5
C. Transpor Antar Membran..............................................................................7
1. Transpor Aktif..............................................................................................7
2. Transpor Pasif.............................................................................................13
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Membran Sel........................................................................................5

Gambar 2. Transpor Aktif.....................................................................................8

Gambar 3. Endositosis...........................................................................................12

Gambar 4. Difusi Sederhana dan Difusi Terfasilitasi............................................15


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Max Schultze (March 25, 1825 - January 16, 1874) menyatakan

bahwa sel merupakan struktur fungsional makhluk hidup. Secara struktural, sel

memiliki membran plasma yang berfungsi sebagai pembatas antara komponen

luar sel dan komponen dalam sel. Membran sel merupakan salah satu bagian dari

sel yang berfungsi untuk membatasi isi seldari lingkungan luarnya. Pada awal

perkembangannya membran sel memiliki berbagai macammodel berdasar pada

hasil percobaan yang telah dilakukan oleh beberapa orang saintis di jamandahulu.

Akan tetapi model membran sel yang dianut hingga saat ini ialah model mosaik

fluida.Hal tersebut didasarkan atas adanya beberapa alasan yang berhubungan

dengan substansi penyusun membran sel. Adapun substansi penyusun membran

sel ialah lipid, protein, dankarbohidrat. Didalam makalah ini akan dijelaskan lebih

rinci mengenai struktur, fungsi dantransportasi membran sel (Belqouli, et al.,

2015).

Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang berada

diluar permukaan. Pernyataan ini berdasarkan atas penemuan S.J Jinger dan G.

Nicholson pada tahun 1972 tentang teori membrane yang dikenal sebagai model

mozaik fluit. Membrane bukan hanya sebagai pembatas suatu sel, tetapi lebih

kompleks lagi karena membrane memiliki kegunaan lain seperti berperan dalam

1
2

lalu lintas kelua masuknya sel transportasi molekul yang menuruni gradient

konsentrasi disebut transportasi pasif, sedangkan konsentrasi yang melawan

gradien disebut transportasi aktif. Molekul-molekul yang berukuran besar dalam

proses transportasinya melibatkan pelekukan membran sel sehingga membentuk

suatu vesikula. Transportasi aktif meliputi proses pompa ATP, eksositosis, dan

endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses difusi, osmosis, dan difusi

terbantu (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Untuk dapat bertahan hidup dan tumbuh, sel harus dapat bertukar molekul

dengan lingkungannya. Mereka harus mengimpor nutrisi seperti gula dan asam

amino dan menghilangkan produk sisa metabolisme serta harus mengatur

konsentrasi berbagai ion anorganik dalam sitosol dan organelnya. Beberapa

molekul, seperti CO2 dan O2, dapat dengan mudah berdifusi melintasi lapisan

ganda lipid dari membran plasma. Tetapi sebagian besar tidak bisa. Alih-alih,

transfernya bergantung pada protein transpor membran khusus yang menjangkau

bilayer lipid, menyediakan jalur pribadi melintasi membran untuk zat tertentu

Transportasi molekul atau zat merupakan partikel yang melintasi membran plasma

dan sangat penting untuk kehidupan sel. Zat tertentu harus pindah ke dalam sel

guna membantu reaksi metabolik. Zat lain yang sudah diproduksi oleh sel akan

diekspor atau limbah sebagai produk seluler harus berpindah keluar dari sel

(Chatterjea, 2011). Zat pada umumnya bergerak melintasi membran selular

melewati proses transportasi yang bisa diklasifikasikan sebagai pasif atau aktif,

tergantung apakah mereka membutuhkan energi atau tidak. Dalam transport pasif,

zat bergerak menuruni gradien untuk menyeberangi membran hanya


3

menggunakan energi kinetik sendiri. Energi kinetik ialah intrinsik untuk partikel

yang bergerak. Contohnya ialah difusi sederhana (simple diffusion) (Novira,

Arfah, & Adawiyah, 2021).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskan beberapa permasalahn yang

akan dibahas yaitu :

1. Apa itu Membran Sel?

2. Bagaimana fungsi Membran Sel ?

3. Bagaimana Transpor Antar Membran ?

C. Tujuan

1. Mengetahui defenisi Membran Sel?

2. Mengetahui Fungsi Membran Sel ?

3. Mengetahui bagaimana Transpor Antar Membran ?


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

Membran sel adalah lipid penghalang dibagian  luar sel yang terdiri

dari dua lapisan fosfolipid dengan protein tertanam. Membran sel memisahkan

isi sel dari lingkungan luarnya, dan itu mengatur apa yang masuk dan keluar

sel. Pada hewan membran plasma adalah meliputi bagian terluar dari sel

sedangkan pada tumbuhan, jamur, dan beberapa bakteri terletak di bawah

(dinding sel) (Belqouli, et al., 2015).

Membran sel sering disebut juga membran plasma yang bersifat

semipermeabel. Artinya, membran sel hanya dapat dilewati oleh zat tertentu,

tetapi tidak dapat dilewati oleh zat lainya. Zat yang dapat melewati ialah air,

zat yang larut dalm lemak dan ion tertentu. Membran sel berfungsi pelindung

sel dan pengatur keluar masuknya zat dari dan ke dalam sel (Hermawan,

Dhitareka, & Farach, 2021).

4
5

Gambar 1. Membran Sel

B. Fungsi Membran Sel

Membran plasma sel memiliki dua peran utama yaitu penghalang fisik serta

mengatur pertukaran materi dengan lingkungannya dan sebagai membran selektif

semipermeabel.

a. Fungsi membran sebagai Penghalang fisik

Membran sel penting karena memisahkan dan melindungi sel dari

lingkungannya. Hal ini memungkinkan kondisi intraseluler sel menjadi sangat

berbeda dengan kondisi ekstraseluler. Sebagai contoh, sel-sel saraf dalam

tubuh Anda akan mempertahankan konsentrasi tinggi kalium dibagian dalam.

Di luar, dalam cairan ekstraselular, ada sangat sedikit kalium dan banyak

sodium. Perbedaan konsentrasi ini mutlak diperlukan untuk fungsi sel-sel

saraf, yang mengirim sinyal atau impuls saraf (Belqouli, et al., 2015).
6

b. Fungsi membran sebagai Selektif permeabel

Suatu struktur membran sel dan bersifat, seperti memiliki daerah luar

hidrofilik dan daerah bagian hidrofobik, mencegah banyak zat memasuki atau

meninggalkan sel. Ini bagus karena itu berarti bahwa bahan-bahan yang tidak

diinginkan tidak sengaja masuk ke dalam sel. Namun, banyak bahan, seperti

glukosa nutrisi, perlu untuk menyeberangi membran sel. Selain itu, zat-zat

limbah harus keluar dari sel. Jika mereka tidak, limbah akan menumpuk dan

menjadi racun bagi sel (Belqouli, et al., 2015).

Membran sel mampu mengatur apa yang masuk dan apa yang keluar

dari sel. Ini disebut permeabilitas selektif. Hanya molekul yang sangat kecil,

seperti air, oksigen atau karbon dioksida, dapat dengan mudah melewati lipid

bilayer dari membran sel. Setiap zat lain yang harus melintasi membran sel

harus melewati protein transport. Protein ini sangat spesifik tentang apa yang

mereka transportasikan. Misalnya, membran sel Anda memiliki transporter

yang hanya akan memungkinkan pergerakan molekul glukosa. Ada yang lain

dengan struktur yang berbeda yang hanya mengangkut sodium (Belqouli, et

al., 2015).

Fungsi membran plasma adalah untuk mengontrol apa yang masuk

dan keluar dari sel. Beberapa molekul dapat melalui membran sel untuk

memasuki dan meninggalkan sel, tetapi beberapa tidak bisa. Oleh karena itu,

sel itu tidak sepenuhnya permeabel. “Permeable” berarti bahwa apa pun bisa

menyeberangi penghalang. Pintu terbuka benar-benar permeabel terhadap apa


7

pun yang ingin masuk atau keluar melalui pintu. Membran plasma adalah

semipermeabel, yang berarti bahwa beberapa hal dapat masuk ke dalam sel,

dan beberapa hal yang tidak bisa (Belqouli, et al., 2015).

C. Transpor Antar Membran

Membran sel berfungsi membatasi sel dan lingkungan sekitar. Namun

demikian, tidak berarti sel menjadi satu sistem tertutup yang tidak dipengaruhi

oleh lingkungan sekitar. Tidak ada organisme yang mampu hidup terpisah dari

lingkungan sekitarnya. Begitu pula halnya dengan sel. Sel memperoleh bahan-

bahan yang dibutuhkan untuk berbagai proses metabolismenya dari lingkungan di

luar sel. Beberapa proses mekanisme sel dalam memperoleh bahan-bahan yang

dibutuhkan, antara lain difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis.

Transportasi zat melalui membran dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu

Transpor Aktif dan Transpor Pasif. Perbedaan utama antara transpor aktif,

osmosis, dan difusi adalah energi yang dikeluarkan sel. Pada osmosis dan difusi,

sel tidak mengeluarkan energi apapun untuk memindahkan zat melewati membran

sel karena zat berpindah sesuai dengan gradien konsentrasi. Dengan kata lain,

difusi dan osmosis terjadi secara spontan (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

1. Transpor Aktif

Transpor aktif merupakan perpindahan molekul zat dari konsentrasi

tinggi ke konsentrasi rendah dengan melawan gradien konsentrasi yang

membutuhkan energi di ATP. Energi yang digunakan pada transpor aktif

adalah (Adenosin Trifosfat) yang merupakan energi kimia tinggi yang berasal
8

dari hasil respirasi sel di mitokondria. Transfor aktif berfungsi untuk

memelihara keseimbangan di dalam sel (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Zat yang dipindahkan dengan cara transpor aktif pada umumnya

adalah zat yang memiliki ukuran molekul cukup besar sehingga tidak mampu

melewati membran sel. Sel mengimbangi tekanan osmosis lingkungannya

dengan cara menyerap atau mengeluarkan molekul-molekul tertentu. Dengan

demikian, terjadi aliran air masuk atau keluar sel. Kemampuan mengimbangi

tekanan osmosis dengan transpor aktif menjadi sangat penting untuk bertahan

hidup (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Pompa natrium kalium merupakan contoh transpor aktif yang banyak

ditemukan pada membran sel. Perpindahan molekul ini menggunakan energi

ATP untuk mengeluarkan natrium (Na+) keluar sel dan bersama dengan itu

memasukkan kalium (K+) ke dalam sel (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Gambar 2. Transpor Aktif

a. Transport Aktif Primer

Transport aktif primer merupakan transpor yang memerlukan bantuan

ATP atau aliran elektron. Mekanisme transport aktif sangat penting dari

berbagai system fungsional tubuh sepeti serabut-serabut otot dan saraf di


9

dalam proses penghantara impuls saraf, dan bagi semua sel tubuh untuk

mencegah pembekakan sel. Mekanisme ini sering disebut dengan pompa

natrium. Dengan adanya transport aktif primer dapat mengakibatkan adanya

transport aktif sekunder (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Contoh transpor aktif primer adalah transportasi K+ dan Na+. Sel

dalam menjaga konsentrasi K+ di dalam sel lebih besar dari pada di luar sel,

sedangkan Na+ konsentrasi di dalam sel lebih kecil dari pada di luar sel.

Pemeliharaan ion K+ dan Na+ maka harus dipompa untuk melawan

konsentrasi yang lebih tinggi dan diperlukan ATP (Novira, Arfah, &

Adawiyah, 2021).

b. Transport aktif Sekunder

Transpor aktif sekunder disebabkan oleh perbedaan gradien ion,

bukan dari ATP. Transport aktif sekunder disebabkan oleh adanya transport

aktif primer, dimana konsentrasi Na+ di luar sel lebih banyak dari pada di

dalam sel. Protein pembawa akan mengikat Na+ dengan molekul lain seperti

gula dan asam amino secara bersama-sama masuk ke dalam sel. Setelah di

dalam sel banyak ion Na+ maka transport aktif primer berlangsung.

Transpor Aktif melalui membran sel dapat berupa endositosis dan

eksositosis (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

a) Endositosis

Endositosis adalah proses di mana sel mengambil makromolekul

dan partikel besar dari lingkungan ekstraseluler. Proses ini membutuhkan

ATP, Ca2+ , dan mikrofilamen. Endositosis terjadi melalui invaginasi


10

membran plasma sehingga menyelubungi tetesan kecil cairan

ekstraseluler dan isinya. Invaginasi akan terjepit di lehernya untuk

membentuk vesikel endositosis. Vesikel kemudian mengangkut isinya ke

organel lain dengan menyatu dengan membrannya atau, dapat menyatu

kembali dengan membran plasma (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Tergantung pada apa yang diendositosis, endositosis disebut

fagositosis atau pinositosis. Endositosis sel, bakteri, virus, atau debris

disebut fagositosis. Vesikel endositik yang mengandung partikel-partikel

ini menyatu dengan lisosom primer untuk membentuk lisosom sekunder,

di mana partikel yang tertelan dicerna. Endositosis air, molekul nutrisi,

dan bagian dari membran sel disebut pinositosis (Novira, Arfah, &

Adawiyah, 2021).

Terdapat dua jenis proses endositosis, yaitu:

1) Pinositosis

Pinositosis fase cairan adalah proses nonselektif di mana sel

mengambil cairan dan semua zat terlarutnya tanpa pandang bulu.

Pinositosis fase cairan yang kuat dikaitkan dengan internalisasi

sejumlah besar membran plasma. Untuk menghindari pengurangan

luas permukaan membran, membran diganti secara bersamaan oleh

eksositosis vesikel. Dengan cara ini, membran plasma terus-menerus

didaur ulang. Pinositosis serap juga disebut pinositosis yang dimediasi

reseptor. Hal ini bertanggung jawab untuk penyerapan molekul makro

yang dipilih yang membran sel memiliki reseptor spesifik. Serapan


11

tersebut meminimalkan pengambilan sembarangan cairan atau

makromolekul terlarut lainnya. Vesikel yang terbentuk selama

pinositosis serap berasal dari invaginasi (lubang) yang dilapisi pada

sisi sitoplasma dengan bahan berfilamen yang disebut klatrin, protein

membran perifer. Lubang seperti itu disebut lubang berlapis (Novira,

Arfah, & Adawiyah, 2021).

Contoh pinositosis absorptif disediakan oleh endositosis

molekul lowdensity lipoprotein (LDL). Molekul berikatan dengan

reseptornya pada membran plasma, dan kompleks reseptor-LDL

diinternalisasi melalui lubang berlapis. Vesikel endositosis menyatu

dengan lisosom di dalam sel. Reseptor dilepaskan dan didaur ulang

kembali ke membran permukaan sel, tetapi LDL dimetabolisme

(Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

2) Fagositosis

Fagositosis juga disebut makan sel dalam eukariota uniseluler

seperti amuba. Amoebautilizes fagositosis untuk menelan partikel

makanan. Pada eukariota yang lebih tinggi, fagositosis dilakukan oleh

fagosit khusus dengan menelan baik puing-puing sel, bakteri, virus

atau bahkan sel utuh (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Pengikatan partikel dengan reseptor pada membran plasma

akan memulai proses dengan membentuk pseudopodia, mengelilingi

partikel. Pseudopodia ini dihasilkan oleh pergerakan permukaan sel

berbasis aktin. Pembentuk vesikula disebut fagosom. Fagosom diseret


12

ke lisosom. Penggabungan lisosom dengan fagosom membentuk

fagolisosom. Dengan aksi enzim hidrolitik dalam lisosom, bahan yang

dicerna akan dicerna. Penghancuran patogen asing seperti bakteri dan

virus dalam organisme multisel oleh fagositosis terlibat dalam

pertahanan organisme. Makrofag dan neutrofil dianggap sebagai

fagosit profesional (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Gambar 3. Endositosis

b) Eksositosis

Eksositosis adalah proses pelepasan makromolekul yang terbentuk

dalam sel ke luar. Eksositosis dikaitkan dengan peningkatan area

membran plasma. Bekerja sama dengan endositosis berisi cairan, proses

ini terlibat dalam remodeling membran. Molekul eksositosis terdiri dari

tiga jenis. Beberapa menempel pada permukaan sel dan menjadi protein

perifer, misalnya antigen. Beberapa menjadi bagian dari matriks

ekstraseluler, seperti kolagen dan glikosamino glikan. Beberapa


13

memasuki cairan ekstraseluler dan berfungsi sebagai hormon atau

neurotransmiter. Ini adalah eksositosis hanya ketika sel dirangsang

(Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

2. Transpor Pasif

Transpor pasif merupakan proses perpindahan zat secara spontan tanpa

memerlukan energi di ATP (Adenosin Trifosfat) yang dihasilkan oleh

mitokondria. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau

ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi

akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.

Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah

perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari

hipotonis ke hipertonis) (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena

zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya. Difusi, merupakan

perpindahan molekul zat dari konsentrasi tinggi konsentrasi rendah sehingga

konsentrasinya menjadi sama yang berlangsung melalui membran atau tidak.

Zat yang berkonsentrasi tinggi disebut Hipertonis, zat yang berkonsentrasi

rendah disebut Hipotonis, sementara zat yang berkonsentrasi sama disebut

Isotonis (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Difusi terbagi menjadi 2, yaitu Difusi Sederhana dan Difusi Terfasilisasi.

a. Difusi Sederhana

Difusi sederhana adalah hasil dari gerakan acak molekul, dan itu

terjadi di kedua arah melintasi membran. Namun, difusi menuruni gradien


14

konsentrasi jauh lebih besar daripada difusi melawan gradien. Oleh karena

itu, difusi bersih selalu menuruni gradien konsentrasi. Laju difusi sederhana

berbanding lurus dengan gradien konsentrasi melintasi membran dan

permeabilitas membran terhadap zat terlarut. Permeabilitas membran

terhadap suatu zat tergantung pada ukuran molekul, kelarutan lipid, dan

muatan listrik. Gas seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan

nitrogen (N2) dan molekul hidrofobik seperti hormon steroid dan asam dan

basa organik lemah mudah berdifusi melalui membran sel (Novira, Arfah, &

Adawiyah, 2021).

Molekul polar kecil yang tidak bermuatan seperti air dan urea dapat

berdifusi melintasi lapisan ganda lipid, tetapi tidak dalam jumlah yang

cukup secara fisiologis. Jumlah air yang jauh lebih besar melewati saluran

membran yang disebut aquaporin, yang terdapat pada semua sel. Aquaporin

tidak memungkinkan ion melewatinya. Molekul aquaporin disimpan dalam

endosom di dalam sel. Ketika dirangsang dengan tepat, mereka dengan

cepat ditranslokasi ke membran sel. Demikian pula, urea menggunakan

pengangkut khusus untuk melintasi membran dalam jumlah yang lebih besar

(Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Molekul hidrofilik besar yang tidak bermuatan seperti glukosa tidak

dapat berdifusi melalui lapisan ganda lipid. Membran biologis

menggunakan transportasi yang dimediasi pembawa untuk glukosa. Partikel

bermuatan, baik besar (asam amino) atau kecil (ion Na+ , K+ , Cl– , dan

Ca2+), tidak dapat berdifusi melintasi lapisan lipid bilayer. Asam amino
15

menggunakan transporter membran untuk melintasi membran. Ion melintasi

membran, seringkali dalam jumlah besar, melalui saluran membran. Saluran

ion tidak memungkinkan air melewatinya (Novira, Arfah, & Adawiyah,

2021).

b. Difusi Terfasilitasi

Yaitu difusi melalui membran dengan bantuan protein pembantu

yaitu protein integral. Difusi tersebut menggunakan operator protein yang

tertanam dalam membran sel. Operator-operator protein tersebut mengikat

senyawa, lalu merubah bentuk senyawa tersebut. Lalu, operator-operator

protein merilis senyawa ke dalam atau keluar dari sel serta memperoleh

kembali bentuk mereka. Difusi difasilitasi adalah salah satu proses transpor

pasif (Novira, Arfah, & Adawiyah, 2021).

Gambar 4. Difusi Sederhana dan Difusi Terfasilitasi


BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Membran sel adalah lipid penghalang dibagian  luar sel yang terdiri dari

dua lapisan fosfolipid dengan protein tertanam. Membran sel memisahkan isi sel

dari lingkungan luarnya, dan itu mengatur apa yang masuk dan keluar sel.

Adapun fungsi membran plasma sel yaitu penghalang fisik serta mengatur

pertukaran materi dengan lingkungannya dan sebagai membran selektif

semipermeabel. Transportasi zat melalui membran dapat berlangsung dengan cara

Transpor Aktif dan Transpor Pasif.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Belqouli, A., Kristiani, A., Gunawan, B., Sari, D. P., Fadhillah, E. N., Mustanti, L.
F., & Maenkar, V. A. (2015). Makalah Membran Sel. Medan: Universitas
Sumatera Utara.

Hermawan, A., Dhitareka, P. H., & Farach, N. (2021). Makalah Virus dan Sel.
Jawa Barat: Universitas Pendidikan Indonesia.

Novira, A., Arfah, M. H., & Adawiyah, R. (2021). Makalah Membran Sel.
Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai