CB Agama1 As
CB Agama1 As
A. KONSEPTUALILASI AGAMA
Agama semestinya disinergikan dengan iman sehingga seseorang sungguh bisa memiliki agama dan beriman
dengan baik dan benar pula.
Agama dimaknai sebagai keyakinan religious dan sakral yang dipersepsikan dalam konteks antromorfis
ketuhanan, akan suatu kekuatan tertinggi yang melampaui kemampuan manusia. Keyakinan ini terdapat pada semua
penganut agama di dunia umumnya dan khususnya Agama Islam, Khatolik, Protestan, Budha, Hindu, maupun
Konghucu yang dianut oleh masyarakar Indonesia. Semua agama mengakui adanya Tuhan.
B. TERMINOLOGI IMAN
Dalam konteks keyakinan keagamaan, terminologi iman dipahami sebagai percaya di dalam batin/nurani,
pasti tentang sesuatu, pasti tentang Tuhan dan Wahyu-Nya. Artinya seseorang yang beriman tidak ragu tentang
kebenaran Tuhan melalui wahyu suci di dalam keyakinan agama masing-masing. Sehingga iman adalah jawaban atau
tanggapan manusia atas wahyu Tuhan
Kepercayaan artinya keyakinan atau iman yah kokoh dan tidak digoncangkan pada Tuhan ataupun
substansi yang disembah dalam agama-agama. Keyakinan akan tampak dalam hal seperti pengakuan adanya
tuhan, contohnya: keyakinan akan keselamatan di akhirat, dll.
Simbol biasanya berkaitan dengan filosofi atau cara pandang para penganut agama yang berkaitan
dengan Tuhan yang mereka sembah dalam hal agama mereka. Kelompok agama lain tidak dapat memahami
secara baik dan mendalam tentang simbol-simbol agama lain.
Simbol biasanya menjadi sarana pendukung praktik ibadah atau ritual kelompok penganut agama
yang bersangkutan. Contohnya seperti dalam agama Islam ada tasbih, dalam agama Katolik ada simbil
Rosario, dalam agama Kristen Protestan (Dan Katolik) ada simbol salib, dalam agama Budha dan Hindu ada
simbol patung-patung, dalam agama Konghucu ada Hio, dll.
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
Para penganut agama memiliki motivasi-motivasi internal tertentu dalam memilih agama yang
dianutnya. Motivasi keagamaan itu umumnya bersifat psiko-subjektif yang diyakinin sebagai hal yang baik
dan benar yang mengarahkan perilaku cara berpikir dan cara bertindak mereka sepanjaag hidup.
Hal pokok sebagai motivasi dasar mengapa penganut agama menghayati agamanya:
1. Mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi. Seperti fenomena bencana alam, kematian manusia, dan kemungkinan
hidup sesudah kematian.
2. Mengatasi keterbatasan-keterbatasan manusiawi yang dialami dalam hidupnya. Ketika manusia
mencapai keterbatasan dalam hidupnya, manusia akhirnya akan mengakui adanya kekuatan aun yang
jauh melampaui kekuatan manusia.
3. Untuk menciptakan keteraturan dan hubungan sosial. Seseorang menganut agama untuk mengarahkan
hidupnya agar berjalan sesuai tujuan yang benar,
C. TIPE-TIPE AGAMA
1. Tipe-tipe agama berdasarkan tipe relevasi/pewahyunya:
a. Agama Revelasi: agama yang diasumsikan sebagai hasil revelasi/wahyu Tuhan yakni Agama Yahudi,
Agama Kristiani, dan Agama Islam.
b. Agama Non Revelasi: agama yang diasumsikan bukan revelasi namun bersumberkan tradisi-budaya
yakni Agama Budha, Shinto, Taoisme, dan Konghucu.
2. Tipe-tipe agama berdasarkan tipe misionaris/sifat pewarisannya:
a. Agama Misionaris: Budha, Islam, Kristiani
b. Agama Non Misionaris: Hindu, Zoroastra dan Yahudi
3. Tipe-tipe agama berdasarkan geografis dan Ras:
a. Semitik: Islam, Kristiani, dan Yahudi
b. Arya: Hindu, Zoroastra, dan Jainisme
c. Mongolia: Konghucu, Shintoisme, dan Taoisme
d. Agama Budha merupakan sintesis atau kombinasi antara Arya dan Mongolia
Pembagian diatas hanyalah perspektif untuk menunjukkan karakteristik atau ciri khas dari tipologi agama-
agama yang dianut manusia. Namun sesungguhnya dari filosofi keagamaan, semua agama manusia
sebetulnya mengarahkan diri atau mengorientasikan tujuan hidupnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
F. KARAKTERISTIK AGAMA
Lima karakter dasar yang terdapat dalam agama:
a. Memiliki kepercayaan agama (percaya bahwa tuhan itu ada)
b. Memiliki simbol agama (untuk membantu dalam praktik ibadah)
c. Memiliki praktik agama (sebagai ungkapan iman kepada tuhan)
d. Memiliki umat atau penganut agama (orang yang memeluk agama)
e. Memiliki pengalaman agama (menjadi tolak ukur kedekatan penganut agama dengan Tuhan)
TOPIK 3
A. KONSEP TUHAN
Terdapat tiga konsep tentang relasi atau hubungan antara Tuhan, manusia dana lam ciptaan-Nya:
1. Deisme : Tuhan YME menciptakan alam dengan sempurna dengan segala hukumnya, kemudian semuana
diserahkan kepada alam dan manusia untuk menentukan kehidupannya masing-masing, sementara
Tuhan tidak ikut campur tangan dalam perbuatan manusia dan dinamika alam.
2. Panteisme: Semua peristiwa di ala mini tidak luput dari kehendak Tuhan. Kejadiam alam, perbuatan
manusia, pandai atau tidak, beruntung atau celaka, semuanya ditentukan Tuhan dan dikendalikan oleh
Tuhan.
3. Teisme: Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia tetapi masih saja terdapat hal-hal yang diluar
kemampuan manusia. Paham Teisme percaya bahwa Tuhan bukan sekedar pencipta yang jauh,
melainkan dekat juga didalam kehidupan manusia dan alam.
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
Didalam keyakinan agama Hindu, orang awam hanya tahu bahwa penganut agama Hindu juga
memiliki kepercayaan kepada 3 dewa yang disebut Trimurti atau tiga Dewa, yaitu Dewa Brahma (Dewa
pencipta), Dewa Wisnu (Dewa pemelihara), dan Dewa Siwa (Dewa Perusak). Kategorisasi tiga dewa itu
berasal dari pengamatan yang sangat intensif terhdap gejala ala mini, dimana ada sebuah peristiwa yang
meliputi ketiga aspek berikut: ada proses penciptaan, ada proses pelestarian atau pemeliharaan, ada proses
perusakan atau pemusnahan (lebih tepat: pengembalian kepada bentuk awal).
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
TOPIK 4
Alam dan lingkungan terdiri dari unsur-unsur non manusiawi (sinar matahari, tanah, udara, air,
flora, fauna, iklim, suhu,dll) yang terdapat dalam di dalam semesta ini. Hubungan antarunsur di dalam alam
semesta saling menentukan keberadaan masing-masing. Jika salah satu unsur alam rusak/langka, maka
dipastikan bagian lain dari alam ikut rusak, hancur dan binasa. Misalnya ketika air mata di gunung
mengering, maka dipastikan segala unsur biotik seperti tumbuhan, hewan dan manusia langsung terkena
imbasnya, yaitu krisis air.
Sehingga ketika alam rusak atau dirusakkan, maka tamatlah riwayat hidup manusia dan seluruh
makhlukh hdiup dalam alam semesta. Dua penyebab utama krisis alam lingkungan:
1. Pada tataran praktis, kerusakan muncul karena sukap dan perilaku manusia yang tidak
berlandaskan nilai-nilai moral-etis dalam mengembangkan relasi dengan alam. Menunjukkan
cara bersikap tidak ramah pada lingkungan.
2. Pada tataran paradigma atau cara berpikir manusia. Cara berpikir sesat-keliru pada alam akan
terwujud dalam prilaku tidak bijak dalam relasi manusia dengan alam. Mindset yang keliru
menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan alam semesta.
Skolimoswki memperkenalkan suatu paradigm berpikir baru, yaitu Eco-philosopy. Kekuatan utama
prinsip ini yakni cara berpikir baru yang melihat alam secara religious spiritual. Prinsip ini sama artinya
dengan eco-spiritual dimana memberikan suatu perintah religious-spiritual bagi manusia untuk kembali
menghargai nilai2 intrinsik yang mengkristal didalam alam.
Sebagai orang yang beragama dan beriman, kita harus sadar untuk menjaga alam. Kita tidak hanya
perlu berpikir atau berdoa saja, tapi juga perlu untuk bertindak nyata.
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
TOPIK 5
B. DIMENSI-DIMENSI MANUSIA
1. Tubuh
Tubuh yang sehat akan menjadi kekuatan yang positif bagi ekspresi pikiran, hati dan jiwa
seseorang. Jika tubuh dikendalikan dengan baik oleh pikiran, hati, dan jiwa maka sistem fisiologis
manusia akan semakin baik dan memberi dampa positif bagi kesehatan tubuh: segar, gembira,
damai, tenang,dll. hal yang dianjurkan dilakukan untuk mengolah tubuh agar menjadi pelayan yang
bagi bagi manusia:
a. Mengonsumsi nutrisi yang baik dan seimbang
b. Berolahraga yang seimang dan teratur
c. Beristirahat yang cukup, relaks, memanage stress dan berpola pikir preventif
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
4. Jiwa
Jiwa menggerakkan pikiran, perasaan, tubuh, dll. tanpa jiwa, manusia lenyap dan musnah.
Covey memperkenalkan 3 hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan jiwa, yaitu:
a. Mengembangkan integritas: mensitesiskan perbuatan dengan nilai, keyakinan, dan nurani.
b. Makna: menyadari nilai tujuan hidup manusia pada masa kini dan nanti. Kesadaran ini membuat
manusia menghargai hidup, waktu dan merefleksikan pengalamannya.
c. Suara hati: melalu suara hati, jiwa dapat berekspresi melebihi dimensi rasionalisme.
Jiwa adalah tuan dari manusia, berbeda dengan 3 dimensi lainnya yang merupakan pelayan
yang baik bagi tuan yang buruk. Alasan mengapa jiwa adalah tuan yang baik bagi manusia: 1. Jiwa
adalah hinti atau esensi dari manusia, 2. Jiwa tidak dapat musnah baik karena pembusukan ataupun
peniadaan, 3. Jiwa tidak mati, namun tetap hidup terus dalam keabadian.
Penjelasan mengenai 4 dimensi diatas memberikan kepada kita wawasan orientasi bahwa
dimensi2 manusia adalah satu walaupun mereka masing2 terpisah.
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
A. PENDAHULUAN
Agama seharusnya dapat berpartisipasi dalam menciptakan dunia yang lebih baik, dunia lebih adil,
dan dunia yang damai. Hal ini disebabkan karena agama secara historis dan teologis lahir dari kondisi
dimana manusia hidup dalam dosa. Agama dalam konteks ini mendorong transformasi sosial, dari situasi
dosa (konflik), ketidak berdayaan menjadi situasi yang lebih baik, adil, damai, sukacita.
Untuk dapat menjadi contoh bagi perdamaian dunia, agama tentu harus kembali pada tuhan, dan
nmendengarkan pesan-pesannya. Selain itu berusahalah untuk membangun dialog dengan berbagai
kelompok yang berbeda. Perbedaan dalam konteks ini adalah cara Tuhan memberikan pesan yang
berbeda manusia. Tanpa dialog, manusia tidak akan pernah dapat mendengarkan pesan tentang
bagaimana dunia harus dibangun.
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
Ketiga hal diatas menjelaskan bahwa agama sesungguhnya membebaskan manusia dari berbagai
belenggu, baik berasal dari dalam dirinya sendiri (nafsu dan keserahakan) maupun dari luar (penindasan
dan penganiayaan).
TOPIK 7
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
Dalam konteks kebijakan negara, jika negara mengadopsi konsep formalisme agama ini dan
menerapkan secara ketat terhadap kehdiupan para warganya, makan akan menimbulkan masalah
karena dimensi kebebasan individu dikekang bahkan tanggung jawab seolah dipaksakan oleh negara
kepada warganya.
2. Merangkai bingkai teoretik atau strategi kebudayaan untuk tumbuhnya iklim toleransi
umat beragama
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
Tidak apa2 jika orang menghayati nilai2 agama secara radikal, namun problem muncul ketika
itu dipaksakan kepada orang lain atau dijadikan sebagai tolak ukur paling benar dalam menilai
praktik hidup bersama dalam ruang2 sosial publik.
Kritik terhadap formalism agama bisa ditempuh dengan cara bersikap kritis dalam
menghayati iman keagamaan yang kita anuti. Bersikap kritis artinya memilah, memfilter, menyaring
dan menyensor pola pikir, pola sikap, dan pola tindakan kita yang salah, kurang etis dan keliru dalam
menghayati keagamaan kita.
Ukuran sikap kritis itu kita tempatkan dalam konteks substansi dari agama itu sendiri. Yang
menjadi substansi semua gaama adalah: Memuliakan Tuhan Maha Cinta dan mencintai kemanusiaan
sesama siapapun etnis dia dan apapun latar belakang agama yang dianutnya. Karena semua agama
mengajarkan pesan utama perdamaian, kasih saying, persaudaraan, cinta kasih, dan solidaritas.
Semua agama mengajarkan nilai2 kebaikan religius sebagai substansi utama, yaitu:
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara
HATI NURANI
Hati nurani adalah perasaan pertama yang muncul dari diri seseorang dan diciptakan oleh tuhan
(bawaan dari lahir).
2. Materialisme: menggantikan peran Tuhan dengan semua hal yang bersifat materi. Materi memang
tetap penting bagi manusia, namun jangan sampai terbutakan oleh materi. Contohnya seperti orang
yang rakus, korupsi.
3. Kebudayaan: wajah dari suatu manusia karena merupakan cerminan dari cara berpikir, beriprilaku,
dll. peran Tuhan dapat digantikan oleh kebudayaan, misalnya menyontek.
Hati nurani merupakan sesuatu yang penting bagi setiap orang yang beriman. Setiap orang yang
beriman tidak hanya mengandalkan ilmu pengetahuan, materim dan kebudayaan sebagai dasar untuk
merespon berbagai peristiwa konkrit yang berada diluar dirinya. Oleh karna itu maka sikap dasar seorang
yang beriman adalah mendengarkan tuntutan Tuhan melalui suara hatinya untuk merespon setiap situasi
atau peristiwa yang berada diluar dirinya.
Seluruh catatan dirangkum berdasarkan buku character building: Agama, yang disusun oleh Tim CBDC, Universitas Bina Nusantara