Asuhan Keperawatan Pada By. R Dengan Pneumonia Dalam Pemenuh
Asuhan Keperawatan Pada By. R Dengan Pneumonia Dalam Pemenuh
R DENGAN PNEUMONIA
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
DI RUANG LAMBU BARAKATI ANAK
RSU BAHTERAMAS PROV. SULTRA
OLEH:
i
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P00320015040
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iii
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
4. Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
sampai sekarang
iv
MOTTO
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
kasus ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada By. R Dengan Pneumonia
RSU Bahteramas Prov. Sultra 2018”. Sholawat serta salam tujukan kepada
S.Kp., M.Kes selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan
bimbingan serta petunjuk kepada penulis dalam proses penyusunan karya tulis
Terkhusus ucapan terima kasih tak terhingga kepada kedua orang tuaku
tercinta Ayahanda M. Junaid dan Ibunda Nur Diana yang dengan penuh kasih
dan memberikan dorongan dan do’a yang tulus demi keberhasilan penulis.
vii
2. Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
Staf-stafnya.
5. Ibu Lena Atoy, SST., MPH selaku penguji I, Ibu Hj. Nurjannah, Bsc.,
S.Pd., M.Kes selaku penguji II, dan Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns.,
M.Kes selaku Penguji III yang telah memberikan arahan dan masukan dalam
7. Seluruh Staf dan Dosen Prodi DIII Jurusan Keperawatan yang telah banyak
khususnya Kelas A Novianti Rusli, Rivawarda Fitriyah, dan Riski Adelin yang
Ilmiah ini.
Alfarizi, dan Ikram yang telah menyayangi dan banyak memberikan dukungan
viii
10. Kepada teman-teman BSquad Tyan, Dyah, Kiki, Rani, Rima, Rhida, Rhizka,
Salni, Selvi, dan Silvi, yang selalu menghibur dan memberikan dukungan
kepada penulis.
11. Terakhir untuk semua keluarga LDK BabuSy Syifa’ khususnya pada Kak Nur,
Miranda, Febriana, Sasrinda, Intan, Ketrin, Annisa, Sukma, Fitri, Uvin dan
adik-adik anggota LDK yang tak dapat kusebut satu persatu, terimakasih telah
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,
III Keperawatan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN........................................................................ii
ABSTRAK ........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR......................................................................................vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
x
BAB III METODE STUDI KASUS
D. Definisi Operasional...............................................................................36
B. Pembahasan............................................................................................59
A. Kesimpulan ............................................................................................66
B. Saran.......................................................................................................67
DOKUMENTASI .............................................................................................72
xi
DAFTAR TABEL
Hal
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wonodi, dkk, 2012 dalam (Irma et al, 2016) beberapa faktor penyebab yang
faktor nutrisi, faktor lingkungan serta riwayat penyakit yang pernah diderita.
Tanda dan gejala klinis ialah demam disertai gangguan pada kebutuhan
oksigenasi, misalnya batuk berdahak dan tidak berdahak, dan juga dapat
(IDAI, 2016).
Organization (WHO) adalah napas cepat, napas sesak, sianosis, dan terdapat
1
bahaya yang membutuhkan rujukan segera agar mendapatkan perawatan yang
napas, ketidakefektifan pola napas, dan gangguan pertukaran gas. Oleh karena
selama 3x24 jam. Hasil yang didapatkan pada saat evaluasi yaitu frekuensi
teratasi sebagian.
terdapat 1 anak yang meninggal dunia akibat Infeksi Saluran Napas Bawah
2
menyebabkan kematian utama pada anak berusia dibawah lima tahun yaitu
pneumonia tercatat 900.000 yang merupakan 16% dari total kematian anak
balita sebagian besar korbannya berusia dibawah 2 tahun, diare (14%), infeksi
lain (9%), malaria (8%), dan noncomunicable disease (4%). (UNICEF, 2018)
503.738 jiwa (57,84 %) dan jumlah kematian 551 jiwa (0,11%). Di Sulawesi
pneumonia pada anak balita tahun 2015 sebanyak 305 kasus, tahun 2016
sebanyak 324 kasus, tahun 2017 sebanyak 301 kasus. (Laporan tahunan RSU
hidung, terdapat tarikan dinding dada, dypsneu dan suara krekels saat
pemenuhan suplai oksigen ke otak dan sel-sel diseluruh tubuh, jika dibiarkan
dalam waktu yang lama keadaan ini akan menyebabkan hipoksemia lalu terus
3
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menyajikan
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
d. Mampu menggambarkan implementasi keperawatan pada pasien
1. Bagi Masyarakat/Klien
3. Bagi Institusi
5
5. Bagi penulis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak namun lebih sering
terjadi pada bayi dikarenakan sistem imun bayi masih rendah. (Wong et al,
2008)
et al, 2014)
yang terjadi pada pengisian rongga alveoli oleh eksudat dan terdapat
terjadi pada bayi dan anak yang disebabkan istem imun masih rendah.
7
2. Etiologi
kemudian virus dan jamur yang sangat jarang ditemukan sebagai penyebab
c. Mycoplasma pneumonia.
f. Pneumonia hipostatik.
g. Sindrom loeffler.
a. Umur balita: pada kelompok umur bayi sampai anak balita yang
b. Faktor nutrisi: status gizi yang kurang dengan keadaan imunitas rendah
8
(Sediaoetama, 2008). Balita yang tidak mengkonsumsi ASI eksklusif
sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI kurang dari 24 bulan lebih
2016)
3. Klasifikasi Pneumonia
Kusuma, 2016)
9
Tabel 2.1 Klasifikasi Pneumonia Pada Anak Balita
Kelompok Umur Klasifikasi Gejala
2 bulan - <5 tahun Pneumonia berat Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam (Chest in drawing)
4. Patofisiologi
langsung dari saluran pernapasan atas. Akibat sekunder dari Viremia atau
anatomi dan barrier mekanik serta sistem pertahanan tubuh local maupun
10
sistemik. Barrier anatomi dan meknik diantaranya adalah filtrasi partikel di
asing melalui refleks batuk dan upaya menjaga kebersihan jalan napas oleh
lapisan mukosiliat.
lebih banyak mengenai lobus. Pada infeksi virus awalnya ditandai oleh lesi
didapatkan dalam saluran napas kecil. Bila proses inflamasi meluas maka
sel debris, mucus serta sel-sel inflamasi yang meningkat dalam saluran
Respon inflamasi di dalam alveoli sama seperti yang terjadi pada ruang
intertisial yang terdiri dari sel-sel mononuclear. Prosen infeksi yang berat
akan diaktifkan. Saat terjadi kontak antara bakteri dan dinding alveoli
11
maka bakteri akan ditangkap oleh lapisan cairan epitel yang mengandung
edema yang luas. Area edema akan membesar dan membentuk area sentral
yang terdiri dari eritrosit, eksudat, purulent (fibrin, sel-sel lekosit PMN)
aureus pada sel mukosa melalui teichoid acid yang terdapat pada dinding
tidal dan frekuensi napas sehingga terlihat takipnea dan dyspnea. Sehingga
12
proses difusi gas akan terganggu dan menyebabkan hipoksia bahkan gagal
Agen infeksi
Aspirasi benda asing
Aspirasi cairan lambung
5. Manifestasi Klinis
yaitu:
a. Demam tinggi
pekak pada saat perkusi, nyeri dada, pernapasan cuping hidung, pucat
13
sampai sianosis (bergantung pada tingkat keparahan), frekuensi
peribronkial.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologis
bronchial.
d. ABGs/Pulse Oximetry
paru.
14
7. Penatalaksanaan Medis
b. Intra vena fluid drip dextrose 10%, NaCl 0,9% = 3:1, KCl 10 mEq/500
1. Definisi
15
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
2009)
Hardiono, 2012)
dari saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
16
Gambar 2.2 Sistem Pernapasan (Sumber: https://malekbio.blogspot.co.id)
3. Proses Oksigenasi
tahap yaitu:
a. Ventilasi
ekpansi
3) Jalan napas
17
merangsang pusat pernapasan dan bila pCO2 kurang dari sama
b. Difusi gas
c. Transportasi gas
secara sempurna.
18
a. Hipoksemia
b. Hipoksia
ke otak dan sel-sel diseluruh tubuh, jika dibiarkan dalam waktu yang
e. Pertukaran gas
Kebutuhan Oksigenasi
paru, kekuatan dari otot pernapasan, dan eliminasi sekret yang berasal
metabolisme tubuh.
19
1) Postural drainage merupakan teknik pengaturan posisi tubuh
jalan napas.
saluran pernapasan.
lendir secara mandiri seperti pada anak balita. Tujuannya adalah untuk
(Hidayat, 2009)
e. Pemberian posisi semi fowler adalah posisi tidur pasien dengan kepala
dan dada lebih tinggi daripada posisi panggul dan kaki. Pada posisi
semi flower kepala dan dada dinaikkan dengan sudut 30°-45°. Posisi
20
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pneumonia Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi
1. Pengkajian
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data, baik
diperoleh berupa data dasar, data fokus, data subjektif dan data objektif.
21
a) Pernah menderita ISPA
5) Demografi
mikroorganisme).
c) Pola eliminasi
22
Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat
demam.
d) Pola istirahat-tidur
e) Pola akitivitas-latihan
bedrest.
f) Pola kognitif-persepsi
h) Pola peran-hubungan
i) Pola seksual-reproduksi
Pada anak kecil masih sulit terkaji. Pada anak yang sudah
23
j) Pola toleransi stress-koping
SWT.
7) Pemeriksaan Fisik
somnolent
c) Tanda-tanda vital:
TD: hipertensi
Nadi: takikardi
Suhu: hipertermi
g) Paru:
24
Palpasi : adanya nyeri tekan, paningkatan vocal fremitus
25
Bakteri, virus, jamur, parasit, banda asing
Droplet
Pneumonia
Kuman masuk ke dalam bronkus Infeksi saluran pernapasan Terbentuk jaringan ikat
Proses peradangan Pelepasan histamine, prostaglandin Jaringan paru >> jaringan ikat
Ketidakefektifan bersihan jalan napas Gangguan difusi dalam kapiler Tekanan dinding paru
dan alveoli
26
2. Diagnosa Keperawatan
pernapasan
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil:
27
3) Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
Intervensi:
tambahan
Rasional: penurunan aliran udara dapat terjadi pada area paru yang
5) Lakukan suction
ventilator
28
Rasional: membantu mempermudah secret untuk keluar
sekitar pasien
pernapasan
Kriteria Hasil:
Intervensi
29
Rasional: Tachipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak
Intervensi:
tambahan
Rasional: penurunan aliran udara dapat terjadi pada area paru yang
5) Lakukan suction
30
Rasional: Suction dilakukan apabila SPO2 100% tanpa pemasangan
ventilator
sekitar pasien
alveolar-kapiler
Kriteria hasil:
5) PaCO2 normal
31
Rasional: Posisi semi fowler dapat mengurangi sesak
4. Implementasi Keperawatan
jam yaitu dengan melakukan monitor vital sign (Suhu, RR, Nadi),
32
auskultasi bunyi napas, berikan ASI pada bayi, kolaborasi terapi inhalasi,
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi:
pernapasan
Evaluasi:
33
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolar-kapiler
Evaluasi:
5) PaCO2 normal
34
BAB III
deskriptif yaitu dengan studi kasus. Penelitian ini ditujukan untuk memberikan
Subyek studi kasus dalam penelitian ini adalah anak atau balita
1. Kriteria Inklusi
35
2. Kriteria Eksklusi
d. Orang tua pasien dan pasien yang tidak menyetujui untuk jadi
responden.
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
1. Pneumonia yang dimaksud dalam studi kasus ini adalah anak balita yang
36
pada pasien atau keluarga pasien serta melihat buku rekam medik
1) Terdapat sputum
3) Dyspnea
pernapasan
membran alveolar-kapiler
37
c. Intervensi keperawatan yaitu membuat prencanaan pelaksanaan
yang telah ditulis pada tinjauan pustaka. Dalam studi kasus ini peneliti
Kriteria Hasil:
yang telah dibuat. Hal ini sesuai dengan diagnose keperawatan yang
38
diangkat yaitu ketidakefektifan pola napas berhubunga dengan
ditemukan:
6) Compos mentis
39
E. Tempat Dan Waktu
Anak Rsu Bahteramas Prov. Sultra pada tanggal 19 Juli sampai 25 Juli 2018.
dengan pasien dan ibu pasien, selain itu pengumpulan data juga dilakukan
dengan cara melihat buku status pasien, rekam medik, dan catatan
laboratorium di RSU Bahteramas Prov. Sultra. Studi kasus ini diawali dengan
memberikan informed consent dan meminta persetujuan pada klien atau orang
jam tangan, pita lingkar lengan atas, pita ukur, pena, buku catatan, pen light,
dilakukan.
ukur untuk melihat bagaimana intensitas yang dirasakan oleh pasien terhadap
b. Berat (2)
c. Cukup (3)
d. Ringan (4)
40
e. Tidak ada/normal (5)
G. Penyajian Data
hasil penelitian.
izin kepada institusi tempat penelitian dalam hal ini RSU Bahteramas Prov.
bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak
1. Prinsip Manfaat
kepada subjek.
41
c. Risiko (benefits ratio)
determination)
to full disclosure)
c. Informed Consent
diskriminasi.
42
b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
43
BAB IV
1. Pengkajian
a. Identitas Anak
Nama pasien adalah By. R berusia 2 bulan 4 hari. Pasien lahir pada
kedua orang tua pasien. Nama orang tua pasien adalah Tn A dan Ny.
dengan Pneumonia.
b. Riwayat Keperawatan
44
perawatan di Rumah Sakit Bombana, karena keterbatasan alat
perokok aktif.
4) Riwayat Nutrisi
Ibu pasien tidak memberikan By. R ASI eksklusif. Setiap hari By.
kebutuhan nutrisinya.
45
5) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Saat ini By. R memiliki berat badan 3 Kg, tinggi badan 56 cm,
lingkar kepala 37 cm, dan lingkar lengan atas 9 cm. Berat badan
lahir 3,5 Kg dan berat badan sebelum sakit 3,6 Kg. Pasien memiliki
menggenggam.
6) Genogram
26 2
0
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Pasien
: Tinggal Serumah
Sumber: Data Primer, 2018
46
1) Pernapasan
dan wheezing, ada retraksi otot bantu napas, pada dinding dada
mulut pasien.
2) Kardiovaskuler
Irama jantung regular, pulsasi kuat, tidak ada murmur, CRT <3
3) Persyarafan
minum susu.
4) Genetourinaria
eliminasi urine.
5) Pencernaan
47
6) Musculoskeletal dan Integumen
kebersihan bersih.
7) Penginderaan
pada palpebra.
8) Endokrin
9) Aspek Psikososial
d. Pemeriksaan Diagnostik
Foto Thoraks AP
5) Tulang-tulang intak
6) Kesan: Pneumonia
48
e. Terapi
Klasifikasi Data
Data Subjektif:
Data Objektif:
d) Dyspnea
i) Batuk
49
k) Menggunakan alat bantu pernapasan (nasal kanul)
Analisa Data
50
bantu pernapasan
(nasal kanul)
13. Pemeriksaan
diagnostik: kesan
pneumonia
Sumber: Data Primer, 2018
2. Diagnosa Keperawatan
Data Subjektif: Ibu pasien mengatakan By. R sesak napas dan gelisah.
Data Objektif:
kali/menit
d) Dyspnea
i) Batuk
51
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa : Pneumonia
52
6. Penggunaan otot fowler dapat mengurangi
bantu pernapasan sesak.
berkurang atau 4. Bantu pemberian 4. Membantu
tidak ada inhalasi (nebulizer) mempermudah
secret untuk
5. Bantu kelola keluar.
oksigen yang 5. Memenuhi
dilembabkan (nasal kebutuhan oksigen
kanul) pasien.
6. Ajarkan pada Ibu 6. ASI dapat
pasien tentang memperkuat daya
pentingnya tahan tubuh anak.
pemberian ASI.
7. Kolaborasi 7. Mempercepat
pemberian obat proses
penyembuhan
Sumber: Data Primer, 2018
4. Implementasi Keperawatan
Diagnosa : Pneumonia
53
Respirasi: 64 kali/ menit
09.10 2. Mengauskultasi area paru
Hasil: Crackels dan wheezing (+)
13.45 3. Memberikan posisi semi fowler
Hasil: Ibu pasien tampak memangku
anaknya dengan posisi kepala lebih tinggi
daripada kaki
14.00 4. Mmbantu pemberian inhalasi (nebulizer)
Hasil: Combivent 1 2 + NaCl 1cc/ 8 jam
14.30 5. Mmbantu mengelola oksigen yang
dilembabkan (nasal kanul)
Hasil: Oksigen (nasal): 1 liter/menit
15.00 6. Mengajarkan pada Ibu pasien tentang
pentingnya pemberian ASI
Hasil: Ibu pasien tampak memberikan ASI
pada pasien.
14.00 7. Berkolaborasi pemberian obat
Hasil: IVFD D5% 1⁄2 NS (10 tetes/menit)
Injeksi ceftrazidin 2x250 mg/ Intravena
Injeksi Gentamisin 2x16 mg/ Intravena
1
Zink 1x2 tablet (puyer)/ oral
54
Hasil: Ibu pasien tampak memangku
anaknya dengan posisi kepala lebih tinggi
14.00 dari kaki
4. Membantu pemberian inhalasi (nebulizer)
14.30 Hasil: Combivent 1 2 + NaCl 1cc/ 8 jam
5. Membantu mengelola oksigen yang
dilembabkan (nasal kanul)
15.00 Hasil: Oksigen (nasal): 1 liter/menit
6. Mengajarkan pada Ibu pasien tentang
pentingnya pemberian ASI.
Hasil: Ibu pasien tampak memberikan ASI
14.00 pada pasien.
7. Berkolaborasi pemberian obat
Hasil: IVFD D5% 1⁄2 NS (10 tetes/menit)
Injeksi ceftrazidin 2x250 mg/ Intravena
Injeksi Gentamisin 2x16 mg/ Intravena
1
Zink 1x2 tablet (puyer)/ oral
55
Hasil: Combivent 1 2 + NaCl 1cc/ 8 jam
14.30 5. Membantu mengelola oksigen yang
dilembabkan (nasal kanul)
Hasil: Oksigen (nasal): 1 liter/menit
15.00 6. Mengajarkan pada Ibu pasien tentang
pentingnya pemberian ASI
Hasil: Ibu pasien tampak memberikan ASI
pada pasien.
14.00 7. Berkolaborasi pemberian obat
Hasil: IVFD D5% 1⁄2 NS (10 tetes/menit)
Injeksi ceftrazidin 2x250 mg/ Intravena
Injeksi Gentamisin 2x16 mg/ Intravena
1
Zink 1x2 tablet (puyer)/ oral
56
15.00 6. Mengajarkan pada Ibu pasien tentang
pentingnya pemberian ASI.
Hasil: Ibu pasien tampak memberikan ASI
pada pasien.
14.00 7. Berkolaborasi pemberian obat
Hasil: IVFD D5% 1⁄2 NS (10 tetes/menit)
Injeksi ceftrazidin 2x250 mg/ Intravena
Injeksi Gentamisin 2x16 mg/ Intravena
1
Zink 1x2 tablet (puyer)/ oral
5. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa : Pneumonia
57
- Pasien tampak tenang
- Irama pernapasan tidak teratur
- Pernapasan cuping hidung tidak ada
- Penggunaan otot bantu pernapasan ada
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dilanjutkan
1 20/07/2018 15.00 S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih
sesak
O: Keadaan umum lemah
- S: 37,2°C, N: 120 kali/menit, RR: 56
kali/menit
- Crakels dan wheezing berkurang
- Batuk berkurang
- Dyspnea berkurang
- Pasien tampak tenang
- Irama pernapasan tidak teratur
- Pernapasan cuping hidung tidak ada
- Penggunaan otot bantu pernapasan ada
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dilanjutkan
1 21/07/2018 15.00 S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih
sesak
O: Keadaan umum lemah
- S: 36,6°C, N: 120 kali/menit, RR: 54
kali/menit
- Crakels berkurang
- Batuk berkurang
- Dyspnea berkurang
- Pasien tampak tenang
- Irama pernapasan tidak teratur
- Pernapasan cuping hidung tidak ada
- Penggunaan otot bantu pernapasan ada
58
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dilanjutkan
1 22/07/2018 15.00 S: Ibu pasien mengatakan sesak pada anaknya
berkurang
O: Keadaan umum sedang
- S: 36,6°C, N: 110 kali/menit, RR: 50
kali/menit
- Crakels dan wheezing berkurang
- Batuk berkurang
- Dyspnea berkurang
- Pasien tampak tenang
- Irama pernapasan teratur
- Pernapasan cuping hidung tidak ada
- Penggunaan otot bantu pernapasan ada
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dilanjutkan
1 23/07/2018 10.00 S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak
sesak
O: Keadaan umum sedang
- S: 36,8°C, N: 110 kali/menit, RR: 42
kali/menit
- Crackels berkurang (ringan)
- Batuk berkurang
- Dyspnea tidak ada
- Pasien tampak tenang
- Irama pernapasan teratur
- Pernapasan cuping hidung tidak ada
- Penggunaan otot bantu pernapasan
tidak ada
A: Masalah teratasi
P: Intervensi 7 dilanjutkan
Sumber: Data Primer, 2018
59
B. Pembahasan
bukti ilmiah dan kondisi nyata yang dialami pasien selama penulis melakukan
1. Pengkajian
wawancara, observasi, dan melihat rekam medic pasien. Fokus pada studi
oksigenasi pasien.
Menurut Suyono (2009), pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada anak
Pada kepala tidak ada kelainan, mata konjungtiva bisa anemis, pernapasan
pada cuping hidung. Paru: pengembangan paru berat, tidak simetris jika
hanya satu sisi paru, ada penggunaan otot bantu nafas, adanya nyeri tekan,
paningkatan vocal fremitus pada daerah yang terkena, pekak terjadi bila
crackels.
60
Jantug: tidak ada kelainan jantung, ekstremitas: sianosis, turgor berkurang
jika dehidrasi .
Pada studi kasus pada By. R yang dilakukan pada tanggal 19 Juli 2018
observasi pemeriksaan fisik pada pasien, dan melihat catatan rekam medic
sesak napas dan gelisah. Sementara data objektif yang ditemukan adalah
64 kali/menit, irama tidak teratur, jenis dyspnea, bunyi napas crackels dan
wheezing, ada retraksi otot bantu napas, pada dinding dada terdapat
(nasal), batuk, terdapat sedikit lender pada mulut pasien dan menggunakan
cm, lingkar kepala 37 cm, dan lingkar lengan atas 9 cm. Berat badan lahir
61
3,5 Kg dan berat badan sebelum sakit 3,6 Kg. Pada pola eliminasi tidak
terdapat gangguan.
simetris, nyeri tekan tidak dapat diukur pada bayi, tidak terdapat sianosis,
turgor baik, tidak terdapat anoreksia dan mual muntah, tidak terdapat
terdapat sianosis dan tanda dehidrasi, anoreksia, mual dan muntah, dan
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan yaitu menganalisa data subjektif dan data objektif yang telah
62
Menurut Suriadi & Yuliani (2010), ada beberapa masalah keperawatan
Lambu Barakati Anak Rumah Sakit Umum Bahteramas Prov. Sultra hanya
karena waktu yang terbatas dan masalah ini dapat menimbulkan resiko
anak usia 2 bulan - <5 tahun yang menderita pneumonia adalah sesak
napas yang ditandai dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke
sampai 11 bulan bernapas 50 kali atau lebih per menit, 12 bulan sampai 5
tahun bernapas 40 kali atau lebih per menit. Pada kasus penelitian ini By.
3. Intervensi Keperawatan
63
pernapasan, sehingga perencanaan keperawatan ditujukan sebagai upaya
pasien dengan posisi semi fowler, auskultasi area paru, lakukan fisioterapi
ajarkan pada ibu pasien tentang pentingnya pemberian ASI, dan kolaborasi
pemberian obat.
4. Implementasi Keperawatan
64
Dalam penelitian ini tindakan keperawatan yang diberikan pada By. R
selama 4x24 jam yaitu pada tanggal 19 sampai dengan 22 juni 2018,
obat.
5. Evaluasi Keperawatan
tindakan dilakukan evaluasi, data yang didapatkan ialah anak masih batuk,
sebagian.
Sedangkan pada studi kasus yang dilakukan pada By. R hasil evaluasi
65
tidak ada, pasien tampak tenang, irama pernapasan teratur, pernapasan
cuping hidung tidak ada, dan penggunaan otot bantu pernapasan tidak ada.
66
BAB V
A. Kesimpulan
pada tanggal 19 Juli sampai dengan 23 Juli 2018, maka penulis menarik
dan melihat catatn rekam medik. Pada By. R ditemukan data subjektif Ibu
napas crackels dan wheezing, ada retraksi otot bantu napas, pada dinding
pernapasan (nasal), batuk, terdapat sedikit lender pada mulut pasien dan
67
oksigen yang dilembabkan (nasal kanul), ajarkan pada ibu pasien tentang
selama 4 hari dari tanggal 19 juli sampai dengan 22 Juli 2018, dan evaluasi
akhir pada jam 10.00 AM, tanggal 23 Juli 2018. Dari evaluasi tersebut
tenang, irama pernapasan teratur, pernapasan cuping hidung tidak ada, dan
B. Saran
1. Kepada Masyarakat/klien
68
2. Kepada Institusi
Disarankan kepada institusi pendidikan agar karya tulis ilmiah yang ada
napas.
69
DAFTAR PUSTAKA
Budiono & Pertami, Sumirah Budi. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Bumi Medika.
70
Irma, Rita et al. 2016. Pemberian Asi Ekslusif, Suplemen Vitamin A Dan Asupan
Seng Dengan Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di
Puskesmas Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari, Vol.2, No.
2(e-ISSN: 2528-5602), 105. Diperoleh tanggal 13 Maret 2018,
http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/plugins/generic/pdfJsViewer/pdf.js/
build/pdf.worker.js
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia
2016. Diperoleh tanggal 13 Maret 2018, https://www.google.com/html.
Mariyam et al. 2013. Jurnal Keperawatan Anak. Aplikasi Teori Konservasi Levine
Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di
Ruang Perawatan Anak, Vol. 1, No. 2. 105. Diperoleh tanggal 28 Maret
2018,
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKA/article/download/968/1146.ht
ml
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis :
Berdasarkan Penerapan Diagnosa NANDA, NIC, NOC dalam Berbagai
Kasus. Yogyakarta: MediAction Publishing
RSU Bahteramas Prov. Sultra. 2018. Laporan Tahunan RSU Bahteramas Prov.
Sultra. Kendari: Rekam Medik RSU Bahteramas Prov. Sultra
71
Sari, DP. 2016. Upaya Mempertahankan Kebersihkan Jalan Napas Dengan
Fisioterapi Dada Pada Anak Pneumonia. Publikasi Ilmiah
Dipublikasikan. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah
Surakarta
Sediaoetama, AD. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi, Jilid 1. Jakarta:
Dian Rakyat
Setiati, Siti et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid 2. Jakarta:
Interna Publishing
Suriadi & Yuliani, R. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung
Seto
Wong, DL et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Vol.2. Jakarta: EGC
72
DOKUMENTASI
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85