Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN

PENENTUAN JARAK DENGAN

MEMANFAATKAN SINAR LASER

Nama : Nawaluna Uhailul Husna

NIM :2000019125

Prodi / Kelas : Teknik Industri / C

LABORATORIUM FISIKA

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2020
PENENTUAN JARAK DENGAN MEMANFAATKAN SINAR LASER

A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari hakikat sinar laser dan kegunaannya
2. Menetukan arak dengan metode triangulasi

B. Alat dan Bahan


1. Laser
2. Busur
3. Meteran (Penggaris)

C. Prosedur Percobaan
1. Letakkan laser pada busur dan meteran
2. Hidupkan laser
3. Tandai dinding sebagai titik pertama
4. Geser laser 5 cm dengan laser menuju titik pertama untuk mengetahui
besar sudut
5. Lalu digeser lagi 10 cm dengan cara yang sama sampai 10 kali percobaan

D. Dasar Teori
LASER adalah sebuah akronim dari Light Amplification by Stimulated
Emmission of Radiation, merupakan devias yang dapat menghasilkan atau
memperkuat cahaya, sebagaimana cahaya transistor yang dapat meguatkan
sinyal-sinyal pada perangkat ektronika. Proses terjadinya laser, mula-mula
elektron berada pada tingkat energi rendah, dengan pemanasan [misalnya]
atom-atom tersebut dapat dieksistansikan ke tingkat stabil dan akan turun ke
tingkat yang lebih rendah dengan melepaskan energinya yang berupa cahaya.
Sinar laser dapat mencapai jarak jauh melalui angkasa luar tanpa menyebar
dan menjadi lemah. Karena itulah, sinar laser menjadi alat komunikasi penting
dalam berkomunikasi dalam jaman angkasa luar. Banyak kegunaan laser sudah
ditemukan dalam ilmu kedokteran, ilmu pengetahuan, dan industri.
Kegunaan laser yang paling sederhana adalah uuntuk menentukan jarak
suatu objek benda. Laser dapat digunakan untuk mengukur jarak benda yang
sangat jauh dan dengan medan yang cukup rumit. Metode yang duginakan
dalam hal ini adalah metode TRIANGULASI, yaitu mengukur jarak dengan
prinsip segitiga siku-siku. Prinsipnya adalah dengan menembak suatu objek
dengan sinar laser dari posisi yang berbeda.

Berdasarkan kaidah trigonometri, diketahui :

Sehingga didapatkan persamaan untuk bisa menghitung jarak sebenarnya (S)


dengan
Dengan memvariasikan L, maka akan didapatkan nilai S rata-rata :

Dengan ralat perhitungan :

Dan presentase kesalahannya :

Cahaya sudah menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia.
Salah satu konsep dalam ilmu fisika yaitu bahwa cahaya dapat diperlakukan
sama dengan gelombang elektromagnetik.
Cahaya dapat melintas melalui medium hampa dan medium tidak hampa.
Bila cahaya melintas melalui medium tidak hampa, kecepatannya lebih kecil
daripada dalam medium hampa. Kecepatan cahaya dalam medium hampa yaitu
2,99792458 × 108 m/s (Sears dan Zemansky, 1982). Kecepatan cahaya tesebut
merupakan tetapan yang universal.
Usaha pertama untuk mengukur kecepatan cahaya dilakukan oleh Galileo.
Tetapi usaha tersebut gagal karena ia tidak dapat mengukur selang waktu yang
sangat kecil daripada waktu reaksi manusia yang digunakan cahaya untuk
merambat pada jarak beberapa km, sehingga kecepatan cahaya yang didapat
terlalu besar (Halliday, 1988). Setelah Galileo, banyak ilmuan yang melakukan
eksperimen untuk mengukur kecepatan cahaya. Ole Roemer mencoba
mengukur kecepatan cahaya dengan mengukur dan menganalisa perputaran
satelit planet Jupiter terhadap Bumi. Louis Fizeau mengukur kecepatan cahaya
dengan metode roda gigi berputar pada tahun 1849. Pada eksperimen ini laju
roda harus diatur sedemikian rupa sehingga cahaya yang dipantulkan dapat
melewati celah dalam roda tersebut (Tipler, 2001). Foucoult melakukan
pengukuran kecepatan cahaya dengan metode cermin berputar pada tahun 1862,
dan Albert A Michelson mengukur kecepatan cahaya dengan metode prisma
berputar pada tahun 1926 dan 1931 (Halliday, 1988).
James Clerk Maxwell membuat suatu teori keelektromagnetan dalam
bentuk persamaan yang dikenal dengan persamaan – persamaan Maxwell.
Melalui teorinya tersebut, Maxwell menunjukan bahwa gelombang
elektromagnet yang merambat terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang
saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus arah rambatnya. Maxwell
menghitung kecepatan gelombang elektromagnetik, didapat bahwa gelombang
elektromagnet yang merambat di ruang hampa mempunyai kecepatan yang
sama dengan kecepatan cahaya. Berdasarkan perhitungan tersebut Maxwell
menarik kesimpulan bahwa cahaya merupakan salah satu bentuk dari
gelombang elektromagnetik dan mempunyai kecepatan sebesar 2,99792458 ×
108 m/s.
Salah satu contoh penerapan cahaya adalah pada tekhnologi fiber optik,
dimana cahaya berperan penting sebagai media transmisi pembawa data
informasi. Fiber optik adalah jenis kabel yang terbuat dari serat kaca atau plastic
yang sangat halus dengan ukuran yang sangat tipis. Berbeda dengan kabel pada
umumnya fiber optik tidak menghantarkan listrik melainkan mentransmisikan
sinyal cahaya dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Tekhnologi fiber optik sangat diminati oleh berbagai kalangan, hal ini
dikarenakan fiber optik menggunakan gelombang cahaya sebagai media
transmisinya yang mempunyai kecepatan lebih besar dibandingkan dengan
gelombang listrik dan gelombang suara. Kecepatan gelombang cahaya di udara
adalah 299.705. 543 meter per sekon sedangkan kecepatan gelombang suara
adalah 344 meter per sekon di medium udara, sehingga data-data yang
dimodulasikan atau ditumpangkan akan ditransfer dengan kecepatan cahaya.
Sejak ditemukannya Cathode Ray Oscilloscope 200 MHz yang salah
satunya dapat mengukur besaran waktu dalam orde lebih kecil, banyak para
ilmuan yang tertarik menggunakan alat tersebut untuk berbagai penelitian.
Seperti halnya dalam eksperimen ini, peneliti menggunakan CRO 200 MHz
sebagai pencatat selang waktu dalam menempuh panjang lintasan tertentu untuk
mengetahui kelajuan sinar laser Helium Neon (HeNe) yang merambat melalui
udara dan fiber optik. Metode analisis data yang digunakan adalah fitting pada
aplikasi OriginPro 8.
Laser (singkatan dari Bahasa inggris Light Amplification by Stimulated
Emission of Radiation) adalah sebuah alat yang menggunakan efek mekanika
kuantum, pancaran terstimulasi, untuk menghasilkan sebuah cahaya yang
koheren dari medium “lasing” yang dikontrol kemurnian, ukuran, dan
bentuknya.

E. Data Percobaan
No 𝑆𝐿 (𝑚) 𝛼(𝑜 ) L (m)
1 4.182 89 0.05
2 4.182 88 0.1
3 4.184 87 0.15
4 4.18 87 0.2
5 4.186 86 0.25
6 4.188 85 0.3
7 4.188 84 0.35
8 4.184 83.5 0.4
9 4.182 83 0.45
10 4.186 82.5 0.5

F. Analisis Data dan Pembahasan


𝑆𝐿 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
No 𝑆𝐿 (𝑚) 𝑆𝐿 − 𝑆𝐿̅ (𝑆𝐿 − 𝑆𝐿̅ )2
1 4.182 4.182 − 4.1842 = −0.0022 (4.182 − 4.1842)2
= (−0.0022)2
= 0.00000484
2 4.182 4.182 − 4.1842 = −0.0022 (4.182 − 4.1842)2
= (−0.0022)2
= 0.00000484
3 4.184 4.184 − 4.1842 = −0.0002 (4.184 − 4.1842)2
= (−0.0002)2
= 0.00000004
4 4.18 4.18 − 4.1842 = −0.0042 (4.18 − 4.1842)2
= (−0.0042)2
= 0.00001764
5 4.186 4.186 − 4.1842 = 0.0018 (4.186 − 4.1842)2
= (0.0018)2
= 0.00000324
6 4.188 4.188 − 4.1842 = 0.0038 (4.188 − 4.1842)2
= (0.0038)2
= 0.00001444
7 4.188 4.188 − 4.1842 = 0.0038 (4.188 − 4.1842)2
= (0.0038)2
= 0.00001444
8 4.184 4.184 − 4.1842 = −0.0002 (4.184 − 4.1842)2
= (−0.0002)2
= 0.00000004
9 4.182 4.182 − 4.1842 = −0.0022 (4.182 − 4.1842)2
= (−0.0022)2
= 0.00000484
10 4.186 4.186 − 4.1842 = 0.0018 (4.186 − 4.1842)2
= (0.0018)2
= 0.00000324
∑ 41.842 0 0.0000676
∑𝑆𝐿 41.842
𝑆𝐿̅ = = = 4.1842
𝑛 10

∑(𝑆𝐿 − 𝑆𝐿̅ )2 0.0000676 0.0000676 0.0000676


𝑆̅̅̅
𝑆𝐿 =√ =√ =√ =√
𝑛(𝑛 − 1) 10(10 − 1) 10(9) 90

= √0.0000007511
= 0.0008666602
Sehingga diperoleh nilai 𝑆𝐿 percobaan beserta ralatnya sebagai berikut :
𝑆𝐿 = 4.1842 ± 0.0008666602 𝑚
Sedangkan nilai 𝑆𝐿 perhitungan dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut :
sin 𝛼
𝑆𝐿 = 𝐿 𝑠𝑖𝑛(90−𝛼) (hitung nilai 𝑆𝐿 untuk setiap data kemudian masukkan dalam

tabel berikut)
𝑆𝐿 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
No 𝑆𝐿 (𝑚) 𝑆𝐿 − 𝑆𝐿̅ (𝑆𝐿 − 𝑆𝐿̅ )2
1 sin 89 2.8644980874 (2.8644980874
0.05
sin(90 − 89) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.9998476951
= 0.05 = −0.50693381 = −0.506933812
0.0174524064
= 0.2569818877
= 0.05 × 57.2899617499
= 2.8644980874
2 sin 88 2.8636253284 (2.8636253284
0.1
sin 0 − 88) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.999390827
= 0.1 = −0.507806569 = −0.5078065692
0.0348994967
= 0.2578675115
= 0.1 × 28.6362532844
= 2.8636253284
3 sin 87 2.8621705053 (2.8621705053
0.15
sin(90 − 87) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.9986295347
= 0.15 = −0.5092613921 = −0.50926139212
0.0523359562
= 0.2593471654
= 0.15 × 19.0811367023
= 2.8621705053
4 sin 87 3.8162273404 (3.8162273404
0.2
sin(90 − 87) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.9986295347
= 0.2 = 0.4447954429 = 0.44479544292
0.0523359562
= 0.197842986
= 0.2 × 19.0811367023
= 3.8162273404
5 sin 86 3.5751665662 (3.5751665662
0.25
sin(90 − 86) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.9975640502
= 0.25 = 0.2037346687 = 0.20373466872
0.0697564737
= 0.0415078152
= 0.25 × 14.3006662649
= 3.5751665662
6 sin 85 3.4290156923 (3.4290156923
0.3
sin(90 − 85) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.996194698
= 0.3 = 0.0575837948 = 0.05758379482
0.0871557427
= 0.0033158934
= 0.3 × 11.4300523079
= 3.4290156923
7 sin 84 3.3300275608 (3.3300275608
0.35
sin(90 − 84) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.9945218953
= 0.35 = −0.0414043366 = −0.04140433662
0.1045284632
= 0.001714319
= 0.35 × 9.5143644597
= 3.3300275608
8 sin 83.5 3.5107549445 (3.5107549445
0.4
sin(90 − 83.5) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.9935718556
= 0.4 = 0.139323047 = 0.1393230472
0.1132032137
= 0.0194109114
= 0.4 × 8.7768873614
= 3.5107549445
9 sin 83 3.6649558925 (3.6649558925
0.45
sin(90 − 83) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.9925461516
= 0.45 = 0.293523995 = 0.2935239952
0.1218693434
= 0.0861563356
= 0.45 × 8.1443464279
= 3.6649558925
10 sin 82.5 3.7978770566 (3.7978770566
0.5
sin(90 − 82.5) − 3.37143189744 − 3.37143189744)2
0.9914448613
= 0.5 = 0.4264451591 = 0.42644515912
0.1305261922
= 0.1818554737
= 0.5 × 7.5957541133
= 3.7978770566
∑ 33.7143189744 -0.0000000002 1.3060002989

∑𝑆𝐿 33.7143189744
𝑆𝐿̅ = = = 3.37143189744
𝑛 10

∑(𝑆𝐿 − 𝑆𝐿̅ )2 1.3060002989 1.3060002989


𝑆𝐿 = √
𝑆̅̅̅ =√ =√
𝑛(𝑛 − 1) 10(10 − 1) 10(9)

1.3060002989
=√
90

= √0.0145111144
= 0.1204620869
Sehingga diperoleh nilai 𝑆𝐿 perhitngan beserta ralatnya sebagai berikut :
𝑆𝐿 = 3.37143189744 ± 0.1204620869 𝑚
Sedangkan nilai ralat relatifnya dapat dihitung dengan persamaan berikut :
𝑆𝐿𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑆𝐿𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
% 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = | | × 100 %
𝑆𝐿𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
4.1842 − 3.37143189744
=| | × 100%
3.37143189744
0.81276810256
=| | × 100%
3.37143189744
= |0.2410750468| × 100%
= 24.10750468%

G. Kesimpulan
- Nilai 𝑆𝐿𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 4.1842 ± 0.0008666602 𝑚
- Nilai 𝑆𝐿𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 3.37143189744 ± 0.1204620869 𝑚

- Nilai % 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 24.10750468%

H. Daftar Pustaka
http://tonikus.staff.uad.ac.id/pemanfaatan-laser/ (diakses pada tanggal 15 Juni
2021)
https://core.ac.uk/download/pdf/132421794.pdf (diakses pada tanggal 15 Juni
2021)
http://repo.unand.ac.id/252/1/PERANCANGAN%2520DAN%2520IMPLEM
ENTASI%2520RANGEFINDER%2520MENGGUNAKAN%2520WEBCA
M%2520DAN%2520LASER%2520POINTER%2520%2528febri%2520anto
ni%2520-%2520FTI%2520UNAND%2529.pdf (diakses pada tanggal 15 Juni
2021)

Anda mungkin juga menyukai