Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN KE 13 KULIAH KE 12

KARAKTERISITIK ORGANISASI NIRLABA, DAN AUDIT ATAS SIKLUS


PENGGAJIAN PERSONALIA

1. KARAKTERISTIK ORGANISASI NIRLABA:

a. Difinisi organisasi nirlaba.


Organisasi nirlaba adalah suatu instansi yang dalam menjalankan operasinya tidak
berorientasi untuk mencari laba. Organisasi nirlaba juga sering dikatakan sebagai
suatu organisasi yang tujuan-tujuannya tidak mencakup penciptaan laba untuk
kepentingan pribadi pemilik atau pengelolanya. Organisasi nirlaba sering kali berusaha
mencapai keuntungan tersebut untuk tujuan sosial atau pendidikan dari organisasi
dan bukannya untuk kepentingan pribadi
b. Tujuan organisasi nirlaba.
Tujuan dari organisasi nirlaba ialah untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam
menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada
perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
c. Jenis/macam organisasi nirlaba.
 Organisasi Pemerintah Pusat
 Organisasi Pemerintah Daerah
 Organisasi Partai Politik
 Organisasi LSM
 Organisasi Yayasan
 Organisasi Pendidikan
 Organisasi Kesehatan
 Organisasi Tempat Peribadatan
d. Standar akuntansi organisasi nirlaba.
Sejak tanggal 1 januari 2020, PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba dicabut, dan
digantikan oleh ISAK 35 Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba,
dengan dasar bahwa sesungguhnya aktivitas utamanya tidak berorientasi mencari
laba namun bukan berarti tidak menghasilkan laba (nirlaba).
e. Laporan keuangan organisasi nirlaba.
 laporan posisi keuangan
 laporan penghasilan komprehensif
 laporan perubahan aset neto
 laporan arus kas
 catatan atas laporan keuangan.

2. AUDIT ATAS ORGANISASI NIRLABA


Pada dasarnya, audit bagi organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba sama, tergantung
lingkup penugasan dari pemberi kerja. Lingkup penugasan audit diberikan tergatung
informasi keuangan yang dihasilkan. Informasi keuangan yang dihasilkan organisasi
nirlaba ada dua bentuk yaitu laporan keuangan khusus yang disajikan untuk lembaga
pemberi dana dan laporan keuangan standar yang disajikan untuk para stakeholders
(pemangku kepentingan).

Uraian Audit Khusus (Grant) Audit Umum (Lembaga)

Dasar hukum Perjanjian dengan pemberi Perikatan dengan pimpinan


dana dan/atau Board
dan UU Yayasan

Definisi Audit atas laporan Audit atas laporan keuangan


pertanggungjawaban organisasi secara keseluruhan
penggunaan dana untuk untuk periode tahun buku.
proyek/program tertentu
untuk suatu periode tertentu.
Kepentingan Khusus untuk kepentingan Dipakai oleh semua stakeholder
pemberi dana
Format laporan Fund Accountability Statement Sesuai dengan ketentuan dalam
keuangan (Laporan Pertanggungjawaban PSAK 45 tentang Pelaporan
Dana) Keuangan Organisasi Nirlaba

Periode audit Sesuai periode Tahun buku (1 Jan s.d 31 Des)


proyek/program tertentu
Basis akuntansi Basis kas Basis akrual
LINGKUP PEKERJAAN AUDIT
Lingkup pekerjaan oleh Auditor Independen adalah melakukan audit atas laporan
keuangan organisasi nirlaba yang diterbitkan sesuai PSAK 45 yang meliputi:
1. Laporan Auditor Independen Satuan Usaha Komersial (SUK),
2. Laporan Auditor Independen Satuan Kekayaan dan Dana (SKD),
3. Laporan Auditor Independen Satuan Akademik (SAk),
4. Laporan Auditor Independen Gabungan,
5. Laporan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan yang berlaku,
6. Laporan Evaluasi terhadap Pengendalian Intern,
7. Management Letter yang mencakup mengenai observasi dan rekomendasi untuk
perbaikan pengendalian intern, sistem dan prosedur pelaporan manajemen,

CARA KERJA AUDITOR


Auditor biasa bertugas sejak ditandatanginya kontrak penugasan. Tahapan-tahapan
dalam audit yang akan dilakukan oleh auditor dalam 4 (empat) bagian. Keempat bagian
tersebut adalah
1. Perikatan audit
Perikatan audit adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan
perjanjian. Ada 6 langkah yang perlu ditempuh auditor dalam mempertimbangkan
penerimaan audit dari kliennya, yaitu:
1. Mengevaluasi integritas manajemen
2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa
3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
4. Menilai idependensi
5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesional dengan
kecermatan dan keseksamaan
6. Membuat surat perikatan audit

2. Perencanaan audit
Keberhasilan proses audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang
dibuat oleh auditor. Terdapat 7 tahap yang harus ditempuh auditor dalam
merencanakan pekerjaan audit atas laporan keuangan:
1. Memahami bisnis dan industri klien
2. Melaksanakan prosedur analitis
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
4. Mempertimbangkan resiko bawaan
5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal,
jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap pernyataan manajemen (asersi)
yang signifikan
7. Memahami pengendalian internal klien

3. Pelaksanaan audit
Atau sering disebut pekerjaan lapangan adalah untuk memperoleh bukti audit
tentang efektifitas pengendalian internal klien dan kewajaran laporan keuangan
klien. Tahapan pelaksanaan audit mencakup:
1. Pemahaman atas pengendalian internal yang merupakan dasar untuk
menentukan jenis dan luas pengujian yang dilakukan dalam audit
2. Luas pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan
auditor atas dasar pengalamannya
Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian (tes)
bukan atas dasar pemeriksaan seluruh bukti. Pengujian (tes) adalah pemeriksaan
karakteristik sebagian dari keseluruhan, sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
mengenai karakteristik keseluruhan tersebut. Pertimbangan ekonomi merupakan
alasan dilakukannya pemeriksaan terhadap sebagian bukti audit. Jika pemeriksaan
terhadap sebagian bukti auditor dapat ditarik kesimpulan secara andal seluruh bukti,
tidak ekonomis bagi auditor untuk melakukan pemeriksaan seluruh bukti yang
mendukung informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang diauditnya.
Karena audit didasarkan pada pengujian, maka dalam setiap audit pemilihan teknik
pengambilan sampel menjadi penting. Pemilihan teknik pengambilan sampel dan
ukuran sampel didasarkan atas kuat atau lemahnya pengendalian internal yang
berlaku dalam organisasi. Bukan klien yang menentukan ukuran sampel yang harus
diambil oleh auditor, tetapi pemilihan prosedur audit sepenuhnya berada di tangan
auditor.
4. Pelaporan audit
Pelaksanaan tahap ini harus mengacu kepada standar pelaporan dalam SPAP. Ada
dua langkah penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit:
1. Menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik
kesimpulan
2. Menerbitkan laporan audit

PERSIAPAN PELAKSANAAN AUDIT


a. Memilih Auditor
Audit organisasi nirlaba ditujukan kepada dewan direksi, yang mempunyai
kepentingan terhadap akuntabilitas keuangan dari organisasi. Komite audit atau
direktur keuangan seharusnya mengusulkan satu auditor untuk disetujui oleh seluruh
anggota dewan direksi. Jika anda tidak memiliki satu komite yang layak, direktur atau
seorang anggotan dewan direksi dapat mengusulkan kepada dewan direksi.
Ada beberapa kriteria penting untuk dipertimbangkan saat memilih auditor, yaitu:
1. Pengalaman dalam bidang nirlaba
Sejak terdapat beberapa perbedaan antara akuntansi bisnis dan nirlaba dan
bagaimana laporan keuangan diinterpretasikan, seorang auditor yang memiliki
klien organisasi nirlaba sepertinya lebih membantu dan efisien.
2. Pengalaman dengan beberapa organisasi nirlaba yang sejenis dengan anda
Anda mungkin ingin mempertimbangkan seorang auditor yang
berpengalaman dengan organisasi sejenis yang mengetahui kebutuhan khusus
pelaporan dari lembaga donor utama organisasi anda.
3. Referensi dari pihak lain
Sebaiknya, anda mencari tahu informasi bahwa auditor memiliki keahlian
teknis, ketrampilan berkomunikasi, dan fleksibilitas untuk melaksanakan audit
secara efektif dan efisien. Hubungan kerja yang bagus dengan auditor anda
akan menolong memastikan bahwa audit berjalan lancar.
4. Biaya
Mintalah penawaran dari beberapa auditor dan bandingkan biaya yang
mereka tawarkan. Beberapa auditor sebenarnya mau bekerja sama untuk
mengurangi biaya atau harga yang ditawarkan bagi organisasi nirlaba.
Beberapa auditor yang menawarkan harga harga lebih rendah tidak
memberikan management letter yang berisi mengenai kelemahan sistem
akuntansi. Surat ini adalah alat penting bagi manajemen yang akan
memberikan manfaat baik kepada dewan direksi maupun staf.
Walau bagaimanapun, audit yang mahal tidak menjamin hasil yang
memuaskan. Tujuan untuk mendapatkan laporan serta saran yang diinginkan
dan bisa dipahami menjadi pertimbangan untuk memilih harga.

b. Menyiapkan Informasi yang Dibutuhkan


Banyak auditor mempersiapkan daftar dari catatan-catatan yang mereka butuhkan
untuk diperiksa, formulir-formulir yang harus dilengkapi, pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab. Supaya proses audit berjalan baik dan cepat, serta mengurangi biaya
audit sebaiknya persiapkan secara lengkap dan akurat catatan-catatan yang bisa
diakses dan informasi lainnya sebelum dilaksanakan audit.
Hal-hal berikut merupakan informasi yang dibutuhkan oleh auditor:
 Konfirmasi
Konfirmasi merupakan pernyataan independen yang mendukung informasi
keuangan yang tercantum di dalam catatan keuangan organisasi. Auditor akan
meminta anda membuat surat konfirmasi dengan menggunakan surat resmi
organisasi kepada bank, pemberi dana, pengacara, masyarakat, dan pihak lain
yang meminjamkan uang dan atau yang meminjam uang kepada organisasi anda
sejumlah yang tercatat dalam buku catatan. Konfirmasi dikirimkan oleh dan
dikembalikan langsung kepada auditor anda untuk meyakinkan kredibilitas
mereka.
 Dokumen pengendalian internal
Auditor akan meminta kepada staf mengenai prosedur-prosedur yang
berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran uang, ketaatan terhadap
hukum, aturan dan batasan dari donor, daftar aktiva tetap, dan pencatatan
informasi keuangan.
 Dokumentasi
Auditor akan meminta sejumlah daftar informasi yang berhubungan dengan
aktiva, kewajiban, penerimaan, dan biaya.
 Siapkan juga dokumen-dokumen berikut:
a. Catatan rapat dewan direksi
b. Kontrak dan perjanjian
c. Rekening koran bank, rekonsiliasi bank, buku cek, bahkan cek yang
dibatalkan.
d. Bukti transaksi
e. Komponen sistem akuntansi: kode akun, jurnal dan buku besar, laporan
posisi keuangan, dll.
f. Anggaran

c. Pembahasan Hasil
Auditor akan menyimpulkan daftar permasalahan yang mereka temukan selama audit.
Kesimpulan itu dituangkan dalam bentuk draft laporan audit berikut usulan jurnal
koreksi audit dan manajemen letter, jika ada. Maka siapkan waktu yang cukup dan
data-data untuk melakukan pembahasan draft laporan.
Pembahasan seharusnya dilakukan bagian keuangan secara tim (mengajak serta
pimpinan dan pihak lain yang dipermasalahkan dalam draft) bersama-sama dengan
auditor secara tim juga (dari anggota tim, ketua tim yang menyusun permasalahan
berikut supervisor yang bertanggungjawab atas tim). Pembahasan antar tim sangat
berguna untuk menjebatani perbedaan persepsi dan memperjelas permasalahan yang
ditemukan. Dengan demikian, laporan audit nanti memang memberikan penilaian
yang objektif dan tidak keliru karena tidak sudah tidak ada lagi yang diperdebatkan.
Hal utama dalam pembahaan draft laporan adalah klien tidak boleh mempengaruhi
auditor untuk mengubah bahkan menghapus semua permasalahan yang dilaporkan,
melainkan memperjelas permasalahan yang timbul agar tidak berbeda persepsi.
Management Letter adalah suatu surat yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik,
ditujukan kepada manajemen perusahaan yang diperiksa laporan keuangannya
(diaudit), yang isinya memberitahukan kelemahan dari pengendalian intern
perusahaan (baik kelemahan material maupun immaterial) yang ditemukan selama
pelaksanaanpemeriksaan, disertai saran2 perbaikan dari KAP.
Management Letter harus disikapi dengan bijak oleh manajemen perusahaan atau
organisasi, karena dapat membantu manajemen mengambil tindakan-tindakan
perbaikan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, berdasarkan saran-saran
yang diberikan dalam management letter, sehingga bisa mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan dan kecurangan di dalam perusahaan.

3. AUDIT ATAS SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA:

a. Tujuan audit atas siklus penggajian dan personalia.


Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan
secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
b. Difinisi audit atas siklus penggajian dan personalia.
Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan
dan pembayaran kepada semua karyawan. Tenaga kerja adalah pertimbangan yang
penting dalam penilaian persediaan perusahaan manufaktur, perusahaan konstruksi,
dan industri lainnya. Penilaian dan pengalokasian tenaga kerja yang tidak tepat dapat
menimbulkan salah saji laba bersih yang material. Penggajian juga merupakan bidang
dimana sumber daya perusahaan dapat terbuang akibat ketidakefisienan atau
pencurian melalui kecurangan.
Seperti dalam siklus penjualan dan penagihan, audit atas siklus penggajian dan
personalia juga mencakup pemahaman tentang pengendalian internal, penilaian risiko
pengendalian, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
prosedur analisis, serta pengujian atas rincian saldo. Dalam audit yang umum,
perbedaan utama antara siklus penggajian dan personalia serta siklus lainnya meliputi:
 Hanya ada satu siklus transaksi untuk penggajian. Sebagian besar siklus lainnya
memasukkan setidaknya dua kelas transaksi. Sebagai contoh siklus penjualan dan
penagihan memasukkan baik transaksi penjualan maupun penerimaan kas, dan
sering kali melibatkan retur penjualan serta penghapusan piutang tak tertagih.
Penggajian hanya memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan dan
pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam periode
waktu yang singkat.
 Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan ketimbang akun neraca terkait.
Akun akun yang terkait dalam penggajian seperti misalnya penggajian akrual dan
potongan pajak biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi
selama tahun bersangkutan.
 Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua
perusahaan, bahkan perusahaan kecil sekalipun. Penalty yang tinggi yang
dikenakan pemerintah Negara bagian federal telah mendorong efektifnya
pengendalian atas pemotongan dan pembayaran pajak penggajian. Selain itu,
masalah moral karyawan juga dapat mengemuka jika karyawan tidak diberi gaji
atau diberi gaji yang kecil.
Karena ketiga karakteristik tersebut, maka ketika mengaudit penggajian, biasanya
auditor menekankan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan
prosedur analitis. Pengujian atas rincian saldo hanya memerlukan beberapa menit
bagi sebagian besar akun yang berhubungan dengan penggajian.
c. Macam/jenis pengujian pada audit atas siklus penggajian dan personalia.
Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi bagi siklus penggajian dan personalia ditunjukkan pada gambar berikut:
Untuk memahami pengendalian internal siklus penggajian dan personalia, hal-hal
yang harus kita pahami adalah:
 Pengendalian internal bervariasi antar perusahaan. Oleh karena itu, auditor harus
mengidentifikasi pengendalian, defisiensi signifikan, dan kelemahan yang
material dari perusahaan.
 Pengendalian yang digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.
 Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian dan
luas pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini tentang
keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
 Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko
pengendalian yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya, seperti pengaruh
penggajian terhadap persediaan.
 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif akan digabungkan jika
memungkinkan, dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin, dengan
menggunakan program audit formal kinerja.

Pengendalian Kunci
Pengendalian kunci untuk siklus penggajian dan personalia dalah sebagai berikut:
a. Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan tugas diterapkan terutama untuk mencegah pembayaran berlebih
dan pembayaran kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif. Fungsi penggajian
harus independen dari bagian SDM yang mengendalikan aktifitas penggajian
kunci (seperti penambahan karyawan atau menghapus karyawan), dan terpisah
dari penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani.
b. Otorisasi yang tepat
Hanya bagian SDM yang boleh mengotorisasi untuk menambah atau menghapus
karyawan dari daftar penggajian atau mengubah tingkat upah serta potongan.
Penyelia karyawan berwenang untuk menentukan jumlah jam kerja, terutama
lembur. Persetujuan dapat dibubuhkan dalam timecard atau dikecualikan untuk
jam lembur saja.
c. Dokumen dan catatan yang memadai
Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat dan sistem
penggajian. Kartu waktu atau catatan cocok digunakan untuk karyawan paruh
waktu atau yang dibayar per jam, namun tidak untuk karyawan tetap. Untuk
karyawan yang dibayar menurut tingkat potongan atau sistem intensif lainnya,
diperlukan catatan bentuk lainnya. Karena tujuan kelengkapan tidak terlalu
diperhatikan, dokumen yang telah dipranomori tidak terlalu diperlukan untuk
sistem penggajian.
d. Pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan
Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus
ditandatangani oleh karyawan yang bertanggungjawab, dan penggajian harus
didistribusikan oleh seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan
pencatatan waktu. Setiap cek yang tidak dicairkan harus langsung disetor
kembali. Jika cek ditandatangani oleh mesin, maka akses ke mesin tersebut
harus dibatasi.
e. Pengecekan yang independen terhadap kinerja
Verifikasi terhadap penghitungan penggajian harus independen. Seorang dari
manajer atau karyawan lain harus mereview output penggajian untuk melihat
salah saji atau jumlah yang tidak biasa. Jika tenaga kerja manufaktur
mempengaruhi persediaan, atau jika akumulasi biaya dihitung berdasarkan
pekerjaan, maka dibutuhkan pengendalian memadai untuk menghitung
memferifikasi pembebanan yang tepat.

d. Langkah-langkah audit atas siklus penggajian dan personalia.


Tujuan dari banyak pengendalian internal dan sifat pengujian pengendalian serta
pengujian substantif atas transaksi bagi sebagian besar pengujian terpampang dari
deskripsinya pada tabel berikut:
Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian

Tujuan Audit yang


Pengendalian Internal Pengujian Pengendalian Pengujian Substantif
Berkaitan dengan
Kunci Umum atas Transaksi Umum
Transaksi

Pembayaran penggajian yang  Kartu waktu disetujui oleh  Memeriksa kartu untuk  Mereview jurnal
tercatat adalah untuk pekerjaan penyelia. indikasi persetujuan. penggajian, buku besar
yang dilaksanakan oleh umum, dan catatan gaji
karyawan yang benar-benar  Jam waktu digunakan untuk  Memeriksa kartu waktu. yang diperoleh
ada (keterjadian) mencatat waktu. menyangkut jumlah
 Mempertahankan file  Mereview kebijakan yang besar atau tidak
personalia. biasa.
personil yang memadai.
 Memeriksa file personalia.  Membandingkan cek
 Perekrutan tenaga kerja
yang dibatalkan dengan
diotorisasi.  Mereview bagan organisasi, jurnal penggajian
 Ada pemisahan tugas di membahasnya dengan menyangkut nama,
antara personalia, pencatat karyawan, dan mengamati jumlah, dan tanggal.
waktu, dan pengeluaran gaji. tugas yang dilaksanakan.
 Memeriksa cek yang
 Hanya karyawan yang ada  Memeriksa printout transaksi dibatalkan untuk
dalam file data komputer yang ditolak oleh komputer endorsement yang tepat.
yang diterima ketika mereka karena memiliki nomor yang
dimasukkan. karyawan tidak ada.  Membandingkan cek
yang dibatalkan dengan
 Memeriksa catatan catatan personalia.
 Cek diotorisasi sebelum penggajian menyangkut
dikeluarkan. indikasi persetujuan.

Transaksi penggajian yang ada  Cek gaji telah dipranomori  Memperhitungkan urutan  Merekonsiliasi
telah dicatat (kelengkapan) dan diperhitungkan. cek gaji. pengeluaran dalam
jurnal penggajian
 Akun bank telah  Membahas dengan karyawan dengan pengeluaran
direkonsiliasi secara dan mengamati rekonsiliasi. pada rekening bank
independen. penggajian.
 Membuktikan
rekonsiliasi bank.

Transaksi penggajian yang  Perhitungan dan jumlah telah  Memeriksa indikasi  Menghitung ulang jam
dicatat adalah untuk jumlah diverifikasi secara internal. verifikasi internal. yang digunakan dari
waktu yang benar-benar kartu waktu.
dikerjakan dan pada tingkat  Total batch dibandingkan  Memeriksa file total batch
upah yang sesuai; pemotongan dengan laporan ikhtisar untuk melihat tanda tangan  Membandingkan tingkat
pajak telah dihitung dengan komputer. klerk pengendali data; upah dengan kontrak
benar (keakuratan) membandingkan totalnya serikat pekerja,
 Tingkat upah, gaji, atau dengan laporan ikhtisar. persetujuan oleh dewan
tingkat komisi diotorisasi direksi, atau sumber
secara layak.  Memeriksa catatan lainnya.
penggajian menyangkut
 Pemotongan termasuk indikasi otorisasi.  Menghitung ulang
jumlah untuk asuransi dan pembayaran kotor.
tabungan penggajian telah  Memeriksa otorisasi dalam
diotorisasi secara layak. file personalia.  Mengecek pemotongan
dengan mengacu pada
tabel pajak dan formulir
otorisasi dalam file
personalia.
 Menghitung ulang
pembayaran bersih.
 Membandingkan cek
yang dibatalkan dengan
jurnal penggajian
menyangkut jumlahnya.

Transaksi penggajian telah  Isi file induk penggajian  Memeriksa indikasi  Menguji keakuratan
dimasukkan dengan benar telah diverifikasi secara verifikasi internal. klerikal dengan
dalam file induk penggajian internal. memfooting jurnal
dan diikhtisarkan dengan benar  Memeriksa laporan total penggajian dan
(posting dan pengikhtisaran) ikhtisar awal yang menelusuri posting ke
Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian

Tujuan Audit yang


Pengendalian Internal Pengujian Pengendalian Pengujian Substantif
Berkaitan dengan
Kunci Umum atas Transaksi Umum
Transaksi
 Total file induk penggajian menunjukkan bahwa buku besar umum serta
telah dibandingkan dengan perbandingan telah file induk penggajian.
total buku besar umum. dilakukan.

Transaksi penggajian telah  Bagan akun yang memadai  Mereview bagan akun.  Membandingkan
diklasifikasikan dengan benar telah digunakan. klasifikasi dengan bagan
(klasifikasi)  Memeriksa indikasi akun atau prosedur
 Klasifikasi akun telah verifikasi internal. manual.
diverifikasi secara internal.
 Mereview kartu waktu
karyawan departemen
dan tiket pekerjaan
untuk penugasan
pekerjaan serta
menelusuri ke distribusi
tenaga kerja.

Transaksi penggajian telah  Prosedur memerlukan  Memeriksa prosedur manual  Membandingkan


dicatat pada tanggal yang pencatatan transaksi sesegera dan mengamati kapan tanggal cek yang
benar (ketetapan waktu) mungkin setelah penggajian pencatatan dilakukan. tercatat dalam jurnal
dibayarkan. penggajian dengan
 Memeriksa indikasi tanggal pada cek yang
 Transaksi telah diverifikasi verifikasi internal. dibatalkan dan kartu
secara internal. waktu.
 Membandingkan
tanggal pada cek dengan
tanggal cek tersebut
dicairkan bank.

e. Manfaat audit atas siklus penggajian dan personalia.


Manfaat dari audit atas siklus penggajian dan personalia adalah:
1. Pembayaran penggajian yang tercatat adalah untuk pekerjaan yang
dilaksanakan oleh karyawan yang benar-benar ada (keterjadian);
2. Transaksi penggajian yang ada telah dicatat (kelengkapan);
3. Transaksi penggajian yang dicatat adalah untuk jumlah waktu yang benar-benar
dikerjakan dan pada tingkat upah yang sesuai; pemotongan pajak telah dihitung
dengan benar (keakuratan);
4. Transaksi penggajian telah dimasukkan dengan benar dalam file induk
penggajian dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran);
5. Transaksi penggajian telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi);
6. Transaksi penggajian telah dicatat pada tanggal yang benar (ketetapan waktu).
f. Hubungan antar akun pada audit atas siklus penggajian dan personalia.
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah
dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum.

Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia ditunjukkan pada gambar di
atas. Akun T akan digunakan untuk mengilustrasikan cara informasi akuntansi
mengalir melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam
sebagian besar system, akun gaji dan upah akrual hanya akan diguakan pada akhir
periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat apabila
karyawan telah benar benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja terjadi.
Akrual untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode
bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar.
Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan diakhiri
dengan membayar karyawan tersebut atas jasa yang mereka laksanakan dan
pemotongan pajak oleh pemerintah serta institusi lain dan pajak gaji serta manfaat
akrual. Jadi, siklus tersebut melibatkan perolehan jasa dari karyawan yang konsisten
dengan tujuan perusahaan, dan akuntansi yang tepat untuk jasa tersebut.

Lihat tabel di atas. Kolom ketiga mengidentifikasi 4 fungsi bisnis dalam siklus

penggajian dan personalia yang umum serta mengilustrasikan hubungan antara fungsi

bisnis, kelas transaksi, akun-akun dan dokumen serta catatan. Auditor harus

memahami fungsi bisnis dan dokumen serta catatan tersebut sebelum dapat menilai

resiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian

substantif atas transaksi.


REFERENSI:

1. Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2015
2. Theodorus M. Tuanakota, Audit Kontemporer, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2015

Anda mungkin juga menyukai