Alamat :
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA 1. Jurnal Karya Ilmiah diterbitkan 2 (dua) kali
Jalan Ronggowarsito No. 14 dalam setahun pada bulan Juni dan
Desember. Namun pada tahun 2017 dan
Telp. (0761) 28997
2018 hanya bisa diterbitkan sekali yakni
Fax. (0761) 28997 pada Edisi II bulan Desember.
Email : bpsdm@riau.go.id 2. Untuk pernerbitan Jurnal Karya Ilmiah Edisi
I tahun 2020 yang seharusnya diterbitkan
Website : http://bpsdm.riau.go.id pada bulan Juni namun dikarenakan
Pekanbaru - Riau kondisi Covid 19 sehingga Jurnal dimaksud
diterbitkan pada bulan Juli 2020.
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
H. Suryani, SP., MM
Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Provinsi Riau
surya69smarb@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini menganalisis Peningkatan Peran Mentor terhadap Keberhasilan Aktualisasi Peserta
Latsar CPNS Golongan III yang diselenggarakan oleh Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Meningkatkan Kompetensi dan Pemahaman Mentor agar
mampu bekerja profesional dalam pendampingan peserta selama habituasi. Adapun aspek Peningkatan
Kompetensi dan Pemahaman Mentor yang dilihat adalah Belum Optimalnya Peran Mentor, meliputi:
Pelaksanaan Mentoring kepada peserta, dengan indikator: a). Kurangnya Kompetensi Mentor terhadap
Tugas Fungsi dan Perannya; b). Mentor belum memahami kedudukannya dalam Penyelenggraan
Latsar; c). Belum Optimalnya hubungan Mentor dengan Peserta Latsar dalam hal pendampingan.
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 27 (dua puluh tujuh) orang. Hasil Penelitian ini
menunjukkan sebanyak 9 orang peserta dengan persentase sebesar 33,33% menyatakan Sangat Setuju,
12 orang peserta dengan persentase sebesar 43,52%, menyatakan Setuju dan 5 orang peserta dengan
persentase sebesar 18,52% menyatakan Kurang Setuju, sedangkan 1 orang peserta dengan persentase
sebesar 4,63% menyatakan Tidak Setuju.
Kata Kunci : Kompetensi, Peran Mentor, Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan
III, Pembimbingan dan Pendampingan.
Abstract
This study analyzed the Increased Role of Mentors on the Success of Actualization of CPNS Class III
Latsar Participants organized by the Human Resources Empowerment Agency of Riau Province. This
research uses qualitative methods with a descriptive approach. The purpose of this study was to find out
how to improve mentors' competence and understanding in order to be able to work professionally in
mentoring participants during habituation. As for the aspects of Increasing Mentors' Competence and
Understanding, what is seen is that the Mentor's Role is Not Optimal, including: Implementation of
Mentoring to participants, with indicators: a) Lack of Competence of Mentors in their Tasks, Functions
and Roles; b). The mentor does not yet understand his position in the Latsar Management; c). The
relationship between Mentors and Latsar Participants has not been optimal in terms of mentoring. The
number of respondents in this study were 27 (twenty seven) people. The results of this study showed as
many as 9 participants with a percentage of 33.33% stated Strongly Agree, 12 participants with a
percentage of 43.52%, stated Agree and 5 participants with a percentage of 18.52% stated Disagree,
while 1 person participants with a percentage of 4.63% expressed Disagree
Keyword : Competence, Role of Mentors, Basic Education and Training of CPNS Class III, Mentoring
1
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
2
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Tantangan, Motivasi dan Inspriasi (Suparman, dengan baik dan benar, tentu saja perlu adanya
dalam Webinar Pengembangan Kompetensi kajian-kajian dalam rangka menggali sehingga
ASN melalui Mentoring, 5 Juni 2020). dapat mewujudkan kompetensi mentor pada
Oleh karenanya, salah satu upaya untuk saat melakukan mentoring sesuai dengan
dapat mengembangkan sumber daya manusia harapan yang pada akhirnya dapat melahirkan
adalah dengan kegiatan mentoring, dimana PNS yang Berkualitas dan Berkinerja Tinggi.
berdasarkan pengalaman selama ini, bahwa
berbagai kegiatan Pendidikan dan Pelatihan METODE
Formal tidak selalu disertai dengan ilmu dan Pendekatan yang digunakan dalam
pengetahuan yang cukup dalam hal penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data
meningkatkan kemampuan sumber daya dikumpulkan melalui penyebaran angket
manusia yang ada dalam suatu organisaasi. kepada seluruh responden. Penelitian ini
Dengan demikian maka mentoring dan menggunakan metode deskriptif dengan
coaching adalah cara yang efektif membantu menggunakan pendekatan kualitatif tanpa
mengembangkan sumber daya manusia yang adanya perhitungan statistik dan pengujian
dimiliki organisasi, bisa dalam bentuk hipotesis. Populasi penelitian ini adalah Alumni
pembimbingan, pendampingan, dan peserta Latsar pada tahun 2019 yang berjumlah
pencerahan. sebanyak 27 orang dan wawancara mendalam
Saat ini masih jelas terlihat bahwa kepada Mentor. Metode pengambilan sampel
mentor belum sesungguhnya memahami dengan teknik sampling jenuh.
kedudukannya dalam melakukan mentoring, Tempat penelitian ini adalah di Badan
terutama dalam hal pendampingan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi
pembimbingan bawahan pada saat mengikuti Riau. Dalam penelitian ini yang akan di analisis
pelatihan dasar Calon PNS, penjelasan ini dapat adalah Peningkatan Peran Mentor terhadap
dibuktikan bahwa adanya perasaan segan yang Keberhasilan Aktualisasi Peserta Latsar CPNS
berlebihan dari peserta ketika berlangsungnya Golongan III, dengan indikator: a). Kurangnya
kegiatan mentoring akibat mentor tidak Kompetensi Mentor terhadap Tugas Fungsi dan
sesungguhnya membuka diri sebagai Perannya; b). Mentor belum memahami
pendamping dan pembimbing. Disisi lain kedudukannya dalam Penyelenggraan Latsar;
kurangnya kompetensi mentor dalam c). Belum Optimalnya hubungan Mentor
melaksanakan tugas, fungsi perannya sebagai dengan Peserta Latsar dalam hal pendampingan.
mentor, sehingg belum optimalnya hubungan Untuk penelitian ini instrumen yang
mentor dengan peseta didik daam rangka dipakai berupa kuesioner dengan skala Likert.
pendampingan dan pembimbingan. Menurut Sekaran dalam Riyanto (2017)
Menjawab tantangan dari beban tugas menjelaskan bahwa skala Likert didesain untuk
mentor selaku atasan langsung dari peserta menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
Pelatihan Dasar Calon PNS dimaksud, dan setuju dengan pernyataan pada skala 4 titik
dalam rangka meningkatkan peran mentor dengan susunan sebagai berikut: Sangat Setuju
terhadap keberhasilan agar peserta latsar dapat dengan skor 4, Setuju dengan skor 3, Kurang
mengaktualisasi nilai-nilai dasar Calon PNS Setuju dengan skor 2, Tidak Setuju dengan skor
3
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
HASIL
Berdasarkan hasil analisis data kualitatif
dapat diketahui skor persepsi dalam bentuk
persentase yakni Peningkatan Peran Mentor
terhadap Keberhasilan Aktualisasi Peserta Keterangan : Angka Pembulatan
Latsar Golongan III di Badan Sumber Daya
Manusia Provinsi Riau, dengan demikian maka Diagram diatas menggambarkan
persentase kriteria persepsi peningkatan peran persepsi responden dalam suatu harapan bahwa
mentor dapat dilihat dalam tabel berikut: peningkatan peran mentor dalam rangka
mewujudkan aktualisasi peserta didik untuk
Tabel 1. Hasil Perhitungan Data Responden dapat menjadikan PNS yang berkualitas dan
No. Jawaban Jumlah Persentase berkinerja tinggi sangat besar sekali, hal ini
Jawaban (%)
dapat dilihat dari sebaran keinginan responden
1. Sangat Setuju 288 33,33 yang menyatakan setuju dan sangat setuju
2. Setuju 282 43,52 dengan persentase angka yang pantastis, yaitu
3. Kurang Setuju 80 18,52 44% dan 33% dari perolehan maksimal yakni
100%, sedangkan yang merasa kompetensi
4. Tidak Setuju 10 4,63
mentor telah cukup bahkan tidak setuju peran
Jumlah 660 100
mentor itu untuk ditingkatkan yaitu masing-
Tabel 2. Persentase Frekuensi masing dengan persentase hanya 18% dan 5 %,
Kategori Frekuensi Persentase hal ini jelas bahwa dari besaran persentse pilihan
(Responden) (%) responden maka mutlak meyatakan bahwa
Sangat Setuju 9 33,33 peningkatan peran mentor tersebut perlu untuk
ditingkatkan.
Setuju 12 43,52
Kurang Setuju 5 18,52
PEMBAHASAN
Tidak Setuju 1 4,63 Peran mentor sebagai atasan langsung
Total 27 100 peserta Latsar Calon PNS bermakna positif
untuk dapat memberi kemudahan peserta dalam
Berdasarkan tabel 1 yaitu Hasil menyelesaikan tugas-tugas kediklatan antara
Perhitungan Data Respoden dan tabel 2 lain yaitu; a). Menetapkan Isu, b). Menyusun
Persentase Frekuensi pilihan responden dan menyelesaikan Rancangan Aktualisasi
kategorisasi persepsi dalam peningkatan peran Nilai-Nilai Dasar PNS, c). Pendampingan pada
mentor di atas, maka dapat digambarkan dalam saat Seminar Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai
diagram berikut. Dasar PNS, d). Pendampingan dan
4
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Pembimbingan pada Masa Habituasi, e). kegiatan mentoring jika tidak dibekali dengan
Persiapan Seminar Evaluasi Laporan pengetahuan tentang apa yang akan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS, dibimbingnya.
Pendampingan pada saat Seminar Evaluasi Oleh karena itu ada beberapa solusi dan
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS, f). alternatif yang dapat disarankan sehingga
Membentuk Alumni Latsar sebagai PNS mentor dalam melakukan kegiatan mentoring
seutuhnya yang Berkulitas dan Berkinerja bisa berhasil dan berdaya guna, yaitu:
Tinggi. 1. Sosialisasi Peran Mentor
Oktaviani Satyaningtyas, 2018 Sosialisasi peran mentor ini dimaksudkan
(www.ruangkerja.id), Peran Mentor dalam agar para mentor mengetahui fungsinya
Membangun Karier dan Meningkatkan Jabatan sebagai mentor, kedudukannya sebagai
adalah: a). Carilah mentor yang tepat, b). mentor bahkan kewajibannya sebagai
Perhatikan Sikap Anda saat mentorship, c). mentor, sehingga dalam melakukan
Mentor membantu anda untuk mencapai tujuan mentoring mewujudkan sosok pendamping
dalam karier, d). Mentor membuka peluang dan pembimbing yang dapat memberikan
karier yang lebih besar, e). Mentor sangat kemudahan bagi peserta Latsar untuk
berperan sebagai penasehat. mencapai tujuan dan sasaran pembelajaran,
Sejalan dengan pendapat diatas bahwa penyelesaian tugas bahkan penerapan nilai-
mentor sebagai atasan langsung memiliki nilai dasar PNS sebagai alumni diklat
keunggulan tersendiri, hal ini dikarenakan nantinya.
pendampingan dan pembimbingan atau 2. Workshop Peningkatan Kompetensi
kegiatan mentoring yang dilakukannya dapat Mentor
terfokus pada tujuan dan sasaran organisasi Workshop Peningkatan Kompetensi Mentor
yang ingin dicapai bersama, dapat mewujudkan dimaksudkan agar para mentor sebelum
kondisi dan situasi yang nyaman karna sudah melaksanakan kegiatan mentoring dimana
saling mengenal dengan demikian akan saling mentor telah memahami apa yang akan
membantu serta menampilkan peran, mereka lakukan pada saat melakukan
Mendorong keinginan memperlihatkan kinerja kegiatan mentoring nantinya, dan telah
yang baik karna selain mentor juga sebagai memiliki kompetensi dalam hal
atasan langsung yang dapat menilai kinerja pendampingan dan pembimbingan,
bawahan. misalnya adalah dalam penerapan nilai-nilai
Namun harapan-harapan yang sebutkan dasar PNS yang lebih menekankan kepada
di atas, tidak akan terwujud jika peningkatan membangun integrits, moral, kejujuran,
peran mentor dalam hal pembimbingan dan karakter kepribadian, tanggungjawab, etika,
pendampingan peserta Latsar terlebih untuk profesional, kompetensi bidang, semangat
menjadi mahir dan terbiasa dalam dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan.
mengakutalisasikan Nilai-Nilai Dasar Calon Selanjutnya diharapankan setelah mendapat
PNS dan PNS seutuhnya dahulu untuk workshop peningkatan kompetensi mentor
ditingkatkan pada lingkungan kerja, selain dari tersebut bahwa mentor diharapkan dapat
itu mentor juga akan tergagap ketika melakukan memahami Paradigma Aktualisasi yaitu
5
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
6
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Ayub Khan
Widyaiswara Ahli Madya
tuanayub@gmail.com
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau.
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kendala terhadap Tata Kelola Keuangan Pemerintahan
Desa setelah alokasi dana desa direalisasikan oleh pemerintah pusat melalui kepala desa, melalui
pendekatan Ethnografis untuk mendapatkan informasi yang aktual atau nyata dan akrual atau suatu
basis akutansi , dimana transaksi ekonomi atau peristiwa akutansi diakui, dicatat dan disajikan dalam
laporan keuangan berdasarkan pengaruh transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas diterima atau di bayarkan, dan relevan dalam mendeteksi kinerja keuangan
desa.Hasil observasi studi dinyatakan bahwa, literasi, kemampuan dan keterampilan individu dalam
membaca, menulis, berbicara, menghitung, berbahasa dan memecahkan masalah pada tingkat
keahlian tertentu yang di perlukan dalam kehidupan sehari-hari dalam Tata Kelola Keuangan Desa
mampu mendorong terhadap Kinerja Keuangan Desa, dan Akuntabilitas Keuangan Desa juga
mendorong terhadap outcome Keuangan Desa, karena dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018,
ternyata secara proporsional dapat mendukung laju pertumbuhan Kinerja Keuangan Desa, serta dapat
mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapinya di dalam komunitas masyarakat desa.
Kata kunci : Akuntabilitas, Kinerja, Literasi, Pemerintahan, Tata kelola keuangan desa.
Abstract
TThis study aims to examine the security of Village Government Financial Governance after the
allocation of village funds is realized by the central government through the village head, through an
Ethnographic approach to obtain actual or real information and accruals or an accounting basis,
where economic transactions or accounting events are found, and presented in financial reports based
on the effect of transactions at the time of the transaction, regardless of the time received or paid, and
relevant in the village performance report.The results of written study observations show that, Literacy
- the ability and individual skills in reading, writing, speaking, counting, language and problem solving
at a certain level of expertise required in daily life in Village Financial Governance is able to encourage
Village Financial Performance and Financial Accountability. The village also encourages Village
Financial Results, because with Permendagri Number. 20/2018, it turns out that it can proportionally
support the growth rate of Village Financial Performance, and can anticipate the various features it
faces in the village community.
7
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
8
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Anggaran 2015 sampai 2018, Provinsi Kabupaten/Kota yang memiliki peran penting
Riau sudah mendapatkan alokasi dana desa dalam sistem pengawasan masih belum efektif,
bersumber dari APBN sebesar Rp3.976.203.459 sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Tahun 2019 pagu dana desa dari APBN di Nomor 6 Tahun 2014 pasal 115. Optimalisasi
Provinsi Riau sebesar Rp1.436.685.874 yang Sistem Pengawasan Internal yang kurang
diterima oleh 1.591 desa dari 10 Kabupaten. efektif, mengakibatkan desa belum mampu
Pemanfaatan ini lebih diarahkan untuk menyajikan Laporan Pertanggung-jawaban
meningkatkan porsi pemberdayaan masyarakat Keuangan Desa secara transparan, kredibel dan
dengan meningkatkan perekonomian desa akuntabel.
melalui optimalisasi peran BUMDes. Informasi anggaran selama periode
Memperhatikan adanya potensi 2017 – 2019 menunjukkan tren yang meningkat
anggaran yang relatif besar ini, penulis walaupun masih relatif lambat dibandingkan
termotivasi untuk melakukan kajian terhadap dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional.
laporan realisasi serapan anggaran Sebagai informasi penting dalam proses
pemerintahan daerah/desa yang masih rata-rata pertumbuhan ekonomi pedesaan ditunjukkan
antara 75% hingga 85%. Realisasi serapan melalui Laporan Realisasi Anggaran Alokasi
anggaran yang belum proporsional, dapat Dana Desa berikut ini.
memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi Laporan Realisasi Alokasi Dana Desa
desa yang lambat. Dalam kurun waktu antara selama periode 2017-2019 sebagai berikut :
2017 sampai dengan tahun 2019 menunjukkan Tahun Anggaran ADD (rata- Realisasi
prevalensi sistem akuntansi pemerintahan desa rata) dalam jutaan ADD (%)
yang berfluktuasi. 2017 Rp 1.325.401.153 77%
Determinasi yang memiliki tren
terhadap Prevalensi Sistem Akuntansi 2018 Rp 1.225.401.153 86%
Keuangan Pemerintahan Desa, disebabkan 2019 Rp 1.436.685.874 87%
lemahnya implementasi Pedoman Umum Sumber : Realisasi Alokasi Dana Desa Kemenkeu,
Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP) yang Kanwil DJPB Provinsi Riau-2019.
ditetapkan melalui PMK Nomor 238 Tahun 2. Tujuan Literasi ;
2011. Di samping itu, terdapat juga masalah Tata a. Meningkatkan kemampuan Aparatur
Kelola Keuangan Daerah / Desa yang juga Desa dalam Tata Kelola Keuangan Desa,
masih lemah, karena pemerintahan desa belum b. Meningkatkan kemampuan aparatur
sepenuhnya mengimplementasikan Keuangan Desa dalam Penyusunan
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Laporan Pertanggungjawaban
Pengelolaan Keuangan Desa. Keuangan,
Faktor-faktor lain yang memiliki peran c. Menstandarisasikan Sistem Akuntansi
penting dalam tata kelola keuangan desa adalah Pemerintahan Desa,
lemahnya Sumber Daya Manusia di desa yang d. Meningkatkan ketrampilan Aparatur
memahami Sistem Akuntansi Pemerintah Desa dalam penyusunan RKPD dan
berbasis aktual berdasarkan Peraturan RPJMD,
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, yang efektif e. Meningkatkan kemampuan aparatur
berlaku sejak 1 Januari 2015. Pemerintah keuangan desa dalam optimalisasi
9
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
anggaran Dana Desa. karena itu penulis merasa tertarik untuk meneliti
f. Membimbing aparatur desa dalam fenomena ini. Ada dua sumber data penting yang
membentuk BUMDES /BUMDESMA akan dijadikan sasaran dalam pencarian
untuk menunjang peningkatan informasi dan yang akan dimanfaatkan dalam
Pendapatan Asli Desa (PADes). penelitian ini untuk mendapatkan data. Kedua
sumber data tersebut ialah:
3. Sistematika Literasi (a) Data Primer ;
a. Pendahuluan Menurut Sugiyono (2013:27). metode
b. Literasi Tata Kelola Keuangan Desa pengumpulan data adalah : “Metode
(Permendagri 20/2018), pengumpulan data adalah Penelitian lapangan
c. Kendala Tata Kelola Keuangan Desa, (Field Research), dilakukan dengan cara
d. Pembinaan Bumdes/Bumdesma. mengadakan peninjauan langsung pada instansi
e. Simpulan dan saran. yang menjadi objek untuk mendapatkan data
primer dan sekunder”. Dalam penelitian ini data
II. METODE PENELITIAN primer didapat dari wawancara terhadap
Penelitian Mengenai Literasi Dan informan yang dianggap mengetahui informasi
Kedala Tata Kelola Keuangan Desa Di Provinsi dan masalah yang diteliti secara mendalam dan
Riau ( Suatu Studi Ethnografis ) ini merupakan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data
jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan yang valid.
pendekatan etnografi. Spradley (1997) Selain itu, data primer dalam penelitian
mengemukakan bahwa etnografi merupakan ini juga digali melalui observasi atau
pekerjaan mendeskripsikan kebudayaan. pengamatan langsung terhadap peristiwa atau
Tujuan utama aktivitas ini adalah memahami objek yang terkait dengan tujuan penelitian
suatu pandangan hidup dari sudut pandang yaitu tentang Literasi dan Kendala Tata Kelola
penduduk asli. Dalam penelitian etnografi, Keuangan Desa di Provinsi Riau
seorang peneliti tinggal dan hidup bersama (b) Data Sekunder ;
dengan masyarakat yang ditelitinya. Penelitian Data sekunder merupakan data yang
etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai diperoleh secara tidak langsung dan sering
dunia orang yang telah belajar melihat, disebut metode penggunaan dokumen, karena
mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dalam hal ini peneliti tidak secara langsung
dengan cara-cara yang berbeda. Tidak hanya mendapatkan data dari informan atau individu
mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi tetapi memanfaatkan data yang telah dihasilkan
berarti belajar dari masyarakat. Lokasi atau diolah oleh pihak lain. Dalam penelitian ini,
penelitian adalah di Provinsi Riau. data sekunder diperoleh melalui buku-buku,
Alasan penulis memilih lokasi tersebut kepustakaan, majalah/jurnal, dokumen, arsip
karena melihat fakta bahwa masih banyak serta sumber-sumber dari internet yang
literasi kendala tata kelola keuangan desa yang menyediakan banyak data sekunder.
di alami masyarakat di daerah tersebut. Masih Pengambilan sampel yang digunakan
banyaknya desa belum mampu menyajikan yaitu purposive sampling. Patton (1984)
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
secara transparan, kredibel, dan akuntabel. Oleh purposive sampling adalah peneliti cenderung
10
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
memilih informan yang dianggap tahu dan dapat berskala Desa didanai oleh APBDesa.
dipercaya untuk menjadi sumber data yang Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala
mantap dan mengetahui masalahnya secara desa selain didanai oleh APBDesa, juga dapat
dalam (Sutopo, 1988:21-22). didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja
Untuk memperolah data, dalam negara dan anggaran pendapatan dan belanja
penelitian ini penulis teknik observasi adalah daerah.
teknik pengumpulan data yang bersifat non Penyelenggaraan kewenangan desa yang
verbal. ditugaskan oleh Pemerintah didanai oleh
Untuk validitas data, peneliti anggaran pendapatan dan belanja negara. Dana
menggunakan dua macam triangulasi untuk anggaran pendapatan dan belanja negara
mendapatkan data yang valid, yakni triangulasi dialokasikan pada bagian anggaran
data dan triangulasi metode. Dalam triangulasi kementerian/lembaga dan disalurkan melalui
data, data yang sejenis atau sama akan lebih satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.
mantap kebenarannya bila digali dari beberapa Penyelenggaraan kewenangan desa yang
sumber data yang berbeda. Data yang telah ditugaskan oleh pemerintah daerah didanai oleh
diperoleh dari sumber yang satu, bisa teruji anggaran pendapatan dan belanja daerah.
kebenarannya bila dibandingkan dengan data Seluruh pendapatan desa diterima dan
sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang disalurkan melalui rekening kas Desa dan
berbeda. Sementara, triangulasi metode penggunaannya ditetapkan dalam APBDesa.
dilakukan dengan menggunakan metode atau Pencairan dana dalam rekening kas desa
teknik pengumpulan data yang berbeda, untuk ditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara
mendapatkan data yang sama atau sejenis. Desa. Pengelolaan keuangan Desa meliputi:
Adapaun metode atau teknik pengumpulan data a) perencanaan;
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu b) pelaksanaan;
teknik wawancara mendalam (in-depth c) penatausahaan;
interviewing) semi-terstruktur dan teknik d) pelaporan; dan
observasi secara langsung. Teknik analisis data e) pertanggungjawaban.
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kepala Desa adalah pemegang
analisis data model interaktif, dengan teknik ini kekuasaan pengelolaan keuangan desa. Dalam
setelah data terkumpul dilakukan analisa melaksanakan kekuasaan pengelolaan
melalui tiga komponen yaitu reduksi data, keuangan Desa, kepala Desa menguasakan
penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa.
dengan verifikasinya.
1. Pelaporan
Formulir/Daftar yang dipergunakan :
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Laporan semester pertama
Pengelolaan Keuangan Desa adalah
2. Laporan semester akhir tahun
keseluruhan kegiatan yang meliputi peren-
3. Laporan semester pertama berupa
canaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
laporan realisasi APBDesa.
dan pertanggungjawaban keuangan desa.
Penyelenggaraan kewenangan Desa 2. Pelaksana/Unit kerja yang terlibat
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal 1. Bendahara Desa
11
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
12
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
13
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
14
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Abstrak
Pandemi Covid-19 berasal dari Wuhan Cina merubah proses pembelajaran, saat ini dilakukan
adaptasi kehidupan baru (new normal) dengan merubah pembelajaran dari klasikal menjadi
pembelajaran jarak jauh (PJJ)/Distance learning/daring. BPSDM Provinsi Riau melaksanakan
program kediklatan dengan PJJ yaitu Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS, Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas dan Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-
kualitatif dengan mewawancarai sebanyak 10 orang dengan penyiapan panduan wawancara yang
berkaitan dengan efektifitas PJJ era new normal, sedangkan teknik pengumpulan data dan informasi
memakai penelitian Snow ball. Hasil penelitian akan mengetahui permasalahan dalam tata kelola PJJ
dari aspek teknis maupun administrasi, serta kegunaan data dan informasi untuk melakukan efisiensi
PJJ. Aspek yang mendukung PJJ yaitu struktur organisasi yang efisien, dukungan kepegawaian
termasuk tenaga pengajar, ketersediaan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan program pelatihan.
Sebanyak 23 orang Widyaiswara diketahui bahwa sebanyak 3 orang (13,04 %) sudah mahir
menggunakan komputer/laptop, 17 orang (73.92 %) bisa menggunakan komputer/laptop dengan fitur
standar, dan 3 orang (13,04 %) belum bisa menggunakan komputer/laptop. Hal ini berpengaruh pada
efektifitas pembelajaran daring, terutama pada pelatihan kompetensi PNS minimal 20 jam pelajaran.
Kata kunci : Efektifitas, Pembelajaran Daring, New Normal
Abstract
The Covid-19 pandemic originating in Wuhan China has changed the learning process,
currently adapting to a new life (new normal) is being carried out by changing learning from classical
to distance learning (PJJ) / Distance learning / online. BPSDM Riau Province carries out training
programs with PJJ, namely CPNS Basic Training, Supervisory Leadership Training and Administrator
Leadership Training. This study used a descriptive-qualitative method by interviewing as many as 10
people with the preparation of interview guides related to the effectiveness of PJJ in the new normal
era, while data and information collection techniques used Snow ball research. The results of the
research will find out the problems in PJJ governance from technical and administrative aspects, as
well as the use of data and information to make PJJ efficiency. Aspects that support PJJ are an efficient
organizational structure, staffing support including teaching staff, availability of facilities and
infrastructure, and implementation of training programs. As many as 23 lecturers, it is known that as
15
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
many as 3 people (13.04%) are already proficient in using computers / laptops, 17 people (73.92%) can
use computers / laptops with standard features, and 3 people (13.04%) cannot use computers. / laptop.
This affects the effectiveness of online learning, especially in civil servant competency training, which
is conducted for a minimum of 20 hours of lessons.
Keyword : Effectiveness, Online Learning, New Normal
16
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
17
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
dan hasil penelitian kualitatif lebih Framework Analysis (LFA) atau Kerangka
menekankan realitas nyata dari pada penalaran. Kerja Logis tentang identifikasi, penyiapan
Penulis mewawancarai 10 (sepuluh) disain program dalam suatu sistematika dan
orang yang mengetahui dan mengelola kaitan yang masuk akal, penilaian disain
kediklatan di BPSDM Provinsi Riau yaitu 9 program, monitoring dan evaluasi kemajuan
(Sembilan) orang Pengelola Diklat, (progress) serta kinerja (performance) program
Widyaiswara, Anggota Komite Penjamin Mutu Pembelajaran Daring di BPSDM Provinsi Riau
BPSDM Provinsi Riau dan 1 (satu) orang Era New Normal.
alumni pelatihan, dan memberikan informasi Dengan hasil penelitian ini maka penulis
dan data yang dapat diolah menjadi bahan menindaklanjuti dengan tulisan agar
tulisan ini permasalahan tentang tata kelola PJJ di BPSDM
Adapun waktu penelitian ini Provinsi Riau dapat terlaksana dengan baik
dilakukan pada kurun waktu tanggal 9 Maret s/d sesuai dengan pedoman yang telah diberikan
9 September 2020, bertempat di BPSDM oleh LAN RI. Pelaksanaan PJJ ini dimaksudkan
Provinsi Riau. Hasil olah data dan informasi selain untuk meningkatkan inovasi
dianalisis menjadi suatu tulisan yang diharapkan pembelajaran menggunakan teknologi
menjadi gagasan dan inovasi untuk pengelolaan informasi juga dapat mengefisiensikan
kediklatan dengan PJJ (distance learning) atau anggaran pelaksanaan kediklatan sehingga
sering disebut dengan daring agar dapat berjalan tujuan kediklatan dapat tercapai sesuai dengan
dengan semestinya. kurikulum, pada akhirnya akan terwujud
III. HASIL DAN PEMBAHASAN efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM
Dalam metode penelitian menggunakan Provinsi Riau Era New Normal.
wawancara terhadap pengelola kediklatan di Sebagai perangkat daerah lingkup
BPSDM Provinsi Riau dengan memakai teknik Pemerintah Provinsi Riau Badan
pengumpulan data dan informasi memakai Pengembangan Sumber Daya Manusia
penelitian Snow ball dan observasi, maka (BPSDM) Provinsi Riau dipimpin oleh seorang
didapat hasil bahwa: 1) Mendapatkan Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
permasalahan dalam tata kelola PJJ; 2) bertanggungjawab kepada Gubernur Riau
Memperoleh data dan informasi tentang melalui Sekretaris Daerah Provinsi Riau.
pengelolaan PJJ dari aspek teknis maupun BPSDM Provinsi Riau mempunyai tugas
administrasi; dan 3) Kegunaan data dan membantu Gubernur Riau melaksanakan fungsi
informasi untuk melakukan efisiensi PJJ. penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi
Dalam analisis data dan informasi kewenangan Daerah. Kepala BPSDM Provinsi
tersebut dihubungkan dengan kerangka Riau dibantu oleh Sekretaris, Kepala Bidang
pemikiran yang telah dikemukakan, kemudian dan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan
dihubungkan pula dengan pokok permasalahan Jabatan Fungsional Perencana Program.
yang akan dianalisis. Data dan informasi ini Adanya fungsi Pendidikan dan Pelatihan
selanjutnya akan diolah dan dipaparkan secara Aparatur, didasarkan pada Peraturan Gubernur
deskriptif dengan menggunakan Logical Riau Nomor 95 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
18
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Jumlah PNS sebanyak 105 orang sangat
Tata Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya membantu untuk terselenggaranya Diklat dan
Manusia Provinsi Riau, bahwa dalam akan memperlancar pelaksanaan tugas
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Widyaiswara, untuk perbandingan jumlah
BPSDM Provinsi Riau memiliki kelompok Widyaiswara dibandingkan dengan jumlah PNS
Jabatan Fungsional Widyaisawara yang di BPSDM Provinsi Riau yaitu 1:4, artinya 1
merupakan jabatan fungsional yang harus ada orang Widyaiswara dibantu oleh 4 orang PNS.
pada lembaga pendidikan dan pelatihan Kondisi PNS tersebut bila dilihat dari
pemerintah. pangkat dan golongan, maka ada sebanyak 87
Saat melaksanakan fungsi dan tugasnya, orang memiliki golongan III dan IV, dan
maka BPSDM Provinsi Riau didukung dengan sebanyak 18 orang memiliki golongan I dan II.
beberapa aspek yaitu: Hal ini sangat membantu Widyaiswara dalam
1. Struktur Organisasi pelaksanaan tugasnya, karena sebanyak 82,86 %
Untuk struktur organisasi BPSDM memiliki pangkat dan golongan III dan IV
Provinsi Riau terdapat 21 (dua puluh satu) artinya mereka ini memiliki pengalaman dan
jabatan struktural/eselon yaitu: a) Eselon II a kompetensi yang memadai dalam melayani
sebanyak 1 (satu) Jabatan; b) Eselon III a Widyaiswara, sehingga pelaksanaan tugas-tugas
sebanyak 5 (lima) Jabatan; dan c) Eselon IV a kewidyaiswaraan akan semakin mudah dan
sebanyak 21 (dua puluh satu) Jabatan, UPT, 24 lancar. Demikian pula dengan latar belakang
orang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan 1 Pendidikan bahwa sebanyak 83 orang atau 79,04
orang Jabatan Fungsional Perencana Program. % lulusan Perguruan tinggi, dan telah mengikuti
Dilihat dari struktur organisasinya Pelatihan Penjenjangan 63 orang, semakin
menunjukkan miskin struktur dan kaya fungsi, tinggi latar belakang Pendidikan PNS maka
sehingga struktur organisasi akan dapat akan berbanding lurus dengan kemampuan
mengelola tugas pokok dan fungsinya dalam menyelesaikan tugasnya dalam melayani
sehngga kinerja yang diharapkan oleh Gubernur Widyaiswara, sehingga latar belakang
selaku Kepala Daerah dapat tercapai. Pendidikan akan sangat mendukung dan
2. Kepegawaian memperlancar pelaksanaan tugas Widyaiswara.
Mengacu pada Peraturan Menteri Dari data yang diperoleh tahun 2020 ini, bahwa
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi jumlah Widyaiswara sebanyak 23 orang yang
Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan terdiri dari laki-laki sebanyak 20 orang dan
Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, perempuan sebanyak 3 orang, dengan
Widyaisawara berkedudukan sebagai pejabat komposisi jabatan yaitu Widyaiswara Ahli
fungsional bidang kediklatan pada Lembaga Utama, Widyaiswara Ahli Madya dan
Diklat Pemerintah. Adapun tugas pokok Widyaiswara Ahli Muda, dengan menduduki
Widyaisawara adalah mendidik, mengajar, dan Pangkat, Gol./Ruang mulai dari Pembina, IV/a
melatih (Dikjartih) PNS, evaluasi dan sampai Pembina Utama Madya, IV/d.
pengembangan diklat pada Lembaga Diklat Dari kepangkatan ini maka Widyaiswara
Pemerintah. memiliki komposisi yang seimbang, karena
19
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
20
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
pembelajaran menarik dan berpotensi membuat yang terletak di Jln. Ronggowarsito No. 14
peserta pelatihan tidak bosan dan termotivasi Pekanbaru dengan luas tanah sebesar 27.330 m2.
untuk lebih fokus dan aktif dalam proses Adapun prasarana yang dimiliki terdiri dari: 1)
pembelajaran. Ruang Kepala Badan; 2) Ruang Sekretariat; 3)
3. Sarana dan Prasarana Ruang Sekretaris; 4) Ruang Bidang Sertifikasi,
Secara umum sarana dan prasarana Kompetensi dan Penjamin Mutu; 5) Ruang
digunakan antara lain untuk melaksanakan tugas Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial;
pokok Widyaisawara adalah mendidik, 6) Ruang Bidang Pengembangan Kompetensi
mengajar, dan melatih (Dikjartih) PNS, evaluasi Teknis Inti dan Pengembangan Integritas; 7)
dan pengembangan diklat, serta menunjang Ruang Bidang Pengembangan Kompetensi
kegiatan ketatausahaan atau administrasi Teknis Umum dan Fungsional; 8) Ruang Kelas I
perkantoran, pembinaan dan pelayanan dalam (Kuantan); 9) Ruang Kelas II (Bengkalis); 10)
upaya peningkatan kualitas kinerja sumber daya Asrama Rokan (A) kapasitas 10 kamar; 11)
manusia/aparatur sipil negara serta penunjang Asrama Kampar (B) kapasitas 14 kamar; 12)
pelaksanaan program dan kegiatan BPSDM Asrama Indragiri (C) kapasitas 14 kamar; 13)
Provinsi Riau. Asrama Siak (D) kapasitas 15 kamar; 14)
Sarana dan prasarana yang dimiliki Asrama Peserta; 15) Aula Balai Tuah Karya
BPSDM Provinsi Riau saat ini mengacu pada Abdi Negara; 16) Ruang Rapat Meranti; 17)
standar yang telah ditetapkan pada Peraturan Ruang Widyaiswara; 18) Ruang Komite
Gubernur Riau Nomor 140 Tahun 2015 tentang Penjamin Mutu BPSDM; 19) Ruang makan
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja di Cempaka; 20) Rumah Dinas; 21) Ruang
Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Sarana Kesehatan; 22) Ruang Perpustakaan; 23)
prasarana yang dimiliki BPSDM Provinsi Riau Mushola Al-Aqsa; dan 24) Sarana Olah Raga.
adalah sarana prasarana eks Unit Pelaksana Sarana dan prasarana diatas, sudah
Teknis (UPT) Pendidikan dan Pelatihan pada dianggap memadai untuk melaksanakan
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan pelatihan di BPSDM Provinsi Riau. Namun
Daerah (BKP2D) Provinsi Riau yang dalam melaksanakan pembelajaran yang
merupakan unit kerja eselon III. Saat ini inovatif menuju era revolusi industri 4.0 masih
BPSDM Provinsi Riau merupakan perangkat memerlukan dukungan sarana dan prasarana
daerah eselon II yang memiliki 5 (lima) eselon menggunakan Teknologi Informasi. Adapun
III dan 15 (lima belas) eselon IV. Terkait dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
Sarana Gedung, maka terdapat 1 (satu) unit mendukung menuju era revolusi industri 4.0
Gedung digunakan oleh UPT Uji Kompetensi yaitu: 1) Ruang komputer; 2) Komputer/Laptop;
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi 3) Fasilitas pembelajaran dengan pemanfaatan
Riau dengan status pinjam pakai. teknologi informasi: aplikasi e-learning, video
Untuk melihat kondisi eksisting dan conference atau teknologi informasi lainnya
gambaran prasarana dan sarana yang dimiliki sesuai kebutuhan pembelajaran; 4) Ruang
dan dikuasai untuk mendukung pelaksanaan Multimedia dan perangkatnya; dan 5) Perangkat
tugas pokok dan fungsi serta pelayanan di Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning
BPSDM Provinsi Riau yaitu Gedung Kantor Management System).
21
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Tersedianya sarana dan prasarana Provinsi Riau sebanyak 16.220 (data BKD
diatas, menjadikan Widyaiswara akan bekerja Provinsi Riau per April 2019) serta jumlah PNS
secara baik dengan memanfaatkan media dari Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi
yang ada dalam rangka inovasi pembelajaran Riau sebanyak 73.147 orang (data tahun 2018),
daring menuju era revolusi industri 4.0. sehingga kebijakan yang terbaik dengan
Pemanfaatan media dilengkapi dengan melaksanakan konsep Corpu ASN.
perangkat teknologi informasi multimedia akan Mengutip portal guruberbagi
dapat meningkatkan kemampuan dan inovasi Kemendikbud oleh Wuryanto Puji Siswoyo
pembelajaran, sehingga seorang Widyaiswara mengatakan: Pembelajaran daring dapat
menjadi digital minded. memanfaatkan teknologi sebagai media.
Dalam mengimplementasikan Peraturan Pembelajaran daring menurut The Report of the
Pemerintah No. 17 Tahun 2020 tentang Commission on Technology and Adult Learning
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 11 (2001) dalam Bonk Curtis J. (2002, hlm. 29)
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, maka defines e-learning as “instructional content or
BPSDM Provinsi Riau dalam pengelolaannya learning experiences delivered or enabled by
menerapkan metode pengembangan electronic technology”. Oleh karena itu,
kompetensi secara terintegrasi, bahwa pembelajaran daring memerlukan siswa dan
pengembangan kompetensi bagi setiap PNS guru berkomunikasi secara interaktif dengan
dilakukan paling sedikit 20 jam pelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan
melalui pendekatan sistem pembangunan komunikasi, seperti media komputer/gawai
terintegrasi (Corporate University). Adapun dengan internet, telepon atau faks. Pemanfaatan
konsep Corpu ASN adalah metode media ini bergantung pada struktur materi
pembelajaran bagi ASN yang memadukan pembelajaran dan tipe-tipe komunikasi yang
pendekatan klasikal dan non klasikal di diperlukan.
tempat kerja untuk mendukung pencapaian 4. Program Pelatihan
strategi organisasi dan kebijakan nasional. BPSDM Provinsi Riau tahun 2020 ini
Sedangkan metode pembelajaran: 1) Formal telah melaksanakan dengan PJJ yaitu: 1)
learning: 10% terdiri dari: a) Training; a) Self- Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Pemerintah
study; 2) Social learning: 20% terdiri dari: a) Kabupaten Kepulauan Meranti 1 (satu)
Feedback; b) Coaching; c) Mentoring; dan 3) Angkatan; 2) Pelatihan Kepemimpinan
Experiential social learning: 70% terdiri dari: a) Pengawas di lingkungan Pemerintah Provinsi
Project assignment; b) Special assignment; c) Riau sebanyak 1 (satu) Angkatan; dan 3)
On the job teaching; d) On the job training; e) Pelatihan Kepemimpinan Administrator di
Task force Assignment; dan f) Rotation. lingkungan Pemerintah sebanyak 1 (satu)
Untuk metode pembelajaran Social Angkatan.
learning dan Experiential social learning fokus Fokus dalam PJJ ini adalah kemampuan
pada non training Development Program. Widyaiswara dalam menggunakan teknologi
Upaya peningkatan kompetensi bagi multimedia dalam proses pembelajaran. Untuk
PNS, dilaksanakan untuk seluruh jumlah PNS di Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau masih
22
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
23
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
penggunaan Google Classroom (GCR) dalam teknologi pembelajaran yang inovatif menuju
penyampaian materi dan bahan tayang, Era Revolusi Industri 4.0 seperti penggunaan
pemberian tugas dan penyampaian evaluasi atau komputer/laptop yang didukung dengan
penilaiannya, sedangkan untuk video teknologi informasi berbasis web atau
conference menggunakan aplikasi Zoom Cloud tersambung dengan jaringan wifi; 2) Belum
Meeting (ZCR), Webex dan Lark. Untuk pre- semua Widyaiswara telah mendapatkan
test dan post-test menggunakan aplikasi Quizizz pengembangan kompetensi di dalam
atau Kahoot, menunjuk peserta dalam diskusi mengembangkan kemampuan e-trainer atau
menggunakan aplikasi roullete, saat secara daring dalam merancang inovasi
brainstorming menggunakan aplikasi Jam pembelajaran menuju era Revolusi Industri 4.0;
Board atau Mentimeter, dan banyak lagi aplikasi 3) Rendahnya kemauan Widyaiswara
yang digunakan. Selain itu membuat sendiri dalam merancang pembelajaran yang inovatif,
video pembelajaran dengan menggunakan terutama dalam menyusun RBPMB/RP secara
aplikasi Movavi, Filmora, Adobe Primier yang daring, namum belum dijadikan sebagai
diupload ke Link Youtube, dan men-download pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran; 4)
video dari Youtube. Ada lagi untuk aplikasi Kurangnya diskusi dan interaksi sesama
Corel Draw dan Photoshop membuat gambar Widyaiswara untuk meningkatkan pengetahuan
serta aplikasi Canva untuk membuat gambar dan ketrampilan dalam PJJ terutama pada
dan video. Widyaiswara pengampu materi dengan agenda
Menurut Purwanto (2000), bahwa yang sama; dan 5) Rendahnya pengawasan dari
inovasi tak akan pernah berhenti karena manusia penyelenggara dalam memantau Widyaiswara
menginginkannya, dan sebagai individu, apakah proses pembelajaran sesuai dengan
manusia selalu mencari ide, cara dan objek- rancangan yang disusun atau tidak. Hampir
objek baru yang dapat memenuhi mutu seluruh Widyaiswara BPSDM Provinsi Riau
kehidupannya. Untuk itu Widyaiswara agar terlambat menyampaikan persiapan atau
terus melakukan inovasi PJJ agar dapat proses perencanaan pembelajaran sebelum
belajar mengajar yang menarik bagi peserta melaksanakan proses pembelajaran.
Diklat. Namun menurut Prof. Johanes Basuki, Dalam Buku Modul Pelatihan
(2018), mengatakan: Intinya, pernyataan Kewidyaiswaraan berjenjang Tingkat Tinggi
tersebut dapat dimaknai bahwa pada hakekatnya Inovasi Sistem Diklat disebut menurut pendapat
“Inovasi dapat meliputi penciptaan kembali atau Michael Armstrong (2007) dalam pada Mata
adaptasi dari suatu inovasi di lokasi lain, konteks Pelatihan Inovasi Sistem Diklat menyebutkan:
pada periode waktu”. sumber daya manusia (SDM) sebagai “an
Dari kondisi diatas, maka Widyaiswara organization's most valued assets–the people
yang belum memiliki kemampuan dan inovasi working there, who individually and collectively
dalam teknologi pembelajaran pada PJJ contribute to the achievement of its objectives”.
(distance learning) disebabkan oleh berbagai Dengan posisinya sebagai aset, maka tentunya
faktor antara lain: 1) Belum lengkapnya sarana sumber daya manusia merupakan modal
dan prasarana yang mendukung terhadap organisasi. Segala pengeluaran untuk
24
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
25
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. H. Afifudin, M.M. (2017).
Dasar-Dasar Manajemen. Bandung:
Alfa Beta.
2. Ibrahim, M.Sc. (2000). Inovasi
Pendidikan. Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa
Beta.
4. Lembaga Administrasi Negara. (2015).
Panduan Penyelenggaraan
Laboratorium Inovasi Administrasi
Negara. Jakarta: LAN.
5. Lembaga Administrasi Negara. (2016).
Modul Diklat Kewidyaiswaraan
Berjenjang Tingkat Tinggi, Inovasi
Sistem Diklat. Jakarta: LAN.
26
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Harmet
Widyaiswara Ahli Madya
UPT Pelatihan dan Penyuluh Pertanian, Dinas PTPH Provinsi Riau
harmetbahar@yahoo.co.id
Abstrak
Keberhasilan dari suatu pelatihan dapat diindikasikan melalui peningkatan pengetahuan, sikap,
dan kemampuan dari peserta pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari penerapan materi pelatihan di
lapangan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah "Bagaimana tingkat penerapan materi pelatihan
di lapangan setelah mengikuti pelatihan?". Sementara tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa tingkat penerapan materi pelatihan di lapangan setelah mengikuti pelatihan. Penelitian
dilaksanakan pada suatu Pelatihan Dasar Fungsional yang ditujukan untuk Penyuluh Pertanian Ahli di
Provinsi Riau. Responden pada penelitian ini merupakan para Penyuluh Pertanian Provinsi Riau yang
telah mengikuti Pelatihan Dasar, serta Atasan dan Rekan Kerja dari Penyuluh Pertanian Ahli. Teknik
pengumpulan data dilakukan menggunakan aplikasi Google Form, wawancara, dan studi pustaka.
Teknik statistik yang digunakan dalam bentuk persentase. Hasil dari penelitian yaitu tingkat penerapan
materi Pelatihan Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Ahli Angkatan VI Tahun 2018 di UPT
Balai Pelatihan Penyuluh Pertanian Provinsi Riau yang sudah diterapkan di lapangan oleh Penyuluh
Pertanian Ahli sebesar 9131 (Tinggi).
Kata Kunci : Penerapan Materi dan Pelatihan
Abstract
The success of a training is indicated by changing the knowledge, attitudes and skills of the
trainees. This can be seen from the application of the training material in the field. The formulation of
this research problem are. How is the level of application of training materials in the field after
participating in training,. While the purpose of the research is : To know the level of application of
training materials in the field after participating in training. The research was carried out in a
Functional Basic Training for Expert Agriculture Instructors in Riau Province. Respondents are Expert
Agriculture Instructors who have participated in training, their Supervisors and their Co-Workers.
Data collection techniques are using the Google form application, Interview by phone and study of
literature. The statistical technique use is in the form of a percentage. The results are The level of
application of Functional Basic Training materials for Agricultural Extension Of Force VI Experts in
2018 at upt Agricultural Extension Training Center of Riau Province has been applied in the field by the
Average Expert Agricultural Extension of 91.31 (High).
Keywords : Application of Material and Training
27
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
28
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran. Menurut BPP Jambi (2018) rata-
peserta sebagai penyuluh pertanian dan rata rekapitulasi evaluasi kepuasan peserta
memenuhi salah satu persyaratan untuk aparatur terhadap penyelenggaraan pelatihan
menduduki Jabatan Fungsional Penyuluh sebesar 4,57 (Sangat Baik). Sedangkan evaluasi
Pertanian Ahli. pembelajaran dengan nilai Pre Test sebesar
Suatu program pelatihan umumnya 57,20 sedangkan nilai Post Test sebesar 79,47.
diselenggarakan secara bertahap meliputi: 1). Terjadi peningkatan kemampuan Penyuluh
Tahapan perencanan dimulai dengan perumusan Pertanian sebesar 38.93 (Cukup). Selanjutnya
kebutuhan pelatihan, penyusunan kurikulum Hasil rekapitulasi Pemahaman Materi dengan
dan silabus; penentuan metodologi; penyusunan nilai rata-rata 3,7 (Menguasai). Sedangkan
bahan pelatihan; penentuan jumlah jam berlatih; Evaluasi prilaku dan hasil belum dilakukan.
pemilihan pola pelatihan; penetapan ketenagaan Beberapa hasil penelitian yang terkait
pelatihan; dan penyediaan prasarana dan sarana dengan Pelatihan Dasar Fungsional dan
pelatihan. 2). Tahapan pelaksanaan pelatihan Penerapannya yaitu: Hasil penelitian
meliputi kegiatan persiapan pelatihan; menyatakan bahwa dilaksanakannya pelatihan
rekrutmen peserta; kepanitiaan; tempat pelak- dasar fungsional bagi penyuluh pertanian efektif
sanaan; sertifikasi; evaluasi penyelengaraan dalam menunjang pelaksanaan tugas dari
pelatihan; dan pelaporan pelatihan. 3). Evaluasi peserta pasca pelatihan (Wahyudi dan Adhi,
pasca pelatihan yang dilakukan dalam menilai 2019). Selajutnya Andayani (2018),
hasil Pelatihan dengan beberapa paramater yaitu membuktikan bahwa tingkat penerapan materi
tingkat efektivitas dan penerapan hasil berlatih yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian rata-
pada organisasi/ lingkungan kerja atau usaha rata mencapai 4,02 atau setara dengan 80,40 %
Penyuluh Pertanian (Kementerian Pertanian, dan kebermanfaatan materi pelatihan rata-rata
2018). mencapai 4,02 atau setara dengan 80,40 %.
Ada beberapa jenis atau model evaluasi Sedangkan untuk Pelatihan Dasar
dalam kediklatan, salah satunya mengacu pada Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Ahli
four level training evaluation oleh Kirkpatrick, Angkatan VI Tahun Anggaran 2018 di UPT
D dan Kirkpatrick, J. yaitu evaluasi reaksi BPPP Provinsi Riau belum diketahui Tingkat
(Evaluating Reaction), evaluasi pembelajaran Penerapan Materi Pelatihan tersebut di atas,
(Evaluating Learning), evaluasi pada prilaku sehingga bagaimana tingkat penerapan dari
(Evaluating Behavior) dan evaluasi hasil materi pelatihan setelah mengikuti pelatihan
(Evaluating Results) (Kirkpatrick J dan belum diketahui. Untuk itu pentingnya
Kirkpatrick D, 2006). dilakukan Penelitian untuk mengetahui Tingkat
Pelatihan Dasar Fungsional Bagi Penerapan Materi pelatihan bagi Penyuluh
Penyuluh Pertanian Ahli Angkatan VI untuk Pertanian. Hasil Penelitian ini selanjutnya dapat
tahapan perencanaan dan tahapan pelaksanaan dijadikan dasar bagi penyelenggara pelatihan
telah dilaksana-kan pada Tahun 2018. Dalam dalam memperbaiki pelaksanaan pelatihan.
penyelengaraan pelatihan tersebut juga telah Memperhatikan latar belakang di atas
dilakukan evaluasi reaksi dan evaluasi dapat diciptakan suatu rumusan masalah sebagai
29
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
berikut: Bagaimana tingkat penerapan materi f = Frekuensi dari setiap jawaban yang
pelatihan di lapangan setelah mengikuti dipilih
pelatihan?. Selanjutnya juga Tujuan Penelitian n = Jumlah
adalah untuk menganalisa tingkat penerapan 100% = Konstanta
materi pelatihan di lapangan setelah mengikuti Kemudian persentase yang didapat
pelatihan. ditunjukkan ke dalam kategori berikut:
30
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
31
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
32
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
33
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
34
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Suparman
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
70suparman@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan sebuah strategi pembelajaran inkuiri melalui
permainan setatak. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan (library research)
dengan menggunakan berbagai literatur yang berkaitan dengan variabel penelitian. Data dikumpulkan
melalui buku bacaan yang ada dan didukung dengan dokumentasi, wawancara dan pengamatan
terhadap suatu kejadian atau fenomena penelitian. Setelah data terkumpul dianalisis dengan display,
reduksi dan konklusi. Permainan setatak dapat dijadikan seabagai sebuah strategi pembelajaran inkuiri
yang sangat menarik yang berbasisikan kearifan lokal (local wisdom).
Abstract
This study aims to formulate an inquiry learning strategy through setatak games. This study
uses a library research approach using a variety of literature related to research variables. Data were
collected through existing reading books and supported by documentation, interviews and
observations of an event or research phenomenon. After the data collected were analyzed by display,
reduction and conclusion. Strict games can be used as a very interesting inquiry learning strategy
based on local wisdom.
35
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
36
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
37
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
bahwa pada dasarnya semua pengetahuan metode yang sederhana, misalnya berdasarkan
bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang gerak tubuh seperti lari dan lompat, atau
bersifat mutlak, kebenaran selalu bersifat berdasarkan kegiatan sosial sederhana seperti
sementara. Apabila pengetahuan dipandang kejar-kejaran, sembunyi-sembunyian, dan
sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkelahi-kelahian, atau berdasarkan
berkisar sekitar pengujian hipotesis dengan matematika dasar dan kecekatan tangan seperti
pengajuan berbagai informasi yang relevan. menghitung dan melemparkan batu sembunyi
Inkuiri bersifat open ended jika ada berbagai tangan. Semua diekspresikan melalui gerakan
kesimpulan yang berbeda dari peserta masing- fisik, nyayian, dialog, tebak-tebakan, adu
masing dengan argumen yang benar. Ketiga, kecermatan dalam penghitungan, ketepatan
Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam menjawab pertanyaan, belajar komunikasi dan
kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas sebagainya.
tentang fakta sebagaimana dituntut dalam Pada beberapa jenis tertentu, permainan
pengujian hipotesis pada umumnya (Trianto, rakyat dapat digolongkan sebagai permainan
2007). sakral yang menggunakan kekuatan magis.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Permainan biasanya dimainkan untuk mengisi
seorang widyaiswara diharapkan memiliki waktu senggang yang bisa dilihat berdasarkan
berbagai model pembelajaran orang dewasa harian, mingguan, dan musiman. Permainan
yang dapat disesuaikan dengan kompenen- harian dilaksanakan hampir setiap hari dan
komponen strategi pembelajaran yang memiliki biasanya permainan-permainan ringan yang
metode dan teknik yang bervariasi. tidak membutuhkan peralatan khusus.
Widyaiswara sebagai fasilitator harus mampu Mingguan dilaksanakan pada hari-hari pekan
untuk menerapkan dan mengembangkan (pasar), karena pada hari ini teman sebaya
kreativitas dan inovasi untuk menemukan banyak berkumpul. Sedangkan musiman
berbagai metode dan teknik pembelajaran yang dilaksanakan mengikuti musim-musim tertentu
sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam misalnya musim menugal, menuai, musim
kaitan dengan pengembangan dan inovasi hujan, dan lain-lain.
teknik pembelajaran dapat dilakukan dengan Berdasarkan sifat permainan, maka
berbegai pendekatan dan sumber. Satu diantara permainan rakyat dapat dibagi menjadi dua
sumber teknik pembelajaran dapat berupa golongan besar, yaitu permainan untuk bermain
permainan rakyat yang syarat dengan (play) dan permainan untuk bertanding (game).
pembentukan nilai-nilai karakter. Perbedaan dari keduanya, bahwa yang pertama
Permainan rakyat merupakan bagian lebih bersifat mengisi waktu senggang atau
dan tradisi lisan, pada hakikatnya sama dengan rekreasi atau yang kedua dilaksanakan dengan
permainan tradisional. Permainan rakyat adalah metode pertandingan. Di dalam pelaksanaannya
permainan yang dimainkan secara tradisional setiap pemain mendapatkan peran-peran
yang dimiliki oleh suatu komunal, yang tertentu yang diputuskan melalui suten. Dikenal
diwariskan dari generasi ke generasi secara beberapa suten sperti suten daun, suten gunting,
lisan. Permainan rakyat dimainkan dengan suten gajah dan lain sebagainya. Suten
38
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
dilakukan oleh dua orang pemain menggunakan kepustakaan dan didukung dengan data
jari tangan sebagai media permainan. Dalam sekunder melalui dokumentasi, wawancara, dan
melakukan ini, tangan atau jari-jari pengamatan. Setelah data dikumpulkan, data
diumpamakan sebagai daun, tangan terganggam dianalisis menggunakan teknik display, reduksi,
sebagai batu, dan telunjuk sebagai duri atau lidi. dan diakhiri dengan konklusi.
Kedua orang pemain itu mengeluarkan
tangannya secara serempak dengan memilih HASIL DAN PEMBAHASAN
salah satu dari tiga perumpamaan jari tangan Permainan rakyat mungkin sudah lama
yang telah disepakati. Sutem bukanlah inti redup karena anak-anak beralih pada permainan
permainan tetapi awal permainan untuk elektronik yang lebih canggih. Namun perlu
menentukan peran-peran yang harus dilakukan disadari, bahwa permainan modern saat ini
oleh setiap pemain. Cara ini dirasakan adil. mengakibatkan dampak negatif yang cukup
Siapapun tidak akan menolak kalau berpengaruh bagi anak-anak. Seperti, dengan
mendapatkan peran yang lebih berat, karena adanya perkembangan teknologi dari waktu ke
permainan tidak tergantung pada besar kecilnya waktu yang menyebabkan pembaharuan terus-
tubuh, bentuk perawakan, air muka, maupun menerus pada permainan, menyebabkan
sifat-sifat dan watak pribadi, tetapi tergantung kecenderungan anak-anak menuntut edisi
dalam menang kalahnya suten. Setelah masing- terbaru dari permainan yang dimiliki. Di
masing pemain mempunyai peran, samping itu, hal ini juga menunjukkan bahwa
permainanpun dimulai. Hampir seluruh permainan modern saat ini tidak dapat
permainan rakyat juga memiliki penerapan menanamkan kesan positif yang baik sehingga
nilai-nilai kepemimpinan. Mempersiapkan dapat diingat sepanjang masa.
seseorang menjadi pemimpin yang dapat Setatak adalah permainan tradisional
dihandalkan. anak-anak yang masih berkembang di Provinsi
Namun pada kenyataannya, permainan Riau dan sekitarnya. Setatak dimainkan anak-
rakyat belum digunakan secara maksimal dalam anak untuk menghibur diri mengisi waktu luang.
menenentukan strategi pemberlajaran, Permainan ini dimainkan tidak ada kaitannya
khususnya pada sistem kediklatan. Untuk itu dengan adat istiadat setempat dan tidak ada
penulis tertarik untuk melakukan penelitian kaitannya dengan suatu kepercayaan agama.
dengan rumusan masalah bagaimana strategi Setatak ini hanya sebagai hiburan dan penyalur
pembelajaran melalui permainan setatak ? kreativitas anak-anak.
Mengenai latar belakang sosial budaya
METODE permainan ini, dalam pelaksanaannya dapat
Penelitian ini dilakukan dengan dimainkan oleh siapa saja, dengan tidak
pendekatan Studi Kepustakaan (Library membeda-bedakan kelas atau kelompok
Research). Dimana kajian dilakukan dengan masyarakat. Anak-anak orang kaya, anak-anak
menggunakan analisis melalui berbagai literatur orang miskin, ataupun anak-anak keturunan
yang terkait dengan variabel penelitian. Data bangsawan, anak orang kebanyakan menjadi
dan informasi dikumpulkan melalui studi satu dalam kelompok bermain. Di dalam
39
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
permainan, masing-masing berusaha lebih b. Melewati lapangan dari 1-9 disebut naik
kreatif, lebih cekatan, dan lebih mahir dari dan nomor 9-1 disebut turun.
teman-teman bermainnya. Namun demikian, c. Petak yang terdapat ucak di dalamnya
semua pelaku permainan tersebut tampak patuh baik punya sendiri maupun punya lawan
pada peraturan permainan yang sudah tidak boleh diinjak. Petak itu harus
ditentukan sebelumnya. dilompati atau dilewati saja.
Menurut keterangan yang diperolah, d. Sehabis satu ronde putaran permainan,
permainan tersebut bernama "DORI" bukan pemain mengambil bintang, petak yang
"STATAK" seperti sekarang, tetap bentuk atau sudah dibubuh bintang, boleh diinjak
peraturan permainannya sama saja. dua kaki oleh pemiliknya dan tidak
Diperkirakan, permainan setatak mulai tumbuh boleh disentuh lagi oleh pihak pemain
dan berkembang di daerah in sekitar 1930-an. lainnya.
Permainan ini menjadi sangat berkembang 2. Ucak
sekitar tahun 1950-an. Biasanya pesertanya a. Ucak dipegang denngan jari kelingking
terdiri dari 2-6 orang yang berusia 6-12 tahun. dan jari tengah, ditopang oleh telunjuk,
Permainan ini dimankan oleh laki laki dan kemudian dihimpit dengan jari induk.
perempuan. Tetapi pencampuran anak-anak Supaya jalan ucak terarah, ia dilemapar
yang sudah agak remaja segan memainkannya, dengan putaran keluar mengikuti arah
karena dipandang tak pantas lagi meloncat di jarum jam.
muka umum. Karena itulah permainan setatak b. Sebelum memulai bermain ucak
tidak pernah dimainkan oleh para remaja dari diletakkan pada petak 1. Petak yang
dulu sampai sekarang. berisi ucak lawan, boleh kita tikam juga.
Hal yang diperlukan dalam melakukan c. Waktu mengambil bintang, ucak
hal ini, yaitu lapangan tempat bermain, sebelum dilempar ke belakang menuju petak
permainan dimulai anak-anak biasanya bintang yakni 6,7,8,9,5,4,2,1, dan
bersama-sama menggaris tanah untuk membuat tempat bintang.
lapangan permainannya. Kemudian ucak Urutan Permainan
(gacuk), digunakan sebagai penikam setatak, 1. Ucak tikam pada petak 1, loncat sebelah kaki.
alat ni biasanya dibuat sendiri oleh anak-anak a. Naik
dengan mengasah dan membulatkan pecahan Petak satu yang berisi ucak dilangkah,
piring atau pecahan tempayan. Dibuat loncat kepetak 2, turun 2 kaki pada petak
sedemikian rupa sehingga kelihatan cantik dan 3 dan 4, loncat ke petak 5, ke petak 6,
tidak membahayakan penggunanya. Ucak ke petak 7, ke petak 8, dan turun 2 kaki
dibuat kira-kira sebesar 22/7x6 cm. pada petak 9.
Cara Pemakaiannya b. Turun
1. Lapangan Dari petak 9 loncat sebelah kaki ke petak
a. Melewati lapangan permainan setatak 5, turun dua kaki pada petak 3 dan 4,
dengan melompat hanya menggunakan loncat ke petak 2, dan dari sini
satu kaki dan tangan tidak boleh mengambil ucak di petak 1. Kemudian
menyentuh garis setatak. petak 1 dilangkahi dan turun.
40
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
2. Ucak tikam pada petak 2, loncat sebelah kaki. ditelentangkan, pas pada siku. Ajukan
a. Naik tangan ke muka ke samping lalu loncat
Jika pada petak satu masih ada ucak sebelah kaki.
lawan, maka langkahi petak 1 dan 2. a. Naik
Turun dua kaki pada petak 3 dan 4, Langkai petak yang tidak ada ucak
lompat ke petak 8 dan turun dua kaki sampai petak yang paling atas
pada petak 9. b. Turun
b. Turun Dari petak paling atas lompat sampai ke
Dari petak 9 lompat ke petak 5 dan turun petak paling bawah lalu melompat
ke petak 3 dan 4. Dari sini ambil ucak di keluar dan turun. Setelah turun, turunkan
petak 2 dan jika ada ucak lawan pada ucak pada tangan dan sambut dengan
petak 1, langsung lompat melangkahi telapak tangan itu juga. Jangan sampai
petak 1 dan 2 lalu turun. jatuh.
3. Begitu seterusnya sampai ucak kita 6. Kepala
menempati petak paling atas, yaitu petak 9. Letakkan ucak di kepala, berjalan biasa
Nantinya ketika ada ucak pada suatu petak melewati lapangan.
jangan di pijak. Setelah itu lanjut ke tahap a. Naik
berikutnya. Berjalan dari petak terbawah yang
4. Putih tidak ada ucak sampai ke petak teratas.
Ucak diletakkan di telapak tangan, sorong b. Turun
tangan agak ke depan pas arah pinggang Dari petak paling atas jalan ke petak
ataupun dada dan loncat sebelah kaki. paling bawah dan keluar. Setelah keluar
a. Naik jatuhkan ucak dari kepala dan sambut
Langkahi petak yang tidak ada ucak dengan tangan.
sampai petak yang paling atas lalu di 7. Genggong
petak paling atas, ucak di telapak tangan Ucak diletakkan pada punggung kaki kanan
dilambungkan tingkop dengan dan melompat dengan kaki kiri.
belakang telapak tangan (punggung a. Naik
tangan). Lompat dari petak paling bawah ke
b. Turun petak paling atas yang tidak ada ucaknya
Dari petak paling atas, sambil dengan kaki kanan tetap tergantung dan
menggenggam ucak lompat sampai ke tidak boleh menyentuh lapangan.
petak paling bawah lalu lompat keluar b. Turun
dan turun. Kemudian tingkop ucak 5 kali Dari petak paling atas lompat sampai ke
dengan melambungkan ucak di petak paling bawak melewati petak-
belakang telapak tangan dan ditangkap petak yang tidak ada ucaknya.
dengan telapak tangan. Kemudian lompat keluar, lalu ucak yang
5. Tangan di punggung kaki dilambung dan
Ucak diletakkan pada lengan yang ditangkap dengan tangan kanan.
41
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
42
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
sekarang menggunakan gadget tetapi masih permainan game online zaman sekarang yang
dimainkan, dibandingkan dengan permainan sangat minim akan nilai yang terkandung dan
tradisional lainnya yang sudah jarang dijumpai. tidak bisa mengajarkan nilai kehidupan yakni
Ketika zaman Belanda, permainan ini kesadaran akan diri sendiri, alam, dan sang
dimainkan dengan anak-anak dan diawasi oleh pencipta. Maka dari itu kita harus melestarikan
guru kelasnya. Sekarang permainan ini sering permainan-permainan tradisional dan jangan
dimainkan di sore hari dan ketika di sekolah melarang anak-anak untuk memainkannya.
tanpa perlu diawasi oleh guru kelas. Sebuah permainan disamping memiliki
Faktor yang disenangi anak-anak hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, namun
sekarang masih bisa kita jumpai anak-anak juga memiliki makna strategi dan teknik dalam
bermain statak karena kesederhanaan alat, menanamkan nilai-nilai dan pengetahuan
tempat bermain, dan jumlah teman bermainnya kepada masyarakat. Sebagaimana disampaikan
yang minimal dimainkan oleh dua orang, dan para ahli bahwa proses pembelajaran bukan
bisa dmainkan kapan saja diinginkan. faktor hanya ditentukan oleh jenis materi yang yang
gerak, kelincahan, dan keterampilannya pun akan disampaikan namun juga sangat ditentukan
menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. oleh bentuk metode dan teknik yang digunakan
Pada umumnya orang tua zaman dahulu agar seluruh materi yang disampaikan dapat
tidak begitu memperhatikan pertumbuhan dan disreap oleh peserta dengan baik sesuai dengan
perkembangan permainan ini. Mereka hanya tujuan suatu unit pembelajaran. Seorang
merasa senang dan puas melihat anak-anak fasilitator dalam hal ini adalah widyaiswara
mereka bisa bermain dengan temannya, asalkan harus mampu menggunakan berbagai metode
mereka tidak berkelahi dan berbahaya. Tetapi dan teknik dalam proses pembelajaran
sekarang menurut pandangan orang tua, sebagaimana pada pendekatan pembelajaran
permainan itu dianggap bermanfaat dan banyak Andragogi (pendekatan pembelajaran orang
nilai-nilai yang bisa dipetik dari permainan dewasa). Profesionalitas widyaiswara dalam
tersebut, yaitu nilai kebersamaan dalam memilih dan menentukan teknik dalam proses
bersosialisasi, melatih keterampilan, sportifitas, pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
dan kesabaran dalam menunggu giliran serta akan disampaikan sangat dibutuhkan. Untuk
secara fisik menguatkan otot kaki dan mencapai tujuan tersebut diperlukan
berolahraga. kemampuan seoarng widyaiswara untuk lebih
Setiap permainan rakyat mengandung keratif dan inovatif dalam merancang teknik
nilai-nilai yang baik misalnya pada permainan pembelajaran dalam era 4.0 ini. Sehingga
setatak ini, banyak nilai yang diajarkan seperti pembelajaran dapat dicapai dengan sangat
nilai kebersamaan dalam bersosialisasi, melatih menyenangkan (happy leader).
keterampilan, sportifitas, dan kesabaran dalam Dalam merancang inovasi dalam
menunggu giliran serta secara fisik menguatkan pembelajaran baik berupa metode, teknik, dan
otot kaki dan berolahraga. Pengalaman dan nilai pendekatan lainnya dapat bersumber dari
dari permainan rakyat akan dirasakan dan berbagai pengalaman dan permainan rakyat
dibawa seumur hidup. Berbeda dengan yang dapat ditinjau secara ilmiah. Permainan
43
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
rakyat yang sarat dengan nilai-nilai dan secara eksternal berupa peluang dan
merupakan suatu aktivitas dalam menanamkan ancaman dari luar, yang dimiliki organisasi
nilai dan pengetahuan sebagai sebuah kearifna serta kelemahan dan ancaman.
lokal yang sudah berabad-abad dapat dijadikan 3. Menganalisis strategi yang tepat dengan
sebagai sumber dalam penyusunan teknik menggunakan pendekatan SWOT.
pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada Setelah menentukan faktor kunci,
pelatihan yang bersifat klasikal dalam selanjutnya melompat ke petak 3, yaitu
kompetensi ASN. menganalisis strategi. Analisis SWOT
Salah satu permainan yang hampir setiap adalah suatu bentuk analisis di dalam suatu
orang dapat mengetahuinya adalah permainan organisasi yang secara sistematis dapat
“Setatak” yang mungkin pada berbagai daerah membantu organisasi dalam penyusunan
memiliki sebutan yang berbeda. Permainan suatu rencana kerja yang matang untuk
setatak ini dapat dijadikan sebagai media dan mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka
metode dalam proses pembelajaran yang pendek maupun tujuan jangka panjang.
bersifat atau bertujuan membentuk kompetensi Analisis ini dapat menggambarkan bentuk
menganalisis berbagai isu dalam menghasilkan analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat
sebuah ide atau solusi dalam mengatasi berbagai deskriptif dengan memberi gambaran ideal
permasalahan yang dihadapi. Permainan setatak yang ingin dicapai. Analisa ini
ini dikemas dengan sebutan nama “Setatak menempatkan situasi dan juga kondisi
Method” dengan 9 langkah sebagai berikut : organisasi sebagai faktor masukan, lalu
1. Mengidentifikasi isu yang ada baik isu pada kemudian dikelompokkan menurut
tingkat global, regional, nasional maupun kontribusinya masingmasing. Satu hal yang
instansional. perlu diingat oleh para pengguna analisa ini,
Pada langkah ke petak 1, dilakukan bahwa analisa SWOT ini semata-mata
identifikasi isu lingkungan strategis. Dalam sebagai suatu analisa yang ditujukan untuk
pencapaian visi dan misi serta tujuan menggambarkan situasi yang sedang
organisasi diperlukan identifikasi berbagai dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
isu lingkungan strategis. Identifikasi ruang yang mampu memberikan jalan keluar yang
lingkup lingkungan strategis (Lingstra) bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
dimulai dari pemahaman potret Lingstra Berdasarkan data kekuatan, kelemahan,
tingkat global; Lingstra tingkat Regional kesempatan dan ancaman yang ada. Anda
Asia Pasifik; dan Lingstra tingkat nasional dapat melakukan pendekatan strategi
baik terkait dengan kondisi lingkungan sebagai berikut :
maupun tantangan yang mungkin terjadi. a. Strengths – Opportunities : Menggunaan
2. Menentukan faktor kunci keberhasilan pada kekuatan-kekuatan yang ada untuk
setiap faktor yang mempengaruhi menciptakan kesempatan-kesempatan.
pencapaian tujuan. b. Strengths – Threats : Menggunakan
Berdasarkan identifikasi isu lingkup kekuatan-kekuatan untuk menghindari
lingkungan strategis, selanjutnya melompat dan mengeliminir ancaman-ancaman
ke petak 2, yaitu menentukan faktor kunci yang ada.
44
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
45
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
46
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
8. Menyusun rencana aksi penyelesaian Pembuatan Inovasi, (c) Uji coba Inovasi, (d)
masalah Implementasi Inovasi, hingga (e)
Tahap berikut melompat ke petak 8, yaitu Monitoring dan Evaluasi Inovasi. Kegiatan
menyusun rencana aksi, sebagai wujud dari yang masuk pada tahap Perancangan berisi
implementasi inovasi. Dalam Panduan berbagai kegiatan/aktivitas administratif
Inovasi Laboratorium Administrasi Negara, dan perencanaan awal sebelum inovasi
penciptaan pertama suatu inovasi disebut tersebut dibuat. Selanjutnya, kegiatan yang
tahap design ini juga bersifat teknis, yaitu masuk tahap Pembuatan Inovasi berisikan
bagaimana menuangkan ide inovasi ke kegiatan/aktivitas guna membentuk produk,
dalam suatu rancangan rencana aksi yang sistem, atau mekanisme kerja inovasi.
detail. Oleh karena itu, desain inovasi sangat Kemudian pada tahap Uji coba dipaparkan
penting karena akan mendetailkan langkah- segala kegiatan/aktivitas terkait
langkah mewujudkan ide inovasi yang sudah pengujicobaan inovasi terbatas pada
diperoleh. beberapa lokus atau daerah terpilih. Tahap
Penyusunan sebuah rencana aksi diperlukan Implementasi berisikan kegiatan/aktivitas
dalam merencanakan inovasi yang yang dalam mengimplementasikan produk
ingin diimplementasikan. Rencana aksi inovasi pada seluruh area atau masyarakat
inovasi mengandung beberapa unsur yang penerima layanan. Sedangkan pada tahap
kami rangkum dalam akronim ASKABB monitoring dan evaluasi berisikan
(Apa, Siapa, Kapan, Apa, Bagaimana, dan kegiatan/aktivitas yang berfungsi
Berapa) sebagai berikut: memonitoring dan mengevaluasi
a. Apa saja langkah/kegiatan yang harus pelaksanaan inovasi.
dilakukan untuk mewujudkan kondisi 9. M e n g i d e n t i f i k a s i h a m b a t a n d a l a m
yang diharapkan; melaksanakan rencana aksi yang telah
b. Siapa dan/atau dengan siapa langkah/ disusun.
kegiatan tersebut dilaksanakan; Pada tahap akhir, yaitu lompat ke petak 9,
c. Kapan langkah/kegiatan tersebut dimana mengidentifikasi berbagai hambatan
dilaksanakan; atau kendala dalam mengimplementasikan
d. Apa produk atau output pada setiap inovasi. Kita harus menyadari akan
langkah/kegiatan tersebut; menghadapi kendala dalam implemen-
e. Bagaimana cara atau metode yang tasinya. Paling tidak terdapat tiga kendala
digunakan untuk menghasilkan output utama, yaitu kendala teknis dan kendala
suatu kegiatan; adaptif serta gabungan keduanya.
f. Berapa biaya yang diperlukan untuk Kerapkali kita mendengar kegagalan suatu
melaksanakan kegiatan/langkah inovasi. Kegagalan ini bukan mustahil
tersebut dan dari manakah sumbernya. terjadi pada inovasi sistem pembelajaran
Terdapat 5 tahap dalam pengelompokkan pelatihan. Padahal, ketika merancang
kegiatan/ aktivitas dalam pelaksanaan ide inovasi tersebut, kalkulasi keberhasilan
inovasi yakni (a) Perancangan Inovasi, (b) implementasi inovasi sudah dilaksanakan.
47
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
48
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) kerjasama Sri Ratna Dewei, 2011. Penggunaan Permainan
dengan Dinas Kebudayaan Riau, Dinas Tradisional Yeye Dalam Pemahaman
Pendidikan Riau dan Bank Riau Kepri. Konsep Perkalian Untuk Siswa Sekolah
2018. Pendidikan Budaya Melayu Riau ( Dasar. Prosiding Konferensi Nasional
Buku Sumber Pegangan Guru). Pekanbaru. Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014,
Maridi. W.S. 2013. Penerapan Pembelajaran ITS, Surabaya.
Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Strategi Pembelajaran, www.ndhiroszt
Proses Sains Dasar Pada Pembelajaran .multiply. com , tanggal 22 Nopember 2017
Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Sucipto, Toto, dkk,. 2003. Kebudayaan
Surakrta. Jurnal Pendidikan Biologi Masyarakat Lampung di Kabupaten
Volume 5 Nomor 1. Lampung Timur. Bandung: Balai Kajian
Megasari. Embung. 2018. Profil La BerZO- Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.
Laman Bermain Zaman Old. Tangkas, I Made. 2012. Pengaruh Implementasi
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatrur Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 terhadap Kemampuan pemahaman konsep
Tahun 2014, tentang Jabatan Fungsional dan Keterampilan proses sains siswa kelas
Widyaiswara dan Angka Kreditnya. X S M A N 3 A m l a p u r a . P ro g r a m
Rahman, Elmust. 2008. Atlas Kebudayaan Pascasarjana Universitas Pendidikan
Melayu Riau Tahap II. Riau: P2KK Ganesha.
Universitas Riau. Trianto. 2007. Mengembangkan Model
S.Khanafiyah, D. K. 2010. Peningkatan Hasil Pembelajaran Tematik. Surabaya: Prestasi
Belajar Melalui Model Pembelajaran Pustaka.
Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Ulfa Indra Yuni, 2015. Permainan Statak, Warta
Pada Pokok Bahasan Alat-Alat Optik di Sejarah, Jumat, 29 Mei 2015
SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia , Undang Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
13. Aparatur Sipil Negara
Sanjaya, Wina. 2006, Strategi Pembelajaran Wahab, Abdul Aziz. 2007. Metode dan Model-
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Jakarta : Kencana. (IPS). Bandung : Alfabeta.
Sanjaya,Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Wena, M. 2016. Strategi Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kontenporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Jakarta: Kencana Prenada Media. Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Senjaya, Wina . 2008. Strategi Pembelajaran;
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setiawan, D. 2013. Pengaruh Metode
Pembelajaran Inkuiri Terhadap Ketuntasan
Hasil Belajar. Universitas Surabaya: Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro.
49
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
Oleh
Ahmad Iffan1
Mustafid2
Abstrak
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional merupakan payung hukum dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang perubahannya mengikuti kebijakan pemerintah,
begitupun pendidikan hukum yang berada di Indonesia telah mengalami perubahan pada beberapa
periode. Pada penelitian ini akan mengkaji terkait hal-hal apa saja yang menjadikan konsep pendidikan
hukum belum sesuai dengan ekspektasi masyarakat dan rekonseptualisasi apa saja yang harus
diterapkan pada sistem pendidikan nasional agar pendidikan hukum mengalami perubahan kualitas
yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dan sumber data yang
digunakan adalah data sekunder sedangkan teknik penelitian pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik penelitian kepustakaan (library research). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan rekonseptualisasi pendidikan hukum di Indonesia.
Abstract
The Law on the national education system is the legal umbrella for the implementation of
education in Indonesia, whose changes follow government policies, as well as legal education in
Indonesia that has undergone changes in several periods. This research will examine related things that
make the concept of legal education not in accordance with public expectations and what
reconceptualization should be applied to the national education system so that legal education
experiences changes in good quality. The research method used is normative juridical research and the
data source used is secondary data, while the data collection research technique used is library
research techniques. The purpose of this study is to provide a reconceptualization of legal education in
Indonesia.
1
Dosen Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang, email: alisthick@gmail.com
2
Dosen Tetap Program Studi Ekonomi Syariah, STAI Al-Azhar Pekanbaru, email: fidmusta22@gmail.com
50
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
51
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
52
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
penyusunan terhadap data yang diperoleh untuk 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mendapatkan suatu kesimpulan dalam menyebutkan sebagai berikut: 12
menganalisis terhadap penulisan ini, penulis 1. S e t i a p w a rg a n e g a r a berhak
menggunakan analisis kualitatif, yaitu mendapatkan pendidikan
pengelompokan data menurut aspek-aspek yang 2. Setiap warga negara wajib mengikuti
diteliti, diambil suatu kesimpulan dengan atau pendidikan dasar dan pemerintah wajib
tanpa menggunakan angka-angka statistik10. membiayainya
3. P e m e r i n t a h m e n g u s a h a k a n d a n
III. HASIL DAN PEMBAHASAN menyelengggarakan satu sistem
Sistem Pendidikan Nasional telah diatur pendidikan nasional, yang
secara lengkap dalam hukum negara, akan tetapi meningkatkan keimanan & ketakwaan
belum terimplementasi dengan baik dan sesuai serta akhlak mulia dalam rangka
secara penuh. Realitanya, perkembangan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
pendidikan seringkali dipengaruhi oleh diatur dengan undang-undang.
perkembangan politik kekuasaan, dan sudah 4. Negara memprioritaskan anggaran
menjadi kebiasaan yang melembaga ketika pendidikan sekurang-kurangnya dua
bergantinya kekuasaan, berganti pula sistem puluh persen dari anggaran pendapatan
atau kebijakan dalam pendidikan, baik aturan, dan belanja negara serta dari anggaran
kurikulum maupun hal-hal lain yang berkaitan pendapatan dan belanja daerah untuk
dengan pendidikan, sehingga proses belajar memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
mengajar maupun hasil proses tersebut belum pendidikan nasional.
bisa menghasilkan sesuai dengan yang 5. P e m e r i n t a h m e m a j u k a n i l m u
diharapkan dan yang dicita-citakan, serta tujuan pengetahuan dan teknologi dengan
pendidikan belum bisa dicapai secara menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
11
maksimal . Dengan inkonsistensi pemerintah persatuan bangsa untuk kemajuan
dalam menerapkan model sistem pendidikan peradaban serta kesejahteraan umat
nasional yang sama maka sering sekali banyak manusia.
hal yang dikorbankan seperti pelaksanaan Ujian Ketidakjelasan pendidikan hukum
Nasional yang silih berganti penetapan mengakibatkan pada banyaknya interpretasi
statusnya. terkait pelaksanaan pendidikan hukum di
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Indonesia, untuk merubah konsep pemikiran
Pendidikan Nasional dan UU Nomor 14 tahun pendidikan hukum dalam sistem pendidikan
2005 tentang Guru dan Dosen. Pada pasal 31 nasional memerlukan beberapa tahapan-tahapan
ayat 1 sampai dengan ayat 5 UU Nomor 20 tahun yang hal ini dapat dikategorisasi sebagai
perubahan konsep pendidikan hukum. Para ahli
10
Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian memberikan tujuan dari pendidikan hukum
Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, hlm.
5 nasional seperti Soetandyo bahwa tujuan
11
Muntoha, Pendidikan Dalam Perspektif Hukum (Antara
Harapan Dan Realitas), Jurnal Madaniyah, Volume 1 12
Edisi X Januari 2016, hlm.1 Ibid, hlm.92
53
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
pendidikan hukum ‘bukan suatu proses yang undangan, bukan yang tahu hukum
otonom’, melainkan: “Suatu proses yang dalam pengertian yang luas. Hukum
tertuntut secara fungsional mengikuti telah direduksi menjadi peraturan
perkembangan politik, khususnya politik yang perundang-undangan.
yang bersangkut-paut dengan kebijakan dan 5. Persepsi masyarakat telah berakibat pula
upaya pemerintah untuk mendayagunakan pada keseragaman lulusan yang
hukum guna meraih tujuan-tujuan yang tak dihasilkan oleh fakultas hukum.
selamanya berada di ranah hukum dan/atau Masyarakat men-stereotip-kan lulusan
ranah keadilan."13 Dengan ketidakjelasan dalam fakultas hukum sebagai sangat
pendidikan hukum menghasilkan persoalan legalistik, pandai menghafal dan taat
internal pada sistem pendidikan nasional, Prof. pada doktrin. Akibatnya penyelenggara
Hikmahanto Juwana memberikan alasan terkait pendidikan hukum, para pengajar
tujuan pendidikan hukum tidak terlihat secara maupun mahasiswa tidak mempunyai
signifikan pada lulusan yang dihasilkan oleh pilihan selain ikut dengan stereotip yang
14
fakultas hukum, yaitu : dipersepsikan oleh masyarakat.
1. Kurikulum inti pendidikan hukum yang Secara singkat dapat diambil
berlaku sejak masa pemerintahan kesimpulan bahwa tujuan dasar dari pendidikan
kolonial hingga sekarang masih berlaku. hukum pada institusi pendidikan hukum tidak
2. Mayoritas substansi mata kuliah dalam membawa pengaruh dan dampak yang
kurikulum inti dan metode pengajaran signifikan terhadap lulusan yang diharapkan
tidak berubah secara mendasar sejak oleh masyarakat. Ketika kebutuhan masyarakat
masa pemerintahan Kolonial hingga bahwa anak hukum dapat menyelesaikan
sekarang. Substansi mata kuliah dan persoalan hukum berskala kecil di tengah-
metode pengajaran telah terlanggengkan tengah masyarakat tidak dapat diselesaikan
karena faktor pengajar. Pengajar resisten dengan baik bahkan cenderung mengalihkan
berubah meskipun tujuan pendidikan pertolongan tersebut dengan alasan bukan
hukum telah berubah. spesialisasi pendidikan mahasiswa tersebut.
3. Pelanggengan juga terjadi karena sistem Artinya secara tekstual maupun kontekstual
rekrutmen pengajar. bahwa produk yang dihasilkan oleh pendidikan
4. Mayoritas lulusan fakultas hukum hukum belum efektif dan efisien terhadap orang
cenderung menginginkan tipe lulusan yang menamatkan pendidikan hukum di
yang tahu peraturan perundang - perguruan tinggi.
Hal ini pun tidak dapat dijadikan bahwa
13
Soetandyo Wignjosoebroto, "Perkembangan Hukum pendidikan hukum tidak bermanfaat sama sekali
Nasional dan Pendidikan Hukum di Indonesia pada Era karena konsep pendidikan hukum kita yang
Pascakolonial," dapat diakses di <http://www.huma.or.id/
documentl/OI_analisa hukumiPerkembangan Hukum tidak jelas mengakibatkan jurusan hukum
Nasional & Pendidikan Hukum Oi Indonesia Pada Era
Pascakolonial_ Soetandyo.pdf>, dapat dilihat juga pada
kebanyakan pilihan berawal dari kebingunan
Hikmahanto Juwana Dalam Reformasi Pendidikan dan ketidaktahuan untuk memilih jurusan yang
Hukum Di Indonesia, hlm.3.
14
Hikmahanto Juwana, Op Cit, hlm.7
diinginkan. Dari ketidakpastian pendidikan
54
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
55
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
56
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR
4. Menjadikan status pendidikan hukum Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
sama seperti pendidikan kedokteran, Sistem Pendidikan Nasional – Referensi
seperti selektif dalam menerima HAM. referensi.elsam.or.id, Diakses
mahasiswa, memperbanyak jam praktik tanggal 06 Desember 2020.
dan perkuliahan. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum,
Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hikmahanto Juwana, Reformasi Pendidikan
Hukum Di Indonesia, Jurnal Hukum dan
Pembangunan, Tahun Ke-35 No. I, Januari-
Maret 2005.
Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Muntoha, Pendidikan Dalam Perspektif Hukum
(Antara Harapan Dan Realitas), Jurnal
Madaniyah, Volume 1 Edisi X Januari 2016.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum ,
Edisi revisi, Kencana, Jakarta, 2013.
Sumaryati, Urgensi Pendidikan Hukum Dalam
Mewujudkan Kesadaran Hukum
Masyarakat.
Suratman & Philips Dillah, Metode Penelitian
Hukum, ALFABETA, Bandung: 2013.
Sulistyowati Irianto dan Sidharta, Metode
Penelitian Hukum: Kontelasi dan Refleksi,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2011, cet ke-2.
Soetandyo Wignjosoebroto, "Perkembangan
Hukum Nasional dan Pendidikan Hukum di
Indonesia pada Era Pascakolonial," dapat
diakses di <http://www.huma.or.id/
documentl/OI_analisa hukumi
Perkembangan Hukum Nasional &
Pendidikan Hukum Oi Indonesia Pada Era
Pascakolonial_ Soetandyo.pdf>,
57