Anda di halaman 1dari 59

STRUKTUR PENGELOLA PENGANTAR REDAKSI

JURNAL KARYA APARATUR


Syukur Alhamdulillah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
PENANGGUNG JAWAB karunia-Nya, atas segala nikmat dan hidayahnya
Kepala BPSDM yang diberikan kepada kita. Hanya dengan
kekuasaanNya Jurnal Karya Aparatur ini dapat
PIMPINAN REDAKSI diterbitkan.
Dr. Suparman, A.Ks, S.Pd.I. M.Si Pada edisi kali ini kami memuat 6 buah
karya tulis ilmiah. Dimana artikel ini memuat
DEWAN REDAKSI masalah yang berkaitan dengan peningkatan
kompetensi ASN melalui Pendidikan dan
Drs. Armon Yornis
Pelatihan yang ada pada Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Riau. Semoga
ANGGOTA REDAKSI
Jurnal Karya Aparatur ini memberikan
R. Santoso, M.Pd bermanfaat bagi pembaca.
Salmah, SE, MM
Tersusunnya Jurnal Karya Aparatur edisi
Mohammad Zainuri, S.ST, MP
kali ini, semoga dapat memberikan manfaat dan
memperluas wawasan berkonstitusi. Demi
SEKRETARIAT peningkatan kualitas Jurnal Karya Aparatur,
Anahartini Ropani Putri, SE, MM kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan sebagai upaya perbaikan dan
ANGGOTA SEKRETARIAT pembaharuan.
Yon Azhari, S.Pi
Santi Novita, SE
Rendra, S.Sos
Pekanbaru, Desember 2020
R. Indrianto Putra
Amrizal
Salmiati
REDAKSI

Alamat :
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA 1. Jurnal Karya Ilmiah diterbitkan 2 (dua) kali
Jalan Ronggowarsito No. 14 dalam setahun pada bulan Juni dan
Desember. Namun pada tahun 2017 dan
Telp. (0761) 28997
2018 hanya bisa diterbitkan sekali yakni
Fax. (0761) 28997 pada Edisi II bulan Desember.
Email : bpsdm@riau.go.id 2. Untuk pernerbitan Jurnal Karya Ilmiah Edisi
I tahun 2020 yang seharusnya diterbitkan
Website : http://bpsdm.riau.go.id pada bulan Juni namun dikarenakan
Pekanbaru - Riau kondisi Covid 19 sehingga Jurnal dimaksud
diterbitkan pada bulan Juli 2020.
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Peningkatan Peran Mentor Terhadap Keberhasilan Aktualisasi


Peserta Latsar CPNS Golongan III di Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Riau

H. Suryani, SP., MM
Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Provinsi Riau
surya69smarb@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini menganalisis Peningkatan Peran Mentor terhadap Keberhasilan Aktualisasi Peserta
Latsar CPNS Golongan III yang diselenggarakan oleh Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Meningkatkan Kompetensi dan Pemahaman Mentor agar
mampu bekerja profesional dalam pendampingan peserta selama habituasi. Adapun aspek Peningkatan
Kompetensi dan Pemahaman Mentor yang dilihat adalah Belum Optimalnya Peran Mentor, meliputi:
Pelaksanaan Mentoring kepada peserta, dengan indikator: a). Kurangnya Kompetensi Mentor terhadap
Tugas Fungsi dan Perannya; b). Mentor belum memahami kedudukannya dalam Penyelenggraan
Latsar; c). Belum Optimalnya hubungan Mentor dengan Peserta Latsar dalam hal pendampingan.
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 27 (dua puluh tujuh) orang. Hasil Penelitian ini
menunjukkan sebanyak 9 orang peserta dengan persentase sebesar 33,33% menyatakan Sangat Setuju,
12 orang peserta dengan persentase sebesar 43,52%, menyatakan Setuju dan 5 orang peserta dengan
persentase sebesar 18,52% menyatakan Kurang Setuju, sedangkan 1 orang peserta dengan persentase
sebesar 4,63% menyatakan Tidak Setuju.
Kata Kunci : Kompetensi, Peran Mentor, Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan
III, Pembimbingan dan Pendampingan.

Abstract
This study analyzed the Increased Role of Mentors on the Success of Actualization of CPNS Class III
Latsar Participants organized by the Human Resources Empowerment Agency of Riau Province. This
research uses qualitative methods with a descriptive approach. The purpose of this study was to find out
how to improve mentors' competence and understanding in order to be able to work professionally in
mentoring participants during habituation. As for the aspects of Increasing Mentors' Competence and
Understanding, what is seen is that the Mentor's Role is Not Optimal, including: Implementation of
Mentoring to participants, with indicators: a) Lack of Competence of Mentors in their Tasks, Functions
and Roles; b). The mentor does not yet understand his position in the Latsar Management; c). The
relationship between Mentors and Latsar Participants has not been optimal in terms of mentoring. The
number of respondents in this study were 27 (twenty seven) people. The results of this study showed as
many as 9 participants with a percentage of 33.33% stated Strongly Agree, 12 participants with a
percentage of 43.52%, stated Agree and 5 participants with a percentage of 18.52% stated Disagree,
while 1 person participants with a percentage of 4.63% expressed Disagree
Keyword : Competence, Role of Mentors, Basic Education and Training of CPNS Class III, Mentoring

1
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

PENDAHULUAN karena dapat menjadi alat ukur melihat


Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 kemampuan peserta didik dalam memahami
tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan materi-materi ajar yang telah disampaikan oleh
Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Tim Pengajar (Widyaiswara) serta untuk dapat
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi mewujudkan PNS yang memiliki Kinerja dan
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 Integritas kerja yang memadai adalah
(satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelaksanaan Pembimbingan oleh Mentor, baik
pelatihan terintegrasi ini adalah untuk pembimbingan pada saat menentukan Isu,
membangun integritas moral, kejujuran, Seminar Rancangan Aktualisasi, Masa
semangat dan motivasi nasionalisme dan Habituasi maupun Seminar Laporan Aktualisasi
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul Nilai-Nilai Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
dan bertanggung jawab, dan memperkuat Selanjutnya berdasarkan Perkalan
profesionalisme serta kompetensi bidang. Nomor 12 Tahun 2018, Mentor adalah atasan
Dengan demikian UU ASN mengedepankan langsung peserta atau pegawai ASN lainnya
penguatan nilai-nilai dan pembangunan yang di tunjuk oleh PPK (Pejabat Pembina
karakter dalam mencetak PNS, sejalan dengan Kepegawaian) instansi asal peserta sebagai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia pembimbing yang memiliki kompetensi dalam
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas memberikan dukungan, bimbingan dan
PP 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai masukkan serta berbagai pengalaman
Negeri Sipil. Dimana Pengembangan keberhasilan/kegagalan peserta untuk
Kompetensi dapat dilaksanakan dalam bentuk melakukan pembelajaran agenda habituasi dan
Pendidikan, dan/atau Pelatihan. Berpedoman pembelajaran penguatan kompetensi teknis
pada Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang bidang tugas.
tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga Menurut Michael Shenkman (2010:65)
Adminitrasi Negara Nomor 21 Tahun 2016 Mentoring adalah satu hubungan yang dibangun
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan atas dasar kepercayaan dan hubungan dua arah,
Dasar Calon PNS Golongan III dan Nomor 22 dimana mentor memiliki kepentingan untuk
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan membantu mencapaikan tujuan. Sejalan dengan
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan I dan II. itu, Mentoring adalah sebuah proses
Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal pembelajaran dalam bentuk hubungan saling
dan non klasikal di tempat Pelatihan serta di mendukung dan pengawasan, diantara dua
tempat kerja, yang memungkinkan peserta orang atau lebih dimana seseorang dianggap
mampu untuk menginternalisasi, menerapkan memiliki kemahiran dan kemampuan lebih dari
dan mengaktualisasikan, serta membuat yang lain yang disebut Mentor, secara tidak
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan langsung menjadi model, guru, sponsor,
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya konsultan yang berperan sebagai pendorong
sebagai karakter PNS profesional. bagi peserta didik yang disebut Mentee dalam
Kemudian dalam tahapan dan seluruh rangka menstranfer ilmu pengetahuan dan
proses pelaksaan Pelatihan Dasar bagi Calon pemikiran agar kemampuan mentee menjadi
PNS dimana tahapan ataupun proses yang tidak lebih berkembang. Disamping itu juga
dapat ditinggalkan justru menjadi penting Mentoring merupakan seseorang pemberi

2
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Tantangan, Motivasi dan Inspriasi (Suparman, dengan baik dan benar, tentu saja perlu adanya
dalam Webinar Pengembangan Kompetensi kajian-kajian dalam rangka menggali sehingga
ASN melalui Mentoring, 5 Juni 2020). dapat mewujudkan kompetensi mentor pada
Oleh karenanya, salah satu upaya untuk saat melakukan mentoring sesuai dengan
dapat mengembangkan sumber daya manusia harapan yang pada akhirnya dapat melahirkan
adalah dengan kegiatan mentoring, dimana PNS yang Berkualitas dan Berkinerja Tinggi.
berdasarkan pengalaman selama ini, bahwa
berbagai kegiatan Pendidikan dan Pelatihan METODE
Formal tidak selalu disertai dengan ilmu dan Pendekatan yang digunakan dalam
pengetahuan yang cukup dalam hal penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data
meningkatkan kemampuan sumber daya dikumpulkan melalui penyebaran angket
manusia yang ada dalam suatu organisaasi. kepada seluruh responden. Penelitian ini
Dengan demikian maka mentoring dan menggunakan metode deskriptif dengan
coaching adalah cara yang efektif membantu menggunakan pendekatan kualitatif tanpa
mengembangkan sumber daya manusia yang adanya perhitungan statistik dan pengujian
dimiliki organisasi, bisa dalam bentuk hipotesis. Populasi penelitian ini adalah Alumni
pembimbingan, pendampingan, dan peserta Latsar pada tahun 2019 yang berjumlah
pencerahan. sebanyak 27 orang dan wawancara mendalam
Saat ini masih jelas terlihat bahwa kepada Mentor. Metode pengambilan sampel
mentor belum sesungguhnya memahami dengan teknik sampling jenuh.
kedudukannya dalam melakukan mentoring, Tempat penelitian ini adalah di Badan
terutama dalam hal pendampingan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi
pembimbingan bawahan pada saat mengikuti Riau. Dalam penelitian ini yang akan di analisis
pelatihan dasar Calon PNS, penjelasan ini dapat adalah Peningkatan Peran Mentor terhadap
dibuktikan bahwa adanya perasaan segan yang Keberhasilan Aktualisasi Peserta Latsar CPNS
berlebihan dari peserta ketika berlangsungnya Golongan III, dengan indikator: a). Kurangnya
kegiatan mentoring akibat mentor tidak Kompetensi Mentor terhadap Tugas Fungsi dan
sesungguhnya membuka diri sebagai Perannya; b). Mentor belum memahami
pendamping dan pembimbing. Disisi lain kedudukannya dalam Penyelenggraan Latsar;
kurangnya kompetensi mentor dalam c). Belum Optimalnya hubungan Mentor
melaksanakan tugas, fungsi perannya sebagai dengan Peserta Latsar dalam hal pendampingan.
mentor, sehingg belum optimalnya hubungan Untuk penelitian ini instrumen yang
mentor dengan peseta didik daam rangka dipakai berupa kuesioner dengan skala Likert.
pendampingan dan pembimbingan. Menurut Sekaran dalam Riyanto (2017)
Menjawab tantangan dari beban tugas menjelaskan bahwa skala Likert didesain untuk
mentor selaku atasan langsung dari peserta menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
Pelatihan Dasar Calon PNS dimaksud, dan setuju dengan pernyataan pada skala 4 titik
dalam rangka meningkatkan peran mentor dengan susunan sebagai berikut: Sangat Setuju
terhadap keberhasilan agar peserta latsar dapat dengan skor 4, Setuju dengan skor 3, Kurang
mengaktualisasi nilai-nilai dasar Calon PNS Setuju dengan skor 2, Tidak Setuju dengan skor

3
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

1. Analisis data dilaksanakan dengan Gambar 1. Diagram Persentase Skor


menghitung jumlah penilaian yang diberikan
oleh peserta, kemudian diinterpretasikan dan di
sajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

HASIL
Berdasarkan hasil analisis data kualitatif
dapat diketahui skor persepsi dalam bentuk
persentase yakni Peningkatan Peran Mentor
terhadap Keberhasilan Aktualisasi Peserta Keterangan : Angka Pembulatan
Latsar Golongan III di Badan Sumber Daya
Manusia Provinsi Riau, dengan demikian maka Diagram diatas menggambarkan
persentase kriteria persepsi peningkatan peran persepsi responden dalam suatu harapan bahwa
mentor dapat dilihat dalam tabel berikut: peningkatan peran mentor dalam rangka
mewujudkan aktualisasi peserta didik untuk
Tabel 1. Hasil Perhitungan Data Responden dapat menjadikan PNS yang berkualitas dan
No. Jawaban Jumlah Persentase berkinerja tinggi sangat besar sekali, hal ini
Jawaban (%)
dapat dilihat dari sebaran keinginan responden
1. Sangat Setuju 288 33,33 yang menyatakan setuju dan sangat setuju
2. Setuju 282 43,52 dengan persentase angka yang pantastis, yaitu
3. Kurang Setuju 80 18,52 44% dan 33% dari perolehan maksimal yakni
100%, sedangkan yang merasa kompetensi
4. Tidak Setuju 10 4,63
mentor telah cukup bahkan tidak setuju peran
Jumlah 660 100
mentor itu untuk ditingkatkan yaitu masing-
Tabel 2. Persentase Frekuensi masing dengan persentase hanya 18% dan 5 %,
Kategori Frekuensi Persentase hal ini jelas bahwa dari besaran persentse pilihan
(Responden) (%) responden maka mutlak meyatakan bahwa
Sangat Setuju 9 33,33 peningkatan peran mentor tersebut perlu untuk
ditingkatkan.
Setuju 12 43,52
Kurang Setuju 5 18,52
PEMBAHASAN
Tidak Setuju 1 4,63 Peran mentor sebagai atasan langsung
Total 27 100 peserta Latsar Calon PNS bermakna positif
untuk dapat memberi kemudahan peserta dalam
Berdasarkan tabel 1 yaitu Hasil menyelesaikan tugas-tugas kediklatan antara
Perhitungan Data Respoden dan tabel 2 lain yaitu; a). Menetapkan Isu, b). Menyusun
Persentase Frekuensi pilihan responden dan menyelesaikan Rancangan Aktualisasi
kategorisasi persepsi dalam peningkatan peran Nilai-Nilai Dasar PNS, c). Pendampingan pada
mentor di atas, maka dapat digambarkan dalam saat Seminar Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai
diagram berikut. Dasar PNS, d). Pendampingan dan

4
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Pembimbingan pada Masa Habituasi, e). kegiatan mentoring jika tidak dibekali dengan
Persiapan Seminar Evaluasi Laporan pengetahuan tentang apa yang akan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS, dibimbingnya.
Pendampingan pada saat Seminar Evaluasi Oleh karena itu ada beberapa solusi dan
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS, f). alternatif yang dapat disarankan sehingga
Membentuk Alumni Latsar sebagai PNS mentor dalam melakukan kegiatan mentoring
seutuhnya yang Berkulitas dan Berkinerja bisa berhasil dan berdaya guna, yaitu:
Tinggi. 1. Sosialisasi Peran Mentor
Oktaviani Satyaningtyas, 2018 Sosialisasi peran mentor ini dimaksudkan
(www.ruangkerja.id), Peran Mentor dalam agar para mentor mengetahui fungsinya
Membangun Karier dan Meningkatkan Jabatan sebagai mentor, kedudukannya sebagai
adalah: a). Carilah mentor yang tepat, b). mentor bahkan kewajibannya sebagai
Perhatikan Sikap Anda saat mentorship, c). mentor, sehingga dalam melakukan
Mentor membantu anda untuk mencapai tujuan mentoring mewujudkan sosok pendamping
dalam karier, d). Mentor membuka peluang dan pembimbing yang dapat memberikan
karier yang lebih besar, e). Mentor sangat kemudahan bagi peserta Latsar untuk
berperan sebagai penasehat. mencapai tujuan dan sasaran pembelajaran,
Sejalan dengan pendapat diatas bahwa penyelesaian tugas bahkan penerapan nilai-
mentor sebagai atasan langsung memiliki nilai dasar PNS sebagai alumni diklat
keunggulan tersendiri, hal ini dikarenakan nantinya.
pendampingan dan pembimbingan atau 2. Workshop Peningkatan Kompetensi
kegiatan mentoring yang dilakukannya dapat Mentor
terfokus pada tujuan dan sasaran organisasi Workshop Peningkatan Kompetensi Mentor
yang ingin dicapai bersama, dapat mewujudkan dimaksudkan agar para mentor sebelum
kondisi dan situasi yang nyaman karna sudah melaksanakan kegiatan mentoring dimana
saling mengenal dengan demikian akan saling mentor telah memahami apa yang akan
membantu serta menampilkan peran, mereka lakukan pada saat melakukan
Mendorong keinginan memperlihatkan kinerja kegiatan mentoring nantinya, dan telah
yang baik karna selain mentor juga sebagai memiliki kompetensi dalam hal
atasan langsung yang dapat menilai kinerja pendampingan dan pembimbingan,
bawahan. misalnya adalah dalam penerapan nilai-nilai
Namun harapan-harapan yang sebutkan dasar PNS yang lebih menekankan kepada
di atas, tidak akan terwujud jika peningkatan membangun integrits, moral, kejujuran,
peran mentor dalam hal pembimbingan dan karakter kepribadian, tanggungjawab, etika,
pendampingan peserta Latsar terlebih untuk profesional, kompetensi bidang, semangat
menjadi mahir dan terbiasa dalam dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan.
mengakutalisasikan Nilai-Nilai Dasar Calon Selanjutnya diharapankan setelah mendapat
PNS dan PNS seutuhnya dahulu untuk workshop peningkatan kompetensi mentor
ditingkatkan pada lingkungan kerja, selain dari tersebut bahwa mentor diharapkan dapat
itu mentor juga akan tergagap ketika melakukan memahami Paradigma Aktualisasi yaitu

5
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

menterjemahkan teori ke dalam praktek, harapan bangsa.


mengubah konsep menjadi konstruktif serta
gagasan sebagai kegiatan (realita). DAFTAR PUSTAKA
3. Tersedianya Buku Panduan Mentoring Michael Shenkman (2010:65), Leader
Buku Pedoman Mentoring ini dimaksudkan Mentoring. “Menemukan, Menginspirasi
sebagai bahan referensi dan bahan bacaan dan mengembangkan Pemimpin Besar
bagi mentor untuk melakukan dalam perusahaan”. Penerbit, PT.
pendampingan dan pembimbingan. Mandiriabadi. Jakarta.
Ketiga item diatas cukup kuat untuk Otaviani Satyaningsityas, 2018. Peran Mantor
meningkatkan peran mentor sehingga memiliki dalam Membangun Karier dan
kemampuan dan kompetnsi dalam hal Meningkatkan Jabatan. www.ruangkerja.id
pembimbingan dan pendampingan. Pemerintah Republik Indonesia, (2014),
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
KESIMPULAN tentang Aparatur Sipil Negara, Sekretariat
Berdasarkan hasil analisis data dan Republik Indonesia, Jakarta.
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemerintah Republik Indonesia (2017),
besar keinginan dan harapan peserta Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
didik/peserta Latsar Calon PNS memiliki 2017 tentang Manajemen PNS, Sekretariat
mentor atau satasan langsung ketika melakukan Republik Indonesia, Jakarta.
pendampingan dan pembimbingan telah Lembaga Adminitrasi Negara, (2016)
memiliki kompetensi yang memadai terutama Peraturan Lembaga Adminitrasi Negara
pendampingaan dan pembimbingan pada saat Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Pedoman
dilaksanakannya Seminaar Rancangan, Masa Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Habiatuasi dan Seminar Laporan Aktualisasi PNS Golongan III. Jakarta. Lembaga
Nilai-Nilai Dasar Calon PNS. Administrasi Negara.
Selanjutnya upaya untuk dapat Lembaga Adminitrasi Negara, (2016)
menjadikan mentor tersebut memiliki Peraturan Lembaga Adminitrasi Negara
kompetensi yang memadai, maka melalui N o m o r 2 2 Ta h u n 2 0 1 6 t e n t a n g
Peningkatan Peran Mentor ada beberapa hal Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
yang perlu dilakukan, yaitu; a). Sosialisasi Peran PNS Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga
Mentor, b).Workshop Peningkatan Kompetensi Administrasi Negara.
Mentor dan c). Membekali Mentor dengan Buku Lembaga Adminitrasi Negara, (2018)
Pedoman Mentoring. Ketiga item tersebut di Peraturan Kepala Lembaga Adminitrasi
atas cukup dapat meningkatkan peran mentor, Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang
sehingga mentor sebagai atasan langsung Pelatihan Dasar Pegawi Negeri Sipil.
peserta dapat memberikan kemudahan bagi Jakarta.
peserta dalam mengikuti dan menyelesaikan Suparman. (2020). Webinar. Pengembangan
proses kediklatan dengan baik, bahkan secara Kompetensi ASN melalui Mentoring.
tidak langsung dapat mewujudkan ASN yang Pekanbaru. Badan Pengembangan
Berkualitas dan Berkinerja Tinggi sesuai Sumber Daya Manusia Provinsi Riau.

6
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Literasi dan Kendala Tata Kelola Keuangan Desa di Provinsi Riau


(Suatu Studi Ethnografis)

Ayub Khan
Widyaiswara Ahli Madya
tuanayub@gmail.com
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau.

Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kendala terhadap Tata Kelola Keuangan Pemerintahan
Desa setelah alokasi dana desa direalisasikan oleh pemerintah pusat melalui kepala desa, melalui
pendekatan Ethnografis untuk mendapatkan informasi yang aktual atau nyata dan akrual atau suatu
basis akutansi , dimana transaksi ekonomi atau peristiwa akutansi diakui, dicatat dan disajikan dalam
laporan keuangan berdasarkan pengaruh transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas diterima atau di bayarkan, dan relevan dalam mendeteksi kinerja keuangan
desa.Hasil observasi studi dinyatakan bahwa, literasi, kemampuan dan keterampilan individu dalam
membaca, menulis, berbicara, menghitung, berbahasa dan memecahkan masalah pada tingkat
keahlian tertentu yang di perlukan dalam kehidupan sehari-hari dalam Tata Kelola Keuangan Desa
mampu mendorong terhadap Kinerja Keuangan Desa, dan Akuntabilitas Keuangan Desa juga
mendorong terhadap outcome Keuangan Desa, karena dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018,
ternyata secara proporsional dapat mendukung laju pertumbuhan Kinerja Keuangan Desa, serta dapat
mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapinya di dalam komunitas masyarakat desa.

Kata kunci : Akuntabilitas, Kinerja, Literasi, Pemerintahan, Tata kelola keuangan desa.

Abstract
TThis study aims to examine the security of Village Government Financial Governance after the
allocation of village funds is realized by the central government through the village head, through an
Ethnographic approach to obtain actual or real information and accruals or an accounting basis,
where economic transactions or accounting events are found, and presented in financial reports based
on the effect of transactions at the time of the transaction, regardless of the time received or paid, and
relevant in the village performance report.The results of written study observations show that, Literacy
- the ability and individual skills in reading, writing, speaking, counting, language and problem solving
at a certain level of expertise required in daily life in Village Financial Governance is able to encourage
Village Financial Performance and Financial Accountability. The village also encourages Village
Financial Results, because with Permendagri Number. 20/2018, it turns out that it can proportionally
support the growth rate of Village Financial Performance, and can anticipate the various features it
faces in the village community.

Keyword : Accountability, performance, literacy, governance, village finance

7
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

I. PENDAHULUAN Kebijakan pembaharuan dalam sistem


1. Latar Belakang Literasi Keuangan penata-usahaan keuangan desa menunjukkan
Desa terjadinya Tata Kelola Keuangan Desa yang
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 ditandai dengan fluktuasi serapan anggaran
tentang Pemerintahan Desa, telah menempatkan yang tidak proporsional diseluruh desa di
desa sebagai ujung tombak pembangunan dalam Provinsi Riau. Informasi ini disajikan melalui
rangka peningkatan ekonomi dan kesejahteraan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan
masyarakat di Indonesia. Laporan Perubahan Sisa Anggaran Lebih (SAL)
Fenomena yang memotivasi peneliti pada pemerintahan Desa selama periode 2017
untuk melakukan kajian adalah melihat adanya sampai dengan 2019.
beberapa isu yang terjadi pada Sistem Akuntansi Menurut Permendagri Nomor 56 Tahun
Keuangan Desa (SIAKAD) pasca implementasi 2015, Provinsi Riau dengan luas wilayah
Undang undang Nomor 6 Tahun 2014 dan 87,023,66 (Km), Jumlah Penduduk 5.870.774
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yang (jiwa) terdiri 10 Kabupaten, 2 Kota, 163
diperbaharuhi melalui Permendagri Nomor 20 Kecamatan, 243 Kelurahan, 1592 Desa, sebagai
tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan daftar tabel berikut :
Desa.

No. Kabupaten/Kota Ibukota Kecamatan Kelurahan Desa Luas Penduduk


Wilayah
1. Kampar Bangkinang 21 8 242 10.983,47 722.441
2. Indragiri Hulu Rengat 14 16 178 7.723,80 416.582
3. Indragiri Hilir Tembilahan 20 39 198 12.614,78 61.493
4. Bengkalis Bengkalis 8 19 136 6.975,41 552.431
5. Pelalawan Pangkalan 12 14 14 12.758,45 360.804
Kerinci
6. Rokan Hulu Pasir 16 6 139 7.588,13 557.660
Pangaraian
7. Rokan Hilir Bagan 15 25 159 8.881,59 626.082
Siapiapi
8. Siak Siak Sri 14 9 122 8.275,18 407.312
Indrapura
9. Kuantan Singingi Taluk 15 11 218 5.259,36 323.047
Kuantan
10. Kep. Meranti Tebing 9 5 96 3.707,84 203.833
Tinggi
11. Kota Pekanbaru Pekanbaru 12 58 - 632,27 855.819
12. Kota Dumai Dumai 7 33 - 1.623,38 264.270

8
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Anggaran 2015 sampai 2018, Provinsi Kabupaten/Kota yang memiliki peran penting
Riau sudah mendapatkan alokasi dana desa dalam sistem pengawasan masih belum efektif,
bersumber dari APBN sebesar Rp3.976.203.459 sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Tahun 2019 pagu dana desa dari APBN di Nomor 6 Tahun 2014 pasal 115. Optimalisasi
Provinsi Riau sebesar Rp1.436.685.874 yang Sistem Pengawasan Internal yang kurang
diterima oleh 1.591 desa dari 10 Kabupaten. efektif, mengakibatkan desa belum mampu
Pemanfaatan ini lebih diarahkan untuk menyajikan Laporan Pertanggung-jawaban
meningkatkan porsi pemberdayaan masyarakat Keuangan Desa secara transparan, kredibel dan
dengan meningkatkan perekonomian desa akuntabel.
melalui optimalisasi peran BUMDes. Informasi anggaran selama periode
Memperhatikan adanya potensi 2017 – 2019 menunjukkan tren yang meningkat
anggaran yang relatif besar ini, penulis walaupun masih relatif lambat dibandingkan
termotivasi untuk melakukan kajian terhadap dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional.
laporan realisasi serapan anggaran Sebagai informasi penting dalam proses
pemerintahan daerah/desa yang masih rata-rata pertumbuhan ekonomi pedesaan ditunjukkan
antara 75% hingga 85%. Realisasi serapan melalui Laporan Realisasi Anggaran Alokasi
anggaran yang belum proporsional, dapat Dana Desa berikut ini.
memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi Laporan Realisasi Alokasi Dana Desa
desa yang lambat. Dalam kurun waktu antara selama periode 2017-2019 sebagai berikut :
2017 sampai dengan tahun 2019 menunjukkan Tahun Anggaran ADD (rata- Realisasi
prevalensi sistem akuntansi pemerintahan desa rata) dalam jutaan ADD (%)
yang berfluktuasi. 2017 Rp 1.325.401.153 77%
Determinasi yang memiliki tren
terhadap Prevalensi Sistem Akuntansi 2018 Rp 1.225.401.153 86%
Keuangan Pemerintahan Desa, disebabkan 2019 Rp 1.436.685.874 87%
lemahnya implementasi Pedoman Umum Sumber : Realisasi Alokasi Dana Desa Kemenkeu,
Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP) yang Kanwil DJPB Provinsi Riau-2019.
ditetapkan melalui PMK Nomor 238 Tahun 2. Tujuan Literasi ;
2011. Di samping itu, terdapat juga masalah Tata a. Meningkatkan kemampuan Aparatur
Kelola Keuangan Daerah / Desa yang juga Desa dalam Tata Kelola Keuangan Desa,
masih lemah, karena pemerintahan desa belum b. Meningkatkan kemampuan aparatur
sepenuhnya mengimplementasikan Keuangan Desa dalam Penyusunan
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Laporan Pertanggungjawaban
Pengelolaan Keuangan Desa. Keuangan,
Faktor-faktor lain yang memiliki peran c. Menstandarisasikan Sistem Akuntansi
penting dalam tata kelola keuangan desa adalah Pemerintahan Desa,
lemahnya Sumber Daya Manusia di desa yang d. Meningkatkan ketrampilan Aparatur
memahami Sistem Akuntansi Pemerintah Desa dalam penyusunan RKPD dan
berbasis aktual berdasarkan Peraturan RPJMD,
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, yang efektif e. Meningkatkan kemampuan aparatur
berlaku sejak 1 Januari 2015. Pemerintah keuangan desa dalam optimalisasi

9
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

anggaran Dana Desa. karena itu penulis merasa tertarik untuk meneliti
f. Membimbing aparatur desa dalam fenomena ini. Ada dua sumber data penting yang
membentuk BUMDES /BUMDESMA akan dijadikan sasaran dalam pencarian
untuk menunjang peningkatan informasi dan yang akan dimanfaatkan dalam
Pendapatan Asli Desa (PADes). penelitian ini untuk mendapatkan data. Kedua
sumber data tersebut ialah:
3. Sistematika Literasi (a) Data Primer ;
a. Pendahuluan Menurut Sugiyono (2013:27). metode
b. Literasi Tata Kelola Keuangan Desa pengumpulan data adalah : “Metode
(Permendagri 20/2018), pengumpulan data adalah Penelitian lapangan
c. Kendala Tata Kelola Keuangan Desa, (Field Research), dilakukan dengan cara
d. Pembinaan Bumdes/Bumdesma. mengadakan peninjauan langsung pada instansi
e. Simpulan dan saran. yang menjadi objek untuk mendapatkan data
primer dan sekunder”. Dalam penelitian ini data
II. METODE PENELITIAN primer didapat dari wawancara terhadap
Penelitian Mengenai Literasi Dan informan yang dianggap mengetahui informasi
Kedala Tata Kelola Keuangan Desa Di Provinsi dan masalah yang diteliti secara mendalam dan
Riau ( Suatu Studi Ethnografis ) ini merupakan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data
jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan yang valid.
pendekatan etnografi. Spradley (1997) Selain itu, data primer dalam penelitian
mengemukakan bahwa etnografi merupakan ini juga digali melalui observasi atau
pekerjaan mendeskripsikan kebudayaan. pengamatan langsung terhadap peristiwa atau
Tujuan utama aktivitas ini adalah memahami objek yang terkait dengan tujuan penelitian
suatu pandangan hidup dari sudut pandang yaitu tentang Literasi dan Kendala Tata Kelola
penduduk asli. Dalam penelitian etnografi, Keuangan Desa di Provinsi Riau
seorang peneliti tinggal dan hidup bersama (b) Data Sekunder ;
dengan masyarakat yang ditelitinya. Penelitian Data sekunder merupakan data yang
etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai diperoleh secara tidak langsung dan sering
dunia orang yang telah belajar melihat, disebut metode penggunaan dokumen, karena
mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dalam hal ini peneliti tidak secara langsung
dengan cara-cara yang berbeda. Tidak hanya mendapatkan data dari informan atau individu
mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi tetapi memanfaatkan data yang telah dihasilkan
berarti belajar dari masyarakat. Lokasi atau diolah oleh pihak lain. Dalam penelitian ini,
penelitian adalah di Provinsi Riau. data sekunder diperoleh melalui buku-buku,
Alasan penulis memilih lokasi tersebut kepustakaan, majalah/jurnal, dokumen, arsip
karena melihat fakta bahwa masih banyak serta sumber-sumber dari internet yang
literasi kendala tata kelola keuangan desa yang menyediakan banyak data sekunder.
di alami masyarakat di daerah tersebut. Masih Pengambilan sampel yang digunakan
banyaknya desa belum mampu menyajikan yaitu purposive sampling. Patton (1984)
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
secara transparan, kredibel, dan akuntabel. Oleh purposive sampling adalah peneliti cenderung

10
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

memilih informan yang dianggap tahu dan dapat berskala Desa didanai oleh APBDesa.
dipercaya untuk menjadi sumber data yang Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala
mantap dan mengetahui masalahnya secara desa selain didanai oleh APBDesa, juga dapat
dalam (Sutopo, 1988:21-22). didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja
Untuk memperolah data, dalam negara dan anggaran pendapatan dan belanja
penelitian ini penulis teknik observasi adalah daerah.
teknik pengumpulan data yang bersifat non Penyelenggaraan kewenangan desa yang
verbal. ditugaskan oleh Pemerintah didanai oleh
Untuk validitas data, peneliti anggaran pendapatan dan belanja negara. Dana
menggunakan dua macam triangulasi untuk anggaran pendapatan dan belanja negara
mendapatkan data yang valid, yakni triangulasi dialokasikan pada bagian anggaran
data dan triangulasi metode. Dalam triangulasi kementerian/lembaga dan disalurkan melalui
data, data yang sejenis atau sama akan lebih satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.
mantap kebenarannya bila digali dari beberapa Penyelenggaraan kewenangan desa yang
sumber data yang berbeda. Data yang telah ditugaskan oleh pemerintah daerah didanai oleh
diperoleh dari sumber yang satu, bisa teruji anggaran pendapatan dan belanja daerah.
kebenarannya bila dibandingkan dengan data Seluruh pendapatan desa diterima dan
sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang disalurkan melalui rekening kas Desa dan
berbeda. Sementara, triangulasi metode penggunaannya ditetapkan dalam APBDesa.
dilakukan dengan menggunakan metode atau Pencairan dana dalam rekening kas desa
teknik pengumpulan data yang berbeda, untuk ditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara
mendapatkan data yang sama atau sejenis. Desa. Pengelolaan keuangan Desa meliputi:
Adapaun metode atau teknik pengumpulan data a) perencanaan;
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu b) pelaksanaan;
teknik wawancara mendalam (in-depth c) penatausahaan;
interviewing) semi-terstruktur dan teknik d) pelaporan; dan
observasi secara langsung. Teknik analisis data e) pertanggungjawaban.
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kepala Desa adalah pemegang
analisis data model interaktif, dengan teknik ini kekuasaan pengelolaan keuangan desa. Dalam
setelah data terkumpul dilakukan analisa melaksanakan kekuasaan pengelolaan
melalui tiga komponen yaitu reduksi data, keuangan Desa, kepala Desa menguasakan
penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa.
dengan verifikasinya.
1. Pelaporan
Formulir/Daftar yang dipergunakan :
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Laporan semester pertama
Pengelolaan Keuangan Desa adalah
2. Laporan semester akhir tahun
keseluruhan kegiatan yang meliputi peren-
3. Laporan semester pertama berupa
canaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
laporan realisasi APBDesa.
dan pertanggungjawaban keuangan desa.
Penyelenggaraan kewenangan Desa 2. Pelaksana/Unit kerja yang terlibat
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal 1. Bendahara Desa

11
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

2. Sekretaris Desa memahami tentang :


3. Kepala Desa 1) Permendagri Nomor 111 Tahun 2014
4. Camat atau sebutan lain tentang Pedoman Teknis Peraturan di
5. Bupati/Walikota Desa;
Tahapan Pelaksanaan : 2) Permendagri Nomor 112 Tahun 2014
Kepala Desa menyampaikan laporan tentang Pemilihan Kepala Desa;
realisasi pelaksanaan APBDesa kepada 3) Permendagri Nomor 113 Tahun 2014
Bupati/Walikota berupa: tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
1. Laporan semester pertama, (formulir) ; 4) Permendagri Nomor 114 Tahun 2014
2. Laporan semester akhir tahun, tentang Pedoman Pembangunan Desa;
(formulir): dan 5) Permendagri Nomor 39 Tahun 2015 jo
3. Laporan semester pertama berupa Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan
laporan realisasi APBDesa, (formulir). Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan
Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa
6) Permendagri Nomor 81 Tahun 2015
disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli
tentang Evaluasi Perkembangan Desa
tahun berjalan. Laporan semester akhir tahun
Dan Kelurahan.
disampaikan paling lambat pada akhir bulan
7) Permendagri Nomor 82 Tahun 2015
Januari tahun berikutnya.
tentang Pengangkatan dan
Berbagai kendala yang dihadapi para
Pemberhentian Kepala Desa;
aparatur desa antara lain :
8) Permendagri Nomor 83 Tahun 2015
a. Implementasi Peraturan Pemerintah
tentang Pengangkatan dan
Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Pemberhentian Perangkat Desa;
Akuntansi Pemerintah berbasis akrual,
9) Permendagri Nomor 84 Tahun 2015
belum optimal,
tentang SOTK Pemerintah Desa;
b. Penatausahaan Keuangan Desa belum
Pemberian Dana Desa kepada setiap
mengimplementasikan secara penuh
desa merupakan salah satu bentuk desentralisasi
sesuai Pedoman Umum Sistem
agar setiap desa dapat menggunakan dana sesuai
Akuntansi Pemerintahan, diatur melalui
dengan kebutuhan desa itu sendiri dan
PMK Nomor. 238 Tahun 2011,
memberikan dampak positif secara langsung
c. Tata Kelola Keuangan Desa belum
(Atmadja & Saputra, 2017). Laporan keuangan
sepenuhnya berdasarkan Permendagri
adalah bentuk pertanggungjawaban atas dana
Nomor 20 Tahun 2018,
yang telah digunakan. Laporan Realisasi
d. Kapabilitas SDM bidang Akuntansi
Anggaran untuk dana desa yang telah diberikan
Pemerintahan masih sangat terbatas,
adalah salah satu output yang wajib
sehingga memerlukan peran stakeholder
dilaksanakan setiap desa (Karismawati, 2015).
lembaga praktisi dan akedimisi di
Penggunaan teknologi dalam akuntansi adalah
Provinsi Riau untuk memberikan
salah satu tantangan yang dihadapi desa saat ini
sosialisasi dan pembinaan dalam Sistem
khususnya pada aparatur desa bagian keuangan
Akuntansi Pemerintahan.
sebagai Sumber Daya Manusia yang harus
e. Sebagaian besar aparatur Desa belum
memiliki kemampuan baik dasar akuntansi

12
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

maupun kemampuan dalam menggunakan memahami Permendagri yang berhubungan


teknologi atau aplikasi untuk membuat Laporan dengan pengelolaan desa.
Keuangan (Jamaluddin, 2018). Sarana yang ada
di Desa hanya memiliki satu unit PC bahkan IV. KESIMPULAN DAN
kadang tidak ada, dimana prosesor yang REKOMENDASI
digunakan sangat tertinggal sehingga untuk Ÿ Keuangan Desa adalah semua hak dan
menjalankan aplikasi tidak dapat digunakan. kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
Tinjauan hasil pada kegiatan pengabdian tidak uang serta segala sesuatu berupa uang dan
maksimal dikarenakan keterbatasan sarana barang yang berhubungan dengan
tersebut. Keadaan lainnya yang membuat pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
kurang maksimalnya hasil yang ingin dicapai Ÿ Pengelolaan Keuangan Desa adalah
adalah telah adanya aplikasi akuntansi untuk keseluruhan kegiatan yang meliputi
membuat Laporan Keuangan Dana Desa yang perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
telah diberikan oleh pihak inspektorat. pelaporan, dan pertanggungjawaban
Kenyataan di lapangan yang terlihat adalah keuangan desa.
aplikasi yang telah diberikan tersebut juga tidak Ÿ Proses Pelaporan dimulai dari membuat
dapat dijalankan oleh aparatur desa. Hal ini Laporan semester pertama, Laporan
menimbulkan pertanyaan mengenai Laporan semester akhir tahun, laporan realisasi
Realisasi Anggaran Dana Desa yang secara rutin APBDesa dan diakhiri dengan penyampaian
dikeluarkan pihak pemerintah desa setiap laporan-laporan tersebut kepada
tahunnya. Alhasil, segala bentuk pertanggung Bupati/Walikota melalui Camat.
jawaban dari penggunaan dana desa tersebut
memiliki campur tangan dari pihak-pihak yang Daftar Pustaka
sebenarnya tidak berwenang dan di luar batas. Atmadja, A. T., & Saputra, A. K. (2017).
Masyarakat yang seharusnya terlibat dalam Pencegahan Fraud dalam Pengelolaan
perencanaan pembangunan dengan dana desa Keuangan Desa. Jurnal Ilmiah Akuntansi
yang nantinya juga akan berdampak positif pada dan Bisnis, 1(2), 7-16. Dipetik 4 7, 2019,
tahap pelaksanaan akan menjadi nilai tambah dari http://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/
(Darwis & Zulfan, 2018). article/view/24995
Dengan banyaknya kelemahan- Darwis, R. S., & Zulfan, I. (2018).
kelemahan desa dalam melakukan pertanggung PENINGKATAN KAPASITAS TOKOH
jawaban laporan, diharapkan pemerintah pusat M A S YA R A K AT D A L A M
dapat membantu dengan memperbanyak P E R E N C A N A A N PA RT I S I PAT I F
pelatihan-pelatihan mengenai pelaporan. PEMBANGUNAN DESA KONDANG
Khususnya kepada bagian keuangan sebagai JAJAR, KECAMATAN CIJULANG,
Sumber Daya Manusia yang harus memiliki K A B U PAT E N PA N G A N D A R A N .
kemampuan baik. Dengan demikikian Dharmakarya,7(4). https://doi.org/10.
diharapkan setelah adanya pelatihan ataupun 24198/DHARMAKARYA.V7I4.14465
pembinaan khusus sehingga dapat Jamaluddin, Y. (2018). KEBERLANJUTAN
meningkatkan kinerja desa. Selain itu juga KEBIJAKAN DANA DESA DI
aparatus pemerintahan desa juga diwajibkan INDONESIA. Dipetik 4 7, 2019, dari http://

13
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tapis/a Perpres Nomor 12 Tahun 2015 tentang


rticle/view/2900/2086 Kemen DESA PDTT
Karismawati, N. P. (2015). PEMBERIAN 1) PermenDes PDTT Nomor 1 Tahun 2015
DANA DESA KEPADA DESA ADAT DI tentang Pedoman Kewenangan
BALI. Dipetik 8 14, 2019, dari http://ojs. Berdasarkan Hak Asal Usul dan
unud.ac.id/index.php/jmhu/article/downloa Kewenangan Lokal Berskala Desa
d/18061/11728 2) PermenDes PDTT Nomor 2 Tahun 2015
tentang Peraturan Menteri Desa,
Perpres Nomor 11 Tahun 2015 tentang Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Kemendagri Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang
1) Permendagri Nomor 111 Tahun 2014 Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa; Pengambilan Keputusan Musyawarah
2) Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 Desa;
tentang Pemilihan Kepala Desa; 3) PermenDes PDTT Nomor 3 Tahun 2015
3) Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pendampingan Desa;
tentang Pengelolaan Keuangan Desa; 4) PermenDes PDTT Nomor 4 Tahun 2015
4) Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pendirian, Pengurusan dan
tentang Pedoman Pembangunan Desa; Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha
5) Permendagri Nomor 39 Tahun 2015 jo Milik Desa;
Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan 5) PermenDes PDTT Nomor 5 Tahun 2015 jo
Data Wilayah Administrasi Pemerintahan 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
6) Permendagri Nomor 81 Tahun 2015 tentang Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 jo
Evaluasi Perkembangan Desa Dan PermenDes PDTT Nomor 21 Tahun 2015
Kelurahan. tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
7) Permendagri Nomor 82 Tahun 2015 tentang Dana Desa Tahun 2016.
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala 6) Otonomi Desa, Prof. Drs. HAW Wijaya,
Desa; PT.Raja Grafindo Persada Jakarta,2005.
8) Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 tentang 7) Pertumbuhan dan Penyelenggaraan
Pengangkatan dan Pemberhentian Pemerintahan Desa, Dr. Hanif Nurcholis,
Perangkat Desa; M.Si, Erlangga- Jakarta 2011.
9) Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 tentang 8) Memaham Ilmu Pemerintahan, Suatu
SOTK Pemerintah Desa; K a j i a n , Te o r i , K o n s e p , d a n
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Pembangunaannya, Muhadam Labolo,
Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang PT.Raja Grafindo Persada-Jakarta-2007.
Pengelolaan Keuangan Desa 9) Silabus Hukum Pemerintahan Desa
Semester VII- Fakultas Hukum Universitas
Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Lancang Kuning Pekanbaru - Riau, 2017-
Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya 2019.
Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif.
Surakarta: Sebelas Maret University Press

14
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province Era New Normal


Efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM Provinsi Riau Era New Normal

H. Andry Sukarmen, SE., MP


Widyaiswara Ahli Madya
8892andry@gmail.com

Abstrak
Pandemi Covid-19 berasal dari Wuhan Cina merubah proses pembelajaran, saat ini dilakukan
adaptasi kehidupan baru (new normal) dengan merubah pembelajaran dari klasikal menjadi
pembelajaran jarak jauh (PJJ)/Distance learning/daring. BPSDM Provinsi Riau melaksanakan
program kediklatan dengan PJJ yaitu Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS, Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas dan Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-
kualitatif dengan mewawancarai sebanyak 10 orang dengan penyiapan panduan wawancara yang
berkaitan dengan efektifitas PJJ era new normal, sedangkan teknik pengumpulan data dan informasi
memakai penelitian Snow ball. Hasil penelitian akan mengetahui permasalahan dalam tata kelola PJJ
dari aspek teknis maupun administrasi, serta kegunaan data dan informasi untuk melakukan efisiensi
PJJ. Aspek yang mendukung PJJ yaitu struktur organisasi yang efisien, dukungan kepegawaian
termasuk tenaga pengajar, ketersediaan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan program pelatihan.
Sebanyak 23 orang Widyaiswara diketahui bahwa sebanyak 3 orang (13,04 %) sudah mahir
menggunakan komputer/laptop, 17 orang (73.92 %) bisa menggunakan komputer/laptop dengan fitur
standar, dan 3 orang (13,04 %) belum bisa menggunakan komputer/laptop. Hal ini berpengaruh pada
efektifitas pembelajaran daring, terutama pada pelatihan kompetensi PNS minimal 20 jam pelajaran.
Kata kunci : Efektifitas, Pembelajaran Daring, New Normal

Abstract
The Covid-19 pandemic originating in Wuhan China has changed the learning process,
currently adapting to a new life (new normal) is being carried out by changing learning from classical
to distance learning (PJJ) / Distance learning / online. BPSDM Riau Province carries out training
programs with PJJ, namely CPNS Basic Training, Supervisory Leadership Training and Administrator
Leadership Training. This study used a descriptive-qualitative method by interviewing as many as 10
people with the preparation of interview guides related to the effectiveness of PJJ in the new normal
era, while data and information collection techniques used Snow ball research. The results of the
research will find out the problems in PJJ governance from technical and administrative aspects, as
well as the use of data and information to make PJJ efficiency. Aspects that support PJJ are an efficient
organizational structure, staffing support including teaching staff, availability of facilities and
infrastructure, and implementation of training programs. As many as 23 lecturers, it is known that as

15
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

many as 3 people (13.04%) are already proficient in using computers / laptops, 17 people (73.92%) can
use computers / laptops with standard features, and 3 people (13.04%) cannot use computers. / laptop.
This affects the effectiveness of online learning, especially in civil servant competency training, which
is conducted for a minimum of 20 hours of lessons.
Keyword : Effectiveness, Online Learning, New Normal

I. PENDAHULUAN Pandemi Covid-19 yang disinyalir berasal dari


Dalam RPJMN ke IV tahun 2020-2024 Wuhan Cina. Indonesia menjadi terdampak
menyatakan bahwa Agenda Pembangunan secara langsung dimulai pada bulan Maret 2020,
Pemerintahaan Presiden Joko Widodo yang sehingga tatanan kehidupan berubah. Perubahan
menyangkut dengan peningkatan Sumber Daya ini terjadi dengan penularan virus Covid-19
Manusia tercantum pada tema 3 yaitu pada lingkup sektor kesehatan, selanjutnya
meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya berpengaruh ke seluruh aspek kehidupan seperti
saing, serta pada tema ke 4 yaitu revolusi mental ekonomi, sosial, keuangan dan lain sebagainya,
dan pembangunan kebudayaan. Hal terutama pada aspek pendidikan.
disampaikan oleh Bapak Dr. Muhamad Taufik, Sampai saat ini belum ada satu negara
DEA selaku Deputi Kebijakan Pengembangan pun yang sudah mengklaim menemukan
Kompetensi LAN RI pada saat acara antivirus covid-19 ini termasuk Indonesia.
pembukaan koordinasi, sinkronisasi dan Dengan berbagai pertimbangan maka
evaluasi pengembangan kompetensi manajerial Pemerintah mengambil langkah-langkah
tahun 2020 BPSDM Provinsi Riau melalui terbaiknya yaitu menerapkan kebijakan New
Zoom Cloud Meeting pada tanggal 25 Normal di masa pandemi covid-19. Tujuannya
November 2020. adalah penurunan penularan covid-19, ekonomi
Dalam meningkatkan SDM berkualitas bangkit, kegiatan sosial kemasyarakatan
dan berdaya saing dapat di dilihat dari prioritas berjalan sebagaimana mestinya, dan akhirnya
kerja pemerintah tahun 2019-2020 yaitu dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat.
pembangunan SDM yang terdiri: 1) menjamin Menurut Ibrahim (2000), menyebutkan:
kesehatan ibu hamil dan anak usia sekolah; dan Hasil perkembangan ilmu pengetahuan
2) meningkatkan kualitas pendidikan akan memberitahukan kepada kita tentang
manajemen talenta. Pelaksanaan peningkatan bagaimana cara hidup sehat dan panjang usia.
kualitas pendidikan dilakukan secara nyata Untuk itulah Pemerintah mengambil sikap
dengan pemberlakuan kebijakan sektor untuk hidup sehat meskipun dimasa pandemi
pendidikan melalui program dan kegiatan covid-19 saat ini.
dengan dukungan anggaran sesuai dengan Adapun maksud new normal adalah
kebutuhannya. perubahan perilaku untuk tetap menjalankan
Pemerintah terus berupaya untuk aktivitas normal namun dengan ditambah
melaksanakan seluruh kebijakan sesuai dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah
RPJMN 2019-2024, namun pada awal tahun terjadinya penularan covid-19. Dilihat dari data
2020 kondisi dunia berubah total dengan adanya tentang kondisi penyebaran covid-19 dan orang

16
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

yang terdampak semakin meningkat. Adapun Kepemimpinan Pengawas sebanyak 1 (satu)


jumlah terpapar covid-19 di Indonesia update angkatan, Pelatihan Kepemimpinan
tanggal 24 November 2020 sudah menyebar di Administrator sebanyak 1 (satu) Angkatan.
34 Provinsi dan 505 Kabupaten/Kota seluruh Pelaksanaan PJJ ini dilaksanakan tidak di kelas,
Indonesia. Untuk jumlah terkonfirmasi dan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
sebanyak 506.302 orang, sembuh 425.313 tanpa kontak fisik secara langsung antara tenaga
orang dan 16.111 orang meninggal. pengajar (Widyaiswara) dengan peserta. Hal ini
Tuntutan cara kerja ASN di era new sesuai dengan petunjuk LAN RI bahwa sistem
normal adalah : 1) Literasi digital (Digital pendidikan pada pelatihan ini tidak
literacy); 2) Pola pikir tangkas (Agile mindset); mempersyaratkan adanya tenaga pengajar di
3) Kesehatan dan keseimbangan hidup (Health tempat peserta, namun dilakukan pertemuan
and life balance); 4) Metode kerja yang secara virtual melalui aplikasi Zoom Cloud
terintegrasi dan fleksibel (Integrated and Meeting (ZCM), Google Classroom (GCR) dan
flexible working methode); dan 5) Lebih sedikit aplikasi lain yang mendukung PJJ. Namun
untuk lebih banyak (Less for more). Inilah sudah efektifkah pelaksanaan PJJ di BPSDM
tantangan akibat pandemi covid-19 sehingga Provinsi Riau ?
ASN berkewajiban melakukannya seluruh II. METODE PENELITIAN
tugasnya agar mencapai kinerja terbaik. Dalam penulisan artikel berjudul
Bagi BPSDM Provinsi Riau telah Efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM
melaksanakan kebijakan tersebut dalam Provinsi Riau Era New Normal menggunakan
kehidupan adaptasi baru (new normal) dengan metode deskriptif-kualitatif dengan
melaksanakan protokol kesehatan 3 M mewawancarai sebanyak 10 (sepuluh) orang
(memakai masker, mencuci tangan dan menjaga dengan penyiapan panduan wawancara yang
jarak) dalam bekerja, dan bahkan memberikan berkaitan dengan efektifitas PJJ era new normal,
fasilitas bekerja di rumah bagi ASN yang telah sedangkan teknik pengumpulan data dan
berumur 55 tahun keatas. informasi memakai penelitian Snow ball yang
Dalam pelaksanaan program juga sudah merupakan salah satu teknik dalam penelitian
menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan
sesuai dengan Surat Edaran Lembaga informasi penelitian melalui pemberian
Administrasi Negara (LAN) RI Nomor.10/K.1/ referensi secara bergulir, serta melakukan
HKM.02.3/2020 tentang Panduan Teknis observasi.
Penyelenggaraan Pelatihan Dalam Masa Penelitian ini menggunakan literasi dari
Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Sugiyono (2014) bahwa metode penelitian
Adapun pelaksanan program kediklatan yang kualitatif merupakan jenis penelitian yang
dilakukan dengan PJJ (distance learning) yaitu berlandaskan pada realitas, digunakan pada
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Pemerintah kondisi objek yang alamiah, serta peneliti adalah
Kabupaten Kepulauan Meranti 1 (satu) sebagai instrumen kunci, teknik
angkatan, Pelatihan Kepemimpinan Pengawas pengelompokan data dilakukan secara tringulasi
sebanyak 1 (satu) angkatan, Pelatihan (gabungan), analisis data bersifat induktif,

17
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

dan hasil penelitian kualitatif lebih Framework Analysis (LFA) atau Kerangka
menekankan realitas nyata dari pada penalaran. Kerja Logis tentang identifikasi, penyiapan
Penulis mewawancarai 10 (sepuluh) disain program dalam suatu sistematika dan
orang yang mengetahui dan mengelola kaitan yang masuk akal, penilaian disain
kediklatan di BPSDM Provinsi Riau yaitu 9 program, monitoring dan evaluasi kemajuan
(Sembilan) orang Pengelola Diklat, (progress) serta kinerja (performance) program
Widyaiswara, Anggota Komite Penjamin Mutu Pembelajaran Daring di BPSDM Provinsi Riau
BPSDM Provinsi Riau dan 1 (satu) orang Era New Normal.
alumni pelatihan, dan memberikan informasi Dengan hasil penelitian ini maka penulis
dan data yang dapat diolah menjadi bahan menindaklanjuti dengan tulisan agar
tulisan ini permasalahan tentang tata kelola PJJ di BPSDM
Adapun waktu penelitian ini Provinsi Riau dapat terlaksana dengan baik
dilakukan pada kurun waktu tanggal 9 Maret s/d sesuai dengan pedoman yang telah diberikan
9 September 2020, bertempat di BPSDM oleh LAN RI. Pelaksanaan PJJ ini dimaksudkan
Provinsi Riau. Hasil olah data dan informasi selain untuk meningkatkan inovasi
dianalisis menjadi suatu tulisan yang diharapkan pembelajaran menggunakan teknologi
menjadi gagasan dan inovasi untuk pengelolaan informasi juga dapat mengefisiensikan
kediklatan dengan PJJ (distance learning) atau anggaran pelaksanaan kediklatan sehingga
sering disebut dengan daring agar dapat berjalan tujuan kediklatan dapat tercapai sesuai dengan
dengan semestinya. kurikulum, pada akhirnya akan terwujud
III. HASIL DAN PEMBAHASAN efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM
Dalam metode penelitian menggunakan Provinsi Riau Era New Normal.
wawancara terhadap pengelola kediklatan di Sebagai perangkat daerah lingkup
BPSDM Provinsi Riau dengan memakai teknik Pemerintah Provinsi Riau Badan
pengumpulan data dan informasi memakai Pengembangan Sumber Daya Manusia
penelitian Snow ball dan observasi, maka (BPSDM) Provinsi Riau dipimpin oleh seorang
didapat hasil bahwa: 1) Mendapatkan Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
permasalahan dalam tata kelola PJJ; 2) bertanggungjawab kepada Gubernur Riau
Memperoleh data dan informasi tentang melalui Sekretaris Daerah Provinsi Riau.
pengelolaan PJJ dari aspek teknis maupun BPSDM Provinsi Riau mempunyai tugas
administrasi; dan 3) Kegunaan data dan membantu Gubernur Riau melaksanakan fungsi
informasi untuk melakukan efisiensi PJJ. penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi
Dalam analisis data dan informasi kewenangan Daerah. Kepala BPSDM Provinsi
tersebut dihubungkan dengan kerangka Riau dibantu oleh Sekretaris, Kepala Bidang
pemikiran yang telah dikemukakan, kemudian dan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan
dihubungkan pula dengan pokok permasalahan Jabatan Fungsional Perencana Program.
yang akan dianalisis. Data dan informasi ini Adanya fungsi Pendidikan dan Pelatihan
selanjutnya akan diolah dan dipaparkan secara Aparatur, didasarkan pada Peraturan Gubernur
deskriptif dengan menggunakan Logical Riau Nomor 95 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

18
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Jumlah PNS sebanyak 105 orang sangat
Tata Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya membantu untuk terselenggaranya Diklat dan
Manusia Provinsi Riau, bahwa dalam akan memperlancar pelaksanaan tugas
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Widyaiswara, untuk perbandingan jumlah
BPSDM Provinsi Riau memiliki kelompok Widyaiswara dibandingkan dengan jumlah PNS
Jabatan Fungsional Widyaisawara yang di BPSDM Provinsi Riau yaitu 1:4, artinya 1
merupakan jabatan fungsional yang harus ada orang Widyaiswara dibantu oleh 4 orang PNS.
pada lembaga pendidikan dan pelatihan Kondisi PNS tersebut bila dilihat dari
pemerintah. pangkat dan golongan, maka ada sebanyak 87
Saat melaksanakan fungsi dan tugasnya, orang memiliki golongan III dan IV, dan
maka BPSDM Provinsi Riau didukung dengan sebanyak 18 orang memiliki golongan I dan II.
beberapa aspek yaitu: Hal ini sangat membantu Widyaiswara dalam
1. Struktur Organisasi pelaksanaan tugasnya, karena sebanyak 82,86 %
Untuk struktur organisasi BPSDM memiliki pangkat dan golongan III dan IV
Provinsi Riau terdapat 21 (dua puluh satu) artinya mereka ini memiliki pengalaman dan
jabatan struktural/eselon yaitu: a) Eselon II a kompetensi yang memadai dalam melayani
sebanyak 1 (satu) Jabatan; b) Eselon III a Widyaiswara, sehingga pelaksanaan tugas-tugas
sebanyak 5 (lima) Jabatan; dan c) Eselon IV a kewidyaiswaraan akan semakin mudah dan
sebanyak 21 (dua puluh satu) Jabatan, UPT, 24 lancar. Demikian pula dengan latar belakang
orang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan 1 Pendidikan bahwa sebanyak 83 orang atau 79,04
orang Jabatan Fungsional Perencana Program. % lulusan Perguruan tinggi, dan telah mengikuti
Dilihat dari struktur organisasinya Pelatihan Penjenjangan 63 orang, semakin
menunjukkan miskin struktur dan kaya fungsi, tinggi latar belakang Pendidikan PNS maka
sehingga struktur organisasi akan dapat akan berbanding lurus dengan kemampuan
mengelola tugas pokok dan fungsinya dalam menyelesaikan tugasnya dalam melayani
sehngga kinerja yang diharapkan oleh Gubernur Widyaiswara, sehingga latar belakang
selaku Kepala Daerah dapat tercapai. Pendidikan akan sangat mendukung dan
2. Kepegawaian memperlancar pelaksanaan tugas Widyaiswara.
Mengacu pada Peraturan Menteri Dari data yang diperoleh tahun 2020 ini, bahwa
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi jumlah Widyaiswara sebanyak 23 orang yang
Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan terdiri dari laki-laki sebanyak 20 orang dan
Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, perempuan sebanyak 3 orang, dengan
Widyaisawara berkedudukan sebagai pejabat komposisi jabatan yaitu Widyaiswara Ahli
fungsional bidang kediklatan pada Lembaga Utama, Widyaiswara Ahli Madya dan
Diklat Pemerintah. Adapun tugas pokok Widyaiswara Ahli Muda, dengan menduduki
Widyaisawara adalah mendidik, mengajar, dan Pangkat, Gol./Ruang mulai dari Pembina, IV/a
melatih (Dikjartih) PNS, evaluasi dan sampai Pembina Utama Madya, IV/d.
pengembangan diklat pada Lembaga Diklat Dari kepangkatan ini maka Widyaiswara
Pemerintah. memiliki komposisi yang seimbang, karena

19
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

klasifikasi Widyaiswara dari pangkat/golongan pembelajaran tidak menarik dan berpotensi


IV/a – IV/c sebanyak 16 orang atau 69,57 % dan membuat peserta pelatihan bosan dan tidak
pangkat/golongan IV/d – IV/e sebanyak 7 orang termotivasi.
atau 30,43 %, hal ini menunjukkan bahwa Sejalan dengan itu bahwa faktor umur
kompetensi dan tingkat pengalamannya sangat Widyaiswara juga berpengaruh pada
memadai untuk melaksanakan tugas Dikjartih, kemampuan menggunakan teknologi
sehingga para Widyaiswara akan dapat multimedia. Dari data yang diperoleh umur
menerapkan metode pembelajaran andragogi Widyaiswara berkisar antara 48 sampai dengan
pada peserta Diklat dengan berbagi pengalaman 63 tahun. Dalam menuju era Revolusi Industri
yang solutif dari pengalaman pribadinya. 4.0 dengan mudah untuk mengkategorikan
Untuk pola rekrutmen Widyaiswara Widyaiswara yang memahami teknologi
dilakukan melalui pola Pendidikan dan Latihan informasi, sehingga dalam pelaksanaan tugas
Calon Widyaiswara (Diklat Calon Widyaiswara Dikjartih Widyaisawara sudah banyak yang
/Cawid) dan Pola Inpassing dari Pejabat telah mengetahui teknologi multimedia dengan
Struktural, hal ini ditunjukkan dengan jumlah menggunakan internet (Wifi) yang telah tersedia
Widyaiswara dari pola rekruitmen Diklat di BPSDM Provinsi Riau, meskipun hanya
Calon Widyaiswara/Cawid sebanyak 15 orang sebatas mengoperasionalkan komputer dengan
atau 65,22 %, sedangkan rekruitmen Pola
fitur-fitur standar dalam penampilan bahan
Inpassing sebanyak 8 orang atau 34,78 %. Hal
presentasi menggunakan power point, termasuk
ini menunjukkan bahwa faktor rekruitmen
belum mampu menghasilkan fitur-fitur baru
menjadi pendukung untuk penilaian kualitas
berupa fitur animasi dan template yang menarik
Widyaiswara secara keseluruhan, bahwa
dan bervariasi. Pada akhirnya menyebabkan
rekruitmen pola Diklat Calon Widyaiswara/
proses pembelajaran tidak menarik dan
Cawid lebih unggul dalam metodologi, variasi
berpotensi membuat peserta pelatihan bosan
dan inovasi pembelajaran, sedangkan
dan tidak termotivasi.
rekruitmen Pola Inpassing akan lebih unggul
Pada saat ini kategori Widyaiswara yang
pada pemecahan masalah (problem solving)
berumur lebih dari 50 tahun sebanyak 16 orang
yang solutif karena didukung faktor pengalaman
atau 78, 26 % dan dianggap masih menggunakan
sewaktu memanggu jabatan struktural, karena
fitur-fitur standar, sedangkan Widyaiswara yang
faktor pengalaman masing-masing
Widyaiswara berbeda-beda. berumur kurang dari 50 tahun sebanyak 7 orang
Kemampuan Widyaiswara dalam atau 21, 74 % sebahagian kecil sudah paham
menggunakan teknologi multimedia dalam dengan teknologi multimedia dan sebahagian
proses belajar mengajar masih terbatas. besar telah menggunakan fitur-fitur dan aplikasi
Meskipun banyak yang sudah menggunakan yang menarik dan bervariasi, sehingga
namun sebatas teknologi sederhana seperti berpengaruh pada proses kediklatan terutama
bahan presentasi dengan menggunakan power pada penyusunan rencana pembelajaran yang
point. Itupun masih digunakan secara standar variatif dan inovatif menggunakan teknologi
dan mereka belum mampu memanfaatkan fitur- multimedia, untuk itu Widyaiswara ini
fitur baru. Hal ini menyebabkan proses disenangi oleh peserta Diklat karena proses

20
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

pembelajaran menarik dan berpotensi membuat yang terletak di Jln. Ronggowarsito No. 14
peserta pelatihan tidak bosan dan termotivasi Pekanbaru dengan luas tanah sebesar 27.330 m2.
untuk lebih fokus dan aktif dalam proses Adapun prasarana yang dimiliki terdiri dari: 1)
pembelajaran. Ruang Kepala Badan; 2) Ruang Sekretariat; 3)
3. Sarana dan Prasarana Ruang Sekretaris; 4) Ruang Bidang Sertifikasi,
Secara umum sarana dan prasarana Kompetensi dan Penjamin Mutu; 5) Ruang
digunakan antara lain untuk melaksanakan tugas Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial;
pokok Widyaisawara adalah mendidik, 6) Ruang Bidang Pengembangan Kompetensi
mengajar, dan melatih (Dikjartih) PNS, evaluasi Teknis Inti dan Pengembangan Integritas; 7)
dan pengembangan diklat, serta menunjang Ruang Bidang Pengembangan Kompetensi
kegiatan ketatausahaan atau administrasi Teknis Umum dan Fungsional; 8) Ruang Kelas I
perkantoran, pembinaan dan pelayanan dalam (Kuantan); 9) Ruang Kelas II (Bengkalis); 10)
upaya peningkatan kualitas kinerja sumber daya Asrama Rokan (A) kapasitas 10 kamar; 11)
manusia/aparatur sipil negara serta penunjang Asrama Kampar (B) kapasitas 14 kamar; 12)
pelaksanaan program dan kegiatan BPSDM Asrama Indragiri (C) kapasitas 14 kamar; 13)
Provinsi Riau. Asrama Siak (D) kapasitas 15 kamar; 14)
Sarana dan prasarana yang dimiliki Asrama Peserta; 15) Aula Balai Tuah Karya
BPSDM Provinsi Riau saat ini mengacu pada Abdi Negara; 16) Ruang Rapat Meranti; 17)
standar yang telah ditetapkan pada Peraturan Ruang Widyaiswara; 18) Ruang Komite
Gubernur Riau Nomor 140 Tahun 2015 tentang Penjamin Mutu BPSDM; 19) Ruang makan
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja di Cempaka; 20) Rumah Dinas; 21) Ruang
Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Sarana Kesehatan; 22) Ruang Perpustakaan; 23)
prasarana yang dimiliki BPSDM Provinsi Riau Mushola Al-Aqsa; dan 24) Sarana Olah Raga.
adalah sarana prasarana eks Unit Pelaksana Sarana dan prasarana diatas, sudah
Teknis (UPT) Pendidikan dan Pelatihan pada dianggap memadai untuk melaksanakan
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan pelatihan di BPSDM Provinsi Riau. Namun
Daerah (BKP2D) Provinsi Riau yang dalam melaksanakan pembelajaran yang
merupakan unit kerja eselon III. Saat ini inovatif menuju era revolusi industri 4.0 masih
BPSDM Provinsi Riau merupakan perangkat memerlukan dukungan sarana dan prasarana
daerah eselon II yang memiliki 5 (lima) eselon menggunakan Teknologi Informasi. Adapun
III dan 15 (lima belas) eselon IV. Terkait dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
Sarana Gedung, maka terdapat 1 (satu) unit mendukung menuju era revolusi industri 4.0
Gedung digunakan oleh UPT Uji Kompetensi yaitu: 1) Ruang komputer; 2) Komputer/Laptop;
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi 3) Fasilitas pembelajaran dengan pemanfaatan
Riau dengan status pinjam pakai. teknologi informasi: aplikasi e-learning, video
Untuk melihat kondisi eksisting dan conference atau teknologi informasi lainnya
gambaran prasarana dan sarana yang dimiliki sesuai kebutuhan pembelajaran; 4) Ruang
dan dikuasai untuk mendukung pelaksanaan Multimedia dan perangkatnya; dan 5) Perangkat
tugas pokok dan fungsi serta pelayanan di Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning
BPSDM Provinsi Riau yaitu Gedung Kantor Management System).

21
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Tersedianya sarana dan prasarana Provinsi Riau sebanyak 16.220 (data BKD
diatas, menjadikan Widyaiswara akan bekerja Provinsi Riau per April 2019) serta jumlah PNS
secara baik dengan memanfaatkan media dari Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi
yang ada dalam rangka inovasi pembelajaran Riau sebanyak 73.147 orang (data tahun 2018),
daring menuju era revolusi industri 4.0. sehingga kebijakan yang terbaik dengan
Pemanfaatan media dilengkapi dengan melaksanakan konsep Corpu ASN.
perangkat teknologi informasi multimedia akan Mengutip portal guruberbagi
dapat meningkatkan kemampuan dan inovasi Kemendikbud oleh Wuryanto Puji Siswoyo
pembelajaran, sehingga seorang Widyaiswara mengatakan: Pembelajaran daring dapat
menjadi digital minded. memanfaatkan teknologi sebagai media.
Dalam mengimplementasikan Peraturan Pembelajaran daring menurut The Report of the
Pemerintah No. 17 Tahun 2020 tentang Commission on Technology and Adult Learning
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 11 (2001) dalam Bonk Curtis J. (2002, hlm. 29)
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, maka defines e-learning as “instructional content or
BPSDM Provinsi Riau dalam pengelolaannya learning experiences delivered or enabled by
menerapkan metode pengembangan electronic technology”. Oleh karena itu,
kompetensi secara terintegrasi, bahwa pembelajaran daring memerlukan siswa dan
pengembangan kompetensi bagi setiap PNS guru berkomunikasi secara interaktif dengan
dilakukan paling sedikit 20 jam pelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan
melalui pendekatan sistem pembangunan komunikasi, seperti media komputer/gawai
terintegrasi (Corporate University). Adapun dengan internet, telepon atau faks. Pemanfaatan
konsep Corpu ASN adalah metode media ini bergantung pada struktur materi
pembelajaran bagi ASN yang memadukan pembelajaran dan tipe-tipe komunikasi yang
pendekatan klasikal dan non klasikal di diperlukan.
tempat kerja untuk mendukung pencapaian 4. Program Pelatihan
strategi organisasi dan kebijakan nasional. BPSDM Provinsi Riau tahun 2020 ini
Sedangkan metode pembelajaran: 1) Formal telah melaksanakan dengan PJJ yaitu: 1)
learning: 10% terdiri dari: a) Training; a) Self- Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Pemerintah
study; 2) Social learning: 20% terdiri dari: a) Kabupaten Kepulauan Meranti 1 (satu)
Feedback; b) Coaching; c) Mentoring; dan 3) Angkatan; 2) Pelatihan Kepemimpinan
Experiential social learning: 70% terdiri dari: a) Pengawas di lingkungan Pemerintah Provinsi
Project assignment; b) Special assignment; c) Riau sebanyak 1 (satu) Angkatan; dan 3)
On the job teaching; d) On the job training; e) Pelatihan Kepemimpinan Administrator di
Task force Assignment; dan f) Rotation. lingkungan Pemerintah sebanyak 1 (satu)
Untuk metode pembelajaran Social Angkatan.
learning dan Experiential social learning fokus Fokus dalam PJJ ini adalah kemampuan
pada non training Development Program. Widyaiswara dalam menggunakan teknologi
Upaya peningkatan kompetensi bagi multimedia dalam proses pembelajaran. Untuk
PNS, dilaksanakan untuk seluruh jumlah PNS di Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau masih

22
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

terbatas kemampuannya dalam menggunakan dapat menayangkan bahan tayangan yang


teknologi multimedia dalam proses menarik, membuat dan mengedit video dan
pembelajaran, akan tetapi sudah banyak juga menayangkannya sendiri, menayangkan materi
Widyaiswara yang menggunakan teknologi faktual dan update yang di-browsing dari internet
multimedia, namun hanya sebatas teknologi yang tersambung dengan wifi dan menggunakan
multimedia yang sederhana saja seperti dalam audio visual serta video conference. Untuk itu
penyampaian bahan presentasi dengan dapat dikatakan Widyaiswara ini dapat
menggunakan power point secara standar, dan dikategorikan mampu menggunakan komputer/
belum mampu memanfaatkan fitur-fitur baru, laptop yang tersambung dengan TI secara online
apalagi yang tersambung dengan web. sehingga dapat menghasilkan pembelajaran
Kondisi ini disebabkan faktor umur secara kreatif/unik dan inovatif.
Widyaiswara berkisar antara 48 sampai dengan Sedangkan 17 orang Widyaiswara hanya
63 tahun atau tidak masuk kategori kaum mampu menggunakan komputer/laptop dengan
milenial, karena menuju era Revolusi Industri fitur standar, dengan hasilnya bahan tayang
4.0 Widyaiswara wajib memahami teknologi standar yaitu hanya dapat meng-copy untuk
multimedia, untuk mendukung pelaksanaan menampilkan gambar/foto dan video. Selain itu
tugas Dikjartih. Apabila proses pembelajaran masih belum mampu menghasilkan bahan tayang
dilakukan dengan menggunakan teknologi animasi dan bergerak.
multimedia menggunakan fitur-fitur atau Untuk 3 orang Widyaiswara belum bisa
template yang menarik dan berbagai aplikasi menggunakan komputer/laptop, masih sebatas
pembelajaran terbaru berupa animasi, maka hanya bisa menghidupkan dan mematikan
peserta Diklat akan termotivasi untuk aktif, komputer/laptop, untuk menggunakan untuk
tidak bosan dan akan menyenangkan. keperluan pengetikan dan pembuatan bahan
Dilihat dari kemampuan Widyaiswara tayang masih meminta bantuan orang lain.
BPSDM Provinsi Riau dalam menggunakan Dalam PJJ (Distance Learning) setiap
teknologi digital saat ini dapat menggambarkan Widyaiswara wajib menyiapkan bahan persiapan
hasil output penyelesaian tugasnya. Dari 23 mengajar sesuai dengan spesialisasinya. Untuk
orang Widyaiswara diperoleh data melalui itu ketertiban dalam penyerahan bahan persiapan
observasi di lapangan, bahwa sebanyak 3 orang mengajar ini menjadi bagian penting dari proses
(13,04 %) sudah mahir menggunakan pembelajaran antara lain Rancang Bangun
komputer/laptop, 17 orang (73.92 %) bisa Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan
menggunakan komputer/laptop dengan fitur Rencana Pembelajaran, Bahan Tayang, Video
standar, dan 3 orang (13,04 %) belum bisa Instruksi Belajar, Tugas Learning Jurnal, Tugas
menggunakan komputer/laptop. Merancang Nilai Dasar ANEKA (bagi Latsar
Untuk mengetahui produktifitas hasil CPNS) dan Tugas Pembahasan Kasus.
kerja Widyaiswara yang di atas, maka 3 orang Widyaiswara yang sudah mahir akan
yang sudah mahir menggunakan komputer/ menggunakan teknologi multimedia sebagai
laptop akan menghasilkan variasi pembelajaran media pembelajaran untuk memvariasikan
menarik dengan inovasi. Sebagai contoh sudah metode dan teknik pembelajaran seperti

23
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

penggunaan Google Classroom (GCR) dalam teknologi pembelajaran yang inovatif menuju
penyampaian materi dan bahan tayang, Era Revolusi Industri 4.0 seperti penggunaan
pemberian tugas dan penyampaian evaluasi atau komputer/laptop yang didukung dengan
penilaiannya, sedangkan untuk video teknologi informasi berbasis web atau
conference menggunakan aplikasi Zoom Cloud tersambung dengan jaringan wifi; 2) Belum
Meeting (ZCR), Webex dan Lark. Untuk pre- semua Widyaiswara telah mendapatkan
test dan post-test menggunakan aplikasi Quizizz pengembangan kompetensi di dalam
atau Kahoot, menunjuk peserta dalam diskusi mengembangkan kemampuan e-trainer atau
menggunakan aplikasi roullete, saat secara daring dalam merancang inovasi
brainstorming menggunakan aplikasi Jam pembelajaran menuju era Revolusi Industri 4.0;
Board atau Mentimeter, dan banyak lagi aplikasi 3) Rendahnya kemauan Widyaiswara
yang digunakan. Selain itu membuat sendiri dalam merancang pembelajaran yang inovatif,
video pembelajaran dengan menggunakan terutama dalam menyusun RBPMB/RP secara
aplikasi Movavi, Filmora, Adobe Primier yang daring, namum belum dijadikan sebagai
diupload ke Link Youtube, dan men-download pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran; 4)
video dari Youtube. Ada lagi untuk aplikasi Kurangnya diskusi dan interaksi sesama
Corel Draw dan Photoshop membuat gambar Widyaiswara untuk meningkatkan pengetahuan
serta aplikasi Canva untuk membuat gambar dan ketrampilan dalam PJJ terutama pada
dan video. Widyaiswara pengampu materi dengan agenda
Menurut Purwanto (2000), bahwa yang sama; dan 5) Rendahnya pengawasan dari
inovasi tak akan pernah berhenti karena manusia penyelenggara dalam memantau Widyaiswara
menginginkannya, dan sebagai individu, apakah proses pembelajaran sesuai dengan
manusia selalu mencari ide, cara dan objek- rancangan yang disusun atau tidak. Hampir
objek baru yang dapat memenuhi mutu seluruh Widyaiswara BPSDM Provinsi Riau
kehidupannya. Untuk itu Widyaiswara agar terlambat menyampaikan persiapan atau
terus melakukan inovasi PJJ agar dapat proses perencanaan pembelajaran sebelum
belajar mengajar yang menarik bagi peserta melaksanakan proses pembelajaran.
Diklat. Namun menurut Prof. Johanes Basuki, Dalam Buku Modul Pelatihan
(2018), mengatakan: Intinya, pernyataan Kewidyaiswaraan berjenjang Tingkat Tinggi
tersebut dapat dimaknai bahwa pada hakekatnya Inovasi Sistem Diklat disebut menurut pendapat
“Inovasi dapat meliputi penciptaan kembali atau Michael Armstrong (2007) dalam pada Mata
adaptasi dari suatu inovasi di lokasi lain, konteks Pelatihan Inovasi Sistem Diklat menyebutkan:
pada periode waktu”. sumber daya manusia (SDM) sebagai “an
Dari kondisi diatas, maka Widyaiswara organization's most valued assets–the people
yang belum memiliki kemampuan dan inovasi working there, who individually and collectively
dalam teknologi pembelajaran pada PJJ contribute to the achievement of its objectives”.
(distance learning) disebabkan oleh berbagai Dengan posisinya sebagai aset, maka tentunya
faktor antara lain: 1) Belum lengkapnya sarana sumber daya manusia merupakan modal
dan prasarana yang mendukung terhadap organisasi. Segala pengeluaran untuk

24
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

meningkatkan kompetensi ASN seharusnya BPSDM Provinsi Riau dapat lebih


dianggap sebagai investasi, yang pada efektif melaksanakan pembelajaran daring di
gilirannya akan mengembalikan hasil yang era new normal dengan meningkatkan
berlimpah. Oleh karena itu dalam manajemen kemampuan Widyaiswara menggunakan
sumber daya manusia, maka sumber daya komputer berbasis teknologi multimedia (web)
manusia ditetapkan sebagai aset organisasi yang akan lebih cepat dan bervariasi dalam membuat
sangat berharga dalam berbagai literatur. persiapan bahan mengajar sesuai dengan
Secara umum Widyaiswara itu masih kebutuhan peserta Diklat. Begitu pula dalam
bisa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajarannya dapat menampilkan
teknologi pembelajaran pada PJJ (distance media pembelajaran yang variatif, inovatif dan
learning) menuju era Revolusi Industri 4.0. Hal pada akhirnya peserta Diklat dalam suasana
ini disampaikan oleh Deputi Kebijakan yang senang, gembira dan tidak monoton.
Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI, IV. REKOMENDASI
bahwa Widyaiswara pada era new normal ini Rekomendasi untuk efektifitas
wajib memiliki kemampuan penguasaan 1) pembelajaran daring di BPSDM Provinsi Riau
Digital literasi (Digital literacy); 2) Sosial era new normal antara lain:
literasi (Social literacy); 3) Penyelesaian 1. Membentuk Komunitas Belajar/
masalah (Problem solving) diantaranya Community of Practices/Networking
Kreatifitas (Creativity), Berfikir kritis (Critical yaitu metode pembelajaran dengan cara
Thinking), Kolaborasi (Collaboration) dan berbagi pengalaman dan pengetahuan
Komunikasi (Communication). dari kelompok profesi, dan
Pada akhirnya, Pembelajaran Daring di pembelajaran ini dilakukan di tempat
BPSDM Provinsi Riau Era New Normal kerja secara klasikan maupun daring;
dirasakan masih belum efektif, untuk itu perlu 2. Membentuk Coaching Clinic yaitu
dilakukan: 1) Melengkapi sarana dan prasarana melatih, mengarahkan, memotivasi,
yang terkait dengan teknologi multimedia; 2) mendampingi, memberdayakan, dan
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan baik memaksimalkan;
Widyaiswara maupun penyelenggara terutama 3. M e l a k u k a n M e n t o r i n g y a i t u
Personal in Charge (PIC) dalam penggunaan pembimbingan untuk peningkatan
teknologi multimedia; 3) Community of practice kinerja melalui transfer pengetahuan,
yaitu metode pembelajaran dengan cara berbagi pengalaman dan keterampilan dari
pengalaman dan pengetahuan dari kelompok orang yang lebih berpengalaman pada
profesi, dilakukan dengan memanfaatkan bidang yang sama; dan
talenta yang dimiliki komunitas widyaiswara 4. Mengoptimalkan Laboratorium Inovasi
(LAN RI, 2019); 4) Membuat Rumah Cerdas yaitu menelurkan pemikiran
Widyaiswara; dan 5) Memberikan penghargaan pembaharuan/inovatif secara esensial
(reward) dan sanksi (punishment) dari pimpinan yang harus dilakukan untuk upaya
apabila tidak sesuai dengan kinerja atau meningkatkan mutu kediklatan.
melanggar aturan/ketentuan, termasuk
pelanggaran etika profesi.

25
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

V. DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. H. Afifudin, M.M. (2017).
Dasar-Dasar Manajemen. Bandung:
Alfa Beta.
2. Ibrahim, M.Sc. (2000). Inovasi
Pendidikan. Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa
Beta.
4. Lembaga Administrasi Negara. (2015).
Panduan Penyelenggaraan
Laboratorium Inovasi Administrasi
Negara. Jakarta: LAN.
5. Lembaga Administrasi Negara. (2016).
Modul Diklat Kewidyaiswaraan
Berjenjang Tingkat Tinggi, Inovasi
Sistem Diklat. Jakarta: LAN.

26
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Tingkat Penerapan Materi Pelatihan Dasar Fungsional bagi Penyuluh


Pertanian Ahli di Provinsi Riau

Harmet
Widyaiswara Ahli Madya
UPT Pelatihan dan Penyuluh Pertanian, Dinas PTPH Provinsi Riau
harmetbahar@yahoo.co.id

Abstrak
Keberhasilan dari suatu pelatihan dapat diindikasikan melalui peningkatan pengetahuan, sikap,
dan kemampuan dari peserta pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari penerapan materi pelatihan di
lapangan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah "Bagaimana tingkat penerapan materi pelatihan
di lapangan setelah mengikuti pelatihan?". Sementara tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa tingkat penerapan materi pelatihan di lapangan setelah mengikuti pelatihan. Penelitian
dilaksanakan pada suatu Pelatihan Dasar Fungsional yang ditujukan untuk Penyuluh Pertanian Ahli di
Provinsi Riau. Responden pada penelitian ini merupakan para Penyuluh Pertanian Provinsi Riau yang
telah mengikuti Pelatihan Dasar, serta Atasan dan Rekan Kerja dari Penyuluh Pertanian Ahli. Teknik
pengumpulan data dilakukan menggunakan aplikasi Google Form, wawancara, dan studi pustaka.
Teknik statistik yang digunakan dalam bentuk persentase. Hasil dari penelitian yaitu tingkat penerapan
materi Pelatihan Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Ahli Angkatan VI Tahun 2018 di UPT
Balai Pelatihan Penyuluh Pertanian Provinsi Riau yang sudah diterapkan di lapangan oleh Penyuluh
Pertanian Ahli sebesar 9131 (Tinggi).
Kata Kunci : Penerapan Materi dan Pelatihan

Abstract
The success of a training is indicated by changing the knowledge, attitudes and skills of the
trainees. This can be seen from the application of the training material in the field. The formulation of
this research problem are. How is the level of application of training materials in the field after
participating in training,. While the purpose of the research is : To know the level of application of
training materials in the field after participating in training. The research was carried out in a
Functional Basic Training for Expert Agriculture Instructors in Riau Province. Respondents are Expert
Agriculture Instructors who have participated in training, their Supervisors and their Co-Workers.
Data collection techniques are using the Google form application, Interview by phone and study of
literature. The statistical technique use is in the form of a percentage. The results are The level of
application of Functional Basic Training materials for Agricultural Extension Of Force VI Experts in
2018 at upt Agricultural Extension Training Center of Riau Province has been applied in the field by the
Average Expert Agricultural Extension of 91.31 (High).
Keywords : Application of Material and Training

27
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

1. PENDAHULUAN untuk melaksanakan sebagian kegiatan Teknis


Keberhasilan dalam suatu organisasi Operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
mencapai tujuannya dipengaruhi oleh peran Dinas PTPH di Bidang Pelatihan Penyuluh
penting dari sumber daya manusia (SDM). Pertanian. Sedangkan jenis-jenis pelatihan yang
Kualitas sumberdaya manusia tak kalah penting dilaksanakan berupa a). Pelatihan teknis
dalam memberi dukungan dalam pelaksaaan pertanian, b) Pelatihan fungsional pertanian c)
pekerjaan dalam mencapai keberhasilan. Hal Pelatihan admnistrasi dan manajemen.
inilah yang mendasari bahwa peningkatan Beberapa pelatihan yang telah dilakukan
kemampuan sumber daya khususnya Aparatur oleh UPT-BPPP Provinsi Riau terhadap
Sipil Negara (ASN) perlu dilakukan secara terus Penyuluh Pertanian adalah Pelatihan Teknis
menerus karena kualitas sumberdaya manusia Pertanian, Pelatihan Dasar Fungsional Bagi
menjadi isu strategis yang digunakan untuk Penyuluh Pertanian Terampil dan Pelatihan
mencapai keberhasilan. Dasar Fungsional Bagi Penyuluh Pertanian
Peningkatan kualitas SDM oleh, Ahli. Untuk hal tersebut dipandang perlu
Pemerintah Provinsi Riau melalui Visi memberikan pembekalan kepada Penyuluh
Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Tahun Pertanian Ahli dalam bentuk suatu pelatihan.
2019-2024 yaitu: Terwujudnya Riau yang Sejalan dengan kebijakan pemerintah
Berdaya saing, Sejahtera, Bermartabat dan tersebut, maka dalam melakukan peningkatan
Unggul di Indonesia (Riau Bersatu). Salah satu kemampuan Penyuluh Pertanian sesuai
misinya adalah Mewujudkan sumber daya kompetensi jabatan, Kementerian Pertanian
manusia yang Beriman, Berkualitas, dan selaku pembina wajib melaksanakan pelatihan
Berdaya Saing Melalui Pembangunan Manusia fungsional bagi Penyuluh Pertanian. Hal ini
Seutuhnya. telah diamanatkan pada Menteri
Pembangunan SDM Dinas Pangan, Pendayagunaan Aparatur Negara (2008), bahwa
Tanaman Pangan dan Hortikultura pada PNS yang akan/setelah menduduki jabatan
umumnya dan khususnya Penyuluh Pertanian di fungsional Penyuluh Pertanian harus mengikuti
Provinsi Riau merupakan salah satu tugas dari Diklat Dasar: Terampil, Alih Kelompok dan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Ahli.
Hortikultura (Dinas PTPH) Provinsi Riau, Sebagai bahan tindak lanjut dari
dengan Unit Pelaksana Teknisnya Balai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Pelatihan Penyuluh Pertanian (UPT-BPPP) Negara, maka Balai Pelatihan Pertanian (BPP)
Provinsi Riau yang bertanggung jawab Jambi sebagai salah satu UPT Badan
melakukan pelatihan bagi Penyuluh Pertanian Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
dan stakeholder di bidang pertanian. bekerjasama dengan UPT-BPPP Provinsi Riau.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Kerjasama dalam penyelenggaraan Pelatihan
(2017), tentang Pembentukan Unit Pelaksana Dasar Fungsional Bagi Penyuluh Pertanian Ahli
Teknis Pada Dinas Tanaman Pangan Angkatan VI yang diperuntukan bagi Tenaga
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau. Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
UPT-BPPP Provinsi Riau mengemban tugas (THL-TBPP). Tujuan dari pelaksanan pelatihan

28
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran. Menurut BPP Jambi (2018) rata-
peserta sebagai penyuluh pertanian dan rata rekapitulasi evaluasi kepuasan peserta
memenuhi salah satu persyaratan untuk aparatur terhadap penyelenggaraan pelatihan
menduduki Jabatan Fungsional Penyuluh sebesar 4,57 (Sangat Baik). Sedangkan evaluasi
Pertanian Ahli. pembelajaran dengan nilai Pre Test sebesar
Suatu program pelatihan umumnya 57,20 sedangkan nilai Post Test sebesar 79,47.
diselenggarakan secara bertahap meliputi: 1). Terjadi peningkatan kemampuan Penyuluh
Tahapan perencanan dimulai dengan perumusan Pertanian sebesar 38.93 (Cukup). Selanjutnya
kebutuhan pelatihan, penyusunan kurikulum Hasil rekapitulasi Pemahaman Materi dengan
dan silabus; penentuan metodologi; penyusunan nilai rata-rata 3,7 (Menguasai). Sedangkan
bahan pelatihan; penentuan jumlah jam berlatih; Evaluasi prilaku dan hasil belum dilakukan.
pemilihan pola pelatihan; penetapan ketenagaan Beberapa hasil penelitian yang terkait
pelatihan; dan penyediaan prasarana dan sarana dengan Pelatihan Dasar Fungsional dan
pelatihan. 2). Tahapan pelaksanaan pelatihan Penerapannya yaitu: Hasil penelitian
meliputi kegiatan persiapan pelatihan; menyatakan bahwa dilaksanakannya pelatihan
rekrutmen peserta; kepanitiaan; tempat pelak- dasar fungsional bagi penyuluh pertanian efektif
sanaan; sertifikasi; evaluasi penyelengaraan dalam menunjang pelaksanaan tugas dari
pelatihan; dan pelaporan pelatihan. 3). Evaluasi peserta pasca pelatihan (Wahyudi dan Adhi,
pasca pelatihan yang dilakukan dalam menilai 2019). Selajutnya Andayani (2018),
hasil Pelatihan dengan beberapa paramater yaitu membuktikan bahwa tingkat penerapan materi
tingkat efektivitas dan penerapan hasil berlatih yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian rata-
pada organisasi/ lingkungan kerja atau usaha rata mencapai 4,02 atau setara dengan 80,40 %
Penyuluh Pertanian (Kementerian Pertanian, dan kebermanfaatan materi pelatihan rata-rata
2018). mencapai 4,02 atau setara dengan 80,40 %.
Ada beberapa jenis atau model evaluasi Sedangkan untuk Pelatihan Dasar
dalam kediklatan, salah satunya mengacu pada Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Ahli
four level training evaluation oleh Kirkpatrick, Angkatan VI Tahun Anggaran 2018 di UPT
D dan Kirkpatrick, J. yaitu evaluasi reaksi BPPP Provinsi Riau belum diketahui Tingkat
(Evaluating Reaction), evaluasi pembelajaran Penerapan Materi Pelatihan tersebut di atas,
(Evaluating Learning), evaluasi pada prilaku sehingga bagaimana tingkat penerapan dari
(Evaluating Behavior) dan evaluasi hasil materi pelatihan setelah mengikuti pelatihan
(Evaluating Results) (Kirkpatrick J dan belum diketahui. Untuk itu pentingnya
Kirkpatrick D, 2006). dilakukan Penelitian untuk mengetahui Tingkat
Pelatihan Dasar Fungsional Bagi Penerapan Materi pelatihan bagi Penyuluh
Penyuluh Pertanian Ahli Angkatan VI untuk Pertanian. Hasil Penelitian ini selanjutnya dapat
tahapan perencanaan dan tahapan pelaksanaan dijadikan dasar bagi penyelenggara pelatihan
telah dilaksana-kan pada Tahun 2018. Dalam dalam memperbaiki pelaksanaan pelatihan.
penyelengaraan pelatihan tersebut juga telah Memperhatikan latar belakang di atas
dilakukan evaluasi reaksi dan evaluasi dapat diciptakan suatu rumusan masalah sebagai

29
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

berikut: Bagaimana tingkat penerapan materi f = Frekuensi dari setiap jawaban yang
pelatihan di lapangan setelah mengikuti dipilih
pelatihan?. Selanjutnya juga Tujuan Penelitian n = Jumlah
adalah untuk menganalisa tingkat penerapan 100% = Konstanta
materi pelatihan di lapangan setelah mengikuti Kemudian persentase yang didapat
pelatihan. ditunjukkan ke dalam kategori berikut:

2. METODE Tabel 1. Kategori Persentase


Penelitian dilaksanakan pada bulan
No. Persentase Kategori
Februari sampai April 2020 di Provinsi Riau.
1. < 33 % Rendah
Populasi pada penelitian ini merupakan
para Penyuluh Pertanian Provinsi Riau yang 2. 33 - 66 % Sedang
telah ikut pada Pelatihan Dasar Fungsional 3. > 66 % Tinggi
Penyuluh Pertanian Ahli Angkatan VI ProvinsI
Riau Tahun 2018. Kuesioner dikirim kepada 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
semua populasi sebanyak 30 orang. a. P e n e r a p a n M a t e r i P e r s i a p a n
Selain Penyuluh Pertanian, yang Penyuluhan Pertanian
menjadi responden dalam penelitian ini juga Hasil penelitian terhadap penerapan
Atasan Penyuluh Pertanian. Responden materi Pelatihan Dasar Fungsional bagi
selanjutnya adalah Rekan Kerja Penyuluh Penyuluh Pertanian Ahli di Provinsi Riau. Dapat
Pertanian, yang sama-sama mengikuti pelatihan dilihat pada Gambar 1 di bawah ini:
Dasar Fungsional Bagi Penyuluh Pertanian Ahli
Angkatan VI Tahun 2018, yang sama-sama
berada pada Balai Penyuluhan Pertanian yang
sama.
Te k n i k p e n g u m p u l a n d a t a a ) .
Menggunakan kuesioner dengan mengunakan
Aplikasi Google Form. b). Wawancara dan
c).Studi pustaka.
Jenis dan sumber data meliputi 1). Data
primer dari kuesioner 2).Data sekunder. Gb. 1 : Tingkat penerapan materi pelatihan
Sedangkan teknik statistik yang digunakan kegiatan persiapan penyuluhan
dalam penelitian ini adalah persentase. Berikut Pertanian.
rumus yang digunakan (Munggaran, 2012) :
f Tingkat penerapan materi pelatihan
P = --------- x 100 % terlihat bahwa hampir semua materi pelatihan
n pada bahagian kegiatan persiapan penyuluh
Dimana : pertanian sudah diterapkan oleh Penyuluh
A = Persentase Pertanian di wilayah kerjanya. Kegiatan yang

30
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

sudah diterapkan oleh Penyuluh Pertanian dikarenakan 1).Meningkatnya kemampuan dan


hingga 100 % (Tinggi) yaitu Melakukan keterampilan penyuluh, 2).Meningkatnya
Identifikasi Potensi Wilayah (IPW), Menyusun kualitas kerja 3).Mempermudah penyuluhan
Programa Penyuluhan Pertanian, Menyusun dilapangan, dan 4).Merupakan tugas pokok
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian seorang penyuluh.
(RKTPP).
Hasil responden dari Penyuluh b. Penerapan Materi Pelaksanaan
Pertanian didukung oleh Atasan Penyuluh Penyuluhan Pertanian
Pertanian yang menyatakan bahwa Penyuluh Pada grafik di Gambar 2, terlihat rata-
Pertanian sudah menerapkan materi pelatihan rata 97,33 % (Tinggi), Penyuluh Pertanian
yaitu: 1).Melakukan IPW, 2).Menyusun sudah menerapkan materi pelatihan berupa:
Programa Penyuluhan Pertanian, 3).Menyusun 1).Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian,
RKTPP sebesar 100 % (Tinggi). 2).Melakukan kunjungan tatap muka, 3).
Selanjutnya Rekan Kerja Penyuluh Menumbuhkan atau mengembangkan
Pertanian juga mendukung pernyataan kelembagaan kelompok tani, 4).Penggunaan
Penyuluh Pertanian. Dimana Penyuluh media dalam melakukan penyuluhan pertanian
Pertanian telah menerapkan materi pelatihan dan 5).Penggunaan beberapa metoda dalam
yaitu 1). Melakukan IPW, 2). Menyusun penyuluhan.
Program Penyuluhan Pertanian, 3). Menyusun
RKTPP sebesar 97,22 %. (Tinggi).
Penyuluh Pertanian sudah menerapkan
materi di atas sebanyak 100 % (Tinggi) dengan
beberapa alasan: 1).Adanya tambahan
pengetahuan, keterampilan yang baru selama
pelatihan 2). Adanya dorongan atau keinginan
untuk menjadi penyuluh yang lebih baik, 3).
Lebih terarah dalam menyiapkan materi yang
akan disampaikan, 4). Pelatihan dapat merubah
cara kerja yang sebelumnya menjadi lebih baik. Gb. 2 Tingkat penerapan materi pelatihan
Selanjutnya atasan penyuluh pertanian kegiatan pelaksanaan penyuluhan
juga memberikan beberapa alasan terkait Pertanian
motivasi kerja penyuluh 1). Semangat kerja
meningkat, 2). Penambahan ilmu pengetahuan Hasil dari responden Atasan Penyuluh
dapat lebih mudah dalam penyuluhan dan Pertanian menyatakan bahwa rata-rata sebesar
menambahkan percaya diri 3). Disiplin bekerja 91,11 % (Tinggi) sudah menerapkan materi
meningkat 4). Materi pelatihan sesuai dengan pelatihan berupa 1).Menyusun materi
kondisi lapangan. Penyuluhan Pertanian, 2).Melakukan
Menurut Rekan Kerja Penyuluh bahwa kunjungan tatap muka sana pada petani
tingginya tingkat penerapan materi pelatihan perorangan/kelompok tani, 3).Penumbuhan

31
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

atau pengembangan kelembagaan kelompok evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan baru


tani, 4).Pengunaan media dalam melakukan diterapkan oleh responden Penyuluh Pertanian
penyuluhan pertanian dan 5).Penggunaan rata-rata sebesar 73,34 % (Tinggi).
beberapa metoda dalam penyuluhan. Penyuluh Pertanian yang menyatakan
Selanjutnya menurut Atasan Penyuluh belum menerapkan evaluasi pelaksanaan
Pertanian belum diterapkannya materi penyuluhan dan evaluasi dampak pelaksanaan
Penumbuhan atau pengembangan kelembagaan penyuluhan rata-rata sebesar 26,66 % (Rendah).
kelompok tani sebesar 11,11 % dikarenakan Alasan Penyuluh Pertanian yang belum
1).Penyuluh Pertanian baru mutasi dari melaksanakan kedua kegiatan karena 1).Kurang
Kecamatan lain, 2).Tidak ingin/termotivasi memahami materi pelatihan, 2).Kurangnya
untuk menerapkan. 3).Sibuk dengan tugas lain keterampilan, 3).Situasi yang tidak kondusif, 4).
di kantor. Sedangkan belum diterapkannya Sarana dan prasarana yang kurang lengkap, 5).
penggunaan beberapa media dalam penyuluhan Tidak tersedia dana, 6).Pindah tempat tugas 7).
sebesar 13,59 % (Rendah) disebabkan oleh : Tidak adanya bimbingan lanjutan. 8).Sibuk
1).Karena baru mutasi, 2).Tidak tersedianya dengan tugas kegiatan.
dana, sarana, prasarana yang tidak memadai,
3).Situasi tidak kondusif, Begitu juga dengan
belum diterapkannya penggunaan beberapa
metoda dalam penyuluhan sebesar 7,41 %
dikarenakan 1).Tidak termotivasi dalam
menerapkan dan 2).Tidak ada bimbingan
lanjutan.
Hasil Responden Rekan Kerja Penyuluh
Pertanian menyatakan dari materi 1).Melakukan Gb. 3 Tingkat penerapan materi pelatihan
kunjungan tatap muka pada petani perorangan/ Evaluasi dan Evaluasi dampak
kelompok tani, 2). Pengunaan media dalam pelaksanaan penyuluhan
melakukan penyuluhan pertanian dan
3).Penggunaan beberapa metoda dalam Selanjutnya menurut Atasan Penyuluh
penyuluhan, sudah diterapkan 100 %. Pertanian pada kegiatan Evaluasi pelaksanaan
Sedangkan untuk materi 1). Menyusun Materi penyuluhan dan Evaluasi Dampak pelaksana
Penyuluhan Pertanian, dan 2). Penumbuhan atau Penyuluhan yang belum menerapkan sebesar
pengembangan kelembagaan kelompok tani 31,48 % (Rendah). Hal ini juga didukung alasan
rata-rata sebesar 91, 67 %. Atasan Penyuluh Pertanian yang mirip dengan
responden Penyuluh Pertanian yaitu : 1).Kurang
c. Penerapan Materi Evaluasi memahami materi pelatihan, 2).Kurang
Pelaksanaan dan Evaluasi Dampak pengetahuan dan kurangnya keterampilan,
Pada Gambar 3 di bawah ini, untuk 3).Situasi tidak kondusif, 4).Sarana dan
materi pelatihan 1).Melaksanakan evaluasi prasarana tidak lengkap, 5).Sibuk dengan tugas
pelaksanaan penyuluhan dan 2).Melaksanakan lain di kantor 6).Tidak ada bimbingan lanjutan

32
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Menurut Rekan Kerja Penyuluh dan cara mengerjakannya; individu harus


Pertanian pada kegiatan Evaluasi pelaksanaan bertugas dilingkungan penugasan yang tepat;
penyuluhan dan evaluasi dampak pelaksanaan serta karena individu tersebut berubah maka ia
penyuluhan pertanian, Penyuluh Pertanian harus memperoleh penghargaan. Pelatihan
sudah menerapkan rata-rata sebesar 70,84 %. dapat memberikan keadaan pertama dan kedua
Kegiatan evaluasi pelaksanaan penyuluhan yang mendukung perubahan sikap sesuai
dan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan dengan maksud dari pelatihan dengan
yang belum diterapkan, menurut Rekan Kerja memberikan pelajaran terkait pengetahuan,
Penyuluh Pertanian sebesar 29,16 %. Hal ini keterampilan, ataupun sikap. Namun pada hal
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketiga yaitu lingkungan kondisi penugasan yang
keterampilan, tidak adanya bimbingan lanjutan tepat, hal tersebut bersangkutan dengan personil
serta sarana dan prasarana yang tidak memadai setempat seperti atasan dan lingkungan peserta
Bila dihubungkan dengan Evaluasi Level I tersebut
dan II selama Penyuluh Pertanian mengikuti Secara keseluruhan materi pelatihan inti
pelatihan terlihat hasil evaluasi yang baik. telah diterapkan di lapangan oleh Penyuluh
Menurut (Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Pertanian dengan rata-rata 93,33 % (Tinggi)
2018) rata-rata rekapitulasi evaluasi kepuasan menurut Penyuluh Pertanian, rata-rata sebesar
peserta aparatur terhadap penyelenggaraan 89,26 % (Tinggi) menurut Atasan Penyuluh
pelatihan sebesar 4,57 (Sangat Baik). Evaluasi Pertanian, dan 91,33 (Tinggi) menurut rekan
pembelajaran dengan nilai Pre Test rata-rata kerja penyuluh pertanian. Bila kita ambil rata-
sebesar 57,20 sedangkan nilai Post Test rata-rata rata keseluruhan maka materi pelatihan dasar
sebesar 79,47. Terjadi peningkatan kemampuan fungsional yang sudah diterapkan dilapangan
Penyuluh Pertanian sebesar 38.93 (Cukup). sebesar 91,31 (Tinggi).
Selanjutnya hasil rekapitulasi penguasaan/
pemahaman materi dengan nilai rata-rata 3,7 4. KESIMPULAN
(Menguasai). Tingkat penerapan materi Pelatihan
Menurut Isralasmadi et al., (2018), Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Ahli
Penyuluhan Pertanian pasca diklat menerapkan Angkatan VI Tahun 2018 di UPT Balai Pelatihan
materi pelatihan setelah kembali ke tempat Penyuluh Pertanian Provinsi Riau sudah
asalnya pada skor 3,03 atau “Menerapkan diterapkan dilapangan oleh Penyuluh Pertanian
Cukup Lengkap” . Ahli rata-rata sebesar 91,31 (Tinggi).
Menurut Kirkpatrick, D., dan
Kirkpatrick, J. (2006) juga terdapat empat DAFTAR PUSTAKA
kondisi yang diperlukan untuk bisa Andayani, S. (2018). Analisis Tingkat
mengimplementasikan transformasi perilaku Penerapan Materi Pelatihan Bagi Alumni
tersebut, yaitu keinginan dari dalam diri Diklat Dasar Fungsional Penyuluh
individu untuk berubah atau bertransformasi; Pertanian Terampil di Dinas Pertanian
individu tersebut tahu apa yang harus dikerjakan Kab.Cirebon. Jurnal Agrisistem: Seri Sosek
dan cara mengerjakannya; individu harus dan Penyuluhan, 14(2), 115-124.

33
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Balai Pelatihan Pertanian Jambi. (2018). Ilmiah Hijau Cendekia. https://doi.org/10.


Laporan Pelatihan Dasar Fungsional Bagi 32503/hijau.v4i1
Penyuluh Pertanian Ahli Angkatan VI
Tahun 2018 (Kerjasama Balai Pelatihan
Pertanian Jambi dan UPT Balai Pelatihan
Penyuluh Pertanian Provinsi Riau).
Gubernur Riau. (2017). Peraturan Gubernur
Riau Nomor 71 Tahun 2017 Tentang
Pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis
pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau.
Isralasmadi, Natawidjaja, R., dan Hapsari, H.
(2018). Analisis Penyelenggaraan Diklat
Pertanian di Balai Pelatihan Pertanian
Jambi Analysis Of Agricultural Training at
Jambi Agricultural Training Center. Jurnal
Penyuluhan Pertanian.
Kementerian Pertanian (2018), Peraturan
Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pelatihan Pertanian
Kirkpatrick, D., dan Kirkpatrick, J. (2006).
Evaluating training programs: The four
levels. Berrett-Koehler Publishers
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
(2008). Peraturan Menteri PAN RI Nomor 2
Tahun 2008 Tentang Jabatan Fungsional
Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya.
Munggaran, R. D. (2012). Pemanfaat- an Open
Source Software Pendidikan Oleh
Mahasiswa Dalam Rangka Implementasi
Undang- Undang No. 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta. In Universitas
Pendidikan Indonesia. https://doi.org/
10.1111/j.1365-2486.2005.00955.x
Wahyudi, S., dan Adhi, R. K. (2019). Efektifitas
Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh
Pertanian Ahli Di Balai Besar Pelatihan
Pertanian Binuang Tahun 2018. Jurnal

34
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Strategi Pembelajaran Inkuiri Melalui Permainan Setatak

Suparman
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
70suparman@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan sebuah strategi pembelajaran inkuiri melalui
permainan setatak. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan (library research)
dengan menggunakan berbagai literatur yang berkaitan dengan variabel penelitian. Data dikumpulkan
melalui buku bacaan yang ada dan didukung dengan dokumentasi, wawancara dan pengamatan
terhadap suatu kejadian atau fenomena penelitian. Setelah data terkumpul dianalisis dengan display,
reduksi dan konklusi. Permainan setatak dapat dijadikan seabagai sebuah strategi pembelajaran inkuiri
yang sangat menarik yang berbasisikan kearifan lokal (local wisdom).

Kata Kunci: Strategi, Inkuiri, Setatak

Abstract
This study aims to formulate an inquiry learning strategy through setatak games. This study
uses a library research approach using a variety of literature related to research variables. Data were
collected through existing reading books and supported by documentation, interviews and
observations of an event or research phenomenon. After the data collected were analyzed by display,
reduction and conclusion. Strict games can be used as a very interesting inquiry learning strategy
based on local wisdom.

Keyword : Strategy, Inquiry, Setatak

PENDAHULUAN komponen tahapan penutup. Agar widyaiswara


Para ahli secara garis besar berhasil dalam melaksanakan setiap tahapan
membagi/mengelompokkan komponen strategi strategi pembelajaran maka widyaiswara
pembelajaraan terdiri dari komponen urutan/ diharapkan dapat memperhatikan dan
tahapan pembelajaran, komponen metode melaksanakan hal-hal yang harus dilaksanakan
pembelajaran, komponen media yang pada tahapan tersebut, sehingga kegiatan
digunakan, komponen waktu tatap muka dan pembelajaran dapat berhasil sebagaimana yang
komponen pengelolaan kelas. Komponen diharapkan.
strategi pembelajaran yang pertama yaitu Untuk mencapai kompetensi tersebut,
komponen urutan/tahapan pembelajaran, terdiri sorang widyaiswara diharapkan memiliki
dari sub komponen tahapan pendahuluan, sub berbagai model pembelajaran orang dewasa
komponen tahapan penyajian dan sub yang dapat disesuaikan dengan komponen-

35
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

komponen strategi pembelajaran. Berdasarkan keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan


hasil penelitian terdahulu bahwa aktifitas siswa gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah
dalam pembelajaran dengan menerapkan model aktivitas dalam kurun waktu tertentu.Sterategi
pembelajaan inkuiri di kelas eksperimen jauh pembelajaran merupakan rencana tindakan
lebih baik. Perbandingan menunjukkan bahwa (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
persentase rata-rata setiap petemuan dalam metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/
kegiatan belajar mengajar dalam model kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun
pembelajaran inkuiri lebih baik dibanding untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah
model pembelajaran konvensional dari semua keputusan penyusunan strategi
(Buditjahjanto, 2013). Demikian juga menurut adalah pencapaian tujuan.
Kristianingsih (2010), bahwa model Dalam dunia pendidikan, strategi
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan diartikan sebagai perencanaan yang berisi
prestasi belajar. tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
Model pembelajaran inkuiri juga dapat mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya,
meningkatkan kemampuan perserta diklat. 2007). Sementara itu, Kemp (Sanjaya, 2008)
Bahwa pembelajaran menggunakan model mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
inkuiri dan metode eksperimen dapat adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
meningkatkan baik kemampuan kognitif peserta dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
didik. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
pembelajaran yang dilakukan membuat siswa efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
lebih mudah untuk mengerti mengenai konsep pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
yang dipelajari dan keterampilan siswa pun menyebutkan bahwa dalam strategi
dapat mengembangkan kemampuannya untuk pembelajaran terkandung makna perencanaan.
melakukan percobaan karena belajaran Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih
menggunakan model inkuiri dengan metode bersifat konseptual tentang keputusan-
eksperimen membuat pelajaran menarik bagi keputusan yang akan diambil dalam suatu
peserta (Anam, 2015). pelaksanaan pembelajaran.
Banyak penelitian yang mengkaji model Dari pengertian di atas dapat
pembelajaran inkuiri sebagai suatu model disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
pembelajaran yang dapat mengembangkan merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian
kreativitas peserta (Tjahjanti, 2013). kegiatan) yang termasuk juga penggunaan
Khanafiyah (2010), fokus pada pengaruh model metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/
pembelajarn inkuiri terhadap prestasi belajar kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa
(Anam, 2015). di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai
Kata "strategi" adalah turunan dari kata pada proses penyusunan rencana kerja belum
dalam bahasa Yunani, stratēgos. Adapun sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk
stratēgos dapat diterjemahkan sebagai mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa
'komandan militer' pada zaman demokrasi arah dari semua keputusan penyusunan strategi
Athena. Strategi adalah pendekatan secara adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan

36
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan peserta diklat untuk terampil berfikir (minds-on


berbagai faslitas dan sumber belajar semuanya activities), karena mereka mengalami
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. keterlibatan secara mental dan terampil secara
Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu fisik (hands-on activities) seperti terampil
tujuan yang jelas yang dapat diukur merangkai alat percobaan dan sebagainya.
keberhasilannya. Pelatihan dan pembiasaan peserta didik untuk
Dari batasan di atas, dapat digambarkan terampil berfikir dan terampil secara fisik
bahwa ada empat pokok masalah yang sangat tersebut merupakan syarat mutlak untuk
penting yang dapat dan harus dijadikan sebagai mencapai tujuan pembelajaran yang lebih besar
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar yaitu tercapainya keterampilan proses ilmiah,
mengajar agar dapat berhasil sesuai dengan sekaligus sikap ilmiah disamping penguasaan
yang diharapkan. konsep, prinsip, hukum, dan teori.
Menurut Chauhan yang dikutip oleh Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
Abdul Aziz Wahab (2009) mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
model adalah suatu perencanaan pengajaran proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
yang menggambaarkan proses belajar mengajar mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
untuk mencapai tujuan perubahan perilaku suatu masalah yang dipertanyakan.
peserta didik. Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Pembelajaran inkuiri di bangun dengan asumsi
Inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan bahwa sejak lahir manusia memiliki dorongan
atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
suatu rangkaian kegiatan belajar yang Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di
melibatkan secara maksimal seluruh sekelilingnya tersebut merupakan kodrat sejak
kemampuan siswa untuk mencari dan ia lahir ke dunia, melalui indra penglihatan,
menyelidiki secara sistem atis, kritis, logis, indra pendengaran, dan indra-indra yang
analitis, sehingga siswa dapat merumuskan lainnya. Keingintahuan manusia terus menerus
sendiri penemuannya dengan penuh percaya berkembang hingga dewasa dengan
diri. menggunakan otak dan pikirannya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, Pengetahuan yang dimilikinya akan menjadi
dapat di simpulkan bahwa pendekatan inkuiri bermakna manakala didasari oleh
sebagai suatu model pembelajaran yang terpusat keingintahuan tersebut (Sanjaya, 2006).
pada peserta diklat, yang mana peserta diklat Untuk melaksanakan inkuiri secara
didorong untuk terlibat langsung dalam maksimal hal-hal yang perlu diperhatikan
melakukan inkuiri, yaitu bertanya, merumuskan adalah, Pertama, Aspek sosial di dalam kelas
permasalahan, melakukan eksperimen, dan suasana terbuka yang mengundang siswa
mengumpulkan dan menganalisis data, menarik berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana
kesimpulan, berdiskusi dan berkomunikasi. bebas (permisif) di kelas, siswa tidak merasakan
Dengan demikian, peserta diklat menjadi lebih adanya tekanan/ hambatan untuk
aktif dan fasilitator hanya berusaha mengemukakan pendapatnya. Kedua, Inkuiri
membimbing, melatih dan membiasakan berfokus hipotesis. Siswa perlu menyadari

37
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

bahwa pada dasarnya semua pengetahuan metode yang sederhana, misalnya berdasarkan
bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang gerak tubuh seperti lari dan lompat, atau
bersifat mutlak, kebenaran selalu bersifat berdasarkan kegiatan sosial sederhana seperti
sementara. Apabila pengetahuan dipandang kejar-kejaran, sembunyi-sembunyian, dan
sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkelahi-kelahian, atau berdasarkan
berkisar sekitar pengujian hipotesis dengan matematika dasar dan kecekatan tangan seperti
pengajuan berbagai informasi yang relevan. menghitung dan melemparkan batu sembunyi
Inkuiri bersifat open ended jika ada berbagai tangan. Semua diekspresikan melalui gerakan
kesimpulan yang berbeda dari peserta masing- fisik, nyayian, dialog, tebak-tebakan, adu
masing dengan argumen yang benar. Ketiga, kecermatan dalam penghitungan, ketepatan
Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam menjawab pertanyaan, belajar komunikasi dan
kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas sebagainya.
tentang fakta sebagaimana dituntut dalam Pada beberapa jenis tertentu, permainan
pengujian hipotesis pada umumnya (Trianto, rakyat dapat digolongkan sebagai permainan
2007). sakral yang menggunakan kekuatan magis.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, Permainan biasanya dimainkan untuk mengisi
seorang widyaiswara diharapkan memiliki waktu senggang yang bisa dilihat berdasarkan
berbagai model pembelajaran orang dewasa harian, mingguan, dan musiman. Permainan
yang dapat disesuaikan dengan kompenen- harian dilaksanakan hampir setiap hari dan
komponen strategi pembelajaran yang memiliki biasanya permainan-permainan ringan yang
metode dan teknik yang bervariasi. tidak membutuhkan peralatan khusus.
Widyaiswara sebagai fasilitator harus mampu Mingguan dilaksanakan pada hari-hari pekan
untuk menerapkan dan mengembangkan (pasar), karena pada hari ini teman sebaya
kreativitas dan inovasi untuk menemukan banyak berkumpul. Sedangkan musiman
berbagai metode dan teknik pembelajaran yang dilaksanakan mengikuti musim-musim tertentu
sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam misalnya musim menugal, menuai, musim
kaitan dengan pengembangan dan inovasi hujan, dan lain-lain.
teknik pembelajaran dapat dilakukan dengan Berdasarkan sifat permainan, maka
berbegai pendekatan dan sumber. Satu diantara permainan rakyat dapat dibagi menjadi dua
sumber teknik pembelajaran dapat berupa golongan besar, yaitu permainan untuk bermain
permainan rakyat yang syarat dengan (play) dan permainan untuk bertanding (game).
pembentukan nilai-nilai karakter. Perbedaan dari keduanya, bahwa yang pertama
Permainan rakyat merupakan bagian lebih bersifat mengisi waktu senggang atau
dan tradisi lisan, pada hakikatnya sama dengan rekreasi atau yang kedua dilaksanakan dengan
permainan tradisional. Permainan rakyat adalah metode pertandingan. Di dalam pelaksanaannya
permainan yang dimainkan secara tradisional setiap pemain mendapatkan peran-peran
yang dimiliki oleh suatu komunal, yang tertentu yang diputuskan melalui suten. Dikenal
diwariskan dari generasi ke generasi secara beberapa suten sperti suten daun, suten gunting,
lisan. Permainan rakyat dimainkan dengan suten gajah dan lain sebagainya. Suten

38
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

dilakukan oleh dua orang pemain menggunakan kepustakaan dan didukung dengan data
jari tangan sebagai media permainan. Dalam sekunder melalui dokumentasi, wawancara, dan
melakukan ini, tangan atau jari-jari pengamatan. Setelah data dikumpulkan, data
diumpamakan sebagai daun, tangan terganggam dianalisis menggunakan teknik display, reduksi,
sebagai batu, dan telunjuk sebagai duri atau lidi. dan diakhiri dengan konklusi.
Kedua orang pemain itu mengeluarkan
tangannya secara serempak dengan memilih HASIL DAN PEMBAHASAN
salah satu dari tiga perumpamaan jari tangan Permainan rakyat mungkin sudah lama
yang telah disepakati. Sutem bukanlah inti redup karena anak-anak beralih pada permainan
permainan tetapi awal permainan untuk elektronik yang lebih canggih. Namun perlu
menentukan peran-peran yang harus dilakukan disadari, bahwa permainan modern saat ini
oleh setiap pemain. Cara ini dirasakan adil. mengakibatkan dampak negatif yang cukup
Siapapun tidak akan menolak kalau berpengaruh bagi anak-anak. Seperti, dengan
mendapatkan peran yang lebih berat, karena adanya perkembangan teknologi dari waktu ke
permainan tidak tergantung pada besar kecilnya waktu yang menyebabkan pembaharuan terus-
tubuh, bentuk perawakan, air muka, maupun menerus pada permainan, menyebabkan
sifat-sifat dan watak pribadi, tetapi tergantung kecenderungan anak-anak menuntut edisi
dalam menang kalahnya suten. Setelah masing- terbaru dari permainan yang dimiliki. Di
masing pemain mempunyai peran, samping itu, hal ini juga menunjukkan bahwa
permainanpun dimulai. Hampir seluruh permainan modern saat ini tidak dapat
permainan rakyat juga memiliki penerapan menanamkan kesan positif yang baik sehingga
nilai-nilai kepemimpinan. Mempersiapkan dapat diingat sepanjang masa.
seseorang menjadi pemimpin yang dapat Setatak adalah permainan tradisional
dihandalkan. anak-anak yang masih berkembang di Provinsi
Namun pada kenyataannya, permainan Riau dan sekitarnya. Setatak dimainkan anak-
rakyat belum digunakan secara maksimal dalam anak untuk menghibur diri mengisi waktu luang.
menenentukan strategi pemberlajaran, Permainan ini dimainkan tidak ada kaitannya
khususnya pada sistem kediklatan. Untuk itu dengan adat istiadat setempat dan tidak ada
penulis tertarik untuk melakukan penelitian kaitannya dengan suatu kepercayaan agama.
dengan rumusan masalah bagaimana strategi Setatak ini hanya sebagai hiburan dan penyalur
pembelajaran melalui permainan setatak ? kreativitas anak-anak.
Mengenai latar belakang sosial budaya
METODE permainan ini, dalam pelaksanaannya dapat
Penelitian ini dilakukan dengan dimainkan oleh siapa saja, dengan tidak
pendekatan Studi Kepustakaan (Library membeda-bedakan kelas atau kelompok
Research). Dimana kajian dilakukan dengan masyarakat. Anak-anak orang kaya, anak-anak
menggunakan analisis melalui berbagai literatur orang miskin, ataupun anak-anak keturunan
yang terkait dengan variabel penelitian. Data bangsawan, anak orang kebanyakan menjadi
dan informasi dikumpulkan melalui studi satu dalam kelompok bermain. Di dalam

39
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

permainan, masing-masing berusaha lebih b. Melewati lapangan dari 1-9 disebut naik
kreatif, lebih cekatan, dan lebih mahir dari dan nomor 9-1 disebut turun.
teman-teman bermainnya. Namun demikian, c. Petak yang terdapat ucak di dalamnya
semua pelaku permainan tersebut tampak patuh baik punya sendiri maupun punya lawan
pada peraturan permainan yang sudah tidak boleh diinjak. Petak itu harus
ditentukan sebelumnya. dilompati atau dilewati saja.
Menurut keterangan yang diperolah, d. Sehabis satu ronde putaran permainan,
permainan tersebut bernama "DORI" bukan pemain mengambil bintang, petak yang
"STATAK" seperti sekarang, tetap bentuk atau sudah dibubuh bintang, boleh diinjak
peraturan permainannya sama saja. dua kaki oleh pemiliknya dan tidak
Diperkirakan, permainan setatak mulai tumbuh boleh disentuh lagi oleh pihak pemain
dan berkembang di daerah in sekitar 1930-an. lainnya.
Permainan ini menjadi sangat berkembang 2. Ucak
sekitar tahun 1950-an. Biasanya pesertanya a. Ucak dipegang denngan jari kelingking
terdiri dari 2-6 orang yang berusia 6-12 tahun. dan jari tengah, ditopang oleh telunjuk,
Permainan ini dimankan oleh laki laki dan kemudian dihimpit dengan jari induk.
perempuan. Tetapi pencampuran anak-anak Supaya jalan ucak terarah, ia dilemapar
yang sudah agak remaja segan memainkannya, dengan putaran keluar mengikuti arah
karena dipandang tak pantas lagi meloncat di jarum jam.
muka umum. Karena itulah permainan setatak b. Sebelum memulai bermain ucak
tidak pernah dimainkan oleh para remaja dari diletakkan pada petak 1. Petak yang
dulu sampai sekarang. berisi ucak lawan, boleh kita tikam juga.
Hal yang diperlukan dalam melakukan c. Waktu mengambil bintang, ucak
hal ini, yaitu lapangan tempat bermain, sebelum dilempar ke belakang menuju petak
permainan dimulai anak-anak biasanya bintang yakni 6,7,8,9,5,4,2,1, dan
bersama-sama menggaris tanah untuk membuat tempat bintang.
lapangan permainannya. Kemudian ucak Urutan Permainan
(gacuk), digunakan sebagai penikam setatak, 1. Ucak tikam pada petak 1, loncat sebelah kaki.
alat ni biasanya dibuat sendiri oleh anak-anak a. Naik
dengan mengasah dan membulatkan pecahan Petak satu yang berisi ucak dilangkah,
piring atau pecahan tempayan. Dibuat loncat kepetak 2, turun 2 kaki pada petak
sedemikian rupa sehingga kelihatan cantik dan 3 dan 4, loncat ke petak 5, ke petak 6,
tidak membahayakan penggunanya. Ucak ke petak 7, ke petak 8, dan turun 2 kaki
dibuat kira-kira sebesar 22/7x6 cm. pada petak 9.
Cara Pemakaiannya b. Turun
1. Lapangan Dari petak 9 loncat sebelah kaki ke petak
a. Melewati lapangan permainan setatak 5, turun dua kaki pada petak 3 dan 4,
dengan melompat hanya menggunakan loncat ke petak 2, dan dari sini
satu kaki dan tangan tidak boleh mengambil ucak di petak 1. Kemudian
menyentuh garis setatak. petak 1 dilangkahi dan turun.

40
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

2. Ucak tikam pada petak 2, loncat sebelah kaki. ditelentangkan, pas pada siku. Ajukan
a. Naik tangan ke muka ke samping lalu loncat
Jika pada petak satu masih ada ucak sebelah kaki.
lawan, maka langkahi petak 1 dan 2. a. Naik
Turun dua kaki pada petak 3 dan 4, Langkai petak yang tidak ada ucak
lompat ke petak 8 dan turun dua kaki sampai petak yang paling atas
pada petak 9. b. Turun
b. Turun Dari petak paling atas lompat sampai ke
Dari petak 9 lompat ke petak 5 dan turun petak paling bawah lalu melompat
ke petak 3 dan 4. Dari sini ambil ucak di keluar dan turun. Setelah turun, turunkan
petak 2 dan jika ada ucak lawan pada ucak pada tangan dan sambut dengan
petak 1, langsung lompat melangkahi telapak tangan itu juga. Jangan sampai
petak 1 dan 2 lalu turun. jatuh.
3. Begitu seterusnya sampai ucak kita 6. Kepala
menempati petak paling atas, yaitu petak 9. Letakkan ucak di kepala, berjalan biasa
Nantinya ketika ada ucak pada suatu petak melewati lapangan.
jangan di pijak. Setelah itu lanjut ke tahap a. Naik
berikutnya. Berjalan dari petak terbawah yang
4. Putih tidak ada ucak sampai ke petak teratas.
Ucak diletakkan di telapak tangan, sorong b. Turun
tangan agak ke depan pas arah pinggang Dari petak paling atas jalan ke petak
ataupun dada dan loncat sebelah kaki. paling bawah dan keluar. Setelah keluar
a. Naik jatuhkan ucak dari kepala dan sambut
Langkahi petak yang tidak ada ucak dengan tangan.
sampai petak yang paling atas lalu di 7. Genggong
petak paling atas, ucak di telapak tangan Ucak diletakkan pada punggung kaki kanan
dilambungkan tingkop dengan dan melompat dengan kaki kiri.
belakang telapak tangan (punggung a. Naik
tangan). Lompat dari petak paling bawah ke
b. Turun petak paling atas yang tidak ada ucaknya
Dari petak paling atas, sambil dengan kaki kanan tetap tergantung dan
menggenggam ucak lompat sampai ke tidak boleh menyentuh lapangan.
petak paling bawah lalu lompat keluar b. Turun
dan turun. Kemudian tingkop ucak 5 kali Dari petak paling atas lompat sampai ke
dengan melambungkan ucak di petak paling bawak melewati petak-
belakang telapak tangan dan ditangkap petak yang tidak ada ucaknya.
dengan telapak tangan. Kemudian lompat keluar, lalu ucak yang
5. Tangan di punggung kaki dilambung dan
Ucak diletakkan pada lengan yang ditangkap dengan tangan kanan.

41
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

\8. Raun 10. Ambil Bintang


Ucak diletakkan pada telapak tangan, Bintang merupakan biji kemenangan dari
dengan kaki kanan seperti genggong tak pemain setatak. Kegunaan bintang bagi
boleh menyentuh tanah, lompat dengan kaki pemain sebagai tempat berhenti, bisa dipijak
sebelah kiri. dengan dua kaki, dan tidak boleh dipijak
a. Naik oleh lawan.
Lompat dari petak palng bawah sampai Aturan Permainan
ke petak paling atas umpamanya petak 9 1. Tukar membawa pada lawan berikutnya:
yang tidak ada ucaknya. Dari petak a. Bila seseorang pembawa terdahulu mati.
paling atas, ucak tikam pada petak b. Bila pembawa terdahulu gagal
bintang sampai masuk. Mata mendapat bintang.
dipejamkan, cari petak 6 dengan diraba c. B i l a p e m b a w a t e r d a h u l u t e l a h
menggunakan kaki kiri, cari petak 7 raba memperoleh bintang.
ke belakang, cari petak 8 diraba dengan 2. Pemain dianggap gagal:
kaki kanan. Ketika mencari itu terus a. Bila dalam melompat menyentuh garis.
bertanya, "pijak?" jika dijawab oleh b. Bila dalam pelaksanaan tingkop,
lawan "tidak", berarti terus. Jika dijawab langkap, dan genggong ucak terjatuh.
"pijak", berarti mati. Ketika dijawab c. Bila tak dapat menangkap ucak ketika
tidak, maka ketika itu dua kaki berhenti dilambung.
pada petak paling atas umpamanya petak 3. Meneruskan permainan selanjutnya:

9, dan berkata "NIS". a. Mulai dari nomor kegagalan pemain

b. Turun waktu ia mati.


b. Jika ia mulai setelah dapat bintang waktu
Setelah berkata NIS tadi, dengan mata
ia membawa sebelumnya, mulai lagi
terpicing berjalan menjajab-jajab
dari awal hingga mengambil bntang lagi.
sampai ke petak paling bawah yang tidak
c. Bila gagal pada pengembalian bintang,
ada ucaknya sambil bertanya ketika
untuk meneruskan permainan kelak
memijak setiap petak "pijak atau tidak",
hanya pada saat mengambil bintang saja.
dan jika dijawab tidak maka jalan terus
4. Ucak diletakkan terus pada petak 1 jika
lalu keluar dari lapangan. Jika dijawab
seseorang belum pernah membwa sama
pijak oleh lawan maka berarti mati.
sekali dan letakkan pada petak dimana
9. Meraba-raba Ucak di Petak Bintang
peman gagal untuk diteruskan nantinya.
Dengan mata terpejam membelakangi petak
5. Setiap petak yang masih terdapat ucak baik
bintang, sampai duduk mencangkung tangan
milik sendiri maupun milik lawan, tidak
meraba untuk mengambil ucak pada petak
boleh dipijak.
bintang. Setelah dapat, ucak dilambung dan
6. Menentukan kalah menang, ialah setelah
disambut dengan belakang telapak tangan.
selesa bertanding dengan membandingkan
Dan sambil membelakangi arena permainan
banyak bintang yang diperoleh.
mengambil ancang-ancang untuk menkam
Permainan tradsional setatak ini masih
bintang.
bisa kita jumpai meskipun banyak anak-anak

42
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

sekarang menggunakan gadget tetapi masih permainan game online zaman sekarang yang
dimainkan, dibandingkan dengan permainan sangat minim akan nilai yang terkandung dan
tradisional lainnya yang sudah jarang dijumpai. tidak bisa mengajarkan nilai kehidupan yakni
Ketika zaman Belanda, permainan ini kesadaran akan diri sendiri, alam, dan sang
dimainkan dengan anak-anak dan diawasi oleh pencipta. Maka dari itu kita harus melestarikan
guru kelasnya. Sekarang permainan ini sering permainan-permainan tradisional dan jangan
dimainkan di sore hari dan ketika di sekolah melarang anak-anak untuk memainkannya.
tanpa perlu diawasi oleh guru kelas. Sebuah permainan disamping memiliki
Faktor yang disenangi anak-anak hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, namun
sekarang masih bisa kita jumpai anak-anak juga memiliki makna strategi dan teknik dalam
bermain statak karena kesederhanaan alat, menanamkan nilai-nilai dan pengetahuan
tempat bermain, dan jumlah teman bermainnya kepada masyarakat. Sebagaimana disampaikan
yang minimal dimainkan oleh dua orang, dan para ahli bahwa proses pembelajaran bukan
bisa dmainkan kapan saja diinginkan. faktor hanya ditentukan oleh jenis materi yang yang
gerak, kelincahan, dan keterampilannya pun akan disampaikan namun juga sangat ditentukan
menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. oleh bentuk metode dan teknik yang digunakan
Pada umumnya orang tua zaman dahulu agar seluruh materi yang disampaikan dapat
tidak begitu memperhatikan pertumbuhan dan disreap oleh peserta dengan baik sesuai dengan
perkembangan permainan ini. Mereka hanya tujuan suatu unit pembelajaran. Seorang
merasa senang dan puas melihat anak-anak fasilitator dalam hal ini adalah widyaiswara
mereka bisa bermain dengan temannya, asalkan harus mampu menggunakan berbagai metode
mereka tidak berkelahi dan berbahaya. Tetapi dan teknik dalam proses pembelajaran
sekarang menurut pandangan orang tua, sebagaimana pada pendekatan pembelajaran
permainan itu dianggap bermanfaat dan banyak Andragogi (pendekatan pembelajaran orang
nilai-nilai yang bisa dipetik dari permainan dewasa). Profesionalitas widyaiswara dalam
tersebut, yaitu nilai kebersamaan dalam memilih dan menentukan teknik dalam proses
bersosialisasi, melatih keterampilan, sportifitas, pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
dan kesabaran dalam menunggu giliran serta akan disampaikan sangat dibutuhkan. Untuk
secara fisik menguatkan otot kaki dan mencapai tujuan tersebut diperlukan
berolahraga. kemampuan seoarng widyaiswara untuk lebih
Setiap permainan rakyat mengandung keratif dan inovatif dalam merancang teknik
nilai-nilai yang baik misalnya pada permainan pembelajaran dalam era 4.0 ini. Sehingga
setatak ini, banyak nilai yang diajarkan seperti pembelajaran dapat dicapai dengan sangat
nilai kebersamaan dalam bersosialisasi, melatih menyenangkan (happy leader).
keterampilan, sportifitas, dan kesabaran dalam Dalam merancang inovasi dalam
menunggu giliran serta secara fisik menguatkan pembelajaran baik berupa metode, teknik, dan
otot kaki dan berolahraga. Pengalaman dan nilai pendekatan lainnya dapat bersumber dari
dari permainan rakyat akan dirasakan dan berbagai pengalaman dan permainan rakyat
dibawa seumur hidup. Berbeda dengan yang dapat ditinjau secara ilmiah. Permainan

43
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

rakyat yang sarat dengan nilai-nilai dan secara eksternal berupa peluang dan
merupakan suatu aktivitas dalam menanamkan ancaman dari luar, yang dimiliki organisasi
nilai dan pengetahuan sebagai sebuah kearifna serta kelemahan dan ancaman.
lokal yang sudah berabad-abad dapat dijadikan 3. Menganalisis strategi yang tepat dengan
sebagai sumber dalam penyusunan teknik menggunakan pendekatan SWOT.
pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada Setelah menentukan faktor kunci,
pelatihan yang bersifat klasikal dalam selanjutnya melompat ke petak 3, yaitu
kompetensi ASN. menganalisis strategi. Analisis SWOT
Salah satu permainan yang hampir setiap adalah suatu bentuk analisis di dalam suatu
orang dapat mengetahuinya adalah permainan organisasi yang secara sistematis dapat
“Setatak” yang mungkin pada berbagai daerah membantu organisasi dalam penyusunan
memiliki sebutan yang berbeda. Permainan suatu rencana kerja yang matang untuk
setatak ini dapat dijadikan sebagai media dan mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka
metode dalam proses pembelajaran yang pendek maupun tujuan jangka panjang.
bersifat atau bertujuan membentuk kompetensi Analisis ini dapat menggambarkan bentuk
menganalisis berbagai isu dalam menghasilkan analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat
sebuah ide atau solusi dalam mengatasi berbagai deskriptif dengan memberi gambaran ideal
permasalahan yang dihadapi. Permainan setatak yang ingin dicapai. Analisa ini
ini dikemas dengan sebutan nama “Setatak menempatkan situasi dan juga kondisi
Method” dengan 9 langkah sebagai berikut : organisasi sebagai faktor masukan, lalu
1. Mengidentifikasi isu yang ada baik isu pada kemudian dikelompokkan menurut
tingkat global, regional, nasional maupun kontribusinya masingmasing. Satu hal yang
instansional. perlu diingat oleh para pengguna analisa ini,
Pada langkah ke petak 1, dilakukan bahwa analisa SWOT ini semata-mata
identifikasi isu lingkungan strategis. Dalam sebagai suatu analisa yang ditujukan untuk
pencapaian visi dan misi serta tujuan menggambarkan situasi yang sedang
organisasi diperlukan identifikasi berbagai dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
isu lingkungan strategis. Identifikasi ruang yang mampu memberikan jalan keluar yang
lingkup lingkungan strategis (Lingstra) bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
dimulai dari pemahaman potret Lingstra Berdasarkan data kekuatan, kelemahan,
tingkat global; Lingstra tingkat Regional kesempatan dan ancaman yang ada. Anda
Asia Pasifik; dan Lingstra tingkat nasional dapat melakukan pendekatan strategi
baik terkait dengan kondisi lingkungan sebagai berikut :
maupun tantangan yang mungkin terjadi. a. Strengths – Opportunities : Menggunaan
2. Menentukan faktor kunci keberhasilan pada kekuatan-kekuatan yang ada untuk
setiap faktor yang mempengaruhi menciptakan kesempatan-kesempatan.
pencapaian tujuan. b. Strengths – Threats : Menggunakan
Berdasarkan identifikasi isu lingkup kekuatan-kekuatan untuk menghindari
lingkungan strategis, selanjutnya melompat dan mengeliminir ancaman-ancaman
ke petak 2, yaitu menentukan faktor kunci yang ada.

44
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

e. We a k n e s s e s – O p p o r t u n i t i e s : masalah. Permasalahan dapat terjadi pada


Menghilangkan kelemahan-kelemahan berbagai faktor, seperti; kebijakan, sumber
yang ada untuk menciptakan daya manusia, sarana prasarana, sumber
kesempatan-kesempatan. anggaran, program kegiatan, dan sebagai-
d. Weaknesses – Threats : Menghilangkan nya. Sehingga kita dapat menentukan solusi
kelemahan-kelemahan agar penyelesaiannya dengan baik.
menghindari ancaman-ancaman. 6. Menentukan prioritas masalah yang akan
4. Menentukan prioritas strategi yang akan atasi dalam melakdsanakan strategi.
digunakan dalam mencapai tujuan. Dari berbagai permasalahan tersebut, maka
Berdasarkan hasil analisis menggunakan dilanjutkan dengan langkah melompat ke
pendekatan SWOT maka melompat ke petak petak 6 yaitu; menentukan prioritas
4, dengan penentuan prioritas strategi dan masalahan yang menjadi fokus perhatian.
program dengan berbagai teknik analisis. Hal ini dilakukan mengiungat ketrbatasan
Salah satunya dapat dipakai adalah Cost sumber daya yang dimiliki, Sehingga kita
Benefits Analysis dan Cost Effectiveness dapat menenetukan prioritas masalah
Analysis mempunyai kesamaan dalam dengan menggunakan berbagai pendekatan
perbandingan biaya dan manfaat dalam atau pisau analisis. Satu diantaranya adalah
analisisnya. Hanya saja, jika cost benefits Analysis Urgency, Seriousness, Growth
analysis menghitung manfaat yang (USG). Urgency, Seriousness, Growth
diperoleh dalam bentuk uang. Sedangkan (USG) adalah salah satu alat untuk
dalam cost effectiveness analysis, manfaat menyusun urutan prioritas isu yang harus
tidak dihitung dalam bentuk uang. Bagi cost diselesaikan. Caranya dengan menentukan
effectiveness, hal yang paling penting dari tingkat urgensi, keseriusan, dan
manfaat adalah efektifitas dari kebijakan/ perkembangan isu dengan menentukan skala
proyek yang dijalankan. Atau dapat juga nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total
menggunakan metode tapisan Mc. Namara skor tertinggi merupakan isu prioritas.
dengan kriteria efektivitas, kemudahan dan Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency,
biaya. seriousness, dan growth dapat diuraikan
5. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi sebagai berikut:
dalam mengimplementasikan strategi yang a. Urgency
digunakan. Seberapa mendesak isu tersebut harus
Dalam mengimplementasikan strategi yang dibahas dikaitkan dengan waktu yang
prioritas berdasarkan kriteria dan tersedia serta seberapa keras tekanan
pendekatan yang telah ditentukan, maka waktu tersebut untuk memecahkan
langkah selanjutnya adalah melompat ke masalah yang menyebabkan isu tadi.
petak 5, dimana mengidentifikasi berbagai b. Seriousness
permasalahan yang dihadapi. Implementasi Seberapa serius isu tersebut perlu
strategi program prioritas tidak dapat dibahas dikaitkan dengan akibat yang
berjalan dengan baik tanpa mengidentifikasi timbul dengan penundaan pemecahan

45
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

masalah yang menimbulkan isu tersebut inovasi tersebut dilaksanakan oleh


atau akibat yang menimbulkan masalah- pmpinan lembaga pelatihan, staf, atau
masalah lain kalau masalah penyebab pegawai lembaga pelatihan, bahkan oleh
isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti widyaiswara atau tenaga pengajar.
bahwa dalam keadaan yang sama, suatu Inovasi-inovasi mereka yang telah
masalah yang dapat menimbulkan didokumentasikan bisa saja telah ditulis
masalah lain adalah lebih serius bila dan dibukukan. Buku ini dapat ditemui
dibandingkan dengan suatu masalah lain di berbagai toko buku, atau tersimpan
yang berdiri sendiri. dalam berbagai perpustakaan. Bahkan
c. Growth ada inovasi yang sudah diupload,
Seberapa besar kemungkinan- sehingga dapat dicari untuk diunduh.
kemungkinan isu tersebut menjadi Seorang widyaiswara dapat menemukan
berkembang dikaitkan kemungkinan ide atau gagasan berinovasi dengan
masalah penyebab isu akan makin menggunakan inovasi yang telah ada.
memburuk kalau dibiarkan. Teknik seperti ini disebut belanja
Metode USG merupakan salah satu cara i n o v a s i . Wi d y a i s w a r a d a p a t
menetapkan urutan prioritas masalah dengan ”membeli” inovasi yang menurutnya
metode teknik scoring. Proses untuk metode dapat menyelesaikan permasalahan
USG dilaksanakan dengan memperhatikan yang dihadapi oleh suatu lembaga
urgensi dari masalah, keseriusan masalah pelatihan.
yang dihadapi, serta kemungkinan berkem- b. Template Berpikir Kreatif
bangnya masalah tersebut semakin besar. Para pakar telah mengetahui cara kerja
7. Menemukan solusi penyelesian masalah otak manusia untuk menghasilkan ide-
sebagai sebuah iniovasi dalam mencapai ide kreatif. Hal ini disebut dengan teknik
tujuan. berpikir kreatif, yang kemudian menjadi
Selanjutnya melangkah ke petak 7, dimana template atau pola. beberapa teknik
peserta menyusun rangkaian solusi yang berpikir kreatif yang sering
diberikan sebagai sebuah inovasi dalam dipergunakan untuk menghasilkan ide-
penyelesian masalah yang dihadapi dalam ide kreatif antara lain; teknik inversi,
pencapaian tujuan organisasi. Inovasi dapat teknik integrasi, teknik ekstensi, teknik
dilakukan dengan berbagai teknik, antara adisi, teknik substraksi, teknik translasi
lain dapat berupa belanja inovasi, analisis dan teknik eksegerasi.
morfologi, dan template berpikir kreatif. c. Analisis Morfologi
a. Belanja Inovasi Template berpikir kreatif yang lain
Inovasi bukanlah sesuatu yang baru di adalah analisis morfologi. Template ini
atas bumi. Sudah banyak inovasi yang adalah cara praktis mendapat ide atau
telah dilakukan sebelumnya untuk gagasan baru dengan mencampur unsur-
meningkatkan kualitas dan kuantitas unsur pelatihan secara acak, sehingga
penyelenggaraan pelatihan. Inovasi- menghasilkan ide yang baru.

46
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

8. Menyusun rencana aksi penyelesaian Pembuatan Inovasi, (c) Uji coba Inovasi, (d)
masalah Implementasi Inovasi, hingga (e)
Tahap berikut melompat ke petak 8, yaitu Monitoring dan Evaluasi Inovasi. Kegiatan
menyusun rencana aksi, sebagai wujud dari yang masuk pada tahap Perancangan berisi
implementasi inovasi. Dalam Panduan berbagai kegiatan/aktivitas administratif
Inovasi Laboratorium Administrasi Negara, dan perencanaan awal sebelum inovasi
penciptaan pertama suatu inovasi disebut tersebut dibuat. Selanjutnya, kegiatan yang
tahap design ini juga bersifat teknis, yaitu masuk tahap Pembuatan Inovasi berisikan
bagaimana menuangkan ide inovasi ke kegiatan/aktivitas guna membentuk produk,
dalam suatu rancangan rencana aksi yang sistem, atau mekanisme kerja inovasi.
detail. Oleh karena itu, desain inovasi sangat Kemudian pada tahap Uji coba dipaparkan
penting karena akan mendetailkan langkah- segala kegiatan/aktivitas terkait
langkah mewujudkan ide inovasi yang sudah pengujicobaan inovasi terbatas pada
diperoleh. beberapa lokus atau daerah terpilih. Tahap
Penyusunan sebuah rencana aksi diperlukan Implementasi berisikan kegiatan/aktivitas
dalam merencanakan inovasi yang yang dalam mengimplementasikan produk
ingin diimplementasikan. Rencana aksi inovasi pada seluruh area atau masyarakat
inovasi mengandung beberapa unsur yang penerima layanan. Sedangkan pada tahap
kami rangkum dalam akronim ASKABB monitoring dan evaluasi berisikan
(Apa, Siapa, Kapan, Apa, Bagaimana, dan kegiatan/aktivitas yang berfungsi
Berapa) sebagai berikut: memonitoring dan mengevaluasi
a. Apa saja langkah/kegiatan yang harus pelaksanaan inovasi.
dilakukan untuk mewujudkan kondisi 9. M e n g i d e n t i f i k a s i h a m b a t a n d a l a m
yang diharapkan; melaksanakan rencana aksi yang telah
b. Siapa dan/atau dengan siapa langkah/ disusun.
kegiatan tersebut dilaksanakan; Pada tahap akhir, yaitu lompat ke petak 9,
c. Kapan langkah/kegiatan tersebut dimana mengidentifikasi berbagai hambatan
dilaksanakan; atau kendala dalam mengimplementasikan
d. Apa produk atau output pada setiap inovasi. Kita harus menyadari akan
langkah/kegiatan tersebut; menghadapi kendala dalam implemen-
e. Bagaimana cara atau metode yang tasinya. Paling tidak terdapat tiga kendala
digunakan untuk menghasilkan output utama, yaitu kendala teknis dan kendala
suatu kegiatan; adaptif serta gabungan keduanya.
f. Berapa biaya yang diperlukan untuk Kerapkali kita mendengar kegagalan suatu
melaksanakan kegiatan/langkah inovasi. Kegagalan ini bukan mustahil
tersebut dan dari manakah sumbernya. terjadi pada inovasi sistem pembelajaran
Terdapat 5 tahap dalam pengelompokkan pelatihan. Padahal, ketika merancang
kegiatan/ aktivitas dalam pelaksanaan ide inovasi tersebut, kalkulasi keberhasilan
inovasi yakni (a) Perancangan Inovasi, (b) implementasi inovasi sudah dilaksanakan.

47
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Di atas kertas, implementasi inovasi proses DAFTAR KEPUSTAKAAN


pembelajaran sudah berhasil. Tapi pada saat Anam, R. S. 2015. Efektivitas dan Pengaruh
diimplementasikan, fakta berbicara lain. Model Pembelajaran Inkuiri Pada
Inovasi tersebut gagal. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Kendala teknis terjadi manakala suatu Mimbar Sekolah Dasar , 88.
inovasi membutuhkan dukungan teknis Arikunto.S. 1992. Prosedur Penelitian: Suatu
seperti pengetahuan, sarana prasarana, Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Rineka
termasuk anggaran. Pengetahuan tentang Ciptra, Jakarta.
pelatihan tentu sudah banyak dan telah Buditjahjanto, D. S. 2013. Pengaruh Metode
terkodifikasi dengan baik dalam bentuk Pembelajaran Inkuiri Terhadap Ketuntasan
buku, jurnal, makalah, bahkan melalui bahan Hasil Belajar Siswa di SMK 3 Buduran
ajar. Karena sudah terkodifikasi dengan Sidoarjo. Jurnal Pendkan Teknik Elektroid ,
baik, maka mudah dapat diakses dan 308.
dipergunakan untuk menjalankan inovasi. Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta :
Namun, inovasi adalah sesuatu yang baru. Rineka Cipta.
Karena kebaruannya, inovasi seringkali Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
mengalami kekurangan bahkan ketiadaan Jakarta PT Gramedia Widiasarana
pengetahuan. Belum banyak konsep dan Indonesia
teori yang membahas inovasi tersebut. Indonesia
Dalam konteks seperti ini, maka seorang Gulo, W. 2005, Strategi Belajar Mengajar,
inovator juga dituntut untuk 'menciptakan' Jakarta, Grasindo
pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, Hamdayama, J. 2016. Metodologi Pengajaran.
peran inovator juga dapat bertambah Jakarta: PT. Bumi Aksara.
menjadi seorang ilmuwan, yang melalui John Dewey, 1983, Logic The Theory of
inovasinya mereka mampu menciptakan Incuiry, New York, Henry Holt and
pengetahuannya sendiri. Company .
Joyce, B Weil dan Shower B. 2000. Models of
KESIMPULAN Teaching Fourth Edition Massa Chusettes:
Dalam melaksanakan strategi Allyn and Bacon Publising Company.
pembelajaran inkuiri dapat dilakukan melalui Kristanto, E. Y. 2015. Pengaruh Model
permaianan setatak dalam rangka menemukan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
inovasi sebagai solusi dari berbagai Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
permasalahan yang ada. Permainan setatak Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP. Malang:
untuk menemukan inovasi dengan Universitas Negeri Malang.
menggunakan 9 (Sembilan) langkah. Kristianingsih, D.D. 2010, Peningkatan Hasil
Belajar Melalui Model Pembelajaran
Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle,
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
Universitas Negeri Semarang.

48
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) kerjasama Sri Ratna Dewei, 2011. Penggunaan Permainan
dengan Dinas Kebudayaan Riau, Dinas Tradisional Yeye Dalam Pemahaman
Pendidikan Riau dan Bank Riau Kepri. Konsep Perkalian Untuk Siswa Sekolah
2018. Pendidikan Budaya Melayu Riau ( Dasar. Prosiding Konferensi Nasional
Buku Sumber Pegangan Guru). Pekanbaru. Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014,
Maridi. W.S. 2013. Penerapan Pembelajaran ITS, Surabaya.
Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Strategi Pembelajaran, www.ndhiroszt
Proses Sains Dasar Pada Pembelajaran .multiply. com , tanggal 22 Nopember 2017
Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Sucipto, Toto, dkk,. 2003. Kebudayaan
Surakrta. Jurnal Pendidikan Biologi Masyarakat Lampung di Kabupaten
Volume 5 Nomor 1. Lampung Timur. Bandung: Balai Kajian
Megasari. Embung. 2018. Profil La BerZO- Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.
Laman Bermain Zaman Old. Tangkas, I Made. 2012. Pengaruh Implementasi
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatrur Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 terhadap Kemampuan pemahaman konsep
Tahun 2014, tentang Jabatan Fungsional dan Keterampilan proses sains siswa kelas
Widyaiswara dan Angka Kreditnya. X S M A N 3 A m l a p u r a . P ro g r a m
Rahman, Elmust. 2008. Atlas Kebudayaan Pascasarjana Universitas Pendidikan
Melayu Riau Tahap II. Riau: P2KK Ganesha.
Universitas Riau. Trianto. 2007. Mengembangkan Model
S.Khanafiyah, D. K. 2010. Peningkatan Hasil Pembelajaran Tematik. Surabaya: Prestasi
Belajar Melalui Model Pembelajaran Pustaka.
Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Ulfa Indra Yuni, 2015. Permainan Statak, Warta
Pada Pokok Bahasan Alat-Alat Optik di Sejarah, Jumat, 29 Mei 2015
SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia , Undang Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
13. Aparatur Sipil Negara
Sanjaya, Wina. 2006, Strategi Pembelajaran Wahab, Abdul Aziz. 2007. Metode dan Model-
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Jakarta : Kencana. (IPS). Bandung : Alfabeta.
Sanjaya,Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Wena, M. 2016. Strategi Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kontenporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Jakarta: Kencana Prenada Media. Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Senjaya, Wina . 2008. Strategi Pembelajaran;
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setiawan, D. 2013. Pengaruh Metode
Pembelajaran Inkuiri Terhadap Ketuntasan
Hasil Belajar. Universitas Surabaya: Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro.

49
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Rekonseptualisasi Pendidikan Hukum dalam Sistem Pendidikan Nasional

Oleh
Ahmad Iffan1
Mustafid2

Abstrak
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional merupakan payung hukum dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang perubahannya mengikuti kebijakan pemerintah,
begitupun pendidikan hukum yang berada di Indonesia telah mengalami perubahan pada beberapa
periode. Pada penelitian ini akan mengkaji terkait hal-hal apa saja yang menjadikan konsep pendidikan
hukum belum sesuai dengan ekspektasi masyarakat dan rekonseptualisasi apa saja yang harus
diterapkan pada sistem pendidikan nasional agar pendidikan hukum mengalami perubahan kualitas
yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dan sumber data yang
digunakan adalah data sekunder sedangkan teknik penelitian pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik penelitian kepustakaan (library research). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan rekonseptualisasi pendidikan hukum di Indonesia.

Kata Kunci : Pendidikan Hukum, Rekonseptualisasi, Sistem Pendidikan Nasional

Abstract
The Law on the national education system is the legal umbrella for the implementation of
education in Indonesia, whose changes follow government policies, as well as legal education in
Indonesia that has undergone changes in several periods. This research will examine related things that
make the concept of legal education not in accordance with public expectations and what
reconceptualization should be applied to the national education system so that legal education
experiences changes in good quality. The research method used is normative juridical research and the
data source used is secondary data, while the data collection research technique used is library
research techniques. The purpose of this study is to provide a reconceptualization of legal education in
Indonesia.

Keywords: Legal Education, Reconceptualization, National Education System

1
Dosen Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang, email: alisthick@gmail.com
2
Dosen Tetap Program Studi Ekonomi Syariah, STAI Al-Azhar Pekanbaru, email: fidmusta22@gmail.com

50
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

1. PENDAHULUAN penyelenggaraan dan pengendalian mutu


Sistem pendidikan di Indonesia selalu layanan penddikan3.
mengalami perubahan sesuai dengan kebijakan UU Pendidikan Nasional seyogyanya
pemerintah yang berkuasa pada masanya. harus mengakomodir seluruh jenis pendidikan
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang ada di Indonesia dan melakukan perubahan
merupakan dasar utama dalam penyelenggaraan untuk perbaikan secara berkala agar suatu
pendidikan secara nasional, hal ini merupakan sistem dapat baik dalam pelaksanannya.
perintah Undang Undang Dasar bahwa Negara Pendidikan hukum merupakan salah satu
Republik Indonesia merupakan Negara hukum cabang ilmu pendidikan yang terdapat dalam
dan segala sesuatu haruslah sesuai dengan sistem pendidikan nasional kendatipun tidak
hukum sebagai norma dasar masyarakat. tersirat secara langsung, karena tidaklah boleh
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional suatu sistem hanya bersifat otonom terhadap
Nomor 20 tahun 2003 yang merupakan dasar suatu ilmu pengetahuan ataupun pendidikan
utama dalam pengaturan sistem pendidikan di tertentu tanpa menghiraukan cabang ilmu
Indonesia, mulai dari tingkat pendidikan paling pendidikan lainnya.
bawah hingga pasca sarjana, maka sudah Pendidikan hukum yang berada di
seharusnya sistem pendidikan Indonesia Indonesia telah mengalami perubahan pada
mengalami penyempurnaan dan disesuaikan beberapa periode, dimulai dari masa
dengan zaman. kependudukan kolonial Belanda yang bermula
UU Sistem Pendidikan Nasional yang di dari pendidikan menengah setingkat Sekolah
dalam undang-undang ini memberikan arti Lanjutan Tingkat Atas dengan didirikan
bahwa suatu penyelenggaraan pendidikan wajib Rechtsschool pada tahun 1908 dan Pada tahun
memegang beberapa prinsip, yakni pendidikan 1924 level pendidikan tinggi ditingkatkan
diselenggarakan secara demokratis dan menjadi Universitas, hal ini ditandai oleh
4
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan berdirinya Rechtshogeschool . Dari beberapa
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai perubahan yang terjadi masih belum terdapat
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan kekhususan pendidikan hukum menjadi sebuah
bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik norma dasar untuk pengembangan hukum
dengan sistem terbuka dan multimakna. Selain secara nasional, hal ini dapat dilihat yang masih
itu dalam penyelenggaraan juga harus dalam terjadi ketidak sepakatan antara organisasi yang
suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan menaungi profesi hukum secara nasional
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat bahkan para akademisi pun masih terjadi
dengan memberi keteladanan, membangun perdebatan terkait konsep pendidikan hukum
kemauan, dan mengembangkan kreativitas yang dapat diterapkan secara nasional.
peserta didik dalam proses pembelajaran
3
melalui mengembangkan budaya membaca, "UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional – Referensi HAM". referensi.elsam.or.id,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga Diakses tanggal 6 Desember 2020.
4
masyarakat memberdayakan semua komponen Hikmahanto Juwana, Reformasi Pendidikan Hukum Di
Indonesia, Jurnal Hukum dan Pembangunan, Tahun Ke-
masyarakat melalui peran serta dalam 35 No. I, Januari- Maret 2005, hlm.1

51
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

Sampai saat sekarang masih belum jelas dengan melakukan rekonseptualisasi


bagaimana kedudukan pendidikan hukum pendidikan hukum terhadap sistem pendidikan
dalam sistem hukum pendidikan nasional, nasional.
beberapa ahli menggambarkan pendidikan
hukum sebagai institusi pendidikan hukum, atau II. METODE
sebuah model pembejalaran dan terdapat juga Metode penelitian yang digunakan
sebuah profesi. Berbagai bentuk representatif adalah penelitian yuridis normatif. Penelitian
pendidikan hukum di Indonesia digambarkan yuridis normatif merupakan penelitian
dengan berbagai bentuk sistem yang ada, hal ini kepustakaan atau studi dokumen, yaitu
tidakpun menjadikan pendidikan hukum penelitian yang dilakukan atau ditujukan pada
menjadi satu kesatuan dengan sistem peraturan-peraturan yang tertulis atau penelitian
pendidikan. Hal ini merupakan salah satu alasan yang didasarkan pada data sekunder. Adapun
bahwa penegakan hukum di Indonesia menjadi sifat dari penelitian ini adalah deskriptif yaitu
memprihatinkan karena bermula dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pendidikannya yang belum jelas dan tidak analisis pendidikan hukum dan pengaturan
dikontrol, seperti maraknya pembangunan sistem pendidikan nasional. Sumber data yang
institusi pendidikan hukum yang terkadang digunakan adalah data sekunder yaitu data-data
tidak terakreditasi bahkan tidak sah secara yang diperoleh dari bahan-bahan perpustakaan
sistem pendidikan nasional. seperti buku-buku, jurnal, artikel dan informasi
Penjelasan semu yang dihadirkan dalam dari website atau data yang diperoleh oleh
pendidikan hukum tidak hanya berdampak pada peneliti secara tidak langsung dari objeknya
penegakan hukum nasional tetapi juga pada tetapi dari sumber lain baik lisan maupun
6
kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan tulisan . Bahan informasi dapat merupakan
hukum. Karena sinergitas pendidikan hukum bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
7
dengan lembaga pendidikan, masyarakat, dan dan bahan hukum tersier .
keluarga secara berkesinambungan akan Teknik penelitian pengumpulan data
mampu menumbuhkan dan mengembangkan yang digunakan adalah teknik penelitian
kesadaran hukum dalam diri masing-masing kepustakaan (library research)8, yaitu penelitian
anggota masyarakat. Adanya kesadaran hukum untuk memperoleh data dengan membaca buku
ini selanjutnya akan menumbuhkan ketaatan dan teori yang relevansinya dengan masalah
masyarakat pada semua norma, termasuk norma yang akan dibahas pada penulisan ini9. Analisa
hukum, yang berlaku di masyarakat dan negara. data yang digunakan dengan melakukan
Ketaatan masyarakat kepada norma-norma,
termasuk norma hukum yang berlaku, 6
Suratman & Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum,
ALFABETA, Bandung: 2013, hlm. 51.
merupakan salah satu ciri warga negara yang 7
Sulistyowati Irianto dan Sidharta, Metode Penelitian
baik5. Oleh karena itu perlu untuk mengkaji Hukum: Kontelasi dan Refleksi, Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2011, cet ke-2, hlm. 176
lebih dalam terkait konsep pendidikan hukum 8
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum , Edisi revisi,
Kencana, Jakarta, 2013, hlm.47
5 9
Sumaryati, Urgensi Pendidikan Hukum Dalam Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar
Mewujudkan Kesadaran Hukum Masyarakat. Grafika, 2010, hlm. 17

52
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

penyusunan terhadap data yang diperoleh untuk 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mendapatkan suatu kesimpulan dalam menyebutkan sebagai berikut: 12
menganalisis terhadap penulisan ini, penulis 1. S e t i a p w a rg a n e g a r a berhak
menggunakan analisis kualitatif, yaitu mendapatkan pendidikan
pengelompokan data menurut aspek-aspek yang 2. Setiap warga negara wajib mengikuti
diteliti, diambil suatu kesimpulan dengan atau pendidikan dasar dan pemerintah wajib
tanpa menggunakan angka-angka statistik10. membiayainya
3. P e m e r i n t a h m e n g u s a h a k a n d a n
III. HASIL DAN PEMBAHASAN menyelengggarakan satu sistem
Sistem Pendidikan Nasional telah diatur pendidikan nasional, yang
secara lengkap dalam hukum negara, akan tetapi meningkatkan keimanan & ketakwaan
belum terimplementasi dengan baik dan sesuai serta akhlak mulia dalam rangka
secara penuh. Realitanya, perkembangan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
pendidikan seringkali dipengaruhi oleh diatur dengan undang-undang.
perkembangan politik kekuasaan, dan sudah 4. Negara memprioritaskan anggaran
menjadi kebiasaan yang melembaga ketika pendidikan sekurang-kurangnya dua
bergantinya kekuasaan, berganti pula sistem puluh persen dari anggaran pendapatan
atau kebijakan dalam pendidikan, baik aturan, dan belanja negara serta dari anggaran
kurikulum maupun hal-hal lain yang berkaitan pendapatan dan belanja daerah untuk
dengan pendidikan, sehingga proses belajar memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
mengajar maupun hasil proses tersebut belum pendidikan nasional.
bisa menghasilkan sesuai dengan yang 5. P e m e r i n t a h m e m a j u k a n i l m u
diharapkan dan yang dicita-citakan, serta tujuan pengetahuan dan teknologi dengan
pendidikan belum bisa dicapai secara menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
11
maksimal . Dengan inkonsistensi pemerintah persatuan bangsa untuk kemajuan
dalam menerapkan model sistem pendidikan peradaban serta kesejahteraan umat
nasional yang sama maka sering sekali banyak manusia.
hal yang dikorbankan seperti pelaksanaan Ujian Ketidakjelasan pendidikan hukum
Nasional yang silih berganti penetapan mengakibatkan pada banyaknya interpretasi
statusnya. terkait pelaksanaan pendidikan hukum di
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Indonesia, untuk merubah konsep pemikiran
Pendidikan Nasional dan UU Nomor 14 tahun pendidikan hukum dalam sistem pendidikan
2005 tentang Guru dan Dosen. Pada pasal 31 nasional memerlukan beberapa tahapan-tahapan
ayat 1 sampai dengan ayat 5 UU Nomor 20 tahun yang hal ini dapat dikategorisasi sebagai
perubahan konsep pendidikan hukum. Para ahli
10
Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian memberikan tujuan dari pendidikan hukum
Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, hlm.
5 nasional seperti Soetandyo bahwa tujuan
11
Muntoha, Pendidikan Dalam Perspektif Hukum (Antara
Harapan Dan Realitas), Jurnal Madaniyah, Volume 1 12
Edisi X Januari 2016, hlm.1 Ibid, hlm.92

53
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

pendidikan hukum ‘bukan suatu proses yang undangan, bukan yang tahu hukum
otonom’, melainkan: “Suatu proses yang dalam pengertian yang luas. Hukum
tertuntut secara fungsional mengikuti telah direduksi menjadi peraturan
perkembangan politik, khususnya politik yang perundang-undangan.
yang bersangkut-paut dengan kebijakan dan 5. Persepsi masyarakat telah berakibat pula
upaya pemerintah untuk mendayagunakan pada keseragaman lulusan yang
hukum guna meraih tujuan-tujuan yang tak dihasilkan oleh fakultas hukum.
selamanya berada di ranah hukum dan/atau Masyarakat men-stereotip-kan lulusan
ranah keadilan."13 Dengan ketidakjelasan dalam fakultas hukum sebagai sangat
pendidikan hukum menghasilkan persoalan legalistik, pandai menghafal dan taat
internal pada sistem pendidikan nasional, Prof. pada doktrin. Akibatnya penyelenggara
Hikmahanto Juwana memberikan alasan terkait pendidikan hukum, para pengajar
tujuan pendidikan hukum tidak terlihat secara maupun mahasiswa tidak mempunyai
signifikan pada lulusan yang dihasilkan oleh pilihan selain ikut dengan stereotip yang
14
fakultas hukum, yaitu : dipersepsikan oleh masyarakat.
1. Kurikulum inti pendidikan hukum yang Secara singkat dapat diambil
berlaku sejak masa pemerintahan kesimpulan bahwa tujuan dasar dari pendidikan
kolonial hingga sekarang masih berlaku. hukum pada institusi pendidikan hukum tidak
2. Mayoritas substansi mata kuliah dalam membawa pengaruh dan dampak yang
kurikulum inti dan metode pengajaran signifikan terhadap lulusan yang diharapkan
tidak berubah secara mendasar sejak oleh masyarakat. Ketika kebutuhan masyarakat
masa pemerintahan Kolonial hingga bahwa anak hukum dapat menyelesaikan
sekarang. Substansi mata kuliah dan persoalan hukum berskala kecil di tengah-
metode pengajaran telah terlanggengkan tengah masyarakat tidak dapat diselesaikan
karena faktor pengajar. Pengajar resisten dengan baik bahkan cenderung mengalihkan
berubah meskipun tujuan pendidikan pertolongan tersebut dengan alasan bukan
hukum telah berubah. spesialisasi pendidikan mahasiswa tersebut.
3. Pelanggengan juga terjadi karena sistem Artinya secara tekstual maupun kontekstual
rekrutmen pengajar. bahwa produk yang dihasilkan oleh pendidikan
4. Mayoritas lulusan fakultas hukum hukum belum efektif dan efisien terhadap orang
cenderung menginginkan tipe lulusan yang menamatkan pendidikan hukum di
yang tahu peraturan perundang - perguruan tinggi.
Hal ini pun tidak dapat dijadikan bahwa
13
Soetandyo Wignjosoebroto, "Perkembangan Hukum pendidikan hukum tidak bermanfaat sama sekali
Nasional dan Pendidikan Hukum di Indonesia pada Era karena konsep pendidikan hukum kita yang
Pascakolonial," dapat diakses di <http://www.huma.or.id/
documentl/OI_analisa hukumiPerkembangan Hukum tidak jelas mengakibatkan jurusan hukum
Nasional & Pendidikan Hukum Oi Indonesia Pada Era
Pascakolonial_ Soetandyo.pdf>, dapat dilihat juga pada
kebanyakan pilihan berawal dari kebingunan
Hikmahanto Juwana Dalam Reformasi Pendidikan dan ketidaktahuan untuk memilih jurusan yang
Hukum Di Indonesia, hlm.3.
14
Hikmahanto Juwana, Op Cit, hlm.7
diinginkan. Dari ketidakpastian pendidikan

54
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

hukum di Indonesia mengakibatkan kualitas panjang tanpa mengasah kemampuan sofskill


penegakan hukum yang munurun sehingga dibidang hukum, juga ketidak tersediaan
keadilanpun menjadi langka untuk masyarakat, infrastruktur dan kuatnya intervensi menjadikan
karena ketidak siapan mahasiswa hukum untuk pendidikan hukum yang menghasilkan
terjun ke masyarakat menjadikan kekecewaan akademisi dan praktisi menjadi lemah dan tidak
dan menurunkan pandangan terhadap orang- berkualitas. Maka konsep pendidikan hukum
orang hukum. haruslah mengalami perubahan yang signifikan,
Beberapa hal yang dapat dijadikan tidak hanya mengatur persolan SKS persemester
sebagai kelemahan penyelenggaraan tetapi juga mengatur pasca pendidikan hukum
pendidikan hukum adalah: 15 tersebut telah selesai dilaksanakan. Konsep
1. Tidak adanya Pembedaan Tegas antara pendidikan hukum saat sekarang merupakan
Pendidikan Hukum Akademis dan konsep yang ambigu dengan berbagai
Profesi. kelemahan yang ada pada sistem pendidikan
2. Kelemahan Sislem Kredit Semester tersebut. Oleh karena itu perlu melakukan
3. Kurang Diperhatikannya Infrastruktur rekonseptualisasi pendidikan hukum di
Pendukung Indonesia dengan dimulai pada :
4. Kuatnya lntervensi Pembuat Kurikulum 1. Menjadikan ilmu Kewarganegaraan
Faktor-faktor di atas merupakan sebagai pelajaran pokok dan utama di
persoalan mendasar yang masih dialami hingga Jurusan Sosial ataupun Science.
saat sekarang ini, seperti tidak ada kejelasan 2. Setiap perguruan tinggi haruslah
terkait pendidikan hukum untuk akademisi dan memiliki standarisasi untuk menerima
praktisi hukum sedangkan dua profesi ini mahasiswa hukum yang berkompeten
merupakan hal yang berbeda dan terdapat jauh seperti wawancara dan public speaking
prinsip dan norma-norma pelaksanaannya. yang baik.
Ketika akademisi hukum hanya diharuskan 3. Melakukan seleksi ketat terhadap setiap
untuk melanjutkan studi strata II sedangkan yang akan menjadi mahasiswa hukum
praktisi cukup menempuh pendidikan S1 sebagaimana sulitnya masuk
menjadikan para mahasiswa yang akan memilih kedokteran.
akademisi ataupun praktisi untuk mengulang 4. M e l a k u k a n r e f o r m a s i k o n s e p
dari awal kembali. Artinya ilmu dan pendidikan hukum di perguruan tinggi
pengetahuan yang diperoleh pada jenjang S1 dengan memberikan porsi terbanyak
perlu untuk direvisi kembali, bahkan dalam hal untuk praktek di lapangan dan
praktisi juga menghindari penerapan idealisme meminimalisir teori di kelas, seperti
akademisi karena memang sistem praktisi yang teori hanya satu tahun dan selebihnya
cukup jauh berbeda dengan prinsip di diarahkan untuk bekerja part time di
akademisi. institusi-institusi hukum di Indonesia,
Begitupun halnya dengan kelemahan maka materi yang satu tahun tadi adalah
kredit semester yang hanya memakan waktu materi-materi persiapan praktek
lapangan.
15
Ibid, hlm. 8

55
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

5. Sedangkan yang berkeinginan untuk melakukannya tetapi harus disokong dengan


menjadi dosen maka wajib diarahkan kebijakan dan kerjasama pemerintah terkait
untuk menulis, mengajar di kampus- pelaksanaan pendidikan hukum. Pendidikan
kampus menjadi asisten dan membuat hukum bukan hanya sekedar formalitas
bahan ajar dengan materi yang di dapat pelengkap sistem pendidikan nasional karena
secara berkala. tanpa pendidikan hukum yang baik maka tujuan
6. Setiap selesai pendidikan hukum yang negara yang berkeadilan tidak akan pernah
dilewati maka pemerintah menyediakan tercapai. Seperti negara-negara maju di Eropa
wadah untuk langsung mempraktekkan ataupun Amerika yang memberikan privilege
ilmu hukum yang telah diperoleh secara terhadap hukum dan pendidikannya.
teori dan praktek di lapangan.
7. Setelah menjadi praktisi hukumpun IV. KESIMPULAN
haruslah ada konsep pendidikan hukum Perubahan sistem pendidikan akan
perspektif karir praktisi hukum. Seperti selalu mengalami perkembangan, maka dalam
bahwa hakim adalah profesi yang mulia melakukan reformasi terhadap pendidikan
maka seharusnya yang bisa menjadi hukum diperlukan rekonseptualisasi terhadap
hakim adalah para jaksa, pengacara pendidikan hukum nasional, memberikan
ataupun akademisi hukum yang telah membatasan yang jelas terhadap pendidikan
puluhan tahun menempuh dunia hukum hukum akademisi dan praktisi juga membentuk
secara akademisi ataupun praktisi. jenjang karir praktisi hukum yang baik dan
8. Karir yang jelas terhadap praktisi hukum terstruktur. Memperkuat berbagai aspek dalam
menjadikan efektifitas dan efisiensi pendidikan hukum seperti kurikulum,
jejak karir hukum yang diperkuat kewajiban SKS perubahan jam belajar dan
dengan pendidikan hukum. sistem belajar. Memperkuat sistem pendidikan
hukum tidak hanya akan berdampak pada
Adapun Prof. Hikmahanto Juwana juga
pembelajaran hukum tetapi juga kepada kualitas
memberikan konsep pendidikan hukum
penegakan hukum dan kepatuhan masyarakat
kedepannya agar profesionalitas akademisi dan
akan hukum.
praktisi hukum semakin menjadi lebih baik
secara kuliatas dan seimbang dari aspek
V. REKOMENDASI
kuantitas, yaitu :
1. Membentuk aturan khusus terkait
1. Menetralkan Tujuan Pendidikan
pendidikan hukum dalam sistem
Hukum
pendidikan nasional.
2. Pemisahan Tegas antara Pendidikan
2. Memisahkan pendidikan hukum untuk
hukum Akademis dan Profesi (Praktisi)
akademisi dan pendidikan hukum untuk
3. Kurikulum Berbasis Kornpetensi
praktisi.
4. Pendidikan Pasca.
3. Merumuskan aturan terkait jenjang karir
Perubahan sistem ini tidak akan mampu praktisi hukum menjadi lebih terstruktur
terlaksana apabila hanya pihak-pihak yang antar seluruh penegak hukum yang
berkeinginan untuk berubah saja yang diatur UU.

56
JURNAL
Volume : 04 Nomor : 02 TAHUN : 2020
KARYA APARATUR

4. Menjadikan status pendidikan hukum Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
sama seperti pendidikan kedokteran, Sistem Pendidikan Nasional – Referensi
seperti selektif dalam menerima HAM. referensi.elsam.or.id, Diakses
mahasiswa, memperbanyak jam praktik tanggal 06 Desember 2020.
dan perkuliahan. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum,
Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hikmahanto Juwana, Reformasi Pendidikan
Hukum Di Indonesia, Jurnal Hukum dan
Pembangunan, Tahun Ke-35 No. I, Januari-
Maret 2005.
Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Muntoha, Pendidikan Dalam Perspektif Hukum
(Antara Harapan Dan Realitas), Jurnal
Madaniyah, Volume 1 Edisi X Januari 2016.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum ,
Edisi revisi, Kencana, Jakarta, 2013.
Sumaryati, Urgensi Pendidikan Hukum Dalam
Mewujudkan Kesadaran Hukum
Masyarakat.
Suratman & Philips Dillah, Metode Penelitian
Hukum, ALFABETA, Bandung: 2013.
Sulistyowati Irianto dan Sidharta, Metode
Penelitian Hukum: Kontelasi dan Refleksi,
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2011, cet ke-2.
Soetandyo Wignjosoebroto, "Perkembangan
Hukum Nasional dan Pendidikan Hukum di
Indonesia pada Era Pascakolonial," dapat
diakses di <http://www.huma.or.id/
documentl/OI_analisa hukumi
Perkembangan Hukum Nasional &
Pendidikan Hukum Oi Indonesia Pada Era
Pascakolonial_ Soetandyo.pdf>,

57

Anda mungkin juga menyukai