Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)


TERHADAP WAJIB PAJAK
Maksud dan Tujuan Review

Mengetahui tata dan cara pemungutan Pajak Pertambahan Nilai yang sesuai dengan
Undang – Undang Yang berlaku di Indonesia. Serta mengetahui system apa yang
digunakan dalam pemungutannya.

Oleh:
Hermawan
191011200524
04SAKM003
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mengemukakan cara serta prosedur
pemungutan pajak pertambahan nilai di Indonesia, Mekanisme pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) menggunakan sistem “Self Assessment”, dimana sistem ini
memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
yang terutang.

Namun dalam prakteknya, system ini cukup sulit berjalan sesuai yang diiharapkan atau
bahkan ada yang disalahgunakan. Besar harapan agar astikel ini dapat memberikan
manfaat mengenai info mekanisme pemungutan Pajak Pertambahan Nilai di Indoneisa.

Inti dari Jurnal

 Tujuan pemungutan pajak sendiri sesuai dengan yang dinyatakan dalam


pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD1945)
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, danikut melaksanakan ketertiban dunia. Maka dalam pernyataan itu
negara ini ingin memujudkankeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan dana untuk menunjangnya. Sumber
pembiayaan negara berasal dari sumber daya alam dan sumber daya manusia
berupa pajak.
 Pembahasan dalam jurnal ini adalah bahwa ada 3 mekanisme pemungutan pajak,
yakni : Self Assesment System, Official Assesment System, dan Withholding
System. Dalam mekanisme pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
Indonesia menerapkan atau menerapkan “Self Assesment System”.
 Dalam jurnal ini dijelaskan pengertian Self Assesment System, yakni system
yang memberi wewnang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besaran
pajak yang terutang.
 Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa kewajiban memungut, menyetor, dan
melaporkan PPN adalah tugas Penjual / PKP, Namun pihak yang berkewajiban
mebayar PPN adalah konsumen akhir.
Hasil Pembahasan

 Dikemukakan dalam jurnal ini bahwa mekanisme pemungutan Pajak


Pertambahan Nilai yang sesuai dengan peraturan yakni Undang -Undang N0. 42
Tahun 2009 adalah menggunakan system Self Assesment.
 Dijelaskan juga bahwa kedudukan fiskus (aparat pajak) bukan sebagai penentu
jumlah pajak yang harus dibayar, melainkan lebih kepada fungsi pengawasan
dan penegakkan kepatuhan perpajakan.

Kesimpulan
Dalam mekanisme pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Indonesia menggunakan
“Self Assessment System”. Sesuai dengan sistem ini, tahap yang perlu dilakukan oleh
wajib pajak sebelum dikenakan PPN yaitu mendaftarkan diri sebagai wajib pajak
untuk mendapatkan NPWP (secara manual dan online). Selanjutnya wajib pajak
tersebut melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP yang kemudian PKP
tersebut telah berkewajiban untuk memungut PPN yang terutang dan membuat faktur
pajak atas PPN yang telah dipungut tersebut, selanjutnya menghitung jumlah pajak,
menyetorkannya ke bank dan kemudian melaporkan
penghitungan pajak dalam SPT Masa PPN ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Mekanisme tersebut mengacu pada Undang Undang PPN Nomor 42 Tahun2009 beserta
pelaksanaanya yang diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun2012.
DAFTAR PUSTAKA

Sari Hikmah, MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)


TERHADAP WAJIB PAJAK, 2019.
https://www.academia.edu/40859098/MEKANISME_PENGENAAN_PAJAK_PERTAM
BAHAN_NILAI_PPN_TERHADAP_WAJIB_PAJAK.

Anda mungkin juga menyukai