Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Badan Penyehatan Perbankan Nasioal (BPPN)


Restrukturisasi Aset Piutang PT. Bank Muttaqin Hasan

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bank Indonesia memberikan Bantuan Likuiditas terhadap Bank Muttaqin Hasan sebesar
Rp. 33.300.000.000.000,00 (tiga puluh tiga triliun tiga ratus miliar rupiah). Dalam hal
pelunasan kewajiban, BPPN mengharuskan Bank Muttaqin Hasan untuk melakukan
presentasi terhadap aset bank yang akan diserahkan sebagai pembayaran kewajiban
melalui Terdakwa Silwa Martianna.
Achmad Haqqi selaku Financial Advisor Terdakwa Silwa Martianna menyerahkan dan
mempresentasikan aset dan disebutkan piutang Bank Muttaqin Hasan sejumlah Rp.
5.700.000.000.000,00 (lima triliun tujuh ratus miliar rupiah) seolah-olah sebagai piutang
lancar, namun setelah dilakukan audit berupa Financial Due Diligence (FDD) oleh Kantor
Akuntan Publik Randi Mahesa & Co ditemukan misrepresentasi terhadap salah satu aset
berupa piutang terhadap petani plasma perkebunan sawit yang dijaminkan oleh PT Dwi Nola
Adhiyaksa tersebut digolongkan macet.
Renita Mutiara mewakili Terdakwa Silwa Martianna menolak untuk mengganti aset
piutang petani plasma perkebunan sawit dengan alasan hutang petani termasuk pada Kredit
Usaha Kecil sehingga tidak perlu adanya jaminan dari Terdakwa Silwa Martianna untuk
mengganti kerugian tersebut dan menyarankan untuk melakukan restrukturisasi terhadap
aset tersebut.
Selain dilakukan FDD terhadap piutang Bank Muttaqin Hasan kepada petani plasma
perkebunan sawit, juga dilakukan Legal Due Diligence (LDD) oleh Kantor Hukum Romi
Sihombing yang pada kesimpulannya menyatakan Terdakwa Silwa Martianna telah
melakukan misrepresentasi karena kredit petani plasma perkebunan sawit yang telah macet
dan dijamin oleh PT Dwi Nola Adhiyaksa tersebut telah tidak diungkap oleh Terdakwa Silwa
Martianna kepada BPPN sehingga Terdakwa Silwa Martianna diharuskan mengganti
kerugian kepada BPPN.
Melalu saksi Renita Mutiara Terdakwa Silwa Martianna menolak untuk mengganti aset
piutang petani plasma perkebunan sawit dengan alasan hutang petani termasuk pada Kredit
Usaha Kecil sehingga tidak perlu adanya jaminan dari Terdakwa Silwa Martianna untuk
mengganti kerugian tersebut dan menyarankan untuk melakukan restrukturisasi terhadap
aset tersebut.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud
a. Menentukan kebijakan pengelolaan petani plasma perkebunan sawit;
b. Menentukan strategi pengelolaan petani plasma perkebunan sawit;
c. Menentukan kebijakan pengelolaan restrukturisasi petani plasma perkebunan sawit;
d. Menentukan strategi pengelolaan restrukturisasi petani plasma perkebunan sawit.
Tujuan
a. Peningkatan produktivitas tanaman;
b. Pengendalian mutu produksi;
c. Meminimalisir risiko kehilangan produksi;
d. Meningkatkan kompetensi petani plasma dalam mencapai kinerja perusahaan.
1.3. Sasaran dan Keluaran
Sasaran dan keluaran yang ingin dicapai adalah kembalinya kredit macet petani plasma
perkebunan sawit PT Dwi Nola Adhiyaksa ke Bank Indonesia.
1.4. Lokasi Kegiatan
PT Dwi Nola Adiyaksa, Jl. Veteran 55, Lempongsari, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang
50231 Telepon: (021) 17082001, 5354230, Fax : (021) 642 4482.

2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN PETANI SAWIT


2.1. Kebijakan Pengelolaan Petani Sawit
Kebijakan pengelolaan petani sawit perkebunan sawti adalah sebagai berikut:
a. Optimalisasi panen petani plasma perkebunan sawit;
b. Optimalisasi pengangkutan hasil panen petani plasma perkebunan sawit;
2.2 Strategi Pengelolaan Petani Sawit
Strategi yang dilakukan dalam pengelolaan petani plasma adalah sebagai berikut:
a. Penerapan CBHRM (Competency Based Human Resources Management) dalam proses
rekrutmen, promosi dan penempatan karyawan yang dijalankan secara konsisten &
konsekuen melalui personel assestment dan mapping;
b. Pelatihan, coaching & counseling untuk meningkatkan motivasi, kompetensi petani
plasma perkebunan sawit dalam melaksanakan proses pengolahan.

3. KEBIJAKAN DAN STRATEGI RESTRUKTURISASI HUTANG PETANI SAWIT


3.1. Kebijakan Restrukturisasi Hutang Petani Sawit
Kebijakan dari restrukturisasi terhadap aset piutang petani plasma perkebunan sawit PT Dwi
Nola Adhiyaksa adalah sebagai berikut:
a. Melakukan penagihan kepada Perusahaan Inti PT Dwi Nola Adhiyaksa sehubungan
dengan jaminan terhadap total kewajiban Petani Plasma Perkebunan Sawit sebesar Rp.
5.700.000.000.000,00 (lima triliun tujuh ratus miliar rupiah) dikarenakan kredit macet ;
b. Restrukturisasi berdasarkan hutang layak (sustainable) per Petani Plasma sebesar
maksimum Rp.135.000.000,00 (seratus tiga puluh lima juta rupiah) atau secara total
sebesar Rp.1.350.000.000.000,00 (satu triliun tiga ratus lima puluh juta rupiah) ;
c. Mengalihkan unsustainable credit Petani plasma perkebunan sawit untuk ditagihkan
kepada pemilik PT Dwi Nola Adhiyaksa, yaitu Terdakwa Silwa Martianna ;
d. Melakukan klaim terhadap Terdakwa Silwa Martianna atas penurunan nilai perusahaan.
3.2. Strategi Restrukturisasi Hutang Petani Sawit
a.
Jakarta, .......... 2003

Meiva Patricia

Anda mungkin juga menyukai