1. Jelaskan elemen budaya, dan bagaimana implikasinya pada pemasaran, berikan contoh !
Jawab:
Budaya mencakupi baik elemen abstrak maupun materil. Elemen abstrak mencakupi
nilai, sikap,gagasan, tipe kepribadian, dan gagasan ringkasan seperti agama. Komponen material
mencakupi benda-benda seperti buku, komputer, peraltan, gedung, produk spesifik elemen
material dari budaya kadang dideskripsikan sebagai artefak budaya atau manifestasi material
dari budaya sehingga membatasi pemakai budaya untuk konsep-konsep abstrak.
· Budaya
Budaya adalah kompleks nilai, gagasan, sikap, dan simbol lain yang bermakna yang melayani
manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat.
· Sub Budaya
Setia budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan
sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub budaya terdir dari bangsa, agama, kelompok,
ras, dan daerah geografis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan para
pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang di sesuaikan dengan kebutuhan
mereka.
· Kelas Sosial
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard
(1994) mengacu pada pengelompokkan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan
posisi ekonomi mereka dalam pasar.
3. Jelaskan perbedaan antara struktur distribusi product consumer dan product industrial
pada pemasaran global. Kemudian apa beda distribusi Jepang dan Amerika Serikat.
Jawab:
Struktur saluran distribusi bisa bermacam-macam, tergantung pada tipe produknya.
Dalam produk konsumen (consumer products), pemanu-faktur bisa menjual produknya langsung
kepada pelanggan (menggunakan wiraniaga yang mengunjungi tempat tinggal pelanggan);
melalui mail-order selling (menggunakan katalog atau materi cetakan lainnya); melalui toko-
toko milik sendiri atau jaringan waralaba; atau lewat Internet. Selain itu, perusahaan juga bisa
menggunakan kombinasi antara wiraniaga perusahaan dengan pedagang grosir, agen/broker, dan
pengecer.
Pada produk industrial, alternatif yang tersedia meliputi kombinasi antara wiraniaga
perusahaan, distributor/agen, dan pedagang grosir, sedangkan untuk jasa, alternatif yang ada
terdiri atas wiraniaga perusahaan, agen penjual, agen pembeli, agen/broker, dan penyampai jasa
kontrak/ waralaba.
Di Amerika Serikat, berbagai faktor membuat supermarket atau toko swalayan makanan
yang lengkap menjadi unit pedagang pengecer makanan yang utama. Banyak orang berbelanja
ingin membeli persediaan makanan untuk se- minggu dengan sekali perjalanan ke toko tersebut.
Di Jepang, cenderung mengadaptasi saluran produk konsumen dimana terdapat beberapa
lapis pedagang besar berskala kecil yang memainkan peran penting dalam distribusi produk
4. Jelaskan ;
a. Tujuan penetapan harga ( Pricing objectives )
Jawab:
Tujuan Penetapan Harga
1. Mencapai Penghasilan atas Investasi
Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan persentasenya
dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang
dihasilkannya.
2. Kestabilan Harga
Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali
atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya
perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.
3. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar
Jika perusahaan telah mendapatkan pangsa pasar yang luas, merkea harus
berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan
dalam penetapan harga jangan sampai merugikan bisnis.
4. Menghadapi atau Mencegah Persaingan
Jika perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui
pada harga berapa mereka akan menetapkan penjualan. Ini artinya, perusahaan belum
memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.
5. Memaksimalkan Laba
Tujuan ini biasanya menjadi acuan setiap bisnis untuk bertahan hidup, karena setiap
bisnis memerlukan laba. Metode Penetapan Harga
Skimming Pricing
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk
baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada
saat persaingan mulai ketat.
Contoh :
Nokia N-70 Pada tahun 2005, Nokia mengeluarkan tipe NSeries, salah satunya
ialah Nokia N-70. Ponsel smartphone ini berorientasi pada games dan musik, serta
memiliki aplikasi 3G, dimana pada saat itu terbilang cukup baru. Berdasarkan pengalaman
saya ketika membelinya (pada waktu SMA), harga awal yang ditawarkan pada saat itu
cukup tinggi, yaitu sekitar Rp 3.800.000-an. Penjualan N-70 ini cukup besar di Indonesia,
terlihat dari pemakaian masyarakat yang sering saya temui saat berjalan-jalan. Tidak jauh-
jauh, ketika saya membelinya, teman-teman sekelas saya pun ikut membelinya. Picture
Tetapi popularitas N-70 semakin menurun seiring berkembangnya teknologi dan muncul
banyak pesaing, salah satunya pada saat itu muncul ponsel Sony Walkman Series (W800i)
yang booming di pasar dan menyebabkan harga N-70 ini jatuh. Lambat laun harga
menurun menjadi 2juta sampai 1juta-an.
Penetration Pricing
Strategi harga penetrasi ialah dimana perusahaan berusaha memperkenalkan suatu
produk baru dengan harga rendah, dengan harapan akan dapat memperoleh volume
penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat.
Contoh :
Operator Seluler 3 Pada awal operator ini diluncurkan, promo yang dilakukan
terbilang besar-besaran dan murah. Ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat
dengan promo murahnya yang gencar dipromosikan, baik dari media televisi, koran,
papan iklan, dan sebagainya. Picture Salah satu promo 3 yaitu “Isi ulang dapet 3x lipat”,
dimana pelanggan bisa mendapatkan tiga kali lipat jumlah pulsa setiap isi ulang berupa
1x pulsa utama ke semua operator dan bonus pulsa 2x lipat ke sesama pengguna 3. Jadi
setiap isi ulang Rp 10.000, pelanggan akan mendapatkan pulsa Rp 30.000 (Rp 10.000 ke
semua operator, Rp 20.000 ke sesama 3).