Anda di halaman 1dari 6

LECTURER NOTES

MATA KULIAH : ECONOMIC AND FINANCIAL MANAGEMENT


MATERI : ESTIMASI BIAYA PROYEK
SESI PERTEMUAN : 9 (SEMBILAN)
DOSEN : Tsulis Iqbal Khairul Amar

Estimasi Biaya Proyek disusun oleh Perancang dalam bentuk Engineer's Estimate (EE).
Engineer's Estimate ini akan menjadi acuan bagi owner dalam bentuk Owner's Estimate
(OE).Engineer's Estimate ini seringkali dikenal dengan istilah Rencana Anggaran Biaya atau
RAB. Tentu saja RAB ini adalah RAB versi Perancang. Demikian juga untuk OE adalah sebagai
RAB versi Owner. Kontraktor sendiri akan membuat RAB sebagai harga penawaran. Biasanya
RAB ini dibuat berdasarkan BoQ yang telah disusun sebelumnya oleh perancang dan owner.

Terdapat 3 Metoda Estimasi Detail, yaitu:

Unit Pricing

Untuk mengestimasi kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam kategori standard, dapat


diestimasikan dengan unit price (Rp/Unit). Data-data estimasi tersebut sudah ada di berbagai
referensi estimasi standard nasional seperti SNI. Namun, data-data tersebut tidak spesifik, hanya
berdasarkan rata-rata pekerjaan dan perlu untuk diupdate secara berkala.

Resource Enumeration

Metoda ini seringkali disebut dengan metoda Analisis Harga Satuan. Metoda ini mirip dengan
metoda unit pricing, namun apabila terdapat suatu kegiatan unik atau non-standard yang harga
satuannya tidak diketahui, maka perlu menggunakan metoda ini. Contohnya adalah seperti
produktivitas tiap tim kerja dalam suatu proyek yang selalu berbeda-beda. Oleh karena itu,
penentuan upah atau harga satuan per waktunya dapat diestimasikan berdasarkan data historis,
pengalaman atau intuisi.

Assembly-based Estimating

1
LECTURER NOTES
Metoda ini biasanya menggunakan komputer untuk automatisasi perhitungan kuantitas. Suatu
paket pekerjaan yang sering ditemui dalam pekerjaan konstruksi dijadikan kelompok yang
distimasi dengan kuantitas dan suatu parameter harga.

Langkah-langkah Estimasi Biaya Proyek Konstruksi

Estimasi biaya konstruksi akan ditentukan dari suatu Cost Center. Cost center ini adalah elemen-
elemen pekerjaan yang nantinya akan memerlukan pengeluaran biaya. Cost Center dapat ditinjau
dari Work Breakdown Structure atau WBS yang mendefinisikan elemen-elemen pekerjaannya.

Work Breakdown Structure atau WBS

Cost yang dikeluarkan dapat berupa Biaya Langsung (fisik) dan Biaya Tak Langsung (non-fisik).

2
LECTURER NOTES

Biaya Langsung dan Biaya Tak Langsung

Biaya Langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan-pekerjaan fisik, seperti
penggunaan tenaga kerja, material, peralatan, dll. Biaya Tak Langsung merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk hal-hal non-fisik seperti pajak, resiko, dan biaya overhead.

Dari Cost Center, akan ditentukan kuantitas terlebih dahulu baru setelahnya akan ditentukan
harga total berdasarkan harga satuannya (Resource Enumeration atau Analisis Harga Satuan).
Untuk Biaya Langsung penentuan kuantitas dapat menggunakan Quantity Take Off atau QTO.
QTO itu sendiri merupakan perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung dalam satuan unit,
biasanya volume m3.

Contohnya adalah QTO untuk pembuatan Pos Keamanan, Gudang, Galian/Timbunan, dll. Akan
dihitung kebutuhan pasir, semen portland, kayu dll yang masing-masing memiliki koefisiennya
tersendiri yang tertulis dalam R SNI. Koefisien ini akan menentukan jumlah material tertentu
yang dibutuhkan untuk membuat sebuah Gudang dengan ukuran tertentu.

3
LECTURER NOTES

Penentuan Quantity Take-Off

Setelah diketahui Quantity Take-Off untuk setiap pekerjaan, maka selanjutnya dapat ditentukan
biaya totalnya dengan mengalikan kuantitas yang diperlukan dengan harga satuannya. Harga
satuan dapat dilihat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum.

Biaya Langsung

Setelah Biaya Langsung ditentukan, maka selanjutnya menentukan Biaya Tak Langsung seperti
Overhead, asuransi, pajak, dll. Untuk Biaya Tak Langsung biasanya ditentukan dalam % dari

4
LECTURER NOTES
keseluruhan Biaya Langsung atau Nilai Proyeknya. Nilai persentase dapat dilihat dari acuan-
acuan. Contoh: Asuransi dapat dilihat dari BPJS Ketenagakerjaan Jasa Konstruksi.

Biaya Tak Langsung

Setelah dijumlahkan antara Biaya Langsung dan Biaya Tak Langsung, maka akan didapat
Estimasi Biaya Proyeknya. Berikut adalah contoh prosedur Estimasi Biaya Konstruksi yang
berlaku di Indonesia

5
LECTURER NOTES

Sumber Referensi:
Barrie, D., S., Paulson, Boyd, C., 1987, “Manajemen Kontruksi Profesional”, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Kodoatie, Robert, J., 2005, “Analisis Ekonomi Teknik”, Andi, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai