Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

oleh :
KELOMPOK C
KETUA : MARIA ULFA
SEKRETARIS 1 : TRI UTANTI
SEKRETARIS 2 : ERNOFI
ANGGOTA :
1. ASMIDAR WATI
2. DESI WAHYUNI
3. NORSUSANTI
4. LUKMANUL HAKIM
5. RICHE FRANCISCA
6. EVA AGUSTINA
7. HERLINA SIMBOLON
8. SITI AISYAH
9. IMELDA ARMIE
10. SUSSIATI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat
dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah Konsep Keperawatan
Keluarga, yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Ajaran Perawatan
Komunitas.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah
membaca makalah ini, demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Dumai, Februari 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….... 1
A. LATARBELAKANG …………………………………. 1
B. TUJUAN PENYUSUNAN…………………………….. 1
C. MANFAAT PENULISAN …………………………….. 1
D. SISTEMATIKA PENULISAN ………………………... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………..…………………………. 3

A. SKENARIO 3

1.    STEP 1  …………………………………………. 3

2.      ETOLOGI …………………………………………. 3

3.      PATOFISIOLOGI …………………………………. 7

4.      MANIFESTASI KLINIS …………………………. 8

5.      PEMERIKSAAN PENUNJANG …………………. 9

6.      PENATALAKSANAAN …………………………. 10

B. KONSEP KEPERAWATAN ………………………… 14

1.      PENGKAJIAN .…………………………………... 14

2.      ANALISA DATA .............................................. 15

3.      DIAGNOSA KEPERAWATAN ….………………. 15

4.      INTERVENSI ................................................... 16

BAB III PENUTUP …………………………………………………… 26

A. KESIMPULAN ……………………………………….. 26

B. SARAN ……………………………………………….. 27

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATARBELAKANG

B.     TUJUAN PENULISAN

C.    MANFAAT PENULISAN

D.    SISTEMATIKA PENULISAN


1.      BAB I PENDAHULUAN
a.       Latarbelakang
b.      Tujuan Penulisan
c.       Manfaat Penulisan
d.      Sistematika Penulisan
2.      BAB II PEMBAHASAN LUKA KRONIK
3.      BAB III PENUTUP
a.       Kesimpulan
b.      Saran
4.      DAFTAR PUSTAKA
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sipenerima asuhan keperawatan. Keluarga
berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan
pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan
nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
II.Definisi Keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan social masyarakat.
Berikut beberapa pengertian keluarga.
a. Raisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
b. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling
berinteraksi satu dengan lainnya.

c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki
tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.
d. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
e. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
f. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama
atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,
mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
g. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan dalam iterelasi social, peran dan tugas.
h. Departemen Kesehatan RI (1998)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

i. WHO (1969), Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
j. Menurut Bergess (1962), Keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan
perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu
rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran social, serta mempunyai
kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
III. Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari
keterampilan berbagai bidang keperawatan keluarga, yang didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya
dalam situasi sehat dan sakit. Penekan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada
kesehatan, bersifat holistic, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
Keperawatan keluarga juga dapat diartikan sebagai tindakan membantu individu atau keluarga
untuk mengatasi masalah kesehatan (penyakit) dan ketidakmampuan kronis atau kondisi stress
dengan meluangkan sebagian besar waktu bersama individu yang sakit didalam keluarga.
Disamping itu perawatan memberikan saran/ pendidikan tentang faktor-faktor prilaku dan gaya
hidup yang berisiko terhadap kesehatan (Family Health Nurse, 2005)
Perawat keluarga mempunyai tanggung jawab dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga
secara keseluruhan melalui upaya pencegahan primer, Pencegahan sekunder, pencegahan tersier
termasuk melakukan upaya promosi kesehatan, pemulihan kesehatan dan mempertahankan
kesehatan pasien. Kontribusi pelayanan keperawatan keluarga dirumah antara lain dalam
peningkatan pengetahuan dan kesadaran keluarga akan pentingnya kesehatan, peningkatan
kemampuan keluarga unt k menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya dan
mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Keperawatan kesehatan keluarga memiliki keyakinan bahwa keluarga dan anggotanya harus
dilibatkan penuh dalam merencanakan dan melaksanakan penanggulangan masalahnya, oleh
karena itu pelibatan peran serta keluarga merupakan salah satu aspek yng harus dioptimalkan
dalam meningkatkan kesehatan keluarga.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
1. Unit terkecil dari masyarakat
2. Terdiri dari 2 orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. Hidup dalam satu rumah tangga
5. Di bawah asuhan seorang kepala keluarga
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
8. Mempunyai tujuan :
a.Menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem
keluarga mempunyai anggota yaitu ; ayah, ibu dan anak atau semua individu yg tinggal didalam
rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk
mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi
oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai subsistem dari
lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena
itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota
masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik
sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota
yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.

III. Struktur Keluarga


Menurut Anderson Carter, dikutip Nasrul Effendy 1998 dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

3. Adanya Perbedaan dan Kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
IV. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan.
Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar
dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.
A. Tipe Keluarga Tradisional
1. The Nuclear Family (keluarga Inti)
Yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak (Kandung atau angkat)
2. The Dyad Family
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3. Keluarga Usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
4. The Childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir
atau pendidikan.
5. The Extended Family
Yaitu keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi,
kakek, nenek dan lain-lain.
6. Single Parent
Yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi
ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
7. Commuter family
Yaitu kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur
saja.
8. Multigeneration family
Yaitu Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9. Kin-network family
Yaitu beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan
barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10. Blended family
Yaitu keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11. Single adult living alone
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

B. Tipe Keluarga Non Tradisional


1. The unmarried teenage mother
Yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2. The Step parent family
Yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune family
Yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.
4. The non marrital heterosexual cohabiting family
Yaitu keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5. Gay and lesbian family
Yaitu seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
6. Cohabitating couple
Yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.
7. Group marriage family
Yaitu beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk
sex dan membesarkan anak.
8. Group network family
Yaitu beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan
saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

9. Foster family
Yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu
sementara.
10. Homeless family
Yaitu keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan
ekonomi atau problem kesehatan mental.
11. Gang
Yaitu Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional,
berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

Bagaimana di Indonesia ?????


Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat,
yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah, ibu dan anak. Dalam konteks
pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota
dan dengan masyarakat.
V. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998 adalah
sebagai berikut :
a. Peran Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peranan mengurus
rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Peran anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.
Menurut Friedman (1998)
a. Peran Formal
1. Peran parental dan perkawinan. Nye dan Gecas (1976) mengidentifikasi 8 peran dasar
yang membentuk posisi social sebagai suami-ayah dan istri-ibu.
a) Peran sebagai provider (penyedia)
b) Peran sebagai pengatur rumah tangga
c) Peran perawat anak
d) Peran sosialisasi anak
e) Peran rekreasi
f) Peran persaudaraan (khinsip) atau memelihara hubungan keluarga paternal dan
maternal.
g) Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan efektif pasangan)
h) Peran seksual
2. Peran perkawinan. Minuchin (1974) menekankan pentingnya hubungan peran suami
atau istri yaitu kebutuhan bagi pasangan untuk memelihara suatu hubungan perkawinan
kokoh. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan
situasi dimana suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara
suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan salah satu tugas
perkembangan yang vital dari keluarga.
b. Peran Informal
1) Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota,
Menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
2) Inisiator – Kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-
cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
3) Pendamai (compromiser) : Merupakan salah satu bagian dari konflik dan
ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan, atau menawarkan
penyelesaian”setengah Jalan”.
4) Perawat Keluarga : orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh anggota
keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan kegiatankegiatan
keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan / keakraban
VI. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman 1986 didefinisikan sebagai hasil atau konsekwensi dari
struktur keluarga. Lima fungsi dasar keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan
mengintervensi keluarga adalah :
1. Fungsi afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian)
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota
keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain
maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga
merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diluar keluarga atau
masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan
hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif
akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan
anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.
Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga
tidak terpenuhi.
2. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986).
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar
anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia,
juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua anggota
keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu mencegah
terjadinya gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga.
Fungsi keluarga menurut Effendi, 1998
1. Fungsi Biologis
a) Untuk meneruskan keturunan
b) Memelihara daan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih saying dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diasntara anggota keluarga
c) Memelihara dan merawat anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang akan dating misalnya pendidikan
anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah meindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak
baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
7. Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan anak dan
anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
8. Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan
keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah
didunia ini.
9. Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi, tetapi
yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga
dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998)


a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
VII. TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
Setiap individu yang mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus mereeka capai
agar mereka merasa puas selama suatu tahap perkembangan dan agar mereka mampu beralih
ketahap berikutnya dengan berhasil, setiap tahap perkembangan keluargapun mempunyai tugas-
tugas perkembangan yang spesifik. Tugas perkembangan keluarga menyatakan tanggung jawab
yang harus dicapai oleh keluarga selama setiap tahap perkembangan sehingga dapat memenuhi (1)
kebutuhan biologis keluarga (2) imperative budaya keluarga (3) Aspirasi dan nilai-nilai keluarga
(Duvall dalam Friedman, 1995)

Tahap dan tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu :


1. Beginning Family (Keluarga Baru)
 Membangun perkawinan yang saling memuaskan
 Menghubungkan jalinan persaudaraan secara harmonis
 Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
Masalah kesehatan : Masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang
direncanakan.
2. Childbearing(Keluarga menanti kelahiran)
 Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
 Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga
 Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
 Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran-peran orangtua
dan kakek nenek.
Masalah Kesehatan : Pendidikan maternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan
penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.
3. Keluarga dengan anak usia prasekolah
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan
 Mensosialisasikan anak
 Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang
lain
 Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.
Masalah kesehatan :
a. Masalah kesehatan fisik : penyakit menular pada anak.
b. Masalah kesehatan psikoosial : hubungan perkawinan, perceraian.
c. Persaingan ant ara kakak adik.
d. Pengasuhan anak.

4. Keluarga dengan anak usia sekolah


 Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah daan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
 Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
 Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak Remaja
 Mengembangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
semakin mandiri
 Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun sampai 19-20 tahun
 Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
 Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.
Masalah kesehatan : penyalah gunaan obat-obatan dan penyakit jantung
6. Keluarga melepaskan anak Dewasa Muda
 Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru didapatkan
melalui perkawinan anak-anak
 Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
 Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.
Masalah kesehatan :
a. Masa komunikasi dewasa muda dengan orangtua tidak lancer
b. Transisi peran suami istri
c. Memberi perawatan
d. Kondisi kesehatan kronis
e. Masalah menopause
f. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.
7. Orangtua Usia Pertengahan
 Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
 Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orangtua lansia dan anak-anak
 Memperkokoh hubungan perkawinan.
Masalah kesehatan :
a. Promosi kesehatan
b. Masalah hubungan dengan perkawinan
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain
d. Masalah hubungan dengan perawatan.
8. Keluarga Lansia
 Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
 Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
 Mempertahankan hubungan perkawinan
 Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
 Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
 Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)

VIII. Dimensi Dasar Struktur Keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
A. Pola dan proses komunikasi
B. Struktur peran
C. Struktur kekuatan
D. Nilai-nilai keluarga

A. Pola dan proses komunikasi


Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1. Bersifat terbuka dan jujur
2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3. Berpikiran positif
4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri 
Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi
Karakteristik pengirim:
1. Yakin dalam mengemukakan pendapat
2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
3. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik
Karakteristik penerima
1. Siap mendengar
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan validasi
B. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai
suami/istri atau anak.
C. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan
atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.
Tipe struktur kekuatan
1. Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak.
2. Referent power
Seseorang yang ditiru
3. Reword Power
Pendapat ahli
4. Coercive power
Dipaksakan sesuai keinginan
5. Informational power
Pengaruh melalui persuasive

6. Affectif power
Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
D. Nilai-nilai Dalam Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola
perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah
kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.

IX. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive dapat dicapai.
Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin
ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan
menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga
mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik,
kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi dan kualitas dari informasi yang
disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain
untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga
perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga menghindarkan
dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta
lingkungan yang sehat.
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu memperhatikan prinsip-prinsip
berikut :
a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif
b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga
c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga
d. Menerima dan mengakui struktur keluarga
e. Menekankan pada kemampuan keluarga.
X. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul Effendy, 1998, adalh sebagai berikut :
a. Mengenal maslah kesehatan
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

Perceraian merupakan masalah keluarga yang tidak dapat dihindarkan. Terdapat


empat karakter interaksi pasangan yang telah ditemukan untuk memprediksi perceraian
dengan tingkat akurasi 94% (Carrer, Buehlman, Coan, Gottman & Ruckstuhl, 2000 dalam
Kaakinen, Hanson & Denham, 2010).
1. Kritik
Ini merupakan serangan pribadi yang terdiri dari komentar negatif untuk dan
tentang pasangan yang terjadi sepanjang waktu dan menghancurkan hubungan.
2. Penghinaan
ini merupakan karakteristik yang paling merusak hubungan antara pasangan.
Penghinaan meliputi komentar yang menjijikan dan tidak hormat.
3. Pembelaan
Setiap pasangan menyalahkan satu sama lain yang merupakan bagian dari usaha
untuk memalingkan serangan verbal.
4. Halangan
Salah satu atau kedua pasangan menolak untuk berinteraksi atau terlibat dalam
interkasi baik secara verbal maupun non verbal.
Akan tetapi, konflik disebutkan secara positif dengan tiga cara untuk mencapai perkawinan
yang sehat.
1. Validator
Validator membicarakan masalahnya melalui mengekspresikan emosi dan
pendapat dan terampil mencapai suatu kompromi.
2. Periang
Pasangan yang melihat satu sama lain seimbang dan mereka terlibat dalam
interaksi yang kuat melalui hubungan yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Konflik tidak termasuk dalam empat kategor konflik.
3. Penghindar
Pasangan yang setuju untuk tidak terlibat dalam konflik yang memiliki efek
merusak hubungan.

DEFINISI PERAWATAN KELUARGA

Keperawatan keluarga meliputi sebuah filosofi dan suatu cara interaksi dengan klien
yang memengaruhi bagaimana perawat mengumpilkan informasi, mengintervensi pasien,
mengadvokasi pasien, dan melakukan perawatan spritual dengan keluarga. Keperawatan
keluarga meliputi sebuah filosofi dan suatu cara interaksi dengan klien yang memengaruhi
bagaimana perawat mengumpilkan informasi, mengintervensi pasien, mengadvokasi pasien,
dan melakukan perawatan spritual dengan keluarga. Asumsi dari keperawatan keluarga
menyatakan bahwa kesehatan memengaruhi semua anggota keluarga dan keluarga dan
penyakit adalah kejadian keluarga dan keluarga memengatuhi proses proses dan hasil
perawatan kesehatan. Semua praktik perawatan kesehatan, sikap, keyakinan, dan perilaku dan
keputusan dibuat dalqm konteks keluarga yang lebih besar dan sistem sosial.
Wright dan Leahey (1994) dan White (2002) menggambarkan ruang lingkup
keperawatan keluarga sebagai berikut:
1. Segala penyakit yang memiliki dampak mengganggu pada anggota keluarga lain
(seperti kanker).
2. Situasi di mana anggota keluarga mungkin berkontribusi pada geala atau masalah
individu (contoh: anoreksia)
3. keadaan dimana penyakit pada satu anggota keluarga berhubungan dengan
pengurangan atau peningkatan gejala pada anggota keluarga lain (contoh
ketegangan)
4. Gejala pada orangtua dihubungkan dengan penyakit kronis pada anaknya
5. kegagalan untuk melakukan transisi perkembangan yang normal (contoh
dewasa muda dengan ketidakmampuan belajar tidak dapat meninggalkan rumah
keluarga
6. Transisi terkait penyakit atau tempat perawatan (misal pindah dari RS ke
komunitas atau perawatan jangka panjang).
7. kematian seorang anggota keluarga
Tujuan keperawatan keluarga menurut Hanson (1987) dalam White (2002) adalah
untuk mempromosikan, mempertahankan dan memulihkan kesehatan keluarga dan
memperhatikan interaksi antara keluarga dan masyarakat dan sesama keluarga dan anggota
keluarga lainnya.
Pendekatan keperawatan keluarga
Terdapat tiga level dalam keperawatan keluarga, yaitu sistem keperawatan individu;
sistem dyad, triad dan kelompok lebih besar dan system keluarga secara keseluruhan
(Friedman, 1989 dalam White 2002).
Pada level individu, tujuan perawatan adalah untuk
kesehatan individu-individu dalam keluarga, dimana perawat mengikutsertakan individu
dalam keluarga dan memperlakukannya sebagai klien. Perawat yang bekerja dengan lebih
dari dua orang individu, dikategorikan dalam level interpersonal dimana mereka bekerja sama
untuk mencapai saling pengertian dan dukungan yang memungkinkan membutuhkan
perubahan pada pola interaksi anggota keluarga. Perbedaan pendapat terkait pengobatan atau
kesalahpahaman antara anggota keluarga akan menimbulkan beban perawatan.
Tujuan dari system keluarga secara keseluruhan untuk melibatkan perubahan dalam proses
keluarga dan memungkinkan perubahan-perubahan pada interkasi keluarga dengan lingkungan
segera.
Hanson (2005) membagi empat pendekatan keperawatan keluarga, yaitu :
1) keluarga sebagai kontek untuk perkembangan individu,
2) keluarga sebagai klien,
3) keluarga sebagai suatu system,
4) keluarga sebagai komponen masyarakat.
Pendekatan yang perawat gunakan ditentukan oleh bebrapa faktor seperti tempat pelayanan
kesehatan, kondisi keluarga, dan sumber keperawatan.
Keluarga sebagai konteks
Pendekatan ini memfokuskan pada pengkajian dan perawatan klien individu yang
merupakan keluarga sebagai konteks. Pendekatan ini merupakan pendekatan tradisional yang
melihat latar belakang dan latar depan individu. Keluarga sebagai konteks untuk individu
yang merupakan sumber atau stressor untuk kesehatan dan penyakitnya.

Keluarga sebagai klien


Keluarga sebagai klien melakukan pengkajian pada semua anggota keluarga dan
mereka merupakan focus perawatan. Pada pendekatan ini, keluarga sebagai latar depan dan
individu sebagai latar belakang. Keluarga dilihat sebagai jumlah anggota keluarga dan focus
terkonsentrasi pada setiap anggota keluarga. Pendekatan ini kebanyakan perawat mungkin
berfokus pada anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
Keluarga sebagai sistem
Fokus perawatan adalah keluarga sebagai klien dan keluarga dilihat sebagai suatu
system interaksi yang keseluruhan keluarga merupakan lebih dari penjumlahan anggota
keluarga. Target intervensi keperawatan adalah interaksi antar anggota keluarga dan
melakukan pengkajian keluarga secara keseluruhan. Fokus perawatan pada individu dan
keluarga secara simultan.
Keluarga sebagai komponen masyarakat
Keluarga dipandang sebagai bagian suatu komponen masyarakat. Keluarga
merupakan institusi dasar atau primer di masyarakat.Institusi lain di masyarakat seperti
kesehatan, pendidikan, agama dan institusi ekonomi.
Kontinum Fleksibilitas Keluarga
Faktor yang memengaruhi keperawatan keluarga terdiridari empat kompenen besar
yaitu :
1. Masyarakat
2. Teori
3. Keperawatan
4. Keperawatan kesehatan keluarga

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan
didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon
dan Maglaya,1989 dikutip Nasrul Effendy, 1998)
2. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Departemen Kesehatan RI, 1998 dikutip Nasrul Effendy, 1998)
3. Ciri-ciri struktur Keluarga menurut Anderson Carter,1998
 Terorganisasi
 Ada keterbatasan
 Ada perbedaan dan kekhususan
4. Peran keluarga
 Peran Ayah
 Peran Ibu
 Peran Anak
5. Type Keluarga
 Keluarga Tradisional
 Keluarga Non Tradisional
6. Fungsi Keluarga
 Fungsi Afektif
 Fungsi sosialisasi
 Fungsi Reproduksi
 Fungsi Ekonomi
 Fungsi Perawatan Kesehatan
7. Tahap Perkembangan Keluarga
 Keluarga Pemula
 Keluarga sedang mengasuh anak
 Keluarga dengan anak usia prasekolah
 Keluarga dengan anak usia sekolah
 Keluarga dengan anak Remaja
 Keluarga melepaskan anak Dewasa muda
 Orangtua usia pertengahan
 Keluarga Lansia
8. Tugas Kesehatan Keluarga
 Mengenal Masalah kesehatan
 Membuat keputusan tindakan kesehatan yang btepat
 Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
 Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
 Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat

B. SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca agar tidak bosan untuk memperluas pengetahuan
tentang Konsep Perawatan Keluarga dengan membaca literatur-literatur kesehatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Teory and Practice


http://raflessbencoolen.blogspot.com/2011/03/08/keperawatan keluarga.html.
Bomar, P. J. (2004).Promoting health in families: Applying family research and theory to
nursing practice, 3rd ed. Philadelphia, PA: Saunders.
Denham, S. (2003). Family health: A framework for nursing. Philadelphia, PA: F. A. Davis.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan praktik. Jakarta: EGC.
Kaakine, J. R., Gedaly-Duff, V., Coehlo, D.. P., Hanson, S. M. H. (2010). Family health care
nursing: Theory, practice and research, 4th ed.. Philadelphia: F. A. Davis Company.
White, D. A. (2002). Explorations in family nursing. London: Routledge
Wright, L. M., & Leahey, M. (2009). Nurses and families: A guide to family assessment and
intervention.Philadelphia, PA: F. A. Davis.

Anda mungkin juga menyukai