Anda di halaman 1dari 18

Kepanitraan Klinik Keperawatan Anak

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan


Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Megarezky Makassar

PROPOSAL DENVER DEVELOPMENT SCREENING TES (DDST)


DAN TERAPI BERMAIN PADA PASIEN ANAK “A” DI RUANG
WALET RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

OLEH :
MARDIANTY
NIM: A1C120005

CI LAHAN CI INSTITUSI

(…………………..……) (……………………..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mendapatkan perawatan di Rumah Sakit merupakan peristiwa yang sering
menimbulkan pengalaman traumatik pada anak, yakni ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai
faktor, diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol dan
perlakuan tubuh akibat tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibat
perpisahan pada anak akan menimbulkan berbagai reaksi seperti menolak
makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif terhadap
aktifitas sehari-hari serta menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Pada saat dirawat di rumah sakit akan anak merasa takut bila mendapat
perlukaan, karena ia menganggap bahwa tindakan dan prosedur yang
dilakukan di rumah sakit semuanya dapat mengancam integritas tubuhnya.
Anak masuk rumah sakit akan bereaksi dengan agresif, ekspresi verbal dan
dependensi. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa mengukur suhu,
mengukur tekanan darah, mendengarkan suara napas dan prosedur lainnya
tidak akan menimbulkan perlukaan. Jika hal ini berlanjut maka tindakan
keperwatan dan pengobatan tidak akan berhasil sehingga masalah anak tidak
teratasi.
RS Bhayangkara Makassar merupakan Rumah Sakit Rujukan daerah yang
memfasilitasi pemeriksaan dan perawatan bagi anak yang kemudian menjadi
penyebab stres bagi anak, orang tua atau pengasuh anak yang
mendampinginya untuk dilakukan pemeriksaan dan tindakan. RS
Bhayangkara Makassar memiliki banyak ruangan untuk pasien rawat inap,
salah satunya yaitu Ruang wallet yang merawat pasien anak. Ruang walet
secara khusus merawat pasien anak dengan berbagai macam penyakit. Dari
hasil observasi yang dilakukan pada anak yaitu pada hari Senin tanggal 14
Juni 2021, terdapat 5 orang anak yang menunjukkan kecemasan atau
mengalami trauma hospitalisasi, tentu hal ini pada akhirnya akan
mempengaruhi kondisi anak dalam proses penyembuhan. Pada saat
pengkajian pada salah satu anak yang berusia 2 bulan 20 hari berjenis kelamin
perempuan didapatkan BB 6 kg, dengan PB 51 cm dan pada pemeriksaan fisik
didapatkan anak demam sejak 3 hari yang lalu, suhu 37o C (demam naik turun)
gelisah, pada pasien, AIS baik , KU lemah.
Berbagai cara dan metode telah banyak dikembangkan untuk menghindari
masalah diatas, salah satunya adalah dengan melakukan terapi bermain kepada
anak yang mengalami hospitalisasi. Selain merupakan kegiatan dari dunia
anak, bermain juga dipercaya mampu menurunkan stress pada anak akibat
lingkungan yang baru dan tindakan infasif salama proses perawatan di rumah
sakit. Penerapan terapi bermain dalam penanganan anak yang dirawat di
rumah sakit juga dapat memudahkan anak mengalihkan rasa kecemasan dan
ketakutan lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak
dapat berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga tidk
merasa terisolisir, anak mudah diajak bekerja sama dengan metode pendekatan
proses keperawatan di rumah sakit.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mendorong interaksi antara perawat dan anak
2. Tujuan Khusu
a. Meningkatkan keterampilan sensori motorik halus
b. Meningkatkan keterampilan sensori motorik kasar

C. Manfaat
1. Bagi Keluarga Pasien
Sebagai terapi untuk meningkatkan perkembangan sosial dan
intelektual anak
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan intervensi keperawatan
anak
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan evaluasi pendidikan untuk meningkatkan mutu
Pendidikan, khususnya di bidang perawatan anak
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi pelaksanaan
asuhan keperawatan pada anak dengan menerapkan terapi modalitas
pada anak.
BAB II
TERAPI BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN
 Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari.(wholey and Wong,1991).
 Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan.(Foster,1989).
 Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock)
Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh
kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
2. Bermain pasif
Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas
(hanya melihat)
Contoh : memberikan support.

C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Menuntut ruangan tertentu

D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang,dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada
disekitarnya,dengan bermain dapat merangsang perabaan alat,misalnya
bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.

MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Todler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak
preischool
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yangsma
tetapi belum terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak
bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Bissanya dilakukanoleh anak usia
sekolah Adolesen.
E. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORI MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan objek
tertentu,misalnya meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan)
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan,anak sakit → perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan → lokasi,negara,kultur.
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status social ekonomi
G. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap eksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap bermin sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

H. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


1 BULAN
VISUAL : Lihat dengan jarak dekat
Gantungkan benda yang terang dan menyolok
AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam
TAKTIL : Memeluk, menggendong, memberi kesenangan
KINETIK : Mengayun, naik kereta dorong

2-3 BULAN
VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok
Bawa bayi ke ruangan lain
Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
AUDITORI :Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam
pertemuan keluarga.
TAKTIL :Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan
lembut,gosok dengan lotion/bedak
KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air

4-6 BULAN
VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV
Beri mainan dengan warna terang
AUDITORI :Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,
Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk

6-9 BULAN
VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.
Beri kertas untuk dirobek-robek.
AUDITORI :Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian
tubuh,
Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri
perintah sederhana.
TAKTIL :Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air
mengalir dan berenang
KINETIK :Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk
mengambilnya.

9-12 BULAN
VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai
tempat bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan,
Kenalkan dengan suara binatang
TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang
Kenalkan dingin,panas dan hangat.
KINETIK : Beri mainan

Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan

 Blockies warna-warni jumlah,ukuran.


 Buku dengan gambar menarik
 Balon,cangkir dan sendok
 Boneka bayi
 Mainan yang dapat didorong dan ditarik
TODLER ( 2-3 TAHUN )
 Mulai berjalan, memanjat, lari
 Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
 Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu
 Perhatiannya singkat
 Mulai mengerti memiliki “Ini milikku ….”
 Karakteristik bermain “Paralel Play”
 Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
 Senang musik/irama

Mainan Untuk Toddler

 Mainan yang dapat ditarik dan didorong


 Alat masak
 Mainan lilin (Slime)
 Boneka, Blockies, Telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang
dapat dipukul, krayon, kertas.

PRE-SCHOOL

 Cross motor and fine motors


 Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
 Sangat energik dan imaginative
 Mulai terbentuk perkembangan moral
 Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
 Karakteristik bermain
 Assosiative play
 Dramatic play
 Skill play
 Laki-laki aktif bermain di luar
 Perempuan didalam rumah
Mainan untuk Pre-school

 Peralatan rumah tangga


 Sepeda roda Tiga
 Papan tulis/kapur
 Lilin,boneka,kertas
 Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk

USIA SEKOLAH
 Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
 Dapat belajar dengan aturan kelompok
 Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain.
 Karakteristik “Cooperative Play”
 Laki-laki : Mechanical
 Perrempuan : Mother Role

Mainan untuk Usia Sekolah

 6-8 TAHUN
Kartu, boneka, robot, buku, alat olahraga, alat untuk melukis, mencatat,
sepeda.
 8-12 TAHUN
Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu,
olahraga bersama, sepeda, sepatu roda.

I. BERMAIN DI RUMAH SAKIT

TUJUAN :
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
PRINSIP :
1. Tidak banyak energi,singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orang tua.
UPAYA PERAWATAN DLM PELAKSANAAN BERMAIN
1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Alat bermain
2. Tempat bermain

PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH :


1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain.
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN

A. Waktu dan tempat


1. Waktu permainan:
a. Lama bermain : 30 menit (1 kali bermain)
b. Hari/Tanggal : 15 Juni 2021
c. Jam : 10.00 WITA
2. Tempat bermain.
Ruang Walet RS Bhayangkara Makassar

B. Karakteristik Bermain
1. Menyalurkan emosi dan perasaan
2. Melatih motorik halus
3. Meningkatkan kecerdasan
4. Melatih kerjasama mata-tangan
5. Membedakan permukaan dan warna benda
6. Mengembangkan kreatifitas anak dengan cara memilih warna dan
huruf yang sesuai dengan penempatannya..

D. Karakteristik Peserta
- Jumlah peserta : 1 Orang
- Nama peserta : Ajwa aliyah

E. Metode
1. Ceramah
2. Bermain

F. Uraian Tugas
Tugas yang harus dilakukan dalam terapi bermain antara lain :
- Mengkoordinir pelaksanaan program bermain.
- Mengadakan kontrak dengan pasien dan keluarga.
- Meminta izin dengan Kepala Ruangan.
- Memfasilitasi proses bermain.

G. Strategi
1. Pra kegiatan
 Menyiapkan tempat atau ruangan
 Menyiapkan alat-alat
 Menyiapkan peserta
2. Kegiatan
 Anak diberikan kebebasan dalam memilih permaianan sesuai dengan
daya kreativitas dan imajinasi mereka.
 Anak diberi kebebasan dalam mewarnai gambar dan memasukan bola.
 Memberikan bantuan/arahan jika diperlukan.

H. Langkah-langkah
1. Persiapan : 5 menit
2. Pembukaan : 5 menit
 Perkenalan
 Penjelasan maksud dan tujuan
3. Pelaksanaan : 15 menit
4. Evaluasi : 5 menit

I. Pelaksana Kegiatan
Dilakukan oleh Mardianty (Mahasiswa/ Perawat yang bertugas diruangan
Walet)

J. Evaluasi yang diharapkan


1. Anak dapat mengekspresikan perasaan mereka setelah bermain.
2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik.
3. Anak merasa senang.
4. Anak tidak takut lagi dengan petugas / perawat.

K. Peserta
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah
1. Anak yang kooperatif
2. Anak yang dalam kondisi mampu mengikuti terapi bermain
3. Besedia dengan baik
Peserta terdiri dari:
1. Anak
2. Orang tua anak.
3. Mahasiswa yang bertugas
4. Pembimbing lahan

L. Sarana dan Media


1. Sarana:
 Ruangan tempat bermain
 Peralatan bermain

M. Tahap Kerja Terapi Bermain pada Anak


1. Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama orang tua atau Perawat/Mahasiswa
2. Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan yang ada pada anak dan merangsang
perkembangan anak.
3. Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak mengikuti
intstruksi dari perawat ataupun orang tua yang mendampingi.

N. Susunan Acara
Permainan ini akan dilaksanakan secara individu dengan
susunan acara sebagai berikut :
Waktu Kegiatan perawat Kegiatan peserta
1. Mengucapkan salam 1. Membalas salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
5 Menit 3. Menjelaskan tujuan dan penjelasan
Pembukaan peraturan kegiatan 3. Mendengarkan
(perkenalan) 4. Menjelaskan alat yang akan penjelasan
dijadikan media permainan 4. Mendengarkan
penjelasan
1. Meminta kepada orang tua 1. Memperkenalk
untuk menyebutkan nama anak an diri
2. Menjelaskan kembali tentang 2. Mendengarkan
permainan beserta alat-alatnya penjelasan
15 Menit 3. Meminta orang 3. Mulai bersiap-
Permainan tua/pendamping anak untuk siap untuk
bersiap-siap memulai permainan memulai
4. Melakukan/melaksanakan permainan
permainan 4. Bermain

1. Meminta kepada peserta 1. Klien


untuk mengemukakan Mengemukakan
10 Menit perasaannya setelah bermain tentang
Evaluasi 2. Orang tua/ pendamping anak perasaannya
dipersilahkan untuk bertanya 2. Bertanya

1. Memberikan kesimpulan 1. Mendengarkan


tentang permainan .
2. Memberikan hadiah kepada
5 Menit
anak yang mengikuti terapi 2. Anak terlihat
Penutup
bermain senang
(Terminasi)
3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab
salam penutup
G. Denah Bermain Peran

Tempat Tidur Pasien

Keterangan:

: Pesien

: Orang Tua Pasien

: Perawat/Mahasiswa yang bertugas

: Pendamping (CI Lahan / perawat yang mendampingi)


DAFTAR PUSTAKA
Narendra, Sularso, dkk. (2009). Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta:
Sagung Seto.
Anggani, Sudono. (2009). Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk
Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grafindo.
Soetjiningsih (2004). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Pusdiknakes (2007). Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga.
Jakarta: Depkes.
Noordiati, SST., M. (2019). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah. Malang: Wineka Media.
Sudirjo. E, Alif, M. N, Entan S. (2018). Pertumbuhan dan Perkembangan
Motorik: Konsep Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Gerak
Manusia. Edited by E. Saptani. Sumedang Jawa Barat: UPI Sumedeng
Press.
Soetjiningsih, C. H. (2018) Seri Psikologi Perkembangan: Perkembangan Anak
Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-Kanak Akhir. 3rd edn. Edited by
S. Jefri. Jakarta: Kencana.
Drs. Ahmad Susanto, M. P. (2011) Perkembangan Anak Usia Dini pengantar
dalam berbagai aspeknya. 1st edn. Edited by R. Crirclestuff. Jakarta:
Kencana.
Anggani, Sudono, Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia
Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 1999. EGC: Jakarta
Donna L. Wong, Pedoman Klinis Keperawatan Anak. 2004. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai