Anda di halaman 1dari 9

17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

Reklamasi
Lahan

Lahan Kritis

1
Yoga Toyibulah, A.Md., S.Si., M.Sc.

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

Setiap PEMBANGUNAN
EKONOMI selalu menuntut
alokasi sumberdaya, PERTUMBUHAN PENDUDUK
terutama SUMBERDAYA yang sangat pesat
mengakibatkan TINDAKAN Untuk MENCAPAI TARGET
ALAM.
PEMANFAATAN tersebut seringkali
SUMBERDAYA ALAM untuk menimbulkan MASALAH-
mencukupi kebutuhan MASALAH LINGKUNGAN
pangan, sandang, papan yang kompleks, salah
meningkat dengan pesat. satunya sebagai akibat dari
penggunaan lahan untuk
kegiatan pertambangan.

1
17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

LAHAN

DEGRADASI
LAHAN

LAHAN
KRITIS

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

PENGERTIAN LAHAN

Wilayah daratan bumi yang mencangkup atmosfer, tanah, geologi, relief, hidrologi dan populasi tumbuhan dan
hewan, serta hasi kegiatan manusia masa lalu dan masa kini, serta berpengaruh terhadap penggunaan lahan
pada masa kini dan masa mendatang. (disadur dari FAO, 1977)

2
17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

PENGERTIAN DEGRADASI LAHAN


Proses penurunan produktivitas lahan yang sifatnya
sementara maupun tetap yang dicirikan dengan
penurunan sifat fisik, kimia dan biologi.

Lahan kritis merupakan salah satu bentuk


dari lahan terdegradasi (Dariah et al. 2004).

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

PENGERTIAN LAHAN KRITIS


Lahan kritis sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan (degradasi) sehingga kehilangan
atau berkurang fungsinya sampai batas tertentu sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
(Lokakarya Penetapan Kriteria Lahan Kritis yang dilaksanakan oleh Direktorat Rehabilitasi dan
Konservasi Tanah, tanggal 17 Juni sampai dengan 23 Juni 1997)

Mencegah lahan kritis terhambat pada dua hal: (1) Istilah kritis yang bermacam-macam, (2)
Melibatkan teknik pengelolaan lahan, dan kelembagaan masyarakat (pandangan, sikap, dan
kebijakan)

Pengertian lahan kritis antara suatu lembaga dengan lembaga lainya berbeda-beda, dari sudut
pandang pertanian memandang lahan kritis dikaitkan dengan produksinya (produksi)
sedangkan dari sudut pandang kehutanan memandang lahan kritis dikaitkan dengan fungsi
sebagai media pengatur tata air, media produksi hasil hutan dan sebagai media proteksi banjir
dan/atau sedimentasi bagian hilir (Didu, 2001).
6

3
17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

PENILAIAN LAHAN KRITIS


Penurunan fungsi produksi baik
Biofisik
karena alam maupun buatan

Lahan terbengkalai

Digunakan dibawah kemampuan


Sosial Ekonomi
potensialnya
Digunakan melampaui
kemampuan potensialnya
Luas lahan lebih kecil daripada
Lahan Kritis
jumlah penduduk

Geografi Penggusuran lahan

Membahayakan lahan lain


disekitarnya
Luasan lahan atau proporsi lahan
Kuantitatif
yang terdegradasi

Kualitatif Penurunan mutu lahan


7
Kondisi Lahan Bekas Tambang

Penambangan emas di Amazon

Kondisi Fisik
Lahan
Kondisi Kimia
Lahan
Kondisi Biologi
Lahan

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman
Penambangan batubara di Kalimantan Selatan

4
17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

KONDISI FISIK LAHAN


Profil tanah normal terganggu akibat pengerukan, penimbunan dan pemadatan alat-alat berat.
Memburuknya sistem tata air dan aerasi yang secara langsung mempengaruhi fase dan perkembangan akar.
Tekstur dan struktur tanah menjadi rusak sehingga mempengaruhi kapasitas tanah untuk menampung air dan nutrisi.
Lapisan tanah tidak berprofil sempurna, sehingga akan berpengaruh dalam membangun pertumbuhan tanaman yang
kondusif.
Pengaruh angin cukup serius pada permukaan tanah yang tidak stabil, dimana tanah dapat diterbangkan, tertutup oleh
tanah, biji-bijian terbang dan dipindahkan ke areal tumbuh yang tidak diinginkan (Jordan, 1985).
Bahan material yang digunakan selama pertambangan akan membatasi infiltrasi air sehingga akan mengurangi produksi
asam dan erosi.
pemadatan tanah menyebabkan pada musim kering tanah menjadi padat dan keras.
Pada tanah yang bertekstur padat ini, penyerapan air ke dalam tanah berlangsung lambat karena pori-pori tanah sangat
kecil, sehingga akan dapat meningkatkan laju aliran air permukaan yang berdampak pada peningkatan laju erosi.
Kondisi tanah yang keras dan padat sangat berat untuk diolah yang secara tidak langsung berdampak pada peningkatan
kebutuhan tenaga kerja.

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

KONDISI KIMIA LAHAN


Kondisi kimia lahan bekas pertambangan menunjukkan bahwa kesuburan tanah, pH dan keberadaan nutrisi
dalam tanah rendah, sedangkan keberadaan metal logam berat tinggi, karena larutan dari metal sulfida.

Keadaan unsur hara seperti unsur N dan P yang rendah, reaksi tanah asam atau alkali merupakan masalah utama. pH
tanah yang rendah mengakibatkan menurunnya persediaan zat makanan seperti : P, K, Mg dan Ca yang berakibat cukup
berbahaya pada tingginya suhu tanah.

Akibat keasaman tanah yang tinggi dapat menyebabkan : (1). Rusaknya sistem penyerapan unsur P, Ca, Mg dan K oleh
tanaman. Kekurangan unsur P menjadi masalah, karena rendahnya unsur P dalam sisa-sisa penambangan. (2). Meningkat
tersedianya Al, Mn dan Fe, Cu, Zn dan Ni. (3). Terciptanya kondisi biotik yang tidak menguntungkan, seperti rusaknya fiksasi
atau penyerapan unsur N, khususnya pH dibawah 6, memperkuat aktifitas Mycorrhiza, mengakibatkan kurangnya
penyerapan unsur P dan K serta meningkatkan toksisitas tanah (Jordan, 1985).

Sedangkan akibat kebebasan tanah yang tinggi adalah : (1). Merusak pelepasan unsur Fe, Mn, Bo, P, Cu dan Zn dari tanah
(2). Meningkat tersedianya unsur Mg, Ca, S dan K (3). Meningkatkan toksisitas tanah.

Akibat keasaman sisa penambangan selalu menyebabkan bertambahnya unsur Fe atau senyawa sejenis Fe, senyawa yang
berasal dari rusaknya tanah akibat hujan yang menghasilkan asam sulfur.

Di beberapa lahan pasca tambang emas dan tembaga kandungan logam berat seperti: Cu, Al, Zn dan Fe dapat juga
menjadi toksik dan membahayakan pertumbuhan tanaman. 10

5
17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

KONDISI BIOLOGI LAHAN

Terkikisnya lapisan topsoil dan serasah sebagai sumber karbon untuk menyokong kelangsungan hidup mikroba
tanah potensial, merupakan salah satu penyebab menurunnya populasi dan aktifitas mikroba tanah yang
berfungsi penting dalam penyediaan unsur-unsur hara dan secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan
tanaman.

Rendahnya aktifitas mikroba tanah karena pengaruh berbagai faktor lingkungan mikroba
tersebut, seperti penurunan pH tanah, kelembaban tanah, kandungan bahan organik,
daya pegang tanah terhadap air dan struktur tanah (Kartasapoetra, 1988).

Adanya mikroba tanah sangat potensial dalam perkembangan dan


kelangsungan hidup tanaman. Aktifitas mikroba tidak hanya terbatas pada
penyediaan unsur hara, tetapi juga berperan dalam mendekomposisi
serasah dan secara bertahap dapat memperbaiki sifat struktur tanah.

11

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

TUJUAN RESTORASI LAHAN KRITIS


• Memperbaiki stabilitas lahan sehingga dapat memaksimalkan fungsi lahan sesuai dengan tujuan peruntukannya,
mempercepat penutupan lahan dan mengurangi surface run off dan erosi tanah.
1. Protektif

• Mengarah pada peningkatan kesuburan tanah (soil fertility) yang lebih produktif, dapat diusahakan untuk tanaman
yang tidak hanya menghasilkan kayu, tetapi juga menghasilkan produk non kayu yang dapat bermanfaat untuk
2. Produktif masyarakat di sekitarnya.

• Kegiatan untuk membantu mempercepat terjadinya suksesi secara alami ke arah peningkatan keanekaragaman
hayati spesies lokal, serta penyelamatan pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan potensial lokal yang langka.
3. Meningkatkan biodiversitas flora dan fauna spesies setempat, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Konservatif

12

6
17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

7
17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

PERMASALAHAN LAHAN KRITIS


Penggunaan lahan yang membahayakan
keselamatan lahan

Pemulihan lahan yang memerlukan teknik rumit,


lama, dan mahal

Kondisi lahan yang tidak mungkin dipulihkan

Penggunaan lahan hasil restorasi yang tidak tepat

Berdampak pada sistem lahan lain

Hak guna usaha, hak milik, kebijakan pembangunan,


serta konsesu mengusahakan sumberdaya

CONTOH NYATA “PERTAMBANGAN


Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

TIMAH BANGKA “
Perubahan lanskap Bangka semakin mencolok dengan sifat penambangan TI yang rakus, tidak terkendali,
berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan tidak melakukan reklamasi.

wilayah operasi merambah ke kawasan wisata pantai, tempat-tempat bersejarah, daerah pemukiman,
lahan pertanian dan perkebunan, hutan lindung, jalur hijau, kawasan konservasi, kuburan, dan berbagai
fasilitas umum (sekolah-sekolah, jalan, jembatan) serta wilayah tangkapan nelayan.

Daerah ini sebenarnya telah berubah menjadi daerah operasi TI dan telah menciptakan kolam-kolam besar
yang menurut istilah di Bangka disebut kolong.

Kerusakan lingkungan yang semakin tinggi intensitasnya dan sudah sampai pada tahap kritis. Hutan yang
terdegradasi telah diperparah oleh air sungai yang tercemar.
16

8
17/05/2021

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

Kemiskinan dan lahan kritis saling berpengaruh. Lahan kritis disebabkan oleh
kemiskinan dan kemiskinan disebabkan oleh lahan kritis.
(Durning, 1989)

Lahan semakin kritis dan petani Petani miskin tidak mampu


semakin miskin melakukan konservasi lahan (justru
eksploitasi lahan)

Lahan menjadi kritis


dan produksi
menurun sehingga
petani tambah miskin

Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

DAFTAR PUSTAKA

• AKTOR, AKSES DAN POLITIK LINGKUNGAN DI PERTAMBANGAN TIMAH BANGKA Erwiza Erman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Masyarakat Indonesia Vol. 36, No. 2, Desember 2010, EDISI XXXVI / NO.2 / 2010 | 71-101
• Didu MS. 2001. Analisis Posisi dan Peran Lembaga Serta Kebijakan dalam Proses Pembentukan Lahan Kritis. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 2(1): 93-105.
• Durning, A. B. 1989. Poverty and the environment reversing the downward spiral. Worldwatch Paper 92. 86h.
• Food and Agriculture Organization. 1977. FAO headquarters facilities. Rome FAO 1977, VI, 16 p
• Jordan CF. 1985. Nutrient cycling in tropical forest ecosystem. John Wiley & Sons, New York.
• Notohadiprawiro, T. 1996. Lahan Kritis dan Bincangan Pelestarian Lingkungan Hidup. Seminar Nasional Penanganan Lahan Kritis di
Indonesia 7-8 November. Repositori Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada.
• Pattimahu, D. V. 2004. Restorasi Lahan Kritis Pasca Tambang Sesuai Kaidah Ekologi. Institut Prtanian Bogor.
• Setiyadi, Y. 1996. Penerapan Teknik Silvikultur Pada Lahan Pasca Tambang. Bahan Kursus Inhouse Training PT. Inco.

18

Anda mungkin juga menyukai