ITS Undergraduate 16864 3108100514 Paper
ITS Undergraduate 16864 3108100514 Paper
ANUGRAH ISTIYANTO
NRP. 3108 100 514
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. DJOKO UNTUNG
1
ALTERNATIF P ERENCANAAN STRUKTUR 1.2 Perumusan Masalah
JEMBATAN CO NGO T II DENGAN SISTEM BUSUR Dari uraian latar belakang tersebut maka untuk
PENGGANTUNG perencanaan Jembatan Congot II, permasalahan yang
akan ditinjau adalah sebagai berikut :
BAB I 1) Bagaimana menghitung dan merencanakan
PENDAHULUAN bangunan atas jembatan meliputi :
a. Merencanakan gelagar-gelagar induk,
1.1 LATAR BELAKANG antara lain:
Transportasi darat mempunyai peranan penting • Girder memanjang
dalam berbagai aspek. Salah satu aspek yang paling penting • Batang pada busur jembatan(
adalah dalam bidang perekonomian. Transportasi dianggap penampang box baja )
penting dalam aspek perekonomian karena mayoritas b. Perhitungan lantai kendaraan
pendistribusian barang dan jasa antar daerah dilakukan c. Perhitungan kekuatan kabel
melalui jalur transportasi darat. Untuk memenuhi d. Ikatan angin
kebutuhan tersebut dibutuhkan sarana dan prasarana jalan e. Merencanakan sambungan pada profil
yang memadai. Salah satu prasarana tersebut adalah rangka baja
bangunan jembatan. 2) Bagaimana menghitung dan merencanakan
Salah satu jalur transportasi darat terpadat di bangunan bawah jembatan meliputi :
Indonesia adalah jalur Pantura (Pantai Utara), jalur ini a. Merencanakan abutment
rawan akan kemacetan. Maka untuk mengatasi hal tersebut, b. Merencanakan pondasi yang sesuai
pemerintah dalam hal ini Departemen PU Direktorat dengan tanah setempat
Jenderal Bina Marga berupaya mengurangi kemacetan di 3) Bagaimana menghitung dan merencanakan
jalur Pantura dengan mengembangkan jalur lintas Selatan. perletakan jembatan
Salah satu upaya yaitu membangun jembatan CONGOT II 4) Bagaimana mengontrol kekuatan dan
yang membentang di Kali Progo yang terletak di kestabilan struktur
perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo Daerah 5) Bagaimana menuangkan hasil bentuk desain
Istimewa Yogyakarta. Rencana jembatan baru CONGOT II dan analisa ke dalam bentuk gambar teknik
ini untuk memperlancar arus dari Purworejo ke Yogyakarta
sedangkan jembatan lama untuk arus Yogyakarta ke 1.3 Maksud dan Tujuan
Purworejo, karena jalan Yogyakarta- Purworejo sudah 4 Adapun yang menjadi maksud dan tujuan
lajur 2 arah. dalam penulisan proposal tugas akhir ini adalah sebagai
Jembatan CONGOT II ini memiliki kondisi berikut :
eksisting sebagai berikut : merupakan penambahan struktur 1) Menghitung dan merencanakan bangunan atas
dari jembatan yang sudah ada (ada 2 jembatan yang jembatan meliputi :
dibangun) Jembatan di samping jembatan CONGOT II a. Merencanakan gelagar-gelagar induk,
yaitu Jembatan CONGOT I sebelumnya telah dibangun antara lain:
dengan konstruksi rangka baja sedangkan Jembatan • Girder memanjang
CONGOT II telah dibangun menggunakan sistem balok • Batang pada busur jembatan(
beton pratekan dengan 2 pilar. Kondisi topografi berbukit- penampang box baja )
bukit, bantaran sungai memiliki lereng yang cukup curam b. Perhitungan lantai kendaraan
dengan sungai yang berada di ba wah ± 6 m, panjang c. Perhitungan kekuatan kabel
jembatan total ± 100 m. Dengan tinggi bebas ± 5,7 m dari d. Ikatan angin
permukaan jalan. e. Merencanakan sambungan pada profil
Dilihat dari kondisi topografi jembatan CONGOT rangka baja
II ideal nya memakai jembatan busur. Selain itu, juga akan 2) Menghitung dan merencanakan bangunan
digunakan batang tarik, yaitu reaksi horizontal busur bawah jembatan meliputi :
dipikul oleh lantai kendaraan. Dalam hal ini gelagar utama a. Merencanakan abutment
pemikul lantai kendaraan direncanakan memikul momen b. Merencanakan pondasi yang sesuai
lentur dan gaya aksial tarik. Dalam hal ini gelagar utama dengan tanah setempat
pemikul lantai kendaraan direncanakan memikul momen 3) Menghitung dan merencanakan perletakan
lentur dan gaya aksial tarik. jembatan
Pada proses perencanaan jembatan rangka ini 4) Dapat mengontrol kekuatan dan kestabilan
nantinya akan mengacu pada peraturan RSNI T–02-2005 struktur
untuk menentukan segala pembebanan yang bekerja pada 5) Dapat memvisualisasikan hasil desain dan
struktur jembatan tersebut dan berdasarkan AISC-LRFD analisa yang telah dibuat ke dalam bentuk
untuk analisa perhitungan upper strukturnya yang gambar teknik.
seluruhnya menggunakan bahan dari baja.
1
1.4 BATASAN MASALAH
Untuk menghindari penyimpangan pembahasan
dari masalah yang telah diuraikan di atas, maka diperlukan
pembatasan masalah yang meliputi :
1. Perencanaan disini hanya ditinjau dari aspek teknis saja
dan tidak dilakukan analisa dari segi biaya maupun
waktu. Gambar 2.3 Tipe ” A Half – Through Arch “
2. Perhitungan sambungan dibatasi pada bagian-bagian 2.2.2 Pie r / Collumn
tertentu yang dianggap mewakili secara keseluruhan. Fungsi dari pier itu sendiri yaitu untuk
3. T idak memperhitungkan kondisi beban pada waktu menyangga deck langsung ke tebing atau tepi sungai
metode pelaksanaan. dan menyalurkan semua beban yang diterima oleh deck
4. T anpa memperhitungkan metode pelaksanaan secara baik beban lalu – lintas untuk diteruskan ke bagian
detail. pondasi.
2.2.3 Batang Lengkung
BAB II Bagian dari struktur yang paling penting.
TINJAUAN PUS TAKA Karena seluruh beban di sepanjang beban jembatan
2.1 UMUM dipikul olehnya. Dan bagian struktur ini mengubah
Konstruksi busur didefinisikan sebagai bukaan gaya – gaya yang bekerja dari be ban vertikal dirubah
bentang anggota struktur dan bekerja sebagai penopang menjadi gaya horizontal / tekan sehingga menjadi
bagi beban di atas bukaan tersebut. Dan konstruksi tersebut keuntungan sendiri bagi jembatan tersebut.
dapat memberikan reaksi horizontal akibat beban vertikal
yang bekerja. (Struyk, Van Der Veen, 1953)
2.3 PEMB EBANAN
Pembebanan pada perencanaan jembatan ini
2.2 BAGIAN JEMBATAN RANGKA BUSUR mengacu pada peraturan teknik perencanaan jembatan
2.2.1 De ck Girde r BMS 1992. Beban – beban meliputi :
Deck girder atau lantai jembatan termasuk ke 2.3.1 Be ban Te tap
dalam struktur bangunan atas (Super-Structure). Bagian ini • Berat Sendiri
berfungsi untuk memikul beban lalu – lintas dan Berat sendiri adalah berat bahan dan bagian
melindungi terhadap keausan. jembatan yang merupakan elemen struktural,
Berdasarkan lantai kendaraannya, ada beberapa ditambah dengan elemen non struktural yang
bentuk jenis yang umum dipakai yaitu : dianggap tetap.
• Deck Arch • Beban Mati T ambahan
Salah satu jenis jembatan busur dimana letak lantainya Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan
menopang beban lalu – lintas secara langsung dan yang membentuk suatu beban pada jembatan yang
berada di bagian paling atas busur. merupakan elemen non struktural, dan mungkin
besarnya berubah selama umur jembatan.
• T ekanan Tanah
Koefisen tekanan tanah nominal harus dihitung dari
sifat – sifat tanah yang ditentukan berdasarkan pada
Gambar 2.1 Tipe ” Deck Arch ” kepadatan, kadar kelembaban, kohesi sudut geser
dalam dan sebagainya.
• Through Arch
Merupakan jenis lainnya, dimana letak lantai jembatan 2.3.2 Be ban Lalu – Lintas
Beban lalu – lintas untuk perencanaan jembatan
terdapat tepat di springline busurnya.
terdiri dari beban lajur ”D” dan beban truck ”T”.
• Beban Lajur ”D”
Beban lajur ”D” adalah beban yang bekerja pada
seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan
pengaruh pada jembatan yang ekivalen dengan
suatu iring – iringan kendaraan yang sebenarnya.
Gambar 2.2 Tipe “ Through Arch ” Beban lajur ” D ” terdiri dari beban tersebar merata
• A Half – Through Arch (UDL) yang digabung dengan beban garis (KEL).
Dimana lantai jembatan terletak di antara springline Knife edge l oad
Beban garis
dan bagian paling atas busur atau di tengah – tengah. Intensi ty p kN/m
Intensi tas p kN/m
Direction of tr af fic
90°
Arah lalu lintas
200 mm
25 kN 00m m
5 10 0 kN
200 mm
500 mm
20 0 m m
100 k N S = Faktor tipe bangunan.
2.75 m
W T = Berat total nominal bangunan yang
200 mm 20 0 m m
200 mm
50 0 m m 500 mm
125 mm
25 kN 10 0 kN 100 k N
3
Gambar 2.7 Pemakaian Las Sudut
• Las Baji dan Pasak
A B
Manfaat utama las baji dan pasak ialah menyalurkan
gaya geser pada sambungan le watan bila ukuran
sambungan membatasi panjang yang tersedia untuk las Analisa struktur pada SAP
sudut atau las sisi yang lain. Las baji dan pasak juga
berguna untuk mencegah terjadinya tekuk pada bagian
yang saling bertumpang.
Kontrol kekuatan
penampang
OK
Studi Literatur P erencanaan Bangunan
Bawah
P engumpulan Data
P embebanan Struktur
- beban mati - beban akibat tekanan tanah
P reliminari desain : - beban hidup - beban gempa
- dimensi plat - dimensi balok memanjang
- dimensi busur - dimensi balok melintang
- dimensi penggantung busur
P erhitungan tulangan
Tidak OK
C
A B
4
E
Pak em
S le m an
G i ri m ul y o M la t i
G o dea n
M oy ud an
N ang gul an
G am pi ng
P embebanan Struktur
- beban mati - beban hidup
Lokasi jembatan
CONGOT II
4 0 4 0
306 0 50 50 40 80 5 05 3 06 0
250 15 0 15 0 52 0
30 0 3 0 3 0 0 40 0 30 0 3 0 3 0
1 4.0 0 20 20 0
528 0 50 0 50 0 50 0 50 0 52 40 53 5 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 50 0 53 90 524 0 50 0 50 0 50 0 50 0 52 80
1 3.0 0
1 2.0 0
KEPURW OREJO KE YOG YAK
ARTA
4 5.0 0
175 0 8 40
1 83 0
175 0 8 40
4 4.0 0 2 80 28 0
1 790
37 5 42 5
4 3.0 0 40
25 37
3 0
2 0
25 37
I A
P D R
A IN
A S
E 4 0 40 0 7 25 I A
P D R
A IN
A S
E
34 0
1 45 0
1 45 0
34 0
4 2.0 0 A LV
G A N
IZ E
Ø 4̀ ` 8 75 8 75 40 A LV
G A N
IZ E
Ø 4 `
50
50
P P
I D
A R AIN A
S E
450
450
OK
4 1.0 0 G A
LV A
N IZE Ø 4̀`
863
7 0
863
825 7 5
13 0 70 0 80
4 0. 0 2 60 80 2 60 26 0 8 0 26 0
13 0
13 0
13 0
10 013 0
34 0 1 20 3 40 H WL E L .39 .5 13
10 0
3 9.0 0
6 0 34 0 12 0 3 40 60 0
70 0
3 8.0 0 6 20 62 0
130 0
80 0
3 7.0 0
BO R P ILE Ø 80 cm BO R P ILE Ø 80 cm
L =1 6m 8 0 L =16 m
ORP
B IL E Ø
8 0c m
ORP
B IL E Ø
8 0c m L= 16 m
306 0 L= 16 m 41 20 306 0
LC A B
T C C
L P IE
R L P
I E
R L ABT
C
P enggambaran Struktur
KE PURWODADI
Jembatan PENAMPANG MEMANJANG JEMBATAN
SKALA 1: 400
R MJ
3 30 0 50 0 5 0 0 5 0 0 5 0 5 0 230 0 29 0 50 0 50 0 5 0 0 5 0 0 5 0 50 0 50 0 29 0 2 30 50 0 50 0 5 0 50 0 5 0 0 3 0
1 50 0
I P
P A DR A
IN A
E
S P IP
A DR A
IN A
S E
P A
G IP
LV D
R
A
N A
IN
E A
Z Ø
S 4̀`E G P
IA
L A
D
V
N R
A
E IN
IZ A
Ø S
E
4̀` A LV A
G I Z
N E Ø4 ` G ALV A
N IZ
E Ø 4̀` IL A
P
A
G D N
V A E
R
IZ A 4̀S
IN
Ø E ` P LV
A
G A A
IP R
D
I A
N IN Ø
E
Z 4A
S `E
KE PURW OREJ O E LE T
D A S
I
7 0 0
1 0 0
E X
P A N
S IO N
J O
I N
T
G ALV A
N IZ
E Ø 4̀` G A
L V
A
N IZ
E Ø 4̀` A LV A
G I Z
N E Ø4 ` A
G
L V
A N
IZ EØ 4̀ ` A LV A
G I Z
N E Ø4 `
P IP
A DR A
IN A
S E I A
P D R
A IN
A S
E I P
P A DR A
IN A
E
S P A
G IP
LV D
R
A
N A
IN
E A
Z Ø
S 4̀`E I A
P D RA IN
A S
E P IP
A D
R A
IN A
S E
15 0
Gambar Rencana :
T A 0 +1 5 0
S S T A 0 +1 75 T 0 + 20 0
SA T0+25
SA T 0 + 24 3
SA S T A 0+ 2 50
- Gambar potongan
- Gambar detail
Gambar 3.2 Penampang Eksisting Jembatan Congot II
BAB IV
PRELIMINARY D ES IGN
4.1. Perencanaan Awal Struktur Busur
Finish
ELV.
+ 20 .0 0
+ 19 .8 0
+ 19 .2 0
+ 1 8. 20
+ 1 6. 80
+ 1 5. 0
+ 1 2. 80 B O
T G
A
X N IR
A G E
D R
U hS
B U =
R 1,2 5m
+ 1 0. 20
200
+ 7 .2 0
5 08
KE YO GYA KA RTA
O X G
B I R
D E
R h =
1 ,4m
R E B
F O A R
D = 42
HWL EL.3 9 .5 1 3
10000
C C
L ABT L AB
T
5
4.2. Perencanaan Awal Dimensi Struktur Utama
- T inggi tampang busur (t)
1 h 1
syarat : ≤ ≤
80 L 70
+ 3.8 0
Sn t = 1/70 . L = 1/70 . 100,8 = 1,44 m
Yn h 1,4 m
UR W OR E JO untuk = = 0,0139
± 0 .00 L 100,8 m
x 0,0125 ≤ 0,0139 ≤ 0 ,0143 …OK
Direncanakan h = 1,40 m
b = ½.h = 0,8 m
b = 0, 8 m
Gambar 4.2 Notasi Konstruksi Jembatan Busur
Dari penjelasan diatas dapat diketahui tinggi
penggantung : t = 4 cm
X (m) Yn X (m) Yn h = 1,40 m
0 0 52,8 19,95
4,8 3,63 57,6 19,59
9,6 6,89 62,4 18,87 t = 4 cm
6
5.2.PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN
BAB V Pelat lantai kendaraan berupa beton komposit
PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN DAN antara beton bertulang dengan dek baja gelombang (
TROTOAR compodeck ).
ts ≥ 200 mm
5.1.PERENCANAAN SANDARAN , KERB DAN ts ≥ 100 + 40.L mm
TRO TO AR dimana :
Beban Yang Bekerja Pada Pipa Sandaran : L = bentang dari plat lantai kendaraan antara pusat
tumpuan (m)….didapatkan tebal plat = 25 cm
20 cm
As pal
qd = 6,28 kg/m
ql v = 0, 75 k N/m
5 .0 0
90 cm t compodeck = 1.0 mm
45 cm Gelagar memanjang
1.70 m
Stu d
Pelat com pod eck t = 1 mm
Beban Yang Bekerja Pada T iang Sandaran : 200
50
0,75 kN/m
15
Pdl pipa
Pdl sanda ra n
90 25
Pdl pipa γ b eton = 24 kN/m3
20 γ asp al = 22 kN/m3
γ co mp = 10,34 kg/m 2
f’c = 25 MPa
fy = 400 Mpa
Beban Yang Bekerja Pada Kerb : fy c = 550 Mpa
Tabel 5.1 Rekapitulasi Pembebanan Lantai Kendaraan
Jenis B eban B eban LF B eban
Nominal Ultimate
B eb an R o da K en d ar aa n B eban mati (DL1)
Beban pelat beton 6,00 kN/m 1,3 7,831 kN/m
K ER B
Beban compodeck 1,3x10 -4 kN/m 1,1 1,43x10 -4 kN/m
B eban mati 2 (DL2)
Beban plat trotoar 7,98 kN/m 1,3 10,374 kN/m
Beban sandaran 4.301 kN/m
Dari Hasil Anlisa Didapatkan : B eban superimpose (SDL)
2D-12 20
Beban aspal 2,2 kN/m 1,3 2,86 kN/m
B eban pelaksanaan (PLL)
Ø 1 0 -2 0 0
2D 12 Beban pelaksanaan 2 kN/m 1,25 2,5 kN/m
Ø10-200
B eban hidup (LL)
Kait = 2 cm
Beban truk 146.25 kN 1,8 263,25 kN
Penutup Plat
6. 05 20 Beban pejalan kaki 2 kN/m 1,8 3,6 kN/m
Beton ra ba t
d10- 250
DL1+ P LL
d10-250 1
(pelaksanaan)
25
10 90 °
= DL = SDL + PLL
Untuk Beban hidup “T” dianalisa menggunakan
rumus dari BMS BDM pasal 2.5.5 (a),(b)
Dari hasil analisa diperoleh desain lantai kendaraan
seperti gambar berikut :
7
D 10 - 200
D16 - 250
A spa l
6.1.2. Analisa gaya dalam
5 .0 0
Gaya dalam akibat beban yang terjadi akan dianalisa
2 2.5 0
dalam kondisi batas (ultimate). Analisa akan
5 .0 0
t c om pode c k = 1.0 mm
D 10 - 200
Ø 16 - 250
dilakukan dengan permodelan mekanika sederhana.
Gelagar meman jang • Akibat beban mati
q p lat lantai + q com p + q gird er + q SDL +q as pal
1.7 m
BAB VI 4.8 m
PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN qDL =q + q co mp o d eck + q g ird er + qSDL + q Asp al + q
p lat
Hu jan
6.1.Perencanaan Gelagar Memanjang = 24,365 kN/m’
Untuk perencanan gelagar memanjang dipilih profil WF VuDL = ½ x qDL x L
dengan dimensi : 500 x 300 x 11 x 18 = 58,476 kN
Data – data profil : MuDL = 1/8 . qDL . L2
g = 128 kg/m ; Ix = 71000 cm 4 = 1/8 . 24, 365 kN/m’ . (4,8 m)2
A = 163,5 cm 2 ; Iy = 8110 cm 4 = 70,1712 kNm
ix = 18,6 cm ; Zx = 3100 cm 3 • Akibat beban pelaksanaan
iy = 7,04 cm ; Zy = 824 cm3 q PLL
d = 488 mm ; tf = 18 mm
bf = 300 mm ; tw = 11 mm
r = 24 mm
A s pa l
Ø 10 - 200 D 16 - 150
5 .0 0
4.8 m
1 5. 0 0
5 .1 0
MuPLL = 1/8 . qPLL . L2
t c om pod e c k = 1 .0 m m
D 16 - 160
Ø 10 - 200 = 1/8 . 2,5 kN/m’. (4,8 m)2
G el ag ar M em a nj an g
= 7,2 kNm
VuPLL = ½ x qPLL x L
G ela g ar M elin ta n g = 0,5 x 2,5 kN/m’ x 4,8m = 6 kN
• Akibat beban Hidup
1. Beban UDL (Uniformly Distributed Load)
S = b 1 - b f = 1 .4 0 m
q UDL = 17,874 kN/m
b 1 = 1 .7 0 m
MuUDL = 1/8 . qDL . L2
= 1/8 . 17,874 kN/m’ . (4,8 m)2
6.1.1. Pembe banan = 51,477 kNm
Tabe l 6.1 Rekapitulasi pembebanan gelagar Memanjang VuD L = ½ x qSDL x L
Jenis Beban Nilai LF Total = 42,897 kN
Beban mati (DL) q UDL
Beban sendiri 1,28 kN/m’ 1,1 1,408 kN/m’
Beban pelat beton 8,75 kN/m’ 1,3 11,375 kN/m’
Beban pelat
0,02 kN/m’ 1,1 0,022 kN/m’ 4.8 m
compodeck
Beban superimpose
(SDL) 2. Beban KEL (Knife Edge Load)
Beban aspal 5,28 kN/m’ 1,3 10,56 kN/m’ Untuk mencari M max maka P KEL = 194,922
Beban hujan 0,5 kN/m’ 2 1 kN/m kN dibebankan pada tengah bentang.
Beban pelaksanaan 1 x P
(PLL) M KEL = x λ
Beban pelaksanaan 2 kN/m’ 1.25 2,5 kN/m’ 4 KEL
Beban hidup (LL) = ¼ x 194,922 kN x 4,8 m
9,93 17,874 = 233,9064 kN-m
Beban UDL 1.8
kN/m’ kN/m’
108,29
VuK EL = ½ x qKEL x L
Beban KEL 1.8 194,922 kN = 467,812 kN
kN
146,25 3. Beban ‘T ’
Beban ‘T’ 1.8 263,25 kN Untuk mencari M max maka P ’T’ = 263,25 kN
kN
dibebankan pada tengah bentang.
P’T ’ = 263,25 kN
1
M L 2 = P'T ' x x λ
4
8
1 12 00. 00
= 263,25 x x 4 ,8
4 C
20 .00 a
= 315,9 kNm G.N d2
d1
T ( 1 + 0, 3 )
5. 00 Cc
d3
Maka Momen yang dihasilkan : MuDL + ML2 • Kont rol krit eria penampang :
Karena < (penam pang kom pak) m aka kapasitas
= 386,0712 kNm
m omen penampang dianalisa dengan dist ribusi
6.1.3. Kontrol penampang :
t egangan plast is.
• Kontrol tekuk lokal
a. Badan : • Kapasitas m om en :
h = d – 2 (t f +r ) Mn = C ( d1 + d2 ) + T ( d3 - d2 )
= 482 - 2 ( 11 + 18 ) = 382 mm = 2731658,96.( 183,048 + 0) +3935000.(244-0)
h 1.680 = 1460164709 Nm m = 1460,165 kNm
≤ φMn = 0,90 x 1761,412
tw fy = 1314,1485 kNm > Mu = 386,0712 kNm
482 1.680 Maka penam pang t elah m emenuhi kekuat an lent ur
≤ yang t erjadi sesudah penampang komposit .
11 250
43,82 ≤ 106,25 → OK !!
6.1.5. Kontrol lendutan
b. Sayap : P ersyarat an unt uk lendut an per bent ang m em anjang (L
bf 170 = 4,8 m )
≤
2 tf fy a. Lendut an ijin :
1 1
300 170 ∆ ijin = λ= x 480 = 0,6 cm .....R S NI T -03-2005
≤ 800 800
2 x 18 250 ps.4.7.2
8,333 ≤ 10,751 → OK !!.....P enam pang kom pak :
M nx = M px b. Lendut an akibat beban hidup ( UDL + KEL ) :
• Kontrol tekuk lateral : 4
5 q.Lx
LB = 240 cm (letak stiffner) ∆ UDL =
384 E.Ix
E 210.000
LP = 1,76 x i y = 1,76 x 7 ,24 x 5 17,874.4 804
fy 250 = = 0,11 cm
= 369,31 cm 384 2.106 x 56100
LR = 1118,741 cm………..tabel LP &LR 1 P .L x
3
9
a. Unt uk beban mat i gaya geser yang t erjadi : 6.2.1. Pembe banan
Vu Max 1 = VuDL + VuP LL Dari perhit ungan didapat kondisi ult imat e :
= 58,476 kN + 6 kN a. Beban Mat i
= 64,476 kN Se belum komposit :
b. Unt uk beban hidup ( UDL + KEL ) gaya yang t erjadi : berat b. m emanj ang
b1
Q L1 q1
C
A B
B
A λ (m) B
Sesudah komposit :
P (KEL /Truk)
kerb
aspa l
0,2 m
A B
1m 1m
1 gp.Va
B
b. Beban Hidup
Beban UDL = VuUDL • Beban t erbagi rat a (UDL)
= 42,897 kN Unt uk L = 200 m > L = 30 m
Beban KEL = Va saat p sed ik it d i k iri/k an an A Maka digunakan :
= P KEL
15
= 194,922 kN q = 9,0 0,5 + kP a = 5,84 kp a
c. Unt uk beban T : 100.8
2
Beban Truk = Va saat p sed ik it d i k iri/k an an A = 5,84 kN/m
= P Truk qUDL = q x λ = 5,84 x 4,8 = 28,032 kg/m
= 263,25 kN
Jadi Vu max 2 yang digunakan adalah Va akibat beban • Beban garis (KEL)
T Beban P = 49 kN/m dengan fakt or DLA =
Gaya geser max yang t erjadi : VuDL + VuLL 0,3
= 64,476 kN + 263,25 kN Maka beban KEL yang bekerja adalah :
= 327,726 kN P KEL = ( 1 + DLA ) x P
= 32.772,6 kg = ( 1 + 0,3 ) x 49 = 63,7 kg/m
Kuat geser nominal balok : c. Beban t ruck “T’
h 482 − 2 (18 + 26) T = ( 1 + DLA ) ‘T ’
= = 35, 82 m m = ( 1 + 0,3 ) x 112,5
tw 11
= 146,25 kN/m
5 5
Kn = 5+
( )
a
h
=5+
(
240
400
)
= 13,333 Tabe l 6.3 Rekapit ulasi P embebanan Gelagar Melint ang
Jenis B eban Nilai LF Total
B eban mati (DL)
KnxE 13,33x 2 x106 Beban sendiri 2,86 kN/m 1,1 3,146 kN/m
1,10 = 1,10 = 113,593 Beban G. memanjang. 5,592 kN 1,1 6,7584 kN
fy 2500 Berat Lantai Kend., dll 30 kN/m 1,3 39 kN/m
B eban pelaksanaan (PLL)
h KnxE
≤ 1,10 , maka kuat geser : Beban pelaksanaan 9,6 kN/m 1,25 12 kN/m
tw fy B eban Superimpose (SDL)
Beban aspal 10,56 kN/m 1,3 13,728 kN/m
φVn = φ x 0.6 x fy x Aw B eban Trotoar
= 0,9 x 0,6 x 250 x (11 x 482) Beban Trotoar 28,8 kN/m 1,3 37,44 kN/m
= 715770 N Beban sandaran 4,301 kN/m
= 715,77 kN ≥ 327,726 kN B eban hidup (LL)
Maka penampang t elah memenuhi kekuat an geser yang Beban UDL 100% 28,03 kN/m 1,8 50,456 kN/m
Beban UDL 50% 14,016 kN/m 1,8 25,2288 kN/m
t erjadi. Beban KEL 100% 63,7 kN 1,8 114,66 kN/m
Beban KEL 50% 31,85 kN 1,8 57,33 kN/m
Beban Truk 146,25 kN 1,8 263,25 kN
6.2.Perencanaan Gelagar Melintang Beban pejalan kaki 2 kN/m - 2 kN/m
Unt uk perencanan awal gelagar melint ang dipilih profil W F
dengan dimensi : 900 x 300 x 18 x 34 6.2.2. Analisa gaya dalam
Dat a – dat a profil : Dari hasil P erhit ungan didapat kan :
d = 912 mm ; t f = 34 mm ; r = 28 mm a ) Kondisi sebelum komposit
bf = 302 mm ; t w = 18 mm ; A = 174.5 cm2
Ix = 498.000 cm4 ; Iy = 15.700 cm4
Sx = 10.900 cm3 ; Sy = 1.040 cm3
ix = 37 mm ; iy = 6,56 mm
Zx = 12.221 cm 3 ; Zy =1.619 cm3
E s = 2 x 10 5 Mpa ; W = 286 kg/m
10
b ) Kondisi set elah komposit (Beban Max) BAB VII
KONS TRUKS I PEMIKUL UTAMA
100 10 0
6 Ø16 6 Ø16
= 2236.998755 kg/cm2 10 0
6Ø16 37 0
100 10 0
70 70
70
80 80
Dimana → Vn = r 1 x f ub x Ab
80 80
• Kekuat an t umpu (LRFD 13.2.2.4 )
Rd = φf x Rn
Dimana → Rn = 2,4 x db x tp x fu
Dat a – dat a perencanaan : 9.3.Sambungan Antar Batang Tarik
P elat penyambung : dobel L 200.200.16 Zin c C oa te d b rid g e Str an d D6 3 ,5 mm
PL AT SA MB UNG
Baut → db = 16 mm t = 25 mm
Vd = φf x Vn = 60,317 kN 120
120
Rd = φf x Rn = 230,4 kN 120
120
Vu 327,726
Jumlah baut (n) = = = 5,433 ≈ 6 baut 320 120 120 120 320 32 0 120 12012 0 320
13
Jumlah baut yang dibut uhkan (web) dari 1) dan 2), dipilih φVn = 381,7035 kN
Nu 6 Mux Jumlah baut yang dibut uhkan (web)
n b au t = +
4 Ru µ. Ru n b au t =
Nu
+
6 Mux
4 Ru µ. Ru
10006.27 6 x 2877.216
= + 12877.73 6 x 2306.31
4 x 381.704 0 ,12 x 0 ,7 x1, 2 x 381.704 = +
= 28 baut 4 x 381, 3075 0,15 x 0, 7 x1, 2 x 381,3075
Jumlah baut yang dibut uhkan (flens) ≈ 30 baut
Nu 6 Muy Jumlah baut yang dibut uhkan (flens)
n b au t = +
4 Ru µ. Ru n b au t =
Nu
+
6Muy
4 Ru µ . Ru
10006.27 6 x 421.0682
= + 12877.73 6 x 2961.232
2 x 381, 7035 0 ,15 x 0, 7 x 1, 2 x 381,7035 = +
= 24 baut 2 x 381, 075 0,1x 0 ,7 x 0,12 x 381, 075
≈ 30 baut
dari hasil analisa didapat kan :
b au t 2 4D -36
40
25 dari hasil analisa didapat kan :
25 100
ba ut 3 0D-36
150
150
100
75 75 150
100
100
100
100
2 00 1 50 1 50 150 150 15 0 20 0
100
100
baut 24D- 36
150 150 150 2 00 100 100 100 1 00 10 0 100 200 200 100 100 100 100 1 00 20 0
120
120
120
1400 120 150 150
120
120
1400
800
150
9.5. Sambungan Kabel - Box
150
150
150
OPEN SWAGED SOC KET
75 130
800
50 50
100 100
100 100
50 50
Alat sambung yang digunakan adalah : 85
Baut → db = 36 mm ; BJ 50
P elat simpul → tp = 25 mm ; BJ 50
Kekuat an rencana 1 baut :
a) Kuat geser (Vd) : 300
φVn = φf x r1 x fub x Ab x m sambungan Kabel-bo x men ggunak an op en
= 0,75 x 0,5 x 500 x 1017,876 x 2 x 10 -3 swaged sock et y ang ditump ukan p ada 2 p lat y ang
= 381,7035 kN ditahan p ada p lat sambungan antar bo x
b) Kuat t umpu (Rd) : Sambungan siku :
φRn = φf x 2,4 db x t p x fu ǾRn = φf x r1 x f ub x A b
= 0,75 x 2,4 x 36 x 25 x 500 x 10 -3
= 0.75 x 0.5 x 5000 x 9,817477042
= 810 kN
14
= 18407.76945 kg = 0,75 x 1837,856 x 4,908
ǾRn = φf x 2,4 x φf x db x t p x fu = 6765,146 kg (menent ukan)
= 0.75 x 2.4 x 2.5 x 2.5 x 5000 = 67,652 kN ≥ T u max = 1,68 kN…OK
= 56250 kg 9.7. Sambungan Batang Diagonal ke Plat Simpul
banyaknya baut = 39810.5/18407.76945 =2.162700924 P akai baut
digunakan baut D25 sebanyak 4 buah d = 25 mm → BJ 50
Kont rol kekuat an siku penyambung : P akai pelat simpul dengan tebal
Anv = 40 x 4 x 2.5 x 1.3 t = 25 mm → BJ 50
= 39 Kekuat an ijin 1 baut :
ǾP n = 0.75 x 0.6 x 2900 x 39 = 50895 > P u max…….ok - Kekuat an geser
Vd = φf x r 1 x f ub x A b
( )
Kekuat an P lat Yang Dibebani Open Swage Socket
d socket =12.7 cm = 0,75 x 0,5 x.5000 x 1 x π x 2, 5 2
4
Ag = 40 cm x 2,5 cm = 100 cm = 9203,885 kg
Kont rol t egangan = 92,03885 kN
P = 70844 kg - Kekuat an t umpu
An = Ag-Asocket -4 x db = 100 - 31,75 -10 = 68,25 cm2 Rd = 2,4 x φf x db x t p x fu
f = p/An = 1038.007326 kgcm 2 = 2,4 x 0,75 x 3,2 x 2,5 x 5000
t egangan ijin plat baja saat t erbebani = 56250 kg
fy = 290 MP a….BJ 50 = 562,5 kN
Jumlah baut yang dibut uhkan :
fyp = 0. 8 f y ( Ap ' / Ap ) − 0 . 2 SD 961.034
= 0. 8 x 290 x ( 68, 25 / 100) − 0. 2 - n = =
= 161,1523503 MPa φ Rn 92,0388
= 1611,523 kg/cm2 > f = 1166,60806 ……ok = 9,65 baut ≈ 10 baut
9.8. Sambungan Ikatan Bawah
9.6. Sambungan Ikatan Angin Atas Horizontal Sambungan bat ang diagonal ke plat simpul
Sambungan menggunakan End P lat e connect ion di Sd = 1387,071 kN = 138707,1 kg
sambung pada P rofil W F 300.300.11.17. P akai baut
P lat t ebal 10 mm → unt uk t > 6,4 mm d = 32 mm → BJ 50
Kaki las max a = t -1,6 = 8,4 mm T ebal pelat
a min = 5 mm…… a dipakai = 6 mm t = 15 mm → BJ 41
t e = 0,707 x 6 mm = 4,242 mm Kekuat an ijin 1 baut (single shear) :
y - Kekuat an geser :
14.65 14.65 Vd = φf x r 1 x f ub x A b
= 0,75 x 0,5 x 5000 x (0,25 x π x 3,22 )
= 15079,65 kg
x - Kekuat an t umpu :
26.80
Rd = 2,4 x φf x db x t p x fu
= 2,4 x 0,75 x 2,0 x 1,5 x 4100
= 18.648 kg
Kekuat an unt uk t ebal las 0,6 cm Jumlah baut yang dibut uhkan :
φ fn = φ . t . 0,6 . F70xx SD 138707,1
- n = =
= 0,75 x 0,6 x 70 x 70,3 x 0,6 φ Rn 15079,65
= 1328,67 kg/cm2 = 9,198 baut ≈ 10 baut
= 13,2867 kN/cm 2
Syarat : → fu < φ fn ….. ok 9.9.Perencanaan Perle takan
sambungan baut menggunakan 4D16 mut u BJ 50 - Pe rletakan Sendi
Dari hasil perhit ungan didapat kan :
y S1 (t inggi pelat perletakan at as) = 20 cm
14.65 14.65 S2 (t inggi pelat penumpu bawah perlet akan)= 6 cm
S3 (t ebal pelat penyokong vert ikal sebanyak 3 buah)=6
cm
13.40
x S4 (t ebal pelat vert ikal penumpu sendi melint ang) = 5 cm
S5 (t ebal pelat lengkung penumpu sendi ) = 8 cm
h (t inggi dari dasar perlet akan sampai as engsel) = 30 cm
Td = φ f x ft x Ab
15
Z
140
X Ø 300
700
Y
1300
2 Transient Action
(1+DLA)*(UDL+KEL) PLL 260.4 - 2.471 - 6.5 7.85 19.40
Gaya rem Rm - 62 - - - 7.85 486.7
An gin A 20.63 10.53 65.78 - - 7.85 516.3 82.6 7
gaya gesek Gg - 118.5 - - - 6.45 764.1
70
d = 16 mm Baut ang ke r d = 16 mm
Gaya (ton) M omen (ton -m)
15
Be ban
V Hx Hy Mx My
70
100
70
Beban M ati (M ) 1544.8 - 25.628 201.18 471.38
Beban Hidup (H) 260.421 - 2.4713 19.40 0.00
dipakai 3 buah gelinding, maka Ta 0 357.3 0 0.00 -796.27
40 Beban Kombina si 1805.22 357.3 28.0993 220.58 -324.89
d= = 13 , 3 cm ≈ 15 cm Tabel 10.9 Kombinasi II = M + Ta + Gg + A
3 Gaya (ton) M omen (ton -m)
d5 = d4 + (2x2,5) = 40 + (2x2,5) = 45 cm Be ban
V Hx Hy Mx My
d6 am bil 5,3 cm Beban M ati (M ) 1544.8 - 25.628 201.18 471.38
Ta 0 357.3 0 0 -796.27
Gg - 118.46 - 0 764.098
BAB IX A 20.632 10.532 65.776 516.342 82.6731
Beban Kombina si 1565.43 486.3 91.404 717.521 521.885
S TRUKTUR BAWAH JEMBATAN
Tabel 10.10 Kombinasi III = Komb.I + Rm + Gg + A
Gay a (ton) Momen (ton-m)
Beba n
10.1 Perhitungan Abutment V Hx Hy Mx My
50
30
Komb. 1 1805.22 357.3 28.0993 220.58 -324.886
270 Gg - 118.46 - 0 764.098
16
1 9 75 Rem - 62 - 0 486.7
10 25
A 20.632 10.532 65.776 516.342 82.6731
145
2 11 140 Be ban Kombinasi 1825.85 548.3 93.8753 736.921 1008.59
17
(m2)
1 (m) (m) ton to n ton ton
= 1 − 1 − 2 x 13, 4454 x 0,4655 = 3 0 7.065 33.3 0 22 35.98 17.99 0 0 0 0 3 0
13,4454 400
3 0.5 7.065 37.75 0.8 24 36.91 18.45 7.382 207.7 20.87 228.6 3 76.19
3 1 7.065 42.82 1.6 25 37.36 18.68 14.94 472.7 42.28 515 3 171.7
0,00117 3 1.5 7.065 42.82 2.4 26 37.8 18.9 22.68 709.1 64.19 773.3 3 257.8
Syarat : 3 2 7.065 48.93 3.2 27 38.24 19.12 30.59 1084 86.57 1170 3 390.1
ρ min < ρ p erlu < ρ max 3 2.5 7.065 48.93 4 28 38.66 19.33 38.66 1355 109.4 1464 3 488
3 3 7.065 55.98 4.8 30 39.49 19.75 47.39 1864 134 1998 3 666.2
P akai ρ min = 0,0035 3 3.5 7.065 55.98 5.6 30 39.49 19.75 55.29 2175 156.3 2332 3 777.2
As perlu = ρ x b x d 3 4 7.065 55.98 6.4 30 39.49 19.75 63.19 2486 178.7 2665 3 888.2
= 0,0035 x 13.000 x 1271 = 19381,31 m m2 3 4.5 7.065 55.98 7.2 30 39.49 19.75 71.09 2797 201 2998 3 999.2
3 5 7.065 56.98 8 30 39.49 19.75 78.99 3164 223.3 3387 3 1129
Digunakan t ulangan Ø 22 - 150 m m (As = 32.944,83 3 5.5 7.065 57.98 8.8 30 39.49 19.75 86.89 3543 245.7 3788 3 1263
m m 2)
Unt uk t ulangan pem bagi : • Gaya penahan ge ser yang diijinkan
Kont rol Geser bila :
As perlu = 20% x 19381,31
= 3876,26 mm 2 ∑ V.t anδ
∑H ≤
Digunakan t ulangan Ø 18 - 150 m m (As = 22.053,98 m m2 ) SFi
1349,08x t an(19, 75)
≤
10.3 Kontrol dimensi sumuran 1, 5
Berdasarkan modul kuliah t eknik pondasi dim ensi 699,83 t on > 322,9128 t on…… cek Kont rol St abilit as
penam pang pondasi sum uran adalah : Geser.
Ds = 2,257 ( √ (Qw/fc’)) Menurut lit erat ure m ekanika t anah dan t eknik pondasi,
Dim ana : Ir. Suyono Sosrodarsono ; Kazuto nakazawa,Hal: 149
fc’: t egangan tekan bet on hancur Gaya penahan geser yang diijinkan pada pondasi
A : luas penam pang t iang bor sum uran :
Qw : beban kerja, = 1651,7 / 2 = 825,85 ton Hu = Cb.A’+ P.t anφB …..t on
Maka : Ds = 2,257 ( √ (8258500 N / 35 MPa)) Cb = 1,2 t /m 2
= 2,257 ( √ (485,7542 mm 2 ))
φB = 2/3 dari sudut geser dalam t anah
= 1096,347 m m
= 2/3 x 39,5 = 26,33
Menurut BMS 1992 diam et er pondasi sum uran m inim al 3
P = beban vert ikal yang bekerja
m m aka digunakan pondasi sum uran sebanyak 2 buah
Hu = 1,2.(0,25.π.32 ) + 2698,16.t an(26,33) = 1343,95
dengan diam et er 3 m dan t ebal dinding sebesar 300 m m
t on
Qall = Qu / SF
Gaya geser yang t erjadi :
Qu = Qe + Qf
t ekanan t anah di bawah pondasi + gaya horozontal pada
Dim ana : Qu : daya dukung ult im at e
dasar abut m ent = (1,6 t /m 2.3)+(1,6 t /m2 .1/2. 3. 3) +
Qall : daya dukung ijin
1043,6
Qe : daya dukung diujung t iang
= 1059 t on
Qf : daya dukung pada selim ut t iang
Hm aks = 1059 ton < 1343,95 t on …… OK
SF : angka keam anan ( SF = 3 )
Dari dat a t anah diket ahui :
10.4 Penulangan Pondasi sumuran
γ tanah = 1,6 t /m3 ; C = 1,2 t /m3 Gaya yang t erjadi pada pondasi sum uran hanya
Unt uk t anah pasir : Qe = Ap q’ ( Nq* - 1 ) berasal dari beban kom binasi pada t it ik O. P erlet akan
Qf = π Ds ( 1- sin Ф ) ∫ б v’ t g δ dz pondasi sum uran diasum sikan t erjepit pada poer.
N SP T kedalam an 7,50 m adalah 20
Nilai φ dicari dari rum us Osaki, yait u: φ = (20N)0 ,5 + 15 Kom binasi pada t it ik O :
φ = (20 x 20)0 ,5 + 15 = 35 Beban
Gaya (ton) Momen (ton-m)
Dim ana : V Hx Hy Mx My
Beban Mati (M) 1544.8 - 25.628 201.18 471.384
q’ = Σ ∂t h
Teq A (atas) 106.674 9.7277 53.6474 421.13 76.36
Nq*= fakt or daya dukung dari Vesic Teq B (bawah) - 200.75 200.747 447.38 447.38
Ф = 30o …… Nq*= 18,4 Ta 0 357.3 0 0 -796.27
бv’ = Σ ∂t h meningkat sam pai kedalam an 15 Ds set elah Tag - 475.81 0 0 1579.16
it u harganya t et ap Beban Kombinasi 1651.47 1043.6 280.023 1069.69 1778.01
бv’ = ½ ∂t h.h …… l uas diagram t ekanan t anah
δ = ( 0,5 s/d 0,8 ) Ф
dari rum us diat as m aka dapat diperoleh kekuat an daya
dukung pondasi sum uran yang dit abelkan sebagai berikut :
Tabel 10.21 Daya Dukung Pondasi Sumuran
18
= 0,0271
ρ max = 0,75 x ρ b alan ce
= 0,75 x 0,0271= 0,0203
1,4 1,4
ρ min = = = 0,0025
fy 320
Mu 49.612.500
Rn = =
φxbxd 2
0,85 x 1.000 x 12712
= 1.19801508 N/m m2
fy 400
m = =
0,85 fc' 0,85 x 25
= 18.82352941
1 2 m Rn
55 55 ρ p erlu = 1 − 1−
P rosent ase t ulangan = = = 17,91% ( m in m fy
l π . 3m
30%)
1
= 1 − 1 − 2 x 18.824 x 1.198015
18,824
Unt uk t ulangan m em anjang digunakan sebesar 30% dari
400
t ulangan ut am a :
T ulangan m emanjang = 30% × 71289 m m2 = 21386,7 = 0,003085
mm2 Syarat :
T ulangan dibagi 2 sisi = 10693,35 m m 2. Dipakai D16– ρ min < ρ p erlu < ρ max
150 (12633,09363 m m2 ) P akai ρ min = 0,003085
As perlu = ρ x b x d
BAB XI = 0,003085 x 1.000 x 203,5
PERENCANAAN S TRUKTUR BANGUNAN = 627.714 mm 2
PELENGKAP Digunakan t ulangan Ø 13 - 250 m m (As = 796,39
m m 2)
11.1 Perencanaan Plat Injak
Unt uk t ulangan pem bagi :
Dari perhit ungan dim uka diperoleh dat a-dat a sebagai
As perlu = 20% x 627.714
berikut :
= 159,279 mm 2
P anjang ( l ) = 3000 m m Digunakan t ulangan Ø 10 - 250 m m (As = 392,70
T inggi ( h ) = 300 m m mm2 )
Lebar ( b ) = 1000 m m 11.2 Perencanaan Wing Wall
3 00 0 Fungsi dari wing wall ( t em bok sayap ) adalah
q la lu lin tas qa m encegah t erjadinya longsoran pada oprit jem bat an,
t erut ama longsoran kesam ping.
300
50
3 00 30
270
fc' = 25 Mp a 150
fy = 400 Mp a 75
25
b = 1000 mm 140
140
0,85 x fc' x β1 600
ρ b alan ce = x Gambar 11.2 Dimensi Wing Wall
fy 600 + fy
11.2.3 Pe rhitungan Tulangan
0,85 x 2 5 x 0,81 600 fc' = 35 Mp a
= x
400 600 + 400 fy = 400 Mp a
19
b = 8400 mm 3. Gelagar m elint ang W F 900.300.18.34 dengan
Dia Tul lentur = D 25 mm rasio kapasit as geser dan lent ur sebesar 0.828.
Lendut an 0.0084 m akibat beban Truk (T ) ≤
Dia Tul susut = 22 mm 0.0091 m (Y ijin ).
Tebal selimut (dc) = 40 mm 4. St rukt ur ut am a busur berupa profil box 1400 x
h = 250 mm 800 dan kabel penggant ung m enggunakan Zinc
d = t - selim ut bet on - 0,5 Ø ut am a - Ø m em anjang Coat ed Bridge St and diam et er 63,5 mm .
Dengan lendut an 0,011 m
= 1400 – 100 – 0,5 x 22 – 18 = 215.5 m m
5. St rukt ur sekunder berupa ikat an angin at as
Mu = 987960000 Nmm dengan dim ensi profil yait u W F 300 x 300 x 11
0,85 x fc' x β1 600 x 17 (horizont al) dan W F W F 300 x 300 x 11 x
ρ b alan ce = x 17 (diagonal), ikatan angin bawah
fy 600 + fy
m enggunakan profil W F W F 350 x 350 x 10 x
0,85 x 3 5 x 0 ,81 600 16 (diagonal), sedangkan unt uk dim ensi port al
= x
400 600 + 400 akhir berupa profil W F 900.300.18.34 (balok)
= 0, 03793125 dan Box busur (kolom) dengan m enggunakan
ρ max = 0,75 x ρ b alan ce m ut u baja BJ 50.
= 0,75 x 0,0271= 0,02844 6. P erlet akan berupa P erlet akan sendi dan rol
1,4 baja.
1,4
ρ min = = = 0,0025 7. Konst ruksi Kepala jem bat an set ebal 1,4 m
fy 320 selebar 12 m unt uk m endukung bentang 100,8
Mu 987960000 m yang dit umpu pondasi sum uran bet on
Rn = =
φxbxd 2
0,85 x 84 00 x 215,5 2 dengan diam et er 3 m , sebanyak 2 buah
kedalam an 11 m unt uk BH-2 dan . Ukuran pile
= 2.532593725 N/mm 2
cap (poer) 1,4 x 0,7 x 13 m .
fy 400 8. St abit as strukt ur bangunan bawah
m = =
0,85 fc' 0,85 x 35 diperhit ungkan unt uk beban layan (service
= 13,445 load) dan juga dikont rol t erhadap beban-beban
selam a m asa pelaksanaan.
1 2 m Rn
ρ p erlu = 1 − 1−
m fy
DAFTAR PUSTAKA
1
= 1 − 1 − 2 x 13, 445 x 2, 532 = Am erican Inst it ut e of St eel Const ruct ion, Inc. 1994.
13,445 400
MANUAL
0,00663 OF ST EEL CONST RUCT ION LOAD &
Syarat : RESI ST ANCE
ρ min < ρ p erlu < ρ max FACT OR DESIGN
P akai ρ min = 0,02057 Am erican Inst it ut e of St eel Const ruct ion, Inc. 2000.
As perlu = ρ x b x d MANUAL
= 0,006627 x 8400 x 215,5 OF ST EEL CONST RUCTION : Load and
= 11,995.65 mm 2 Resist ance Factor Design Specificat ion for
Digunakan t ulangan Ø 25 - 100 m m St eel Hollow
Unt uk t ulangan pem bagi : St ruct ural Sect ionsBresler. Boris, Lin.T .Y. B.Scalzi.
As perlu = 20% x 13,300.91 John. 1994. Design Of Steel Structures, New
= 2,660.18 m m2 York, John W iley & Sons, Inc.
Digunakan t ulangan Ø 22 - 200 m m Depart em en P ekerjaan Um um. St andar Nasional
Indonesia (RSNI T -02-2005) : Tata
CaraPerencanaan Pembebanan Jembatan
BAB X Jalan Raya
KESIMPULAN Depart em en P ekerjaan Um um. St andar Nasional
Indonesia (RSNI T -03-2005) : Perencanaan
1. Dim ensi m elint ang lant ai kendaraan lengkap stuktur baja untuk jembatan
dengan t rot oar adalah 7 m unt uk jalan 2 jalur 2 Depart em en P ekerjaan Um um. St andar Nasional
arah. T inggi fokus busur adalah 20 m. Indonesia (RSNI T -12-2005) : Perencanaan
2. P elat lant ai kendaraan kom posit, dengan t ebal pelat stuktur beton untuk jembatan
com podeck 1 mm dan pelat bet on bert ulang 250 Direkt orat Jenderal Bina Marga, 1992. P eraturan
m m . T ulangan t erpasang unt uk bagian t um puan Perencanan Teknik Jem batan (Bridge
D19-100 dan bagian lapangan D19-200, Lendut an Managem ent System dan Bridge Design Manual).
sebesar 0.002 m ≤ 0.0108 m (Y ijin ). Irawan, Djoko. Diktat Kuliah Jem batan Bentang
Panjang
20
Marwan, Isdarmanu. Buku Ajar Struktur Baja I. Fakult as
T eknik Sipil dan P erencanaan. Inst it ut T eknologi
Sepul uh Nopem ber, Surabaya
M Das, Braja. 1998. Mekanika Tanah (Prinsip Rekayasa
Geoteknis). Jakart a, P radnya P aram it a.
Sant oso, H. 2000. Tabel Profil Konstruksi Baja.
Set iawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja
dengan m etode LRFD. Jakart a, Erlangga
Sunggono, kh. 1995, Buku Teknik Sipil. Bandung, Nova
St ruyk, H. J dan K.H.C.W van der Veen. 1995. Jembatan .
Dit erjem ahkan oleh Soem argono. Jakart a : P radnya
P aram it a
Soewardojo. Buku Ajar Struktur Baja II. Fakult as T eknik
Sipil dan P erencanaan. Inst it ut Teknologi Sepuluh
Nopem ber, Surabaya
Sosrodarsono, Suyono dan Kazut o Nakazawa. 1994 .
Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Jakarta :
P radnya P aram it a
Unt ung, Djoko. Buku Ajar Pondasi Fakult as T eknik Sipil
dan P erencanaan. Inst it ut T eknologi Sepul uh
Nopem ber, Surabaya
W ahyudi, Herm an, (1999), Daya Dukung Pondasi
Dalam , Surabaya
21