Asdjkasgfaj
Asdjkasgfaj
Kemian pada ayat 3,4 dan 5 Allah memta umat maia memca lagi, yang mengdung arti
bahwa memca akan membhkan ilmu dan iman yang perlu dilakan berli-kali, serta Allah
memrikan kemahan yakni memrikan kemauan otak kepda manusia mengnakan alat tulis
sehingga manusia bisa meniskan temuannya dan dibaca orang lain, maka ilmu itu dapat
dikemngkan. Dengan demikian, mania dapat mengetahui apa yang sebelumnya belum
diketahui dari perkembangan ilmu pengetahuan. Belajar dalam panngan islam memiliki
arti yang sant penting, sehiga hampir setiap saat mansia tak pernah lepas dari aktifitas
belajar. Beajar dapat didefisikan sebagai suatu proses dimana suatu ornisasi bebah
perilakunya sebagai akibat penlaman.
Belajar menyakut peruhan dalam suatu organisme. Hal ini berarti bahwa belajar
membuhkan waktu. Kempuan seseorang untuk memami dan menrap pelajaran pada
saat proses bejar sudah pasti berbeda tinatnya, ada yang cepat, seang dan ada pula
yang sangat lambat. Perbedaan kecetan, cara bekerja, kecenungan terhadap soal-soal
intektual dan terhap hal-hal yang estetis. Salah satu faktor yang sangat mentukan mutu
hasil belar adalah pendatan penyaaian materi yang digakan guru untuk mensain
kegiatan belajar menjar dengan baik.
Ketatan pendatan yang dilakan guru dalam peelajaran dapat membanitkan motasi
belajar dan meninatkan pemaman siswa terhadap materi yang dirikan.
Pendekanpembejaran yang baik adah pendekatan yang disesukan dengan materi,
kondisi siswa, dan sarana yang tsedia serta tujuan pengajarannya. Dalam proses belajar
mengajar tidak lepas dari keteibatan antara guran siswa. Keduanya berperan peing
dalam pencaian tujuan pembelajan. Guru sangat berperan dalam memntu siswa menpai
hasil yang optimal, salahsunya dengan menptakan pembejaran yang mennangkan. Guru
merukan pengola belajar atau yang di sebut pembelajaran.
Mata pelajaran Biologi diusakan menjadi pelajaran yang merik dan meenangkan. Selain
itu guru dihapkan dapat meerikan dorgan belajar pada siswa, supaya lebih aktif dan
mudah memami materi yang diberikan. Ketetian siswa dalam mehami dan mengsai
konsep-konsep pada pemlajaran Biologi sangat bermaaat guna meapai tujuan
pemlajaran. Pemaman siswa terhadap materi terlit dari adanya penikatan hasil belajar.
Untuk menpai hasil bejar biolgi yang maimal, dibuhkan peran aktif seluh komponen
pendikan tetama siswa yang beeran sebagai input sekaligus sebai output, serta guru
sebagai fasitator.
Hasil belajar siswa di kelas dipegaruhi oleh beberapa faktor diaaranya guru, materi,
meia, sarna dan metode mengajar. Guru sebai salah satu sumber belajar berkewaban
menyeakan lingkgan belajar yang kreatif. Saah satu kegiatan yang haruguru lakukan
adalah melukan pemihan dan peneuan metode tenng bagaima yang akan dipilih untuk
mencapai tujuan pengajaran. Pada matpelajaran biologi yang umuya berisi teori-teori,
maka perlu pemihan pendatan atau penkatan yang sesi oleh guru, sehgga peserta didik
tidak haa menghafal, mentat tetapi memami konsep-konsep yang telah dilajari.
Upaya mengkatkan hasil belajar siswa henknya di butkan pemlajaran yang efektif.
Pembajaran yang efektif seharuya pendik mapu meenali siswa seca spikogis dan pendik
akan lebih mudah dalam menyaaikan materi. Penguh yang timl dari hal terset yaitu
mengkatkan pressi belajar. Namun pada kentaanya, dalam pembelaran Bioli sebaan
besar guru masih merapkan model pemlajaran koensional dan tidak mengnakan media
yang berfgsi mempeancar interaksi antara guru dean siswa sehina kegtan belajar
mengar lebih optimal, efeif, dan efisien.
Berdarkan oervasi awal pada tanal 25 Februari 2020 di kelas X SMK Negeri 7 Kerinci,
pembejaran Biogi masih dilakan dengan mede konvsional, komunikasi guru denan siswa
kurang, tidak memfaatkan med yang telah disediakan sehingga menyebabkan siswa
capat jenuh dalam mengikuti pembajaran biologi. Padahal dengan pemfaatan media
seperti media power point dalam pembejaran biologi guru dapat myajikan pembelaran
yang lebih efektif, menik dan menyengkan serta dapat menikatkan komukasi guru
dengan siswa. Dalam pelaknaan pembajaran guru adalah satutunya sumber utama dan
serba tahu, sedangkan siswa hanya menema infoasi dari seorang guru dal bentuk lisan,
sehina menrong aktivit siswa yang cendung diam mendearkan dan mencatat hal-hal
yang penng dari pelaran.
Hal inilah yang menyebabkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam mata biologi
masih rendah dan belum mencapai nilai KKM yang telah ditepkan. Rendahnya nilai rata-
rata yang dipoleh siswa dal mata biologi pada X SMK Negeri 7 Kinci dapat dilih pada
tabel 1.1 berikut: Tabel 1: Nilai Rata-rata Ulangan Harian siswa kelas X SMK Negeri 7 No
Nilai KKM Nilai Rata-Rata Siswa Siswa yang mencapai KKM Siswa yang tidak mencapai
KKM 1.
70 67 22 12 Untuk mengkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 7 Kerinci perlu
adanya perikan dalam proses pembejaran yakni pemihan pendetan belajar mengar yang
tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai diterapkan dalam pebelajaran
biologi adalah peekatan pemlajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut
Rusman, peekatan pemlajaran Contextual Teaching and Learning mengtkan setiap
materi atau topik pembelajaran dengan kedupan nyata.
Materi berisi teori-teori yang begitu banynya dalam pembelaran biogi memgkinkan
siswa unt tidak hanya sekedar meghafal, melaikan mampu memahami konsep, meangun
pengetahuan sendiri, dan mendong siswa membuat hubuan antara peetahuan yang
dimilinya dengan penerapnya dalam kedupan mereka sehari-hari. Dalam penapan
peelajaran Contextual Teaching and Learning, untuk menitkan materi bisa dakukan
berbagai cara, selain karena memg materi yang dipejari secara langsg terkait dean
kondisi fakal, juga bisa disiati dengan pembern ilustrasi atau contoh, sumr belajar, media
dan lain sebagainya. Selain milih pendatan belajar yang baik guru juga dituut untuk
menunakan media pembajaran.
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi
terpainya tujuan pendikan pada umumnya dan tujuan pemlajaran di sekolah pada
khususnya. Microsoft Power Point merukan media yang dapat memntu untuk
mengektifkan waktu. Bebapa hal yang mendikan media ini menik untuk digunan
sebagai media pemlajaran adalah berbagai kempuan pengahan teks, warna, dan
gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sesuai kreaitas seorang guru. Media
Power Point menyikan materi dan gambar-gambar yang penting untuk dipami siswa
dengan keman menarik.
RumusanMasalah Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yakni sebagai
berikut: Bagaanakah hasil belajar biologi dengan menunakan pendekatan Contexstual
Teaching and Learning (CTL) dengan media media power point pada siswa kelas X SMK
Negeri 7 Kerinci? Bagaimakah hasil belajar biologi tanpa megunakan pendekatan
Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan media media power point pada siswa
kelas X SMK Negeri 7 Kerinci? Bagaimanakah perbaan hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan menggunakan pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan
media med power point dan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan pendekatan
Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan media media power point pada siswa
kelas X SMK Negeri 7 Kerinci? Batasan Masalah Berdasarkan lar belakang masalah yang
telah penulis kemukakan di atas dan untuk menghindari terjadi kesalahan presepsi
dalam proposal ini, serta untuk lebih terahnya pembahasan penelitian, maka penulis
merasa perlu untuk memberikan batasan masalah.
Adapun yang menjadi fokusmasalah dalam penelitian ini adalah: penelian ini
dilaksanakan pada siswa Kelas X Jurusan Pertanian di SMK Negeri 7 Kerinci yang terletak
di Desa Pelompek Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Tujuan Penelitian Untuk
mengetahui hasil belajar biologi dengan menggunakan pendekatan Contexstual
Teaching and Learning (CTL) dengan media media power point pada siswa kelas X SMK
Negeri 7 Kerinci Untuk mengetahui hasil belajar biologi tanpa menggunakan
pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan media media power point
pada siswa kelas X SMK Negeri 7 Kerinci Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan Contexstual Teaching and Learning
(CTL) dengan media media power point dan yang diajarkan tanpa menggunakan
pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan media media power point
pada siswa kelas X SMK Negeri 7 Kerinci Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini
memiliki manfaat sebagai berikut: Bagi peneliti Dengan dilaksanannya penelitian ini
maka peneliti akan mengetahui cara menggunakan pendekatan Contexstual Teaching
and Learning (CTL) dengan mea media power point dalam proses belajar mengajar dan
seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Bagi siswa Membuat siswa
lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ketika gurya menba
menggunakan media yang baru.
Bagi Sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan landasan perbaikan sistem pembelajaran
di sekolah. Meningkatkan prestasi akademik siswa. Dan jika para guru berhasil
menciakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media yang
menarik maka akan mengkatkan jumlah pemat/bakal calon peserta didik selah tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI Pembelajaran Contexstual Teaching and Learning (CTL) Hakikat
Pembelajaran Kata pemlajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan pe
dan akhiran-an.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bun hana mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. Jadi belajar
adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilkan secara sungguh-sungguh, dengan
sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiki, baik fisik, mental serta dana,
panca indra, otak dan angga tubuh lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti
intelejensi, bakat, motii, minat dan sebagainya.
Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “tahapan perubahan seluruh tingh
laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan intersi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Selain itu belar diartikan sebagai suatu
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mperoleh suatu perubahan tingkah laku
secara sadar dari hasil inteksinya dengan lingkungan. Definisi ini menyiratkan dua
makna. Pertama, bahwa belajar merakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku
Sedangkan menurut Sardiman penrtian belajar dibagi menjadi dua yaitu penrtian luas
dan khusus.
Dalam penrtian luas belajar dapat diartikan sebai kegiatan psifisik menuju perkemngan
pribadi seutuhnya. Kemudian dam arti sempit, belajar dimakskan sebagai uaha
penguasaan materi ilmu pengahuan yang mepakan seagaian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Menurut teori behavioristik, belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adana interaksi antara stimulus dan respon.
Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami Peserta didik
dalam hal kemamannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stilus dengan respon. Seseang dianggap telah belajar sesuatu jika ia
dapat menuukan perubahan tingkah lakunya. Belajar adalah proses berpikir. Belajar
berpikir menekaan kepada proses mencari dan menekan pengetauan melalui interaksi
antara individu denganlingkungan. Dalam pemlajaran berpikir proses pendidikan di
sekolah tidakhanya menenkan kepada akulasi pengahuan materi pelajaran, tapi
yangutamakan adalah kemampuan siswa untuk memroleh pengehuannya sendiri ( Self
regulated).
Setiap siswa berhak atas peang untuk mencapai kinerja akademik (academic
performance) yang memuaskan. Akan tetapi realitas dalam kehipan sehari-hari tampak
dengan jelas bahwa setiap siswa memiliki perbaan dalam banyak hal, seperti kempuan
intektual, kempuan fisik, latar belang keluarga, kebiasaan dan pendatan belajar yang
terdang sangat menlok antara siswa yang satu denn yang lainnya. Untuk menkap isi dan
pesan belajar, maka dalam belajar tersebut invidu mengnakan kemauan pada ran-ranah,
yaitu : ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikotorik.
Dapat disedhanakan bahwa belajar merupakan suatu peruhan dalam tingkah laku, di
mana peruhan tersebut dapat mengarah keda tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada
juga kemgkinan menrah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Peruban tingkah laku
sebai hasil belajar terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, menkuti
petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri
atau berarti dengan pengalaman atau latian. Hal ini ditegaskan oleh Nana Sujana yang
berpendapat bahwa belajar adalah “proses yang ditandai dengan adanya perubahan di
mana peruban tersebut ditujukan dalam berbagai bentuk, seperti pebahan
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan dan kemampuan daya
kreasi, daya perinan dan lain-lain yang ada pada individu”. Dari uraian ini dapat
dikatakan bahwa dalam belajar sebarnya siswa mengkotruksi sendiri pentahuannya
beasarkan infoasi dan pengaman baru yang diperolehnya.
Dengan demian, guru sebagai pengajar tidak semestinya mennggap siswa sebagai
kuulan kertas yang kosong. Istilah pembejaran berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sist Pendidikan Nasional Pasal 1 Bab pertama,
adalah proses inraksi peserta didik dengan pendidik dan suer belajar pada suatu
lingkungan belajar. Jadi interaksi siswa dengan guru atau sumber belajar yang lain
dalam lingngan belajar disebut pembelajaran. Sedangkan menurut Degeng, sebaimana
dikutip oleh Hamzah B. Uno bahwa pembajaran adalah upaya untuk membejarkan
siswa.
Dalam pengian ini secara implisit dalam pengaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, dan mengeangkan metode untuk menpai hasil pengajaran yang
diinginkan. Surya, sebagaana dikutip oleh Abdul Majid, berpenpat bahwa pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memroleh suatu peruhan perilaku,
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinraksi dengan lingkungannya. Senada
dengan itu, E. Mulyasa mengemukan bahwa pembelajaran merupakan aktualisasi
kurikulum yang mentut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan
peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Lebih lanjut, Masitoh
dkk.
Pembelajaran sendiri adalah kegtan guru secara terprogram dalam desain instruksnal
untuk membuat siswa belar secara aktif. Sedakan desn instruional merupakan progm
pengajaran yang dibt oleh guru secara konvensional disebut juga persiapan mengajar.
Berdasarkan bebera penrtian pemlajaran di atas, maka dapat pelis simpulkan bahwa
pembejaran dapat diaikan segai peruban dalam pelaku pesta didik sebagai hasil intaksi
antara dirinya denn pendidik dan/atau sumber belajar pada suatu linungan belajar
dalam menuhi ketuhan hidupnya. Pengertian Contexstual Teaching and Learning (CTL)
Herian, dkk mengungkapkan bahwa “...CTL merupakan suatu konsep belajar dima guru
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan menrong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota kelrga dan masyarakat.” Dengan konsep ini, hasil
pemlajaran dihapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembajaran berlangsung lebih
alamh dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan menlami, bukan sekedar transfer
pengehuan dari guru kepada siswa.
Takari menggkapkan bahwa pembajaran koekstual (CTL) yaitu konsep pembejaran yang
meantu guru menitkan antara materi yang diarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
menrong siswa membuat hubgan antara pengetahuan yang dimilinya dengan
penepannya dalam kehipan mereka sehari-hari, dengan mebatkan 7 komnen utama
pemlajaran efektif, yakni kontruktivisme (contructivism), bertanya (questioning),
menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling),
dan pelaian sebenarnya (authentic assesment).
Asep, dkk mengungkkan pendetan kontetual sebagai suatu penkatan pembelaran yang
memsilitasi kegiatan belajar siswa untuk mencari, meolah, dan meneman pengaman
belajar yang lebih bersifat kongkrit (terkait dengan kehidupan nyata) melui pelibatan
aktivitas belajar mcoba melakan dan mengami sendiri (learning by doing). Dengan
demikian pembejaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang ternting
adalah proses. Oleh karena itu tugas guru adalah mensiati strategi pembejaran baimana
yang dipandang lebih efektif dalam membbing kegiaan belajar siswa agar daat
meneman apa yang menjadi harannya.
Pemahan pengetaan artinya pengahuan yang dipoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk
dipahami dan diyakini. Milnya dengan cara meminta tangpan dari yang lain tetntang
peetahuan yang diperolehnya dan berdasaran tangapan tersebut baru pentahuan itu
dikembangkan. Mempraekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya
pengetahuan dan pengalaman yang dipelehnya harus diaplikasikan dalam kehupan
siswa, sehingga tamak peruban perilaku siswa. Melakukan refleksi terhadap strategi
pengeangan peetahuan. Hal ini dilakun sebagai umpan balik untuk proses perbaikan
dan penyeurnaan strategi.
Menemukan (inquiry) Menemukan mepakan kegiatan inti dari pendekatan CTL, melalui
upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterailan
serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupan hasil dari
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menukan sendiri. Stahan-
tahapan inkuiri adalah: (a) observasi; (b) bertanya; (c) mengajukan dugaan; (d)
pengumpulan data; (e) penyimpulan. Bertanya (Questioning) Unsur lain yang menjadi
kareristik utama CTL adalah kempuan dan kebiasaan untuk bertanya. Pengahuan yang
dimiliki seseoarang selalu bermula dari bertanya. Oleh karena itu bertanya merupakan
strategi utama dalam pendatan CTL.
Kegiatan bertanya berguna untuk : (a) mengli informasi, baik administrasi maupun
akademik; (b) mengecek pemahaman siswa; (c) membgkitkan respon siswa; (d)
mengetahui sejauh mana keingin tahuan siswa; (e) mengetahui hal-hal yang ditahui
siswa; (f) memkuskan perhatian siswa; (g) membagtkan lebih banyak lagi pertanyaan
dari siswa; (h) menyegarkan kembali pengahuan yang telah dimiliki siswa. Masyarakat
Belajar (Learning Community) Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan
siswa untuk melakukan kersama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman
belajarnya.
Seperti yang disankan dalam learning community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain melalui berbai pengalaman (sharing). Melalui sharing
ini anak dibiasakan untuk saling meeri dan menerima, sifat ketergtungan yang positif
dalam learning community dikembangkan. Pemodelan ( modeling) Dalam sebuah
pemlajaran keterampilan atau pengetahuan terstentu, ada model yang bisa ditiru.
Model itu meeri peluang yang sangat besar bagi guru untuk meeri contoh cara
mengerjakan sesuatu, dengan begitu guru memberi model tentang bagaimana belajar.
Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa, seong siswa dapat ditunjuk untuk
memrikan contoh.
Siswa contoh tersebut ditakan sebagai model, siswa lain dapat menggunan model
tersebut sebai standar komtensi yang harus dicapai. Refleksi (Reflection) Refleksi alah
cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-
apa yang sudah dilakukan dimasa yang lalu, siswa mengendapkan apa yang baru
dipelajarinya sebagai struktur pengetuan baru yang merupakan pengayaan atau revisi
dari pengehuan sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk
mencerna, menimbang, membaingkan, menghayati, dan melakan diskusi dengan dirinya
sendiri (learning to be).
Guru melakukan taya jaw sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. Inti
Siswa didampingi oleh guru melsanakan proses pembelajaran, guru di sini hanya
fasilator, yang bertgas menmpingi siswa dalam pemecahan masalah. Penutup Dengan
bantuan guru, siswa menyampaikan materi pelajaran yang harus diperoleh pada satu
pertuan, kesimpilan harus sesuai dengan indikator yang harus dicapai, kemian untuk
lebih memantapkan hasil pengetahuan yang didapat, guru biasanya meeri tugas
lanjutan tentang pengalaman belajar siswa. Berdasarkan hal-hal di atas dapat diketahui
bahwa Contexstual Teaching and Learning untuk mendatkan kempuan pemaman
konsep, anak menlami langsung dalam kedupan nyata di masrakat.
Kelas bukanlah satu-satunya tempat untuk mencatat atau merima informasi dari guru,
tetapi selain itu kelas juga digunakan untuk saling memlajarkan. Kelemahan dan
Kelebihan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). Kelebihan Contexstual
Teaching and Learning (CTL) Menurut Anisah ada 2 kelebihan model pembelajaran
kontekstual, yaitu : Pembajaran menjadi lebih berkna dan riil. Artya siswa dituntut untuk
dapat menkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
nyata.
Hal ini sagat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditekan dengan
kehidupan nyata, bukansaja bagi siswa meri itu akan berfusi secara fungsional, akan
tetapi materi yang dipelajarinya akan tertam erat dalam memori siswa, singga tidak akan
mudah dilupakan. Pembelaran lebih produktif dan mampu menbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pendekatan Contexstual Teaching and Learning
(CTL) menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengehuannya sendiri.
Guru tidak lagi berperan sebai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas
sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan
ketrpilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang seng
berkembang. Kemaman belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembgan
dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Peran guru buklah sebagai instruktur atau ”
penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar
mereka dapat belajar sesuaidengan tahap perkembangannya.
Guru memerlukan pertian dan bimbingan yang eksra terhadap siswa agar tujuan
pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimlkan bahwa kelemahan pendetan pembelajaran Contextual Teaching
Learning (CTL) adalah guru harus dapat mengelola pembelajaran denn sebaik-baiknya
agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tecapai dengan maksimal.
Media Power Poin Pengertian Media Pembelajaran PowerPoint Menurut Heinic dalam
Susilana terkait dengan pembelajaran, media adalah sela sesuatu yang dapat
digunakauntuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhian anak didik untuk tercapainya
tujuan pendidikan. Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad mengatakan bahwa media jika
dipahami secara garis besar adah manusia, atau yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh keterampilan, pengetahuan, atau sikap.
Rossi dan Breie dalam Sanjaya manyatakan bahwa media pemlajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendikan seperti radio, televisi,
buku, koran, majalah, dan sebagainya. Media Pembjaran diartikan sebagai peraara
terjadinya proses belajar, dapat berwujud sebagai perakat keras maupun perangkat
lunak. Menurut Munadi Media pembajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menlurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkgan belajar yang kondusif di mana penerimaannya dapat melakukan pros belajar
secara efisien dan efektif.
Dalam arti luas pemlajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
sistematik yang bersifat intaktif dan komunikatif antara pendidik dan peserta didik. Di
dalam pembelajaran terdapat beberapa koonen antara lain tujuan, materi, metode,
media, sumber belajar, evaluasi, peserta didik, lingkungan, dan guru yang saling
berhubungan satu sama lain serta berlangsung secara terencana dan sistematik.
Berdasarkan penjelasan di atas teang pengertian media pembelajaran dapat
dikemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digukan
untuk menyampaikan pesan atau materi yang mengandung tujuan instrukonal kepada
penerima pesan dalam pembelajaran secara sistestis, terarah sehingga tercapainya
tujuan pembelajaran dan media pembelajaran merakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa sehingga dapat memberikan informasi yang mendorong
keberhasilan proses belajar. Microsoft powerpoint 2007 adalah sebuah proam komputer
untuk prestasi yang dikembangkan oleh microft di dalam paket aplikasi microsoft office.
Aplikasi ini sangat banyak digunakan, kalangan perkantoran, para pendidik, siswa, dan
trainer. Dimlai pada versi microsoft office sytem 2003, microsoft menggati nama dari
sebelumnya microsoft powerpoint saja menjadi micrsoft office powerpoint. Versi terbaru
dari powpoint adalah versi 12 (microsoft office powerpoint 2007) yang tergabung ke
dalam paket microsoft office system 2007. Menurut Jufriady Hidayat : menykan bahwa:
Microsoft powerpoint merukan sebuah software yang dibuat dan dikbangkan oleh
peruhaan microsoft, dan merukan salah satu program berbasis multimedia.
Dalam komputer, biasanya program ini sudah dikelomkkan dam program microsoft
office. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang
disenggarakan oleh perusahaan, pemerintah, pendidikan, maupun perongan deng
berbagai fitur menu yang mampu menjadannya sebagai media komunikasi yang
menarik. Beberapa hal yang menjadiknya sebagai media alat presentasi adalah berbagai
kemauan pengolahan teks, warna, dan gambar, serta anisianimasi yang bisa diolah
sendiri sesuai kreatifitas penunanya.
Pada prinsipnya program microft powerpoint ini terdiri dari beberapa unsur dan
pengtrolan operasionalnya. Unr yang dimaksud terdiri dari slide, teks, gambar dan
bidangbidang warna yang dapat dimbinasikan dengan latar belakang yang telah
tersedia. Unsur tersbut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan
tertentu sesuai keinnan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai
keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kitainginkan, atau berjalan
secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse.
Biasaa jika digunakan untuk penmpaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya
inteksi antarpeserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasnalnya
menggunakan cara manual. Menurut Daryanto Media Power Point merukan sebuah
software yang dibuat dan dikemngkan oleh perusahaan microsoft, dan merupakan salah
satu program berbasis multimedia. Di dalam komputer program ini biasanya sudah
dikelpokkan dalam program microsoft office. Program ini dirancang khusus unutk
menyampkan persentasi dengan berbagai fitur menu yang mampu menjakannya
sebagai media komunikasi yang menarik.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa microsoft power point
2007 merakan program aplikasi untuk persentasi. Untuk meuat persentasi diawali deng
membuat kerangka atau outline kemian menyiapkan slide yang baik dengan tampilan
yang menarik. Tujuan Media Pembelajaran PowerPoint Menurut Arsyad tujuan media
pembelajaran powerpoint adalah sebagai berikut : Meningkatkan keinginan belajar
siswa Memperjelas penyajian suatu materi Dari penjelasan di atas menurut pendapat
peneliti bahwa tujuan media pembelajaran powerpoint adalah sebagai berikut : Sebagai
alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif Mendorong siswa menjadi
lebih banyak mengetahui materi yang di sampaikan oleh guru Manfaat Media
Pembelajaran PowerPoint Selain dari fusi dan tujuan penggunaan media pembelajaran,
media pembelaran juga dapat mempertigi proses belajar siswa. Manfaat media
pembelajaran yang dinyatakan oleh : Sudjana dan Rifai (2011, h.
2) manft media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu : Dapat menuuhkan
motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka. Makna
bahan pengaran akan lebih jelas sengga dapat dipahami siswa dan memungkinkan
terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran Metode meajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata didasarkan pada komikasi verbal melalui kata-kata.
Dengan menggakan media maka metode mengajar akan berbeda disesikan dengan
materi ajar yang akan diberikan Siswa lebih banyak melakan aktivitas selama kegiatan
belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemstrasiskan,
melakukan langsung dan memerankan. Dari pendapat di atas, media pembelajaran
sangat bermanfaat dalam proses peelajaran karena membantu mengatasi kejenuhan
siswa dan lebih menarik pehatian siswa di kelas dalam mengikuti pembelajaran.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar. Pandangan Syaiful Bahri Djarah mengenai hasil belajar adalah: hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengabatkan perubahan dalam individu sebagai
hasil dari aktivitas dalam belajar. Hasil belajar menunjkan kemampuan siswa yang
sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengahuan dari seseorang
yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengehuan kurang.
Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat meetahui seberapa jauh siswa dapat
menangkap, memahami, memiliki materi pelaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat
menentan strategi belajar mengajar yang lebih baik. Hasil belajar ini pada akhlirnya
difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan berikut ini: Untuk seleksi, hasil dari belajar
serikali digunakan sebagai dasar untuk mentukan siswa-siswa yang paling cocok unk
jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu. Untuk kenaikan kelas, untuk mentukan
apakah seseorang siswa dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak,
memerlukan informasi yang dapat mendukung keputusan yang dibuat guru.
Untuk peneatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kempuan dan
potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada
kelompok yang sesuai. Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu: Ranah Kognitif Adalah
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyanup aktivitas
otak adalah termuk ranah kognitif. Menurut Bloom, ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berfikir yaitu: knowledge(pengetahuan/hafalan/ingatan),
compherehension (pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis),
syntetis(sintetis), evaluation (penilaian).
Ranah afektif Taksoni untuk daerah afektif dikeluarkan mula-mula oleh David
R.Krathwohl dan kawan-kawan dalam buku yang diberi judul taxsonomy of educational
objective: affective domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkaan dengan sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil bajar afektif akan Nampak pada murid dalam berbagai
tingkahlaku seperti: perhiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghgai
guru dan teman sekelas, kebiasan belajar dan hubungan sosial. Ranah psikomotorik.
Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh simpson. Hasil belajar ini tampak dalam
bentuk ketampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yakni: gerakan reflek (keterampilan pada geran yang tidak sadar),
keterampilan pada gerakgerak sadar, kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya
membedakan visual, membekan auditif, motorik dan lain-laian, kemampuan di bidang
fisik, misalnya kekuatan, keharmisan dan ketetapan, gerakan-gerakan skill, mulai
keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek, kempuan yang
berkenaan dengan komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil adalah prestasi belajar
yang dipai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu
perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatan bahwa suatu
proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing
sejalan dengan filsafatnya. Nam untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita
berpedoman pada kurilum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain
bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai. Untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes fortif pada
setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa.
Penilaian formatif ini untuk mgetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan
pemlajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan
umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belar mengajar dan
melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu
proses belajar mengajar dinyakan berhasil apaba hasilnya memenuhi tujuan
pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
Indikator Hasil Belajar Siswa Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa. Untuk mentahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam mennguasai ilmu
pengetuan pada suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta didik
akan dikatakan berhasil apabila prestinya baik dan sebaliknya, ia tidak berhasil jika
prestasinya rendah.
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Keterpaian
Daya Serap terhadap bahan pembejaran yang diajarkan, baik secara individual maupun
kelmpok. Penukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penapan
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) Perilaku yang digariskan dalam tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh sisw baik secara individual maupun kelompok. Namun
demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain indikator yang banyak
dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
Tingkat keberhasilan belajar Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terdinya perahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti mendi mengerti. Tingkah laku memiki unsur subjektif dan unsur motoris.
Unure subjektif adalah uur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsure jasmaniah.
Baa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikap dalam rohaniah
tidak bisa kita lihat. Tingkah laku manusia teiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan
tampak pada setiap pebahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut
adalah: Pengetahuan Pengertian Kebiasaan Keterampilan Apresiasi Emosional
Hubungan sosial Jasmani Etis atau budi pekerti Sikap.
Hasil belajar ya dicapai dalam proses pembelajaran merupakan ukuran hasil upaya yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dengan segala faktor yang terkait. Tinatan
keberhasilan belajar dapat dikatagorikan sebagai berikut: Istimewa/maksimal bila seua
bahan pelajaran dikuasai 100% Baik sekali/ optimal bila segian besar materi dikuasai
antara 76-99% Baik/ minimal, bila bahan dikuasai hanya 60-75% Kurang, bila bahan
yang dikuasai kurang dari 60%.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua fktor utama, yakni faktor dari
dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa, terutama kampuan yang
dimilikinya. Faktor kempuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan
belajar siswa yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang diliki oleh siswa, juga
ada faktor lain seperti motivasi belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Adapun pengruh dari dalam diri siswa, merukan hal yang logis dan wajar, sebab hakekat
pbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya,
siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi.
Ia harus mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencapainya. Penelitian Yang
Relevan Penelian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan substansi
yang diteliti. Fungnya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan penelitian
yang akan dilakukan.beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini,
diantaranya adalah : Caroline Claudia Anggina Neftyan (2018) dalam penetiannya
tentang pengaruh pembelajaran menunakan pendekatan Contextual Teaching And
Learning teadap hasil belajar fisika siswa SMA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan penkatan CTL dalam
meningkatkan hasil belajar siswa Hukum Newton tentang Gerak, dengan nilai pberbeda
signifikan pada tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat dinyatakanbahwa ada
perbedaan pretest dan posttest dalam pembelajaran menggunakan pendekatan CTL.
Skor N-Gain rata-rata adalah 0,73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL memiliki pengaruh dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Persaan penelitian yang dilakukan Caroline Claudia
Anggina Neftyan (2018) dean penelitian ini adalah sama-sama menunakan pendekatan
pendatan Contextual Teaching And Learning.
Dari penelitian ini terbukti bahwa dengan metode pemlajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning –CTL) hasil belajar siswa lebih baik. Permaan penelitian yang
dilakukan Siti Mutmnah dengan penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu penapan
model Contexstual Teaching and Learning (CTL). Sedangkan perbedaannya dimana
dalam penelitian ini peneliti mengunakan media power poin sebai media bantu dalam
penggunan penkatan model Contexstual Teaching and Learning (CTL). Hipotesis
Penelitian Menurut Prof.
Suharsimi Arikunto, hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat semetara
terhadap permalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Sehungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu mengenai penruh
penggunaan pendekatan contexstual teaching and learning (CTL) dengan media power
point terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X di SMK Negeri 7 Kerinci, maka dapat
diambil hipotesis sebagai berikut : H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan
pendekaran Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan media media power point
terhadap hasil belajar biologi siswa di SMK Negeri 7 Kerinci.
Pada penelitian ini, statistik memang peranan penting dalam mengalisa data-data
penelitian untuk menjawab permalahan penelitian. Penelitn eksperimen bertujuan untuk
mentahui hubungan sebab-akibat dengan cara membkan perlakuan kepada kelook
eksperimen, dan memndingkan hasilnya kepada kelompok kontrol yang tidak menima
perlakuan. Adapun karaeristik dari pendatan kuantitatif yang mbedakan dengan
penelitian-penelitian lainnya yaitu sebagai berikut : Adaa kejelasan unsur meliputi
tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah rinci sejak awal; Langah
penelitiannya direncankan sampai matang ketika tahap persiapan; Menyajikan hipoteis
yang akan diuji dalam penelitian; Desain penelitiannya sudah jelas langah-langkah
penelitian dan hasil yang diharapkannya; Kegiatan dalam pengumpuldata
memungkinkan untuk diwakilkan; Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
Sedangkan pendekatan peneltian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penkatan kuantitatif adalah penelitian yang anisisnya lebih fokus pada data-data
numerkal atau angka yang diolah dengan menggunakan metode statistika. Adapun data
yang dicari atau diteliti adalah data kuantitatif dengan cara menggunakan tes. Tes
adaah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh)
dalamrangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan-pernyaan (yang harus
di jawab) atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas
dasar data yang diperoleh dari hasil penkuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
membangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai yang dapat dibandingkan denn
nilai-nilai yang dicapai testee lainnya, atau dibanngkan dengan nilai standar tertentu.
Variabel daam penelitian ini adalah variabel independen yaitu kelas ekspermen
(pembejaran dengan menunakan pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL)
media media power point) dan variabel dependen yaitu kelas kontrol (pembajaran tanpa
mengnakan penkatan Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan media media
por point) Tabel 3.1 : Lokal yang menjadi kelas Eksperimen dan Kontrol No Lokal
Perlakuan 1 X A Eksperimen 2 X B Kontrol Rancangan Penelitian Rancangan penetian
pada dasarnya merupakan suatu model perencanaan penelitian yang bertujuan unk
memberi pertanggung jawaban terhadap semua langkah yang akan dimabil, dan
menngkung semua hal yang akan dilakan sehingga dapat dijadikan pedoman serta
dasar penilaian terhadap seluruh penelitian. Tabel 3.2
Melalui purporsive saming, sampel dipilih 2 kelas yaitu kelas XA dan kelas XB dengan
jumlah siswa di kelas XA adalah 30 orang dan jumlah siswa kelas XB adalah 30 orang,
denn alasan bahwa kelas yang menjadi sampel penelitian memiki kemampuan hasil
belajar yang sama dan bersifat heterogen dari segi karakteristiknya. Teknik
Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelian ini menggunan teknik tes
dan non tes. Metode tes ber teknik tes, sedangkan nontes berua observasi dan
dokumentasi. Tes Tes yaitu latan atau serentetan pertanyaan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki indidu atau pun kelompok.
tes digunakan untuk memperoleh hasil uji koetensi siswa setelah diberikan tindakan
kelas. Tes dirikan kepada siswa secara individu untuk mentahui kemampuan koitif siswa.
Observasi Observasi disebut juga pengatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera. Observasi ialah pengatan
dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti”. Observasi adalah
pengatan dan pencatatan secara siematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian.
Observasi dalam penitian ini berisi catatan yang mengmbarkan bagaimana aktivitas
siswa peelajaran bologi dengan penerapan model CTL (Contextual Teaching and
Learning) menunakan media power point. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata
dokumen, dokun merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Domen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kelomk siswa dan daftar nilai siswa. Untuk
membikan gambaran secara langsung kegiatan kelompok siswa dan gamran suasana
kelas ketika aktivitas belajar berlanung digunakan dokumen berupa foto.
Instrumen Penelitian Instrun yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah
alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes yang
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir. Tes yang akan dibikan
kepada siswa adalah tes hasil belajar jenis tes obyektif, bentuk tes yang dipilih adalah
tes obyektif dengan bentuk benar salah. Tes obyektif benar-salah adah salah satu
bentuk tes obytif dimana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu
berupa perntaan, dimana ada pernyataan yang benar dan ada pernyataan yang salah.
Validitas Validis adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instmen. Suatu instmen dikatakan valid atau shahih manakala mempuai
tingkat validitas yang tinggi, mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini, akan
menunakan analisis soal dan menskor soal yang kemudian ditabulasikan dan disukkan
ke dalam rumus korelasi product moment, dengan rumus: ?????? ?? ???? - ?? ?? ?? ?? 2
- ?? 2 ?? ?? 2 - ?? 2 Keterangan: ?????? = validitas angket N = jumlah responden X =
jumlah skor butir soal Y = Jumlah skor total Reliabilitas Reliabilitas adalah alat ukur unt
memberikan hasil pengukuran yang konstan.
Hasil analisis uji coba tersebut untuk mgukur hasil belajar, diketahui r = 0,800 dan rtabel
untuk n = 40 dengan taraf kepercayaan 5% sebesar 0,312. Sehgga dapat disimpulkan
bahwa instmen untuk mengukur hasil belajar siswa reliabel. Uji Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Unt
dapat mengukur tingkat kesuran suatu soal digunakan rumus: ??= ?? ???? Keterangan:
P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah
seluruh siswa peserta tes DayaPembeda Daya pembeda soal adalah kempuan suatu soal
untuk membekan antara siswa yang pandai (berkempuan tinggi) dengan siswa yang
bodoh (berkemampuan rendah).
Raihan 80,00 12 Sashikrana 51,43 13 Dwi Lasi 68,57 14 Reni Rahma Wati 80,00 15 Nur
Afni 74,29 16 Salsabila 88,57 17 Ainun Najiha 71,43 18 Nurfadilah 77,14 19 Amelia
Ramadhani 91,43 20 Tio Sandra 77,14 21 Alex 71,43 22 Boy Candra 71,43 23 Amiles
71,43 4 Jaya Rispati 65,71 25 Edi Kurniawan 85,71 26 Adi Kusuma 80,00 27 M. Fahri
65,71 28 Rian Pratama 65,71 29 Junaidi 68,57 30 Yalmika Putra 65,71 Berdasarkan
nilai diatas maka diperoleh data hasil belajar biologi dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi pada tabel 4.6. Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas
XSMK Negeri 7 Kerinci.
Deviation 10,30964 Variance 106,289 Range 42,86 Minimum 48,57 Maximum 91,43
Nilai maksimum merupakan nilai hasil belajar siswa tertinggi yang diperoleh peserta
didik pada kelas eksperimen setelah dilakukan test sebesar 91,43. Sedangkan nilai
minimum yaitu besar nilai terendah yang diperoleh peserta didik sebesar 48,7. Rata-rata
adalah tiap bilangan yang dapat dipakai sebagai wakil dari rentetan nilai yang dapat
mencerminkan gambaran secara umum mengenai kumpulan atau deretan bahan
keterangan yang berupa angka atau bilangan itu (Sudijono, 2014: 76).
Dalam hal ini nilai rata-rata yang diperoleh adalah 71,80. Selain itu, terlihat juga besar
nilai standar deviasi. Standar deviasi merupakan suatu ukuran yang mengambarkan
tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata sebesar 10,30. Berdasarkan data yang
diperoleh dan hasil analisis deskriptif, maka hasil belajar Biologi siswa kelas XA SMK
Negeri 7 Kerinci pada kelas eksperimen atau kelas pada peserta didik yang diajar
dengan menggunakan pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan
media media power point.Dikategorisasikan dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel
4.8 berikut : Tabel 4.4: Kategorisasi Hasil Belajar Biologi (Kelas Eksperimen) Skala
Frekuensi Predikat 86-100 3 Sangat Baik 70-85 13 Baik 55-69 12 Cukup = 55 2 Kurang
Berdasarkan Tabel 4.8
dapat diperoleh sebaran skor hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen berdasarkan
kategori distribusi frekuensi. Terdapat 3 siswa dalam kategori sangat baik (A) 13 siswa
dalam kategori baik (B), 12 dalam kategori cukup (C), dan 2 siswa dalam kategori kurang
(K). Hasil Belajar Biologi Tanpa Menggunakan Pendekatan Contexstual Teaching And
Learning (CTL) Dengan Media Media Power Point (Kelas Kontrol) Pada Siswa Kelas XB
SMK Negeri 7 Kerinci Hasil belajar biologi setelah diajar tanpa menggunakan
pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan media media power point
pada siswa kelas XB SMK Negeri 7 Kerinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5:
Data Skor Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Menggunakan Pembelajaran CTL Dengan
Media Power Point No Nama Siswa Nilai Tes 1 Arsaidil 51,43 2 Aidil Akbar 54,29 3 Agil
Rais 57,14 4 Reski Kaswansi 51,43 5 Muh.
Reski K 60,00 6 Muh. Ridha K 54,29 7 Muh. Wafiq 54,29 8 Muhammad Ajrul 51,43 9
Syamsul 48,57 10 Wahyuddin 54,29 11 Nori Purnama 65,71 12 Nurhanisa Putri 45,71
13 Ajeng Arifa Putri 45,71 14 Amelia 54,29 15 Zaipah Munarwarah 51,43 16 Wikta
Syakila 62,84 17 Siti Nur Fadila 57,14 18 Ayunia 57,14 19 Berliani Nurul 62,84 20
Fauziah Anjani 42,86 21 Nurjayanti Mutmainnah 57,14 22 Nurrahmadania 48,57 23
Nurul Ferleva 51,43 4 Nurul Hukmah 51,43 25 Putri Ihlasul Ummah 65,71 26 Rima
Iswahyuni Amir 62,84 27 Sriwahyuni Ruslan Rani 42,86 28 Wilolan Biku 54,29 29 Wulan
Puspita Sari 51,43 30 Nur Aisya Heri 60,00 Dari nilai diatas maka diperoleh data hasil
belajar dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.6. Tabel 4.6: Distribusi
Frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas XSMK Negeri 7 Kerinci.
Kontrol Frequency 42,86 2 45,71 2 48,57 2 51,43 7 54,29 6 57,14 4 60,00 2 62,84 3
65,71 2 Total 30 Data-data pada Tabel 4.9 di atas dijadikan sebagai acuan dalam
pengolahan analisis deskriptif. Hasil analisis deskriptif dari Tabel 4.9 di atas dapat
ditunjukkan pada tabel berikut 4.10 berikut: Tabel 4.7 : Data hasil belajar biologi siswa
Tanpa Menggunakan Pendekatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) Dengan
Media Media Power Point Pada Siswa Kelas XB SMK Negeri 7 Kerinci Statistics
VAR00003 N Valid 30 Missing 0 Mean 54,2843 Median 54,2900 Mode 51,43 Std.
Deviation 6,18411 Variance 38,243 Range 22,85 Minimum 42,86 Maximum 65,71
Berdasarkan Tabel 4.10, dijelaskan bahwa nilai maksimum merupakan nilai hasil belajar
siswa tertinggi yang diperoleh peserta didik pada kelas kontrol setelah dilakukan test
sebesar 65,71.
Sedangkan nilai minimum yaitu besar nilai terendah yang diperoleh peserta didik
sebesar 42,86. Rata-rata adalah tiap bilangan yang dapat dipakai sebagai wakil dari
rentetan nilai yang dapat mencerminkan gambaran secara umum mengenai kumpulan
atau deretan bahan keterangan yang berupa angka atau bilangan itu (Sudijono, 2014:
76). Dalam hal ini nilai rata-rata yang diperoleh adalah 54,28. Selain itu, terlihat juga
besar nilai standar deviasi. Standar deviasi merupakan suatu ukuran yang
mengambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata sebesar 6,18.
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis deskriptif, maka hasil belajar biologi
siswa X SMK Negeri 7 Kerinc pada kelas kontrol atau kelas pada peserta didik yang tidak
diajar tanpa mneggunakan Contexstual Teaching and Learning (CTL) dengan media
media power point dikategorisasikan dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.8
berikut: Tabel 4.8: Kategorisasi Hasil Belajar Biologi (Kelas Kontrol) Skala Frekuensi
Predikat 86-100 0 Sangat Baik 70-85 0 Baik 55-69 11 Cukup = 55 19 Kurang
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diperoleh sebaran skor hasil belajar biologi siswa kelas
kontrol berdasarkan kategori distribusi frekuensi.
Terdapat 0 siswa dalam kategori sangat baik (A), 0 siswa dalam kategori baik (B), 11
dalam kategori cukup (C), dan 19 siswa dalam kategori kurang (K) Perbedaan Hasil
Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Contexstual Teaching And
Learning (CTL) Dengan Media Media Power Point dan Tanpa Menggunakan Pendekatan
Contexstual Teaching And Learning (CTL) Dengan Media Media Power Point Hasil
penelian menujukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang
diajar dengan menggunakan pendekatan contexstual teaching and learning (CTL)
dengan mdia power poin dan hasil belajar biologi yang tidak diajar dengan
menggunakan pendekatan contexstual teaching and learning (CTL) dengan media
power poin.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis uji t untuk
meuji apakah ada perbedaan hasil belajar yang diajar menggunakan pendekatan
contexstual teaching and learning (CTL) denan media power poin. Untuk membuat
keputusan apakah dalam penelitian ini H1 diterima dan H0 ditak maka harga thitung
dibandingkan dengan ttabel (dalam lampiran). Berdasarkan pengujian yang dilakukan
diperoleh ttabel= 2,04 dan thitung = 11,10 sehingga dapt dinyatakan bahwa Ho ditolak.
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah jika thitung =11,10 > ttabel = 2,04 maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan antara hasil biologi siswa yang diajar
dengan menggukan pendekatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) dgan media
media power point dan tanpa menggukan pendekatan Contexstual Teaching And
Learning (CTL) Dengan Media Media Power Point. Pada penelitian ini sebelum kegiatan
pembelajaran menggunakan media pendekatan contexstual teaching and learning (CTL)
dengan media power poin maka siswa diberikan tes terlebih dahulu untuk mengukur
kemampuan awal siswa.
Instren tes berupa tes objektif sebanyak 35 soal. Setelah data tes diperoleh maka
langkah selanjutnya yaitu menerapkan kegiatan pembelajaran pendatan contexstual
teaching and learning (CTL) dengan media power poin. Setelah materi pejaran selesai
dibahas maka tes dilakukan untuk melihat pengaruh dari model pembelajaran tersebut.
Dari hasil tes dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari responden atau siswa
sebanyak 30 nilai terendahnya 42,86 diperoleh 2 orang siswa, sedangkan nilai tertingnya
yaitu 65,71 diperoleh 2 orang siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan, modus dari data ini yaitu nilai yang paling banyak
diperoleh siswa adalah 51,43 didapatkan oleh 7 orang siswa sedangkan rata-rata atau
mean yang diperoleh dari seluruh siswa yaitu 54,28. Setelah pembelajaran yang
direncanakan selama satu pertemuan telah berakhir maka dilakanlah tes. Dari
responden yang sama dengan dapat diketahui nilai tes terendahnya 48,57 diperoleh
seorang siswa sedangkan nilai tertingginya 91,43 diperoleh seorang siswa. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan, modus dari data ini yaitu nilai yang paling banyak
dipereh siswa adalah 65,71 didapatkan oleh 7 orang siswa sedangkan rata-rata atau
mean yang diperoleh dari seluh siswa yaitu 71,71.
Setelah nilai tes diperoleh maka seljutnya yaitu dilakukan uji prasyarat analisis data
menggunakan uji normalitas dan homogenitas,berikut ini hasil analisis data: Uji
Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan terhadap hasil belajar siswa. Uji ini
dimaksudkan untuk mengahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau
tidak. Untuk menji kenormalannya maka digunakan uji lillifors. Pengujian dilakukan pada
taraf kepercayaan a = 5% atau 0,05. Keputusan dibuat berdasakan pada ketentuan
pengujian normalitas, yatu jika signifikansi lebih dari 0,05, maka kedua data berdistribusi
normal. Sebaliknya jika signikansi kurang dari 0,05, maka kedua data tidak berdistribusi
normal.
Dari pertungan secara statistik yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh dapat
diperoleh keterangan sebagai berikut: Tabel 4.9 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Kontrol
Eksperimen N 30 30 Varians 38,27 106,59 Standar deviasi 6,18 10,32 Nilai signifikansi
0,185 0,200 Ltabel 0,05 0,05 Kesimpulan Normal Normal Pada tabel diatas terlihat
bahwa kedua data memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05,sehingga dapat
dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.
Uji Homogenitas Data Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data
tersebut bersifat homen atau tidak maka dilakukanlah uji homogenitas. Data yang diuji
tingkat homogenitasnya yaitu data kelas kontroldan data kelas eksperimen. Pengujian
dilakukan pada taraf kepercayaan a = 5% atau 0,05. Keputusan pada uji homogenitas
berdasarkan pada ketentuan jika nilai signifikansi leh besar dari 0,05,maka dapat
dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,
maka dapat dinyakan data tidak bersifat homogen (data terlampir). Berdasarkan
pengujian ng telah dilakukan dengan menggunakan SPSS-25 maka dipoleh nilai
signifikansi = 0,800 maka dapat dinyatakan kedua data tersebut bersifat homogen.
Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa kedua data
berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan pada analisis
data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mentahui apakah
terdapatperbedaan hasil belajar siswa yang diajarkandenganmenggunakan pendekatan
Contexstual Teaching and Learning (CTL) denn media media power point dan siswa
yang diajarkan tanpa menggakan pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL)
dengan mia media power point pada siswa kelas X SMK Negeri 7 Kerinci. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t SPSS-25.
Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: Jika thitung < t tabel : Ho
diterima, Ha ditolak Jika thitung > t tabel : Ho ditolak, Ha diterima Ho = Tidak ada
peningkatan hasil belajar biologi siswa pembelajaran menggunakan media pendekatan
contexstual teaching and learning (CTL) dengan media power poin. Ha = Ada
peningkatan hasil belajar biologi siswa pembelajaran menggunakan media pendekatan
contexstual teaching and learning (CTL) dengan media power poin. Berdasarkan
pengian yang dilakukan diperoleh ttabel= 2,04 dan thitung = 11,10 sehingga dapat
dinyatakan bahwa Ho ditolak.
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah jika thitung =11,10 > ttabel = 2,04 maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan antara hasil biologi siswa yang diajar
dengan menggukan pendatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) dengan media
media power point dan tanpa menggunakan pendekatan Contexstual Teaching And
Learning (CTL) dengan media media power point. Uji Prasyarat Data Uji Validitas Uji
validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Sutu kesioner
dinyatakan valid jika suatu pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner tersebut mampu
untuk mengungkap sesuatu yang diukur oleh kueoner tersebut. Uji validitas dilakukan
dengan meandingkan antara rhitung >rtabel.
Sedangkan nilai dari rhitung dapat dilihat dalam Corrected Item Total Correlation pada
output program SPSS. Sedangkan untuk nilai rtabeldiperoleh dari tabel distribusi nilai
rtabel dengan signifikan 5% pada df 30 dengan rumus (N-2 = 30-2 = 28), maka
ditemukan rtabelsebesar 0,316. Kemudian untuk pengambilan keputusan jika
rhitung>rtabel maka butir atau variabel yang diteliti adalah valid.
Setelah dilakukan uji coba dan dilakukan uji validitas (terlampir), dari 35 butir soal yang
valid sebanyak 14 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid sebanyak 21 soal.
Hasil perhitungan disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Rekapitulasi uji
validitas Butir valid Butir Butir tidak valid 1, 7, 10, 11, 13, 14, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 34, 35.
2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 28, 31, 33 Sumber: Uji Validitas
SPSS-25 Reliabilitas Tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabel apabila hasil-hasil
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali
terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukan hasil yang tetap sama atau sifatnya
ajeg dan stabil. Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS-25 Tabel 4.11 Reliability
Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,751 35 Berdasarkan nilai Cronbach's Alpha
pada tabel Reliability Statistics diperoleh nilai 0,751 dimana nilai ini ditafsirkan dengan
kriteria : Tabel 4.12 Kriteria Reliabilitas No Reliabilitas Kategori 1 0,800-1,000 Sangat
tinggi 2 0,600-0,799 Tinggi 3 0-400-0,500 Cukup 4 4 0,200-0,399 Rendah 5 >0,200
Sangat rendah Maka dapat disimpulkan tes ini memiliki tingkat reliabilitas Tinggi.
Tingkat Kesukaran Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir
item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu
mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Tabel
4.13 Angka Indek Kesukaran Item Besarnya P Interpretasi Kurang dari 0,30 Terlalu sukar
0,30 – 0,70 Cukup (sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu mudah Tabel 4.14 Rekapitulasi Taraf
Kesukaran Butir Soal Rentang Butir Soal Jumlah Butir Kategori Kurang dari 0,30 9, 12,
13, 17, 19, 23, 28, 31, 32, 33, 10 Terlalu Sukar 0,30-0,70 1, 3, 4, 5, 11, 14, 15, 16, 18, 20,
21, 22, 24, 30, 35 15 Cukup (Sedang) Lebih dari 0,70 2, 6, 7, 8, 10, 25, 26, 27, 29, 34 10
Terlalu Mudah Sumber: Tingkat Kesukaran SPSS-25 Dari hasil rekapitulasi tersebut
dapat diketahui bahwa soal yang diujikan memiliki 3 kategori yaitu terlalu sukar, cukup
(sedang) dan terlalu mudah. Kategori soal sukar berjumlah 10 soal yang berada pada
rentang indeks taraf kesukaran kurang dari 0,30.
Kategori sedang dimiliki oleh 15 soal dengan rentang indeks 0,30-0,70 sedangkan 10
soal memiliki kategori mudah karena indeks taraf kesukarannya berada pada rentang
lebih dari 0,70. Daya Pembeda Daya beda butir pertanyaan merupakan suatu
pernyataan tentang seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan
kemampuan antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah. Berdasarkan
perhitungan daya beda yang telah dilakukan berikut ini disajikan tabel hasil perhitungan
daya beda instrumen tes hasil belajar : Tabel 4.15 Rekapitulasi Daya Beda Instrumen
Rentang Butir soal Jumlah soal Keterangan 0,71-1,00 29, 34, 35 3 Sangat baik 0,41-0,70
1, 7, 10, 11, 14, 25, 26, 27, 30, 32, 5, 8, 12, 16, 20, 28, 16 Baik 0,21-0,40 4, 6, 13, 15, 18,
19, 22, 23, 24, 33, 2, 3, 9, 17, 21, 31, 16 Cukup 0,00-0,20 0 Buruk Negatif 0 Sangat
Buruk Sumber: uji validitas SPSS-25 Dari tabel hasil rekapitulasi tersebut dapat
diketahui bahwa setelah dilakukan perhitungan uji beda, soal-soal yang diujikan
memiliki daya beda yang berbeda-beda. Dari 35 soal yang diujikan terdapat 3 soal yang
memiliki kategori sangat baik, 16 soal memiliki kategori daya beda baik, sedangkan
untuk kategori cukup dimiliki oleh 16 soal.
Pembahasan Penelitian yang telah dilakukan di SMK Negeri 7 Kinci pada peserta didik
kelas XA sebagai kelas eksperimen dan kelas B sebagai kelas kontrol dengan kesuruhan
total peserta didik sejumlah 60. Kelas XA yang dijadikan sebagai kelas dengan proses
pembelajaran mengnakan pendekatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) dengan
media por point dan kelas XB yang dijadikan sebagai kelas korol dengan proses
pembelajaran tanpa penkatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) deng mea
power point. Materi Peruhan Linuan merukan materi yang diarkan pada peserta didik
untuk mengpulkan data-data pengujian hipotesis.
Hasil belajar untuk kelas eksperimen dengan menggunakan spps versi 25 diperoleh nilai
maksimum 91,43 dan nilai minimum sebesar 48,57, nilai rata- rata sebesar 71,80 standar
deviasi sebesar 10,30 dan varians sebesar 106,2. Hasil Belajar Biologi Tanpa
Menggunakan Pendekatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) Dengan Media
Media Power Point Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Kerinci (kelas kontrol) Berdasarkan
hasil data pada kelas yang diajar tanpa menggunakan menggunakan pendekatan
contexstual teaching and learning (CTL) dengan media power poin menuukkan bahwa
hasil belajar biologi siswa rata-rata berada pada predikat cukup (C) dan Kurang (K).
Tetapi hasil belajar biogi siswa yang diajar dengan mengnakan pembajaran CTL
(Contekstual Teaching Learning) menuukkan hasil belajar siswa lebih mendominasi
predikat kurang (K) dari siswa dengan predat baik (B). Hasil belajar untuk kelas kontrol
dengan mengnakan spps 25 diperoleh nilai maksimum 65,71 dan nilai mimum sebesar
42,86, nilai rata- rata sebesar 54,28 standar devii sebesar 6,18 dan varians sebesar 38,24
Perbedaan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Pendekatan Contexstual Teaching And
Learning (CTL) Dengan Media Media Power Point dan Tanpa Menggunakan Pendekatan
Contexstual Teaching And Learning (CTL) Dengan Media Media Power Point Hasil
penelitian menujukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang
diajar dengan menunakan pendekatan contexstual teaching and learning (CTL) dengan
media poer poin dan hasil belajar biologi yang tidak diajar dengan menggakan
pendekatan contexstual teaching and learning (CTL) dengan media power poin.
Berdasarkan hasil analisis data, pada kelas yang diajar dengan menggunakan
pendekatan contexstual teaching and learning (CTL) dengan media power
poinmenunjukkan bahwa hasil bajar biologi siswa rata-rata berada pada predikat baik
dan cukup. Hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan mengnakan pendekatan
contexstual teaching and learning (CTL) dengan media power poin (ekperimen)
menunjukkan hasil belajar siswa lebih mendinasi predikat baik dan cukup dari siswa
predikat kurang, dimana terdapat 13 siswa dalam kategori baik, 12 dalam kategori
cukup.
Sedakan pada kelas yang diajarkan tidak tanpa menggakan pendekatan contexstual
teaching and learning (CTL) dengan media power poinmunjukkan bahwa hasil belajar
biologi siswa rata-rata berada pada predikat cukup dan kurang. Hasil bejar biologi siswa
yang diajar tanpa menggunakan pendekatan contexstual teaching and learning (CTL)
dengan media power poin (kontrol) menjukkan hasil belajar siswa lebih mendominasi
pada predikat cukup dan kurag dari siswa yang meeroleh predikat baik, dimana
terdapat 11 dalam kategori cukup, dan 19 siswa dalam kategori kurang.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis uji t untuk
menji apakah ada perbedaan hasil belajar yang diajar menggukan pendatan contexstual
teaching and learning (CTL) dengan media power poin. Untuk meuat keputusan apakah
dalam penelitian ini H0 diterima dan Ha ditolak maka harga thitung dibandingkan
dengan ttabel (dalam lampiran). Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh
ttabel= 2,04 dan thitung = 11,10 sehingga dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak.
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah jika thitung =11,10 > ttabel = 2,04 maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan antara hasil biologi siswa yang diajar
dengan menggunakan pendekatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) dengan
media media power point dan tanpa menggunakan pendekatan Contexstual Teaching
And Learning (CTL) Dengan Media Media Power Point. Berdasarkan hasil uji hipotesis
menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok yangmggunakan
pendekatan CTL berbantuan media powepoint dengan pembelajaran konnsional.
Siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan CTL berbantuan media power point
menunjukkan peningkatan hasil belajar lebih baik secara signifikan daripada yang
dibelajarkan dengan pembelaran konvensional. Hal tersebut berdasarkan hasil analisis
uji-t yang menunjukkan diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
penerapan pendekatan CTL berbantuan media powerpoint terhadap peningkatan hasil
belajar siswa. Beberapa keunggulan pendekatan CTL menurut Trianto adalah
pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan
dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa, materi itu akan berfgsi secara
fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori
siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Pemblajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pendekatan CTL menganut
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruivisme, siswa diharapkan
belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.
Dengan menerapkan CTL tan disadari pendidik telah mengikuti tiga prinsip ilmiah yang
menjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu: 1) Prinsip
Kesalingbergantungan, 2) Prinsip Diferensiasi, dan 3) Prinsip Pengaturan Diri. Penerapan
pendekatan CTL berbantuan media porpoint dalam pembelajaran Biologi, merupakan
dua sisi yang saling mendukung. Seiring dengan hal tersebut, penerapan model CTL
merupakan konsep belajar yang menunjang dasar pemiran lingkungan belajar alamiah,
dan pola belajar mengalami.
Menurut Borkod dan Putnam dalam Kelley dan Kellam mengatakan bahwa untuk
menansfer pembelajaran yang terjadi, murid-murid harus diberikan pengalaman nyata
sebagai contoh untuk memenuhi konsep yang abstrak. Amin mengungkapkan dalam
penelitiannya bahwa penggunaan CTL pada kelas ekspemen mempunyai nilai statistik
yang lebih tinggi dibanngkan dengan kelas kontrol. Hal itu karena metode CTL
mengnakan konsep yang konstektual, dimana langsung menghubungkan aktivitas
dengan dunia nyata sehingga mampu menarik dan meranang siswa untuk belajar
statistik.
Terbukti hasil uji ANOVA satu jalur menjukkan signifikansi nilai yang diperoleh lebih
kecil yaitu 0,03 pada taraf signifikansi 0,05 (0,03 <0,05), berarti harga Fhitung lebih besar
daripada Ftabel (4,752>0,1954). Hal senada juga diungkapkan oleh Jamrut (2014) yang
hasil penelitiannya menunjukan bahwa implementasi CTL dengan metode GI
berbantuan media meningkatan hasil belajar kognitif. Pada siklus I sebesar 69,33 atau
mengalami ketuntasan belajar sebesar 60%, menjadi 78,86 atau mengalami ketuntasan
belajar sebesar 90% pada siklus II.
Nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA kelompok eksperimen adalah 80,10, sedangkan
nilai rata-rata post test hasil belajar IPA kelompok kontrol adalah 70,65 dengan
demikian nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai ratarata posttest hasil belajar IPA kelompok kontrol. Ini
berarti terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
berbantuan media animasi komputer. BAB V PENUTUP Kesimpulan Hasil belajar biologi
dengan menggunakan pendekatan contexstual teaching and learning (CTL) dengan
media media power point (kelas eksperimen) pada siswa kelas X SMK Negeri 7 Kerinci
diperoleh nilai maksimum 91,43 dan nilai minimum sebesar 48,57, nilai rata-rata sebesar
71,80 standar deviasi sebesar 10,30 dan varians sebesar 106,2.
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah jika thitung =11,10 > ttabel = 2,04 maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan antara hasil biologi siswa yang diajar
dengan menggunakan pendekatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) dengan
media media power point dan tanpa menggunakan pendekatan Contexstual Teaching
And Learning (CTL) Dengan Media Media Power Point. Bukti lain yang memperkuat hasil
penelitian ini yaitu adanya perbandingan antara hasil belajar sebelum dan sesudah
penggunaan pendekatan Contextstual Teaching And Learning (CTL) dengan media
power poin, dimana sebelum menggunakan pendekatan Contextstual Teaching And
Learning (CTL) dengan media power poin rata-rata hasil belajar 42,86, namun setelah
pengunaan pendekatan Contextstual Teaching And Learning (CTL) dengan media power
poin rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 71,80.
Saran Adapun saran-saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut: Siswa hendaknya dapat lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan pendekatan Contextstual Teaching And Learning (CTL) dengan
media power poin. Guru dapat menggunakan pendekatan Contextstual Teaching And
Learning (CTL) dengan media power poin sebagai alternatif dalam penggunaan media
pembelajaran yang digunakan di kelas. Dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan pendekatan Contextstual Teaching And Learning (CTL) dengan media
power poin hendaknya guru lebih kreatif untuk menciptakan suasana kelas yang
kondusif.
Raja Grafindo Persada, 2011 Asep, dkk, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar,
Bandung : UPI Press, 2007 Caroline Claudia, Pengaruh Pembelajaran Menggunakan
Pendekatan Contextual Teaching And Learning terhadap hasil belajar fisika siswa SMA,
Lampung: Perpusatakaan Universitas Lampung, 2018 Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori
Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011 Danim, Sudarwan, Media Komunikasi
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara Darmawan, Deni, Metode Penelitian Kuantitatif,
Bandung : PT Remaja Posdakarya, 2014 Djamarah, Syaiful, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Enjah Takari, Pembelajaran IPA dengan SAVI dan
Kontekstual, Sumedang: PT Genesindo, 2009 Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid I,
Yogyakarta: Andi Offset, 2002 Handayanto, Agung dan Sudargo, Buku Petunjuk
Praktikum Komputasi 3, Semarang: Fakultas MIPA IKIP PGRI, 2010 Heriawan, A, dkk,
Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis, Banten: LP3G, 2012 Indri Puspita,
“Media Pembelajaran Power Point”, http://indri220410.
Menjadi Guru Profesional, Jakarta: Erlangga Group,2013 Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi
Pendidikan, Bandung : UPI Press, 2009 Wikipedia, “Microsoft Powerpoint”,
https://id.wikipedia.org/wiki/MicrosoftPower Point, diakses 12 April 2020 Wirawan, Faiz
Agil, “Pengertian dan Fungsi Microsoft Powerpoint”, http://www.burung-
net.com/2014/06/pengertian-dan-fungsi-microsoft-powerpoint.html, diakses 12 April
2020
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - http://repository.uinbanten.ac.id/4159/4/BAB%20II%20RENI.pdf
<1% - https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3859/2/Nur%20Mailizar.pdf
<1% - https://journal.trunojoyo.ac.id/edutic/article/download/6390/4040
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/229586971.pdf
<1% - https://eprints.uns.ac.id/view/year/2010.html
<1% - http://repository.unp.ac.id/view/subjects/L1.html
<1% - http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biotek/article/download/1029/999
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/147419664.pdf
<1% - https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/download/3652/3558
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/147421001.pdf
<1% - https://www.simulasikredit.com/trik-psikologi-yang-berguna-dalam-kehidupan-
sehari-hari/
<1% - https://adoc.pub/tk151700459143139.html
<1% - http://jurnal.upi.edu/file/03_MumunTati_Fix_Cetak.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/19326475/PENDEKATAN_KONSTRUKTIVISME_DALAM_PEMB
ELAJARAN_IPS
<1% - https://amatamet.wordpress.com/2009/08/
<1% - https://sites.google.com/site/tirtayasa/kawasan-teknologi-pembelajaran/model-
pengembangan-kurikulum-pembelajaran
<1% - https://www.scribd.com/document/359703317/SKRIPSI-Desi-Erawati-NIM-
11108241058-pdf
<1% - https://fuzinoviyanti.wordpress.com/2013/10/27/pendekatan-pembelajaran-
scientific-dan-kontekstual/
<1% - https://nuralfiqamardhani.blogspot.com/2015/03/proposal-pendidikan-
matematika.html
<1% - https://007indien.blogspot.com/2011/12/penerapan-pembelajaran-
kontekstual.html
<1% - http://journal2.um.ac.id/index.php/jki/article/download/4215/2299
<1% -
https://www.academia.edu/40456456/Makalah_Kel_1_Konsep_Dasar_Evaluasi_Pembelaja
ran
1% - http://repository.unpas.ac.id/37280/1/BAB%20II.pdf
<1% - https://media-pembelajaran-resti.blogspot.com/2014/06/media-power-poin.html
<1% - https://m4n4n4.blogspot.com/2014/11/media-slide-power-point.html
<1% - https://fatkhan.web.id/pengertian-media-pembelajaran-powerpoint/
<1% - https://indri220410.blogspot.com/2012/12/media-pembelajaran-power-
point.html
<1% - http://repository.unpas.ac.id/39926/4/BAB%20II.pdf
<1% - http://eprints.umk.ac.id/4918/3/bab_2.pdf
2% - http://repository.radenintan.ac.id/1691/5/Bab_II.pdf
<1% - https://lokapau.blogspot.com/2014/09/psikologi-pendidikan-mutu-proses-
dan.html#!
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/6141/3/BAB%20II.pdf
1% - http://digilib.uinsby.ac.id/1172/5/Bab%202.pdf
<1% - https://jurnal.ikipjember.ac.id/index.php/ej/article/download/136/155/
<1% - https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/
<1% - http://eprints.umm.ac.id/48862/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/230691621.pdf
<1% - https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/DW/article/download/218/215
<1% - http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_a0151_060443_chapter1.pdf
<1% - http://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/kp/oai?
metadataPrefix=oai_dc&verb=ListRecords
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/6871/4/BAB%20III.pdf
<1% - https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib/article/download/2368/1778
<1% - http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127082-T+26329-Hubungan+kualitas-
Metodologi.pdf
<1% - https://nurhadi-bsi.blogspot.com/2017/03/tugas-metode-penelitian-
kuantitatif.html
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/799/7/083111011_BAB3.pdf
<1% - http://repository.uinbanten.ac.id/1195/5/BAB%20III%20%28oke%29.pdf
<1% - http://eprints.stainkudus.ac.id/851/6/BAB%20III.pdf
<1% - https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10927/4/T1_292012132_BAB
%20III.pdf
<1% - http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t36976.rtf
<1% - http://eprints.umm.ac.id/40361/3/BAB%202.pdf
<1% - https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/pelita/article/download/6651/7188
<1% - https://123dok.com/document/qmjggn8q-analisis-semester-pelajaran-ekonomi-
akuntansi-negeri-pengasih-ajaran.html
<1% - https://123dok.com/document/y8xo2x4q-metodologi-penelitian-beberapa-
dibahas-dalam-metode-penelitian-antaranya.html
<1% - https://www.scribd.com/document/361030098/Khusnul-kelas6D-Laporan-Uraian-
docx
<1% - https://123dok.com/document/q0xdme3q-penelitian-penelitian-kuantitatif-
penelitian-dasarnya-pemecahan-pemecahan-memperoleh.html
<1% - https://pt.scribd.com/doc/315589578/Prosiding-Unindra-Full-Book
<1% - https://maglearning.id/2020/07/22/korelasi-product-moment-karl-pearson/
<1% - https://exocorriges.com/doc/54488.doc
<1% - http://a-research.upi.edu/tesislist.php?export=word
<1% - https://arifharianto.wordpress.com/page/2/
<1% - https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3800/1/Skripsi%20PDF%20komplit.pdf
<1% -
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/4730/08bab4_soepriadi_100
90110025_skr_2015.pdf?sequence=8&isAllowed=y
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/234746825.pdf
<1% - http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=643804&val=11026&title=PERBANDINGAN%20HASIL%20BELAJAR%20FISIKA
%20MELALUI%20PEMBELAJARAN%20%20%20BERBASIS%20MEDIA%20VIDEO
%20ANIMASI%20STOP%20MOTION%20DAN%20MEDIA%20BERBASIS
%20POWERPOINT%20KELAS%20XI%20SMAN%204%20BULUKUMBA
<1% - https://vaskoedo.wordpress.com/2008/10/05/mahir-mengembangkan-
kemampuan-matematika/
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6317/
<1% - https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16773/4/T2_942016038_BAB
%20IV.pdf
<1% - http://repository.unp.ac.id/view/year/2014.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/265822961/13-IPS
<1% - http://eprints.ums.ac.id/35831/2/HALAMAN%20DEPAN.pdf
<1% - http://repository.unib.ac.id/8095/1/IV%2CV%2CLAMP%2CII-14-mik.FE.pdf
<1% - http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/PendidikanFisika/article/download/2989/3077
<1% - https://adoc.pub/tim-prosiding-penanggung-jawab-prosiding-dr-komang-
dharmawan.html
<1% -
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/pmath/article/download/6969/6694
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6317/1/Rahayu.pdf
<1% - https://123dok.com/document/4yr2k2vz-perputaran-perputaran-persediaan-
rentabilitas-perusahaan-manufaktur-terdaftar-indonesia.html
<1% -
https://www.kompasiana.com/hikmah80501/5fcdf45b8ede4840d2503b82/pembelajaran
-daring-dengan-model-contextual-teaching-and-learning-berbantu-media-power-
point-lebih-menarik-bagi-siswa-sd-kelas-rendah
<1% -
https://www.academia.edu/29387571/KEEFEKTIFAN_KOLABORASI_ANTARA_MODEL_CTL
_DENGAN_METODE_PROBLEM_POSING
<1% - http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/218/4/BAB%20III%20Metode%20%28NL
%29.pdf
<1% - https://jurnal.uns.ac.id/JPKim/article/download/24582/17408
<1% - https://www.slideshare.net/Rapulanwar/taraf-signifikan
<1% - https://id.scribd.com/doc/135821152/Jurnal-Perbankan-PDF-Mei-2008
<1% - http://text-id.123dok.com/document/dy4wdm60q-nilai-postest-kelas-
eksperimen-dan-kelas-kontrol.html
<1% - https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/biotik/article/download/992/798
<1% - https://id.scribd.com/doc/250650706/1-modul-Paud
<1% - https://www.spssindonesia.com/2019/04/uji-validitas-corrected-item-total-
correlation.html
<1% - http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00342-MTIF-Bab
%202.pdf
<1% - https://adoc.pub/bab-iii-metode-penelitian-a-pendekatan-dan-metode-
penelitianbcf68af15a3920dfbad141c999c54e2344115.html
<1% - http://eprints.rclis.org/29798/3/BAB%20III%20SKRIPSI%20ISMA.pdf
<1% - https://123dok.com/document/6qmm97q8-pengaruh-pelanggan-loyalitas-
nasabah-tabungan-cabang-pematang-siantar.html
<1% - https://igszone.blogspot.com/2015/05/analisis-butir-soal-tes-merupakan-
cara.html
<1% - https://ilm9.blogspot.com/2012/11/analisis-butir-soal_5.html
<1% - https://123dok.com/document/wq27r7jy-penerapan-pembelajaran-learning-
meningkatkan-belajar-pelajaran-bangunan-semarang.html
<1% - https://yudintan.wordpress.com/2013/12/21/contoh-metode-penelitian/
<1% - https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/luminous/article/download/3443/3151
<1% - https://donflimbong.blogspot.com/2011/03/penerapan-model-contextual-
teaching-and.html
<1% - https://www.wawasan-edukasi.web.id/2018/01/model-pembelajaran-contextual-
teaching.html
<1% - https://www.slideshare.net/LarasLovatology/pengaruh-informasi-laporan-arus-
kas-laba-kotor-ukuran-perusahaan-dan-nilai-pasar-terhadap-abnormal-return-saham-
pada-perusahaan-tekstil-dan-garmen-yang-terdaftar-di-bei-periode-2010-2012
<1% - https://pt.scribd.com/doc/82922736/Semnas-LS-2011-Makalah-Kimia
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/326520523_Penerapan_Media_Pembelajaran_
Berbasis_Multimedia_Interaktif_Terhadap_Mahasiswa_IKIP_Budi_Utomo_Malang
<1% - https://salbima.blogspot.com/2012/
<1% - https://pajar.ejournal.unri.ac.id/index.php/PJR/article/download/4369/4186
<1% - https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jpf/article/download/2225/1890
<1% - https://mgmpfis-sma-
sby.ucoz.net/news/ctl_contextual_teaching_and_learning/2010-10-21-9
<1% - https://thebookee.net/pe/penerapan-pembelajaran-scramble-berbantuan-pada-
biologi
<1% - https://vibdoc.com/harmoni-sosial-jurnal-pendidikan-ips-volume-4-no-1-maret-
201-5f0c648b2c43c.html
<1% - https://doaj.org/article/3530ac3acd044ad18a6ebd43f978a61c
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/349013818_Belajar_Virus_dengan_Komik_Pen
garuhnya_terhadap_Motivasi_dan_Hasil_Belajar_Studi_Eksperimen_di_Kelas_X_MAN_Tasi
kmalaya_Tahun_Ajaran_20192020
<1% - https://www.scilit.net/journal-articles?q=journal_id%3A%284219048%29
<1% -
https://www.kompasiana.com/kristina01/60ddb9fb06310e4cb766ce43/penerapan-
pendekatan-contextual-teaching-and-learning-ctl-dalam-pembelajaran-matematika-
materi-bangun-datar
<1% - https://quizizz.com/admin/quiz/5ddba7de1e23b7001c509a2e/uji-kompetensi-
kepala-sekolah
<1% - https://syafahabibah-myblog.blogspot.com/2013/
<1% - http://digilib.unimed.ac.id/19235/6/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/395643025/12490001-BAB-I-IV-atau-V-
DAFTAR-PUSTAKA-pdf
<1% - http://repository.fkip.unla.ac.id/items/browse?
tags=Kemampuan+Berpikir+Kritis&output=dcmes-xml
<1% - https://123dok.com/document/qv8021lz-sugiyono-metode-penelitian-
kuantitatif-kualitatif-dan-r-bandung.html