Anda di halaman 1dari 3

Bahas Trigger 3 Kulkel

@beest218
Trigger 3 : Bercak merah di badan Tina
Sejak 1 minggu ini Tina seorang perempuan berusia 21 tahun mengeluhkan gatal-
gatal dan bercak merah di badannya. Jika Tina pulang kuliah siang hari, gatal-gatal
makin bertambah, apalagi setelah berolahraga. Gatal-gatal ini menyebabkan Tina sulit
berkonsentrasi untuk mendengarkan kuliah. Tina sudah berusaha mengobati gatalnya
dengan bedak tabur yang dibelinya di warung dekat rumah, tapi gatal tidak kunjung
hilang, malah kadang-kadang terasa perih jika mandi. Tina menyampaikan keluhan ini
pada ibunya. Ternyata ibunya juga mengeluhkan gatal dan bercak merah di daerah
selangkangan. Atas anjuran ayahnya, Tina dan ibu pergi memeriksakan diri ke dokter
umum di klinik yang terletak dekat rumah.
Dokter melakukan anamnesis untuk mengetahui keluhan gatal Tina. Pada
anamnesis didapatkan Tina dan ibunya sering memakai handuk dan sabun bersama.
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter pada Tina ditemukan plak eritematosa
dan skuama di regio abdomen, infra mamae, axilla, inguinal, dan gluteus yang
berbatas tegas, bentuk bulat, polisiklik dan bagian pinggirnya aktif.
Kemudian dokter merencanakan untuk melakukan pemeriksaan kerokan kulit
dengan KOH 10% untuk menentukan diagnosis dan akan memberikan pengobatan
yang sesuai dengan hasil pemeriksaan tersebut. Tina menanyakan kepada dokter
apakah penyakit yang dideritanya sama dengan penyakit yang diderita ibunya dan
apakah penyakitnya dapat disembuhkan. Kemudian Tina juga menanyakan apakah
ada pantangan makan untuk penyakitnya ini dan apakah jika sudah sembuh,
penyakitnya bisa kambuh lagi.
Sebelum Tina dan Ibu meninggalkan tempat praktek, dokter memberikan obat
minum dan obat oles dan dokter menjelaskan upaya pencegahan supaya penyakit
tidak kambuh lagi dan tidak menular ke anggota keluarga yang lain.

Step 1
1. Plak eritematosa : plak : peningian di atas permukaan kulit, permukaanya rata dan
berisi zat padat (biasanya infiltrat), diameternya 2 cm atau lebih.eritematosa : makula
yang bewarna merah
2. Skuama : pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit

Step 2
1. Apa penyebab dan faktor-faktor pencetus yang dapat menimbulkan gejala gatal dan
lesi berupa plak dan skuama pada pasien?
2. Bagaimana cara sumber penyakit menularkan melalui handuk atau sabun yang
sama dan apa saja manifestasi yang ditimbulkan?
3. Apa saja jenis penyakit yang menggunakan KOH 10% sebagai pemeriksaannya
serta apa tujuan dari pemeriksaan KOH 10% pada pasien?
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan dari KOH 10% dan apa kemungkinan
interpretasi yang sesuai dengan penyakit pasien?
5. Apa diagnosis penyakit dan tata laksananya serta diagnosis banding?
6. Apa saja pencegahan (edukasi) yang harus kita berikan kepada anak dan ibunya
serta apa prognosis penyakit tersebut?
Step 3
1.
 Penyebab atau sumber penyakit pasien : jamur dermotofita yakni Trichophyton
spp, Microsporum spp, dan epidermophyton spp.
 Faktor pencetus : kondisi hangat dan lembab membantu menyebarkan infeksi ini
2.
 Jamur melekat pada lingkungan yang lembab spt handuk -> melekat ke kulit ->
berkembang dan menembus stratum korneum -> adanya trauma dapat membantu
jamur penetrasi ke jaringan -> respons host (rx hipersensitifitas tipe 4) -> limfosit
T berproliferasi dan menyerang ke tempat infeksi akibat jamur -> muncul gatal ->
plak dan skuama akibat gatal dan garukan.
 Manifestasi : Penderita merasa gatal dan kelainan berbatas tegas terdiri atas
bermacam-macam effloresensi kulit (polimorfi).Kelainan yang dilihat dalam
klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas, terdiri atas eritema,
skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi lesi.Kadang-kadang
terlihat erosi dan krusta akibat garukan.
3. Peranan dari KOH 10% untuk mendiagnosis apakah penyebab kelainan kulit akibat
jamur. Dan biasanya digunakan pada penyakit seperti Dermatomycosis superficialis,
Candidosis, Tinea versicolor, Chromonycosis, Dermatitis fiberglass.
4.
Prosedur pemeriksaan KOH 10%
1. Di daerah kulit yang telah dipilih di bersihkan dengan aceton (alkohol kurang
baik hasilnya), untuk menhilangkan bahan salep. Setelah itu dilanjutkan
dengan pengambilan bahan kerokan dari daerah tersebut.
2. Kerokan kulit ditampung langsung keatas gelas obyek dan dikumpulkan di
bagian tengah tipis-tipis.
3. Teteskan KOH keatasnya kerokan yang telah dipersiapkan.
4. Tutup gelas obyek dengan gelas penutup.
5. Panaskan slide tersebut dan hindari pemanasan yang berlebihan yaitu jangan
sampai menguap, karena dapat menimbulkan artefak.
6. Periksa dibawah mikroskop, dimulai dengan pembesaan 100 kali sampai 400
kali.
Interpretasi sesuai penyakit : Bentuknya berupa benang-benang pendek-pendek dan
panjang disertai dengan spora yang berkelompok dengan ukuran yang sama.
Kombinasi ini seringkali di sebut spagetti dan meatballs.
5.
Diagnosis : Tinea Corporis. Tata Laksana : Pengobatan dapat diberikan melalui
topikal dan sistemik.dapat diberikan kombinasi asam salisilat 3-6% dan asam benzoat
6-12% dalam bentuk salep (salep whitfield. Untuk pengobatan sistemik pada
peradangan yang luas dan adanya penyakit immunosupresi, dapat diberikan
griseofulvin 500 mg sehari untuk dewasa, sedangkan anak-anak 10-25mg/kg BB
sehari.
Diagnosis banding : dermatitis seboroika, psoriasis, dan pitiriasis rosea
6. Pencegahan : mengurangi kelembaban tubuh penderita dengan menghindari
pakainan yang panas, menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi
kucing, anjing atau kontak dengan penderita lain, menghilangkan fokal infeksi di
tempat lain misalnya di kuku atau di kaki, meningkatkan higienitas dan mengatasi
faktor predisposisi lain.
Prognosis : Tinea korporis mempunyai prognosa baik dengan pengobatan yang
adekuat dan kelembaban dan kebersihan kulit yang selalu dijaga
Step 4

Kemungkinan step 5 (LO) :


1. Penyakit Kulit yang disebabkan Jamur
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patogenesis/mekanisme
D. Manifestasi klinik
E. Diagnosis
F. Tata Laksana
G. Edukasi / Pencegahan
H. Prognosis
I. Diagnosis Banding

Anda mungkin juga menyukai