Ternak unggas juga tidak terbebas dari penyakit yang disebabkan oleh ekto parasit.
Yang termasuk dalam kelompok ekto parasit adalah kutu, tungau dan caplak. Parasit tersebut
menimbulkan gangguan melalui gigitan, atau menghisap darah, sehingga ungags akan
mengalai gatal–gatal, gelisah, tidurnya terganggu, lemah, pucat, terjadi anemia, produksi telur
rendah dan pertumbuhan terganggu.
Kutu
Penyebab :
Kutu termasuk kelompok serangga yang tidak bersayap dan bertubuh pipih. Kutu
yang dikenal sebagai parasit pada unggas tergolong kutu penggigit subordo Mallophaga.
Kutu ini hidup dengan cara memakan sisik atau kerak kulit, bulu atau kotoran kulit. Kutu bisa
menular/berpindah dari unggas satu ke unggas lainnya. Jika unggas terserang parasit ini lama
kelamaan gundul karena bulunya rontok terus menerus. Spesies kutu yang banyak menyerang
ayam adalah :
Menacanthus stranmineus (kutu tubuh)
Menopon gallinae (kutu tangkai bulu)
Cuclotogaster heterographus (kutu kepala)
Liperus caponis (kutu sayap)
Goniocotes hologaster (kutu bulu bulu halus)
Goniocotes gigas (kutu bulu bulu halus)
Gejala :
Parasit tersebut menimbulkan gangguan melalui gigitan, atau menghisap darah, dengan
gejala–gejala yang ditimbulkannya antara lain :
unggas akan mengalai gatal–gatal
gelisah
tidurnya terganggu
lemah, pucat, terjadi anemia
produksi telur rendah pertumbuhan terganggu
Tungau / Caplak
Penyebab :
Tungau dan caplak adalah jenis ektoparasit yang termasuk ordo Acarina dari kelas
Trachnoidea. Ektoparasit ini banyak menyerang unggas khususnya ayam. Dikenal ada
beberapa spesies yang menjadi ektoparasit bagi unggas, antara lain :
Dermanyssus (tungau merah)
Lebih dikenal dengan nama gurem (bahas jawa), atau sieur (bahasa sunda) adalah
jenis tungau yang tergolong famili Dermanyssidae. Tungau ini menyerang unbggas dengan
cara menghisap darah penderita. Gurem banyk dijumpai pada ayam kampung, khususnya
ayam betina yang baru selesai mengerami telurnya. Gurem juga diketahui menyerang burung
merpati, burung kenari dan beberapa burung liar.
Gurem ukurannya sangat kecil dengan panjang tidak lebih 1 mm. Berwarna abu–abu,
tetapi kalau selesai mengisap darah warnanya berubah menjadi merah, sehingga disebut juga
dengan nama tungau merah.
Gurem mencari makan (menghisap darah) pada malam hari, siang harinya
bersembunyi di celah–lantai dan dinding kandang, sarang bertelur, tempat bertengger, litter,
kotoran unggas dan benda–benda yang ada di dalam kandang.
Unggas yang terserang parasit ini akan mengalami anemia, tidak bisa istirahat dengan
tenang, menjadi kurus dan lemah dan produksi telur menurun. Gurem juga dapat
memindahkan bibit penyakit menular lainnya seperti ND dan cacar unggas. Gurem dapat
menyebabkan kematian pada anak–anak unggas karena kekurangan darah.
Kutu kudis tergolong subordo Sacroptiformes, menyerang ayam terutama ayam yang
sudah dewasa. Tungau berbentuk bulat seperti bola, kaki pendek, dan kulit luar keras,
Cnemidocoptes mutans hidup di bawah sisik kult kaki dan jari ayam, membuat lubang di
dalam epitel di bawah sisik kulit. Akibatnya sisik–sisik akan mencuat dan kulit di bawah sisik
akan mengapur. Gangguan pada kaki ini akan menyebabkan unggas menjadi pincang
jalannya. Penularan terjadi dengan cara kontak langsung dengan penderita atau melalui
benda–benda yang tercemar kutu kudis.