INVENTORY (PPI)
Adiyo R1
Fakultas Psikologi UIN Jakarta
Abstrak
Pyschopathy atau psikopat merupakan gangguan kepribadian yang dicirikan oleh
egocentricity, fearlessness, persistence violence of social norms dan lack of empathy,
guilt dan remorse. Salah satu alat ukur yang digunakan dalam mengukur psychopathy
yaitu psychopathy personality inventory (PPI). Mengingat perdebatan struktur factor
dari PPI yang masih simpang siur, maka perlu dilakukan penelitian mengenai struktur
factor PPI. Adapun struktur factor atau model yang diuji dalam penelitian ini adalah 1)
apakah benar terdapat 2 faktor di dalam PPI (impulsive antisociality dan fearless
dominance), yang kemudian terbagi menjadi 8 dimensi?. 2) apakah benar bahwa 2
faktor di dalam PPI tersebut tidak saling berkorelasi?. Sampel dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta sejumlah 309.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji struktur factor PPI yaitu
confirmatory factor analysis (CFA). Hasil menunjukkan bahwa memang benar PPI
terdiri dari 8 dimensi, namun 2 faktor di dalam PPI yaitu impulsive antisociality dan
fearless dominance saling berkorelasi hampir mendekati satu (r = 0.93). Dengan
demikian di dalam stuktur factor PPI sesungguhnya hanya ada model 1 faktor
(psychopathy) dengan 8 dimensi berikut item pada tiap dimensi tersebut.
210
sosial. Masih menurut Hare & para ahli mengenai psychopathy tidak
Neumann (2008) pribadi psychopathy hanya pada definisi, tetapi juga pada
yang agresif seringkali berbuat dua hal yaitu 1) struktur variable
tindakan kriminal di masyarakat (dimensi) dari psychopathy, 2) orang
meskipun ada juga individu yang orang yang memiliki psychopathy
terindikasi psychopathy namun tidak yang tinggi, apakah mereka yang
melakukan tindakan kriminal (Hall & berperilaku kriminal atau bisa juga
Benning, 2006). Tentunya masih mereka yang tidak berperilaku
terdapat definisi lain mengenai kriminal ?.
psychopathy dari para ahli. Hal
tersebut dapat dilihat pada McCord dan Deskripsi Alat Ukur Psychopathy
McCord (1964); Lilienfeld (1998);
Skeem & Cooke (2010). Menurut Mengulas perbedaan yang
kamus APA (2012) Psikopat adalah pertama yakni mengenai struktur
presence of a chronic and pervasive variabel dari psychopathy maka tidak
disposition to disregard and violate the dapat dilepaskan dari alat ukur yang d i
rights of others . Manifestations gunakanuntukmengukur
include repeated violations of the law, psychopathy. Menurut catatan peneliti
exploitation of others, deceitfulness, terdapat dua alat ukur yang lazim
impulsivity, aggressiveness, reckless d i g u n a k a nd a l a m m e n g u k u r
disregard for the safety of self and psychopathy yaitu Pscyhopathy
others and irresponsibility, Checklist Revised (PCL R) yang
accompanied by lack of guilt, remorse disusun oleh Hare (1991) (PCL R
and empathy. Secara garis besar diulas dalam penelitian Benning,
peneliti mendapati bahwa tiap definisi Patrick, Hicks, Blonigen, Kruger, 2003
tersebut memiliki maksud yang sama ; Edens, Marcus, & Fulton, 2012;
mengenai psychopathy yaitu deficient Selbom, Patrick, Gartland, Ben Porath,
emotional reactivity (fearless Wygant, & Stafford, 2012) dan
dominance) dan anti sociality. Setiap Psychopathic Personality Inventory
definisi tersebut memiliki instrument (PPI) yang disusun oleh Lilienfeld &
yang digunakan untuk mengukur Andrews (1996) (PPI juga diulas
psychopathy (Skeem dalam penelitian yang sama seperti
& Cooke, 2010). Sebagai contoh, Hare PCL R, tetapi ditambah lagi dalam
(1991) mengukur psychopathy dengan penelitian Benning, Patrick, Salekin,
menggunakan psychopathy check list &Leistico,2005,Edens&
(PCL), sedangkan Lilienfield m e n g g McDermott, 2010; Patrick, Edens,
u n a k a n p s y c h o p a t h y Poythres, Lilienfeld, & Benning,
personality inventory (PPI) untuk 2006; Ross, Benning, Patrick,
mengukur psychopathy. Oleh sebab itu Thompson, & Thurston, 2009,
sampai saat ini, perbedaan pendapat Neumann, Malterer, & Newman,
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 211
Adiyo R
2008). Pada instrument PCL R, Hare pada remaja dan anak anak yang
(1991) menggunakan dua dimensi pecandu alkohol dan ketergantungan
dalam mengoperasionalisasikan obat obatan serta trait kerpibadian
psychopathy. Pertama, dimensi disinhibitory (Krueger, dkk, 2002).
emotional interpersonal tendencies. Selain tu PCL R faktor 2 juga
Dimensi ini terdiri dari lack of menunjukkan hubungan dengan
remorse, tidak memiliki rasa empati indeks impulsive aggression (seperti
atau emosional yang mendalam, berkelahi, pembunuhan dan tindak
cenderung menyalahkan orang lain, s e kekerasan lainnya) (Patrick dkk,
r i n g b e r b o h o n g d a n 1997) serta berhubungan juga dengan
manipulativeness. Kedua, dimensi perilaku bunuh diri (Verona, Patrick,
impulsive anti - social deviance. & Joiner, 2001). Sedangkan PCL R
Dimension ini terdiri dari kenakalan, faktor 1 menunjukkan hubungan
suka mencari sensasi, agresivitas, dengan gangguan kepribadian
impulsivitas, parasitism, tidak narcissistic (Harpur dkk, 989; Hart &
memiliki rasa tanggung jawab dan Hare, 1989) serta berhubungan pula
tidak mampu menyusun sebuah dengan instrumental aggression
rencana. Skor kedua dimensi tersebut (Patrick dkk 1997; Woodworth &
jika dikorelasikan maka menghasilkan Porter, 2002). Harpur dkk (1989) dan
indeks korelasi sekitar 0.5 pada Patrick (1997) mendapati bahwa
kelompok tahanan pria (Hare, 1991). individu yang tinggi pada PCL R
Meskipun skor pada faktor 1 dan faktor 2 berkorelasi secara negatif
faktor 2 saling berkorelasi, kedua dengan Sosio Economic Status (SES),
faktor tersebut merupakan dua hal Tingkat Pendidikan dan verbal
yang saling berbeda. Menurut Hare intelligence, dengan rentangan
(1991) behavioral deviance (factor 2) korelasi mulai dari .15 s/d .50.
berhubungan dengan symptom Sedangkan PCL R faktor 1
gangguan kepribadian pada anak-anak berkorelasi secara positif dengan tiga v a
dan dewasa serta juga berkaitan d e n g riabeltersebut.Meskipun
a n p e r m a s a l a h a n berkorelasi secara positif, besaran
penyalahgunaan alkohol dan obat korelasi PCL R faktor 1 relatif lebih
obatan (Reardon, Lang, & Patrick, kecil yaitu berkisar dari .04 s/d .37.
2002; Smith & Newmann, 1990). Frick, Lilienfeld, Wllia, Lonwy, &
Penelitian Patrick, Hicks, Krueger, & Silverthorn (1999); Harpur dkk,
Lang (2003) yang menggunakan (1989); Patrick (1994, 1995) menguji
structural model menemukan bahwa hubungan antara 2 faktor PCL R
PCL R faktor 2 berhubungan erat (r = d e n g a n s e l f re p o r t a n x i e t y
.97) dengan faktor latent dari adult inventories. Hasilnya adalah trait
psychopathology, yaitu konstruk anxiety berkorelasi secara negatif
mengenai simptom perilaku antisocial dengan faktor 1 dan berkorelasi secara
212 Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012
Struktur Factor Psychopathy Personality Inventory (PPI)
positif dengan faktor 2. Lebih detail Tentunya hal ini berkaitan dengan
lagi, faktor 1 berkorelasi secara negatif permasalahan yang kedua dari
dengan komponen dari emosionality psychopathy yaitu bagaimana individu
yaitu distress dan fear (r = -.31 dan - yangmemilikipsychopath
.22), sedangkan faktor 2 berkorelasi y personality yang tinggi tetapi tidak
secara positif dengan seluruh dimensi memiliki criminal history? Padahal
emosionalitas (r = .48 dengan distress, peneliti ingin menguji struktur
r = .24 dengan fear, r = .40 dengan variabel psychopathy bukan pada
anger). Alat ukur personality lainnya orang orang yang memiliki catatan
yang diuji hubungannya dengan PCL kriminal. Oleh sebab itu peneliti tidak
R adalah five factor model (FFM) mengujistrukturvariable
(Costa & McCrae, 1989). Berdasarkan psychopathy berdasarkan alat ukur
hasilnya, maka diperoleh informasi PCL R. Bahkan keterbatasan lain dari
bahwa faktor 1 PCL R berhubungan PCL R menurut Kastner, Selbom, &
dengan low neuroticism dan high Lilienfeld (2012) ialah administrasi
Assertiveness, sedangkan faktor PCL alat ukur PCL R begitu menghabiskan
R faktor 2 berhubungan dengan low banyak waktu, sebab memerlukan
Conscientiousnessdanlo penggalian data secara mendalam
w Agreeableness (Widiger & Lynam, mengenai criminal records seseorang,
1998; Miller, Lynam, Widiger & yang kemungkinan data tersebut tidak
Leukefeld, 2001). memungkinkan untuk diperoleh di
Namun menurut Benning, beberapa tempat.
Patrick, Hicks, Blonigen, & Kruger Seperti yang telah disebutkan
(2003) dari kedua dimensi PCL R t e r sebelumnya, alat ukur kedua yang
sebut,dimensiemotional lazim digunakan dalam mengukur
interpersonal yang justru dianggap k o n s t r u kp s y c h o p a t h y
sebagai dimensi utama yang mampu m yaitu
enggambarkankonstruk Psychopathy Personality Inventory
psychopathy. Alat ukur PCL R ini (PPI). Alat ukur ini disusun oleh
dikembangkan pada para tahanan Lilienfeld dan Andrews pada tahun
penjara dan bahkan studi studi yang 1996, sekaligus diujikan pada populasi
menggunakan alat ukur ini juga yang non criminal. Alat ukur ini
mengembangkannya pada populasi memang dikembangkan pada sampel
tahanan penjara. Hal inilah yang yang tidak memiliki catatan kriminal.
menjadi keterbatasan PCL R yaitu Item PPI terdiri dari 187 item, tiap
item-item alat ukurnya digunakan respondendimintauntuk
hanya pada individu yang memiliki mengevaluasi dan menjawab masing
rekaman tindak kriminal (Benning, masing item, sehingga alat ukur ini
Patrick, Hicks, Blonigen, & Kruger, merupakan self report questionnaire.
2003; Lilienfeld & Fowler, 2006). Tentu hal ini berbeda dengan PCL R
milik Hare (1991) dimana yang
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 213
Adiyo R
214 Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012
Struktur Factor Psychopathy Personality Inventory (PPI)
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 215
Adiyo R
216 Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012
Struktur Factor Psychopathy Personality Inventory (PPI)
7. Fearlessness • Eager risk taking »7 Saya suka apabila hidup saya penuh
• no harm anxiety dengan hal hal yang tak terduga.
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 217
Adiyo R
dengan hal ke-3, di dalam analisis CFA muatan faktor signifikan (t > 1.96),
korelasi antar faktor tetap dapat maka item dinyatakan valid dan
diestimasi, sehingga dapat diketahui sebaliknya. 3) melihat banyaknya
faktor mana di dalam PPI yang saling korelasi kesalahan pengukuran dari
berkorelasi. Kemudian di dalam suatu item. Telah dijelaskan diawal
pengujian CFA, terdapat 2 langkah bahwa di dalam kerangka CFA hanya t
yaitu, 1) peneliti menguji apakah erdapatsatufaktoryang
model pengukuran unidimensional atau menyebabkan variabel atau item seling
tidak. Yang dimaksud dengan berkorelasi(unidimensio
unidimensional adalah hanya terdapat n a l ) , selanjutnya item yang demikian
satu faktor yang menjadi penyebab dinyatakan valid. Tetapi apabila
antar variabel saling berkorelasi. korelasi parsial dihitung terhadap
Sebuah model dikatakan fit apabila faktor yang diukur kemudian
hipotesis nihil yang menyatakan bahwa kesalahan pengukuran antar variabel
tidak terdapat perbedaan antara matriks atau item di dalam faktor tersebut
korelasi berdasarkan teori dengan masih berkorelasi, maka item tersebut
matriks korelasi berdasarkan data tidak unidimensional. Hal ini d i t u n j
dinyatakan tidak ditolak (Σ S = 0). ukkanmelaluikorelasi
Hipotesis tersebut diuji dengan chi kesalahan pengukuran antar item yang
square, apabila chi square tidak terlalu banyak. Artinya item tersebut
signifikan (p>0.05) maka model mengukur hal lain selain psychopathy.
dinyatakan fit. 2) jika model
unidimensional telah fit, maka dapat Hasil
diketahui variabel mana yang valid
dalam mengukur faktornya (dalam hal Pada tahapan awal peneliti
ini psychopathy). Menurut Umar menguji unidimensionalitas item pada
(personal communicaton) terdapat 3 masing masing dimensi PPI. Dengan d
kriteria dalam menyatakan item mana emikianpenelitimenguji
yang valid mengukur faktornya, yaitu unidimensionalitas sebanyak 8 kali,
1) arah koefisien muatan faktor item
sesuai dengan banyaknya dimensi dari
sesuai dengan sifat item. Artinya jika
item tersebut favorable, maka item PPI. Criteria utama sebuah item
tersebut harus bermuatan positif dan dinyatakan valid yaitu berdasarkan
sebaliknya (sebab semakin tinggi nilai koefisien muatan faktor sesuai sifat
pada item, maka semakin tinggi nilai item dan harga t untuk tiap masing
pada faktor yang diukur dan masing koefisien muatan faktor
sebaliknya). Item yang demikian tersebut lebih besar dari 1.96 (t > 1.96).
dinyatakan valid . 2) menguji Adapun informasi hasil uji CFA
signifikan atau tidaknya terhadap unidimensionalitas masing masing
koefisien muatan faktor masing masing
item, dapat dilihat di dalam table
item dengan menggunakan uji t.
Apabila nilai t terhadap koefisien berikut :
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 219
Adiyo R
220 Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012
Struktur Factor Psychopathy Personality Inventory (PPI)
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 221
Adiyo R
222 Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012
Struktur Factor Psychopathy Personality Inventory (PPI)
yang peneliti uji yaitu 1) second order Dengan demikian hipotesis nihil
factor dengan menggunakan multi dinyatakan tidak ditolak.
factors, mengenai rival model yang Dengan diperolehnya model fit
pertama ini, peneliti telah mendapati tersebut, maka peneliti dapat
banyak literature yang menuliskan membandingkan rival model yang
bahwa PPI terdiri dari 8 dimensi dan kedua yaitu correlated factors,
tingkatan analisisnya terbagi menjadi adapun hasilnya sebagai berikut.
order pertama (independence model Tabel 4. Perbandingan model I
pada tiap dimensi tersebut) dan order dan model II
kedua yaitu 8 dimensi tersebut
Model Chi – square Df RMSEA
mengukur hal yang sama dalam hal ini
psychopathy (Kastner, Selbom, & I 744.28 (P>0.05) 684 0.017
Lilienfeld, 2012; Benning, Patrick, II 964.16 (P<0.05) 687 0.036
Blonigen, Hicks, & Iacono, 2005;
Lilienfeld & Andrews 1996). 2) Berdasarkan data diatas, maka
manakah model yang lebih baik dapat dilihat bahwa model I yaitu
diantara ada atau tidak adanya korelasi correlated factor ternyata fit dengan
pada order kedua yaitu FD dan SCI?. indeks goodness of fit seperti ditabel
Khusus untuk rival model yang ke-2, dibandingkan dengan model II yaitu
peneliti tertarik menguji rival model uncorrelated factors . Dengan
tersebut, sebab masih terdapat demikian dapat disimpulkan bahwa
perbedaan pendapat diantara peneliti factor impulsive antisociality (IA)
tentang model PPI mengenai ada atau dan f e a r l e s s d o m i n a n c e ( F
tidak adanya korelasi antara FD dan D ) sesungguhnya saling berkorelasi
SCI (Marcus, Fulton, & Edens, 2012). dengan nilai korelasi sebesar 0.93
Hasil awal yang peneliti peroleh (t>1.96). Artinya dengan korelasi
untuk rival model yang pertama yaitu yang hampir mendekati 1 tersebut
chi square = 3509.35 (p < 0.05), df = sesungguhnya tidak diperlukan 2
937, RMSEA= 0.094. Dengan faktor IA dan FD dipisahkan, tetapi
demikian hipotesis nihil yang cukup dengan hanya satu faktor saja
menyatakan tidak ada beda antara yaitu psychopathy dengan 8 dimensi
matriks korelasi menurut teori (model second order factor analysis).
dengan matriks korelasi berdasarkan
data dinyatakan ditolak. Selanjutnya Kesimpulan dan Diskusi
peneliti memodifikasi model dengan
cara membebaskan korelasi Berdasarkan hasil penelitian ini
kesalahan pengukuran antar variabel. maka dapat disimpulkan bahwa
Hingga akhirnya diperoleh model fit 1) PPI terdiri dari 8 dimensi
(p > 0.05) dengan nilai chi square = dengan item yang valid sejumlah 45
745.29, df = 685, RMSEA = 0.017. item (item awal 55).
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 223
Adiyo R
224 Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012
Struktur Factor Psychopathy Personality Inventory (PPI)
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 225
Adiyo R
Krueger, R. F., Hicks, B. M., Patrick, Marcus, David K., Fulton, Jessica J.,
C. J., Carlson, S. R., Iacono, W. & Edens, John F. (2012). The two
G., & McGue, M. (2002). factor model of psychopathic
Etiologic connections among personality : Evidence from the
substance dependence, antisocial psychopathicpersona
behavior, and personality.: l i t y inventory. Personality
Modelling the externalizing disorders: Theory, Research
spectrum. Journal of Abnormal and Treatment, 2, 140 154.
Psychology, 111, 411 424. Miller, J. D., Lynam, D. R., Widiger,
Lilienfeld, S. O. (1998). T., & Leukefeld, C. (2001).
Methodological advaces and Personality disorders as extreme
developments in the assessment variants of common personality
of psychopathy. Behaviour dimensions: can the fice factor
Research & Therapy, 36, 99 125. model adequately represent
Lilienfeld, S. O., & Andrews, B. P. psychopathy? . Journal of
(1996) . Development and Personality, 69, 253 276.
preliminary validation of a self- Neumann, C. S., Malterer, M. B., &
report measure of psychopathic Newman, J. P. (2008). Factor
personality traits in noncriminal p structure of the Psychopathic
opulations.Journalof Personality Inventory (PPI):
Personality Asessment, 66, 488- Findingsfromalargei
524, doi: ncarceratedsample.
10.1207/s15327752jpa6603_3. Psychological Assessment, 20,
Lilienfeld, S. O., & Fowler, K. A. 169 174.
(2006). The self report Patrick, C. J. (1994). Emotion and
assessment of psychopathy: psychopathy: Starting new
Problems, pitfalls, and promises. insights. Psychophysiology, 31,
In C. J. Patrick (Ed.), Handbook 319 330.
of Psychopathy, (pp. 107 132). Patrick, C. J., Hicks, b. M., Krueger, R.
New York: Guilford Press. F., & Lang, A. R. (2003).
Lilienfeld, S. O., & Widows, M. R. ( Externalizing psychopathology
2005).Psychopathic in a criminal offender sample:
Personality Inventory Revised Structureandlinksto
(PPI R). Professional Manual. psychopathy.Manusc
Lutz, Florida: Psychological r i p t submitted for publication.
Assessment Resources. Patrick, C. J., Zempolich, K. A., &
Lykken, D. T. (1957). A study of Levenston, G. K. (1997).
anxiety in the sociopathic Emotionality and violence in p s
personality. Journal of ychopaths:Abiosocia
Abnormal and Social l analysis . In A . raine, D .
Psychology, 55, 6 10. Farrington, P. Brennan, & S. A.
226 Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012
Struktur Factor Psychopathy Personality Inventory (PPI)
Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012 227
Adiyo R
psychopathic and
nonpsychopathic criminal
offenders. Journal of Abnormal
Psychology, 99, 430 439.
Thompson,Bruce. (2004).
Exploratory and Confirmatory
Factor Analysis. American
Pscyhological Association,
Washington, DC.
Verona, E., Patrick, C. J., & Joiner, T.
E . ( 2 0 0 1 ) . P s y c h o p a t h y,
antisocial personality, and
suicide risk. Journal of Abnormal
Psychology, 110, 462 470.
Widiger, T. A., & Lynam, D. R. (1998).
Psychopathy as a variant of
common personality traits:
Implications for diagnosis,
etiology, and pathology. In T.
Milton (Ed.), Psychopathy:
Antisocial, criminal, and violent
behavior (pp. 171 187). New
York: Guilford Press.
Woodworth, M., & Porter, S. (2002).
In cold blood: Characteristics of
criminal homicides as a function
of psychopathy. Hournal of
Abnormal Psychology, 111, 436
445.
228 Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol I, No 3, Juli 2012