Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai negara berkembang bangsa Indonesia sedang giat-giatnya


mengejar ketertinggalan disegala bidang. Salah satunya melakukan pembangunan
dibidang industri dan ekonomi untuk mengejar ketertinggalanya. Dalam rangka
menghadapi era globalisasi, Indonesia mengandalkan kemajuan industri utamanya
untuk mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang menuju masyarakat Indonesia adil
dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Untuk mewujudkan negara yang
adil dan makmur, Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dibidang industri
garment. Industri garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan
perlengkapan pakaian. Yang dimaksud dengan pakaian jadi adalah segala macam
pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya
adalah kain tenun atau kain rajutan, produksinya antara lain berupa kemeja (shirts),
blus (blouses), rok (skirts), kaus (t-shirts, polo shirt, sportswear), pakaian dalam
(underwear) dan lain-lain.

Sedangkan yang dimaksud perlengkapan pakaian meliputi kaus kaki,


sarung tangan, syal, selendang, kerudung, cadar, saputangan, dasi dan sebagainya.
Industri garment merupakan industri yang penting di Indonesia. Bersama-sama dengan
industri tekstil dan produk tekstil lainnya, industri tersebut merupakan penyumbang
devisa terbesar bagi negara setelah minyak dan gas bumi (Migas). Industri tekstil dan
garmen memberikan kontribusi sangat besar terhadap nilai ekspor Indonesia. Pada
2008 saja, ekspor Indonesia mencapai US$10,8 miliar, dan mampu menyerap tenaga
kerja terbesar kedua hingga mencapai lebih

Untuk mengisi peluang tersebut, industri garmen membutuhkan tenaga


kerja terampil dan profesional, serta mampu bekerja di level manajemen menengah,
dan bukan pada tingkat operator atau buruh. Banyak perusahaan mengalami berbagai
kendala dalam hal produktivitas, mengontrol, atau memahami permintaan pelanggan,
yang tidak dikuasai oleh pegawainya.Sedangkan buyer menginginkan hasil yang
berkualitas, namun berdasarkan gaji pegawai perusahaan masih sangat rendah bahkan
ada perushaan menggaji pegawainya dibawah UMR. Di pasar internasional sendiri,
produk garment Indonesia telah memiliki posisi yang cukup bagus, dengan pangsa
antara tiga persen sampai empat persen dari total nilai ekpsor dunia. Disamping itu,
industri garment bersifat padat karya sehingga menjadikan posisi industri tersebut
sangat penting bagi perekonomian Indonesia, sebagai penyedia lapangan kerja utama.

Saat ini industri garment sedang menghadapi berbagai masalah yang


mengakibatkan kinerjanya menurun. Terpuruknya perekonomian global menyebabkan
daya beli konsumen menjadi lemah. Sementara itu, biaya produksi justru meningkat
akibat kenaikan harga BBM, listrik, telepon, upah buruh dan lain-lain. Disamping itu,
tingginya country risk mengakibatkan tingginya biaya keamanan, asuransi dan
transportasi. Hal itu masih ditambah lagi dengan maraknya impor pakaian bekas yang
dijual sangat murah sehingga menyaingi produk domestik. Kesemuanya menyebabkan
daya saing industri garment menjadi turun, baik di pasar internasional maupun di pasar
domestik.

Sebagai industri yang memiliki posisi penting di perekonomian


Indonesia namun menghadapi permasalahan yang berat, maka dipandang sangat penting
untuk melakukan kajian yang komprehensif bagi industri garment ini untuk
mengetahui prospeknya di masa mendatang. Permasalahan industri akan di tuangkan
dalam : karakteristik industri, kondisi industri, aspek produksi mulai dari pengadaan
bahan baku sampai produk jadi serta masalah distribusi dan pemasarannya.
Perkembangan suplai dan permintaan merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan
dari aspek-aspek diatas, sehingga akan dikemukakan berbagai aspek yang menyangkut
masalah suplai dan permintaan tersebut.
Karakteristik industri : Industri ini merupakan industri padat karya,
dimana sebagian besar proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah
jadi masih digunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan kurang efisien dan tinggi
iaya. Industri ini sangat rentan dengan masalah ketenaga kerjaan. Industri dapat di
masuki oleh siapa saja, namun keahlian seorang pengusaha garment sangat menentukan
kemajuan usaha.

Aspek Produksi : Akibat industi yang bersifat padat karya, kebutuhan


modal sebagian besar teralokasi ke tenaga kerja. Pemogokan pegawai dapat menjadi
masalah pelik. Kualitas pekerjaan akan berpengaruh pada hasil akhir dan tingkat
efisiensi dibuat.

Distribusi dan Pemasaran : hanya sebagian kecil hasil produksi beredar di


pasar modern, sebagian besar lagi beredar di berbagai jenis market. Segment yang
dipilih oleh produsen memaksa produsen hanya memenuhi permintaan salah satu buyer
atau end user.

Bahan Baku : bahan baku relatif mudah tersedia, walaupun harga yang
diberlakukan sedikit berbeda. Hal ini lebih sering mucul, yang diakibatkan fluktuasi
rupiah. Bahan baku banyak tersedia pada produk lokal, Pasar dalam negeri tetap
berpatokan pada harga yang disesuaikan.

Tapi tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perusahaan garmen tidak lepas
dari peran perbekalan untuk melakukan kegiatan pokok maupun administrasi, baik
administrasi akuntansi, administrasi penggajian,administrasi produksi,administrasi
gudang.
Di perusahaan PT. Solo Kawistara Garmindo semua aspek administrasi sangat
diutamakan dan berperan sangat penting dalam proses produksi, terutama administrasi
produksi dan administrasi gudang.Semua kegiatan perusahaan berdasarkan order dari
buyer,sedangkan untuk mendapatkan order dari buyer harus bersaing dengan
garmen dari cina dan myanmar yang baru-baru ini memberikan harga yang lebih
murah.Untuk itu PT. Solo Kawistara Garmindo memberikan aspek kualitas dan
memberikan kriteria yang dibutuhkan oleh buyer.

Kriteria buyer biasanya dilihat dari aspek administrasi, kebersihan dan


tata letak penyimpanan digudang.dan yang paling disorot dan dinilai buyer adalah
gudang, bagaimana pengelolaan bahan baku yang belum jadi sampai menjadi bahan
baku jadi dan siap diekspor. Selama proses tersebut, umumnya produk akan disimpan
pada suatu fasilitas perusahaan yang disebut dengan gudang

Gudang merupakan fasilitas penting bagi perusahaan mengingat


fungsinya sebagai pendukung fungsi produksi yang dapat mempengaruhi performansi
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas tugas akhir yang saya susun berjudul "
Administrasi gudang dalam pengelolaan peersediaan bahan baku menjadi barang jadi
pada PT. Solo Kawistara Garmindo "

B.Tujuan Penelitian
Tujuan pengamatan dalam pembuatan laporan ini penulis ingin
mencapai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan penglolaan di gudang suatu


perusahaan
2. Mengetahui system pengadaan barang di gudang dan proses
administrasi pengadaan barang di PT. Solo Kawistara Garmindo.
3. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang di dapat di perkuliahan
dengan keadaan sebenarnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi

Pengertian Administrasi
Administrasi berasal dari bahasa Latin : Ad = intensif dan ministrare =
melayani, membantu, memenuhi. Administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk
membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai
suatu tujuan.
1) The Liang Gie (1965: 5) "administrasi adalah segenap proses
penyelenggaraaaan dalam segenap usaha kerjasama sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan tertentu". Defenisi ini mendapat perubahan (1972 :
37) yatiu peoses penyelenggaraan diganti dengan rangkaian penaataaan.
2) FX.Soedjadi (1989 : 27) Administrasi berasal dari bahasa Belanda,
“Administratie” yang merupakan pengertian Administrasi dalam arti
sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat-mencatat,
mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa
Inggris disebut : Clerical works.
3) S.P. Siagian ( 1973 : 33 ) Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa
Inggris Administration” , yaitu proses kerjasama antara dua orang atau
lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama
yang telah ditentukan

Berdasarkan hal tersebut diatas, administrasi ialah proses


penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam
penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Jadi administrasi adalah
penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang yang menyelenggarakan
kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan
oleh orang-orang secara bersama- sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang
telah ditetapkan. Dalam dunia kerja saat ini istilah administrasi dan manajemen tentu
sudah banyak menjadi acuan dalam mencapai suatu tujuan khususnya dalam bidang
perkantoran.

Administrasi berasal dari bahasa yunani yang berarti suatu proses kerja
sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama yang telah
ditetapkan sebelumya. Sedangkan manajemen adalah suatu proses mengantur,
mengendalikan, dan melaksanakan proses kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sebagaimana dalam prinsip manajemen adalah "pengorbanan yang sekecil-
kecilnya untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin". Dalam sub bab ini akan
dibahas secara singkat tentang pengertian administrasi dan manajemen, unsur-unsur
administrasi dan manajemen, peranan adminstrasi dan manajemen, dan hubungan
administrasi dan manajemen.

Sejarah Pemikiran Administrasi


a) Pemikiran yang dikembangkan oleh para ahli teori klasik yang
dianggap sebagai perintis dan menjadi fondasi untuk ilmu administrasi modern.

b) Charles Babbage, Henry R.Tone, Fredrick Winslow Taylor,


Gilbreths, Henry L.Grant, Harrington Emerson, Henry Fayol, James D. Money, Lyndal
F.Urwick, Chester I. Barnard.

c) Para ahli Administrasi modern yang dikembangkan dari


pendekatan- pendekatan psikologis terutama dipelopori oleh Elton Mayo, hugo
Munsterberg yang dikenal dengan hubungan manusia, dan juga aliran aliran perilaku,
teori proses, pendekatan kuantitatif, pendekatan sistem dan pendekatan kontongensi.
d) Para ahli teori klasik terutama menekankan pada pemikiran F.W
Taylor dan Henry Fayol dan Max Webber dengan kontribusi dari para ahli teori klasik
lainnya.
e) Kemudian membahas pendikatan hubungan manusia, pendekatan
prilaku, pendekatan proses, pendekatan kuantatif, pendekatan sistem dan pendekatan
kontingensi yang merupakan acuan pendekatan studi dalam administrasi modern.

f) Teori selalu berkembang dan tidak mengenal akhir. Apalagi tidak


satu teoripun yang bisa gambarkan secara lengkap tentang kenyataan kerja sama
keorganisasian yang kita alami.

g) Oleh sebab itu teori klasik bukan berarti sudah kadaluarsa dan teori
modern dan kontemporer adalah up to date, tetapi kedua-duanya saling lengkapi atas
kelemahan masing-masing.

h) Meskipun demikian baru pada akhir abad 19 awal abad 20


pengalaman tersebut ditelaah dan dianalisis secara ilmiah yang dikumpulkan dalam satu
disiplin ilmu yaitu Ilmu Administrasi.

i) Melalui analisis sejarah dapat dilacak dan diketahui bahwa kira-


kira tahun 1300 SM bangsa mesir telah mengenal Administrasi, Max webber “Mesir
sebagai satu-satunya Negara paling tua yang memiliki Administrasi Birokratik”.
Demikian juga tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang
dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “administrasi Pemerintahan”. Yunani (430
SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis, Romawi dengan “de
ofiis” dan “de Legibus”nya Marcus Tullius Cicero dan abad 17 di perusia, Austria,
Jerman, dan Prancis engan Kameralis yang mengembangkan Administrasi Negara,
Misalnya : Sistem pembukuan dalam hal administrasi keuangan Negara, Markantilis
(sentralisasi Ekonomi dan politik) dan Kaum Fisiokrat yang berpengaruh selama kurun
waktu 1550 – 1700.
j) Fakta administrasi seperti dikemukakan diatas hingga 1886 dikenal
sebagai praktek dan teknik kerjasama sebagai seni administrasi yang belum ditelaah
secara ilmiah. Adapun puncak analisis ilmiah mengenai fenomena administras
berdasarkan fakta sejarah dimulai pada akhir abad 19 dengan munculnya gerakan
manajemen ilmiyah yang dipelopori F.W Taylor (1856 -1925) dan gerakan general
and industrial administration yang dipelopori H. Fayol (1841-1925) sekaligus beri
identitas ilmu bagi adminstrasi yang kemudian desempurnakan dengan munculnya
berbagai teori dan pendekatan studi administrasi.

Kedudukan Administrasi
Dalam kehidupan manusia serba kebutuahan, kebutuhaan untuk tempat
tinggal, makan, pakaian dan lain-lain yang biasa dikenal dengan istilah kebutuhan-
kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. untuk dapat memenuhi kebutuhan ini apa
itu kebutuhan primer atau kebutuhan sekunder. Orang harus mengusahakan dengan
perbuatan-perbuatan yang nyata berusaha seorang diri maupuna secara bekerja sama
dengan perbuatan yang nyata akan dengan perbuatan nyata maka kebutuhan itu
menjelma menjadi tujuan. Didalam memenuji kebutuhannya dalam banyak hal orang
harus bekerja sama atau dengan kata lain orang harus melaksanakan suatu proses
penyelenggaraan usaha kerja sama dalam mencapai tujuaannya. Proses
penyelenggaraan inilah yang disebut dengan administrasi dan pada masyarakat
moden yaang makin berkembang ini makin penting pula tujuan-tujuan yang ingin
dan hendak dicapainya maka makin baik dan tepat pula administrasi yanag harus
diaarahkannya oleh karena itu makin penting pula kedudukanya administrasi sebagai
kegiatan- kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.

Kedudukan administrasi penting dalam suatu negara yaang telah maju


apalagi bagi negara yang sedang berkembang. Yang mana administrasi akan
memberi sumbangan pengalaman dibidang apapun telah mengajarkan kepada
negara-negera itu bahwa masalah kemajuan negara bukanlah dititik beratkan hanya
pada modal yang cukup sumber-sumber alam dan kekayaan bumi yaang berlimpah-
limpaah tenaga kerja manusia yang belebih-lebihan tetapi sangat dibutuhkan
peranan/kedudukan adminstrasi. administrasi merupakan modal yang berharga sekali
bagi negara-negara tersebut untuk melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan
apalagi asas utama administrasi adalah daya guna kerja berarti bahwa manusia ingin
mencapai suatu hasil secara maksimum atau terbaik dengan menyelenggarakan
sesuatu kerja atau usaha secara minimum atau teringan dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukaan sebelumnya disamping administrasi penting bagi suatu negara
maka admnistrasi juga penting bagi badan-badan atau organisasi perusahaaan dan
perindustrian juga bagi lembaga-lembaga seperti lembaga peradilan lembaga
permasyarakatan bahkan pembrontak dan orang matipun membutuhkan admnistrasi
sehingga dapat dikatakan bahwa dimana ada terdapat kegiatan dari orangorang yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama maka disana terdapat
administrasi.

B. GUDANG
Menurut Drs.H.Sukadarto (2001:18) Gudang adalah : “Suatu ruangan
yang tidak bergerak,dapat ditutup,tidak untuk lalu lintas umum, melainkan
digunakan untuk menyimpan barang-barang ” Pada Setiap organisasi dalam
kegiatan usahanya dipastikan memiliki ruangan untuk menampung, menyimpan,
mengamankan dan pengurusan barang-barang baik yang berwujd tahan lama
(inventaris) maupun yang berujud pakai habis.

Menurut Drs.H.Sukadarto, SH,MM (2002:18) dalam bukunya


Manajemen Materiil membedakan gudang sebagai berikut :

1) Gudang dalam arti yang statis (Gudang Persediaan) Adalah suatu


tempat atau bangunan yang tertutup yang didalamnya terdapat barang-barang dan
tidak seorangpun boleh masuk didalamnya kecuali pegawai yang diserahi tugas atau
wewenang seorang yang ditunjuk atau dipercaya untuk memasukinya. Untuk
pengawasan, pengurusan dan yang bertanggung jawab barang-barang yang ada
didalam gudang maka ditunjuk seorang petugas (Bendahara Materiil)

2) Gudang dalam arti yang dinamis (Gudang penyaluran) Adalah


suatu tempat atau bangunan untuk menyimpan dan mendistribusikan barang-barang
yang baik dibedakan dari hasil pmbelian maupun dari hasil pembuatan sendiri.

Gudang disini adalah tempat menampung, menyimpan dan


mendistribusikan barang-barang serta ada unsur manusia/orang yang mengatur
(mengelola) barang-barang ada diatasnya.

Sedangkan menurut John Warman, gudang (kata benda) adalah bangunan


yang dipergunakan untuk penyimpanan barang dagangan. Penggudangan (kata kerja)
ialah kegiatan menyimpan dalam gudang. Berdasarkan pengertian-pengetian tersebut
dapat disimpulkan suatu pengertian bahwa gudang dapat dimadsudkan secara
sederhana untuk menyimpan barang dalam jangka waktu lama atau digunakan
untuk meningkatkan distribusi produk. Sebagai tambahan dalam mempermudah
pergerakan barang-barng dalam gudang, para pegawai gudang melakukan kegiatan
pergudangan.
BABIII

DISKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

PT. SOLO KAWISTARA GARMINDO

A. Sejarah PT. Solo Kawistara Garmindo

PT. Solo Kawistara Garmindo pada mulanya didirikan oleh ibu


Ira Koesnadhi pada tahun 2005 yang merupakan perusahaan perseorangan
dan dikelola secara turun temurun, usaha garmen ini terletak di Ds. Gagak
sipat 02/01, Ngemplak, Boyolali 57375. Usaha Garmen ini bersekala
internasional dan memngutamakan kualitas barang sesuai visi dan misinya
yaitu :

1. Mengutamakan kualitas dan pengiriman

2. Menjadi produsen garmren yang berorientasi ekspor yang

berbasis di Surakarta, Indonesia


3. Menjadi produsen garment yang canggih yang berlokasi
di Jawa Tengah, dekat dengan bandara Adi Soemarmo, Surakarta

Jenis-jenis Produksi yang dihasilkan PT. Solo Kawistara Garmindo


diantaranya berupa jaket celana dll. Dengan bahan produksi berupa kain accessories
seperti benang, zipper, kancing dll. Produksi Garment dilakukan setiap hari dengan
menggunakan mesin obras, mesin jahit JUKI, brother, mesin Bartex, Mesin Potong,
Boiler. Sedangkan tujuan produksi PT. Solo Kawistara Garmindo yaitu ke Eropa dan
Amerika.Dalam industri ini terdapat beberapa bagian penting yang saling
berinteraksi satu sama lain dan terbagi dalam beberapa departemen atau bagian
terpisah yang dipimpin oleh seorang kepala departemen atau manajer.
Beberapa industri garmen di Indonesia, masing - masing mempunyai
istilah dan nama tersendiri sesuai dengan fungsi, ukuran dan kapasitasnya.

B. Job Discripstion PT. Solo Kawistara Garmindo

1) . Marketing dan Merchandiser

Bagian marketing dan merchandiser terpisah, tetapi ada juga industri


garmen yang menggabungkannya dalam satu departemen. Seorang merchandiser
mempunyai beberapa job description diantaranya :
1. Menerima dokumen buyer dari bagian marketing berupa:

size specification, original sample dan fabric sample.

2. Membuat purchase requisition dan memo untuk melakukan


order material ke bagian gudang atau store.

3. Melakukan counter check kesiapan material atau bahan baku


mulai dari fabrics, benang dan aksesori (trim, embroidery, printing, hang tag, label ).

4. Melakukan koordinasi dengan produksi bagian cutting, sewing,


finishing serta QC / QA.
5. Khusus industry garmen yang melakukan kerjasama dengan
subcont , merchandiser melakukan follow up perhitungan YY ( yield yardage ) untuk
costing, sample, tech sample, PPS dan menyiapkan request sample

2). Bagian Perencanaan ( Planing )


Di industri garmen ini sering menggunakan beberapa nama atau istilah
bagian diantaranya : PPIC ( Production Planning and Inventory Control ) atau PPC (
Production Planning Control ) yang mempunyai job description yaitu :
a.
Membuat detail order berdasarkan informasi dari mechandiser atau
marketing.

b.
Membuat perencanaan produksi dan pengapalan (shipment ).
c.
Membuat perencanaan konsumsi material, benang dan aksesori.

d.
Merencanakan Bill of Material dan kebutuhan bahan baku.

Ketika menerima order dari buyer departemen marketing melakukan


hubungan dengan departemen PPIC / PPC serta merchandiser dan mengirimkan
kontrak pemesanan berupa order booking plan. Setelah mendapatkan informasi
tersebut bagian ini menyebutnya “ Detail Order “ atau “Booking Order “ yang
kemudian didistribusikan ke bagian lain yaitu : sample room, cutting, Quality
Control / Quality Assurance.

3). PATTERN MAKER

Tugas utama dari bagian ini adalah membuat dan menggandakan pola,
serta menyusun panel dalam marker untuk mengoptimalkan efisiensi penggunaan
brics. Pada saat order baru datang, bagian ini menerima detail order dan mini marker
dari buyer ( hanya buyer tertentu yang memberikan mini marker ). Mesin Gerber
Garment Technology (GGT) akan melakukan editing mini marker ntuk mendapatkan
efisiensi yang lebih baik dari marker tersebut. Dengan efisiensi yang optimal maka
konsumsi material juga akan lebih optimal, selama masih dalam batas toleransi dan
allowance. Biasanya efisiensi marker berkisar 75 –80%. Jika buyer tidak memberikan
mini marker, mesin Gerber akan membuat marker sendiri dengan spesifikasi dari
buyer. Mini marker biasanya dicetak dalam kertas A4 dan didistribusikan ke bagian
cutting. Cutting akan menyusun cutting list, material consumption, spreading
report dan material report. Setelah mini marker disetujui oleh pimpinan cutting dan
menerima material consumption dari cutting, pola dicetak dengan marker yang
berukuran aktual dengan mesin GG.

4). SAMPLE ROOM

Bagian ini mempunyai tangung jawab dalam membuat sample


produk garmen sebelum masuk ke bagian produksi. Sample room bersifat
independen karena bagian lain tidak terlibat dalam proses pembuatan sample ini.
Setelah menerima original sample dari buyer bagian ini akan membuat sample dengan
menggunakan fabrics yang karakteristiknya mirip dengan material sesungguhnya,
sample ini disebut counter sample yang kelak akan didiskusikan dengan buyer. Setelah
buyer setuju kemudian bagian ini membuat Pre Production Sample (PPS)
dengan menggunakan fabrics sesuai spesifikasi dari buyer. PPS ini kemudian
didstribusikan ke Marketing, representative buyer, maupun ke buying agent. Dari PPS
ini sample room akan menentukan proses kritikal, flow proses, jenis mesin dan
aksesories maupun attachment yang digunakan dengan koordinasi dengan bagian
Industrial Engineering.

5). QUALITY CONTROL

Beberapa job description dari bagian pengawasan kualitas ini adalah:

a.
Melakukan koordinasi dengan perwakilan buyer ketika order
datang dalam hal memastikan kualitas produk garmen.
b.
Menerima dan melakukan inspeksi bahan baku (fabrics dan enang)

c.
Melakukan pemeriksaan production pilot dan produk dari produksi
massal.
d.
Biasanya QC akan memproduksi beberapa produk sebagai sample
dan membandingkannya dengan PPS, jika production pilot memiliki hasil produksi
yang bagus baru produksi massal dapat dimulai. Biasanya ada beberapa sub dari
bagian ini:
e.
QC in line QC atau Roving QC adalah personel QC yang berada di
setiap line dan melakukan pengecekkan di setiap operasi sewing.
f.
QC end line, adalah personel QC yang berada di ujung proses
sewing line dan memeriksa satu bagian produk garmen secara keseluruhan. Jika
dijumpai cacat produk atau defect akan dikembalikan ke sewing line dengan segera
untuk dilakukan perbaikan.
g.
Quality Assurance, sub bagian ini di beberapa perusahaan
ada yang berdiri sendiri atau dibawah bagian QC. Biasanya QA ada dibagian
Finishing dan berkordinasi dengan QC line.

Anda mungkin juga menyukai