Anda di halaman 1dari 11

DOKTER BENEKDIKTUS ANDRIES TOKOH YANG MEMILIKI SIFAT POSITIF

SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PENCASILA

LAPORAN

OLEH
INTAN PRATIWI
NIM 160422608259

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
OKTOBER 2016
PENDAHULUAN

A. Kisah Benekdiktus Andries


Benediktus Andries kelahiran kelahiran Bogor, 30 Agustus 1988, Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya (2006), Menjadi seorang dokter yang besar di
daerah perkotaan. Namun hal tersebut tidak membuat dokter Benediktus Andries
enggan menyentuh daerah pelosok. Justru karena panggilannya untuk melayani
masyarakat yang membutuhkan, dokter muda ini pun memilih tanah Papua sebagai
tempat berkarya. Ia memilih untuk melayani di rumah sakit (RS) non-profit di Papua,
yaitu Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) .
Kondisi Timika yang tinggi angka malarianya menjadi perhatian pria asal
Bogor itu. Sempat mengikuti program internship di Pulau Sumbawa, NTB, Andries
memang memilih ingin memberdayakan kemampuannya untuk masyarakat di daerah
yang masih kekurangan mendapat pelayanan medis. Selanjutnya, Andries bekerja
sebagai peneliti di Pusat Penelitian Malaria Timika di Kabupaten Mimika, yaitu di
Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP). Tempat
tersebut jauh dari hingar-bingar kota, dokter Andries tinggal di sebuah bangunan
milik tempatnya bekerja sekarang (YPKMP). Bangunan tersebut berlokasi di area
kompleks RS dan dikelilingi banyak sekali pohon rimbun serta bebas polusi udara.
Gedung penelitian ini merupakan bangunan multifungsi, sebagai kamar tinggal,
laboratorium, sekaligus kantor. Meskipun jauh dari kesan mewah, namun ia merasa
cukup dan nyaman bertempat tinggal di sana.
Selama melayani di tempat dengan angka malaria nomor satu di Indonesia
tersebut, ia mengaku telah banyak memperoleh pengalaman yang memperkarya
keilmuan serta keterampilannya sebagai dokter dan juga manusia. Berkarya di Papua
juga menjadikannya kaya akan pengalaman unik. Mulai dari melayani banyak pasien
korban perang saat masih bekerja di RS, dikelilingi masyarakat yang membawa panah
dan siap berperang ketika sedang mengunjungi pemukiman salah satu pasien,
berinteraksi dengan masyarakat serta rekan kerja dari berbagai macam bahasa dan
karakteristik yang beragam, hingga berkenalan dengan tokoh-tokoh penting dalam
dunia kesehatan nasional maupun internasional. Ia yakin bahwa pengalaman berharga
tersebut mungkin tidak akan pernah didapatkan apabila tidak menginjakkan kaki di
tanah Papua.
Pilihan dr Benediktus Andries bekerja di Timika merupakan panggilan
hidupnya. Jauh dari rumahnya yang ada di Ibu Kota Jakarta, dokter muda ini punya
tujuan mulia mengabdi di Tanah Papua. Kota Timika, Papua memang sudah cukup
ramai, namun daerah tersebut merupakan salah satu lokasi tempat sering terjadinya
konflik. Beberapa tantangan lain juga ada. Namun itu tak menjadi hambatan bagi
Andries untuk bekerja. Meski begitu, Andries mengaku tidak takut dan memilih untuk
mendengar kata hatinya dibanding ketakutan pada tantangan yang ada. Ia menegaskan
biarpun Papua jauh, tapi tetap masih bagian Indonesia dan seharusnya tidak dibeda-
bedakan dengan daerah lainnya.
"Orang banyak yang menganggap Papua jauh banget. Papua itu tetap
Indonesia. Justru itu mereka, masyarakatnya, butuh kita. Jangan mikir yang jauh-jauh
dulu, mungkin yang buat kita kecil, di sini itu buat mereka artinya bisa sangat besar,"
lanjut dia.
Hal tersebut dirasa perlu disampaikan karena ada kesenjangan dalam
penempatan tenaga medis di Papua. Padahal masyarakat di Bumi Cenderawasih
tersebut rentan dengan penyakit dan perlu mendapat banyak bantuan namun yang
didapat tidaklah banyak.
"Papua cukup terkenal dengan masalah kesehatan, butuh banget tenaga
kesehatan, dan nggak banyak yang mau datang. Saya sampaikan ini agar teman-teman
untuk lebih berani lagi dan jangan pernah takut keluar dari zona nyaman," kata
Andries.
Ini bukan hanya semata menjadi sebuah teori bagi pria kelahiran 30 Agustus
1988 itu. Sebab Andries pernah mendapat sedikit kekerasan ketika bekerja dari salah
seorang warga Timika ketia ia sedang berusaha mengobatinya. Tapi itu tak
memupuskan niatnya untuk terus mengabdikan tenaga dan pikirannya di Papua.
Melihat kondisi Papua yang masih jauh dibandingkan warga di kota maju,
anak terakhir dari dua bersaudara yang bercita-cita ingin mengambil pendidikan
spesialis anak di UGM, Yogyakarta. Harapannya adalah agar ia bisa membantu untuk
meningkatkan kualitas sumber daya di Bumi Cenderawasih itu.
"Saya minat di anak, saya ingin mereka bisa hidup berkualitas, karena mereka
yang akan menjadi generasi penerus. Makanya saya mau sekolah lagi ambil spesialis
anak, buat menjamin mereka nggak cuma hanya sekadar hidup tapi berkembang dan
memiliki kualitas," kata Andries mengungkapkan tujuan mulianya.
"Saya ingin kembali menegaskan bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia
meski memang jauh dari Ibu Kota. Maka peran dokter anak itu sangat penting juga.
Selama ini mungkin yang tertarik datang banyak, tapi begitu sudah melihat adanya
cobaan, maka yang bertahan jadi nggak banyak. Bahasanya, di sini perlu tenaga yang
bukan cuma ahli atau terampil, tapi juga punya hati untuk Papua," imbuh dia.
Tujuan besar itu ada pada hati dan nurani Andries dan ia mengaku melakukan
apa yang terbaik yang bisa dilakukannya untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai bidangnya. Bahkan ia harus rela mengorbankan waktu atau
kehidupan sosial maupun pribadinya.
Kiprahnya di dunia kedokteran hingga saat ini tentu tidak terlepas dari peran
Unika Atma Jaya sebagai tempat dokter Andries menimba ilmu. Walaupun ia merasa
masih jauh dari kata sukses, tetapi ia mengaku bahwa Unika Atma Jaya telah
memupuk semangat Katolik dalam dirinya. Hal itu lah yang mampu membawanya
untuk rela tinggal dan bekerja sedikit jauh dari ibu kota serta mengaplikasikan
keilmuan yang telah ia miliki sehingga mampu mengembangkan dirinya sebagai
dokter dan manusia.
Bagi teman-teman mahasiswa kedokteran yang masih menempuh studinya, ia
berpesan untuk belajar dari semua aspek, mulai dari ilmu akademik sampai ilmu
mengenai kehidupan itu sendiri. Belajarlah juga untuk dapat bekerja dalam tim,
menerima kekurangan orang lain, dan terbuka terhadap semua masukan yang
berpotensi untuk membangun.

B. Rumusan Masalah
1. Tindakan positif atau tindakan inspiratif apa saja yang telah dilakukan oleh
Benekdiktus Andries?
2. Tindakan positif apa saja yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dari tokoh
Benekdiktus Andries?
3. Bagaimana keterkaitan antara tindakan positif yang telah dilakukan oleh
Benekdiktus Andrias dengan UU tentang kesehatan Negara Republik Indonesia?
PEMBAHASAN

A. Tindakan Positif yang Telah Dilakukan Benekdiktus Andries


Andries, mengatakan “saya nggak takut, kalau umur sudah ada yang atur. Buat
saya, saya menjunjung tinggi profesi. Dokter itu melayani dan bekerja untuk
kepntingan masyarakat. Nggak semua orang bisa menjadi dokter. Saat sudah menjadi
dokter, harapannya kita bisa mengaplikasikan apa yang kita miliki untuk masyarakat.”
Dari ungkapan Andries di atas dapat disimpulkan bahwa Andries memiliki
sifat dengan tanggung jawab penuh atas apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai
dokter, karena tidak semua orang dapat menjadi dokter. Tugas dari seorang dokter
adalah melayani masyarakat dengan sepenuh hati, mereka memiliki tanggung jawab
untuk membantu mereka yang kesulitan, terutama dalam bidang kesehatan.
Seperti yang telah di ungkapkan Andries kepada “Detikcom”, bahwa Papua
merupakan daerah yang terkenal dengan masalah kesehatan dan membutuhkan
banyak tenaga kesehatan. Namun tidak banyak orang yang mau datang dan
mengaplikasikan ilmunya di Papua. Hal ini dikarenakan letak Papua yang jauh serta
pemenuhan kehiupan yang sulit untuk dapat terpenuhi, namun pada dasarnya Papua
masih merupakan bagian Indonesia. Dengan adanya keterbatasan itu haruskah Papua
dilupakan? Tidak, dengan keterbatasan seperti itulah yang dapat menjadi rujukan
bahwa masih terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara ibu kota dengan daerah-
daerah di sekitarnya, sudah saatnya pemerataan dilakukan.
Pemerataan di Indonesia dapat dilakukan apabila setiap warga negaranya
memiliki kesadaran, cinta tanah air, sikap solidaritas, jiwa saling menyayangi sesama
manusia, serta rasa persatuan yang tinggi. Dengan adanya sikap-sikap tersebut setiap
warga negara akan memiliki rasa tanggung jawab bahwa ia tinggal di dalam bangsa
yang sama, yang artinya dapat menjunjung tinggi jiwa sosial tehadap sesama.
Tindakan Benekdiktus Andries yang memilih meninggalkan kehidupan kota
dan bertempat tinggal di daerah yang jauh dari hingar bingar kota, menunjukkan sikap
Andries yang rela berkorban demi adanya pemerataan kesehatan di Indonesia
khusunya di daerah Timika, Papua. Selain itu, Andries memiliki jiwa cinta tanah air
dan jiwa solidaritas yang tinggi, ia dengan sepenuh hati bekerja, melayani masyarakat
di RS umum non profit yaitu Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Timika,
Papua.
Setelah selesai mengikuti program internship di Pulau Sumbawa, NTB,
Andries langsung ke Timika dan melakukan kontrak dengan RSMM, kemudian
diangkat sebagai karyawan tetap. Namun, Andries resign dan pindah ke yayasan
untuk penelitian tentang Malaria di Papua, tepatnya di Yayasan Pengembangan
Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPMKP) yang juga bekerja sama dengan RSMM.
Melihat kondisi Papua yang masih jauh dibandingkan warga di kota maju,
anak terakhir dari dua bersaudara ini bercita-cita ingin mengambil pendidikan
spesialis anak di UGM, Yogyakarta. Harapannya adalah agar ia bisa membantu untuk
meningkatkan kualitas sumber daya di Bumi Cenderawasih itu. Hal tersebut juga
menunjukan bahwa Andreas memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi, mengutamakan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadinya serta berusaha memberikan
kesempatan yang sama kepada masyarakat yang masih jauh dari kehidupan
berkualitas seperti di kota-kota pada umumnya, khususnya dalam bidang kesehatan.

B. Tindakan Positif yang Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila


 Nilai Pancasila
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan
pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan
UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai
instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun
pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya
belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-
undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut.
Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian
dinamakan Nilai Instrumental. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan
dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan
dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar. Penjabaran tersebut tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya (Pancasila).
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang
pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari
pancasila tersebut adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.

 Tindakan Positif Benekditus Andries yang Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila


1) Nilai Kemanusiaan
Di dalam sila kedua Pancasila yang berbunyi“ Kemanusiaan yang adil dan
beradab” terkandung nilai kemanusiaan. Makna dari nilai kemanusiaan tersebut
adalah pengakuan dan menghormati martabat dan hak orang lain / sesama manusia,
saling tolong menolong, dan bersikap sebagai manusia yang beradab.
Implementasi nilai kamanusiaan oleh Benekdiktus Andries adalah :
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia, di wujudkan dengan mengupayakan pemerataan hak warga
negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai melalui RS
nonprofit, RSMM untuk memberikan pertolongan kepada sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia. Hal ini terbukti dengan pelayananya kepada
masyarakat Timika, Papua yang tanpa pamrih dan sepenuh hati ia menjalankan
kewajibannya sebagai seorang dokter.
c. Melakukan musyawarah, jujur dan saling berkerjasama. Andries bergabung dalam
tim penelitian terkait penyakit malaria, yaitu brgabung dalam Yayasan
Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP). Andries dapat
bekerja dalam tim, menerima kekurangan orang lain, dan terbuka terhadap semua
masukan yang berpotensi untuk membangun.
2) Nilai Persatuan
Dalam sila ketiga Pancasila yang berbunyi “ Persatuan Indonesia” terdapat
nilai persatuan yang memiliki makna walaupun Indonesia merupakan negara
kepulauan dan dihuni oleh berbagai suku bangsa persatuan haruslah tetap dijunjung
dengan tidak saling membeda-bedakan apalagi sampai terjadi perpecahan. Dalam nilai
persatuan juga terkandung nilai patriotisme dan cinta tanah air, dimana setiap rakyat
indonesia haruslah bersatu dan rela berkorban demi tanah air tercinta.
Implementasi nilai persatuan oleh Benekdiktus Andries adalah :
a. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara serta Cinta tanah air dan
bangsa. Hal ini diwujudkan oleh Andries melalui kesediaan Andries
meninggalkan hingar bingar ibu kota, dan lebih memilih untuk mengabdikan dan
mengaplikasikan ilmu yang ia peroleh di daerah Timika, Papua yang tidak banyak
orang ingin bekerja di sana karena letaknya yang jauh dan sulit terpenuhinya
kebutuhan karena kualitas hidup yang masih tertinggal.
b. Saling menghormati adanya perbedaan suku, ras etnis dan agama sehingga dapat
terjadinya persatuan. Tidaka yang dilakukan oleh Andries ini merupakan suatu
upaya untuk memper erat rasa persatuan dan kesatuan. Karena, apabila suatu
daerah yang kurang mendapatkan perhatian atau hak warga negaranya akan
menimbulkan perpecahan, tetapi dengan tindakan yang dilakukan oleh Andries ini
akan mengurangi kesenjangan yang terajadi terutama dalam bidang kesehatan.
Timika memang sudah banyak dikunjungi namun penyebaran tenaga medis masih
banyak dibutuhkan di sana, mengingat daerah tersebut merupakan daerah yang
rentan dengan penyakit malaria.
3) Nilai Keadilan
Dalam sila kelima pancasila yang berbunyi “ Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia” yang didalamnya terkandung nilai keadilan yang berarti keadilan
dalam kehidupan sosial haruslah meliputi seluruh rakyat indonesia, persamaan hak
dalam berbagai hak yang dilandasi dengan hak dan kewajiban setiap orang, dan sikap
saling menghormati orang lain agar dapat tercapainya keadilan.
Implementasi nilai keadilan oleh Benekdiktus Andries adalah :
a. Berbuat luhur dan saling membantu dan gotong royong.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

C. Keterkaitan Sikap Positif Benekdiktus Andrias dengan UU Tentang Kesehatan


Negara Republik Indonesia
Hukum kesehatan adalah kumpulan peraturan yang mengatur tentang hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan, Seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek
yang berkaitan dengan upaya dan pemeliharaan di bidang kesehatan. dan rangkaian
peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur pelayanan
medik dan sarana medik.
Pelayanan medik adalah upaya pelayanan kesehatan yang melembaga,
berdasarkan fungsi sosial di bidang pelayanan kesehatan perorangan bagi individu dan
keluarga. Sedangkan sarana medik, meliputi rumah sakit (umum/khusus), klinik
spesialis, rumah/klinik bersalin, poliklinik atau balai pengobatan dan sarana lain yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan.
Pengertian kesehatan sendiri adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang unjuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Berdasarkan UU RI No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menimbang bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam hal ini Masyarakat sebagai pasien berhak memperoleh pelayanan kesehatan di
rumah sakit sesuai standar pelayanan yang ada, dimana rumah sakit adalah
penyelenggara pelayanan publik. Hak-hak masyarakat seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi dimulai dengan standar etika
manajerial yang tinggi pula. Manajer di rumah sakit memiliki dua fungsi, yaitu fungsi
klinis dan fungsi manajerial. Fungsi klinis adalah menjamin mutu (mutu pelayanan)
dengan baik. Untuk itu diperlukan adanya kualitas teknis pemeriksaan dan
pengobatan yang baik. Selain itu, diperlukan tenaga yang terampil, sarana dan
prasarana yang baik serta sistem monitor berskala yang memadai. Di bidang
manajemen, manajer unit terkait pada rumah sakit perlu memperhatikan upaya
manajemen kebutuhan (demand), yang ditandai dengan skala prioritas dan penyediaan
pelayanan waktu yang tepat. Dijelaskan pula dalam UU RI No 36 Tahun 2009 pasal 4
hingga pasal 12 tentang hak dan kewajiban masyarakat atas kesehatan secara ringkas
menjelaskan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses
atas kesehatan, dan setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan,
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan
oleh Benekdiktus Andries merupakan tindakan positif yang merupakan
pengimplementasian dari nilai-nilai pancasila serta pasal-pasal dalam UU tentang
kesehatan RI. Dalam hal ini Andries mennjunjung tinggi hak asasi manusia
khususnya dalam hal pemberian keadilan atas pelayanan kesehatan yang memadai.
Selain itu Andries juga menunjukan makna sebenarnya dari seorang tenaga medis,
yaitu setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
unjuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
KESIMPULAN

Papua merupakan daerah dengan topografi yang bervariasi seperti dataran tinggi
yang masih dipadati hutan hujan tropis, dataran rendah berawa, padang rumput, lembah,
danau, dan laut yang bersih membuat Papua menjadi salah satu tempat terindah, namun juga
menjadi tantangan tersendiri bagi Papua untuk berkembang. Salah satu hal yang dipengaruhi
kondisi alam Papua adalah perkembangan kesehatan. Selain kepercayaan beberapa suku
pedalaman akan pengobatan tradisional juga dipengaruhi oleh letak puskesmas yang jauh
dengan pemukiman, serta jumlah petugas kesehatan yang masih terbatas.
Dengan keadaan tersebut menjadi panggilan tersendiri bagi Dokter Benekdiktus
Andries untuk melakukan pengambian melalui RS nonprofit RSMM, memberikan pelayanan
kesehatan yang baik bagi warga Papua, khususnya Timika. Tidak banyak tenaga medis atau
dokter yang bersedia mengabdi di daerah yang jauh dengan hingar bingar kota. Hal tersebut
menunjukan sifat-sifat yang mengimplementasikan nilai-nilai pancasila, terutama terkait
dengan sila Pancasila ke 2, 3, dan 5, yaitu kemanusiaan, persatuan, dan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai