Ressi Susanti
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Indonesia
ressi.susanti@gmail.com
Abstrak. Dakwah syarh al-Quran diperdengarkan dan ditampilkan pertama kali dalam
ajang MTQ Nasional ke XV di Bandar Lampung pada tahun 1988. Konsep dakwah syarh
al-Quran adalah dakwah dengan seni yang pertunjukkan oleh tiga orang dalam satu grup.
Hingga tahun 2002, dakwah syarh al-Quran belum memiliki tempat yang baik di hadapan
masyarakat, hingga lahirnya Padepokan Syarhil Quran Lampung yang secara intensif
melatih dan membina para santri agar mampu sukses dalam pertandingan atau musabaqah
dalam ajang MTQ baik tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional, juga sukses
dalam performa mereka di hadapan masyarakat, barulah dakwah syarh al-Quran dikenal
dan responsif di tengah masyarakat. Adapun strategi pembinaan dakwah yang dilakukan
di tubuh Padepokan Syarh al-Quran adalah dengan pembinaan hafalan naskah syarahan
al-Quran, pembinaan mental dari setiap anggota, latihan vokal dan performa tampil,
pembinaan spiritual, dan pembinaan kekeluargaan.
Kata Kunci: Strategi Pembinaan, Dakwah Syarh al-Quran, Padepokan Syarhil Quran
Lampung
Abstract. Syarhil al-Quranin da’wah was first introduced and performed at the National
MTQ XV in Bandar Lampung in 1988. The concept of Syarhil al-Quran da’wah is an art
performance in a group of three people. Until 2002, this da’wah has not gotten a good
accepteance in community. Then, the Padepokan for Syarhil Quran in Lampung was
established to intensively train and coach santri in order to succeed the comig competition
in the regional and national levels. Furthermore, they are to succeed performing in front
of the community so that syarhil Quran is well known. The coaching strategy implemented
at the padepokan are script memorising, mental coaching, vocal and performance exercising,
spiritual coaching, and kinship coaching.
129
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 2, Desember 2017
Key words : Coaching strategy, Syarhil mendorong berbagai macam metode dakwah
al-Quran da’wah, the padepokan for bi al-lisan hadir.
Syarhil Quran Lampung Salah satu metode bi al-lisan adalah tablig.
A. Pendahuluan Tablig adalah metode penyampaian tentang
Al-Quran adalah wahyu Allah yang disam pesan-pesan moral, spiritual dan nilai-nilai
paikan kepada Rasul-Nya berisi pedoman, Islam dalam kehidupan yang dilakukan melalui
petunjuk, dan sentral segala wacana ideologi komunikasi kelompok besar (large group
kehidupan untuk mencapai kesuksesan dan communication). Metode penyampaian pesan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam rangka ini membutuhkan kecakapan public speaking.
menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan Seiring dengan perkembangan selera masya
pedoman dalam kehidupan umat manusia, rakat, metode tablig dituntut untuk terus ber
maka dalam menyelesaikan berbagai problem inovasi dalam menyampaikan pesan-pesan
kehidupan umat tersebut, maka diperlukan Islami demi membangun karakter bangsa.
langkah-langkah konkret berupa proses peng Akhirnya muncullah salah satu metode tablig
kajian, pemahaman, penafsiran, dan sosialisasi yang menyatukan teknik teatrikal, kecakapan
nilai-nilai al-Quran di tengah kehidupan ber orasi, kehandalan melantunkan ayat al-Quran,
masyarakat. Itulah tujuan utama dari dakwah serta kecakapan menjelaskan isi dan kandungan
Islam berbasis al-Quran, yakni membangun al-Quran. Model tablig seperti ini dalam dunia
nilai-nilai Islam (qurani) di tengah-tengah dakwah dikenal dengan Dakwah Syarh al-Quran
kehidupan manusia. atau Syarhil Quran.
Berdasarkan petunjuk tersebut, dipahami Model dakwah syarh al-Quran diawali di
bahwa dakwah tidak hanya terklasifikasi satu Indonesia dalam bentuk perlombaan yang
model performa berupa pada ceramah di tergolong dalam cabang musabaqah di Musa
majelis-majelis, mimbar, forum, dan podium, baqah Tilawah al-Quran (MTQ). Pada konteks
namun dakwah adalah tugas dari setiap indivi musabaqah tersebut, cabang syarh al-Quran
du yang bernama muslim yang menanggung tergolong unik karena memiliki metode yang
amanah dakwah dalam dirinya. Akan tetapi, tidak biasa dalam meyampaikan isi dan kan
karena al-Quran diturunkan dalam konteks bi dungan al-Quran dengan melibatkan kerja sama
al-lisan, maka secara spesifik tulisan ini akan dari tiga unsur atau pelaku, yakni:
menelisik konsep dakwah al-Quran dengan 1. Pensyarah: Orator atau penceramah yang
model verbatim tersebut di tengah-tengah menguraikan materi syarahan al-Quran
masyarakat berupa Dakwah Syarhil Quran. dengan model retorika khusus.
Di tengah pesatnya perkembangan tekno 2. Penerjemah (Saritilawah): Seorang penerje
logi komunikasi, metode dakwah bi al-lisan mah ayat al-Quran yang telah dibaca oleh
menemui tantangan berat. Minat mendengarkan seorang pembaca ayat al-Quran yang spesi
ceramah yang berbeda-beda setiap orangnya, fik mengenai tema kajian yang dibawakan
tingkat kecakapan mubalig maupun dai yang oleh pensyarah.
kurang expert, media massa yang tidak mem 3. Pelantun Ayat (Qari atau Qariah): seorang
berikan prime time pada acara-acara kajian ahli pembaca al-Quran dengan model
Islami dan lain sebagainya. Hal-hal inilah yang mujawwad atas dasar riwayat Hafsh dari
‘Ashim.
130
STRATEGI PEMBINAAN DAKWAH SYARHIL QURAN .... -- Handieni Fajrianty
Model dakwah syarh al-Quran seperti ini kepada kebaikan, menyuruh kepada yang
secara kelembagaan telah dilaksanaan pem makruf dan mencegah dari yang mungkar,
binaan yang reguler di Padepokan Syarhil mereka itulah orang-orang yang ber
Quran Lampung. Padepokan Syarhil Quran untung.” (QS. Ali Imran [3]: 104)
Lampung adalah satu-satunya lembaga pem
binaan dakwah syarh al-Quran yang ada di Adapun makna dari strategi adalah, peng
Indonesia dengan strategi pembinaan yang gabungan antara perencanaan dan manajemen
terstruktur, rapih, juga pemasaran yang baik. untuk mencapai suatu tujuan dengan taktik
Sebagai pusat pendidikan dakwah yang unik tertentu dalam operasionalisasinya. Toto Tas
karena terkonsentrasi pada cabang syarh al- mara menjelaskan bahwa komunikasi berasal
Quran inilah maka menjadi urgen untuk dapat dari bahasa Latin yaitu communicare yang
menelaah secara mendalam bagaimana startegi artinya partisipasi atau komunikasi juga bisa
dakwah Padepokan Syarh al-Quran Lampung berasal dari kata commones yang artinya sama.
dalam pengembangan dakwah syarh al-Quran. Dengan demikian, secara sangat sederhana,
dapat kita katakan bahwa seseorang yang
B. Strategi Dakwah dan Syarh al- berkomunikasi berarti mengharapkan agar
Quran orang lain dapat ikut serta berpartisipasi atau
bertindak sama sesuai dengan tujuan, harapan
Dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah”
atau isi pesan yang disampaikannya.3
yang merupakan bentuk mashdar dari da’a-
Strategi komunikasi adalah paduan dari
yad’u yang berarti seruan, ajakan, atau panggil
perencanaan komunikasi (communication plan
an.1 Seruan ini dapat dilakukan melalui kata-
ning) dan manajemen komunikasi (commu
kata atau perbuatan. Dalam al-Quran banyak
nication management) untuk mencapai suatu
ayat yang berkaitan dengan dakwah, baik me
tujuan4. Untuk itu, strategi komunikasi harus
nyangkut materi, metodologi, subjek maupun
dapat menunjukan bagaimana operasionalnya
objeknya. Secara bahasa, dakwah berarti me
secara taktis dengan menentukan efek yang
manggil, mengajak, atau menyeru. Menurut
diharapkan melalui beberapa pertanyaan:
Muhammad al-Wakil, dakwah artinya mengum
1. Siapa sasarannya,
pulkan manusia dalam kebaikan dan menun
2. Apa pesan yang akan disampaikan.
jukkan mereka kepada jalan yang benar dengan
3. Kapan penyampaiannya.
cara amar makruf nahi mungkar.2 Sandarannya
4. Mengapa harus disampaikan.
adalah Firman Allah Swt. di dalam al-Quran:
5. Di mana lokasi penyampaian pesannya
ال ْيِ َويَْأ ُم ُرو َن
َْ َولْتَ ُك ْن ِمنْ ُك ْم أَُّم ٌة يَ ْد ُعو َن إ َِل Effendy mengatakan,5 strategi yang baik
secara makro (planned multimedia strategy)
وف َوَيـْنـ َه ْو َن َع ِن الْ ُمنْ َك ِر َوأُولَئِ َك ُه ُمِ بِالْ َم ْع ُر mempunyai fungsi ganda, yaitu :
}104 :الْ ُم ْفلِ ُحو َن {آل عمران 1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang
bersifat informatif, persuasif, dan instruktif
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara
3
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah. (Jakarta: Graha Media Pratama,
kamu segolongan umat yang mengajak 1997), h. 1
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,
1
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 301
Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani. 2008), h. 144
5
Onong Uchjana Effendy, Peranan Komunikasi Massa Dalam
2
Ibid., h. 125 Pembangunan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 1987), h. 23
131
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 2, Desember 2017
secara sistimatik kepada sasaran untuk gabungan antara manajemen dan perencanaan
memperoleh hasil yang optimal. yang secara taktis mengarahkan kegiatan
2. Menjembatani “cultural gap” akibat kemu penyampaian pesan, baik secara verbal dan
dahan diperolehnya dan dioperasionalkan non-verbal kepada pengamalan ajaran atau
nya media massa yang jika dibiarkan akan nilai-nilai keislaman.
merusak nilai-nilai budaya. Dalam konteks dakwah, menurut Arifin8
Strategi dan perencanaan (planning) tidak untuk menciptakan expaction of reward terse
dapat dipisahkan dan saling berkaitan. Mencip but, strategi komunikasi haruslah memiliki
takan strategi yang efektif dalam penyampaian empat rumusan, yang terdiri atas:
komunikasi dibutuhkan perencanaan yang 1. Mengenal khalayak: Untuk memaksimalkan
matang dan terukur. Perencanaan yang bagus keberhasilan dalam berkomunikasi, maka
bisa dijadikan koridor kerja bagi orang-orang komunikator perlu mengenal kerangka
yang melaksanakan misi komunikasi. Strategi referensi khalayak, sehingga tidak terjadi
akan membimbing kita ke arah mana komuni kesenjangan antara komunikator dengan
kasi digerakkan, mulai dari proses persiapan komunikan yang menyebabkan pesan tidak
hingga menyampaikan pesan pada publik. tersampaikan dengan benar. Kerangka
Strategi komunikasi bersifat dinamis sesuai referensi khalayak adalah sebagi berikut:9
dengan perkembangan zaman dan peradaban a. Kondisi kepribadian dan fisik yang me
manusia. Skinner6 menemukan bahwa komuni nyangkut pengetahuan khalayak terha
kasi akan berlangsung selama orang mempunyai dap materi, kemampuan menerima
apa yang disebut expection of reward atau ada pesan, dan kemampuan khalayak
nya harapan untuk memperoleh keuntungan menerima bahasa pengantar.
dalam praktik komunikasi. Keuntungan terse b. Pengaruh kelompok dan masyarakat
but dapat berbentuk: yang menyangkut nilai-nilai dan norma
1. Personal Needs, kebutuhan pribadi semisal yang dianut.
makan dan minum. c. Situasi tempat tinggal khalayak.
2. Social Needs, kebutuhan untuk bergaul 2. Menyusun Pesan: Yaitu menentukan tema
dengan orang lain. dan materi. Syarat utamanya adalah mampu
3. God Needs, kebutuhan akan Tuhan. membangkitkan perhatian. Perhatian
Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah ber dijadikan tolak ukur untuk menilai keber
asal dari bahasa Arab, yakni da’wah, merupa hasilan komunikator dalam melakukan
kan bentuk mashdar dari kata kerja da’a-yad’u, komunikasi. Dalam menetukan tema dan
berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Seruan materi, dikenal dua bentuk penyajian
dan panggilan ini dapat dilakukan dengan permasalahan:10
suara, kata-kata, atau perbuatan. 7 Secara a. One sides issue (sepihak). Dikenal pula
terminologi, dakwah adalah ajakan dan seruan sebagai top-down strategy, yaitu hanya
kepada umat manusia untuk mengamalkan mengemukakan hal yang positif, atau
ajaran Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang negatif saja kepada khala
pengertian strategi komunikasi dakwah adalah
8
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas,
6
Rafy Sapuri, Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, (Bandung: Amrico, 1994), h. 58-86
2009), h. 401 9
Rafy Sapuri, op.cit., h. 402
7
Ilyas Ismail, op.cit., h. 144 10
Ibid.
132
STRATEGI PEMBINAAN DAKWAH SYARHIL QURAN .... -- Handieni Fajrianty
133
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 2, Desember 2017
pensyarah, qari/qariah, dan saritilawah, dan dimah berisi: salam, hamdalah, salawat, sapaan
ketiga unsur tersebut saling melengkapi.12 pada audiens, dan pengantar pada topik
Secara historis, dakwah syarh al-Quran bahasan. Sedangkan bagian isi terdiri dari: ayat
diawali dalam bentuk musabaqah di Musabaqah suci al-Quran, hadis, qaulun hakim, kaidah
Tilawah al-Quran (MTQ). Pada awalnya syarh lughawi, kaidah ushl fiqh, asbabun nuzul (bila
al-Quran ditampilkan layaknya ceramah biasa ada), syi’ir, contoh aktualisasi ayat dalam
tanpa aturan yang baku, namun pada tahun kehidupan. Sedangkan penutup berisi: kesim
1980-an, para mahasiswa Fakultas Dakwah pulan, saran, imbauan, kesesuaian simpulan
IAIN Sunan Gunung Djati (sekarang UIN Sunan dengan isi, doa, dan salam.
Gunung Djati) melakukan inovasi yang apik Untuk mengetengahkan materi tersebut,
dengan menggabungkan ceramah dengan seni penampilan syarhil Quran dilakukan oleh tiga
teatrikal. Hal ini menimbulkan dua rekasi orang dalam satu grup dengan tugas masing-
bersamaan, yaitu apresiasi dari sejumlah masing yang saling mendukung. Pelaku atau
kalangan, sekaligus kontroversi dari kalangan unsur, yang masing-masing memiliki istilah
lainnya. Apresiasi karena ini merupakan hal sendiri sesuai tugasnya, yaitu: pensyarah, qari
unik dan menarik serta menjadi inovasi dalam atau qariah, dan saritilawah.
menyampaikan isi dan kandungan al-Quran 1. Pensyarah
terutama pada generasi muda. Sedangan Pensyarah merupakan unsur pertama dan
kontroversi muncul dari kalangan salafiyah dan utama dalam penyampaian syarh al-Quran.
kalangan penceramah ‘konvensional’ karena Unsur inilah yang merupakan ujung tombak
dianggap mempermainkan ayat-ayat Allah. dan jantung dari syarh al-Quran. Tanpa
Di balik itu semua, secara de jure, tidak pensyarah, syarh al-Quran tidak akan
diketahui dengan pasti kapan istilah Syarh al- mungkin tersampaikan. Esensinya, pensya
Quran atau terkenal dengan Syarhil Quran rah merupakan orang yang bertugas untuk
mulai hadir. Istilah Syarh al-Quran dikenal menyampaikan materi syarahan dalam
dalam dunia Musabaqah Tilawatil Quran. bentuk menjelaskan suatu topik tertentu
Karena memang Syarh al-Quran ini merupakan yang mengacu pada beberapa ayat suci al-
salah satu cabang dalam Musabaqah Tilawatil Quran.15 Dalam dunia tablig, pensyarah bisa
Quran, biasa dikenal dengan cabang Musabaqah disebut sebagai mubalig. Dan dalam dunia
Syarhil Quran yang lazim disingkat dengan komunikasi interpersonal, pensyarah dapat
nama MSQ. Menurut keterangan dalam dikatakan sebagai public speaker.
kumpulan soal Fahm al-Quran LPTQ Nasional, Dalam dakwah syarh al-Quran, unsur
Musabaqah Syarh al-Quran (MSQ) pertama kali pensyarah merupakan unsur tugas ter
diselenggarakan pada MTQ Nasional XV di tinggi. Dan dalam penyampaiannya, pensya
Bandar Lampung tahun 1988.13 rahlah yang memberikan komando kapan
Adapun materi syarh al-Quran secara qari atau qariah dan saritilawah melaksa
umum, strukturnya terdiri atas tiga bagian,14 nakan tugas mereka. Dengan kata lain,
yaitu; mukaddimah, isi dan penutup. Mukad pensyarah adalah pemimpin dalam tim
tablig syarh al-Quran.
12
Amirullah Syarbini, Bunga…op.cit., h. 4
13
Amirullah Syarbini, Training…op.cit., h. 3 2. Qari atau Qariah
14
Ahmad Rajafi, Narasi Syarhil Quran dan Model Pembinaannya,
(Bandar Lampung: Anugerah Utama Raharja, 2013), h. 8 15
Amirullah Syarbini, Training…op.cit., h. 6
134
STRATEGI PEMBINAAN DAKWAH SYARHIL QURAN .... -- Handieni Fajrianty
Secara etimologi, kata qari berarti pembaca sesungguhnya. Sehingga terjemahan ayat
yang di-nisbah-kan kepada seorang laki- suci al-Quran tersebut tidak menyimpang
laki, dan untuk pembaca perempuan lazim maknanya, tetapi sebaliknya akan sangat
disebut dengan qariah. Kaitannya dengan indah untuk disimak dan lebih mudah
penyampaian syarh al-Quran, qari atau untuk dipahami. Penyampaian terjemahan
qariah ini adalah orang yang bertugas mem ayat suci al-Quran dalam syarh al-Quran,
bacakan ayat suci al-Quran yang dijadikan harus mengombinasikan antara bahasa
landasan oleh pensyarah dalam menyam lisan dengan bahasa gerak.
paikan syarh al-Quran. Qari atau qariah Berdasarkan penjelasan di atas, maka
dalam syarh al-Quran, harus melantunkan pensyarah sebagai unsur utama dalam penyam
ayat suci al-Quran secara mujawwad (meng paian syarh al-Quran, dituntut untuk memenuhi
gunakan naghamat tilawah) sekurang- berbagai kriteria dan syarat. Menguasai bebe
kurangnya tiga lagu 16 yang disesuaikan rapa disiplin ilmu, kekuatan hafalan, kepri
dengan isi kandungan dari ayat-ayat badian yang baik, keterampilan berbicara, serta
tersebut. kemapuan menyusun diksi yang menarik.
Qari atau qariah merupakan unsur Dengan demikian, untuk menjadi seorang
kedua, bukan berarti tidak memiliki peran pensyarah, butuh persiapan yang matang.
an penting dalam penyampaian syarh al- Terlebih lagi pensyarah setara dengan seorang
Quran. Qari atau qariah dalam syarh al- muballigh. Hal-hal yang harus dikuasai oleh
Quran, ketika melantunkan ayat suci al- seorang pensyarah, antara lain:
Quran, tidak membaca mushaf al-Quran, 1. Menguasai dan mendalami al-Quran dan
tetapi ayat-ayat tersebut harus dihafalkan hadis sebagai materi pokok syarh al-Quran.
dan lazimnya dilantunkan sambil berdiri, 2. Mengetahui dan memahami ilmu tablig
sama seperti pensyarah dan saritilawah. atau retorika agar mempermudah dalam
3. Saritilawah menyampaikan syarh al-Quran.
Saritilawah adalah unsur yang bertugas 3. Memiliki kepribadian yang baik dan pandai
menyampaikan terjemahan ayat suci al- mengatur penampilan (good looking).
Quran yang telah dibacakan oleh qari atau 4. Menguasai keterampilan-keterampilan
qariah ke dalam bahasa Indonesia yang sebagai berikut:18
baik dan benar. Gaya penerjemahan sariti a. Ilmu tafsir
lawah dalam syarh al-Quran adalah model b. Ilmu hadis
terjemahan dengan rujukan terjemahan c. Qaul al-Hakim
H.B. Yasin17, bukan terjemahan biasa seperti d. B a h a s a A r a b ( K a i d a h - k a i d a h
terjemahan oleh Kementrian Agama yang lughawiyyah)
ada pada al-Quran terjemahan bahasa e. Ushul fiqh
Indonesia pada umumnya. f. Syi’ir atau peribahasa
Penerjemahan yang disampaikan oleh g. Kemampuan membuat dan menghafal
saritilawah tidak bebas begitu saja, melain konsep dengan cepat
kan ada kaidah-kaidah tertentu dan harus h. Rajin mengakses berita aktual dan
merujuk pada substansi ayat yang faktual
16
Ibid., h.7 18
Tata Sukayat, Kapita Selekta Syarhil Quran, (Bandung: CMM UIN
17
Ibid. SGD, 2001), h. ix
135
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 2, Desember 2017
136
STRATEGI PEMBINAAN DAKWAH SYARHIL QURAN .... -- Handieni Fajrianty
al-Quran. Selama ini kader pendakwah syarh dang kader-kader syarh al-Quran untuk
al-Quran muncul hanya bagi mereka yang menyampaikan isi dakwahannya.
memiliki bakat dan kesempatan saja. Karena Adapun dalam menjalankan kegiatan
selama ini kader pendakwah syarh al-Quran pembinaan dakwah syarhil Quran tersebut di
hanya dibina di sekolah-sekolah atau pesantren- tubuh Padepokan Syarhil Quran Lampung,
pesantren yang notabene lembaga-lembaga strategi yang dilakukan adalah:21
pendidikan tersebut tidak fokus dalam peminat 1. Pembinaan Penguasaan Naskah Syarh al-
an pengembangan seni Islami. Quran
Padepokan Syarhil Quran Lampung yang Dalam pembinaan penguasaan naskah
berada di wilayah Kota Bandar Lampung, syarahan al-Quran, pola yang diterapkan
menjadi pusat kegiatan kaderisasi pendakwah adalah:
syarh al-Quran di Indonesia. Inilah rumah a. Pada pertemuan perdana, setiap ang
sekaligus lembaga pendidikan nonformal yang gota baru diberikan sebuah teks syarh
bisa menghasilkan bibit-bibit unggul apabila al-Quran. Kemudian dalam waktu satu
dioptimalkan dengan baik. Ide tentang pekan, mereka diharuskan dapat me
pendirian Padepokan Syarhil Quran Lampung nyetorkan hafalan mereka minimal dua
berawal dari keinginan Pembina utama, yaitu halaman serta dapat memahami mak
Ahmad Rajafi bersama Ahmad Sahida al-Hadi sud dari teks syarh al-Quran tersebut.
untuk mengubah imej syarh al-Quran yang yang b. Pada pertemuan berikutnya, dijelaskan
tadinya dimarjinalkan menjadi sebuah sajian apa dan bagaimana maksud sesung
yang berkelas dan eksklusif. Karena selama ini guhnya dari teks syarh al-Quran yang ia
syarh al-Quran masih kalah peminatan dan sedang pelajari. Diajarkan bagaimana
perhatiannya dibandingkan tilawah al-Quran cara menghayatinya, dan kemudian
dan hifzh al-Quran. Akhirnya pada tahun 2006, diberitahukan tekanan-tekanan
Ahmad Rajafi beserta Ahmad Sahida al-Hadi penting dalam naskah tersebut.
membuka training syarh al Quran. Awal mula c. Selanjutnya mereka (anggota baru)
berjalan, beliau mendatangi sekolah-sekolah, diharuskan untuk menyelesaikan
diniyah-diniyah, serta pesantren-pesantren hafalan teks perdana tersebut dan
untuk mensosialisasikan dan mentraining diwajibkan untuk menyetorkan hafalan
murid-murid dan santri-santri di tempat teks secara utuh dalam waktu tiga
tersebut mengenai kecakapan bersyarh al- pekan.
Quran. d. Pada pekan ke empat, barulah perangkat
Padepokan ini membina kader secara elektronik ataupun gadget seperti
optimal sehingga imej dakwah syarh al-Quran recorder, handphone, dan mp4 diperke
kini telah berubah. Dakwah syarh al-Quran nankan untuk digunakan merekam
tidak hanya sekadar mata lomba yang dilakukan suara para anggota baru. Kemudian
oleh anak-anak setingkat SMA, melainkan diperdengarkan kembali kepada ang
menjadi sebuah metode dakwah baru yang gota baru, agar mereka dapat menilai
responsif di masyarakat. Acara-acara kedinasan, penyampaian mereka sendiri, sudah
undangan pernikahan kini seringkali mengun baik ataukah belum baik dari segi
21
Ibid., h. 14-29
137
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 2, Desember 2017
138
STRATEGI PEMBINAAN DAKWAH SYARHIL QURAN .... -- Handieni Fajrianty
139
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 2, Desember 2017
adalah terbawanya para audience dengan Selanjutnya setelah usai melatih vokal,
suasana yang diungkapkan oleh peserta, para peserta binaan mulai memasuki ranah
baik dari seorang pensyarah ataupun latihan fisik berupa performa penampilan
penterjemah. di atas podium. Dalam hal ini, materi awal
menjelaskan tentang bagaimana sudut atau
arah pandangan yang tepat ketika tampil di
hadapan penonton. Sebagai petunjuk awal,
para peserta binaan hanya diarahkan ke
pada tiga sudut pandang dan tidak berubah,
akan tetapi ketika setelah ia menikmati
maka ia akan dapat menguasai dengan
mudah arenanya.
Dalam hal ini, setiap peserta memiliki
kebebasan dalam berekspresi, baik mimik
ataupun gaya/gerak ketika waktu yang
betul-betul milikinya. Artinya, ketika bukan
Latihan vokal bagian yang ketiga di waktunya maka setiap person hanya boleh
maksudkan untuk menstabilkan suara diam dan tidak boleh melakukan aktivitas
vokal yang telah dilatih pada bagian per apapun yang dapat menggangu dan me
tama dan kedua. Sifatnya adalah untuk rusak penampilan. Untuk itu, dalam latihan
kembali merasakan hasil dari latihan setiap peserta ditanamkan penekanan,
sebelumnya. Untuk itu, pada bagian ini, bahwa ketika bukan gilirannya untuk me
dibutuhkan kerja sama dari peserta lainnya nampilkan penampilannya maka pan
untuk saling mendengarkan dan mengoreksi dangannya hanya tertuju ke bawah searah
apakah sudah cukup tepat atau butuh dengan tinggi badan. Maksudnya adalah,
latihan lagi pada bagian sebelumnya. Kerja wajah dan tubuh tetap tegak dan mem
keras harus ditunjukkan bagi mereka yang busung ke depan, hanya pandangan mata
masih sangat kental dengan nada saja yang tertuju ke bawah. Hal ini dilakukan
kedaerahannya, seperti model Jawa, Sunda, agar mereka dapat lebih mudah untuk me-
Padang, Lampung, dan sebagainya. review hafalannya.
Adapun tentang performa tampil para
anggota grup, disesuaikan atas dasar ke
sepahaman atau diskusi antaranggota grup,
intinya hanyalah kesopanan dan keserasian
semata yang dibangun oleh masing-masing
grup. Jangan sampai karena tidak ada
keserasian antar masing-masing anggota
lalu nilai kesopanan dan keserasian menjadi
berkurang.
4. Pembinaan Spritual
140
STRATEGI PEMBINAAN DAKWAH SYARHIL QURAN .... -- Handieni Fajrianty
141
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 2, Desember 2017
bagi untuk semua, seperti para pelatih, maka dapat dipahami bahwa fungsi utama dari
uang kas dan bahkan termasuk untuk hal itu semua adalah:
teman-teman yang belum merasakan juara, 1. Untuk menyampaikan kebenaran Islam (at-
namun juga mendapatkan kebahagiaan Tablig wa al-Bayan)
bersama dengan para juara. Tugas menyampaikan kebenaran disebut
Sistem seperti ini diterapkan di dalam dengan tablig, yang secara harfiah berarti
padepokan untuk menghindari penyele menyampaikan sesuatu kepada pihak lain.
wengan hak dan kewajiban di lapangan Dalam al-Quran, tablig dalam berbagia
yang kemudian dapat menimbulkan fitnah bentuknya diulang sebanyak 25 kali, yakni
dan dosa. Itupun jika mereka juara dan dalam bentuk ballagha tujuh kali, ablagha
mendapatkan reward dari kejuaraannya, empat kali, dan balagh sebanyak 14 kali.24
adapun jika tidak juara dan tidak ada Namun, dakwah tidak cukup hanya meng
reward maka tidak ada pembagian apapun. ajak melalui lisan, tapi juga harus melalui
Oleh karena itu, prinsip dasar dalam keteladanan. Menyampaikan kebaikan
pembinaan kekeluargaan tersebut adalah tidak hanya melalui pidato tapi juga dengan
jujur dan ikhlas. mencontohkannya kepada anak-anak,
Metode simpelnya adalah dengan mem sahabat, dan orang-orang di manapun kita
biasakan anak-anak untuk saling merasakan berada. Untuk itulah syarhil Quran dihadap
suka dan duka dalam keluarga, di dalam kan kepada masyarakat untuk menunjukkan
padepokan apa yang guru makan maka itu keteladan melalui seni.
pula yang dimakan oleh mereka, bahkan 2. Amar Makruf Nahi Mungkar
antara guru dan para peserta binaan Amar makruf nahi mungkar diambil dari
dibiasakan untuk makan bersama-sama rangkaian ayat di dalam al-Quran yakni al-
dalam satu wadah, dan jika ada salah satu ’amru bi al-ma’ruf wa an-nahyu ‘an al-
anggota yang sakit, maka sesama anggota munkar. Yakni sebuah frasa dalam bahasa
padepokan akan saling mengurusi dan Arab yang maksudnya sebuah perintah
menjaga. Hal ini sejalan dengan hadis untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal
Rasulullah Muhammad saw.: yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk
bagi masyarakat. Frasa ini dalam syariat
إ َِّن الْ ُم ْؤِم َن لِل ُْم ْؤِم ِن َكالُْبـْنـيَا ِن يَ ُش ُّد َبـ ْع ُض ُه Islam hukumnya adalah wajib. Berarti wajib
23
}َبـ ْع ًضا{رواه البخاري hukumnya menyampaikan kebaikan dan
melarang pada keburukan, termasuk mela
Artinya : “Sesungguhnya seorang mukmin lui dakwah syarh al-Quran yang ditampilkan
dengan mukmin lainnya seperti satu dengan performa seni di hadapan
bangunan, yang saling melengkapi satu masyarakat.
sama lainnya.” (HR. al-Bukhari) Oleh karena fungsi yang begitu besar dibe
bankan dalam dakwah syarh al-Quran tersebut,
Berdasarkan strategi yang dibangun oleh maka isi dari sebuah naskah syarh al-Quran
Padepokan Syarhil Quran Lampung tersebut harus memiliki bobot keilmuan yang tinggi,
namun tetap dengan penyampaian yang
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari, al-Jami’ ash-Shahih
23 24
Muhammad Fuad abd al-Baqi, al-Mu’jam al Mufahros lil Fadzhil
al-Mukhtashar, (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1987), Juz. 1, h. 182 Quran, (Beirut: Daarul fikr, 1987), h.125
142
STRATEGI PEMBINAAN DAKWAH SYARHIL QURAN .... -- Handieni Fajrianty
memikat umat. Seperti mengenai ayat yang digunakan dalam berdalil adalah dengan tidak
dipilih dalam syarahan al-Quran, di mana ayat terlampau jauh dari maksud syarh-an, tidak
yang telah dipilih sebagai kajian utama, wajib fokus sehingga mengaburkan maksud awal
dipaparkan tafsirannya. Kitab tafsir tentu pensyarh-an. Untuk itu, ditekankan tentang
bermacam macam, mulai dari penulisan ulang pentingnya menghindari penyampaian yang
kitab tafsir klasik, hingga munculnya kitab tidak langsung pada maksud dan tujuan.
tafsir modern dan kitab tafsir tematik. Maka Selain daripada itu, hendaknya pula kali
sumber-sumber tersebut dapat dicantumkan mat-kalimat yang digunakan dalam mengung
dalam naskah syarahan al-Quran. Dan dalam kapkan dalil dapat membuat kesan yang menge
syarh al-Quran, tafsir sedapat mungkin diolah na di hati para pendengar dakwah syarh al-
redaksinya agar mudah untuk disampaikan dan Quran. Kalimat tersebut harus diolah sehingga
dipahami oleh audiens, namun tidak mengubah masalah yang dipaparkan dalam syarahan
substansi dari ayat. penting untuk diperhatikan, dijadikan bahan
Tafsir ayat ditekankan pada pesan penting kajian, dan segera diambil tindakan sebagai
dari ayat tersebut dengan dikontekstualisasikan solusi.
pada era kekinian, seperti berupa beberapa
ulasan kata penting oleh mufassir. Setelah D. Kesimpulan
maksud ayat diuraikan, kemudian diuraikan Dakwah melalui syarh al-Quran merupakan
sesuai konteks kekinian bahkan ke-Indonesiaan jalan yang cukup efektif untuk mendakwahkan
dan didukung oleh data yang diakses dari isi dan kandungan al-Quran kepada masyarakat.
lembaga yang dapat dipertanggungjawabkan Penampilannya yang menarik dan komunikatif,
seperti Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai menggabungkan tiga unsur yang berbeda
refleksi. namun begitu harmoni, membuat penjelasan
Selain tafsir ayat al-Quran, dibutuhkan pula isi dan kandungan al-Quran tidak menyeramkan
dalil-dalil pendukung seperti asbab nuzul tetapi lebih ringan dan mudah dipahami. Hal
(sebab turun ayat), hadis, sya’ir, atau kata-kata ini sudah berhasil dilakukan oleh pembina
mutiara sebagai bahan tambahan untuk syarah Padepokan Syarhil Quran Lampung di Provinsi
an ayat al-Quran. Harus berhati-hati dalam Lampung, dengan strategi utama:
pemilihan bahan tambahan ini karena banyak 1. Mengenal khalayak, dilakukan dengan ber
sumber yang tidak valid. Ada ayat yang memiliki latih di tempat umum dan mengidentifikasi
banyak versi asbab nuzul, apalagi hadis. Oleh kebutuhan masyarakat akan informasi
karena itu, kemampuan ulum al-hadis diperlu mengenai nilai-nilai keislaman dalam al-
kan untuk dapat mengidentifikasi validitas dari Quran.
sebuah hadis. 2. Menyusun isi pesan, dengan pelatihan
Adapun penggunaan dalil dapat diklasi hafalan teks dan latihan pembuatan naskah.
fikasikan dalam dua bagian, yaitu dalil naqli dan Bagaimana format syarh al-Quran disusun.
dalil ‘aqli. Dalil naqli dapat berupa penyebutan 3. Memilih metode, metode yang dipilih ialah
ayat al-Quran, hadis, maupun ungkapan ulama. persuasif dan informatif. Metode ini terus
Sedangkan dalil ‘aqli dapat berupa pendekatan dilatih dngan pembelajaran-pembelajaran
filosofis, historis, maupun antropologis. Menjadi khusus dan bertahap. Membangun pondasi
sebuah catatan penting, bahwa kalimat yang yang kuat dalam pemahaman syarh al-
143
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 2, Desember 2017
Quran bagi setiap peserta binaan padepokan Effendy, Onong Uchjana., Ilmu, Teori, dan Filsafat
melalui berbagai pembinaan, mulai dari Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti,
semua pembinaan yang berkenaan dengan 2003.
penguasaan konsep dan penyajian syarh -------. Peranan Komunikasi Massa Dalam
al-Quran sampai pembinaan spiritual dan Pembangunan, Yogyakarta: Gadjah Mada
kekeluargaan. University, 1987.
4. Strategi pengenalan syarh al-Quran, dilaku Sapuri, Rafy. Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja
kan dengan membangun dan memperluas Grafindo Persada, 2009.
link untuk berdakwah yang dilakukan oleh Rajafi, Ahmad. Narasi Syarhil Qur'an: Kompilasi
pembina dan para peserta. Pembina mem Teks Syarhil Qur'an dan Model Pembinaannya,
bangun link melalui silaturahmi dan kapasi Bandar Lampung: Aura Publishing, 2013
tasnya sebagai insan akademisi, mubalig, Arifin, An war. Strategi Komunikasi Sebuah
dan dewan hakim Provinsi Lampung untuk Pengantar Ringkas, Bandung: Amrico, 1994.
membuka jalan agar syarh al-Quran dapat Sukayat, Tata. Kapita Selekta Syarhil Quran,
digemakan di seluruh Lampung. Ditambah Bandung: CMM UIN SGD, 2001.
juga dengan peserta mencetak prestasi Amirullah, Syarbini. Bunga Rampai Syarhil
sebanyak-banyaknya dan setinggi-tinggi Quran, Banten: Mumtaz Press, 2007.
nya. Dengan prestasi yang tinggi, keper Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Husein al-Qusyairi
cayaan masyarakat terhadap kapabilitas an-Nisaburi. Shahih Muslim, Beirut: Dar
peserta binaan Padepokan Syarhil Quran Ihya’ at-Turats al-Arabi, t.th.
Lampung akan melekat pada diri peserta Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari.
yang berprestasi tersebut. Apabila keper Al-Jami’ ash-Shahih al-Mukhtashar, Beirut:
cayaan telah didapatkan, akan semakin Dar Ibn Katsir, 1987.
memudahkan jalan untuk berdakwah Muhammad Fuad abd al-Baqi. al-Mu’jam al-
melalui syarh al-Quran. Mufahras li Alfazh al-Quran, Beirut: Dar
5. Mengubah citra syarh al-Quran yang tadinya al-Fikr, 1987.
belum populer dan dimarjinalkan, menjadi
sebuah sajian yang edukatif, komunikatif,
sekaligus elegan. Dengan selalu mengena
kan kostum yang rapi dan good looking
serta penyampaian yang berwibawa.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid
Quthub: Rekonstruksi Pemikiran
Dakwah Harakah, Jakarta: Penamadani,
2008.
Toto Tasmara. Komunikasi Dakwah. Jakarta:
Graha Media Pratama, 1997, h. 1
144