Anda di halaman 1dari 29

Rangkuman Materi

PKPA Industri Farmasi


Bidang Produksi
Oleh :
Rima Jumeini Cahayu
2041012030
Profesi Apoteker Angkatan 1 2020
Universitas Andalas
Produksi
 Produksi (Parkinson) produksi adalah suatu aktivitas yang terorganisir
(terencana, tervalidasi dan terbukti) atau transformasi dari sebuah
resource/ sumber daya menjadi finish product dalam bentuk good and
sevice (baramg/jasa)
 Mengubah raw material / resource (barang/jasa)
 Produksi juga merupakan bagian kecil dari bisnis (operation (pabrik) dan
office-commercial)
 Produksi bagian dari operation in total yang berbicara dalam bisnis
 Produksi : operation in total
Bisnis dan provit
Bisnis  kegiatan ekonomi untuk menghasilkan profit

Profit  kondisi dimana yang didapatkan lebih


besar dibandingkan dengan yan g dikeluarkan

Profit :
1. Low price  Harga semurah murahnya agar barang
dapat sustain
2. Low cost  untuk mendapatkan margin keuntungan
3. High output  makin banyak output yg dibuat makin
murah biaya produksi
4. High quality  semakin tinggi mutu atau kualitas
barang semakin senang konsumen pada barang kita
Price
Profit = Revenue – cost Cost
Revenue  harga/jumlah produk.
Revenue = price/produk x total produk Untuk mendapatkan
Cost  harga yang dikeluarkan untuk high quality
menghasilkan total produk atau produk yang
berkualitas.
Untuk meningkatan profit : tingkatkan revenue atau
turunkan cost output

Prinsip basic kualitas produk farmasi  safety dan efficacy


Persiapan dalam menentukan harga  untuk menciptakan kualitas
1. Material cost  isinya sama, harga beda karena berbeda material
2. Production cost  biaya produksi produk
3. Process cost  penambahan proses produksi akan menambah biaya produksi untuk
menghasilkan produk high quality
4. Over head  penambahan SDM
Material Cost + Prouction cost + process cost + over head = COGM
(Cost of Good Manufacturing).
COGM + Sales & admin = Cost of goods sales

Cost of quality :
- Cost of good quality  biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi
- Cost of poor quality  biaya yang dikeluarkan untuk produk
yang tidak memenuhi spesifikasi. Contoh : produk reject, atau
produk yang dimusnahkan
Delighter  yang tidak dibutuhkan oleh
konsumen, tetapi dapat ditawarkan karena
memiliki nilai keunikan yang menambah Quality option
daya pikat konsumen Delighter
Satisfier  prduk yang ingin dibeli sesuai
dengan kebutuhan dan fungsi yang
diinginkan satisfier Diagram kano

Diagram kano

Pada industry farmasi  RnD akan


berdiskusi dengan pihak marketing untuk
menentukan pilihan kurva produk
Prinsip dalam cost of quality : tekan
serendah2nya harga/ biaya dapat
membuat barang yang berkualitas tanpa
reject
Kurva distribusi normal terkait
sebaran hasil
Quality History
• Late 13th century  Craftmanship and guilds  pada saat itu senjata (pedang) dibuat berdasarkan
standar guilds (yang memberikan value)

• Early 19th century  industryal revolution factory system  tenaga uap untuk revolusi sitem. Kualitas
sudah mulai dikontrol, beberapa orang sudah mulai belajar. Craftmanship naik pangkat dan sudah
mempunyai tim untuk menilai suatu produk

• Late 19th century  taylor sytem untuk meningkatkan jumlah pengrajin terampil, quality inspection,
supaya reject tidak banyak sehinnga dibuat training untuk meningkatkan skill (terbentuk training &
validasi)

• Early 20th century  World War II QC, bagaimana membuat produk dan mengontrolnya untuk
mendapatkan produk yang diinginkan. Proses ditentukan oleh statistik. Karena pada saat perang
dunia banyak membuat senjata, tidak mengandalkan quality inspection tapi quality control atau
sampling.

• 1946 – Mid 20th century  Then ASQ Formed, company wide QC in Japan
- Produk dan proses -Membuat produk sesuai dengan yang diinginkan konsumen
- QA
• Late 20th century  Total quality management
• - Compan - Produk
• - Proses

QC  QA Q 4.0 (AOT) (Eropa & Amerika)

• QBD  Quality By design  dari awal proses sampai akhir proses prosuk berkualitas
• Beda QBD dan QC?
 QBD  Proses
 QC  Produk Standar kualitas
• QFD  Quality fuctional Design
Mendesain kualitas apa yang kita inginkan/ menterjemahkan apa yang diinginkan konsumen dan akan
bergerak menjadi spesifikasi, Seperti :
 Kosmetik diinginkan packaging  packaging yang diinginkan glossydilakukan pengujian glossy
 Tidak ada iritasi diuji insitu dilakukan permease, permeasenya rendah
Manajemen Produksi
• Managemen produksi dan operasional adalah berbagai usaha pengelolaan secara optimal
penggunaan semua sumberdaya, tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah menjadu
prosuk atau jasa

Diagram sipocs manajemen produksi : mentransformasikan raw material menjadi output


yang akan diberikan kepada konsumen. Contoh SIPOC granulasi :
1. Supplier  atau vendor yaitu yang membuat bahan baku, supplier/vemdor mesin
2. Inputs  peralatan memadai, bahan baku, SDM
3. Proses  mixing, penambahan larutan pengikat, drying, dll
4. Output  granul yang memenuhi spesifikasi
5. Costumers  operator cetak

Suplier
Profitabilitas QFD SIPOC Manajemen
Proses
Pencemaran Silang (Cross Contamination)
Kontaminasi  Cemaran  pengotor atau bahan asing yang tidak diharapkan adanya, tidak ada
hubungannya dengan produk atau lainnya.

• Cross  Perpindahan
• Cross contamination  cemaran berpindah
• Cleaning validation  untuk menilai indeks terapi, dll dari cross contamination

Sumber kontaminasi : Kontaminasi :


1. Man 1. Miroorganisme  man
2. Material 2. Partikel  material
3. Machine 3. Chemical/bahan kimia 
4. Mtehode environment
5. Melea (environtmen)

• Cara mencegah
• Man (mikroorganisme)  Personal Hygiene & hygiene behavior, APD / gowning
• Environment (partikel)  sistem tata udara (HVAC), cleaning & sanitasi
• Materiial (chemical/bahan kimia)  incoming testing
Pencegahan Pencemaran Silang
Setiap unsur pencegahan pencemaran silang bersifat limitasi, artinya
tidak bisa hanya dilakukan satu unsur saja karena unsur tersebut
Incoming saling berkaitan untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
testing

Cleaning & - Untuk mencegah pertukaran


sanitasi partikel/mikroorganisme dari
manusia ke produk, karena
HVAC
pada umumnya industri farmasi
1. Personal harus melindungi produk
Gowning
Hygiene - Menjaga produk agar aman
- Bukan terkait tools/teknik
Behavior Hygiene - Behavior personal hygiene
dalam manufacturing, sikap
Personal Hygiene untuk mempertahankan
personal hygiene
- Untuk mendapatkan produk
farmasi yang bermutu
2. Gowning/APD
Gowning merupakan alat yang digunakan sebagai kombinasi dengan hygiene behavior
yang dilandasi awalnya dengan personal hygieme yang dapat mempertahankan kondisi
untuk melindungi produk

Prinsip penggunaan gowning berdasarkan


kelas kebersihan ruang produksi :
- Kelas A, B & C : baju bebas partikel
(antistatik). Bebas partikel artinya baju
tidak meng-generated partikel, tidak
mengaktivasi partikel, ataupun tidak
menangkap partikel.
- Kelas D & E : nyaman digunakan oleh
personel dengan tidak
menyebarkan/melepaskan partikel dari
tubuh dan tetap dapat mempertahankan
hygiene behavior
Contoh Gowning Pakaian kelas C
Pakaian Kelas D & E

Nurse cap, masker,


handscoon, dan
shoe cover
3. Sistem Tata Udara / HVAC
Penggunaan sistem HVAC bertujuan untuk mencegah cemaran akibat Cross
Contamination dari lingkungan.
Sbg kenyamanan operator, Agar terjadi pertukaran udara, udara
untuk mempertahankan bergerak dari tekanan ruang uadara
hygiene behavior, dapat tinggi ke tekanan ruang udara
berpengaruh thdp produk
rendah

Perbedaan tekanan
Suhu RH antar ruang
Pola aliran udara dll

Semakin rendah RH maka tubuh akan semakin Dengan adanya perbedaan tekanan
banyak menghasilkan keringat sbg reaksi antar ruang maka pola aliran udara
kesetimbangan, namun ada beberapa obat yang dapat diatur sesuai pola aliran udara
harus dijaga RH agar tetap rendah karena bersifat yg diinginkan
higroskopis

Sumber Cross Contamination lingkungan


Rekomendasi Sistem Tata Udara untuk Kelas Kebersihan

Ket :
- H13/H14 merupakan
penentuaan
berdasarkan MERV
yitu klasifikasi
berdasarkan
kemampuan/efisiensi
filtrasi.
- H14 artinya 99,995%
akan menahan
partikel yang
berukuran ≥ 0,3 µm
- Make up air : udara
yang diproses
kembali
- Fesh air : udara baru,
agar operator tidak
kehabisan oksigen
Contoh tipe pengaturan pola aliran udara

Tipe Cascade Tipe Bubble Tipe Sink

Tipe Cascade paling banyak digunakan yaitu pola aliran udara A=>B=>C, tipe Bubble dan
Sink digunakan bila pola aliran udara tipe cascade tidak cukup untuk digunakan pada
kondisi tertentu
4. Cleaning & Sanitasi 5. Incoming Testing

Cleaning merupakan kegiatan untu Adalah proses untuk memvalidasi


menghilangkan kotoran yang sifatnya kualitas dari bahan mentah yang
mengahalangi penetrasi dari alat sanitasi.
Namun pada zaman sekarang ini kegiatan
dibeli dari supplier.
cleaning dan sanitasi sudah dapat digabung Incoming testing dilakukan untuk :
karena sudah tersedia larutan yang - Mencegah resiko cross
berfungsi sebagai cleaning dan sanitasi. contamination karena dapat
Cleaning validation,untuk memastikan: mendeteksi secara dini dari segi
- Cara/metode
material apakah material tersebut
- Detergent dengan kons. tertentu
- Aktivitas ada resiko/tidak
Memberikan keterulangan kebersihan yang - Apakah material sesuai/tidak
sama. Sebelum validasi dicek mikroba awal. dengan yang diharapkan
Produksi Solid (Tablet)
Pada zaman sekarang ini, dimana perkembangan teknologi Titik penentuan granulasi : mudah dikempa, tapi akan patah saat
berubah, semakin dituntut untuk lebih cepat dalam membuat dipotek. Zaman sekranag end point granulasi menggunakan
suatu proses. torsimeter. Torsi yaitu energi yang dibutuhkan untuk
Supermixing
Tabletting : bagaimana mengembangkan granul yang bagus. CONTENT PLAN
memindahkan suatu bahan dari posisi A ke posisi B. Di alat
akan terlihat kurva torsimeter.

01 Supermixing 04 Tumbling
Tempat terjadinya granulasi Tempat proses pencampuran granul
dengan fasa luar

02 Fluid bed dryer 05 Drum/Bin container


Pengeringan terhadap granul, granul disemprot
Setelah pencampuran fasa luar
atau ditiup oleh udara dari bawah
kemudian dimasukkan ke dalam
menggunakan hot air (ditiup sambil
drum/bin container
dipanaskan) supaya kadar air yang ditarik pada
saat granulasi keluar dari matrix/granul

03 Fibromill 06 Mesin cetak


Dilakukan pengayakan terhadap granul, setelah Dilakukan pencetakan tablet dengan
didapatkan granul dengan kekeringan yang mesin cetak, kemudian proses
diinginkan (setealh diukur dengan moisture pengemasan dan pelabelan, dan
analyzer) pengambilan sampling oleh QC/operator
yang ditunjuk
Tahapan proses pencetakan tablet
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pencetakan tablet

1. Sifat fisik-tekknis bahan obat dan exipient (deformation behavior)


- Kelembaban - Compressability  ability to reduce volume
- Ukuran partikel dan distribusi ukuran partiker - Compactibility  ability to form interpartiular bonds
- Sifat polimorfisme, amorf, dan kristal
- Hidration state
- Konsentrasi campuran lubrikan dan bahan pengikat
2. Pemilihan pengaturan instrumen – tingkat dan besarnya gaya
transfer
- Tabletting speed
- Pre/main compression force profile

Material Deformation Properties


1. Persyaratan agar proses pencetakan serubk cepat :
- High flowability
- Low segretion
- High compactability
2. Upaya agar dapat memenuhi persyaratan dengan memperbaiki :
- Teknik granulasi
- Extruction
- Spheronisation
- Co-processing
Contoh alur produksi semi solid
Produksi cair dan semisolid secara umum

Hal yang harus diperhatikan dalam produksi sediaan cair adalah


mikrobiologi karena sediaan cair menagandung gula. Jika gula
tumpah selama produksi maka akan lengket dan sulit untuk
dibersihkan dan akan menjadi media pertumbuhan mikrobiologi.
Pencegahan : dengan melakukan cleaning validation
Produksi suspensi : memastikan homogenitas harus bagus,
partikel tidak mengendap dan harus terdistribusi di setiap matrix
Contoh alur produksi sirup cairan
Ointment
Pembuatan ointment/salep :

Fase minyak di dalam tangki besar yang terdapat jacket vessel dan
heater/pemanas kemudian dimasukkan hot liquid atau cairan panah
=> didistribusikan ke fasa terlarut (divakum) => tangki kecil yang berisi
bahan fase air yang telah dilarutkan dengan air => disirkulasi, fase
minyak ikut tertarik dan bercampur dengan fase air => filling tubu
(IWK) => pengemasan dan pelabelan serta pengambilan sampling
untuk diuji oleh QC
Produksi sediaan steril
Kondisi steril :
- Metode aseptik
SAL (Sterility Assurance
Limit) = 9
- Biobarden
Kondisi alternatif jika bahan
aktif tidak dapat dilakukan
sterilisasi akhir. Contoh
sediaan paracetamol steril
yang disterilkan dengan
autoclaf pada suhu 110 C 30
menit atau 115 C 20 menit
- Sterilisasi akhir
SAL = 12
Kondisi terbaik untuk produk
steril, namun tidak banyak
bahan aktif yg tahan terhadap
pemanasan untuk sterilisasi
akhir. Sterilisasi dengan
autoclaf suhu 121 C 15 menit
Pengawasan selama proses (IPC)
IPC harus termuat dalam BPR (Batch Packing Record) dengan disetujui oleh QA.

Tujuan IPC :
- Untuk memastikan selama proses produksi berjalan setiap parameter yang ada di dalamnya
terkontrol dengan baik dan memenuhi spesifikasi kontrol yang ada di dalamnya
- Mengontrol atribut kuliatas yang diharapkan selama proses
- Untuk mengetahui apakah selama proses produk yang dihasilkan masih memenuhi spesifikasi
kualitas yang diharapkan di awal

IPC dilakukan dengan pengambilan samping persatuan waktu tertentu dan sejumlah tertentu
IPC dapat dilakukan oleh QC/operator produksi yang telah ditetapkan.
Jika sampling IPC yang telah diuji memenuhi standar maka QC akan menyetuji perelease dan
menyerahkan ke QA
Jenis produk yg tidak sesuai standart selama IPC :
- Critical : jika ada 1 produk yg termasuk critical maka stop produksi dan lakukan proses kontrol
mundur terhadap produk yang sudah dibuat
- Major : > 1 produk yang tidak lulus IPC
- Minor : > 1 produk yang tidak lulus IPC namun tidak terlalu berpengaruh terhadap pengguna, produk
masih bisa jalan
Penanganan produk yang ditolak dan atau
diolah
Eject : segala sesuatu yan g dikeluarkan oleh kembali
mesin karena gagal memenuhi spesifikasi oleh
mesin, eject belum tentu produk reject
Eject => rework => re-introduce atau dimasukkan ke dalam mesin jika persyaratan kondisi, jika
tidak persyaratan kondisi maka akan dimusnahkan
Produk reject termasuk ke dalam biaya poor goods, jika masih bisa di olah kembali maka produk
akan diolah kembali, namun jika sudah tidak memenuhi spesifikasi maka akan dimusnahkan

Karantina dan penyerahan produk jadi


Jika produk telah selesai dalam tahap produksi maka produk akan dikirim ke warehouse (gudang)
bersama dengan dokumennya =. Status produk karantina => kemudian status product
accapted/reject sesuai keputusan QC accept/reject => QA untuk pe-release-an produk.
Dokumen Produksi
Dokumen yang memuat list Dokumen yang memuat
material dan jumlah produk instruksi cara pembuatan
yang akan digunakan produk

Bill of Master of Batch Specific


Master Batch
Copies of Batch
Material formulae Packing Record
Packing Record
(BOM) (MF) (MBPR) (BPR)

Dokumen yang memuat Dolumen yang memuat nomor


formula produk, spesifikasi batch soesifik, dan akan
produk, peralatan yang digunakan untuk record
digunakan, dll packing process dari batch
Industri Farmasi adalah bisnis, dan bisnis tidak jauh dari
profitabilitas, sebagai apoteker sudah menjadi tugas dan
tanggung jawab kita untuk bisa menjamin terhadap
kesehatan pasien. Tapi ingat kita bekerja bukan pada
institusi penelitian, kita bukan bekerja pada lembaga
nirlaba, tapi kita bekerja pada industri (suatu bisnis yang
dimana tetap kita ujung-ujungnya bicara profitabilitas)
semoga kita dapat menyeimbangkannya.
- Pak Andre
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai