(RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, berdiskusi dan presentasi peserta
didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan komoditas perikanan
2. Menjelaskan tanda-tanda keruskanan komoditas hasil perikanan
3. Mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan komoditas hasil perikanan.
4. Menetapkan tanda-tanda dan penyebab kerusakan hasil perikanaan
D. Materi Pembelajaran
1. Faktor penyebab kerusakan komoditas perikanan
2. Tanda-tanda penyebab kerusakan komoditas perikanan
3. Jenis-jenis kerusakan komoditas hasil perikanan
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintik
Metode : diskusi, kajian literatur,
observasi,penugasan,
presentasi, tanya jawab dan praktik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
F. Media Pembelajaran
White Board
Bahan Ajar
G. Sumber Belajar
Buku Teks Dasar-dasar Penanganan Hasil Pertanian dan Perikanan
kurikulum 2013
Internet
Buku Teks Bahan Ajar Siswa
H. Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke- I (3 x 45 menit)
NO KEGIATAN KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA ALOKASI
WAKTU
1 Kegiatan Membuka pelajaran Menjawab salam dengan 15 menit
Pendahuluan dengan ramah dan santun.
menyampaikan salam.
Mempersilahkan Berdoa dengan khusuk.
ketua kelas untuk
menyiapkan teman-
temannya dan
memimpin doa
bersama sebelum
memulai pelajaran.
Merespon presensi dan
Mengecek kehadiran
mengkonfirmasi
siswa .
kehadiran dengan jujur.
Memperhatikan aspek
Menyampaikan topik
yang disampaikan oleh
dan tujuan
guru terkait kompetensi
pembelajaran.
yang harus diketahui.
Menjawab pertanyaan
Menyampaikan
guru.
appersepsi dengan
menanyakan kepada
siswa apakah kalian
pernah melihat dan
mengetahui
kerusakan-kerusakan
pada komoditas hasil
perikanan.
Termotivasi ingin
Memberi motivasi mengetahui dan
kepada siswa dengan menanyakan beberapa
menyampaikan hal berhubungan dengan
manfaat mengetahui manfaat mengetahui
kerusakan-kerusakan kerusakan-kerusakan
pada komoditas hasil pada komoditas hasil
perikanan perikanan
Melakukan
Melakukan diskusi
Pengumpulan data
mengenai kerusakan-
dengan menugaskan
kerusakan pada
siswa untuk
komoditas hasil
berdiskusi mencari
perikanan.
materi kerusakan-
kerusakan pada
komoditas hasil
perikanan
Melakukan tanya jawab
Membimbing siswa
dengan guru apabila
selama proses diskusi menghadapi kesulitan.
berlangsung.
Berdiskusi untuk
Melakukan merumuskan hasil
pengolahan data pencarian dan eksplorasi
dengan menugaskan serta merumuskan
siswa untuk masalah.
berdiskusi
merumuskan hasil
pencarian dan
eksplorasi mereka.
Membuat tabel
Melakukan rangkuman di buku
pembuktian dengan catatan.
menugaskan siswa
untuk rangkuman
dibuku catatan
mengenai kerusakan-
kerusakan pada
komoditas hasil
perikanan
Menugaskan siswa
untuk berdiskusi
sebelum
dipresentasikan. Mempresentasikan hasil
Menugaskan siswa rangkuman didepan
untuk membaca dan kelas dan melakukan
mempresentasikan di tanya jawab.
depan kelas.
Membuat kesimpulan.
Menarik kesimpulan
dengan membimbing
siswa untuk membuat
kesimpulan mengenai
kerusakan-kerusakan
pada komoditas hasil
perikanan
3 Kegiatan Memberikan soal tes Mengerjakan soal tes 20 menit
Penutup yang diberikan oleh
guru.
Melakukan praktek
Melakukan
penetapan dan
Pengumpulan data
pengamatan kerusakan-
dengan menugaskan
kerusakan pada
siswa untuk praktek
komoditas hasil
penetapan dan
perikanan
pengamatan
kerusakan-kerusakan
pada komoditas hasil
perikanan
Melakukan tanya jawab
Membimbing siswa
dengan guru apabila
selama proses praktek
menghadapi kesulitan.
berlangsung.
Melakukan
pengolahan data Berdiskusi untuk
dengan menugaskan merumuskan hasil
siswa untuk pengamatan dan
berdiskusi merumuskan masalah.
merumuskan hasil
praktek atau
pengamatan mereka.
Melakukan
pembuktian dengan Membuat tabel
menugaskan siswa pengamatan jenis-jenis
untuk membuat tabel kerusakan-kerusakan
pengamatan jenis- pada komoditas hasil
jenis kerusakan- perikanan
kerusakan pada
komoditas hasil
perikanan
Menugaskan siswa
untuk berdiskusi Melakukan diskusi
sebelum
dipresentasikan.
Menugaskan siswa
untuk Mempresentasikan hasil
mempresentasikan diskusi didepan kelas
didepan kelas. dan melakukan tanya
jawab.
Menarik kesimpulan
dengan membimbing Membuat kesimpulan.
siswa untuk membuat
kesimpulan mengenai
penetapan dan
pengamatan jenis-
jenis kerusakan-
kerusakan pada
komoditas hasil
perikanan
A. PENILAIAN
Penilaian hasil belajar siswa meliputi 3 aspek yaitu :
1. Aspek Kognitif (K) (teori/ulangan)
Penilaian pada aspek ini diperoleh dari teori diatas dengan perhitungan
nilai :
K = Skor yang dicapai siswa dengan skala 0 – 100
Keterangan :
91% - 100% = 10 41% - 50% =5
81% - 90% =9 31% - 40% =4
71% - 80% =8 21% - 30% =3
61% - 70% =7 11% - 20% =2
51% - 60% =6 1% - 10% =1
Siswa yang tidak pernah mengikuti KBM maka aspek Afektifnya diberi
nilai 0
Alat :
Bahan :
Pakailah jas lab, sarung tangan, masker (penutup hidung), sandal, lap kering/
serbet
Langkah Kerja :
1.2. Luka
Bahan pangan dapat mengalami luka yang diakibatkan tusukan atau sayatan
oleh benda tajam. Penggunaan pengait pada saat akan mengangkat ikan hasil
tangkapan dapat menyebabkan luka pada ikan. Apabila tidak segera ditangani dengan
benar, luka tersebut dapat menjadi jalan bagi mikroba pembusuk untuk memasuki
bagian tubuh ikan dan merombak komponen di dalamnya.
2. Kerusakan Kimiawi
2.1. Autolisis
Autolisis adalah proses perombakan sendiri, yaitu proses perombakan jaringan
oleh enzim yang berasal dari bahan pangan itu tersebut. Proses autolisis terjadi pada
saat bahan pangan memasuki fase post rigor mortis. Ikan yang mengalami autolisis
memiliki tekstur tubuh yang tidak elastis, sehingga apabila daging tubuhnya ditekan
dengan jari akan membutuhkan waktu relatif lama untuk kembali ke keadaan semula.
Bila proses autolisis sudah berlangsung lebih lanjut, maka daging yang ditekan tidak
pernah kembali ke posisi semula.
2.2. Oksidasi
Ikan termasuk salah satu bahan pangan yang banyak mengandung lemak,
terutama lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh adalah lemak yang mengandung
ikatan rangkap pada rantai utamanya. Lemak demikian bersifat tidak stabil dan
cenderung mudah bereaksi. Lemak pada ikan didominasi oleh lemak tidak jenuh
berantai panjang (Polyunsaturated fatty acid/ PUFA). Produk tanaman yang diketahui
mengandung lemak tinggi cukup banyak, seperti kelapa, kelapa sawit, bunga
matahari, wijen, jagung. Pada ternak, kandungan lemak dapat diketahui dari
banyaknya gajih pada daging. Selama penyimpanan, lemak tidak jenuh akan
mengalami proses oksidasi sehingga terbentuk senyawa peroksida. Peristiwa yang
sama dapat terjadi pada bahan pangan yang mengandung susu atau santan.
3. Kerusakan Biologis
Kerusakan biologis pada bahan pangan dapat disebabkan oleh aktivitas
mikroba patogen dan pembusuk, baik berupa bakteri, virus, jamur, kamir ataupun
protozoa. Kerusakan secara biologis terjadi secara alamiah yang biasa disebut
pembusukan.
3.1. Burst belly
Tubuh ikan mengandung banyak mikroba, terutama di bagian permukaan
kulit, insang, dan saluran pencernaan. Ikan yang tertangkap dalam keadaan perutnya
kenyang, maka disaluran pencernaan banyak mengandung enzim pencernaan. Enzim
tersebut merupakan gabungan dari enzim yang berasal dari bahan pangan atau
mikroba yang hidup disekelilingnya. Apabila tidak segera disiangi, enzim ini akan
mencerna dan merusak jaringan daging yang ada disekitarnya, terutama di bagian
dinding perut. Peristiwa pecahnya dinding perut ikan yang disebabkan aktivitas enzim
dikenal dengan sebutan burstbelly.
4. Senyawa Racun
4.1. Bahan pangan sudah beracun
Beberapa bahan pangan diketahui sudah mengandung racun secara alami,
sehingga bila dikonsumsi dapat menyebakan keracunan.
Keracunan Ciguatera
Keracunan ciguatera banyak dialami bila mengkonsumsi ikan karang.
Ikan ini beracun apabila mengkonsumsi makanan beracun dan menjadi tidak
beracun setelah beberapa saat tidak mengkonsumsi makanan tersebut. Jenis
racun yang dikandung oleh ikan karang tersebut antara lain brevetoksin,
dinofisis toksin, asam domoik, asam okadaik, pektonotoksin, aksitoksin, dan
yessotoksin.
Tetrodotoxin
Tetrodotoksin adalah racun yang dikandung oleh ikan dari keluarga
Tetraodontidae. Ikan ini diketahui mengandung racun di bagian gonad, hati,
usus, dankulitnya. Sedangkan bagian dagingnya tidak mengandung racun.
Jenis ikan yang dikenal mengandung tetrodotoksin ini adalah ikan buntal.
Tetradotoxin juga dapat diisolasi dari spesies lain seperti ikan parrot, kodok
dari genus Atelpus, oktopus, dan kepiting xanthid.
Keracunan Kerang
Keracunan kerang akan terjadi apabila mengkonsumsi kerang yang
mengandung senyawa racun. Kerang bersifat biofilter, sehingga kerang yang
hidup di perairan tercemar racun atau logam berat akan berpotensi sebagai
penyebab keracunan.
4.2. Bahan pangan menjadi beracun
Bahan pangan yang semula tidak beracun dan aman dikonsumsi dapat
berubah menjadi beracun karena alasan tertentu. Keracunan ikan tongkol yang sering
terjadi banyak disebabkan karena ikan tongkol yang semula segar berubah menjadi
beracun karena cara penanganan yang kurang baik. Daging berwarna merah pada
ikan tongkol segar mengandung banyak asam amino histidin.
Proses penurunan mutu yang dalami ikan tongkol akan merombak histidin
menjadi histamin. Senyawa histamin inilah yang dapat menyebabkan timbulnya rasa
gatal, keracunan, dan bahkan mengakibatkan kematian. Masakan bersantan yang
disajikan dalam keadaan panas cukup aman dikonsumsi. Namun bila masakan
tersebut yang sudah dipanaskan dibiarkan dalam keadaan tertutup, maka santan akan
segera berubah menjadi senyawa beracun yang mematikan.
Berubahnya bahan pangan yang semula aman dikonsumsi menjadi berbahaya
bila dikonsumsi dapat dipengaruhi oleh: (1) pemanasan yang kurang sempurna
sehingga memungkinkan mikroba merugikan tumbuh dan melaksanakan aktivitasnya;
(2) proses pendinginan yang kurang sempurna juga dapat memicu aktivitas mikroba
merugikan. Proses pendinginan bahan pangan yang sudah dimasak tidak boleh lebih
dari 4 jam. Hindari pula mempertahankan bahan pangan pada suhu dangerzone; (3)
infeksi pekerja jugadapat memicu perkembang-anmikroba merugikan; dan (4)
kontaminasi silang yang terjadi antara bahan pangan dengan bahan mentah yang
merupakan sumber mikroba.