Anda di halaman 1dari 79

PENGUJIAN MUTU BEBERAPA SEDIAAN PARASETAMOL

DROPS YANG BEREDAR DI SALAH SATU INSTALASI


FARMASI RUMAH SAKIT DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH:
RIDHA ANNISA
NIM 141501051

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


PENGUJIAN MUTU BEBERAPA SEDIAAN PARASETAMOL
DROPS YANG BEREDAR DI SALAH SATU INSTALASI
FARMASI RUMAH SAKIT DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:
RIDHA ANNISA
NIM 141501051

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Puji dan syukur kehadiratan Allah yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmat, karunia dan ridhoNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengujian Mutu Beberapa Sediaan

Parasetamol Drops yang Beredar di Salah Satu Instalasi Farmasi Rumah Sakit di

Kota Medan”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Salah satu parameter mutu sediaan drops adalah penentuan pH, bobot

jenis, viskositas, studi rhelogi dan penetapan kadar. Tujuan penelitian ini adalah

untuk memberikan informasi mutu kepada masyarakat apakah sediaan drops

parasetamol yang beredar di salah satu instalasi farmasi rumah sakit di Kota

Medan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia atau tidak. Hasil penelitian

dengan parameter uji pH, bobot jenis dan penetapan yang dilakukan memenuhi

persyaratan Farmakope Indonesia dan evaluasi studi rheologi menghasilkan aliran

pseudoplastis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Agusmal

Dalimunthe, M.S., Apt., selaku pembimbing yang telah memberikan panduan dan

kepercayaan penuh kepada penulis untuk menyempurnakan kajian ini. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Wiryanto, M.S.,

Apt., selaku ketua penguji dan Ibu Sri Yuliasmi, M.Si., Apt., selaku anggota

penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk

penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Prof. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

iii
Universitas Sumatera Utara
Utara yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di

Fakultas Farmasi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis

yang terspesial, Ayahanda Sumantri dan Ibunda Khairiah Lubis yang telah

memberikan banyak bantuan baik materi, moral maupun spiritual, beserta abang

penulis Heri Muda Setiawan, S.Hut., dan Firman Adi Putra, kakak penulis Rizky

Iskandar, S.E., dan adik penulis Aidil Nurul Ichwan serta keluarga besar penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman stambuk

2014 yang tidak disebutkan satu persatu namanya, terkhusus Elsya, Fitrah, dan

Sherly yang selalu memberikan semangat selama jurusan Farmasi USU, serta

Erwin Harahap, Nur Hasnah Parinduri, S.P, Husna Syukrika S.Pi, dan Ismi

Hamzah Harahap yang juga selalu bisa menjadi rekan diskusi, bercanda serta

menjadi rekan yang selalu mengingatkan penulis ketika rasa malas datang dalam

proses pengerjaan Skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2018


Penulis

Ridha Annisa
NIM 141501051

iv
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama : Ridha Annisa
Nomor Induk Mahasiswa : 141501051
Program Studi : S-1 Reguler Farmasi
Judul Skripsi : Pengujian Mutu Beberapa Sediaan Parasetamol
Drops yan Beredar di Salah Satu Instalasi Farmasi
Rumah Sakit di Kota Medan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli karya saya
sendiri dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui skripsi saya
tersebut terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi
sanksi apapun oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara. Saya tidak menuntun pihak manapun atas perbuatan saya
tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dan dalam keadaan sehat.

Medan, Desember 2018

Ridha Annisa
NIM 141501051

v
Universitas Sumatera Utara
PENGUJIAN MUTU BEBERAPA SEDIAAN PARASETAMOL DROPS
YANG BEREDAR DI SALAH SATU INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT DI KOTA MEDAN

ABSTRAK

Latar Belakang: Teknologi farmasi sejak dulu sudah berkembang pesat sehingga
dengan adanya perkembangan tersebut industri farmasi akan lebih mudah dalam
memproduksi obat-obat dengan kualitas yang baik, khususnya dalam hal
kestabilan obat. Stabilitas obat penting untuk diperhatikan karena akan berdampak
pada efektifitas, keamanan dan mutu obat. Uji mutu adalah pengujian
laboratorium yang dilakukan untuk membuktikan mutu obat selalu konsisten
memenuhi standar dan persyaratan.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu bentuk sediaan
drops yang mengandung parasetamol yang beredar di apotek kota Medan.
Metode: Pengujian mutu drops ini diambil empat merek drops parasetamol dari
salah satu instalasi farmasi rumah di kota Medan. Empat merek drops parasetamol
tersebut yaitu Parasetamol 15 mL/botol (Generik), Fasidol 15 mL/botol (Ifars),
Grafadon (Graha farma), Sanmol 15 mL/botol (Sanbe Farma). Pengujian mutu
dilakukan berdasarkan parameter mutu drops meliputi uji pH dengan alat pH
meter, uji bobott jenis dengan alat piknometer, uji viskositas dengan alat
viskometer, studi rheologi dan penetapan kadar dilakukan secara spektrofotometri.
Hasil: Hasil uji menunjukkan bahwa hasil uji pH berkisar antara 5,1 s/d 6,1, uji
bobot jenis diperoleh berkisar antara 1,22 g/ mL s/d 1,23 g/ mL, uji viskositas 50
cp s/d 125 cp dan pada penetapan kadar yang diperoleh berkisar antara 100,412 %
s/d 109,948 % dan studi rheologi menunjukkan aliran pseudoplastis.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk
sediaan drops yang mengandung parasetamol yang beredar di instalasi farmasi
rumah sakit di kota Medan yang diuji berdasarkan uji penetapan kadar memenuhi
persyaratan yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %, uji pH
memenuhi persaratan yaitu antara 3,6-6,1 dan uji bobot jenis memenuhi
persyaratan yaitu antara1,21-1,23 g/mL (Badan POM, 2014). Dan parameter
lainnya yaitu uji viskositas dan studi rheologi yang menghasilkan aliran
pseudoplastis.

Kata Kunci: pengujian mutu, parasetamol drops, instalasi farmasi rumah sakit
kota medan

vi
Universitas Sumatera Utara
TESTING OF SOME QUALITY OF DROPS PARACETAMOL
INVOLVED IN ONE HOSPITAL PHARMACEUTICAL INSTALLATION
IN MEDAN CITY

ABSTRACT

Background: Pharmaceutical technology has developed rapidly so that with the


development of the pharmaceutical industry, it will be easier to produce good
quality drugs, especially in terms of drug stability. The stability of the drug is
important to note because it will have an impact on the effectiveness, safety and
quality of the drug. Quality testing is laboratory testing conducted to prove the
quality of the drug is always consistent with the standards and requirements.
Objective: The purpose of this study was to determine the quality of drop dosage
forms containing paracetamol circulating in the pharmacy in Medan.
Method: Four drops of paracetamol were taken from one of the home pharmacy
installations in the city of Medan. Four brands of paracetamol drops were
Paracetamol 15 mL / bottle (Generic), 15 mL Fasidol / bottle (Ifars), Grafadon
(Graha farma), Sanmol 15 mL / bottle (Sanbe Farma). Quality testing was carried
out based on the quality parameters of drops including pH test with a pH meter,
specific gravity test with a picnometer, viscosity with a viscometer, rheological
study and drug content determination carried out by spectrophotometry.
Results: The test results showed that the pH test results ranged from 5.1 to 6.1,
the density test obtained ranged from 1.21 g / mL to 1.23 g / mL, the viscosity test
was 50 cp until 125 cp and the determination of the levels obtained ranged from
100.412% to 109.948% and rheological studies showed pseudoplastic flow.
Conclusion: Based on the results of the study it can be concluded that the dosage
forms of drops containing paracetamol circulating in hospital pharmacy
installations in the city of Medan were tested based on the assay that met the
requirements, not less than 90.0% and no more than 110.0%, test pH meets the
requirements, which are between 3.6-6.1 and the density test meets the
requirements, which are between 1.21-1.23 g / mL (Badan POM, 2014). And
other parameters are viscosity tests and rheological studies that produce
pseudoplastic flow.

Keywords: quality testing, paracetamol drops, hospital pharmacy installation,


medan city

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................v
ABSTRAK ..............................................................................................................vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ........xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Hipotesa .......................................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
1.6 Kerangka Pikir Penelitian ................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Instalasi Farmasi Rumah Sakit .......................................................................... 5
2.2 Uraian Umum ....................................................................................................6
2.3.1 Sifat Fisika dan Kimia Parasetamol ...............................................................6
2.3 Farmakologi ......................................................................................................7
2.4 Spektrofotometri Ultraviolet .............................................................................8
2.5 Pengertian Drops ..............................................................................................10
2.5.1 Macam-Macam Drops ...................................................................................10
2.6 Sediaan Larutan Oral .......................................................................................11
2.6.1 Pengertian Larutan .......................................................................................11
2.6.2 Jenis-Jenis Larutan .......................................................................................11
2.6.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan ................................................12
2.7 Evaluasi Sediaan Drops ...................................................................................12
2.7.1 Uji Viskositas ................................................................................................12
2.7.2 Studi Rheologi ...............................................................................................13
2.7.3 Uji pH ............................................................................................................15
2.7.4 Uji Bobot Jenis ..............................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................16
3.1 Alat dan Bahan ...............................................................................................16
3.1.1 Alat-alat .........................................................................................................16
3.1.2 Bahan-bahan .................................................................................................16
3.2 Pembuatan Pereaksi ........................................................................................16
3.2.1 Air Bebas Karbondioksida ...........................................................................16
3.2.2 Pembuatan NaOH 0,1 N ...............................................................................16
3.3 Prosedur Penelitian...........................................................................................17
3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Pembanding ..............................................17
3.3.2 Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ...................................17
3.3.3 Pembuatan dan Penentuan Liniearitas Kurva Kalibrasi ...............................17
3.3.4 Penetapan kadar Parasetamol dalam Sediaan Drops ....................................18

viii
Universitas Sumatera Utara
3.3.5 Parameter Evaluasi .......................................................................................18
3.3.5.1 Uji Viskositas ............................................................................................18
3.3.5.2 Uji pH ............ ............................................................................................18
3.3.5.3 Uji Berat Jenis ...........................................................................................19
3.3.9 Studi Rheologi Sediaan ................................................................................19
3.3.7 Analisis Data Secara Statistik ......................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................21
4.1 Hasil ........ ............ ............................................................................................21
4.1.1 Hasil Uji pH Drops Parasetamol ..................................................................21
4.1.2 Hasil Berat Jenis Drops Parasetamol ...........................................................21
4.1.3 Hasil Uji Viskositas Drops Parasetamol ......................................................22
4.1.4 Hasil Uji Rheologi Drops Parasetamol ........................................................23
4.1.5 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum dan
Linieritas Kurva Kalibrasi ......... ............................................................................24
4.1.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Sampel Sediaan ......................25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................26
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................26
5.2 Saran ...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................27
LAMPIRAN ...........................................................................................................29

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

4.1 Hasil Uji pH Drops Parasetamol .....................................................................21


4.2 Hasil Uji Bobot Jenis Drops Parasetamol .......................................................21
4.3 Hasil Uji Viskositas Drops Parasetamol ........................................................\22
4.4 Kadar Rata-rata Parasetamol pada Sediaan Drops ...........................................25

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

4.1 Grafik Hasil Uji Rheologi ...............................................................................23

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

1. Sertifikat Baku Pembanding ...........................................................................29


2. Daftar Spesifikasi Sampel ..............................................................................30
3. Kurva Panjang Gelombang ............................................................................31
4. Kurva Kalibrasi ... ...........................................................................................32
5. Data Kalibrasi dan Perhitungan Persamaan Regresi Parasetamol Drpos ......33
6. Pehitungan Kadar Sampel .............................................................................35
7. Perhitungan Statistik Kadar Parasetamol Drops ............................................53
8. Perhitungan Statistik Kadar Fasidol® Drops ......................................... ........55
9. Perhitungan Statistik Kadar Grafadon® Drops ..................................... ........57
10. Perhitungan Statistik Kadar Sanmol® Drops ........................................ ........59
11. Perhitungan Viskositas Sampel ......................................................................61
12. Perhitungan Bobot Jenis..................................................................................62
13. Tabel Hasil Uji Rheologi Sampel ...................................................................63
14. Gambar Sampel ...............................................................................................65
15. Gambar Alat ....................................................................................................66

xii
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi farmasi sejak dulu sudah berkembang pesat sehingga dengan

adanya perkembangan tersebut industri farmasi akan lebih mudah dalam

memproduksi obat-obat dengan kualitas yang baik, khususnya dalam hal

kestabilan obat. Stabilitas obat penting untuk diperhatikan karena akan berdampak

pada efektifitas, keamanan dan mutu obat (Deviarny, 2012).

Stabilitas fisika adalah mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu

produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan). Contoh dari perubahan

fisika antara lain migrasi (perubahan) warna, perubahan rasa, perubahan bau,

perubahan tekstur atau penampilan. Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi:

pemeriksaan organoleptis, homogenitas, pH, bobot jenis (Vadas, 2000).

Uji mutu adalah pengujian laboratorium yang dilakukan untuk

membuktikan mutu obat selalu konsisten memenuhi standar dan persyaratan

(Permenkes RI, 2016).

Pada penelitian ini peneliti melakukan survei pendahuluan ke beberapa

Apotek Rumah Sakit di kota Medan untuk mengetahui obat demam apa yang

sering digunakan pada anak-anak khususnya anak bayi yanag berusia 0 bulan

sampai 1 tahun dan yang sering digunakan adalah sediaan drops yang

mengandung parasetamol. Jumah merek drops parasetamol yang beredar di

pasaran ada 9 yaitu Parasetamol generik dan merek lainnya yaitu Fasidol®,

Sanmol®, Grafadon®, Ottopan®, Naprex®, Panadol®, Praxion®, Tempra®. Merek

1
Universitas Sumatera Utara
obat yang dijadikan sampel adalah Parasetamol generik, Fasidol®, Sanmol® dan

Grafadon®. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada

masyarakat bahwa efek dari obat generik dan yang bermerek memiliki efek yang

sama.

Demam merupakan salah satu keluhan utama tersering yang disampaikan

pasien pada saat berobat ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan. Demam

atau pireksia didefinisikan bila suhu tubuh lebih dari normal sebagai akibat

peningkatan pusat pengaturan suhu dihipotalamus yang dipengaruhi oleh

Interleukin 1 (Soedarmo, 2002). Demam disebabkan karena substansi pirogen

yang berhasil memasuki sirkulasi, baik sistemik maupun lokal, serta akibat respon

terhadap stimulan awal yang biasanya timbul karena infeksi atau inflamasi

(Harrison, 1999). Untuk mengurangi atau menurunkan demam dapat digunakan

obat antipiretik. Obat antipiretik yang biasa digunakan adalah parasetamol

(Heirmayani, 2007).

Parasetamol merupakan salah satu obat golongan analgetik-antipiretik

yang digunakan sangat luas di kalangan masyarakat Indonesia, selain harganya

yang cukup terjangkau juga memiliki aktifitas yang mampu menekan sistem saraf

pusat secara selektif dan relatif aman dengan dosis terapi. Parasetamol adalah

paraaminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah digunakan sejak

tahun 1893 (Wilmana, 1995). Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja

analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak

menyebabkan iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993). Hal ini

disebabkan parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid

sedangkan pada tempat inflamasi terdapat peroksid yang melepaskan peroksid

2
Universitas Sumatera Utara
sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna unuk nyeri

ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan

keadaan lain (Katzung, 1992).

Oral drops adalah larutan, emulsi, atau suspensi yang dibuat dalam jumlah

kecil atau volume kecil, dan drops menggunakan bahan-bahan yang sesuai

(British Pharmacopoeia, 2002). Larutan Oral Parasetamol mengandung

Parasetamol, C8H9NO2 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0 % dari

jumlah yang terera pada etiket (Badan POM, 2014).

Parasetamol dapat ditentukan kadarnya dengan metode nitrimetri,

spektrofotometri (baik UV maupun dengan cara spektrofotometri visibel) dan

kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) (Sudjadi dan Rohman, 2008). Secara

spektrofotometri ultraviolet dalam suasana basa dengan panjang gelombang 257

nm dan suasana asam pada panjang gelombang 245 nm. (Moffat, 1986).

Metode spektrofotometri ultraviolet memiliki banyak keuntungan antara

lain dapat digunakan untuk analisis zat dalam jumlah kecil, pengerjaan mudah,

sederhana, cukup sensitif, selektif, biayanya murah dan mempunyai kepekaan

analisis yang cukup tinggi (Munson,1984).

1.2 Perumusan Masalah

Apakah sediaan drops Parasetamol yang beredar di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Kota Medan memenuhi persyaratan mutu menurut Farmakope

Indonesia.

3
Universitas Sumatera Utara
1.3 Hipotesa

Sediaan drops Parasetamol yang beredar di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Kota Medan memenuhi persyaratan mutu menurut Farmakope Indonesia.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah sediaan drops Parasetamol yang beredar di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kota Medan memenuhi persyaratan mutu

Farmakope Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi kepada

masyarakat dan instansi terkait, terutama bagi pelayanan kesehatan mengenai

mutu sediaan drops Parasetamol yang beredar di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Kota Medan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia.

1.6 Kerangka pikir Penelitian

Variabel bebas Variebal terikat

pH Pengujian mutu obat

Viskositas drops yang

Berat jenis mengandung


Studi rheologi parasetamol
Penetapan kadar

4
Universitas Sumatera Utara
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes RI, 2016).

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan

sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan

kefarmasian (Permenkes RI, 2016).

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud

mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien

(Permenkes RI, 2016).

Instalasi farmasi merupakan suatu unit yang memberi pendapatan yang

cukup berarti untuk sebuah rumah sakit serta adanya tuntutan pasien dan

masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan

pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient

oriented) dengan filosofi pharmaceutical care (pelayanan kefarmasian) maka

pelayanan kesehatan di rumah sakit harus selalu berbenah diri dalm meningkatkan

mutu layanan kesehatan, salah satu hal yang menjadi indikator dalam menilai

mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit menurut dimensi pasien adalah waktu

tunggu pelayanan resep di instalasi farmasi (Rakhmisari, 2006).

5
Universitas Sumatera Utara
2.2 Uraian Umum

2.2.1 Sifat Fisika dan Kimia Parasetamol

Sinonim : Paracetamolum

Asetaminofen.

Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida.

Rumus molekul : C8H9NO2

Rumus bangun : HO NHCOCH3

Kandungan : tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari

110,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang

telah dikeringkan.

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sediki

pahit.

Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium

hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus

cahaya

(Ditjen POM., 1995).

2.3 Farmakologi

Parasetamol merupakan obat yang bersifat analgesik (penahan rasa sakit/

nyeri) dan antipiretik (penurun panas/demam) adalah obat yang paling banyak

dikonsumsi oleh masyarakat, karena obat ini dapat berkhasiat untuk

menyembuhkan demam, sakit kepala dan rasa nyeri. Umumnya obat yang bersifat

analgetik dan antipiretik ini mengandung zat aktif yang disebut asetaminofen atau

6
Universitas Sumatera Utara
lebih dikenal dengan nama parasetamol. Obat ini beredar di masyarakat dalam

berbagai macam sediaan tablet, kaplet, kapsul, sirup, dan serbuk (Rachdiati,

2008).

Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik

ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Asetaminofen di Indonesia lebih dikenal

dengan nama parasetamol, dan tersedia sebagai obat bebas (Wilmana, 1995).

Parasetamol (asetaminofen) merupakan golongan para aminofenol

bersama dengan fenasetin. Efek samping golongan ini serupa dengan salisilat

yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat

menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral.

Efek samping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar

atau jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati (Dermawan, 2015).

Efek analgetik Parasetamol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri

ringan sampai sedang. Paracetamol menghilangkan nyeri, baik secara sentral

maupun secara perifer. Secara sentral diduga Paracetamol bekerja pada

hipotalamus sedangkan secara perifer, menghambat pembentukan prostaglandin di

tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang

mekanik atau kimiawi. Efek antipiretik dapat menurunkan suhu demam. Pada

keadaan demam, diduga termostat di hipotalamus terganggu sehingga suhu badan

lebih tinggi (Dermawan, 2015).

Parasetamol bekerja dengan mengembalikan fungsi termostat ke keadaan

normal. Pembentukan panas tidak dihambat tetapi hilangnya panas dipermudah

dengan bertambahnya aliran darah ke perifer dan pengeluaran keringat. Efek

7
Universitas Sumatera Utara
penurunan suhu demam diduga terjadi karena penghambatan terbentuknya

prostaglandin (Stinger, 2009).

2.4 Spektrofotometri Ultraviolet

Teknik spektroskopis adalah suatu teknik analisis fisika kimia yang

mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan rasdiasi elektromagnetik.

Pada prinsipnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan molekul akan

menghasilkan satu atau dua dari tiga kejadian yang mungkin terjadi. Ketiga

macam kejadian yang mu gkin terjadi adalah hamburan (scattering), absorpsi

(absorption), dan emisi (emision) radiasi elektromagnetik oleh atom atau molekul

yang diamati (Mulja dan Suharman, 1997).

Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.

Spektrometer berfungsi untuk menghasilkan sinar dengan panjang gelombang

tertentu dan fotometer berfungsi sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang

diabsorbsi (Khopkar,1990). Keuntungan utama metode spektrofotometri yaitu

dapat menetapkan kadar suatu zat yang sangat kecil (Vogel,1994).

Spektrofotometri Ultraviolet adalah pengukuran panjang gelombang dan

intensitas sinar ultraviolet yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet memiliki

energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat

energi yang lebih tinggi. Spektroskopi ultraviolet biasanya digunakan untuk

senyawa di dalam larutan. Spektrum ultraviolet mempunyai pita yang lebar dan

hanya sedikit informasi tentang struktur yang biasa didapatkan dari spektrum ini.

Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.

Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur serapan

8
Universitas Sumatera Utara
pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer

(Dachriyanus,2004).

Menurut hukum Lambert, serapan (A) berbanding lurus dengan ketebalan

lapisan (b) yang disinari :

A= k. b

Dengan bertambahnya ketebalan lapisan, serapan akan bertambah.

Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya monokromatis dan

larutan yang sangat encer, serapan (A) dan konsentrasi (c) adalah proporsional:

A= k. c

Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan

bertambah, sehingga serapan juga bertambah.

Kedua persamaan ini digabungkan dalam hukum Lambert-Beer, maka diperoleh

bahwa serapan berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan lapisan:

A= k . c. b

Nilai tetapan (K ) dalam hukum Lambert-Beer tergantung pada sistem

konsentrasi mana yang digunakan. Bila c dalam gram perliter, tetapan tersebut

disebut dengan absorptivitas (a) dan bila dalam mol per liter tetapan tersebut

adalah absorbtivitas molar (∈ ) (Day and Underwood,1999).

Parasetamol secara struktur diketahui mempunyai gugus kromofor dan

gugus auksokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi pada

daerah ultraviolet. Parasetamol mempunyai spektrum ultraviolet dalam suasana

asam pada panjang gelombang 245 nm ( 668 a) dan dalam suasana basa pada

panjang gelombang 257 nm ( 715 a) (Moffat, 1986).

9
Universitas Sumatera Utara
2.5 Pengertian Drops (Guttae)

Drops atau guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi

dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan

menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan penetes

baku (Ditjen POM, 1979).

2.5.1 Macam-Macam Drops (Guttae)

a. Guttae Ophthalmicae (obat tetes mata): sediaan steril, berupa larutan jernih

atau suspensi, bebas partikel asing, digunakan untuk mata dengan cara

meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola

mata.

b. Solutio otic/guttae auriculares (obat tetes telinga): larutan yang mengandung

atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispensi, untuk penggunaan telinga

luar. Biasanya mengandung antibiotik, sulfonamida, anestetik lokal, peroksida

(H2O2), fungisida, asam borat, NaCl, gliserin, dan propilen glikol.

c. Guttae nasales/Nose drops (obat tetes hidung): obat tetes yang digunakan untuk

hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hdung, dapat

mengandung zat pensuspensi, pemdapar, dan pengawet.

d. Nebula/Inhalationes/Nose spray (obat semprot hidung): sediaan yang

dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut, atau disemprotkan (nose spray)

dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan.

e. Guttae oris (obat tetes mulut): obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan

cara mengencerkan lebih dahulu dengan sir untuk dikumur-kumurkan, tidak

untuk ditelan (Syamsuni, 2006).

10
Universitas Sumatera Utara
2.6 Sediaan Larutan Oral

2.6.1 Pengertian Larutan

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atu lebih zat kimia

yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau

campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam laurtan

terdispesi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaaan,

umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang

baik jika larutan diencerkan atau dicampurkan (Ditjen POM, 1995).

Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,

mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis

atau pewarna yang larut dalam ir atau campuran kosolven-air. Larutan oral dapat

diformulaasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada pasien atau dalam

bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dulu sebelum diberikan (Ditjen

POM, 1995).

2.6.2 Jenis-Jenis Larutan

Larutan dapat dibedakan menjadi beberapa sifat, yaitu sebagai berikut

(Keenan, 1996):

1. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut

relatif terhadap jumlah zat pelarut.

2. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat

terlarut.

3. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut

atau sudah terjadi pengendapan.

11
Universitas Sumatera Utara
4. Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat

terlarut atau belum terjadi atau terbentuk endapan.

5. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan.

2.6.3 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan

Menurut (Syamsuni, 2006), keuntungan dari sediaan larutan antara lain:

1. Merupakan campuran homogen

2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan

3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit

diencerkan

4. Kerja awal obat lebih cepat, karena obat cepat di absorbsi

5. Mudah diberi pemanis, pengaroma, pewarna

6. Untuk pemakaian luar mudah digunakan.

Kerugian dari sediaan larutan ntara lain:

1. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan

2. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.

2.7 Evaluasi Sediaan Drops

2.7.1 Uji Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

mengalir; makin tinggi viskositas makin tingggi tahanannya (Martin, 1993).

Viskositas biasanya diterima sebagai “kekentalan” atau penolakan

terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada

aliran dapat dipikir sebagai cara untuk mengukur gesekan fluid. Prinsip dasar

12
Universitas Sumatera Utara
penerapan viskositas digunakan dalama sifat alir zat cair atau rheologi (Moechtar,

1990).

2.7.2 Studi Rheologi

Rheologi berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu).

Rheologi penting dalam farmasi dan penerapannya adalah dalam formulasi dan

analisi dari produk farmasi, seperti: emulsi, suspensi, pasta, suppositoria, dan

penyalutan tablet (Martin, 1993).

Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukannya ke

dalam wadah, dan pemindahannya sebelum digunakan, apakah dicapai dengan

penuangan dari botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari suatu jarum

suntik. Rheologi dari suatu produk tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi

dari bentuk cair ke semisolid sampai ke padatan dapat mempengaruhi penerimiaan

bagi pasien, stabilitas fisika, dan bakan bioavaibilitas. Jadi viskositas telah

terbukti mempengaruhi laju absorbsi obat dari saluran cerna (Martin, 1993).

Reogram rheologi terbagi dua kurva yang berbeda. Satu kurva

menunukkan peningkatan laju geser (kurva menaik). Sedangkan, kurva lainnya

menggambarkan perlambatan laju geser (kurva menurun). Kedua kurva ini

didapatkan dengan melakukan pengukuran dari laju geser nol ke maksimum dan

kembali lagi ke laju geser nol (Triantafillopoulos, 1998).

Berdasarkan hukum Newton tentang sifat alir cairan, maka tipe aliran

dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Newtonian

Cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas.

2. Non Newtonian

13
Universitas Sumatera Utara
Aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan biasanya memiliki

ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai struktur tambahan, misalnya

koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan Newton sehingga diperlukan

tambahan gaya atau jika perlu memecah strukturnya (Wiroatmojo, 1988).

Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap, tidak

dipengaruhi oleh kecepatan geser. Sehingga untuk menentukan viskositas cairan

Newton dapat ditentukan hanya menggunakan satu titik rate og shear saja. Cairan

non Newton ini dibagi ke dalam ke dalam dua kelompok, yaitu:

1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu, diantaranya:

a. Aliran plastis

b. Aliran pseudoplastis

c. Aliran dilatan

2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu, diantaranya:

a. Aliran thisotropik

b. Aliran antihitksotropik

c. Aliran rhepeksi (Wiroatmojo, 1988).

Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:

a. Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak

dipengaruhi oleh tekanan.

b. Temperatur

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik

dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya

memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi

14
Universitas Sumatera Utara
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan

kenaikan temperatur.

c. Kehadiran zat lain

Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air.

Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan

viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu

alirnya semakin cepat.

d. Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran

alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta

laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.

e. Berat molekul

Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.

f. Kekuatan antar molekul

Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen (Bird, 1987).

2.7.3 Uji pH

Pengujian PH merupakan salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan fisika dan

kimia dalam memprediksi kestabilan suatu sediaan. Pengujian PH dilakukan

untuk menentukan stabilitas bahan aktif dalam susunan asam maupun basa

(Voight, 1984).

2.7.4 Uji Bobot Jenis

Kecuali dinyatakan lain, bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat pada

suhu 25 derajat C dengan bobot air pada volume dan suhu yang sama (Ditjen

POM, 1979).

15
Universitas Sumatera Utara
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Fisik dan

Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada tahun 2018.

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Neraca listrik (DjSeries),

Spektrofotometer Ultra Violet (Shimadzu), pH meter (Hanna), penunjuk waktu

(stopwatch), Viskometer Brookfield dan alat- alat gelas laboratorium.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest dan NaOH 0,1

N. Sampelnya adalah drops Parasetamol generik Indo Farma, Fasidol® (Ifars),

Sanmol® (Sanbe Farma), Grafadon® (Graha Farma).

3.2 Pembuatan Pereaksi

3.2.1. Air bebas Karbondioksida

Air suling yang telah dididihkan selama 5 menit atau lebih dan didiamkan

sampai dingin dan tidak boleh menyerap karbon dioksida dari udara (Ditjen POM,

1995).

3.2.2 Pembuatan NaOH 0,1 N

Dilarutkan 4,0 gram NaOH dalam akuades bebas CO2 hingga 1000 mL

(Ditjen POM, 1995).

16
Universitas Sumatera Utara
3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Pembanding

Ditimbang seksama 50 mg baku pembanding parasetamol, dimasukkan ke dalam

labu tentukur 50 mL. Ditambahkan NaOH 0,1 N, dihomogenkan hingga larut, lalu

dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, sehingga diperoleh larutan

dengan konsentrasi 1000 mcg/mL, larutan ini disebut Larutan Induk Baku I (LIB

I). Dari larutan ini dipipet 5 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL,

diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, lalu dikocok sampai homogen

sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 mcg/mL (LIB II).

3.3.2 Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Dipipet 3 mL Larutan Induk Baku II, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL,

dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lau dihomogenkan sehingga

diperoleh larutan dengan konsentrasi 6,0 mcg/mL, kemudian diukur serapan pada

rentang panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.3 Pembuatan dan Penentuan Liniearitas Kurva kalibrasi

Dipipet Larutan Induk Baku II berturut-turut 1,5 mL; 2 mL; 2,5 mL; 3,5 mL; 4

mL, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL,

dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda lalu dikocok sampai homogen

sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 3,0 mcg/mL; 5 mcg/mL; 5,5

mcg/mL; 7 mcg/mL; 8 mcg/mL. Diukur serapannya pada panjang gelombang

maksimum yang diperoleh, sebagai blanko digunkan NaOH 0,1 N, kemudian

dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasi.

17
Universitas Sumatera Utara
3.3.4 Penetapan Kadar Parasetamol dalam Sediaan Obat Drops

Diukur (dipipet) sampel sediaan obat tetes 1 mL (setara dengan 100 mg

parasetamol), yang sebelumnya telah dikocok homogen dimasukkan ke dalam

labu tentukur 100 mL, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu

dikocok sampai homogen. Kemudian disaring, 5 mL filtrat pertama dibuang

dalam filtrat selanjutnya ditampung. Selanjutnya dipipet 0,6 mL, dimasukkan ke

dalam labu tentukur 100 mL, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda,

lalu dikocok sampai homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang

maksimum yang diperoleh.

3.3.5 Parameter Evaluasi

3.3.5.1 Uji Viskositas

Pengujian menggunakan Viskometer Brokfield. Viskometer diletakkan ditempat

yang datar kemudian diatur bulatan pada waterpass. Dipasang spindel nomor 61

dan speed 12 (faktor koreksi = 5). Masukkan sampel ke dalam gelas beker

sebanyak 200 ml. Celupkan spindel ke dalam sampel sampai batas pencelupan.

Jalankan viskometer kemudian baca skala yang ditunjukkan oleh jarum.

Viskositas sampel didapat dengan mengalikan skala yang terbaca dengan faktor

koreksi.

3.3.5.2 Uji pH

Pengujian pH menggunakan pH meter Hanna. Sebelum digunakan pH meter

terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan netral (pH = 7,01) kemudian dikalibrasi

lagi dengan buffer asam (pH = 4,01). Sampel dimasukkan ke dalam gelas beker

100 ml sebanyak 50 ml. Celupkan pH meter ke dalam sampel, biarkan hingga pH

yang ditunjukkan pada layar stabil. Dicatat pH yang tertera pada layar.

18
Universitas Sumatera Utara
3.3.5.3 Uji Bobot Jenis

Menggunakan alat piknometer. Timbang piknometer kosong dengan

menggunakan neraca analitik sebanyak 3 kali. Ambil sampel yang telah

diletakkan didalan beaker glass dengan menggunakan pipet volume sebanyak 10

ml sampel ke dalam piknometer. Ditimbang piknometer berisi sampel sebanyak 3

kali. Berat jenis sampel didapat dengan membagikan selisih dari piknometer berisi

sampel dan piknometer yang kosong dengan volume sampel yang diambil.

3.3.6 Studi Rheologi Sediaan

Pengujian daya alir atau rheologi dilakukan dengan menggunkan

viskometer Thomas Stromer. Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan

dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas maka semakin besar

tahanannya (Shinko, 2014).

Pengujian dilakukan dengan meletakkan viskometer pada meja datar

sehinnga alat penggerak dapat jatuh tanpa gangguan dan dipasang rotor tipe

baling-baling. Viskometer sebelumnya dikalibrasi dengan menggunakan aquadest.

Pengujian dilakukan dengan meletakkan sediaan yag akan diuji pada meja

pengukuran dan meja pengukuran dinaikkan sampai rotor terendam ditengah-

tengah sampel. Dengan stopwatch, lepaskan ren dan ukur waktu yang diperlukan

untuk 50 putaran rotor seperti yang ditunjukkan pada penghitung putaran. Dari

hasil yang diperoleh maka dapatlah digambar grafik untuk menentukan tipe aliran

sediaan.

19
Universitas Sumatera Utara
3.3.7 Analisis Data Secara Statistik

Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus dibawah

̅

Keterangan: t = Harga t tabel sesuai dengan dk= n-1

̅ = Kadar rata-rata sampel

SD = Standar deviasi

X = Kadar sampel

Standar deviasi (SD) dihitung dengan rumus :

∑ ̅
SD = √

Dengan dasar penolakan data adalah t hitung ≥ t tabel dan bila t hitung

mempunyai nilai negatif , data ditolak jika t hitung ≤ -t tabel

Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan (ik) 99% , dengan

derajat kebebasan dk=n-1 , digunakan rumus

μ= ̅ ±t( ⁄ ) dk × ⁄

Keterangan: μ = Interval kepercayaan

α= tingkat kepercayaan

dk = derajat kebebasan

20
Universitas Sumatera Utara
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Uji pH Drops Parasetamol

Tabel 4.1 Hasil uji pH drops parasetamol

No. Nama Obat pH


1. Parasetamol (Generik) 6,1
2. Fasidol® (Ifars) 5,1
3. Grafadon® (Graha Farma) 5,1
4. Sanmol® (Sanbe Farma) 5,7

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa pH drops yang

mengandung parasetamol memenuhi persayaratan Farmakope Indonesia yaitu

antara 3,6 dan 6,1 (Ditjen POM, 1995).

pH dapat mempengaruhi tingkat dekomposisi obat. Obat biasanya stabil

pada pH 4 sampai 8. Dengan adanya penambahan asam ataupun basa dapat

menyebabkan penguraian larutan obat menjadi dipercepat dan menyebabkan obat

menjadi tidak stabil (Gokani, H., dkk, 2012).

4.1.2 Hasil Bobot Jenis Drops Parasetamol

Tabel 4.2 Hasil uji bobot jenis drops parasetamol

No. Nama Obat Bobot Jenis (g/mL)


1. Parasetamol (Generik) 1,23
2. Fasidol® (Ifars) 1,22
3. Grafadon® (Graha Farma) 1,22
4. Sanmol® (Sanbe Farma) 1,22

Bobot jenis (𝜌) dilakukan dengan mengunakan piknometer. Piknometer

kosong yang telah diketahui volumenya (a) ditimbang (b), kemudian diisi dengan

sampel dan di timbang (c), berat jenisnya dapat dihitung dengan persamaan:

21
Universitas Sumatera Utara
𝜌= (Voight, 1994).

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, parasetamol memiliki bobot jenis

1,21 sampai 1,23 g/mL. Sedangkan hasil yang didapat 1,22 sampai 1,23 g/mL.

Hasil yang diperoleh sesuai dengan Farmakope Indonesia.

4.1.3 Hasil Uji Viskositas Drops Parasetamol

Tabel 4.3 Hasil uji viskositas drops parasetamol

No. Nama Obat Viskositas


1. Parasetamol (Generik) 115 cp
2. Fasidol® (Ifars) 125 cp
3. Grafadon® (Graha Farma) 70 cp
4. Sanmol® (Sanbe Farma) 50 cp

Penentuan viskositas dilakukan dengan menggunkan viskometer

Brookfield spindel 61 kecepatan 12 dan dilakukan dengan pengulangan tiga kali.

Dari Tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa viskosits yang palimg

tinggi adalah Fasidol® (Ifars) yaitu 125 cp dan yang terendah adalah Sanmol®

(Sanbe Farma) yaitu 50 cp. Semakin tinggi viskositasnya maka smakin kental

larutan tersebut dan sebaliknya semakin rendah viskositasnya semakin encer

larutan tersebut.

Pengujian viskositas sediaan larutan ditujukan untuk mendapatkan

kekentalan yang sedang, karena pada sediaan larutan dibutuhkan viskositas

sedang. Jika viskositas terlalu tinggi, maka sediaan akan sulit untuk dituang, dan

sebaliknya jika viskositas terlalu rendah, dikhawatirkan sediaan akan tumpah saat

dituang (Sinko, 2014).

Pengukuran viskositas merupakan salah satu faktor penting untuk

22
Universitas Sumatera Utara
mengetahui tahanan suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi nilai viskositas,

semakin besar tahanannya (Sinko, 2014).

4.1.4 Hasil Uji Rheologi Drops Parasetamol

Studi rheologi merupakan suatu pengujian yang penting untuk mengetahui

tahahan dari suatu cairan untuk mengalir, yang meliputi pencampuran dan aliran

dari bahan, pengemasan bahan-bahan kedalam wadah, ketahanan sediaan pada

saat digunakan, penuangan dan pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum

suntik (Shinko,2014).

2500

2000

1500
Fasidol
rpm

Parasetamol
1000
Sanmol
500 Grafadon

0
5 15 30 45 50 60 70 80 90 100 125 140 145 150 200
Berat Beban (gram)

Grafik 4.1 Hasil Uji Rheologi Semua Sampel

Dari Grafik 4.1 diatas dapat dihasilkan bahwa semua sampel dari sediaan

obat drops yang mengandung parasetamol termasuk kedalam aliran pseudoplastis

dimana kurva konsistensinya mulai dari titik (0,0) atau paling tidak mendekatinya.

Dapat dilihat Fasidol dan Parasetamol memiiki kurva yang lebih jelas

lengkungannya dibandingkan dengan kurva Sanmol dan Grafadon.

23
Universitas Sumatera Utara
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of

shear. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan

adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan

berantai panjang). Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang

secara normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah

aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan

mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya

(Martin, 1993).

4.1.5 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum dan


Linieritas Kurva Kalibrasi

Dari hasil pengukuran secara spektrofotometri ultra violet dengan menggunakan

pelarut NaOH 0,1 N diperoleh serapan maksimum parasetamol BPFI pada

panjang gelombang 257 nm dengan serapan 0,4313.

Dari hasil penentuan linieritas kurva kalibrasi parasetamol BPFI dalam rentang 3

mcg/ml – 8 mcg /ml pada panjang gelombang maksimum 257 nm diperoleh

hubungan yang linier antara serapan dengan konsentrasi dimana koefisien korelasi

= 0,998, artinya terdapat 0,998 senyawa pada garis lurus (linear) dan persamaan

regresi Y = 0,064X + 0,004 yang berfungsi untuk menghitung kadar dari setiap

sampel. Koefisien korelasi yang didapat masih memenuhi kriteria penerimaan

yaitu r ≥ 0,9950.

24
Universitas Sumatera Utara
4.1.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Sampel Sediaan

Tabel 4.4 Kadar rata-rata parasetamol pada sediaan drops


No. Nama Sediaan Kadar Persyaratan
sebenarnya(%)
1. Parasetamol (Generik) 108,948 % - Memenuhi persyaratan
109,786 % jika kadar diantara 90% -
®
2. Fasidol (Ifars) 105,550 % - 110%
109,734 %
®
3. Grafadon (Graha Farma) 105,237 % -
109,820 %
®
4. Sanmol (Sanbe Farma) 100,412 % -
107,493 %
Keterangan : Persyaratan Penetapan Kadar Larutan Oral menurut Farmakope
Indonesia Edisi V (2014)

Menurut Farmakope Indonesia edisi V (Badan POM,2014), larutan oral

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %

dari jumlah yang tertera pada etiket. Dari hasil penetapan kadar pada Tabel 4.4

dapat dilihat bahwa semua sediaan drops yang mengandung Parasetamol generik

dan merek dagang memenuhi standar persyaratan kadar berdasarkan Farmakope

Indonesia Edisi V (Badan POM, 2014). Kadar Parasetamol dalam sediaan drops

yang mengandung Parasetamol antara 100,412 % sampai 109,948 % dimana

kadar tertinggi diperoleh pada sediaan drops yang mengandung Parasetamol

Generik dan yang terendah diperoleh pada sediaan drops yang mengandung

Parasetamol merek Sanmol® (Sanbe Farma).

25
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk sediaan drops yang

mengandung parasetamol yang beredar di instalasi farmasi rumah sakit di kota

Medan yang diuji berdasarkan uji penetapan kadar memenuhi persyaratan yaitu

tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %, uji pH memenuhi

persaratan yaitu antara 3,6-6,1 dan uji bobot jenis memenuhi persyaratan yaitu

antara1,21-1,23 g/mL (Badan POM, 2014). Dan parameter lainnya yaitu uji

viskositas dan studi rheologi yang menghasilkan aliran pseudoplastis.

5.2 Saran

Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memeriksa mutu bentuk

sediaan drops yang mengandung parasetamol dengan parameter lainnya seperti

dilakukan uji volume terpindahkan.

26
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V . Departemen Kesehatan


RI.Jakarta. Halaman: 999-1000.
Bird,T. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: PT. Gramedia. Halaman 87.
British Pharmacopeia. 2002. British Pharmacopeia. Volume III. London: The
Stationary Office. Halaman 1882.
Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Andalas University Press. Halaman 1.
Day and Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Halaman 382.
Dermawan, D. 2015. Farmakologi Untuk Keperawatan. Yogyakarta: Gosye
Publishing. Halaman 79.
Deviarny, C., dkk. (2012). Uji Stabilitas Kimia Natrium Askorbil Fosfat Dalam
Mikroemulsi Dan Analisisnya Dengan HPLC. Jurnal Farmasi Andalas Vol 1.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III . Departemen Kesehatan
RI.Jakarta. Halaman 38.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV . Departemen Kesehatan
RI.Jakarta. Halaman 4, 649-650, 999-1000, 1066, 1085-1087, 1124-1210.
Gokani, H., dkk. 2012. Stability Study : Regulatory Requirenment. International
Journal of Advances in Pharmaceutical Analysis. Vol 2. No 3 : 62-67.
Harrison, A.C. 1999. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Penerjemah P.
Andrianto. Edisi 13. Jakarta: ECG. Halaman 93–104 .
Heirmayani. 2007. Toksikopatologi Hati Mencit Pada Pemberian Parasetamol.
Bogor: Penerbit IPB.
Katzung, B. G. 1992. Basic and Clinical Pharmacology. 3th ed. Appleton &
Lange A Publishing Division of Prentice Hill: 268-70, 448-9.
Keenan, Charles W, dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Halaman 87.
Khopkar, S. M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia Press. Halaman 325.
Moffat, A.C., et al. 1986. Clarke’s Isolation and Identification of Drug. Second
Edition. Londo: Pharmaceutical Press. Halaman: 327.
Martin, A., dkk. 1993. Farmasi Fisik : Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu
Farmsetika. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta: UI Press. Halaman 240.
Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada-Press.
Mulja, M., dan Suharman. 1997. Validasi Metode Analisa Instrumental. Surabaya:
Airlangga University Press.
Munson, J.W. 1984. Pharmaceutical Analysis Modern Methods. Penerjemah:
Harjana. 1991. Analisis Farmasi Metode Modern. Surabaya: Airlangga University
Press. Halaman 334.
Permenkes Nomor 75. 2016. Penyelenggaraan Uji Mutu pada Instalasi Farmasi
Pemerintah. Jakarta: Kementrian Kesahatn RI.
Permenkes Nomor 72. 2016. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Jakarta: Kementrian Kesahatn RI.
Rachdiati., dkk. 2008. Penentuan Waktu Kelarutan Parasetamol Pada Uji
Disolusi. Volume 8. Bandung: Nsa Kimia.

27
Universitas Sumatera Utara
Rakhmisari, D. 2006. Manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sartono. 1993. Pengaruh pemberian dosis tunggal parasetamol terhadap
komposisi metabolit parasetamol dalam urin tikus jantan malnutrisi. Majalah
Kedokteran Diponegoro 30 (3,4): 227-32.
Suryana. 2006. Kewirausahan,Pedoman Praktis, Kiat dan menuju sukse. Jakarta:
Salemba Empat. Halaman 8.
Sinko, P.J. 2014. Farmasi Fisik dan Ilmu Farmasetika. Edisi Kelima. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG. Halaman 556.
Soedarmo, P., dkk. 2002. Infeksi dan Penyakit Tropis. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 27-51.
Stringer, J. L. 2009. Konsep Dasar Farmakologi Paduan Untuk Mahasiswa.Edisi
Ketiga. Jakarta: EGC. Halaman 239.
Sudjadi., dan Rohman, A. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. Halaman 49-51.
Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Halaman 81-87.
Trianntafillopoulos, N. 1998. Measurement of Fluid Rheology and Interpretation
of rheograms. Second Edition. Michigan: Kaltec Scientific Inc.
Vadas, E.B. 2002. Stability of Pharmaceutical Products. dalam Remington. The
Science and Practivce of Pharmacy. Volume I. Editor Alfonso Gennaro. London:
Lipponcott William and Wilkins. Halaman 988-989.
Vogel, A., I. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Kesatu. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokderan ECG. Halaman 810.
Voight, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kelima. Terjemahan
S. Noerono, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wilmana, P.F., dan Sulistia, G. 2011. Farmkologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta:
Universitas Indonesia. Halaman 237.
Wiroatmodjo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Halaman 25.

28
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Sertifikat Baku Pembanding

29
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Daftar Spesifikasi Sampel

1. Paracetamol Drops (PT. Indofarma)

Komposisi : Tiap 0,6 mL mengandung paracetamol 100 mg

No. Batch : 1609067

No. Registrasi : GBL 0920936436 A1

Exp. Date : 09 2018

2. Sanmol® Drops (PT. Sanbe Farma)

Komposisi : Tiap 0,6 mL mengandung paracetamol 60 mg

No. Batch : TL1976

No. Registrasi : DBL 9722221636 A1

Exp. Date : 11 2020

3. Grafadon® Drops (PT. Graha Farma)

Komposisi : Tiap 0,6 mL mengandung paracetamol 60 mg

No. Batch : YD204G

No. Registrasi : DBL 0231108036 A1

Exp. Date : 04 2021

4. Fasidol® Drops (PT. Ifars)

Komposisi : Tiap 0,6 mL mengandung paracetamol 60 mg

No. Batch : 80303

No. Registrasi : DBL 0309213936 A1

Exp. Date : 03 2020

30
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Kurva Panjang Gelombang

31
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Kurva kalibrasi

32
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Data Kalibrasi dan Perhitungan Persamaan Regresi Parasetamol
Drpos
Tabel Data Kurva kalibrasi
Konsentrasi Serapan (Y) Xy X2 Y2
(mcg/ml) (X)
0 0 0 0 0
3 0,206 0,618 9 0,042
5 0,316 1,575 25 0,099
5,5 0,356 1,958 30,25 0,127
7 0,459 3,213 49 0,211
8 0,512 4,096 64 0,262
∑X = 28,500 ∑Y = 1,849 ∑XY = ∑X2 = ∑Y2 =
11,460 177,250 0,741
X = 4,750 Y = 0,308

∑ y ∑ ∑y n
a= 2
∑ 2 ∑ n

11,460 28,500 1,849 6


a=
177,250 28,500 2 6

11,460 8,783
a=
177,250 135,375

2,677
a=
41,875

a = 0,064

Maka,

y = ax + b

b = y – ax

b = 0,308 - 0,064 (4,750)

b = 0,308 – 0,304

b = 0,004

33
Universitas Sumatera Utara
Persamaan regresi diperoleh degan mensubsitusikan nilai a dan b, sehingga

persamaan regresi adalah :

y = 0,064X + 0,004

Dengan nilai r sebagai berikut :

∑ y ∑ ∑y n
r=
2 2
√[∑ 2 ∑ n][∑ y2 ∑y n ]

11,460 28,500 1,849 6


r=
2 2
√[177,250 28,500 6][0,741 1,849 6 ]

11,460 8,783
r=
√[41,875][0,172]

2,677
r=
√7,203

r = 0,998

34
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Pehitungan kadar sampel (Parasetamol, Fasidol, Grafadon, Sanmol)

Volume 1 bobot larutan = 15 ml mengandung 100 mg/ml

Dipipet sejumlah larutan setara dengan 100 mg Paracetamol

100 mg
Volume larutan yang dipipet = 1 ml
100 mg ml

Dipipet 1 ml larutan obat tetes → diencerkan hingga 100 ml

100 mg 100000 mcg


Konsentrasi teoritis sampel (awal) =
100 ml 100 ml

Dipipet 0,6 ml larutan → diencarkan hingga 100 ml

0,6 ml 1000 mcg ml 600 mcg


Konsentrasi teoritis sampel (uji) =
100 ml 100 ml

35
Universitas Sumatera Utara
 Parasetamol

1. A = 0,4232

Y = 0,064X + 0,004

0,4232 0,064X + 0,004

0,4232 - 0,004
X
0,064

X = 6,55 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,55 mcg/ml x 100/0,6

= 1091,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1091,67 mcg/ml x 100 ml

= 109167 mcg

= 109,167 mg

Kadar

109,167 mg
99,97
100 mg

= 109,134 %

2. A = 0,4238

Y = 0,064X + 0,004

0,4238 0,064X + 0,004

0,4232 - 0,004
X
0,064

X = 6,55 mcg/ml

36
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,550 mcg/ml x 100/0,6

= 1091,670 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1091,670 mcg/ml x 100 ml

= 109167 mcg

= 109,167 mg

Kadar

109,167 mg
99,97
100 mg

= 109,134 %

3. A = 0,4250

Y = 0,064X + 0,004

0,4250 0,064X + 0,004

0,4250 - 0,004
X
0,064

X = 6,578 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,578 mcg/ml x 100/0,6

= 1096,34 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1096,34 mcg/ml x 100 ml

= 1096,34 mcg

= 109,634 mg

37
Universitas Sumatera Utara
Kadar

= 109,601 %

4. A = 0,4250

Y = 0,064X + 0,004

0,4250 0,064X + 0,004

0,425 0 - 0,004
X
0,064

X = 6,578 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,578 mcg/ml x 100/0,6

= 1096,34 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1096,34 mcg/ml x 100 ml

= 109634 mcg

= 109,634 mg

Kadar

106,634 mg
99,97
100 mg

= 109,601 %

5. A = 0,4250

Y = 0,064X + 0,004

0,4250 0,064X + 0,004

0,4250 - 0,004
X
0,064

38
Universitas Sumatera Utara
X = 6,578 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,578 mcg/ml x 100/0,6

= 1096,34 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1096,34 mcg/ml x 100 ml

= 109634 mcg

= 109,634 mg

Kadar

109,634 mg
99,97
100 mg

= 109,601 %

6. A = 0,4238

Y = 0,064X + 0,004

0,4238 0,064X + 0,004

X = 6,55 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,550 mcg/ml x 100/0,6

= 1091,670 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1091,670 mcg/ml x 100 ml

= 109167 mcg

= 109,167 mg

39
Universitas Sumatera Utara
Kadar

= 109,134 %

 Fasidol

1. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

2. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

40
Universitas Sumatera Utara
0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

3. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

41
Universitas Sumatera Utara
= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

4. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

5. A = 0,4238

Y = 0,064X + 0,004

0,4238 0,064X + 0,004

42
Universitas Sumatera Utara
0,4238 - 0,004
X
0,064

X = 6,559 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,559 mcg/ml x 100/0,6

= 1093,16 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1093,16 mcg/ml x 100 ml

= 109316 mcg

= 109,316 mg

Kadar

109,316 mg
99,97
100 mg

= 109,283 %

6. A = 0,4250

Y = 0,064X + 0,004

0,4250 0,064X + 0,004

0,4250 - 0,004
X
0,064

X = 6,578 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,578 mcg/ml x 100/0,6

= 1096,34 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1096,34 mcg/ml x 100 ml

= 109634 mcg

43
Universitas Sumatera Utara
= 109,634 mg

Kadar

109,634 mg
99,97
100 mg

= 109,601 %

 Grafadon

1. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

2. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

44
Universitas Sumatera Utara
0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

3. A = 0,4232

Y = 0,064X + 0,004

0,4232 0,064X + 0,004

0,4232 - 0,004
X
0,064

X = 6,55 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,55 mcg/ml x 100/0,6

= 1091,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1091,67 mcg/ml x 100 ml

= 109167 mcg

45
Universitas Sumatera Utara
= 109,167 mg

Kadar

109,167 mg
99,97
100 mg

= 109,134 %

7. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

4. A = 0,4232

Y = 0,064X + 0,004

0,4232 0,064X + 0,004

46
Universitas Sumatera Utara
0,4232 - 0,004
X
0,064

X = 6,55 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,55 mcg/ml x 100/0,6

= 1091,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1091,67 mcg/ml x 100 ml

= 109167 mcg

= 109,167 mg

Kadar

109,167 mg
= 99,97
100 mg

= 109,134 %

8. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

47
Universitas Sumatera Utara
= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

 Sanmol

1. A = 0,3980

Y = 0,064x + 0,004

0,3980 = 0,064X + 0,004

0,3980 - 0,004
X
0,064

X = 6,156 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,156 mcg/ml x 100/0,6

= 1026,00 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1026,00 mcg/ml x 100 ml

= 102600 mcg

= 102,600 mg

Kadar

102,600 mg
99,97
100 mg

= 102,569 %

2. A = 0,3980

Y = 0,064x + 0,004

0,3980 = 0,064X + 0,004

48
Universitas Sumatera Utara
0,3980 - 0,004
X
0,064

X = 6,156 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,156 mcg/ml x 100/0,6

= 1026,00 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1026,00 mcg/ml x 100 ml

= 102600 mcg

= 102,600 mg

Kadar

102,600 mg
99,97
100 mg

= 102,569 %

3. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

49
Universitas Sumatera Utara
= 106,767 mg

Kadar

= 106,734 %

4. A = 0,3980

Y = 0,064x + 0,004

0,3980 = 0,064X + 0,004

0,3980 - 0,004
X
0,064

X = 6,156 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,156 mcg/ml x 100/0,6

= 1026,00 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1026,00 mcg/ml x 100 ml

= 102600 mcg

= 102,600 mg

Kadar

102,600 mg
99,97
100 mg

= 102,569 %

5. A = 0,4140

Y = 0,064x + 0,004

0,4140 = 0,064X + 0,004

50
Universitas Sumatera Utara
0,4140 - 0,004
X
0,064

X = 6,406 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,406 mcg/ml x 100/0,6

= 1067,67 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1067,67 mcg/ml x 100 ml

= 106767 mcg

= 106,767 mg

Kadar

106,767 mg
99,97
100 mg

= 106,734 %

6. A = 0,3980

Y = 0,064x + 0,004

0,3980 = 0,064X + 0,004

0,3980 - 0,004
X
0,064

X = 6,156 mcg/ml

Konsentrasi sebelum pengenceran

= 6,156 mcg/ml x 100/0,6

= 1026,00 mcg/ml

Bobot dalam labu awal

= 1026,00 mcg/ml x 100 ml

= 102600 mcg

51
Universitas Sumatera Utara
= 102,600 mg

Kadar

102,600 mg
99,97
100 mg

= 102,569 %

52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Parasetamol Drops
Kadar [X] (%) Xi - ̅ (Xi - ̅)2
109,134 % - 0,233 % 0,054 %
109,134 % - 0,233 % 0,054 %
109,601 % 0,234 % 0,055 %
109,601 % 0,234 % 0,055 %
109,601 % 0,234 % 0,055 %
109,134 % - 0,233 % 0,054 %
∑ = 656,205 % ∑ = 0,327 %
Rata-rata = 109,367 %

∑ ̅
SD = √

SD = √

SD = √

SD = √

SD = 0,255

Jika taraf kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel

̅
thitung =

thitung 1 : - 0,054 / 0,104 = - 0,519

thitung 2 : - 0,054 / 0,104 = - 0,519

thitung 3 : 0,055 / 0,104 = 0,528

thitung 4 : 0,055 / 0,104 = 0,528

53
Universitas Sumatera Utara
thitung 5 : 0,055 / 0,104 = 0,528

thitung 6 : - 0,054 / 0,104 = - 0,519

Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

µ = ̅ ± t (1 - ⁄ α ; dk SD √

= 109,367 % ± 4,0321 x 0,255 /√

= 109,367 % ± 4,0321 x 0,104

= 109,367 % ± 0,419

= 108,948 % – 109,786 %

54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Fasidol® Drops
Kadar [X] (%) Xi - ̅ (Xi - ̅)2
106,734 % - 0,908 % 0,824 %
106,734 % - 0,908 % 0,824 %
106,767 % - 0,875 % 0,765 %
106,734 % - 0,908 % 0,824 %
109,283 % 1,641 % 2,692 %
109,601 % 1,959 % 3,837 %
∑ = 645,853 % ∑ = 8,118 %
Rata-rata = 107,642 %

∑ ̅
SD = √

SD = √

SD = √

SD = √

SD = 1,273

Jika taraf kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel

̅
thitung =

thitung 1 : - 0,908 / 0,519 = - 1,749

thitung 2 : - 0,908 / 0,519 = - 1,749

thitung 3 : - 0,875 / 0,519 = - 1,685

thitung 4 : - 0,908 / 0,519 = - 1,749

55
Universitas Sumatera Utara
thitung 5 : 1,641 / 0,519 =3,161

thitung 6 : 1,959 / 0,519 = 3,774

Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

µ = ̅ ± t (1 - ⁄ α ; dk SD √

= 107,642 % ± 4,0321 x 1,273/√

= 107,642 % ± 4,0321 x 0,519

= 107,642 % ± 2,092

= 105,550 % – 109,734 %

56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Grafadon® Drops
Kadar [X] (%) Xi - ̅ (Xi - ̅)2
106,734 % - 0,800 % 0,640 %
106,734 % - 0,800 % 0,640 %
109,134 % 1,600 % 2.56 %
106,734 % - 0,800 % 0,640 %
109,134 % 1,600 % 2.56 %
106,734 % - 0,800 % 0,640 %
∑ = 645,204 ∑ = 7,680
Rata-rata = 107,534 %

∑ ̅
SD = √

SD = √

SD = √

SD = √

SD = 1,239

Jika taraf kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel

̅
thitung =

thitung 1 : - 0,800 / 0,567 = - 1,411

thitung 2 : - 0,800 / 0,567 = - 1,411

thitung 3 : 1,600 / 0,567 = 2,822

thitung 4 : - 0,800 / 0,567 = - 1,411

57
Universitas Sumatera Utara
thitung 5 : 1,600 / 0,567 = 2,822

thitung 6 : - 0,800 / 0,567 = - 1,411

Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

µ = ̅ ± t (1 - ⁄ α ; dk SD √

= 107,534 % ± 4,0321 x 1,239/√

= 107,532 % ± 4,0321 x 0,567

= 107,534 % ± 2,286

= 105,237 % - 109,820 %

58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Perhitungan Statistik Kadar Sanmol® Drops
Kadar [X] (%) Xi - ̅ (Xi - ̅)2
102,569 % - 1,388 % 1,926 %
102,569 % - 1,388 % 1,926 %
102,569 % - 1,388 % 1,926 %
106,734 % 2,777 % 7,711 %
106,734 % 2,777 % 7,711 %
102,569 % - 1,388 % 1,926 %
∑ = 623,42 % ∑ = 23,126 %
Rata-rata= 103,93 %

∑ ̅
SD = √

SD = √

SD = √

SD = √

SD = 2,150

Jika taraf kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel

̅
thitung =

thitung 1 : - 1,388 / 0,877 = - 1,582

thitung 2 : - 1,388 / 0,877 = - 1,582

thitung 3 : - 1,388 / 0,877 = - 1,582

thitung 4 : 2,777 / 0,877 = 3,166

59
Universitas Sumatera Utara
thitung 5 : 2,777 / 0,877 = 3,166

thitung 6 : - 1,388 / 0,877 = - 1,582

Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

µ = ̅ ± t (1 - ⁄ α ; dk SD √

= 103,957 % ± 4,0321 x 2,150/√

= 103,957 % ± 4,0321 x 0,877

= 103,957 % ± 3,536

= 100,421 % - 107,493 %

60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Perhitungan Viskositas Sampel (Parasetamol, Fasidol, Grafadon,
Sanmol)
Larutan uji 200 mL

 Parasetamol
Kecepatan : 12
Spindel : 1 atau 61
Skala : 23
Faktor koreksi : 5
Jadi, 23 x 5 = 115 cp

 Fasidol
Kecepatan : 12
Spindel : 1 atau 61
Skala : 25
Faktor koreksi : 5
Jadi, 25 x 5 = 125 cp

 Grafadon
Kecepatan : 12
Spindel : 1 atau 61
Skala : 14
Faktor koreksi : 5
Jadi, 14 x 5 = 70 cp

 Sanmol
Kecepatan : 12
Spindel : 1 atau 61
Skala : 10
Faktor koreksi : 5
Jadi, 10 x 5 = 50 cp

61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Perhitungan Berat Jenis (Pignometer) Sampel (Paracetamol,
Fasidol, Grafadon, Sanmol)

 Parasetamol

berat jenis =

= 1,23 g/mL

 Fasidol

berat jenis =

= 1,22 g/mL

 Grafadon

berat jenis =

= 1,22 g/mL

 Sanmol

berat jenis =

= 1,22 g/mL

62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Tabel Hasil Uji Rheologi Sampel (Paracetamol, Fasidol, Grafadon,
Sanmol)

Tabel Hasil Uji Rheologi drops parasetamol merek Grafadon®


Berat beban (gram) Waktu untuk 50 t (menit) Rpm
putaran (detik)
5 22,900 0,380 131,578
15 19,900 0,330 151,515
30 17,100 0.285 175,438
45 14,700 0,245 204,081
50 13,200 0,220 227,272
60 12,500 0,208 240,384
70 10,600 0,177 282,485
80 10,200 0,170 294,117
90 10.00 0,167 299,401
100 9,400 0,157 318,471
125 8,800 0,147 340,136
140 7,000 0,120 416,666
145 6,600 0,110 454,545
150 6,200 0,103 485,436
200 5,200 0,087 574,712

Tabel Hasil Uji Rheologi drops parasetamol merek Sanmol®


Berat beban (gram) Waktu untuk 50 t (menit) Rpm
putaran (detik)
5 20,200 0,340 147,058
15 16,900 0,280 178,571
30 12,100 0,202 247,524
45 10,900 0,182 274,725
50 10,300 0,172 290,697
60 9,200 0,153 326,797
70 8,600 0,143 349,657
80 8,100 0,135 370,370
90 7,400 0,123 406,504
100 6,900 0,115 434,782
125 6,300 0,105 476,190
140 5,700 0,095 526,315
145 5,500 0,092 543,478
150 5,200 0,087 574,712
200 4,300 0,072 694,444

63
Universitas Sumatera Utara
Tabel Hasil Uji Rheologi drops Parasetamol (Generik)
Berat beban Waktu untuk 50 t (menit) Rpm
(gram) putaran (detik)
5 25,400 0,423 118,203
15 20,700 0,345 144,927
30 17,500 0,292 171,232
45 14,600 0,243 205,761
50 14,000 0,233 214,592
60 13,600 0,226 221,238
70 12,100 0,202 247,524
80 10,900 0,182 274,725
90 9,700 0,162 308,642
100 9,400 0,157 318,471
125 8,300 0,138 362,318
140 7,600 0,127 393,700
145 7,200 0,120 416,667
150 6,900 0,115 434,782
200 5,600 0,093 537,634

Tabel Hasil Uji Rheologi drops parasetamol merek Fasidol®


Berat beban Waktu untuk 50 t (menit) Rpm
(gram) putaran (detik)
5 30,900 0,515 97,087
15 25,400 0,423 118,203
30 19,700 0,328 152,439
45 15,900 0,265 188,679
50 15,100 0,252 198,413
60 13,600 0,227 220,264
70 12,700 0,212 235,849
80 12,100 0,202 247,525
90 11,200 0,187 267,379
100 10,300 0,172 290,679
125 9,100 0,152 328,947
140 8,500 0,142 352,113
145 8,100 0,135 370,370
150 7,400 0,123 406,504
200 6,200 0,103 485,437

64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Gambar Sampel

65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Gambar Alat

Piknnometer Viskometer Thomas Stomer

Viskometer Brookfield pH meter

66
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai