SKRIPSI
OLEH:
RIDHA ANNISA
NIM 141501051
SKRIPSI
OLEH:
RIDHA ANNISA
NIM 141501051
Bismillahirahmanirrahim,
Puji dan syukur kehadiratan Allah yang Maha Kuasa yang telah
Parasetamol Drops yang Beredar di Salah Satu Instalasi Farmasi Rumah Sakit di
Kota Medan”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Salah satu parameter mutu sediaan drops adalah penentuan pH, bobot
jenis, viskositas, studi rhelogi dan penetapan kadar. Tujuan penelitian ini adalah
parasetamol yang beredar di salah satu instalasi farmasi rumah sakit di Kota
dengan parameter uji pH, bobot jenis dan penetapan yang dilakukan memenuhi
pseudoplastis.
Dalimunthe, M.S., Apt., selaku pembimbing yang telah memberikan panduan dan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Wiryanto, M.S.,
Apt., selaku ketua penguji dan Ibu Sri Yuliasmi, M.Si., Apt., selaku anggota
penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Prof. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
iii
Universitas Sumatera Utara
Utara yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di
Fakultas Farmasi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis
yang terspesial, Ayahanda Sumantri dan Ibunda Khairiah Lubis yang telah
memberikan banyak bantuan baik materi, moral maupun spiritual, beserta abang
penulis Heri Muda Setiawan, S.Hut., dan Firman Adi Putra, kakak penulis Rizky
Iskandar, S.E., dan adik penulis Aidil Nurul Ichwan serta keluarga besar penulis.
2014 yang tidak disebutkan satu persatu namanya, terkhusus Elsya, Fitrah, dan
Sherly yang selalu memberikan semangat selama jurusan Farmasi USU, serta
Erwin Harahap, Nur Hasnah Parinduri, S.P, Husna Syukrika S.Pi, dan Ismi
Hamzah Harahap yang juga selalu bisa menjadi rekan diskusi, bercanda serta
menjadi rekan yang selalu mengingatkan penulis ketika rasa malas datang dalam
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
Ridha Annisa
NIM 141501051
iv
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli karya saya
sendiri dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui skripsi saya
tersebut terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi
sanksi apapun oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara. Saya tidak menuntun pihak manapun atas perbuatan saya
tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dan dalam keadaan sehat.
Ridha Annisa
NIM 141501051
v
Universitas Sumatera Utara
PENGUJIAN MUTU BEBERAPA SEDIAAN PARASETAMOL DROPS
YANG BEREDAR DI SALAH SATU INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT DI KOTA MEDAN
ABSTRAK
Latar Belakang: Teknologi farmasi sejak dulu sudah berkembang pesat sehingga
dengan adanya perkembangan tersebut industri farmasi akan lebih mudah dalam
memproduksi obat-obat dengan kualitas yang baik, khususnya dalam hal
kestabilan obat. Stabilitas obat penting untuk diperhatikan karena akan berdampak
pada efektifitas, keamanan dan mutu obat. Uji mutu adalah pengujian
laboratorium yang dilakukan untuk membuktikan mutu obat selalu konsisten
memenuhi standar dan persyaratan.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu bentuk sediaan
drops yang mengandung parasetamol yang beredar di apotek kota Medan.
Metode: Pengujian mutu drops ini diambil empat merek drops parasetamol dari
salah satu instalasi farmasi rumah di kota Medan. Empat merek drops parasetamol
tersebut yaitu Parasetamol 15 mL/botol (Generik), Fasidol 15 mL/botol (Ifars),
Grafadon (Graha farma), Sanmol 15 mL/botol (Sanbe Farma). Pengujian mutu
dilakukan berdasarkan parameter mutu drops meliputi uji pH dengan alat pH
meter, uji bobott jenis dengan alat piknometer, uji viskositas dengan alat
viskometer, studi rheologi dan penetapan kadar dilakukan secara spektrofotometri.
Hasil: Hasil uji menunjukkan bahwa hasil uji pH berkisar antara 5,1 s/d 6,1, uji
bobot jenis diperoleh berkisar antara 1,22 g/ mL s/d 1,23 g/ mL, uji viskositas 50
cp s/d 125 cp dan pada penetapan kadar yang diperoleh berkisar antara 100,412 %
s/d 109,948 % dan studi rheologi menunjukkan aliran pseudoplastis.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk
sediaan drops yang mengandung parasetamol yang beredar di instalasi farmasi
rumah sakit di kota Medan yang diuji berdasarkan uji penetapan kadar memenuhi
persyaratan yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %, uji pH
memenuhi persaratan yaitu antara 3,6-6,1 dan uji bobot jenis memenuhi
persyaratan yaitu antara1,21-1,23 g/mL (Badan POM, 2014). Dan parameter
lainnya yaitu uji viskositas dan studi rheologi yang menghasilkan aliran
pseudoplastis.
Kata Kunci: pengujian mutu, parasetamol drops, instalasi farmasi rumah sakit
kota medan
vi
Universitas Sumatera Utara
TESTING OF SOME QUALITY OF DROPS PARACETAMOL
INVOLVED IN ONE HOSPITAL PHARMACEUTICAL INSTALLATION
IN MEDAN CITY
ABSTRACT
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
viii
Universitas Sumatera Utara
3.3.5 Parameter Evaluasi .......................................................................................18
3.3.5.1 Uji Viskositas ............................................................................................18
3.3.5.2 Uji pH ............ ............................................................................................18
3.3.5.3 Uji Berat Jenis ...........................................................................................19
3.3.9 Studi Rheologi Sediaan ................................................................................19
3.3.7 Analisis Data Secara Statistik ......................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................21
4.1 Hasil ........ ............ ............................................................................................21
4.1.1 Hasil Uji pH Drops Parasetamol ..................................................................21
4.1.2 Hasil Berat Jenis Drops Parasetamol ...........................................................21
4.1.3 Hasil Uji Viskositas Drops Parasetamol ......................................................22
4.1.4 Hasil Uji Rheologi Drops Parasetamol ........................................................23
4.1.5 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum dan
Linieritas Kurva Kalibrasi ......... ............................................................................24
4.1.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Sampel Sediaan ......................25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................26
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................26
5.2 Saran ...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................27
LAMPIRAN ...........................................................................................................29
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
kestabilan obat. Stabilitas obat penting untuk diperhatikan karena akan berdampak
fisika antara lain migrasi (perubahan) warna, perubahan rasa, perubahan bau,
perubahan tekstur atau penampilan. Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi:
Apotek Rumah Sakit di kota Medan untuk mengetahui obat demam apa yang
sering digunakan pada anak-anak khususnya anak bayi yanag berusia 0 bulan
sampai 1 tahun dan yang sering digunakan adalah sediaan drops yang
pasaran ada 9 yaitu Parasetamol generik dan merek lainnya yaitu Fasidol®,
1
Universitas Sumatera Utara
obat yang dijadikan sampel adalah Parasetamol generik, Fasidol®, Sanmol® dan
masyarakat bahwa efek dari obat generik dan yang bermerek memiliki efek yang
sama.
pasien pada saat berobat ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan. Demam
atau pireksia didefinisikan bila suhu tubuh lebih dari normal sebagai akibat
yang berhasil memasuki sirkulasi, baik sistemik maupun lokal, serta akibat respon
terhadap stimulan awal yang biasanya timbul karena infeksi atau inflamasi
(Heirmayani, 2007).
yang cukup terjangkau juga memiliki aktifitas yang mampu menekan sistem saraf
pusat secara selektif dan relatif aman dengan dosis terapi. Parasetamol adalah
analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak
2
Universitas Sumatera Utara
sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna unuk nyeri
ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan
Oral drops adalah larutan, emulsi, atau suspensi yang dibuat dalam jumlah
kecil atau volume kecil, dan drops menggunakan bahan-bahan yang sesuai
Parasetamol, C8H9NO2 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0 % dari
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) (Sudjadi dan Rohman, 2008). Secara
nm dan suasana asam pada panjang gelombang 245 nm. (Moffat, 1986).
lain dapat digunakan untuk analisis zat dalam jumlah kecil, pengerjaan mudah,
Indonesia.
3
Universitas Sumatera Utara
1.3 Hipotesa
Farmakope Indonesia.
mutu sediaan drops Parasetamol yang beredar di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes RI, 2016).
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
cukup berarti untuk sebuah rumah sakit serta adanya tuntutan pasien dan
pelayanan kesehatan di rumah sakit harus selalu berbenah diri dalm meningkatkan
mutu layanan kesehatan, salah satu hal yang menjadi indikator dalam menilai
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit menurut dimensi pasien adalah waktu
5
Universitas Sumatera Utara
2.2 Uraian Umum
Sinonim : Paracetamolum
Asetaminofen.
telah dikeringkan.
pahit.
cahaya
2.3 Farmakologi
nyeri) dan antipiretik (penurun panas/demam) adalah obat yang paling banyak
menyembuhkan demam, sakit kepala dan rasa nyeri. Umumnya obat yang bersifat
analgetik dan antipiretik ini mengandung zat aktif yang disebut asetaminofen atau
6
Universitas Sumatera Utara
lebih dikenal dengan nama parasetamol. Obat ini beredar di masyarakat dalam
berbagai macam sediaan tablet, kaplet, kapsul, sirup, dan serbuk (Rachdiati,
2008).
dengan nama parasetamol, dan tersedia sebagai obat bebas (Wilmana, 1995).
bersama dengan fenasetin. Efek samping golongan ini serupa dengan salisilat
menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral.
Efek samping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar
mekanik atau kimiawi. Efek antipiretik dapat menurunkan suhu demam. Pada
7
Universitas Sumatera Utara
penurunan suhu demam diduga terjadi karena penghambatan terbentuknya
menghasilkan satu atau dua dari tiga kejadian yang mungkin terjadi. Ketiga
(absorption), dan emisi (emision) radiasi elektromagnetik oleh atom atau molekul
tertentu dan fotometer berfungsi sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang
intensitas sinar ultraviolet yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet memiliki
energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat
senyawa di dalam larutan. Spektrum ultraviolet mempunyai pita yang lebar dan
hanya sedikit informasi tentang struktur yang biasa didapatkan dari spektrum ini.
Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur serapan
8
Universitas Sumatera Utara
pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer
(Dachriyanus,2004).
A= k. b
Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya monokromatis dan
larutan yang sangat encer, serapan (A) dan konsentrasi (c) adalah proporsional:
A= k. c
Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan
A= k . c. b
konsentrasi mana yang digunakan. Bila c dalam gram perliter, tetapan tersebut
disebut dengan absorptivitas (a) dan bila dalam mol per liter tetapan tersebut
gugus auksokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi pada
asam pada panjang gelombang 245 nm ( 668 a) dan dalam suasana basa pada
9
Universitas Sumatera Utara
2.5 Pengertian Drops (Guttae)
Drops atau guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan
a. Guttae Ophthalmicae (obat tetes mata): sediaan steril, berupa larutan jernih
atau suspensi, bebas partikel asing, digunakan untuk mata dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola
mata.
atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispensi, untuk penggunaan telinga
c. Guttae nasales/Nose drops (obat tetes hidung): obat tetes yang digunakan untuk
dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut, atau disemprotkan (nose spray)
e. Guttae oris (obat tetes mulut): obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan
10
Universitas Sumatera Utara
2.6 Sediaan Larutan Oral
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atu lebih zat kimia
yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis
atau pewarna yang larut dalam ir atau campuran kosolven-air. Larutan oral dapat
diformulaasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada pasien atau dalam
bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dulu sebelum diberikan (Ditjen
POM, 1995).
(Keenan, 1996):
1. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut
2. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat
terlarut.
3. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut
11
Universitas Sumatera Utara
4. Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat
3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit
diencerkan
2. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.
aliran dapat dipikir sebagai cara untuk mengukur gesekan fluid. Prinsip dasar
12
Universitas Sumatera Utara
penerapan viskositas digunakan dalama sifat alir zat cair atau rheologi (Moechtar,
1990).
Rheologi berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu).
Rheologi penting dalam farmasi dan penerapannya adalah dalam formulasi dan
analisi dari produk farmasi, seperti: emulsi, suspensi, pasta, suppositoria, dan
penuangan dari botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari suatu jarum
suntik. Rheologi dari suatu produk tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi
bagi pasien, stabilitas fisika, dan bakan bioavaibilitas. Jadi viskositas telah
terbukti mempengaruhi laju absorbsi obat dari saluran cerna (Martin, 1993).
didapatkan dengan melakukan pengukuran dari laju geser nol ke maksimum dan
Berdasarkan hukum Newton tentang sifat alir cairan, maka tipe aliran
1. Newtonian
2. Non Newtonian
13
Universitas Sumatera Utara
Aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan biasanya memiliki
ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai struktur tambahan, misalnya
Newton dapat ditentukan hanya menggunakan satu titik rate og shear saja. Cairan
a. Aliran plastis
b. Aliran pseudoplastis
c. Aliran dilatan
a. Aliran thisotropik
b. Aliran antihitksotropik
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
14
Universitas Sumatera Utara
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperatur.
viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta
e. Berat molekul
2.7.3 Uji pH
Pengujian PH merupakan salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan fisika dan
untuk menentukan stabilitas bahan aktif dalam susunan asam maupun basa
(Voight, 1984).
Kecuali dinyatakan lain, bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat pada
suhu 25 derajat C dengan bobot air pada volume dan suhu yang sama (Ditjen
POM, 1979).
15
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat-alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Neraca listrik (DjSeries),
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest dan NaOH 0,1
Air suling yang telah dididihkan selama 5 menit atau lebih dan didiamkan
sampai dingin dan tidak boleh menyerap karbon dioksida dari udara (Ditjen POM,
1995).
Dilarutkan 4,0 gram NaOH dalam akuades bebas CO2 hingga 1000 mL
16
Universitas Sumatera Utara
3.3 Prosedur Penelitian
labu tentukur 50 mL. Ditambahkan NaOH 0,1 N, dihomogenkan hingga larut, lalu
dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, sehingga diperoleh larutan
dengan konsentrasi 1000 mcg/mL, larutan ini disebut Larutan Induk Baku I (LIB
I). Dari larutan ini dipipet 5 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL,
diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, lalu dikocok sampai homogen
Dipipet 3 mL Larutan Induk Baku II, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL,
dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lau dihomogenkan sehingga
diperoleh larutan dengan konsentrasi 6,0 mcg/mL, kemudian diukur serapan pada
Dipipet Larutan Induk Baku II berturut-turut 1,5 mL; 2 mL; 2,5 mL; 3,5 mL; 4
dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda lalu dikocok sampai homogen
17
Universitas Sumatera Utara
3.3.4 Penetapan Kadar Parasetamol dalam Sediaan Obat Drops
labu tentukur 100 mL, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu
dalam labu tentukur 100 mL, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda,
yang datar kemudian diatur bulatan pada waterpass. Dipasang spindel nomor 61
dan speed 12 (faktor koreksi = 5). Masukkan sampel ke dalam gelas beker
sebanyak 200 ml. Celupkan spindel ke dalam sampel sampai batas pencelupan.
Viskositas sampel didapat dengan mengalikan skala yang terbaca dengan faktor
koreksi.
3.3.5.2 Uji pH
terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan netral (pH = 7,01) kemudian dikalibrasi
lagi dengan buffer asam (pH = 4,01). Sampel dimasukkan ke dalam gelas beker
yang ditunjukkan pada layar stabil. Dicatat pH yang tertera pada layar.
18
Universitas Sumatera Utara
3.3.5.3 Uji Bobot Jenis
kali. Berat jenis sampel didapat dengan membagikan selisih dari piknometer berisi
sampel dan piknometer yang kosong dengan volume sampel yang diambil.
dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas maka semakin besar
sehinnga alat penggerak dapat jatuh tanpa gangguan dan dipasang rotor tipe
Pengujian dilakukan dengan meletakkan sediaan yag akan diuji pada meja
tengah sampel. Dengan stopwatch, lepaskan ren dan ukur waktu yang diperlukan
untuk 50 putaran rotor seperti yang ditunjukkan pada penghitung putaran. Dari
hasil yang diperoleh maka dapatlah digambar grafik untuk menentukan tipe aliran
sediaan.
19
Universitas Sumatera Utara
3.3.7 Analisis Data Secara Statistik
Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus dibawah
̅
⁄
√
SD = Standar deviasi
X = Kadar sampel
∑ ̅
SD = √
Dengan dasar penolakan data adalah t hitung ≥ t tabel dan bila t hitung
Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan (ik) 99% , dengan
μ= ̅ ±t( ⁄ ) dk × ⁄
√
α= tingkat kepercayaan
dk = derajat kebebasan
20
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
4.1 Hasil
kosong yang telah diketahui volumenya (a) ditimbang (b), kemudian diisi dengan
sampel dan di timbang (c), berat jenisnya dapat dihitung dengan persamaan:
21
Universitas Sumatera Utara
𝜌= (Voight, 1994).
1,21 sampai 1,23 g/mL. Sedangkan hasil yang didapat 1,22 sampai 1,23 g/mL.
Dari Tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa viskosits yang palimg
tinggi adalah Fasidol® (Ifars) yaitu 125 cp dan yang terendah adalah Sanmol®
(Sanbe Farma) yaitu 50 cp. Semakin tinggi viskositasnya maka smakin kental
larutan tersebut.
sedang. Jika viskositas terlalu tinggi, maka sediaan akan sulit untuk dituang, dan
sebaliknya jika viskositas terlalu rendah, dikhawatirkan sediaan akan tumpah saat
22
Universitas Sumatera Utara
mengetahui tahanan suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi nilai viskositas,
tahahan dari suatu cairan untuk mengalir, yang meliputi pencampuran dan aliran
saat digunakan, penuangan dan pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum
suntik (Shinko,2014).
2500
2000
1500
Fasidol
rpm
Parasetamol
1000
Sanmol
500 Grafadon
0
5 15 30 45 50 60 70 80 90 100 125 140 145 150 200
Berat Beban (gram)
Dari Grafik 4.1 diatas dapat dihasilkan bahwa semua sampel dari sediaan
dimana kurva konsistensinya mulai dari titik (0,0) atau paling tidak mendekatinya.
Dapat dilihat Fasidol dan Parasetamol memiiki kurva yang lebih jelas
23
Universitas Sumatera Utara
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of
secara normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah
aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan
mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya
(Martin, 1993).
Dari hasil penentuan linieritas kurva kalibrasi parasetamol BPFI dalam rentang 3
hubungan yang linier antara serapan dengan konsentrasi dimana koefisien korelasi
= 0,998, artinya terdapat 0,998 senyawa pada garis lurus (linear) dan persamaan
regresi Y = 0,064X + 0,004 yang berfungsi untuk menghitung kadar dari setiap
yaitu r ≥ 0,9950.
24
Universitas Sumatera Utara
4.1.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Sampel Sediaan
Parasetamol mengandung tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %
dari jumlah yang tertera pada etiket. Dari hasil penetapan kadar pada Tabel 4.4
dapat dilihat bahwa semua sediaan drops yang mengandung Parasetamol generik
Indonesia Edisi V (Badan POM, 2014). Kadar Parasetamol dalam sediaan drops
Generik dan yang terendah diperoleh pada sediaan drops yang mengandung
25
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Medan yang diuji berdasarkan uji penetapan kadar memenuhi persyaratan yaitu
tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %, uji pH memenuhi
persaratan yaitu antara 3,6-6,1 dan uji bobot jenis memenuhi persyaratan yaitu
antara1,21-1,23 g/mL (Badan POM, 2014). Dan parameter lainnya yaitu uji
5.2 Saran
Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memeriksa mutu bentuk
26
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
27
Universitas Sumatera Utara
Rakhmisari, D. 2006. Manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sartono. 1993. Pengaruh pemberian dosis tunggal parasetamol terhadap
komposisi metabolit parasetamol dalam urin tikus jantan malnutrisi. Majalah
Kedokteran Diponegoro 30 (3,4): 227-32.
Suryana. 2006. Kewirausahan,Pedoman Praktis, Kiat dan menuju sukse. Jakarta:
Salemba Empat. Halaman 8.
Sinko, P.J. 2014. Farmasi Fisik dan Ilmu Farmasetika. Edisi Kelima. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG. Halaman 556.
Soedarmo, P., dkk. 2002. Infeksi dan Penyakit Tropis. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 27-51.
Stringer, J. L. 2009. Konsep Dasar Farmakologi Paduan Untuk Mahasiswa.Edisi
Ketiga. Jakarta: EGC. Halaman 239.
Sudjadi., dan Rohman, A. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. Halaman 49-51.
Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Halaman 81-87.
Trianntafillopoulos, N. 1998. Measurement of Fluid Rheology and Interpretation
of rheograms. Second Edition. Michigan: Kaltec Scientific Inc.
Vadas, E.B. 2002. Stability of Pharmaceutical Products. dalam Remington. The
Science and Practivce of Pharmacy. Volume I. Editor Alfonso Gennaro. London:
Lipponcott William and Wilkins. Halaman 988-989.
Vogel, A., I. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Kesatu. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokderan ECG. Halaman 810.
Voight, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kelima. Terjemahan
S. Noerono, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wilmana, P.F., dan Sulistia, G. 2011. Farmkologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta:
Universitas Indonesia. Halaman 237.
Wiroatmodjo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Halaman 25.
28
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Sertifikat Baku Pembanding
29
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Daftar Spesifikasi Sampel
30
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Kurva Panjang Gelombang
31
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Kurva kalibrasi
32
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Data Kalibrasi dan Perhitungan Persamaan Regresi Parasetamol
Drpos
Tabel Data Kurva kalibrasi
Konsentrasi Serapan (Y) Xy X2 Y2
(mcg/ml) (X)
0 0 0 0 0
3 0,206 0,618 9 0,042
5 0,316 1,575 25 0,099
5,5 0,356 1,958 30,25 0,127
7 0,459 3,213 49 0,211
8 0,512 4,096 64 0,262
∑X = 28,500 ∑Y = 1,849 ∑XY = ∑X2 = ∑Y2 =
11,460 177,250 0,741
X = 4,750 Y = 0,308
∑ y ∑ ∑y n
a= 2
∑ 2 ∑ n
11,460 8,783
a=
177,250 135,375
2,677
a=
41,875
a = 0,064
Maka,
y = ax + b
b = y – ax
b = 0,308 – 0,304
b = 0,004
33
Universitas Sumatera Utara
Persamaan regresi diperoleh degan mensubsitusikan nilai a dan b, sehingga
y = 0,064X + 0,004
∑ y ∑ ∑y n
r=
2 2
√[∑ 2 ∑ n][∑ y2 ∑y n ]
11,460 8,783
r=
√[41,875][0,172]
2,677
r=
√7,203
r = 0,998
34
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Pehitungan kadar sampel (Parasetamol, Fasidol, Grafadon, Sanmol)
100 mg
Volume larutan yang dipipet = 1 ml
100 mg ml
35
Universitas Sumatera Utara
Parasetamol
1. A = 0,4232
Y = 0,064X + 0,004
0,4232 - 0,004
X
0,064
X = 6,55 mcg/ml
= 1091,67 mcg/ml
= 109167 mcg
= 109,167 mg
Kadar
109,167 mg
99,97
100 mg
= 109,134 %
2. A = 0,4238
Y = 0,064X + 0,004
0,4232 - 0,004
X
0,064
X = 6,55 mcg/ml
36
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi sebelum pengenceran
= 1091,670 mcg/ml
= 109167 mcg
= 109,167 mg
Kadar
109,167 mg
99,97
100 mg
= 109,134 %
3. A = 0,4250
Y = 0,064X + 0,004
0,4250 - 0,004
X
0,064
X = 6,578 mcg/ml
= 1096,34 mcg/ml
= 1096,34 mcg
= 109,634 mg
37
Universitas Sumatera Utara
Kadar
= 109,601 %
4. A = 0,4250
Y = 0,064X + 0,004
0,425 0 - 0,004
X
0,064
X = 6,578 mcg/ml
= 1096,34 mcg/ml
= 109634 mcg
= 109,634 mg
Kadar
106,634 mg
99,97
100 mg
= 109,601 %
5. A = 0,4250
Y = 0,064X + 0,004
0,4250 - 0,004
X
0,064
38
Universitas Sumatera Utara
X = 6,578 mcg/ml
= 1096,34 mcg/ml
= 109634 mcg
= 109,634 mg
Kadar
109,634 mg
99,97
100 mg
= 109,601 %
6. A = 0,4238
Y = 0,064X + 0,004
X = 6,55 mcg/ml
= 1091,670 mcg/ml
= 109167 mcg
= 109,167 mg
39
Universitas Sumatera Utara
Kadar
= 109,134 %
Fasidol
1. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
2. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
40
Universitas Sumatera Utara
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
3. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
41
Universitas Sumatera Utara
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
4. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
5. A = 0,4238
Y = 0,064X + 0,004
42
Universitas Sumatera Utara
0,4238 - 0,004
X
0,064
X = 6,559 mcg/ml
= 1093,16 mcg/ml
= 109316 mcg
= 109,316 mg
Kadar
109,316 mg
99,97
100 mg
= 109,283 %
6. A = 0,4250
Y = 0,064X + 0,004
0,4250 - 0,004
X
0,064
X = 6,578 mcg/ml
= 1096,34 mcg/ml
= 109634 mcg
43
Universitas Sumatera Utara
= 109,634 mg
Kadar
109,634 mg
99,97
100 mg
= 109,601 %
Grafadon
1. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
2. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
44
Universitas Sumatera Utara
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
3. A = 0,4232
Y = 0,064X + 0,004
0,4232 - 0,004
X
0,064
X = 6,55 mcg/ml
= 1091,67 mcg/ml
= 109167 mcg
45
Universitas Sumatera Utara
= 109,167 mg
Kadar
109,167 mg
99,97
100 mg
= 109,134 %
7. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
4. A = 0,4232
Y = 0,064X + 0,004
46
Universitas Sumatera Utara
0,4232 - 0,004
X
0,064
X = 6,55 mcg/ml
= 1091,67 mcg/ml
= 109167 mcg
= 109,167 mg
Kadar
109,167 mg
= 99,97
100 mg
= 109,134 %
8. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
47
Universitas Sumatera Utara
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
Sanmol
1. A = 0,3980
Y = 0,064x + 0,004
0,3980 - 0,004
X
0,064
X = 6,156 mcg/ml
= 1026,00 mcg/ml
= 102600 mcg
= 102,600 mg
Kadar
102,600 mg
99,97
100 mg
= 102,569 %
2. A = 0,3980
Y = 0,064x + 0,004
48
Universitas Sumatera Utara
0,3980 - 0,004
X
0,064
X = 6,156 mcg/ml
= 1026,00 mcg/ml
= 102600 mcg
= 102,600 mg
Kadar
102,600 mg
99,97
100 mg
= 102,569 %
3. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
49
Universitas Sumatera Utara
= 106,767 mg
Kadar
= 106,734 %
4. A = 0,3980
Y = 0,064x + 0,004
0,3980 - 0,004
X
0,064
X = 6,156 mcg/ml
= 1026,00 mcg/ml
= 102600 mcg
= 102,600 mg
Kadar
102,600 mg
99,97
100 mg
= 102,569 %
5. A = 0,4140
Y = 0,064x + 0,004
50
Universitas Sumatera Utara
0,4140 - 0,004
X
0,064
X = 6,406 mcg/ml
= 1067,67 mcg/ml
= 106767 mcg
= 106,767 mg
Kadar
106,767 mg
99,97
100 mg
= 106,734 %
6. A = 0,3980
Y = 0,064x + 0,004
0,3980 - 0,004
X
0,064
X = 6,156 mcg/ml
= 1026,00 mcg/ml
= 102600 mcg
51
Universitas Sumatera Utara
= 102,600 mg
Kadar
102,600 mg
99,97
100 mg
= 102,569 %
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Parasetamol Drops
Kadar [X] (%) Xi - ̅ (Xi - ̅)2
109,134 % - 0,233 % 0,054 %
109,134 % - 0,233 % 0,054 %
109,601 % 0,234 % 0,055 %
109,601 % 0,234 % 0,055 %
109,601 % 0,234 % 0,055 %
109,134 % - 0,233 % 0,054 %
∑ = 656,205 % ∑ = 0,327 %
Rata-rata = 109,367 %
∑ ̅
SD = √
SD = √
SD = √
SD = √
SD = 0,255
̅
thitung =
√
53
Universitas Sumatera Utara
thitung 5 : 0,055 / 0,104 = 0,528
Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :
µ = ̅ ± t (1 - ⁄ α ; dk SD √
= 109,367 % ± 0,419
= 108,948 % – 109,786 %
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Fasidol® Drops
Kadar [X] (%) Xi - ̅ (Xi - ̅)2
106,734 % - 0,908 % 0,824 %
106,734 % - 0,908 % 0,824 %
106,767 % - 0,875 % 0,765 %
106,734 % - 0,908 % 0,824 %
109,283 % 1,641 % 2,692 %
109,601 % 1,959 % 3,837 %
∑ = 645,853 % ∑ = 8,118 %
Rata-rata = 107,642 %
∑ ̅
SD = √
SD = √
SD = √
SD = √
SD = 1,273
̅
thitung =
√
55
Universitas Sumatera Utara
thitung 5 : 1,641 / 0,519 =3,161
Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :
µ = ̅ ± t (1 - ⁄ α ; dk SD √
= 107,642 % ± 2,092
= 105,550 % – 109,734 %
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Grafadon® Drops
Kadar [X] (%) Xi - ̅ (Xi - ̅)2
106,734 % - 0,800 % 0,640 %
106,734 % - 0,800 % 0,640 %
109,134 % 1,600 % 2.56 %
106,734 % - 0,800 % 0,640 %
109,134 % 1,600 % 2.56 %
106,734 % - 0,800 % 0,640 %
∑ = 645,204 ∑ = 7,680
Rata-rata = 107,534 %
∑ ̅
SD = √
SD = √
SD = √
SD = √
SD = 1,239
̅
thitung =
√
57
Universitas Sumatera Utara
thitung 5 : 1,600 / 0,567 = 2,822
Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :
µ = ̅ ± t (1 - ⁄ α ; dk SD √
= 107,534 % ± 2,286
= 105,237 % - 109,820 %
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Perhitungan Statistik Kadar Sanmol® Drops
Kadar [X] (%) Xi - ̅ (Xi - ̅)2
102,569 % - 1,388 % 1,926 %
102,569 % - 1,388 % 1,926 %
102,569 % - 1,388 % 1,926 %
106,734 % 2,777 % 7,711 %
106,734 % 2,777 % 7,711 %
102,569 % - 1,388 % 1,926 %
∑ = 623,42 % ∑ = 23,126 %
Rata-rata= 103,93 %
∑ ̅
SD = √
SD = √
SD = √
SD = √
SD = 2,150
̅
thitung =
√
59
Universitas Sumatera Utara
thitung 5 : 2,777 / 0,877 = 3,166
Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :
µ = ̅ ± t (1 - ⁄ α ; dk SD √
= 103,957 % ± 3,536
= 100,421 % - 107,493 %
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Perhitungan Viskositas Sampel (Parasetamol, Fasidol, Grafadon,
Sanmol)
Larutan uji 200 mL
Parasetamol
Kecepatan : 12
Spindel : 1 atau 61
Skala : 23
Faktor koreksi : 5
Jadi, 23 x 5 = 115 cp
Fasidol
Kecepatan : 12
Spindel : 1 atau 61
Skala : 25
Faktor koreksi : 5
Jadi, 25 x 5 = 125 cp
Grafadon
Kecepatan : 12
Spindel : 1 atau 61
Skala : 14
Faktor koreksi : 5
Jadi, 14 x 5 = 70 cp
Sanmol
Kecepatan : 12
Spindel : 1 atau 61
Skala : 10
Faktor koreksi : 5
Jadi, 10 x 5 = 50 cp
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Perhitungan Berat Jenis (Pignometer) Sampel (Paracetamol,
Fasidol, Grafadon, Sanmol)
Parasetamol
berat jenis =
= 1,23 g/mL
Fasidol
berat jenis =
= 1,22 g/mL
Grafadon
berat jenis =
= 1,22 g/mL
Sanmol
berat jenis =
= 1,22 g/mL
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Tabel Hasil Uji Rheologi Sampel (Paracetamol, Fasidol, Grafadon,
Sanmol)
63
Universitas Sumatera Utara
Tabel Hasil Uji Rheologi drops Parasetamol (Generik)
Berat beban Waktu untuk 50 t (menit) Rpm
(gram) putaran (detik)
5 25,400 0,423 118,203
15 20,700 0,345 144,927
30 17,500 0,292 171,232
45 14,600 0,243 205,761
50 14,000 0,233 214,592
60 13,600 0,226 221,238
70 12,100 0,202 247,524
80 10,900 0,182 274,725
90 9,700 0,162 308,642
100 9,400 0,157 318,471
125 8,300 0,138 362,318
140 7,600 0,127 393,700
145 7,200 0,120 416,667
150 6,900 0,115 434,782
200 5,600 0,093 537,634
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Gambar Sampel
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Gambar Alat
66
Universitas Sumatera Utara