PENDAHULUAN
Vitamin D adalah sebuah vitamin larut lemak yang berperan penting dalam
metabolisme tulang serta memiliki fungsi modulasi imun dan anti inflamasi. 1
Vitamin D terdapat dalam 2 bentuk yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan
kolekalsiferol (vitamin D3).1 Ergokalsiferol terdapat dalam beberapa jenis ikan
dan tumbuhan, sedangkan kolekalsiferol disintesis kulit dengan bantuan sinar
matahari.2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vitamin D adalah sebuah vitamin larut lemak yang berperan penting dalam
metabolisme tulang serta memiliki fungsi modulasi imun dan anti inflamasi. 1
Vitamin D terdapat dalam 2 bentuk yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan
kolekalsiferol (vitamin D3).1 Ergokalsiferol terdapat dalam beberapa jenis ikan
dan tumbuhan, sedangkan kolekalsiferol disintesis kulit dengan bantuan sinar
matahari.2
3
Gambar.1 Metabolisme vitamin D1
Vitamin D yang ada didalam makanan akan diabsorpsi oleh duodenum dan
jejunum ke dalam saluran limfatik. Setelah masuk kedalam sirkulasi darah,
vitamin D akan diikat oleh α-globulin spesifik dengan waktu paruh 19-25 jam,
tetapi dapat disimpan didalam lemak tubuh untuk jangka waktu yang lama. 3
Selanjutnya vitamin D dibawa ke hati mengalami hidroksilasi menjadi 25-
hidroksikolekalsiferol (25-OHD) dengan bantuan enzim hati 25-hidroksilase.3
Bentuk 25-hidroksikolekalsiferol (25-OHD) ini akan masuk kedalam sirkulasi dan
diikat oleh vitamin D-binding globuline (DBG).3 Kemudian dengan bantuan
enzim 1a–hidroksilase yang dihasilkan oleh mitokondria sel tubulus proksimal
ginjal, 25-OHD diubah menjadi 1,25-(OH)2D dengan waktu paruh 2-3 hari.
4
Waktu paruh untuk 25-OHD adalah sekitar 2-3 minggu, sedangkan 1,25-(OH)2D
adalah 3-6 jam.3
5
mengurangi efek vitamin D serta absorpsi kalsium di saluran cerna untuk
mengembalikan kadar kalsium darah ke kadar normal. Bila kadar kalisum naik
diatas 10 mg%, maka kadar 1,25-(OH)2D akan turun sampai hampir mencapai nol.
Sebaliknya kadar 1,25-(OH)2D akan meningkatkan secara bermakna bila kadar
kalsium turun, walaupun hanya sedikit dibawah 10 mg%, untuk meningkatkan
absorpsi kalsium disaluran cerna.2
6
2.7 Sediaan dan Kebutuhan Vitamin D
Vitamin D yang terdapat dalam ASI dan susu sapi jumlahnya hanya
sedikit, tetapi pada umumnya jumlah tersebut sudah dapat mencukupi kebutuhan
bayi bila mendapat sinar matahari yang cukup. 2 Setiap 100 mL ASI mengandung
6 IU vitamin D, sedangkan susu sapi mengandung 2 IU vitamin D. 2 Jumlah
vitamin D dapat mencukupi kebutuhan bayi bila kulit mendapatkan paparan sinar
7
matahari yang cukup, yaitu 30 menit perminggu dengan tubuh telanjang atau 2
jam per minggu untuk kulit kepala dan muka.2 Sintesis intrinsik vitamin D pada
kulit sekitar 400-4000 IU/hari.2
A. Ricketsia
1. Definisi
8
2. Etiologi dan patofisiologi
3. Manifestasi klinis
a. Kepala
Terjadi kelembekan tulang tengkorak yang dapat berakibat
perataan dan kadang asimetri yang disebut dengan kraniotabes.5
Fontanela anterior lebih besar, penutupannya dapat tertunda
hingga usia 2 tahun.5 Bagian sentral tulang parietal dan frontal
sering menebal, membentuk penonjolan ataupun peninggian
yang menyebabkab kepala tampak seperti kotak (caput
quadratum). Pertumbuhan gigi dapat tertunda dan dapat terjadi
adanya cacat email dan karies gigi yang luas.5
9
b. Thoraks
Adanya penonjolan pada sendi kostokondral, dimana sisi thoraks
menjadi datar dan terjadi lekukan longitudinal terjadi sebelah
posterior sisi tasbihnya.5 Sternum dengan kartilago yang
berdekatan tampak ditonjolkan kedepan, membentuk deformitas
dada burung. Sepanjang tepi bawah dada terjadi depresi
horizontal, sulkus Harrison yang sesuai dengan insersi diafragma
kekosta.6
10
jalan keluar dengan perpindahan bagian kaudal sakrum dan
koksiks kedepan.5
e. Ekstremitas
Karena proses rakhitis berlanjut, pembesaran epifisis pada
pergelangan tangan dan kaki menjadi lebih nyata. Penekukan
femur, tibia dan fibula yang lunak meninbulkan kaki yang
bengkok dan dapat melengkung kebagian anterior. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya coxa vara dan fraktur greenstick yang
tidak menimbulkan gejala.5
f. Ligamentum
Relaksasi ligamentum dapat menghasilkan deformitas dan
menyebabkan kaki bengkok keluar, ekstensi lutut yang
berlebihan, pergelangan kaki lemah, kifosis dan skoliosis.5
11
Jenis ricktesia ini dapat diobati dengan pemeberian vitamin D
50-100 mg/hari atau 2.000-4.000 IU/hari per oral.6 biasanya terjadi
penyembuhan secara radiologis dalam waktu 2-4 minggu, kemudian
dosis vitamin D dikurangi menjadi 400 IU/hari.8
12
B. Hipervitaminosis D
Setiap bayi usia 0-12 bulan harus diberi suplementasi vitamin vitamin D
tanpa memandang cara pemberian makanannya. Dosis suplementasi
adalah 400 IU/haro (10 mikrogram).
Bayi usia 12 bulan hingga dewasa harus memenuhi kebutuhan vitamin D
melalui nutrisi sehari-hari atau dapat diberikan suplementasi setidaknya
600 IU (15 mikogram).
Anak dengan riwayat defi siensi vitamin D yang simtomatik harus
diberikan suplementasi vitamin D, begitu pula anak dan orang dewasa
yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami defisiensi vitamin D akibat
gangguan sintesis atau asupan vitamin D.
13
Bayi usia 0-12 bulan dan remaja memiliki risiko tinggi terhadap
nutritional rickets dan osteomalasia akibat defisiensi vitamin D karena
pertumbuhan yang cepat.
Untuk mencegah nutritional rickets, anak usia >12 bulan diberikan asupan
kalsium 500mg/hari.
kebutuhan kalsium untuk anak usia 1-18 tahun adalah 700-1300 mg/hari.
Sampai saat ini masih belum ada persetujuan mengenai pilihan terapi yang
efektif untuk defisiensi vitamin D di Indonesia. Indonesia masih menggunakan
rekomendasi dari American Academy of Pediatrics selama IDAI masih menyusun
rekomendasi sendiri, yaitu:8
14
BAB III
KESIMPULAN
Vitamin D adalah sebuah vitamin larut lemak yang berperan penting dalam
metabolisme tulang serta memiliki fungsi modulasi imun dan anti inflamasi. 1
Vitamin D terdapat dalam 2 bentuk yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan
kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D berperan dalam mengontrol absorpsi
kalsium diusus halus, bekerja sama dengan hormon paratiroid untuk menjaga
homeostatis kalsium didalam darah dan mediasi mineralisasi tulang.
15
Daftar Pustaka
16
17