Anda di halaman 1dari 12

HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

PROPAGASI SINYAL DALAM SALURAN TRANSMISI

1. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini akan didapat :

1. Membantu memvisualisasikan perambatan gelombang pada saluran


transmisi untuk berbagai kondisi impedansi beban pada saluran
transmisi.
2. Memahami makna atenuasi dan pengaruh pergeseran fase
3. Memahami pengaruh parameter-parameter saluran (R, L, C, dan G)
terhadap atenuasi dan pergeseran fase.
4. Memahami pengaruh impedansi keluaran sumber sinyal terhadap
atenuasi dan pergeseran fase.
5. Memahami pengaruh Impedansi beban terhadap atenuasi dan
pergeseran fase.

2. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

a) Alat yang digunakan :


1. 2 (dua) multimeter
2. 1 (satu) osiloskop
3. 1 function generator

b) Bahan percobaan
1. Resistor
2. Kabel transmisi

Keterangan : Peralatan percobaan disimulasikan dalam software


Multisim dengan menggunakan Personal Computer (PC).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

3. DASAR TEORI

Beberapa keadaan dimana diperlukan untuk menghubungkan suatu sumber


(Transmitter - Pembangkit gelombang radio) ke suatu beban (Antena - Pemancar
Gelombang Radio), atau dengan kata lain pengiriman suatu sinyal dari suatu
sumber yang dihantarkan ke ujung lain sebagai penerima melalui suatu saluran
transmisi atau wave guide.

Bila sinyal diterapkan pada suatu saluran transmisi pada satu ujung yang
satu sebagai sumber, ke ujung yang lainnya adalah beban, maka sepanjang
saluran transmisi ini sinyal tersebut akan mengalami redaman dan pergesan
fasa. Sinyal merambat sepanjang saluran dengan kecepatan tertentu Kecepatan
yang digunakan untuk merambatkan sebuah sinyal ini hampir sama dengan
kecepatan cahaya yaitu 3 x 108 m/det. Bila Suatu siklus yang lengkap dari
gelombang membutuhkan suatu jarak sepanjang saluran yang disebut panjang
gelombang. Panjang Gelombang λ berbanding terbalik dengan frekuensi f dari
gelombang. Mereka dihubungkan dengan kecepatan propagasi V dengan formula:
V = f . λ dan mencapai beban bila impedansi beban sama dengan impedansi
salauran transmisi maka seluruh sinyal akan disalurkan ke beban. Bila
impedansi tidak sama maka sebahagian sinyal akan dipantulkan kembali dari
beban ke saluran dan kesumber.

Bila gelombang datang dan gelombang pantul saling bersuper posisi maka
maka akan menghasilkan gelombang berdiri. Hal hal istimewa dimana gelombang
tersebut dapat diamati dan memiliki pola yang beraturan akan ditunjukkan pada
simulasi yang akan dilaksanankan.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

Karakteristik sebuah saluran ditunjukkan oleh persamaan Telegrapher


di bawah ini :
∂v ∂i
∂x (
=− I . +Ri
∂t )
∂i ∂v
∂x (
=− C . +Gv
∂t )
Dengan batasan dan nilai awal sebagai berikut :
v (0 , t )=v 1 (t ) v (1 , t )=v 2 (t )
i(0 ,t )=i1 (t ) i(1 ,t )=−i 2 (t )
v ( x ,t )=v 0 ( x ) i( x ,0 )=i 0 ( x )
Di mana saluran dianggap terletak pada sumbu x sampai l di mana l =
panjang saluran.
Kecepatan Gelombang elektromagnetik pada saluran dapat dihitung dengan
persamaan :
1
V P=
√ με
Untuk ruang hampa µ = µ0 = 4 π x 10-7H/m dan ε=8,85 x 10-12 F/m sehingga
:
8
V P =c=3×10
Untuk saluran transmisi, permeabilitas dapat dimisalkan sama dengan nilai
ruang hampa. Akan tetapi permitivitas boleh jadi berbeda dengan nilainya
pada ruang hampa karena tergantung dengan dielektrik yang digunakan.
Persamaan untuk permtivitas adalah :
ε=ε 0 ×ε r
Di mana εr adalah permitivitas relative (konstanta dielektrum). Jadi
kecepatan gelombang pada saluran dengan permitivitas εr adalah :
1
V P=
√ε r
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

Jika vpangkal adalah tegangan sinyal pada sisi pengirim dan vujung adakah
tegangan di sisi penerima, maka ateunasi yang dialami sinyal itu adalah :
v pangkal
vujung , jika gelombang di pangkal saluran memotong x (waktu) pada
waktu T1, gelombang di ujung saluran memotong sumbu x (waktu) pada
waktu T2, dan periode sinyal T, maka pergeseran fase dapat dihitung
dengan rumus :
T 2 −T 1
×3600
T

Parameter-parameter saluran transmisi beserta nilai defaultnya :

No
Simbol Nama Parameter Nilai Default Satuan
.

1. Zen Panjang saluran transmisi 100 M

2. Rt Resistansi per satuan 0,1 W


panjang

3. Lt Induktansi per satuan 1e-6 H


panjang

4. Ct Kapasitansi persatuan 1e-12 F


panjang

5. Gt Konduktansi per satuan 0 Mho


panjang
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

4. PROSEDUR PERCOBAAN

4.1 Prosedur Percobaan Gelombang Berjalan pada Saluran Transmisi

1. Jalankan Software Transmission Line Simulator yang disediakan


2. Pada Menu Execution centang pada sub menu RUN dan SWITCH.
3. Pada menu Panel Centang Sumua pilihan : Line, Voltage, Current,
Insidence, Reflected guna menampilkan rangkaian dan bentuk gelombang
yang akan ditampilkan.
4. Pada Menu View digunakan untuk memilih tampilan Parameter
Execution, Parameter Sumber, Parameter Saluran Transmisi dan
Paremeter beban serta yampilan atauh Tegangan dan Arus Pada Tampilan
Rangkaian.
5. Lakukan Setting untuk berbagai kondisi percobaan sebagai contoh:
Setting Untuk Kondisi Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban dalam
keadaan Matching (Sesuai).

Setting Sumber : C = 0 pf , R =50 Ω, frequensi = 300 MHz

Ofset Vdc = 0 V, Type sinyal AC = Sinusioda

Setting Saluran Transmisi : R = 0 Ω, R(p) = ~ , L = 166.7 nH/m ,

C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω

Setting Beban : Jenis Beban Resistif Murni RL = 50 Ω

6. Jalankan simulasi dengan menekan tombol ► dan stop simulasi dengan


menekan tombol ■ untuk mengamati bentuk gelombang
7. Rangkaian untuk gelombang di atas adalah sebagai berikut :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

8. Amati bentuk gelombang dan jelaskan dengan dengan singkat ?


9. Ulangi Percobaan diatas untuk parameter lainnya sehingga terlihat effek
dari redaman dan pergeseran fasa.

Setting Untuk Kondisi Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban untuk kondisi
koefisen pantul ( Γ ) pada beban bernilai Positif.

Setting Sumber : C = 0 pf , R =50 Ω, frequensi = 300 MHz

Ofset Vdc = 0 V, Type sinyal AC = Squre

Setting Saluran Transmisi : R = 0 Ω, R(p) = ~ , L = 166.7 nH/m ,

C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω

Setting Beban : Jenis Beban Resistif Murni RL = 75 Ω atau RL = ~


atau RL = Terbuka untuk pantulan + Max.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

Setting Untuk Kondisi Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban untuk kondisi
koefisen pantul ( Γ ) pada beban bernilai Negatif.

Setting Sumber : C = 0 pf , R =50 Ω, frequensi = 300 MHz

Ofset Vdc = 0 V, Type sinyal AC = Sinusioda

Setting Saluran Transmisi : R = 0 Ω, R(p) = ~ , L = 166.7 nH/m ,

C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω

Setting Beban : Jenis Beban Resistif Murni RL = 25 Ω atau

RL = 0 , RL = Hubung singkat untuk pantulan – max


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

4.2 Prosedur Percobaan Gelombang Berdiri pada Saluran Transmisi

1. Jalankan Software Transmission Line Simulator yang disediakan


2. Pada Menu Execution centang pada sub menu RUN dan SWITCH.
3. Pada menu Panel Centang Sumua pilihan : Line, Voltage, Current,
Insidence, Reflected guna menampilkan rangkaian dan bentuk gelombang
yang akan ditampilkan.
4. Pada Menu View digunakan untuk memilih tampilan Parameter
Execution, Parameter Sumber, Parameter Saluran Transmisi dan
Paremeter beban serta Arah Tegangan dan Arus Pada Tampilan
Rangkaian.
5. Lakukan Setting Untuk Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban untuk
kondisi beban berdiri gelombang penuh
Setting Sumber : C = 0 pf , R =50 Ω, frequensi = 150 MHz

Ofset Vdc = 0 V, Type sinyal AC = Sinusioda

Setting Saluran Transmisi : R = 0 Ω, R(p) = ~ , L = 166.7 nH/m ,

C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω

RL = 0 , RL = Hubung singkat untuk pantulan – max

Atau RL = ~ , RL = Terbuka untuk pantulan + Max.

6. Jalankan simulasi dengan menekan tombol ► dan stop simulasi dengan


menekan tombol ■ untuk mengamati bentuk gelombang
7. Rangkaian untuk gelombang di atas adalah sebagai berikut :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

8. Amati bentuk gelombang dan jelaskan dengan dengan singkat ?


9. Ulangi Percobaan diatas untuk parameter lainnya sehingga sehingga
diperoleh pola gelombang istimewa yaitu : Gelombang penuh, setengah
gelombang maupun seperempat gelomabang unruk kondisi beban terbuka
dan dan hubung singkat
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

4.3 Percobaan Saluran Transmisi

1. Buka file saluran_transmisi_sederhana.msm


2. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari
ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Rt. Isi tabel 1.
3. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari
ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Lt. Isi tabel 2.
4. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari
ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Ct. Isi tabel 3.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : BAYU SETIAWAN
NIM : 03041181621016

5. DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 1 Pengaruh perubahan Rt terhadap ateunasi dan pergeseran fase

No V pangkal T 2 −T 1
Rt (Ω/m) Vpangkal Vujung T2-T1 ×3600
. V ujung T
1.
2.
3.
4.

Tabel 2 Pengaruh perubahan Lt terhadap ateunasi dan pergeseran fase


No V pangkal T 2 −T 1
Lt (H/m) Vpangkal Vujung T2-T1 ×3600
. V ujung T
1.
2.
3.
4.

Tabel 3 Pengaruh perubahan Ct terhadap ateunasi dan pergeseran fase

No V pangkal T 2 −T 1
Ct (F/m) Vpangkal Vujung T2-T1 ×3600
. V ujung T
1.
2.
3.
4.

Anda mungkin juga menyukai